hanni bhestari h

124
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) II DI SMA NEGERI 8 KOTA BENGKULU PERIODE 2014/2015 Oleh: Hanni Bhestari H A1E011038 UNIT PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)

Upload: hanni-bhestari-hayuningtyas

Post on 04-Oct-2015

42 views

Category:

Documents


10 download

DESCRIPTION

PPL 2

TRANSCRIPT

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) IIDI SMA NEGERI 8 KOTA BENGKULUPERIODE 2014/2015

Oleh:

Hanni Bhestari H A1E011038

UNIT PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL)FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKANUNIVERSITAS BENGKULU 2014

HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN AKHIRPRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL-2)MAHASISWA FKIP UNIVERSITAS BENGKULUPERIODE 2014/2015

Oleh:Nama: Hanni Bhestari HNPM: A1E011038Prodi: Pendidikan Fisika

Telah Diperiksa dan Disahkan Oleh Guru Pamong, Dosen Pembimbing, dan Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Kota Bengkulu Bengkulu, Januari 2015Dosen Pembimbing

Drs. Irwan Koto, MA, P.hDNIP. 19600418 198703 1 000Guru Pamong

Yuli Widiastuti, S.PdNIP. 197607272003122003

Mengetahui,Kepala SMA Negeri 8 Kota Bengkulu

Dra. Zurevasilawani M.PdNIP. 19670601199203200

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-Nyalah, maka penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) II yang dilakukan di SMA Negeri 8 Kota Bengkulu pada T.A 2014/2015 ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Laporan akhir ini merupakan laporan dari seluruh rangkaian kegiatan yang telah dilaksanakan selama kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) II yang terhitung dari tanggal September 2014 Januari 2015. Laporan ini memuat data Pengenalan Lapangan dan Refleksi, Mengajar Terbimbing dan Refleksi, Mengajar Mandiri dan Refleksi, Kegiatan Non Akademik dan Refleksi, Masalah Pembelajaran yang dipecahkan Praktikan dengan PTK di SMA Negeri 8 Kota Bengkulu. Dalam pelaksanaan penulisan medapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karenanya, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:1. Tim Unit PPL FKIP Universitas Bengkulu,2. Ibu Dra. Zurevasilawani M.Pd selaku Kepala sekolah SMA Negeri 8 Kota Bengkulu,3. Bapak Drs. Irwan Kota, MA, Ph.D selaku Dosen Pembimbing,4. Ibu Yuli Widiastuti, S.Pd selaku Guru Pamong,5. Guru, Staf Tata Usaha/karyawan/i SMA Negeri 8 Kota Bengkulu,6. Seluruh siswa-siswi SMA Negeri 8 Kota Bengkulu,7. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini.Penulis berharap semoga laporan ini dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak yang berkepentingan.. Penulis juga mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata atau kalimat dalam penyusunan laporan ini. Oleh karenanya, penulis mengharapkan masukan, kritik, dan saran guna penyempurnaan penulisan laporan selanjutnya Bengkulu, Januari 2015

Praktikan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDULHALAMAN PENGESAHAN iKATA PENGANTAR iiDAFTAR ISI ...... iiiDAFTAR TABEL ivDAFTAR LAMPIRAN v

BAB I PENDAHULUAN 11.1. Latar Belakang 11.2. Tujuan 3 1.2.1 Tujuan PPL 3 1.2.2 Tujuan Pembuatan Laporan 41.3. Manfaat 4 1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa4 1.3.2 Manfaat Bagi Sekolah4 1.3.3 Manfaat Bagis FKIP Universitas Bengkulu 5BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN 62.1. Pengenalan Lapangan dan Refleksi 6 2.1.1 Pengenalan Lapangan 6 2.1.2 Refleksi Pengenalan Lapangan 72.2. Mengajar Terbimbing dan Refleksi 13 2.2.1 Kegiatan Mengajar Terbimbing13 2.2.2 Refleksi Kegiatan Mengajar Secara Terbimbing 142.3. Mengajar Mandiri dan Refleksi 12 2.3.1 Kegiatan Mengajar Mandiri14 2.3.2 Refleksi Kegiatan Mengajar Secara Mandiri 152.4. Kegiatan Non Akedemik dan Refleksi 15 2.4.1 Kegiatan Non Akademik15 2.4.2 Refleksi Kegiatan Non Akademik 162.5. Masalah Pembelajaran yang Dipecahkan Pratikan dengan PTK 17BAB III PENUTUP 333.1. Kesimpulan 333.2. Saran33DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR TABEL

1. Tabel 2.1 Data Tes Hasil Belajar Tiap Siklus282. Tabel 2.2 Nama dan Nilai Siswa Kelas X MIA3 pada Siklus I283. Tabel 2.3 Nilai Rata Rata Siswa Aspek Pegetahuan294. Tabel 2.4 Nilai Rata Rata Siswa Aspek Keterampilan295. Tabel 2.5 Ketuntasan Belajar Siswa pada Aspek Pengetahuan306. Tabel 2.6 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II31

DAFTAR LAMPIRAN

1. Format Observasi Kondisi Sekolah362. Format Observasi Pembelajaran di Kelas dan Observasi Peserta Didik393. Jurnal Konsultasi kepada Guru Pamong424. Silabus Semester 1455. Kumpulan RPP Semester 1526. RPP yang Dipergunakan Untuk PTK 1207. LKS yang Dipergunakan Untuk PTK1328. Silabus Untuk Ujian PPL II1449. RPP yang Dipergunakan Untuk Ujian PPL II14910. LKS yang Dipergunakan Untuk Ujian PPL II160

ii

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan meliputi pengajaran keahlian khusus, dan juga sesuatu yang tidak dapat dilihat tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan kebijaksanaan. Salah satu dasar utama pendidikan adalah untuk mengajar kebudayaan melewati generasi. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 juga tertuang bahwa tujuan bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa, hal ini berkaitan salah satunya pada dunia pendidikan.FKIP sebagai salah satu fakultas yang berperan dalam dunia pendidikan berperan dalam mensukseskan pendidikan yang ada di Indonesia. Untuk itu, FKIP yang merupakan salah satu fakultas yang berperan penting dalam menghasilkan calon guru yang profesional. Untuk menghasilkan calon guru yang profesional FKIP memberikan pengalaman lapangan melalui mata kuliah Praktik Pengalaman Lapangan (PPL-2). Diharapkan dengan mata kuliah ini mahasiswa FKIP atau calon guru bisa menerapkan ilmu dan skill yang didapatkan selama mengikuti masa perkulihan. Selain itu, Praktik Pengalaman Lapangan (PPL-2) dimaksudkan untuk melatih para calon guru agar menguasai kemampuan keguruan yang utuh dan terpadu sehingga setelah melakukan pendidikan mereka siap secara mandiri mengemban tugas sebagai guru yang berkompeten.Program PPL-2 ini berlangsung dalam beberapa tahap, yang terdiri dari:1. Tahap Pembekalan (25 -28 September 2014)2. Tahap Observasi-orientasi (29 September -04 Oktober 2014)3. Tahap Mengajar Latihan Terbimbing (13 Oktober 14 November 2014)4. Tahap Mengajar Mandiri (17 November 2014 -26 Desember 2014)5. Tahap Ujian Praktik Mengajar (29 Desember 2014 9 Januari 2015)Tahap pembekalan dilaksanakan di Aula Dekanat FKIP yang diikuti oleh Dosen Pembimbing, Guru Pamong, dan mahasiswa. Pembekalan diberikan oleh Tim UPPL dimaksudkan agar para mahasiswa yang mengikuti Praktik Pengalaman Lapangan mengetahui apasaja yang nanti akan mereka lakukan selama berada di sekolah.Tahap observasi orientasi dilaksanakan pada minggu pertama dengan tujuan agar mahasiswa calon guru familiar dengan lingkungan sekolah mahasiswa PPL, sehingga mereka dapat menyesuaikan diri dan merasa aman di sekolah. Mahasiswa juga mengobservasi kegiatan guru pamong mengajar. Dalam kegiatan observasi ini mahasiswa dibimbing untuk memperoleh pengalaman dan mendapatkan informasi yang berkaitan dengan kegiatan akademik, kegiatan administrasi, kegiatan non akademik, dan mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran yang dihadapi oleh guru. Tahap pelatihan mengajar terbimbing dilaksanakan mulai minggu ketiga sampai minggu keenam. Segala usaha pengelolaan hendaknya diarahkan agar pada tahap ini praktikan dapat berlatih mengintegrasikan berbagai kemampuan keguruan secara utuh dalam situasi nyata di sekolah menengah di bawah bimbingan para pembimbing. Sebelum pratikan mulai mengajar terlebih dahulu harus melakukan bimbingan degan dosen pembimbing dan guru pamong. Bimbingan ini dimaksudkan agar pratikan mendapat gambaran dan masukan dalam pembuatan RPP dan perangkat pembelajaran serta cara mengajar yang baik. Prosedur pembimbingan pada latihan terbimbing dilaksanakan dengan cara praktikan, guru pamong dan dosen pembimbing menyepakati salah satu aspek keterampilan dasar mengajar yang akan dilatih dalam kegiatan belajar mengajar. Latihan terbimbing dilaksanakan dengan menggunakan acuan delapan keterampilan dasar mengajar. Pada tahap ini juga pratikan dalam menyampaikan pelajaran di kelas masih diawasi oleh guru pamong, serta mendapat masukan dari guru pamong demi keberlangsungan pembelajaran berikutnya dengan baik.Tahap selanjutnya adalah mengajar mandiri. Mengajar mandiri merupakan tahap akhir dari kegiatan PPL. Praktikan diberi kesempatan berlatih secara mandiri untuk menerapkan secara utuh dan terintegrasi segala kemampuan keguruan dalam situasi nyata di sekolah menengah, pengayaan konteks dan mengasah kemampuan refleksi. Fokus materi pembimbingan ditujukan pada pengembangan kemampuan profesional guru, yakni kemampuan membuat persiapan mengajar, penguasaan keterampilan, pengelolaan proses belajar mengajar, penampilan diri sendiri, dan dampaknya terhadap siswa. Dalam pelatihan keterampilan ini praktikan diberi kesempatan secara mandiri untuk merencanakan, melaksanakan dan menilai hasilnya. Namun, mengajar mandiri ini tidak terlepas dari bimbingan dosen pembimbing dan guru pamong.Ujian praktik mengajar dilaksanakan jika guru pamong dan dosen pembimbing telah berpendapat bahwa pencapaian kualitas hasil pelatihan sudah baik dan praktikan sudah siap untuk mengikuti ujian. Untuk menilai ujian praktik mengajar ini digunakan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 1 dan Alat Penilaian Kemampuan Guru (APKG) 2. Ujian ini akan dinilai langsung oleh dosen pembimbing dan guru pamong.Melalui kegiatan PPL ini diharapkan praktikan dapat memperoleh keterampilan berupa pengalaman belajar, memperluas wawasan, melatih dan mengembangkan kompetensi yang diperlukan dalam bidangnya, meningkatkan keterampilan, kemandirian, tanggung jawab dan kemampuan dalam memecahkan masalah pembelajaran. Selain iitu, praktikan juga diharapkan dapat mengaplikasikan ilmu ilmu yang didapatkan di bangku perkuliahan atau diaplikasikan pada kegiatan praktik pengalaman lapangan lainnya. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini meruppakan suatu kegiatan yang wajib diikuti oleh seluruh calon guru sebelum benar benar terjun dalam dunia pendidikan, sesuai bidangnya masing masing.1.2 Tujuan 1.2.1 Tujuan PPLTujuan Praktik Pengalaman Lapangan II (PPL II) yaitu:1. Memberikan pengalaman kepada calon guru dalam praktik pembelajaran bidang ilmu masing masing,2. Memberikan pengalaman kepada calon guru untuk praktik administrasi akademik sekolah,3. Memberikan kesempatan kepada calon guru untuk mempelajari, mengenal, dan menghayati permasalahan pada lembaga pendidikan baik terkait dengan proses pembelajaran maupun kegiatan administrasi sekolah.1.2.2 Tujuan Pembuatan LaporanBerdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka tujuan dari pembuatan laporan alkhir PPL ini adalah untuk melaporkan rangkaian kegiatan yang telah praktikan laksanakan di SMA Negeri 8 Kota Bengkulu baik itu kegiatan yang berkaitan dengan bidang akademik, administrasi, non akademik, serta hal hal yang diperoleh praktikan selama praktik lapangan.1.3 Manfaat 1. Bagi Mahasiswa1) `Menambah pemahaman dan penghayatan mahasiswa tentang proses pendidikan di sekolah,2) Memperoleh pengalaman tentang cara berpikir dan bekerja secara interdisipliner, sehingga dapat memahami adanya keterkaitan ilmu dalam mengatasi permasalahan pendidikan yang ada di sekolah,3) Memperoleh daya penalaran dalam melakukan penelaahan, perumusan dan pemecahan masalah pendidikan yang ada di sekolah,4) Memperoleh pengalaman dan keterampilan untuk melaksanakan pembelajaran dan kegiatan manajerial di sekolah,5) Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat berperan sebagai motivator, dinamisator, dan membantu pemikiran sebagai problem solver.2. Bagi Sekolah1) Memperoleh kesempatan untuk dapat andil dalam menyiapkan calon guru atau tenaga kependidikan professional,2) Mendapatkan bantuan pemikiran, tenaga, ilmu dan teknologi dalam merencanakan serta melaksanakan pengembangan sekolah.3. Bagi FKIP Universitas Bengkulu1) Memperoleh umpan balik dari pelaksanaan PPL di sekolah/ lembaga guna pengembangan kurikulum dan IPTEK yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat,2) Memperoleh berbagai sumber belajar dan menemukan berbagai permasalahan untuk pengembangkan penelitian dan pendidikan,3) Terjalin kerjasama yang baik dengan pemerontah daerah dan instansi terkait untuk pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi

