hakikat kurikulum

Upload: randi-kusuma

Post on 06-Mar-2016

48 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

1. Untuk mengetahui hakikat kurikulum.2. Untuk mengetahui pengertian kurikulum.3. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi kurikulum.4. Untuk mengetahui peranan kurikulum.5. Untuk Mengetahui Komponen Kurikulum.6. Untuk mengetahui model konsep kurikulum.7. Untuk mengetahui organisasi kurikulum.

TRANSCRIPT

TELAAH KURIKULUM SMAHAKIKAT KURIKULUM

Makalah KelompokOleh KELOMPOK X

Randi Kusuma WardaniA 221 12 136Abdul Halik Ridho

A 221 12 176Suriyani Malaka

A 221 12 199BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Setiap kegiatan memerlukan suatu perencanaan dan organisasi yang dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur agar dapat mencapai tujuan yang ditentukan atau yang diharapkan. Demikian pula halnya pendidikan, diperlukan adanya program yang terencana dan dapat mengantarkan proses pembelajaran/pendidikan sampai pada tujuan yang diharapkan. Proses, pelaksanaan, sampai penilaian dalam pendidikan lebih dikenal dengan istilah "kurikulum pendidikan".

Kurikulum sangat berarti dalam dunia pendidikan, karena merupakan operasionalisasi tujuan yang dicita-citakan, bahkan tujuan tidak akan tercapai tanpa melibatkan kurikulum pendidikan. Kurikulum merupakan salah satu komponen pokok dalam pendidikan, dan kurikulum sendiri juga merupakan sistem yang mempunyai komponen-komponen tertentu. Komponen kurikulum paling tidak mencakup tujuan, struktur program, strategi pelaksanaan yang menyangkut sistem penyajian pelajaran, penilaian hasil belajar, bimbingan-penyuluhan, administrasi, dan supervisi pendidikan.

Kurikulum yang terdiri atas berbagai komponen yang satu dengan yang lain saling terkait adalah satu sistem, ini berarti bahwa setiap komponen yang saling terkait hanya mempunyai satu tujuan, yaitu tujuan pendidikan yang juga menjadi tujuan kurikulum.

Kurikulum berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan di sekolah bagi pihak-pihak yang terkait, baik secara langsung maupun tidak langsung, seperti pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orangtua, masyarakat dan pihak siswa itu sendiri. Selain sebagai pedoman, bagi siswa kurikulum memiliki enam fungsi, yaitu: fungsi penyesuaian, fungsi pengintegrasian, fungsi diferensiasi, fungsi persiapan, fungsi pemilihan, dan fungsi diagnostik.

Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. pendidikan tidak mungkin berjalan dengan baik atau berhasil mencapai tujuan yang telah ditetapkan jika pendidikan tidak dijalankan sesuai dengan kurikulum. dan kurikulum yang dibuat tidak dapat mencapai kesempurnaan (titik maksimal) jika dalam penyusunannya, penyusun kurikulum tidak memahami secara utuh hakikat dan fungsi kurikulum.

Dewasa ini pendidikan tidak sesuai dengan apa diharapkan pemerintah, sebagaimana apa yang termaktub dalam Undang-Undang Dasar, yakni melahirkan pribadi-pribadi yang beriman dan bertakwa. Ketimpangan yang terjadi sekarang ini harus ditindaklanjuti sehingga mendapatkan solusi. Sebetulnya dimana letak kesalahan itu, apakah pada kurikulum atau pada komponen-komponen kurikulum. Bagaimana caranya kurikulum sesuai dengan fungsinya, salah satunya kurikulum berfungsi sebagai penyesuaian, bahwasannya siswa harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan.

Mengingat pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa memahami konsep dasar dari kurikulum. Oleh karena itu, pihak-pihak terkait dengan kurikulum harus mengetahui hakikat dan fungsi kurikulum. Jika kurikulum sudah tersusun dengan baik, maka guru harus mengemban tugas pelaskanaan kurikulum tersebut dengan baik, dengan berpedoman pada kurikulum yang berlaku. Dengan demikian, fungsi kurikulum adalah sebagai pedoman kerja melaksanaakan kurikulum.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun Rumusan Masalah berdasarkan latar belakang diatas, yang terdapat pada makalah ini yaitu:

1. Bagaimana hakikat kurikulum?

2. Apa konsep dasar kurikulum?

3. Apa Itu Model Konsep Kurikulum?

4. Apa itu Organisasi Kurikulum?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan yang terdapat pada makalah ini berdasarkan rumusan masalah diatas yaitu:1. Untuk mengetahui hakikat kurikulum.2. Untuk mengetahui pengertian kurikulum.3. Untuk mengetahui kedudukan dan fungsi kurikulum.4. Untuk mengetahui peranan kurikulum.5. Untuk Mengetahui Komponen Kurikulum.6. Untuk mengetahui model konsep kurikulum.7. Untuk mengetahui organisasi kurikulum.BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Hakikat KurikulumIstilah kurikulummemiliki berbagai tafsiran yang dirumuskan oleh pakar-pakar dalam bidang pengembangan kurikulum sejak dulu sampai dengan dewasa ini. Tafsiran-tafsiran tersebut berdeda-beda satu dengan lainnya, sesuai dengan titik berat inti dan pandangan dari pakar bersangkutan. Istilah kurikulum berasal dari bahasa latin, yakni Curriculae artinya jarak yang harus ditempuh seseorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jangka waktu pendidikan yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dalam hal ini, ijazah pada hakikatnya merupakan suatu bukti, bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu jarak antara satu tempat ke tempat lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan kata lain, suatu kurikulum dianggap sebagai jenbatan yang sangat penting untuk mencapai titik akhir dari suatu perjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu. Beberapa tafsiran lainnya dikemukakan berikut ini (Hamalik, 2008:16-17).Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh sejumlah pengetahuan. Mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau, yang telah disusun secara sistematis dan logis. Misalnya, bakat pengalaman dan penemuan-penemuan masa lampau, maka diadakan pemilihan dan selanjutnya disusun secara sistematis, artinya menurut urutan tertentu, dan logis, artinya dapat diterima oleh akal dan pikiran. Mata ajaran tersebut mengisi materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa, sehingga memperoleh sejumlah ilmu pengetahuan yang berguna baginya. Semakin banyak pengalaman dan penemuan-penemuan maka semakin banyak pula mata ajaramn yang harus disusun dalam kurikulum dan harus dipelajari oleh siswa disekolah (Hamalik, 2008:16-17).

