hak cipta pada kementerian pendidikan dan kebudayaan tidak

91

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK
Page 2: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

iBuku Guru IPA X SMALB Tuna Daksa

Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan KebudayaanDilindungi Undang - Undang

Penulis : Fida Rachmadiarti Wahono Herlina Fitrihidajati Miseri

Penyunting Materi : Woro Sri HastutiPenyunting Bahasa : AryantoniPenyunting Grafika : Bayu Sandika

Cetakan pertama, 2016Disusun dengan huruf Bookman Oldstyle, 12pt

MILIK NEGARATIDAK DIPERDAGANGKAN

Katalog Dalam Terbitan (KDT) Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ilmu Pengetahuan Alam Kelas X SMA-LB Buku Guru/Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016 VI, Ilus; 25 cm k katalog dalam terbitan (KDT)

Untuk SMALB kelas X semester 1 dan 2 ISBN 978-602-358-394-2 (jilid lengkap) ISBN 978-602-358-395-9 (jilid 1)I. Ilmu Pengetahuan AlamII.I. Kementerian Pendidikan dan Kebuday

Cetakan Ke-1, 2016

Page 3: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

iiiBuku Guru IPA X SMALB Tunarungu

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME, sehingga Buku Guru IPA untuk SMALB Tunarungu kelas X ini dapat diselesaikan sesuai standar isi (SI) yang telah ditetapkan dalam Permendikbud RI Nomor 40 Tahun 2014 tentang Kurikulum SMALB. Buku ini ditulis untuk membantu siswa mencapai kompetensi yang ingin dicapai. Karena berbasis kompetensi, buku ini tidak hanya memperhatikan penguasaan pengetahuan, tetapi secara utuh juga membangun sikap dan keterampilan proses siswa.

Buku Guru IPA untuk SMALB Tunarungu kelas X ini ditulis untuk menciptakan proses pembelajaran yang konstruktivis. Karena itu berbagai konsep tidak langsung dideskripsikan dalam buku, tetapi siswa diminta membangun konsep-konsep IPA berbagai aktivitas, misalnya kegiatan ayo lakukan, ayo coba, berpikir kritis, dan lain-lain.

Buku Guru IPA untuk SMALB Tunarungu kelas X ini disusun dengan pemikiran di atas. Pada Buku IPA SMALB menjelaskan listrik dan magnet, siklus air, aliran air dalam ekosistem, serta polusi dan dampaknya. Melalui pembahasan menggunakan bermacam bidang ilmu dalam rumpun ilmu pengetahuan alam, pemahaman utuh tentang alam yang dihuninya beserta benda-benda alam yang dijumpai di sekitarnya dapat dikuasai oleh peserta didik SMALB.

Buku ini mendeskripsikan usaha minimal yang harus dilakukan siswa untuk mencapai kompetensi yang diharapkan. Sesuai dengan pendekatan yang dipergunakan dalam Kurikulum 2013, siswa diberanikan untuk mencari dari sumber belajar lain yang tersedia di sekitarnya. Peran guru sangat penting untuk meningkatkan dan menyesuaikan daya serap siswa dengan ketersediaan kegiatan pada buku ini. Guru dapat menyederhanakan dan memperkayanya dengan kreasi dalam bentuk kegiatan-kegiatan lain yang sesuai dan relevan yang bersumber dari lingkungan sosial dan alam.

Buku Guru IPA untuk SMALB Tunarungu kelas X edisi pertama ini sangat terbuka dan terus dilakukan perbaikan dan penyempurnaan. Untuk itu, kami mengharapkan para pembaca memberikan masukan, kritik, dan saran untuk perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya. Atas kontribusi tersebut, kami ucapkan terimakasih. Semoga kita dapat memberikan yang terbaik bagi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia.

Jakarta, Mei 2016

Penulis

Page 4: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

iv Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

Daftar Isi

Kata Pengantar .......................................................................... iiiDaftar Isi .................................................................................... ivPetunjuk Umum .......................................................................... 1 A. Pengantar .......................................................................... 1 B. Pendekatan dan Metode Pembelajaran IPA untuk SMALB ... 1 C. Keterampilan Proses .......................................................... 7 D. Pembiasaan Sikap .............................................................. 7 E. Penilaian dalam Pembelajaran IPA ..................................... 8 F. Alokasi Waktu Pembelajaran Setiap Topik ........................ 18

Bab 1. Listrik dan Magnet ........................................................... 19 A. Pengantar ........................................................................ 20 B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ............................ 20 C. Pembelajaran pada Topik Listrik dan Magnet ............................... 21 Bentuk Komunikasi dengan Orangtua ................................... 33 Kunci Jawaban Uji Kompetensi .............................................. 34 Bab 2. Siklus Air ........................................................................ 37 A. Pengantar ........................................................................ 38 B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ............................. 38 C. Pembelajaran pada Topik Siklus Air .................................... 39 Bentuk Komunikasi dengan Orangtua ................................... 48 Kunci Jawaban Uji Kompetensi .............................................. 49 Bab 3. Aliran Energi dalam Ekosistem ......................................... 51 A. Pengantar ......................................................................... 52 B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ............................ 53 C. Pembelajaran pada Topik Aliran Energi dalam Eksistem........ 53 Bentuk Komunikasi dengan Orangtua .................................... 64 Kunci Jawaban Uji Kompetensi .............................................. 65 Bab 4. Polusi dan Dampaknya pada Lingkungan dan Kesehatan...... 67 A. Pengantar .........................................................................67 B. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar ............................. 69