BAB IIHASIL DAN PEMBAHASAN

2.1. Pengenalan Lapangan dan Refleksi2.1.1 Pengenalan LapanganPraktik Pengalaman Lapangan II (PPL) diawali dengan pelaksanaan observasi yang dilaksanakan selama 7 hari pada minggu pertama kegiatan PPL, yang dimulai tanggal 29 September sampai 4 Oktober 2014. Masa pengenalan lapangan dimulai dari pertemuan antara para praktikan dengan warga sekolah, terutama Kepala Sekolah dan para guru. Sebelum dikenalkan secara nyata dengan gedung gedung yang ada di sekolah, para praktikan dipertemukan dengan Wakil Kepala Sekolah. Dalam pertemuan tersebut, Wakil Kepala Sekolah memberikan penggambaran tentang kondisi sekolah. Pengenalan lapangan yang dilakukan dapat berupa kegiatan pengamatan atau wawancara berupa: observasi fisik, observasi non fisik, serta administrasi di SMA Negeri 8 Kota Bengkulu.Pengenalan lapangan terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:1. Observasi Fisik Observasi fisik meliputi pengenalan berbagai fasilitas dan lingkungan sekolah. Selama masa observasi, para praktikan diantar untuk mengetahui letak letak ruangan yang ada di lingkungan sekolah tersebut. Melalui wawancara dengan warga sekolah, praktikan dapat mengetahui ruangan ruangan kelas, laboratorium yang tersedia, ruang guru, ruang TU, ruang Kepala Sekolah, perpustakaan, dan sarana ibadah berupa mushola. 2. Observasi NonfisikObservasi nonfisik merupakan kegiatan pengenalan yang bertujuan untuk melihat bagaimana cara berkomunikasi dan hubungan sosial antar warga sekolah. Sebelum para praktikan sepenuhnya menjalani aktivitas di sekolah tersebut, Wakil Kepala Sekolah memberikan pengarahan tentang bagaimana cara bersikap, berpakaian, dan berinteraksi di SMA Negeri 8 Kota Bengkulu. Hal ini dimaksudkan agar para praktikan yang dapat diartikan sebagai tamu dan akan menjadi bagian dari warga sekolah tidak kaget ketika melakukan aktivitas nantinya. Berdasarkan observasi terhadap kultur sosial di SMA Negeri 8 Kota Bengkulu, dapat dikatakan sekolah ini mengutamakan pendidikan moral selain pendidikan pengetahuan. Dimulai di pagi hari, ada guru yang menjaga gerbang sekolah. Di sini para siswa yang datang ke sekolah melakukan salam dan sapa terhadap guru guru yang ditemui tersebut. Hal ini dapat menumbuhkan rasa hormat dari para siswa terhadap gurunya dan menimbulkan semakin eratnya rasa kekeluargaan antar warga sekolah.3. Observasi AdministrasiObservasi administrasi dapat berupa pengenalan buku buku inti dari sekolah, berupa: buku keluar masuk, jurnal, buku pindah, absensi Kepala Sekolah, Guru, dan staf, serta buku tamu. Berbagai buku tersebut dapat diletakkan di meja piket. Selain pengenalan guru, pada saat itu dibentuk kelompok kelompok yang bertugas menjadi guru piket.Selain menjadi guru piket, sebagai calon guru, praktikan juga diwajibkan membuat kelengkapan perangkat pembelajaran berupa:Silabus, RPP, LKS, media mengajar, dan akan lebih lengkap dengan prota (program tahunan) dan prosem (program semester).2.1.2 Refleksi Tentang Pengenalan Lapangan Dalam dunia pendidikan, untuk menunjang proses belajar mengajar sangat dibutuhkan sebuah wadah sebagai tempat bernaungnya para siswa untuk belajar dan guru sebagai fasilitatornya. Sekolah sebagai salah satu pendidikan formal merupakan tempat siswa untuk mencari dan mendapatkan ilmu pengetahuan serta hal-hal baru lainnya, atau konsep-konsep yang terus berkembang. Sekolah sebagai lembaga pendidikan harus mampu membuat para siswa melaksanakan kegiatan belajar secara optimal. Sekolah juga harus mampu membuat dan membiasakan para siswa untuk dapat menggunakan sumber belajar yang telah tersedia secara maksimal karena pemanfaatan sumber belajar akan membantu peningkatan kualitas pendidikan di sekolah tersebut.1. Sarana dan Prasarana Sekolaha. Keadaan fisik sekolahSMAN 8 Kota Bengkulu beralamatkan di Jln. WR Supratman Pematang Gubernur Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu dengan kondisi lengkap fisik sekolah diajjdiakan sebagai berikut: a) Luas tanah: 20.000 m2b) Luas Bangunan: 2.000 mc) Luas Kebun: 16.000 md) Luas Pekarangan: 2.000 me) Ukuran Ruangan kelas: 9 X 8 mf) Daya Listrik: 2200 Kapasitas/watt/220 Voltg) Banguanan yang Ada: Ruang Kepala Sekolah Ruang Guru Ruang Tata Usaha Ruang Kelas Ruang UKS Ruang BK/BP Perpustakan Tempat Ibadah Laboratorium IPA Terpadu WC siswa, TU, dan Guru Kantin Gudang Bank Sampahh) Perabotan Ruangan kelas Kursi Siswa Kursi Guru Meja Siswa Meja Guru Papan TulisSecara keseluruhan, keadaan fisik sekolah dalam keadaan baik. Setiap ruang dalam keadaan bagus, bersih, rapi, aman dan nyaman. Bangunannya kokoh. Hanya saja ruangan yang dimiliki masih kurang, misalny laboratorium IPA masih di Satukan dan perlengkapan percobaan masih minim.b. Fasilitas KBM dan Media Televisi 3 Unit Komputer 16 Unit Mesni Stensil 1 Unit Brankas 1 Unit Printer 2 Unit Projektor 1 Unit Telepon 1 Unit Tape Recorder 2 unit Alat Kesenian 1 Paket Alat Olahraga Lengkap2. Potensi SiswaSMAN 8 Kota Bengkulu merupakan sekolah yang sudah maju dengan akreditasi A. Siswa-siswi SMAN 8 Kota Bengkulu mampu mencetak berbagai prestasi akademik maupun non akademik yang cukup banyak.Rincian potensi siswa Sebagai berikut:a. Jumlah siswa-siswi: 647 orang Laki-laki: 291 Orang Perempuan: 356 Orangb. Jumlah siswa per kelas: Kelas X MIA 1-3: 98 orangLaki-laki: 31 OrangPerempuan: 67 orang Kelas X IIS 1-4: 130 orangLaki-laki: 61 orangPerempuan: 69 orang Kelas XI MIA 1-4: 112 orangLaki-laki: 49 orangPerempuan: 63 orang Kelas XI IIS 1-4: 136 orangLaki-laki: 74 orangPerempuan: 62 orang Kelas XII IPA 1-2: 67 orangLaki-laki: 27 orangPerempuan: 40 orang Kelas XII IPS 1-4: 104 orangLaki-laki: 49 orangPerempuan : 55 orangPrestasi Akademik Sekolah yang diperoleh oleh SMA Negeri 8 Kota Bengkulu dalam empat tahun terakhir,yaitu:1. Juara III Lomba Pidato Bahasa Inggris Carlos Cup II 20092. Juara I Lomba Puisi Alam Smansa Cup 20093. Juara III Lomba Lagu Alam Smansa Cup 20094. Juara I Lomba Sosiologi 20095. Juara I Lomba Ekonomi 20096. Juara III Lomba Mendongeng HUT Cendrawasih Cup 20097. Juara III Lomba Debat Ekonomi Fakultas Ekonomi Unib 20108. Juara I Lomba LCT Biologi 20113. Potensi Guru SMA Negeri 8 Kota Bengkulu memiliki 54 orang guru. Dari jumlah guru tersebut 46 guru telah menyandang gelar S2, 6 orang S1, 1 orang tamatan D3 dan 1 orang SM. Hampir semua guru telah menjadi PNS, hanya 5 orang yang merupakan guru tidak tetap(GTT).4. Potensi KaryawanKaryawan sebagai seseorang yang membatu pekerjaan dalam bidang adminitrasi sangat dibutuhkan oleh sekolah. Di SMA Negeri 8 Kota Bengkulu terdapat 13 orang karyawan. Dari 13 orang karyawan tersebut 2 Orang berpendidikan D3, 6 orang memiliki pendidikan SMA sederajat, 3 orang S1, dan 2 Orang SMP.5. Perpustakaan Perpustakaan SMA Negeri 8 terletak dibelakang ruang kelas XI. Perpustakaan berisi buku-buku pelajaran siswa, buku pengetahuan umum serta jurnal. Kepengurusan perpustakaan yaitu terdiri dari satu orang petugas yang menangani peminjaman buku maupun hal-hal yang berkenaan dengan bidang kepustakaan yaitu ibu Tintin Fauziah, perpustakaan ini ditunjang dengan sarana meja dan kursi yang membuat siswa dapat menikmati kegiatan membaca.6. Laboratorium IPA Terpadu Laboratorium IPA Terpadu SMA Negeri 8 berada diantara ruang BK dan UKS. Dinamakan laboratorium IPA terpadu karena dilababoratorium ini masih menyatu semua laboratorium mata pelajaraan IPA yaitu Biologi,Fisika, dan Kimia. Ruang laboratorium fisika yang ada dialih fungsikan menjadi ruang kelas sehingga laboratorium fisika kini sedang direnovasi . Fasilitas yang dimiliki laboratorium IPA terpadu ini masih sangat minim yang tampak hanyalah kelengkapan laboratorium biologi misalnya awetan kering,torso dan model organ tubuh, sedangkan untuk kelengkapan mata pelajaran yang lain belum lengkap.7. Koperasi SiswaSMAN 8 Kota Bengkulu sudah memiliki koperasi siswa. Koperasi siswa terletak di belakang laboratorium. Koperasi siswa menyediakan jasa fotokopi dan menjual berbagai macam makanan ringan dan ATK (Alat Tulis Kantor).8. Tempat IbadahSMAN 8 Kota Bengkulu sudah memiliki musholah yang merupakan tempat khusus bagi siswa maupun guru untuk melaksanakan ibadah. Musholah tersebut terletak di belakang ruang XI IIS 2.9. Laboratorium KomputerSMAN 8 Kota Bengkulu memiliki satu laboratorium komputer. Laboratorium tersebut terletak di dekat ruang guru. Pada kurikulum KTSP yang masih terdapat mata pelajaran TIK, maka laboratorium komputer dipergunakan sebagai tempat untuk praktik mata pelajaran tersebut. Di Laboratorium TIK terdapat bebrapa komputer yang dipergunakan sebagai sarana penunjang pelajaran TIK tersebut.10. Kesehatan LingkunganSecara umum kesehatan lingkungan di SMAN 8 Kota Bengkulu sudah terjaga dengan baik. Di halaman SMAN 8 Kota Bengkulu terdapat fasilitas berupa beberapa kursi permanen dari semen yang dibuat di bawah beberpa pohon rindang. Hal ini tentu bermanfaat bagi siswa sebagai tempat kumpul dan mencari kesejukan. Selain itu, di depan masing masing kelas terdapat taman bunga. Dengan pot pot diletakkan di teras depan kelas.Di dalam setiap ruangan belajar siswa terdapat sapu dan