halaman judul analisis miskonsepsi pada pelajaran … · halaman judul analisis miskonsepsi pada...

131
HALAMAN JUDUL ANALISIS MISKONSEPSI PADA PELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI) SKRIPSI NURUL SYAHLINAWATI 10539121714 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JULI 2019

Upload: others

Post on 22-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • HALAMAN JUDUL

    ANALISIS MISKONSEPSI PADA PELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)

    SKRIPSI

    NURUL SYAHLINAWATI 10539121714

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    JULI 2019

  • i

    ANALISIS MISKONSEPSI PADA PELAJARAN FISIKA DENGAN MENGGUNAKAN CERTAINTY OF RESPONSE INDEX (CRI)

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Fisika

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

    NURUL SYAHLINAWATI 10539121714

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

    JULI 2019

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN

  • iii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING

  • iv

    SURAT PERNYATAAN

  • v

    SURAT PERJANJIAN

  • vi

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN

    “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga

    mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-

    Rad: 11).

    ““Tidak ada matakuliah yang sulit, kecuali kemalasan akan mempelajari

    matakuliah tersebut, termasuk skripsi”

    Karya ini, aku persembahkan untuk Ibunda, Ayahanda, Suami

    tercinta, Anakku tersayang serta keluarga besar yang tak

    pernah lelah senantiasa berpikir, berdoa, dan berusaha untuk

    masa depanku dengan penuh kasih sayang dan keikhlasan

    serta senantiasa menjadi motivator dan alasan untukku

    tersenyum.

  • vii

    ABSTRAK

    Nurul Syahlinawati. 2019. Analisis Miskonsepsi pada Pelajaran Fisika

    dengan Menggunakan Certainty of Response Index (CRI). Skripsi. Program Studi

    Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

    Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Dr. Ahmad Yani, M.Si dan

    pembimbing II Ma’ruf, S.Pd., M.Pd.

    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif atau survei yang bertujuan

    untuk mengetahui: (1) Miskonsepsi yang dialami siswa psds pelsjsrsn fisiks, (2)

    Penyebab terjadinya miskonsepsi siswa pada pelajaran fisika. Subjek dalam

    penelitian ini adalah murid kelas X MIA 2 SMAN 19 Gowa Kecamatan Bajeng

    Barat Kabupaten Gowa sebanyak 23 0rang.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tingkat miskonsepsi siswa tentng

    materi gaya dan geraj tinggi, miskonsepsi banyak terjadi pada materi hukum 1

    Newton sebanyak 15 siswa dengan presentase 65,2 %, pada materi gaya gesek

    sebanyak 14 siswa dengan presentase 60,9 % dan materi Hukum 2 Newton

    sebanyak 10 Siswa dengan presentase 30,4 %. (2) penyebab dari miskonsepsi

    tersebut adalah siswa salah memahami tentang materi hokum 1 Newton, siswa

    belum bisa memahami gaya yang bekerja pada suatu benda, siswa memberikan

    intuisi yang salah dikarenakan siswa jarang mengamati dan tidak bereksperimen

    tentang peristiwa secara fisik secara langsung.

    Kata Kunci: Gaya, Gerak, Miskonsepsi

  • viii

    ABSTRACT

    Nurul Syahlinawati. 2019. Analysis of misconsepstions in physics by

    using certainty of response index ( CRI ). Essay. Physics education study program

    faculty of teacher training and education at the university of Muhammadiyah

    makassar. Supervisor 1 Dr. Ahmad Yani, M.Si and Supervisor II Ma’ruf S.Pd.,

    M.Pd.

    This research is a descriptive study or survey that aims to find out: (1)

    Misconseptions experienced by students in physics, (2) causes of students’

    misconseptions in physic. The subjects in this study were students of class X MIA

    2 SMAN 19 Gowa Bajeng Barat Discrit. Gowa Regency as many as 23 people.

    The result showed that (1) The level of student’s misconseptions about the

    material style and motion is high, many misconseptions occur in 1 Newton law

    material as many 15 students with a percentage of 65,2%. The material friction as

    many as 14 students with a percentage of 60,9% and 2 Newton legal material as

    many as 10 students with a percentage of 30,4%. (2) The cause of the

    misconception is that students misunderstand 1 Newton’s law material, students

    cannot understand the force acting on an object, students give wrong intuition

    because students rarely observe and do not experiment about eventd directly.

    Keywords : Force, Motion, Misconseption

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Tiada kata indah selain ucapan syukur Alhamdulillah, segala puji hanya milik

    Allah SWT sang penentu segalanya, atas limpahan Rahmat, Taufik, dan Hidayah-

    Nya jualah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Analisis

    Miskonsepsi Pada Pelajaran Fisika Dengan Menggunakan Certainty Of

    Response Index ( CRI ) ”.

    Tulisan ini diajukan sebagai syarat yang harus dipenuhi guna memperoleh

    gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu

    Pendidikan. Salam dan shalawat senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah

    Muhammad SAW sang revolusioner sejati sepanjang masa, juga kepada seluruh

    ummat beliau yang tetap istiqamah di jalan-Nya dalam mengarungi bahtera

    kehidupan dan melaksanakan tugas kemanusiaan ini hingga hari akhir.

    Sepenuhnya penulis menyadari bahwa skripsi ini takkan terwujud tanpa

    adanya ulur tangan dari orang-orang yang telah digerakkan hatinya oleh Sang

    Khalik untuk memberikan dukungan, bantuan, bimbingan baik secara langsung

    maupun tidak langsung bagi penulis, oleh karena itu di samping rasa syukur

    kehadirat Allah SWT, penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus

    kepada pihak yang selama ini memberikan bantuan hingga terselesainya skripsi

    ini.

  • x

    Pada kesempatan ini, penulis secara istimewa berterima kasih kepada

    kedua orang tuaku tercinta, Ayahandaku Syahrir dan Ibundaku Jumalia. Serta

    suami dan anakku tercinta atas segala jerih payah, pengorbanan dalam mendidik,

    membimbing, dan mendo’akan penulis dalam setiap langkah menjalani hidup

    selama ini hingga selesainya studi (S1).

    Dalam pelaksanaan penelitian hingga penyusunan skripsi ini, penulis

    mengalami hambatan, namun berkat bantuan dan dukungan dari berbagai pihak,

    akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Olehnya itu, penulis menyampaikan

    ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya dan setulusnya

    kepada Ayahanda Dr. Ahmad Yani, M.Si selaku pembimbing I dan Ayahnda

    Ma’ruf,S.Pd., M.Pd selaku pembimbing II yang selalu bersedia meluangkan

    waktunya dalam membimbing penulis, memberikan ide, arahan, saran dan

    bijaksana dalam menyikapi keterbatasan pengetahuan penulis, serta memberikan

    ilmu dan pengetahuan yang berharga baik dalam penelitian ini maupun selama

    menempuh proses perkuliahan. Semoga Allah SWT memberikan perlindungan,

    kesehatan dan pahala yang berlipat ganda atas segala kebaikan yang telah

    dicurahkan kepada penulis selama ini.

    Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis

    menyampaikan ucapan terima kasih kepada: Dr. H. Abd. Rahman Rahim, S.E.,

    M.M. sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Bapak Erwin Akib,

    S.Pd., M.Pd., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

    Universitas Muhammadiyah Makassar. Ibu Dr. Nurlina, S.Si.,M.Pd. dan Bapak

    Ma’ruf, S.Pd.,M.Pd. selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Pendidikan Fisika

    Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makasar.

  • xi

    Ayahanda dan Ibunda Dosen Program Studi Pendidikan Fisika Universitas

    Muhammadiyah Makassar atas segala ilmu dan perhatian yang telah diberikan

    kepada penulis. Pengorbanan dan jasa-jasamu selama ini tidak akan pernah

    penulis lupakan untuk selamanya.

    Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada:

    Ibu Kepala SMA Negeri 19 Gowa telah menerima dan memberi kesempatan

    kepada penulis untuk melakukan penelitian. Bapak dan Ibu guru fisika sekaligus

    guru pamong SMA Negeri 19 Gowa yang selalu memberikan arahan selama

    melakukan kegiatan penelitian dan segenap Keluarga Besar IMPEDANSI A 2014

    yang telah menjadi sahabat yang baik yang selalu membantu dalam suka dan duka

    serta membuat keberadaanku menjadi lebih berarti dan jadi lebih bermakna,

    semoga semua kenangan yang ada akan menjadi cerita indah dalam lembar

    kehidupan kita. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2014 program studi Pendidikan

    Fisika, yang telah bersama-sama penulis menjalani masa-masa perkuliahan, atas

    sumbangsi dan motivasinya selama ini. Semoga persaudaraan kita tetap terajut

    untuk selamanya. Adik-adik seluruh peserta didik kelas X MIA.2 SMA Negeri 19

    Gowa atas perhatian dan kerjasamanya selama pelaksanaan penelitian ini, Seluruh

    pihak yang tak sempat penulis sebutkan namanya satu persatu. Hal ini tidak

    mengurangi rasa terima kasihku atas segala bantuannya.

    Dengan kerendahan hati penulis menyampaikan bahwa tak ada manusia

    yang tak luput dari kesalahan dan kekhilafan. Oleh karena itu, penulis senantiasa

    mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif sehingga penulis dapat berkarya

    yang lebih baik lagi pada masa yang akan datang. Dengan harapan dan do’a

  • xii

    penulis, semoga skripsi ini memberikan manfaat dan menambah khasanah ilmu

    khususnya di bidang pendidikan fisika.

    Aamiin Yaa Rabbal Alamin.

    Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

    Makassar, November 2019

    Penulis

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i

    LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................... ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................... iii

    SURAT PERNYATAAN....................................................................................... iv

    SURAT PERJANJIAN ........................................................................................... v

    MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

    DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii

    DAFTAR TABEL ................................................................................................. xv

    DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xvi

    BAB I ...................................................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................................... 3

    C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 4

    D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 4

    BAB II ..................................................................................................................... 6

    A. Kajian Pustaka .......................................................................................... 6

    1. Pengertian Konsep .................................................................................... 6

    2. Tinjauan tentang Miskonsepsi .................................................................. 7

    3. Tinjauan tentang Tes Multiple Choice dengan Reasoning Terbuka dan

    Certainty of Response Indeks (CRI) ......................................................... 9

    B. Kerangka Pikir ....................................................................................... 14

  • xiv

    C. Hipotesis ................................................................................................. 15

    BAB III ................................................................................................................. 16

    A. Jenis Dan Lokasi Penelitian ................................................................... 16

    B. Variabel Penelitian ................................................................................. 16

    C. Populasi dan Sampel .............................................................................. 16

    D. Definisi Operasional Variabel ................................................................ 16

    E. Prosedur Penelitian ................................................................................. 17

    F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 17

    G. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 22

    H. Teknik Analisis Data .............................................................................. 23

    BAB IV ................................................................................................................. 26

    A. Deskripsi Sekolah ................................................................................... 26

    B. Data ........................................................................................................ 27

    C. Analisis Data .......................................................................................... 31

    D. Pembahasan ............................................................................................ 32

    BAB V ................................................................................................................... 35

    A. Kesimpulan ............................................................................................ 35

    B. Saran ....................................................................................................... 35

    DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 37

    LAMPIRAN .......................................................................................................... 38

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel

    2.1 Kriteria Skala CRI ............................................................................................. 1

    2.2 Pengoperasian Kriteria CRI .............................................................................. 2

    2.3 Ketentuan Untuk Membedakan Antara Tahu Konsep, Miskonsepsi Dan Tidak

    Tahu Konsep Untuk Respondens Secara Individu ................................................ 14