Page 5: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

vBuku Guru IPA X SMALB Tunarungu

C. Pembelajaran pada Topik Polusi dan Dampaknya pada Lingkungan dan Kesehatan ....................................................... 69 Bentuk Komunikasi dengan Orangtua ................................... 79 Kunci Jawaban Uji Kompetensi .............................................. 80

Daftar Pustaka ...........................................................................83

Page 6: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

vi Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

Page 7: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 1

Petunjuk Umum Pembelajaran IPA SMALBA. Pengantar

Buku Panduan Guru untuk mata pelajaran IPA SMALB disusun untuk mempermudah dan memperjelas penggunaan Buku Siswa. Bab ini berisi petunjuk umum pembelajaran IPA untuk siswa berkebutuhan khusus tunarungu, keterampilan proses dalam pembelajaran IPA, serta penilaian dalam pembelajaran IPA. Bab-bab selanjutnya menjelaskan strategi pembelajaran IPA tiap topik (sesuai dengan Kurikulum 2013 dan Buku Siswa). Uraian setiap topik disajikan untuk setiap rencana tatap muka. Pada setiap tatap muka berisi materi pengayaan untuk guru, pembelajarannya, serta alternatif penilaiannya.

Dengan model pengorganisasian tersebut diharapkan guru mendapatkan kemudahan dalam pemahaman lebih dalam terhadap materi ajar, cara pembelajarannya terhadap siswa sesuai ketunaannya, serta cara penilaiannya. Juga, guru mendapatkan gambaran terhadap rumusan indikator pencapaian kompetensi dasar (terutama untuk KD-KD pada KI 3 dan KI 4). Sebagai muaranya, Buku Guru ini diharapkan dapat membantu dan memberikan kesempatan siswa untuk belajar secara optimal, sehingga mampu mencapai SKL pada SMALB.

B. Pendekatan dan Metode Pembelajaran IPA untuk SMALBIPA pada hakikatnya meliputi empat unsur utama, yaitu: (1)

sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar; IPA bersifat open ended; (2) proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan; (3) produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; dan (4) aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Empat unsur utama IPA ini diupayakan muncul dalam pembelajaran IPA SMALB.

Page 8: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

2 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

Pembelajaran IPA seharusnya dapat menumbuh-kembangkan kompetensi siswa pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas “menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan”. Pengetahuan diperoleh melalui aktivitas “mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi”. Keterampilan diperoleh melalui aktivitas “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta”. Dalam pembelajaran IPA, lintasan “mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta” ini digunakan sebagai penggerak bagi lintasan yang lain. Pendekatan yang digunakan disebut pendekatan ilmiah (scientific).

Untuk memperkuat pendekatan ilmiah (scientific) dalam pembelajaran IPA diterapkan pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk mendorong kemampuan siswa agar menghasilkan karya kontekstual baik individu maupun kelompok, maka sangat disarankan menggunakan pendekatan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (problem based dan project based learning).

Pembelajaran IPA harus disesuaikan dengan karakteristik siswa. Pendidikan luar biasa bertujuan untuk membantu siswa yang menyandang kelainan fisik dan/atau mental agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai pribadi maupun anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal-balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan alam sekitar serta dapat mengembangkan kemampuan dalam dunia kerja atau mengikuti pendidikan lanjutan.

Jenis kelainan siswa dalam lingkup pendidikan luar biasa meliputi kelainan fisik dan/atau mental dan/atau kelainan perilaku. Kelainan fisik meliputi tunanetra, tunarungu, dan tunadaksa. Kelainan mental meliputi tunagrahita ringan dan tunagrahita sedang. Kelainan perilaku meliputi tunalaras. Kelainan siswa dapat juga berwujud sebagai kelainan ganda. Petunjuk umum ini memfokuskan pada pembelajaran IPA untuk tunarungu.

