harga gabah anjlok: tingkatkan nilai tambah pertanian · buletin apbn ol. i. d. 07, apr 2019 3...

16
Vol. IV, Edisi 7, April 2019 Tantangan Penerimaan PNBP SDA Perikanan Tangkap p. 7 ISO 9001:2015 Certificate No. IR/QMS/00138 ISSN 2502-8685 Hambatan Implementasi OSS Dalam Memacu Investasi di Indonesia p. 11 Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian p. 3

Upload: duongnhu

Post on 16-Jun-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian · Buletin APBN ol. I. d. 07, Apr 2019 3 Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian oleh Dahiri*) P anen raya merupakan

Vol. IV, Edisi 7, April 2019

Tantangan Penerimaan PNBP SDA Perikanan Tangkap

p. 7

ISO 9001:2015Certificate No. IR/QMS/00138 ISSN 2502-8685

Hambatan Implementasi OSS Dalam Memacu Investasi di

Indonesia p. 11

Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah

Pertanian p. 3

Page 2: Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian · Buletin APBN ol. I. d. 07, Apr 2019 3 Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian oleh Dahiri*) P anen raya merupakan

2 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 07, Apr 2019

Terbitan ini dapat diunduh di halaman website www.puskajianggaran.dpr.go.id

Tantangan Penerimaan PNBP SDA Perikanan Tangkapp.7

PNBP SDA perikanan tumbuh sebesar 19 persen dalam satu dekade terakhir. Kontribusi tertinggi SDA perikanan terhadap PNBP dicapai pada tahun 2017 sebesar Rp491 miliar dan terendah sebesar Rp79 miliar pada tahun 2015. Untuk PNBP SDA perikanan tangkap tumbuh 12 persen per tahun dalam tiga tahun terakhir. Namun demikian, illegal fishing, manipulasi tonase kapal >30 GT dan penentuan HPI masih menjadi tantangan bagi upaya peningkatan penerimaan PNBP dari sektor ini.

Hambatan Implementasi OSS Dalam Memacu Investasi di Indonesia p.11

LANGKAH Pemerintah untuk memberikan fasilitas dan insentif sebagaimana diumumkan dalam paket kebijakan ekonomi XVI lewat OSS (Online Single Submission), yang diinisiasi oleh Perpres Nomor 91 Tahun 2017 sebagai paket ekonomi yang diharapkan menjadi solusi bagi persoalan kemudahan investasi. Namun, implementasinya hingga kini masih menemui berbagai hambatan baik di tingkat pemerintah pusat maupun daerah yang saling terkait.

Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian p.3

Kritik/Saran

[email protected]

Dewan RedaksiRedaktur

DahiriRatna Christianingrum

Martha CarolinaRendy Alvaro

EditorAde Nurul Aida

Marihot Nasution

PANEN raya bukan merupakan hal istimewa bagi petani karena pada masa ini harga gabah cenderung anjlok dari sebelumnya. Anjloknya harga gabah juga sering dikaitkan dengan impor beras sehingga pada 2019 pemerintah belum melakukan impor. Namun harga gabah tetap juga anjlok. Hal tersebut akan berdampak pada penurunan kesejahteraan petani.

Penanggung JawabDr. Asep Ahmad Saefuloh, S.E.,

M.Si.Pemimpin Redaksi

Dwi Resti Pratiwi

Page 3: Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian · Buletin APBN ol. I. d. 07, Apr 2019 3 Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian oleh Dahiri*) P anen raya merupakan

3Buletin APBN Vol. IV. Ed. 07, Apr 2019

Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian

oleh Dahiri*)

Panen raya merupakan waktu yang ditunggu-tunggu oleh para petani, karena saatnya untuk

menikmati hasil kerja selama kurang lebih 3 bulan. Namun hal tersebut tidak seindah yang diharapkan, karena pada panen raya harga gabah cenderung anjlok. Petani mengeluhkan harga gabah selalu turun setiap musim panen tersebut. Anjloknya harga gabah juga sering dikaitkan dengan impor beras. Ada beberapa ahli berpendapat bahwa impor beras membuat harga gabah dan beras nasional tertekan atau turun (CNN Indonesia, 2018). Karena itu pada tahun 2019 pemerintah tidak melakukan impor beras sebagai upaya menjaga stabilitas harga. Namun upaya tersebut belum berhasil menjaga harga gabah tetap stabil. Harga gabah dalam 3 bulan terakhir ini yang juga merupakan masa panen raya terus mengalami penurunan. Harga gabah kering panen (GKP) dari Januari sebesar Rp5.353 menjadi Rp4.608 per kilogram di bulan Maret 2019 dan gabah kering giling (GKG) dari Rp5.780 menjadi Rp5.530 per kilogram. Penurunan harga tersebut berdampak pada kesejahteraan petani,yang dilihat dari penurunan nilai tukar petani (NTP) sebesar 107,58 di Januari 2019 menjadi 105,31 di Maret 2019. Menurut BPS, penurunan tersebut tidak lain merupakan imbas dari indeks harga hasil produksi pertanian lebih rendah dibandingkan dengan kenaikan indeks

harga barang dan jasa yang dikonsumsi rumah tangga (CNBC Indonesia, 2019). Padahal untuk menekan biaya produksi, pemerintah juga telah meningkatkan anggaran pupuk bersubsidi dalam APBN setiap tahunnya, dengan anggaran Rp13,96 triliun di tahun 2013 menjadi Rp29 triliun di tahun 2019. Namun hal tersebut belum mampu menopang kesejahteraan petani. Artinya perlu upaya lain dari pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan petani, diantaranya meningkatkan nilai tambah pertanian yang belum menjadi fokus pemerintah.

Meningkatkan Nilai Tambah PertanianPeningkatan nilai tambah pertanian merupakan bagian dari program prioritas pembangunan nasional yang ada dalam RPJMN 2015-2019. Peningkatan ini diharapkan dapat menjaga stabilitas harga khususnya pada musim panen raya dan merupakan jawaban atas persoalan gabah yang selalu turun pada masa panen raya. Namun upaya tersebut belum terlihat, karena dalam 11 tahun terakhir harga gabah selalu mengalami penurunan saat musim panen raya tiba yang disajikan dalam Gambar 1.

