halaman pengesahan - digilib.uns.ac.id... · refraktometer abbe. transmitansi ditentukan dengan...

110
35 HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini dibimbing oleh : NIP. 19680508 199702 1 001 Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi pada : Hari : Rabu Tanggal : 27 Januari 2010 Anggota Tim Penguji: 1. Ir. Ari Handono R, M.Sc., Ph.D. ( .............................) NIP. 19610223 198601 1 001 Disahkan oleh Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta Ketua Jurusan Fisika, Drs. Harjana, M.Si., Ph.D. NIP. 19590725 198601 1 001 Pembimbing I Ahmad Marzuki, S.Si., Ph.D.

Upload: leanh

Post on 28-Jun-2018

227 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

35

HALAMAN PENGESAHAN Skripsi ini dibimbing oleh :

NIP. 19680508 199702 1 001

Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 27 Januari 2010

Anggota Tim Penguji:

1. Ir. Ari Handono R, M.Sc., Ph.D. ( .............................)

NIP. 19610223 198601 1 001

Disahkan oleh

Jurusan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Ketua Jurusan Fisika,

Drs. Harjana, M.Si., Ph.D.

NIP. 19590725 198601 1 001

Pembimbing I

Ahmad Marzuki, S.Si., Ph.D.

36

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul ”

KARAKTERISASI OPTIK PANDU GELOMBANG DATAR HASIL

PERTUKARAN ION Na + PADA KACA SODALIME DENGAN ION Ag+

DARI LEBURAN AgNO3 BERKONSENTRASI RENDAH” belum pernah

diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan

sepanjang pengetahuan saya juga belum pernah ditulis atau dipublikasikan oleh

orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan

dalam daftar pustaka.

Surakarta, 27 Januari 2010

SITI LESTARI

37

MOTTO

Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri

(QS. Ar-Ra’du :13)

”Sesungguhnya jika Allah mencintai seorang hamba, maka Dia akan

mengumumkan kepada seluruh penghuni langit bahwa Dia mencintai

Fulan, kemudian diumumkan pula kepada seluruh makhluk di jagad

raya bahwa Dia mencintai Fulan, dan sungguh keberuntungan yang

besar bagi hamba yang Allah cintai” (Al Hadits)

Jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu’

(QS. Al-Baqarah:45)

" Orang cerdas adalah orang yang dapat menundukkan hawa nafsunya dan

senatiasa beramal untuk kehidupan setelah mati dan orang bodoh adalah

orang yang senantiasa mengikuti hawa nafsunya dan senantiasa berangan-

angan kepada Allah"

(HR.Bukhori)

38

PERSEMBAHAN

Allah azza wa Jalla

Rosulullah Muhammad shollallohi 'alihi wa sallam

Ibu dan Bapakku tercinta, yang telah memberikan kasih sayang dan

pengorbanannya selama ini yang tak mungkin aku bias membalasnya

Adik-adikku tersayang dek.Zain dan dek.Pur

Seorang sahabat terbaikku yang selama ini telah banyak membantuku dan

menyayangiku

39

KARAKTERISASI OPTIK PANDU GELOMBANG DATAR HASIL

PERTUKARAN ION Na + PADA KACA SODALIME DENGAN ION Ag+

DARI LEBURAN AgNO3 BERKONSENTRASI RENDAH

Jurusan Fisika. Fakultas MIPA. Universitas Sebelas Maret

ABSTRAK

Penumbuhan lapisan tipis pada kaca sodalime telah dilakukan. Lapisan tipis dibuat dengan menggunakan metode pertukaran ion pada konsentrasi AgNO3

30% and 20% dengan suhu 270oC, 300oC, dan 330oC dengan variasi waktu selama 25 menit, 100 menit, 225 menit, 400 menit, 625 menit, dan 900 menit. Sifat optik dari lapisan tipis yang diukur adalah pola bright spot, perubahan indeks bias, jumlah mode gelombang, transmitansi dan kedalaman lapisan tipis. Perubahan indeks bias lapisan tipis ditentukan dengan menggunakan refraktometer ABBE. Transmitansi ditentukan dengan menggunakan Ultra Violet-Visible Spectroscopy Double Beam Shimadzu 601 PC. Dan pola bright spot, jumlah mode gelombang, dan kedalaman lapisan tipis ditentukan dengan menggunakan metode prisma kopling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi AgNO3, semakin lama waktu, dan semakin tingginya suhu pertukaran ion perubahan indeks bias dan jumlah mode gelombang yang dijalarkan oleh lapisan tipis cenderung mengalami kenaikan. Transmitansi lapisan tipis cenderung menurun sebanding dengan semakin tinggi konsentrasi AgNO3, semakin lamanya waktu, dan semakin tingginya suhu pendifusian. Ketebalan lapisan tipis cenderung mengalami kenaikan sebanding dengan semakin tinggi konsentrasi AgNO3. Sedangkan ketebalan lapisan tipis cenderung menurun sebanding dengan semakin lama waktu dan semakin tinggi suhu pendifusian.

Kata kunci : pola bright spot, lapisan tipis, pertukaran ion, prisma kopling, mode gelombang, transmitansi.

40

OPTICAL CHARACTERIZAION OF Ag+/Na+ ION EXCHANGED

SODALIME GLASS PLANAR WAVEGUIDES FABRICATED IN LOW

Ag+ CONTAINING MOLTEN SALT

Department of Physics. Faculty of Science, Sebelas Maret University

ABSTRACT

This report present the experimental result of optical characterization of graded index planar wave guide fabricated by ion exchange method. The subtrates used were sodalime glasses. Ion exchange process were caried out in 30 mol % and 20 mol % of AgNO3 molten salt. The processes were performed at 300oC and 315oC for 25, 100, 225, 400, 625, and 900 minutes. The optical characterizations were aimed to know how the above ion exchange parameters process affect the optical waveguide performances for this purpose glasses. Refractive indeks were measured using refractometer ABBE. Transmitation were measured using Ultra Violet-Visible Spectroscopy Double Beam Shimadzu 6001 PC. Pattern of pola bright spot, amount of wave modes, and deepness of thin film were measured using coupling prism method. The result shows that the glass refractive index increase with the increase Ag+ in concentration in molten salt, increase temperature and longer time of diffusion. The transmutation decrease with the increase Ag+ in concentration in molten salt, increase temperature and longer time of diffusion. The amount of wave modes increase with the increase Ag+ in concentration in molten salt, increase temperature and longer time of diffusion. The thick of thin film increase with the increase Ag+ in concentration in molten salt. While thick of thin film decrease with the increase temperature and longer time of diffusion. Key words : Bright Spot pattern, Thin films Ion exchange, coupling prism, wave

modes, transmitation.

41

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga pengerjaan

skripsi yang semula terasa berat ini akhirnya terselesaikan juga. Judul dari skripsi

ini adalah Karakterisasi optik pandu gelombang datar hasil pertukaran ion Na +

pada kaca sodalime dengan ion Ag+ dari leburan AgNO3 berkonsentrasi rendah.

Walaupun desain alat yang dibuat dalam penelitian ini terhitung sangat sederhana

namun hasil pengukuran memberikan hasil seperti yang diharapkan.

Banyak pihak telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terima kasih secara khusus karena jasa-jasanya yang sangat banyak

kepada penulis akan penulis berikan kepada:

1. Bapak Drs. Harjana,M.Si.,Ph.D selaku Ketua Jurusan Fisika Fakultas

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

2. Bapak Ahmad Marzuki, S.Si, Ph.D., selaku pembimbing skripsi yang

dengan sabar dan penuh kebesaran jiwa telah memberi dorongan,

pengajaran, bimbingan dan nasehat kepada penulis.

3. Bapak dan Ibunda tercinta atas dukungan moral dan material yang

tak terkirakan.

4. Adik-adiku( dek zain, dek pur, dek cicik) dan mbak nur terimakasih

atas dukungannya.

5. Temen-temen team optik terima kasih atas bantuannya dan

kerjasamanya. Teman-teman fisika 2005 terimakasih atas

dukungannya ( Sahabat erwantini terimakasih atas pinjeman

printnya).

6. Temen-temen Na Tanjung dan Adik-adik IRMAS NISA terimakasih

atas dukunganya, dek isna terimakasih atas pinjeman laptopnya.

Semoga skripsi ini bermanfaat.

Surakarta, 13 Januari 2010

Penulis

42

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL.................................................................................. i

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................... ii

HALAMAN PERNYATAAN.. ................................................................. iii

MOTTO ..................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN...................................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK............................................................................ vi

HALAMAN ABSTRACT ......................................................................... vii

KATA PENGANTAR ............................................................................... viii

DARTAR ISI ............................................................................................ ix

DAFTAR TABEL...................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xii

DAFTAR LAMPIRAN.............................................................................. xiv

BAB I PENDAHULUAN....................................................................... 1

1.1. Latar Belakang Masalah....................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah .......................................................... 3

1.3. Batasan Masalah................................................................... 3

1.4. Tujuan Penelitian ................................................................ 4

1.5. Manfaat Penelitian ............................................................... 4

BAB II DASAR TEORI .......................................................................... 5

2.1. Kaca ................................................................................... 5

2.2. Transmitansi........................................................................ 7

2.3. Pertukaran Ion (Ion Exchange) .......................................... 9

2.4. Indeks Bias......................................................................... 13

2.5. Pemantulan Internal Total .................................................. 16

2.6. Pemandu Gelombang ......................................................... 17

2.7. Mode Gelombang............................................................... 20

2.7.1. Syarat Mode............................................................. 20

2.7.2. Pola mode gelombang.............................................. 21

2.8. Gelombang Evanescent...................................................... 22

2.9. Prisma kopling ................................................................... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 29

3.1. Metode Penelitian ................................................................ 29

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................. 29

43

3.3. Alat dan Bahan Yang Digunakan......................................... 29

3.3.1. Alat.............................................................................. 29

3.3.2. Bahan .......................................................................... 30

3.4. Prosedur Penelitian ............................................................. 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.......................... 35

4.1. Indeks Bias Kaca Waveguide .............................................. 36

4.2. Transmitansi......................................................................... 41

4.3. Pola Bright Spot .................................................................. 44

4.3.1. Pola Bright Spot........................................................... 44

4.3.2. Jumlah Mode Gelombang…………………………... 46

4.4. Kedalaman Lapisan Tipis.................................................... 51

4.5. Perubahan Indeks Bias terhadap Kedalaman Lapisan Tipis 53

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ........................... 57

5.1. Kesimpulan ......................................................................... 57

5.2. Saran.................................................................................... 58

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 59

LAMPIRAN – LAMPIRAN...…………………………………………… 61

44

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Ion-Ion yang Umumnya Digunakan dalam Pertukaran Ion. Ra

dan Rb Adalah Jari-Jari Ion dengan Satuan Anstrom (Ǻ). Polarisability (Α) dengan Satuan Ǻ3 ..................................... 13

Tabel 2.2. Titik Lebur Dari Beberapa Garam Dalam Proses Pertukaran Ion ........................................................................................ 14

Tabel 4.1. Proses pendifusian planar waveguide dengan variasi waktu dan suhu.......................................................................................... 29

Tabel 4.2.a Hasil pengukuran indeks bias kaca sodalime hasil pendifusian

pada suhu 3000C dan konsentrasi AgNO3 30%..................... 37

Tabel 4.2.b Hasil pengukuran indeks bias kaca sodalime hasil pendifusian

pada suhu 3150C dan konsentrasi AgNO3 30%........................ 37

Tabel 4.2.c Hasil pengukuran indeks bias kaca sodalime hasil pendifusian

pada suhu 3000C dan konsentrasi AgNO3 20%....................... 38

Tabel 4.2.d Hasil pengukuran indeks bias kaca sodalime hasil pendifusian

pada suhu 3150C dan konsentrasi AgNO3 20%....................... 38

Tabel 4.3. perubahan jumlah mode gelombang trhadap variasi waktu, suhu,

dan konsentrasi pendifusian untuk λ = 632,8 nm…………… 45

Tabel 4.4. Kedalaman Lapisan Tipis pada Kaca Waveguide................... 46

45

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Laju pendinginan Leburan material ................................ 5 Gambar 2.2. Contoh perbedaan antara struktur kristal dengan kaca ... 6 Gambar 2.3. Pengaruh temperatur terhadap pembentukan kaca.......... 7 Gambar 2.4. Pengurangan energi radiasi akibat penyerapan ............... 8 Gambar 2.5. Subtrat sebelum dan sesudah pertukaran ion.. ................ 15 Gambar 2.6. Profil indeks bias dari pemandu gelombang

yang didifusi dengan garam potassium nitrat pada suhu 400oC selama 2 jam......................................................... 15

Gambar 2.7. Sinar datang dari medium tinggi ..................................... 17 Gambar 2.8. Mekanisme pemanduan gelombang dengan pendekatan

sinar optik........................................................................ 18 Gambar 2.9. Profil Indeks Bias Step Indeks dan Graded Indeks ........ 19 Gambar 2.10. Pola mode melintang di dalam pemandu gelombang ..... 21 Gambar 2.11. Mekanisme pengkoplingan cahaya ................................. 22 Gambar 2.12. Gelombang merambat pada 2 bahan dielektrik............... 22 Gambar 2.13. pola bright spot terbelah dan bulat penuh.. .................... 25 Gambar 2.14. Penjalaran gelombang dari udara-prisma-pandu-

gelombang-prismaudara............................................... 26

Gambar 3.1. Skema penelitian difusi ion Ag+ dan Na+ pada kaca sodalime........................................................................... 29

Gambar 3.2. Skema alat pendifusian ................................................... 31 Gambar 3.3. Skema prisma kopling..................................................... 33 Gambar 4.1. proses terjadinya pertukaran ion ..................................... 27 Gambar 4.2. Grafik hubungan antara perubahan indeks bias dengan

waktu pendifusian ........................................................... 38 Gambar 4.3. Grafik transmitansi hasil pendifusian pada konsentrasi

AgNO3 30%, suhu 300o dan panjang gelombang 400 nm – 1000 nm........................................................................... 40

Gambar 4.4. Grafik transmitansi hasil pendifusian pada konsentrasi AgNO3 30% , suhu 315 o dan panjang gelombang 400 nm – 1000 nm ................................................................. 41

Gambar 4.5. Grafik transmitansi hasil pendifusian pada konsentrasi AgNO3 20% , suhu 300o dan panjang gelombang 400 nm – 1000 nm........................................................................ 41

Gambar 4.6. Grafik transmitansi hasil pendifusian pada konsentrasi AgNO3 20% , suhu 315o dan panjang gelombang 400 nm – 1000 nm........................................................................... 42

Gambar 4.7. Pola bright spot ............................................................. 44 Gambar 4.8. Amplitudo gelombang evanescent terhadap kedalaman

penetrasi .......................................................................... 38 Gambar 4.9.a Grafik mode gelombang terhadap sudut datang pada suhu

46

pendifusian 300oC dan konsentrasi AgNO3 30% ............ 46 Gambar 4.9.b Grafik mode gelombang terhadap sudut datang pada suhu pendifusian 315oC dan konsentrasi AgNO3 30%............ 46 Gambar 4.9.c Grafik mode gelombang terhadap sudut datang pada suhu pendifusian 300oC dan konsentrasi AgNO3 20%............. 47 Gambar 4.9.d Grafik mode gelombang terhadap sudut datang pada suhu pendifusian 300oC dan konsentrasi AgNO3 20% ............ 47 Gambar 4.10. Perubahan pola bright spot terhadap sudut datang d pada waktu pendifusian 25 menit pada suhu 315 oC dan konsentrasi AgNO3 30%..................................................... 48 Gambar 4.11.a Perubahan indeks bias terhadap kedalaman difusi pada suhu 3000C pada konsentrasi AgNO3 30%................................. 53 Gambar4.11.b Perubahan indeks bias terhadap kedalaman difusi pada suhu 3000C pada konsentrasi AgNO3 30%.................................. 53 Gambar4.11.c Perubahan indeks bias terhadap kedalaman difusi pada suhu 3000C pada konsentrasi AgNO3 30%.................................. 54 Gambar4.11.d Perubahan indeks bias terhadap kedalaman difusi pada suhu 3000C pada konsentrasi AgNO3 30%.................................. 54

47

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Gambar alat.

Lampiran 2. Gambar bahan.

Lampiran 3. Diagram phase AgNO3 – NaNO3

Lampiran 4. Perubahan pola Bright spot.

Lampiran 5. Kedalaman lapisan tipis.

Lampiran 6. Perubahan indeks bias terhadap kedalaman lapisan tipis.

Lampiran 7. Fungsi error.

48

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Dalam era modern saat ini, kemajuan teknologi mengalami perkembangan

yang sangat pesat. Akibat dari kebutuhan optik di bidang telekomunikasi yang

terus meningkat. Permintaan dari jasa telekomunikasi juga bertambah banyak

sehingga mengharapkan pelayanan yang lebih baik kualitasnya. Dan berbagai

usaha harus terus dilakukan untuk memenuhi permintaan konsumen tersebut.

Media komunikasi digital pada dasarnya ada tiga macam yaitu, tembaga,

udara dan kaca. Tembaga sebagai media komunikasi sejak lama, yang telah

berevolusi dari penghantar listrik menjadi penghantar elektromagnetik yang

membawa pesan, suara, gambar dan data digital. Berkembangnya teknologi

frekuensi radio menambah alternatif lain media komunikasi, yang disebut dengan

nirkabel atau wireless, sebuah komunikasi dengan udara sebagai penghantarnya.

Tahun 1980-an dikenalkan suatu media komunikasi yang sekarang menjadi tulang

punggung komunikasi dunia, yaitu serat optik. Sebuah media yang memanfaatkan

pulsa cahaya dalam sebuah ruang kaca berbentuk kabel (Hendriyana, 2006).

Serat optik sebagai pemandu gelombang merupakan salah satu

pengembangan optik dalam bidang transmisi informasi. Teknologi penyaluran

informasi melalui serat optik memiliki banyak kelebihan. Beberapa kelebihan

sistem komunikasi menggunakan serat optik diantaranya adalah serat optik

mampu membawa arus informasi dalam jumlah besar dengan jarak jauh dengan

loss rendah dan juga sistem komunikasi ini lebih fleksibel, pita frekuensi

(bandwidth) yang lebar, murah, tidak mudah terbakar, redaman yang rendah, tidak

mengalirkan arus listrik, tidak terganggu gelombang elektromagnet, lebih tipis

dan sinyal degradasi yang kecil. Dari beberapa kelebihan ini, serat optik menjadi

pilihan utama untuk menggantikan media informasi yang lain (Tim Elektron

HME-ITB, 2000).

Serat optik juga mempunyai beberapa kelemahan, beberapa diantaranya

adalah sulitnya membuat terminal pada kabel serat, penyambungan serat harus

49

menggunakan teknik dan ketelitian yang tinggi. Selain itu cahaya mengalami

pelebaran dan pelemahan yang disebabkan karena ketidakmurnian bahan serat

yang menyerap serta menyebarkan cahaya. Dalam instalasi sebuah sistem

transmisi serat optik akan ditemui beberapa kesulitan diantaranya adalah pada

saat membagi sinyal yang dibawa dan mempertahankan intensitasnya.

Kesulitan pembagian sinar dapat di atasi dengan penggunaan splitter yang

biasanya berbentuk planar waveguide, dengan adanya splitter ini maka satu input

akan menjadi dua atau lebih output. Persoalan mempertahankan intensitas dapat di

atasi dengan pembuatan penguatan pembangkit kabel. Penguatan dapat dilakukan

dengan dua cara yaitu menggunakan perangkat elektronik dan tanpa menggunakan

perangkat elektronik. Penguatan menggunakan perangkat elektronik harus

mengubah gelombang pembawa (laser) menjadi sinyal listrik kemudian dikuatkan

dengan rangkaian penguat elektronik lalu diubah kembali menjadi laser.

Sedangkan penguatan tanpa perangkat elektronik dapat berupa fiber atau planar

waveguide.

Beberapa metode telah dikembangkan untuk menghasilkan planar optical

waveguide pada perrmukaan kaca. Metode-metode yang telah dikembangkan saat

ini adalah pertukaran ion, implantasi ion, spin coating dan evaporasi. Namun

pertukaran ion merupakan teknik yang banyak di kenal dan di gunakan oleh para

peneliti. Pertukaran ion untuk membentuk waveguide pada permukaan kaca

mempunyai beberapa keuntungan yaitu sederhana, relatif tidak mahal dan

menggunakan proses fabrikasi yang flexible (salavcova, 2004).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pertukaran ion Na +

dari lebuaran garam NaNO3 dan ion Ag+ dari leburan AgNO3 dengan ion Na +

yang berada di dalam kaca sodalime. Pada proses pertukaran ion, suatu ion di

dalam gelas yang bersifat lincah (biasanya Na+) akan didesak dan sampai

akhirnya posisinya akan ditempati oleh ion dengan ukuran yang lebih besar

diantaranya Ag+, K+, Cs+, atau Tl+. Masuknya ion-ion yang ukurannya lebih besar

tersebut melalui mekanisme difusi ionik (Najafi, 1992).Karakterisasi dalam

penelitian ini ditujukan untuk menentukan perubahan indek bias kaca sodalime

sebelum dan sesudah pendifusian, besarnya transmitansi, dan menentukan mode

50

gelombang lapisan tipis yang terbentuk setelah proses pendifusian. Indeks bias

kaca sodalime ditentukan dengan menggunakan refraktometr ABBE. Transmitansi

ditentukan dengan menggunakan Ultraviolet-Visible Spectroscopy Double Beam

Shimadzu 601 PC. Dan jumlah mode pandu gelombang diukur dengan

menggunakan metode prisma kopling.

1.2. Perumusan masalah

Penampilan sifat optik pandu gelombang yang difabrikasi dengan metode

pertukaran ion ditentukan oleh distribusi ionnya. Distribusi ion dikaitkan oleh

parameter proses fabrikasi seperti ditentukan oleh:

snDt

xerfcnxn +÷

ø

öçè

æD=4

.)(

tDh e2= ÷

øö

çèæ-=

T

CExpCDe

21

Dengan D merupakan koefisien difusi yang khas pada kaca dan ion dalam

leburan. Dari persamaan tersebut dalam eksperimen ini akan diketahui bagaimana

pengaruh parameter fabrikasi ( waktu pendifusian (t), suhu pendifusian (T), dan

konsentrasi leburan AgNO3 (C)) terhadap penampilan sifat optik ( indeks bias,

transmitansi, dan mode waveguide) dan kedalaman lapisan tipis (h) hasil

pertukaran ion.

1.3. Batasan Masalah

Pada penelitian ini masalah yang dibahas dibatasi pada:

1. Kaca yang digunakan kaca Sodalime buatan Sail Brand, Cina dengan

ketebalan 1 mm – 1.2 mm.

2. Variasi konsentrasi yang digunakan dibatasi 30 mol% dan 20 mol% AgNO3.

3. Variasi suhu yang digunakan dibatasi suhu 300°C dan 315°C .

4. Variasi waktu yang digunakan dibatasi 25, 100, 225, 400, 625, dan 900 menit.

diman dan

51

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengaruh parameter fabrikasi ( waktu pendifusian, suhu

pendifusian, dan konsentrasi leburan AgNO3) terhadap penampilan sifat optik

(indeks bias, transmitansi, dan mode waveguide).

2. Menentukakan kedalaman lapisan tipis akibat pertukaran ion Ag + dan Na + .

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Memberikan informasi tentang hal-hal yang mempengaruhi sifat optik dari

kaca Sodalime sebagai akibat dari pertukaran ion pada kaca dengan garam

AgNO3 dan NaNO3.

2. Menambah pemahaman tentang penumbuhan lapisan tipis dengan metode

pertukaran ion (ion exchange).

52

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kaca

Kaca adalah benda padat amorf yang mempunyai range keteraturan yang

pendek. Saat kaca didinginkan atau dipanaskan maka menunjukkan adanya gejala

kaca transisi. Leburan material akan menjadi material padat berupa kristal atau

kaca jika leburan tersebut didinginkan (Gambar 2.1). Struktur material yang

terbentuk tergantung pada proses laju pendinginan. Jika leburan material

didinginkan dengan laju pendinginan lambat maka akan terbentuk suatu material

dengan struktur atom yang teratur yang bersifat stabil dan mempunyai volume

yang relatif kecil dan enthalphy yang relatif kecil yaitu kristal. Namun apabila laju

pendinginan dilakukan secara cepat maka terbentuk material yang struktur

atomnya tidak teratur (Gambar 2.2) yang bersifat metastabil dan mempunyai

volume dan enthalpy yang relatif besar yaitu kaca (Shelby, 1997).

