halaman judul - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan...

49
i TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN PUBLIK BUS RAPID TRANSIT (BRT) TRANS SEMARANG JURUSAN MANGKANG PENGGARON SKRIPSI Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan HALAMAN JUDUL Oleh Ignathius Harris Christanto 1401412236 JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: hoangnhu

Post on 25-Apr-2019

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

i

TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN

PUBLIK BUS RAPID TRANSIT (BRT) TRANS SEMARANG JURUSAN

MANGKANG PENGGARON

SKRIPSI

Diajukan dalam Rangka Penyelesaian Studi Strata 1 untuk Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

HALAMAN JUDUL

Oleh

Ignathius Harris Christanto

1401412236

JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

ii

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia

Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Eko Handoyo, M.Si. Puji Lestari, S.Pd., M.Si.

NIP. 19640608 198803 1 001 NIP. 19770715 200112 2 008

Mengetahui,

Ketua Jurusan Politik dan Kewarganegaraan

Drs. Tijan, M.Pd

NIP. 196211201987021001

Page 3: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

iii

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang pada :

Hari :

Tanggal :

Penguji I

Andi Suhardiyanto, S.Pd., M.Si.

NIP. 19761011200604 1 002

Penguji II Penguji III

Dr. Eko Handoyo, M.Si. Puji Lestari, S.Pd., M.Si.

NIP. 19640608 198803 1 001 NIP. 19770715 200112 2 008

Mengetahui,

Dekan FIS UNNES

Drs. Moh. Solehatul Mustofa MA

NIP. 196308021988031001

Page 4: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

iv

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar

hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian

atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di dalam skripsi

ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Agustus 2016

Ignathius Harris Christanto

NIM: 3301411061

Page 5: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

v

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Masa depan menjadi milik orang -orang yang percaya akan keindahan mimpi-

mimpi mereka .”

(Eleanor Roosevelt)

Skripsi ini dipersembahkan :

Untuk orang tua yang telah memberi doa dan dukungan,

Dosen pembimbing yang telah membimbing saya,

Semua dosen PKn yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat,

Seluruh keluarga besar saya yang selalu memberi semangat,

Sylvia Ratriasari Wibowo yang selalu memberi perhatian dan saran

Ibnu, Bela, Aries, dan teman-teman PKn 2011 yang telah berjuang bersama,

Dan semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Page 6: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

vi

vi

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas limpahan rahmatNya penulisan skripsi yang berjudul “Tingkat Kepuasan

Masyarakat Terhadap Pelayanan Publik Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang

Jurusan Mangkang - Penggaron” telah dapat terselesaikan.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh

derajat Sarjana S-1 pada Program Studi Pendidikan Pancasila dan

Kewarganegaraan (PPKn), Universitas Negeri Semarang.

Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan banyak-banyak terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Drs. Moh. Solehatul Mustofa M. A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Tijan, M.Si., Ketua jurusan Politik dan Kewarganegaraan Fakultas

Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

4. Dr. Eko Handoyo, M.Si., dosen pembimbing I.

5. Puji Lestari, S.Pd, M.Si., dosen pembimbing II.

6. Seluruh dosen dan staf Prodi PPkn.

7. Bapak Joko Umboro Jati, SE., S.Sit, Kepala BLU UPTD Terminal

Mangkang.

8. Bapak Sandy Wicaksono, ST., Manager Operasional BLU UPTD

Terminal Mangkang.

Page 7: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

vii

vii

9. Bapak Donal Dwi Hermawan, SE., Plh. Manager Pengelola Keuangan

BLU UPTD Terminal Mangkang.

10. Bapak Pitono, Kepala Divisi Operasional BLU BRT Trans Semarang.

11. Bapak, Ibu, Adik, dan segenap keluarga besar penulis.

12. Teman-teman PPKn angkatan 2011.

13. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih terdapat kekurangan

dan keterbatasan kemampuan dan ilmu pengetahuan yang penulis miliki. Dengan

demikian penulis menghargai setiap kritik dan saran dari pembaca demi

kesempurnaan skripsi ini. Penulis mengharapkan semoga skripsi ini dapat

bermanfaat bagi pembaca.

Semarang, Mei 2016

Penyusun

Page 8: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

viii

viii

SARI

Christanto, Ignathius Harris. 2016. Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap

Pelayanan Publik Bus Rapid Transit (BRT)Trans Semarang Jurusan Mangkang-

Penggaron. Skripsi. Jurusan Politik dan Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial.

Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Dr. Eko Handoyo, M.Si.

Pembimbing II Puji Lestari, S.Pd, M.Si. 131 halaman.

Kata kunci: Kepuasan Masyarakat, Pelayanan, Bus Rapid Transit.

Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia. Sebagai pusat

dari Jawa Tengah, Semarang merupakan salah satu tujuan dari mobilitas

penduduk khususnya dari Jawa Tengah sendiri. Kebutuhan akan sarana

transportasi yang memadai wajib dilaksanakan oleh Pemerintah Kota Semarang.

Mengacu pada hal tersebut Pemerintah Kota Semarang mengadakan suatu sistem

transportasi massal yang dinamakan Bus Rapid Transit Trans Semarang. BRT

Trans Semarang mengadakan pelayanan publik dalam bidang transportasi.

Tingkat kepuasan masyarakat merupakan penentu keberhasilan suatu pelayanan

publik. Untuk mengetahui tingkat kepuasan masyarakat maka perlu diukur guna

evaluasi dan meningkatkan pelayanan publik. Salah satu cara untuk mengetahui

tingkat kepuasan masyarakat adalah dengan menyusun Indeks Kepuasan

Masyarakat (IKM) sebagai tolok ukur terhadap optimalisasi kinerja pelayanan

publik oleh aparatur pemerintah.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepuasan

masyarakat atas pelayanan yang diberikan oleh Trans Semarang Jurusan

Mangkang-Penggaron yang diukur berdasarkan Kep. MENPAN No. 25 Tahun

2004 dan mengetahui kendala yang dihadapi oleh Bus Rapid Transit Trans

Semarang Jurusan Mangkang-Penggaron dalam memberikan pelayanan.

Metode penelitian yang digunakan berupa metode penelitian kuantitatif

dan kualitatif. Lokasi penelitian pada Kantor Pengelola Bus BRT Trans

Semarang. Subjek penelitian adalah masyarakat pengguna jasa BRT Trans

Semarang Jurusan Mangkang-Penggaron dan Kepala Divisi Operasional BRT

Trans Semarang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner,

wawancara, dan dokumentasi .

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keempat belas unsur dikategorikan

dalam penilaian puas dengan skor sebesar 77 tetapi masih terdapat pula kendala

dalam melakukan pelayanan diantaranya yaitu (1) lokasi shelter yang tidak

strategis, (2) upaya bus dan angkota setempat yang melakukan perang tarif, (3)

masih kurangnya kesadaran masyarakat Semarang akan pentingnya transportasi

yang mengedepankan keselamatan, keamanan, dan kenyamanan, (4) armada yang

belum dilakukan peremajaan. Saran dalam penelitian ini adalah (1) peremajaan

armada, (2) pemberian sanksi bagi pengguna jalan yang berhenti secara

sembarangan di halte – halte BRT.