Terminologi tunarungu menunjukkan pada kondisi gangguan/keadaan kurang atau tidak berfungsinya indera pendengaran yang

Page 9: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 3

mengakibatkan seseorang sulit untuk mempersepsi stimulasi bunyi di sekitarnya. Tunarungu adalah seseorang yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengar sebagian atau seluruhnya, diakibatkan tidak berfungsinya sebagian atau seluruh indera pendengarannya. Somantri (2006) mengatakan bahwa tunarungu adalah mereka yang kehilangan pendengaran baik sebagian (hard of hearing), atau seluruhnya (deaf) yang menyebabkan pendengarannya tidak memiliki nilai fungsional, sehingga memengaruhi perkembangan bahasanya dalam kehidupan sehari-hari. Istilah-istilah tersebut banyak mengacu pada beberapa istilah tentang hearing impairment, hard of hearing, dan deaf. Seseorang dikatakan tunarungu wicara apabila kurang mampu atau tidak mampu sama sekali mendengar bunyi/suara pada intensitas tertentu (keras atau slemah), dalam satuan desiBel (dB), dengan menggunakan telinganya sendiri, sebagai akibat dari kerusakan organ pendengarannya. Akibat kerusakan ini, menjadikan organ pendengaran tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Dengan kondisi seperti ini, memengaruhi kemampuan anak tunarungu dalam berkomunikasi, berbahasa, prestasi akademik, emosi, dan sosialisasi dengan lingkungannya. Berdasarkan nilai ambang batas, seseorang yang mengalami kehilangan daya dengar 0-20 dB masih dianggap normal. Dari pernyataan di atas nampaklah bahwa kehilangan daya dengar di atas atau lebih dari 20 dB, baru dinyatakan tunarungu.

Kondisi gangguan pendengaran yang disandang oleh anak tunarungu membawa dampak yang cukup kompleks bagi anak tunarungu itu sendiri baik sebagai individu yang sedang tumbuh dan berkembang maupun sebagai anggota masyarakat yang membutuhkan interaksi dan komunikasi. Bagi anak tunarungu masalah komunikasi melalui bahasa merupakan kendala yang memerlukan penanganan secara khusus. Akibat ketunarunguan membawa pengaruh besar terhadap perkembangan kemampuan komunikasi dan bahasa. Kekurangmampuan anak tunarungu dalam komunikasi dan bahasa berakibat 1) miskin dalam kosakata dan 2) sulit mengartikan kata yang abstrak.

Adanya gangguan fungsi indera pendengaran pada anak-anak tunarungu melahirkan tuntutan dan kebutuhan desain dan layanan pendidikan yang relatif berbeda dengan layanan pendidikan yang diperuntukkan bagi mereka yang tergolong

Page 10: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

4 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

anak mendengar. Desain layanan pembelajaran pada anak tunarungu lebih pada pembelajaran IPA yang diarahkan untuk menumbuhkembangkan kompetensi siswa tunarungu pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan dengan memanfaatkan indera lain yang tersisa. Maka, praktik pembelajaran IPA bagi siswa tunarungu perlu menstimulasi peningkatan kemampuan berbahasa (kosa kata) di samping penguasaan kompetensi IPA. Dengan penguasaan sikap, pengetahuan, keterampilan, dan bertambahnya penguasaan berbahasa (kosakata), maka siswa akan berkembang lebih lanjut melalui kegiatan pembelajaran IPA, termasuk membaca teks IPA. Pembelajaran IPA diarahkan pada upaya pemerolehan makna terhadap kosakata baru di IPA. Kosakata IPA ini didapat dari bahan ajar/literasi, interaksi dengan guru dan teman, dan diperkuat melalui kegiatan IPA.

Dengan keterbatasan yang ada pada siswa pendidikan luar biasa, di dalam pembelajaran IPA siswa didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama di dalam benaknya, dan merevisinya apabila aturan-aturan tidak lagi sesuai. Pandangan dasar tentang pembelajaran adalah bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa. Siswa harus didorong untuk mengonstruksi pengetahuan di dalam benaknya. Agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan bersusah payah dengan ide-idenya.

Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut. Dengan segala keterbatasan yang ada, siswa didorong untuk “aktif mencari tahu”.

Dalam pembelajaran IPA, siswa membangun pengetahuan bagi dirinya. Bagi siswa, pengetahuan yang ada di benaknya bersifat dinamis, berkembang dari sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan di sekitarnya menuju ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkret menuju abstrak.

Page 11: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 5

Oleh karena itu, kegiatan pengamatan dan percobaan memegang peran penting dalam pembelajaran IPA agar pembelajaran IPA tidak sekedar pembelajaran hafalan.

Fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam percakapan atau kerjasama antar individu sebelum fungsi mental yang lebih tinggi itu terserap ke dalam individu tersebut. Jadi, pembelajaran terjadi apabila siswa bekerja atau belajar menangani tugas-tugas yang belum dipelajari namun tugas-tugas itu masih berada dalam jangkauan kemampuannya. Peran guru dalam pembelajaran adalah memberikan tugas menantang berupa permasalahan yang harus dipecahkan oleh siswa. Pada saat tugas itu diberikan, siswa belum menguasai cara pemecahannya, namun dengan berdiskusi dengan temannya dan bantuan guru, tugas tersebut dapat diselesaikan. Dengan menyelesaikan tugas tersebut, kemampuan-kemampuan dasar untuk menyelesaikan tugas itu akan dikuasai oleh siswa.