Gambar 2.1 Laju pendinginan Leburan material (Shelby, 1997)

53

Gambar 2.2. Contoh perbedaan antara struktur kristal dengan kaca. (a)

Struktur kristal SiO4 (b) Struktur kaca SiO

4 (Shelby, 1997).

Proses pembentukan kaca berdasarkan laju pendinginan terbagi menjadi

dua jenis, yaitu laju pendinginan cepat (fast cooled glass) dan laju pendinginan

lambat (slow cooled glass) (Gambar 2.3). Kaca yang terbentuk dengan laju

pendinginan cepat memilki stuktur atom yang sangat tidak teratur dan memiliki

volume atau enthalpy yang besar. Kaca hasil pendinginan lambat akan memiliki

struktur atom yang lebih teratur daripada pendinginan cepat, namun masih bersifat

amorf dan memiliki volume atau entalphy yang lebih kecil.

a. b.

54

Pembentukan kaca yang terjadi ketika leburan didinginkan menunjukkan

adanya gejala kaca transisi. Kaca transisi merupakan peristiwa perubahan fase

suatu material diantara fase liquid dan padat. Setiap material ketika dipanaskan

memiliki titik lebur (melting point) yang berbeda. Kaca yang dipanaskan sebelum

mencapai titik lebur, maka akan terjadi keadaan seperti karet yang disebut dengan

Gambar 2.3. Pengaruh temperatur terhadap pembentukan kaca . (a) Pengaruh temperatur tehadap enthalpy kaca (Shelby, 1997). (b) Pengaruh temperatur terhadap volume kaca(Almeida, 2005).

(a)

(b)

55

rubbery. Temperatur dimana kaca berubah menjadi keadaan rubbery disebut suhu

transisi kaca (Tg) (Gambar 2.3). Besarnya suhu transisi kaca (Tg) mendekati 2/3

dari suhu titik leburnya (Tm) (Almeida, 2005).

2.2. Transmitansi

Absorbsi cahaya oleh suatu molekul merupakan suatu bentuk interaksi

antara gelombang cahaya (foton) dengan atom/molekul. Energi yang diserap oleh

atom/molekul akan digunakan elektron didalam atom untuk bereksitasi/berpindah

ketingkat energi elektronik yang lebih tinggi. Absorbsi hanya terjadi jika selisih

kedua tingkat energi elektronik tersebut (DE = E2 – E1) bersesuaian dengan

energi cahaya yang datang, yakni:

fotonEE =D (2.1)

Absorbansi terjadi pada saat foton bertumbukan langsung dengan atom-

atom pada suatu material. Absorbansi menyatakan banyaknya cahaya yang

diserap oleh suatu lapisan tipis dari total cahaya yang dilewatkan pada lapisan

tipis tersebut. Absorbansi (A) suatu larutan dinyatakan pada persamaan 2.2

( ) ÷÷ø

öççè

æ-=-=

OII

TA 110log10log (2.2)

dengan A adalah absorbansi, T adalah transmitansi, Io adalah berkas cahaya

datang (W.m-2), dan I1 adalah berkas cahaya keluar dari suatu medium (W.m-2)

(Hendyana, 1994).

Absorbansi lapisan tipis bertambah dengan penguatan energi cahaya/foton.

Bila ketebalan benda atau konsentrasi materi yang melewati cahaya bertambah,

maka cahaya akan lebih banyak diserap. Jadi absorbansi berbanding lurus dengan

ketebalan d dan konsentrasi c. Koefisien absorbansi (a ) merupakan rasio antara

absorbansi (A), dengan ketebalan bahan d yang dilintasi cahaya. Sehingga dapat

ditulis dalam bentuk persamaan 2.3

dA

=a (2.3)

56

Pada gambar 2.4 tampak bahwa cahaya dengan intensitas mula-mula (Io)

melewati suatu bahan dengan ketebalan d dan dengan konsentrasi zat penyerap

cahaya c. Cahaya tersebut ada yang diserap, ditransmisikan maupun dipantulkan.

Setelah melewati bahan, intensitas cahaya akan berkurang menjadi (I1).

Besarnya intensitas cahaya setelah melewati bahan dapat dituliskan seperti

persamaan 2.4

( ) doeIdI a-= (2.4)

Dimana koefisien absorbsi dapat dituliskan dalam persamaan 2.5

÷÷ø

öççè

æ-=

oI

IIn

d11

a (2.5)

Dimana

I1 = T.I0 (2.6)

Jika I1/Io dari persamaan 2.6 merupakan perbandingan intensitas cahaya

yang diteruskan dengan cahaya yang datang merupakan nilai besarnya

transmitansi (T) seperti yang ditunjukkan pada persamaan 2.5 maka persamaan

2.6 dapat dituliskan sebagai persamaan 2.7

InTd1

-=a (2.7)

Transmitansi larutan T merupakan bagian dari cahaya yang diteruskan

melalui suatu bahan. Transmitansi (T) biasanya dinyatakan dalam persentase

(%T). Dan besarnya Transmitansi bergantung pada bahan dan panjang

gelombang cahaya yang melewati suatu bahan.

2.3. Indeks Bias

Cahaya yang ditransmisikan dari satu medium ke medium lain, misalnya

dari udara ke kaca akan mengalami pembiasan. Pembiasan cahaya ini adalah

akibat perubahan kecepatan rambat cahaya dalam medium yang disebabkan oleh

Gambar 2.4 Pengurangan energi radiasi akibat penyerapan (Hendayana, 1994)

57

interaksi antara cahaya dengan elektron dari atom dalam medium. Interaksi

tersebut menyebabkan polarisasi yang besarnya sebanding dengan rapat muatan.

Indeks bias suatu materi didefinisikan sebagai perbandingan antara

kecepatan cahaya di dalam ruang hampa dengan kecepatan cahaya di dalam

medium. Perbandingan ini dapat ditentukan dengan menggunakan Hukum

Snellius, indeks bias dinyatakan dengan persamaan (2.8) (Malcom, 2001).

n = r

i

qq

sin

sin (2.8)

n = nc

c (2.9)

dengan n = indeks bias

iq = sudut datang

rq = sudut bias

c = kecepatan cahaya di ruang hampa (3x108 m/s2 )

cn = kecepatan cahaya pada medium (m/s2)

Indeks bias sebenarnya tidaklah konstan tetapi merupakan variasi dari

panjang gelombang sinar datang.

Perubahan indeks bias pada lapisan hasil dari proses pertukaran ion sangat

dipengaruhi oleh suhu dan waktu pendifusian. Hal ini dapat ditunjukkan pada

persaman 2.10 (Najafi, 1992).

snhx

erfcnxn +÷øö

çèæD= .)( (2.10)

dengan x naik dari nol pada permukaan substrat, ns indeks bias substrat, ∆n

perubahan indeks bias maksimum, dan h adalah kedalaman effektif pemandu

gelombang. Dan nilai d mengikuti aturan:

tDh e2= (2.11)

dengan De merupakan koefisien difusi efektif, dan t adalah waktu pendifusian.

Nilai De dipengaruhi oleh temperatur (T):

÷øö

çèæ-=

T

CExpCDe

21 (2.12)

58

Beberapa hal yang mempengaruhi indeks bias suatu material, diantaranya

adalah :

1. Kerapatan Elektron (Electron Density) dan Polarisabilitas (Polarizability).

Indeks bias pada gelas ditentukan oleh interaksi antara cahaya dengan

elektron pada atom gelas. Peningkatan kerapatan elektron atau polarisabilitas ion

akan meningkatkan indeks bias. Oleh karena itu, sebuah material yang terdiri dari

atom dengan jumlah ion sedikit yang berarti bahwa kerapatan elektron dan

polarisabilitasnya rendah akan memiliki indeks bias kecil. Karena sebagian besar

kandungan ion pada gelas adalah anion, maka kontribusi dari anion ini sangatlah

penting. Penggantian fluorine dengan oksigen yang lebih polarisabel, atau dengan

halida akan meningkatkan indeks bias. Sebaliknya, penggantian oksida atau halida

dengan fluorine akan menurunkan indeks bias. Ion-ion dengan polarisabilitas

tinggi mempunyai awan elektron yang besar dan mempunyai bilangan oksidasi

yang kecil, contohnya adalah Ti+ dan Pb2+ yang digunakan untuk memproduksi

gelas dengan indeks bias yang sangat tinggi.

2. Kerapatan Material.

Kerapatan material juga mempunyai peranan untuk mengendalikan

besarnya indeks bias suatu material. Massa jenis atau kerapatan sebuah material

didefinisikan sebagai perbandingan antara massa (m) dan volume (v):

vm

=r (2.13)

Cahaya yang merambat pada medium yang memiliki kerapatan yang tinggi akan

memiliki kecepatan yang lebih kecil dari pada medium yang kerapatannya rendah,

karena pada medium kerapatan tinggi partikel cahaya akan lebih banyak mengenai

tumbukan akibatnya indeks bias di medium tersebut berbeda.

3. Ekspansi Thermal (Thermal Expantion).

Ekspansi termal suatu material dapat menyebabkan naik turunnya indeks

bias. Kerapatan material akan turun ketika dipanaskan, karena volume dari bahan

akan mengembang sehingga indeks bias gelas akan turun. Polarisabilitas ion akan

meningkat seiring dengan peningkatan suhu yang akan meningkatkan indeks bias,

yang mungkin sebanding dengan kenaikan kerapatan (Thomas, 1997).

59

2.4. Pertukaran Ion (Ion Exchange)

Metode pertukaran ion adalah salah satu metode untuk membuat pandu

gelombang. Prinsip dasar metode pertukaran ion adalah adanya proses difusi ion.

Difusi ion adalah pergerakan secara acak dari ion-ion pada medium pendifusi dan

terdifusi. Pergerakan ini ditujukan untuk mencapai suatu titik kesetimbangan

diantara kedua medium tersebut.

Proses pertukaran ion terjadi ketika ion-ion yang mudah bergerak pada

kaca, biasanya Na+ didesak oleh ion-ion yang ukurannya lebih besar atau ion-ion

yang tingkat polarisabilitasnya (kemampuan suatu molekul untuk dapat

mengalami polarisasi sesaat) lebih tinggi. Contoh ion-ion yang polarisabilitasnya

lebih tinggi dari Na+ yaitu Ag+, K+, Cs+, dan Tl+ . Akibatnya, indeks bias kaca

akan meningkat. Perubahan indeks bias ini dapat dimanfaatkan sebagai pandu

gelombang (Najafi, 1992). Tabel 2.1 menunjukkan beberapa garam pendifusi

yang digunakan dalam proses pertukaran ion.

Salt ion(A) Glass ion(B) rA/rB αA/αB

Li Na 0.69 0.07

K Na 1.35 3.2

Rb K 1.12 1.5

Cs K 1.24 2.5

Tl Na 1.55 12.7

Tl K 1.12 3.9

Ag Na 1.33 5.6

Table 2.1. Ion-Ion yang Umumnya Digunakan dalam Pertukaran Ion. Ra dan Rb Adalah Jari-Jari Ion dengan Satuan Angstrom (Ǻ). Polarisability (Α) dengan Satuan Ǻ3 (Yliniemi,2007).

.

60

Ion-ion pendesak ini sebagai ion pendifusi dalam proses pertukaran ion.

Ion pendifusi ini terdapat dalam larutan garam yang memiliki titik lebur (melting

point) yang berbeda. Pertukaran ion (ion exchange) terjadi ketika ion yang sangat

mudah bergerak di dalam kaca didesak keluar oleh ion yang mudah bergerak

lainnya. Ion pada kaca terdifusi keluar dari kaca, sedangkan ion pendifusi terdifusi

masuk kedalam kaca. Karena ion-ion tersebut mempunyai perbedaan ukuran maka

ion-ion ini memiliki mobilitas yang berbeda. Titik lebur dari beberapa garam

pendifusi yang sering digunakan dalam proses pertukaran ion dapat ditunjukkan

pada Tabel 2.2.

Garam Titik Lebur (oC)

AgNO3

AgCl

NaNO3

KNO3

KNO3-AgNO3 (37:63 % mol)

LiSO4-K2SO4

KNO3-NaNO3 (50:50 % mol)

KNO3-Ca(NO3)2 (36:66 %

mol)

TlNO3

CsNO3

CsCl

CsNO3-CsCl

RbNO3

212

455

307

334

132

512

220

150

206

414

646

405

310

Proses pertukaran ion ini berlangsung sampai fluks dari kedua ion ini akan

identik dan sampai terjadi kesetimbangan kinetik. Kesetimbangan kinetik antara

ion pendiffusi pada leburan garam dengan ion terdifusi pada kaca dapat dijelaskan

pada Persamaan (2.14).

Tabel 2.2. Titik Lebur Dari Beberapa Garam Dalam Proses Pertukaran Ion (Najafi,1992).

61

++ + BA ++ + AB (2.14)

Pertukaran ion dapat digunakan untuk membentuk lapisan tipis pada

permukaan kaca. Dimana proses pertukaran ion akan meningkatkan indeks bias

permukaan kaca. Perbedaan indeks bias ini digunakan untuk memandu cahaya

pada planar waveguide. Hasil dari penumbuhan lapisan tipis berbentuk graded

index (Gambar 2.5). Indeks biasnya menurun dari permukaan lapisan tipis sampai

kedalaman tertentu indeks biasnya sama dengan indeks bias substrat (Gambar

2.6).

Proses pertukaran ion sangat bergantung pada konsentrasi suatu titik dan

lama prose pertukaran ion. Hubungan antara konsentrasi pada suatu titik berubah

terhadap waktu dapat dijelaskan dengan Hukum Fiks II yaitu Persamaan 2.15

(Najafi, 1992):

÷øö

çèæ

¶¶

¶¶

=¶¶

xc

Dxt

c (2.15)

Bila koefisien difusi tidak tergantung dengan komposisi maka,

a. b.

Gambar 2.5. a. Substrat sebelum pertukaran ion, b. Substrat setelah pertukaran ion

Gambar 2.6. Profil indeks bias dari pemandu gelombang yang didifusi dengan garam potassium nitrat pada suhu 400oC selama 2 jam (Najafi,1992).

h x

Kedalaman

Indeks bias

62

2

2

xc

Dtc

¶¶

=¶¶

(2.16)

Dengan mengacu pada syarat batas untuk suatu proses difusi,

C(x,0)=0 (2.17)

C(0,t)=C0

Sehingga diperoleh Persamaan 2.18 berikut:

( ) úû

ùêë

é=

Dt

xerfcCtxC o

2, (2.18)

Dengan error function adalah :

( ) dtezerfcz

tò¥

-=22

p (2.19)

2.5. Pantulan internal total.

Perambatan cahaya di dalam bahan optik terkait dengan indeks bias

dielektrik media. Indeks bias media didefinisikan sebagai rasio antara kecepatan

cahaya di dalam ruang hampa terhadap kecepatan cahaya di dalam media.

nc

cn = (2.20)

Cahaya merambat lebih lambat di dalam media optik yang rapat dari pada

di dalam media yang kurang rapat. Bila sinar datang pada antar muka antara dua

dielektrik yang indeks biasnya berbeda (misal kaca–udara), maka akan mengalami

pembiasan (Urban, 2002).

Sinar pada antar muka, merambat pada dielektrik dengan indeks bias n1

pada sudut f1 terhadap garis normal pada permukaan antar muka. Bila dielektrik

pada sisi lain dari antar muka mempunyai indeks bias n2 yang lebih rendah dari

pada n1, maka sinar akan dibiaskan pada media berindeks bias yang lebih rendah

dengan sudut f2 terhadap garis normal dan f2 yang lebih besar dari pada f1.

Hubungan antara sudut datang f1 dan sudut bias f2 terhadap indeks bias dielektrik

dinyatakan oleh Hukum Snellius:

1

2

2

1

sin

sin

n

n=

FF

(2.21)

63

Pada pemantulan total internal sempurna, indeks bias lapisan tipis harus lebih

besar dari pada indeks bias medium sekelilingnya. Bila n1 lebih tinggi dari pada

n2, maka sudut bias selalu lebih besar dari pada sudut datang. Bila sudut bias 900,

maka sudut datang harus lebih kecil dari pada 900. Hal ini adalah kasus batas

pembiasan dan sudut datangnya disebut sudut kritis Fc, seperti terlihat pada

gambar 2.7.

maka dapat dituliskan bahwa nilai sudut kritisnya:

1

2sinn

nc =F (2.22)

Bila sudut datang lebih besar dari pada sudut kritis, maka cahaya dipantulkan

kembali ke media dielektrik asal ( pantulan internal total ) dengan efisiensi tinggi.

(David, 1997).

2.6. Pemandu Gelombang

Mekanisme terjadinya gelombang terpandu dalam pemandu gelombang

dapat dijelaskan dengan pendekatan sinar optik maupun mode gelombang. Dalam

pendekatan sinar optik, gambaran mengenai mode-mode gelombang terpandu

dapat dijelaskan sebagai berkas yang terpandu melalui lintasan zig-zag di dalam

film akibat pemantulan total seperti pada gambar 2.8 (Thomas,1997).

n1

n2

n1 x=h

x=0

q

q

x

y

z

Gambar 2.8. Mekanisme pemanduan gelombang dengan pendekatan sinar

optik

Gambar 2.7. Sinar datang dari medium tinggi ke medium yang lebih rendah

Indeks bias tinggi (n1)

φ1

φ2

Indeks bias rendah (n2)

Sinar datang

Sinar bias

cf

64

Untuk penyederhanaan bahan lapisan dalam pandu gelombang, bahan

memiliki sifat : homogen yakni harga indeks bias tidak bergantung pada posisi,

isotropis yakni harga indeks bias tidak bergantung arah, linier yakni harga indeks

bias tidak bergantung pada kekuatan medan, serta lossless yakni tidak terjadi

absorbsi energi oleh bahan dan gelombang yang masuk mengalami atenuasi.

Secara umum, komponen utama pemandu gelombang optik adalah dua

lapisan bahan kaca silika atau plastik, yang dapat menahan agar cahaya dapat

merambat di dalamnya dan tidak menerobos keluar. Cahaya yang dimasukkan

dalam optik akan merambat dari satu ujung ke ujung yang lain.

Konsep pemandu gelombang optik sebagai media transmisi pada suatu

sistem komunikasi didasarkan pada Hukum Snellius untuk perambatan cahaya

pada media transparan. Pemandu gelombang optik dibentuk dari dua lapisan

utama yaitu lapisan utama yang pada plat dielektrik berupa lapisan tipis dengan

indeks bias n1 yang menempel pada bahan dengan indeks bias n2 yang lebih kecil

dari n1.

Menurut Hukum Snellius cahaya yang datang pada antar muka antara dua

media transparan yang indeks biasnya berbeda akan mengalami pembiasan

sebagai berikut: Sinar yang datang dari medium yang berindeks bias tinggi

dengan sudut f1 terhadap garis normal menuju medium berindeks bias lebih

rendah akan dibiaskan menjauhi garis normal bidang batas antar medium dengan

sudut f2.

Cahaya bisa merambat dalam plat dielektrik seperti pada Gambar 2.7

dengan prinsip refleksi internal. Refleksi internal bisa terjadi jika cahaya

merambat dari medium dengan indeks bias tinggi menuju medium dengan indeks

bias yang lebih rendah. Jika sinar yang dibiaskan membentuk sudut 90o terhadap

garis normal, maka sudut sinar datangnya disebut sudut kritis fc. Jika sudut datang

lebih besar dari sudut kritis fc, maka cahaya akan dipantulkan kembali ke dalam

media. Hukum Snellius dinyatakan dengan persamaan (2.23) (Thomas, 1997).

65

1

2

2

1

sinsin

nn

=ff

(2.23)

dengan mengambil 02 90=f , maka besarnya sudut kritis dapat ditentukan dengan

persamaan (2.24):

sin fc = 1

2

nn

(2.24)

Pada Gambar 2.9 material lain merupakan cover yang

bahannya bisa sama dengan substrat atau material yang berbeda dengan substrat.

Jika tidak menggunakan cover, maka material lain yang dimaksud adalah berupa

udara.

2.7. Mode gelombang

Cahaya atau sinar laser akan mengalami pantulan total di dalam lapisan

tipis pandu gelombang planar simetris sudut datang pada batas lebih besar dari

pada sudut kritis hingga 900. Untuk sinar dengan sudut 900 (sinar berjalan secara

horisontal) maka nef = n1 (indeks bias effektif hanya bergantung pada film

pemandu ). Sedangkan untuk sinar pada sudut kritis ( sin qc =n2/n1, maka nef = n2,

indeks bias efektif bergantung pada bahan luar).

2.7.1. Syarat Mode

Tidak semua gelombang yang mempunyai arah sinar antara sudut kritis

dan 900, akan terperangkap di dalam film oleh adanya pantulan total. Hanya sinar

dengan arah tertentu saja yang sesuai dengan mode pemandu gelombang yang

akan merambat sepanjang struktur. Adanya mode–mode ini merupakan analogi

dengan rongga resonan. Dalam kasus ini diperoleh bahwa pola interferensi yang

stabil (mode rongga) terjadi hanya bila pergeseran fase untuk suatu perjalanan

pulang pergi sama dengan kelipatan 2p radian. Bila pergeseran fase perjalanan

sinar dinyatakan dengan DF, maka syarat resonan rongga dapat ditulis dengan

persamaan (2.25) (Thomas,1997).

Gambar 2.9. Perambatan cahaya pada Plat Dielektrik

66

DF = m 2 p (2.25)

dengan m adalah bilangan bulat. Persamaan ini dipenuhi oleh sejumlah panjang

gelombang untuk panjang rongga yang tetap. Pemandu gelombang juga dianggap

sebagai rongga resonan karena mempunyai dua batas pantulan. Syarat resonan

harus dipenuhi untuk memperoleh pola interferensi yang stabil.

Fase gelombang bergeser sepanjang lintasan dan pada batas pantulan.

Pergeseran fase ini adalah jumlah pergeseran fase sepanjang lintasan dan pada

batas pantulan. Untuk panjang gelombang yang sudut sinarnya tidak memenuhi,

maka intensitasnya akan menyusut dengan cepat akibat interferensi destruktif.

2.7.2. Pola mode gelombang

Menurut teori medan elektris di dalam lapisan tipis berubah secara

sinusoidal pada bidang melintang yang disebabkan oleh adanya interferensi antara

gelombang berjalan yang naik dan turun. Terdapat medan yang meluruh secara

eksponensial di luar lapisan tipis. Penembusan ke lapisan luar bertambah dengan

pertambahan orde mode ke-m. Hal ini terjadi karena sudut sinar mendekati sudut

kritis bila m bertambah. Untuk ketebalan dan panjang gelombang tertentu setiap

mode mempunyai pola yang berbeda ( gambar 2.10)

Intensitas gelombang akan menurun karena adanya penyerapan dan

penghamburan (scattering). Penghamburan disebabkan oleh ketakhomogenan

bahan dan ketaksempurnaan batas. Mode-mode yang berorde tinggi dan bersudut

curam merambat pada lintasan zig-zag yang lebih panjang dari pada yang berorde

lebih rendah. Maka mode berorde tinggi menderita rugi serapan yang lebih besar.

h

n2

n1

n2

M2 M3 M4 M1

Gambar 2.10. Pola mode melintang di dalam pemandu gelombang (Keiser, 2000).

67

Mode-mode yang mendekati putus (cut off) adalah mode-mode yang berorde lebih

tinggi dan sinarnya mendekati sudut kritis. Sinar-sinar ini akan mudah

disimpangkan di bawah sudut kritis sehingga medannya akan menembus dalam ke

lapisan luar lapisan tipis. Di daerah ini mode-mode tersebut akan mengalami

penyerapan dan menyusut dengan cepat.