fasilitas kebersihan lainnya untuk membersihkan kelas, serta bak sampah sebagai tempat membuang sampah agar sampah tidak berserakan. Di dalam beberapa ruang kelas bahkan terdapat tanaman di dalam pot. Hal ini selain mempercantik ruangan juga dapat memberikan udara sejuk ketika para siswa sedang belajar. Selain itu, ada satu program dari sekolah yaitu Program Peduli Lingkungan. Di SMAN 8 Kota Bengkulu terdapat suatu bank sampah. Di mana setiap warga kelas mengumpulkan berbagai sampah di kelas masing masing. Apabila sampah yang terkumpul sudah banyak, maka dapat ditukarkan dengan uang dari pihak sekolah sebagai tambahan uang kas bagi masing masing kelas. Dengan demikian kesadaran untuk peduli akan lingkungan dari para siswa semakin tinggi.11. KantinKantin SMAN 8 Kota Begkulu terletak di samping perpustakaan. Kantin tersusun memanjang dengan berbagai jajanan. Kantin digunakan tidak hanya bagi para siswa, tapi juga oleh guru dan karyawan sekolah.12. ParkirSMAN 8 Kota Bengkulu sudah memiliki sarana khusus untuk parkir. Baik parkir untuk guru dan karyawan maupun para siswa. Namun, karena banyaknya jumlah kendaraan guru dan karyawan maupun para siswa, tempat parkir yang disediakan dirasakan kurang memadai, sehingga warga SMAN 8 Kota Bengkulu juga mempergunakan halaman depan sekolah yang masih kosong sebagai tempat parkir.2.2 Mengajar Secara Terbimbing dan Refleksi2.2.1 Kegiatan Mengajar Secara TerbimbingTahap pelatihan mengajar terbimbing ini dilakukan setelah pelaksanaan observasi yaitu dimulai pada minggu keempat sampai minggu kesembilan. Pada saat pelatihan mengajar terbimbing ini guru pamong memberikan kesempatan kepada praktikan untuk mengajar langsung di kelas yang diawasi oleh guru pamong. Sebelum mengajar praktikan melakukan bimbingan atau berdiskusi dengan guru pamong mengenai apa saja kelengakapan pembelajaran yang perlu dibuat sebelum mengajar di kelas. Kelengakapan tersebut antara lain:1. Melengkapi Silabus,2. Menyusun RPP berdasarkan Silabus,3. Mencari media yang dapat dipergunakan pada proses pembelajaran,4. Menyusun LKS atau LDS bersesuaian dengan subkonsep yang akan diajarkan, 5. Dan membuat contoh soal yang dapat dipergunakan di kuis atau latihan.Selain kelengkapan perangkat pembelajaran, ada hal lain yang perlu didiskusikan dengan guru pamong sebagai seorang yang lebih berpengalaman, yaitu: 1. Kesiapan mental ketika bertemu dengan para siswa,2. Kondisi kelas,3. Kiat dan teknik mengelola kelas dengan baik.Sebelum mengajar di kelas praktikan diwajibkan membuat kelengkapan perangkat pembelajaran untuk mengajar tersebut. Kelengkapan alat sebagai RPP dan LDS yang dipersiapkan untuk kegiatan mengajar ini akan diperlihatkan terlebih dahulu kepada guru pamong untuk diperiksa apakah sudah sesuai atau belum. Agar praktikan benar-benar siap untuk mengajar. Apabila dalam pembuatan perangkat pembelajaran seperti RPP dan LDS dianggap baik, maka dapat dilanjutkan pada tahap pelatihan mengajar dan tugas-tugas keguruan lainnya.2.2.2 Refleksi Kegiatan Mengajar Secara TerbimbingPada tahapan pengajaran terbimbing ini setiap kali mengajar praktikan terlebih dahulu memberikan lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran kepada guru pamong. Selama proses pembelajaran berlangsung guru pamong mengamati kesesuaian praktikan mengajar dengan lembar rencana pembelajaran yang dibuat (ketepatan metode yang dipakai, isi materi, sistematis penyampaian materi, dan ketepatan waktu). Dalam bimbingan ini guru pamong memberikan masukan dalam pengelolaan kelas yaitu dalam memberikan motivasi kepada siswa dan melakukan interaksi antara siswa dan guru, sehingga tercipta suasana belajar mengajar yang kondusif (menggunakan metode yang bervariasi sehingga anak tidak merasa bosan dalam mengikuti proses belajar mengajar). Adanya bimbingan ini sangat bermanfaat bagi praktikan karena dengan adanya masukan-masukan/solusi pemecahan masalah yang sering dihadapi praktikan dapat memberikan perbaikan dalam mengajar, sehingga praktikan dapat mengajar lebih baik lagi.2.3 Mengajar Secara Mandiri dan Refleksi2.3.1 Kegiatan Mengajar Secara MandiriTahapan ini merupakan tahapan akhir dalam kegiatan PPL. Dalam tahapan ini praktikan diberi kesempatan berlatih secara mandiri untuk menerapkan secara utuh dan terintegrasi segala kemampuan keguruan dalam situasi nyata di sekolah, pengayaan konteks, dan mengasah kemampuan refleksi. Pada keterampilan dasar mengajar secara mandiri praktikan diberi keleluasaan untuk mengembangkan kemampuan mengajar seorang guru. Praktikan diberi kesempatan penuh untuk melatih secara mandiri dan menginterpretasikan seluruh keterampilan mengajar yang diperoleh selama pelatihan mengajar terbimbing. Praktikan juga diberi kesempatan untuk merencanakan kegiatan belajar mengajar secara mandiri dan guru pamong memberikan perbaikan-perbaikan jika praktikan menemui kesulitan dalam proses belajar mengajar. Kendala yang dihadapi pada tahap saat pertama kali mengajar mandiri ini ialah adanya beberapa siswa yang masih ribut/mengganggu teman lainnya pada saat proses belajar mengajar berlangsung.2.3.2 Refleksi Kegiatan Mengajar Secara MandiriSetelah pelaksanaan mengajar secara terbimbing praktikan kemudian melaksanakan pelatihan mengajar secara mandiri. Tahapan pelatihan mengajar secara mandiri ini ialah mengajar dan memberikan penilaian kepada siswa melalui tugas-tugas dan ulangan harian dan remedi.Kendala lain yang dihadapai praktikan ialah ketika pemberian penilaian kepada siswa melalui ulangan harian ada beberapa siswa yang memperoleh nilai rendah tidak mau mengikuti kegiatan remedial yang praktikan adakan. Untuk itu adanya bimbingan dengan guru pamong dapat memberikan solusi mengatasi masalah pada pelaksanaan mengajar mandiri. Jadi, walaupun kegiatan belajar madiri dilakukan dan dalam pelaksaaannya apabila ada masalah kita dapat berkoordinasi dengan guru pamong dan mendapatkan masukka agar kedepannya dapat lebih baik lagi. 2.4. Kegiatan Non Akademik dan Refleksi1. 2. 2.4 2.4.1 Kegiatan Non AkademikKegiatan non akademik yang dilakukan oleh praktikan selama kegiatan PPL salah satunya yaitu menjadi anggota dari guru piket. Guru piket memiliki tugas yaitu membagikan jurnal harian ke tiap tiap kelas di sekolah, memberikan surat izin keluar masuk sekolah, mencatat anak anak yang datang telat, memberikan absensi guru, mengambil kertas kertas lembar jurnal dari setiap kelas, membunyika bel tada masuk atau istirahat atau pulang sekolah, dan mencatat absensi siswa di buku jurnal. Menjadi guru piket, praktika harus ada di meja piket dari pagi sampai dengan siswa pulang. Dengan menjadi guru piket, maka praktikan dapat mengetahui berbagai buku administrasi yang ada di sekolah. Buku buku tersebut antara lain; buku keluar masuk berisi daftar siswa yang izin keluar atau masuk gerbang sekolah dano diserta dengan alasan izinnya, buku tamu merupakan buku untuk mencatat nama dan keperluan apabila di sekolah ada tamu dari luar warga sekolah, buku jurnal berisikan daftar absensi seluruh kelas, dan buku absen dari guru da para staf berisikan daftar hadir dari guru dann staf di sekolah. Suatu keuntungan lain bila menjadi guru piket yaitu dapat saling mengenal antar rekan guru karena sebagian besar aktivitas guru piket berada di area meja piket dan ruang guru untuk membunyikan bel.Selain kegiatan belajar mengajar akademik di kelas ada kegiatan non akademik yang dilakukan oleh guru ataupun siswa yaitu kegiatan ekstrakulikuler. Dalam Kegiatan ekstrakulikuler ini terlibat interaksi sosial antara guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa. Kegiatan ekstrakulikuler di SMA Negeri 8 Bengkulu cukup banyak, sehingga banyak alternatif yang dapat dipilih oleh siswa untuk mengisi waktu mereka.2.4.2 Refleksi Kegiatan Non AkademikSebagian besar kegiatan non akademik di SMAN 8 Kota Bengkulu ini sudah berjalan dengan baik, seperti kegitan mingguan pembinaan rohani yang dilaksanakan hari Jumat sebelum jam pelajaran dimulai sudah dilaksanakan dengan rutin dan diikuti semua siswa. Selain itu ada budaya senyum sapa yang dilakukan oleh warga sekolah. apabila siswa bertemu dengan teman, maka mereka akan senyum dan saling menyapa, apabila siswa bertemu dengan guru, maka para siswa akan menyapa dan menyalam guru tersebut. Hal ini menandakan warga SMA Negeri 8 Kota Bengkulu semuanya ramah dan mengupayakan pembentukan moral dari siswa. Kegiatan tersebut tentu merupakan hal positif, karena dapat meumbuhkan aspek sikap siswa menjadi lebih baik, sehingga output siswa tidak hanya berupa nilai akademik tapi juga perilaku dan sikap siswa. Kegiatan ekstrakulikuler dari siswa yang diadakan setiap sore sepulang sekolah telah menghasilkan berbagai prestasi baik tingkat kota, provinsi, maupun nasional. Kegiatan ektrakulikuler merupakan wadah untuk menumbuh kembangkan minat dan bakat dari masing masing siswa. Hal ini merupakan suatu nilai positif karena dengan kegiatan ekstrakulikuler, maka siswa dapat bertemu dengan teman teman yang lain dan dapat menyegarkan pikiran lepas dari kegiatan pembelajaran akademik dan tugas tugas sekolah yang harus diselesaikan.