    3.1 Pola Penskoran Tes Analisis Miskonsepsi ...................................................... 18

    3.2 Hasil Uji Validasi Instrument Tes Hasil Analisisnniskonsepsi Siswa ............ 20

    3.3 Kriteria Reabilitas ........................................................................................... 21

    3.4 Kriteria Pengelompokan Siswa Berdasarkan CRI .......................................... 23

    3.5 Kriteria Penilaian Soal .................................................................................... 23

    3.6 Contoh Kombinasi Antara Setiap Pertanyaan Yang Diberi CRI .................... 24

    3.7 Format Analisis Data Tes Tertulis Untuk Seluruh Siswa ............................... 24

    4.1 Presentase Miskonsepsi Siswa Berdasarkan Nomor Soal ............................... 28

    4.2 Presentase Pemahaman Siswa Berdasarkan Nomor Soal ............................... 30

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran

    1. Kisi-Kisi Pnstrument ....................................................................................... 40

    2. Instrument Penelitian ...................................................................................... 60

    3. Uji Grogory dan Analisis Validitas Instrument .............................................. 78

    3.1 Uji Grogory ............................................................................................... 79

    3.2 Analisis Validitas Instrument .................................................................... 80

    4. Analisis Reablitias Instrument ........................................................................ 88

    5. Tabel CRI ........................................................................................................ 91

    6. Dokumentasi ................................................................................................... 96

    7. Persuratan ...................................................................................................... 104

    8. Daftar Riwayat Hidup ................................................................................... 107

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Dalam proses belajar mengajar pembentukan konsep materi ajar sangatlah

    penting, dimana hal ini juga dapat berpengaruh terhadap pemahaman peserta didik

    terhadap suatu materi pembelajaran. Guru berperan penting dalam pembangunan

    pengetahuan dengan pemahaman konsep ilmiah yang mendalam, mampu

    menggunakan dan menerapkan konsep. Apabila konsep yang dimiliki oleh peserta

    didik telah menyimpang bahkan bertentangandengan konsep ilmiah maka hal ini

    yang menyebabkan terjadinya miskonsepsi, dimana sumber miskonsepsi ini yang

    dapat mengakibatkan kesalah pahaman siswa terhadap materi yang sedang

    dipelajarinya yang membuat siswa salah konsep terhadap materi pelajaran.

    Kemampuan peserta didik dalam memahami dan menguasai konsep

    nyatanya masih menjadi permasalahan yang dihadapi oleh guru. Hal ini

    disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah, peserta didik yang

    tidak biasa menggunakan daya nalarnya, tetapi justru terbiasa menghafal dari pada

    memahami konsep yang terkandung di dalam materi pelajaran (Haryono, 2013:2).

    Hal ini mengakibatkan pengetahuan yang diperoleh oleh peserta didik hanya

    bersifat sementara dan mengakibatkan peserta didik memahami konsep yang

    salah. Faktor yang kedua adalah pengetahuan atau pemahaman awal dari peserta

    didik. Pengetahuan atau pemahaman awal ini berasal dari pengalaman.

    Pengalaman tersebut bias berasal dari lingkungan maupun dari konsep yang telah

    didapatkan sebelumnya. Konsep awal tersebut bias dari buku pelajaran ataupun

  • 2

    dari guru (Widodo, 2012:2). Factor-faktor inilah yang seringkali membuatpeserta

    didik mengalami kesalahan konsep.

    Kesalahan konsep adalah suatu konsepsi seseorang yang tidak sesuai

    dengan konsep ilmiah yang diakui oleh para ahli (Suparno, 2013:8). Oleh karena

    itu miskonsepsi pada peserta didik harus diperbaiki. Karena adanya miskonsepsi

    ini jelas akan sangat menghambat proses penerimaan dan pengorganisasian

    pengetahuan-pengetahuan baru dalam diri peserta didik dalam proses belajar lebih

    lanjut. Ini merupakan masalah besar dalam proses pembelajaran fisika yang tidak

    bias dibiarkan.

    Konsep materi fisika yang salah apabila selalu dikembangkan secara tidak

    sengaja akan terus menerus mengganggu siswa dalam menerima pengetahuan-

    pengetahuan baru. Apabila miskonsepsi yang terjadi pada siswa tidak diperhatikan

    oleh guru, maka berakibat semakin bertambahnya materi yang tidak mampu

    dipahami dengan tuntas. Hal ini dapat mengakibatkan kurang mampunya siswa

    dalam mengerjakan soal-soal yang diberikan dan akhirnya berdampak pada

    rendahnya hasil belajar siswa. Oleh karena itu dibutuhkan berbagai usaha untuk

    menangani masalah tersebut. Miskonsepsi yang terjadi pada siswa harus dianalisis

    dan diperbaiki agar tujuan dari pembelajaran bias terpenuhi. Jadi, salah satu

    alternative yang dapat digunakan untuk menganalisi miskonsepsi siswa adalah

    dengan teknik “Certainty of Response Index“ (CRI).

    Certainty of Response Index (CRI) adalah salah satu cara yang dapat

    membedakan antara siswa yang mengalami miskonsepsi dengan yang kekurangan

    pengetahuan (Haris, 2013:78). Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitian yang

    dilakukan oleh Purba dan Depari (2008:85) yang menunjukkan bahwa

  • 3

    penggunaan CRI dapat membedakan antara mahasiswa yng mengalami

    miskonsepsi dengan mahasiswa yang kurang pengetahuan. Persentase yang

    ditunjukkan adalah kelompok mahasiswa dengan kategori menebak (Lucky guess)

    sebesar 3,84%, kelompok kurang pengetahuan (lack of knowledge) sebesar

    17,58% dan mahasiswa yang mengalami miskonsepsi sebesar 49,47%. Penelitian

    yang dilakukan oleh Haris (2013:85) juga menunjukkan hasil yang sama, didalam

    penelitiannya menunjukkan bahawa 80,00% mahasiswa mengalami miskonsepsi,

    43,64% tidak tahu konsep, dan 7,27% mahasiswa yang tahu konsep.

    Teknik CRI dapat mengukur miskonsepsi seseorang dengan cara mengukur

    tingkat keyakinan atau kepastian sesorang dalam menjawab setiap pertanyaan

    (Siwi, 2013:26). CRI sangat mudah dalam mengungkapkan miskonsepsi karena

    terdapat skala tingkat keyakinan pesponden dalam menjawab soal yang diberikan.

    Skala pada CRI ini memiliki nilai yang berbeda sesuai kriteria masing-masing.

    Kriteria CRI tersebut dapat mengelompokkan dan membedakan siswa yang tahu

    konsep, miskonsepsi, dan siswa yang tidak tahu konsep. Oleh karena itu apabila

    nilai CRI ini ditulis bersamaan dengan jawaban untuk suatu pertanyaan dari

    konsep fisika, maka dapat diketahui pada subkonsep apa dari materi ini yang

    membuat siswa mengalami miskonsepsi.

    Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan

    judul “Analisis Miskonsepsi Siswa pada Pelajaran Fisika dengan Certainty of

    Response Index (CRI)”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka rumusan masalah

    dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  • 4

    1. Seberapa besar miskonsepsi siswa pada pelajaran fisika?

    2. Apa penyebab terjadinya miskonsepsi yang dialami siswa pada pelajaran

    fisika?

    C. Tujuan Penelitian

    Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui miskonsepsi yang dialami siswa pada pelajaran fisika.

    2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya miskonsepsi siswa pada pelajaran

    fisika.

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini bersifat teoritis dan praktis yaitu

    sebagai berikut:

    1. Manfaat Teoritis

    Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau

    masukan bagi perkembangan ilmu penegtahuan dan menambah kajian ilmu

    pengetahuan alam khususnya fisika. Penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan

    sebagai bahan referensi terkait dengan miskonsepsi yang terjadi pada siswa.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi guru fisika, dapat digunakan untuk mengetahui gamabaran letak

    miskonsepsi siswa dan mengetahui faktor-faktor penyebab dari

    miskonsespsi siswa.

    b. Bagi peneliti, dapat dijadikan saran untuk mengembangkan diri dan

    pengalaman untuk mengetahui letak miskonsepsi yang dialami siswa.

  • 5

    c. Bagi siswa, sebagai bahan masukan untuk memperbaiki miskonsepsi yang

    dialami pada pelajaran fisika sehingga dapat meningkatkan prestasi

    belajar siswa.

  • 6

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA FIKIR

    A. Kajian Pustaka

    1. Pengertian Konsep

    Menurut Bahri (2008:30), Konsep adalah satuan arti yang mewakili

    sejumlah objek yang mempunyai ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep

    mampu mengadakan abstraksi terhadap objek-objek yang dihadapi, sehingga

    objek-objek ditempatkan dalam golongan tertentu. Objek-objek dihadirkan dalam

    kesadaran orang dalam bentuk representasi mental tak berperaga. Konsep sendiri

    pun dapat dilmabngkan dalam bentuk suatu kata (lambing bahasa). Carrol (dalam

    Trianto, 2007:158), mendefinisikan konsep sebagai suatu abstraksi dari

    serangkaian pengalaman yang didefinisikan sebagai suatu kelompok objek atau

    kejadian. Abstraksi berarti suatu proses pemusatan perhatian seseorang pada

    situasi tertentu, dan mengambil elemen-elemen tertentu, serta mengabaikan

    elemen yang lain.

    Konsep diartikan sebagai, rancangan atau buram surat; ide atau pengertian

    yang diabstrakkan dari peristiwa kongkret; gambaran mental dari objek, proses,

    atau apapun yang ada diluar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk

    memahami hal-hal lain (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2014:725). Sedangkan

    menurut Rosser (dalam Dahar, 2006:63), konsep adalah suatu abstraksi yang

    mewakili satu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatan-kegaiatan, atau

    hubungan-hubungan yang mempunyai atribut yang sama. Dari penjelasan

    beberapa ahli tersebut maka dapat disimpilkan bahwa konsep merupakan abstraksi

    suatu benda objek, kejadian, dan situasi yang digunakan manusia.

  • 7

    2. Tinjauan tentang Miskonsepsi

    a. Pengertian Miskonsepsi

    Menurut Suparno (2013:8), miskonsepsi adalah konsep awal yang tidak

    sesuai dengan konsep ilmiah atau salah konsep. Menurut Flower (dalam

    Suparno,2013:5), miskonsepsi adalah pengertian yang tidak akurat akan konsep,

    klasifikasi contoh-contoh yang salah, penggunaan konsep-konsep yang berbeda,

    dan hubungan hirarkis konsep-konsep yang tidak benar.

    Menurut Treagust (2006) miskonsepsi merupakan kesalahan siswa dalam

    pemahaman suatu konsep. Hal ini terjadi karena siswa tidak mampu

    menghubungkan fenomena yang ditemukan dalam kehidupan sehari-harin dengan

    pengetahuan yang diperoleh dari sekolah. Menurut Brown (1989,1992) dengan

    artikelnya menjelaskan miskonsepsi sebagai suatu pandangan yang naif dan

    mendefinisikannya sebagai suatu gagasan yang tidak sesuai dengan pengertian

    ilmiah yang sekarang diterima. Menurut Feldsine (1987) menemukan

    miskonsepsi sebagai suatu kesalahan dan hubungan yang tidak benar antara

    konsep-konsep.

    Miskonsepsi merupakan pertentangan atau ketidakcocokan konsep yang

    dipahami seseorang dengan konsep yang dipakai oleh para pakar ilmuan yang

    bersangkutan (Den Berg, 1991). Menurut Asih Widi Wisudawati & Eka

    Sulistyowati (2015:235), konsep awal yang tidak sesuai dengan para ahli disebut

    dengan miskonsepsi atau salah konsep. Konsep awal yang siswa dapat

    dipengaruhi oleh bebrapa hal, misalnya pengalaman mereka ketika disekolah,

    pengalaman dan pengamatan di masyarakat atau dalam kehidupan sehari-hari.