Ditinjau dari asal katanya, kurikulum berasal dari bahasa yunani yang mula-mula digunakan dalam bidang olah raga, yaitu kata currure yang berarti jarak tempuh lari. Dalam kegiatan berlari tentu saja ada jarak yang harus ditempuh mulai dari start sampai dengan finish. Jarak dari start sampai dengan finish disebut currure. Atas dasar tersebut pengertian kurikulium diterapkan dalam bidang pendidikan.Banyak ahli pendidikan dan ahli kurikulum yang membatasi pengertian kurikulum beberapa definisi tersebut dirumuskan dengan berbeda meskipun pada initinya terkandung maksud yang sama. Sebagai gambaran ada beberapa pengertian kurukulum yang dikembangkan oleh bebrapa orang ahli. Hilda, Taba dalam bukunya, Curriculum Development, Theory and Practice (1962), mendefinisikan kurikulum sebagai a plan for learning. J.F Kerr (1966) mendefinisikan kurikulum sebagai : All the learning which is planned or guided by the school, whether it is carried on in groups or individually, inside of or outside the school.Definisi yang lebih kompleks tentang kurikulum dikemukakan oleh Rene Ochs (1964) yang dikutipoleh Ariech Lewy (1970) sebagai berikut:This term often to design aqually a programme for a given subject matter for the entire cycle or even the whole range of cycles. Further, the term curriculum is somestimes used in a wider sense to cover the various educational activities through which the content is conveyed as well as materials used and methods employed.Dari ketiga definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa kurikulum merupakan aktivitas dan kegiatan belajar yang direncanakan, diprogramkan bagi peserta didik di bawah bimbingan sekolah, baik di dalam maupun luar sekolah. Atas dasar tersebut secara oprasional kurikulum dapat didefinisikan sebagai berikut.1. Suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang program pendidikan suatu sekolah yang dilaksanakan dari tahun ke tahun;2. Bahan tertulis yang dimaksudkan untuk digunakan guru dalam melaksanakan pengajaran untuk siswa-siswanya;3. Suatu usaha untuk menyampaikan asas dan ciri terpenting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga dapat dilaksanakan guru di sekolah;4. Tujuan-tujuan pengajaran, pengalaman belajar, alat-alat belajar dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan; dan5. Suatu program bpendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.Definisi tersebut dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok, yaitu kurikulum sebagai program yang direncanakan dan dilaksanakan di sekolah serta kurikulum sebagai program yang direncanakan dan dilaksanakan secara nyata di kelas.Ada pakar kurikulum yang mengutarakan bahwa kurikulum mencakupi maksud, tujuan, isi, proses, sumber daya, dan sarana-sarana evaluasi bagi semua pengalaman belajar yang direncanakan bagi para pembelajar baik di dalam maupun di luar sekolah dan masyarakat melaluipengajaran kelas dan program-program terkait, dan selanjutnya membatasi silabus sebagai suatu pernyataan mengenai rencana bagi setiap bagian kurikulum menesampingkan unsure evaluasi kurikulum itu sendiri; silabus hendaknya dipandang dalam konteks proses pengembangan kurikulum yang sedang berlangsung (Robertson 1971: 584; Shaw 1977 dalam Tarigan, 1993:5).Selain itu, masih terdapat bermacam-macam pengertian diberikan kepada istilah kurikulum. Ada pengertian yang sangat luas dan sebaliknya terdpat pengertian yang sempit. Perkataan kurikulum bukan perkataan Indonesia asli, tetapi berasal dari bahasa asing, yaitu bahasa Yunani. Di dalam kamus Webster dalam Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik (1995:97) terdapat beberapa arti dari kurikulum, di antaranya yaitu sebagai berikut.

1. Tempat berlomba, jarak yang harus ditempuh pelari kereta lomba.

2. Pelajaram-pelajaran tertentu yang diberikan di sekolah atau perguruan tinggi yang ditujukan untuk mencapai suatu tingkat atau ijazah.

3. Keseluruhan pelajaran yang diberikan dalam suatu lembaga pendidikan.

Lazimnya, kurikulum dipandang sebagai suatu rencana yang disusun untuk melancarkan proses belajar-mengajar di bawah bimbingan dan tanggung jawab sekolah atau lembaga pendidikan berserta staf pengajarnya (Nasution, 2006:5). Pengertian kurikulum yang lebih luas kemudian diberikan oleh para pendidikan yaitu segala usaha sekolah untuk memengaruhi anak belajar, di dalam kelas, di halaman sekolah maupun di luarnya atau segala kegiatan di bawah tanggung jawab sekolah yang memengaruhi anak dalam pendidikannya (Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik, 1995:97).Pendapat ini timbul karena para pendidik kini beranggapan, dengan memperhatikan pengaruh hidden curriculum sangat membutuhkan pemikiran-pemikiran dan pertimbangan-pertimbangan yang lebih luas dan mungkin biaya yang lebih besar daripada merencanakan kurikulum yang bersifat tertulis. Yang termasuk hidden curriculum, misalnya dengan tersedianya ruang perpustakaan yang nyaman dan buku-buku yang lengkap akan dengan sendirinya meningkatkan gairah membaca murid-murid.Karakteristik lain dari kurikulum terutama stated curriculum yaitu sebagai berikut.

a. Kurikulum harus bersifat fleksibel, mudah diubah menuju ke kesempurnaan, sesuai dengan kubutuhan dan kemajuan ilmu pengetahuan.

b. Kurikulum adalah deskripsi atau uraian tentang rencana atau program yang akan dilaksanakan.

c. Kurikulum biasanya berisi tentang bermacam-macam bidang studi (areas of learning).

d. Kurikulum dapat diperuntukkan bagi seorang pelajar saja atau disusun bagi suatu kelompok yang besar.

e. Kurikulum selalu berhubungan dengan atau merupakan program dari suatu lembaga pendidikan (educational centre).

(Team Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik, 1995:100).

2.2 Konsep Dasar KurikulumBeberapa konsep kurikulum dapat dijadikan panduan untuk menentukan bentuk kurikulum mana yang akan dipilih dan kemudian disusun. Perbedaan konsep yang dipegang dapat menghasilkan perbedaan bentuk kurikulum itu sendiri.

1. Konsep Kurikulum Subyek Akademik Kurikulum yang bertolak dari konsep ini memandang bahwa ilmu pengetahuan adalah hal yang mendominasi dalam keseluruhan proses pendidikan. Kurikulum yang menganut konsep ini memiliki kecenderungan untuk mengembangkan daya intelektual anak untuk menguasai ilmu pengetahuan, karena ilmu pengetahuan dianggap menjadi sumber kebenaran. Konsep kurikulum subyek akademik dapat dikelompokkan ke dalam dua konsep yang dikenal dengan konsep kurikulum perenialis dan konsep kurikulum esensialis. Konsep kurikulum perenialis bercita-cita mengembangkan daya intelektual anak untuk mencapai kebenaran-kebenaran yang bersifat universal sedangkan konsep kurikulum esensial bercita-cita untuk menanamkan kedisiplinan diri dan sumber kebenaran adalah agama karena dianggap mengajarkan nilai-nilai universal dan tidak dapat diubah-ubah.

