hanlon

21
LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING I BLOK CHEM 4 “Dokter Puskesmas Baru Kebingungan” BAB I PENAHULUAN Community Health Analysis adalah proses untuk menilai adanya permasalahan kesehatan di masyarakat, menganalisis penyebab, menyusun dan melaksanakan solusi untuk permasalahan tersebut, mengevaluasi apakah solusi tersebut mampu mencapai tujuan. Community health analisis bertujuan untuk melakukan diagnosis komunitas dalam rangka untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka dibutuhkan suatu perencanaan kesehatan, yaitu suatu proses untuk menentukan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan tersebut. Karena terdapat berbagai macam masalah, maka harus disusun prioritas masalah dengan kriteria masalah yang terukur dan jelas. tetapi dalam penyelesaian masalah tidak dapat diselesaikan secara bersamaan, karena keterbatasan sumber daya.

Upload: muhammad-rahman

Post on 15-Dec-2015

1.232 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: hanlon

LAPORAN PROBLEM BASED LEARNING I

BLOK CHEM 4

“Dokter Puskesmas Baru Kebingungan”

BAB I

PENAHULUAN

Community Health Analysis adalah proses untuk menilai adanya permasalahan kesehatan

di masyarakat, menganalisis penyebab, menyusun dan melaksanakan solusi untuk permasalahan

tersebut, mengevaluasi apakah solusi tersebut mampu mencapai tujuan. Community health

analisis bertujuan untuk melakukan diagnosis komunitas dalam rangka untuk meningkatkan

derajat kesehatan masyarakat.

Dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat maka dibutuhkan suatu perencanaan

kesehatan, yaitu suatu proses untuk menentukan masalah-masalah kesehatan yang berkembang

di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan

program yang paling pokok, dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan

yang telah di tetapkan tersebut.

Karena terdapat berbagai macam masalah, maka harus disusun prioritas masalah dengan

kriteria masalah yang terukur dan jelas. tetapi dalam penyelesaian masalah tidak dapat

diselesaikan secara bersamaan, karena keterbatasan sumber daya.

Banyak metode yang digunakan untuk penyusunan prioritas masalah, seperti Delbeq,

Delphi, Hanlon, Relative worth, Forced Ranking, namun metode yang dianjurkan adalah metode

Hanlon. Pada metode Hanlon didasarkan dari 4 kriteria yaitu komponen A,B,C dan D.Komponen

A adalah besarnya masalah, B adalah keseriusan masalah, C adalah ketersediaan solusi dan

komponen D adalah kriteria PEARL.

Ketika prioritas asalah sudah di tentukan, maka dapat disusun alternatife pemecahan

masalah berdasarkan analisis penyebab masalah. Kemudian dapan dilakukan plan action yang

merupakan detail action dari pemecahan kegiatan, untuk selanjutnya dilakukan monitoring dan

evaluasi.

Page 2: hanlon

BAB II

ISI DAN PEMBAHASAN

INFORMASI 1

Dokter A, dokter lulusan baru ditempatkan sebagai Kepala Puskesmas C di sebuah kecamatan terpencil di Kabupaten B. Data kesehatan di wilayah kerja PUSKESMAS menunjukkan hasil sebagai berikut:

Indikator Besaran Standar

Prevalensi Malaria 3 % < 1%

Prevalensi TB 5 % 2 %

Insidensi DHF 2,5 % 1 %

Angka cakupan imunisasi campak 76 % 90 %

Angka persalinan di tenaga kesehatan terlatih

50 % 90 %

Rasio dokter : penduduk 1 : 30.000 1 : 8.000

Jumlah bidan desa 1 bidan / 3 desa 1 bidan / 1 desa

Dokter A berusaha menyelesaikan permasalahan di Puskesmas tempat dia bertugas, tetapi karena keterbatasan sumber daya yang ada, dokter A bingung masalah apa yang harus diselesaikan terlebih dahulu dan bagaimana solusinya.