2.8. Gelombang Evanescent

Gelombang evanescent terjadi ketika sinar datang yang masuk ke prisma

tidak seluruhnya terpantulkan, akan tetapi ada sebagian yang ditransmisikan ke

medium antara prisma dengan lapisan tipis yang dikenal dengan peristiwa

Frustrated Total Internal Reflection (FTIR). Gelombang yang ditrasmisikan

tersebut terjebak dalam medium antara prisma dengan lapisan tipis. Medium

antara prisma dengan lapisan tipis adalah udara dengan kerapatan sangat kecil

(gambar 2.11).

Gelombang evanescent ditransmisikan ke lapisan tipis akan membentuk

pandu gelombang. Ada sebagian energi yang hilang akibat pengkoplingan. Rugi

energi ini digambarkan sebagai frustated total reflection (Pedrotti,1993).

Gambar 2.12. Gelombang merambat pada 2 bahan dielektrik

b

d

ki

n2

n1

z

x

kr

kt

g

z

h

qc

ap

n4 qc

ap

n3

n1

n2

q

y

x

f

Gambar 2.11. Mekanisme pengkoplingan cahaya.

Gelombang evanescent

68

Secara umum gelombang yang ditransmisikan dapat ditunjukkan dengan

persamaan:

).( trkiott

TeEE w-= (2.26)

pada persamaan bidang koordinat diperoleh:

kt.r = kt(sin g,0,cos g).(x,y,z) (2.27)

penyelesaian dari persamaan di atas dapat ditunjukkan:

kt.r = kt(x sin g + z cos g) (2.28)

dimana cos g = g2sin1- dan n2 merupakan indeks bias udara, sehingga

diperoleh persamaan:

cos g = d22 sin1 pn- (2.29)

pada saat sudut kritis, sin d = n1dan cos g = 0. Ketika d melebihi sudut kritis, maka

cos g menjadi imajiner. Sehingga diperoleh persamaan:

cos g = i 1sin 22 -dpn (2.30)

faktor eksponensial dari bidang koordinatnya menjadi:

1sinsin

.. 221

1

-+= ddnyik

nxkrk ttt (2.31)

pada definisi real bilangan positifnya adalah:

1sin 22 -= da pt nk (2.32)

penurunan amplitudo gelombang yang masuk ke dalam medium kedua dinyatakan

sebagai kedalaman penetrasi

1-= ay (2.33)

Faktor terakhir menjelaskan sebuah penurunan eksponensial pada amplitudo

gelombang yang masuk ke medium renggang sepanjang arah y. Ketika medan

gelombang masuk ke dalam medium renggang, maka kedalaman yang bisa dilalui

oleh cahaya dinyatakan dengan persamaan:

( ) 22sin2 up nny

-=

qp

l (2.34)

dimana:

69

y = kedalaman daerah penetrasi (nm) θ = sudut datang (0)

l = panjang gelombang sinar laser (nm)

n = indeks bias prisma

Gelombang Evanescent merupakan gelombang yang ditimbulkan oleh

adanya efek Tunneling di dasar prisma. Energi dari gelombang Evanescent ini

kembali ke medium asalnya, kecuali jika suatu medium yang kedua diperkenalkan

masuk ke dalam daerah dari penetrasi. Kegagalan dari pemantulan total internal

(TIR) dapat diaplikasikan sebagai variabel keluaran dari pengkoplingan, dibuat

dari dua prisma sudut siku-siku yang dipisahkan sepanjang permukaan

diagonalnya dapat secara hati-hati disesuaikan untuk bertukar-tukar antara jumlah

gelombang Evanescent yang terkopel dari prisma satu dengan prisma yang lain.

Aplikasi praktis lain yang melibatkan sebuah prisma yang didekatkan pada

permukaan pandu gelombang optik sehingga gelombang Evanescent muncul dari

prisma dapat dikopel ke dalam pandu gelombang pada sudut (mode) perambatan

yang telah ditentukan (Pedrotti, 1993).

2.9. Prisma Kopling

Prisma kopling merupakan suatu alat yang digunakan untuk

mengkarakterisasi sifat optik lapisan tipis. Karakterisasi yang dimaksud adalah

mode gelombang suatu lapisan tipis.

(a) (b)

h n 1

n 2

n 3 αp αp

φ

θe θe n 4

70

Gambar 2.13. (a) pola bright spot terbelah (b) pola bright spot bulat penuh

(Tien, 1969).

Ketika berkas cahaya mengenai prisma maka berkas cahaya dibiaskan ke

dalam prisma. Akibat peristiwa pemantulan internal total maka berkas sinar

tersebut dipantulkan ke dalam prisma dengan arah berbeda (Gambar 2.13). ada

tidaknya pemanduan gelombang pada lapisan tipis dapat dilihat dari pola bright

spot. Jika pola bright spot bulat penuh maka tidak terjadi pemanduan gelombang

pada lapisan tipis atau cahaya tidak terkopel (Gambar 2.13.b). Jika pola bright

spot terbelah maka terjadi pemanduan gelombang pada lapisan tipis atau cahaya

terkopel (Gambar 2.13.a).

Peristiwa pemanduan gelombang pada lapisan tipis terjadi secara

berulang-ulang dengan sudut yang berbeda. Hal ini dikenal dengan mode

gelombang. Mode gelombang adalah sudut-sudut yang dibentuk dalam prisma

yang menyebabkan terjadinya pemanduan gelombang pada lapisan tipis. Jumlah

mode gelombang ini untuk menentukan kedalaman lapisan tipis.

Prinsip kerja prisma kopling mengacu pada paper (Tien, 1969) dan

dapat dijelaskan dengan bantuan skema 2.14. Dari gambar tersebut dapat dilihat

bahwa cahaya datang menuju prisma dengan sudut datang tertentu. Sudut datang

qe pada sisi miringnya selanjutnya dibiaskan ke dalam prisma dan membentuk

sudut f terhadap sisi tegak pada dasar prisma. Sudut f ini nantinya akan

menentukan besar kecepatan fase berkas cahaya dalam arah z yang menjalar di

dalam prisma dan dalam lapisan antara prisma dengan pandu gelombang

(yudistira, 2001).

h q

n3

n2

n1

ap

Gambar 2.14. Penjalaran gelombang dari udara-

prisma-pandu gelombang-prisma-udara

qe n4

qe

ap

z

x

71

Besarnya kecepatan fase dapat dinyatakan dengan persamaan :

np = fsin

pn

c (2.35)

Dimana np merupakan indeks bias prisma.

Gelombang cahaya yang masuk ke dalam prisma dengan sudut tertentu

sedemikian sehingga terjadi pemantulan internal sempurna di dalam prisma.

Dalam prisma, gelombang datang dan gelombang terpantul berinterferensi

membentuk sebuah gelombang berdiri yang serupa dengan penjelasan

sebelumnya. Distribusi amplitudo dari gelombang berjalan tersebut melebar

keluar prisma hingga masuk ke dalam film ( jika jarak d cukup kecil ). Jika

modus gelombang pandu pada prisma cocok dengan modus gelombang pandu

yang mungkin terbentuk pada film, gelombang pandu akan disalurkan dari prisma

ke film, yang kemudian akan dideteksi oleh fotodioda. Lintasan berkas cahaya

dalam prisma kopling dengan sudut qm yang merupakan sudut datang dan keluar

pada sisi miring prisma untuk modus gelombang pandu ke–m. Karena km = rm,

maka dari Hukum Snellius diperoleh:

mpmeff nn fsin= (2.36)

meffn ini digunakan untuk menghitung kecepatan cahaya di dalam medium lapisan

tipis. Dimana :

mf = ÷÷ø

öççè

æ- -

p

mp n

qa

sinsin 1 dan

4p

a =p (2.37)

Dengan mengukur mq , maka meffn dapat dihitung.

Besarnya kecepatan fase tersebut akan berpengaruh pada kuat atau

tidaknya cahaya terkopel ke dalam pandu gelombang. Cahaya akan terkopel

dengan kuat ke dalam pandu gelombang apabila fm berharga sedemikian sehingga

kecepatan fase gelombang yang menjalar di dalam prisma sama dengan kecepatan

fase salah satu modus gelombang di dalam pandu gelombang yang kecepatannya

dapat dinyatakan oleh:

72

nm = meffnc

(2.38)

Dengan n meff merupakan indeks bias efektif pandu gelombang untuk

modus ke-m. Untuk kondisi np=nm berlaku hubungan yang disebut kondisi

sinkronisasi:

n meff = np sin fm (2.39)

Dalam kondisi tersebut fm berharga lebih besar dari sudut kritis

pemantulan total internal pada batas antara prisma dengan celah. Apabila berkas

cahaya datang membentuk sudut fm pada dasar prisma, maka berkas cahaya

tersebut mengalami pemantulan total internal.

Dalam persamaan sudut fm dihubungkan dengan sudut datang qm

melalui persamaan sebagai berikut:

mf = ÷÷ø

öççè

æ- -

p

mp n

qa

sinsin 1 (2.40)

73

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah metode ekperimental di

laboratorium. Penelitian ini meliputi penumbuhan lapisan tipis pada kaca

Sodalime dengan metode pertukaran ion Ag+ dari garam AgNO3 dan ion Na+ dari

garam NaNO3 dengan ion Na+ (ion exchange). Lapisan tipis yang terbentuk akan

digunakan sebagai pandu gelombang. Selanjutnya lapisan tipis dikarakterisasi

dengan cara menentukan transmitansi lapisan tipis menggunakan Ultra Violet-

Visible Spectroscopy Double Beam Shimadzu 601 PC. Menentukan indeks bias

sebelum dan sesudah terdifusi dengan menggunakan refractometer ABBE,

kemudian menentukan sudut-sudut dimana gelombang dipandukan untuk

menentukan ketebalan lapisan tipis dengan menggunakan metode prisma kopling.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 sampai Desember

2009 di Sub-laboratorium Fisika, sub-laboratorium Biologi dan laboratorium optic

jurusan Fisika UNS.

3.3 Alat dan Bahan Penelitian

3.3.1 Alat Penelitian

Alat yang digunakan adalah :

a. Furnace.

b. Temperature controller.

c. Thermocouple.

d. Ultrasonic Cleaner.

74

e. Refractometer ABBE.

f. Ultra Violet-Visible Spectroscopy Double Beam Shimadzu 601 PC

g. Pinset.

h. Gelas beker.

i. Amplas 1200 grid

j. Kawat

k. PTFE seal tape

l. Senter.

m. crucible.

n. pemotong kaca

o. Seperangkat alat prisma kopling yang terdiri dari:

1) Prisma dengan n = 1,51509.

2) Laser He-Ne (l = 632,8 nm).

3) Rotational stage.

4) Screen.

5) Jarum penunjuk derajat.

6) Busur derajat dengan ketelitian 0,1o.

3.3.2 Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan adalah :

a. Kaca Sodalime

b. AgNO3 30% dan 20%

c. NaNO3 70% dan 80%

d. Monobromonaftalin

e. Aquades

75

3.4 Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian ini mengikuti bagan pada Gambar 3.1.

Detail masing-masing dari bagan diatas adalah:

Tahap I Penyiapan Alat dan Bahan

Pembersihan kaca waveguide

Penumbuhan (difusi), suhu 300oC, 3150C dengan konsentrasi AgNO3 30% dan 20% pada waktu 25, 100, 225, 400, 625, dan 900 menit.

Mode gelombang

Transmitansi

Perubahan Indeks bias

Karakterisasi kaca waveguide

Analisa data

Simpulan

Gambar 3.1 Skema penelitian difusi ion Ag+ dan Na+ pada kaca sodalime.

Karakterisasi awal Kaca Sodalime

Persiapan alat dan bahan

76

Penyiapan alat dan bahan dilakukan dengan menyiapkan kaca Sodalime,

AgNO3 dan NaNO3 serta menyiapkan alat-alat seperti pemotong kaca, Ultrasonic

Cleaner, Furnace, refraktometer, Ultra Violet-Visible Spectroscopy Double Beam

Shima dzu 601 PC, seperangkat alat prisma kopling, pinset, dan gelas beker.Kaca

Sodalime dipotong dengan ukuran 2 cm x 2 cm, setelah itu salah satu sisi kaca

ditutup menggunakan kaca dan diikat pada bagian tepinya menggunakan PTFE

seal tape yang dimaksudkan agar proses pendifusian terjadi hanya pada satu

permukaan kaca. Kemudian Furnace disiapkan dan dihubungkan dengan

temperature controller. thermocouple dihubungkan ke temperature controller

kemudian di masukkan ke dalam furnace

Tahap II Karakterisasi awal Kaca Sodalime

Karakterisasi awal berupa pengukuran Indeks bias kaca dan transmitansi

kaca sodalime sebelum dilakukan treatment pertukaran ion Ag+-Na+. Indeks bias

dapat diukur menggunakan refractometer ABBE. Transmitansi kaca diukur

menggunakan Ultra Violet-Visible Spectroscopy Double Beam Shimadzu 601 PC

dengan panjang gelombang 200 nm – 1000 nm.

Tahap III Proses Penumbuhan (Difusi)

Kaca sodalime yang sudah terpotong diberi tanda bagian atas dan bawah.

Bagian bawah yang akan dilakukan treatment pertukaran ion diberi tanda goresan

kecil ditepinya menggunakan amplas/silet. Kemudian Crusible yang berisi

AgNO3 dan NaNO3 dimasukkan kedalam furnace. Kemudian furnace dipanasi

dengan suhu tertentu hingga AgNO3 dan NaNO3 meleleh. Setelah itu kaca

Sodalime yang telah dipotong dan ditutup pada bagian tepinya menggunakan

PTFE seal tape diletakkan ke dalam larutan tersebut. Proses pendifusian ini

seperti terlihat pada gambar 3.2

furnace

kaca

AgNO3 dan NaNO3

cawan

77

Gambar 3.2 Skema alat pendifusian

Proses penumbuhan (difusi) dilakukan pada variasi waktu 25, 100, 225,

400, 625, dan 900 menit dengan varisi suhu 300o C dan 315 o C dan variasi

konsentrasi AgNO3 30% dan 20%. Setelah proses pendifusian seperti gambar 3.2

selesai kaca dikeluarkan ditunggu sampai mencapai suhu kamar. Tujuannya

adalah agar kaca waveguide tidak retak atau pecah.

Tahap IV Pembersihan kaca waveguide

Proses pertukaran ion menyebabkan sebagian permukaan kaca waveguide

yang terbentuk masih kelihatan kotor sehingga perlu dibersihkan. Proses

pembersihan kaca waveguide dilakukan dengan cara dicuci dengan menggunakan

Ultrasonic Cleaner . Pembersihan ini menggunakan air dan cairan aquades.

Tujuannya adalah untuk menghilangkan kotoran dan lemak yang menempel pada

kaca. Air memiliki sifat dapat melarutkan garam perak nitrat.

Tahap V Karakterisasi Setelah Pendifusiaan

Setelah proses pendifusian selesai kaca yang sudah dibersihkan dengan

Ultrasonic Cleaner kemudian dikarakterisasi untuk mengetahui perubahan sifat-

sifat optic pada kaca tersebut. Sifat optic tersebut diantaranya adalah transmitansi,

indeks bias dan mode waveguide.

a. Pengukuran transmitansi

Pengukuran transmitansi untuk masing-masing perlakuan menggunakan

Ultra Violet-Visible Spectroscopy (UV-Vis) Double Beam Shimadzu 1601

PC. Pengukuran ini dilakukan sebelum dan sesudah pendifusian kemudian

membandingkan hasilnya. Kerja ini dilakukan dengan mengikuti paper

(Bahtiar, 2006)

b. Pengukuran indek bias

Pengukuran indeks bias dilakukan dengan menggunakan alat

Refractometer ABBE (lampiran 1). Sebelum dilakukan pengukuran, sampel

diberi larutan monobromonaftalin terlebih dahulu. Larutan ini berfungsi agar

78

cahaya yang masuk ke kaca bisa optimal sehingga saat pengukuran dapat

terlihat jelas gelap terangnya. Kemudian kaca diletakkan di dalam

Refraktometer ABBE. Setelah itu tombol pada Refraktometer diatur hingga

terlihat pola gelap terang dan diatur sampai pola tersebut tepat pada garis

tengah. Kemudian dilihat indeks biasnya pada skala yang ada pada

Refraktometer ABBE. Pengukuran indek bias dilakukan sebelum dan sesudah

pendifusian kemudian mambandingkan hasilnya. Perubahan indeks bias

untuk menentukan ketebalan lapisan yang terdifusi.

c. Prisma kopling

Kerja ini dilakukan dengan mengikuti paper (Tien,1969). Karakterisai

mode waveguide yang terbentuk dalam lapisan tipis dilakukan dengan teknik

prisma kopling (m-line technique) seperti pada Gambar 3.3. Kaca waveguide

diletakkan menempel tepat dibelakang prisma dengan serapat mungkin.

Cahaya dari laser He-Ne yang difokuskan oleh lensa cembung diarahkan

tepat mengenai prisma sampai terbentuk pola bright spot pada layar. Jarum

penunjuk skala digeser sampai pola bright spot terbelah kemudian diukur

sudutnya.Informasi yang dapat diperoleh dari karakterisasi ini adalah

bagaimana bentuk pola bright spot dan jumlah mode pandu gelombang.

Kedalaman lapisan tipis dapat ditentukan dari hasil pengukuran perubahan

indeks bias dan jumlah mode pandu gelombang.

Gambar 3.3. Skema prisma kopling

Tahap VI Analisa dan simpulan

3 1

2

4

4

Keterangan: 1. Laser. 2. Lensa cembung. 3. Prisma. 4. Layar.

79

Dalam penelitian ini akan diperoleh data berupa data kuantitatif dan data

kualitatif. Data kuantitatif akan dianalisa berdasarkan rumus-rumus yang

bersesuain. Sedangkan data kualitatif akan diinterpretasikan seperlunya.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, telah dibuat lapisan tipis pemandu gelombang dari kaca

sodalime. Metode yang digunakan adalah pertukaran ion (ion exchange). Dan ion yang

dipertukarkan disini adalah ion Na+ yang terkandung didalam kaca (komposisi kaca

sodalime adalah ± 73 % SiO2, ±14 % Na2O, ±7% CaO, ±4 % MgO, ±2 % AL2O3 (Ted

Pella.INC., 2001)) dengan ion Ag+ dari garam AgNO3 dan Na + dari garam NaNO3 sehingga

terbentuk lapisan tipis dengan sifat optik yang berbeda. Pada suhu yang relatif tinggi

ikatan antara molekul dalam kaca akan mengalami peregangan dan ion-ion didalam kaca

akan bergerak secara acak dan memungkinkan adanya kekosongan susunan atom pada

kaca soda-lime (vacancy diffusion) atau penyusupan atom lain karena adanya celah di

atom-atom penyusun kaca soda-lime (inersitial atom). Sehingga ion Ag + dari garam

AgNO3 dapat berdifusi dan menggantikan ion Na+ yang berada didalam kaca. Gambaran

secara ringkas proses pertukaran ion dapat ditunjukkan pada gambar 4.1

S ebe lum difusi

sesudah difusi

Model difusi karena kekosongan atom (vacancy diffusion)

vacancy

Sebelum difusi

vacancy

Sesudah difusi

80

Proses fabrikasi ini berlangsung dengan cara memvariasikan suhu, waktu dan

konsentrasi pendifusian. Dalam penelitian ini digunakan konsentrasi AgNO3 yang

digunakan adalah 30% dan 20% dikarenakan peneliti menggunakan konsentrasi rendah.

Suhu yang digunakan diatas suhu titik lebur AgNO3 dan NaN03 yaitu suhu 300o dan 315o (

lampiran 3). Sedangkan untuk waktu pendifusian yang digunakan 25, 100, 225, 400, 625,

dan 900 menit mengacu pada skripsi Sigit Riyanto untuk menggunakan waktu

pendifusian yang lebih lama. Proses fabrikasi lapisan tipis ini disajikan pada tabel 4.1

Karakterisasi optik telah dilakukan pada lapisan tipis akibat pertukaran

ion. Karakterisasi optik ini meliputi pengukuran indeks bias, pola bright spot yang

terbentuk, menentukan jumlah mode gelombang, menentukan kedalaman lapisan

tipis, dan menentukan transmitansi lapisan tipis.

IV.1. Indeks Bias Kaca Waveguide

Proses pendifusian Proses pendifusian

Konsentrasi

(%)

Suhu( o ) Waktu

(menit)

Konsentrasi

(%)

Suhu( o ) Waktu

(menit)

25 25

100 100

225 225

400 400

625 625

30 300

900

20 300

900

25 25

100 100

225 225

400 400

625 625

30 315

900

20 315

900

Tabel 4.1. Proses pendifusian planar waveguide dengan variasi waktu dan suhu

81

Berdasarkan hasil pengukuran menggunakan Refraktometer ABBE

didapatkan data indeks bias kaca sodalime sebelum dan sesudah pendifusian

disajikan pada Tabel 4.2.a, Tabel 4.2.b, tabel 4.2.c, dan tabel 4.2.d

Tabel 4.2.a Hasil pengukuran indeks bias kaca sodalime hasil pendifusian pada

suhu 3000C dan konsentrasi AgNO3 30%.

Tabel 4.2.b Hasil pengukuran indeks bias kaca sodalime hasil pendifusian pada

suhu 3150C dan konsentrasi AgNO3 30%.

Indeks bias

Kaca

waveguide

Waktu

pendifusian

Sebelum

pendifusian

Setelah

pendifusian

Perubahan

indeks bias

Sampel 1 25 menit 1,5235 1,5245 1,0 x 10-3

Sampel 2 100 menit 1,5210 1,5220 1,0 x 10-3

Sampel 3 225 menit 1,5250 1,5265 1,5 x 10-3

Sampel 4 400 menit 1,5250 1,5265 1,5 x 10-3

Sampel 5

Sampel 6

625 menit

900 menit

1,5250

1,5250

1,5275

1,5280

2,5 x 10-3

3,0 x 10-3

Indeks bias

Kaca

waveguide

Waktu

pendifusian

Sebelum

pendifusian

Setelah

pendifusian

Perubahan

indeks bias

Sampel 1 25 menit 1,5250 1,5260 1,0 x 10-3

Sampel 2 100 menit 1,5250 1,5260 1,0 x 10-3

Sampel 3 225 menit 1,5250 1,5260 1,0 x 10-3

Sampel 4 400 menit 1,5250 1,5265 1,5 x 10-3

Sampel 5 625 menit 1,5260 1,5280 2,0 x 10-3

Sampel 6 900 menit 1,5240 1,5260 2,0 x 10-3

82

Tabel 4.2.c Hasil pengukuran indeks bias kaca sodalime hasil pendifusian pada

suhu 3000C dan konsentrasi AgNO3 20%.

Indeks bias

Kaca

waveguide

Waktu

pendifusian

Sebelum

pendifusian

Setelah

pendifusian

Perubahan

indeks bias

Sampel 1 25 menit 1,5245 1,5250 0,5 x 10-3

Sampel 2 100 menit 1,5245 1,5250 0,5x 10-3

Sampel 3 225 menit 1,5245 1,5250 0,5 x 10-3

Sampel 4

Sampel 5

Sampel 6

400 menit

625 menit

900 menit

1,5250

1,5260

1,5250

1,5260

1,5275

1,5265

1,0 x 10-3

1,5 x 10-3

1,5 x 10-3

Tabel 4.2.d Hasil pengukuran indeks bias kaca sodalime hasil pendifusian pada

suhu 3150C dan konsentrasi AgNO3 20%.

Indeks bias

Kaca

waveguide

Waktu

pendifusian

Sebelum

pendifusian

Setelah

pendifusian

Perubahan

indeks bias

Sampel 1 25 menit 1,5260 1,5265 0,5 x 10-3

Sampel 2 100 menit 1,5250 1,5260 1,0 x 10-3

Sampel 3 225 menit 1,5240 1,5250 1,0 x 10-3

Sampel 4

Sampel 5

Sampel 6

400 menit

625 menit

900 menit

1,5255

1,5260

1,5260

1,5270

1,5275

1,5280

1,5 x 10-3

1,5 x 10-3

2,0 x 10-3

83

Hubungan antara perubahan indeks bias pada permukaan kaca sodalime

dengan lamanya waktu pendifusian dari Tabel 4.2.a, tabel 4.2.b, table 4.2.c, dan

tabel 4.2.d ditunjukkan pada Gambar 4.2.