Guru IPA harus menyediakan kesempatan siswa untuk berdiskusi dan berbagai bentuk kerjasama lainnya untuk menyelesaikan tugas itu. Selain itu, guru memberikan sejumlah besar bantuan kepada siswa selama tahap-tahap awal pembelajaran. Selanjutnya, siswa mengambil alih tanggung jawab yang semakin besar segera setelah ia dapat melakukannya. Bantuan yang diberikan guru tersebut dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah pemecahan, memberikan contoh, atau apapun yang lain yang memungkinkan siswa tumbuh mandiri. Sekali lagi, bantuan tersebut tidak bersifat “memberitahu secara langsung” tetapi “mendorong siswa untuk mencari tahu”.

Dalam pembelajaran IPA, siswa didorong untuk belajar melalui keterlibatan aktif dengan keterampilan-keterampilan, konsep-konsep, dan prinsip-prinsip. Guru mendorong siswa untuk mendapatkan pengalaman dengan melakukan kegiatan yang memungkinkan mereka menemukan konsep dan prinsip-prinsip untuk diri mereka sendiri. Dengan kata lain, pembelajaran terjadi apabila siswa terlibat secara aktif dalam menggunakan proses mentalnya agar mereka memperoleh pengalaman, sehingga memungkinkan mereka untuk menemukan beberapa konsep atau prinsip tersebut. Proses-proses mental itu misalnya: mengamati, menanya dan merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, merancang

Page 12: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

6 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

eksperimen, melaksanakan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisis data, menarik kesimpulan, serta menyajikan. Guru IPA harus mampu memfasilitasi siswa dalam pembelajaran kooperatif atau kolaboratif sehingga siswa mampu bekerjasama untuk menyelesaikan suatu tugas atau memecahkan masalah tanpa takut salah.

Media dan sumber belajar lainnya digunakan oleh guru untuk memberi bantuan siswa melakukan eksplorasi dalam bentuk mengamati (observing), menghubung-hubungkan fenomena (associating), menanya atau merumuskan masalah (questioning), dan melakukan percobaan (experimenting) atau pengamatan lanjutan. Akhirnya, guru IPA membantu siswanya untuk mengomunikasikan hasil kerjanya baik secara lisan maupun tertulis.

Pembelajaran IPA untuk tiap materi pokok tertentu seharusnya diakhiri dengan tugas proyek. Guru IPA seharusnya mendorong, membesarkan hati, memberi bantuan secukupnya, dan memfasilitasi siswa untuk mampu melakukan tugas proyeknya, serta membuat laporan secara tertulis. Selanjutnya, guru memfasilitasi siswa untuk menyajikan hasil kerja individua maupun kelompok dalam bentuk presentasi lisan atau tertulis, pameran, turnamen, festival, atau ragam penyajian lainnya yang dapat menumbuhkan kebanggaan dan rasa percaya diri siswa.

Perlu diketahui, bahwa KD-KD IPA diorganisasikan ke dalam empat Kompetensi Inti (KI). KI 1 berkaitan dengan sikap diri terhadap Tuhan Yang Maha Esa. KI 2 berkaitan dengan karakter diri dan sikap sosial. KI 3 berisi KD tentang pengetahuan terhadap materi ajar, sedangkan KI 4 berisi KD tentang penyajian pengetahuan. KI 1, KI 2, dan KI 4 harus dikembangkan dan ditumbuhkan melalui proses pembelajaran setiap materi pokok yang tercantum dalam KI 3. KI 1 dan KI 2 tidak diajarkan langsung (direct teaching), tetapi indirect teaching pada setiap kegiatan pembelajaran.

Page 13: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 7

Terakhir, seorang guru IPA yang baik adalah:1. Mempunyai ketulusan, komitmen, dan kesungguhan hati

untuk mengembangkan sikap, nilai, dan kemampuan siswa dan akhirnya memandirikan siswa.

2. Menguasai bahan, terutama konsep-konsep yang akan diajarkan. Dalam hal ini guru harus dapat mengembangkan diri dan mengikuti perkembangan IPA yang terjadi.

3. Bersikap kreatif dan aktif. Guru diharapkan selalu mengembangkan kreativitas secara aktif dalam pelaksanaan pembelajaran, sehingga situasi belajar tidak membosankan dan monoton.

4. Rajin belajar dan dapat membangkitkan semangat belajar siswa.

C. Keterampilan ProsesKeterampilan proses IPA dibedakan menjadi dua kelompok

yaitu keterampilan proses dasar (basic skills) dan keterampilan proses terintegrasi (integrated skills). Keterampilan proses atas mengamati, menggolongkan/mengklasifikasi, mengukur, mengomunikasikan, menginterpretasi data, memprediksi, menggunakan alat, melakukan percobaan, dan menyimpulkan. Sedangkan jenis-jenis keterampilan proses IPA terintegrasi meliputi merumuskan masalah, mengidentifikasi variabel, mendeskripsikan hubungan antar variabel, mengendalikan variabel, mendefinisikan variabel secara operasional, memperoleh dan menyajikan data, menganalisis data, merumuskan hipotesis, merancang penelitian, dan melakukan penyelidikan/percobaan.

