hasil 日本史
TRANSCRIPT
日本史
By :Widyastuti Utami
(2915121924)Winna Widya Lestari
(2915120183)
“Zaman Nara”奈良時代
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
Zaman Nara• Zaman Nara ( 奈良時代 narajidai) (710-794)
adalah salah satu zaman dalam pembagian periode sejarah Jepang yang dimulai ketika kaisar Genmei memindahkan ibu kota kekaisaran ke Heijō-kyō (Nara) pada tahun 710.
• Zaman Nara berlangsung selama 70 tahun hingga kaisar Kanmu memindahkan ibu kota ke Heian-kyō pada tahun 794.
• Tata kota Nara meniru model ibu kota Dinasti Tang di Cina. Kota-kota dibagi menjadi jalan-jalan besar, kantor pemerintahan, perumahan bangsawan, dan kuil-kuil Budha.
Pemerintahan
• Abad 710 : Heijokyo didirikan di Nara• Pada zaman Nara, Jepang secara terus menerus
mengadopsi praktik administrasi pemerintahan dari Cina.• Melalui perintah Revolusi Taika pada tahun 645, Jepang
menyusun ulang sistem pemerintahannya dengan mencontoh dari Cina. Hal ini membuka jalan bagi kekuatan filsafat Konfusianisme Tionghoa yang dominan di Jepang hingga abad ke-19.
• Hubungan luar negeri berlangsung dengan Silla dan hubungan formal dengan Dinasti Tang.
• Pada 784, ibu kota dipindahkan ke Nagaoka-kyō sebelum akhirnya dipindahkan ke Heian-kyō (Kyoto).
• Periode Nara pada abad ke-8 menandai sebuah negeri Jepang dengan kekuasaan yang tersentralisasi.
• Kekuasaan politik tidak selalu berada di tangan kaisar, melainkan di tangan bangsawan istana, shogun dan militer
Ekonomi• Di Heijo didirikan pasar
• Wado dan kaihō : Uang kuno berbentuk bulat yang terbuat dari tembaga dengan diameter 10,95 mm dan berat 0,13 ons
yang dibuat tahun 708 M • Mata pencaharian pertanian dan
pertambangan• Pada zaman ini kaum petani di desa
sangat miskin dan menderita karena pajak yang tinggi
Sosial-Budaya• Zaman Nara merupakan puncak pertama
dalam perkembangan budaya Jepang• Abad ke-5 dan abad ke-6 Masehi : Sistem
tulisan Tionghoa, agama Buddha, dan kebudayaan Cina lainnya dibawa masuk ke Jepang dari Kerajaan Baekje di Semenanjung Korea
• Kepercayaan : Buddha• Pendidikan hanya untuk kaum bangsawan• Buddhisme di Jepang dan seni ukir rupa
sebagian besar dipengaruhi oleh Buddhisme Cina
• Selesainya buku “Kojiki” - Cerita Zaman Kuno - (712) dan “Nihon Shoki” - Sejarah Jepang - (720)
• Segi arsitektur : Banyak bangunan atau kuil yang didirikan dengan meniru gaya bangunan Cina
Para ahli sejarah menyatakan bahwa sebagian cerita atau
sejarah dalam Nihongi atau Nihon
Shoki bukanlah sejarah yang sebenarnya,
terutama sejarah sebelum tahun 400
Masehi. Diperkirakan
kebohongan itu ditulis dengan
tujuan politik dan agama untuk mempertinggi
martabat kerajaan dan memberikan
bukti adanya zaman purbakala
Banyak tekanan dari pemerintah
daerah kepada masyarakat yang mayoritas petani
dan menyebabkan pemberontakan di
mana-manaSistem semua tanah dan orang dijadikan
milik negara mulai pudar. Karena sawah
yang disediakan untuk rakyat mulai
berkurang, pihak negara mengizinkan
penggunaan tanah yang baru dikultivasi
selamanya (Konden Einen Shizaiho). Tanah pribadi mulai muncul.