2.5. Masalah Pembelajaran Yang Dipecahkan Pratikan Dengan PTK2.5.1 Masalah Pembelajaran yang Dihadapi GuruPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dari waktu ke waktu semakin pesat. Fenomena tersebut mengakibatkan adanya persaingan dalam bidang kehidupan, salah satu diantaranya bidang pendidikan. Pendidikan dapat menjadi wahana bagi negara untuk membangun sumber daya manusia yang diperlukan dalam pembangunan juga bagi setiap peserta didik untuk dapat mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki (Ali, 2007). .Salah satu upaya dari pemerintah dalam mewujudkan tujuan pendidikan di atas yaitu dengan menerapkan Kurikulum baru yaitu Kurikulum 2013 secara serentak di seluruh wilayah Indonesia pada T.A 2014/2015. Karena Kurikulum tersebut masih baru, maka terdapat kendala dalam penerapannnya di lapangan. Namun, SMA Negeri 8 Kota Bengkulu yang merupakan bagian dari sekolah sekolah di wilayah Indonesia dan menerapkan Kurikulum 2013 menunjukkan bahwa tidak ada masalah yang signifikan dihadapi oleh guru dalam mentransfer ilmunya. Berdasarkan observasi awal yang dilakukan, masalah yang timbul selama proses pembelajaran itu bukan berasal dari guru sebagai pentransfer ilmu, tapi masalah muncul dari sarana penunjang pembelajaran dan internal siswa. Pembelajaran Fisika terkadang terkendala dengan sarana prasarana yang kurang memadai di sekolah. Hal ini dikarenakan untuk menumbuhkan rasa keingintahuan dari siswa kita membutuhkan praktikum untuk dimunculkan secara visual agar siswa lebih memahami konsep yang dipelajari. Jika permasalahan ditinjau dari internal siswa, maka permasalahan tersebut terlihat dari aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Ketika proses pembelajaran berlangsung siswa terlihat kurang bersemangat untuk menerima pelajaran, masih banyak siswa yang asyik sendiri dengan aktivitas mereka masing masing, motivasi siswa untuk belajar masih rendah. Berbagai permasalahan tersebut menggambarkan bahwa keaktifan siswa selama proses pembelajaran masih rendah. Berbagai permasalahan yang telah digambarkan di atas, akan bermuara pada kurang maksimalnya hasil belajar yang dicapai oleh siswa. Rendahnya hasil belajar Fisika di SMA Negeri 8 Kota Bengkulu ini karena siswa menggangap mata pelajaran fisika adalah mata pelajaran yang sulit. Sejalan dengan Kurikum 2013, maka pembelajaran di SMA Negeri 8 Kota Bengkulu telah menggunakan pendekatan Saintifik, namun pelaksanaannya belum optimal dan kesadaran siswa untuk belajar aktif dan mencari ilmu sendiri masih sangat kurang, sehingga guru masih menggunkan metode konvensional. Selain itu, setelah melakukan observasi pada tahap pelatihan mengajar terbimbing dan tahap pelatihan mengajar mandiri masalah yang di hadapi pratikan pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung adalah adanyakeluhan dari siswa yang jenuh apabila guru selalu praktikum atau cerama selama beberapa kali pertemuan, tanpa diselang seling. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang tertulis dalam Undang Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, maka perlu usaha usaha yang dinamis dan inovatif ke arah peningkatan mutu pendidikan secara terus menerus dan berkesinambungan. Adapun peningkatan mutu pendidikan dapat dilaksanakan dengan meningkatkan peranan komponen pendidikan antara lain, tenaga kepedidikan, kurikulum, fasilitas pendidikan, dan model serta metode pengajaran.Pemilihan model pengajaran harus disesuaikan dengan sasaran yang akan dicapai karena masing masing model memiliki langkah langkah dan karakteristik sendiri. Oleh karenanya perlu kejelian guru dalam memilih model atau metode yang akan digunakan dalam pembelajaran. Hal ini dikarenakan, pemilihan model dan metode yang tepat akan mempengaruhi motivasi siswa selama mengikuti proses pembelajaran yang bermuara pada pencapaian hasil belajar siswa.2.5.2 Pemecahan MasalahBerdasarkan permasalah yang dituliskan di atas, praktikan mencoba melakukan kajian terhadap masalah yang ada agar proses pembelajaran fisika menjadi asyik dan menyenangkan. Salah satu caranya agar Fisika bukan menjadi pelajaran yang ditakutkan yaitu dengan mengubah paradigma anak akan pelajaran tersebut dan mengajak anak untuk terlibat dalam menemukan sendiri konsepnya. Diskusi dan praktikum merupakan sarana untuk melatihkan berbagai keterampilan yang dapat dibangun dalam diri siswa untuk menghadapi permasalahan nyata. Fisika sebagai bagian dari sains tidak hanya merupakan kumpulan pengetahuan saja, tetapi mengandung empat hal yaitu konten atau produk, proses atau metode, sikap dan teknologi. Jika fisika sebagai bagian dari sains memiliki empat hal seperti yang telah dijelaskan maka dalam proses pembelajaran fisika, siswa perlu mengalami keempat hal tersebut. Bukan hanya mempelajari fisika sebagai produk saja, tetapi juga harus belajar aspek proses, sikap dan teknologi agar siswa dapat benar-benar memahami fisika secara utuh. Belajar dengan melakukan merupakan sarana belajar yang efektif. Artinya seseorang akan belajar secara efektif bila ia melakukan. Pemahaman peserta didik terhadap materi ajar akan lebih efektif jika dia tidak hanya memperoleh konsepnya, tetapi dia juga mampu menemukan konsepnya sendiri (Hansen dan Gerald dalam Suparno, 2007). Selain itu Confucius dalam Siberman (2006) menyatakan bahwa what I do, I understand yang dapat diartikan apa yang saya lakukan saya paham. Salah satu model yang langkah langkahnya bersesuaian dengan kedua pernyataan di atas yaitu model Discovery Learning, sehingga model ini dapat: 1) memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan; 2) memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses; 3) merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa; 4) memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan; dan 5) membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan analogi atas hasil penemuannya. Ruseffendi (1991: 329) mengemukakan bahwa model discovery adalah model mengajar yang diatur sedemikian rupa sehingga anak memperoleh pengetahuan yang sebelumnya belum diketahuinya itu tidak melalui pemberitahuan, dimana sebagian atau seluruh pengetahuan ditemukan sendiri dengan bantuan guru. Sejalan dengan Ruseffendi, Sund (Suriadi, 2006: 5) mengungkapkan bahwa penemuan ialah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan suatu konsep atau prinsip. Proses mental yang dimaksud antara lain: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya. Diharapkan, jika siswa secara aktif terlibat didalam menemukan suatu prinsip dasar sendiri, Ia akan memahami konsep lebih baik, ingat lama dan akan mampu menggunakannya kedalam konteks yang lain.Sementara Suryosubroto (2002: 191) mengemukakan bahwa salah satu model mengajar yang akhir-akhir ini banyak digunakan di sekolah-sekolah yang sudah maju adalah model discovery. Hal ini disebabkan karena model ini: a. Merupakan suatu cara untuk mengembangkan cara belajar siswa aktif; b. Dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri, maka hasil yang diperoleh akan setia dan tahan lama dalam ingatan, tak mudah dilupakan anak; c. Pengertian yang ditemukan sendiri merupakan pengertian yang betul-betul dikuasai dan mudah digunakan atau ditransfer dalam situasi lain; d. Dengan model ini juga, anak belajar berpikir analisis dan mencoba memecahkan problema yang dihadapi sendiri, kebiasaan ini akan ditransfer dalam kehidupan bermasyarakat. Adapun langkah-langkah model pembelajaran Discovery Learing mencangkup beberapa tahap, yaitu:1. Langkah Persiapan menurut Scuhman dalam Suryosubroto (2002:199) adalah: a. Identifikasi kebutuhan siswa; b. Seleksi pendahuluan terhadap prinsip-prinsip, pengertian, konsep dan analogi yang akan dipelajari; c. Seleksi bahan, dan problema serta tugas-tugas; d. Membantu memperjelas problema yang akan dipelajari dan peranan masing-masing siswa; e. Mempersiapkan setting kelas dan alat-alat yang diperlukan; f. Mencek pemahaman siswa terhadap masalah yang akan dipecahkan dan tugas-tugas siswa; g. Memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan penemuan; h. Membantu siswa dengan informasi, data, jika diperlukan oleh siswa; i. Memimpin analisis sendiri dengan pertanyaan yang mengarahkan dan mengidentifikasi proses; j. Merangsang terjadinya interaksi antar siswa dengan siswa; k. Memuji dan membesarkan siswa yang bergiat dalam proses penemuan; l. Membantu siswa merumuskan prinsip-prinsip dan analogi atas hasil penemuannya. 2. Tahap Pelaksanaan, yaitu:a. Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan) Pertama-tama pada tahap ini pelajar dihadapkan pada sesuatu yang menimbulkan kebingungannya, kemudian dilanjutkan untuk tidak generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. b. Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah) Setelah dilakukan stimulasi langkah selanjutya adalah guru ltern kesempatan kepada siswa untuk mengidentifikasi sebanyak mungkin agenda-agenda masalah yang relevan dengan bahan pelajaran, kemudian salah satunya dipilih dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara atas pertanyaan masalah).c. Data collection (Pengumpulan Data)Ketika eksplorasi berlangsung guru juga ltern kesempatan kepada para siswa untuk mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya yang relevan untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis (Syah, 2004:244). d. Data Processing (Pengolahan Data) Menurut Syah (2004:244) pengolahan data merupakan kegiatan mengolah data dan informasi yang telah diperoleh para siswa baik melalui wawancara, observasi, dan sebagainya, lalu ditafsirkan. e. Verification (Pembuktian) Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk membuktikan benar atau tidaknya hipotesis yang ditetapkan tadi dengan temuan lternative, dihubungkan dengan hasil data processing (Syah, 2004:244).f. Generalization (menarik kesimpulan/generalisasi) Tahap generalisasi/ menarik kesimpulan adalah proses menarik sebuah kesimpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang sama, dengan memperhatikan hasil verifikasi (Syah, 2004:244).Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, maka praktikan memilih menggunakan Pembelajaran Penemuan (discovery learning) dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana penggunaan Pembelajaran Penemuan (discovery learning) dengan Pendekatan Saintifik dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam upaya meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa. Oleh karenanya, PTK yang dibuat berjudul Penerapan Discovery Learning dengan Pendekatan Saintifik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Kelas X MIA3 Pada Konsep Kinematika dan Hukum Newton di SMA Negeri 8 Kota Bengkulu4. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, permasalahan yang dapat dirumuskan pada penelitian ini sebagai berikut:1. Apakah penerapan model pembelajaran berbasis Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar Fisika siswa kelas X MIA3 SMA Negeri 8 Kota Bengkulu pada Konsep Kinematika dan Hukum Newton?2. Tujuan PenelitianPenelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:1. Untuk menjelaskan peningkatan hasil belajar Fisika siswa kelas X MIA3, SMA Negeri 8 Kota Bengkulu pada Kinematika dan Hukum Newton dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning.3. Manfaat Penelitiana. Untuk SiswaHasil penelitian ini diharapkan dapat :1. Menumbuhkan rasa keingintahuan siswa yang bermuara pada keinginan untuk melakukan penemuan dari permasalahan yang mereka kemukakan sendiri,2. Memotivasi siswa supaya lebih aktif, sehingga suasana belajar lebih hidup dan menyenangkan,3. Mendorong siswa untuk mandiri dalam membangun pengetahuannya, sehingga hasil belajar dapat meningkat.b. Untuk GuruHasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan bagi guru Fisika SMA Negeri 8 Kota Bengkulu dalam rangka menyempurnakan pembelajaran di SMA, sehingga kualitas dan efektivitas pengajaran Fisika di SMA Negeri 8 Kota Bengkulu khususnya pada kelas X MIA3 dapat lebih ditingkatkan.c. Untuk SekolahHasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam meningkatkan kualitas pembelajaran Fisika di SMA Negeri 8 kota Bengkulu.4. Instrumen yang digunakanDalam penelitian ini digunakan instrumen sebagai berikut:a. Lembar Kerja Siswa (LKS)Lembar Kerja Siswa digunakan untuk menuntun siswa dalam menemukan konsep pegas berdasarkan pratikum yang mereka lakukan. b. Tes tertulisTes tertulis berupa lembar penilaian yang telah dibuat oleh guru pada akhir pembelajarannya. 5. Prosedur PenelitianPenelitian ini dilakukan dalam tiga tahap yaitu : 1) tahap pra PTK, 2) tahap tindakan yang merupakan perbaikan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Discovery Learning, dan 3) tahap pasca tindakan (pemantapan dan keberlanjutan tindakan).a. Tahap Pra PTKTahap pra PTK merupakan suatu upaya reflektif dari guru terhadap masalah di kelasnya. Penetapan arah PTK berawal dari diagnosis terhadap keadaan yang bersifat umum. Berbagai permasalahan itu dapat bersumber dari siswa, guru, bahan ajar, kurikulum, interaksi pembelajaran dan hasil belajar siswa (Tim PGSM, 1991:29). Identifikasi proses pembelajaran, kemampuan, dan aktifitas belajar Fisika di Kelas X MIA3 SMA Negeri 8 Kota Bengkulu berpedoman pada: capaian hasil belajar (Ujian Mid Semester 1). Hasil diagnosis memberikan gambaran bahwa hasil belajar siswa belum optimal disebabkan oleh: 1) dominan siswa di kelas terkesan kurang peduli akan proses pembelajaran, walaupun telah melakukan proses pembelajaran yang interaktif berupa diskusi kelompok, 2) siswa masih belum menunjukkan keaktifan pada saat melakukan pembelajara, walaupun dengan metode diskusi kelompok.Berdasarkan hal di atas, maka penulis melakukan refleksi dan menentukan metode pemecahannya yaitu dengan melakukan inovasi PBM melalui penerapan model Discovery Learning.b. Tahap Pelaksanaan PenelitianPada tahap ini, perbaikan dilakukan dalam dua siklus (siklus I dan II). Setiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Tiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu: 1) perencanaan (planning), 2) pelaksanaan tindakan (acting), 3) observasi (observing), dan 4) refleksi (refllecting). Langkah langkah dalam tahap pelaksanaan tindakan adalah:SIKLUS I1) Perencanaan (planning)Rencana tindakan disusun berdasarkan hasil diagnosis yang dilakukan pada tahap Pra PTK. Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan adalah:a) Membuat Rencana Pembelajaran dan sistem penilaian pada konsep Kinematika dan Hukum Newton yang berpedoman pada silabus Kurikulum K- 13,b) Membuat RPP pembelajaran pada konsep Kinematika dan Hukum Newton sub konsep Hukum Newton I yang berpedoman pada silabus Kurikulum K- 13,c) Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS) dan kunci jawabannya, d) Menyiapkan alat evaluasi yaitu soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa.2) Pelaksanaan Tindakan (acting)Guru melaksanakan proses pembelajaran dengan menerapkan pedekatan sainstifik dan model Discovery Learning sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah disiapkan dan melaksanakan tes hasil belajar secara tertulis diakhir pembelajaran (tes siklus I). Langkah - langkah pelaksanaan model Discovery Learning pada Siklus I adalah melaksanakan kegiatan:a) Stimulation (stimulasi/pemberian rangsangan)Pada tahap ini, guru telah membagi peserta didik menjadi delapan kelompok yang terdiri dari empat orang anggota, berdasarkan perbedaan intelektual dan jenis kelamin. Di mana setiap kelompok diberi nama sesuai dengan poin poin khusus yang terdapat di konsep Kinematika dan Hukum Newton.Sebelum memulai pelajaran, para siswa telah duduk berdasarkan kelompok yang telah dibagi. Setelah siswa duduk berdasarkan kelompoknya, maka guru segera memulai proses pembelajaran. Pada tahapan awal, guru memberikan demonstrasi atau media pembelajaran dan memberikan pertanyaan dari yang umum hingga khusus. Diharapkan dari pertanyaan pengantar pembelajaran yang diajukan akan menimbulkan kebingungan pada diri siswa yang bermuara pada meningkatnya rasa ingin tahu dari diri siswa untuk menyelidiki materi yang akan dipelajari.b) Problem statement (pernyataan/ identifikasi masalah)Pada tahap ini, siswa diberikan kesempatan oleh guru untuk bertanya sebanyak mugkin seputar demonstrasi yang diperagakan oleh guru. Setelah itu guru membagikan LKS yang akan dipergunakan pada pembelajaran. Siswa dan guru bersama sama membahas langkah kerja yang akan dilakukan oleh siswa selama praktikum. Pada akhirnya, menimbulkan pertanyaan di benak siswa dan mengkonstruksi hipotesis sehubungan dengan kegiatan yang akan dilakukan.c) Data collection (Pengumpulan Data)Pada tahapan ini siswa dibimbing oleh guru untuk melakukan praktikum. Praktikum mejadi sarana bagi siswa guna mengumpulkan data yang bersesuaian dengan materi. Di mana data yang terkumpul nantinya mampu menjawab pertanyaan dan hipotesis yang siswa kemukakan. d) Data Processing (Pengolahan Data)Pada tahapan ini, data yang telah diperoleh siswa pada saat praktikum kemudian diolah dengan menggunakan rumus yang bersesuaian dengan materi. Guru dapat menilai pemahaman siswa untuk memecahkan masalah dan kemampuan matematis siswa. Sehingga ada hubungan antara keterampilan mengolah data dan pemahaman siswa akan materi.e) Verification (Pembuktian)Pada tahapan ini, hasil pengolahan data yang dilakukan oleh siswa kemudian diuji keakuratannya dengan cara dihubungkan dengan teori yang relevan. Hasil perhitungan yang diperoleh siswa akan teruji keakuratannya bila tidak berbeda jauh dari teori yang relevan. Apabila tingkat keakuratan hasil siswa mendekati benar, maka dapat dipastikan praktikum yang dilakukan siswa juga benar.f) Generalization (Menarik kesimpulan/generalisasi)Pada tahapan ini, siswa melakukan presentasi di depan kelas. Setelah kelompok selesai mempresentasikan hasil pekerjaannya, maka dilakukan diskusi kelas. Siswa dibimbing guru untuk menarik kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan. Sebagai tambahan guru dapat memberikan umpan balik berupa kaitan materi pembelajaran dalam kehidupan sehari hari.3) Observasi (observing) Pengamatan dilakukan berdasarkan lembar observasi yang sudah disediakan. Objek pengamatan yaitu guru dan siswa.4) Refleksi (refllecting)Semua informasi atau data yang diperoleh dalam tahap observasi dikumpulkan dan dianalisa dalam tahap ini secara komperhesif. Hasil observasi dan penilaian hasil tes siklus digunakan untuk merefleksi diri, serta menentukan apakah kegiatan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Data dipergunakan untuk mengukur keberhasilan Siklus I sebagai titik tolak untuk merencanakan siklus selanjutnya. Analisa data dilakukan secara deskriptif.SIKLUS II a. Tahap perencanaan tindakanAdapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melakukan perbaikan kesalahan pada siklus I dengan mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran, membuat LKS, mempersiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan dan mempersiapkan alat evaluasi yang diperlukan.b. Tahap pelaksanaan tindakanPada tahap ini dilakukan pembelajaran dengan menerapkan Pembelajaran Penemuan (discovery learning). Langkah-langkah pembelajaran mengikuti rencana pembelajaran yang telah dibuat. c. Tahap observasiTahap observasi merupakan tahap untuk mengamati proses pembelajaran yang dilakukan sejalan dengan pelaksanaan pembelajaran.. d. Tahap refleksiBerdasarkan hasil observasi dan hasil evaluasi maka pada tahap ini dapat dilakukan refleksi untuk tingkat keberhasilannya. Refleksi ini dilakukan untuk mengetahui apa yang telah tercapai dan apa yang belum tercapai.6. Teknik Analisis Hasil Belajar Tiap SiklusData tes hasil belajar tiap siklus ditentukan dengan menggunakan rumus seperti pada tabel di bawah ini:Tabel 2.1Data Tes Hasil Belajar Tiap Siklus