  • 8

    Dalam belajar fisika, kemampuan pemahaman konsep merupakan syarat

    mutlak untuk mencapai keberhasilan belajar fisika. Menurut Bloom (1965)

    mengatakan bahwa kemampuan pemahaman konsep adalah hal penting dalam

    kemampuan intelektual yang selalu ditekankan disekolah dan perguruan tinggi.

    Hanya dengan penguasaan konsep fisika seluruh permasalahan fisika dapat

    dipecahkan, baik permasalahan fisika yang ada dalam kehidupan sehari-hari

    maupun permasalahan fisika dalam bentuk soal-soal fisika disekolah.

    Dalam ilmu fisika, konsep yang tepat mengacu pada konsepsi sebagaimana

    para ilmuan fisika. Kekeliruan konsepsi yang tidak semestinya atau berbeda

    dengan konsep para ilmuan disebut miskonsepsi. Peneloitian-penelitian terhadap

    miskonsepsi menunjukkan miskonsepsi bersifat resisten. Hal itu terjadi karena

    setiap individu membangun pengetahuannya persis dengan pengalamannya

    (Sadia, dkk, dalam Adysni, dkk. 2013). Siswa menemukan bahwa konsepsi awal

    yang dimilikinya merupakan konsep yang dapat menjelaskan kejadian yang ia

    alami dalam kehidupan sehari-hari walaupun ternyata konsepsi tersebut salah

    sehingga miskonsepsi tersebut terus menerus dipegangnya. Apabila miskonsepsi

    yang terjadi pada siswa dibiarkan, maka akan berakibat semakin bertambahnya

    materi yang tidak mampu dipahami dengan tuntas dan pada akhirnya akan

    berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.

    b. Penyebab Miskonsepsi

    Para peneliti miskonsepsi menemukan berbagai hal yang menjadi

    penyebab miskonsepsi pada siswa. Menurut Suparno (2013:30-53), penyebab

    miskonsepsi pada siswa adalah (1) miskonsepsi dari sudut filsafat

    konstruktivisme. Secara filosofis terjadinya miskonsepsi pada siswa dapat

  • 9

    dijelaskan dengan filsafat konstrutivisme. Filsafat konstrutivisme secara singkat

    menyatakan bahwa pengetahuan itu dibentuk (dikonstruksi) oleh siswa sendiri

    dalam kontak dengan lingkungan, tantangna, dan bahan yang dipelajari. Oleh

    karena siswa sendiri yang mengonstruksikan pengetahuannya, maka tidak

    mustahil dapat terjadi kesalahan dalam menginstruksi. Hal ini disebabkan siswa

    belum terbiasa mengontruksi konsep fisika secara tepat. Be,um mempunyai

    kerangka ilmiah yang digunakan sebagai patokan; (2) Miskonsepsi berasal dari

    siswa sendiri yaitu dapat dikelompokkan dalam beberapa hal, antara lain:

    prakonsepsi atau konsep awal, pemikiran asosiatif, pemikiran humaristik,

    reasoning yang tidak lengkap/salah, intuisi yang salah, tahap perkembangan

    kognitif siswa, kemampuan siswa, minat belajar siswa; (3) Guru pengajar; (4)

    Buku teks; (5) Konteks; (6) Metode Mengajar.

    c. Teknik Mendeteksi Miskonsepsi

    Teknik mendeteksi miskonsepsi yaitu dengan menggunakan peta konsep

    (concept maps), tes multiple choice dengan reasoning terbuka, tes essai tertulis,

    wawancara diagnosis, diskusi dalam kelas, praktikum dengan Tanya jawab

    (Suparno, 2013:121). Beberapa peneliti menggunakan beberapa cara bersama-

    sama untuk melengkapi, seperti tes essai dengan wawancara. Yang kiranya perlu

    ditekankan adalah bahwa siswa diberi kesempatan mengungkapkan gagasan

    mereka sehingga dapat dimengerti miskonsepsi yang dipunyai.

    3. Tinjauan tentang Tes Multiple Choice dengan Reasoning Terbuka dan

    Certainty of Response Indeks (CRI)

    a. Tes Multiple Choice dengan Reasoning Terbuka

  • 10

    Tes multiple choice dengan reasoning terbuka ini merupakan tes dimana

    siswa harus menjawab dan menulis mengapa ia mempunyai jawaban seperti itu

    (Suparno, 2013:124). Pada tes multiple choice dengan reasoning terbuka siswa

    dengan bebas memberikan alas an mereka dalam memilih jawaban sehinnga

    peneliti dapat mengetahui miskonsepsi yang terjadi dalam diri siswa melalui

    jawaban dan alasan yang telah diberikan.

    b. Certainty of Response Indeks (CRI)

    Teknik CRI merupakan teknik yang sederhana dan efektif untuk mengukur

    miskonsepsi yang terjadi. Teknik CRI bisa digunakan untuk membedakan siswa

    yang tahu konsep, siswa yang tidak tahu konsep dan yang mengalami

    miskonsepsi. Teknik ini menggunakan soal tes essai yang disertai dengan indeks

    keyakinan CRI. Nilai CRI yang rendah menunjukkan adanya penebakan

    sedangkan nilai yang tinggi menunjukkan responden memiliki tingkat

    kepercayaan diri (confidence) yang tinggi terhadap jawabannya. Dalam keadaan

    ini, jika jawaban responden benar, artinya tingkat keyakinan yang tinggi akan

    kebenaran konsepnya telah diuji (justified) dengan baik. Akan tetapi, jika jawaban

    responden salah, hal tersebut menjadi suatu indicator terjadinya miskonsepsi.

    Untuk mengidentifikasi terjadinya miskonsepsi, sekaligus dapat

    membedakannya dengan tidak tahu konsep (Saleem Hasan, 1999) telah

    mengembangkan suatu metode identifikasi yang dikenal dengan istilah CRI

    (Certainty of Response Index), yang merupakan ukuran tingkat

    keyakinan/kepastian responden dalam menjawab setiap pertanyaan (soal) yang

    diberikan. CRI biasanya didasarkan pada suatu skala dan diberikan bersamaan

    dengan setiap jawaban suatu soal. Tingkat kepastian jawaban tercermin dalam

  • 11

    skala CRI yang diberikan, CRI yang rendah menandakan ketidakyakinan konsep

    pada diri responden dalam menjawab pertanyaan, dalam hal ini jawaban biasanya

    ditentukan atas dasar tebakan semata. Sebaliknya CRI yang tinggi mencerminkan

    keyakinan dan kepastian konsep yang tinggi pada diri responden dalam menjawab

    pertanyaan, dalam hal ini unsur tebakan sangat kecil.

    Seperti yang telah dikemukakan diatas, bahwa CRI merupakan ukuran

    tingkat kepastian responden dalam menjawab setiap pertanyaan. Indeks ini secara

    umum tergolong tipe skala Likert. Secara khusus, untuk setiap pertanyaan dalam

    tes berbentuk pilihan ganda misalnya, responden diminta untuk:

    a) Memilih suatu jawaban yang dianggap benar dari alternative pilihan yang

    tersedia

    b) Membedakan CRI antara 0-5, setiap jawaban yang dipilinya, CRI 0

    diminta jika jawaban yang dipilih hasil tebakan murni, sedangkan CRI 5

    jika jawaban telah dipilih atas dasar pengertian dan skil yang sangat ia

    yakini kebenarannya.

    Tes diagnostic CRI bisa digunakan untuk mengetahui miskonsepsi siswa

    secara efisien, namun tidak bisa mengungkap proses penalaran siswa dan

    penyebab terjadinya. Alasan inilah yang menyebabkan beberapa ahli tertarik

    untuk menggunakan kombinasi tes diagnostic beralasan dengan wawancara (two-

    tier-diagnostik) untuk mengidentifikasi siswa.

    Wawancara merupakan teknik yang telah digunakan secara luas untuk

    mengidentifikasi miskonsepsi siswa pada berbagai topic. Tujuan dari wawancara

    ini adalah untuk mengungkap pemahaman siswa terhadap konsep tertentu.

  • 12

    Identifikasi miskonsepsi sangat penting dilakukan agar ditemukan kesalahan

    konsep yang dialami siswa dan penyebabnya.

    Berikut table kriteria skala CRI serta ketentuan dalam menentukan siswa

    yang tahu konsep, tidak tahu konsep, dan miskonsepsi.

    Tabel 2.1 Kriteria Skala CRI

    Tayubi (2005:6)

    Penjelasan dari table kriteria skala CRI diatas, bahwa angka 0 menandakan

    tidak tahu konsep sama sekali tentang metode serta hukum yang diperlukan untuk

    menjawab suatu pertanyaan (jawaban ditebak secara total), sedangkan angka 5

    menandakan kepercayaan diri yang penuh atas kebenaran pengetahuan tentang

    prinsip, hukum dan aturan-aturan yang dipergunakan untuk menjawab suatu

    pertanyaan (soal), sehingga tidak ada unsur tebakan sama sekali. Dengan kata

    lain, jika derajat kepastiannya yang di[pilih rendah (CRI 0-2), maka hal ini

    menggambarkan bahwa proses penebakan (guesswork) memainkan peranan yang

    signifikan dalam menentukan jawaban. Tanpa memandang apakah jawaban benar

    atau salah, nilai CRI yang rendah menunjukkan adanya unsur penebakan, yang

    secara tidak langsung mencerminkan ketidaktahuan konsep yang mendasari

    penentuan jawaban. Jika CRI tinggi (CRI 3-5), maka responden memiliki tingkat

    kepercayaan diri (confidence) yang tinggi dalam memilih aturan dan metode yang

    digunakan untuk sampai pada jawaban. Dalam keadaan ini (CRI 3-5), jika

    responden memperoleh jawaban yang benar, dapat menunjukkan bahwa tingkat

    CRI Kriteria 0 Totally guassed answer 1 Almost guess 2 Not sure 3 Sure 4 Almost certain 5 Certain

  • 13

    keyakinan yang tinggi akan kebenaran konsepsi telah dapat teruji (justified)

    dengan baik. Akan tetapi, jika jawaban yang diperoleh salah, ini menunjukkan

    adanya suatu kekeliruan konsepsi dalam pengetahuan tentang suatu materi yang

    dimilkinya, dan dapat menjadi suatu indicator terjadinya miskonsepsi.

    Dari ketentuan-ketentuan tersebut menunjukkan bahwa dengan CRI yang

    diminta, ketika digunakan bersamaan dengan jawaban untuk suatu pertanyaan,

    memungkinkan peneliti untuk dapat membedakan antara miskonsepsi dan tidak

    tahu konsep. Secara lebih ringkas mengenai penjelasan kriteria CRI, disajikan

    dalam table berikut.

    Tabel 2.2 Pengoperasionalan Kriteria CRI CRI Kriteria

    0 Jika dalam menjawab soal 100% ditebak 1 Jika dalam menjawab soal persentase unsur tebakan antara

    75%-99% 2 Jika dalam menjawab soal persentase unsur tebakan antara

    50%-74% 3 Jika dalam menjawab soal persentase unsur tebakab antara

    1%-24% 4 Jika dalam menjawab soal persentase unsur tebakan antara

    1%-24% 5 Jika dalam menjawab soal persentase tidak ada unsur tebakab

    sama sekali (0%) (Tayubi (2005:8)

    Menurut Tayubi (2005:6) mengakatakan bahwa ada empat kemungkinan

    kombinasi dari jawaban (benar atau salah) dan CRI (tinggi atau rendah) untuk tiap

    responden secara individu. Untuk sesorang responden dan untuk suatu pertanyaan

    yang diberikan, jawaban benar dengan CRI rendah menandakan tidak tahu

    konsep, dan jawaban benar dengan CRI tinggi menunjukkan penguasaan konsep

    yang tinggi. Sedangkan jawaban salah dengan CRI rendah menandakan tidak tahu

    konsep, dan jawaban salah dengan CRI tinggi menandakan terjadinya

  • 14

    miskonsepsi. Empat kemungkinan kombinasi tersebut disajikan dalam bentuk

    table berikut.