2. Konsep Kurikulum Proses Pengembangan KognitifKonsep kurikulum ini sangat didominasi oleh pengembangan otak anak didik, kemampuan otak menjadi factor yang sangat mendominasi dalam keseluruhan proses pendidikan. Kurikulum ini mempunyai fungsi untuk membekali anak dengan cara-cara yang benar di dalam cara berfikir dibanding dari pada membekali anak dengan suatu ilmu, teknologi dan nilai-nilai yang masih harus mereka fikirkan. Oleh sebab itu, pelaksanaan kurikulum ini ditekankan pada pemenuhan kegiatan-kegiatan anak dengan system penemuan, penjelajahan, perumusan masalah, pemecahan masalah dan penyelenggaraan eksperiment-eksperiment yang berorientasi pada metode discovery.

3. Konsep Kurikulum Rekonstruksi SosialKonsep kurikulum ini menekankan perhatiannya pada perbaikan-perbaikan nilai-nilai social. Berkaitan dengan itu sekolah harus diberi kebebasan untuk membangun nilai-nilai baru sebagai syarat mutlak yang menjadi target dari kurikulum. Di lain pihak, konsep kurikulum ini tidak menyukai hal-hal yang bersifat indoktrinatif, karena sifat yang demikian dianggap menghilangkan kebebasan anak didik untuk berpendapat, mengkritisi dan mengemukakan bantahan dalam proses pembelajaran.

4. Konsep Kurikulum Humanistik Konsep kurikulum ini menekankan perhatian pada pembentukan kepribadian anak secara utuh. Kurikulum ini sangat mengakui hak-hak anak untuk belajar. Guru dituntut untuk berusaha membantu anak menemukan identitas dirinya sekaligus menetapkan system nilai yang diyakininya. Oleh karena itu, anak didik diberi hak untuk menentukan tujuan belajar yang ingin dicapainya. Akantetapi, dalam konsep ini guru hanya tahu apa yang diberikan kepada siswa, tetapi guru tidak menguasai/mengukur pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki siswa.

5. Konsep Kurikulum TeknologikKonsep kurikulum ini menekankan pada peranan media yang sangat menentukan didalam kegiatan pembelajaran. Kurikulum ini menyajikan teori dan prinsip-prinsip pengetahuan yang menjadi landasan terhadap aplikasinya di lapangan belajar. Kurikulum teknologik mendorong pengembangan konsep guru yang bersifat pribadi orang menjadi benda-benda yang dirancang sebagai sumber belajar, antara lain computer, internet dan alat-alat tekonologi komunikasi lainnya. A. Pengertian KurukulumKurikulum secara bahasa sehari-hari dapat diartikan sebagai pedoman rancangan yang sistematis dalam suatu proses pembelajaran untuk mencapai tujuan dalam pendidikan. Pengertian kurikulum dari pendapat lain adalah sebagai berikut :a) Franklin Bobbit:

Curriculum is that series of things which children and youth must do and experience by way of developing abilities to do things well that make up the affairs of adult life; and to be in all respects what adults should be.

Kurikulum adalah serangkaian hal yang harus dilakukan untuk mengembangkan pengalaman dengan cara mengembangkan kemampuan untuk melakukan hal-hal yang dianggap baik.b) Caswell & Campbell:

Curriculum is composed of all of the experiences children have under the guidance of the school.

Kurikulum terdiri dari semua pengalaman anak di bawah bibingan dari sekolah. c) Muktiono Waspodo:

Kurikulum sebagai a plan for learning, yakni sesuatu yang direncanakan untuk dipelajari oleh siswa.d) UU No. 2 Tahun 1989 Sistem Pendidikan Nasional dalam Pasal 1 Butir 9 UUSPN:

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar.e) Yadi Mulyadi:

Konsep kurikulum dapat diklasifikasikan ke dalam empat jenis pengertian, yang meliputi: (1) kurikulum sebagai produk, (2) kurikulum sebagai program, (3) kurikulum sebagai hasil yang diinginkan, dan (4) kurikulum sebagai pengalaman belajar bagi peserta didik.f) Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:

Kurikulum sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dari UU No. 20 tahun 2003 ini, diturunkan beberapa ciri-ciri kurikulum, antara lain:

Curriculum as a subject matter (kurikulum sebagai kombinasi bahan untuk membentuk kerangka isi materi (content) yang akan diajarkan)

Curriculum as experience (kurikulum sebagai seperangkat pengalaman yang direncanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran)

Curriculum as intention (kurikulum sebagai suatu rencana, mulai dari tujuan, sasaran dan juga evaluasinya)

Curiculum as cultural reproduction (kurikulum sebagai refleksi suatu budaya masyarakat tertentu)

Curriculum as currere (kurikulum merupakan perspektif pengalaman dan akibat terhadap kurikulum atau intepretasi terhadap pengalaman hidup).B. Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan

1. Kurikulum sebagai rencana

Kurikulum didefinisikan sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu.

2. Kurikulum sebagai pedoman

Kurikulum merupakan sesuatu yang dijadikan pedoman dalam segala kegiatan pendidikan yang dilakukan, termasuk kegiatan belajar mengajar di kelas.

3. Kurikulum sebagi jantung pendidikan

Semua gerak kehidupan kependidikan yang dilakukan sekolah didasarkan pada apa yang direncanakan dalam kurikulum.

4. Kurikulum sebagai pengontrol

Kurikulum adalah dasar dan sekaligus pengontrol terhadap aktivitas pendidikan. Tanpa kurikulum yang jelas, apalagi jika tidak ada kurikulum sama sekali, maka kehidupan pendidikan di suatu lembaga menjadi tanpa arah dan tidak efektif dalam mengembangkan potensi peserta didik menjadi kualitas pribadi yang maksimal.

5. Kurikulum sebagai sosok

Kurikulum adalah konstruk atau sosok yang dibangun untuk mentransfer apa yang sudah terjadi di masa lalu kepada generasi berikutnya untuk dilestarikan, diteruskan, atau dikembangkan.

6. Kurikulum sebagai jawaban

Kurikulum berposisi sebagai jawaban untuk menyelesaikan berbagai masalah sosial yang berkenaan dengan pendidikan.

