ham.docx

19
MAKALAH KEWRGANEGARAAN HAK ASASI MANUSIA Oleh: 1. Muhammad Imam Muslim 2. Hendry Anggara 3. Erni Yunita 4. Zahrotul Maknunah PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

Upload: imam-muslimm

Post on 30-Sep-2015

12 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

MAKALAH KEWRGANEGARAAN

HAK ASASI MANUSIA

Oleh:1. Muhammad Imam Muslim2. Hendry Anggara3. Erni Yunita4. Zahrotul Maknunah

PROGRAM STUDI KIMIAFAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGAYOGYAKARTA2015

BAB IPENDAHULUAN

BAB IIPEMBAHASAN

Pengertian dan Hakikat Hak Asasi Manusia Secara definitif hak merupakan unsur normatif yang berfungsi sebagai pedoman berprilaku,melindungi kebebasan, kekebalan serta menjamin adanya peluang bagi manusia dalam menjaga harkat martabatnya. Hak mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :a) Pemilik hak; b) ruang lingkup penerapan hak; c) Pihak yang bersedia dalam penerapan hak(James W. Nickel, 1996). Ketiga unsur tersebut menyatu dalam pengertian dasar tentang hak. Dengan demikian hak merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang dalam penerapannya berada pada ruang lingkup hak persamaan dan hak kebebasan yang terkait dengan interaksinya antara individu atau dengan instansi. Hak merupakan sesuatu yang harus diperoleh. Dalam kaitan dengan pemrolehan hak paling tidak ada dua teori yaitu teorri McCloskey dinyatakan bahwa pemberian hak adalah untuk dilakukan, dimiliki dinikmati atau sudah dilakukan. Sedangkan dalam teeori Joel Feinberg dinyatakan bahwa pemberian hak penuh merupakan kessatuan dari klaim yang absah (keuntungan yang didapat dari pelaksanaan hak disertai kewajiban). Dengan demikian keuntungan dapat diperoleh dari pelaksanaan hak bila disertai dengan pelaksanaan kewajiban. Hal itu berarti hak dan kewajiban merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dalam perwujudannya. Karena itu jika seseorang menuntut haknya makan dia juga harus melakukan kewajiban. Istilah yang dikenal barat mengenai Hak Asasi Manusia ialah right of man, yang menggantikan natural right. Istilah tersebut tidak secara otomatis mencakup right of women. Karena itu istilah tersebut diganti menjadi Human rights oleh Eleanor Roosevelt karena dipandang lebih netral atau universal. Sementara HAM dalam islam dikenal dengan istilah huquq al-insan ad dhoruriyyah dan huquq Allah. Dalam islam keduanya tidak dapat dipisahkan dan berjalan sendiri-sendiri tanpa adanya keterkaitan konsep satu dengan lainnya, inilah yang membedakan konsep Barat tentang HAM dan dengan konsep Islam.Menurut pendapat Jan Materson (Komisi HAM PBB) dalam Teaching Human Rights, United Nations Sebagaimana dikutip dalam Baharuddir Lopa menegaskan bahwa hak asasi manusia adalah hak yang melekat pada setiap manusia, yang tanpanya manusia mustahil dapat hidup sebagai manusia. Selanjutnya John Locke menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati (Mashur Effendi, 1994). Oleh karenanya, tidak ada kekuasaan apapun didunia yang dapat mencabutnya. Hak ini sifatnya mendasar (fundamental) bagi hidup dan kehidupan manusia dan merupakan hal kodrati yang tidak bisa terlepas dari dan dalam kehidupan manusia.Dalam Undang-Undang (UU) Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 1 disebutkan bahwa Hak Asasi Manusia (HAM) adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahluk Tuhan yang Maha Esa dan merupakan anugrah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.Berdasarkan beberapa rumusan pengertian HAM diatas, diperoleh suatu kesimpulan bahwa HAM merupakan hak yang melekat pada diri manusia yang bersifat kodrati dan fundamental sebagai anugrah Allah yang harus dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu, perlindungan HAM ialah menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui aksi keseimbangan yaitu keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta keseimbangan antara kepentingan perseorangan dengan kepentingan umum. Upaya menghormati, melindungi dan menjunjung tinggi HAM, menjadi kewajiban dan tanggung jawab bersama antara individu, pemerintah (aparatur pemerintah) bahkan negara. Jadi dalam menuntut hak tidak terlepas dari pemenuhan kewajiban yang harus dilaksanakan, begitu pula dalam memenuhi kepentingan perseorangan, tidak boleh merusak kepentingan orang banyak (kepentingan umum). Karena itu pemenuhan, perlindungan dan penghormatan terhadap HAM harus diikuti dengan pemenuhan terhadap KAM(kewajiban asasi manusia) dan TAM( tanggung jawab asasi manusia) dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat dan bernegara. Jadi dapat disimpulkan bahwa hakikat dati HAM adalah keterpaduan antara HAM,KAM, dan TAM yang berlangsung secara sinergis dan seimbang. Bila ketiga unsur asasi tersebut melekat pada setiap individu manusia baik dalam tatanan kehidupan pribadi, kemasyarakatan, kebangsaan, kenaegaraan dan pergaulan global tidak berjalan secara seimbang maka dapat dipastikan akan menimbulkan kekacauan, anarkisme dan kesewenang-wenangan dalam tata kehidupan manusia.Berdasarkan beberapa rumusan HAM di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa ciri pokok hakikat HAM yaitu :a) HAM tidak perlu diberikan,dibeli ataupun diwarisi. HAM adalah bagian dari manusia secara otomatis;b) HAM berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik atau asal-usul sosial dan bangsa;c) HAM tidak bisa dilanggar. Tidak seorangpun mempunyai hak untuk membatasi atau melanggar hak orang lain. Orang tetap mempunyai HAM walaupun sebuah negara membuat hukum yang tidak melindungi HAM atau melanggar HAM (Mansour Fakih, 2003).

