handout hingga pertemuan terakhir

28
JURUSAN GEOGRAFI PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG Mata Kuliah : Geografi Industri Materi Pokok : Model Gravitasi dan Teori Titik Henti Waktu : 100 menit I. PENDAHULUAN Terdapat beberapa teori interaksi yang disebabkan oleh perbedaan kekuatan atau massa yang dimiliki oleh dua benda/tempat atau lebih. Teori gravitasi pertama kali dikenalkan oleh Isaac Newton pada tahun (1642 1727). Berdasarkan pengalamannya lahirlah suatu pernyataan bahwa pada dua benda yang memiliki massa tertentu akan memiliki gaya tarik menarik yang disebut dengan gaya gravitasi. Dalam studi geografi teori gravitasi dapat dilihat pada peristiwa interaksi yang terjadi antar wilayah. Sebagaimana diketahui setiap daerah memiliki keunikan dan kelebihan serta kekurangan masing masing. Berkaitan dengan itu, akan memicu timbulnya interaksi antar wilayah. Teori titik henti merupakan teori yang memberikan gambaran tentang lokasi batas dua wilayah dalam kegiatan perdagangan. II. PEMBELAJARAN A. Rencana Pembelajaran Mahasiswa (KD) Melalui kegiatan belajar ini diharapkan mahasiswa : Mengetahui dan mampu menjelaskan fungsi model gravitasi dan teori titik henti dan menerapkannya dalam menganalisa kekuatan interaksi antar wilayah. B. Kegiatan Belajar 1. Kegiatan Belajar 8 a. Learning Outcome

Upload: dikanumber1

Post on 24-Nov-2015

36 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • JURUSAN GEOGRAFI

    PROGRAM STUDI GEOGRAFI

    FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS NEGERI PADANG

    Mata Kuliah : Geografi Industri

    Materi Pokok : Model Gravitasi dan Teori Titik Henti

    Waktu : 100 menit

    I. PENDAHULUAN

    Terdapat beberapa teori interaksi yang disebabkan oleh perbedaan kekuatan atau

    massa yang dimiliki oleh dua benda/tempat atau lebih. Teori gravitasi pertama kali

    dikenalkan oleh Isaac Newton pada tahun (1642 1727). Berdasarkan pengalamannya

    lahirlah suatu pernyataan bahwa pada dua benda yang memiliki massa tertentu akan

    memiliki gaya tarik menarik yang disebut dengan gaya gravitasi. Dalam studi geografi

    teori gravitasi dapat dilihat pada peristiwa interaksi yang terjadi antar wilayah.

    Sebagaimana diketahui setiap daerah memiliki keunikan dan kelebihan serta kekurangan

    masing masing. Berkaitan dengan itu, akan memicu timbulnya interaksi antar wilayah.

    Teori titik henti merupakan teori yang memberikan gambaran tentang lokasi batas dua

    wilayah dalam kegiatan perdagangan.

    II. PEMBELAJARAN

    A. Rencana Pembelajaran Mahasiswa (KD)

    Melalui kegiatan belajar ini diharapkan mahasiswa :

    Mengetahui dan mampu menjelaskan fungsi model gravitasi dan teori titik henti dan

    menerapkannya dalam menganalisa kekuatan interaksi antar wilayah.

    B. Kegiatan Belajar

    1. Kegiatan Belajar 8

    a. Learning Outcome

  • (1) Standar Kompetensi

    Mengetahui dan mampu menjelaskan fungsi model gravitasi dan teori

    titik henti dan menerapkannya dalam menganalisa kekuatan interaksi antar

    wilayah.

    (2) Kompetensi Dasar

    a. mampu mendeskripsikan fungsi model gravitasi dan teori titik henti.

    b. mampu menganalisa kekuatan interaksi antar wilayah dan menentukan

    batas wilayah perdagangan dan atau pusat pelayanan antar dua daerah

    b. Uraian Materi

    Model Gravitasi sebagai penentu lokasi industri

    Fungsinya :

    Untuk melihat besarnya daya tarik dari suatu potensi yang berada pada suatu

    lokasi

    Dalam perencanaan wilayah penentuan lokasi pusat pelayanan

    Ada dua kota (A dan B), ingin diketahui berapa besar interaksi antara kedua kota.

    Faktor faktor yg terlibat dalam pengukuran :

    - Jumlah penduduk

    - Jarak antara kota

    Formula :

    Breaking Point Teori :

    Modifikasi dari Gravitasi Reilly

  • Manfaat : untuk perkiraan penempatan lokasi industri dan memperkirakan

    garis batas yg memisahkan wilayah perdagangan antara dua wilayah/kota

    Faktor penentu : jarak dan jumlah penduduk

    Formula :

    c. Rangkuman

    - Kekuatan interaksi dua wilayah dapat diukur dengan menggunakan

    model gravitasi

    - Dalam menentukan posisi/lokasi pembangunan pusat pelayanan

    menggunakan teori titik henti

    d. Evaluasi

    Soal :

    Latihan kasus :

    Jumlah penduduk X=50.000 dan Y=30.000, jarak antara kota X dengan Y

    adalah 60 kilometer. Hitunglah jarak titik hentinya.

    DAFTAR PUSTAKA

    Daldjoeni. 1997. Geografi Baru

    Hartono.2008. Geografi; Jelajah Bumi dan Alam Semesta; hal 108.

  • Tarigan. 2006. Ekonomi Regional

    JURUSAN GEOGRAFI

    PROGRAM STUDI GEOGRAFI

    FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS NEGERI PADANG

    Mata Kuliah : Geografi Industri

    Materi Pokok : Analisis Spasial IBM dan IKT

    Waktu : 200 menit

    III. PENDAHULUAN

  • Aktivitas industri berlangsung di atas ruang dengan segala unsur yang terkandung

    di dalamnya. Jika dilihat kecenderungan aktivitas industri berada mengelompok atau

    terkonsentrasi di tempat yang menguntungkan operasional industri tersebut. Dengan

    begitu jelas bahwa proses keberadaan industri sangat selektif terkait aspek geografis.