Pada Gambar 1 terlihat bahwa tren harga gabah sepanjang tahun 2008 sampai dengan tahun 2019 selalu turun pada triwulan pertama, padahal triwulan

AbstrakPanen raya bukan merupakan hal yang dinanti bagi petani karena pada masa

ini harga gabah cenderung anjlok dari sebelumnya. Anjloknya harga gabah juga sering dikaitkan dengan impor beras sehingga pada 2019 pemerintah belum melakukan impor. Namun harga gabah tetap juga anjlok. Hal tersebut akan berdampak pada penurunan kesejahteraan petani. Karena itu pemerintah perlu memikirkan hilir pertanian dengan memicu petani untuk meningkatkan nilai tambah pertanian dari jual gabah kering panen menjadi jual produk berupa beras, meningkatkan bantuan permodalan kepada petani dan menugaskan desa sentra produksi beras membentuk BUMDes penggilingan padi.

*) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: [email protected]

primer

Page 4: Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian · Buletin APBN ol. I. d. 07, Apr 2019 3 Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian oleh Dahiri*) P anen raya merupakan

4 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 07, Apr 2019

pertama tersebut merupakan masa panen raya. Saat ini petani cenderung lebih suka menjual gabah kering panen, karena langsung mendapatkan hasilnya sehingga dapat segera mengembalikan modal sendiri atau modal hasil dari pinjaman. Namun pada musim panen harga gabah cenderung anjlok. Anjloknya harga gabah tersebut akan berdampak langsung pada hasil pendapatan yang ikut turun. Sebagai contoh anjloknya harga gabah daerah sentra produksi beras di Indramayu, dimana harga gabah kering panen di tingkat petani sudah mencapai Rp3.500 sampai dengan Rp3.800 per kilogram (liputan6.com, 2019). Kondisi serupa juga terjadi di Kulonprogo, dimana berdasarkan informasi dari Kepala Dinas Pertanian dan Pangan, setempat bahwa harga gabah kering saat ini berkisar Rp3.000 sampai Rp3.200 per kilogram dari harga sebelumnya yang bisa mencapai Rp3.800 per kilogram. Adapun penyebab anjloknya harga tersebut dikarenakan masa panen raya dan Badan Urusan Logistik (Bulog) juga belum melakukan penyerapan yang

optimal ke tingkat petani (Pikiran Rakyat, 2019). Solusi dari kondisi tersebut tidak lain adalah petani harus meningkatkan nilai tambah hasil pertaniannya. Peningkatan yang dimaksud yaitu petani tidak lagi menjual gabah kering panen melainkan petani menjual produk gabahnya berupa produk beras. Analisis perbandingan hasil yang diperoleh oleh petani menjual gabah kering panen dengan produk beras disajikan dalam Tabel 1.

Berdasarkan Tabel 1, diperoleh bahwa petani dengan menjual produk gabah dengan konversi menjadi beras mendapatkan keuntungan yang paling besar, sebesar Rp12.881.908 atau lebih besar 208 persen dari pendapatan penjualan gabah kering panen yang sebesar Rp6.201.000. Untuk proses GKP menjadi beras petani juga hanya membutuhkan waktu kurang lebih 3 hari masa pengeringan GKP menjadi GKG. Sedangkan lama pengeringan berdasarkan data BPS 2018, petani mayoritas 58,13 persen melakukan

Sumber: BPS, diolah 2019 Catatan: * Penyusutan GKP ke GKG 83,38 persen ** Penyusutan GKG ke Beras 64,02 persen

Gambar 1. Tren Harga Gabah Kering Panen 2008-2019 (Rupiah per kilogram)

Sumber: Kementan, diolah

Tabel 1. Analisis Simulasi Laba Petani per Hektar (dalam Rupiah)Jml. GKP (kg)

Harga GKP (Rp/kg)

Pendapatan GKP (Rp)

Jml. GKG (kg)

Harga GKG (Rp/kg)

Pendapatan GKG (Rp)

Jml. Beras (kg)

Harga Beras (Rp/kg)

Pendapatan Beras (Rp)

5.200 3.800 19.760.000 4.335,76* 5.529 23.972.417 3.329,04** 8.636,36 28.750.800

Biaya 13.559.000 Biaya 14.204.372 Biaya 15.868.892

Laba Petani 6.201.000 Laba Petani 9.768.045 Laba Petani 12.881.908

Page 5: Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian · Buletin APBN ol. I. d. 07, Apr 2019 3 Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian oleh Dahiri*) P anen raya merupakan

5Buletin APBN Vol. IV. Ed. 07, Apr 2019

pengeringan gabah selama maksimal 2 hari. Meskipun ada pula yang melakukan pengeringan selama 3 sampai 5 hari. Hanya 0,72 persen petani yang melakukan pengeringan lebih dari 5 hari. Artinya dengan mengorbankan waktu tiga hari saja petani sudah mendapatkan keuntungan yang setara 3 bulan dalam masa tanam kembali. Apabila petani telah berubah mindset-nya untuk menjual produk gabahnya berupa beras, maka kesejahteraan petani jelas akan meningkat.

Perubahan mindset petani supaya menjual gabahnya menjadi produk beras jelas harus ada perhatian dari pemerintah. Pemerintah sebagai regulator dapat menugaskan Bulog untuk menyerap beras petani bukan gabah kering panen atau giling, karena selama ini Bulog lebih banyak menyerap gabah kering panen atau kering giling. Dengan beralihnya petani menjual gabah berupa beras, maka stabilitas harga mungkin dapat dicapai. Penurunan saat ini paling parah pada gabah kering panen, sedangkan penurunan gabah kering giling cenderung turun sedikit. Hal tersebut dikarenakan saat panen raya para petani menjual GKP, tapi pihak pengusaha penggilingan kesulitan menampung dan memproses GKP ke GKG mengingat tempat pengeringan juga terbatas. GKP apabila tidak segera dikeringkan maka potensi susut dan kerusakan gabah sangat besar. Sedangkan GKG dapat disimpan dalam waktu lama, dan potensi susut dan rusaknya sangat minim. Selain itu pemerintah juga harus meningkatkan bantuan permodalan bagi para petani khususnya petani yang memiliki atau menggarap kurang dari 2 hektar.