2.0x102 4.0x102 6.0x102 8.0x102 1.0x103

0.0

4.0x10-4

8.0x10-4

1.2x10-3

1.6x10-3

2.0x10-3

2.4x10-3

2.8x10-3

3.2x10-3 3000,30% AgNO3

3150,30% AgNO3

3000,20% AgNO3

3150,20% AgNO3

Dn

waktu(menit)

Gambar 4.2. Grafik hubungan antara perubahan indeks bias dengan waktu pendifusian

Dari gambar 4.2 dapat dilihat grafik hubungan antara waktu pendifusian

terhadap perubahan indeks bias yang menunjukkan bahwa indeks bias kaca

sodalime cenderung mengalami kenaikan, baik semakin lama waktu pendifusian,

semakin tinggi suhu pendifusian maupun konsentrasi AgNO3. Hal ini

menunjukkan bahwa indeks bias kaca sodalime setelah pertukaran ion lebih besar

dari indeks bias sebelum pertukaran ion. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian

serupa yang dilakukan oleh beberapa peneliti lain (Rogozinski dan P. Karasinski,

2005).

Hubungan antara perubahan indeks bias dengan konsentrasi ion pendifusi

dapat dilihat dalam persamaan berikut (Najafi, 1992):

(4.1) úû

ùêë

é D-D=D

o

o

o

Ago V

VRR

V

Cn

84

dimana CAg adalah konsentrasi ion Ag+, Vo dan Ro berturut-turut adalah volume

glass per gram dari atom-atom oksigen dan refraksi per gram dari atom-atom

oksigen dalam komposisi asli, ΔV dan ΔR adalah perubahan kuantitas hasil dari

total pergantian ion asli oleh ion dopan dan Δno adalah perubahan indeks bias.

Menurut Hukum Fick Kedua hubungan konsentrasi (C) dengan waktu

pendifusian (t) adalah (Najafi, 1992),

(4.2)

dimana

dengan x adalah kedalaman difusi dan D adalah koefesien difusi. Karena indeks

bias sebanding dengan konsentrasi ( persamaan 4.1) maka besarnya indeks bias

(n(x)) adalah (Najafi, 1992)

(4.3)

dengan ns adalah indeks bias subtract ( indeks bias sebelum pendifusian).

Indeks bias yang terukur pada penelitian ini adalah indeks bias pada permukaan

kaca (x=0) sehingga berapapun waktu pendifusian.

Penggantian ion Na+ dengan ion Ag+, dimana ion Ag+ memiliki massa,

kerapatan elektron, serta polarisabilitas yang lebih besar menyebabkan susunan

atom yang baru didalam kaca akan semakin rapat dan mengakibatkan naiknya

indeks bias dari permukaan kaca yang mengalami pendifusian. Semakin lama

waktunya maka ion Ag+ yang terdifusi kedalam kaca menggantikan ion Na+

semakin banyak sehingga menaikkan indeks bias kaca. Dan semakin besar

úû

ùêë

é=

Dt

xerfcCtxC o

2),(

0)0,(0

),0(0

=Þ==Þ=

xCt

CtCx o

snDt

xerfcnxn +ú

û

ùêë

éD=

2)(

85

suhunya maka ion-ion akan semakin bebas bergerak sehingga ikatan ion didalam

kaca akan semakin lemah dan akan mudah terdifusi keluar tergantikan oleh ion

Ag+ dari leburan garam AgNO3, sehingga semakin banyak ion Ag+ yang terdifusi

kedalam kaca maka akan semakin besar indeks biasnya. Begitu juga dengan

semakin tinggi konsentrasi AgNO 3 akan semakin banyak ion Ag+ yang terdifusi

kedalam kaca sehingga menaikkan indek bias kaca tersebut. Hasil penelitian ini

sesuai dengan persamaan 4.1, persaman 4.2, dan persamaan 4.3.

Pada suhu 3150C perubahan indeks bias hampir mendekati konstan. Hal

ini dikarenakan pada suhu 3150C tercapai kondisi stabil atau dikatakan hampir

jenuh sehingga proses pendifusian berlebih hampir tidak terjadi, karena jika

terjadi kondisi jenuh dimana tercapai kesetimbangan kinetik proses pendesakan

ion/pendifusian akan berhenti.

IV.2.Transmitansi

Hasil pengukuran % transmitansi dengan menggunakan Ultra Violet-

Visible Spectroscopy Double Beam Shimadzu 601 PC dengan panjang gelombang

400 nm -1000 nm dapat dilihat pada gambar 4.3, 4.4, 4,5 dan gambar 4.6.

400 500 600 700 800 900 100050

55

60

65

70

75

80

85

90

95

100

0 m enit 25 m enit 100 m enit 225 m enit 400 m enit 625 m enit 900 m enit

%T

panjang gelom bang(nm )

86

Gambar 4.3. Grafik transmitansi hasil pendifusian pada konsentrasi AgNO3 30%,

suhu 300o dan panjang gelombang 400 nm – 1000 nm

4 0 0 5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0 9 0 0 1 0 0 05 0

5 5

6 0

6 5

7 0

7 5

8 0

8 5

9 0

9 5

1 0 0

0 m e n it 2 5 m e n it 1 0 0 m e n it 2 2 5 m e n it 4 0 0 m e n it 6 2 5 m e n it 9 0 0 m e n it

%T

p a n ja n g g e lo m b a n g (n m )

Gambar 4.4. Grafik transmitansi hasil pendifusian pada konsentrasi AgNO3 30% , suhu 315 o dan panjang gelombang 400 nm – 1000 nm.

87

400 500 600 700 800 900 100070

75

80

85

90

95

100

0 m enit 25 m enit 100 m enit 225 m enit 400 m enit 625 m enit 900 m enit

%T

panjang gelom bang(nm )

Gambar 4.5. Grafik transmitansi hasil pendifusian pada konsentrasi AgNO3 20% ,

suhu 300o dan panjang gelombang 400 nm – 1000 nm

4 0 0 5 0 0 6 0 0 7 0 0 8 0 0 9 0 0 1 0 0 05 5

6 0

6 5

7 0

7 5

8 0

8 5

9 0

9 5

1 0 0

0 m e n it 2 5 m e n it 1 0 0 m e n it 2 2 5 m e n it 4 0 0 m e n it 6 2 5 m e n it 9 0 0 m e n it

%T

p a n ja n g g e lo m b a n g (n m )

Gambar 4.6. Grafik transmitansi hasil pendifusian pada konsentrasi AgNO3 20% , suhu 315o dan panjang gelombang 400 nm – 1000 nm.

Harga transmitansi merupakan perbandingan antara intensitas cahaya yang

keluar dari medium dengan intensitas cahaya yang masuk kedalam suatu medium.

Besarnya intensitas cahaya yang masuk tidak sama dengan intensitas yang keluar

dari medium, hal ini dapat terjadi karena jika cahaya dilewatkan pada suatu

88

bahan/medium, maka sebagian cahaya akan dipantulkan (reflected), sebagian

diteruskan (transmitted), sebagian akan diserap (absorbed) dan sebagian lagi

akan disebarkan (scattered). Absorpsi suatu cahaya oleh suatu molekul

merupakan bentuk interaksi antara gelombang cahaya dengan atom molekulnya.

Dari grafik di atas dapat diamati bahwa kaca yang tidak mengalami

perlakuan memiliki nilai transmitansi yang relatif lebih besar dibandingkan yang

mengalami pendifusian. Sedangkan pada kaca yang mengalami pendifusian

memiliki nilai transmitansi yang relatif lebih kecil, dimana semakin lama waktu

pendifusian dan semakin tinggi suhu pendifusian transmitansi semakin mengecil.

Hal ini menunjukkan bahwa adanya proses pendifusian ion Ag+ dari leburan

garam AgNO3 menyebabkan menurunnya nilai transmitansi dari kaca atau dengan

kata lain proses pendifusian menyebabkan berkurangnya nilai intensitas yang

keluar dari kaca. Dan semakin lama waktu pendifusian dan semakin tinggi suhu

pendifusian menyebabkan berkurangnya nilai transmitansi. Yang berarti

komposisi kaca telah berubah dengan adanya proses pendifusian. Dan perubahan

komposisi dari kaca inilah yang menyebabkan faktor absorpsi, pantulan, serta

hamburan semakin membesar sehingga menyebabkan intensitas cahaya yang

keluar dari kaca menurun yang menyebabkan menurunnya nilai transmitansi dari

kaca.

Dari gambar 4.3, dapat dilihat nilai transmitansi pada proses pendifusian

pada waktu 900 menit pada suhu 300oC lebih tinggi dari pada pendifusian 225

menit. Pengukuran telah dilakukan sampai tiga kali namun hasilnya tetap sama.

Hal ini disebabkan oleh semakin rendahnya konsentrasi AgNO3 dan semakin

tinggi konsentrasi NaNO3 sehingga ion Ag+ yang akan terdifusi semakin sedikit.

Selain itu juga disebabkan oleh susunan atomnya yang tidat rapat (belum stabil).

IV.3. Mode Gelombang

IV.3.1. Pola Bright Spot

89

Karakterisasi mode gelombang pada lapisan tipis dilakukan dengan

menggunakan metode prisma kopling, yaitu dengan cara mengamati pola bright

spot yang terbentuk pada layar. Pola bright spot adalah pola berupa bintik terang

pada layar yang dapat menunjukkan terjadinya pemanduan gelombang. Pola

bright spot yang terbentuk ketika sinar laser yang difokuskan lensa jatuh tepat

mengenai prisma kemudian ditransmisikan ke kaca waveguide (Gambar 2.6).

Berkas cahaya yang masuk ke dalam prisma dipantulkan ketika mencapai bidang

batas antara prisma dengan permukaan lapisan tipis. Terjadi atau tidaknya

pengkoplingan dapat dilihat pada layar berupa pola bright spot (Gambar 4.4).

(a)

(b)

ii

ii

Gambar 4.7. Pola bright spot pada suhu 3000 , konsentrasi 30% dan

waktu pendifusian 900 menit (a) Pola terbelah (b) Pola bulat penuh.

Pergeseran pola bright spot terbelah dan bulat penuh yang terjadi pada

penelitian memiliki pola yang sama (gambar 4.7). Pola bright spot bulat penuh

menunjukkan tidak terjadi proses pengkoplingan. Sinar datang ke prisma secara

keseluruhan dipantulkan dan tidak ditransmisikan ke kaca waveguide. Akibatnya

tidak ada energi yang diserap oleh kaca waveguide dan tidak terjadi pemanduan

gelombang pada kaca waveguide.

Pola bright spot terbelah terjadi karena adanya energy yang hilang sebagai

akibat adanya FTIR. FTIR ini menyebabkan munculnya gelombang evanescent.

Pemanduan gelombang ini dapat terjadi karena pemantulan sempurna. Pristiwa

pemantulan dapat terjadi karena adanya perbedaan indeks bias antara lapisan tipis

yang terbentuk dengan prisma. Dimana indeks bias lapisan tipis lebih besar dari

pada indeks bias prisma.

Dengan melakukan pergeseran sudut datang pada prisma kopling secara

gradual maka pola bright spot terbelah-penuh secara berulang-ulang dapat

diamati. Sudut-sudut yang terbentuk saat terjadi pengkoplingan menunjukkan arah

berkas cahaya dalam permukaan kaca waveguide. Banyaknya pola terbelah

menunjukkan banyaknya mode gelombang.

Gambar 4.8. Amplitudo gelombang evanescent terhadap kedalaman penetrasi

Gelombang Evanescent

prisma

udara

Jarak

Amplitudo

iii

iii

Jarak antara prisma dengan permukaan kaca waveguide (y) harus serapat

mungkin. Jika pemasangan kaca waveguide kurang rapat terhadap prisma, maka

gelombang cahaya datang yang mengenai prisma tidak akan dibiaskan menuju

permukaan lapisan tipis (Moller, 1988). Gelombang cahaya tersebut akan

dihamburkan oleh medium udara sehingga intensitasnya melemah. Hal ini

berkaitan dengan gelombang evanescent yang menurun secara eksponensial

terhadap kedalaman penetrasi. Amplitudo atau intensitas gelombang evanescent

semakin melemah ketika jarak penetrasinya semakin lebar (Gambar 4.8). Ketika

jarak antara prisma dengan lapisan tipis lebih rapat, maka gelombang cahaya akan

mudah dibiaskan masuk dalam medium lapisan tipis. Gelombang cahaya yang

masuk ke lapisan tipis tidak dapat keluar dan terkungkung dalam lapisan. Cahaya

yang ditransmisikan ini akan merambat sepanjang lapisan tipis menjadi pandu

gelombang sehingga terlihat pola bright spot pada layar.

IV.3.2. Jumlah Mode Gelombang

Mode gelombang dari lapisan tipis waveguide dapat diketahui dengan

metode prisma kopling. Dari pengukuran ini didapatkan hasil seperti ditunjukkan

pada gambar 4.9.a, gambar 4.9.b, gambar 4.9.c, dan gambar 4.9.d.

iv

iv

28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

25 menit 100 menit 225 menit 400 menit 625 menit 900 menit

po

la b

rig

ht

spo

t

sudut datang(o)

28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41

121212121212

25 menit 100 menit 225 menit 400 menit 625 menit 900 menitpo

la b

righ

t spo

t

sudut datang (0)

Gambar 4.9.b Grafik mode gelombang terhadap sudut datang pada suhu pendifusian 315oC dan konsentrasi AgNO3 30%

Gambar 4.9.a Grafik mode gelombang terhadap sudut datang pada suhu pendifusian 300oC dan konsentrasi AgNO3 30%

v

v

30 32 34 36 38 40

121212121212

25 menit 100 menit 225 menit 400 menit 625 menit 900 menit

po

la b

rig

ht

spo

t

sudut datang (o)

29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

1

2

25 menit 100 menit 225 menit 400 menit 625 menit 900 menit

po

la b

rig

ht

spo

t

sudut datang (o)

Dimana

1 menyatakan pola bright spot bulat penuh

2 menyatakan pola bright spot terbelah

Gambar 4.9.c Grafik mode gelombang terhadap sudut datang pada suhu pendifusian 300oC dan konsentrasi AgNO3 20%

Gambar 4.9.d Grafik mode gelombang terhadap sudut datang pada suhu pendifusian 315oC dan konsentrasi AgNO3 20%

vi

vi

Dari gambar 4.9 diatas dapat dilihat bahwa tidak semua cahaya yang

datang akan menimbulkan pola mode terbelah, hanya sudut tertentu saja dimana

sudut datangnya harus lebih dari sudut kritis yang dapat menyebabkan adanya

pemantulan total internal dan kurang dari 900. Hanya sinar yang mempunyai sudut

datang tertentu saja yang akan merambat sepanjang struktur. Sinar yang datang

dengan sudut tertentu itu harus sesuai dengan syarat terjadinya mode pemandu

gelombang. Syarat terjadinya pola interferensi yang stabil adalah sama dengan

kelipatan 2π radian. Yang merupakan syarat terjadinya interferensi

konstruktif/saling menguatkan. Apabila syarat ini terpenuhi maka pemanduan

gelombang dapat terjadi.

5 2 . 0 5 2 . 5 5 3 . 0 5 3 . 5 5 4 . 0 5 4 . 5 5 5 . 0 5 5 . 5

1

2

pola

brig

ht s

pot

p a n j a n g g e l o m b a n g ( n m )

Dari gambar 4.10 dapat dilihat bahwa pola bright spot terdiri dari 2 posisi

yaitu posisi puncak dan lembah. Dimana bentuknya gradual dari lembah menuju

puncak. Posisi puncak menunjukkan pola bright spot terbelah dan posisi lembah

menunjukkan pola bright spot bulat penuh. Pola bright spot bulat penuh tidak

terjadi proses pemanduan gelombang sedangkan pola bright spot terbelah terjadi

pemanduan gelombang pada lapisan tipis dari permukaan kaca hasil fabrikasi.

Gambar 4.10. Perubahan pola bright spot terhadap sudut datang d pada waktu pendifusian 25 menit pada suhu 315 oC dan konsentrasi

AgNO3 30%.

vii

vii

Tabel 4.3. perubahan jumlah mode gelombang trhadap variasi waktu, suhu,

dan konsentrasi pendifusian untuk λ = 632,8 nm

Kaca waveguide Waktu pendifusian (menit) Jumlah mode

gelombang

25 13

100 14

225 17

400 19

625 20

Sampel 1

(AgNO3 30%, suhu

300o)

900 23

25 14

100 15

225 22

400 22

625 22

Sampel 2

(AgNO3 30%, suhu

315o)

900 23

25 9

100 9

225 10

400 10

625 10

Sampel 3

(AgNO3 20%, suhu

300o)

900 15

25 10

100 10

225 10

400 10

625 10

Sampel 4

(AgNO3 20%, suhu

315o)

900 16

viii

viii

Banyaknya pola bright spot terbelah menunjukkan jumlah mode

gelombang yang terpandu. Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa jumlah mode

gelombang yang dihasilkan semakin lama proses pendifusian, semakin tinggi suhu

pendifusian, dan semakin tinggi konsentrasi AgNO3 maka jumlah mode

gelombang semakin banyak. Artinya sudut-sudut yang terukur semakin banyak

ketika waktu pendifusian semakin besar, suhu pendifusian semakin tinggi, dan

konsentrasi AgNO3 semakin tinggi.

Pada proses pendifusian yang berlangsung pada suhu 3150C jumlah mode

gelombang yang terukur hampir sama. Hal ini menunjukkan bahwa proses

pertukaran ion pada suhu 3150C ini berlangsung relatif stabil. Untuk waktu

pendifusian 900 menit memiliki mode gelombang yang lebih banyak dikarenakan

jumlah ion Ag+ yang terdifusi kedalam kaca lebih banyak dibandingkan dengan

waktu pendifusian yang lebih kecil. Begitu juga dengan konsentrasi AgNO3 yang

semakin tinggi mode gelombang yang dihasilkan lebih besar dibandingkan dengan

konsentrasi yang lebih rendah. Hal ini juga dikarenakan saat konsentrasi AgNO3

tinggi ion Ag+ yang terdifusi kedalam kaca lebih besar dibandingkan konsentrasi

AgNO3 yang lebih kecil. Banyaknya mode gelombang yang terpandu dipengaruhi

oleh kedalaman lapisan tipis dan perubahan indeks bias kaca sebelum dan sesudah

pertukaran ion.

IV.4. Kedalaman Lapisan Tipis

Kedalaman lapisan tipis yang terbentuk karena proses pertukaran ion dapat

ditentukan dari parameter perubahan indeks bias kaca sodalime sebelum dan

sesudah pertukaran ion dan jumlah mode gelombang yang terpandu. Perhitungan

kedalaman lapisan tipis ditunjukkan pada Lampiran 5. Dan kedalaman lapisan

tipis hasil dari pendifusian dapat dilihat pada tabel 4.4.

ix

ix

Tabel 4.4. Kedalaman Lapisan Tipis pada Kaca Waveguide

Sampel

Konsentrasi AgNO3

(%)

Suhu(o C) Waktu (menit)

Kedalaman (µm)

25 74,46612

100 80,19428

225 97,37877

400 88,85620

625 80,96866

300

900 93,17500

25 80,23374

100 86,03532

225 102,88610

400 102,88610

625 79,68220

30

315

900 76,03968

25 72,92554

100 72,92554

225 81,02838

400 57,28163

625 46,75111

300

900 54,32877

25 80,98855

100 57,28163

225 57,30041

400 46,75876

625 46,75111

20

315

900 64,77493

x

x

Tabel 4.4. menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi AgNO3 maka

kedalaman lapisan tipis semakin dalam. Hal ini menunjukkan bahwa dengan

tingginya konsentrasi AgNO3 maka ion Ag+ yang terdifusi dalam kaca semakin

banyak. Untuk konsentrasi AgNO3 30 % Semakin tinggi suhu maka kedalaman

lapisan tipis semakin dalam. Hal ini disebabkan oleh jumlah ion yang terdifusi ke

dalam kaca semakin banyak karena dengan tingginya suhu maka ion-ion didalam

kaca akan bergerak acak lebih cepat dan ion Ag+ akan memiliki energi thermal

yang semakin tinggi, sehingga mampu mendesak ion Na+ didalam kaca dan

memungkinkan ion pendifusi masuk ke kaca semakin dalam. Sedangkan untuk

konsentrasi AgNO3 20% semakin tinggi suhu maka kedalaman lapisan tipis

relatif turun. Hal ini dikarenakan semakin rendahnya konsentrasi AgNO3 maka

ion Ag+ yang terdifusi semakin kecil dan jumlah mode gelombang yang relatif

konstan dan perubahan indeks bias yang semakin membesar. Sedangkan semakin

lama waktu pendifusian kedalaman lapisan tipis relatif menurun. Hal ini

dikarenakan jumlah mode gelombang yang relatif konstan, indeks bias subtrat

yang berbeda-beda dan perubahan indeks bias yang semakin membesar.

IV.5. Perubahan Indeks Bias terhadap Kedalaman Lapisan Tipis.

Kedalaman difusi dapat digunakan untuk menentukan besarnya indeks

bias untuk kedalaman yang berbeda-beda. Persamaan 4.3 menunjukkan hubungan

indeks bias terhadap kedalaman difusi (d)

tDd e2=

(4.4)

dimana

÷øö

çèæ-=

TC

ExpCDe2

1 (4.5)

Dari hasil perhitungan tentang perubahan kedalaman lapisan tipis dan

perubahan indeks bias ternormalisasi kaca sodalime menggunakan fungsi error

komplemen dapat ditunjukkan dalam grafik gambar 4.11.a, gambar 4.11.b,

gambar 4.11.c, dan gambar 4.11.d.

xi

xi

0 20 40 60 80 1000.998

0.999

1.000

25 menit 100menit 225menit 400menit 625menit 900menit

inde

ks b

ias

kedalaman(mm)

0 20 40 60 80 1000.998

0.999

1.000

25 menit 100menit 225menit 400menit 625menit 900menit

inde

ks b

ias

kedalaman (mm)

Gambar 4.11.a Perubahan indeks bias terhadap kedalaman difusi pada suhu suhu 3000C pada konsentrasi AgNO3 30%.

Gambar 4.11.b Perubahan indeks bias terhadap kedalaman difusi pada suhu suhu 3150C pada konsentrasi AgNO3 30%.

xii

xii

0 20 40 60 80 1000.998

0.999

1.000

25 menit 100menit 225menit 400menit 625menit 900menit

ind

eks

bia

s

kedalaman (mm)

0 20 40 60 80 1000.998

0.999

1.000

25 menit 100menit 225menit 400menit 625menit 900menit

ind

eks

bia

s

kedalaman (mm)

Gambar 4.11.c Perubahan indeks bias terhadap kedalaman difusi pada suhu suhu 3000C pada konsentrasi AgNO3 20%.

Gambar 4.11.d Perubahan indeks bias terhadap kedalaman difusi pada suhu suhu 3150C pada konsentrasi AgNO3 20%.

xiii

xiii

Hasil proses pertukaran ion ditunjukkan dengan adanya perubahan indeks

bias pada permukaan kaca sodalime yang mengalami pendifusian terhadap

kedalaman lapisan tipis yang terbentuk. Perhitungan perubahan indeks bias

terhadap kedalaman lapisan tipis ditunjukkan pada Lampiran 6 dengan

menggunakan fungsi error komplemen (Lampiran 7).

Dari gambar 4.8.a menunjukkan bahwa indeks bias pada permukaan kaca

waveguide menurun secara gradual mirip dengan grafik eksponensial. Semakin

dalam indeks biasnya akan mendekati indeks bias substrat. Ion Ag+ yang bertukar

dengan ion Na+ menyusup pada susunan atom kaca sodalime sampai kedalaman

tertentu. Penurunan indeks bias terhadap kedalaman lapisan tipis dijelaskan

dengan penyelesaian perumusan Hukum Fick kedua (Persamaan 2.2). Dari

persamaan tersebut, faktor yang mempengaruhi indeks bias pada kedalaman kaca

sepanjang x adalah suhu, konsentrasi AgNO3 dan lamanya waktu pendifusian.

Proses pertukaran ion Ag+ - Na+ seperti inilah membentuk lapisan tipis yang

berbentuk graded index.