7. Kurikulum sebagai alat pembangun.

Kurikulum merupakan alat untuk membangun kehidupan masa depan, yang menempatkan kehidupan masa lalu, masa sekarang, dan rencana pengembangan dan pembangunan bangsa sebagai dasar untuk mengembangkan kehidupan masa depan.C. Fungsi Kurikulum

1. Untuk Guru

Sebagai acuan untuk pembuatan silabus dan RPP yang relevan dalam pengajaran serta sebagai pedoman dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

2. Untuk Kepala Sekolah

Berfungsi untuk menyususn perencanaan dan program sekolah. Dengan demikian, penyususnan kalender sekolah, pengajuan sarana dan prasarana sekolah kepada dewan sekolah, penyusunan berbagai kegiatan sekolah baik yang menyangkut kegiatan ekstrakurikuler dan kegiatan-kegiatan lainnya, harus didasarkan pada kurikulum.

3. Untuk Pengawas

Sebagai panduan dalam melaksanakan supervisi. Dengan demikian, dalam proses pengawasan para pengawas akan dapat menentukan apakah program sekolah termasuk pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru sudah sesuai dengan tuntutan kurikulum atau belum, sehingga berdasarkan kurikulum itu juga pengawas dapat memberikan saran perbaikan.

4. Untuk Masyarakat dan Orang Tua

Masyarakat dapat menilai dengan adanya acuan kurikulum yang sudah ada, apakah pendidikan di suatu satuan pendidikan sudah melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kurikulum yang ada atau belum. Masyarakat sendiri juga yang nanti menilai keberhasilan kurikulum yang ada melalui output yang dihasilkan dari suatu sekolah.

5. Untuk Penulis Bahan Ajar

Penulis buku ajar melakukan analisis instruksional untuk membuat dan menjabarkan berbagai pokok dan subpokok bahasan. Setelah itu, baru menyusun program pelajaran untuk mata pelajaran tertentu dengan dukungan berbagai sumber atau bahan yang relevan.

6. Untuk Peserta Didik

Peserta didik diharapkan mengerti akan tujuan pembuat kurikulum, yang nantinya akan membantu peserta didik untuk belajar sesuai dengan apa yang ada dalam kurikulum, sesuai dengan kedudukan kurikulum itu sendiri sebagai acuan.D. Peranan KurikulumKurikulum dalam pendidikan formal di sekolah/ madrasah memiliki peranan yang sangat strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan. . Oemar Hamalik (Rudi Susilana dkk, 2006: 10-11) mengemukakan terdapat tiga peranan yang dinilai sangat penting, yaitu: (a) peranan konservatif, (2) peranan kreatif, dan (3) peranan kritis/evaluatif: 1. Peranan Konservatif. Peranan ini menekankan bahwa kurikulum sebagai sarana untuk mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini para siswa. Dengan demikian, peranan konservatif ini pada hakikatnya menempatkan kurikulum, yang berorientasi ke masa lampau. Peranan ini sifatnya menjadi sangat mendasar, disesuaikan dengan kenyataan bahwa pendidikan pada hakikatnya merupakan proses sosial. Salah satu tugas pendidikan yaitu mempengaruhi dan membina perilaku siswa sesuai dengan nilai nilai sosial yang hidup di lingkungan masyarakatnya. 2. Peranan Kreatif. Peranan ini menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan masa mendatang. Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat membantu setiap siswa mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru, kemampuan-kemampuan baru, serta cara berpikir baru yang dibutuhkan dalam kehidupannya. 3. Peranan Kritis dan Evaluatif. Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan, sehingga pewarisan nilai nilai dan budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa sekarang. Selain itu, perkembangan yang terjadi pada masa sekarang dan masa mendatang belum tentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Karena itu, peranan kurikulum tidak hanya mewariskan nilai dan budaya yang ada atau menerapkan hasil perkembangan baru yang terjadi, melainkan juga memiliki peranan untuk menilai dan memilih nilai dan budaya serta pengetahuan baru yang akan diwariskan tersebut. Dalam hal ini, kurikulum harus turut aktif berpartisipasi dalam kontrol atau filter sosial. Nilai-nilai sosial yang tidak sesuai lagi dengan keadaan dan tuntutan masa kini dihilangkan dan diadakan modifikasi atau penyempurnaan-penyempurnaan. Ketiga peranan kurikulum di atas tentu saja harus berjalan secara seimbang dan harmonis agar dapat memenuhi tuntutan keadaan. Jika tidak, akan terjadi ketimpangan-ketimpangan yang menyebabkan peranan kurikulum persekolahan menjadi tidak optimal. Menyelaraskan ketiga peranan kurikulum tersebut menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses pendidikan, di antaranya guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, siswa, dan masyarakat. Dengan demikian, pihak-pihak yang terkait tersebut idealnya dapat memahami betul apa yang menjadi tujuan dan isi dari kurikulum yang diterapkan sesuai dengan bidang tugas masing-masing.

E. Komponen Kurikulum

1. Tujuan

Ada dua tujuan yang terdapat dalam sebuah kurikulum sekolah. Pertama, tujuan yang ingin dicapai sekolah secara keseluruhan.Tujuan ini disebut tujuan institusional atau kelembagaan yang aspek-aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diharapkan dimiliki oleh para lulusan dari suatu tingkat satuan pendidikan tertentu. Kedua, tujuan yang ingin dicapai oleh setiap bidang studi/mata pelajaran. Tujuan ini merupakan hasil penjabaran dari tujuan institusional. Dalam kurikulum 1994, tujuan ini terdiri atas tujuan kurikulum atau tujuan kurikuler dan tujuan instruksional yang terdapat pada setiap Garis-Garis Besar Program Pengajaran (GBPP) tiap bidang studi. Tujuan ini mencakup aspek-aspek pengetahuan, sikap, keterampilan, dan nilai-nilai yang diharapkan dimiliki anak setelah mempelajari suatu bidang studi dan pokok bahasan dalam proses pengajaran.

2. Isi dan Struktur Program Meteri

Isi program kurikulum adalah segala sesuatu yang diberikan kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar dalam rangka mencapai tujuan. Isi kurikulum terdiri dari dua kelompok besar, yaitu jenis-jens bidang studi yang diajarkan, dan isi masing-masing bidang studi tersebut.

