hand out hk kedokteran.ppt

Upload: ayurinda

Post on 02-Nov-2015

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • MATA KULIAH HUKUM KEDOKTERANSKS :

    Oleh :Arrie Budhiartie, S.H., M.Hum

    DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONALPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER UNIVERSITAS JAMBIFEBRUARI 2007

  • POKOK BAHASAN1. PENDAHULUAN2.STANDAR PROFESI MEDIK DAN PELAYANAN KESEHATAN3. HUBUNGAN PASIEN DAN DOKTER4. KESALAHAN MEDIK5. PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM DOKTER6. ASPEK HUKUM BIOTEKHNOLOGI KEDOKTERAN7.PENEGAKAN HUKUM DAN PENYELESAIAN SENGKETA KEDOKTERAN

  • TUJUAN AKHIR MATA KULIAHMahasiswa mampu memahami teori-teori yang terkait pada permasalahan Hukum KedokteranMahasiswa mampu menganalis aspek-aspek hukum terhadap kasus-kasus kedokteran;Mahasiswa diharapkan mampu memberikan pandangan-pandangan hukum terhadap kasus-kasus kedokteran yang belum mendapat pengaturan dalam tatanan hukum positif

  • BAB I. PENDAHULUAN

    Pengertian Hukum Kesehatan, Menurut :

    1.PERHUKI:Semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan pemeliharaan/pelayanan kesehatan dan penerapannya 2.PBHN:Ketentuan-ketentuan hukum yang mengatur tentang hak dan kewajiban baik dari tenaga kesehatan dalam melaksanakan upaya kesehatan maupun dari individu dan masyarakat yang menerima upaya kesehatan tersebut dan segala aspek-aspeknya yaitu : Promotif, Preventif, Kuratif, Rehabilitatis dan Organisasi dan Sarana

  • 3.Prof. Van der MijnLembaga peraturan yang langsung berhubungan dengan peraturan kesehatan, sekaligus juga dengan penerapan hak sipil umum, pidana, administratif 4.Prof. LeenanKeseluruhan aktifitas dan peraturan hukum dibidang pemeliharaan kesehatan beserta studi ilmiahnya

  • Hukum Kedokteran:Ilmu tentang hubungan hukum di mana dokter merupakan salah satu pihak, dalam menjalankan profesinya untuk memberikan pelayanan medis.

  • B. Ruang lingkupHukumKedokteranHukum Rumah SakitHukumKeselamatan KerjaHukumKeperawatanHukum Farmasi klinikHukumKesehatanLingkunganHukumKes. Masykt

  • C. Instrumen Hukum KedokteranInternasionalThe Hippocratic OathDeclaration of GenevaInternational Code of Medical EthicsNurenberg CodeConstitution of the World Heat OrganizationAmerican Hospital Association = A Patients Bill of RightsThe World Medical Association = Declaration of Helsinki

  • b. NasionalUU No. 23 Thn 1992 tentang KesehatanUU No. 29 Thn 2004 tentang Praktik KedokteranPP no. 32 tahun 1996 tentang Tenaga KesehatanKepMenkes RI No. 434/Menkes/SK/X/1983 tentang Kode Etik Kedokteran IndonesiaPermenkes RI no. 159b/Menkes/PER/II/1988 tentang Rumah SakitPermenkes RI No. 585/Menkes/PER/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik dll.

  • BAB II STANDAR PROFESI MEDIS DAN PELAYANAN KESEHATANA. Standar ProfesiPedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk dalam menjalankan profesi secara baik. (Pasal 53 UU No. 23/1992)Batasan kemampuan (knowledge, skill and profesi attitude) minimal yang harus dikuasai oleh seorang individu untuk dapat melakukan kegiatan profesionalnya pada masyarakat secara mandiri yang dibuat oleh organisasi profesi

  • Unsur-unsur standar profesi menurut Prof. Mr. W.B. Van der MijnKetelitian UmumStandar ProfesiKemampuan Rata-rataKewenangan

  • Unsur-unsur standar profesi menurut Prof. Dr. H. J.J. LeenanStandar Profesi MedisSituasi & KondisiAsasProporsionalKetelitian Rata-rataKetelitian pd PeraturanBebas dariKelalaian

  • Standar Pelayanan MedisStandar Pelayanan MedisHospital by Laws

  • Tujuan ditetapkannya standar profesi medis (standar pelayanan medis)1. untuk melindungi masyarakat pasien dari praktik yang tidak sesuai dengan standar profesi medis2. untuk melindungi profesi dari tuntutan masyarakat yang tidak wajar3. sebagai pedoman dalam pengawasan, pembinaan dan peningkatan mutu pelayanan kedokteran4. sebagai pedoman untuk menjalankan pelayanan kesehatan yang efektif.

