hal.46-51 meningkatkan konsentrasi

6
46 Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006 Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa Handy Susanto *) *) Mantan Guru Bimbingan dan Konseling SMPK BPK PENABUR Tasikmalaya Opini ernahkah Bapak/Ibu guru mengalami begitu sulitnya menyampaikan materi pelajaran kepada siswa? Apapun usaha yang dilakukan tidak memberikan hasil yang baik, materi yang disampaikan tidak dapat diserap seutuhnya oleh siswa. Sering menjadi pertanyaan besar bagi guru, siswa, ataupun orang tua siswa mengapa siswa tidak dapat mencapai hasil belajar yang optimal yang biasa diukur melalui nilai ulangan harian ataupun nilai rapor. Pada kondisi normal, dalam arti tingkat kecerdasan siswa tersebut berada pada taraf rata- rata ataupun yang memiliki kecerdasan superior, tidak dapat dipungkiri banyak siswa yang tidak bisa memperoleh hasil belajar (nilai) secara optimal sesuai dengan tingkat kecerdasannya. Tentu kita tidak bisa menyalahkan satu pihak saja, apakah siswa, guru ataupun orang tua. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Salah satunya adalah kemampuan konsentrasi siswa. Dari kegiatan konseling yang penulis lakukan, cukup banyak siswa yang mengeluh bahwa mereka tidak dapat berkonsentrasi dengan baik selama kegiatan belajar berlangsung sehingga tidak memahami materi yang disampaikan. Ada yang mengeluh gurunya membosankan, tidak tertarik pada materi yang disampaikan, masalah dalam keluarga, tubuh terlalu lelah dan masih banyak alasan lainnya sehingga tidak bisa berkonsentrasi. Kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi penting pada saat belajar, maupun dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan. Secara umum yang dimaksud dengan konsentrasi adalah kemampuan seseorang untuk bisa mencurahkan perhatian dalam waktu yang relatif lama. Sedangkan anak dikatakan berkonsentrasi pada pelajaran jika dia bisa memusatkan perhatian pada apa yang dipelajari. Dengan Pencapaian prestasi yang biasanya diukur melalui perolehan nilai di sekolah menjadi satu hal yang dianggap sangat penting bagi orang tua dan siswa. Tuntutan untuk mendapatkan nilai sesuai dengan kapasitas siswa, tentu menuntut siswa untuk berkonsentrasi dalam proses belajar agar mereka mampu memahami setiap informasi yang diberikan. Konsentrasi siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah modalitas belajar (Visual, Audiotorial, Kinestetik) yang menentukan bagaimana siswa memproses setiap informasi yang diterimanya. Kejelian memperhatikan modalitas belajar serta kreativitas guru dalam mengembangkan strategi dan metode pembelajaran di kelas akan meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga hasil belajarnya akan meningkat pula. Kata kunci: Konsentrasi, modalitas belajar Achievement that measured by reaching good marks in the school become important for the parent and the student. The demand to reach the achievement in the school that appropiate with student’s capacity demanded from the student to concentrate in learning process so they can understand every informations that they accepted. Student’s concentration influenced by some factors, on of them is learing modality (visual, audiotory, kinesthetic) that determine how the student processing each information that they accepted. The carefulness of observation to learning modality and teacher’s creativity in developing strategy and learning method in the class will increase student’s concentration so they can increasing they achievement in the school. Abstrak P Pendahuluan

Upload: adi-dan-dia

Post on 14-Dec-2014

21 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

...

TRANSCRIPT

Page 1: Hal.46-51 Meningkatkan Konsentrasi

46 Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa

Meningkatkan Konsentrasi SiswaMelalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa

Handy Susanto*)

*) Mantan Guru Bimbingan dan Konseling SMPK BPK PENABUR Tasikmalaya

Opini

ernahkah Bapak/Ibu guru mengalamibegitu sulitnya menyampaikan materipelajaran kepada siswa? Apapun usahayang dilakukan tidak memberikan hasil