Page 9: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

ix

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ............................................................................ iii

PERNYATAAN ..................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v

PRAKATA ............................................................................................................. vi

SARI ..................................................................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ix

Daftar Tabel ........................................................................................................... xi

Daftar Gambar ....................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian......................................................................................... 7

E. Batasan Istilah ................................................................................................. 8

BAB II ................................................................................................................... 10

TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 10

A. Kajian Pustaka ............................................................................................. 10

1. Pelayanan Publik ....................................................................................... 10

2. Kepuasan Masyarakat ............................................................................... 17

3 Permasalahan Dalam Pelayanan BRT Trans Semarang ............................ 23

BAB III ................................................................................................................. 34

METODE PENELITIAN ...................................................................................... 34

A. Pendekatan Penelitian ................................................................................. 34

B. Lokasi Penelitian ......................................................................................... 34

Page 10: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

x

x

C. Fokus Penelitian .......................................................................................... 35

D. Jenis dan Sumber Data ................................................................................ 35

E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 35

F. Populasi dan Sampel .................................................................................... 38

G. Metode Analisis Data .................................................................................. 39

1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas .............................................................. 39

2. Penilaian Indeks Kepuasan Masyarakat .................................................... 39

BAB IV ................................................................................................................. 41

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................................... 41

A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 41

1. Deskripsi Lokasi Penelitian ................................................................ 41

2. Tingkat Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Bus Rapid Transit

(BRT) Jurusan Mangkang-Penggaron........................................................... 46

3. Kendala yang dihadapi oleh Trans Semarang Jurusan Mangkang -

Penggaron dalam Memberikan Pelayanan .................................................... 65

B. Pembahasan .................................................................................................. 67

BAB V ................................................................................................................... 70

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 70

A. Kesimpulan ............................................................................................. 70

B. Saran ....................................................................................................... 71

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 72

LAMPIRAN - LAMPIRAN .................................................................................. 73

Page 11: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

xi

xi

Daftar Tabel

Tabel 1 : Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM, Mutu Pelayanan

dan Kinerja Unit Pelayanan .................................................................. 40

Tabel 2 : Pemahaman tentang Kemudahan Prosedur pelayanan .......................... 47

Tabel 3 : Pemahaman Kesesuaian Persyaratan Pelayanan .................................... 48

Tabel 4 : Pemahaman tentang Kemudahan Prosedur Pelayanan .......................... 49

Tabel 5 : Kedisiplinan Petugas Pelayanan ............................................................ 50

Tabel 6 : Tanggung Jawab Petugas Pelayanan .................................................... 51

Tabel 7 : Kemampuan Petugas Pelayanan ............................................................ 52

Tabel 8 : Kecepatan Pelayanan ............................................................................. 53

Tabel 9 : Keadilan Mendapatkan Pelayanan ......................................................... 54

Tabel 10 : Kesopanan dan Keramahan Petugas .................................................... 55

Tabel 11 : Kewajaran Biaya Pelayanan ................................................................ 57

Tabel 12 : Kepastian Biaya Pelayanan .................................................................. 58

Tabel 13 : Kepastian Jadwal Pelayanan ................................................................ 59

Tabel 14 : Kenyamanan Lingkungan .................................................................... 60

Tabel 15 : Keamanan Pelayanan ........................................................................... 61

Tabel 16: Tingkat Kepuasan Pelanggan Trans Semarang Jurusan Mangkang-

Penggaron .............................................................................................. 62

Tabel 17 : Hasil Pengukuran Kinerja Secara Keseluruhan ................................... 63

Page 12: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

xii

xii

Daftar Gambar

Gambar 1: Kerangka Berpikir ............................................................................... 33

Gambar 2 : Rute BRTKoridor I, II, III, dan IV ..................................................... 41

Gambar 3 : Pengisian Angket oleh Pengguna BRT Trans Semarang ................. 107

Gambar 4 : Pengisian Angket oleh Pengguna BRT Trans Semarang ................. 107

Gambar 5 : Interior BRT Trans Semarang Jurusan Mangkang-Penggaron ........ 108

Gambar 6 : Shelter BRT Trans Semarang .......................................................... 108

Gambar 7 : Wawancara Kepala Divisi Operasional BLU BRT Trans Semarang109

Page 13: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

xiii

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ......................................................................... 744

Lampiran 2 Surat sudah melakukan penelitian ..................................................... 77

Lampiran 3 Struktur Organisasi ............................................................................ 78

Lampiran 4 Daftar pegawai ................................................................................... 79

Lampiran 5 Format kuesioner IKM ...................................................................... 94

Lampiran 6 analisis IKM ...................................................................................... 97

Lampiran 7 Pedoman wawancara ....................................................................... 102

Lampiran 8 Hasil wawancara .............................................................................. 103

Lampiran 9 Foto dokumentasi ............................................................................ 107

Page 14: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semarang merupakan salah satu kota besar di Indonesia, sebagai

pusat dari Jawa Tengah, Semarang merupakan salah satu tujuan dari

mobilitas penduduk khususnya dari Jawa Tengah sendiri. Sebagai pusat

dari suatu provinsi, Semarang memiliki banyak potensi baik dari sektor

pariwisata, industri, dan pendidikan. Karena potensi yang dimiliki itulah

Semarang juga memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Hal ini

memicu terjadinya beberapa masalah di Kota Semarang, salah satunya

adalah kemacetan lau lintas.

Terjadinya penumpukan kendaraan pada jam-jam sibuk membuat

Pemerintah Kota Semarang memutar otak untuk mengurai kemacetan

supaya tidak menjadi kota yang semrawut. Untuk mencegah terjadinya

kesemrawutan dan kemacetan di jalan-jalan di Kota Semarang dan untuk

mewujudkan suatu sistem transportasi yang aman dan nyaman bagi

masyarakat maka Pemerintah Kota Semarang melalui Dinas Perhubungan

mengajukan penyelenggaran Bus Rapid Transit (BRT) atau yang lebih

dikenal dengan busway yang saat ini sudah banyak diterapkan di berbagai

kota di Indonesia. Bus Rapid Transit atau BRT adalah suatu sistem bus

yang cepat, nyaman, aman dan tepat waktu dari infrastruktur, kendaraan

Page 15: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

2

maupun jadwal. Bus Rapid Transit memiliki sistem operasional yang

berbeda daripada bus-bus angkutan lainnya, Bus Rapid Transit tidak dapat

menaikkan atau menurunkan penumpang di sembarang tempat, artinya

bahwa Bus Rapid Transit memiliki halte atau shelter khusus. Dalam

keberangkatan, Bus Rapid Transit juga sudah terjadwal dan diatur

sedemikian rupa sehingga penumpang tidak perlu lama menunggu atau

khawatir perjalanan menjadi lama, selain itu Bus Rapid Transit dapat

menggunakan jalur khusus Busway sehingga perjalanan tidak akan

terganggu dari kemacetan.