  • Perikatan menurut KUHPer

    Pasal 1233: Tiap perikatan dilahirkan baik karena persetujuan, baik karena undang-undang.

  • Pasal 1234:Tiap perikatan adalah :1. untuk memberikan sesuatu2. untuk berbuat sesuatu3. untuk tidak berbuat sesuatu

  • Bentuk Perjanjian

    Resultaatverbintenis: objek perjanjian adalah hasil dari suatu tindakan/perbuatan hukum tertentu

    2. Inspaningverbintenis : objek perjanjian adalah berdasarkan suatu upaya yang maksimal

  • Beban pembuktian :

    Resultaatverbintenis : pada tergugat (biasanya pihak dokter)

    Inspanningverbintenis : pada penggugat (biasanya pihak pasien)

  • SYARAT SAHNYA PERJANJIAN (Pasal 1320 KUHPerdata)1. Kesepakatan para pihak2. adanya kecakapan untuk membuat suatu perikatan/perjanjian3. mengenai suatu hal tertentu4. untuk suatu sebab yang halal / diperbolehkan.

  • Akibat Hukum Transaksi Terapeutik Pasal 1388 KUHPerdata :Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya

    Pasal 1339 KUHPerdata :Suatu perjanjian ttidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas dinyatakan di dalamnya tetapi juga untuk segala sesuatu yang menurut sifat perjanjian diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau undang-undang.

  • Asas-asas Hukum Dalam Penyelenggaraan Transaksi TerapeutikUU No. 29 Tahun 2004:1. Nilai Ilmiah2. Asas Manfaat3. Asas Keadilan4. Asas Kemanusiaan5. Asas Keseimbangan6. Asas Perlindungan & Keselamatan Pasien

  • Dr. Veronika Komalawati1. Asas Legalitas2. Asas Keseimbangan3. Asas Tepat Waktu4. Asas Itikad Baik5. Asas Kejujuran6. Asas Kehati-hatian7. Asas Keterbukaan

  • Persetujuan Tindakan MedikPermenkes No. 585/Men.Kes/Per/IX/1989Pasal 1 angka a:Adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan medik yang akan dilakukan terhadap pasien tsb.

  • UU No. 29 tahun 2004Pasal 45Persetujuan diberikan setelah diberikan penjelasan kepada pasienYg hrs dijelaskan :Diagnosis & tata cara tindakan medisTujuan tindakan medikAlternatif & resikoResiko dan komplikasiprognosisi

  • Bentuk persetujuan: Lisan dan tertulis

    Tindakan berisiko tinggi: tertulis.

  • Hak dan Kewajiban Pasien dan Dokter 1. Hak PasienHak Dasar KesehatanSosialIndividualThe Right of Health CareHak Atas PelayananMedisThe Right of self determinationHak atas PrivacyHak atas badan sendiriHak atas Rahasia KedokteranHak informed consentMemilih dokter & RSHak menolak - Pengobatan - Tindakan medis tertentuHak Menghentikan Pengobatan/perawatanHak atas second opinionHak memeriksa rekam medis

  • Informed Consent (Persetujuan Tindakan Medik)Dasar Hukum:1. Undang-Undang No.29/20042. Permenkes No. 585/MEN.KES/PER/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik

  • DAMPAK HUKUM KETIADAAN INFORMED CONSENT Hk. Administrasi : Dokter/tenaga medis dikenakan sanksi administrasi1. Teguran2. Penundaan kenaikan pangkat3. Dicabut ijin praktek, sementara atau tetap

  • Hk. Perdata : terjadinya gugatan keperdataan terhadap keabsahan perjanjian yaitu tidak terpenuhinya ketentuan Pasal 1320 KUHPerdata

    Hk. Pidana : bila menimbulkan cacat permanen atau kematian dapat diajukan sebagai suatu kelalaian (culpa) yang mengakibatkan cederanya atau matinya orang (Pasal 359)

  • MEDICAL RECORD (REKAM MEDIK)Dasar Hukum:1. UU No.29/20042. PERMENKES RI No. 749a / MENKES / PER/XII/1989

  • Pengertian: berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan.