yang baik, materi yang disampaikan tidak dapatdiserap seutuhnya oleh siswa. Sering menjadipertanyaan besar bagi guru, siswa, ataupun orangtua siswa mengapa siswa tidak dapat mencapaihasil belajar yang optimal yang biasa diukurmelalui nilai ulangan harian ataupun nilai rapor.Pada kondisi normal, dalam arti tingkatkecerdasan siswa tersebut berada pada taraf rata-rata ataupun yang memiliki kecerdasan superior,tidak dapat dipungkiri banyak siswa yang tidakbisa memperoleh hasil belajar (nilai) secaraoptimal sesuai dengan tingkat kecerdasannya.Tentu kita tidak bisa menyalahkan satu pihak saja,apakah siswa, guru ataupun orang tua. Ada

beberapa faktor yang dapat mempengaruhikeberhasilan siswa dalam belajar. Salah satunyaadalah kemampuan konsentrasi siswa. Darikegiatan konseling yang penulis lakukan, cukupbanyak siswa yang mengeluh bahwa mereka tidakdapat berkonsentrasi dengan baik selamakegiatan belajar berlangsung sehingga tidakmemahami materi yang disampaikan. Ada yangmengeluh gurunya membosankan, tidak tertarikpada materi yang disampaikan, masalah dalamkeluarga, tubuh terlalu lelah dan masih banyakalasan lainnya sehingga tidak bisaberkonsentrasi. Kemampuan seseorang untukberkonsentrasi penting pada saat belajar, maupundalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan.Secara umum yang dimaksud dengan konsentrasiadalah kemampuan seseorang untuk bisamencurahkan perhatian dalam waktu yang relatiflama. Sedangkan anak dikatakan berkonsentrasipada pelajaran jika dia bisa memusatkanperhatian pada apa yang dipelajari. Dengan

Pencapaian prestasi yang biasanya diukur melalui perolehan nilai di sekolah menjadi satu hal yang dianggapsangat penting bagi orang tua dan siswa. Tuntutan untuk mendapatkan nilai sesuai dengan kapasitas siswa,tentu menuntut siswa untuk berkonsentrasi dalam proses belajar agar mereka mampu memahami setiapinformasi yang diberikan. Konsentrasi siswa dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah modalitasbelajar (Visual, Audiotorial, Kinestetik) yang menentukan bagaimana siswa memproses setiap informasi yangditerimanya. Kejelian memperhatikan modalitas belajar serta kreativitas guru dalam mengembangkan strategidan metode pembelajaran di kelas akan meningkatkan konsentrasi belajar siswa sehingga hasil belajarnyaakan meningkat pula.

Kata kunci: Konsentrasi, modalitas belajar

Achievement that measured by reaching good marks in the school become important for the parent and

the student. The demand to reach the achievement in the school that appropiate with student’s capacity

demanded from the student to concentrate in learning process so they can understand every informations

that they accepted. Student’s concentration influenced by some factors, on of them is learing modality

(visual, audiotory, kinesthetic) that determine how the student processing each information that they

accepted. The carefulness of observation to learning modality and teacher’s creativity in developing strategy

and learning method in the class will increase student’s concentration so they can increasing they achievement

in the school.

Abstrak

PPPPP

Pendahuluan

Page 2: Hal.46-51 Meningkatkan Konsentrasi

47Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa

berkonsentrasi, anak tidak mudah mengalihkanperhatian pada masalah lain di luar yangdipelajarinya.

Semakin banyak informasi yang harusdiserap oleh siswa maka kemampuanberkonsentrasi mutlak dimiliki dalam mengikutiproses belajar. Banyak cara yang ditawarkan olehbeberapa ahli bagaimana meningkatkankonsentrasi siswa dalam belajar. Misalnyadengan cara membangkitkan gelombang Alfa agarsetiap siswa dapat berkonsentrasi dengan santai(DePorter, dkk, 2000), mengatur posisi tubuh padasaat belajar, dan mempelajari materi (informasi)sesuai dengan kecenderungan modalitas belajarsiswa itu sendiri. Mempelajari materi sesuaidengan modalitas belajarjuga diungkapkan oleh NonoHery Yoenanto (2003) yangmenyatakan bahwakemampuan konsentrasisiswa dipengaruhi olehmodalitas belajar siswa(Jawa Pos, 12 September 2003dalam http://www.sscbandung.net).Bagi guru modalitas belajarmungkin bukan hal yangasing lagi. Modalitas belajarmerupakan suatu saringan yang digunakanseseorang dalam pembelajaran, pemrosesaninformasi yang diterimanya, dan juga komunikasi(Bandler & Grinder, 1981 dalam DePorter, dkk,2000).