Angkutan massal Bus Rapid Transit (BRT) di Semarang mulai

dikenalkan pada 2 Mei 2009 dalam rangka memperingati HUT Kota

Semarang yang ke-462 di Balai Kota Semarang, namun setelah itu tidak

tedengar lagi beritanya. Setelah sekian lama tak terdengar akhirnya Bus

Rapid Transit Trans Semarang resmi diluncurkan pada tanggal 18

September 2009 dengan rute pertama yaitu jurusan Mangkang -

Penggaron. Dengan berpedoman pada UU RI Nomor 22 Tahun 2009

tentang Lalu Lintas dan Angkutan jalan pasal 141 ayat 1 yang berbunyi “

Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan minimal

yang meliputi : keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan,

kesetaraan, dan keteraturan.” Trans Semarang berusaha untuk memenuhi

standar pelayanan yang sudah ditetapkan. Dalam standar keamanan Bus

Trans Semarang dilengkapi dengan kamera keamanan atau yang lebih

dikenal dengan CCTV (Close Camera Television) yang dapat merekam

Page 16: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

3

segala situasi dan kondisi yang terjadi di dalam bus. Untuk segi

keselamatan Bus Trans Semarang memiliki palu pemecah kaca yang bisa

digunakan dalam keadaan darurat, dan kondisi bus yang layak sesuai

dengan standar kemanan. Dalam segi kenyamanan Trans Semarang sudah

dilengkapi dengan Air Conditioner (AC) sebagai penyejuk didalam bus,

pintu otomatis dengan pijakan kaki sehingga penumpang tidak perlu

bersusah payah dalam menaiki bus, selain kursi penumpang pada

umumnya disediakan juga kursi untuk penyandang cacat dan pegangan

untuk penumpang yang berdiri. Untuk standar keterjangkauan Bus Trans

Semarang memasang tarif jauh-dekat bagi pelajar adalah seribu rupiah dan

bagi umum adalah tiga ribu lima ratus rupiah. Dalam pelayanan tiketnya,

Bus Trans Semarang jurusan Mangkang-Penggaron menggunakan sistem

karcis manual dan tiket elektronik atau yang biasa disebut dengan sistem

E-Ticketing. Dengan adanya Bus Trans Semarang jurusan Mangkang-

Penggaron ini adalah bentuk upaya Pemerintah Kota Semarang untuk

membuat Semarang setara dengan kota-kota besar di Indonesia. Standar

yang terakhir adalah keteraturan, hal ini dapat dilihat dari sistem halte atau

shelter, dengan adanya halte atau shelter khusus bagi Bus Rapid Transit

Semarang jurusan Mangkang-Penggaron maka penumpang tidak bisa naik

ataupun turun di sembarang tempat sehingga tidak menambah kemacetan

di jalan. Dalam keberangkatan bus dari terminal juga sudah diatur setiap

sepuluh menit ada satu bus yang berangkat sehingga tidak terjadi aksi

Page 17: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

4

perebutan penumpang yang dapat membahayakan keselamatan

penumpang dan pengguna jalan yang lain.

Kehadiran Trans Semarang ini jelas memberikan dampak bagi

masyarakat baik penumpang, pengguna jalan, maupun sesama angkutan

umum. Berdasarkan data dari Tabel Load Factor BRT Trans Semarang

Koridor 1 menunjukkan bahwa angka penumpang Bus Trans Semarang

Jurusan Mangkang-Penggaron dari tahun 2010 sampai 2015 menunjukkan

peningkatan. Pada tahun 2010 tercatat jumlah penumpang mencapai

369.326 orang, tahun 2011 mencapai 1.678.452 orang, di tahun 2012

tercatat 1.823.352 orang, pada tahun 2013 tercatat 2.087.550 orang, tahun

2014 mencapai 2.716.709, dan tahun 2015 mencapai 2.223.386 orang. Hal

ini menunjukkan bahwa antusiasme masyarakat kota Semarang tinggi

terhadap Bus Trans Semarang Jurusan Mangkang-Penggaron. Dalam

memberikan pelayanan terhadap publik Bus Rapid Transit Trans

Semarang masih banyak yang perlu dibenahi, misalnya, dari armada bus

yang belum mengalami peremajaan, halte atau shelter yang minim

perawatan kebersihan sehingga timbul tangan-tangan jahil yang mencoret-

coret dinding halte, belum tersedianya ruangan khusus untuk wanita di

dalam bus, masih terjadi aksi rebutan dan main serobot dari penumpang

yang ingin naik atau turun dari bus, kurang optimalnya pelaksanaan sistem

E-Ticket, jam operasional bus yang tidak 24 jam beroperasi penuh, dan

masih banyak yang lain. Keputusan MENPAN Nomor 63/KEP/M.PAN/7/

2003 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelayanan Publik yang mengatur

Page 18: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

5

bahwa penyelenggaraan pelayanan wajib mengupayakan tersedianya

sarana dan prasarana yang diperlukan serta memberikan akses khusus

berupa kemudahan pelayanan bagi penyandang cacat, lanjut usia, wanita

hamil dan balita. Dalam operasionalnya Bus Rapid Transit Trans

Semarang jurusan Mangkang-Penggaron memang sudah menyediakan

kursi khusus bagi penyandang cacat, lanjut usia, wanita hamil dan balita

namun sampai saat ini banyak penumpang yang tidak tahu bahwa itu

adalah kursi khusus bagi penyandang cacat, lanjut usia, wanita hamil dan

balita, sehingga kursi itu bebas dipakai siapapun dan awak bus tidak

mengingatkan bahwa kursi itu hanya untuk penyandang cacat, lanjut usia,

wanita hamil dan balita. lam jam-jam sibuk Bus Rapid Transit Trans

Semarang jurusan Mangkang-Penggaron ini bisa sangat penuh dan jelas

melebihi kapasitas penumpang dan jelas sekali hal ini membahayakan

keselamatan baik penumpang maupun pengguna jalan. Kenyamanan

penumpang pun menjadi terganggu karena penumpang harus berdesak-

desakan di dalam bus, mereka juga harus kembali berdesak-desakan saat

hendak turun dari bus. Hal ini kadang tidak diperhatikan oleh pihak awak

bus dan ini menjadi suatu masalah yang belum diselesaikan oleh pengelola

Bus Rapid Transit Trans Semarang. Belum tersedianya ruangan khusus

bagi wanita membuat BRT Trans Semarang beresiko terjadi pelecehan

seksual di dalam bus. Kebutuhan masyarakat Semarang akan transportasi

yang sangat tinggi karena tingkat mobilitas masyarakat yang juga tinggi,

juga menjadi masalah bagi Bus Rapid Transit Trans Semarang jurusan

Page 19: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

6

Mangkang-Penggaron yang sayangnya tidak beroperasi 24 jam, padahal

masyarakat Kota Semarang menginginkan transportasi yang aman dan

nyaman. Banyaknya kasus kejahatan dan kriminalitas dalam angkutan

umum membuat masyarakat menjadi takut untuk melakukan mobilitas

menggunakan transportasi umum di malam hari. Namun masalah yang

dihadapi oleh BRT Trans Semarang tidak hanya itu kurangnya informasi

tentang BRT bagi masyarakat dan kurangnya publikasi membuat

masyarakat tidak begitu mengerti tentang BRT Trans Semarang.

Banyaknya masyarakat yang masih menggunakan kendaraan pribadi

sebagai sarana transportasi juga membuat fungsi BRT Trans Semarang

jurusan Mangkang-Penggaron sebagai solusi mengatasi kemacetan belum

dapat terwujud dengan optimal. Melihat dari masalah-masalah tersebut

lantas bagaimanakah tingkat kepuasan masyarakat Kota Semarang dalam

menggunakan Bus Rapid Transit Trans Semarang jurusan Mangkang-

Penggaron ini , dan apakah kendala yang dihadapi oleh Bus Rapid Transit

Trans Semarang jurusan Mangkang – Penggaron dalam memberikan

pelayanan ?

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti melakukan penelitian dengan

judul “TINGKAT KEPUASAN MASYARAKAT TERHADAP

PELAYANAN PUBLIK BUS RAPID TRANSIT (BRT) TRANS

SEMARANG JURUSAN MANGKANG PENGGARON”.

Page 20: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang tersebut di atas , maka rumusan

masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan

oleh Trans Semarang Jurusan Mangkang-Penggaron ?

2. Apakah kendala yang dihadapi oleh Trans Semarang Jurusan

Mangkang-Penggaron dalam memberikan pelayanan ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Menganalisis kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan

oleh Trans Semarang Jurusan Mangkang-Penggaron.