    Tabel 2.3 Ketentuan untuk membedakan antara tahu konsep miskonsepsi dan tidak tahu konsep untuk respondens secara individu

    Kriteria Jawaban CRI rendah (2,5)

    Jawaban Benar

    Jawaban benar tapi CRI rendah berarti tidak tahu konsep (lucky guess)

    Jawaban benar dan CRI tinggi berarti menguasai konsep dengan baik

    Jawaban Salah

    Jawaban salah dan CRI rendah berarti tidak tahu konsep

    Jawaban salah tapi Tingkat Keyakinan tinggi berarti terjadi miskonsepsi

    Tayubi (2005:7)

    B. Kerangka Pikir

    Pengetahuan yang berkembang pada diri peserta didik tidak hanya

    diperoleh ketika mereka diajarkan suatu konsep oleh seorang guru tau dengan

    membaca buku, tetapi sebagai manusia mereka aktif membangun struktur

    kognitifnya berdasarkan pemilihan informasi yang tersedia sesuai dengan

    keinginannya. Berdasarkan hal ini maka, sering kali miskonsepsi terjadi. Ketika

    mereka berusaha membangun struktur kognitif dengan memilih informasi yang

    ada, kemungkinan ada kesalahan dalam mengaitkan keduanya. Prakonsepsi dan

    konsepsi yang benar dapat menjadi salah ketika ia membangun struktur kognitif

    baru berdasarkan masukan informasi yang salah atau sebaliknya. Semuanya itu

    mnyebabkan terjadinya miskonsepsi pada diri peserta didik.

    Materi fisika mengandung banyak konsepyang perlu kemampuan yang

    lebih dari sekedar dihafal. Oleh karena itu untuk menguasai materi dengan

    baikdan benar sangat diperlukan kemampuan peserta didik untuk mendalami

    hubungan antar konsep agar mampu membangun struktur kognitif yang yang

    benar tentang materi fisika. Namun demikian, karena isi materi fisika sangat

  • 15

    kompleks dan abstrak, kemungkinan terjadi miskonsepsi peserta didik pada materi

    fisika sangat besar. Hal ini bisa disebabkan oleh diri peserta didik sendiri, guru

    atau buku teks yang digunakan.

    Miskonsepsi merupakan suatu keadaan yang dialami oleh setiap peserta

    didik, namun bukan berarti dibiarkan begitu saja terjadi. Banyak intrumen

    pendeteksi miskonsepsi yang telah dikembangkan, mulai dari yang berbentuk (1)

    peta konsep, (2) tes pilihan ganda dan tes esay tertulis, (3) wawancara diagnostic,

    (4) diskusi kelas, sampai berupa (5) praktikum dengan Tanya jawab. Semua

    intrumen memiliki kelebihan disamping kekurangan. Pada penelitian ini dideteksi

    melalui sebuah tes uraian yang disertai dengan Certainty of Response Index (CRI)

    sebagaimana yang dikembangkan oleh Salem Hasan.

    C. Hipotesis

    Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah

    terdapat miskonsepsi pada pelajaran fisika ditingkat SMA.

  • 16

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Dan Lokasi Penelitian

    Jenis penelitian yaitu merupakan penelitian survey karena peneliti tidak

    memberikan perlakuan kepada responden sehingga penelitian ini hanya mengungkap

    variabel itu apa adanya tanpa menghubungkan dengan variabel lain. Dalam penelitian ini,

    data yang diperoleh akan dianalisis untuk menjelaskan tingkat pemahaman, terjadinya

    miskonsepsi dan penyebab miskonsepsi pada siswa kelas X. MIA 2. Lokasi penelitian

    bertempat di SMA Negeri 19 Gowa Kelas X. MIA 2.

    B. Variabel Penelitian

    Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menganalisis

    miskonsepsi siswa pada pelajaran fisika dengan menggunakan CRI.

    C. Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Peserta didik kelas X IPA

    SMA Negeri 19 Gowa yang terdiri dari 4 kelas. Sampel dari penelitian ini adalah

    kelas X MIA 2 yang berjumlah 23 siswa . Teknik pengambilan sampel dalam

    penelitian ini adalah pengambilan secara utuh atau hanya satu kelas berdasarkan

    populasinya. Oleh karena populasi hanya satu kelas, maka penelitian ini adalah

    penelitian populasi.

    D. Definisi Operasional Variabel

    Miskonsepsi dengan menggunakan CRI adalah kesalahan siswa dalam

    menjawab pertanyaan pada tes pilihan ganda CRI pada materi fisika, ditunjukan

    dengan tingkat keyakinan siswa yang tinggi akan tetapi jawabannya salah.

  • 17

    E. Prosedur Penelitian

    Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan yaitu tahap persiapan, tahap

    pelaksanaan dan tahap akhir.

    1. Tahap Persiapan

    a. Memohon perizinan penelitian dari pihak prodi dan fakultas.

    b. Melakukan observasi di SMA Negeri 19 Gowa

    1) Memohon perizinan kepada kepala sekolah SMA Negeri 19 Gowa

    2) Bertemu dengan guru mata pelajaran fisika

    3) Observasi terhadap populasi dan penentuan sampel penelitian

    c. Menentukan subjek penelitian.

    d. Menyiapkan instrumen penelitian yang akan digunakan.

    2. Tahap Pelaksanaan

    Memberikan tes berupa soal-soal yang telah mereka pelajari untuk mengetahui

    miskonsepsi peserta didik.

    3. Tahap Akhir

    a. Mengelolah data hasil penelitian.

    b. Menganalisis dan membahas data hasil penelitian.

    c. Menarik kesimpulan berdasarkan hasil pengelolaan data.

    F. Instrumen Penelitian

    Intrumen yang digunakan yaitu instrument pilihan ganda untuk mengukur

    tingkat pemahaman siswa.

  • 18

    Table 3.1 Pola Penskoran Tes Analisis Miskonsepsi

    Jawaban

    Benar Salah

    1 0

    Adapun tahap penyusunan dan pengembangan instrument dalam penelitian

    ini adalah sebagai berikut:

    1. Menyususn instrument pilihan ganda yang berjumlah 25 nomor.

    2. Mengkonsultasikan instrument yang telah dibuat kepada dosen pembimbing

    yang kemudian akan divalidasi oleh tim validator yang terdiri dari dua orang

    dosen ahli. Instrument yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

    medapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat

    digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono,

    2016:121). Validitas instrumen dalam penelitian ini diuji dengan

    menggunakan construct validity (validitas konstruksi) dengan meminta

    pendapat dari judgment expert (para ahli). Dari hasil validasi oleh para ahli

    tersebut selanjutnya dianalisis menggunakan Uji Gregory (Chonstantika,

    2012: 62) dengan tujuan untuk mengetahui jika instrumen tersebut layak

    untuk digunakan dalam penelitian. Yang mana kriteria penilaiannya adalah

    jika r ≥ 0,75 maka instrumen layak digunakan. Pada penelitian ini,

    berdasarkan hasil validasi para ahli yang terdapat pada lampiran 3.1,

    diperoleh nilai r = 1 maka dinyatakan instrumen tes miskonsepsi siswa layak

    untuk digunakan.

    3. Melakukan uji coba lapangan untuk masing-masing instrumen. Uji coba

    lapangan pada penelitian ini mengambil sampel kelas X MIA 2 SMA Negeri

  • 19

    19 Gowa. Data yang diperoleh dari hasil uji coba kemudian dianalisis dengan

    uji validitas dan uji reliabilitas.

    a. Uji Validitas

    Suatu instrumen pengukuran dikatakan valid jika instrumen dapat

    mengukur sesuatu dengan tepat apa yang hendak diukur. Untuk menguji validitas

    soal yang telah diajukan dalam tes dengan menggunakan teknik analisis

    korelasional poin biserial.

    dengan: rpbi = Angka indeks korelasi poin biserial.

    Mp = Nilai rata-rata hitung skor yang dicapai oleh peserta tes yang

    menjawab betul, yang sedang dicari korelasinya dengan tes

    secara keseluruhan.

    Mt = Nilai rata-rata hitung total, yang berhasil dicapai oleh seluruh

    peserta tes.

    SDt = Deviasi standar dari skor total.

    P = Proporsi peserta tes yang menjawab betul terhadap butir soal

    yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.

    Q = Proporsi peserta tes yang menjawab salah terhadap butir soal

    yang sedang dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan (p

    = 1-q).

    (Sudijono, 2012:258)

    𝑟𝑝𝑏𝑖 =𝑀𝑝 −𝑀𝑡

    𝑆𝐷𝑡 𝑝

    𝑞

  • 20

    Untuk memberikan interpretasi terhadap rpbi, dipergunakan tabel nilai “r”

    product moment, dengan terlebih dahulu mencari df-nya (df = N – nr). Jika rpbi

    yang diperoleh dalam perhitungan ternyata sama dengan atau lebih besar daripada

    rtabel, maka dapat diambil kesimpulan bahwa butir soal tersebut valid (Sudijono,

    2012: 258).

    Dari analisis data yang terdapat di lampiran 3.2, maka diperoleh jumlah

    item dari instrumen tes hasil miskonsepsi siswa yang dapat digunakan pada

    penelitian ini. Hasil uji validasinya ditunjukkan pada tabel 3.2. berikut:

    Tabel 3.2 Hasil Uji Validasi Instrumen Tes Hasil Analisis Miskonsepsi Siswa

    Instrumen Jumlah

    item awal

    Nomor item yang drop

    Jumlah item drop

    Nomor item yang valid

    Jumlah item valid

    Tes Hasil Miskonseps

    i Siswa 25 5,6,17,18,20 5

    1,2,3,4,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,19,21,22,23,24,25

    20

    b. Uji Reliabilitas

    Perhitungan reliabilitas tes dilakukan dengan menggunakan rumus K-R.20:

    dimana:

    𝑟11 = 𝑘

    𝑘 − 1

    𝑉𝑡 − 𝑝𝑞

    𝑉𝑡

    𝑉𝑡 = 𝑋

    2− 𝑋 2

    𝑛𝑛

  • 21

    dengan:

    = Reliabilitas instrumen.

    k = Jumlah butir pertanyaan.

    p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

    q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah

    (q = 1 - p)

    Σpq = Jumlah hasil perkalian antara p dan q

    Vt = Varians total

    Xi = Total skor

    ̅ = Rata-rata total skor

    n = Jumlah responden

    (Siregar, 2013:73)

    Kriteria pengujian reliabilitas menurut Depdiknas (Chonstantika, 2012: 63)

    ditunjukkan pada tabel 3.3 di bawah ini.

    Tabel 3.3 Kriteria Reliabilitas

    Interval Nilai Kriteria >0,91 - 1,00 Sangat Tinggi >0,71 - 0,90 Tinggi >0,41 - 0,70 Sedang >0,21 - 0,40 Rendah >0,00 - 0,20 Sangat

    (Chonstantika, 2012:63)

    Hasil uji reliabilitas yang dipaparkan pada lampiran 4, untuk instrumen

    hasil analisis miskonsepsi siswa diperoleh nilai = 0,855 maka instrumen ini

    memiliki tingkat reliabilitas tinggi.