  • Fungsi RM:1. Administrasi2. Legal/Hukum/Alat bukti3. Finansial4.Research5. Education6. Documentation

  • Aspek Hukum:Sebagai alat bukti yang sah dlm proses peradilan.1. Pidana: Psl. 184 ayat (1) KUHAP2. Perdata : HIR dan RBg

  • RAHASIA MEDIS (MEDICAL SECRECY)Dasar Hukum:1. Pasal 1909 KUHPdt tentang Hak Tolak Mengungkap (verschoningsrecht)2. Pasal 1365 KUHPdt tentang perbuatan melawan hukum3. Pasal 322 KUHP tentang Wajib Menyimpan Rahasia

  • 4. Pasal 224 KUHP tentang Panggilan Menghadap sbg Saksi ahli5. Pasal 170 KUHAP ttg wajib menyimpan rahasia6. Pasal 179 KUHAP ttg Wajib memberikan keterangan sbg ahli Kedokteran Kehaliman atau sbg dokter7. Hukum Acara Perdata (HIR dan RBg)

  • 8. PP No. 10 Tahun 1966 tentang Wajib Simpan Rahasia Kedokteran 9. KODEKI10. PP No.26 Thn 1966 yg memuat Lafal Sumpah Kedokteran11. UU No. 23 Thn 1992 ttg Kesehatan12. UU No. 29 Thn 2004 ttg Praktik Kedokteran

  • Landasan hukum Internasional:1. Declaration of Geneve2. Internasional Code of Medical Ethics3. Declaration of Lisbon 1981

  • Pengecualian Wajib Simpan Rahasia KedokteranDoktrin (Prof. Eck)1. Peraturan perundang-undangan2. Ijin Pihak yg berhak (Pasien)3. Konflik kepentingan (keadaan mendesak/terpaksa)4. Perintah Jabatan

  • UU No. 29 Thn 2004:1. Kepentingan kesehatan pasien2. Adanya ijin pihak pasien3. Memenuhi permintaan aparatur penegak hukum4. Ketentuan perundang-undangan

  • 2. KEWAJIBAN PASIENMemeriksakan sedini mungkinMemberikan informasi (lengkap dan benar)Mematuhi nasihat dan petunjuk dokterMenandatangani surat-surat (pertindik, dll)Punya keyakinan pada dokterMelunasi biaya Rumah Sakit/Perawatan

  • B. Hak dan Kewajiban DokterHak Undang-undang Praktik Kedokteran Ps. 50Memperoleh perlindungan hukumMemberikan pelayanan medis sesuai dengan standar profesi dan standar operasionalMemperoleh informasi lengkap dan jujur dari pasienMenerima imbalam jasa

  • 2. Kewajiban DokterKODEKIStandar ProfesiFungsi SosialPemeliharaan KesehatanAdministrasiMenjunjung tinggi sumpah dokterMelindungi hidup makhluk insaniMenghormati Hak PasienMelakukan pertolongan daruratDllLege artisAsas proporsionalUU no. 29/2004 tentang Perijinan

  • UU Kesehatan dan UU Praktek Kedokteran tidak menyebutkan istilah malpraktek tetapi hanya menyebutkan kesalahan atau Kelalaian yang dapat dijadikan landasan gugatan atau tuntutan hukum terhadap dokter.Dlm ilmu Hukum pidana:Kesalahan (schuld) : 1. Kesengajaan (opzet/dolus) 2. Kelalaian(culpa)Bab. IV KESALAHAN MEDIS

  • A. Pengertian malpraktekBlack Law Dictionary Unskill or treatment, particularly applied to the neglect or unskill management of physician, surgeon or aphothecacyProf. Dr. Ratna Suprapti Samil SP.OG. Malpraktek = medical negligence (keteledoran) Medical malpractice : Suatu sikap yag dapat mengakibatkan suatu tuntutan hukum sebagai akibat dari hasil pemberian pelayanan secara profesional dalam bidang kedokteran/ kesehatan