Perubahan indeks bias kaca sodalime pada kedalaman x dapat dilihat pada

Gambar 4.11. Untuk gambar 4.11.a Pada waktu pendifusian 25 menit, penurunan

indeks bias lebih cepat dibandingkan penurunan indeks bias yang 100 menit dan

225 menit (selisih indeks bias sama dan indeks bias subtratnya sama). Hal ini

dikarenakan waktu pendifusian yang relatif pendek menyebabkan proses

pertukaran ion belum stabil, sehingga ion Ag+ yang terdifusi hanya sedikit.

Semakin lama waktu pendifusian maka ion Ag+ akan menyusup ke susunan kaca

semakin banyak. Sehingga penurunan indeks bias relatif lebih lambat. Sedangkan

jika dibandingkan dengan waktu pendifusian 400 menit, 600 menit, dan 900 menit

terlihat penurunan indeks bias lebih lambat dikarenakan selisih indeks bias dan

indeks bias subtaratnya berbeda. Demikian pula untuk gambar 4.11.b, 4.11.c, dan

4.11.d bahwa ketika indeks bias subtrat dan selisih indeks biasnya sama maka

waktu pendifusian yang lebih kecil penurunan indeks biasnya akan lebih cepat.

xiv

xiv

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa telah dihasilkan lapisan tipis sebagai pemandu gelombang

pada permukaan kaca sodalime.Dengan semakin lama waktu pendifusian

maka perubahan indeks bias pada permukaan lapisan tipis cenderung

mengalami kenaikan, besarnya transmitansi cenderung menurun, dan jumlah

mode gelombang bertambah.

Dengan tinggi konsentrasi AgNO3 maka perubahan indeks bias pada

permukaan lapisan tipis cenderung mengalami kenaikan, besarnya

transmitansi cenderung menurun, dan jumlah mode gelombang bertambah.

Dengan semakin tinggi suhu pendifusian maka perubahan indeks

bias pada permukaan lapisan tipis cenderung mengalami kenaikan, besarnya

transmitansi cenderung menurun, dan jumlah mode gelombang bertambah.

Kedalaman lapisan tipis kaca waveguide dipengaruhi oleh lamanya

waktu pendifusian dan kenaikan indeks bias. Dan kedalaman lapisan tipis kaca

waveguide hasil pertukaran ion cenderung mengalami kenaikan dengan

bertambahnya konsentrasi AgNO3. Sedangkan kedalaman lapisan tipis kaca

waveguide hasil pertukaran ion cenderung menurun dengan semakin

bertambahnya suhu dan waktu pendifusian.

xv

xv

5.2 Saran

Saran-saran yang diberikan untuk penelitian selanjutnya yaitu :

1. Saat pembuatan lapisan tipis sebagai waveguide sebaiknya ada

pengadukan sampel agar tidak terjadi kejenuhan pada permukaan kaca.

2. Pembuatan lapisan tipis sebagai waveguide dengan variasi waktu lebih

kecil.

3. Pengukuran ketebalan lapisan tipis sebaiknya menggunakan metode

pengukuran langsung, karena menggunakan pengukuran dari parameter

perubahan indeks bias dan mode gelombang hasilnya tidak sesuai dengan

literatur.

4. Perbaikan pada alat furnace sehingga data yang terukur lebih akurat.

5. Perbaikan pada alat prisma kopling sehingga sudut-sudut yang terpandu

lebih akurat.

xvi

xvi

Lampiran 1

Gambar Alat

Gambar alat yang digunakan dalam penelitian :

Gambar 1. Refractometer ABBE Gambar 2. Ultrasonic Cleaner

Gambar 3. Pipet Gambar 4. Pinset

Gambar 5. Gelas beker Gambar 9. Senter

xvii

xvii

Gambar 10. Amplas Gambar 11. Furnace

Gambar 12. Crusible Gambar 13. pemotong kaca

Gambar 13. Prisma kopling

xviii

xviii

Lampiran 2

Gambar Bahan

Gambar bahan yang digunakan dalam penelitian:

Gambar 1. Serbuk AgNO3 Gambar 2. Aquades

Gambar 3. Monobromonaftalin Gambar 4. kaca mikroskop slides

Gambar 1. Serbuk NaNO3

xix

xix

Lampiran3

Diagram Phase

200

250

300

0 20 40 60 10080

AgNO3 NaNO3

xx

xx

Lampiran 4

Perubahan Pola Bright Spot

Perubahan pola bright spot yang terjadi sebagai fungsi sudut datang laser

pada lapisan tipis kaca mikroskop slides

4.990 -= aa i

ba sin.sin. 21 nn i =

2

1 sinarcsin

nn iab =

bd

bd

db

-=

--=+

=+++

0

00

000

45

4590180

1809045

Tabel 1 – 24 adalah tabel hasil penentuan sudut pandu gelombang

menggunakan metode prisma kopling,Adapun keterangannya sebagai berikut:

0a : Sudut datang yang terukur pada busur

a : Sudut datang yang masuk ke prisma

n1 : Indeks bias udara ( n1=1 )

n2 : Indeks bias prisma ( n2=1,51509 )

d : Sudut datang pada dasar prisma

Pola 2 : Pola Bright spot bulat penuh,

Pola 1 : Pola Bright spot terbelah

b

ia

450 d

n1

n2 450

xxi

xxi

Tabel 1. Pendifusian Pada Suhu 3000C Pada Waktu 25 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 30%

α0 α1 sinα1 sinβ β δ pola

106,4 7 0,121808 0,080396 4,613693 40,38631 1

107,5 8,1 0,140830 0,092952 5,336148 39,66385 2

107,8 8,4 0,146010 0,09637 5,532992 39,46701 1

108 8,6 0,149460 0,098648 5,664174 39,33583 2

108,3 8,9 0,154633 0,102062 5,860873 39,13913 1

108,7 9,3 0,161523 0,106609 6,122995 38,87701 2

108,9 9,5 0,164965 0,108881 6,253992 38,74601 1

109,5 10,1 0,175279 0,115689 6,646718 38,35328 2

109,8 10,4 0,180429 0,119088 6,842925 38,15707 1

110,5 11,1 0,192426 0,127006 7,300318 37,69968 2

110,8 11,4 0,197558 0,130394 7,496154 37,50385 1

111,6 12,2 0,211219 0,13941 8,017794 36,98221 2

112 12,6 0,218034 0,143909 8,278279 36,72172 1

113 13,6 0,235025 0,155123 8,92845 36,07155 2

113,5 14,1 0,243494 0,160713 9,25295 35,74705 1

114,7 15,3 0,263742 0,174077 10,03004 34,96996 2

115,3 15,9 0,273824 0,180731 10,41763 34,58237 1

116,8 17,4 0,298894 0,197278 11,3836 33,61640 2

117,4 18 0,308866 0,20386 11,76871 33,23129 1

118,5 19,1 0,327058 0,215867 12,47273 32,52727 2

119 19,6 0,335288 0,221299 12,79184 32,20816 1

119,9 20,5 0,350037 0,231034 13,36474 31,63526 2

120,7 21,3 0,363076 0,23964 13,87231 31,12769 1

121,5 22,1 0,376043 0,248199 14,37822 30,62178 2

121,9 22,5 0,382499 0,25246 14,63054 30,36946 1

123,7 24,3 0,411318 0,271481 15,76041 29,23959 2

124,4 25 0,422418 0,278807 16,19723 28,80277 1

xxii

xxii

Tabel 2. Pendifusian Pada Suhu 3000C Pada Waktu 100 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 30%

α0 α1 sinα1 sinβ β δ pola

106,4 7 0,121808 0,080396 4,613693 40,38631 1

107,2 7,8 0,135647 0,089531 5,139219 39,86078 2

107,3 7,9 0,137375 0,090671 5,204871 39,79513 1

107,5 8,1 0,140830 0,092952 5,336148 39,66385 2

107,7 8,3 0,144284 0,095231 5,467387 39,53261 1

108 8,6 0,149460 0,098648 5,664174 39,33583 2

108,2 8,8 0,152909 0,100924 5,795317 39,20468 1

108,5 9,1 0,158079 0,104336 5,991955 39,00805 2

108,7 9,3 0,161523 0,106609 6,122995 38,87701 1

109,1 9,7 0,168405 0,111152 6,384945 38,61505 2

109,5 10,1 0,175279 0,115689 6,646718 38,35328 1

109,8 10,4 0,180429 0,119088 6,842925 38,15707 2

110,2 10,8 0,187287 0,123615 7,104367 37,89563 1

110,8 11,4 0,197558 0,130394 7,496154 37,50385 2

111,1 11,7 0,202686 0,133778 7,691871 37,30813 1

111,8 12,4 0,214628 0,14166 8,148065 36,85193 2

112,3 12,9 0,223139 0,147278 8,473489 36,52651 1

113 13,6 0,235025 0,155123 8,92845 36,07155 2

113,5 14,1 0,243494 0,160713 9,25295 35,74705 1

114,3 14,9 0,257005 0,16963 9,771287 35,22871 2

114,9 15,5 0,267106 0,176297 10,15931 34,84069 1

116 16,6 0,285548 0,188469 10,86896 34,13104 2

116,5 17,1 0,293896 0,193979 11,19076 33,80924 1

117,8 18,4 0,315495 0,208235 12,02503 32,97497 2

118,4 19 0,325409 0,214779 12,40884 32,59116 1

119,4 20 0,341854 0,225633 13,0467 31,95330 2

120,9 21,5 0,366324 0,241784 13,99894 31,00106 1

121,6 22,2 0,377659 0,249265 14,44134 30,55866 2

123,4 24 0,406543 0,268329 15,57275 29,42725 1

xxiii

xxiii

Tabel 3. Pendifusian Pada Suhu 3000C Pada Waktu 225 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 30%

α0 α1 sinα1 sinβ β δ pola 106,4 7 0,121808 0,080396 4,613693 40,38631 1 107,2 7,8 0,135647 0,089531 5,139219 39,86078 2 107,3 7,9 0,137375 0,090671 5,204871 39,79513 1 107,5 8,1 0,140830 0,092952 5,336148 39,66385 2 107,7 8,3 0,144284 0,095231 5,467387 39,53261 1 107,9 8,5 0,147735 0,097509 5,598588 39,40141 2 108,1 8,7 0,151185 0,099786 5,729751 39,27025 1 108,4 9 0,156356 0,103199 5,926419 39,07358 2 108,6 9,2 0,159801 0,105473 6,05748 38,94252 1 109 9,6 0,166685 0,110017 6,319474 38,68053 2

109,3 9,9 0,171843 0,113421 6,515854 38,48415 1 109,7 10,3 0,178713 0,117955 6,777534 38,22247 2 110 10,6 0,183859 0,121352 6,973671 38,02633 1

110,5 11,1 0,192426 0,127006 7,300318 37,69968 2 110,9 11,5 0,199268 0,131522 7,561406 37,43859 1 111,4 12 0,207808 0,137159 7,887466 37,11253 2 111,8 12,4 0,214628 0,14166 8,148065 36,85193 1 112,5 13,1 0,226538 0,149521 8,603555 36,39645 2 113 13,6 0,235025 0,155123 8,92845 36,07155 1

113,7 14,3 0,246876 0,162945 9,382635 35,61736 2 114,2 14,8 0,255319 0,168517 9,706554 35,29345 1 115,2 15,8 0,272146 0,179623 10,35308 34,64692 2 115,7 16,3 0,280528 0,185156 10,67565 34,32435 1 116,8 17,4 0,298894 0,197278 11,3836 33,61640 2 117,6 18,2 0,312182 0,206048 11,89691 33,10309 1 118,9 19,5 0,333644 0,220214 12,72806 32,27194 2 119,9 20,5 0,350037 0,231034 13,36474 31,63526 1 120 20,6 0,351671 0,232112 13,42827 31,57173 2

120,5 21,1 0,359823 0,237493 13,74557 31,25443 1 121,1 21,7 0,369568 0,243925 14,12548 30,87452 2 121,6 22,2 0,377659 0,249265 14,44134 30,55866 1 122,3 22,9 0,388937 0,256709 14,88242 30,11758 2 122,5 23,1 0,392149 0,258829 15,00819 29,99181 1 123 23,6 0,400158 0,264115 15,32213 29,67787 2

124,1 24,7 0,417669 0,275672 16,01021 28,98979 1

xxiv

xxiv

Tabel 4. Pendifusian Pada Suhu 3000C Pada Waktu 400 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 30%

α0 α1 sinα1 sinβ β δ pola 106,4 7 0,121808 0,080396 4,613693 40,38631 1 107,2 7,8 0,135647 0,089531 5,139219 39,86078 2 107,3 7,9 0,137375 0,090671 5,204871 39,79513 1 107,4 8 0,139103 0,091812 5,270514 39,72949 2 107,5 8,1 0,140830 0,092952 5,336148 39,66385 1 107,7 8,3 0,144284 0,095231 5,467387 39,53261 2 107,9 8,5 0,147735 0,097509 5,598588 39,40141 1 108,1 8,7 0,151185 0,099786 5,729751 39,27025 2 108,3 8,9 0,154633 0,102062 5,860873 39,13913 1 108,5 9,1 0,158079 0,104336 5,991955 39,00805 2 108,7 9,3 0,161523 0,106609 6,122995 38,87701 1 108,9 9,5 0,164965 0,108881 6,253992 38,74601 2 109,2 9,8 0,170124 0,112286 6,450405 38,54959 1 109,5 10,1 0,175279 0,115689 6,646718 38,35328 2 109,7 10,3 0,178713 0,117955 6,777534 38,22247 1 110 10,6 0,183859 0,121352 6,973671 38,02633 2

110,2 10,8 0,187287 0,123615 7,104367 37,89563 1 110,6 11,2 0,194137 0,128136 7,365610 37,63439 2 110,9 11,5 0,199268 0,131522 7,561406 37,43859 1 111,2 11,8 0,204394 0,134905 7,757083 37,24292 2 111,6 12,2 0,211219 0,139410 8,017794 36,98221 1 112 12,6 0,218034 0,143909 8,278279 36,72172 2

112,4 13 0,224839 0,148400 8,538530 36,46147 1 112,9 13,5 0,233329 0,154004 8,863502 36,13650 2 113,3 13,9 0,240109 0,158478 9,123198 35,87680 1 113,8 14,4 0,248566 0,164061 9,447453 35,55255 2 114,2 14,8 0,255319 0,168517 9,706554 35,29345 1 114,8 15,4 0,265425 0,175187 10,09468 34,90532 2 115,2 15,8 0,272146 0,179623 10,35308 34,64692 1 115,9 16,5 0,283875 0,187365 10,80455 34,19545 2 116,3 16,9 0,290559 0,191777 11,0621 33,9379 1 117,1 17,7 0,303884 0,200571 11,57625 33,42375 2 117,8 18,4 0,315495 0,208235 12,02503 32,97497 1 118,6 19,2 0,328706 0,216955 12,53660 32,46340 2 119,2 19,8 0,338573 0,223467 12,91932 32,08068 1 120,2 20,8 0,354935 0,234267 13,55526 31,44474 2 120,9 21,5 0,366324 0,241784 13,99894 31,00106 1 122 22,6 0,384111 0,253523 14,69355 30,30645 2

123,1 23,7 0,401756 0,265170 15,38483 29,61517 1

xxv

xxv

Tabel 5. Pendifusian Pada Suhu 3000C Pada Waktu 625 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 30%

α0 α1 sinα1 sinβ β δ pola 106,4 7 0,121808 0,080396 4,613693 40,38631 1 107,1 7,7 0,133919 0,088390 5,073559 39,92644 2 107,2 7,8 0,135647 0,089531 5,139219 39,86078 1 107,3 7,9 0,137375 0,090671 5,204871 39,79513 2 107,5 8,1 0,140830 0,092952 5,336148 39,66385 1 107,6 8,2 0,142557 0,094092 5,401772 39,59823 2 107,8 8,4 0,146010 0,096370 5,532992 39,46701 1 107,9 8,5 0,147735 0,097509 5,598588 39,40141 2 108,1 8,7 0,151185 0,099786 5,729751 39,27025 1 108,4 9 0,156356 0,103199 5,926419 39,07358 2 108,6 9,2 0,159801 0,105473 6,05748 38,94252 1 108,9 9,5 0,164965 0,108881 6,253992 38,74601 2 109,2 9,8 0,170124 0,112286 6,450405 38,54959 1 109,5 10,1 0,175279 0,115689 6,646718 38,35328 2 109,9 10,5 0,182144 0,120220 6,908304 38,0917 1 110,2 10,8 0,187287 0,123615 7,104367 37,89563 2 110,6 11,2 0,194137 0,128136 7,365610 37,63439 1 111,1 11,7 0,202686 0,133778 7,691871 37,30813 2 111,5 12,1 0,209514 0,138285 7,952637 37,04736 1 111,9 12,5 0,216332 0,142785 8,213179 36,78682 2 112,5 13,1 0,226538 0,149521 8,603555 36,39645 1 113 13,6 0,235025 0,155123 8,928450 36,07155 2

113,6 14,2 0,245186 0,161829 9,317801 35,68220 1 114,2 14,8 0,255319 0,168517 9,706554 35,29345 2 114,9 15,5 0,267106 0,176297 10,15931 34,84069 1 115,7 16,3 0,280528 0,185156 10,67565 34,32435 2 116,4 17 0,292228 0,192878 11,12644 33,87356 1 117,5 18,1 0,310524 0,204954 11,83282 33,16718 2 118,8 19,4 0,331999 0,219128 12,66426 32,33574 1 119,2 19,8 0,338573 0,223467 12,91932 32,08068 2 119,6 20,2 0,345130 0,227795 13,17399 31,82601 1 120 20,6 0,351671 0,232112 13,42827 31,57173 2

120,2 20,8 0,354935 0,234267 13,55526 31,44474 1 120,5 21,1 0,359823 0,237493 13,74557 31,25443 2 120,9 21,5 0,366324 0,241784 13,99894 31,00106 1 121,2 21,8 0,371189 0,244995 14,18870 30,81130 2 121,8 22,4 0,380887 0,251396 14,56750 30,43250 1 122,4 23 0,390544 0,257769 14,94532 30,05468 2 122,9 23,5 0,398558 0,263059 15,25940 29,74060 1 123,3 23,9 0,404948 0,267277 15,51014 29,48986 2 123,5 24,1 0,408136 0,269381 15,63534 29,36466 1

xxvi

xxvi

Tabel 6. Pendifusian Pada Suhu 3000C Pada Waktu 900 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 30%

α0 α1 sinα1 sinβ β δ pola 106,4 7 0,121808 0,080396 4,613693 40,38631 1 107 7,6 0,132190 0,087249 5,007889 39,99211 2

107,1 7,7 0,133919 0,088390 5,073559 39,92644 1 107,2 7,8 0,135647 0,089531 5,139219 39,86078 2 107,3 7,9 0,137375 0,090671 5,204871 39,79513 1 107,4 8 0,139103 0,091812 5,270514 39,72949 2 107,5 8,1 0,140830 0,092952 5,336148 39,66385 1 107,7 8,3 0,144284 0,095231 5,467387 39,53261 2 107,8 8,4 0,146010 0,096370 5,532992 39,46701 1 108 8,6 0,149460 0,098648 5,664174 39,33583 2

108,2 8,8 0,152909 0,100924 5,795317 39,20468 1 108,4 9 0,156356 0,103199 5,926419 39,07358 2 108,6 9,2 0,159801 0,105473 6,057480 38,94252 1 108,8 9,4 0,163244 0,107745 6,188499 38,8115 2 109,1 9,7 0,168405 0,111152 6,384945 38,61505 1 109,3 9,9 0,171843 0,113421 6,515854 38,48415 2 109,6 10,2 0,176996 0,116822 6,712132 38,28787 1 109,8 10,4 0,180429 0,119088 6,842925 38,15707 2 110,2 10,8 0,187287 0,123615 7,104367 37,89563 1 110,4 11 0,190713 0,125876 7,235014 37,76499 2 110,7 11,3 0,195848 0,129265 7,430888 37,56911 1 111 11,6 0,200977 0,132650 7,626645 37,37335 2

111,4 12 0,207808 0,137159 7,887466 37,11253 1 111,6 12,2 0,211219 0,139410 8,017794 36,98221 2 112,1 12,7 0,219737 0,145032 8,343364 36,65664 1 112,6 13,2 0,228237 0,150643 8,668565 36,33144 2 113 13,6 0,235025 0,155123 8,928450 36,07155 1

113,3 13,9 0,240109 0,158478 9,123198 35,8768 2 113,8 14,4 0,248566 0,164061 9,447453 35,55255 1 114,2 14,8 0,255319 0,168517 9,706554 35,29345 2 115 15,6 0,268787 0,177407 10,22392 34,77608 1

115,4 16 0,275501 0,181838 10,48216 34,51784 2 116,3 16,9 0,290559 0,191777 11,06210 33,9379 1 116,7 17,3 0,297229 0,196179 11,31934 33,68066 2 117,7 18,3 0,313839 0,207142 11,96098 33,03902 1 118,2 18,8 0,322108 0,212600 12,28099 32,71901 2 118,4 19 0,325409 0,214779 12,40884 32,59116 1 118,8 19,4 0,331999 0,219128 12,66426 32,33574 2 119,2 19,8 0,338573 0,223467 12,91932 32,08068 1 119,9 20,5 0,350037 0,231034 13,36474 31,63526 2 120,8 21,4 0,364700 0,240712 13,93564 31,06436 1 121,3 21,9 0,372808 0,246063 14,25190 30,7481 2 122,1 22,7 0,385721 0,254586 14,75654 30,24346 1 122,8 23,4 0,396958 0,262003 15,19664 29,80336 2 123,3 23,9 0,404948 0,267277 15,51014 29,48986 1 123,9 24,5 0,414496 0,273578 15,88537 29,11463 2 124,4 25 0,422418 0,278807 16,19723 28,80277 1

xxvii

xxvii

Tabel 7. Pendifusian Pada Suhu 3150C Pada Waktu 25 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 30%

α0 α1 sinα1 sinβ β δ pola

106,5 7,1 0,123539 0,081539 4,679413 40,32059 1

107,1 7,7 0,133919 0,08839 5,073559 39,92644 2

107,3 7,9 0,137375 0,090671 5,204871 39,79513 1

107,4 8 0,139103 0,091812 5,270514 39,72949 2

107,6 8,2 0,142557 0,094092 5,401772 39,59823 1

107,8 8,4 0,146010 0,09637 5,532992 39,46701 2

108,1 8,7 0,151185 0,099786 5,729751 39,27025 1

108,4 9 0,156356 0,103199 5,926419 39,07358 2

108,7 9,3 0,161523 0,106609 6,122995 38,87701 1

109 9,6 0,166685 0,110017 6,319474 38,68053 2

109,3 9,9 0,171843 0,113421 6,515854 38,48415 1

109,8 10,4 0,180429 0,119088 6,842925 38,15707 2

110,2 10,8 0,187287 0,123615 7,104367 37,89563 1

110,7 11,3 0,195848 0,129265 7,430888 37,56911 2

111,1 11,7 0,202686 0,133778 7,691871 37,30813 1

111,7 12,3 0,212924 0,140536 8,082937 36,91706 2

112,1 12,7 0,219737 0,145032 8,343364 36,65664 1

112,8 13,4 0,231633 0,152884 8,798539 36,20146 2

113,4 14 0,241802 0,159596 9,188082 35,81192 1

114,2 14,8 0,255319 0,168517 9,706554 35,29345 2

114,7 15,3 0,263742 0,174077 10,03004 34,96996 1

115,8 16,4 0,282202 0,186261 10,74011 34,25989 2

116,5 17,1 0,293896 0,193979 11,19076 33,80924 1

117,7 18,3 0,313839 0,207142 11,96098 33,03902 2

118,4 19 0,325409 0,214779 12,40884 32,59116 1

120 20,6 0,351671 0,232112 13,42827 31,57173 2

121,3 21,9 0,372808 0,246063 14,2519 30,7481 1

123,3 23,9 0,404948 0,267277 15,51014 29,48986 2

124,6 25,2 0,425578 0,280893 16,32176 28,67824 1

xxviii

xxviii

Tabel 8. Pendifusian Pada Suhu 3150C Pada Waktu 100 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 30%