Pembelajaran IPA SMALB digunakan sebagai sarana melatihkan keterampilan proses dasar, serta mulai melatihkan keterampilan proses terintegrasi. Pembelajaran IPA yang melatihkan keterampilan proses ini juga sebagai sarana siswa untuk terus berlatih agar mampu beradaptasi untuk mengatasi keterbatasannya, serta mengembangkan dirinya agar nantinya bisa mandiri.

D. Pembiasaan SikapSikap (KD pada KI 1 dan KI 2) dikembangkan melalui

pembiasaan dalam pembelajaran IPA dan keteladanan. Sikap-sikap seperti kemandirian, kejujuran, ketekunan, kemauan untuk bekerjasama, dan lain-lain dikembangkan melalui

Page 14: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

8 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

pembelajaran IPA. Keteladanan ini merupakan perilaku, sikap guru, tenaga kependidikan dan siswa dalam memberikan contoh melalui tindakan-tindakan yang baik sehingga diharapkan menjadi panutan bagi siswa lain.

E. Penilaian dalam Pembelajaran IPAPenilaian dalam pembelajaran IPA menggunakan prinsip

bahwa penilaian adalah bagian dari pembelajaran, digunakan untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya. Oleh karena itu, penilaian dilakukan seiring dengan pembelajaran, baik saat proses maupun di akhir proses.

Pada saat proses pembelajaran guru dapat mengobservasi sikap siswa untuk mendapatkan profil sikap siswa serta memberikan bantuan untuk mengubah sikap yang negatif (misalnya apatis, pasif, tidak mandiri, menyerahkan sepenuhnya pada anggota kelompok lain, dan lain-lain) menjadi positif. Selain itu, saat pembelajaran, guru dapat menilai keterampilan siswa baik keterampilan berpikir maupun keterampilan psikomotorik.

Penilaian di akhir proses pembelajaran (suatu materi pokok tertentu) dapat menggunakan teknik tes. Kegiatan ini dapat dilakukan beberapa kali sesuai dengan banyaknya dan kedalaman materi bab itu. Penilaian dapat dilakukan dengan cara lisan, tugas, kegiatan, ulangan harian, ulangan akhir semester, sampai ujian nasional. Bentuk soal dapat merupakan pilihan ganda, esai biasa, esai berstruktur, dan sebagainya. Mengingat penilaian adalah bagian dari pembelajaran, apapun bentuk penilaian yang dilaksanakan sebaiknya dilakukan analisis hasil penilaian.

Penilaian untuk ranah keterampilan dapat menggunakan penilaian kinerja (performance assessment), baik proses kerja maupun produknya. Penilaian ini dapat terintegrasi dengan proses pembelajaran, tugas proyek, maupun di sesi khusus untuk hal ini. Selain itu, guru dapat memanfaatkan penilaian portofolio. Caranya dengan meminta siswa mengumpulkan karya mereka (collect), menyeleksi karya-karya yang dia nilai terbaik (select), dan melakukan refleksi terhadap karyanya (reflect).

Tindak lanjut hasil penilaian dalam pembelajaran IPA meliputi pemberian bantuan (scaffolding), remedial, dan pengayaan. Pemberian scaffolding dilakukan guru berkenaan

Page 15: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 9

dengan penilaian proses. Misalnya, siswa tidak dapat menimbang massa (berdasarkan observasi guru saat kegiatan pembelajaran), maka guru memberikan bantuan seperlunya dan secara berangsur bantuan itu dikurangi. Remedial dilakukan jika setelah mengikuti ulangan, nilai siswa (KD-KD pada KI 3 dan KI 4) belum mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh satuan pendidikan. Pengayaan dilakukan jika setelah mengikuti ulangan, nilai siswa tersebut telah di atas ketuntasan minimal sedangkan siswa lain dalam proses remedial. Pengayaan berupa tugas yang menyenangkan namun menantang. Untuk pengayaan, sebaiknya dihindari tugas-tugas yang membosankan (misalnya mengerjakan soal hafalan), agar tidak dipersepsikan siswa sebagai hukuman untuknya atas keberhasilannya.

1. Contoh Instrumen Penilaian untuk Keterampilan Prosesa. Penilaian Unjuk Kerja

Penilaian ini dilakukan seiring pembelajaran, atau dapat juga dalam bentuk ujian praktek.

Contoh Instrumen Penilaian Kinerja Melakukan Penyelidikan

No IndikatorHasil penilaian

Baik (3)

Cukup (2)

Kurang (1)

1 Mengeluarkan termometer dari kotak

2 Mencelupkan ujung termometer ke akuades

3 Mengamati skala pada termometer

4 Mencelupkan ujung termometer ke larutan yang akan diuji

5 Mengamati angka pada skala termometer

6 Mencatat nilai suhu larutan

7 Mengembalikan termometer pada kotaknya

4maksskor diperoleh yangskor

×=nilai

Page 16: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

10 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

Rubrik Penilaian

No Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

1 Mengeluarkan termometer dari kotak

3: melepas termometer dari kotak dilakukan dengan aman.