Meningkatkan Usaha Penggilingan Padi

Berdasarkan data BPS 2018, kondisi dunia penggilingan padi di Indonesia didominasi usaha penggilingan milik perorangan (berbentuk pengilingan keliling) sebesar 92,58 persen, sisanya

kepemilikan usaha penggilingan bervariasi seperti CV, PT, koperasi, BUMN, BUMD. Walaupun secara dominasi kepemilikan usaha penggilingan oleh perorangan, kualitas hasil gilingan gabah menjadi beras harus menjadi prioritas utama. Apabila mesin penggiling tidak dilengkapi dengan perlengkapan yang lengkap, maka produk beras dipastikan tidak akan memiliki mutu yang baik. Suatu usaha penggilingan pada umumnya memiliki perlengkapan mesin yang harus ada yaitu husker dan polisher. Kelengkapan yang dimaksud bukan dua mesin tersebut, melainkan mesin tambahan untuk menjamin mutu beras seperti separator (mesin pemisah gabah), shifter (mesin pemisah beras kepala, beras patah, dan menir), dan shining (mesin pengkristal/pencuci beras). Namun kondisi perlengkapan mesin penggilingan padi masih miris karena usaha penggilingan mayoritas sebesar 68,95 persen belum memiliki perlengkapan.

Usaha penggilingan padi merupakan bagian hilir pertanian yang perlu perhatian pemerintah. Namun selama ini pemerintah lebih banyak berfokus pada hulu pertanian. Ke depan, sebaiknya pemerintah mensinergikan bantuan untuk hulu pertanian dengan hilir pertanian demi membela petani dalam meningkatkan kesejahteraannya. Selain pemerintah dapat memberikan bantuan berupa penggilingan, salah satu langkah cukup efektif yaitu, menugaskan desa sentra produksi padi untuk membentuk BUMDes penggilingan padi yang sumber pendanaannya dari dana desa. Hal tersebut jelas tidak bertentangan karena salah satu mandat dana desa yaitu meningkatkan perekonomian desa. Dengan adanya BUMDes tersebut, maka desa berpotensi memperoleh penghasilan yang berkelanjutan. Penghasilan tersebut juga dapat dialokasikan untuk pembuatan atau perbaikan jalan usaha tani, sehingga mata rantai perekonomian di desa dapat lebih berkembang.

Page 6: Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian · Buletin APBN ol. I. d. 07, Apr 2019 3 Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian oleh Dahiri*) P anen raya merupakan

6 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 07, Apr 2019

RekomendasiUntuk mengatasi anjloknya harga pada musim panen raya dan sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan petani, maka perlu dilakukan beberapa upaya sebagai berikut oleh pemerintah: pertama, pemerintah harus meningkatkan perubahan mindset petani dari menjual GKP menjadi produk beras. Untuk memicu hal tersebut pemerintah dapat menugaskan Bulog untuk tidak menyerap gabah petani lagi, tapi Bulog akan menyerap beras petani. Hal tersebut dimungkinkan dapat menjadi pemicu agar para petani dapat meningkatkan nilai tambahnya dengan menjual produk berupa beras. Selain itu pemerintah juga harus meningkatkan bantuan permodalan bagi para petani khususnya petani yang memiliki atau menggarap kurang dari 2 hektar. Kedua, pemerintah dalam meningkatkan mutu beras nasional, maka pemerintah harus meningkatkan usaha penggilingan padi. Mengingat masih banyaknya usaha penggilingan yang tidak memiliki kelengkapan. Untuk mempercepat peningkatan tersebut pemerintah dapat menugaskan desa sentra produksi pagi untuk membentuk BUMDes penggilingan padi, guna memicu beralihnya kebiasan menjual gabah kering panen menjadi produk beras, serta dapat meningkatkan perekonomian desa.

Daftar Pustaka

BPS. 2018. SKGB (Konversi Gabah ke Beras) 2018. Jakarta : BPS.

CNN Indonesia. 2018. “Impor Beras Bikin Harga Gabah dan Beras Makin Tertekan”. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20180115195141-92-269101/impor-beras-bikin-harga-gabah-dan-beras-makin-tertekan , tanggal akses 9 April 2019.

CNBC Indonesia. 2019. Harga Gabah Anjlok Saat Pak Tani Panen, Ini Pembelaan Mentan. Diakses dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20190401194655-4-64166/harga-gabah-anjlok-saat-pak-tani-panen-ini-pembelaan-mentan , tanggal akses 9 April 2019.

Liputan 6. 2019. “Harga Gabah Kering

Panen di Indramayu Sentuh Rp 3.800, Bulog Diminta Gerak Cepat”. Diakses dari https://www.liputan6.com/bisnis/read/3933730/harga-gabah-kering-panen-di-indramayu-sentuh-rp-3800-bulog-diminta-gerak-cepat. Tanggal 9 April 2019

Eri. 2017. Ini Perbedaan Biaya Produksi Beras Sekala Kecil dengan PT. IBU. Diakses dari https://www.jawapos.com/ekonomi/bisnis/30/07/2017/ini-perbedaan-biaya-produksi-beras-skala-kecil-dengan-pt-ibu/, tanggal 13 April 2019.

Pikiran Rakyat. 2019. Petani Mengeluh Harga Gabah Anjlok. Diakses dari https://www.pikiran-rakyat.com/ekonomi/2019/04/08/petani-mengeluh-harga-gabah-anjlok, tanggal 15 April 2019.

Page 7: Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian · Buletin APBN ol. I. d. 07, Apr 2019 3 Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian oleh Dahiri*) P anen raya merupakan

7Buletin APBN Vol. IV. Ed. 07, Apr 2019

Tidak dipungkiri Indonesia memiliki perairan yang luas dengan garis pantai terpanjang kedua di dunia

setelah Kanada (KKP, 2018). Dengan potensi tersebut, sudah sepantasnya sektor perikanan memberikan kontribusi yang tinggi terhadap penerimaan negara bukan pajak (PNBP). Namun nyatanya, dalam satu dekade terakhir, kontribusi SDA perikanan terhadap PNBP masih sangat kecil dibandingkan dengan tiga sektor penyumbang PNBP SDA non migas lainnya seperti minerba, kehutanan dan panas bumi. Laporan LKPP pemerintah dalam 10 tahun terakhir menunjukkan bahwa kontribusi SDA perikanan relatif masih rendah atau rata-rata hanya sebesar Rp241

miliar, namun SDA perikanan tumbuh lebih cepat dibandingkan dengan SDA minerba dan kehutanan dengan laju pertumbuhan sebesar 19 persen per tahun. Secara rinci di Gambar 2 ditunjukkan bahwa PNBP SDA perikanan tangkap masih lebih dominan sebagai penyumbang PNBP perikanan secara umum. Pada tahun 2016, realisasi PNBP perikanan tangkap mencapai Rp357 miliar atau menyumbang sebesar 99,8 persen dari total penerimaan PNBP. Sedangkan PNBP SDA perikanan budidaya hanya menyumbang 0,2 persen. Secara nominal, PNBP SDA perikanan tangkap tumbuh 37 persen pada tahun 2017, namun turun kembali

Tantangan Penerimaan PNBP SDA Perikanan Tangkap

oleh Dwi Resti Pratiwi*)Mujiburrahman**)

AbstrakPNBP SDA perikanan tumbuh sebesar 19 persen dalam satu dekade terakhir.