    Kondisi geografis alam sangat berperan dalam pemilihan lokasi atau letak industri.

    Contohnya di Amerika aktivitas industri manufaktur berlokasi di manufacturing belt,

    adalah suatu wilayah konsentrasi industri. Di Inggris terdapat konsentrasi wilayah

    industri manufaktur yang terkenal dengan Axial Belt dan lainnya. Berangkat dari

    peristiwa keruangan ini pengamatan dan analisa terhadap gejala pengklusteran atau

    pengelompokan industri secara geografis akan menambah literatur khususnya

    pembahasan ekonomi regional, ekonomi perkotaan dan aktivitas ekonomi dari suudut

    pandang geografi

    IV. PEMBELAJARAN

    A. Rencana Pembelajaran Mahasiswa (KD)

    Diharapkan mahasiswa mampu :

    Mendeskripsikan latar belakang kajian spasial IBM dan IKT, menjelaskan teori

    teori terkait dan menganalisis keberadaan industri manufaktur secara spasial

    (lokasi, sebaran, pola, mengapa berlokasi disana, perbandingan pola IBM dan IKT).

    B. Kegiatan Belajar

    I. Kegiatan Belajar 10 dan 11

    a. Learning Outcome

    (1) Standar Kompetensi

    Mahasiswa memahami latar belakang kajian spasial IBM dan IKT,

    mampu menjelaskan teori teori terkait dan menganalisis keberadaan industri

    manufaktur secara spasial (lokasi, sebaran, pola, mengapa berlokasi disana,

    perbandingan pola IBM dan IKT).

    (2) Kompetensi Dasar

    1.mendeskripsikan latar belakang kajian spasial IBM dan IKT

  • 2.menganalisis keberadaan industri manufaktur secara spasial (lokasi,

    sebaran, pola, mengapa berlokasi disana, perbandingan pola IBM dan

    IKT

    b. Uraian Materi

    Terdapat bentuk bentuk kluster berdasarkan perbedaan tipe dari

    eksternalitas dan perbedaan tipe dari orientasi dan intervensi kebijakan

    (Kolehmainen,2002 dalam Erlangga) :

    1) The industrial districts cluster.

    Industrial district cluster atau yang biasa disebut dengan Marshalian

    Industrial District adalah kumpulan dari perusahaan pada industri yang

    terspesialisasi dan terkonsentrasi secara spasial dalam suatu wilayah

    (Marshal,1920). Pandangan Marshal mengenai industrial district masih relevan

    sampai saat ini dan secara empiris masih dapat dijumpai. Industrial district cluster

    berbasis pada eksternalitas sebagai berikut:

    a) penurunan biaya transaksi (misalnya, biaya komunikasi dan transportasi)

    b) tenaga kerja yang terspesialisasi (misalnya, penurunan biaya rekruitment

    tenaga kerja yang terspesialisasi dan penurunan biaya untuk pengembangan

    sumber daya manusia)

    c) Ketersediaan sumber daya, input dan infrastruktur yang spesifik dan

    terspesialisasi (misalnya pelayanan spesial dan tersedia sesuai dengan

    kebutuhan lokal)

    d) Ketersediaan ide dan informasi yang maksimal (misalnya mobilitas tenaga

    kerja, knowledge spillover, hubungan informal antar perusahaan).

    Intinya, industrial district, terjadi secara alamiah dan bersifat open

    membership. Dalam industial district tidak memerlukan investasi dalam

    membangun relationship. hal ini menunjukkan bahwa jenis kluster ini dapat

    muncul tanpa memerlukan usaha untuk memunculkannya.

    2) The industrial complex cluster.

    Industrial complex cluster berbasis pada hubungan antar perusahaan yang

    teridentifikasi dan bersifat stabil yang terwujud dalam perilaku spasial dalam

  • suatu wilayah. Hubungan antar perusahaan sengaja dimunculkan untuk

    membentuk jaringan perdagangan dalam kluster. Model kompleks industri pada

    dasarnya lebih stabil daripada model distrik industri, karena diperlukannya

    investasi dalam menjalin hubungan antara perusahaan perusahaan dalam kluster

    ini, dimana hubungan yang terjadi berdasarkan atas pertimbangan yang mantap

    dalam pengambilan keputusan. Dengan kata lain kluster ini (komplek industri)

    terjadi karena perusahaan-perusahaan ingin meminimalkan biaya transaksi spasial

    (biaya transportasi dan komunikasi) dan memiliki tujuan-tujuan tertentu baik

    secara implist ataupun eksplisit dengan menempatkan perusahaannya dekat

    dengan perusahaan-perusahaan lain. Dalam beberapa kasus , terjadinya kluster

    industri didorong oleh adanya suatu perusahaan yang mengekspor produk akhir ke

    pasar internasional, yang menjadi mesin penggerak bagi perusahaan perusahaan

    lain untuk berada pada kluster tersebut.

    Komplek industri tidak terbangun secara alami dan berbasis pada

    hubungan saling ketergantungan yang tidak simetris antara perusahaan besar dan

    kecil. Keadaan ini dapat menghalangi penyerapan dan pengembangan inovasi dan

    menempatkan perusahaan kecil pada kedudukan yang yang rendah dalam

    menciptakan investasi dalam penelitian dan pengembangan serta pemasaran.

    3) The Social Network cluster.

    Social Network cluster menekankan pada aspek sosial pada aktifitas

    ekonomi dan normanorma institusi dan jaringan. Model ini berdasarkan pada

    kepercayaan dan bahkan hubungan informal antar personal. hubungan

    interpersonal dapat menggantikan hubungan kontrak pasar atau hubungan hirarki

    organisasi pada proses internal dalam kluster. Harrison (1992) menyatakan bahwa

    konsentrasi spasial pada kluster ini merupakan konteks alami yang terbentuk

    karena adanya hubungan informal dan modal sosial yang berupa kepercayaan,

    karena hal tersebut yang membentuk dan menjaga melalui persamaan sosial dan

    sejarah dan terus menerus melakukan kegiatan bersama dan saling berbagi. Perlu

    diingat bahwa jaringan sosial antar perusahaan tidak perlu dibentuk dalam ruang

    lingkup regional ataupun lokal karena kedekatan wilayah dan budaya dapat

    memfasilitasi terbentuknya proses tersebut.