3. Organisasi Kurikulum

Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum berupa kerangka program-program pengajaran yang akan disampaikan kepada siswa. Organisasi kurikulum dapat dibedakan menjadi dua macam. Pertama, struktur horizontal, yang berhubungan dengan penyusunan bahan pengajaran yang akan disampaikan. Kedua, struktur vertikal yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum di sekolah

4. Proses Belajar Mengajar

Tujuan akhir dari proses belajar mengajar adalah terjadinya perubahan tingkah laku peserta didik. Komponen ini juga berkaitan erat dengan suasana kegiatan pembelajaran, baik di dalam maupun di luar kelas, serta berbagai upaya untuk memotivasi peserta didik, kreativitas guru, dan sebagainya. Evaluasi diperlukan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pelaksanan kurikulum. Tanpa evaluasi kita tidak bisa mengetahui apakah kurikulum yang telah dicanangkan dan dilaksanakan sudah sesuai dengan rancangan awal, yakni tujuan yang telah dirumuskan.

2.3 Model Konsep Kurikulum1. Kurikulum subjek akademis.Kurikulum ini lebih mengutamakan isi pendidikan.Belajar adalah berusaha menguasai ilmu sebanyak-banyaknya. Orang yang berhasil dalam belajar adalah orang yang menguasai seluruh atau sebagian besar isi pendidikan yang diberikan atau yang disiapkan oleh guru. Karena kurikulum sangat mengutamakan pengetahuan maka pendidikannya sangat bersifat intelektual, nama-nama matapelajaran yang menjadi isi kurikulum hampir sama dengan nama disiplin ilmu, seperti bahasa dan sastra, geografi, matematika, ilmu kealaman, sejarah dsb.Sekurang-kurangnya ada tiga pendekatan dalam perkembangankurikulum subjek akademis yaitu:a. Melanjutkan pendekatkan struktur pengetahuan.b. Studi yang bersifat integratif.c. Pendekatan yang dilaksanakan pada sekolah-sekolahfundamentalis.a) Cirri-ciri kurikulum subjek akademis .

Kurikulum subjek akademis mempunyai beberapa ciri-ciri berkenaan dengan tujuan, metode, organisasi isi dan evaluasi. Tujuan kurikulum subjek akademis adalah pemberian pengetahuan yang solid serta melatih para siswa menggunakan ide-ide dan proses penelitian. Metode yang banyak digunakan dalam kurikulum subjek akademis adalah metode ekspositori dan inquiry. Sedangkan pola organisasi isi (materi pelajaran) kurikulum subjek akademis antara lain:1. Correlated curriculum2. Unified atau concentrated curriculum3. Integrated curriculum4. Problem solving curriculum.

Tentang kegiatan evaluasi kurikulum subject akademis menggunakan bentuk evaluasi yang bervariasi disesuaikan dengan tujuan dan sifat mata pelajaran.

b) Pemilihan disiplin ilmu.

Masalah besar yang dihadapi oleh para pengembang kurikulum subjek akademis adalah bagaimana memilih mata pelajaran dari sekian banyak disiplin ilmu yang ada. Ada bebrapa saran untuk mengatasi masalah tersebut yaitu:1. Mengusahakan adanya penguasaan yang menyeluruh dengan menekankan pada bagaimana cara menguji kebenaran atau mendapatkan pengetahuan.2. Mengutamakan kebutuhan masyarakat ( social utility).3. Menekankan pengetahuan dasar.

c) Penyesuaian mata pelajaran dengan perkembangan anak.

Para pengembang kurikulum subjek akademis, lebih mengutamakan penyusunan bahan secara logis dan sistematis dari pada menyelaraskan urutan bahan dengan kemampuan berfikir anak. Mereka umunya kurang memperhatikan bagaimana siswa belajardan lebih mengutamakan susunan isi yaitu apa yang diajarkan. Proses belajar yang ditempuh oleh siswa sama pentingya dengan penguasaan konsep, prinsip-prinsip dan generalisasi.

Untuk mengatasi kelemahan diatas dalam perkembangan selanjutnya dilakukan bebrapa penyempurnaan , pertama untuk mengimbangi penekanannya pada proses berfikir, kedua adnya upaya-upaya untuk menyesuaikan pelajaran dengan perbedaan individu dan kebutuhan setempat, ketiga pemanfaatan fasilitas dan sumber yang ada pada masyarakat.

2. Kurikulum Humanistik.Kurikulum humanistic dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistic. Kurikulum ini berdasarakan konsep aliran pendidikan pribadi ( personalized education) yaitu john dewey ( progressive education) dan J.J Rousseau (romantic education).aliran ini lebih memberikan tempat utama kepada siswa. mereka bertolak dari asumsi bahwa anak/ siswa adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan. Ia adalah subjek yang menjadi pusat kegiatan pendidikan.

Pendidikan humanistic menekankan peranan siswa.Pendidikan merupakan suatu upaya untuk menciptakan situasi yang permisif, rileks, dan akrab. Oleh karena itu, peranguru yang diharapkan adalah sebagai berikut:1. Mendengar pandangan realitas peserta didik secara komprehensif.2. Menghormati individu peserta didik, 3. Tampil alamiah, otentik, tidak dibuat-buat.

a) Karakteristik kurikulum humanistic.

Kurikulum humanisik mempunyai beberapa karakteristik berkenaan dengan tujuan , metode, organisasi isi dan evaluasi. Menurut para humanis kurikulum berfungsi menyediakan pengalaman atau pengetahuan berharga untuk membantumemperlancar perkembangan pribadi murid. Bagi mereka tujuan pendidikan adalah proses perkembangan pribadi yang dinamis yang diarahkan pada pertumbuhan, integritas, dan otonomi kepribadian, sikap yang sehat terhadap diri sendiri, orang laindan belajar.

Kurikulum humanistic menuntut hubungan emosional yang baik antara guru dengan murid.Dalam evaluasi kurikulum humanistic berbeda dengan yang biasa. Model lebih mengutamakan proses daripada hasil.b) Kelemahan kurikulum humanistic.