Kontribusi tertinggi SDA perikanan terhadap PNBP dicapai pada tahun 2017 sebesar Rp491 miliar dan terendah sebesar Rp79 miliar pada tahun 2015. Untuk PNBP SDA perikanan tangkap tumbuh 12 persen per tahun dalam tiga tahun terakhir. Namun demikian, illegal fishing, manipulasi tonase kapal >30 GT dan penentuan HPI masih menjadi tantangan bagi upaya peningkatan penerimaan PNBP dari sektor ini.

*) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: [email protected]**) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: [email protected]

sekunder

Gambar 1. PNBP SDA Perikanan 2009-2018 (miliar Rupiah)

Sumber: LKPP, 2017 dan Kemenkeu, 2018

Gambar 2. PNBP SDA Perikanan Tangkap dan Budidaya 2016-2017

(miliar Rupiah)

Sumber: Kemenkeu, 2019

Page 8: Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian · Buletin APBN ol. I. d. 07, Apr 2019 3 Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian oleh Dahiri*) P anen raya merupakan

8 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 07, Apr 2019

menjadi negatif 9 persen pada tahun 2018 atau berkurang dari Rp490 triliun menjadi Rp448 triliun pada tahun 2018. Lain halnya dengan perikanan budidaya dimana pada tahun 2017 tumbuh minus 46 persen, tapi meningkat kembali pada tahun 2018 sebesar 42 persen atau naik dari Rp178 juta menjadi Rp252 juta pada tahun 2018. Pertanyaan penting yang harus dijawab kemudian adalah mengapa PNBP SDA perikanan yang dominan disumbang oleh SDA perikanan tangkap masih sangat rendah dan menjadi yang terkecil dibandingkan dengan SDA non migas lainnya dalam mendorong PNBP. Padahal potensi sumber daya perikanan tangkap Indonesia sangat besar dan dan beraneka ragam yang tersebar di seluruh wilayah Kepulauan Republik Indonesia. Bagaimana Potensi SDA Perikanan Tangkap?Produksi perikanan Indonesia diperoleh dari perikanan tangkap baik di laut maupun di perairan umum daratan dan perikanan budidaya termasuk rumput laut. Data yang dirilis oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP, 2019), jumlah produksi perikanan tangkap terus mengalami peningkatan terutama perikanan laut. Per Desember 2017, jumlah produksi perikanan tangkap mencapai 6,89 juta ton. Jumlah ini meningkat lima persen dibandingkan dengan jumlah produksi tahun sebelumnya yang mencapai 6,58 juta ton. Dari jumlah tersebut, 6,42 juta ton atau 93,21 persen berasal dari perikanan laut. Selebihnya 467 ribu ton atau 6,79 persen berasal dari perairan umum daratan. Produksi perikanan tangkap tersebut tumbuh 2,05 persen per tahun dalam empat tahun terakhir di mana volume produksi perikanan tangkap tersebut ditaksir mencapai Rp158 triliun (Bisnis Indonesia, 2018). Potensi produksi perikanan tangkap yang meningkat tersebut berbanding lurus dengan ekspor produk perikanan Indonesia. Data KKP (2018) menunjukkan bahwa ekspor produk perikanan Indonesia naik sebesar 0,3 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau meningkat dari 1,075

juta ton pada tahun 2016 menjadi 1,078 juta ton pada tahun 2017. Nilai ekspor produk perikanan juga meningkat 8,4 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya atau naik dari USD4,172 miliar pada tahun 2016 menjadi USD4,524 miliar pada tahun 2017. Beberapa komoditas perikanan tangkap mengalami peningkatan nilai ekspor seperti udang sebesar 0,53 persen, tuna tongkol cakalang (TTC) 18,57 persen, rajungan dan kepiting 29,46 persen dan cumi sotong gurita sebesar 16,54 persen. Peningkatan jumlah ekspor produk perikanan tangkap tersebut berdampak pada naiknya PDB sektor perikanan. Tidak mengherankan bila kemudian PDB sektor ini menunjukkan tren yang terus meningkat dalam empat tahun terakhir. Rata-rata nilai PDB perikanan tumbuh 13 persen per tahun atau naik dari Rp245 triliun pada 2014 menjadi Rp350 triliun pada tahun 2017. Namun, besarnya sumbangan PDB sektor perikanan tersebut tidak sebanding dengan kontribusi SDA perikanan terhadap PNBP. Persentase PDB perikanan terhadap PNBP sangat kecil sekali atau hanya 0,14 persen. Padahal meningkatnya produksi dan ekspor produk perikanan terutama perikanan tangkap berdampak pada peningkatan PNBP SDA perikanan. Hal ini harus menjadi fokus lembaga legislatif apalagi dengan diterbitkannya UU No. 9 Tahun 2018 Tentang PNBP yang diharapkan tidak sekedar memperbaiki regulasi namun dalam implementasinya masih sangat lemah dan bahkan tidak memiliki dampak signifikan dalam upaya mendorong peningkatan penerimaan negara bukan pajak terutama dari sektor SDA perikanan. Menjadi pertanyaan kemudian adalah apa saja tantangan penerimaan PNBP SDA perikanan tangkap?Illegal FishingPotensi kekayaan laut dan perikanan Indonesia ternyata tidak sebanding dengan penerimaan negara bukan pajak. Ada banyak faktor yang dianggap sebagai penyebab utama minimnya akselerasi PNBP SDA