  • a. Rangkuman

    - Kluster merupakan salah satu ciri dari industri manufaktur

    - Terdapat 3 bentuk kluster berdasarkan perbedaan tipe dari eksternalitas

    dan perbedaan tipe dari orientasi dan intervensi kebijakan.

    b. Evaluasi

    Tugas :

    1. Membuat laporan tentang kondisi IBM dan IKT yang ada di Kota/Kab?

    2. Menganalisa dan membuat laporan tentang keberadaan IBM dan IKT yang

    ada di Kota Padang secara spasial

    DAFTAR PUSTAKA

    Kuncoro, M. (2002). Analisis Spasial dan Regional. Jogjakarta: AMP YKPN

    Marshal, A. (1920) Principles of Economics, London: Mcmillan

    Maurel, F and Sedillot, B. (1999). A Measure Geographic Concentration In

    French Manufacturing Industries. Regional Science and Urban Economics. Vol. 53. pp 469-481

    Porter, M.E (1998a). Clusters and New Economics of Competition. Harvard Business Review, November-December (6), 77-91

    .

  • JURUSAN GEOGRAFI

    PROGRAM STUDI GEOGRAFI

    FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS NEGERI PADANG

    Mata Kuliah : Geografi Industri

    Materi Pokok : Orientasi industri

    Waktu : 100 menit

    I. PENDAHULUAN

    A. Rencana Pembelajaran (KD)

    Mahasiswa mampu menjelaskan orientasi industri ke depan menurut sektor atau

    klasifikasinya

    B. Kegiatan Belajar 12

    a. Learning Outcome

    (1) Standar Kompetensi

    Mahasiswa mampu menjelaskan orientasi industri

    (2) Kompetensi Dasar

    Diharapkan mahasiswa mampu :

    1. Mendeskripsikan peraturan pemerintah tentang pengembangan industri

    2. Menjelaskan orientasi industri ke depan sesuai sektor

    pengembangannya

    b. Uraian Materi

    Pola Pengembangan Industri

    Pengelompokan pola pikir industrialisasi secara keseluruhan telah tercakup dalam

    Pola Pengembangan Indutri Nasional (PPIN) yang dibuat oleh Departemen Perindustrian

    (dalam Siahaan, 1996). PPIN tersebut berintikan 6 butir kebijakan :

    1. Pengembangan industri yang diarahkan untuk pendalaman dan pemantapan struktur

    industri serta dikaitkan dengan sektor lainnya.

    2. Pengembangan indutri permesinan dan elektronika penghasil barang modal.

  • 3. Pengembangan industri kecil.

    4. Pembangunan ekspor komoditi industri.

    5. Pembangunan kemampuan penelitian, pengembangan dan rancang bangun khususnya

    perangkat lunak dan perekayasaan.

    6. Pembangunan kemampuan para wiraswasta dan tenaga kerja industri berupa

    manajemen, keahlian, kejujuran serta keterampilan.

    Perkembangan Sektor Industri Manufaktur Nasional

    Sektor industri manufaktur di banyak Negara berkembang mengalami

    perkembangan sangat pesat dalam tiga decade terakhir. Asia Timur dan Asia Tenggara

    dapat dikatakan sebagai kasus istimewa. Lebih dari 25 tahun terakhir, dijuluki a

    miraculous economic karena kinerja ekonominya sangat hebat. Dari 1970 hinga 1995,

    industri manufaktur merupakan contributor utama. Untuk melihat sejauh mana

    perkembangan industry manufaktur di Indonesia selama ini, perlu dilihat perbandingan

    kinerjanya dengan sector yang sama di Negara-negara lain. Dalam kelompok ASEAN,

    misalnya kontribusi output dari sector industry manufaktur terhadap pembentukan PDB

    di Indonesia masih relative kecil, walaupun laju pertumbuhan output rata-ratanya

    termasuk tinggi di Negara-negara ASEAN lainnya. Struktur ini menandakan Indonesia

    belum merupakan Negara dengan tingkat industrialisasi yang tinggi dibandingkan

    Malaysia dan Thailand.

    Permasalahan dalam Industri Manufaktur

    Secara umum, industry manufaktur di Negara-negara berkembang masih

    terbelakang jika dibandingkan dengan sector yang sama di Negara maju, walaupun di

    Negara-negara berkembanga ada Negara-negara yang industrinya sudah sangat maju.

    Dalam kasus Indonesia, UNIDO (2000) dalam studinya mengelompokkan masalah yang

    dihadapi industry manufaktur nasional ke dalam 2 kategori, yaitu kelemahan yang

    bersifat structural dan yang bersifat organisasi. Kelemahan-kelemahan structural di

    antaranya:

    1. Basis ekspor dan pasarnya yang sempit

  • a. Empat produk, yakni kayu lapis, pakaian jadi, tekstil dan alas kaki

    memiliki pangsa 50% dari nilai total manufaktur

    b. Pasar tekstil dan pakaian jadi sangat terbatas

    c. Tiga Negara (US, Jepang dan Singapura), menyerap 50% dari total ekspor

    manufaktur Indonesia, sementara US menyerap hampir setengah total nilai

    ekspor tekstil dan pakaian jadi

    d. Sepuluh produk menyumbang 80% seluruh hasil ekspor manufaktur

    e. Banyak produk manufaktur padat karya yang terpilih sebagai produk

    unggulan Indonesia mengalami penurunan harga di pasar dunia akibat

    persaingan ketat

    f. Banyak produk manufaktur yang merupakan ekspor tradisional Indonesia

    mengalami penurunan daya saing

    2. Ketergantungan impor yang sangat tinggi

    3. Tidak adanya industry berteknologi menengah

    4. Konsentrasi regional

    Kelemahan-kelemahan organisasi, di antaranya:

    1. Industry skala kecil dan menengah (IKM) masih underdeveloped

    2. Konsentrasi pasar

    3. Lemahnya kapasitas untuk menyerap dan mengembangkan teknologi

    4. Lemahnya SDM

    Strategi dan Kebijakan Pembangunan Sektor Industri

    1. Strategi Subtitusi Impor

    Lebih menekankan pada pengembangan industry yang berorientasi pada pasar

    domestic. Strategi subtitusi impor adalah industry domestic yang membuat barang

    menggantikan impor. Dilandasi oleh pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi

    yang tinggi dapat dicapai dengan mengembangkan industry dalam negeri yang

    memproduksi barang pengganti impor.

  • Pertimbangan yang lajim digunakan dalam memilih strategi ini adalah:

    a. SDA dan factor produksi lain (terutama tenaga kerja) cukup tersedia

    b. Potensi permintaan dalam negeri memadai

    c. Pendorong perkembangan sector industry manufaktur dalam negeri

    d. Dengan perkembangan industry dalam negeri, kesempatan kerja lebih luas

    e. Dapat mengurangi ketergantungan impor

    2. Penerapan strategi subtitusi impor dan hasilnya di Indonesia

    Industry manufaktur nasional tidak berkembang baik selama orde baru

    Ekspor manufaktur Indonesia belum berkembang dengan baik

    Kebijakan proteksi yang berlebihan selama orde baru menimbulkan high cost

    economy. Teknologi yang digunakan oleh industry dalam negeri, sangat diproteksi.

    3. Strategi Promosi Ekspor.

    Lebih berorientasi ke pasar internasional dalam pengembangan usaha dalam negeri.

    Tidak ada diskriminasi dalam pemberian insentif dan fasilitas kemudahan lainnya dari

    pemerintah. Dilandasi pemikiran bahwa laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat

    dicapai jika produk yang dibuat di dalam negeri dijual di pasar ekspor. Strategi

    promosi ekspor mempromosikan fleksibilitas dalam pergeseran sumber daya ekonomi

    yang ada mengikuti perubahan pola keunggulan komparatif.

    4. Kebijakan industrialisasi.

    Dirombaknya system devisa sehingga transaksi luar negeri lebih bebas dan sederhana.

    Dikuranginya fasilitas khusus yang hanya disediakan bagi perusahaan Negara dan

    kebijakan pemerintah untuk mendorong pertumbuhan sector swasta bersama-sama

    dengan BUMN.

    Pengukuran Daya Saing Industri

    Globalisasi pada dasarnya adalah penomena yang mendorong perusahaan di

    tingkat mikro ekonomi untuk meningkatkan efisiensi agar mampu bersaing di tingkat

    lokal, nasional, maupun internasional. Dengan globalisasi yang menyatukan pasar dan

    kompetisi investasi internasional meningkatkan tantangan sekaligus peluang bagi semua

    perusahaan baik kecil, menengah maupun besar. Daya saing adalah kemampuan

    perusahaan, industri, daerah, negara, atau antar daerah untuk menghasilkan faktor

  • pendapatan dan faktor pekerjaan yang relatif tinggi dan berkesinambungan untuk

    menghadapi persaingan internasional (sumber OECD). Oleh karena daya saing industri

    merupakan penomena di tingkat mikro perusahaan, maka kebijakan pembangunan

    industri nasional didahului dengan mengkaji sector industri secara utuh sebagai dasar

    pengukurannya. Analisa difokuskan pada dua sisi yaitu: Sisi Penawaran dan Sisi

    Permintaan.

    Sisi penawaran diukur dari 2 unsur yaitu:

    (1) Kondisi kemampuan ekonomi Indonesia atau Modal Dasar (SDA, SDM, Teknologi,

    dan infrastruktur fisik).

    (2) Kondisi saat ini struktur industri manufaktur Indonesia (kemampuan organisasi,

    kontribusi sektor, produktifitas, internasionalisasi, dan faktor klasifikasi).

    Sedangkan sisi permintaan diukur dari 2 unsur yaitu:

    (1) Tingkat Pengembangan daya saing (posisi daya saing Indonesia dalam

    perdagangan dunia; dan struktur ekspor, spesialisasi ekspor, dan penetrasi

    impor)

    (2) Lingkungan daya saing internasional (dinamisme ekspor, struktur persaingan

    di negara tujuan ekspor, dan struktur pasar impor dunia).

    Untuk menentukan industri yang prospektif dikembangkan di masa mendatang

    telah dilakukan pengukuran daya saing. Pengukuran dilakukan terhadap faktor-faktor

    yang mempengaruhi daya saing internasional industri Indonesia. Indikator yang

    digunakan untuk melihat faktor yang mempengaruhi daya saing internasional terdiri atas

    15 parameter dari sisi penawaran (supply side) dan 8 parameter dari sisi permintaan

    (demand side).