2: dilakukan dengan aman dan kotak masih berada di sekitar termometer yang berpotensi mengganggu.

1: tidak dilakukan dengan aman atau tidak dapat melakukan.

2 Mencelupkan ujung termometer ke akuades (kalibrasi

3: dilakukan dengan aman, mencelupkan ujung termometer ke akuades.

2: dilakukan dengan aman, mencelupkan secara acak (tidak hanya bagian ujung).

1: tidak dilakukan dengan aman atau tidak dapat melakukan.

3 Mengamati skala pada termometer

3: mengamati dengan mata tegak lurus dengan skala dan hasil pengamatan tepat.

2: mengamati dengan mata tegak lurus dengan skala dan hasil pengamatan tidak tepat.

1: tidak mengamati dengan mata tegak lurus dengan skala melakukan.

4 Mencelupkan ujung termometer ke larutan

3: dilakukan dengan aman, mencelupkan ujung thermometer ke larutan.

2: dilakukan dengan aman, mencelupkan secara acak (tidak hanya bagian ujung).

1: tidak dilakukan dengan aman atau tidak dapat melakukan.

5 Mengamati angka pada skala termoeter

3: mengamati dengan mata tegak lurus dengan skala dan hasil pengamatan tepat.

2: mengamati dengan mata tegak lurus dengan skala dan hasil pengamatan tidak tepat.

1: tidak mengamati dengan mata tegak lurus dengan skala atau tidak dapat melakukan.

Page 17: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 11

Penilaian Kinerja Melakukan Penyelidikan

Rubrik Penilaian

No Aspek yang dinilaiHasil penilaian

1 2 3

1 Merumuskan pertanyaan/masalah

2 Melakukan pengamatan/pengukuran

3 Menginterpretasikan data

4 Mengomunikasikan

4maksskor diperoleh yangskor

×=nilai

Aspek yang dinilaiHasil penilaian

1 2 3Merumuskanpertanyaan/masalah

Masalah tidak dirumuskan

Perumusan masalah dilakukan dengan bantuan guru

Perumusan masalah dilakukan secara mandiri (individu atau kelompok)

Melakukan pengamatan atau pengukuran

Pengamatan tidak cermat

Pengamatan cermat, tetapi mengandung interpretasi

Pengamatan cermatdan bebas interpretasi

Menginterpretasikan data

Tidak melakukan interpretasi data

Melakukan analisis data, namun tidak melakukan upaya mengaitkan antar variabel

Melakukan analisis dan mencoba mengaitkan antar variabel yang diselidiki (atau bentuk lain, misalnya mengklasifikasi)

Mengomunikasikan Dilakukan secara lisan

Lisan dan tertulis, namun tidak dipadukan

Memadukan hasil tertulis sebagai bagian dari penyajian secara lisan

Page 18: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

12 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

Penilaian Kinerja Melakukan Percobaan

Rubrik Penilaian

No Aspek yang dinilaiHasil penilaian

1 2 3

1 Merumuskan masalah, hipotesis dan merencanakan percobaan

2 Merangkai alat

3 Melakukan pengamatan/pengukuran

4 Melakukan analisis data dan menyimpulkan

4maksskor diperoleh yangskor

×=nilai

Aspek yang dinilaiHasil penilaian

1 2 3Merumuskan masalah, hipotesis, dan merencanakan percobaan

Tidak mampu merumuskan masalah, hipotesis, dan merencanakan percobaan

Dilakukan dengan bantuan guru

Dilakukan secara mandiri (individu atau kelompok)

Merangkai alat Rangkaian alat tidak benar

Rangkaian alat benar, tetapi tidak rapi atau tidak memperhatikan keselamatan kerja

Rangkaian alat benar, rapi, dan memperhatikan keselamatan kerja

Pengamatan/pengukuran

Pengamatan tidak cermat

Pengamatan cermat, tetapi mengandung interpretasi

Pengamatan cermat dan bebas interpretasi

Melakukan analisis data dan menyimpulkan

Tidak mampu Dilakukan dengan bantuan guru

Dilakukan secara mandiri (individu atau kelompok)

Page 19: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 13

b. Penilaian ProdukPenilaian produk dapat digunakan untuk menilai hasil

pengamatan, percobaan, maupun tugas proyek menggunakan kriteria penilaian (rubrik). Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik.1). Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari

produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal.2). Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk,

biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan.