  • Makna yang samaNegligenceIntentional misconductBreach of contract misconductDefamationDivulgence of confidential informationUnauthorized procedureFailure to prevent injuries in certain non patient

  • B. Bentuk-bentuk MalpraktekMalpraktekPerdataAdministrasiPidanaWanprestasiPerbuatan melawan hukumPerbuatan pidanaPertangg.jawabanPidanaPidana/sanksiKewenangan/perijinan

  • Bentuk Malpraktek1. Criminal malpractice2. Civil Malpractice3. Administrative malpractice

  • Unsur-Unsur Malpraktek:Criminal Malpractice:1. Adanya Perbuatan melawan hukum : dalam bentuk penyimpangan standar profesi medis2. Perbuatan tsb diancam sanksi pidana3. Adanya Kesalahan, baik kesengajaan maupun kelalaian4. Kerugian : cacat fisik berat/permanen atau kematian

  • Civil malpractice1. Wan prestasi (Psl 1239 KUHPdt)Tiap-tiap perikatan untuk berbuat sesuatu, atau untuk tidak berbuat sesuatu, apabila si berutang tidak memenuhi kewajibannya, mendapatkan penyelesaiannya dalam kewajiban memberikan penggantian biaya, rugi dan bunga.

    2. Perbuatan Melawan Hukum (Psl 1365 KUHPdt)

  • Wan Prestasi1. Terlambat melakukan apa yg menjadi kewajibannya2. Tidak melakukan kewajibannya sama sekali3. Melakukan suatu tindakan/perbuatan yg sebenarnya tidak boleh dikerjakan4. Melaksanakan kewajiban tetapi tidak sesuai dengan yang diperjanjikan

  • Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatigedaad)Pasal 1365 KUHPerdata :* Tiap-tiap perbuatan melanggar hukum, yg membawa kerugian kpd orang lain, mewajibkan orang yg krn salahnya menrbitkan kerugian ituu mengganti kerugian tersebut

  • Unsur-Unsur PMH:1. Adanya suatu perbuatan (berbuat/tidak berbuat)2. Perbuatan tsb hrs melanggar hukum 3. Adanya kerugian yg nyata4. Ada hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara perbuatan dan kerugian

  • 5. Adanya kesalahan : si pelaku /pembuat pada umumnya hrs bertangggungjawab, krn ia menginsyafi akibat dari perbuatannya (toerekeningvatbaar)

  • Untuk dinyatakan sbg medical negligence maka hrs terpenuhi unsur-unsur:DutyDerelictionDamageDirectDoktrin (Joseph King)

  • Tindakan medis yg tidak bertentangan secara hukum (aspek materiil):1. mempunyai indikasi medis 2. dilakukan menurut ketentuan yg berlaku dlm ilmu kedokteran (lege artis)3. adanya informed consent.

  • Administrative Malpractice1. Tidak adanya kewenangan yg dimiliki2. Tidak sesuai kompetensi/keahlian

  • Dasar Hukum:1. UU No. 29 Thn 20042. PP No. 32 Thn 1996 ttg Tenaga Kesehatan3. Permenkes No.1419/MENKES/PER/X 2005 ttg Penyelenggaraan Praktik Dokter dan Dokter Gigi3. Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia No. 1 Thn 2005 ttg Registrasi Dokter dan Dokter Gigi4. Keputusan Konsil Kedokteran Indonesia No.1/2005 ttg Pedoman Tata Cara Registrasi Dokter dan Dokter Gigi

  • C. Faktor Penyebab MalpraktekFaktor LingkunganFaktor IndividuKelemahanPengawasanMalpraktek

  • BAB V. PERTANGGUNGJAWABAN HUKUM DOKTER DokterEtikaKODEKIProfesiHukumPidanaPerdataAdministrasiKUHAPBW-PerikatanUU no. 23/1992UU no. 29/2004

  • Hk Pidana:Unsur-Unsur pertanggungjawaban pidana:1. Adanya perbuatan melawan hukum2. Adanya kesalahan3. Mampu bertanggungjawab4. Tidak ada alasan pemaaf dan alasan pembenar.