Page 9: Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian · Buletin APBN ol. I. d. 07, Apr 2019 3 Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian oleh Dahiri*) P anen raya merupakan

9Buletin APBN Vol. IV. Ed. 07, Apr 2019

perikanan terutama perikanan tangkap. Salah satunya adalah illegal fishing. Praktik penangkapan ikan ilegal yang dilakukan baik oleh nelayan domestik maupun asing diyakini merugikan negara Indonesia. Tindakan tersebut telah menyebabkan berkurangnya jumlah hasil tangkapan ikan secara legal dan tidak sedikit jumlah hasil tangkapan ikan yang tidak dilaporkan. Oleh karena itu, dalam empat tahun terakhir, Menteri KKP merespon dengan sangat serius masalah ini dengan kebijakan menenggelamkan kapal-kapal penangkap ikan ilegal terutama kapal asing. Hingga tahun 2018, sudah 488 kapal ilegal ditenggelamkan. Menurut Menteri Susi, kerugian negara akibat tindakan penangkapan ilegal ini pernah mencapai Rp2.000 triliun (CNBC Indonesia, 2018). Jika praktek ini terus berlanjut, maka tidak menutup kemungkinan akan menggerus potensi penerimaan negara SDA perikanan terutama perikanan tangkap. Manipulasi Ukuran Fisik Kapal dan Catatan Logbook InvalidSalah satu ukuran penentu pemungutan tarif PNBP SDA perikanan tangkap adalah ukuran tonase kapal. Manipulasi ukuran kapal merupakan penyebab lain yang dapat mengurangi potensi penerimaan negara. Hal ini dinyatakan oleh Satria (2015) bahwa PNBP yang dipungut di sektor ini masih ditunjukkan untuk kapal berukuran lebih dari 30 GT dan beroperasi di atas 12 mil. Padahal jika dilihat struktur armada kapal penangkap ikan Indonesia masih didominasi oleh armada kapal kecil dengan ukuran di bawah 30 GT. Data KKP (April 2019) menunjukkan jumlah armada perikanan dengan ukuran kapal di atas 30 GT berjumlah 295 kapal pengangkut dan kapal penangkap ikan berjumlah 4.828 unit dengan jumlah wajib bayar sebanyak 2.238 unit. Jumlah ini sangat kecil bila dibandingkan dengan jumlah total kapal perikanan pada tahun 2015 sebanyak 590.352 unit. Patut diduga bahwa ada upaya manipulasi ukuran kapal yang dilakukan oleh pengusaha perikanan. Hal ini sesuai dengan hasil kajian yang dilakukan oleh Nugroho et al. (2014). Dalam kajian tersebut disebutkan bahwa

ditemukan adanya pengusaha perikanan yang melaporkan ukuran kapalnya tidak sesuai dengan ukuran tonase yang sebenarnya. Selain manipulasi ukuran kapal, hal lain yang ditemukan dalam kajian Nugroho et al. adalah ketidaksesuaian pencatatan volume ikan yang ditangkap. Pencatatan jumlah volume ikan yang ditangkap antara logbook dengan pencatatan di tempat pendaratan ikan (TPI) oleh pihak otoritas syahbandar tidak sama. Hasil ini didapat saat dilakukan survei di pelabuhan PPS Cilacap yang menunjukkan bahwa pencatatan pada saat pendaratan ikan yang dilakukan oleh bagian syahbandar tidak pernah disandingkan dengan pencatatan logbook kapal. Hasil yang sama juga ditemukan oleh tim penyusun analisis optimalisasi PNBP SDA perikanan Pusat Kajian Anggaran DPR RI yang turun langsung ke Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN Brondong) Lamongan Jawa Timur beberapa waktu yang lalu. Petugas syahbandar PPN Brondong tidak melakukan verifikasi kembali data jumlah ikan yang didaratkan di pelabuhan dengan data yang dicatat di logbook kapal. Harga Patokan Ikan (HPI) Belum DirevisiTidak saja ukuran dan produktivitas kapal yang dihitung dalam tarif pungutan PNBP SDA perikanan. Hal lain yang turut dihitung adalah harga patokan ikan (HPI) yang didaratkan oleh nelayan/pengusaha perikanan. Menurut PP No. 75 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis PNBP yang Berlaku Pada KKP sebagaimana diatur dalam pasal 7 ayat 3 bahwa HPI adalah harga patokan ikan yang ditetapkan oleh Kementerian Perdagangan secara periodik berdasarkan harga jual rata-rata tertimbang ikan yang berlaku di pasar domestik dan/atau internasional. Jika ditelusuri lebih jauh, HPI dalam menghitung PNBP SDA perikanan masih menggunakan Permendag No 13 Tahun 2011 Tentang Penetapan HPI untuk Penghitungan Pungutan Hasil Perikanan. Dari regulasi tersebut, penulis menemukan bahwa HPI untuk produk perikanan tangkap seperti

Page 10: Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian · Buletin APBN ol. I. d. 07, Apr 2019 3 Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian oleh Dahiri*) P anen raya merupakan

10 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 07, Apr 2019

cakalang masih berada pada Rp8.800/kg. Sedangkan harga ikan lainnya seperti tongkol masih sebesar Rp11.800/kg, kembung Rp11.800/kg dan udang putih Rp34.200/kg. Padahal harga ikan selalu mengalami kenaikan setiap tahun. Harga eceran ikan yang dirilis oleh KKP hingga per April 2019 menunjukkan kenaikan yang sangat signifikan. Misalnya, harga cakalang naik sebesar 73 persen dari Rp8.800/kg pada tahun 2011 menjadi Rp33.110/kg pada tahun 2019 atau mengalami pertumbuhan

RekomendasiPerkembangan penerimaan PNBP SDA perikanan tangkap yang masih relatif kecil dalam satu dekade terakhir dimana nilainya masih di bawah setengah triliun rupiah dan tidak menunjukkan potensi yang sebenarnya dapat diperoleh, maka pemerintah perlu untuk: pertama, memastikan praktik illegal fishing benar-benar tidak ada lagi di perairan Indonesia dengan meningkatkan pengawasan perairan laut. Kedua, melakukan penyesuaian harga patokan ikan secara periodik dengan mengikuti perkembangan harga pasar domestik dan internasional dengan mengubah Permendag No 13 Tahun 2011. Ketiga, mengkoordinasikan kementerian terkait untuk melakukan pengukuran ulang tonase kapal di gerai perizinan seluruh Indonesia agar tidak ada lagi pengusaha perikanan yang melakukan manipulasi tonase kapal.

sebesar 18 persen per tahun. Sedangkan ikan tongkol, kembung dan udang putih rata-rata naik masing-masing sebesar 60 dan 59 persen. Harga ikan baik tongkol, kembung dan udang putih mengalami pertumbuhan rata-rata 12 persen per tahun. Sudah seharusnya pemerintah merevisi Permendag ini agar perhitungan tarif pungutan PNBP SDA perikanan sesuai dengan mekanisme harga sebagaimana yang diatur dalam PP Nomor 75 Tahun 2015 tentang Tarif PNBP SDA Perikanan.