Kebudayaan• Perkembangan Buddha yang sangat pesat• Pembangunan Kuil Todaiji, Kuil pusat agama
Buddha• Pengaruh seni gaya Tang terlihat sangat
menonjol dalam kuil-kuil maupun isi dan perlengkapannya
• Kesusastraan : Kojiki (712) oleh Oo no Yasumaaro, Nihon Shoki di bawah pimpinan Pangeran Toneri dan buku Fudoki
• Penguasaan huruf kanji oleh kaum bangsawan
• Kaifuso : Sajak-sajak yang ditulis dalam huruf kanji
• Waka : Sejenis pantun klasik yang terdiri dari 31 suku kata
• Manyoshu : Kumpulan lagu yang syairnya ditulis dengan huruf kanji
• Buku Kojiki (712), Nihon Shoki, dan Fudoki
Kojiki Nihon Shoki
Harima no Kuni Fudoki
Pengarang-pengarang Kaifuso
Abe no Nakamaro Kibi no Makibi
Peninggalan• Kaisar Shōmu membangun kuil
Tōdaiji di Nara dengan patung Daibutsu
Kuil TōdaijiDaibutsu di kuil Tōdaiji
Stupa bertingkat lima di kuil Horyūji
Pada tahun 756 M
didirikan Shōshōin di dekat kuil Tōdaiji untuk menyimpan
barang-barang kesenian
peninggalan kaisar Shomu
Seni Arsitektur Azekura Zukuri : Bentuk bangunan panggung yang
dindingnya terbuat dari batang kayu
Patung Asura
Patung Vairocana Buddha
Permasalahan Politik, Sosial dan Ekonomi
• Sistem Ritsuryō yang berdasarkan konfusianisme, banyak yang bertentangan dengan ajaran agama Budha
• Perhatian kaisar yang lebih memusatkan kepada pembangunan secara besar-besaran kuil-kuil Budha, telah menguras keuangan negara dan tenaga kerja bakti seluruh rakyat
• Banyak petani di desa-desa yang hidup menderita• Banyak petani yang meninggalkan tanahnya
karena sudah tidak produktif dan menjadi gelandangan di kota
Pemecahan Masalah
• Konden Einen Shizaihō : Peraturan
tentang lahan pertanian baru.
Ditetapkan pada tahun 740.• Dampak terparah dari sistem
pemilikan tanah baru menyebabkan sistem pemerintahan hukum Taihō Ritsuryō menjadi semakin luntur sehingga mengakibatkan semakin lemahnya kekuasaan pemerintah pusat dan mulai munculnya golongan bangsawan yang berpengaruh, baik di pusat maupun di daerah.
Akhir Zaman Nara• Setelah diterapkannya kebijakan Konden
Einen Shizaihō, pemerintahan menjadi semakin kacau dan sistem pemerintahan
Taihō Ritsuryō semakin luntur dan mengakibatkan semakin lemahnya
kekuasaan pemerintah pusat• Bangsawan dan pendeta yang memiliki
banyak tanah menjadi semakin berkuasa• Tahun 784 : Kaisar Kammu memindahkan ibu
kota ke Nagaoka-kyō (10 tahun). Setelah itu, ibu kota dipindahkan kembali ke Heian-kyō
(kini Kyoto).
Kesimpulan
• Zaman Nara dimulai ketika kaisar Genmei memindahkan ibu kota kekaisaran ke Heijō-kyō (Nara) pada tahun 710.
• Zaman dimana agama Buddha berkembang pesat di Jepang
• Pada zaman ini banyak meniru hal-hal dari Dynasti T’ang
• Terjadi konflik internal antara bangsawan dan pendeta karena pendeta terlalu diistimewakan oleh Kaisar
• Peninggalan banyak berupa patung dan kuil Buddha serta karya sastra tentang kehidupan sosial pada zaman itu
• Zaman ini berakhir pada tahun 794, saat kaisar Kanmu memindahkan Ibu Kota dari Nara ke Heian Kyo (Kyoto)
どうも
ございますありがとう