  • Alasan pembenar 1. Melaksanakan ketentuan undang-undang (KUHP Psl 50) mis: melaporakan kasus AIDS kepada pihak yg berwenang2. Melaksanakan perintah jabatan yang sah (KUHP Psl 51(1)). Mis : dokter yg jg sebagai tenaga pengajar di FK, dlm rangka pendidikan3. Resiko PengobatanResiko yg melekatResiko hipersensitivitasKomplikas yg terjadi tiba-tiba dan tidak bisa didugasebelumnya mis: emboli air ketuban4. Contributory negligence5. Volenti non fit iniura, asumption of risk

  • Alasan Pemaaf

    1. Daya paksa (KUHP Psl 48)2. Non negligent clinical error of judgement, kekeliruan penilaian klinis3. Accident; kecelakaan; mis: pd operasi yg sgt sulit dimana kemungkinan terjadinya kecelakaan yg berakibat fatal, apbl dokternya sudah bertindak secara hati-hati sekali, tidak dipersalahkan.

  • Bentuk pertanggungjawaban pidana:1. Pertanggungjawaban langsung2. Pertanggungjawaban korporasi3. Pertanggungjawaban berdasarkan asas res ipsa loquitur

  • Hk. Perdata:Pasal 1365 KUHPdt: Tiap-tiap perbuatan melanggar hukum, yg membawa kerugian kpd orang lain, mewajibkan orang yg krn salahnya menerbitkan kerugian ituu mengganti kerugian tersebut

  • Pasal 1366 KUHPdt:* Setiap orang bertanggungjawab tidak saja untuk kerugian yg disebabkan krn perbuatannya, ttp juga utk keruian yg disebabkan krn kelalaian atau kurang hati-hatinyaPasal 1367 KUHPdt:*seseorang tdk saja bertanggung jawab utk kerugian yg disebabkan krn perbuatannya sendiri, ttp juga utk kerugian yg disebabkan krn perbuatan orang-orang yg menjadi tanggungannya, atau disebabkan oleh barang-barang yg berada di bawah pengawasannya.

  • Bentuk pertanggungjawaban hk.:1. Pertanggungjawaban langsung (Psl 1365 dan Psl 1366 KUHPdt)2. Doktrin Respondeat superior (Psl 1367 KUHPdt)3. Asas zaakwarneming (Psl 1354 KHUPdt)

  • Pasal 1354 KHUPdt:Jika seorang dgn sukarela, dgn tidak mendapat perintah untuk itu, mewakili urusan orang lain dgn atau tanpa pengetahuan orang ini, maka ia secara diam-diam mengkat dirinya untuk meneruskan serta menyelesaikan urusan tersebut, hingga orang yg diwakili kepentingannya dapat mengerjakan sendiri urusan itu. Ia memikul segala kewajiban yg hrs dipikulnya, seandainya ia kuasakan dgn suatu pemberian kuasa yg dinyatakan dgn tegas.

  • ASPEK HUKUM BIOTEKHNOLOGI KEDOKTERAN1. EUTHANASIA2. ABORSI3. PIV4. TRANSPLANTASI ORGAN5. KELUARGA BERENCANA6. BEDAH MAYAT KLINIK7. PENELITIAN & PENGEMBANGAN IPTEK PADA MANUSIA

  • 1. EUTHANASIAAspek hukum:1. Kriteria mati2. Bentuk euthanasia A. Aktif B. Pasif3. Tanggung jawab hukum dokter 4. Informed consent pasien/keluarga5. Keterlibatan pihak III

  • Dasar Hukum:Pasal 344 KUHP:Brg siapa merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun

  • 2. AborsiDasar hukum:Pasal 15 UU No. 23/1992Pasal 346, 347, 348 dan 349 KUHP

  • Pasal 15 UU No. 23/1992Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinmya, dapat dilakukan tindakan medis tertentu.Tindakan medis tertentu sebagaiman dimaksud dalam ayat(1) hanya dapat dilakukan:

  • a.berdasarkan indikasi medis yang mengharuskan diambilnya tindakan tsb.b. Oleh tenaga kesehatan yg mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dengan tanggungjawab profesi serta berdasarkan pertimbangan tim ahlic. Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan atau suami atau keluarganyad. Pada sarana kesehatan tertentu

  • Pasal 346

    Seorang wanita yang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk itu, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

  • Pasal 347Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita tanpa persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahunJika perbuatan itu mengakibatkan matinya wanita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun.