    Parameter-parameter yang digunakan untuk melihat factor yang mempengaruhi daya

    saing industry Indonesia adalah sebagai berikut;

    Sisi penawaran;

    1. Modal Dasar

    2. Ukuran Perusahaan

    3. Struktur Kepemilikan

  • 4. Spesialisasi

    5. Penganekaragaman

    6. Keluaran

    7. Nilai Tambah

    8. Biaya Tenaga Kerja

    9. Aset Tetap

    10. Produktifitas

    11. Cakupan Ekspor

    12. Ketergantungan Impor

    13. FDI dan cakupan Ekspor

    14. Faktor Intensitas

    a. Evaluasi

    Tugas : Membuat makalah tentang orientasi industri dengan data

    spasialnya

    DAFTAR PUSTAKA

    PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL

    rocana.kemenperin.go.id

    http://lufitasari.blogdetik.com/

  • JURUSAN GEOGRAFI

    PROGRAM STUDI GEOGRAFI

    FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS NEGERI PADANG

    Mata Kuliah : Geografi Industri

    Materi Pokok : Perencanaan Industri Pedesaan

    Waktu : 100 menit

    i. PENDAHULUAN

    Pembangunan yang adil dan merata adalah keinginan semua pihak. Tidak hanya

    terkonsentrasi di perkotaan saja namun pelaksanaan dan efek positifnya juga harus

    dirasakan oleh masyarakat pedesaan. Berbagai teori pembaangunan mengungkapkan

    bahwa pembangunan perkotaan akan memberikan efek pada daerah sekitarnya, namun

    kenyataan tidak sedikit wilayah pedesaan belum merasakan apa yang disebut dengan

    aktivitas pembangunan. Spesialisasi aktivitas ekonomi yang dimiliki wilayah pedesaan

    tidak harus berubah mengikuti aktivitas ekonomi perkotaan untuk melangsungkan

    pembangunan. Pembangunan di pedesaan khususnya pertanian bisa berdampingan atau

    beriringan dengan pembangunan industri di pedesaan.

    A. Rencana Belajar Mahasiswa (Kompetensi Dasar)

    Mahasiswa mampu memahami tentang :

    Memahami konsep, teori, isu serta pendekatan perencanaan industri pedesaan

  • B. Kegiatan Belajar

    1. Kegiatan Belajar 13 dan 14

    a. Learning Outcome :

    (1) Standar Kompetensi

    Mahasiswa memahami dan mampu menjelaskan konsep, teori, fungsi, isu

    tentang industri pedesaan serta mampu menjelaskan pendekatan perencanaan

    industri pedesaan.

    (2) Kompetensi Dasar

    Diharapkan mahasiswa mampu :

    1. Mendeskripsikan konsep dan teori serta fungsi industri pedesaan

    2. Menjelaskan isu isu dalam perencanaan industri pedesaan

    3. Menjelaskan pendekatan pendekatan yang digunakan dalam perencanaan

    industri pedesaan

    b. Uraian Materi

    Konsep dan Fungsi Industri Pedesaan

    Menurut Sutardjo Kartodikusuma desa adalah suatu kesatuan hukum

    dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri. Prof. Bintaro

    mengungkapkan bahwa untuk mendefenisikan desa memang sulit, namun kita

    dapat berpatokan pada tiga unsur yaitu penduduk, tanah dan bangunan. Berkaitan

    dengan itu maka Bintarto membatasi pengertian desa merupakan perwujudan atau

    kesatuan goegrafi, sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu

    (suatu daerah) dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan

    daerah lain.

    Menurut Undang Undang No.5 Tahun 1984, industri adalah kegiatan ekonomi

    yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang

    jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya,

    termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Istilah industri

    lebih dikenal dengan sebutan kegiatan manufaktur (manufacturing).

    Konsep industrialisasi pedesaan didasari oleh pemikiran apa yang dapat

    dilakukan untuk pengembangan ekonomi desa. Dengan transformasi teknologi

  • dan pengetahuan, sumberdaya lokal dengan basis pengelolaan oleh masyarakat

    dan pemerintah desa diharapkan dapat mewujudkannya. Industrialisasi desa

    ditandai oleh kepekaan pada pengelolaan lingkungan, orientasi padat karya dan

    bukan padat modal, penggunaan teknologi menengah, serta

    berorientasi pada kebutuhan jangka panjang (sustainable).

    Industrialisasi adalah upaya pemanfaatan sumberdaya untuk memenuhi kebutuhan

    hidup manusia dan mengolahnya agar memiliki nilai guna atau manfaat yang lebih

    tinggi. Industrialisasi pedesaan bergerak di kegiatan kegiatan sektor primer yang

    mengandung unsur inovasi tinggi dan mengadopsi nilai nilai kearifan lokal.

    Industri pedesaan menurut Hag (1979); Meles dan Norcliffe (1984) dalam

    Handoyo (2013): Perusahaan-perusahaan Pengolahan yang berlokasi di luar kota

    (tanah pertanian yang tersebar, perdusunan, pusat-pusat pasar kecil atau kota-kota

    kecil yang bisa mentransformasikan dan mengembangkan struktur sosial dan

    ekonomi daerah perdesaan.

    Industri primer menurut John Bale :

    Mengekstrak material/bahan baku langsung dari alam (darat dan laut), tidak

    melibatkan pemrosesan atau pabrikasi untuk memperoleh produk jadi, contoh :

    perikanan, pertanian, tambang, kehutanan dan lainnya.

    Fungsi pengembangan industri pedesaan :

    Meningkatkan pembangunan ekonomi

    Mengurangi pengangguran dan kemiskinan di pedesaan, menciptakan

    kesempatan kerja dibidang non-pertanian

    Membantu mencegah arus migrasi ke perkotaan

    Membantu mewujudkan kemandirian wilayah pedesaan dalam pemenuhan

    kebutuhan primer dan sekunder.

    Penguatan basis ekonomi wilayah perdesaan dan mengurangi kebocoran

    pendapatan perdesaan ke perkotaan

    Menstimulir kreatifitas penduduk pedesaan dengan menghasilkan produk yang

    memiliki nilai tinggi

    Pelestarian kebudayaan dan kearifan lokal

  • Menciptakan interaksi keruangan yang positif untuk peningkatan

    kesejahteraan masyarakat pedesaan dalam bentuk kerjasama produsen dan

    konsumen (pedesaan dan pasar di perkotaan)

    Meningkatkan penguatan kelembagaan ekonomi di pedesaan

    Isu isu dalam perencanaan industri pedesaan :

    - Pengaruh kebijakan dan kepentingan sektoral terhadap pemilihan prioritas

    pembangunan (program dan kegiatan)

    - Pemilihan jenis industri yang akan dikembangkan, terkait ketersediaan bahan

    baku, nilai komersil.