  • 22

    G. Teknik Pengumpulan Data

    Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dengan soal pilihan

    ganda. Pilihan dari soal pilihan ganda harus memiliki pengaruh terhadap siswa

    dalam memilih jawaban . Oleh karena itu, pilihan jawaban dalam soal ini harus

    terdiri dari jawaban benar dan jawaban pengecoh. Yang dimaksud dengan

    jawaban pengecoh adalah jawaban yang mungkin akan dipilih siswa jika tidak

    menguasai materinya. Tujuan dari penggunaan soal pilihan ganda agar mudah

    dalam melakukan analisis data. Selain itu soal pilihan ganda merupakan salah satu

    tes yang mampu mengukur seluruh bagian dari materi yang akan disajikan.

    Jumlah soal tes dalam penelitian ini adalah 25 butir soal mengenai materi

    Hukum Newton. Dalam penelitian ini soal disusun berdasarkan kisi-kisi materi

    dan data miskonsepsi mengenai setiap sub materi yang biasanya terjadi pada

    siswa. Bentuk tes tertulis ini adalah soal pilihan ganda yang dilengkapi dengan

    CRI ( Certainty of Response Index ). Pada CRI siswa diminta untuk menentukan

    tingkat keyakinan siswa dalam menggunakan konsep-konsep untuk

    menyelesaikan soal tes tersebut. Hal ini akan menunjukkan apakah terjadi

    miskonsepsi atau tidak dalam materi tersebut.

    Melalui CRI dapat diketahui apakah siswa menyelesaikan soal karena

    ragu-ragu atau karena sungguh-sungguh paham pada materi tersebut. Selain itu,

    dapat juga diketahui apakah siswa mengalami miskonsepsi atau tidak dalam

    materi Hukum Newton. Jika skala CRI rendah dapat diketahui bahwa siswa

    kurang memahami materi tersebut. Jika skala CRI tinggi maka diketahui bahwa

    siswa benar-benar yakin akan jawaban tersebut dengan menggunakan diagram

    penghubung antara jawaban siswa dengan nilai CRI yang dipilih siswa dapat

  • 23

    diketahui apakah siswa benar-benar memahami materi atau siswa telah mengalami

    miskonsepsi mengenati materi Hukum Newton.

    H. Teknik Analisis Data

    1. Analisis Tes Tertulis ( Pilihan Ganda )

    Data analisis utama dalam penelitian ini adalah data hasil miskonsepsi.

    Data miskonsepsi diperoleh dari hasil pemberian tes tertulis berupa soal pilihan

    ganda yang telah dilengkapi dengan skor CRI. Pada instrument ini dijelaskan

    keterangan keyakinan partisipan dalam mengerjakan soal. Pilihan tingkat

    keyakinan berfungsi untuk mengetahui apakah partisipan mengerjakan soal

    tersebut berdasarkan pemahaman konsep atau menerka. Sedangkan untuk

    mengetahui apakah ada miskonsepsi yang terjadi pada materi Hukum Newton,

    digunakan ketentuan sebagai berikut:

    Tabel 3.4 Kriteria Pengelompokan Siswa Berdasarkan CRI No Kriteria Jawaban Yakin Ragu-Ragu Tidak Yakin 1 Benar Paham Tidak Paham Tidak Paham 2 Salah Miskonsepsi Tidak Paham Tidak Paham

    Berdasarkan data yang diperoleh dari tes CRI, jawaban siswa dinilai

    dengan kriteria sebagai berikut:

    Table 3.5 Kriteria Penilaian Soal Bentuk Soal Nilai Keterangan

    1 Jika Jawaban Benar 0 Jika Jawaban Salah

    Jawaban siswa dianalisis dengan metode CRI. Bentuk jawaban siswa dan

    pengkategorian adalah sebagai berikut:

  • 24

    Table 3.6 Contoh Kombinasi antara Setiap Pertanyaan yang Diberikan CRI

    Berdasarkan pengkategorian tersebut maka dapat diketahui jumlah

    miskonsepsi siswa untuk setiap nomor soal pada seluruh siswa yang mengikuti tes

    tertulis. Untuk mengetahui jumlah siswa yang miskonsepsi digunakan format

    sebagai berikut:

    Table 3.7 Format Analisis Data Tes Tertulis Untuk Seluruh Siswa

    No Soal

    Nomor Siswa

    1 Dst ∑M ∑P J CRI K J CRI K 1 2 3 1 2 3

    1 2 3 4

    dst

    Dengan keterangan sebagai berikut:

    J : Kriteria Jawaban

    K : Keterangan

    M : Miskonsepsi

    P : Paham

    TP : Tidak Paham

    B : Benar

    No Kriteria Jawaban

    Kriteria CRI Keterangan 1 2 3

    Tidak Yakin

    Ragu-Ragu

    Yakin

    1 A (Benar) Tidak Paham B (Salah) Tidak Paham

    2 A (Salah) Tidak Paham C (Benar) Tidak Paham

    3 B (Benar) Paham D (Salah) Miskonsepsi

  • 25

    S : Salah

    TY : Tidak Yakin

    RG : Ragu-ragu

    Y : Yakin

    Berdasarkan hasil analisis diatas dapat diketahui jumlah miskonsepsi dan

    jumlah pemahaman dari setiap soal maupun setiap sub topik. Untuk memperoleh

    tingkat miskonsepsi dan pemahaman dalam persen dapat digunakan persamaan

    sebagai berikut:

    Keterangan:

    X : Persentase

    M : Miskonsepsi

    ∑ : Jumlah

    𝑋 = 𝑀 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑃

    𝑆𝑖𝑠𝑤𝑎× 100%

  • 26

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Sekolah

    Penelitian dilaksanakan pada tanggal Januari 2019 sampai dengan Januari

    2019 bertempat di SMAN 19 Gowa. Sekolah ini merupakan salah satu sekolah

    negeri yang ada di Kecamatan Bajeng Barat. Sekolah ini mempunyai kedisiplinan

    yang cukup tinggi sehingga siswanya tertib dan cukup bisa diatur. Suasana

    sekolah dan kelas sangat kondusif sehingga proses pengambilan data berjalan

    dengan baik.

    Disekolah ini terdapat tiga guru fiska, ketiga guru fisika tersebut

    mempunyai karakter yang berbeda karena mempunyai perbedaan usia yang

    berbeda. Dengan karakter yang berbeda ini ketiga guru ini juga menggunakan

    metode yang berbeda dalam penyampaian materi fisika. Guru fisika disekolah

    inipun sangat akrab dengan muridnya, sehingga relasi antara guru dan murid

    terjalin sangat baik.

    Dalam proses belajar mengajar, guru kurang memperhatikan pentingnya

    pemahaman konsep yang disampaikan. Kesalahpahaman konsep yang

    disampaikan oleh guru dapat menyebabkan miskonsepsi pada materi yang

    diajarkan. Kepekaan guru terhadap miskonsepsi kurang, siswa dianggap paham

    jika sudah bisa mengerjakan soal dengan baik, tanpa paham konsep apa yang

    sudah masuk dalam pemikiran mereka. Hal ini yang membuat peneliti melakukan

    penelitian disekolah tersebut.

    1. Persiapan Penelitian

  • 27

    Sebelum melakukan penelitian di SMAN 19 Gowa, peneliti melakukan

    beberapa persiapan sepeti menyiapkan instrument penelitian yang digunakan

    dalam penelitian dan sudah divalidasi. Oleh karena itu instrument yang digunakan

    dalam penelitian ini valid. Setelah semua persiapan sudah dipenuhi maka peneliti

    melakukan penelitian di sekolah SMAN 19 Gowa.

    2. Pelaksanaan Penelitian

    Penelitian dilaksanakan di SMAN 19 Gowa dengan sampel siswa kelas X

    MIA 2 dengan jumlah siswanya 23 orang. Hal ini dikarenakan ada beberapa siswa

    yang tidak masuk sekolah dengan berbagai keterangan seperti sakit. Pengambilan

    data dilakukan dikelas X MIA 2 pada tanggal 28 Januari 2019. Peneliti

    didampingi oleh guru fisika itu sendiri masuk kekelas untuk berkenalan dan

    memberikan test tertulis dengan bentuk soal pilihan ganda.

    Dari hasil analisis test tertulis ditentukan 10 siswa, 5 yang mengalami

    miskonsepsi yang paling banyak dan 5 diantaranya paham konsep dan tidak tahu

    konsep.

    B. Data

    1. Rincian Jumlah Siswa

    Tingkat miskonsepsi siswa kelas X MIA SMAN 19 Gowa diukur melalui

    instrument yang diberikan berupa test tertulis. Ada 1 kelas yang melakukan test

    tertulis yaitu kelas X MIA 2 dengan total siswa yang menjadi sampel untuk test

    tertulis ini adalah 23 orang.

    2. Konsep Awal yang Diberikan Siswa

    Berdasarkan jawaban yang diberikan siswa, peneliti melihat bahwa banyak

    sekali miskonsepsi yang dialami siswa. Dari 25 soal yang diberikan dalam test

  • 28

    tertulis, hamper setiap soal terjadi miskonsepsi dan setiap siswa mengalami

    miskonsepsi pada satu atau sub topik dalam soal-soal yang diberikan. Sehingga

    bisa dikatakan bahwa seluruh siswa didalam kelas mengalami miskonsepsi.

    Dalam table 4.1 berikut ini dusajikan miskonsepsi yang dialami oleh siswa dari

    persentase miskonsepsi siswa berdasarkan nomor soal.

    Table 4.1 Presentase Miskonsepsi Siswa berdasarkan Nomor Soal

    No Indikator Nomor Soal Jumlah siswa yang

    mengalami miskonsepsi

    Presentase jumlah siswa

    yang mengalami

    miskonsepsi 1 Menganalisis benda

    yang bergerak pada bidang datar

    1 2 8,7 %

    2 2 4 17,4 % 3 Menganalisis gaya

    vertical keatas 3 5 21,7 %

    4 Menganalisis hubungan antara

    gaya dengan massa

    4 4 17,4 %

    5 Menganalisis gaya yang bekerja pada suatu benda ( gaya

    gesekan statis )

    5 6 26,1 %

    6 Menganalisis hubungan antara

    gaya dengan massa

    6 7 30,4 %

    7 7 5 21,7 % 8 Memahami materi

    tentang hukum 1 Newton

    8 15 65,2 %

    9 Menganalisis hubungan antara gaya, massa dan

    percepatan

    9 7 30,4 %

    10 Menganalisis gaya yang bekerja pada

    suatu benda

    10 4 17,4 %

    11 Menganalisis hubungan antara gaya, massa dan

    percepatan

    11 8 34,8 %

  • 29

    12 Menganalisis gaya yang bekerja pada

    suatu bidang miring

    12 7 30,4 %

    13 Menganalisis gaya yang bekerja pada suatu benda (gaya

    gesekan )

    13 6 26,1 %

    14 14 5 21,7 % 15 15 7 30,4 % 16 16 6 26,1 % 17 17 14 60,9 % 18 Menganalisis gaya

    yang bekerja pada suatu benda

    18 8 34,8 %

    19 Memahami materi pada hukum 1

    Newton

    19 8 34,8 %

    20 Menganalisis hubungan antara gaya,massa dan

    percepatan

    20 4 17,4 %

    21 21 9 39,1 % 22 22 5 21,7 % 23 23 10 43,5 % 24 Menganalisis gaya

    yang bekerja pada suatu benda

    24 7 30,4 %

    25 Menganalisis hubungan antara

    gaya dengan massa

    25 3 13,0 %

    Pemahaman siswa tentang materi hukum Newton pun sangat minim. Pada

    setiap soal dalam test tertulis yang diberikan dan alasan siswa menjawab soal

    tersebut dapat diukur bahwa pemahaman siswa yang mempelajari materi hukum

    Newton sangat kecil. Hal ini juga ditunjukan dalam skor presentase tiap soal yang

    kebanyakan berada dibawah 50 %.