α0 α1 sinα1 sinβ β δ pola

106,5 7,1 0,123539 0,081539 4,679413 40,32059 1

107 7,6 0,132190 0,087249 5,007889 39,99211 2

107,1 7,7 0,133919 0,08839 5,073559 39,92644 1

107,2 7,8 0,135647 0,089531 5,139219 39,86078 2

107,5 8,1 0,140830 0,092952 5,336148 39,66385 1

107,6 8,2 0,142557 0,094092 5,401772 39,59823 2

107,8 8,4 0,146010 0,09637 5,532992 39,46701 1

108,1 8,7 0,151185 0,099786 5,729751 39,27025 2

108,4 9 0,156356 0,103199 5,926419 39,07358 1

108,8 9,4 0,163244 0,107745 6,188499 38,8115 2

109 9,6 0,166685 0,110017 6,319474 38,68053 1

109,4 10 0,173561 0,114555 6,581292 38,41871 2

109,8 10,4 0,180429 0,119088 6,842925 38,15707 1

110,3 10,9 0,189001 0,124746 7,169697 37,8303 2

110,7 11,3 0,195848 0,129265 7,430888 37,56911 1

111,4 12 0,207808 0,137159 7,887466 37,11253 2

111,7 12,3 0,212924 0,140536 8,082937 36,91706 1

112,6 13,2 0,228237 0,150643 8,668565 36,33144 2

113 13,6 0,235025 0,155123 8,92845 36,07155 1

113,9 14,5 0,250256 0,165176 9,512254 35,48775 2

114,6 15,2 0,262059 0,172966 9,965378 35,03462 1

115,5 16,1 0,277178 0,182945 10,54668 34,45332 2

116 16,6 0,285548 0,188469 10,86896 34,13104 1

117,6 18,2 0,312182 0,206048 11,89691 33,10309 2

118,2 18,8 0,322108 0,2126 12,28099 32,71901 1

119,8 20,4 0,348403 0,229955 13,30118 31,69882 2

120,6 21,2 0,361450 0,238566 13,80895 31,19105 1

121,2 21,8 0,371189 0,244995 14,1887 30,8113 2

121,6 22,2 0,377659 0,249265 14,44134 30,55866 1

122,9 23,5 0,398558 0,263059 15,2594 29,7406 2

124,5 25,1 0,423998 0,27985 16,25951 28,74049 1

xxix

xxix

Tabel 9. Pendifusian Pada Suhu 3150C Pada Waktu 225 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 30%

α0 α1 sinα1 sinβ β δ pola 106,5 7,1 0,123539 0,081539 4,679413 40,32059 1 107 7,6 0,132190 0,087249 5,007889 39,99211 2

107,2 7,8 0,135647 0,089531 5,139219 39,86078 1 107,3 7,9 0,137375 0,090671 5,204871 39,79513 2 107,4 8 0,139103 0,091812 5,270514 39,72949 1 107,6 8,2 0,142557 0,094092 5,401772 39,59823 2 107,7 8,3 0,144284 0,095231 5,467387 39,53261 1 107,9 8,5 0,147735 0,097509 5,598588 39,40141 2 108,1 8,7 0,151185 0,099786 5,729751 39,27025 1 108,3 8,9 0,154633 0,102062 5,860873 39,13913 2 108,5 9,1 0,158079 0,104336 5,991955 39,00805 1 108,7 9,3 0,161523 0,106609 6,122995 38,87701 2 108,8 9,4 0,163244 0,107745 6,188499 38,8115 1 109 9,6 0,166685 0,110017 6,319474 38,68053 2

109,3 9,9 0,171843 0,113421 6,515854 38,48415 1 109,6 10,2 0,176996 0,116822 6,712132 38,28787 2 109,8 10,4 0,180429 0,119088 6,842925 38,15707 1 110 10,6 0,183859 0,121352 6,973671 38,02633 2

110,3 10,9 0,189001 0,124746 7,169697 37,8303 1 110,7 11,3 0,195848 0,129265 7,430888 37,56911 2 110,9 11,5 0,199268 0,131522 7,561406 37,43859 1 111,3 11,9 0,206101 0,136032 7,822282 37,17772 2 111,6 12,2 0,211219 0,13941 8,017794 36,98221 1 112 12,6 0,218034 0,143909 8,278279 36,72172 2

112,3 12,9 0,223139 0,147278 8,473489 36,52651 1 112,7 13,3 0,229935 0,151763 8,73356 36,26644 2 113,1 13,7 0,236720 0,156242 8,993382 36,00662 1 113,5 14,1 0,243494 0,160713 9,25295 35,74705 2 113,9 14,5 0,250256 0,165176 9,512254 35,48775 1 114,3 14,9 0,257005 0,16963 9,771287 35,22871 2 114,8 15,4 0,265425 0,175187 10,09468 34,90532 1 115,3 15,9 0,273824 0,180731 10,41763 34,58237 2 115,8 16,4 0,282202 0,186261 10,74011 34,25989 1 116,3 16,9 0,290559 0,191777 11,0621 33,9379 2 117,1 17,7 0,303884 0,200571 11,57625 33,42375 1 117,5 18,1 0,310524 0,204954 11,83282 33,16718 2 118 18,6 0,318803 0,210419 12,15305 32,84695 1

118,7 19,3 0,330353 0,218042 12,60044 32,39956 2 119,8 20,4 0,348403 0,229955 13,30118 31,69882 1 120,4 21 0,358194 0,236418 13,68216 31,31784 2 121,4 22 0,374426 0,247131 14,31508 30,68492 1 121,9 22,5 0,382499 0,25246 14,63054 30,36946 2 123 23,6 0,400158 0,264115 15,32213 29,67787 1

123,4 24 0,406543 0,268329 15,57275 29,42725 2 124,6 25,2 0,425578 0,280893 16,32176 28,67824 1

xxx

xxx

Tabel 10. Pendifusian Pada Suhu 3150C Pada Waktu 400 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 30%

α0 α1 sinα1 sinβ β δ pola 106,5 7,1 0,123539 0,081539 4,679413 40,32059 1 107 7,6 0,132190 0,087249 5,007889 39,99211 2

107,2 7,8 0,135647 0,089531 5,139219 39,86078 1 107,3 7,9 0,137375 0,090671 5,204871 39,79513 2 107,4 8 0,139103 0,091812 5,270514 39,72949 1 107,5 8,1 0,140830 0,092952 5,336148 39,66385 2 107,7 8,3 0,144284 0,095231 5,467387 39,53261 1 107,8 8,4 0,146010 0,09637 5,532992 39,46701 2 108 8,6 0,149460 0,098648 5,664174 39,33583 1

108,1 8,7 0,151185 0,099786 5,729751 39,27025 2 108,4 9 0,156356 0,103199 5,926419 39,07358 1 108,5 9,1 0,158079 0,104336 5,991955 39,00805 2 108,7 9,3 0,161523 0,106609 6,122995 38,87701 1 108,9 9,5 0,164965 0,108881 6,253992 38,74601 2 109,1 9,7 0,168405 0,111152 6,384945 38,61505 1 109,3 9,9 0,171843 0,113421 6,515854 38,48415 2 109,6 10,2 0,176996 0,116822 6,712132 38,28787 1 109,9 10,5 0,182144 0,12022 6,908304 38,0917 2 110,2 10,8 0,187287 0,123615 7,104367 37,89563 1 110,4 11 0,190713 0,125876 7,235014 37,76499 2 110,8 11,4 0,197558 0,130394 7,496154 37,50385 1 111,1 11,7 0,202686 0,133778 7,691871 37,30813 2 111,5 12,1 0,209514 0,138285 7,952637 37,04736 1 111,8 12,4 0,214628 0,14166 8,148065 36,85193 2 112,2 12,8 0,221438 0,146155 8,408434 36,59157 1 112,7 13,3 0,229935 0,151763 8,73356 36,26644 2 113 13,6 0,235025 0,155123 8,92845 36,07155 1

113,5 14,1 0,243494 0,160713 9,25295 35,74705 2 113,9 14,5 0,250256 0,165176 9,512254 35,48775 1 114,4 15 0,258691 0,170743 9,836001 35,164 2 115 15,6 0,268787 0,177407 10,22392 34,77608 1

115,5 16,1 0,277178 0,182945 10,54668 34,45332 2 116 16,6 0,285548 0,188469 10,86896 34,13104 1

116,7 17,3 0,297229 0,196179 11,31934 33,68066 2 117,7 18,3 0,313839 0,207142 11,96098 33,03902 1 118,2 18,8 0,322108 0,2126 12,28099 32,71901 2 118,9 19,5 0,333644 0,220214 12,72806 32,27194 1 119,7 20,3 0,346767 0,228876 13,2376 31,7624 2 119,9 20,5 0,350037 0,231034 13,36474 31,63526 1 120,3 20,9 0,356565 0,235343 13,61872 31,38128 2 120,8 21,4 0,364700 0,240712 13,93564 31,06436 1 121,1 21,7 0,369568 0,243925 14,12548 30,87452 2 121,5 22,1 0,376043 0,248199 14,37822 30,62178 1 122,6 23,2 0,393753 0,259888 15,07104 29,92896 2 123,7 24,3 0,411318 0,271481 15,76041 29,23959 1

xxxi

xxxi

Tabel 11. Pendifusian Pada Suhu 3150C Pada Waktu 625 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 30%

α0 α1 sinα1 sinβ β δ pola 106,5 7,1 0,123539 0,081539 4,679413 40,32059 1 107,1 7,7 0,133919 0,08839 5,073559 39,92644 2 107,2 7,8 0,135647 0,089531 5,139219 39,86078 1 107,4 8 0,139103 0,091812 5,270514 39,72949 2 107,5 8,1 0,140830 0,092952 5,336148 39,66385 1 107,6 8,2 0,142557 0,094092 5,401772 39,59823 2 107,8 8,4 0,146010 0,09637 5,532992 39,46701 1 107,9 8,5 0,147735 0,097509 5,598588 39,40141 2 108,1 8,7 0,151185 0,099786 5,729751 39,27025 1 108,3 8,9 0,154633 0,102062 5,860873 39,13913 2 108,5 9,1 0,158079 0,104336 5,991955 39,00805 1 108,7 9,3 0,161523 0,106609 6,122995 38,87701 2 108,9 9,5 0,164965 0,108881 6,253992 38,74601 1 109,1 9,7 0,168405 0,111152 6,384945 38,61505 2 109,3 9,9 0,171843 0,113421 6,515854 38,48415 1 109,6 10,2 0,176996 0,116822 6,712132 38,28787 2 109,8 10,4 0,180429 0,119088 6,842925 38,15707 1 110,1 10,7 0,185574 0,122484 7,039025 37,96098 2 110,4 11 0,190713 0,125876 7,235014 37,76499 1 110,6 11,2 0,194137 0,128136 7,36561 37,63439 2 110,9 11,5 0,199268 0,131522 7,561406 37,43859 1 111,2 11,8 0,204394 0,134905 7,757083 37,24292 2 111,6 12,2 0,211219 0,13941 8,017794 36,98221 1 112 12,6 0,218034 0,143909 8,278279 36,72172 2

112,4 13 0,224839 0,1484 8,53853 36,46147 1 112,7 13,3 0,229935 0,151763 8,73356 36,26644 2 113,1 13,7 0,236720 0,156242 8,993382 36,00662 1 113,6 14,2 0,245186 0,161829 9,317801 35,6822 2 113,9 14,5 0,250256 0,165176 9,512254 35,48775 1 114,5 15,1 0,260376 0,171855 9,900699 35,0993 2 115 15,6 0,268787 0,177407 10,22392 34,77608 1

115,6 16,2 0,278853 0,184051 10,61117 34,38883 2 116 16,6 0,285548 0,188469 10,86896 34,13104 1

116,9 17,5 0,300558 0,198376 11,44784 33,55216 2 117,7 18,3 0,313839 0,207142 11,96098 33,03902 1 118,3 18,9 0,323759 0,21369 12,34493 32,65507 2 119 19,6 0,335288 0,221299 12,79184 32,20816 1

119,8 20,4 0,348403 0,229955 13,30118 31,69882 2 120,5 21,1 0,359823 0,237493 13,74557 31,25443 1 121,5 22,1 0,376043 0,248199 14,37822 30,62178 2 121,7 22,3 0,379274 0,250331 14,50444 30,49556 1 122,2 22,8 0,387330 0,255648 14,81949 30,18051 2 123 23,6 0,400158 0,264115 15,32213 29,67787 1

123,3 23,9 0,404948 0,267277 15,51014 29,48986 2 123,5 24,1 0,408136 0,269381 15,63534 29,36466 1

xxxii

xxxii

Tabel 12. Pendifusian Pada Suhu 3150C Pada Waktu 900 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 30%

α0 α1 sinα1 sinβ β δ pola 106,5 7,1 0,123539 0,081539 4,679413 40,32059 1 107 7,6 0,132190 0,087249 5,007889 39,99211 2

107,1 7,7 0,133919 0,08839 5,073559 39,92644 1 107,2 7,8 0,135647 0,089531 5,139219 39,86078 2 107,3 7,9 0,137375 0,090671 5,204871 39,79513 1 107,5 8,1 0,140830 0,092952 5,336148 39,66385 2 107,6 8,2 0,142557 0,094092 5,401772 39,59823 1 107,7 8,3 0,144284 0,095231 5,467387 39,53261 2 107,9 8,5 0,147735 0,097509 5,598588 39,40141 1 108 8,6 0,149460 0,098648 5,664174 39,33583 2

108,3 8,9 0,154633 0,102062 5,860873 39,13913 1 108,4 9 0,156356 0,103199 5,926419 39,07358 2 108,6 9,2 0,159801 0,105473 6,05748 38,94252 1 108,8 9,4 0,163244 0,107745 6,188499 38,8115 2 109 9,6 0,166685 0,110017 6,319474 38,68053 1

109,2 9,8 0,170124 0,112286 6,450405 38,54959 2 109,4 10 0,173561 0,114555 6,581292 38,41871 1 109,7 10,3 0,178713 0,117955 6,777534 38,22247 2 110 10,6 0,183859 0,121352 6,973671 38,02633 1

110,2 10,8 0,187287 0,123615 7,104367 37,89563 2 110,5 11,1 0,192426 0,127006 7,300318 37,69968 1 110,9 11,5 0,199268 0,131522 7,561406 37,43859 2 111,1 11,7 0,202686 0,133778 7,691871 37,30813 1 111,5 12,1 0,209514 0,138285 7,952637 37,04736 2 111,8 12,4 0,214628 0,14166 8,148065 36,85193 1 112,2 12,8 0,221438 0,146155 8,408434 36,59157 2 112,5 13,1 0,226538 0,149521 8,603555 36,39645 1 113 13,6 0,235025 0,155123 8,92845 36,07155 2

113,3 13,9 0,240109 0,158478 9,123198 35,8768 1 113,8 14,4 0,248566 0,164061 9,447453 35,55255 2 114,2 14,8 0,255319 0,168517 9,706554 35,29345 1 114,9 15,5 0,267106 0,176297 10,15931 34,84069 2 115,3 15,9 0,273824 0,180731 10,41763 34,58237 1 115,9 16,5 0,283875 0,187365 10,80455 34,19545 2 116,5 17,1 0,293896 0,193979 11,19076 33,80924 1 117,2 17,8 0,305545 0,201668 11,64042 33,35958 2 117,9 18,5 0,317149 0,209327 12,08905 32,91095 1 118,7 19,3 0,330353 0,218042 12,60044 32,39956 2 119,4 20 0,341854 0,225633 13,0467 31,9533 1 120,1 20,7 0,353304 0,23319 13,49178 31,50822 2 120,6 21,2 0,361450 0,238566 13,80895 31,19105 1 120,9 21,5 0,366324 0,241784 13,99894 31,00106 2 121,1 21,7 0,369568 0,243925 14,12548 30,87452 1 121,7 22,3 0,379274 0,250331 14,50444 30,49556 2 122 22,6 0,384111 0,253523 14,69355 30,30645 1

122,9 23,5 0,398558 0,263059 15,2594 29,7406 2 123,2 23,8 0,403353 0,266224 15,4475 29,5525 1

xxxiii

xxxiii

Tabel 13. Pendifusian Pada Suhu 3000C Pada Waktu 25 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 20%

α0 α1 sinα1 sinβ Β δ pola 106,5 7,1 0,123539 0,081539 4,679413 40,32059 1 107,2 7,8 0,135647 0,089531 5,139219 39,86078 2 107,5 8,1 0,140830 0,092952 5,336148 39,66385 1 107,8 8,4 0,146010 0,09637 5,532992 39,46701 2 108 8,6 0,149460 0,098648 5,664174 39,33583 1

108,5 9,1 0,158079 0,104336 5,991955 39,00805 2 108,8 9,4 0,163244 0,107745 6,188499 38,8115 1 109,4 10 0,173561 0,114555 6,581292 38,41871 2 109,6 10,2 0,176996 0,116822 6,712132 38,28787 1 110,4 11 0,190713 0,125876 7,235014 37,76499 2 110,7 11,3 0,195848 0,129265 7,430888 37,56911 1 111,7 12,3 0,212924 0,140536 8,082937 36,91706 2 112 12,6 0,218034 0,143909 8,278279 36,72172 1

113,3 13,9 0,240109 0,158478 9,123198 35,8768 2 113,7 14,3 0,246876 0,162945 9,382635 35,61736 1 115 15,6 0,268787 0,177407 10,22392 34,77608 2

115,7 16,3 0,280528 0,185156 10,67565 34,32435 1 117 17,6 0,302221 0,199474 11,51205 33,48795 2

122,8 23,4 0,396958 0,262003 15,19664 29,80336 1

Tabel 14. Pendifusian Pada Suhu 3150C Pada Waktu 100 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 20%

α0 α1 sinα1 sinβ Β δ pola 106,5 7,1 0,123539 0,081539 4,679413 40,32059 1 107,1 7,7 0,133919 0,08839 5,073559 39,92644 2 107,4 8 0,139103 0,091812 5,270514 39,72949 1 107,9 8,5 0,147735 0,097509 5,598588 39,40141 2 108,1 8,7 0,151185 0,099786 5,729751 39,27025 1 109 9,6 0,166685 0,110017 6,319474 38,68053 2

109,3 9,9 0,171843 0,113421 6,515854 38,48415 1 110,5 11,1 0,192426 0,127006 7,300318 37,69968 2 111,1 11,7 0,202686 0,133778 7,691871 37,30813 1 112,5 13,1 0,226538 0,149521 8,603555 36,39645 2 113,1 13,7 0,236720 0,156242 8,993382 36,00662 1 115,3 15,9 0,273824 0,180731 10,41763 34,58237 2 116,7 17,3 0,297229 0,196179 11,31934 33,68066 1 118,9 19,5 0,333644 0,220214 12,72806 32,27194 2 120 20,6 0,351671 0,232112 13,42827 31,57173 1

120,5 21,1 0,359823 0,237493 13,74557 31,25443 2 121 21,6 0,367947 0,242855 14,06222 30,93778 1

122,1 22,7 0,385721 0,254586 14,75654 30,24346 2 123 23,6 0,400158 0,264115 15,32213 29,67787 1

xxxiv

xxxiv

Tabel 15. Pendifusian Pada Suhu 3000C Pada Waktu 225 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 20 %

α0 α1 sinα1 sinβ Β δ pola 106,5 7,1 0,123539 0,081539 4,679413 40,32059 1 107,3 7,9 0,137375 0,090671 5,204871 39,79513 2 107,5 8,1 0,140830 0,092952 5,336148 39,66385 1 107,9 8,5 0,147735 0,097509 5,598588 39,40141 2 108,1 8,7 0,151185 0,099786 5,729751 39,27025 1 108,4 9 0,156356 0,103199 5,926419 39,07358 2 108,7 9,3 0,161523 0,106609 6,122995 38,87701 1 109,2 9,8 0,170124 0,112286 6,450405 38,54959 2 109,4 10 0,173561 0,114555 6,581292 38,41871 1 110 10,6 0,183859 0,121352 6,973671 38,02633 2

110,4 11 0,190713 0,125876 7,235014 37,76499 1 111 11,6 0,200977 0,132650 7,626645 37,37335 2

111,4 12 0,207808 0,137159 7,887466 37,11253 1 112,2 12,8 0,221438 0,146155 8,408434 36,59157 2 112,7 13,3 0,229935 0,151763 8,73356 36,26644 1 113,6 14,2 0,245186 0,161829 9,317801 35,6822 2 114,1 14,7 0,253632 0,167404 9,641805 35,3582 1 116,8 17,4 0,298894 0,197278 11,3836 33,6164 2 117,5 18,1 0,310524 0,204954 11,83282 33,16718 1 118,7 19,3 0,330353 0,218042 12,60044 32,39956 2 122,6 23,2 0,393753 0,259888 15,07104 29,92896 1

Tabel 16. Pendifusian Pada Suhu 3000C Pada Waktu 400 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 20%

α0 α1 sinα1 sinβ Β δ pola 106,5 7,1 0,123539 0,081539 4,679413 40,32059 1 107,4 8 0,139103 0,091812 5,270514 39,72949 2 107,7 8,3 0,144284 0,095231 5,467387 39,53261 1 108,2 8,8 0,152909 0,100924 5,795317 39,20468 2 108,5 9,1 0,158079 0,104336 5,991955 39,00805 1 109 9,6 0,166685 0,110017 6,319474 38,68053 2

109,3 9,9 0,171843 0,113421 6,515854 38,48415 1 110,1 10,7 0,185574 0,122484 7,039025 37,96098 2 110,5 11,1 0,192426 0,127006 7,300318 37,69968 1 111,5 12,1 0,209514 0,138285 7,952637 37,04736 2 112 12,6 0,218034 0,143909 8,278279 36,72172 1

113,3 13,9 0,240109 0,158478 9,123198 35,8768 2 113,7 14,3 0,246876 0,162945 9,382635 35,61736 1 114,3 14,9 0,257005 0,16963 9,771287 35,22871 2 114,6 15,2 0,262059 0,172966 9,965378 35,03462 1 115,5 16,1 0,277178 0,182945 10,54668 34,45332 2 116,2 16,8 0,288889 0,190675 10,99774 34,00226 1 117,9 18,5 0,317149 0,209327 12,08905 32,91095 2 119 19,6 0,335288 0,221299 12,79184 32,20816 1

119,4 20 0,341854 0,225633 13,0467 31,9533 2 122,9 23,5 0,398558 0,263059 15,2594 29,7406 1

xxxv

xxxv

Tabel 17. Pendifusian Pada Suhu 3000C Pada Waktu 625 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 20%

α0 α1 sinα1 sinβ Β δ pola

106,4 7 0,121808 0,080396 4,613693 40,38631 1

107,6 8,2 0,142557 0,094092 5,401772 39,59823 2

107,9 8,5 0,147735 0,097509 5,598588 39,40141 1

108,2 8,8 0,152909 0,100924 5,795317 39,20468 2

108,5 9,1 0,158079 0,104336 5,991955 39,00805 1

108,9 9,5 0,164965 0,108881 6,253992 38,74601 2

109,3 9,9 0,171843 0,113421 6,515854 38,48415 1

109,7 10,3 0,178713 0,117955 6,777534 38,22247 2

110,2 10,8 0,187287 0,123615 7,104367 37,89563 1

110,7 11,3 0,195848 0,129265 7,430888 37,56911 2

111,2 11,8 0,204394 0,134905 7,757083 37,24292 1

111,9 12,5 0,216332 0,142785 8,213179 36,78682 2

112,4 13 0,224839 0,1484 8,53853 36,46147 1

113,2 13,8 0,238415 0,15736 9,058298 35,9417 2

113,6 14,2 0,245186 0,161829 9,317801 35,6822 1

114,4 15 0,258691 0,170743 9,836001 35,164 2

115,3 15,9 0,273824 0,180731 10,41763 34,58237 1

116,6 17,2 0,295563 0,195079 11,25506 33,74494 2

117,6 18,2 0,312182 0,206048 11,89691 33,10309 1

120,3 20,9 0,356565 0,235343 13,61872 31,38128 2

123 23,6 0,400158 0,264115 15,32213 29,67787 1

xxxvi

xxxvi

Tabel 18. Pendifusian Pada Suhu 3000C Pada Waktu 600 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 20%

α0 α1 sinα1 sinβ Β δ pola 106,4 7 0,121808 0,080396 4,613693 40,38631 1 107,1 7,7 0,133919 0,08839 5,073559 39,92644 2 107,3 7,9 0,137375 0,090671 5,204871 39,79513 1 107,5 8,1 0,140830 0,092952 5,336148 39,66385 2 107,8 8,4 0,146010 0,09637 5,532992 39,46701 1 108,1 8,7 0,151185 0,099786 5,729751 39,27025 2 108,3 8,9 0,154633 0,102062 5,860873 39,13913 1 108,8 9,4 0,163244 0,107745 6,188499 38,8115 2 109 9,6 0,166685 0,110017 6,319474 38,68053 1