    - Aspek kelembagaan

    - Aspek pemasaran, terkait segmen pasar dari hasil produksi, pemilihan lokasi

    pabrik dalam rangka meminimalisir biaya terkait waktu dan jarak.

    - Kesiapan sumberdaya manusia, terkait motivasi untuk berkembang,

    kemampuan mengelola atau manajemen industri.

    - Arus globalisasi, terkait persaingan pasar

    Pendekatan pendekatan yang digunakan dalam perencanaan industri

    pedesaan

    - Melalui kebijakan; pengalihan arus migrasi dari kota kota besar ke kota

    kecil atau menengah, pengembangan

    - Meningkatkan produktivitas sektor pertanian, menciptakan kesempatan

    kerja diluar sektor pertanian yang stabil dan secara finansial menarik

    kegiatan Off-Farm dan Non-Farm

    c. Rangkuman

    - Industri adalah upaya pemanfaatan sumberdaya untuk memenuhi

    kebutuhan hidup manusia dan mengolahnya agar memiliki nilai guna atau

    manfaat yang lebih tinggi

    - Fungsi PIP diantaranya; meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menjaga

    kearifan lokal, meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, mengurangi

    pengangguran

  • - Isu PIP diantaranya; kebijakan yang berpihak, segmen pasar, kualitas sdm

    pelaku, arus globalisasi, aspek kelembagaan

    - Pendekatan perencanaan industri pedesaan dapat dilakukan melalui

    pengembangan kebijakan pemerintah dalam hal peningkatan produktivitas

    pertanian dan menciptakan lapangan pekerjaan serta mengalihkan arus

    migrasi dari kota besar ke kota kecil/menengah

    d. Evaluasi

    Tugas :

    Membuat makalah tentang industrialisasi pedesaan dengan contoh kasus bahasan

    (kliping PIP terkini).

    Soal :

    1. Jelaskan pengertian industrialisasi

    2. Jelaskan konsep dasar industrialisasi pedesaan

    3. Jelaskan fungsi PIP dan pendekatan PIP

    DAFTAR PUSTAKA

    Daldjoeni. 1995. Geografi Kota dan Desa.

    Joni Purwo Handoyo. 2009. Perencanaan Industri Pedesaan. Handout Mata Kuliah Perencanaan

    Industri Pedesaan. Geografi UGM. Yogyakarta

    http://repository.ipb.ac.id.

    JURUSAN GEOGRAFI

    PROGRAM STUDI GEOGRAFI

    FAKULTAS ILMU-ILMU SOSIAL

    UNIVERSITAS NEGERI PADANG

    Mata Kuliah : Geografi Industri

    Materi Pokok : Dampak Industri Terhadap Lingkungan

    Waktu : 100 menit

    ii. PENDAHULUAN

    Pembangunan diperlukan untuk mengatasi banyak masalah terutama ekonomi, namun

    harus waspada dengan dampak negatifnya. Pada kondisi tertentu tidak dilarang untuk

  • melakukan pembangunan karena tanpa itu kita tidak akan maju. Tapi di sisi lain menekan

    dampak negatifnya sekecil mungkin. Pembangunan harus berwawasan lingkungan yaitu

    lingkungan diperhatikan sejak pembangunan itu mulai direncanakan sampai operasional

    pembangunan itu dilaksanakan. Dengan prinsip ini pembangunan berkelanjutan dapat

    dilaksanakan.

    A. Rencana Belajar Mahasiswa (Kompetensi Dasar)

    Mahasiswa mampu memahami tentang :

    Dampak industri terhadap lingkungan sekitar maupun global

    B. Kegiatan Belajar

    1. Kegiatan Belajar 15

    a. Learning Outcome :

    (1) Standar Kompetensi

    Mahasiswa mampu memahami dan mendeskripsikan tentang dampak aktivitas

    industri terhadap lingkungan sekeliling dan akumulasi dampaknya bagi

    lingkungan lebih luas (global)

    (2) Kompetensi Dasar

    Diharapkan mahasiswa mampu :

    a. Mendeskripsikan tentang dampak keberadaan industri terhadap

    lingkungan sekeliling secara umum (ekonomi, sosial budaya,

    kesejahteraan umum, lingkungan, kesehatan)

    b. Memahami dan menjelaskan pentingnya analisis dampak lingkungan

    akibat aktivitas manusia

    b. Uraian Materi

    Dalam kegiatan ekonomi, yang utama adalah bagaimana memperoleh

    keuntungan sebesar besarnya bagi perusahaan yang bersangkutan. Tetapi

    keberadaan aktivitas ekonomi pada lokasi tertentu memberikan dampak yang

    lebih luas kepada masyarakat di lingkungan sekitarnya terutama. Dengan begitu

  • keberadaan suatu perusahaan di dalam ruang atau di suatu lokasi sangat erat

    kaitannya dengan lingkungan sekitarnya sebagai penerima dampak terdekat

    setelah perusahaan itu sendiri. Dampak yang diterima oleh masyarakat sekeliling

    dapat berupa dampak positif maupun negatif. Namun kembali kepada tujuan

    perencanaan bahwa memaksimalkan dampak positif dan menekan hingga sekecil

    kecilnya dampak negatif yang ditimbulkan dari suatu aktivitas manusia.

    Dampak dapat diartikan perubahan yang terjadi sebagai akibat suatu aktivitas.

    Aktivitas tersebut secara keseluruhan dapat berupa, aktivitas fisik, kimia, biologi

    dan dapat disebabkan oleh aktivitas manusia misalnya kegiatan pembangunan

    sarana transportasi.

    Pada dasarnya dampak yang ditimbulkan oleh keberadaan industri tidak dapat

    dipisahkan karena saling berkaitan. Hal ini disebabkan penerima dampak adalah

    manusia yang melakukan aktivitas di dalam ruang/lingkungan. Jadi dampak fisik

    akan saling berkaitan dengan non fisik. Meskipun demikian berikut akan

    diuraikan dampak aktivitas menurut bentuknya.