Klarifikasi istilah

1. Prevalensi : jumlah kasus baru dan kasus lama dalam populasi

2. Malaria : suatu penyakit yang disebabkan oleh plasmodium dan di tularkan

melalui gigitan nyamuk anopheles, kemudian menyerang sel darah merah.

Page 3: hanlon

Batasan masalah

Pada kasus tersebut telah dipaparkan data-data tentang keadaan yang terdapat di

puskesmas, dengan sumber daya yang terbatas yang dimiliki oleh puskesmas, dokter

puskesmas tersebut akan menyusun prioritas masalah dan mencari solusi untuk masalah

yang akan di pecahkan.

Analisis masalah

A. Untuk melalukan community health analysis terdapat beberapa langkah, antara lain :

1. Analisis situasi atau kebutuhan

2. Identifikasi dan penyusunan prioritas masalah

3. Analisis penyabab masalah

4. Penyusunan alternatif pemecahan masalah

5. Penyusunan plan of action

6. Implementasi plan of action

7. Monitoring dan evaluasi

B. Untuk menentukan atau merumuskan masalah sebelumnya harus melakukan analisis

situasi atau kebutuhan. Dalam analisis situasi dapat menggambarkan keadaan atau

status kesehatan dari sebuah wilayah, hal itu bisa didapatkan dari data demografi,

sosial ekonomi, status kesehatan, faktor resiko, dan sumber daya kesehatan yang

relevan. Selain itu, dengan adanya analisis situasi akan dapat memberikan informasi

dasara mengenai isu-isu kesehatan yang spesifik di wilayah tersebut.

C. Setelah di lakukan analisis situasi, selanjutnya melakukan identifikasi masalah.

Masalah itu sendiri adalah kesenjangan antara realitas ( kenyataan ) dengan keinginan

( target, standar ) dan adanya kehendak untuk merubah kesenjangan tersebut.

Page 4: hanlon

Masalah mempunyai beberapa kriteria antara lain : berdampak pada banyak orang,

ada konsekuensi serius, adanya kesenjangan yang nyata antara yang ada di kenyataan

dengan standar atau target yang di inginkan, menunjukkan trend yang meningkat, bisa

diselesaikan (ada intervensi yang terbukti efektif).

Bentuk masalah ada tiga yaitu input, proses dan output.Berdasarkan bentuk

masalah tersebut, dapat digolongkan bentuk masalah yang ada di kasus, antara lain :

Input : keterbatasan sumber daya

Proses : Angka persalinan di tenaga kesehatan terlatih, angka kunjungan pasien rawat

jalan perbulan rawat, angka cakupan imunisasi campak.

Output : angka kematian maternal, angka kematian bayi, prevalensi TB, prevalensi

pneumonia pada balita, prevalensi malaria, dan gizi kurang.

Dalam community health analysis, masalah yang titekankan adalah masalah pada

output, sehingga masalah yang akan dibahas dan yang akan dilakukan prioritas adalah

masalah-masalah yang terdapat pada output.

D. Dengan berbagai masalah yang terdapat pada output, maka harus melakukan prioritas.

Prioritas pemecahan masalah dapat di lakukan dengan berbagai macam metode,

antara lain :

1. Relative worth

Pada metode ini, dalam satu kelompok, partisipan diberikan modal point tertentu.

Partisipan diberikan kebebasan untuk mendistribusikan poin yang dipunyai kepada

masalah yang ada. Kemudian, masalah yang dianggap paling penting diberikan poin

tertinggi. Priorotas didasarkan pada masalah dengan jumlah poin tertinggi dari

seluruh partisipan.

2. Forced ranking

Setiap masalah diberikan ranking, masalah yang paling penting diberikan ranking “ 1

“, selanjutnya yang kurang penting diberikan ranking lebih besar. Setiap partisipan

memberikan ranking berdasar pentingnya masalah. Ranking ditabulasi dari seluruh

partisipan, masalah yang mendapat total ranking paling kecil adalah yang

diprioritaskan.