1. Keterlibatan emosional tidak selamanya berdampak positif bagi perkembangan individual peserta didik. 2. Meskipun kurikulum ini sangat menekankan individu peserta didik, pada kenyataannya di setiap program terdapat keseragaman peserta didik.3. Kurikulum ini kurang memperhatikan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan. 4. Dalam kurikulum ini, prinsip-prinsip psikologis yang ada kurang terhubungkan.3. Kurikulum Rekontruksi Sosialkurikulum rekontruksi social berbeda dengan model-model kurikulum lainnya. Kurikulum ini lebih memusatkan perhatian pada problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat.Kurikulum ini bersumber pada aliran pendidikan interaksional.Menurut mereka pendidikan bukan upaya sendiri, melainkan kegiatan bersama, interaksi, kerjasama. Kerjasama atau interaksi bukan hanya terjadi antara siswa dengan guru, tetapi juga antara siswa dengan siswa, siswa dengan orang-orang di lingkungannya, dan denga sumber belajar lainnya.melalui interaksi dan kerjasama ini siswa berusaha memecahkan problema-problema yang dihadapinya dalam masyarakat menuju pembentukan masyarakat yang lebih baik. Pandangan rekonstruksi social di dalam kurikulum dimulai sekitar tahun 1920-an. Harold Rug mulai melihat dan menyadarkan kawan-kawannya bahwa selama ini terjadi kesenjangan antara kurikulum dengan masyarakat. Ia menginginkan para siswa dengan pengetahuan dan konsep-konsep baru yang diperolehnya dapat mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah social. Theodore Brameld, pada awal tahun 1950-an menyampaikan gagasannya tentang rekonstruksi social. Dalam masyarakat demokratis, seluruh warga masyarakat harus ikut serta dalam perkembangan dana pembaharuan masyarakat. Untuk melaksanakan hal itu sekolah mempunyai posisi yang cukup penting.Sekolah bukan saja dapat membantu individu mengembangkan kemampuan sosialnya, tetapi juga dapat membantu bagaimana berpartisipasi sebaik-baiknya dalam kegiatan social.Desain kurikulum rekonstruksi socialCiri dari desain kurikulum ini adalah,a. Asumsib. Masalah-masalah social yang mendesak c. Pola-pola organisasi Komponen-komponen kurikulum rekonstruksi sosisala. Tujuan dan isi kurikulumb. Metodec. EvaluasiKegiatan yang dilakukan dalam kurikulum iniantara lain melibatkan,1. Survey kritis terhadap suatu masyarakat2. Study yang melihat hubungan antara ekonomi local dengan ekonomi nasional atau internasional3. Studi pengaruh sejarah dan kecenderungan situasi ekonomi local4. Uji coba kaitan praktik politik dengan perekonomian 5. Berbagai pertimbangan perubahan politik6. Pembatasan kebutuhan masyarakat pada umumnya4. kurikulum TeknologiDi kalangan pendidikan, teknologi sudah dikenal dalam bentuk pembelajaran berb asis computer, system pembelajaran individu, kaset atau video pembelajaran.Banyak pihak yang kurang menyadari bahwa teknologi sangat membantu menganalisi masalah kurikulum, dalam hal pembuatan, implementasi, evaluasi dan pengelolaan instruksional. Persepektif teknologi sebagai kurikulum ditekankan pada efektifitas program metode dan material untuk mencapai suatu manfaat dan keberhasilan. Teknologi mempengaruhi kurikulum dalam dua cara yaitu aplikasi dan teori. Pada tahun 1960, B. F. Skimmer menganjurkan efesiensi dalam belajar, yaitu cara mengajar yang memberikan lebih banyak subjek kepada peserta didik .Efesiensi ini adalah tahapan belajar melalui terminal perilaku tertentu. Berdasarkan hal ini, teknologi mengembangkan aturan-aturan untuk membangun kurikulumdalam bentuk latihan terprogram. Ciri-ciri kurikulum teknologisa. Tujuan. Tujuan diarahkan pada penguasaan kompetensi yang dirumuskan dalam bentuk perilaku.b. Metode. Metode yang merupakan kegiatan pembelajaran sering dipandang sebagai proses mereaksi terhadap perangsang-perangsang yang diberikan dan apabila terjadi respon yang diharapkan maka respon tersebut diperkuat.c. Organisasi bahan ajar. Bahan ajar atau isi kurikulum banyak diambil dari disiplin ilmu, tetapi telah diramu sedemikian rupa sehingga mendukung penguasaan suatu kompetensi.d. Evaluasi. Kegiatan evaluasi dilakukan pada setiap saat, pada akhir suatu pelajaran, suatu unit ataupun semester.Teknologi berperan dalam meningkatkan kualitas kurikulum, dengan mamberi kontribusi mengenai keefektifan intruksional, tahapan intruksional, dan memantau perkembangan peserta didik. Oleh karenanya sangat beralasan bahwa dewasa ini semakin banyak kurikulum efektif yang selaras dengan perkenbangan teknologi.Meskipun biaya yang dikeluarkan dalam pengembangan kurikulum teknologi ini cukup besar, tapi sebanding dengan nilai yang didapat dan pembelajaran bagi para siswa saat model ini diterapkan.Salah satu kelemahan kurikulum teknologi ini adalah kurangnya perhatian pada penerapan dan dinamika inovasi. Model teknologi ini hanya menekankan pengembangan efektifitas produk saja, sedangkan perhatian untuk mengubah lingkungan yang lebih luas, seperti organisasi sekolah, sikap guru, dan cara pandang masyarakat sangat kurang. 2.4 Organisasi Kurikulum

A. Pengertian Organisasi KurikulumOrganisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang di sampaikan kepada peserta didik guna tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran yang di tetapkan. Organisasi kurikulum merupakan asas yang sangat penting bagi proses pengembangan kurikulum dan berhubungan erat dengan tujuan pembelajaran, sebab menetukan isi bahan pembelajaran, menentukan cara penyampaian bahan pembelajaran, menentukan bentuk pengalaman yang akan di sajikan kepada terdidik dan menentukan peranan pendidik dan terdidik dalam implementasi kurikulum. Organisasi kurikulum terdiri dari mata pelajaran tertentu yang secara tradisional bertujuan menyampaikan kebudayaan atau sejumlah pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang harus diajarkan kepada anak-anak. Setiap organisasi kurikulum memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing baik yang bersifat teoritis maupun praktis. Implementasi kurikulum di pengaruhi dan bergantung kepada beberapa factor terutama guru, kepala sekolah, sarana belajar dan orang tua murid.

Dalam proses pengembangan kurikulum organisasi berperan sebagai suatu metode untuk menentukan seleksi dan pengorganisasian pengalaman-pengalaman belajar yang di selaenggarakan oleh sekolah, organisasi kurikulum menunjukkan peranan guru, peserta didik dan lain-lain yang terlibat aktif dalam proses perencanaan kurikulum. Struktur program dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu struktur horizontal dan struktur vertical. Struktur horizontal berhubungan dengan masalah pengorganisasian atau penyusunan bahan pelajaran kedalam pola tertentu, sedangkan struktur vertikal berhubungan dengan masalah system-sistem pelaksanann kurikulum sekolah, termasuk di dalamnya system pengalokasian waktu.

B. Prosedur pengoganisasian KurikulumDalam organisasi kurikulum ada beberapa factor yang perlu di perhatikan, yakni ruang lingkup (scope), urutan (squence), dan penempatan bahan (grade placement).1. Ruang lingkup bahan, adalah keseluruhan materi pelajaran dan pengalaman yang akan di berikan dari suatu bidan studi mata pelajaran atau dari suatu bidang studimata pelajaran atau dari suatu pokok bahasan tertentu.2. Urutan bahan, adalahpenyusunan bahan pelajaran menurut aturan tertentu secara berurutan, menunjukkan sistematika dan merupakan penyampaian serta penangkapan oleh para siswa.3. Penempatan bahan, adalah penempatan satu atau beberapa bahan pelajaran untuk kelas tertentu.

