hakekat genre-sastra anak

29
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita tahu bahwa banyak manfaat sastra, antara lain sebagai media pendidikan dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Hal ini karena dalam sastra anak terkandung pesan moral yang dapat membangun kepribadian positif pada anak. Berkenaan dengan manfaat tersebut, maka kita harus mampu membedakan, memilih sastra yang cocok dan layak dikonsumsi oleh anak-anak dengan rambu-rambu kita harus memahami apa itu sastra anak. Oleh karena itu, dengan makalah ini diharapkan pembaca dapat lebih memahami sastra anak. B. Rumusan Masalah 1. Apakah sebenarnya hakikat sastra anak? 2. Bagaimana karakteristik sastra anak? 3. Apa saja jenis ragam sastra anak? C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

Upload: hikaru-shikamaru

Post on 05-Aug-2015

419 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hakekat Genre-sastra Anak

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kita tahu bahwa banyak manfaat sastra, antara lain sebagai media pendidikan

dan hiburan, membentuk kepribadian anak, serta menuntun kecerdasan emosi anak. Hal

ini karena dalam sastra anak terkandung pesan moral yang dapat membangun

kepribadian positif pada anak.

Berkenaan dengan manfaat tersebut, maka kita harus mampu membedakan,

memilih sastra yang cocok dan layak dikonsumsi oleh anak-anak dengan rambu-rambu

kita harus memahami apa itu sastra anak. Oleh karena itu, dengan makalah ini

diharapkan pembaca dapat lebih memahami sastra anak.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah sebenarnya hakikat sastra anak?

2. Bagaimana karakteristik sastra anak?

3. Apa saja jenis ragam sastra anak?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui hakikat sastra anak

2. Untuk mengetahui karakteristik sastra anak

3. Untuk mengetahui jenis ragam sastra anak

Page 2: Hakekat Genre-sastra Anak

2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Hakikat Sastra Anak

Sastra anak dapat didefinisikan dengan memperhatikan definisi sastra secara umum

dan sastra bagaimana yang sesuai untuk anak. Mengenai hal ini ada beberapa

pandangan, yaitu antara lain:

Pertama, ada pandangan bahwa sastra anak adalah sastra yang sengaja memang

ditujukan untuk anak-anak. Misal buku atau majalah anak-anak. Contohnya Bobo,

Mentari, dan lain-lain.

Kedua, ada pula yang berpandangan bahwa sastra anak berisi tentang cerita anak.

Isi cerita yang dimaksud adalah cerita yang menggambarkan pengalaman, pemahaman,

dsan perasaan anak. (Huck, et al., 1987:5).

Ketiga, sastra anak adalah sastra yang ditulis oleh anak-anak. Pandangan ini

memang cukup beralasan karena hanya anak-anak yang benar-benar dapat

mengekspresikan pengalaman, perasaan dan pemikirannya dengan jujur dan akurat.

Akan tetapi, tidak dapat disangkal bahwa orang dewasa dapat menulis sastra anak.

Beberapa nama tersebut adalah Anton Hilman, Laila S, dan juga J.K Rowling penulis

novel laris Harry Potter.

Keempat, ada juga yang pandangan bahwa sastra anak adalah sastra yang berisi

nilai-nilai moral atau pendidikan yang bermanfaat bagi anak untuk mengembangkan

kepribadannya menjadi anggota masyarakat yang beradab dan berbudaya. Pandangan

ini merupakan pandangan yang paling “longgar” dalam membatasi apa itu sastra anak.

Oleh karena itu Stewig (1980) misalnya, memandang bahwa sastra orang dewasa pun

dapat digunakan sebagai “sastra anak” apabila mengandung nilai-nilai moral yang

positif bagi anak. Contohnya adalah cerita rakyat yang pada umumnya berisi cerita

tentang orang atau binatang yang diturunkan dari mulut ke mulut dan merupakan karya

kolektif masyarakat masa lalu ini mengandung nilai-nilai moral yang bermanfaat bagi

generasi muda, termasuk anak-anak.