2. Untuk mengetahui kendala yang dihadapi oleh Trans Semarang

Jurusan Mangkang-Penggaron dalam memberikan pelayanan.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat teoretik dan praktis yang diharapkan dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini adalah penelitian tentang kepuasan masyarakat

terhadap pelayanan publik BRT Trans Semarang sehingga penelitian ini

memberi sumbangan teori kebijakan publik yang dijelaskan oleh Pressman

dan Wildavsky dalam buku yang ditulis Budi Winarno berjudul Kebijakan

Publik, Teori, dan Proses. Teori ini mendefinisikan kebijakan publik

sebagai hipotesis yang mengandung kondisi-kondisi awal dan akibat-

Page 21: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

8

akibat yang bisa diramalkan. Dari teori tersebut, maka pelayanan harus

mampu menciptakan hasil yang diharapkan untuk penggunanya sehingga

mencapai kepuasan.

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pemikiran bagi

pengelola Bus Rapid Transit (BRT) Kota Semarang terutama dalam

memberikan pelayanan bagi masyarakat.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi

masyarakat di Semarang supaya lebih mengerti tentang transportasi

angkutan umum di Kota Semarang dan lebih bijak dalam menggunakan

saran kepentingan umum.

E. Batasan Istilah

Untuk menghindari agar tidak terjadi salah pengertian dalam

melakukan telaah judul skripsi ini, maka penulis merasa perlu memberikan

batasan yang memberikan penegasan istilah yang digunakan tersebut,

yaitu:

1. Kepuasan Masyarakat

Pengertian kepuasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah puas; merasa senang; perihal yang bersifat puas, kesenangan,

kelegaan, dan sebagainya.

2. Pelayanan

Menurut Ratminto dan Winarsih (2012:2) pelayanan adalah

suatu aktivitas atau serangkaian kegiatan yang bersifat tidak dapat

Page 22: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

9

diraba sebagai akibat adanya interaksi pemberi pelayanan dengan

penerima pelayanan .

3. Bus Rapid Transit

Bus Rapid Transit atau BRT adalah sebuah sistem bus yang

cepat, tepat , nyaman, aman dan tepat waktu. Menggunakan bus untuk

melayani dengan kualitas yeng lebih baik dibandingkan dengan bus

yang lainnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Bus_Rapid_Transit/22-10-

2012/19”25)

Page 23: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

Sehubungan dengan permasalahan yang diteliti, maka perlu

dilakukan tinjauan pustaka untuk menghasilkan pemikiran yang bertujuan

untuk memperoleh pemahaman dan memperluas wawasan penelitian yang

terkait dengan topik penelitian yaitu mengenai pelayanan publik.

1. Pelayanan Publik

Di Indonesia, konsepsi pelayanan administrasi pemerintahan

seringkali dipergunakan secara bersama-sama atau dipakai sebagai

sinonim dari konsepsi pelayanan perijinan dan pelayanan umum, serta

pelayanan publik. Keempat istilah tersebut dipakai sebagai terjemahan dari

public service. Hal ini dapat dilihat dalam dokumen-dokumen pemerintah

sebagaiman dipakai oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor

63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan

Pelayanan Publik mendefinisikan pelayanan publik sebagai:

Segala bentuk yang dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah

Pusat, di Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara

atau Badan Usaha Milik Daerah dalam bentuk barang dan jasa,

baik dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat

maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Page 24: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

11

Berdasarkan definisi di atas, pelayanan publik atau pelayanan

umum dapat didefinisikan sebagai segala bentuk jasa pelayanan, baik dalm

bentuk barang publik maupun jasa publik yang pada prinsipnya menjadi

tanggung jawab dan dilaksanakan oleh Instansi Pemerintah di Pusat, di

Daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha

Milik daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat

maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-

undangan. Dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 63 / KEP / M.PAN / 7 / 2003 Tentang Pedoman Umum

Penyelenggaraan Pelayanan Publik menyatakan bahwa hakikat pelayanan

publik adalah pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yeng

merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi

masyarakat.

Setiap penyelenggara pelayanan publik harus memiliki standar

pelayanan dan dipublikasikan sebagai jaminan adanya kepastian bagi

penerima pelayanan. Standar pelayanan merupakan ukuran yang

dibakukan dalam penyelenggaran pelayanan publik yang wajib ditaati oleh

pemberi atau penerima pelayanan.

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum

Penyelenggaraan Pelayanan Publik standar pelayanan sekurang-kurangnya

meliputi:

Page 25: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

12

a. Prosedur Pelayanan, yaitu prosedur pelayanan yang diberikan bagi

pemberi dan penerima pelayanan termasuk pengaduan.

b. Waktu Penyelesaian, yaitu waktu penyelesaian yang ditetapkan

sejak saat pengajuan permohonan sampai dengan penyelesaian

pelayanan termasuk pengaduan.

c. Biaya Pelayanan, yaitu biaya atau tarif pelayanan termasuk

rinciannya yang ditetapkan dalam proses pemberian pelayanan.

d. Produk Pelayanan, yaitu hasil pelayanan akan diterima sesuai

dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

e. Sarana dan Prasarana, yaitu penyediaan sarana dan prasarana

pelayanan yang memadai oleh penyelenggara pelayanan publik.

f. Kompetensi Petugas Pemberi Pelayanan, yaitu kompetensi petugas

pemberi pelayanan harus ditetapkan dengan tepat berdasarkan

pengetahuan, keahlian, ketrampilan, sikap, dan perilaku yang

dibutuhkan.

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara

Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum

Penyelenggaraan Pelayanan Publik untuk dapat memberikan pelayanan

yang memuaskan, penyelenggara pelayanan harus memenuhi asas-asas

sebagai berikut:

a. Transparansi, bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh

semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai

serta mudah dimengerti.

Page 26: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

13

b. Akuntabilitas, dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

c. Kondisional, sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi

pelayanan dengan tetap berpegang pada prinsip efisiensi dan

efektifitas.

d. Partisipatif, mendorong peran serta masyarakat dalam

penyelenggaran pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi,

kebutuhan, dan harapan masyarakat.

e. Kesamaan Hak, tidak diskriminatif dalam arti tidak membedakan

suku, ras, agama, golongan. gender, dan status ekonomi.

f. Keseimbangan Hak dan Kewajiban, pemberi dan pelayanan publik

harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

Penyelenggaraan pelayanan publik perlu memperhatikan prinsip

pelayanan publik. Di dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 Tentang Pedoman Umum

Penyelenggaraan Pelayanan Publik disebutkan bahwa penyelenggaraan

pelayanan harus memenuhi prisip sebagai berikut:

a. Kesederhanaan

Prosedur pelayanan publik tidak berbelit-belit, mudah dipahami

dan mudah dilaksanakan.

b. Kejelasan

Kejelasan ini mencakup kejelasan dalam hal:

i. Persayaratan teknis dan administratif pelayanan publik;

Page 27: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

14

ii. Unit kerja/pejabat yang berwenang dan bertanggungjawab

dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan /persoalan

/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik.

iii. Rincian biaya pelayanan publik dan tata cara pembayaran

c. Kepastian Waktu

Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun

waktu yang telah ditentukan.

d. Akurasi

Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat, dan sah.

e. Keamanan

Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman dan

kepastian hukum.

f. Tanggung Jawab

Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atua pejabat yang

ditunjuk bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan

penyelesaian keluhan/persoalan dalam pelaksanaan pelayanan

publik.

g. Kelengkapan sarana dan prasarana

Tersedianya sarana dan prasarana kerja, peralatan kerja dan

pendukung lainnya yang memadai, mudah dijangkau oleh

masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi komunikasi dan

informatika.

h. Kemudahan Akses

Page 28: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

15

Tempat dan lokasi serta sarana pelayanan yang memadai, mudah

dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi

komunikasi dan informatika.

i. Kedisiplinan, Kesopanan, dan Keramahan

Pemberi pelayanan harus bersikap disiplin, sopan, dan santun,

ramah, serta memberikan pelayanan dengan ikhlas.

j. Kenyamanan

Lingkungan pelayanan yang harus tertib, teratur, disediakan ruang

tunggu yang nyaman, bersih, rapi, lingkungan yang indah dan sehat

serta dilengkapi dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti

parkir, toilet, tempat ibadah dan lain-lain.