Hamalik berpendapat di dalam bukunya Muhammad Zaini, pengorganisasian kurikulum terdapat beberapa prosedur yang meliputi:1. Prosedur Pembelajaran

Pemilihan isi kurikulum didasarkan atas materi yang terkandung di dalam buku pelajaran atau sejumlah buku pelajaran yang telah di pilih oleh sebuah panitia tertentu.

2. Prosedur survey pendapat

Pemilihan dan pengorganisasian isi kurukulum di lakukan dengan jalan mengadakan survey atau penelitian terhadap pendapat berbagai pihak.

3. Prosedur studi kesalahan

Prosedur ini di laksanakan dengan jalan mengadakan analisis terhadap kesalahan, kekeliruan, kelemahan atau kebaikan atas hasil-hasil atau pengalaman kurikuler.

4. Prosedur mempelajari kurikulum lainnya

Prosedur ini dapatdisamakan dengan metode tambal sulam dengan mempelajari metode sekolah lain, guru atau sekolah dapat menetapkan atau menentukan isi kurikulum untuk sekolahnya sesuai dengan tujuan.

5. Analisis kegiatan orang dewasa

Melalui prosedur ini terlebih dahulu di adakan studi terhadap kegiatan-kegiatan dalam kehidupan untuk menemukan sejumlah kegiatan yang di perkirakan berguna untuk di pelajari oleh para siswa di sekolah. Kegiatan yang di analisis adalah yang berkenaan dengan pekerjaan atau jabatan.

6. Prosedur fungsi sosial

Prosedur ini bertalian dengan prosedur analisis kegiatan masyarakat. Masyarakat melakukan banyak fungsi social dalam kehidupannya yang bermacam ragam dan bentuknya, dan berada dalam daerah kehidupan tertentu, fungsi yang telah di tentukan, di klasifikasikanmenjadi sejumlah area of living.7. Prosedur minat kebutuhan

Menurut prosedur ini, minat dan kebutuhan juga melibatkan persistent problem, tetapi scope dan sequence-nya di dasarkan atas siswa dan berkenaan dengan fungsi-fungsi personal dan social.C. Jenis-jenis organisasi kurikulum1. Mata pelajaran terpisah (separated curriculum)

Kurikulum ini menyajikan segala bahan pelajaran dalam berbagai macam mata pelajaran yang terpisah-pisah satu sama lain, terlepas dan tidak mempunyai kaitan sama sekali sehingga banyak jenis mata pelajaran menjadi sempit ruang lingkupnya. Beberapa hal positif dari separated curriculum ini adalah : Bahan pelajaran disajikan secara sistematis dan logis dapat dilaksanakan untuk mewariskan nilai-nilai budaya terdahulu Kurikulum ini mudah diubah dan dikembangkan. Bentuk kurikulum ini mudah dipola, dibentuk, didesain bahkan mudah untuk diperluas dan dipersempit sehingga mudah disesuaikan dengan waktu yang ada.Sedangkan beberapa kritik terhadap kurikulum ini antara lain: Mata pelajaran terlepas-lepas satu sama lain. Tidak atau kurang memperhatikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dari sudut psikologis, kurikulum demikian mengandung kelemahan: banyak terjadi verbalitas dan menghafal serta makna tujuan pelajaran kurang dihayati oleh anak didik. Kurikulum ini cenderung statis dan ketinggalan dari perkembangan zaman.

2. Mata pelajaran gabungan (corelated curriculum)

Mata Pelajaran Gabungan yaitu kurikulum yang menekankan perlunya hubungan diantara satu pelajaran dengan mata pelajaran lainnya, tetapi tetap memperhatikan cirri atau karakteristik tiap bidang studi tersebut. Misalnya Sejarah dan Ilmu Bumi dapat diajarkan untuk saling memperkuat. Ada tiga jenis korelasi yang sifatnya bergantung dari jenis mata pelajaran. Korelasi faktual, misalnya sejarah dan kesusastraan. Fakta-fakta sejarah disajikan melalui penulisan karangan sehingga menambah kemungkinan menikmati bacaannya oleh siswa. Korelasi deskriptif, korelasi ini dapat dilihat pada penggunaan generalisasi yang berlaku untuk dua atau lebih mata pelajaran. Misal psikologi dapat berkorelasi dengan sejarah atau Ilmu Pengetahuan Sosial dengan menggunakan prinsip-prinsip yang ada dalam psikologi untuk menerangkan kejadian-kejadian sosial. Korelasi normatif, hampir sama denagan korelasi deskriptif, perbedaannya terletak pada prinsipnya yang bersifat moral sosial. Sejarah dan kesusastraan dapat dikorelasikan berdasarkan prinsip-prinsip moral sosial dan etika. Beberapa kelebihan kurikulum ini adalah: Dengan korelasi, pengetahuan murid lebih integral, tidak terlepas-lepas (berpadu). Dengan melihat hubungan erat antara mata pelajaran satu dengan yang lain, minat murid bertambah. Korelasi memberikan pengertian yang lebih luas dan mendalam karena memandang dari berbagai sudut. Dengan korelasi maka yang diutamakan adalah pengertaian dan prinsip-prinsip bukan pengetahuan akan fakta, dengan begitu lebih memungkinkan penggunaan pengetahuan secara fungsional bagi murid-murid. Berikut beberapa kelemahan dari kurikukum mata pelajaran gabungan ini adalah : Sulit untuk menghubungkan dengan masalah-masalah yang hangat dalam kehidupan sehari-hari, sebab dasarnya subject centered. Brood fields tidak memberikan pengetahuan yang sistematis dan mendalam untuk sesuatu mata pelajaran sehingga hal ini dipandang kurang cukup untuk bekal mengikuti pelajaran di perguruan tinggi.