NoJenis DataRumusStandar KeberhasilanKeterangan

1Nilai rata rata siswa =

- = jumlah nilaiN = Jumlah siswa

2Ketuntasan belajar secara klasikalKb = x 100%

> 85% siswa mendapat 70 Kb = Ketuntasan belajar klasikalN= Jumlah siswa yang mendapat nilai 70.S = Jumlah peserta tes

7. Deskripsi Hasil dan Pembahasan7.1. Deskripsi HasilDari hasil penelitian yang telah digunakan dengan menerapkan pembelajaran dengan Pembelajaran Penemuan (discovery learning) siswa kelas X MIA3 SMAN 8 Kota Bengkulu dilakukan dalam dua siklus, maka diperoleh hasil berikut: 1. SIKLUS Ia. Deskripsi observasi terhadap keaktifan siswa Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada siklus I, keaktifan siswa tergolong baik. Ini terlihat dari beberapa siswa telah aktif selama diskusi dan praktikum, hanya ada beberapa siswa yang lebih suka bermain-main. b. Deskripsi nilai siswaPada siklus I pembelajaran Fisika pada sub konsep Hukum I dan II Newton dengan menggunakan Pembelajaran Penemuan (discovery learning) menggunakan penilaian berupa hasil praktikum dan presentasi. Berikut daftar nama dan nilai siswa kelas X MIA3 SMA Negeri 8 Kota Bengkulu:Tabel 2.2Daftar Nilai Fisika Siswa Siklus I

Sub Konsep: Hukum I dan II NewtonKelas: X MIA3

NAMA SISWAL/PASPEK PENILAIAN

PengetahuanKeterampilanSikap

Aldi KurniawanL7582B+

Amikasia Thalia P8578B+

Arjuna FransianaL7476B

Belo HarpopoL7478B

Brayen NovelendraL8282A-

Dara DelvitaP8588A

Dilla Ziah FoirinaP7578B+

Euis Sarah P7578B+

Fanny FaleryP8578B+

Femi HerlindaP7578B+

FrederikaP7478B+

Harry Sabda L7582A-

IrhamnaP8578A-

Lisa AngrianiP8078B+

M.Fajar WahyudiL7482A-

Marito Sihaloho P8082B+

Meby JanuardiL7582B+

Nindi RahniaP7582A-

Ololinga HarianjaL7582B

Paisal EdoL7582B+

Rezy Olva UstariP7578B+

Rifki HermawanL7578B+

Rima AlvionitaP7578B+

Sarah ShabrinaP8078B+

Sofia MelatiP8578B+

Tri MarfiyatunP7578B+

Utari RahmaniaP7578A-

Vera NovitasariP7578B+

Welli MirdiantiP7582A-

Wahyu SeptantoL8082A-

Yeyen PuspitasariP8578B+

Yulia Dwi P7578B

Zohri FitriP7578B

Dari teknik analisis data yang dilakukan diperoleh nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa kelas X MIA3 dapat dilihat pada tabel 2.2 berikut:Tabel 2.3 Tabel Nilai Rata Rata Siswa Aspek PengetahuanJumlah Siswa (N)Jumlah Nilai siswa (X)Nilai Rata-Rata (X)

33255977,54

Tabel 2.4 Tabel Nilai Rata Rata Siswa Aspek KeterampilanJumlah Siswa (N)Jumlah Nilai Siswa (X)Nilai Rata-Rata (X)