3. Delphi method

Page 5: hanlon

Dalam metode ini, diperlukan koordinator kelompok. Kemudian koordinator

meminta partisipan untuk menulis daftar masalah kesehatan yang paling penting,

dengan batas waktu tertentu. Daftar masalah tersebut dikembalikan kepada

koordinator dan dikompilasi menjadi daftar masalah berdasar pada frekuensi yang

paling sering muncul dari partisipan. Kemudian data tersebut dikembalikan lagi ke

partisipan, sampai terpilih prioritas yang paling penting.

4. Delbeq method

Metode ini mempunyai 2 tahap, pada tahap yang pertama partisipan memberikan

masukan terhadap masalah yang di anggap penting, biasanya 2 – 3 masalah.

Kemudian masalah di kompilasi oleh koordinator, untuk menentukan 2 – 3 masalah

terbesar dari hasil masukan partisipan. Pada tahap ini partisipan tidak diperbolehkan

berkomentar. Pada tahap yang kedua koordinator membuka diskusi, partisipan

diberikan kesempatan untuk klarifikasi, memberikan masukan terhadap daftar

masalah yang ada. Partisipan secara bersama dan terbuka menentukan masalah yang

dianggap penting.

5. Hanlon method

Metode ini didasarkan pada 4 kriteria A,B,C,D. Komponen A menunjukkan besarnya

masalah, komponen B menunjukkan keseriusan masalah, komponen C menunjukkan

ketersediaan solusi, komponen D adalah kriteria pearl ( propriety, economic,

acceptability, resources, dan legality )

E. Metode yang kami pilih untuk menentukan prioritas masalah adalah metode hanlon.

Metode hanlon kami pilih karena metode tersebut merupakan metode yang paling

sering di gunakan untuk menentukan prioritas masalah. Selain itu, metode hanlon

juga mencakup berbagai komponen dan cukup lengkap karena mempertimbangkan

berbagai hal yaitu besarnya masalah, keseriusan yang meliputi urgensi, keparahan dan

ekonomi. Selain beberapa hal tersebut, juga disesuaikan dengan keadaan yang ada di

puskesmas tersebut. Dengan sumber daya yang sedikit, sehingga dalam menentukan

metode yang mana yang harus digunakan juga disesuaikan dengan jumlah suimber

daya yang ada.

Page 6: hanlon

F. Perhitungan hanlon

Dalam metode hanlon dikenal dengan 4 komponen, yaitu:

1) Komponen A : Besarnya Masalah

2) Komponen B : Keseriusan Masalah

Keseriusan masalah dilihat paling tidak dari 3 aspek :

a) Urgensi : Apakah masalah tersebut menuntut penyelesaian segera, menjadi

perhatian publik.

b) Keparahan (severity): Memberikan mortalitas atau fatalitas yang tinggi.

c) Ekonomi (cost) : Besarnya dampak ekonomi kepada masyarakat.

3) Komponen C : Ketersediaan Solusi (bisa dipecahkan atau tidak)

4) Komponen D : Kriteria PEARL

Kriteria PEARL adalah jawaban ya dan tidak, ya diberikan skor 1, jika tidak

maka diberikan skor 0.

Kriteria PEARL meliputi:

P : Propiety : Kesesuaian program dengan masalah

E : Economic : Apakah secara ekonomi bermanfaat

A : Acceptability: Apakah bisa diterima masyarakat

R : Resources: Adakah sumber daya untuk menyelesaikan masalah

L: Legality: Tidak bertentangan dengan aturan hukum yang ada

Semua komponen tersebut, nantinya akan dihitung dengan NPD (Nilai

Prioritas Dasar) dan NPT (Nilai Prioritas Total) dengan rumus sebagai berikut:

NPD = (A+B)C

NPT= (A+B)C)D

Page 7: hanlon

INFORMASI 2

Komponen A : Besarnya Masalah

Besarnya Masalah(Jumlah Populasi Yg Terkena)