PERKEMBANGAN PEMIKIRAN HAM SECARA UMUMPada umumnya para pakar eropa berpendapat bahwa lahirnya HAM didaerah eropa diawali dengan lahirnya Magna Charta yang memuat pandangan bahwa raja yang tadinya memiliki kekuasaan absolut, menjadi dibatasi kekuasaannya dan mulai dapat dimintai pertanggung jawabannya di mata hukum (Masyhur Effendi, 1994). Magna Charta telah menghilangkan hak absolutisme raja sehingga mulai saat itu kalau raja melanggar hukum harus diadili dan mempertanggungjawabkan kebijakannya terhadap parlemen. Selanjutnya ditandai dengan munculnya The American Declaration of Independence yang lahir dari paham Roisseau dan Montesquieu. Mulailah dipertegas bahwa manusia adalah merdeka sejak di dalam perut ibunya, sehingga tidaklah logis bila sesudah lahir, ia harus dibelenggu. Selanjutnya, pada tahun 1789 lahirlah The French Declaration (Deklarasi Prancis), dimana ketentunan tentang hak lebih dirinci lagi sebagaimana dimuat dalam The Rule of Law yang antara lain berbunyi tidak boleh ada penangkapan dan penahanan semena-mena, termasuk penangkapan tanpa alasan yang sah. Kemudian prinsip itu dipertegas oleh prinsip kebebasan mengeluarkan pendapat, kebebasan menganut agama, perlindungan hak milik, dan hak dasar lainnya. Jadi dalam French Declaration sudah tercakup hak yang menjamin tumbuhnya demokrasi dan negara hukum (Masyhur Effendi, 1994).Perkembangan Pemikiran HAM di Indonesia1. Periode sebelum kemerdekaan (1908-1945)Pemikiran HAM yang paling menonjol pada Indische Partij adalah hak untuk mendapatkan kemerdekaan serta mendapatkan perlakuan yang sama dan hak kemerdekaan. Pemkiran HAM pada Partai Nasional Indonesia menegdepankan pada hak untuk memperoleh kemerdekaan (The Right of Self Determination). Perdebatan pemikiran HAM yang terjadi pada sidang BPUPKI berkaitan dengan maslaah hak persamaan kedudukan di muka hukum, hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak, hak untuk memeluk agama dan kepercayaan, hak berserikat, hak berkumpul, hak mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan.2. Periode setelah kemerdekaana. Periode 1945-1950Pemikiran Ham pada periode awal kemerdekaan masih menekankan pada hak untuk merdeka (self determination), hak kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik yang didirikan serta hak kebebasan untuk menyampaikan pendapat terutama di parlemen. Pemikiran HaM telah mendapat legitimasi secara formal karena telah memperoleh pengaturan dan masuuk ke dalam hukum dasar Negara (konstitusi) yaitu UUD 1945.b. Periode 1950-1959Pemikiran HAM pada periode ini mendapatkan momentum yang sangat membanggakan, karena suasana kebebasan yang menjadi semnagat demokrasi liberal atau demokrasi parlementer mendapatkan tempat di kalangan elit politik.c. Periode 1959-1966Pda system ini kekuasaan terpusat dan berada di tangan presiden. Dalam kaitan dengan HAM, telah terjadi pemasungan hak asasi masyarakat yaitu hak sipil dan hak politik seperti hak untuk berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pikiran dengan tulisan. Dengan kata lain telah terjadi sikap restriktif (pembatasan yang ketat oleh kekuasaan) terhadap hak sipil dan hak politik warga Negara.d. Periode 1966-1998Pemerintahan pada periode ini bersifat defensive dan refresif yang dicerminnkan dari produk hukum yang umumnya retriktif terhadap HAM. Sikap devensif pemerintahan tercermin dalam ungkapan bahwa HAM adalah produk pemikiran Barat yang tidak sesuai dengan nilai-nilai luhur budaya bangsa yang tercermin dalam pancasila serta bangsa Indonesia sudah terlebih dahulu mengenal HAM sebagaimana tertuang dalam rumusan UUD 1945 yang lahir lebih dulu dibandingkan dengan deklarasi universal HAM. Selain itu sikap devensif pemerintahan ini berdasarkan pada anggapan bahwa isu Ham sering kali digunakan oleh Negara-negara Barat untuk memijokkan Negara yang sedang berkembang sepertii Indonesia.e. Periode 1998-sekarangStrategi penegakan HAM pada periode ini dilakukan melaui 2 tahap yaitu tahap status penentuan (prescriptive status) dan tahap penataan aturan secara konsisten (rule consistenc behivor).Pada masa pemerintahan Habibie penghormatan dan pemajuan HAM mengalami perkembangan yang sangat signifikan yang ditandai oleh adanya Tap MPR No.XVII/MPR/1998 tentang HAM yang disahkannya (diratifikasi) sejumlah konvensi HAM.selain itu juga direncanakan program Rencana Aksi Nasional HAM pada 15 Agustus 1998 yang didasarkan pada empat pilar yaitu:1. Persiapan pengesahan perangkat internasional di bidang HAM2. Desiminasi informasi dan pendidikan bidang HAM3. Penentuan skala prioritas pelaksanaan HAM4. Pelaksanaan isi perangkat internasional di bidang HAM yang telah diratifikasi melalui perundang-undangan nasioal.Bentuk-bentuk HAMProf. Bagir Manan membagi HAM pada