Page 3: Hakekat Genre-sastra Anak

3

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa sastra anak adalah karya imajinatif

dalam bentuk bahasa yang berisi pengalaman, perasaan , dan pikiran anak yang khusus

ditujukan bagi anak-anak, ditulis oleh pengarang anak-anak maupun pengarang dewasa.

Topik sastra anak dapat mencakup semua yang dekat dengan dunia anak, kehidupan

manusia, binatang, tumbuhan yang mengandung nilai-nilai pendidikan, moral, agama,

dan nila-nilai positif lainnya.

B. Karakteristik Sastra Anak

Karakteristik atau ciri-ciri sastra anak dapat dilihat dari beberapa segi, setidaknya

dari dua segi, yaitu :

1. Segi kebahasaan

a. Struktur kalimat

Cerita anak biasanya menggunakan kalimat sederhana, dapat berupa kalimat

tunggal, kalimat berita, kalimat tanya, atau kaliamt perintah sederhana.

b. Pilihan kata

Satra anak pada umumnya menggunakan kata-kata yang sudah dikenal oleh

anak-anak dalam kehidupan sehari-harinya.

c. Gaya bahasa/ majas

Sedikit sekali digunakan majas, karena sastra anak lebih banyak mengunakan

kata-kata konkret.

2. Segi kesastraan

Dapat dilihat dari unsur instrinsiknya, terutama pada karya fiksi. Dalam hal ini

ciri itu dilihat dari unsur intrisik utama karya sastra, yaitu:

Page 4: Hakekat Genre-sastra Anak

4

a. Alur cerita

Alur adalah rangkaian peristiwa yang disusun secara kronologis menurut hukum

kausalitas (sebab-akibat).

b. Karakter/ tokoh cerita

Dilihat dari individunya, tokoh cerita anak dapat berupa manusia, binatang, atau

tanaman, bahkan benda lain seperti peralatan rumah tangga. Apabila tokoh cerita

berupa manusia, biasanya yang menjadi tokoh utama adalah anak-anak.

Dilihat dari kompleksitas karakter, cerita anak-anak biasanya berisi tokoh yang

berwatak datar. Watak tokoh cerita itu dapat dikenali dengan jelas apakah itu tokoh

baik atau tokoh jahat. Pada cerita anak, jarang dijumpai tokoh yang berwajah

banyak, yaitu tokoh yang memiliki unsur baik dan jahat sekaligus.

c. Tema

Cerita anak biasanya memiliki tema tunggal tanpa subtema. Hal ini terkait

dengan kemampuan anak yang terbatas dalam menggali tema dalam bacaan.

C. Jenis Ragam Sastra Anak

Genre dapat dipahami sebagai suatu macam atau tipe kesastraan yang memiliki

karakteristik umum (Lukens, 2003:13). Genre sastra anak menurut Lukens (2003:14-34)

membagi sastra anak secara rinci namun terjadi ketumpangtindihan disana-sini karena

suatu cerita dapat dimasukkan dalam lebih dari satu subgenre dengan kriteria yang

berbeda. Secara garis besar Lukens mengelompokkan genre sastra anak ke dalam 5

macam, yaitu :

1. Realisme

Realisme dalam sastra dapat dipahami bahwa cerita yang dikisahkan itu mungkin

saja ada dan terjadi walau tidak harus bahwa memang benar-benar ada dan terjadi.

Peristiwa dan jalinan cerita yang dikisahkan masuk akal , logis.

Page 5: Hakekat Genre-sastra Anak

5

a. Cerita realisme

Cerita realistik biasanya bercerita tentang masalah-masalah sosial dengan

menampilkan tokoh utama yang protagonis sebagai pelaku cerita. Masalah-masalah

yang dihadapi tokoh itulah yang menjadi sumber pengembangan konflik dan alur

cerita

b. Realisme Binatang

Merupakan cerita tentang binatang yang bersifat nonfiksi. Bercerita tentang

bentuk fisik, habitat, cara dan siklus hidup dari binatang. Pendeknya, realisme

binatang berwujud deskripsi tentang binatang yang tidak mengandung personifikasi.