Daftar PustakaBisnis Indonesia. 2018. Perikanan Tangkap: Target Produksi 2018 Melesat Padahal 2017 Meleset. Diakses dari https://ekonomi.bisnis.com/read/20180115/99/726538/perikanan-tangkap-target-produksi-2018-melesat-padahal-2017-meleset tanggal 18 April 2019.BPK. 2017. Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP). CNBC Indonesia. 2018. Susi Akui RI Pernah Rugi Rp 2000 Triliun Akibat Illegal Fishing. Diakses dari https://www.cnbcindonesia.com/news/20180626075822-4-20458/susi-akui-ri-pernah-rugi-rp-2000-t-akibat-illegal-fishing tanggal 18 April 2019. Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2019. Laporan Empat Tahun Kerja Kita Prestasi Bangsa. Jakarta. Kementerian Kelautan dan Perikanan.

2019. Harga Ikan Eceran. Diakses dari http://wpi.kkp.go.id/info_harga_ikan/ tanggal 18 April 2019. Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2019. Nilai Ekspor Perikanan Indonesia Naik 8,12 Persen. Diakses dari https://kkp.go.id/artikel/1337-nilai-ekspor-perikanan-indonesia-naik-8-12-persen tanggal 18 April 2019. Kementerian Keuangan. 2019. Optimalisasi PNBP Sektor SDA. Diskusi Pakar Pusat Kajian Anggaran Badan Keahlian DPR RI. Jakarta. Nugroho A, Tenrini RH, Samosir AP. 2014. Analisis Potensi Penerimaan Negara Bukan Pajak Sektor Perikanan Tangkap. Jurnal Borneo Administrator. Vol 10. 2:2014. Satria, A. 2015. Politik Kelautan dan Perikanan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Page 11: Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian · Buletin APBN ol. I. d. 07, Apr 2019 3 Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian oleh Dahiri*) P anen raya merupakan

11Buletin APBN Vol. IV. Ed. 07, Apr 2019

Peran serta investor dalam mendukung pembangunan ekonomi Indonesia menjadi

sangat penting dan relevan di tengah terbatasnya kemampuan APBN. Dalam upayanya mendorong peran serta investor, pemerintah telah menerbitkan paket kebijakan ekonomi XVI tentang Percepatan Pelaksanaan Berusaha, sebagai tindak lanjut atas Perpres Nomor 91 Tahun 2017. Paket Kebijakan tersebut mengamanatkan penerapan sistem perizinan berusaha terintegrasi secara elektronik atau OSS (Online Single Submission), dalam rangka menyederhanakan proses perizinan berusaha dengan aturan pelaksanaan yang sesuai dengan PP Nomor 24 Tahun 2018 yang mengatur mengenai pelaksanaan Perizinan Berusaha, Sistem OSS, maupun pembentukan Lembaga OSS. OSS secara resmi diluncurkan pada 8 Juli 2018, namun pada tataran implementasinya hingga kini masih menemui berbagai hambatan. Seperti disampaikan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, bahwa OSS masih cukup banyak memiliki tantangan dan kesulitan (Liputan 6, 2019). OSS sendiri diharapkan menjadi solusi bagi hambatan investasi di Indonesia. Sebagai informasi, berdasarkan 190 kasus investasi pada POKJA4 Kemenko Perekonomian, faktor penghambat

investasi utama antara lain perizinan (32,6 persen), pengadaan lahan (17,3 persen), serta regulasi dan kebijakan (15,2 persen) (BKPM, 2018).

Berdasarkan data dari Global Competitive Report 2018, bahwa daya saing investasi Indonesia dilihat dari perspektif biaya dan waktu untuk memulai usaha, Indonesia menempati urutan kedua terendah di atas Filipina dan berada di bawah Brunei Darussalam, Malaysia, serta Vietnam (Gambar 1). Disamping itu, faktor efisiensi birokrasi pemerintahan masih menjadi salah satu problema utama investasi dengan

Gambar 1. Biaya dan Waktu untuk Memulai Usaha di Kawasan ASEAN

Sumber: World Economic Forum (2018)

AbstrakLangkah pemerintah untuk memberikan fasilitas dan insentif sebagaimana

diumumkan dalam paket kebijakan ekonomi XVI lewat OSS (Online Single Submission), yang diinisiasi oleh Perpres Nomor 91 Tahun 2017 sebagai paket ekonomi yang diharapkan menjadi solusi bagi persoalan kemudahan investasi. Namun, implementasinya hingga kini masih menemui berbagai hambatan baik di tingkat pemerintah pusat maupun daerah yang saling terkait. Di tingkat pusat, hambatan yang mengemuka adalah persoalan kelembagaan, sementara di tingkat daerah yaitu persoalan standar pelayanan. Kondisi ini akan mempengaruhi daya saing dan iklim investasi di Indonesia apabila tidak segera dibenahi.

Hambatan Implementasi OSS Dalam Memacu Investasi di Indonesia

oleh Jesly Y. Panjaitan*)Matius Winarno**)

sekunder

*) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: [email protected]**) Analis APBN, Pusat Kajian Anggaran, Badan Keahlian Dewan DPR RI. e-mail: [email protected]

Page 12: Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian · Buletin APBN ol. I. d. 07, Apr 2019 3 Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian oleh Dahiri*) P anen raya merupakan

12 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 07, Apr 2019

perolehan persentase sebesar 11,1 persen, di belakang faktor korupsi dengan persentase sebesar 13,8 persen (WEF, 2018). Hal itu mengindikasikan masih terdapat inefisiensi dalam kemudahan perizinan khususnya dari sisi biaya dan waktu perizinan.