33262679,57

Berdasarkan tabel 2.2 dan 2.3 dilihat bahwa rata-rata nilai hasil belajar aspek pengetahuan dan keterampilan mencapai 77,54 dan 79,57. Angkat tersebut merupakan kreteria yang sudah memuaskan. Hasil belajar dapat dikatakan sudah baik. Untuk melihat persentase ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel 2.5 berikut ini:Tabel 2.5 Ketuntasan Belajar Siswa pada Aspek PengetahuanJumlah Siswa (N)Jumlah Siswa yang Mendapatkan Nilai 75Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal

332781,81%

Dilihat dari tabel di atas menunjukkan bahwa pembelajaran pada siklus I sudah mencapai ketuntasan secara klasikal karena berdasarkan Kurikulum 2013 dimana kriteria keberhasilan dan ketuntasan belajar di SMAN 8 Kota Bengkulu secara klasikal dikatakan berhasil jika 80% siswa memperoleh nilai 75 ke atas. Refleksi siklus IBerdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa pada siklus 1 siswa memperhatikan penjelasan dari guru tentang materi pelajaran yang akan disampaikan, siswa sudah mulai bekerja sama dalam mengerjakan lembar kerja yang diberikan. Pengetahuan siswa pada sub konsep Hukum I dan II Newton dapat dikatakan sudah baik, dimana kriteria keberhasilan dan ketuntasan belajar di SMAN 8 Kota Bengkulu secara klasikal dikatakan berhasil jika 80% siswa memperoleh nilai 75 ke atas.2. Siklus IIPada siklus II pembelajaran Fisika pada subkonsep Hukum III Newton menggunakan penilaian LKS dan tes tertulis. Siswa dikatakan tuntas bila memperoleh nilai 75ke atas.a. Deskripsi observasi terhadap aktivitas siswa Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada siklus II, aktivitas siswa tergolong baik. Ini terlihat kegiatan siswa yang telah melakukan diskusi dengan baik. Siswa lebih banyak yang aktif dalam bereksperimen dan berdiskusi hal ini berarti terjadi peningkatan dibandingkan pada siklus Ib. Deskripsi nilai akhir siswaPada siklus II pembelajaran Fisika pada materi Hukum II Newton menggunakan LKS. Berdasarkan jumlah siswa yang memperoleh nilai 69 ke atas, maka dihitung nilai ketuntasan belajar klasikal berdasarkan nilai KKM kelas tersebut. Nilai ketuntasan belajar klasikal dapat dilihat pada tabel berikut ini. Tabel. 2.5 Tabel Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus IISiklusJumlah SiswaJumlah Siswa yang Mendapatkan Nilai 75Persentase Ketuntasan Belajar Klasikal

II333090 %

Refleksi siklus IIDari hasil refleksi analisis observasi siswa pada siklus II diketahui bahwa aktivitas siswa lebih baik dari pada siklus 1 dimana nilai ketuntasan belajar secara klasikal meningkat dari 81,81% menjadi 90%.7.2. PembahasanPada siklus I keaktifan siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran Penemuan (discovery learning) dapat dikategorikan baik. Selama pembelajaran siswa sudah cukup termotivasi untuk menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran penemuan tersebut. Siswa sudah cukup termotivasi dalam bekerja sama dan berinteraksi antar kelompok dalammempresentasikan dan mendiskusikan subkonsep Hukum I dan II Newton, walaupun ada beberapa siswa yang bekerja sendiri-diri karena mungkin belum begitu paham dengan teknik pembagian tugas dalam kelompok. Oleh karena itu, maka guru membumbing dan memberikan arahan tentang teknik kerja sama yang baik antara kelompok.Selain itu, dalam kegiatan ini siswa saling bertanya dengan anggota kelompok yang lainnya, sehingga dapat diperoleh pengetahuan yang lebih lengkap. Tetapi ada beberapa siswa yang masih malu bertanya sehingga menyebabkan siswa belum tuntas dalam mengikuti pembelajaran penemuan. Pada saat akhir pembelajaran siswa diberikan kesempatan utuk melakukan refleksi dan menyimpulkan subkonsep Hukum I dan II Newton kemudian guru melakukan penilaian. Penilaian dilakukan pada saat praktikum dan presentasi. Ketuntasan belajar klasikal pada siklus I ini masih tergolong memuaskan yakni 81,81 %. Oleh karena itu, pada siklus II peneliti melakukan pembenahan dalam pelaksanaan prinsip pembelajaran penemuan, bimbingan dan arahan kepada siswa salama proses pembelajaran.Pada siklus II keaktifan siswa baik pada proses pembelajaran menggunakan Pembelajaran Penemuan. Siswa bertanya jika mereka mengalami kesulitan, baik itu bertanya kepada guru atau kepada temannya. Begitu juga pada saat melakukan persentasi ada siswa yang bertanya. Dan mereka bisa bekerja sama dengan kelompoknya apa-apa yang harus mereka lakukan dalam kelompok. Pada akhir pembelajaran dilakukan evaluasi dan diperoleh ketuntasan siswa secara klasikal sebesar 90% dengan menerapkan model Pembelajaran Penemuan. Pada siklus ini baik kelompok maupun individu umumnya telah mampu menyelesaikan soal dengan baik, mereka sudah dapat memahami soal dengan benar walapun dalam penyelesaiannya ada beberapa siswa yang jawabannya belum sempurna.Berdasarkan penilaian yang telah dilakukan maka diperoleh kesimpulan bahwa nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan yang cukup besar yakni sebesar 8,19 % yaitu dari nilai siklus I sebesar 81,81% meningkat pada siklus II menjadi 90%.

BAB IIIKESIMPULAN DAN SARAN

3.1 KesimpulanSetelah melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 8 Kota Bengkulu, Pratikan dapat menarik kesimpulan :1. Fasilitas dalam proses belajar mengajar sangat di perlukan untuk meningkatkan prestasi belajar siswa,2. Kemampuan dan keprofesionalan guru di sekolah juga harus di dukung oleh disiplin yang tinggi dari semua pihak, terutama dewan guru dan siswa,3. Dari hasil pengamatan yang diperoleh pada siklus I dan siklus II dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan Pembelajaran Penemuan (discovery learning) memberikan hasil belajar yang lebih baik yakni dari 81,81 % menjadi 90 %. 3.2 Saran1. Hendaknya sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar, praktikan dapat menguasai materi, persiapan mental dan fisik, serta mampu untuk menguasai kelas dengan baik. 2. Dengan Pembelajaran Penemuan (discovery learning) hendaknya siswa mampu meningkatkan prestasinya dalam pembelajaran Fisika.

Daftar Pustaka

Ali, M. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan (bagian 1): Ilmu Pendidikan Teoritis. Bandung: IMTIMA.Anonim. 2009. Buku Panduan Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL). Bengkulu : Universitas Bengkulu.Anonim. 2009. Buku Panduan Profil SMA Negeri 8 Kota Bengkulu. Bengkulu: SMA Negeri 8 Kota Bengkulu. Ruseffendi, E.T..1991. Pengantar Kepada Membantu Guru Mengembangkan Kompetensinya dan Pengajaran Matematika untuk Meningkatkan CBSA. Bandung: Tarsito.Silberman, Mel. 2006. Training the Active Training Way 8: Strategies to Spark Learning and Change. San Fransisco: Pfeifer.Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.Syah. 2004. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : CV. Alfabeta.Tim PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Departemen Pedidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Guru Sekolah Menengah.

1

FORMAT OBSERVASIKONDISI SEKOLAH

NAMA SEKOLAH: SMAN 8 Kota Bengkulu NAMA MAHASISWA: Hanni BhestariALAMAT : Jl. WR Supratman NPM : A1E011040TEMPAT/TANGGAL: Bengkulu/9 Oktober 2014 JUR/PROD: Pend. FisikaNo.Aspek yang DiobservasiDeskripsi Hasil PengamatanKeterangan

1Kondisi fisik sekolahLuas sekolah ini sebesar 20.000 m dengan arsitektur ruangan-ruangan yang memiliki fungsi masing-masing. Sarana dan prasarana belajar lengkapKeadaan Baik

2Potensi siswaJumlah siswa sekolah ini sebanyak 647 orang yang memiliki kemampuan baik karena masuk melalui seleksi yang ketatData terlampir

3Potensi Guru

Guru berjumlah 63 orang terdiri dari 57 orang S1 dan 6 0rang S2 serta tenaga honor berasal dari lulusan Universitas.Data Terlampir

4Potensi Karyawan

Karyawan berjumlah 13 orang yang terdiri dari 10 orang karyawan tersebut 6 orang berpendidikan SMA sederajat, 3 orang S1, 2 orang SMP dan 2 berpendidikan D3.Data Terlampir

5Fasilitas KBM, MediaFasilitas KBM sangat memadai

Keadaan Baik

6Perpustakaan

Buku-buku pelajaran, referensi cukup lengkap dan banyak tersediaKeadaan Baik

7LAB IPA (Kimia)Ada, sarana dan prasarana lengkapKeadaan baik

LAB IPA (Biologi)Ada, sarana dan prasarana lengkapKeadaan baik

LAB IPA (Fisika)Ada, sarana dan prasarana lengkapKeadaan baik

LAB BAHASATidak ada

8Bimbingan Konseling

Terdapat ruang BK, bimbingan diberikan 1 JP setiap minggu untuk setiap kelas

9Bimbingan BelajarAda

10Ekstrakurikuler (Pramuka, PMI, Basket, Drumband, UKS, Polisis Kecil dsb) IFHO, IMO, ICHO, IBO, Futsal, Volly, Seni Musik/Tari, Teater, English Club, Paskibra, Risma, Pramuka, PMR, Drum Band, Basket Ball

11Organisasi dan Fasilitas OSIS

Kegiatan OSIS aktif, memiliki ruangan khusus yang dibawah pengawasan guru pembimbing kegiatan OSIS

Berjalan Baik

12Organisasi dan Fasilitas UKSRuang UKS dilengkapi dengan tempat tidur, peralatan lain yang mendukung serta obat-obatan untuk P3K dibawah pengawasan perawat

Berfungsi dengan baik

13Administrasi (Karyawan, Sekolah, dinding)Sudah memadai

14Karya Tulis Ilmiah RemajaAda

15Karya Ilmiah oleh guruAda

16Koperasi siswa

Koperasi siswa bergabung dengan KPN dan dijaga oleh karyawan koperasi

17Tempat Ibadah

Ada 1 mushola yang cukup luas untuk menjalankan dengan fasilitas pendukung yang memadai, s Keadaan Baik dan berfungsi

18Kesehatan Lingkungan

Keadaan lingkungan cukup bersih dan asri, tertata rapi dengan penerapan kedisiplinan yang tinggi untuk menjaga kebersihan lingkungan

19Ruang MGMPKondisi sangat memadai dilengkapi fasilitas papan tulis, komputer, meja, serta kursi

Bengkulu, Oktober 2014 Kepala Sekolah Praktikan

Dra, Zurevasilawani, M.Pd Hanni Bhestari NIP. 196706 01199203 004 NPM. A1E011038

OBSERVASI PEMBELAJARAN DI KELASDAN

FKIP UNIBOBSERVASI PESERTA DIDIK

Nama Sekolah : SMAN 8 Kota Bengkulu Nama: Hanni Bhestari HKelas: X MIA 1 NPM: A1E011038Hari, Tanggal: Rabu, 8 Oktober 2014 Jur/Prodi : P.MIPA/ Pend. Fisika

NoAspek yang DiobservasiDeskripsi Hasil Pengamatan

A.Perangkat Pembelajaran

1. Satuan PelajaranGuru yang mengajar menggunakan SP sesuai dengan aturan dan materi yang akan diajarkan yang ada

2. SilabusDalam proses pembelajaran guru berpedoman pada silabus yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sesuai dengan Kurikulum 2013 bahwa pemerintah telah membuat silabus dan disebarluaskan untuk para guru melalui pelatihan pelatihan yang diikuti oleh guru bidang studi tersebut.