Cerita realisme juga dapat dituliskan dengan lebih menarik, misalnya cerita tentang

penjelajahan dan penemuan kebiasaan hidup, cara bertahan hidup, cara bergaul

dengan sesamanya, dan lain-lain yang realistik tentang kehidupan binatang baik

binatang jinak dan familiar maupun yang buas atau langka- seperti tayangan Planet

Satwa, Killer Instinc, atau Wild Africa yang dapat disaksikan di televisi- yang

ternyata cukup menarik minat.

c. Realisme Historis

Cerita realisme historis mengisahkan peristiwa yan terjadi pada masa lampau.

Contoh : Perang Diponegoro, Perang Paderi, Untung Suropati yang memang

memiliki fakta kesejarahan.

Realisme historis pada hakikatnya memang sejrah, sejarah yang ditulis dengan

memperhatikan keindahan bahasa dan cara-cara penuturan. Untuk menjadi sastra

anak, realisme historis haruslah dikemas dalam dengan cara penuturan dan bahasa

yang sederhana dan lazimnya dilengkapi dengan gambar-gambar.

d. Realisme Olahraga

Cerita tentang berbagai hal yang berkaitan dengan dunia olahraga. Realisme

olahraga berkaitan dengan bermacam jenis dan tim olahraga dan para olahragawan

yang terkenal seperti David Beckam untuk sepakbola, Mohammad Ali untuk tinju,

Page 6: Hakekat Genre-sastra Anak

6

Susi Susanti untuk bulutangkis. Realisme olahraga dapat dipakai untuk

menanamkan karakter fair play, kejujuran, kedisiplinan, dan lain-lain, untuk

pengembangan diri anak.

2. Fantasi

Fantasi dapat dipahami sebagai cerita yang menawarkan sesuatu yang sulit diterima.

Fantas sering juga disebut cerita fantasi -dan perlu dibedakan dengan cerita rakyat

fantasi yang tidak pernah dikenali siapa penulisnya- mencoba menghadirkan sebuah

dunia lain di samping dunia realitas.

a. Cerita fantasi

Dapat dipahami sebagai cerita yang menampilkan tokoh, alur, atau tema yang

derajat kebenarannya diragukan, baik menyangkut (hampir) seluruh maupun hanya

sebagian cerita. Contohnya adalah cerita yang mengisahkan manusia biasa dapat

berkawan dengan hantu, jin, atau makhluk halus lainnya seperti sinetron Jin dan Jun

dan Tuyul dan Mbak Yul yang pernah ditayangkan di televisi.

b. Cerita Fantasi tinggi

Dimaksudkan sebagai cerita yang pertama-tama ditandai oleh adanya fokus

konflik antara yang baik dan yang jahat. Konflik semacam ini sebenarnya

merupakan tema umum yang telah mentradisi dan kebanyakan cerita memenangkan

yang baik.

Contoh cerita terkenal misalnya adalah Lord of the Rings (JRR. Tolkien) bahkan

filmnya juga banyak digemari. Latar dapat bervariasi, biasanya masa lampau,

namun sering berbeda dengan latar kehidupan kita..

c. Fiksi Sain

Cerita ini biasanya lebih mengutamakan konflik, misalnya konflik kepentingan

nilai-nilai kemanusiaan, daripada unsur penokohan. Secara tradisional fiksi sain

sering berkaitan dengan kehidupan di masa depan atau sebagai variasi ditampilkan

Page 7: Hakekat Genre-sastra Anak

7

tokoh dari masa lampau atau masa mendatang. Fiksi sain dapat juga berkaitan atau

menampilkan tokoh manusia robot atau robot manusia.