Implementasi OSS yang belum berjalan baik dalam memangkas biaya dan waktu perizinan dituding menjadi penghambat iklim investasi di Indonesia, seperti disampaikan oleh ekonom INDEF Ariyo DP Irhamna, bahwa OSS memiliki tujuan yang baik yakni untuk menggenjot investasi namun implementasi yang masih jauh dari harapan justru membuat para investor enggan menanamkan uangnya di Indonesia (Kompas, 2019). Hal itu berujung pada tidak tercapainya target realisasi investasi tahun 2018. Kenyataan itu berbanding terbalik dengan realisasi investasi pada tahun 2014 hingga tahun 2017 dengan capaian yang selalu berada di atas 100 persen. Sebagaimana diketahui sepanjang tahun 2018, akumulasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) hanya mencapai Rp721,3 triliun dari target yang ditetapkan sebesar Rp765 triliun atau sekitar 93,4 persen dari target yang dipatok Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Penurunan pencapaian target realisasi investasi tersebut dapat berimbas penurunan laju pertumbuhan ekonomi. BKPM mengakui perlambatan investasi sepanjang tahun 2018 menjadi salah satu penyebab pertumbuhan ekonomi tahun lalu sebesar 5,17 persen, di bawah target APBN sebesar 5,4 persen (CNN Indonesia, 2019).

Hambatan Di Pusat

OSS merupakan interkoneksi dan integrasi sistem pelayanan perizinan yang ada di BKPM/PTSP Pusat (SPIPISE), PTSP daerah (SiCantik), sistem dari berbagai K/L penerbit perizinan, termasuk sistem Indonesia National Single Window (INSW) Bea Cukai, Sistem AHU Kemenkumham, Sistem Informasi Adminduk Kemdagri. Cakupan yang luas dan kompleksitas yang tinggi dari sistem perizinan OSS ditambah lagi pengalihan pengelolaan yang kini tengah dipindahtangankan dari

Kemenko Perekonomian kepada BKPM, menjadi hambatan tersendiri bagi BKPM selaku pengampu lembaga OSS terkait kesiapan dan adaptasi.

Pada tataran kelembagaan di tingkat K/L, beberapa hambatan dalam implementasi OSS diantaranya belum terselesaikannya pembahasan Norma, Standar, Prosedur, dan Kriteria (NSPK) perizinan berusaha terintegrasi oleh K/L dan belum diaturnya secara jelas fungsi, organisasi, SDM, dan pendanaan untuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) dalam menunjang sistem OSS oleh Mendagri (Kemenko Perekonomian, 2018). Belum terselesaikannya NSPK menyebabkan aturan mengenai tenggat waktu pengurusan komitmen menjadi ditiadakan sementara, karena konsep perizinan melalui OSS itu sendiri pada dasarnya disetujui dahulu oleh BKPM dalam bentuk nomor induk berusaha (NIB) yang juga berfungsi sebagai TDP, API dan Akses Kepabeanan bagi para pengusaha yang mengajukan perizinan. Kemudian sesudah izin tersebut terbit, pengusaha harus mengurus penyelesaian komitmen perizinan mereka sendiri dengan tenggat waktu tertentu dan apabila pengusaha tak dapat memenuhi komitmen perizinan maka sistem dengan sendirinya akan mencabut izin yang telah terbit. Menurut Ketua Persiapan OSS Muwasiq M. Noor, pelonggaran aturan ini diberikan hingga proses penyelesaian NSPK dari masing-masing K/L selesai (Bisnis Indonesia, 2018). Sampai dengan penghujung 2018, setidaknya ada 9 K/L yang belum menyelesaikan NSPK (Gambar 2).

Istilah NSPK mulai dikenal sejak pemberlakuan PP Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota. Secara spesifik keberadaan NSPK ini diatur dalam pasal 9 (ayat 1) dan 11 di dalam PP tersebut. Dalam pasal 9 disebutkan Menteri/Kepala lembaga pemerintah non departemen menetapkan norma, standar, prosedur, dan kriteria untuk pelaksanaan urusan wajib dan urusan pilihan, sementara dalam pasal 11 disebutkan Pemerintahan daerah provinsi dan pemerintahan daerah

Page 13: Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian · Buletin APBN ol. I. d. 07, Apr 2019 3 Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian oleh Dahiri*) P anen raya merupakan

13Buletin APBN Vol. IV. Ed. 07, Apr 2019

kabupaten/kota dalam melaksanakan urusan pemerintahan wajib dan pilihan berpedoman kepada norma, standar, prosedur, dan kriteria sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1). Dengan demikian, keberadaan NSPK yang ditetapkan K/L memegang peranan penting karena menjadi pegangan bagi daerah dalam memperjelas urusan-urusan yang menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota. Terkait OSS, Pokok-pokok muatan NSPK-nya antara lain mencakup Definisi, Persyaratan, Tatacara Penerbitan Izin, Masa Berlaku Izin, dan Pengawasan (Kemenko Perekonomian, 2018).

Hambatan Di Daerah

Hambatan implementasi OSS juga dialami oleh Pemerintah Daerah. Sistem OSS yang kini berada di BKPM masih sulit terintegrasi dengan sistem perizinan di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota (CNN Indonesia, 2019). Hambatan itu diantaranya berupa standar pelayanan dalam bentuk kecepatan perizinan OSS yang belum dapat diimbangi oleh kecepatan PTSP di berbagai daerah. Sebagai contoh, untuk DKI Jakarta, sistem OSS yang digagas oleh pemerintah pusat belum bisa disinkronisasikan dengan sistem di DKI Jakarta, karena masalah teknis. Masalah teknis tersebut yaitu perbedaan standar pelayanan OSS dan standar pelayanan yang dimiliki sistem di Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta, seperti yang disampaikan oleh Kepala DPMPTSP DKI Jakarta Edy Junaedi (Bisnis Indonesia, 2019). Hal tersebut sejalan dengan temuan BPK (2018) yang menyatakan masih ada PTSP yang belum memiliki standar pelayanan publik untuk mendukung pelayanan yang mudah, murah, cepat, dan tepat. Selain itu dari sisi regulasi, belum ada pedoman teknis pelaksanaan OSS di daerah, dan belum semua K/L menuntaskan NSPK yang nantinya harus dikoordinasikan dengan daerah (Kemdagri, 2018).