Skor

≥ 25 % 1010 -24,9 % 81 – 9,9 % 6

0,1 – 0,9 % 4< 0,1 % 2

Komponen B: Keseriusan Masalah

Urgency Skor Severity Skor Cost SkorVery urgent 10 Very Severe 10 Very costly 10Urgent 8 Severe 8 Costly 8Some urgent 6 Moderate 6 Moderate

cost6

Little urgent 4 Minimal 4 Minimal cast 4Not urgent 2 None 2 No cost 2

Data dari Dinas Kesehatan setempat menunjukkan bahwa case fatality rate untuk Malaria, TB dan DHF masing-masing sebesar 7%, 5%, dan 20%. Angka kejadian DHF di Kabupaten B melonjak sebesar dua kali lipat dari tahun sebelumnya. Angka kejadian TB tidak berubah dari tahun lalu, sedangkan kejadian malaria sudah turun 1% dari tahun sebelumnya, sehingga DHF menjadi focus perhatian pemerintah kabupaten setempat. Data dari Dinas Kesehatan setempat menunjukkan bahwa anggaran perkapita untuk pengobatan pasien malaria sebesar Rp. 200.000,00; TB Rp. 1.500.000,00; dan DHF Rp. 500.000,00.

Komponen C: Tersedianya solusi yang terbukti efektif untuk mencegah masalah kesehatan

Ketersediaan solusi efektif untuk pencegahan masalah kesehatan

Skor

Sangat efektif (80 -100 %) 10Efektif (60 – 80 %) 8

Cukup efektif (40 -60 %) 6

Page 8: hanlon

Kurang efektif (20-40 %) 4Tidak efektif (0-20%) 2

Hasil pelaksanaan program di kabupaten D (tetangga kabupaten B) menunjukkan bahwa program pemberantasan sarang nyamuk berhasil menurunkan angka kejadian DHF sebesar 60% dari tahun sebelumnya. Sedangkan pelaksanaan program DOTS dan PMO berhasil menurunkan angka kejadian TB sebesar 20% dari tahun sebelumnya.

Komponen D : Kriteria PEARL diasumsikan tidak ada yang memiliki skor 0.

G. Pembahasan Hanlon

Berdasarkan tabel tersebut maka kita dapat membuat skoring sebagai berikut

Kriteria A : Besarnya Masalah

Masalah Kesahatan Besaran Nilai

Prevalensi TB 5% 6

Prevalensi Malaria 3% 6

Insidensi DHF 2,5 % 6

Kriteria B : Keseriusan Masalah

Masalah Kesahatan Urgency Severity Cost Rata-

rata

Prevalensi TB 8 6 10 8

Prevalensi Malaria 6 6 6 5,6

Insidensi DHF 10 10 8 9,3

Kriteria C : Keefektifan Solusi

Masalah Kesahatan Besaran

Prevalensi TB 4

Prevalensi Malaria 8

Insidensi DHF 8

Kriteria D

Page 9: hanlon

Masalah

Kesehatan

P E A R L NILAI

Prevalensi TB 1 1 1 1 1 1

Prevalensi

Malaria

1 1 1 1 1 1

Insidensi DHF 1 1 1 1 1 1

Nilai Prorotas Dasar = (A+B)C

Nilai Prioritas Total = (A+B)C X D

Masalah Kesehatan NPD NPT

Prevalensi TB (6+8)4 = 56 56

Prevalensi Malaria (6 +5,6)8 = 92.8 92,8

Insidensi DHF (6+9,3)8 = 122,4 122,4

Dari perhitungan skoring tersebut, masalah-masalah diurutkan berdasarkan nilai yang

diperoleh dan diberi ranking. hasil dari pemberian ranking adalah sebagai berikut:

Insidensi DHF I

Prevalensi Malaria II

Prevalensi TB III

Berdasarkan hasil rangking tersebut maka didapatkan insidensi DHF menjadi prioritas masalah

dalam pembahsana ini.