  • 348Barang siapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang wanita dengan persetujuannya, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.Jika perbuatan itu mengakibatkan metinya wanita tersebu, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

  • 349Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan yang tersebut pasal 346, ataupun melakukan atau membantu malakukan salah satu kejahatan yang diterangkan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat dicabut hak untuk menjalankan pencarian dalam mana kejahatan dilakukan.

  • 3. PIVUU No. 23 Tahun 1992 Pasal 16Syarat:Berasal dari suami istri yang sahTenaga kesehatan yg berwenang dan ahliSarana kesehatan tertentu

  • Ancaman pidana Pasal 82 ayat (2) huruf a:Barang siapa dengan sengaja melakukan upaya kehamilan di luar cara alami yg tdk sesuai dgn ketentuan PAsal 16 : pidana penjara mak. 5 thn denda mak Rp100.000.000.

  • . PERMENKES No. 73/MENKES/PER/II/1999 ttg Penyelenggaraan Pelayanan Tekhnologi Reproduksi BuatanKetentuan Umum terhadap penyelenggaraan tekhnologi Reproduksi BuatanSarana Kesehatan tertentu RS tertentu yang memiliki ijin khususPasangan suami istri yg sah merupakan jalan terakhir memperoleh keturunanHarus berdasarkan indikasi medik informed consentHarus disertai rekam medik

  • Pedoman Pelayanan Bayi Tabung di RS (Dir. RS Khusus dan Swasta, Dirjen Yandik, Depkes, 2000)Suami istri yang sahBagian dari infertilitasJumlah embryo 3, maks 4 dgn syarat:RS memiliki perawatan > 3Pasutri pernah menjalani >2x dan gagalIstri>35

  • Larangan:Melakukan jual beli embryo, ova, spermatozoaMenghasilkan embryo untuk penelitian semata-mata, pada embryo umur >14 hari, tanpa informed consent orang tua biologisMelakukan fertilisasi trans-spesies

  • Aspek hukum yg belum diatur:Embryo yg tdk dikembalikanA. didisposal (dimusnahkan)B. frozen (beku)

    Pemanfaatan embryo bekuStatus hukum embryo beku apbl terjadi perubahan status hukum orang tua biologisStatus surrogate mother (ibu pengganti)

  • Hukum Islam:Donor sperma/ovum : haramSurrogate mother : - haram- mubah/dibolehkan disamakan dgn ibu susuanJalan keluar : polygami

  • Indikasi Medis :Ibu berpenyakit tertentu sejak lahir (jantung, kelainan genetik pada sistem reproduksi)Wanita usia subur ttp telah kehilangan rahim karena penyakit tertentu.Menderita kanker rahim/tuba fallopi, HIV AIDS

  • 4. TRANPLANTASI ORGAN & BEDAH MAYAT KLINISUU No. 23/ 1992 : Ps. 33, 34, 35 jo Ps. 81 (1) huruf a, ayat (2) huruf a, Psl. 82 PP No. 18 Thn 1981 ttg Bedah mayat klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi Alat dan atau Jaringan Tubuh

  • Pasal 33,34 dan 35 UU KesehatanCakupan : transplantasi organ dan atau jaringan tubuh, transfusi darah, implan obat dan atau alat kesehatan, bedah plastik & rekonstruksi Dilakukan sbg upaya penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatanOleh tenaga kesehatan yg ahli dan berwenangSarana kesehatan tertentuAdanya informed consent donor/keluarga donorTata cara diatur melalui PPTujuan kemanusiaan dan dilarang untuk tujuan komersiil

  • Pasal 81, 82 UU KesehatanAncaman pidana untuk :Tanpa keahlian dan kewenanganTanpa informed consent Antara 5 7 tahun penjara atau denda antara Rp. 100 jt 140 jt.

  • PP No. 18 tahun 1981 ttg Bedah Mayat Klinis dan Bedah Mayat Anatomis serta Transplantasi ALat dan atau Jaringan Tubuh ManusiaSyarat :Informed consent tertulis dlm waktu 2x24 jam setelah meninggalDilakukan oleh dokter ahli, terpisah antara dokter Pada RS yg ditunjuk Sanksi : pidana kurungan, denda, tindakan administratif

  • 5. KBDasar Hukum:Pidana : Tindak pidana kesusilaanPs. 283 KUHP UU Kesehatan : Ps. 12, 13, 14 ttg kesehatan keluarga