Pada dasarnya dalam memberkan pelayanan harus memeperhatikan

aspek kualitas untuk meningkatkan kepuasan masyarakat. Suatu mutu atau

kualitas danggap baik apabila penyedia jasa memberikan pelayanan yang

melebihi harapan pelanggan atau minimal setara dengan harapan

pelanggan. Sedangkan mutu disebut jelek apabila pelayanan yang

diberikan kualitasnya lebih rendah dari yang diharapkan oleh pengguna

atau konsumen. Dengen demikian, pencapaian kepuasaan pelanggan

memerlukan kesimbanagn atara kebutuhan dan keinginan (need & want)

dan apa yang diberikan (given). Dalam melaksanakan pelayanan kepada

masyarakat terdapat dua pihak yang berperan. Pertama, adalah pihak yang

melayani atau organisasi yang meneyelenggarakan pelayanan dan yang

kedua adalah pihak yang dilayani yang bisa berupa individu atau

Page 29: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

16

perseorangan bisa juga badan atau suatu organisasi. Pihak yang melayani

mempunyai persepsi atau yang dijanjikan berupa kinerja pelayanan

sedangkan yang dilayani mempunyai persepsi atau ekspetasi yaitu

harapan. Kedua belah pihak ini saling berhubungan dan besar

kemungkinan timbul perbedaan persepsi yang bisa mengakibatkan

timbulnya kesenjangan (gaps) yang dampaknya akan mengganggu kualitas

pelayanan.

Persepsi konsumen merupakan penilaian subjektif terhadap

pelayanan yang diperolehnya. Harapan konsumen merupakan acuan dan

referensi standar kinerja pelayanan, dan nantinya seringkali

diformulasikan berdasarkan keyakinan konsumen tentang apa yang akan

terjadi. Seiring dengan tingginya persaingan pelayanan pada saat ini,

pelayanan publik dituntut untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan

dengan pelayanan prima. Pelayanan prima diartikan sebagai sikap dan

kemampuan karayawan dalam melayani masyarakat secara maksimal.

Pelayanan prima (service excellence) adalah kepedulian terhadap

pelanggan dengan memeberikan pelayanan terbaik untuk memfasilitasi

kemudahan pemenuhan kebutuhan dan mewujudkan kepuasannya, agar

mereka loyal kepada organisasi atau perusahaaan.

Suatu produk jasa atau pelayanan dapat dikatakan berkualitas

apabila dibuat sesuai dengan keinginan masyarakat pengguna dan

didistribusikan dengan baik, sehingga dapat dimanfaatkan dengan baik

dalam upaya memenuhi kebutuhan masyarakat. Kualitas pelayanan dapat

Page 30: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

17

dinilai dari persepsi konsumen dalam menikmati barang dan jasa yang

ditawarkan kepada konsumen, sehingga yang dirasakan oleh konsumen

adalah keinginan yang selalu terpenuhi dan harpan terhadap performa

barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen dapat diterima.

2. Kepuasan Masyarakat

a. Pengertian Kepuasan Masyarakat

Pengertian kepuasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah puas; merasa senang; perihal yang bersifat puas, kesenangan,

kelegaan, dan sebagainya. Kepuasan dapat diartikan dengan perasaaan

puas, kesenangan, kelegaan, dan sebagainya. Kepuasan dapat diartikan

dengan perasaaan puas, rasa senang, dan kelegaan seseorang dikarenakan

mengkonsumsi suatu produk aau jasa untuk mendapatkan pelayanan suatu

jasa. Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja

yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja pelayanan dibawah

harapan maka pelanggan akan merasa kecewa, namun apabila pelayanan

sesuai dengan yang diharapkan maka pelanggan akan merasa puas.

Harapan pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau,

komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media.

Pelanggan yang puas akan setia lebih lama, dan tidak terlalu sensitif

dengan harga dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan

tersebut. Jadi kepuasan maupun ketidakpuasan adalah kesimpulan dari

interaksi antara harapan dan pengalaman setelah memakai jasa atau

pelayanan yang diberikan.

Page 31: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

18

Upaya untuk mewujudkan kepuasan pelanggan total bukanlah hal

yang mudah. Kepuasan pelanggan total tidak mungkin tercapai, sekalipun

hanya untuk sementara waktu. Untuk mencapai kepuasan perlu proses

yang panjang dan pelayanan yang baik. Maka dari itu dapat dikatakan

bahwa kepuasan masyarkat adalah respon, evaluasi, dan tingkat emosi

masyarakat terhadap pelayanan publik yang telah dinikmati pada tingkat

hasil (outcome) sama atau melewati batas penilaian persepsi masyarakat,

apakah pelayanan yang diberikan sudah baik atau belum.

b. Faktor yang Memengaruhi Kepuasan Masyarakat

Suatu pelayanan pasti akan mendapatkan suatu tanggapan dari

ornag yang dilayani, salah satu bentuk itu adalah kepuasan. Tinggi

rendahnya kepuasan masyarakat bergantung pada kualitas pelayanan yang

diberikan oleh penyelenggaraan pelayanan publik. Kualitas pelayanan

publik merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan

produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau

melebihi harapan. Oleh karenanya kualitas pelayanan berhubungan dengan

pemenuhan kebutuhan atau harapan pelanggan.

Menurut Kuswadi (2007:14) faktor yang mempengaruhi kepuasan

pelanggan yaitu mutu produk atau jasa, mutu pelayanan, harga, waktu

penyerahan, dan keamanan.

c. Indeks Kepuasan Masyarakat

Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih

banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas

Page 32: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

19

yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih banyaknya

keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa, sehingga

dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah.

Mengingat fungsi pemerintah adalah melayani masyarakat maka

pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan.

Salah satu upaya dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik,

sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Republik Indonesia

Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional

(PROPENAS) perlu disusun Indeks Kepuasan Masyarakat sebagai tolok

ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Di samping itu indeks

kepuasan masyarakat dapay menjadi bahan penilaian terhadap unsur

pelayanan yang perlu diperbaiki dan menjadi pendorong setiap unit

penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanan.

Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) adalah data dan informasi

tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran

secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam

memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik

dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya (Kepmen PAN

Nomor 25 Tahun 2004). Dengan tersedianya data IKM secara periodik,

dapat diperoleh manfaat sebagai berikut:

1. Diketahui kelemahan atau kekurangan dari masing-masing unsur

dalam penyelenggaraan pelayanan publik;

Page 33: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

20

2. Diketahui kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah

dilaksanakan oleh unit pelayanan publik secara periodik;

3. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan

upaya yang perlu dilakukan;

4. Diketahui indeks kepuasan masyarakat secara menyeluruh

terhadap hasil pelaksanaan pelayanan publik pada lingkup

Pemerintah Pusat dan Daerah;

5. Memacu persaingan positif, antar unit penyelenggara pelayanan

pada lingkup Pemerintah Pusat dan Daerah dalam upaya

peningkatan kinerja pelayanan;

6. Bagi masyarakat, dapat diketahui gambaran tentang kinerja unit

pelayanan.

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam

Keputusan Menteri Pendayagunaan Apratur Negara Nomor 25 Tahun

2004, yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang “relevan,

valid, dan reliable” sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar

pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang

diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kemudahan alur

pelayanan.

2. Persyaratan pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif

yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan

jenis pelayanannya.

Page 34: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

21

3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian

petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta

kewenangan dan tanggung jawabnya)

4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas

dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi

waktu kerja sesuai ketetuan yang berlaku.