Sebagaimana halnya kita memilikikecenderungan menggunakan salah satumodalitas belajar, kita juga memilikikecenderungan modalitas mengajar yangbiasanya sama dengan modalitas belajar kita. JikaAnda pelajar yang cenderung visual, maka Andaakan menjadi guru yang visual juga. Artinyasetiap metode pengajaran yang digunakan untukmenyampaikan materi pelajaran hanyamenekankan pada perangsangan indera visualsaja padahal dalam satu kelas tidak semua siswamemiliki kecenderungan menggunakan modalitasvisual. Jika kondisi tersebut terjadi maka bagisiswa yang memiliki kecenderungan untuk belajarsecara audiotorial ataupun kinestetik menjaditidak terakomodasi. Jika kebutuhan siswa untukbelajar sesuai dengan modalitasnya tidakterakomodasi maka kemampuan siswa untukberkonsentrasi dalam belajar pun cenderungmenurun.

Yang menjadi kendala sampai saat ini adalahmasih banyak guru-guru yang menggunakan polamengajar yang tradisional yaitu hanya mengajardengan menggunakan metoda ceramah danbersifat satu arah (guru berbicara, murid hanyamendengar). Padahal dengan diberlakukannyaKurikulum Berbasis Kompetensi, guru bukan lagisebagai ‘penguasa kelas’ melainkan sebagaifasilitator yang harus mampu memfasilitasi siswaagar dapat menguasai materi sampai tuntas.Metoda ceramah yang sering kali digunakan(karena mungkin Anda adalah tipe audiotorialatau merasa nyaman dengan menggunakanmetoda mengajar ini) mungkin cocok bagi siswadengan modalitas audiotorial. Walaupun ada

k e m u n g k i n a nsiswa akan bosanjuga jika tidak adavariasi, terutamajika berbicaradengan monoton.Namun bagaimanadengan siswa yangmemiliki modalitasyang lain?K e m u n g k i n a nbesar mereka tidak

akan mampuberkonsentrasi dan kemudian berdampak padakemampuan mereka dalam upaya memahamimateri tersebut. Bagi siswa yang tidak memilikimodalitas yang sama dengan anda bisa dianggapbahwa mereka memproses informasi yang Andasampaikan dengan ‘bahasa’ yang berbeda. Tentukita tahu bahwa jika dua orang berkomunikasidengan bahasa yang berbeda maka informasi/pesan yang ingin disampaikan tidak dapatdipahami dengan baik sehingga dapat terjadikesalahpahaman.

Perlu diingat bahwa setiap siswa memilikikebutuhannya masing-masing. Setiap siswaadalah pribadi yang unik memiliki cara masing-masing untuk dapat memproses informasi yangditerimanya. Sudah barang tentu menjadi haksiswa untuk mendapatkan pengajaran sesuaidengan gaya belajar mereka masing-masing.Dengan demikian, yang menjadi permasalahanadalah bagaimana menggunakan modalitasbelajar dalam proses pembelajaran di kelassehingga dapat meningkatkan konsentrasi belajarsiswa yang diharapkan dapat meningkat motivasidan hasil belajar siswa.

... bagaimana menggunakanmodalitas belajar dalam prosespembelajaran di kelas sehingga

dapat meningkatkankonsentrasi belajar siswa yangdiharapkan dapat meningkat

motivasi dan hasil belajar siswa.

Page 3: Hal.46-51 Meningkatkan Konsentrasi

48 Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhikeberhasilan seseorang dalam proses belajardibagi menjadi dua yaitu faktor internal dan faktoreksternal. Faktor internal antara lain kondisi fisikseperti keterbatasan fisik (cacat tubuh), kondisipsikologis seperti kemampuan konsentrasi, faktorkelelahan, sedangkan faktor eksternal meliputikondisi keluarga seperti kondisi rumah, faktorsekolah seperti metoda pengajaran, dan faktormasyarakat.Seorang anak bisa berkonsentrasi dengan baikatau tidak, dipengaruhi oleh dua faktor yaituinternal dan eksternal. Faktor internal adalahfaktor yang muncul dalam diri anak itu.Sedangkan faktor eksternal adalah pengaruhyang berasal dari luar individu. Faktor internalmisalnya ketidaksiapan mereka dalam menerimapelajaran, kondisi fisik, kondisi psikologis,modalitas belajar, sedangkan faktor eksternalmisalnya adanya suara-suara berisik dari TV,radio, atau suara-suara yang mengganggulainnya. (http://www.sscbandung.net)

Dari berbagai cara untuk meningkatkankonsentrasi siswa, modalitas belajar merupakansalah satu aspek yang perlu diperhatikan gurudalam mengelola pembelajaran. Modalitas belajaryang dimaksudkan disini ialah jaringan yangdigunakan seseorang dalam proses pembelajaran,pemrosesan informasi yang diterimanya sertakomunikasi.