  • Pasal 283 KUHP:Ancaman pidana terhadap:MenawarkanMemberi bantuanMemperlihatkan tulisan, gambaran atau bendaAlat untuk mencegah atau menggugurkan hamilPada seseorang yg
  • UU KesehatanPasal 12, 13 dan 14: Kesehatan keluarga diselenggarakan untuk mewujudkan keluarga sehat, kecil, bahagia dan sejahtera.Kesehatan pasutri diutamakan pada upaya pengaturan kelahiran Kesehatan istri meliputi kesehatan pada masa pra kehamilan, kehamilan, pasca persalinan dan masa di luar kehamilan dan persalinan

  • PENELITIAN & PENGEMBANGAN IPTEK KEDOKTERANInformed Consent pada litbang dgn objek manusia Landasan Hukum :Segala peraturan terkait di atasKonvensi2 Internasional Declaration of GenevaDeclaration of HelsinkyNurenberg Code

  • BAB VIIPENEGAKAN HUKUM & PENYELESAIAN SENGKETA KEDOKTERANTanggjwb PemerintahPidanaEtikIkatan Ahli (MKEK/MKDK)Depkes P3EKPencabutan Ijin PraktekSementaraTetap/SelamanyaPelanggaran dlm bid. KesehatanHukumPerdataLaporanAdministrasiTuntutanGugatanLaporanKeputusanCabut ijinPraktekGanti rugiMati/kurunganPengadilan

  • Penyelesaian Sengketa Kedokteran & Penegakan Hukum Berdasarkan UU No.29/2004Ps. 66 (1): Setiap orang yg mengetahui atau kepentingannya dirugikan atas tindakan dokter atau dokter gigi dalam menjalankan praktik kedokteran dpt mengadukan secara tertulis kpd Ketua MKDKI

  • Pasal 66 (3): Pengaduan tsb tidak menghilangkan hak setiap orang utk melaporkan adanya dugaan tindak pidana kepada pihak yg berwenang dan/atau menggugat kerugian perdata ke pengadilan.

  • Alur Penyelesaian Sengketa Medik (Malpraktek)MKEKMDTKETIKA

    SENGKETA MEDISMALPRAKTEK

    HUKUMLigitasiPengadilan UmumLPKSMBPSKNon Ligitasi

  • PERTANGGUNGJAWABAN RS TERHADAP TERJADINYA KESALAHAN MEDISTeori Hukum:Teori Imputasi : yg dilakukan dokter merupakan bagian dari tugas kepentingan rumah sakitDoktrin Vicarious Liability : pada RS Pendidikan dan PemerintahCorporate liability (Hospital Liability) : mencegah tindakan RS yg menghindari tanggung jawab terhadap segala sesuatu yg terjadi di RS Pasal 2 KODERSIDoctrin Ctrict Liability : kasus res ipsa loquitur

  • Daftar PustakaAnny Isfandyarie; Tanggungjawab hukum dan Sanksi bagi Dokter;2006, Prestasi Pustaka, Jakarta._____________; Malpraktek dan Resiko Medik dalam Kajian Hukum Pidana;2005,Prestasi Pustaka, Jakarta.Hermien Hadiati Koeswadi; Hukum Kedokteran (Studi tentang Hubungan Hukum dalam mana Dokter sebagai Salah Satu Pihak);1998, Citra Aditya Bakti, Bandung.Munir Fuady; Sumpah Hippocrates (Aspek hukum malpraktek dokter);2005,Citra Aditya Bakti, Bandung.Veronika Komalawati; Peranan Informed Consent dalam transaksi terapeutik, Suatu tinjauan yuridis; 1998, Citra Aditya Bakti, Bandung.Nurhasan; Melindungi diri dari kesalahan dokter; 2003,Piramedia, Jakarta

  • Undang-undang no. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.Undang-undang no. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran.Kode Etik Kedokteran Indonesia dan Peraturan Pelaksanaan Kode Etik Rumah Sakit Seluruh Indonesia.PP no. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan.Permenkes no. 159b/Menkes/PER/II/1988 tentang Rumah Sakit.Permenkes no. 585/Men.Kes/PER/IX/1989 tentang Persetujuan Tindakan Medik.Permenkes no. 1419/Menkes/PER/X/2005 tentang Penyeleng-garaan Praktik Dokter dan Dokter Gigi.

    ***********************