5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang

dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan

penyelesaian pelayanan.

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat kehalian dan

ketrampilan yang dimiliki oleh petugas dalm memberikan

pelayanan atau menyelesaikan pelayanan kepada masyrakat.

7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat

diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit

penyelenggara pelayanan.

8. Keadilan mendapatkan pelayanan, yaitu pelaksanaan dengan

tidak membedakan golongan atau status masyarakat yeng

dilayani.

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku

petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara

sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati.

10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat

terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan.

Page 35: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

22

11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang

dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan.

12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu

pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan.

13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana

pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat

memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan.

14. Keamanan pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan

lingkungan unit penyelnggara pelayanan ataupun sarana yang

digunakan, sehingga masyarkat merasa tenang untuk

mendapatkan pelayanan tehadap resiko-resiko yang diakibatkan

dari pelaksanaan pelayanan.

Nilai IKM dihitung dengan menggunakan “nilai rata-rata

tertimbang” masing-masing unsur pelayanan. Dalam penghitungan indeks

kepuasan masyarakat terhadap 14 unsur pelayanan yang dikaji, setiap

unsur pelayanan memiliki penimbang yang sama dengan rumus sebagai

berikut:

Bobot nilai Jumlah bobot 1

Rata-rata = = = 0,071

Terimbang Jumlah unsur 14

Untuk memperoleh nilai IKM unit pelayanan digunakan

pendekatan nilai rata-rata tertimbang dengan rumus sebagai berikut:

Page 36: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

23

Total dari nilai persepsi per unsur

IKM= X Nilai penimbang

Total unsur yang terisi

Untuk memudahkan interpretasi terhadap penelitian IKM yaitu

antara 25-100 maka hasil penelitian tersebut di atas dikonversikan dengan

nilai dasar 25, dengan rumus sebagai berikut:

IKM Unit Pelayanan = IKM X 25

Tingkat kepuasan masyarakat merupakan suatu faktor penting

dalam menentukan suatu keberhasilan usaha, dan dalam hal pelayanan

BRT Trans Semarang Jurusan Mangkang-Penggaron ini, masyarakat

adalah konsumen. Masyarakat sebagai penumpang dan konsumen jasa

BRT Trans Semarang Jurusan Mangkang-Penggaron merasakan sendiri

bagaimana pelayanan yang diberikan.

3 Permasalahan Dalam Pelayanan BRT Trans Semarang

a. Trans Semarang Sebagai Transportasi Publik

Kota Semarang merupakan Ibukota Jawa Tengah yang memiliki

aktivitas kota yang cukup besar. Sebagai salah satu kota yang besar di

Indonesia, Semarang memiliki kegiatan transportasi yang cukup besar.

Bayaknya orang yang memiliki kendaraan pribadi baik roda dua maupun

roda empat juga semakin meningkat. Menurut statistik yang bersumber

dari Direktorat Lalu Lintas, Polda Jawa Tengah pada tahun 2008 jumlah

pemilik kendaraan bermotor untuk roda dua mencapai angka 66.921 unit

sedangkan untuk mobil atau roda empat mencapai angka 17.893 unit.

Page 37: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

24

Dengan kondisi tersebut bisa mengakibatkan kemacetan di jalan-jalan kota

di Semarang, tidak hanya kemacetan namun juga memberikan dampak

yang buruk bagi lingkungan. Masalah transportasi di Semarang sangatlah

banyak dan memerlukan solusi yang tepat dan kreatif . Hal ini dikarenakan

pertumbuhan penduduk yang sangat pesat mengingat bahwa Semarang

menjadi pusat dari provinsi Jawa Tengah. Kegiatan ekonomi dan aktivitas

sosial Kota Semarang memicu masyarakat daerah untuk berurbanisasi ke

Semarang. Dari data yang didapat dari Badan Pusat Statistik (BPS), pada

tahun 2007 penduduk di Kota Semarang mencapai 1.445.549 jiwa,

sedangkan pada tahun 2011, penduduk di kota Semarang mencapai

1.543.557 jiwa, dan pada tahun 2015 mencapai 1.623.358 jiwa dengan

meningkatnya jumlah penduduk di kota Semarang, maka kebutuhan akan

transportasi pun juga meningkat. Usaha pemerintah untuk mengatasi

kemacetan di Semarang adalah dengan mengadakan angkutan kota atau

yang sering kita panggil angkot, namun angkot ini pun juga tidak dapat

menjadi solusi yang bagus bagi penanganan kemacetan di kota Semarang.

Banyaknya pemasalahan seperti ketidaknyamanan, tidak aman, dan tiada

jaminan keselamatan contohnya adalah supir angkot yang mengemudi

dengan tidak tertib dan ugal-ugalan menjadi keluh kesah yang dirasakan

masyarakat kota Semarang.

Menghindari permasalahan transportasi dirasa sangat penting

direncanakan karena memiliki dampak yang dirugikan. Masalah lalu lintas

atau kemacetan menimbulkan kerugian yang sangat besar bagi pemakai

Page 38: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

25

jalan terutama dalam hal pemborosan waktu, pemborosan bahan bakar,

pemborosan tenaga dan rendahnya kenyamanan di jalan atau berlalu lintas

serta meningkatnya polusi baik suara maupun polusi udara. Untuk

menghindari masalah transportasi maka harus dipikirkan sejak dini untuk

menciptakan sistem transportasi yang baik. Pembenahan jalan, rambu-

rambu jalan, serta pengadaan alat transportasi massal. Alat transportasi

massal ditujukan untuk mengurangi kepadatan jalan. Disertai dengan

kebijakan yang baik maka sistem alat transportasi massal akan menyerap

pengguna kendaraan pribadi dengan beralih menggunakan alat transportasi

massal.

Sesuai dengan UU RI Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan pasal 139 ayat 3 yang menyebutkan “Pemerintah

Daerah kabupaten atau kota wajib menjamin tersedianya angkutan umum

untuk jasa angkutan orang dan/atau barang dalam wilayah

kabupaten/kota.” Pemerintah Kota Semarang membuat kebijakan publik

untuk mengadakan Bus Rapid Transit Trans Semarang. Sebelum

membicarakan tentang konsep dari Bus Rapid Transit Trans Semarang,

ada baiknya membahas pengertian dari kebijakan publik. Kebijakan publik

adalah suatu keputusan yang dimaksudkan untuk mengatasi permasalahan

yang muncul dalam suatu kegiatan tertentu yang dilakukan oleh instansi

pemerintah dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan. Berdasarkan

stratifikasinya, kebijakan publik dapat diilihat dari tiga tingkatan, yaitu

kebijakan umum (strategi), kebijakan manajerial, dan kebijakan teknis

Page 39: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

26

operasional. Selain itu, dari sudut manajemen, proses kerja dari kebijakan

publik dapat dipandang sebagai serangkaian kegiatan yang meliputi (a)

pembuatan kebijakan, (b) formulasi kebijakan, (c) adopsi kebijakan, (d)

implementasi kebijakan dan, (e) evaluasi kebijakan. Dalam hal ini

Pemerintah Kota Semarang adalah pembuat kebijakan, Pemerintah Kota

Semarang mengamati bahwa kemacetan yang terjadi di Kota Semarang

sudah cukup parah dan kebutuhan masyarakat akan adanya sarana

transportasi yang lebih baik.

Atas dasar itulah Pemerintah Kota Semarang membuat suatu

kebijakan publik untuk mengadakan Bus Rapid Transit. Konsep Bus Rapid

Transit (BRT) merupakan suatu konsep angkutan massal yang teritegrasi

di setiap koridor yang memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat akan trasnportasi dalam kota. Sejak awal diuji cobakan,

pengelolaan dan operasional dipegang oleh operator atau konsorsium.