Terdapat tiga macam modalitas belajar yangdigunakan oleh seseorang dalam pembelajaran,pemrosesan informrasi, dan komunikasi (DePorter,dkk, 2000). Senada dengan yang diungkapkanoleh Tim Power Brain Indonesia dalam situsnyamenyatakan bahwa secara ilmiah sudahdiketahui bahwa dalam hal penyerapaninformasi tersebut manusia dibagi menjadi 3bagian; manusia visual, yang mana ia akan secaraoptimal menyerap informasi yang dibacanya/dilihatnya; manusia auditorik, di mana informasiyang masuk melalui apa yang didengarnya akandiserap secara optimal; dan manusia kinestetik,di mana ia akan sangat senang dan cepat mengertibila informasi yang harus diserapnya terlebihdahulu “dicontohkan” atau ia membayangkanorang lain tersebut melakukan hal tadi (http://www.medikaholistik.com).

Meskipun kebanyakan orang mampu untukmengakses / menggunakan ketiga modalitastersebut, namun orang memiliki kecenderunganhanya menggunakan satu modalitas tertentudidalam pembelajaran, pemrosesan informasi,ataupun komunikasi (Bandler & Grinder, 1981dalam DePorter, dkk, 2000). Hal ini sejalan denganyang diungkapkan oleh Dunn yang mengatakanbahwa setiap orang biasanya memiliki sebuahkekuatan (Modalitas belajar) yang dominan, danjuga sebuah kekuatan sekunder (Dunn dalamGordon Dryden & Jeannette Vos, 1999).

Adapun yang menjadi ciri-ciri ketigamodalitas belajar tersebut adalah sebagai berikut:Visual : Modalitas ini mengakses citra visual, yangdiciptakan maupun diingat. Warna, hubunganantar ruang, gambaran mental (mental imagery),dan gambar menonjol dalam modalitas ini.Seseorang yang memiliki kecenderunganmenggunakan modalitas ini memiliki ciri-cirisebagai berikut:1. Teratur, memperhatikan segala sesuatu,

menjaga penampilan.2. Mengingat dengan gambar, lebih suka

membaca dari pada dibacakan.3. Membutuhkan gambaran dan tujuan

menyeluruh dan menangkap detail-detail,mengingat apa yang dilihat.

Audiotorial: Modalitas ini mengakses segala jeniskata dan bunyi, yang diciptakan maupun diingat.Musik, nada, irama, rima, dialog internal, dansuara menonjol dalam modalitas ini. Seseorangyang memiliki kecenderung menggunakanmodalitas ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut:1. Perhatiannya mudah terpecah.2. Berbicara dengan pola berirama.3. Belajar dengan cara mendengarkan,

menggerakkan bibir / berbicara pada saatmembaca.

4. Berdialog baik secara internal (dalam hati)maupun eksternal (bersuara).

Kinestetik: Modalitas ini mengakses segala jenisgerak dan emosi, yang diciptakan maupundiingat. Gerakan, koordinasi, irama, tanggapanemosional, dan kenyamanan fisik menonjol disini.Seseorang yang memiliki kecenderungmenggunakan modalitas ini memiliki ciri-cirisebagai berikut:1. Menyentuh orang lain dan berdiri berdekatan,

banyak bergerak.2. Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan

saat membaca, menanggapi secara fisik.3. Mengingat sambil berjalan dan melihat.

Konsentrasi Belajar

Modalitas Belajar

Page 4: Hal.46-51 Meningkatkan Konsentrasi

49Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa

Sampai saat ini kita telah mengenal tiga jenismodalitas belajar yaitu visual (penglihatan),audiotorial (pendengaran), dan kinestetik (gerak).siswa yang memiliki kecenderunganmenggunakan modalitas visual dikatakan sebagaipelajar visual, yang menggunakan modalitasaudiotorial disebut sebagai pelajar audiotorial,dan yang menggunakan modalitas kinestetikdisebut sebagai pelajar kinestetik.