3. Sastra Tradisional

Istilah “tradisional” dalam kesastraan menunjukkan bahwa bentuk dari cerita yang

telah mentradisi, tidak diketahui kapan mulainya dan siapa penciptanya, dan dikisahkan

secara turun-menurun secara lisan.

a. Fabel

Adalah cerita binatang yang dimaksudkan sebagai personifikasi karakter

manusia. Pada umumnya fabel tidak panjang dan secara jelas mengandung ajaran

moral, pesan moral itu secara nyata biasanya ditempatkan pada akhir cerita. Contoh:

Kera dengan Kura-kura, Pelanduk Jenaka, dan lain-lain.

b. Dongeng Rakyat

Pada masa lampau dongeng diceritakan oleh misalnya orang tua kepada anaknya

secara lisan dan turun menurun sehingga selalu terdapat variasi penceritaan walau

isinya kurang lebih sama. Dongeng pun hadir terutama karena dimaksudkan untuk

menyampaikan ajaran moral. Tokoh yang dihadirkan bisa sesama manusia, atau

ditambah makhluk lain seperti binatang dan makhluk halus, berkarakter datar,

terbelah antara yang baik dan yang buruk, sesuai dengan ajaran moral yang ingin

disampaikan. Penyelesaiaan hampir selalu membahagiakan, misalnya ditutup

dengan kata-kata semacam “ Akhirnya mereka hidup bahagia selamanya”. Nada

cerita dapat sentimental, misalnya seperti yang dijumpai pada dongeng Bawang

Merah Bawang Putih dan Cinderella.

c. Mitos

Mitos biasanya menampilkan cerita tentang kepahlawanan, asal usul alam,

manusia, atau bangsa yang dipahami mengandung sesuatu yang suci dan ghoib.

Kebenaran sebuah mitos sebenarnya dapat dipertanyakan, tetapi masyarakat

pemilik mitos tidak pernah mempersoalkannya.

Page 8: Hakekat Genre-sastra Anak

8

Mitos berkisah tentang berbagai persoalan kehidupan yang di dalamnya terdapat

kehebatan-kehebatan tertentu yang ada di luar jangkauan nalar manusia., Nyai Rara

Kidul misalnya, mampu menundukkan laut sehingga air laut dapat dilewati bagaikan

orang berjalan di darat.

Mitos diyakini mengandung kristalisasi nilai-nilai yang telah sekian lama hidup

di masyarakat di suatu kebudayaan.

d. Legenda

Merupakan cerita khayal yang dihubung-hubungkan dengan gejala alam,

kenyataan-kenyataan alam yang ada pada masyarakat. Gejala alam dan kenyataan-

kenyataan alam yang ada pada masyarakat dapat berupa bangunan atau batu yang

sudah lama terjadi akibat alam. Contoh: Tangkuban Perahu di Jawa Barat, Malin

Kundang di Padang, dan Roro Jonggrang.

e. Epos

Merupakan sebuah cerita panjang yanag berbentuk syair (puisi) dengan

pengarang yang tidak pernah diketahui, anonim. Epos berisi cerita kepahlawanan

seorang tokoh hero yang sangat luar biasa hebat baik dalam kesaktian maupun kisah

petualangannya. Tokoh yang dihadirkan hebat dalam segala hal, baik yang

menyangkut kualifikasi fisik maupun moral. Epos memberikan ajaran moral secara

simbolistik lewat sikap, perilaku, tindakan tokoh, dan berbagai aksi dan peristiwa

yang mengiringinya.

Contoh: cerita Panji, cerita wayang Ramayana dan Mahabarata.

4. Puisi

Sebuah bentuk sastra disebut puisi jika di dalamnya terdapat berbagai unsur bahasa

untuk mencapai efek keindahan. Unsur bahasa untuk memperoleh keindaan itu antara

lain dapat dicapai lewat permainan bunyi yang biasanya berupa berbagai bentuk

pengulangan untuk memperoleh efek persajakan dan irama yang melodius. Selain itu,

Page 9: Hakekat Genre-sastra Anak

9

juga dimanfaatkan adanya berbagai sarana retorika yang lain seperti pemilihan

ketepatan kata, ungkapan, pemajasan, penyiasatan struktur, dan pencitraan. Keterjalinan

secara harmonis di antara berbagai unsur kebahasaan tersebut merupakan cara

memperoleh keindahan dalam puisi. Untuk puisi anak, kesederhanaan bahasa haruslah

tetap menjadi perhatian tersendiri, dan kadang-kadang keindahan sebuah puisi justru

terletak pada kesederhanaannya.