Dengan dasar Surat Perjanjian Nomor : 551 – 2/ 060 tanggal 17 September

2009 maka pengelolaan serta operasional dikendalikan oleh operator atau

dalam hal ini oleh PT Trans Semarang. Penunjukkan langsung dilakukan

oleh pemerintah kota pada operator atau dalam hal ini PT Trans Semarang.

Pengelolaan dengan sistem sewa menyewa terjadi antara PT Trans

Semarang dan Pemerintah Kota Semarang. Pemerintah Kota menyatakan

bahwa penunjukan langsung tersebut bukanlah suatu pelanggaran hukum

terutama Perpres Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/ Jasa

oleh pemerintah. Pemerintah kota beranggapan tidak mengeluarkan dana

Page 40: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

27

apapun terutama subsidi. Kemudian berlanjut dengan Surat Keputusan

Walikota Semarang Nomor : 551.2/238/2010 tanggal 15 Juni 2010 tentang

penetapan UPTD Terminal Mangkang sebagai Badan Layanan Umum

selaku pengelola BRT Trans Semarang. Hal ini terjadi dengan adanya

evaluasi guna perbaikan pengelolaan yang terjadi pada BRT Trans

Semarang. Mengutip salah satu pendapat direktur LSM Public Policy

Intensive Studies (Pupolis), Bhre Maharsa Quartaris. Pengelolaan BRT

yang dilakukan pemkot selama ini didelegasikan kepada sebuah lembaga

dalam bentuk konsorsium. Namun dia menilai pendelegasian semacam itu

masih perlu dipertanyakan. Sebab, selain harus mendapat persetujuan

terlebih dahulu dari DPRD juga belum dibentuknya Badan Layanan

Umum Daerah (BLUD) yang mengayomi Konsorsium tersebut.

Pada dasarnya, pengelolaan jasa transportasi umum memang

perlu diarahkan ke dalam bentuk BLUD (Badan Layanan Umum Daerah).

Sejak awal, pemerintah kota seharusnya telah mengkalkulasikan beban

anggaran yang harus dipikul. Penyediaan infrastruktur menjadi beban

pemerintah sedangkan penyediaan sarana prasarana BRT menjadi

tanggung jawab operator. Maka dengan dibentuknya BLU UPTD Terminal

Mangkang di bawah Dishubkominfo Kota Semarang sejak 15 Juni 2010

pengelolaan BRT Trans Semarang yang awalnya menggunakan sistem

sewa dihentikan dan diganti kotrak jasa. Pemilihan operator dilakukan

dengan lelang tender yang akhirnya kembali PT Trans Semarang sebagai

operatornya.

Page 41: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

28

b. Kendala Dalam Pelayanan

Kualitas pelayanan telah menjadi salah satu isu penting dalam

penyediaan layanan publik di Indonesia. Kesan buruknya pelayanan publik

selama ini selalu menjadi citra yang melekat pada institusi pelayanan

publik di Indonesia. Selama ini pelayanan publik di Indonesia selalui

identik dengan kelambanan, ketidak adilan, dan biaya tinggi. Belum lagi

dalam hal etika pelayanan dimana perilaku aparat penyedia layanan yang

tidak mencerminkan jiwa pelayanan yang baik.

Permasalahan pelayanan publik di Indonesia bisa ditinjau dari

beberapa sisi. Dilihat dari sisi penyelenggaraannya, pelayanan publik di

Indonesia umumnya masih memiliki beberapa kelemahan diantaranya

adalah :

a. Kurang responsif. Kondisi ini terjadi hampir di semua unsur tingkat

pelayanan, mulai pada tingkat petugas pelayanan sampai dengan

tingkatan penanggung jawab instansi, respon terhadap berbagai

keluhan, aspirasi, maupun, harapan masyarakat seringkali lambat atau

bahkan diabaikan sama sekali.

b. Kurang informatif. Berbagai informasi yang seharusnya disampaikan

pada masyarakat lamban penyampaiannya atau bahkan tidak

disampaikan sama sekali.

c. Tidak mudah untuk di akses. Unit pelakasana pelayanan tidak

terjangkau letaknya atua jauh dari jangkauan masyarakat, sehingga

menyulitkan bagi mereka untuk menerima pelayanan.

Page 42: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

29

d. Kurang koordinasi. Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan

lainnya kurang koordinasi sehingga sering terjadi tumpang tindih

ataupun pertentangan kebijakan antara satu instansi pelayanan dengan

instansi pelayanan lainnya yang terkait.

e. Terlalu birokratis. Pelayanan khususnya perijinan, pada umumnya di

lakukan dengan melalui proses yang terdiri dari beberapa meja yang

harus dilalui, sehingga waktu untuk menyelesaikan pelayanan lebih

lama.

f. Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat. Pada

umumnya aparat pelayanan kurang peduli terhadap

keluhan/saran/aspirasi masyarakat. Akibatnya pelayanan yang

diberikan terkesan apa adanya, tanpa ada perbaikan dari waktu ke

waktu.

g. Inefisien. Berbagai persyaratan diperlukan, khususnya dalam

perizinan, seringkali tidak relevan dengan pelayanan yang diberikan.

Dilihat dari sumber daya manusia, kelemahan utama pelayanan

publik oleh pemerintah adalah tentang kurangnya profesionalisme,

kompetensi, empati, dan etika. Dan salah satu unsur utama yang sangat

perlu dipertimbangkan untuk perbaikan/peningkatan mutu pelayanan

publik adalah masalah sistem remunersi (penggajian) yang sesuai bagi

birokrat dapat dikurangi, atau dibersihkan.

Dilihat dari segi kelembagaan kelemahan utama kelembagaan

birokrasi pemerintah terletak pada desain organisasi yang tidak dirancang

Page 43: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

30

khusus dalam rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat yang

efisien dan optimal, tetapi justru hirarkis, sehingga membuat pelayanan

menjadi berbelit-belit dan tidak terkoordinasi dengan baik. Kecenderungan

untuk melaksanakan dua fungsi sekaligus, yaitu fungsi pengaturan dan

fungsi penyelenggaraan, masih sangat dominan, dilakukan oleh

pemerintah, sehingga pelayanan publik menjadi tidak efisien. Sebaliknya

kedua fungsi tersebut dibagi secara seimbang antara pemerintah dan

masyarakat, yaitu pemerintah sebagai fungsi pengaturan, sedangkan dalam

hal-hal tertentu yang memungkinkan, masyarakat dilibatkan dalam fungsi

penyelenggaraan, misalnya perencanaan dan pembangunan.

B. Penelitian Relevan

Penelitian serupa yang membahas tentang pelayanan publik Bus

Rapid Transit Trans Semarang adalah makalah seminar tugas akhir yang

berjudul Evaluasi kinerja Pelayanan BRT di Kota Semarang dengan

kelompok penelitinya adalah Adyan Apriza, Salman Al Farizi, Bambang

Rianto, dan Supriyono dengan studi kasus koridor I trayek Mangkang-

Penggaron. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

persepsi atu pandangan terhadap kinerja pelayanan BRT dari segi

pengguna maupun non penggunanya Trayek Mangkang-Penggaron serta

mengevaluasi kinerja pelayanan Koridor I. Penelitian lain yang menjadi

acuan penulis adalah Survey Indeks Kepuasan Masyarakat-DLLAJ

Provinsi Jawa Timur yang diteliti oleh LPM Universitas Brawijaya dengan

hasil hanya ada 6 (enam) unsur pelayanan yang memiliki pengaruh

Page 44: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

31

signifikan terhadap tingkat kepuasan masyarakat. Unsur-unsur pelayanan

tersebut adalah kenyamanan, keamanan, kesesuaian biaya, keamanan

pelayanan, kewajaran biaya, kesesuaian persyaratan dengan pelayanan,

dan kecepatan pelayanan.