Sebagai seorang guru, kita harus dapatmengakomodasi setiap kebutuhan siswa untukdapat memproses informasi yang diterimanyasesuai dengan modalitas belajarnya. Memangterlihat sangat merepotkan dan mungkinmelelahkan jika kita harus memenuhi semuakebutuhan siswa, namun hal tersebut sudahmenjadi tugas kita agar setiap informasi (materipelajaran) yang kita sampaikan dapat diterimadan dipahami dengan baikoleh setiap siswa. Di dalamkelas kita tidak hanyamenggunakan satumodalitas yang sesuaidengan kecenderunganmodalitas belajar kita. Kitaharus mencoba untukmenggunakan ketigamodalitas tersebut dalammetoda pengajaran.Modalitas seperti ‘jalan tolutama’ untuk memproses rangsangan yangdatang kepada diri kita dari dunia luar. Yangperlu diingat bahwa setiap orang memiliki ketigamodalitas belajar tersebut, namun kita cenderunghanya menggunakan satu modalitas.

Meskipun kita hanya menggunakan satumodalitas, namun kedua modalitas yang lainnyatetap ada di dalam diri kita. Jika kita mencobauntuk merangsang penggunaan kedua modalitasyang lainnya, maka kita dapat menggunakanseluruh modalitas yang kita miliki. Dari hasilpenelitian menunjukkan semakin banyakmodalitas yang kita libatkan secara bersama-sama, maka belajar akan semakin ‘hidup’, berarti,dan bisa melekat. Menurut Richard Restak (1995),setiap kali suatu pola saraf tertentu ‘menembak’,maka jalur yang sama akan semudah itu puladiaktifkan kembali. Dalam kasus ini, dengan caramelibatkan lebih banyak modalitas dalampengajaran, kita memicu lebih banyak lagi jalur

saraf yang dapat memperkuat belajar siswa kita(dalam DePorter, Bobbi; Reardon, Mark; Mourie,Sarah Singer, 2000).Terdapat beberapa cara yang dapat dilakukanuntuk merangsang ketiga modalitas tersebutyaitu:Visual1. Menggunakan kertas tulis dengan tulisan

berwarna.2. Menggantungkan grafik di dinding sekeliling

ruang kelas yang berisi tentang informasipenting dalam materi.

3. Mendorong siswa untuk menggambarkaninformasi yang diterimanya denganmenggunakan peta pikiran, diagram, tulisanberwarna.

4. Membagikan frase-frase atau garis besar setiapmateri pelajaran yang disampaikan denganmemberikan ruang yang kosong untukmenambahkan catatan.

5. Memberikan kode warna untuk tiap-tiapmateri yang hendak disampaikan.

6. Menggunakan bahasayang dapat menciptakanvisualisasi pada diri anak.Misalnya: bayangkanlahbola dunia yang sedangberputar mengelilingimatahari (jika kita sedangmempelajari tentangrevolusi bumi), dansebaginya.

Audiotorial1. Menggunakan variasi

vokal (ritme, volume suara, intonasi) yangdigunakan pada saat menyampaikan materipelajaran.

2. Menggunakan penggulangan dengan carameminta siswa mengulang kembali konsep-konsep kunci yang telah dipelajari.

3. Mengembangkan dan mendorong setiapsiswa untuk membuat ‘jembatan keledai’untuk menghapal konsep kunci. Misalnya:warna pelangi adalah MEJIKUHIBINIU(merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila,Ungu).

4. Menggunakan musik sebagai aba-aba untukmemulai suatu kegiatan (misal musik barokuntuk mulai menfokuskan perhatian).

5. Mendorong siswa terutama untuk pelajaraudiotorial untuk merekam informasi-informasi penting untuk kemudiandidengarkan ulang karena pelajar audiotorialtidak terlalu senang mencatat.

Hasil penelitianmenunjukkan semakin

banyak modalitas yang kitalibatkan secara bersama-sama, maka belajar akan

semakin ‘hidup’, berarti, danbisa melekat.