Contoh instrumen penilaian produk:

Penilaian Produk Hasil Penyelidikan

Rubrik Penilaian Produk Hasil Penyelidikan

No Aspek yang dinilaiHasil penilaian

1 2 3

1 Hasil rumusan pertanyaan/masalah yang akan diselidiki

2 Hasil pengamatan atau pengukuran

3 Hasil analisis/interpretasi

4maksskor diperoleh yangskor

×=nilai

Aspek yang dinilaiHasil penilaian

1 2 3Hasil merumuskan pertanyaan/masalah

Tidak berupa masalah

Ada, dalam bentuk pernyataan namun mengarah ke penyelidikan, atau pertanyaan yang tidak lengkap

Ada, dalam bentuk pertanyaan, mengarahkan ke penyelidikan

Page 20: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

14 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

Penilaian Produk Hasil Percobaan

Aspek yang dinilaiHasil penilaian

1 2 3Hasil pengamatan atau pengukuran

Data tidak menunjukkan hasil pengamatan yang cermat, lengkap, dan aman

Data hanya menunjukkan dua aspek dari cermat, lengkap, aman; masih mencampurkan data dengan inferensi

Data hanya menunjukkan dua aspek dari cermat, lengkap, aman; bebas dari inferensi

Hasil analisis/interpretasi

Tidak melakukan interpretasi data (hanya menyajikan data, tanpa interpretasi lebih lanjut)

Ada hasil analisis data, namun tidak melakukan upaya mengaitkan antar variabel

Ada analisis dan mengaitkan antar variabel yang diselidiki (atau bentuk lain, misalnya mengklasifikasi)

No Aspek yang dinilaiHasil penilaian

1 2 3

1 Merumuskan masalah, hipotesis, dan merencanakan percobaan

2 Hasil rumusan hipotesis

3 Hasil perencanaan percobaan

4 Hasil pengamatan atau pengukuran

5 Hasil analisis dan kesimpulan

4maksskor diperoleh yangskor

×=nilai

Page 21: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 15

Penilaian Produk Hasil Percobaan

Aspek yang dinilaiHasil penilaian

1 2 3Hasil merumuskan pertanyaan/masalah

Tidak berupa masalah

Ada, dalam bentuk pernyataan namun mengarah ke penyelidikan, atau pertanyaan yang tidak lengkap

Ada, dalam bentuk pertanyaan, mengarahkan ke penyelidikan

Hasil rumusan hipotesis

Ada, namun tidak berupa hipotesis

Ada, sudah mengarah ke jawaban sementara permasalahan, namun tidak mengaitkan variabel-variabel percobaan

Ada, dalam bentuk pernyataan, mengaitkan variabel-variabel percobaan, mengarahkan ke penyelidikan

Hasil perencanaan percobaan

Tidak menunjukkan sebagai perencanan percobaan

Sudah ada langkah-langkah perencanaan, belum seluruh langkah yang seharusnya ada

Sudah ada langkah-langkah perencanaan, mencakup langkah yang seharusnya ada

Hasil pengamatan atau pengukuran

Data tidak menunjukkan hasil pengamatan yang cermat, lengkap, dan aman

Data hanya menunjukkan dua aspek dari cermat, lengkap, aman; masih mencampurkan data dengan inferensi

Data hanya menunjukkan dua aspek dari cermat, lengkap, aman; bebas dari inferensi

Page 22: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

16 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

Penilaian Produk Tugas Proyek

Nama Siswa :Kelas / Semester : VII/ I

Tabel 1.10. Penilaian Produk Hasil Percobaan

Catatan:*) Skor diberikan dengan rentang skor 1 sampai dengan 5, dengan ketentuan semakin lengkap jawaban dan ketepatan dalam proses pembuatan maka semakin tinggi nilainya, yang disebut juga Professional Judgement.

Contoh Tugas Portofolio dan Rubriknya Susunlah kumpulan karya Anda dengan tema “Apa yang telah saya kuasai”, dengan cara: 1) Lakukan evaluasi terhadap diri sendiri, untuk menjawab

pertanyaan, “Kemampuan apa yang telah saya kuasai?” atau “Kemampuan terbaik apa dalam IPA yang telah saya kuasai?”

Aspek yang dinilaiHasil penilaian

1 2 3Hasil analisis dan kesimpulan

Tidak melakukan analisis data (hanya menyajikan data, tanpa analisis lebih lanjut)

Ada hasil analisis data, namun tidak melakukan upaya penyimpulan

Ada analisis dan simpulan (menjawab masalah atau menunjukkan kebenaran/ketidakbenaran hipotesis)

No Hasil Penilaian Skor ( 1 - 5 )*

1 Perencanaan menerapkan prinsip radiasi kalor

2 Tahap proses pembuatan dan pengumpulan dataa. Persiapan alat dan bahanb. Teknik Pengolahanc. K3 (Keselamatan kerja, keamanan dan kebersihan)

3 Hasil a. Bentuk fisikb. Data kebergunaan

TOTAL SKOR

Page 23: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 17

2) Pilih kumpulan karya Anda untuk mendukung jawaban tersebut. Karya tersebut misalnya: LKS yang telah diisi, laporan praktikum, hasil ulangan, PR yang telah dinilai guru, dan lain-lain.

3) Atur kumpulan karya tersebut semenarik mungkin, sehingga audiens tertarik dengan kemampuan Anda.