H. Analisis penyebab masalah

Dalam menganalisis masalah tersebut, kita mengelompokkan berdasar risk factor,

direct contributing factor, dan indirect contributing factor. Untuk insidensi DHF, maka

dapat dianalisis penyebab masalahnya adalah sebagai berikut:

No Risk Factor Direct contributing

factor

Indirect contributing

factor

1. Genangan air a. sampah a.kurangnya

pengetahuan, system

Page 10: hanlon

menumpuk

b.daerah rawan

banjir

pembuangan sampah

tidak berfungsi

b.topografi, curah hujan

tinggi, tidak ada

drainase

2.

3.

Berdasarkan hasil diskusi dan kesepaktan kelompok, yang menjadi penyebab

masalah utama pada kasus peningkatan insidensi DHF tersebut adalah rendahnya ilmu

pengetahuan

I. Alternative pemecahan masalah

Alternatif pemecahan masalah disusun berdasar hasil analisis penyebab masalah,

dan dari masalah utama bisa diberikan beberapa alternatif pemecahan masalah.Alternatif

ini tidak muncul secara tiba-tiba, tetapi harus konsisten dengan pembahasan mengenai

penyebab masalah. Memilih alternatif pemecahan masalah ini dipilih salah satu dengan

metode scoring, dapat juga digunakan metode RINKE, komponen (MIV)/C, Nilai tertinggi

adalah alternatif terpilih

Penyebab masalah yang dipilih untuk dicari alternatifnya yaitu kurangnya tingkat

pengetahuan masyarakat, dari penyebab ini dapat dicari beberapa alternatif pemecahan

masalahnya yaitu:

1. Melakukan penyuluhan secara langsung pada masayarakat disuatu balai terbuka

mengenai DHF, pencegahan, pengendaian, dan lainnya.

2. Melakukan pengajaran mengenai DHF secara door to door langsung ke rumah

warga.

3. Melakukan konseling pada warga dengan memanfaatkan kader-kader desa. Hal ini

diharapkan akan lebih mengefektifkan program penyuluhan.

Page 11: hanlon

4. Melakukan penyuluhan tidak langsung dengan cara membagikan leaflet ke

masyarakat. Leaflet tersebut berisi minimal mencakup tentang penyebab, gejala,

penularan serta tindakan kuratif untuk DHF.

Kami menggunakan metode scoring untuk memilih alternatif yang paling efektif dengan scoring sebagai berikut :

M skor I skor V skor C SkorVery large

10 Very sustainable

10 Very Responsive

10 Very costly 10

Large 8 Sustainable 8 Responsive 8 Costly 8Medium 6 Intermediat 6 Intermediate 6 Moderate

cost6

Small 4 Low sustainable

4 Some responsive

4 Minimal cast

4

Very Small

2 Not sustainable

2 No responsive 2 No cost 2

Alternatif M I V C MIV / C

1. Penyuluhan langsung 6 6 6 6 36

2. Door to door 8 8 6 8 48

3. Melalui kader 8 8 8 8 64

4. Penyuluhan tidak langsung 4 4 4 6 10,6

Keterangan:

a. M (Magnitude): keterjangkauan solusi terhadap sasaran (masyarakat). Semakin solusi ini

mampu menjangkau masyarakat secara luas, skor akan semakin tinggi.

b. I (Intensity): semakin intens solusi terhadap masalah, skor akan semakin tinggi.

c. V (Sensitivity): semakin cepat solusi membuahkan hasil, skor akan semakin tinggi.

d. C (Cost): semakin kecil biaya yang dikeluarkan oleh solusi, skor akan semakin tinggi.

Page 12: hanlon

Kami pun mendapatkan hasil dari scoring ini berupa alternative solusi terbaik, yaitu

pemberitauan melalui kader.

J. Penyusunan plan of action

Setelah prioritas masalah kesehatan ditetapkan, kemudian menganalisis penyebab

serta alternatif pemecahan masalah. kemudian menetapkan tujuan program. Tujuan

program adalah hasil akhir sebuah kegiatan sehingga dapat dipakai untuk mengukur

keberhasilan kegiatan program. Semakin jelas rumusan masalah kesehatan masyarakat

dengan menggunakan kriteria tertentu akan semakin mudah menyusun tujuan program.