    Tabel 4.2 Presentase Pemahaman Siswa berdasarkan Nomor Soal

    No Indikator Nomor Soal Jumlah siswa yang paham

    dengan materi

    Presentase jumlah siswa yang paham

    dengan materi 1 Menganalisis benda 1 4 17,4 %

  • 30

    yang bergerak pada bidang datar

    2 2 3 13,0 % 3 Menganalisis gaya

    vertical keatas 3 2 8,7 %

    4 Menganalisis hubungan antara

    gaya dengan massa

    4 1 4,3 %

    5 Menganalisis gaya yang bekerja pada suatu benda ( gaya

    gesekan statis )

    5 1 4,3 %

    6 Menganalisis hubungan antara

    gaya dengan massa

    6 3 13,0 %

    7 7 3 13,0 % 8 Memahami materi

    tentang hukum 1 Newton

    8 1 4,3 %

    9 Menganalisis hubungan antara gaya, massa dan

    percepatan

    9 2 8,7 %

    10 Menganalisis gaya yang bekerja pada

    suatu benda

    10 0 0

    11 Menganalisis hubungan antara gaya, massa dan

    percepatan

    11 2 8,7 %

    12 Menganalisis gaya yang bekerja pada

    suatu bidang miring

    12 2 8,7 %

    13 Menganalisis gaya yang bekerja pada suatu benda (gaya

    gesekan )

    13 1 4,3 %

    14 14 0 0 15 15 3 13,0 % 16 16 3 13,0 % 17 17 1 4,3 % 18 Menganalisis gaya

    yang bekerja pada suatu benda

    18 1 4,3 %

    19 Memahami materi pada hukum 1

    Newton

    19 3 13,0 %

  • 31

    20 Menganalisis hubungan antara gaya,massa dan

    percepatan

    20 2 8,7 %

    21 21 0 0 22 22 2 8,7 % 23 23 0 0 24 Menganalisis gaya

    yang bekerja pada suatu benda

    24 1 4,3 %

    25 Menganalisis hubungan antara

    gaya dengan massa

    25 3 13,0 %

    C. Analisis Data

    1. Test Tertulis ( Tes Pilihan Ganda )

    Setelah test tertulis diberikan, peneliti akan mendapatkan data berupa

    jawaban siswa, lengkap dengan keyakinan siswa dan alasannya memilih jawaban

    tersebut. Data sample dari hasil test tertulis dapat dilihat dalam lampiran 6. Data

    tersebut kemudian dianalisis dengan menggunakan format table data CRI (table

    3). Data yang dimasukkan kedalam table, kemudian diberikan keterangan

    miskonsepsi, paham dan tidak paham. Berdasarkan judul penelitian ini maka yang

    digunakan atau dianalisis adalah data siswa yang paham dan mengalami

    miskonsepsi terhadap materi hukum newton.

    Dari table diatas dapat dilihat dengan jelas bahwa banyak siswa yang

    belum paham dan mengalami miskonsepsi terhadap materi huku newton. Hal ini

    ditunjukan dengan tingkat presentase yang sangat rendah untuk pemahaman siswa

    dan presentase yang sangat tinggi untuk miskonsepsi siswa. Presentase siswa

    dihitung menggunakan rumus dalam bab III. Data dari kelas tersebut kemudian

    dianalisis seperti pada Tabel 4.3 Presentase Pemahaman Siswa untuk setiap soal,

    serta table 4.2 Presentase Miskonsepsi siswa untuk setiap soal.

  • 32

    Pada table 4.3, dipaparkan bahwa pemahaman siswa mencapai presentase

    tertinggi pada soal nomor 1 dengan jumlah presentase 17,4 % dari 23 siswa.

    D. Pembahasan

    Berdasarkan hasil data dan analisis dapat ditunjukan bahwa rendahnya

    pemahaman dan besarnya miskonsepsi siswa tentang materi hukum newton.

    Dalam table 4.2 dan 4.3 dapat dilihat dengan jelas bahwa rata-rata indicator yang

    kategori pemahaman tinggi, pada kategori presentase miskonsepsi paling rendah

    begitupun sebaliknya indicator yang yang mempunyai miskonsepsi paling tinggi,

    menjadi presentase paling rendah untuk pemahaman siswa untuk topik tersebut.

    Tingkat pemahaman tingkat miskonsepsi dan penyebab miskonsepsi akan

    dijelaskan sebagai berikut:

    1. Tingkat Pemahaman Konsep Siswa

    Hasil analisis dari test tertulis menunjukkan bahwa pemahaman siswa

    tentang materi hukum newton sangat minim atau sangat kecil. Ditunjukan dari

    presentase pemahaman siswa paling tinggi hanya menunjukkan 13,0 % dari 23

    sample orang yang paham konsep pada materi hukum newton. Dari table 4.3

    dapat diketahui pemahaman konsep siswa yang tertinggi terdapat pada soal nomor

    1 pada indicator menganalisis benda yang bergrak pada bidang datar. Besar

    pemahaman tingkat presentase sebesar 13.0 % dari 23 siswa yang mengikuti tes.

    2. Tingkat Miskonsepsi Siswa

    Hasil analisis data menunjukkan tingkat miskonsepsi materi hukum newton

    sebesar 65,2 % dari 23 siswa, atau sekitar 15 siswa yang mengalami miskonsepsi.

    Tingkat miskonsepsi ini dikatakan sangat tinggi ditinjaun dari nilai siswa yang

    ada pada lampiran 6, dimana skor paling tertinggi itu 11 dan skor paling terendah

  • 33

    adalah 2. Tingkat miskonsepsi ini terjadi pada soal nomor 17 dengan presentase

    sebesar 60,9 %. Miskonsepsi ini terjadi karena siswa berfikir bahwa dalam materi

    hukum 1 newton jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda adalah nol,

    siswa berfikir bahwa benda itu akan selamanya tetap diam. siswa kurang

    memahami materi dari hukum 1 newton bahwa tidak selamanya beda tersebut

    tetap diam melainkan bergerak lurus berubah beraturan meskipun tidak diberikan

    gaya.

    Tingkat miskonsepsi yang tinggi lainnya terdapat soal nomor 17,21 dan 23.

    Miskonsepsi paling rendah terjadi pada soal nomor 1 dengan jumlah siswa 2

    orang. Miskonsepsi ini terjadi karena siswa tidak bisa menganalisis benda yang

    bergerak pada bidang datar sehingga mengalami salah pengertian dan menjawab

    soal tersebut.

    3. Penyebab terjadinya Miskonsepsi

    Dari hasil analisis alasan siswa menjawab soal-s0al yang diberikan, setiap

    siswa mengalami miskonsepsi pada kasus soal yang berbeda-beda. dari berbagai

    macam penyebab miskonsepsi terjadi, yang dapat teranalisis oleh peneliti salah

    satunya adalah Siswa salah paham pada materi hukum 1 newton, siswa berfikir

    bahwa jika gaya yang bekerja pada suatu benda sama dengan nol maka benda

    tersebut akan tetap diam.

    Paul Suparno (2013) menyatakan bahwa ada 5 penyebab dari miskonsepsi

    yaitu siswa, guru, buku teks, konteks, metode mengajar. Hasil analisis dari data

    yang didapatkan peneliti, penyebab miskonsepsi dari materi hukum newton adalah

    siswa. Hali ini tidak menutup kemungkinan bahwa guru, buku teks dan metode

    mengajar juga menyebabkan miskonsepsi dalam penelitian ini, karena kelima

  • 34

    penyebab ini berkaitan satu sama lain. Guru, buku teks dan metode mengajar

    berperan penting dalam pembentukan konsep fisika yang dimiliki oleh siswa.

    Hanya saja keempat penyebab tersebut tidak diketahui secara pasti.

    Guru dalam kelas perlu memperhatikan cara mengajar dan menetukan cara

    belajar siswa agar kesempatan untuk terjadi miskonsepsi semakin berkurang.

    Mendeteksi terjadinya miskonsepsi dengan memberikan banyak test tertulis

    maupun lisan, mencari penyebabnya, kemudian mencoba mengatasinya. Agar

    siswa mampu belajar dengan paham terhadap materi yang diberikan guru.

  • 35

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    Dari penelitian yang dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa:

    1. Tingkat Miskonsepsi

    Tingkat miskosepsi siswa kelas X MIA.2 SMAN 19 Gowa tentang materi

    hukum Newton tertinggi dengan besar 65,2 % yang mengalami miskonsepsi

    terhadap materi. Miskonsepsi dikatakan tinggi ditinjau juga dari skor tertinggi

    siswa yaitu 11 dan skor terendah adalah 2 dari skor maksimumnya adalah 100.

    Hal ini membuktikan bahwa sebagian besiswa X MIA.2 SMAN 19 Gowa tidak

    memahami materi hukum Newton.

    2. Penyebab Miskonsepsi

    Dari hasil analisis data, peneliti menemukan beberapa besar penyebab

    terjadinya miskonsepsi siswa X MIA.2 SMAN 19 Gowa terhadap materi hukum

    Newton. Penyebab miskonsepsi tersebut adalah siswa salah memahami tentang

    materi hukum 1 Newton, siswa belum bisa memahami gaya yang bekerja pada

    suatu benda, siswa memberikan intuisi yang salah dikarenakan siswa jarang

    mengamati dan tidak bereksperimen tentang peristiwa fisik secara langsung.

    B. Saran

    1. Berdasarkan penelitian pemahaman siswa sangat rendah terhadap materi

    Hukum Newton, maka dari itu guru perlu mencari tahu penyebab dari

    ketidakpahaman siswa terhadap materi hukum newton.

    2. Pembelajaran dikelas lebih meningkatkan pemahaman konsep dan guru

    mampu mendeteksi terjadinya miskonsepsi dengan memberikan banyak

  • 36

    latihan atau tes baik secara lisan maupun tertulis, untuk menemukan

    penyebab miskonsepsi dan mencoba untuk mengatasi miskonsepsi

    tersebut.

    3. Sebelum melakukan tes tertulis sebaiknya siswa di ingatkan kembali

    tentang materi yang mau diujikan agar benar tes tertulis benar-benar

    mengukur kemampuan siswa.

    4. Sebaiknya menggunakan banyak soal dalam 1 sub topik, agar lebih

    menggalih miskonsepsi siswa tentang materi yang diajarkan.

    5. Menggunakan acuan yang bisa menjawab tujuan secara valid atau benar.

  • 37

    DAFTAR PUSTAKA

    Abdul Haris, Asep Jihad. (2013). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta : Multi Pressindo.

    Arikunto, K. (2015). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

    Arikunto, S. 2012. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

    Ball, R., and P. Brown. 1968. “ An Empirical Evaluation of Accounting Income

    Numbers”. Journal of Accounting Research : Hal, 159-178. Bloom, Benjamin S., etc. 1956. Taxonomy of Educational Objectives The

    Classification of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New York : Longmans, Green and Co.

    Chittle Borough, G. D. & Treagust D. F. 2006. The Modeling Ability of Non-

    Major Chemistry Studens and Their Understanding of the Sub-Microscopic Level. Chemistry Education Research and Practice. 274-292.

    Chonstantika, A, L. 2012. Penerapan Pembelajaran Model Make A Match

    Disertai Diskusi Kelompok Untuk Meningkatkan Motivasi Berprestasi, Rasa Ingin Tahu, dan Prestasi Belajar pada Materi Hidrokarbon Siswa Kelas X-6 di SMA Negeri 2 Boyolali Tahun Ajaran 2011/2012. Skripsi tidak diterbitkan. Surakarta: Universitas Negeri Sebelas Maret.