109,4 10 0,173561 0,114555 6,581292 38,41871 2 109,7 10,3 0,178713 0,117955 6,777534 38,22247 1 110 10,6 0,183859 0,121352 6,973671 38,02633 2

110,4 11 0,190713 0,125876 7,235014 37,76499 1 111 11,6 0,200977 0,13265 7,626645 37,37335 2

111,3 11,9 0,206101 0,136032 7,822282 37,17772 1 111,9 12,5 0,216332 0,142785 8,213179 36,78682 2 112,5 13,1 0,226538 0,149521 8,603555 36,39645 1 113 13,6 0,235025 0,155123 8,92845 36,07155 2

113,6 14,2 0,245186 0,161829 9,317801 35,6822 1 114,1 14,7 0,253632 0,167404 9,641805 35,3582 2 115 15,6 0,268787 0,177407 10,22392 34,77608 1

116,1 16,7 0,287219 0,189572 10,93336 34,06664 2 116,9 17,5 0,300558 0,198376 11,44784 33,55216 1 117,9 18,5 0,317149 0,209327 12,08905 32,91095 2 118,6 19,2 0,328706 0,216955 12,5366 32,4634 1 119,2 19,8 0,338573 0,223467 12,91932 32,08068 2 119,7 20,3 0,346767 0,228876 13,2376 31,7624 1 120,6 21,2 0,361450 0,238566 13,80895 31,19105 2 121,4 22 0,374426 0,247131 14,31508 30,68492 1 122,9 23,5 0,398558 0,263059 15,2594 29,7406 2 123,5 24,1 0,408136 0,269381 15,63534 29,36466 1

xxxvii

xxxvii

Tabel 19. Pendifusian Pada Suhu 3150C Pada Waktu 25 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 20%

α0 α1 sinα1 sinβ Β δ pola 106,3 6,9 0,120076 0,0792535 4,547965 40,452035 1 106,9 7,5 0,130460 0,0861074 4,942211 40,057789 2 107,1 7,7 0,133919 0,0883899 5,073559 39,926441 1 107,4 8 0,139103 0,0918117 5,270514 39,729486 2 107,7 8,3 0,144284 0,095231 5,467387 39,532613 1 108,1 8,7 0,151185 0,099786 5,729751 39,270249 2 108,4 9 0,156356 0,103199 5,926419 39,073581 1 108,9 9,5 0,164965 0,1088811 6,253992 38,746008 2 109,3 9,9 0,171843 0,1134209 6,515854 38,484146 1 109,9 10,5 0,182144 0,12022 6,908304 38,091696 2 110,3 10,9 0,189001 0,1247456 7,169697 37,830303 1 111,3 11,9 0,206101 0,1360323 7,822282 37,177718 2 111,7 12,3 0,212924 0,1405356 8,082937 36,917063 1 112,7 13,3 0,229935 0,1517634 8,73356 36,26644 2 113,1 13,7 0,236720 0,1562418 8,993382 36,006618 1 114,5 15,1 0,260376 0,1718548 9,900699 35,099301 2 115,1 15,7 0,270467 0,1785153 10,28851 34,711493 1 116,7 17,3 0,297229 0,1961789 11,31934 33,68066 2 118 18,6 0,318803 0,2104187 12,15305 32,846946 1

119,9 20,5 0,350037 0,2310341 13,36474 31,635263 2 123 23,6 0,400158 0,2641148 15,32213 29,677872 1

Tabel 20. Pendifusian Pada Suhu 3150C Pada Waktu 100 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 20%

α0 α1 sinα1 Sinβ Β δ pola 106,3 6,9 0,120076 0,0792535 4,547965 40,452035 1 106,5 7,1 0,123539 0,0815391 4,679413 40,320587 2 106,8 7,4 0,128731 0,0849657 4,876524 40,123476 1 107 7,6 0,132190 0,0872488 5,007889 39,992111 2

107,3 7,9 0,137375 0,0906714 5,204871 39,795129 1 107,6 8,2 0,142557 0,0940915 5,401772 39,598228 2 107,9 8,5 0,147735 0,0975091 5,598588 39,401412 1 108,4 9 0,156356 0,103199 5,926419 39,073581 2 108,7 9,3 0,161523 0,1066093 6,122995 38,877005 1 109,5 10,1 0,175279 0,1156887 6,646718 38,353282 2 109,9 10,5 0,182144 0,12022 6,908304 38,091696 1 110,9 11,5 0,199268 0,1315224 7,561406 37,438594 2 111,4 12 0,207808 0,1371587 7,887466 37,112534 1 112,6 13,2 0,228237 0,1506426 8,668565 36,331435 2 113 13,6 0,235025 0,1551229 8,92845 36,07155 1

114,5 15,1 0,260376 0,1718548 9,900699 35,099301 2 115,5 16,1 0,277178 0,1829448 10,54668 34,453322 1 117 17,6 0,302221 0,1994743 11,51205 33,487947 2

118,7 19,3 0,330353 0,218042 12,60044 32,399557 1 120,2 20,8 0,354935 0,2342666 13,55526 31,444736 2 122 22,6 0,384111 0,2535234 14,69355 30,306446 1

xxxviii

xxxviii

Tabel 21. Pendifusian Pada Suhu 3000C Pada Waktu 225 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 20%

α0 α1 sinα1 Sinβ Β δ pola 106,3 6,9 0,120076 0,0792535 4,547965 40,452035 1 106,6 7,2 0,125270 0,0826816 4,745125 40,254875 2 106,8 7,4 0,128731 0,0849657 4,876524 40,123476 1 107 7,6 0,132190 0,0872488 5,007889 39,992111 2

107,3 7,9 0,137375 0,0906714 5,204871 39,795129 1 107,8 8,4 0,146010 0,0963702 5,532992 39,467008 2 108,1 8,7 0,151185 0,099786 5,729751 39,270249 1 108,6 9,2 0,159801 0,1054728 6,05748 38,94252 2 109 9,6 0,166685 0,1100166 6,319474 38,680526 1

109,9 10,5 0,182144 0,12022 6,908304 38,091696 2 110,4 11 0,190713 0,125876 7,235014 37,764986 1 111,3 11,9 0,206101 0,1360323 7,822282 37,177718 2 111,6 12,2 0,211219 0,1394104 8,017794 36,982206 1 112,9 13,5 0,233329 0,1540035 8,863502 36,136498 2 113,7 14,3 0,246876 0,162945 9,382635 35,617365 1 115,1 15,7 0,270467 0,1785153 10,28851 34,711493 2 116,4 17 0,292228 0,1928782 11,12644 33,873558 1 118,6 19,2 0,328706 0,2169549 12,5366 32,463402 2 120 20,6 0,351671 0,2321123 13,42827 31,571729 1

122,1 22,7 0,385721 0,254586 14,75654 30,243462 2 123,6 24,2 0,409728 0,2704313 15,69789 29,30211 1

Tabel 22. Pendifusian Pada Suhu 3150C Pada Waktu 400 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 20%

α0 α1 sinα1 Sinβ β δ pola 106,3 6,9 0,120076 0,0792535 4,547965 40,452035 1 106,6 7,2 0,125270 0,0826816 4,745125 40,254875 2 106,8 7,4 0,128731 0,0849657 4,876524 40,123476 1 107,1 7,7 0,133919 0,0883899 5,073559 39,926441 2 107,4 8 0,139103 0,0918117 5,270514 39,729486 1 107,8 8,4 0,146010 0,0963702 5,532992 39,467008 2 108,1 8,7 0,151185 0,099786 5,729751 39,270249 1 108,8 9,4 0,163244 0,1077454 6,188499 38,811501 2 109 9,6 0,166685 0,1100166 6,319474 38,680526 1 110 10,6 0,183859 0,121352 6,973671 38,026329 2

110,4 11 0,190713 0,125876 7,235014 37,764986 1 111,5 12,1 0,209514 0,1382848 7,952637 37,047363 2 112 12,6 0,218034 0,1439086 8,278279 36,721721 1

113,3 13,9 0,240109 0,1584781 9,123198 35,876802 2 113,8 14,4 0,248566 0,1640605 9,447453 35,552547 1 115,5 16,1 0,277178 0,1829448 10,54668 34,453322 2 116,5 17,1 0,293896 0,193979 11,19076 33,809238 1 118,3 18,9 0,323759 0,2136897 12,34493 32,655073 2 119,1 19,7 0,336931 0,2223836 12,85559 32,144412 1 121,8 22,4 0,380887 0,2513957 14,5675 30,432496 2 122,7 23,3 0,395356 0,2609457 15,13385 29,866147 1

xxxix

xxxix

Tabel 23. Pendifusian Pada Suhu 3150C Pada Waktu 625 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 20%

α0 α1 sinα1 Sinβ Β δ pola

106,3 6,9 0,120076 0,0792535 4,547965 40,452035 1

106,6 7,2 0,125270 0,0826816 4,745125 40,254875 2

106,8 7,4 0,128731 0,0849657 4,876524 40,123476 1

107,2 7,8 0,135647 0,0895308 5,139219 39,860781 2

107,5 8,1 0,140830 0,0929518 5,336148 39,663852 1

107,8 8,4 0,146010 0,0963702 5,532992 39,467008 2

108,2 8,8 0,152909 0,100924 5,795317 39,204683 1

108,8 9,4 0,163244 0,1077454 6,188499 38,811501 2

109,2 9,8 0,170124 0,1122864 6,450405 38,549595 1

110 10,6 0,183859 0,121352 6,973671 38,026329 2

110,4 11 0,190713 0,125876 7,235014 37,764986 1

111,5 12,1 0,209514 0,1382848 7,952637 37,047363 2

112,1 12,7 0,219737 0,145032 8,343364 36,656636 1

113,5 14,1 0,243494 0,1607126 9,25295 35,74705 2

114,2 14,8 0,255319 0,1685175 9,706554 35,293446 1

115 15,6 0,268787 0,1774065 10,22392 34,776083 2

115,8 16,4 0,282202 0,186261 10,74011 34,259892 1

116,7 17,3 0,297229 0,1961789 11,31934 33,68066 2

117,5 18,1 0,310524 0,2049543 11,83282 33,167178 1

119,6 20,2 0,345130 0,2277953 13,17399 31,826012 2

121,3 21,9 0,372808 0,2460633 14,2519 30,748097 1

xl

xl

Tabel 24, Pendifusian Pada Suhu 3150C Pada Waktu 900 Menit Pada Konsentrasi

AgNO3 20%

α0 α1 sinα1 Sinβ Β δ pola 106,3 6,9 0,120076 0,0792535 4,547965 40,452035 1 106,7 7,3 0,127001 0,0838238 4,810829 40,189171 2 106,8 7,4 0,128731 0,0849657 4,876524 40,123476 1 106,9 7,5 0,130460 0,0861074 4,942211 40,057789 2 107 7,6 0,132190 0,0872488 5,007889 39,992111 1

107,2 7,8 0,135647 0,0895308 5,139219 39,860781 2 107,4 8 0,139103 0,0918117 5,270514 39,729486 1 107,6 8,2 0,142557 0,0940915 5,401772 39,598228 2 107,8 8,4 0,146010 0,0963702 5,532992 39,467008 1 108,1 8,7 0,151185 0,099786 5,729751 39,270249 2 108,4 9 0,156356 0,103199 5,926419 39,073581 1 108,7 9,3 0,161523 0,1066093 6,122995 38,877005 2 109 9,6 0,166685 0,1100166 6,319474 38,680526 1

109,5 10,1 0,175279 0,1156887 6,646718 38,353282 2 109,8 10,4 0,180429 0,1190877 6,842925 38,157075 1 110,3 10,9 0,189001 0,1247456 7,169697 37,830303 2 110,5 11,1 0,192426 0,127006 7,300318 37,699682 1 111,2 11,8 0,204394 0,1349054 7,757083 37,242917 2 111,6 12,2 0,211219 0,1394104 8,017794 36,982206 1 112,3 12,9 0,223139 0,1472776 8,473489 36,526511 2 112,7 13,3 0,229935 0,1517634 8,73356 36,26644 1 113,6 14,2 0,245186 0,1618291 9,317801 35,682199 2 113,9 14,5 0,250256 0,1651755 9,512254 35,487746 1 114,3 14,9 0,257005 0,1696304 9,771287 35,228713 2 114,5 15,1 0,260376 0,1718548 9,900699 35,099301 1 115 15,6 0,268787 0,1774065 10,22392 34,776083 2

115,5 16,1 0,277178 0,1829448 10,54668 34,453322 1 116,6 17,2 0,295563 0,1950793 11,25506 33,744939 2 117 17,6 0,302221 0,1994743 11,51205 33,487947 1

118,4 19 0,325409 0,2147788 12,40884 32,59116 2 119,7 20,3 0,346767 0,2288756 13,2376 31,762404 1 121 21,6 0,367947 0,2428548 14,06222 30,937778 2 123 23,6 0,400158 0,2641148 15,32213 29,677872 1

xli

xli

Lampiran 5

Kedalaman Lapisan Tipis

Kedalaman lapisan tipis h pada kaca waveguide dengan menggunakan

persamaan :

( ) 21

221

--= snn

kM

hp

dimana

lp2

=k

h : Kedalaman lapisan tipis,

M : Jumlah mode gelombang yang terpandu,

n1 : Indeks bias lapisan tipis yang terbentuk,

ns : Indeks bias substrat,

l : Panjang gelombang sinar laser 632,8 nm,

Tabel 1. Kedalaman Lapisan Tipis Pendifusian Pada Suhu 3000C Dan Konsentrasi

Ag 30%

t(menit) M n1 n2 h(nm) h(µm)

25 13 1,525 1,526 74466,12 74,46612

100 14 1,525 1,526 80194,28 80,19428

225 17 1,525 1,526 97378,77 97,37877

40 19 1,525 1,5265 88856,2 88,8562

625 20 1,526 1,528 80968,66 80,96866

900 23 1,524 1,526 93175 93,175

xlii

xlii

Tabel 2. Kedalaman Lapisan Tipis Pendifusian Pada Suhu 3150C Dan Konsentrasi

Ag 30%

t(menit) M n1 n2 h(nm) h(µm)

25 14 1,5235 1,5245 80233,74 80,23374

100 15 1,521 1,522 86035,32 86,03532

225 22 1,525 1,5265 102886,1 102,8861

40 22 1,525 1,5265 102886,1 102,8861

625 22 1,525 1,5275 79682,2 79,6822

900 23 1,525 1,528 76039,68 76,03968

Tabel 3. Kedalaman Lapisan Tipis Pendifusian Pada Suhu 3000C Dan Konsentrasi

Ag 20%

t(menit) M n1 n2 h(nm) h(µm)

25 9 1,5245 1,525 72925,54 72,92554

100 9 1,5245 1,525 72925,54 72,92554

225 10 1,5245 1,526 81028,38 81,02838

40 10 1,525 1,526 57281,63 57,28163

625 10 1,526 1,5275 46751,11 46,75111

900 15 1,525 1,5275 54328,77 54,32877

Tabel 4. Kedalaman Lapisan Tipis Pendifusian Pada Suhu 3150C Dan Konsentrasi

Ag 20%

t(menit) M n1 n2 h(nm) h(µm)

25 10 1,526 1,5265 80988,55 80,98855

100 10 1,525 1,526 57281,63 57,28163

225 10 1,524 1,525 57300,41 57,30041

40 10 1,5255 1,5275 46758,76 46,75876

xliii

xliii

625 10 1,526 1,5275 46751,11 46,75111

900 16 1,526 1,528 64774,93 64,77493

Lampiran 6

Perubahan Indeks Bias Terhadap Kedalaman Lapisan Tipis

Perubahan indeks bias kaca waveguide terhadap kedalaman lapisan tipis,

dengan persamaan :

)()( xnnxn s D+=

÷øö

çèæD+=

hx

erfcnnxn s .)(

n(x) : indeks bias kaca sepanjang x,

ns : Indeks bias substrat,

nD : Perubahan indeks bias sebelum dan sesudah pertukaran ion,

x : ketebalan kaca sepanjang x,

h : Kedalaman lapisan tipis,

A. Untuk kaca soda-lime yang didifusi dengan konsentrasi 30% AgNO3 pada suhu

3000C

Tabel 1. Waktu 25 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 74,46612 0 1 1,525 0,001 0,001000 1,526000 1

10 74,46612 0,134289 0,8497 1,525 0,001 0,0008497 1,525850 0,999901507

20 74,46612 0,268579 0,70363 1,525 0,001 0,0007036 1,525704 0,999805786

30 74,46612 0,402868 0,57161 1,525 0,001 0,0005716 1,525572 0,999719273

40 74,46612 0,537157 0,47950 1,525 0,001 0,0004795 1,525480 0,999658912

50 74,46612 0,671446 0,32220 1,525 0,001 0,0003222 1,525322 0,999555832

60 74,46612 0,805736 0,25790 1,525 0,001 0,0002579 1,525258 0,999513696

70 74,46612 0,940025 0,20309 1,525 0,001 0,0002031 1,525203 0,999477779

80 74,46612 1,074314 0,11979 1,525 0,001 0,0001198 1,525120 0,999423191

90 74,46612 1,208603 0,08969 1,525 0,001 0,0000897 1,525090 0,999403467

100 74,46612 1,342893 0,06599 1,525 0,001 0,0000660 1,525066 0,999387936

xliv

xliv

Tabel 2. Waktu 100 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 80,19428 0 1 1,525 0,001 0,001000 1,526000 1

10 80,19428 0,124697 0,86079 1,525 0,001 0,0008608 1,525861 0,999908775

20 80,19428 0,249394 0,72473 1,525 0,001 0,0007247 1,525725 0,999819613

30 80,19428 0,374092 0,57161 1,525 0,001 0,0005716 1,525572 0,999719273

40 80,19428 0,498789 0,47950 1,525 0,001 0,0004795 1,525480 0,999658912

50 80,19428 0,623486 0,39614 1,525 0,001 0,0003961 1,525396 0,999604286

60 80,19428 0,748183 0,32220 1,525 0,001 0,0003222 1,525322 0,999555832

70 80,19428 0,872880 0,20309 1,525 0,001 0,0002031 1,525203 0,999477779

80 80,19428 0,997577 0,15730 1,525 0,001 0,0001573 1,525157 0,999447772

90 80,19428 1,122275 0,11979 1,525 0,001 0,0001198 1,525120 0,999423191

100 80,19428 1,246972 0,08969 1,525 0,001 0,0000897 1,525090 0,999403467

Tabel 3. Waktu 225 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 97,37877 0 1 1,525 0,001 0,001000 1,526000 1

10 97,37877 0,102692 0,88307 1,525 0,001 0,000883 1,525883 0,999923375

20 97,37877 0,205384 0,77296 1,525 0,001 0,000773 1,525773 0,999851219

30 97,37877 0,308075 0,67137 1,525 0,001 0,000671 1,525671 0,999784646

40 97,37877 0,410767 0,57161 1,525 0,001 0,000572 1,525572 0,999719273

50 97,37877 0,513459 0,47950 1,525 0,001 0,000480 1,525480 0,999658912

60 97,37877 0,616151 0,39614 1,525 0,001 0,000396 1,525396 0,999604286

70 97,37877 0,718843 0,32220 1,525 0,001 0,000322 1,525322 0,999555832

80 97,37877 0,821534 0,25790 1,525 0,001 0,000258 1,525258 0,999513696

90 97,37877 0,924226 0,20309 1,525 0,001 0,000203 1,525203 0,999477779

100 97,37877 1,026918 0,11979 1,525 0,001 0,000120 1,525120 0,999423191

Tabel 4. Waktu 400 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 88,8562 0 1 1,525 0,0015 0,001500 1,526500 1

10 88,8562 0,112541 0,87192 1,525 0,0015 0,001308 1,526308 0,999874143

20 88,8562 0,225083 0,75141 1,525 0,0015 0,001127 1,526127 0,999755726

30 88,8562 0,337624 0,67137 1,525 0,0015 0,001007 1,526007 0,999677075

40 88,8562 0,450166 0,47950 1,525 0,0015 0,000719 1,525719 0,999488536

xlv

xlv

50 88,8562 0,562707 0,39614 1,525 0,0015 0,000594 1,525594 0,999406623

60 88,8562 0,675248 0,32220 1,525 0,0015 0,000483 1,525483 0,999333967

70 88,8562 0,787790 0,25790 1,525 0,0015 0,000387 1,525387 0,999270783

80 88,8562 0,900331 0,20309 1,525 0,0015 0,000305 1,525305 0,999216924

90 88,8562 1,012872 0,15730 1,525 0,0015 0,000236 1,525236 0,999171929

100 88,8562 1,125414 0,11979 1,525 0,0015 0,000180 1,525180 0,99913507

Tabel 5. Waktu 625 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 80,96866 0 1 1,526 0,002 0,002000 1,528000 1

10 80,96866 0,123505 0,86079 1,526 0,002 0,001722 1,527722 0,999817788

20 80,96866 0,247009 0,72473 1,526 0,002 0,001449 1,527449 0,999639699

30 80,96866 0,370514 0,57161 1,526 0,002 0,001143 1,527143 0,999439280

40 80,96866 0,494018 0,47950 1,526 0,002 0,000959 1,526959 0,999318717

50 80,96866 0,617523 0,39614 1,526 0,002 0,000792 1,526792 0,999209607

60 80,96866 0,741027 0,32220 1,526 0,002 0,000644 1,526644 0,999112827

70 80,96866 0,864532 0,20309 1,526 0,002 0,000406 1,526406 0,998956924

80 80,96866 0,988037 0,15730 1,526 0,002 0,000315 1,526315 0,998896990

90 80,96866 1,111541 0,11979 1,526 0,002 0,000240 1,526240 0,998847893

100 80,96866 1,235046 0,08969 1,526 0,002 0,000179 1,526179 0,998808495

Tabel 6. Waktu 900 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 93,175 0 1 1,524 0,002 0,002000 1,526000 1

10 93,175 0,107325 0,87749 1,524 0,002 0,001755 1,525755 0,999839436

20 93,175 0,214650 0,76216 1,524 0,002 0,001524 1,525524 0,999688283

30 93,175 0,321975 0,67137 1,524 0,002 0,001343 1,525343 0,999569292

40 93,175 0,429300 0,57161 1,524 0,002 0,001143 1,525143 0,999438545

50 93,175 0,536625 0,47950 1,524 0,002 0,000959 1,524959 0,999317824

60 93,175 0,643950 0,39614 1,524 0,002 0,000792 1,524792 0,999208571

70 93,175 0,751274 0,25790 1,524 0,002 0,000516 1,524516 0,999027392

80 93,175 0,858599 0,20309 1,524 0,002 0,000406 1,524406 0,998955557

90 93,175 0,965924 0,15730 1,524 0,002 0,000315 1,524315 0,998895544

100 93,175 1,073249 0,11979 1,524 0,002 0,000240 1,524240 0,998846383

B. Untuk kaca soda-lime yang didifusi dengan konsentrasi 30% AgNO3 pada suhu

3150C

Tabel 1. Waktu 25 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 80,23374 0 1 1,5235 0,001 0,0010000 1,524500 1

10 80,23374 0,124636 0,88079 1,5235 0,001 0,0008808 1,524381 0,999921804

20 80,23374 0,249272 0,72473 1,5235 0,001 0,0007247 1,524225 0,999819436

30 80,23374 0,373908 0,57161 1,5235 0,001 0,0005716 1,524072 0,999718996

40 80,23374 0,498543 0,47950 1,5235 0,001 0,0004795 1,523980 0,999658577

xlvi

xlvi

50 80,23374 0,623179 0,39614 1,5235 0,001 0,0003961 1,523896 0,999603896

60 80,23374 0,747815 0,32220 1,5235 0,001 0,0003222 1,523822 0,999555395

70 80,23374 0,872451 0,20309 1,5235 0,001 0,0002031 1,523703 0,999477265

80 80,23374 0,997087 0,15730 1,5235 0,001 0,0001573 1,523657 0,999447229

90 80,23374 1,121723 0,11979 1,5235 0,001 0,0001198 1,523620 0,999422624

100 80,23374 1,246358 0,06599 1,5235 0,001 0,0000660 1,523566 0,999387334

Tabel 2. Waktu 100 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 86,03532 0 1 1,521 0,001 0,0010000 1,522000 1