3. Rencana Pembelajaran (RP)Ketika mengajar guru berpedoman pada RPP yang telah dibuat oleh guru secara individu. Di mana RPP tersebut merupakan penjabaran dari silabus yang telah ditetapkan. Guru membuat RPP bersesuaian dengan kondisi sekolah agar dapat dikembangkan pada saat proses pembelajaran berlangsung.

BProses Pembelajaran

4. Membuka PelajaranGuru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam. Kemudian dilanjutkan dengan mengabsen satu per satu siswa di kelas. Selanjutnya, guru menanyakan pekerjaan rumah (jika ada) dan meluangkan waktu untuk membahas tugas tersebut. Guru mendorong siswa untuk aktif dengan menanyaka materi sebelumnya/flash back. Setelah itu, guru menuliskan judul dan tujuan dari pembelajaran saat itu. Kemudian guru juga memberikan beberapa soal pre test untuk mengukur seberapa jauh pengetahuan siswa mengenai materi yang akan dipelajari.

5. Penyajian MateriMateri diajarkan secara bertahap dan mendetail. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok belajar. Selajutnya, guru membagikan LKS kepada setiap kelompok. Guru mempersilahkan kepada siswa yang belum memahami LKS untuk bertanya. Kemudian, guru membantu siswa memahami langkah kerja dalam melakukan eksperimen. Selama eksperimen berlangsung, guru membimbing siswa agar menemukan sendiri konsep dari materi yang diajarkan.

6. Metode PembelajaranMetode yang digunakan adalah discovery learning atau pembelajaran dengan penemuan. Pendekatan yang dipergunakan sesuai dengan kurikulum 2013 yaitu pendekatan sainstific. Di mana guru mengkaitkan antara metode dengan pendekatan yang dipergunakan.

7. Penggunaan BahasaBahasa formal yang dipergunakan merupakan bahasa Indonesia. Namun, selingan di antara pelaksanaan pembelajaran kadag mempergunakan bahasa daerah Bengkulu.

8. Penggunaan WaktuWaktu yang dipergunakan diatur sedemikian rupa agar materi yang diajarkan dapat dimengerti oleh siswa. Pengaturannya dimulai dari memberikan soal pre-test, membagi kelompok, membimbing siswa melakukan eksperimen dalam kelompok, dan menjelaskan atau memberi peguatan tentang materi yang diajarkan ketika diskusi kelas dalam menarik kesimpulan pembelajaran.

9. GerakGerak yag dilakukan tidak hanya di depan kelas. Guru berkeliling kelas antar kelompok. Tujuannya membimbing siswa ketika melakukan eksperimen ataupun diskusi agar suasana kelas tetap kondusif.

10. Cara Memotivasi SiswaGuru memotivasi siswa dengan cara memberikan nasihat sesuai dengan tingkatan umur siswa agar siswa lebih disiplin dan tertib. Selain itu memberikan kesempatan kepada seluruh kelompok agar aktif dalam proses pembelajaran.

11. Teknik BertanyaTeknik bertanya yang dipergunakan adalah teknik bertanya secara langsung.

12. Teknik Penguasaan KelasGuru telah berusaha malakukan penguasaan kelas dengan baik terutama pada saat melakukan proses diskusi. Guru berupaya agar suasana kelas tetap kondusif, walaupun ada beberapa peserta didik yang sibuk dengan aktivitas lain di luar mata pelajaran.

13. Pengguaan MediaPada saat melakukan observasi, guru tidak menggunakan media.

14. Bentuk dan Cara EvaluasiEvaluasi dilakukan dengan memberikan soal pre- test maupun post test untuk mengukur tingkat pengetahuan awal siswa akan materi ataupun pemahaman siswa dalam menyerap pelajaran. Di akhir tiap pokok bahasan dilakukan ujian.

15. Menutup PelajaranGuru memberikan penjelasan mengenai hasil diskusi. Guru mengajak siswa menarik kesimpulan dan menutup pelajaran dengan memberikan tes formatif dan tugas PR.

C.Perilaku Siswa

16. Perilaku Siswa di Dalam KelasLayaknya siswa remaja yang tengah berada pada masa transisi (pubertas), kebanyakan dari mereka masih dalam keadaan labil. Ada yang selalu ingin mencari perhatian dengan selalu bertanya dan aktif selama diskusi. Ada yang ingin diperhatikan dengan melakukan aktivitas lain di luar mata pelajaran yang diajarkan.

17. Perilaku Siswa di Luar KelasSebagian besar siswa apabila tidak ada aktivitas pembelajaran di dalam kelas memanfaaatkan waktu dengan berdiskusi, bernyanyi bersama, melakukan olahraga, atau ke kantin. Siswa jarang mengunjungi perpustakaan. Bila bertemu teman sebayanya di lingkungan sekolah mereka pasti saling menyapa atau tersenyum ramah. Dan bila bertemu guru mereka lagsung mencium tangan guru. Jadi, sikap sopan dan ramah selalu mereka bawa dalam pergaulan ketika di lingkungan sekolah.

Bengkulu, 8 Oktober 2014 Guru PamongPraktikan,

Yuli Widiastuti, S.Pd Hanni Bhestari HNIP. 197607272003122003 NPM. A1E011038

75Silabus Fisika Kelas XSILABUS MATA PELAJARAN: FISIKA

Satuan Pendidikan: SMAKelas /Semester: X / I Kompetensi Inti KI 1: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. KI 2: Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia. KI 3:Memahami dan menerapkan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah. KI 4: Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan.

Kompetensi DasarMateri PokokPembelajaranPenilaianAlokasi WaktuSumber Belajar

1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya 1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik

Besaran, Satuan dan Pengukuran MengamatiMembuat daftar (tabel) nama besaran, alat ukur, cara mengukur, dan satuan yang digunakan secara individu yang berlaku di daerah setempat (misalnya: untuk ukuran massa: mayam di Sumut, untuk ukuran panjang: tumbak di Jabar).

Mengamati beberapa alat ukur panjang, massa dan waktu yang ada di sekitar(mistar milimeter, jangka sorong, mikrometer, neraca lengan, neraca pegas, dan stopwatch) dan mempelajari bagaimana alat tersebut bekerja/digunakan

MenanyaMemberikan kesempatan siswa menanyakan hal yang berkaitan dengan pengukuran dan karakteristik masing masing alat ukur

Eksperimen/exploreMembuat skala pengukuran, langkah pengukuran, melakukan pengukuran dan memberi satuan hasil pengukuran

AsosiasiMenjelaskan nosi kesalahan sistematik dan acak dan membuktikan dengan contohMenghitung kesalahan sistematis dalam pengukuran

KomunikasiMengolah data dan mempresentasikan hasil pengukuran dalam bentuk grafik dan menarik kesimpulan jumlah yang terukur dari hasil yang tampak dalam bentuk grafik.

TugasMemecahka masalah sehari-sehari berkaitan dengan pengukuran

ObservasiCeklist lembar pengamatan kegiatan eksperimen

PortofolioLaporan tertulis kelompok

TesTes tertulis bentuk uraian dan/atau pilihan ganda10 JPBuku Fisika yang relevan

Alat-alat ukur :Mistar, jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca lengan, neraca pegas.

Lembar Kerja Siswa

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan

3.1 Memahami prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan aturan angka penting)

4.1 Menggunakan peralatan dan teknik yang tepat dalam melakukan pengamatan dan pengukuran besaran fisika untuk suatu penyelidikan ilmiah

1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya 1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik

Penjumlahan VektorMengamatiMenggambar vektor, resultan vektor, komponen vektor serta menghitung besar dan arah resultan vektor dalam sebuah pengamatan bersama

MenanyaMenanyakan cara menghitung besar dan arah dua buah vektor

Eksperimen/exploreMelakukan percobaan untuk menentukan resultan dua vektor sebidang

AsosiasiMenerapkan operasi vektor dalam pemecahan masalah secara individu

KomunikasiMempresentasikan cara menghitung resultan dua buah vektor

TugasMemecahkan masalah sehari-sehari berkaitan dengan vektor

ObservasiCeklist lembar pengamatan kegiatan eksperimen

PortofolioLaporan tertulis kelompok

TesTes tertulis bentuk uraian dan/atau pilihan ganda12 JPBuku Fisika yang relevan

Media yang relevan

Lembar Kerja Siswa

Alat-alat praktikum:Neraca pegas

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan

3.2 Menerapkan prinsip penjumlahan vektor (dengan pendekatan geometri)

4.2 Melakukan percobaan untuk menentukan resultan vektor

1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya 1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik

Gerak Lurus dengan Kecepatan dan Percepatan Konstan

MengamatiMengamati demonstrasi gerak untuk membedakan gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan

MenanyaMenanyakan perbedaan gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan

Eksperimen/exploreMelakukan percobaan GLB dengan menggunakan kereta atau mobil mainan.Melakukan percobaan GLBB dengan menggunakan kereta dinamik.

KomunikasiMempresentasikan hasil percobaan GLB dan GLBB dalam bentuk grafik

AsosiasiMenganalisis besaran-besaran fisika pada gerak dengan kecepatan konstan.Menganalisis besaran-besaran fisika pada gerak dengan percepatan konstan.Menganalisis besaran-besaran dalam GLBB dan gerak jatuh bebas dalam diskusi kelas

TugasMemecahkan masalah sehari-sehari berkaitan dengan gerak lurus dengan kecepatan dn percepatan konstan

ObservasiCeklist lembar pengamatan kegiatan eksperimen

PortofolioLaporan tertulis kelompok

TesTes tertulis bentuk uraian dan/atau pilihan ganda9 JPBiku Fisika yang relevan

Media yang relevan

Lembar Kerja Siswa

Alat praktikum : Ticker timer, mobil mainan, kereta dinamik

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan

3.3 Menganalisis besaran-besaran fisis pada gerak lurus dengan kecepatan konstan dan gerak lurus dengan percepatan konstan

4.3 Menyajikan data dan grafik hasil percobaan untuk menyelidiki sifat gerak benda yang bergerak lurus beraturan (GLB) dan tidak beraturan (GLBB)

1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya 1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik

Hukum Newton dan PenerapannyaMengamati dan MenanyaMengidentifikasi penerapan prinsip hukum 1 Newton (hukum inersia) dan hukum 2 Newton dalam kehidupan sehari-hari

KomunikasiMenggambar gaya berat, gaya normal, dan gaya tegang tali dalam diskusi pemecahan masalah dinamika gerak lurus tanpa gesekan

Eksperimen/exploreMelakukan percobaan hukum Newton 1 dan 2 secara berkelompokMelakukan percobaan gerak benda misalnya dalam bidang miring untuk membedakan gesekan statik dan kinetik

AsosiasiMenghitung percepatan benda dalam sistem yang terletak pada bidang miring, bidang datar, dan sistem katrol dalam diskusi kelas.

TugasMemecahkan masalah sehari-sehari berkaitan dengan Hukum Newton

ObservasiCeklist lembar pengamatan kegiatan eksperimen

PortofolioLaporan tertulis kelompok

TesTes tertulis bentuk uraian dan/atau pilihan ganda9 JPBuku Fisika yang relevan

Alat-alat praktikum; Bidang miring, neraca pegas, meteran, stop watch

Lembar Kerja Siswa

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan

3.4 Menganalisis hubungan antara gaya, massa, dan gerakan benda pada gerak lurus

4.4 Melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan antara gaya, massa, dan percepatan pada gerak lurus

1.1 Bertambah keimanannya dengan menyadari hubungan keteraturan dan kompleksitas alam dan jagad raya terhadap kebesaran Tuhan yang menciptakannya 1.2 Menyadari kebesaran Tuhan yang mengatur karakteristik fenomena gerak, fluida, kalor dan optik

Gerak MelingkarMengamatiMenemukan besaran frekuensi, periode, sudut tempuh, kecepatan linier, kecepatan sudut, dan percepatan sentripetal pada gerak melingkar melalui demonstrasi.