Saran Aplikasi

Page 5: Hal.46-51 Meningkatkan Konsentrasi

50 Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa

6. Mengijinkan siswa untuk berbicara secaraperlahan pada saat sedang mempelajarikonsep yang harus dipahaminya.

Kinestetik1. Menggunakan alat bantu pada saat mengajar

untuk menimbulkan rasa ingin tahu danmenekankan konsep-konsep kunci.

2. Menggunakan simulasi konsep agar setiapsiswa dapat mengalaminya sendiri.

3. Mencoba berbicara dengan siswa secarapribadi setiap hari, misalkan: “ibu senangkamu sudah terlibat aktif di kelas hari ini”.

4. Memperagakan setiap konsep yang diajarkandan memberikan kesempatan kepada setiapsiswa untuk mencoba mempelajarinyalangkah demi langkah.

5. Melakukan lakon pendek dapat membantusiswa untuk memahami materi yangdipelajarinya. Setiap siswa didorong untukmembuat lakon pendek tentang materi yangdipelajari. Misalnya: pada pelajaran biologiyang mempelajari tentang rantai makanan,bagi siswa ke dalam beberapa kelompok yangberbeda jumlah anggotanya, jelaskan bahwayang lebih banyak adalah yang jadi mangsasedangkan yang lebih kecil menjadipemangsa kelompok yang lebih besar.Langkah awal yang harus kita lakukan

adalah dengan cara mengenali setiap modalitasbelajar yang digunakan oleh setiap siswa. Denganmengenali cara mereka memproses informasi,maka akan turut mempengaruhi strategipembelajaran yang diterapkan oleh kita di dalamkelas. Namun bukan berarti bahwa kita hanyamerangsang satu modalitas belajar pada siswa,tapi doronglah setiap siswa untuk melibatkanseluruh modalitas belajar yang dimilikinya,karena dengan melibatkan seluruh modalitastersebut akan dapat membantu siswa untukmemahami materi pelajaran yang diterimanya.Memang terlihat ‘repot’ dalam menerapkanmetoda belajar ini, namun jika kita mampu untukmerangsang setiap siswa untuk mengaktifkanseluruh modalitas belajar yang dimilikinya makaproses belajar akan dapat dijalaninya dengan lebihmudah. Dengan pengaktifan ketiga modalitas ini,akan meningkatkan konsentrasi siswa. Jika siswamampu menfokuskan perhatian dalam prosesbelajar tersebut sudah pasti kita tidak perlu lagi‘berteriak’ kepada siswa yang malas dan ributkarena tidak bisa berkonsentrasi sehingga energikita bisa lebih terfokus untuk menyampaikanmateri pelajaran.

Bukan hanya siswa yang dituntut untukmelibatkan ketiga modalitas belajar tersebut, tapiguru pun harus melibatkan ketiga modalitastersebut dalam menyampaikan materi pelajaran.Pada awal kita mencoba mungkin akan merasarepot karena cukup banyak persiapan yang harusdilakukan, namun jika hal ini telah dilakukanterus menerus maka kita akan terbiasa dan ‘beban’untuk menyiapkan bahan-bahan pengajaran punmungkin akan berkurang.

Sebagai contoh yang mungkin bisadiaplikasikan dalam merangsang ketiga modalitasbelajar, misal dalam pelajaran ekonomi, guru yangmembahas tentang pasar dapat membuat baganatau grafik yang berwarna-warni tentang jalurdistribusi dan langkah-langkah yang tercakupdalam proses penjualan dan pembelian dankemudian diletakkan/digantungkan di dindingkelas selama pelajaran berlangsung (untukmerangsang modalitas visual), kemudian gurumenerangkan setiap langkah-langkah yangtercakup dalam proses penjualan dan pembeliandengan menggunakan variasi suara sepertiintonasi, ritme, dan volume suara sehingga tidakterkesan monoton yang dapat menimbulkankejenuhan terhadap siswa (untuk merangsangmodalitas audiotorial). Setelah diberikan penjelasantentang proses penjualan dan pembelian, gurudapat meminta setiap siswa untuk membentukkelompok-kelompok kecil dan kemudian memintasetiap kelompok untuk membuat suatu lakon(drama) kecil yang menggambarkan ataumensimulasikan tentang proses jual beli yangterjadi di pasar (untuk merangsang modalitaskinestetik).