    Dahar, R. 2006. Strategi Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

    Dimas Ardya R.S, Harina Fitriyani. 2013. Identifikasi Miskonsepsi Siswa Menggunakan Certainty of Response Index pada Operasi Hitung Bilangan. Jurnal Pendidikan Matematika.

    Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta. Fakhruddin, dkk.2012. Analisis Miskonsepsi pada Pelajaran Fisika dikelas XII

    SMA/MA Kota Duri.Vol 3 N0 1. Jurnal Pendidikan Matematika. Fitria Analisa.2014.Miskonsepsi Mahasiswa dalam Menentukan Grup pada

    Struktur Al Jabar Menggunakan Certanty Of Response Index (CRI).Vol.01 no.2 Hal 15. Jurnal Pendidikan Matematika.

    Gumilar.S.2016.Analisis Miskonsepsi Gaya menggunakan Certainty of Response

    Index (CRI).Vol 2 N0 1. Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika.

  • 38

    Hasan, S, dkk. 1999. Misconseptions and The Certainty of Response Index (CRI). Phys, Educ. 34 (5), PP. 294-299.

    Haryono. 2013. Pembelajaran IPA yang Menarik dan Mengasyikkan. Yogyakarta

    : Kepel Press. Irawan Edi, dkk. 2012. Analisis Miskonsepsi Mahasiswa STKIP PGRI Pacitan

    pada Mata Kuliah Pengantar Dasar Matematika Pokok Bahasan Logika ditinjau dari Gaya Kognitif Mahasiswa. Vol 2 No 1. Jurnal Pendidikan Matematika.

    Lusiana Naning.2015.Analisis Miskonsepsi Siswa Pokok Bahasan Momentum dan

    Impuls di Kelas XII IPA.4 SMA Negeri 4 Lubuklinggau Tahun Pelajaran 2015/2016.Jurnal Pendidikan Fisika.

    Murni.D,Suratni. 2012. Penggunaan Teknik Certainty of Response Index untuk

    Mengidentifikasi Miskonsepsi Mahasiswa pada Mata Kliah Biologi umum. Vol 5 Hal 64-69. Jurnal Penelitian Ilmu Sosial dan Eksata.

    Sadia, dkk. 2013. Pengaruh Strategi Pembelajaran Konflik Kognitif Terhadap

    Penurunan Miskonsepsi Fisika Ditinjau dari Gaya Kognitif Siswa Kelas X di SMA Negeri 1 Bebandem. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesa. 4 (1).

    Siregar, S. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Sudijono, A. 2012. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

    Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Supanto Paul.2013.Miskonsepsi dan Perubahan Konsep dalam Pendidikan

    Fisika.Jakarta:Grasindo. Purba, M. 2008. Kimia Untuk SMA Kelas XI. Erlangga : Jakarta. Putra Irsyaf Eka, dkk. 2016. Analisis Miskonsepsi dan Upaya Remediasi

    Pembelajaran Listrik Dinamis dengan Menggunakan Media Pembelajaran Lectura Inspire dan Phet Simulasi di SMAN Unggul Tunas Bangsa. Vol 4 No 02. Jurnal Pendidikan Sains Indonesia.

    Tayubi, Y. R. 2005. Identifikasi Miskonsepsi pada Konsep-Konsep Fisika dengan

    Menggunakan CRI ( Certainty of Response Index ). Laporan Akhir Penelitian Hibah Due-Like UPI Tahun 2005. UPI. Bandung.

    Wisudawati, A.W & Sulistyowati Eka. 2015. Metodologi Pembelajaran

    IPA.Jakarta:Bumi Aksara.

  • 39

    L

    A

    M

    P

    I

    R

    A

    N

  • 40

    LAMPIRAN 1

    KISI-KISI INSTRUMEN

    Tes Hasil Miskonsepsi Siswa

  • 41

    Lampiran 1.1

    KISI-KISI TES HASIL MISKONSEPSI SISWA

    Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 19 GOWA

    Mata Pelajaran : FISIKA

    Kelas/Semester: : X MIA/ II

    Tahun Pelajaran : 2018/2019

    Indikator Tingkat

    Kesulitan

    Soal Jawaban dan Pembahasan Skor

    Menganalisis benda yang bergerak pada bidang datar

    C2

    1. Benda A dan B terletak diatas lantai licin. Massa benda A tiga kali massa benda B. jika pada kedua benda bekerja gaya mendatar yang sama, maka perbandingan percepatan antara benda A dan benda B adalah….

    A. 1 : 6 B. 1 : 3 C. 1 : 1 D. 2 : 3 E. 1 : 4

    Alasan :

    Pembahasan : a = F/m a dan m berbanding terbalik Jawaban : B

    1

    C4

    2. Selama 10 sekon kecepatan sebuah truk yang massanya 5 ton mengalami perubahan dari 5 m/s menjadi 15 m/s. Besarnya gaya yang menyebabkan perubahan

    Pembahasan : Diketahui : t = 10 sekon m = 5 ton V1 = 5 m/s V2 = 15 m/s Ditanyakan : F =……. ?

    1

  • 42

    kecepatan tersebut adalah…..

    A. 5.000 N B. 6.000 N C. 7.000 N D. 8.000 N E. 9.000 N

    Alasan :

    Penyelesaiannya :

    Jawaban : A

    Menganalisis gaya yang bekerja pada bergerak vertical keatas

    C4

    3. Sebuah benda dengan massa 2 kg diikat dengan seutas tali dan diputar vertical dengan lintasannya berbentuk lingkaran dengan jari-jari 0,5 m. Jika kecepatan sudutnya 6 rad/s. Besar tegangan tali di titik terendah adalah…..

    A. 51 N B. 61 N C. 38 N D. 64 N E. 56 N

    Alasan :

    Pembahasan : Diketahui : m = 2 kg R = 0,5 m W2 = 6 rad/s

    Ditanyakan : T = …….? Penyelesaiannya :

    Jawaban : C

    1

    Menganalisis hubungan antara gaya dengan massa

    C4

    4. Silalahi yang bermassa 60 kg berada dalam sebuah lift yang sedang bergerak kebawah dengan percepatan 3 m/s. Besarnya gaya desakan kaki Silalahi pada lantai lift adalah…..

    A. 420 N B. 430 N C. 520 N D. 530 N E. 600 N

    Alasan :

    Pembahasan : Diketahui : m = 60 kg a= 3 m/s Ditanyakan : N = ……? Penyelesaiannya : N = m.(g – a ) N = 60 ( 10- 3 ) = 60 . 7 = 420 N Jawaban : A

    1

  • 43

    Menganalisis gaya yang bekerja pada suatu benda ( gaya gesekan statis )

    C2

    5. Koefisien gesek statis antara sebuah lemari dengan lantai kasar suatu bak truk sebesar 1. Besarnya percepatan maksimum yang boleh dimiliki truk agar lemari tetap diam terhadap bak truk adalah…..

    A. 1 m/ B. 5 m/ C. 10 m/ D. 15 m/ E. 7 m/

    Alasan :

    Pembahasan : Diketahui : µ= 1 g= 10 m/s2

    Ditanyakan : a = ……? Penyelesaiannya : a = µ.g a = 1.10 = 10 m/s2 Jawaban : C

    1

    Menganalisis hubungan antara gaya dengan massa

    C2

    6. Sebuah mobil bermassa 1500 kg bergerak dengan percepatan 5 m/ . Gaya yang harus diberikan oleh mesin mobi tersebut adalah…..

    A. 300 N B. 750 N C. 3000 N D. 7500 N E. 75000 N

    Alasan :

    Pembahasan : Diketahui : m= 1500 kg a= 5 m/ Ditanyakan : F = …….? Penyelesaiannya : F = m.a = 1500.5 = 7500 N Jawaban : D

    1

    C1

    7. Dalam system cgs satuan gaya adalah dyne, sedangkan dalam satuan SI satuan gaya adalah newton (N). Konversi satuannya adalah 1 N sama dengan…..

    A. 10-5dyne B. 101dyne

    Pembahasan : N = kg.m/s2 Dyne = g .cm/s2 Jawaban : B

    1

  • 44

    C. 102 dyne D. 103 dyne E. 105 dyne

    Alasan :

    Memahami materi tentang hukum 1 Newton

    C2

    8. Berdasarkan hukum 1 Newton. Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda adalah nol, kemungkinan benda tersebut akan…..

    A. Diam B. Bergerak

    lurus beraturan

    C. Bergerak lurus berubah beraturan

    D. Diam atau bergerak lurus beraturan

    E. Diam atau bergerak lurus berubah beraturan Alasan :

    Pembahasan : Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda nol, maka benda tersebut akan diam atau bergerak lurus berubah beraturan. Jawaban : E

    1

    Menganalisis hubungan antara gaya,massa dan percepatan

    C3

    9. Sebuah bola dipengaruhi gaya tetap sebesar 5 N. Jika massa bola 0,5 kg, percepatan yang dialami bola adalah…..

    A. 10 m/s² B. 25 m/s² C. 5 m/s² D. 0,25 m/s² E. 1 m/s²

    Alasan :

    Pembahasan : Diketahui : F= 5 N m= 0,5 kg Ditanyakan : a = ……? Penyelesaiannya : a= F/m = 10 Jawaban : A

    1

  • 45

    Menganalisis gaya yang bekerja pada suatu benda

    C3

    10. Dua buah benda A dan B masing-masing bermassa 2 kg dan 3 kg dihubungkan dengan tali melalui sebuah katrol licin (massa tali diabaikan). Jika percepatan gravitasi bumi ditempat itu 10 m/s² , maka besarnya tegangan tali adalah…..

    A. 20 N B. 21 N C. 22 N D. 23 N E. 24 N

    Alasan :

    Pembahasan : Diketahui : mA = 2 kg mB = 3 kg g = 10 m/s² Ditanyakan : T = ……? Penyelesaiannya :

    Jawaban : E

    1

    Menganalisis hubungan anatara gaya,massa dan percepatan

    C2

    11. Suatu balok bermassa 10 kg berada diatas papan yang licin sempurna. Balok tersebut ditarik mendatar oleh gaya sebesar 40 N, maka percepatan yang dialami oleh balok sebesar…..

    A. 4 m/s² B. 10 m/s² C. 40 m/s² D. 100 m/s² E. 400 m/s²

    Pembahasan : Diketahui : m = 10 kg F = 40 N Ditanyakan : a = ……? Penyelesaiannya : a = F/m = 40/10 = 4 m/s2

    Jawaban : A

    1

  • 46

    Alasan :

    Menganalisis gaya yang bekerja pada bidang miring

    C3

    12. Sebuah balok diletakkan diatas bidang miring dengan kemiringan 60º. Massa balok 4 kg. Jika percepatan gravitasi bumi 10 m/s², maka gaya normal bidang terhadap balok sebesar…..

    A. 10 N B. 20 N C. 25 N D. 30 N E. 50 N

    Alasan :

    Pembahasan : Diketahui : Cosθ = 60º m = 4 kg g = 10 m/s² Ditanyakan : N = ……? Penyelesaiannya : N = w.cosθ = 40.cos 60 = 40 . ½ = 20 N Jawaban : B

    1

    Menganalisis gaya yang bekerja pada suatu benda ( gaya gesekan )

    C4

    13. Benda 5 kg berada diatas papan yang licin sempurna tanpa adanya gaya gesek. Jika balok ditarik gaya sebesar 50 N dengan sudut 60º terhadap arah horizontal, gaya tersebut bekerja selama 4 detik dan benda mula-mula diam, maka kecepatan akhir benda tersebut adalah…..