5. Nonfiksi

Tidak semua buku nonfiksi dapat dimasukkan dalam genre sastra anak, hanya

bacaan nonfiksi yang sastra ditulis dengan artistik sehingga jika dibaca oleh anak, anak

akan memperoleh pemahaman dan kesenangan saja yang termasuk dalamnya.

a. Buku informasi

Buku ini memberi informasi, fakta, konsep, hubungan antar fakta, konsep, dan

lain-lain yang mampu menstimulasi keingintahuan anak atau pembaca.

b. Biografi

Merupakan buku yang berisi riwayat hidup seseorang, tentu saja tidak semua

aspek keghidupan dan peristiwa dikisahkan, melainkan dibatasi pada hal-hal tertentu

yang dipandang perlu dan menarik untuk diketahui orang lain. Dewasa ini banyak

biografi terkenal yang ditulis ulang yang sengaja dimaksudkan sebagai bacaan sastra

anaka-anak, misalnya mulai dari kehidupan para wali (Wali Songo) di Jawa, sampai

dengan para tokoh dan tokoh ilmuwan seperti Napoleon Bonaparte, Mahatma

Gandhi, Newton, Einstein, dan lain-lain.

Genre pembagian Lukens tersebut cukup rinci, tetapi kesan adanya tumpang tindih

tidak dapat dihindari. Lukens mengemukakan ada genre nonfiksi, tetapi justru tidak ada

genre fiksi, sedang yang ada adalah fantasi.

Page 10: Hakekat Genre-sastra Anak

10

Di bawah ini dikemukakan pembagian genre sastra anak berdasarkan analogi

pembagian sastra menurut Lukens. Genre sastra anak cukup dibedakan dalam:

1. Fiksi

Bentuk penulisan fiksi adalah prosa. Artinya karangan ditulis secara prosa, bentuk

uraian dengan kalimat relatif panjang dan format penulisan memenuhi halaman dari

margin kiri ke kanan. Fiksi menampilkan cerita khayal yang tidak menunjuk pada

kebenaran faktual atau sejarah.

Genre fiksi yang dimaksudkan disini dalam pengertian fiksi modern, yaitu yang

menunjuk pada cerita yang ditulis relatif baru, pengarang jelas, dan beredar dalam

bentuk buku atau cetakan lewat media massa seperti koran atau majalah.Termasuk

dalam kategori ini adalah cerita-cerita fantasi, fiksi formula, fiksi sejarah (yang

disebutkan Lukens), serta cerpen.

2. Nonfiksi

Merupakan karangan yang menunjuk pada kebenaran faktual, sejarah, atau sesuatu

yang memiliki kerangka acuan pasti atau memiliki bukti-bukti empiris. Namun tidak

semua karangan nonfiksi dapat dikategorikan sabagai sastra anak. Dilihat bentuk

bahasanya karya nonfiksi berupa prosa, namun isinya bukan cerita imajinatif.

Contoh: realisme binatang, realisme historis, dan realisme olahraga, serta karya

nonfiksi yang berwujud buku informasi dan biografi.

3. Puisi

Puisi yang dimaksud disini adalah puisi anak modern, yaitu yang menunjuk pada

pengertian puisi yang ditulis dalam waktu kini, ada pengarangnya, dan tersebar lewat

buku atau media massa.

4. Sastra Tradisional

Page 11: Hakekat Genre-sastra Anak

11

5. Komik

Komik adalah cerita bergambar denga sedikit tulisan, bahkan kadang-kadang ada

gambar yang tanpa tulisan karena gambar-gambar itu sudah “berbicara sendiri”. Komik

sebagai bacaan identik dengan film kartun, dan faktanya berbagai film kartun yang

ditayangkan di televisi sangat digemari oleh anak-anak.

Contoh: komik Doraemon, Kung Fu Boy, Captain Tsubasa, Donald Bebek, One Piece

dan masih banyak lagi.