Jikalau memang guru terlalu sibuk untukmenyiapkan bahan-bahan tersebut, maka gurupun dapat menugaskan setiap siswa, misalnyabagi pelajar visual dapat diberikan tugas untukmembuat bagan atau grafik yang menarik (meriah)tentang materi yang akan dipelajari. Bagi pelajaraudiotorial dapat ditugaskan untuk membuat’jembatan keledai’ (jika memungkinkan) yangdirasakan dapat membantu siswa untukmempelajari materi dengan lebih mudah. Bagipelajar kinestetik, guru dapat menugaskan kepadamereka untuk menyusun skenario lakon (drama)yang akan diperankan mengenai materi yangakan dipelajari oleh siswa.

Dengan penugasan ini bukan berartimembebani mereka karena jika siswa diberikantugas sesuai dengan modalitas belajarnya, makasiswa tersebut akan merasa senang. Selain itu

Page 6: Hal.46-51 Meningkatkan Konsentrasi

51Jurnal Pendidikan Penabur - No.06/Th.V/Juni 2006

Meningkatkan Konsentrasi Siswa Melalui Optimalisasi Modalitas Belajar Siswa

seorang guru bukan hanya bertanggung jawabmenyampaikan materi, tapi juga ‘mengorkestrasi’kelas tersebut sehingga setiap komponen yang adadi dalam kelas dapat bersinergi untuk mencapaisatu tujuan yaitu meningkatkan konsentrasibelajar dalam upaya untuk memperolehpemahaman terhadap materi yang sedangdipelajari sehingga dapat memberikan hasil (nilai)yang baik pula.

Setiap siswa memiliki kebutuhan yang berbedadan memiliki gaya belajar yang berbeda dalammemproses informasi guna memahamipemahaman dalam rangka memperoleh hasilbelajar yang optimal. Kemampuan untuk dapatmemproses informasi tersebut dibutuhkankemampuan konsentrasi pada siswa tersebut.Namun, pada kenyataannya cukup banyak siswayang tidak mampu berkonsentrasi karena salahsatu faktornya adalah tidak sesuainya gayapengajaran yang diterapkan oleh guru denganmodalitas belajar setiap siswa.Oleh karena setiap siswa memiliki kecenderunganuntuk menggunakan modalitas belajar yangberbeda, maka gaya pengajaran yang dilakukanharus dapat berkesesuaian dengan ketigamodalitas belajar yaitu visual, audiotorial,kinestetik. Dengan mencoba menggunakan ketigamodalitas belajar, maka guru dapatmengakomodir setiap gaya belajar yang kerap kalidigunakan oleh siswa. Selain itu guru dapatmerangsang dan melatih siswa untukmenggunakan ketiga modalitas belajar secarabersama-sama dalam rangka meningkatkanefektivitas proses belajar yang dilakukan dalam

Daftar Pustaka

rangka memperoleh hasil belajar yang optimal.Perangsangan ketiga modalitas tersebut yaitudengan cara membuat bagan atau grafik berwarna-warni untuk merangsang modalitas visual,memberikan penjelasan dengan menggunakanvariasi suara seperti intonasi, ritme, dan volumesuara untuk merangsang modalitas visual, sertamengajak setiap siswa untuk membuat lakon(drama) kecil yang mensimulasikan materi yangsedang dipelajarinya.Dengan mengoptimalkan penggunaan modalitasbelajar siswa melalui metode belajar danpembelajaran yang bervariasi diharapkan dapatmeningkatkan konsentrasi siswa. Dilain pihak,siswa juga dapat memperoleh pengalaman belajaryang menarik sehingga dapat meningkatkanperanan, motivasi, dan hasil belajarnya.

DePorter, dkk. (2000). Quantum teaching:Mempraktikkan quantum learning di ruang-ruang kelas. PT. Mizan Pustaka: Bandung.

Gordon Dryden & Jeannette Vos. (1999). Revolusibelajar: The learning revolution. Bandung:Kafia

http://www.medikaholistik.com/ Pengaruh modalitasbelajar dan musik saat bekerja.

http://www.minggupagi.com/Melatih konsentrasibelajar anak/24 Agustus 2004

http://www.sscbandung.net/Kosentrasi kuncikeberhasilan belajar anak didik/19 September2003

http://www.irckesehatan.net/Keringat yangterbuang

Slameto. (1988). Belajar dan Faktor-faktor yangmempengaruhinya. Jakarta: Bina Aksara

Kesimpulan