Merumuskan tujuan program harus bersifat SMART. Specific, jelas sasaran dan

mudah dipahami oleh staf pelaksana. Measurable, dapat diukur kemajuannya. Appropriate,

sesuai dengan strategi Nasional, tujuan program, dan visi atau misi institusi dan

sebagainya. Realistic, dapat dilaksanakan sesuai dengan fasilitas dan kapasitas organisasi

yang tersedia. Time Bound, sumber daya dapat dialokasikan dan kegiatan dapat

direncanakan untuk mencapai tujuan program sesuai dengan target waktu yang telah

ditetapkan.

Kriteria penyusunan masing-masing tujuan sesuai dengan hierarkinya adalah sebagai

berikut :

1. Goal : jangka panjang, masih umum, abstrak, dan tidak terpengaruh perubahan

situasi.

2. Tujuan kebijaksanaan : bagian goal, sasaran populasi belum ada. Bersifat sektoral

dan ditujukan untuk masyarakat desa.

3. Tujuan program : target populasi jelas dan ada identifikasi dampak khusus yang dapat

diukur apabila tujuan program tercapai.

4. Tujuan pelayanan : memiliki kejelasan atau spesialisasi jenis dan tingkat pelayanan

yang perlu dilaksanakan.

5. Tujuan sumber : memerlukan identifikasi masukan spesifik (input atau sumber daya)

untuk mencapai tujuan pelayanan.

Page 13: hanlon

6. Tujuan implementasi : menjelaskan produk spesifik yang ingin dicapai serta dapat

diukur keberhasilannya.

K. Implementasi Plan Of Action

L. Monitoring dan Evaluasi

Monitoring dan pengendalian (controlling) merupakan fungsi yang terakhir dari

kegiatan. Manfaat dilakukanya monitoring yaitu :

1. Dapat mengetahui sejauh mana kegiatan program sudah dilaksanakan oleh staf,

apakah sesuai dengan standar atau rencana kerja, apakah sumber

dayanya(staf,sarana,dana, dan sebagainya) sudah digunakan sesuai dengan yang telah

ditetapkan. Dalam hal ini, fungsi pengawasan dan pengendalian bermanfaat untuk

meningkatkan efisiensi kegiatan program.

2. Dapat mengetahui adanya penyimpangan pada pemahaman staf melaksanakan

tugas- tugasnya. Jika hal ini diketahui, pimpinan akan memberikan pelatihan lanjutan

bagi stafnya. Pelatihan staf digunakan untuk mengatasi kesenjangan pengetahuan dan

keterampilan staf yang terkait dengan tugas- tugasnya.

3. Dapat mengetahui sebab- sebab terjadinya penyimpangan.

4. Dapat mengetahui staf yang perlu diberikan penghargaan, dipromosikan, atau

diberikan pelatihan lanjutan.

5. Dapat mengetahui apakah waktu dan sumberdaya lainya mencukupi kebutuhan

dan telah dimanfaatkan secara efisien.

Page 14: hanlon

BAB III

KESIMPULAN

1. CHA (community Health Analisis) adalah serangkaian proses untuk menilai adanya

permasalahan kesehatan di masyarakat, menganalisis penyebab, menyusun dan

melaksanakan solusi untuk permasalahan tersebut, mengevaluasi apakah solusi tersebut

mampu mencapai tujuan.

2. Tahapan CHA:

a) Analisis Situasi / Kebutuhan

b) Identifikasi dan Penyusunan Prioritas Masalah

c) Analisis Penyebab Masalah

d) Penyusunan Alternatif Pemecahan Masalah

e) Penyusunan POA

f) Implementasi POA

g) Monitoring dan Evaluasi

3. Priroritas masalah pada kasus tersebut adalah peningkatan insidensi DHF

4. Penyebab masalah pada peningkatan angka prevalensi TBC adalah rendahnya tingkat

pengetahuan warga

5. Alternatif pemecahan yang dipilih adalah penyuluhan melalui kader, dengan tujuan

menurunkan insidensi DHF di kecamatan tersebut dan meningkatkan pengetahuan warga

mengenai DHF.