Pendapat lain menyebutkan bahwa genre sastra anak sama dengan sastra untuk

dewasa, yakni berbentuk prosa, puisi, dan drama. Pembagian tersebut semata-mata

didasarkan atas perbedaan bentuk fisiknya saja, bukan substansinya. Substansi karya

sastra apa pun bentuknya tetap sama, yakni pengalaman kemanusiaan dalam segala

wujud dan dimensinya

1. Prosa

Prosa adalah karya sastra yang disusun dalam bentuk cerita secara bebas, tidak

terikat rima dan irama.

Prosa Fiksi

Prosa yang isinya/ ceritanya hasil rekaan atau khayalan pengarangnya.

a) Dongeng

Fabel

Page 12: Hakekat Genre-sastra Anak

12

Sage

Dongeng/ cerita rakyat yang memasukkan peristiwa-peristiwa tempat

kejadian, tokoh-tokohnya merupakan tokoh sejarah, padahal sage ini adalah

dongeng / cerita khayalan semata. Misalnya dongeng Jaka Tarub, Angkling

Darmo, Ciung Wanara, Lutung Kasarung, Roro Mendut, dan sebagainya.

Mite/ mitos

Legenda

Dongeng jenaka

Adalah cerita khayal tentang kehidupan orang-orang yang dengan

kepandainnya berhumor yang berakibat bahagia atau sukses dan bisa juga

berakibat kurang bahagia. Contoh: Abunawas (dongeng dari Irak yang

dimodifikasi oleh pencerita Indonesia), Lebai Malang, Pak Pandir, Si Cepot, Si

Kabayan, dan lain-lain.

b) Hikayat

Hikayat berasal dari bahasa Arab yang berarti cerita panjang penuh khayalan.

Hikayat juga dapat diartikan riwayat atau kisah. Hikayat dapat juga berarti kisah

raja-raja, keluarga, dan pembantu-pembantunya.

Hikayat kebanyakan merupakan terjemahan atau saduran dengan mengadakan

perubahan-perubahan disesuaikan dengan budaya daerah. Naskah asli hikayat

kebanyakan berasal dari Arab, India, dan Melayu.

Contoh: Hikayat 1001 Malam, Bayan Budiman, Hang Tuah, Sejarah Melayu,

Ramayana, Mahabarata, dan lain-lain.

c) Roman

Istialah roman berasal dari Belanda , bila dibandingkan dengan sastra Inggris

dan Amerika tidak dikenal istilah roman, yang dikenal adalah novel. “Roman”

berarti cerita yang ditulis dalam bahasa Romawi (Badudu, 1977:41). Selanjutnya

Page 13: Hakekat Genre-sastra Anak

13

pengertian roman berkembang menjadi suatu cerita prosa fiksi yang melukiskan

seluruh kehidupan tokoh-tokohnya mulai dari kecil sampai tokoh-tokohnya

meninggal dunia.

Roman Bertendens

Isinya menceritakan keganjilan-keganjilan atau ketimpangan dalam

kehidupan masyarakatnya. Contoh Siti Nurbaya (Marah Rusli), Salah Asuhan

(Abdul Muis), dan Layar Terkembang (Sutan Takdir Alisjahbana). Sastra anak

yang berbentuk roman bertendens ini hampir tidak dijumpai dalam sastra

modern dewasa ini.

Roman Sejarah

Berisi cerita kehidupan tokoh-tokohnya dengan mengaitkan dengan unsur

sejarah. Tokoh yang diangkat dalam roman sejarah tidak seluruhnya ada dalam

sejarah, namun tokoh utamanya memang ada dalam sejarah. Misal Surapati

(Abdul Muis)

Roman Detektif

Prosa yang tokoh utamaya berperan sebagai detektif. Roma ni mengajak

pemabaca untuk memikirkan secara mendalam akibat dan akhir cerita.

Contoh: Mencari Pencuri Anak Perawan (Suman Hasibuan)

Roman Psikologi

Menceritakan tokoh-tokohnya dengan menggambarkan alam jiwanya,

perilaku dan perjuangannya bedasar tinjauan jiwa yang mendalam.