beberapa kategori yaitu: hak sipil, hak politik, hak ekonomi, hak social dan budaya. Hak sipil terdiri dari hak diperlakukan sama dimuka hukum, hak bebas dari kekerasan, hak khuhus bagi kelompok anggota masyarakat tertentu, dan hak hidup dan kehidupan. Hak poltik terdiri darihak kebebasan berserikat dan berkumpul, hak kemerdekaan mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan, dan hak menyampaikan pendapat dimuka umum. Hak ekonomi terdiri dari hak jaminan social, hak perlindungan kerja, hak perdagangan dan hak pembangunan berkelanjutan. Hak social budaya terdiri dari hak memperoleh pendidikan, hak kekayaan intelektual, hak kesehatan dan hak memperoleh peruahan dan pemukiman.Sementara itu, Prof. Baharuddin Lopa membagi HAM dalam beberapa jenis yaitu hak persamaan dan kebebasan, hak hidup, hak memperoleh perlindungan hak penghormatan pribadi, hak menikah dan berkeluarga, hak wanita sederajat dengan pria, hak anak dari orang tua, hak memeperoleh pendidikan, hak kebebasan memperoleh agama, hak kebebasan bertindak dan mencari suaka, hak untuk bekerja, hak memperoleh kesempatan yang sama, hak milik pribadi, hak menikmati hasil/produk ilmu dan hak tahanan dan narapidana.Dalam Deklarasi Universal tentang HAM (Universal Declaration of Human Rights) atau yang dikenal dengan DUHAM, HAM terbagi ke dalam beberapa jenis yaitu, hak personal(hak jaminan kebutuhan pribadi), hak legal(hak jaminan perlindungan hukum), hak sipil dan politik, hak subsistensi (hak jaminan adanya sumber daya untuk menunjang kehidupan), serta hak ekonomi, social dan budaya.Hak personal, hak legal, hak sipil dan politik yang terdapat dalam pasal 3 21 dalam DUHAM tersebut memuat :1. Hak untuk hidup, kebebasan dan keamanan pribadi,2. Hak bebas dari perbudakan dan penghambaan,3. Hak bebas dari penyiksaan atau perlakuan maupun hukuman yang kejam, hak berperikemanusiaan ataupun merendahkan derajat kemanusiaan,4. Hak untuk memperoleh pengakuan hukum diamana saja secara pribadi,5. Hak untuk pengampunan hukumsecara efektif,6. Hak beas dari penangkapan, penahanan atau pembuangan yang sewenang-wenang,7. Hak untuk peradilan yang independen dan tidak memihak,8. Hak untuk praduga tak bersalah sampai terbukti bersalah,9. Hak bebas dari campur tangan yag sewenang-wenang terhadap kekuasaan pribadi, keluarga, tempat tinggal, maupun surat-surat,10. Hak bebas dari serangan terhadap kehormatan dan nama baik,11. Hak atas perlindungan hukumterhadap serangan semacam itu,12. Hak bergerak,13. Hak memperoleh suaka,14. Ak atas satu kebangsaan,15. Hak untuk menikah dan membentuk keluarga,16. Hak untuk mempunyai hak milik,17. Hak bebas berfikir, berkesadaran dan beragama,18. Hak bebas berfikir dan menyatakan pendapat,19. Hak unntuk berhimpun dan berserikat,20. Hak untuk mengambil bagian dalam pemerintahan dan hak akses yang sama terhadap pelayanan masyarakat.Sedangkan hak ekonomi, soaial dan budaya berdasarkan pada pernyataan DUHAM menyangkut hal-hal sebagai berikut:1. Hak atas jaminan social,2. Hak untuk bekerja,3. Hak atas upah yang sama untuk pekerjaan yang sama,4. Hak untuk bergabung ke dalam serikat-serikat buruh,5. Hak atas istirahat dan waktu senggang,6. Hak atas standar hidup yang pantas dibidang kesehatan dan kesejahteraan,7. Hak atas pendidikan,8. Hak untuk berpartisiasi dalam kehidupan yang berkebdayaan dari masyarakat.Sementara itu dalam UUD 1945 (amandemen I-IV UUD 1945) memuat hak asasi manusia yang terdiri dari hak:1. Hak kebebasan untuk mengeluarkan pendapat,2. Hak kedudukan yang sama di dalam hukum,3. Hak kebebasan berkumpul,4. Hak kebebasan beragama,5. Hak penghidupan yang layak,6. Hak kebebasan berserikat,7. Hak memperoleh pengajaran atau pendidikan.Selanjutnya secara operasional beberapa bentuk HAM yang terdapat dalam undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang Ham sebagai berikut:1. Hak untuk hidup,2. Hak berkeluarga dan melanjutkan keturunan,3. Hak mengembangkan diri,4. Hak memperoleh keadilan,5. Hak atas kebebasan pribadi,6. Hak atas rasa aman,7. Hak atas kesejahteraan,8. Hak turut serta dalam pemerintahan,9. Hak wanita,10. Hak anak.Hak asasi manusia yang termaktub di dalam UUD 1945 cukup banyak, yaitu yang terdapat dalam pasal 28a-28j, yang meliputi:1. Hak untuk hidup serta mempertahankan hidup dan kehidupan,2. Hak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan yang sah,3. Hak kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta hak perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi bagi anak,4. Hak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya5. Hak memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat bangsa dan negaranya6. Hak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum dan sebagainya.HAK ASASI MANUSIA BERDASARKAN AGAMA ISLAM