MenanyaMengidentifikasi besaran frekuensi, frekuensi sudut, periode, dan sudut tempuh yang terdapat pada gerak melingkar dengan laju konstan.

Eksperimen/exploreMelakukan percobaan secara berkelompok untuk menyelidiki gerak yang menggunakan hubungan roda-roda.

AsosiasiMenganalisis gerak melingkar beraturan dalam pemecahan masalah melalui diskusi kelas Menganalisis besaran yang berhubungan antara gerak linier dan gerak melingkar pada gerak menggelinding dengan laju konstan

KomunikasiMempresentasikan cara menghitung resultan dua buah vektor

TugasMemecahkan masalah sehari-sehari berkaitan dengan gerak melingkar

ObservasiCeklist lembar pengamatan kegiatan eksperimen

PortofolioLaporan tertulis kelompok

TesTes tertulis bentuk uraian dan/atau pilihan ganda10 JP

Buku Fisika yang relevan

Media yang relevan

Lembar Kerja Siswa

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; hati-hati; bertanggung jawab; terbuka; kritis; kreatif; inovatif dan peduli lingkungan) dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi sikap dalam melakukan percobaan dan berdiskusi2.2 Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan

3.5 Menganalisis besaran fisika pada gerak melingkar dengan laju konstan dan penerapannya dalam teknologi

4.5 Melakukan percobaan untuk menyelidiki gerak melingkar dengan laju konstan (hubungan roda-roda)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN(RPP)

BAB IIIDINAMIKA DAN HUKUM NEWTON

Satuan Pendidikan : SMAN 8 Kota BengkuluKelas : X MIA Semester : IMata Pelajaran: FisikaAlokasi Waktu: 9 jam pelajaran

1. Kompetensi IntiKI 1:Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

KI 2:Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan pro-aktif) dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan bangsa dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3:Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

KI 4:Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

2. Kompetensi Dasar3.4 Menganalisis hubungan antara gaya, massa, dan gerakan benda pada gerak lurus.4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah.4.4 Melaksanakan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya, massa, dan percepatan dalam gerak lurus

3. Indikator Pembelajarana. Menganalisis hubungan Gaya, massa, dan percepatan melalui grafikb. Membedakan karakteristik gerak benda pada Hukum I, II , dan III Newtonc. Membuat diagram bebas benda dalam suatu permasalahand. Menerapkan Hukum I, II, dan III Newton dalam berbagai jenis permasalahane. Menjelaskan macam macam jenis gaya yang sering muncul dalam permasalahan

4. Tujuan PembelajaranSetelah mengikuti pembelajara melalui discovery, demonstrasi, eksperimen dan diskusi siswa dapat menganalisis hubungan antara gaya, massa, dan gerakan benda pada gerak lurus.

5. Materi PelajaranA. Pertemuan I Topik : Hukum Newton I dan II1. Pengertian Gaya Gaya ialah suatu tarikan atau dorongan yang dapat menimbulkan perubahan gerak. Dengan demikian jika benda ditarik/didorong dan sebagainya maka pada benda bekerja gaya dan keadaan gerak benda dapat diubah.Gaya adalah penyebab gerak. Gaya termasuk besaran vektor, karena gaya ditentukan oleh besar dan arahnya.2. Hukum I Newton (Berhubungan dengan GLB)Hukum I Newton menyatakan bahwa :

Setiap benda tetap berada dalam keadaan diam atau bergerak dengan laju tetap sepanjang garis lurus (percepatan nol), kecuali terdapat gaya total pada benda tersebut.

Secara matematis Hukum Newton I dinyatakan:

F = 0

Hal ini menunjukkan bahwa benda:- Jika dalam keadaan diam akan tetap diam, atau- Jika dalam keadaan bergerak lurus beraturan akan tetap bergerak lurus beraturan dengan kecepatan tetap

Tahukah kalian:

Benda yang mula mula bergerak akan mempertahankan keadaan bergeraknya (malas berhenti).Sifat benda yang cenderung mempertahankan keadaan bergeraknya (diam atau bergerak) disebut kelebaman atau inersia (kemalasan)

Oleh sebab itu, maka hukum I Newton disebut Hukum kelebaman atau Hukum Inersia. Contoh sifat lembam ini dapat kita amati, misalnya ketika mengeluarkan saus tomat dari botol dengan mengguncangnya. Pertama, kita memulai dengan menggerakan botol ke bawah; pada saat kita mendorong botol ke atas, saus akan tetap bergerak ke bawah dan jatuh pada makanan. Kecenderungan sebuah benda yang diam untuk tetap diam juga diakibatkan oleh inersia alias kelembaman. Ukuran kuantitas kelebaman suatu benda merupakan suatu besaran massa. Semakin besar massa benda, makin besar kelebaman benda (makin sulit digerakkan atau diberhentikan).3. MASSA DAN BERAT.Hubungan massa dan berat :w = m . gketerangan:w = gaya berat.m = massa benda.g = percepatan grafitasi.Satuan :BESARANNOTASI MKSCGS

Gaya beratWnewton (N)dyne

MassaMkggram

GrafitasiGm/det2cm/det2

Faktor penyebab tidak konstannya percepatan gravitasi:a. Percepatan gravitasi g bergantung pada planet tempat benda berada. Oleh karena itu, berat benda juga tergantung pada tempat benda berada.b. Perceparan gravitasai di suatu planet bergantung pada jarak dari pusat planet. Makin jauh dari pusat planet, makin berkurang percepatan gravitasinya. Oleh karena itu, makin jauh dari pusat planet makin berkurang berat benda.Perbedaan massa dan berat :* Massa (m) merupakan besaran skalar di mana besarnya di sembarang tempat untuk suatu benda yang sama selalu TETAP.* Berat (w) besarnya gaya tarik bumi terhadap benda tersebut dan arahnya menuju pusat bumi. ( vertikal ke bawah ). Berat merupakan besaran vektor di mana besarnya tergantung pada tempatnya ( percepatan grafitasi pada tempat benda berada ).4. Hukum II NewtonHukum II Newton menyatakan bahwa:

Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada suatu benda berbanding lurus dan searah dengan gaya itu dan berbanding terbalik dengan massa benda

Gambar diagraam bebas gaya di bawah ini dapat kita artikan secara fisis yaitu ada suatu benda yang memiliki massa m bergerak secara horizontal pada bidang licin dengan percepatan a, maka besar gaya yang bekerja pada benda tersebut:

Karena benda bergerak pada bidang licin, maka gaya konstata gaya gesek benda = 1, sehingga menghasilkan rumus:F = k . m . a = 1. m. a

= m .a atau a =

Secara matematis dituliskan:

F = m .a

Satuan :BESARANNOTASI MKSCGS

Gaya Fnewton (N)dyne

Massamkggram

Percepatanam/det2cm/det2

Pengembangan Diagram Bebas Gaya untuk Hukum II Newton1. Jika pada benda bekerja banyak gaya yang horisontal maka berlaku :

F = m . a

F1 + F2 - F3 = m . aArah gerak benda sama dengan F1 dan F2 jika F1 + F2 > F3Arah gerak benda sama dengan F3 jika F1 + F2 < F3 ( tanda a = - )2. Jika pada beberapa benda bekerja banyak gaya yang horisontal maka berlaku :

F =m . a

F1 + F2 - F3 = ( m1 + m2 ) . a

3. Jika pada benda bekerja gaya yang membentuk sudut dengan arah mendatar

maka berlaku : F cos = m . a

B. Pertemuan II Topik : Hukum Newton IIIHukum III Newton menyatakan bahwa:

Apabila sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain, maka benda kedua memberikan gaya kepada benda yang pertamaKedua gaya tersebut memiliki besar yang sama tetapi berlawanan arah.

Misalkan, sebuah benda A melakukan gaya pada benda B, maka benda juga akan melakukan gaya pada benda A yang besarnya sama tetapi berlawanan arah.Gaya yang dilakukan A pada B disebut : gaya aksi.Gaya yang dilakukan B pada A disebut : gaya reaksi.Secara matematis ditulis:

Faksi = - Freaksi

C. Pertemuan IIITopik : Mengenal Berbagai Jenis GayaA. Mengenal Berbagai Jenis GayaResultan gaya adalah suatu gaya tunggal yang ekivalen dengan semua gaya yang bekerja pada suatu benda atau system yang ditinjau. Secara umum, ada empat jenis gaya yang bekerja pada suatu benda: (1) gaya berat, (2) gaya normal, (3) gaya gesekan, dan (4) gaya tegangan tali. Selain itu, kita juga akan membahas gaya gaya apa saja yang menimbulkan gaya setripetal.1. Gaya NormalPengertian gaya normal yaitu:

Gaya yang bekerja pada bidang sentuh antara permukaan yang bersentuhan yang arahnya selalu tegak lurus terhadap bidang sentuh.

Macam - macam keadan ( besar ) gaya normal.

N = w cos

N = w - F sin

N = w + F sin

2. Gaya GesekanPernahkah kamu memperhatikan alas kakimu yaitu sepatu atau sandal.Pada saat sepatu atau sandal kamu baru, kamu pasti merasakan betapanyamannya berjalan. Bandingkan dengan sepatu atau sandal kamu yanglama, dimana alasnya tipis dan aus (gundul). Kamu tentu merasa kurang nyamanberjalan, karena Anda khawatir tergelincir atau terpeleset.Mungkin kamu bertanya mengapa alas sepatu atau sandal yang dipakaisemakin lama semakin tipis (aus). Hal ini terjadi akibat adanya gesekan antaraalas sepatu atau sandal dengan lantai saat berjalan. Gesekan yang terjadiantara alas sepatu atau sandal pada akhirnya menimbulkan gaya yang disebutdengan gaya gesekan.Perhatikan sebuah benda (balok) yang terletak di atas lantai datar berikut ini:

Gaya gesekan adalah gaya yang timbul akibat persentuhan langsung antara dua permukaan benda, arah gaya gesekan berlawanan dengan kecenderungan arah gerak benda. Besarnya gaya gesekan ditentukan oleh kehalusan atau kekasaran permukaan benda yang bersentuhan. Gaya gesek hanya akan bekerja pada benda jika ada gaya luar yang bekerja pada benda tersebut.Ketika kita mendorong sebuah benda daan benda dalam keadaan diam, maka gaya gesek yang ada pada benda yaitu gaya gesek statis. Tapi,jika benda bergeraak maka gaya geseknya menjadi gaya gesek kinetis.3. Gaya Tegangan TaliPengertian gaya tegangan tali yaitu:

Gaya tegang yang bekerja pada ujung ujung tali karena tali tersebut tegang

Hubungan Tegangan Tali Terhadap Percepatan:

a. Bila benda dalam keadaan diam, atau dalam keadan bergerak lurus beraturan maka :T = m . g T = gaya tegangan tali.

b. Benda bergerak ke atas dengan percepatan a maka : T = m . g + m . a T = gaya tegangan tali

c. Benda bergerak ke bawah dengan percepatan a maka :T = m . g - m . a T = gaya tegangan tali.

B. Masalah Balok di Lantai LicinSebuah balok berada pada suatu bidang licin. Bagaimana jika balok ini ditarik dengan sebuah gaya horizontal atau sebuah gaya yang membentuk sudut dengan lantai? Tentu saja balok bergerak di atas lantai. Dan gaya yang menyebabkan benda bergerak tentu saja gaya horizontal.Pada gambar a, komponen gaya horizontal yang menyebabkan balok bergerak di atas lantai licin adalah gaya horizontal P itu sendiri. Jika massa balok adalah m, maka percepatan gerak balok sesuai dengan hukum II Newton yaitu:a =a = Pada gambar b, komponen gaya horizontal yang menyebabkan balok bergerak di atas lantai licin adalah komponen horizontal dari gaya P, yaitu Px. Jika gaya tarik P membentuk sudut terhadap lantai, makaPx = P cos Sesuai dengan hukum II Newton, percepatn gerak balok adalaha = a = a =

6. Model dan Metode Pembelajaran