Contoh: Atheis (Ahkdiat Kartamiharja)

Roman Sosial kemasyarakatan

Page 14: Hakekat Genre-sastra Anak

14

Menceritakan tokoh-tokohnya dengan mengangkat realita yang terjadi dalam

masyarakat pada masa itu

Contoh: Katak Hendak Jadi Lembu (Nur Sutan Iskandar)

d) Novel

Cerita fiksi yang menceritakan kehidupan tokoh-tokohnya yang luar biasa yang

menimbulkan pergolakan batin sehingga mengubah perjalanan nasib tokohnya.

Contoh: Lupus (Hilman dan Boim)

e) Cerita Bergambar

Prosa fiksi yang isinya menceritakan hidup dan kehidupan para tokohnya

dengan memvisualisasikan dalam bentuk gambar. Kata lain yang lebih dikenal di

masyarakat untuk prosa fiksi jenis ini adalah “komik”.

Pada dasawarsa terakhir, cergam di Indonesia banyak dipengaruhi dari Jepang

dan Amerika. Contoh: Putri Salju, Putri Angsa, Detektif Conan, Dragon Ball,

naruto, dan lain-lain.

f) Cerita Pendek

prosa fiksi yang isinya menceritakan hidup dan kehidupan para tokohnya dalam

bagian dan kurun waktu tertentu. Banyak dijumpai diberbagai media massa.

g) Fiksi Ilmiah

Prosa fiksi yang menceritakan hidup dan kehidupan manusia dengan

mengutamakan tema ilmu pengetahuan dan teknologi.

Contoh: Doraemon, Hulk, dan lain-lain.

Prosa Nonfiksi

Page 15: Hakekat Genre-sastra Anak

15

Merupakan karangan yang benar-benar terjadi, bukan hasil khayalan pengarangnya.

Biografi

Otobiografi

Prosa yang melukiskan riwayat hidup seorang tokoh yang ditulis sendiri oleh

pemilik otobiogragi tersebut. Contoh: Pengalaman Masa Kecil (Nur Sutan Iskandar)

Sejarah

Karangan prosa yang menceritakan sejarah suatu kerajaan yang pada umumnya

mengenai silsilah raja dan keturunannya, asal-usul kerajaan (kerapkali bercampur

dengan dengeng).

Contoh: Sejarah Melayu, Sejarah Babad Jawi, dan lain-lain.

2. Puisi

a. Puisi Lagu Dolanan

Puisi Lagu, Nyanyian Anak

Lagu dan tembang dapat pula disebut puisi yang dilagukan. Keindahan bahasa

puisi lagu dicapai lewat permainan bahasa yang antara lain berupa berbagai bentuk

paralelisme struktur dan perulangan, baik perulangan bunyi maupun kata.

Contoh:

BURUNG KAKATUA

ciptaan NN

Burung kakatua hinggap di jendela

Nenek sudah tua giginya tinggal dua

Page 16: Hakekat Genre-sastra Anak

16

Tektung tektung tektung tralala

Tektung tektung tektung tralala

Burung kakaktua

Puisi Tembang Dolanan

Tiap masyarakat yang memiliki latar belakang budaya dan bahasa memiliki puisi-puisi lagu dan nyanyian-nyanyian yang biasa didendangkan untuk meninabobokan dan menimang anak. Masyarakat Jawa dengan bahasa dan budaya Jawa memiliki amat banyak puisi lagu atau tembang-tembang yang dimaksud.

Dilihat dari segi syair yang mendukung, lagu dolanan termasuk dalam puisi, yang dalam bahasa Jawa disebut sebagai geguritan, yaitu geguritan tradisional.

Contoh:

GUNDHUL PACUL

Gundhul-gundhul pacul-cul, gelelengan

Nyunggi-nyunggi wakul-kul, gembelengan,

Wakul glimpang segane dadi saratan,

Wakul glimpang segane dadi saratan,

b. Puisi Naratif

Puisi yang berisi cerita. Puisi “hanyalah” bentuk penyampaian, sedang yang

disampaikan adalah cerita.