3. Kurikulum terpadu (integrated curriculum)

Yaitu kurikulum yang menyajikan bahan pembelajaran secara unit dan keseluruhan tanpa mengadakan batas-batas antara satu mata pelajaran dengan yang lainnya. Ciri-ciri kurikulum terintegrasi ini antara lain : Berdasarkan filsafat pendidikan demokrasi, berdasarkan psikologi belajar gestalt dan organismik, berdasarkan landasan sosiologis dan sosiokultural, berdasarkan kebutuhan, minat dan tingkat perkembangan atau pertumbuhan siswa.Bentuk kurikulum ini tidak hanya ditunjang oleh semua mata pelajaran atau bidang studi yang ada, tetapi lebih luas. Bahkan mata pelajaran baru dapat saja muncul dan dimanfaatkan guna pemecahan masalah Sistem penyampaian menggunakan sistem pengajaran unit, baik pengalaman (experience) atau pelajaran (subject matter unit). Peran guru sama aktifnya dengan peran murid. Guru selaku pembimbing. Beberpa manfaat kurikulum terpadu ini antara lain:a) Segala sesuatu yang dipelajari anak merupakan unit yang bertalian erat, bukan fakta yang terlepas satu sama lain.b) Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar, murid dihadapkan kepada masalah yang berarti dalam kehidupan mereka.c) Kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat.d) Aktifitas anak-anak meningkat karena dirangsang untuk berpikir sendiri dan berkerja sendiri, atau kerjasama dengan kelompok.e) Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat, kesanggupan dan kematangan murid.

Di samping itu kurikulum ini juga mempunyai beberapa kelemahan yang diantaranya ialah:

a) Guru belum siap untuk melaksanakan kurikulum ini.b) Organisasin kurang sitematisc) Tugas-tuganya memberatkan guru.d) Tidak memungkinkan ujian umum, sebab tidak ada unformitas di sekolah-sekolah satu sama lain.e) Siswa dianggap tidak mampu ikut serta dalam menentukan kurikulum.f) Sarana dan prasarana yang kurang memadai.

Adapun dalam bentuk kurikulum terpadu ini terbagi lagi, meliputi:

1. Kurikulum inti (core curriculum)Kurikulum ini bertujuan untuk mengembangkan integrasi, melayani kebutuhan siswa dan meningkatkan keaktifan belajar dan hubungan antara kehidupan dan belajar.Ciri yang membedakan kurikulum inti, yaitu: Kurikulum inti menekankan kepada nilai-nilai sosial, unsur universalitas dalam suatu kebudayaan memberikan stabilitas dan kesatuan pada masyarakat. Struktur kurikulum inti ditentukan oleh problem sosial. Karakteristik yang dapat dikaji dalam kurikulum ini adalah : Kurikulum ini direncanakan secara berkelanjutan (continue), selalu berkaitan dan direncanakan secara terus-menerus. Isi kurikulum yang dikembangkan merupakan rangkaian dari pengalaman yang saling berkaitan. Isi kurikulum selalu mengambil atas dasar masalah atau problema yang dihadapi secara aktual. Isi kurikulum cenderung mengambil atau mengangkat substansi yang bersifat pribadi maupun sosial. Isi kurikulum ini difokuskan berlaku untuk semua siswa, sehingga kurikulum ini sebagai kurikulum umum, tetapi substansinya bersifat problema, pribadi, sosial dan pengalam pribadi. Manfaat kurikulum inti adalah: Segala sesuatu yang dipelajari dalam unit bertalian erat Kurikulum ini sesuai dengan pendapat-pendapat modern tentang belajar. Kurikulum ini memungkinkan hubungan yang erat antara sekolah dengan masyarakat. Kurikulum ini sesuai dengan paham demokrasi. Kurikulum ini mudah disesuaikan dengan minat.2. Kurikulum yang berlandaskan pada proses sosial dan fungsi kehidupan (social functions and persistens situations). Dalam pengembangan kurikulum ini di dasarkan pada lingkungan social anak didik, sehingga pelajaran yang di peroleh memiliki fungsi dan makna bagi kehidupan sehari-hari dan tidak terpisah dengan kondisi masyarakat.

3. Kurikulum yang berpusat pada kegiatan atau pengalaman (experience and activity curriculum)Kurikulum ini dikenal juga dengan sebutan activity curriculum. Mengutamakan kegiatan-kegiatan atau pengalaman-pengalaman siswa dalam rangka membentuk kemampuan yang terintegritas dengan lingkungan maupun potensi siswa. Kurikulum ini berupaya mengatasi kelemahan pada subject curriculum, yakni anak lebih banyak menerima (passive). Rasional penggunaan bentuk kurikulum ini adalah: Belajar dapat terjadi dengan proses mengalami. Anak dapat belajar dengan baik bila ia dihadapkan dengan masalah aktual, sehingga dapat menemukan kebutuhan reel atau minatnya. Belajar merupakan transaksi aktif. Belajar secara aktif memerlukan kegiatan yang bersifat vital, sehingga dapat berupaya mencapai tujuan dan memenuhi kebutuhan pribadinya.BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan tujuan yang akan dicapai melalui pembahasan yaitu:

1. Hakikat dari kurikulum ialah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan.2. Kurikulum yaitu seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran, serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.3. Kedudukan kurikulum terbagi atas beberapa kedudukan yaitu:a. Kurikulum sebagai rencana

b. Kurikulum sebagai pedoman

c. Kurikulum sebagi jantung pendidikan

d. Kurikulum sebagai pengontrol

e. Kurikulum sebagai sosok

f. Kurikulum sebagai jawaban

g. Kurikulum sebagai alat pembangun.4. Fungsi kurikulum terbagi atas beberapa fungsi tetapi fungsinya untuk peserta didik yaitu Peserta didik diharapkan mengerti akan tujuan pembuat kurikulum, yang nantinya akan membantu peserta didik untuk belajar sesuai dengan apa yang ada dalam kurikulum, sesuai dengan kedudukan kurikulum itu sendiri sebagai acuan.5. Ada tiga peranan yang dinilai sangat penting, yaitu: (a) peranan konservatif, (2) peranan kreatif, dan (3) peranan kritis/evaluative6. Komponen kurikulum terbagi atas beberapa komponen yaitu:a. Tujuan

b. Isi dan Struktur Program Meteri

c. Organisasi Kurikulum

d. Proses Belajar Mengajar

7. Model konsep kurikulum dibagi menjadi 3 yaitu:a. Kurikulum subjek akademis.b. Kurikulum Humanistik.c. Kurikulum Rekontruksi Sosiald. kurikulum Teknologi8. Organisasi kurikulum adalah struktur program kurikulum yang berupa kerangka umum program-program pengajaran yang di sampaikan kepada peserta didik guna tercapainya tujuan pendidikan atau pembelajaran yang di tetapkan.3.2 SaranAdapun saran yang dapat diberikan dalam makalah ini yaitu makalah ini masih jauh dari kesempurnaan diharapkan semua pihak dapat memberikan perbaikan untuk pembuatan makalah selanjutnya dan untuk isi materi belum terlalu lengkap karena masih banyak referensi yang lain mengenai hakikat kurikulum sebaiknya teman-teman lebih banyak membaca agar pemahaman tentang kurikulum semakin baik karena kita adalah calon guru.1