    A. 10 m/s B. 20 m/s C. 25 m/s D. 40 m/s E. 50 m/s

    Alasan :

    Pembahasan : Diketahui : F = 50 N Cos 60º T = 4 detik Ditanyakan : vt = ….. ? Penyelesaiannya :

    Jawaban : C

    1

    14. Sebuah mainan mobil-mobilan mempunyai massa 0,5 kg ditarik dengan gaya

    Pembahasan : Diketahui : m = 0,5 kg F = 2 N Cosθ = 30o

  • 47

    C3

    sebesar 2 N dengan arah membentuk sudut 30o terhadap lantai. Jika semula diam, jarak yang ditempuh dalam waktu 5 detik adalah…..

    A. 10 m B. 10 √3 m C. 25 m D. 25 √3 m E. 50 m

    Alasan :

    Ditanyakan : S = ….. ? Penyelesaiannya : a = F.cosθ / m = (2.1/2√3) / 0,5

    =2√3 m/s2

    s = ½ a.t2 = ½ . 2√3. 25 = 25√3 m Jawaban : D

    1

    C4

    15. Suatu benda dengan massa 10 kg berada dipapan yang licin sempurna bergerak tanpa ada gesekan. Benda ditarik oleh suatu gaya sebesar 40 N dengan arah mendatar, maka besar percepatan yang dialami oleh benda tersebut adalah…..

    A. 4 m/s B. 10 m/s C. 40 m/s D. 100 m/s E. 400 m/s

    Alasan :

    Pembahasan : Diketahui : m = 10 kg F = 40 N Ditanyakan : a = …… ? Penyelesaiannya : a = F/m = 40/10 = 4 m/s2 Jawaban : A

    1

    C3

    16. Sebuah mobil massanya 1,5 ton bergerak dengan kelajuan 72 km/jam. Mobil itu tiba-tiba direm dengan gaya pengereman sebesar F = 2,4 × 10 N hingga berhenti. Jarak yang ditempuh mobil tersebut

    Pembahasan : Diketahui : m = 1,5 ton Kelajuan = 72 km/jam F = 2,4 × 10 N Ditanyakan : S =…. ? Penyelesaiannya : a = F/m = 24000/1500 = 16 m/s2 vt

    2 = v02 -2as

    0 = 400 – 2.16.s S = 400/32 = 12,5 m

    1

  • 48

    mulai direm sampai berhenti adalah.....

    A. 6 m B. 7,5 m C. 10 m D. 12,5 m E. 15 m

    Alasan :

    Jawaban : D

    C1

    17. Besar gaya gesekan yang bekerja pada benda yang bergerak pada bidang miring kasar, jika gaya gesekan dengan udara diabaikan, tidak tergantung pada…..

    A. Berat benda B. Sudut

    miring bidang terhadap horizontal

    C. Kekasaran permukaan bidang

    D. Kecepatan gerak benda

    E. Massa benda Alasan :

    Jawaban ; D

    1

    Menganalisis gaya yang bekerja pada suatu benda

    C2

    18. Massa seorang astronot dibumi 60 kg. Jika gaya gravitasi bulan 1/6 gaya gravitasi bumi, maka berat astronot dibulan adalah…..

    A. 10 N B. 50 N C. 100 N D. 300 N E. 500 N

    Pembahasan : Diketahui: m = 60 Kg Gravitasi bulan = 1/6 gaya gravitasi bumi Ditanyakan : W =….? Penye;esaiannya : W = 1/6 . 600 = 100 N Jawaban : C

    1

  • 49

    Alasan :

    Memahami materi pada hukum 1 Newton

    C2

    19. Bila resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol, maka pernyataan dibawah ini yang benar adalah…..

    A. Kecepatan selalu tetap meski waktunya berubah-ubah

    B. Percepatannya selalu tetap meski waktunya berubah-ubah

    C. Kecepatannya selalu berubah-ubah meski waktunya tetap

    D. Percepatannya selalu berubah-ubah meski waktunya tetap

    E. Percepatannya selalu tetap meski kecepatannya berubah-ubah Alasan :

    Pembahasan: ƩF = 0 Kondisi ini berlaku pada benda diam atau benda bergerak lurus beraturan dengan kecepatan tetap.

    Jawaban : A

    1

    Menganalisis hubungan anatara gaya,

    20. Sebuah benda yang semula diam bergerak dengan percepatan tetap selama 10 sekon. Jika jarak yang

    Pembahasan :

  • 50

    massa dan percepatan

    C2

    ditempuh 50 m dan massa benda 5 kg, maka besar gaya yang bekerja adalah…..

    A. 10 N B. 20 N C. 30 N D. 40 N E. 50 N

    Alasan :

    Jawaban : A

    1

    C3

    21. Sebuah truk dengan massa 2.000 kg melaju dengan kecepatan 36 km/jam, kemudian menabrak sebuah pohon dan berhenti dalam waktu 0,1 sekon. Gaya rata=rata pada truk selama berlangsung tabrakan adalah…..

    A. 200 N B. 3000 N C. 20.000 N D. 200.000 N E. 2.000.000 N

    Alasan :

    Pembahasan :

    Jawaban : D

    1

    C3

    22. Sebuah mobil mula-mula melaju dengan kecepatan 72 km/jam diatas jalan raya. Jika koefisien gesek antara ban dengan jalan 0,8, jarak temuh mobil sejak direm hingga berhenti adalah…..

    A. 10 m

    Pembahasan :

    1

  • 51

    B. 15 m C. 20 m D. 25 m E. 40 m

    Alasan :

    Jawaban : D

    C4

    23. Pada dua benda terpisah sejauh R bekerja dengan gaya Tarik sebesar F, jika jarak kedua benda diubah menjadi 3R, maka besar gaya tariknya menjadi…..

    A. F/9 B. F/3 C. 3 F D. 6 F E. 9 F

    Alasan :

    Pembahasan : Diketahui :

    Jawaban : A

    1

    Menganalisis gaya yang bekerja pada suatu benda

    C4

    24. Sebuah balok bermassa 5 kg ( berat w = 50 N ) digantung dengan tali dan diikatkan pada atap. Jika balok diam maka berapakah tegangan talinya…..

    A. 10 N B. 20 N C. 30 N D. 40 N

    Pembahasan : Karena balok diam, maka berlaku hokum 1 Newton yaitu sebagai berikut : ΣF = 0 T – w = 0

    T – 50 = 0

    T = 50 N

    Jadi, gaya tegangan tali yang bekerja pada balok tersebut adalah

    1

  • 52

    E. 50 N Alasan :

    50 Newton.

    Jawabannya: E

    Menganalisis hubungan antara gaya dengan massa

    C4

    25. Sebuah truk dapat menghasilkan gaya sebesar 7000 N. Jika truk tersebut dapat bergerak dengan percepatan 3,5 m/s2 , maka tentukan massa truk tersebut…..

    A. 1 ton B. 1,5 ton C. 2 ton D. 2,5 ton E. 3 ton

    Alasan :

    Pembahasan: Diketeahui: ΣF = 7000 N

    a = 3,5 m/s2

    Ditanyakan: m = …?

    Jawab:

    M = ΣF A

    M = 7000 3,5

    m = 2000 kg = 2 ton

    Jadi, massa truk tersebut adalah 2 ton.

    Jawabannya : C

    1

  • 53

    LAMPIRAN 2

    INSTRUMEN PENELITIAN

    1. Tes Hasil Miskonsepsi Siswa sebelum uji coba

    2. Tes Hasil Miskonsepsi Siswa setelah uji coba

  • 54

    Lampiran 2.2 Tes Hasil Belajar Fisika Sebelum Uji Coba

    TES PILIHAN GANDA DENGAN MENGGUNAKAN INDEX KEYAKINAN CRI

    Nama :

    Kelas :

    Alokasi Waktu : 2 × 45 Menit

    PETUNJUK

    1. Tulislah identitas Anda kedalam lembar jawaban yang telah disediakan 2. Tersedia waktu 90 menit untuk mengerjakan tes tersebut (disesuaikan) 3. Jumlah soal 25 butir, pada setiap butir soal terdapat 5 pilihan jawaban untuk

    setiap soal 4. Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap paling benar pada

    lembar jawaban yang telah disediakan 5. Kemudian memberikan alasan memilih jawaban tersebut dengan cara memilih

    Skala Respon Certainty of Response Index, yaitu: a. Skala 0 (Menebak) b. Skala 2 ( Ragu-ragu) c. Skala 3 (Yakin)

    6. Periksa kembali jawaban Anda sebelum dikembalikan kepada Guru

  • 55

    Soal Pilihan Ganda

    1. Benda A dan B terletak diatas lantai licin. Massa benda A tiga kali massa benda B. jika pada kedua benda bekerja gaya mendatar yang sama, maka perbandingan percepatan antara benda A dan benda B adalah….

    A. 1 : 6 B. 1 : 3 C. 1 : 1 D. 2 : 3 E. 1 : 4

    Alasan :

    Menebak Ragu-Ragu Yakin

    2. Selama 10 sekon kecepatan sebuah truk yang massanya 5 ton mengalami perubahan dari 5 m/s menjadi 15 m/s. Besarnya gaya yang menyebabkan perubahan kecepatan tersebut adalah…..

    A. 5.000 N B. 6.000 N C. 7.000 N D. 8.000 N E. 9.000 N

    Alasan :

    Menebak Ragu-Ragu Yakin

    3. Sebuah benda dengan massa 2 kg diikat dengan seutas tali dan diputar vertical dengan lintasannya berbentuk lingkaran dengan jari-jari 0,5 m. Jika kecepatan sudutnya 6 rad/s. Besar tegangan tali di titik terendah adalah…..

    A. 51 N B. 61 N C. 38 N D. 64 N E. 56 N

    Alasan :

    Menebak Ragu-Ragu Yakin 4. Silalahi yang bermassa 60 kg berada dalam sebuah lift yang sedang

    bergerak kebawah dengan percepatan 3 m/s. Besarnya gaya desakan kaki Silalahi pada lantai lift adalah…..

  • 56

    A. 420 N B. 430 N C. 520 N D. 530 N E. 600 N

    Alasan :

    Menebak Ragu-Ragu Yakin

    5. Koefisien gesek statis antara sebuah lemari dengan lantai kasar suatu bak truk sebesar 1. Besarnya percepatan maksimum yang boleh dimiliki truk agar lemari tetap diam terhadap bak truk adalah…..

    A. 1 m/ B. 5 m/ C. 10 m/ D. 15 m/ E. 7 m/

    Alasan :

    Menebak Ragu-Ragu Yakin

    6. Sebuah mobil bermassa 1500 kg bergerak dengan percepatan 5 m/ . Gaya yang harus diberikan oleh mesin mobi tersebut adalah…..

    A. 300 N B. 750 N C. 3000 N D. 7500 N E. 75000 N

    Alasan :

    Menebak Ragu-Ragu Yakin

    7. Dalam system cgs satuan gaya adalah dyne, sedangkan dalam satuan SI satuan gaya adalah newton (N). Konversi satuannya adalah 1 N sama dengan…..

    A. 10-5dyne B. 101dyne C. 102 dyne D. 103 dyne

  • 57

    E. 105 dyne Alasan :

    Menebak Ragu-Ragu Yakin

    8. Berdasarkan hokum 1 Newton. Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda adalah nol, kemungkinan benda tersebut akan…..

    A. Diam B. Bergerak lurus beraturan C. Bergerak lurus berubah beraturan D. Diam atau bergerak lurus beraturan E. Diam atau bergerak lurus berubah beraturan

    Alasan :

    Menebak Ragu-Ragu Yakin

    9. Sebuah bola dipengaruhi gaya tetap sebesar 5 N.