Contoh :

PUTRI BANGAU

Konon dahulu di negeri Jepang

Tersebutlah tentang sebuah dongeng

Mengisahkan seekor bangau yang malang

Sayapnya luka tak bisa terbang

Page 17: Hakekat Genre-sastra Anak

17

Seorang pak tani setengah baya

Menemukannya dekat telaga

Bangau dipungut diobatinya

Sehingga sembuh sayap yang luka

Sang bangau tak dapat banyak bicara

Pada pak tani berhati mulia

Dalam hatinya ia berjanji

Suatu waktu kan datang kembali

c. Puisi Lirik

Puisi yang menggambarkan suasana hati, jiwa, perasaan, dan pikiran. Puisi lirik

adalah puisi curahan hati.

Contoh:

PAPAKU

Ya Tuhan...

Aku mohon kau melindungi

dan menjaga papa selalu.

Saat aku masih tidur lelap

Papa sudah berangkat kerja

Mencari nafkah buat kami semua

Tengah malam papa baru pulang

Saat aku sudah tidur pulas

Ya Tuhan...

Terima kasih Kau beri kami

Papa yang baik hati

Page 18: Hakekat Genre-sastra Anak

18

(Reynaldo Marsadio, SDN Ungaran I Yogyakarta, dimuat di Kedaulatan Rakyat

Minggu, 12 Desember 2004, Rublik “ Kawanku, Ka-eR Kecil”)

3. Drama

Drama berarti bentuk sastra yang isinya menceritakan tentang hidup dan kehidupan

yang disajikan atau dipertunjukkkan dalam bentuk gerak. Drama bisa diwujudkan

dengan berbagai media: di atas panggung, film, atau televisi. Pada intinya, apa yang

disebut drama adalah sebuah genre sastra yang penampilan fisiknya memperlihatkan

secara verbal adanya dialog atau percakapan di antara tokoh-tokoh yang ada.

Page 19: Hakekat Genre-sastra Anak

19

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sastra anak adalah karya imajinatif dalam bentuk bahasa yang berisi pengalaman,

perasaan, dan pikiran anak yang khusus ditujukan bagi anak-anak, ditulis oleh

pengarang anak-anak maupun pengarang dewasa..

Sastra anak memiliki karakteristik sebagai pembeda dengan sastra dewasa yang

dapat dilihat dari dua segi, yaitu

1. Segi kebahasaan, meliputi: struktur kalimat, pilihan kata, gaya bahasa/ majas

2. Segi kesastraan, dilihat dari unsur intrinsiknya

Dalam menentukan jenis ragam sastra anak, ada beberapa pendapat antara lain:

Lukens mengelompokkan genre sastra anak ke dalam enam macam, yaitu:

1. Realisme : Cerita realism, Realisme Binatang, Realisme Historis, dan

Realisme Olahraga

2. Fantasi : Cerita fantasi, Cerita Fantasi tinggi dan Fiksi Sain

3. Sastra Tradisional

4. Puisi

5. Nonfiksi : Buku informasi dan Biografi

Pendapat lain, pembagian genre sastar anak berdasarkan analogi pembagian sastra

menurut Lukens. Genre sastra anak cukup dibedakan dalam:

1. Fiksi 3. Puisi 5. Komik

2. Nonfiksi 4. Sastra Tradisional

Page 20: Hakekat Genre-sastra Anak

20

Pendapat lain menyebutkan bahwa genre sastra anak sama dengan sastra untuk

dewasa, yakni berbentuk prosa, puisi, dan drama. Pembagian tersebut semata-mata

didasarkan atas perbedaan bentuk fisiknya saja, bukan substansinya. Substansi karya

sastra apa pun bentuknya tetap sama, yakni pengalaman kemanusiaan dalam segala

wujud dan dimensinya.

B. Saran

1. Sebagai calon guru Sekolah Dasar, mahasiswa PGSD sebaiknya banyak

mempelajari jenis ragam sastra anak

2. Mahasiswa PGSD sebaiknya termotivasi membuat sastra anak sehingga

memperkaya kesastraan Indonesia

Page 21: Hakekat Genre-sastra Anak

21

DAFTAR RUJUKAN