Penelitian yang juga menjadi referensi dan sesuai adalah penelitian

milik Sri Hening Widyastuti yang berjudul Analisis Pengaruh Kualitas

Pelayanan Terhadap Kepuasan Masyarakat pada Kantor UPT Kota

Surakarta. Hasil dari penelitian tersebut adalah independen yang terdiri

dari nyata, dapat dipercaya, responsif, pasti terjamin, dan empati

berasosiasi positif dan signifikan terhadap kepuasan konsumen.

Dalam penelitian yang berjudul Hubungan Kinerja Karyawan Tata

Usaha dengan Kepuasan Dosen di Politeknik Kesehatan Palu milik Zainul

menunujukkan adanya hubungan positif antara kesungguhan kerja

karyawan tata usaha, kuantitas kerja karyawan tata usaha, perencananaan

kerja karyawan tata usaha, sikap kerja karyawan dengan kepuasan dosen

yang dilayani.

Penelitian lain yang juga menjadi acuan penulis berikutnya adalah

penelitian milik Prijo Anggoro BR dengan judul Kinerja Pegawai UPT

Pemerintah Kota Semarang. Hasil dari penelitian ini adalah kinerja

pegawai sebagian besar masih rendah, kemampuan pegawai, dukungan

dinas, dan koordinasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai.

Penulis juga menambahkan jurnal internasional untuk menjadi

acuan dalam pembuatan skripsi ini.

Page 45: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

32

R.K Mishra, M. Parida, S . Rangnekar dalam penelitiannya yang

berjudul Evaluation and analysis of traffic noise along bus rapid

transit system corridor pada International Journal of Environmental

Science and Technology Volume 7, menuliskan bahwa masyarakat di

Delhi, India mendukung kebijakan penggunaan Bus Rapid Transit sebagai

transportasi umum, namun masyarakat menilai keberadaan sarana ini

kurang memuaskan dikarenakan terajadi kebisingan lalu lintas.

Graham N. Carey dalam penelitiannya yang berjudul Applicability

of Bus Rapid Transit to Corridors with Intermediate Levels of Transit

Demand pada Journal of Public Transportation volume 5 , menuliskan

bahwa BRT diterima oleh masyarakat dan komunitas di seluruh dunia

yang berusaha untuk memberikan layanan transit berkualitas tinggi.

Masyarakat memilih BRT karena dianggap fleksibel, memeberikan

kemudahan implementasi, memiliki biaya yang relatif murah, dan

memiliki kecepatan pelaksanaan.

Beberapa penelitian di atas memaparkan hal-hal yang berkaitan

dengan pelayanan publik dan penggunaan Bus Rapid Transit. Penelitian

ini dilakukan sebagai tindak lanjut dalam melengkapi penelitian-penelitian

tersebut di atas. Hasil dari penelitian ini adalah evaluasi kepuasan

masyarakat terhadap kebijakan publik, penggunaan Bus Rapid Transit.

Page 46: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

33

C. Kerangka Berpikir

Dalam memberikan pelayanan kepada para penumpang BRT Trans

Semarang berusaha untuk memberikan yang terbaik, namun tentu saja

masyarakat akan memberikan tanggapan terhadap pelayanan yag

diberikan. Tanggapan puas maupun ketidakpuasan masyarakat akan diukur

berdasarkan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

KEP/25/M.PAN/2/2004 Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks

Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah dan hasilnya

akan dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi pengelola BRT Trans

Semarang.

Penelitian ini akan dilakukan dalam lima tahap terdiri dari tahap

survey, tahap pembuatan instrumen, tahap pencarian data, tahap

pengolahan data, dan tahap pendeskripsian hasil penelitian.

Kerangka berpikir dari penelitian ini secara singkat dapat dilihat

pada gambar berikut:

Gambar 1: Kerangka Berpikir

Tahap I

Survey awal

Tahap II

Pembuatan Instrumen

Tahap III

Pencarian data

(Angket, Wawancara)

Tahap IV

Pengolahan Data

Tahap V

Deskripsi Hasil

Page 47: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

70

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan keseluruhan pembahasan dan hasil penelitian yang

telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan

sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian dari 14 Indikator pelayanan yang diteliti

hasil konversi penghitungan dari seluruh indikator adalah 77,4.

Berdasarkan penghitungan tersebut dapat dikatakan bahwa dari 14

indikator yang diukur secara keseluruhan memiliki kategori puas.

Dimana tingkat kepuasan yang paling rendah pada indikator Kejelasan

petugas pelayanan dengan tingkat pencapaian sebesar 75,50% namun

masih termasuk dalam kategori puas. Sedangkan indikator yang paling

tinggi adalah pada indikator Kepastian biaya pelayanan dengan

pencapaian skor tertinggi sebesar 80,17%. Hal ini memberikan

gambaran bahwa pelayanan yang diberikan oleh pihak pengelola BRT

Trans Semarang jurusan Mangkang – Penggaron termasuk dalam

kategori baik dengan tingkat kepuasan yang tinggi.

2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penyediaan transportasi

massa layanan BRT Trans Semarang jurusan Mangkang – Penggaron

adalah tarif yang masih murah dan banyaknya angkutan umum yang

parkir di halte BRT.

Page 48: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

71

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan hasil penelitian yang telah dibahas di

atas, maka dapat diberikan saran yang nantinya diharapkan mampu

mengatasi permasalahan yang ada di BRT.

1. Permasalahan armada yang sudah tua merupakan hal yang harus

diprioritasnya hal ini menyangkut segi keamanan penumpang. Untuk

ardama-armada yang sudah tidak layak jalan sebaiknya diganti dengan

bus-bus yang layak.

2. Pemberian sanksi tegas terhadap petugas yang tidak taat pada

peraturan yang berlaku.

3. Pemberian reward atau penghargaan kepada petugas terbaik dalam

melayani pengguna.

4. Pemerataan pembagian tugas penjaga shelter sehingga tidak ada shelter

yang tidak dijaga.

5. Memperhatikan kenyamanan pelanggan dengan menyeimbangkan

harga dan kualitas.

Page 49: HALAMAN JUDUL - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27466/1/3301411061.pdf · evaluasi dan meningkatkan pelayanan ... Perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan ... pintu

72

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Sendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka cipta.

Istianto, Bambang. 2011. Manajemen Pemerintah dalam Perspektif Pelayanan

Publik. Jakarta: Mitra Wacana Media.

Moenir, H. A. S. 1995. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta :

Bumi Aksara

Moelong, Lexy J. 2011. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda

Rachman, Maman. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Moral dalam Pendekatan

Kualitatif, Kuantitatif, Campuran, Tindakan, dan Pengembangan.

Semarang: Unnes Press

Ratminto. 2012. Manajemen Pelayanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :

alfabeta.

Rahmayanty, Nina . 2012. Manajemen Pelayanan Prima. Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas

dan Angkutan Jalan. 2012.

Winarno, Budi. 2002. Kebijakan Publik, Teori, dan Proses. Yogyakarta: Media

Presindo.

Mishra. 2010. Evaluation and analysis of traffic noise along bus rapid

transit system corridor. International Journal of Environmental Science

and Technology, vol. 7, No. 4, PP. 737-750.

Carey, Graham. 2002. Applicability of Bus Rapid Transit to Corridors with

Intermediate Levels of Transit Demand. Journal of Public Transportation,

vol. 5, No. 2, PP. 97-113.

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 25 Tahun 2004 Tentang

Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan

Instansi Pemerintah

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 Tentang

Pedoman Umum Penyelenggaraan Pelayanan Publik.