    Dampak aktivitas industri kepada kehidupan disekelilingnya dapat dinyatakan

    dalam berbagai sisi atau bentuk, diantaranya ekonomi, sosial budaya, kesehatan,

    lingkungan dan kesejahteraan umum).

  • Dampak ekonomi

    Bentuk dampak yang ditimbulkan adalah : peningkatan produksi, peningkatan

    pendapatan dan pengurangan pengangguran.

    Dampak lingkungan

    Dampak kegiatan pembangunan terhadap lingkungan adalah kondisi dimana

    perkiraan perubahan lingkungan yang ada tanpa adanya faktor pendorong

    perubahan dan kondisi perubahan lingkungan dengan adanya faktor pendorong

    terjadinya perubahan terhadap lingkungan. Makna kedua adalah maksud dampak

    lingkungan yang terjadi akibat keberadaan industri sebagai salah satu aktivitas

    pembangunan yang dilakukan manusia.

    Dampak industri terhadap lingkungan alam dapat secara langsung dan dampak

    tidak langsung. Dampak langsung seperti polusi udara, polusi air, polusi tanah dan

    polusi suara. Sedangkan dampak tidak langsung contohnya longsor atau banjir

    bandang yang disebabkan oleh bukit yang tandus karena penebangan pohon,

    banjir karena berkurangnya resapan area di daerah hulu, perubahan iklim ekstrim,

    dan lainnya.

    Dampak sosial budaya

    Menurut Undang undang no. 4 tahuan 1982 dampak ini adalah dampak non fisik

    yang ditimbulkan. Dampak sosial budaya lebih terlihat pada pengaruh perubahan

    pada diantaranya keamanan, kenyamanan, gangguan terhadap pola penghidupan

    dan tingkah laku masyarakat. Dampak dalam bentuk ini akan lebih besar efek

    negatifnya dibandingkan positif apabila dirasakan oleh penduduk yang

    emosionalnya lebih dominan. Biasanya dimiliki penduduk di daerah pedesaan

    (penduduk yang jarang melihat hal baru). Sedangkan dampak positif akan

    dirasakan oleh penduduk yang cenderung memiliki sosial budaya rasional yang

    pada umumnya dimiliki oleh masyarakat perkotaan. Oleh karena itu keberadaan

    suatu perusahaan/industri akan berbeda pendekatannya apabila didirikan di lokasi

    yang berdekatan dengan masyarakat terbelkang, pedesaan dengan masyarakat

    perkotaan.

    conto

    Dampak Kesejahteraan Umum

  • Dampak kesejahteraan umum dilihat dari analisa dampak keberadaan lokasi

    industri atau perusahaan secara menyeluruh. Tidak hanya positifnya saja termasuk

    dampak negatif yang ditimbulkan. Dampak biasanya memiliki intensitas tinggi di

    daerah dekat perusahaan dan akan menurun menjauhi perusahaan/lokasi industri.

    Berikut adalah contoh keterkaitan dampak aktivitas manusia terhadap

    bidang/aspek kehidupan :

    Gambar diagram alir di atas memberikan gambaran kaitan pada setiap bentuk

    dampak aktivitas manusia (pembangunan/bidang industri). Pertumbuhan

    penduduk mengakibatkan peningkatan jumlah limbah domestik, sedangkan

    limbah domestik memicu terjadinya pertumbuhan massal mikrofita, seperti

    enceng gondok dan kiambang. Limbah domestik eutrofikasi dan pertumbuhan

    massal mikro dan makrofita adalah dampak biofisik pertumbuhan penduduk yang

    sesungguhnya adalah faktor sosial, pertumbuhan massal mikro dan makrofita

    menimbulkan resiko kesehatan, pemurnian diri air (biofisik dan kesehatan),

  • perbaikan kualitas air (sosial dan kesehatan), penurunan hasil ikan (biofisik dan

    sosial), penurunan pendapatan (kesejahteraan) dan selanjutnya.

    Analisis mengenai dampak lingkungan dalam perencanaan pembangunan

    Dalam analisa dampak kita cenderung menilai dampak negatifnya saja walaupun

    sebenarnya dampak positif juga ditimbulkan dari aktivitas pembangunan

    (industri). Di negara maju juga lebih cenderugn hanya menganalisa dampak

    negatif yang ditimbulkan. Namun tetap harus diperhatikan mana persentase yang

    lebih besar. Analisis dampak terhadap lingkungan dalam perencanaan sangat perlu

    dilakukan mengingat tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan

    kesejahteraan rakyat. Dengan demikian apabila dampak yang ditimbulkan

    pembangunan dominan merugikan sebaiknya dilakukan peninjauan ulang atau

    dibatalkan. Kemudian apakah semua kegiatan pembangunan harus dianalisis

    terlebih dahulu sebelum pelaksanaannya? Tidak semua program atau proyek harus

    melakukan tahapan analisa dampak. Pemerintah memberikan daftar kegiatan

    pembangunan apa saja yang perlu melakukan analisa dampak dan kaitannya

    dengan kebutuhan dana yang dikeluarkan. Analisa pra pelaksanaan program dan

    kegiatan pembangunan disebut juga dengan AMDAL singkatan dari analisis

    mengenai dampak lingkungan.

    Tentang AMDAL

    Adalah kajian mengenai dampak penting suatu Usaha dan/atau Kegiatan

    yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses

    pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan.

    Amdal lahir melalui amanat Undang Undang tentang lingkungan hidup di

    Amerika Serikat. National Environmental Policy Act (NEPA), mulai diberlakukan

    pada tanggal 1 januari 1970 pasal 102 (2) (C) semua usulan legislasi dan

    aktivitas pemerintah federal yg besar yg diperkirakan akan mempunyai dampak

    penting terhadap lingkungan diharuskan disertai laporan environmental impact

    assessment (Analisis dampak lingkungan) tentang usulan tersebut.