Satgas percepatan kemudahan berusaha yang telah ada di tingkat K/L, Provinsi, dan Kabupaten/Kota juga dinilai belum optimal dalam mendongkrak realisasi investasi pasca pemberialn izin lewat OSS, untuk itu BKPM akan optimalkan kinerja Satuan Tugas (Satgas) percepatan berusaha untuk mendongkrak investasi dengan melakukan pengawalan komitmen investor yang telah mengajukan lewat OSS yang nantinya akan bekerja melengkapi sistem OSS yang tengah berjalan (Tempo, 2019). Sebagaimana diketahui, berdasarkan Permenko Nomor 8 tahun 2017 satgas dibentuk untuk meningkatkan pelayanan, pengawalan, penyelesaian hambatan, penyederhanaan, dalam rangka percepatan penyelesaian perizinan berusaha.

Gambar 2. K/L Yang Belum Menyelesaikan NSPK OSS

Sumber: Kemenko Perekonomian (2018)

Page 14: Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian · Buletin APBN ol. I. d. 07, Apr 2019 3 Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian oleh Dahiri*) P anen raya merupakan

14 Buletin APBN Vol. IV. Ed. 07, Apr 2019

RekomendasiApabila pemerintah gagal mewujudkan kemudahan berusaha bagi investor sebagaimana dijanjikan melalui paket kebijakan ekonomi XVI dikarenakan belum matangnya sistem OSS beserta perangkat pendukungnya, besar kemungkinan pemerintah akan kehilangan kepercayaan dan peran serta investor dalam mendukung pembangunan ekonomi Indonesia. Menjadi sangat penting bagi pemerintah agar merampungkan permasalahan OSS untuk mewujudkan kepastian berusaha. Untuk itu, rekomendasi yang dapat diberikan antara lain: pertama, penyediaan sarana pendukung dan pendampingan bagi BKPM selaku pengampu lembaga OSS. Kedua, percepatan penuntasan NSPK K/L di tingkat pusat agar dapat segera dikoordinasikan dengan masing-masing pemerintah daerah, sehingga menjadi jelas mana yang menjadi kewenangan provinsi dan kabupaten/kota dalam pelaksanaan OSS. Ketiga, harmonisasi standar pelayanan antara Lembaga OSS dan PTSP daerah yang ditopang oleh optimalisasi kinerja Satgas Percepatan Berusaha di tingkat K/L, Provinsi, dan Kabupaten/Kota.

Daftar Pustaka

Bisnis Indonesia, 04 Oktober 2018. Penyelesaian Komitmen Izin Usaha Lewat OSS Masih Dilonggarkan. Diakses dari https://ekonomi.bisnis.com/read/20181004/9/845751/penyelesaian-komitmen-izin-usaha-lewat-oss-masih-dilonggarkan pada 10 April 2019.

BKPM. 2018. Peran BKPM dalam Percepatan Kemudahan Berusaha di Indonesia. Diskusi International Business Integrity Conference 2018, Jakarta.

BPK RI. 2018. Siaran Pers: BPK Simpulkan Pemenuhan Guru, Pengelolaan Obat, Adminduk, dan

PTSP Belum Efektif. Diakses dari http://www.bpk.go.id/news/bpk-simpulkan-pemenuhan-kebutuhan-guru-pengelolaan-obat-adminduk-dan-ptsp-belum-efektif pada 09 Maret 2019.

CNN Indonesia, 06 Februari 2019. BKPM Akui Investasi BIkin Laju Ekonomi Jauh dari APBN. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190206124824-532-366809/bkpm-akui-investasi-bikin-laju-ekonomi-jauh-dari-target-apbn pada 16 April 2019.

CNN Indonesia, 14 Januari 2019. Jokowi Akui Kesulitan Laksanakan Izin Investasi Online. Diakses dari https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20190114115243-532-360605/jokowi-akui-kesulitan-laksanakan-izin-investasi-online pada 11 April 2019,

World Economic Forum, 2018. Global Competitiveness Index 2018, Geneva

World Economic Forum, 2018. The Global Competitive Report 2017-2018, Geneva

Kemenko Perekonomian, 2018. Implementasi PP 24 Tahun 2018 Tentang Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (OSS).

Kemenko Perekonomian, 2018. Persiapan Pelaksanaan OSS.

Kementerian Dalam Negeri, 2018. Optimalisasi Peran PTSP Daerah Mendukung OSS. Direktorat Jenderal Bina Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri.

Kompas, 07 Februari 2019. Indef Nilai OSS Justru Hambat Investasi Asing. Diakses dari https://ekonomi.kompas.com/read/2019/02/07/183321426/indef-nilai-oss-justru-hambat-investasi-asing pada 08 April 2019.

Liputan 6, 06 Februari 2019. Kepala BKPM akui Penerapan OSS Masih Banyak Kendala. Diakses dari https://www.liputan6.com/bisnis/read/3888649/kepala-bkpm-akui-penerapan-oss-masih-banyak-kendala pada 04 April 2019.

Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 Tentang Pelayanan Perizinan

Page 15: Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian · Buletin APBN ol. I. d. 07, Apr 2019 3 Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian oleh Dahiri*) P anen raya merupakan

15Buletin APBN Vol. IV. Ed. 07, Apr 2019

Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik.

Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Kota.

Peraturan Presiden Nomor 91 tahun 2017 Tentang Percepatan Pelaksanaan

Berusaha

Tempo. Februari 2019. BKPM Bakal Optimalkan Kinerja Satgas Percepatan Berusaha. Diakses dari https://bisnis.tempo.co/read/1173375/bkpm-bakal-optimalkan-kinerja-satgas-percepatan-berusaha/full&view=ok pada 09 Maret 2019.

Page 16: Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian · Buletin APBN ol. I. d. 07, Apr 2019 3 Harga Gabah Anjlok: Tingkatkan Nilai Tambah Pertanian oleh Dahiri*) P anen raya merupakan

“Siap Memberikan Dukungan Fungsi Anggaran Secara Profesional”

Buletin APBNPusat Kajian AnggaranBadan Keahlian DPR RI

www.puskajianggaran.dpr.go.idTelp. 021-5715635, Fax. 021-5715635

e-mail [email protected]