10 86,03532 0,1162313 0,86635 1,521 0,001 0,0008664 1,521866 0,999912188

20 86,03532 0,2324627 0,74070 1,521 0,001 0,0007407 1,521741 0,999829632

30 86,03532 0,3486940 0,67137 1,521 0,001 0,0006714 1,521671 0,999784080

40 86,03532 0,4649253 0,47950 1,521 0,001 0,0004795 1,521480 0,999658016

50 86,03532 0,5811567 0,39614 1,521 0,001 0,0003961 1,521396 0,999603246

60 86,03532 0,6973880 0,32220 1,521 0,001 0,0003222 1,521322 0,999554665

70 86,03532 0,8136193 0,25790 1,521 0,001 0,0002579 1,521258 0,999512418

80 86,03532 0,9298507 0,20309 1,521 0,001 0,0002031 1,521203 0,999476406

90 86,03532 1,0460820 0,15730 1,521 0,001 0,0001573 1,521157 0,999446321

100 86,03532 1,1623133 0,08969 1,521 0,001 0,0000897 1,521090 0,999401899

Tabel 3. Waktu 225 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 102,8861 0 1 1,525 0,0015 0,00150000 1,52650000 1

10 102,8861 0,0971949 0,88865 1,525 0,0015 0,00133298 1,52633298 0,999890583

20 102,8861 0,1943897 0,78381 1,525 0,0015 0,00117572 1,52617572 0,999787563

30 102,8861 0,2915846 0,68068 1,525 0,0015 0,00102102 1,52602102 0,999686223

40 102,8861 0,3887794 0,57161 1,525 0,0015 0,00085742 1,52585742 0,999579047

50 102,8861 0,4859743 0,47950 1,525 0,0015 0,00071925 1,52571925 0,999488536

60 102,8861 0,5831692 0,39614 1,525 0,0015 0,00059421 1,52559421 0,999406623

70 102,8861 0,6803640 0,32220 1,525 0,0015 0,00048330 1,52548330 0,999333967

80 102,8861 0,7775589 0,25790 1,525 0,0015 0,00038685 1,52538685 0,999270783

90 102,8861 0,8747537 0,20309 1,525 0,0015 0,00030464 1,52530464 0,999216924

100 102,8861 0,9719486 0,15730 1,525 0,0015 0,00023595 1,52523595 0,999171929

Tabel 4. Waktu 400 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 102,8861 0 1 1,525 0,0015 0,0015000 1,5265000 1

10 102,8861 0,0971949 0,88865 1,525 0,0015 0,00133298 1,52633298 0,999890583

20 102,8861 0,1943897 0,78381 1,525 0,0015 0,00117572 1,52617572 0,999787563

30 102,8861 0,2915846 0,68068 1,525 0,0015 0,00102102 1,52602102 0,999686223

40 102,8861 0,3887794 0,57161 1,525 0,0015 0,00085742 1,52585742 0,999579047

50 102,8861 0,4859743 0,47950 1,525 0,0015 0,00071925 1,52571925 0,999488536

60 102,8861 0,5831692 0,39614 1,525 0,0015 0,00059421 1,52559421 0,999406623

xlvii

xlvii

70 102,8861 0,6803640 0,32220 1,525 0,0015 0,0004833 1,52548330 0,999333967

80 102,8861 0,7775589 0,25790 1,525 0,0015 0,00038685 1,52538685 0,999270783

90 102,8861 0,8747537 0,20309 1,525 0,0015 0,00030464 1,52530464 0,999216924

100 102,8861 0,9719486 0,15730 1,525 0,0015 0,00023595 1,52523595 0,999171929

Tabel 5. Waktu 625 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 79,6822 0 1 1,525 0,0025 0,00250000 1,5275000 1

10 79,6822 0,1254985 0,86079 1,525 0,0025 0,00215198 1,52715198 0,99977216

20 79,6822 0,2509971 0,72473 1,525 0,0025 0,00181183 1,52681183 0,999549476

30 79,6822 0,3764956 0,57161 1,525 0,0025 0,00142903 1,52642903 0,999298871

40 79,6822 0,5019942 0,47950 1,525 0,0025 0,00119875 1,52619875 0,999148118

50 79,6822 0,6274927 0,39614 1,525 0,0025 0,00099035 1,52599035 0,999011686

60 79,6822 0,7529913 0,25790 1,525 0,0025 0,00064475 1,52564475 0,998785434

70 79,6822 0,8784898 0,20309 1,525 0,0025 0,00050773 1,52550773 0,998695728

80 79,6822 1,0039883 0,15730 1,525 0,0025 0,00039325 1,52539325 0,998620786

90 79,6822 1,1294869 0,11979 1,525 0,0025 0,00029948 1,52529948 0,998559394

100 79,6822 1,2549854 0,06599 1,525 0,0025 0,00016498 1,52516498 0,998471342

Tabel 6. Waktu 900 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 76,03968 0 1 1,525 0,003 0,00300000 1,528 1

10 76,03968 0,1315103 0,85524 1,525 0,003 0,00256572 1,52756572 0,999715785

20 76,03968 0,2630206 0,70889 1,525 0,003 0,00212667 1,52712667 0,999428449

30 76,03968 0,3945309 0,57161 1,525 0,003 0,00171483 1,52671483 0,999158920

40 76,03968 0,5260411 0,47950 1,525 0,003 0,00143850 1,52643850 0,998978076

50 76,03968 0,6575514 0,32220 1,525 0,003 0,00096660 1,52596660 0,998669241

60 76,03968 0,7890617 0,25790 1,525 0,003 0,00077370 1,52577370 0,998542997

70 76,03968 0,9205720 0,20309 1,525 0,003 0,00060927 1,52560927 0,998435386

80 76,03968 1,0520823 0,11979 1,525 0,003 0,00035937 1,52535937 0,998271839

90 76,03968 1,1835926 0,08969 1,525 0,003 0,00026907 1,52526907 0,998212742

100 76,03968 1,3151029 0,06599 1,525 0,003 0,00019797 1,52519797 0,998166211

C. Untuk kaca soda-lime yang didifusi dengan konsentrasi 20% AgNO3 pada suhu

3000C

Tabel 1. Waktu 25 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 72,92554 0 1 1,5245 0,0005 0,0005000 1,525000 1

10 72,92554 0,1371262 0,84416 1,5245 0,0005 0,0004221 1,524922 0,9999489

20 72,92554 0,2742523 0,69839 1,5245 0,0005 0,0003492 1,524849 0,9999011

30 72,92554 0,4113785 0,57161 1,5245 0,0005 0,0002858 1,524786 0,9998595

40 72,92554 0,5485047 0,39614 1,5245 0,0005 0,0001981 1,524698 0,9998020

xlviii

xlviii

50 72,92554 0,6856309 0,32220 1,5245 0,0005 0,0001611 1,524661 0,9997778

60 72,92554 0,8227570 0,25790 1,5245 0,0005 0,0001290 1,524629 0,9997567

70 72,92554 0,9598832 0,15730 1,5245 0,0005 0,0000787 1,524579 0,9997237

80 72,92554 1,0970094 0,11979 1,5245 0,0005 0,0000599 1,524560 0,9997114

90 72,92554 1,2341355 0,08969 1,5245 0,0005 0,0000448 1,524545 0,9997015

100 72,92554 1,3712617 0,04771 1,5245 0,0005 0,0000239 1,524524 0,9996878

Tabel 2. Waktu 100 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 72,92554 0 1 1,5245 0,0005 0,0005000 1,525000 1

10 72,92554 0,1371262 0,84416 1,5245 0,0005 0,0004221 1,524922 0,9999489

20 72,92554 0,2742523 0,69839 1,5245 0,0005 0,0003492 1,524849 0,9999011

30 72,92554 0,4113785 0,57161 1,5245 0,0005 0,0002858 1,524786 0,9998595

40 72,92554 0,5485047 0,39614 1,5245 0,0005 0,0001981 1,524698 0,9998020

50 72,92554 0,6856309 0,32220 1,5245 0,0005 0,0001611 1,524661 0,9997778

60 72,92554 0,822757 0,25790 1,5245 0,0005 0,0001290 1,524629 0,9997567

70 72,92554 0,9598832 0,15730 1,5245 0,0005 0,0000787 1,524579 0,9997237

80 72,92554 1,0970094 0,11979 1,5245 0,0005 0,0000599 1,524560 0,9997114

90 72,92554 1,2341355 0,08969 1,5245 0,0005 0,0000448 1,524545 0,9997015

100 72,92554 1,3712617 0,04771 1,5245 0,0005 0,0000239 1,524524 0,9996878

Tabel 3. Waktu 225 Menit

x d x/d erfc ns

0 81,02838 0 1 1,5245 0,0005 0,0005 1,525000 1

10 81,02838 0,1234135 0,86079 1,5245 0,0005 0,0004304 1,524930 0,9999544

20 81,02838 0,2468271 0,72473 1,5245 0,0005 0,0003624 1,524862 0,9999097

30 81,02838 0,3702406 0,57161 1,5245 0,0005 0,0002858 1,524786 0,9998595

40 81,02838 0,4936542 0,47950 1,5245 0,0005 0,0002398 1,524740 0,9998293

50 81,02838 0,6170677 0,39614 1,5245 0,0005 0,0001981 1,524698 0,9998020

60 81,02838 0,7404813 0,32220 1,5245 0,0005 0,0001611 1,524661 0,9997778

70 81,02838 0,8638948 0,20309 1,5245 0,0005 0,0001015 1,524602 0,9997387

80 81,02838 0,9873084 0,15730 1,5245 0,0005 0,0000787 1,524579 0,9997237

90 81,02838 1,1107219 0,11979 1,5245 0,0005 0,0000599 1,524560 0,9997114

100 81,02838 1,2341355 0,08969 1,5245 0,0005 0,0000448 1,524545 0,9997015

Tabel 4. Waktu 400 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 57,28163 0 1 1,525 0,001 0,001000 1,5260000 1

10 57,28163 0,174576 0,80563 1,525 0,001 0,000806 1,52580563 0,9998726

20 57,28163 0,3491521 0,57161 1,525 0,001 0,000572 1,52557161 0,9997193

30 57,28163 0,5237281 0,47950 1,525 0,001 0,000480 1,5254795 0,9996589

40 57,28163 0,6983042 0,32220 1,525 0,001 0,000322 1,5253222 0,9995558

50 57,28163 0,8728802 0,20309 1,525 0,001 0,000203 1,52520309 0,9994778

60 57,28163 1,0474562 0,15730 1,525 0,001 0,000157 1,5251573 0,9994478

xlix

xlix

70 57,28163 1,2220323 0,08969 1,525 0,001 0,000090 1,52508969 0,9994035

80 57,28163 1,3966083 0,04771 1,525 0,001 0,000048 1,52504771 0,9993760

90 57,28163 1,5711843 0,02365 1,525 0,001 0,000024 1,52502365 0,9993602

100 57,28163 1,7457604 0,01621 1,525 0,001 0,000016 1,52501621 0,9993553

Tabel 5. Waktu 625 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 46,75111 0 1 1,526 0,0015 0,001500 1,5275000 1

10 46,75111 0,2138987 0,76216 1,526 0,0015 0,001143 1,52714324 0,9997664

20 46,75111 0,4277973 0,57161 1,526 0,0015 0,000857 1,52685742 0,9995793

30 46,75111 0,641696 0,39614 1,526 0,0015 0,000594 1,52659421 0,9994070

40 46,75111 0,8555947 0,20309 1,526 0,0015 0,000305 1,52630464 0,9992174

50 46,75111 1,0694933 0,11979 1,526 0,0015 0,000180 1,52617969 0,9991356

60 46,75111 1,283392 0,06599 1,526 0,0015 0,000099 1,52609899 0,9990828

70 46,75111 1,4972907 0,03389 1,526 0,0015 0,000051 1,52605084 0,9990513

80 46,75111 1,7111893 0,01621 1,526 0,0015 0,000024 1,52602432 0,9990339

90 46,75111 1,925088 0,00721 1,526 0,0015 0,000011 1,52601082 0,9990251

100 46,75111 2,1389866 0,00298 1,526 0,0015 0,000004 1,52600447 0,9990209

Tabel 6. Waktu 900 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 54,32877 0 1 1,525 0,0025 0,002500 1,5275 1

10 54,32877 0,1840645 0,79470 1,525 0,0025 0,001987 1,52698675 0,999664

20 54,32877 0,3681291 0,57161 1,525 0,0025 0,001429 1,52642903 0,9992989

30 54,32877 0,5521936 0,39614 1,525 0,0025 0,000990 1,52599035 0,9990117

40 54,32877 0,7362582 0,32220 1,525 0,0025 0,000806 1,5258055 0,9988907

50 54,32877 0,9203227 0,20309 1,525 0,0025 0,000508 1,52550773 0,9986957

60 54,32877 1,1043872 0,11979 1,525 0,0025 0,000299 1,52529948 0,9985594

70 54,32877 1,2884518 0,06599 1,525 0,0025 0,000165 1,52516498 0,9984713

80 54,32877 1,4725163 0,03389 1,525 0,0025 0,000085 1,52508473 0,9984188

90 54,32877 1,6565809 0,00162 1,525 0,0025 0,000004 1,52500405 0,9983660

100 54,32877 1,8406454 0,01091 1,525 0,0025 0,000027 1,52502728 0,9983812

D. Untuk kaca soda-lime yang didifusi dengan konsentrasi 20% AgNO3 pada suhu

3150C

Tabel 1. Waktu 25 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 80,98855 0 1 1,526 0,0005 0,0005 1,526500 1

10 80,98855 0,1234742 0,86079 1,526 0,0005 0,0004304 1,526430 0,9999544

20 80,98855 0,2469485 0,72473 1,526 0,0005 0,0003624 1,526362 0,9999098

30 80,98855 0,3704227 0,57161 1,526 0,0005 0,0002858 1,526286 0,9998597

l

l

40 80,98855 0,4938970 0,47950 1,526 0,0005 0,0002398 1,526240 0,9998295

50 80,98855 0,6173712 0,39614 1,526 0,0005 0,0001981 1,526198 0,9998022

60 80,98855 0,7408455 0,32220 1,526 0,0005 0,0001611 1,526161 0,9997780

70 80,98855 0,8643197 0,20309 1,526 0,0005 0,0001015 1,526102 0,9997390

80 80,98855 0,987794 0,15730 1,526 0,0005 0,0000787 1,526079 0,9997240

90 80,98855 1,1112682 0,11979 1,526 0,0005 0,0000599 1,526060 0,9997117

100 80,98855 1,2347424 0,08969 1,526 0,0005 0,0000448 1,526045 0,9997018

Tabel 2. Waktu 100 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 57,28163 0 1 1,525 0,001 0,001 1,526000 1

10 57,28163 0,174576 0,80563 1,525 0,001 0,0008056 1,525806 0,9998726

20 57,28163 0,3491521 0,67137 1,525 0,001 0,0006714 1,525671 0,9997846

30 57,28163 0,5237281 0,47950 1,525 0,001 0,0004795 1,525480 0,9996589

40 57,28163 0,6983042 0,32220 1,525 0,001 0,0003222 1,525322 0,9995558

50 57,28163 0,8728802 0,20309 1,525 0,001 0,0002031 1,525203 0,9994778

60 57,28163 1,0474562 0,15730 1,525 0,001 0,0001573 1,525157 0,9994478

70 57,28163 1,2220323 0,08969 1,525 0,001 0,0000897 1,525090 0,9994035

80 57,28163 1,3966083 0,04771 1,525 0,001 0,0000477 1,525048 0,9993760

90 57,28163 1,5711843 0,02365 1,525 0,001 0,0000237 1,525024 0,9993602

100 57,28163 1,7457604 0,01621 1,525 0,001 0,0000162 1,525016 0,9993553

Tabel 3. Waktu 225 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 57,30041 0 1 1,524 0,001 0,001000 1,525 1

10 57,30041 0,1745188 0,80563 1,524 0,001 0,000806 1,52480563 0,9998725

20 57,30041 0,3490376 0,67137 1,524 0,001 0,000671 1,52467137 0,9997845

30 57,30041 0,5235565 0,47950 1,524 0,001 0,000480 1,52447950 0,9996587

40 57,30041 0,6980753 0,32220 1,524 0,001 0,000322 1,52432220 0,9995555

50 57,30041 0,8725941 0,20309 1,524 0,001 0,000203 1,52420300 0,9994774

60 57,30041 1,0471129 0,15730 1,524 0,001 0,000157 1,52415730 0,9994474

70 57,30041 1,2216317 0,08969 1,524 0,001 0,000090 1,52408969 0,9994031

80 57,30041 1,3961506 0,04771 1,524 0,001 0,000048 1,52404771 0,9993755

90 57,30041 1,5706694 0,02365 1,524 0,001 0,000024 1,52402365 0,9993598

100 57,30041 1,7451882 0,01621 1,524 0,001 0,000016 1,52401621 0,9993549

Tabel 4. Waktu 400 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 46,75876 0 1 1,5255 0,0015 0,001500 1,527 1

10 46,75876 0,2138637 0,76216 1,5255 0,0015 0,001143 1,52664324 0,9997664

20 46,75876 0,4277273 0,57161 1,5255 0,0015 0,000857 1,52635742 0,9995792

30 46,75876 0,641591 0,39614 1,5255 0,0015 0,000594 1,52609421 0,9994068

40 46,75876 0,8554547 0,20309 1,5255 0,0015 0,000305 1,52580464 0,9992172

50 46,75876 1,0693183 0,11979 1,5255 0,0015 0,000180 1,52567969 0,9991354

60 46,75876 1,2831820 0,06599 1,5255 0,0015 0,000099 1,52559899 0,9990825

li

li

70 46,75876 1,4970457 0,03389 1,5255 0,0015 0,000051 1,52555084 0,9990510

80 46,75876 1,7109094 0,01621 1,5255 0,0015 0,000024 1,52552432 0,9990336

90 46,75876 1,924773 0,00721 1,5255 0,0015 0,000011 1,52551082 0,9990248

100 46,75876 2,1386367 0,00298 1,5255 0,0015 0,000004 1,52550447 0,9990206

Tabel 5. Waktu 625 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 46,75111 0 1 1,526 0,0015 0,001500 1,5275 1

10 46,75111 0,2138987 0,76216 1,526 0,0015 0,001143 1,52714324 0,9997664

20 46,75111 0,4277973 0,57161 1,526 0,0015 0,000857 1,52685742 0,9995793

30 46,75111 0,6416960 0,39614 1,526 0,0015 0,000594 1,52659421 0,9994070

40 46,75111 0,8555947 0,20309 1,526 0,0015 0,000305 1,52630464 0,9992174

50 46,75111 1,0694933 0,11979 1,526 0,0015 0,000180 1,52617969 0,9991356

60 46,75111 1,283392 0,06599 1,526 0,0015 0,000099 1,52609899 0,9990828

70 46,75111 1,4972907 0,03389 1,526 0,0015 0,000051 1,52605084 0,9990513

80 46,75111 1,7111893 0,01621 1,526 0,0015 0,000024 1,52602432 0,9990339

90 46,75111 1,9250880 0,00721 1,526 0,0015 0,000011 1,52601082 0,9990251

100 46,75111 2,1389866 0,00298 1,526 0,0015 0,000004 1,52600447 0,9990209

Tabel 6. Waktu 900 Menit

X h x/h erfc ns Δn Δn(x) n(x) ternormalisasi

0 64,77493 0 1 1,526 0,002 0,002 1,528 1

10 64,77493 0,1543807 0,82759 1,526 0,002 0,001655 1,52765518 0,9997743

20 64,77493 0,3087614 0,67137 1,526 0,002 0,001343 1,52734274 0,9995699

30 64,77493 0,4631421 0,47950 1,526 0,002 0,000959 1,526959 0,9993187

40 64,77493 0,6175229 0,39614 1,526 0,002 0,000792 1,52679228 0,9992096

50 64,77493 0,7719036 0,25790 1,526 0,002 0,000516 1,5265158 0,9990287

60 64,77493 0,9262843 0,15730 1,526 0,002 0,000315 1,5263146 0,9988970

70 64,77493 1,0806650 0,11979 1,526 0,002 0,000240 1,52623958 0,9988479

80 64,77493 1,2350457 0,08969 1,526 0,002 0,000179 1,52617938 0,9988085

90 64,77493 1,3894264 0,04771 1,526 0,002 0,000095 1,52609542 0,9987535

100 64,77493 1,5438071 0,03389 1,526 0,002 0,000068 1,52606778 0,9987355

lii

lii

Lampiran 7

Fungsi Error

Tabel fungsi error dan fungsi error komplemen,

liii

liii

liv

liv

DAFTAR PUSTAKA

Almeida, R. M., 2005, Optical and Photonic Glasses, IMI for New Functionality

in Glass, Lehigh University.

Bahtiar, A., Fitrilawati., Yuliah , Y., Joni, M., 2006, Fabrikasi Dan Karakterisasi

Pandu Gelombang Planar Polimer Terkonjugasi, FMIPA, Universitas

Padjajaran.

David h. Stealin, 1997, Electromagnetic waves. Prentice Hall.New Jerssey.

Hendayana, S., 1994, Analitik Instrumen Kimia, IKIP semarang Press, Semarang.

Hendriyana, Y.F., 2006, Mengenal Komunikasi Serat Optik, ISP Terasnet

Wireless Internet. http://yulian.firdaus.or.id/2006/11/21/fiber-optik/,

[akses: 10 Juli 2009].

Keiser, G., 2000, Optical Fiber Communications, Third Edition, The Mc Graw-

Hill Companies Inc., USA.

Malcom, P.S., 2001, Kimia Polimer, Pradnya Paramita, Jakarta.

Moller, 1976, Optics. University Science Books. Mill Valley. California

Najafi, I. S., 1992, Introduction to Glass Integrated Optics, Artech House Inc.,

Boston London.

Pedrotti, F. L. and Pedrotti, L. S., 1993, Introduction to Opticcs, Second Edition,

Prentice-Hall International Inc., USA.

Rogozinski, r. and p. Karasinski., 2005, Optical waveguides produced in ion

exchange process from the solutions of AgNO3-NaNO3 for planar

chemical amplitude sensors, Institute of Physics, Silesian.

OPTO-ELECTRONICS REVIEW 13(3), 229.238

Riyanto, S., 2008, fabrikasi dan karakterisasi sifat optik lapisan tipis berpola

graded index pada kaca mikroskop slides hasil pertukaran ion ag+-na+ ,

Skripsi S-1 Fisika FMIPA UNS, Surakarta

Salavcova, 2004, Planar Optical Waveguide In Newly Developed Er: Silicate

Glasses: A Comparative Study Of K+ And Ag + Ion Exchange,

Tcheque Republique. Letters. Vol.49, N1pp.53-57

lv

lv

Shelby, J. E., 1997, Introduction to Glass Science and Technology, The Royal

Chemistry, USA.

TED PELLA. INC., 2001, Soda Lime Glass 0215 Corning Glass Slides,

http://www.tedpella.com. [akses: 28 desember 2009].

Thomas, S.W., 1997, Optoelektronika, Andi Ofset, Yogyakarta.

Tien, 1969, Modes Propagating Light Waves in Thin deposited semikoductor

Films. Applied Physics Letters, Vol. 14, p.291-294

Tim Elektron HME-ITB, 2005, Sistem komunikasi serat optic,.

http://www.elektroindonesia.com/elektro/el0400b.html

[akses:14 juni 2009].

Urban, B., 2002, Frustrated Total Internal Reflection, Physics Department,

The College of Wooster, Wooster, Ohio 4469,

http://www.wooster.edu/physics/JrIS/Files/Becky.pdf

Yliniemi, S., 2007, Studies on passive and active ion-exchanged Glass waveguides and devices, Dissertations Department of Electrical and Communications Engineering Micro and Nanosciences Laboratory, Helsinki.

Yudistira, D., 2001, Metode Karakterisasi Prisma Kopling dan penerapannya

pada Penentuan ketebalan dan Indeks Bias PPMA, ITB, Bandung.

lvi

lvi