Dalam sudut pandang Islam Hak Asasi Manusia suadah diatur berdasarkan atau berpedoman pada Al-Quran dan Hadist. Karena Al-Quran dan Hadist merupakan pedoman hidup bagi seluruh manusia yang ada di bumi ini pada umumnya dan bagi umat islam pada khususnya.oleh karena itu umat munusia pada umumnya dan umat islam pada khususnya apabila tidak ingin hak-haknnya diramapas oleh orang lain, maka hendaknya ia harus mengetahui hak-haknya dan selalu memperjuangkannya selama tidak mengambil atau melampui batas dari hak-hak orang lain.Ada beberapa hak asasi yang termaktub di dalam Al-Quran antara lain:1. Hak Hidup Larangan membunuh jiwa yang diharamkan Allah melainkan dengan suatu sebab yang benar. Hal ini telah termaktub dalam Al-Quran surah Al-Anam: 151 dan Al-Isra: 33 Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaankepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan (QS. Al-Isra: 33)2. Hak Milik Allah SWT melarang memakan harta sesame dengan jalan yang bathil (QS. Al-Baqarah: 188 dan An-Nisa: 29)3. Perlindungan dan Kehormatan Diantara perlindungan dan kehormatan adalah: a. Larangan mengolok-olok orang lain (QS. Al-Hujarat:11)b. Larangan memanggil dengan gelar atau sebutan yang buruk (qs. Al-Hujarat: 11)c. Larangan berprasangka buruk kepada orang lain (qs. Al-hujarat: 12)d. Larangan mencari-cari kesalahan orang lain (qs. Al-hujarat: 12)e. Larangan menggunjing orang lain (qs.al-hujarat: 12)4. Keamanan kemerdekaan pribadi a. Agar menetapkanhukum diantara manusia dengan adil (qs. An-nisa: 58) b. Tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya (QS. AL-Hujarat: 6)[footnoteRef:2] [2: Tim nasional dosen pendidikan kewarganegaraan. Pendidikan kewarganegaraan paradigma terbaru untuk mahasiswa. Alfabeta.Purwokerto. 2010; hlm. 147]