    Di Indonesia amdal mulai serius dibicarakan sejak pelita ke IV dan dibentuknya

    Kementrian Kependudukan dan Lingkungan Hidup.

  • Dasar hukum pelaksanaan amdal :

    - Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup 17/2012 ttg pelibatan

    masyarakat dalam Amdal dan Izin Lingkungan

    - PP No.27/2012 ttg keterlibatan masyarkat dalam Amdal dan Izin Lingkungan

    - Permen LH No.16/2012 ttg Pedoman Penyusunan dokumen lingkungan

    terdiri dari: KA-ANDAL, ANDAL, RKL, RPL dan Ringkasan Eksekutif,

    sesudah KA-ANDAL, ANDAL dan RKL-RPL.

    Lingkup kajian amdal : dampak positif dan negatif dari rencana suatu kegiatan

    layak atau tidak lingkungan. Kajian amdal disusun dengan mempertimbangkan

    aspek fisik, kimia, biologi, sosial-ekonomi, sosialbudaya dan kesehatan

    masyarakat (aspek ini dikaji melalui survey ke masyarakat dan juga analisis

    komponen lingkungan di laboratorium).

    AMDAL bermanfaat untuk menjamin suatu usaha atau kegiatan pembangunan

    agar layak secara lingkungan. Dengan AMDAL, suatu rencana usaha dan/atau

    kegiatan pembangunan diharapkan dapat meminimalkan kemungkinan dampak

    negatif terhadap lingkungan hidup, dan mengembangkan dampak positif,

    sehingga sumber daya alam dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan

    (sustainable).

    Pihak-pihak yang berkepentingan dalam proses AMDAL :

    - Pemerintah memberi keputusan oleh komisi penilai

    - Pemrakarsamelaksanakan kajian AMDAL(yg bertanggung jawab terhadap

    rencana kegiatan)

    - Masyarakat yang berkepentingan (yang terkena pengaruh)

    c. Rangkuman

    Dampak lingkungan adalah suatu kondisi yang diperkirakan terhadap

    lingkungan tanpa adanya faktor yang mendorong perubahan dan kondisi

    yang diperkirakan akan berubah karena adanya faktor pendorong

    terjadinya perubahan.

  • Dampak industri dapat dianalisa dari beberapa bentuk diantaranya dampak

    terhadap lingkungan fisik, dampak terhadap sosial budaya, dampak

    terhadap kesehatan dan dampak terhadap kesejahteraan umum

    Terdapat keterkaitan yang erat antara bentuk dampak satu dengan lainnya.

    Analisa dampak dalam perencanaan pembangunan dilakukan sebelum/pra

    pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan.

    d. Evaluasi

    Tugas :

    1. Mendiskusikan dampak industri terhadap lingkungan fisik dan non fisik di

    dalam kelompok dan membuat laporannya dalam presentasi kelas.

    2. Membuat laporan contoh kasus aktivitas industri dan pengaruhnya atau

    dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan.

    Soal :

    - Jelaskan yang dimaksud dengan dampak

    - Jelaskan bentuk bentuk dampak yang ditimbulkan lokasi industri terhadap

    lingkungan dengan contoh

    - Jelaskan peran analisa mengenai dampak lingkungan dalam perencanaan

    pembangunan

    DAFTAR PUSTAKA

    Marsudi Djojodipuro. 1992. Teori Lokasi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta

    Otto Sumarwoto.1996. Analisi Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada University Press.

    Yogyakarta.

    Robinson Tarigan. 2006. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi; Edisi Revisi.PT. Bumi Aksara.

    Jakarta.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Ahyuni.2011.Geografi Pembangunan;Handout. Geografi UNP. Padang

    Daldjoeni.1997. Geografi Baru; Organisasi Keruangan Dalam Teori dan Praktek. PT.Alumni

    Bandung

    Fenneman, N.M. (1919). The Circumference of Geography, Ann. Ass. Am. Georgr.,

    French Manufacturing Industries. Regional Science and Urban Economics. Vol. 53. pp 469-481

    Griffin R. 2006. Business. New Jersey: Pearson Education.

    Hadi Sabari Yunus. 1989. Metode Penelian Geografi. UGM. Yogyakarta

    Hartono, 2007. Geografi: Jelajah Bumi dan Alam Semesta Kelas X SMA/MA.Bandung:Citra

    Praya. Hlm.9

    Hartono.2008. Geografi; Jelajah Bumi dan Alam Semesta; hal 108.

    Jawoto Sih Setyono.2004. Dasar dasar Teori Lokasi Industri; Weberian and Loschian Theories

    Joni Purwo Handoyo. 2009. Perencanaan Industri Pedesaan. Handout Mata Kuliah Perencanaan

    Industri Pedesaan. Geografi UGM. Yogyakarta

  • Kuncoro, M. (2002). Analisis Spasial dan Regional. Jogjakarta: AMP YKPN

    Marshal, A. (1920) Principles of Economics, London: Mcmillan

    Marsudi Djojodipuro. 1992. Teori Lokasi. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta

    Maurel, F and Sedillot, B. (1999). A Measure Geographic Concentration In

    Marsudi Djojodipuro.1992. Teori Lokasi

    Otto Sumarwoto.1996. Analisi Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada University Press.

    Yogyakarta.

    Porter, M.E (1998a). Clusters and New Economics of Competition. Harvard

    Business Review, November-December (6), 77-91

    PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2008 TENTANG

    KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL

    Robinson Tarigan. 2006. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi; Edisi Revisi.PT. Bumi Aksara.

    Jakarta.

    Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. Baduose Media. Padang

    Utoyo, Bambang. (2007). Geografi:Membuka Cakrawala Dunia untuk SMA dan MA Kelas X.

    Bandung: Setia Purna.

    rocana.kemenperin.go.id

    http://lufitasari.blogdetik.com/

    http://repository.ipb.ac.id.