5. Perlindungan dari hukum penjara yang sewenang-wenanga. Seorang yang berbuat dosa kemudharatannya kembali kepada dirinya sendiri (qs. Al-anam: 164)b. Orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain (qs. Fathir: 18)6. Hak untuk tirani a. Larangan ucapan buruk dengan terus terang kecuali orang yang dianiaya (qs. An-nisa: 148)b. Perintah amar maruf nahi munkar (qs. Ali Imran: 110)7. Kebebasan berekspresi a. Perintah saling tolong menolong, menyeru amar maruf dan nahi munkar (QS. At-Taubah: 71)b. Kebebasan mengungkapkan pendapat Rasulullah saw selama hidupnya memberikan kebebasan kepada kaum muslimin untuk mengungkapkan pendapat mereka yang berbeda kepada beliau.8. Kebebasan hati nurani dan keyakinan a. Larangan memaksakan agama (QS. Al-Baqarah: 256)b. Kebebasan dari Allah awt untuk menjadi orang beriman atau kafir (QS. Al-Kahfi:29)[footnoteRef:3] [3: Ibid. hlm.153]

BAB IIIPENUTUP

Di dalam UU tentang HAM pasal 1 dijelaskan bahwa HAM adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk tuhan Yang Maha Esa dan merupakan AnugerahNya yang wajib dihormati, diunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia. Dalam penerapan HAM, harus sesuai dengan situasi dan kondisi Negara yang bersangkutan. Di dalam Pasal 1 angka 2 UU. Nomor 39 tahun 1999 disebutkan yang dimaksudkan dengan kewajiban dasar manusia adalah seperangkat kewajiban yang apabila tidak dilaksanakan, tidak memungkinkan terlaksana dan tegaknya hak asasi manusia.Sejarah HAM Internasional dimulai dengan lahirnya Piagam Madinah pada tahun 622 M dimana pada Piagam tersebut disebutkan untuk memberikan jaminan perlindungan hak asasi manusia bagi penduduk Madinah yang terdiri atas berbagai suku dan bangsa. Pada tahun 1215 lahirnya Magna Charta, Bill of Rights pada tahun 1689, The American Declaration of Independence di AS, The French Declaration pada tahun 1789.Isu-isu yang seriing menonjol mengenai HAM diantaranya, hak kebebasan berbicara dan mengeluarkan pendapat, hak kebebasan beragama, hak kebebasan dari rasa takut, hak kebebasan dari kemelaratan. Sedangkan kelompok yang paling rawan terhadap HAM yaitu kelompok wanita, kelompok anak-anak dan kelompok buruh.

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, H. Rozali. 2004. Perkembangan Hak Asasi Manusia dan keberadaan peradilan hak asasi manusia di Indonesia. Bogor:Ghalia IndonesiaA.Ubaidillah dkk. 2000. Pendidikan kewarganegaraan: demokrasi, HAM dan masyarakat Madani. Jakarta:IAIN Press