Rubrik Tugas Portofolio

b. Penilaian SikapContoh Format Lembar Pengamatan Sikap Siswa

Keterangan:Skala penilaian sikap dibuat dengan rentang antara 1- 4. 1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup; 4 = baik.Untuk penilaian sikap, angka ini berfungsi sebagai alat peringkas profil siswa, bukan sebagai harga mati untuk KKM.

1 Kumpulan karya menunjukkan kemampuan yang telah dikuasai atau kemampuan yang menonjol dalam bidang IPA, karya disusun berdasarkan sistematika yang logis, secara keseluruhan karya menarik dan komunikatif.

2 Kumpulan karya menunjukkan kemampuan yang telah dikuasai atau kemampuan yang menonjol dalam bidang IPA, namun karya tidak disusun secara sistematis atau secara keseluruhan karya kurang komunikatif.

3 Kumpulan karya tidak memadai untuk dapat menunjukkan kemampuan yang telah dikuasai atau kemampuan yang menonjol dalam bidang IPA, acak-acakan, dan tidak komunikatif.

Page 24: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

18 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

F. Alokasi Waktu Pembelajaran Setiap Topik Pembagian alokasi waktu pembelajaran IPA ini berdasarkan

asumsi: 1) Pembelajaran IPA efektif (di luar Ulangan Sub-sumatif dan

Ulangan Sumatif) adalah 23 minggu/semester. 2) Jam pelajaran IPA sebanyak 2 JP/minggu.

Pembagian ini juga memperhatikan kegiatan pada setiap topik dan kerumitan KD 3 dan KD 4 pada setiap topik.

SEMESTER I

SEMESTER II

No Materi Pokok/Topik TM Ke-1 Listrik dan Magnet 1 - 122 Daur Air 13 - 23

No Materi Pokok/Topik TM Ke-

1 Aliran Energi dalam Ekosistem 1 - 10

2 Polusi dan Dampaknya pada Lingkungan dan Kesehatan 11 - 22

Page 25: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 19

BAB 1 LISTRIK DAN

MAGNET

pixabay.com

Page 26: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

20 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

Bab 1Listrik dan MagnetA. Pengantar

Listrik sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari karena berbagai peralatan dalam kehidupan modern dioperasikan menggunakan listrik. Oleh karena itu, dalam mempelajari konsep kelistrikan siswa harus dibawa pada konteks kehidupan nyata. Pada bab ini, siswa mula-mula diberikan pengalaman mengenal konsep muatan listrik yang bersifat abstrak dan melakukan aktivitas bagaimana membuat suatu benda menjadi bermuatan listrik. Siswa juga mengamati interaksi benda-benda yang bermuatan berbeda.

Selanjutnya, siswa mengenal konsep arus listrik dan membuat rangkaian listrik dengan susunan hambatan seri-paralel. Siswa membandingkan secara kualitatif besar kuat arus listrik dengan mengamati nyala lampu pada rangkaian yang berbeda. Pada bagian akhir siswa mempelajari konsep daya dan energi listrik, dua besaran listrik yang sangat penting dalam pemanfaatan listrik di kehidupan nyata. Bahkan siswa dibawa pada kehidupan nyata di rumahnya masing-masing untuk mendata dan menghitung energi listrik yang digunakan, termasuk memberikan saran agar penggunaan listrik di rumah menjadi lebih hemat.

Materi kemagnetan meliputi gejala kemagnetan, kutub magnet, medan magnet, cara pembuatan magnet, serta elektromagnet dan pemanfaatannya. Berikut ini hal-hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan materi kemagnetan untuk tuna rungu, materi ini digunakan sebagai sarana mempelajari alam, namun lebih dari itu digunakan sebagai sarana untuk mengenal dan memaknai kosakata baru yang nanti berguna dalam kehidupannya. Kosakata itu antara lain: magnet, kutub, medan magnet, kompas, elektromagnet, dan bel listrik.

B. Kompetensi Inti dan Kompetensi DasarTabel 1.1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3.Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan

3.1 Mengenal rangkaian listrik sederhana dan sifat magnet

Page 27: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 21

C. Pembelajaran pada Topik Listrik dan Magnet1. Alokasi Waktu dan Subtopik

Pembelajaran dan penilaian topik Listrik dan Magnet memerlukan waktu 24 jam pelajaran atau 12 Tatap Muka (TM) termasuk tugas proyek dan ulangan harian. Pengorganisasian 12 TM tersebut adalah sebagai berikut:Tabel 1.2. Alokasi Waktu dan Subtopik

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait fenomena dan kejadian nyata dalam kehidupan.

serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.

4.Mencoba, mengolah dan menyajikan dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

4.1 Membuat elektromagnetik sederhana dan menggunakannya untuk mendeteksi benda-benda yang ditarik oleh magnet.

Tatap Muka Materi

1 Muatan Listrik (2 JP)2 Rangkaian Listrik: Hukum Ohm (2 JP)3 Rangkaian Seri dan Paralel (2 JP)4 Energi dan Daya Listrik (2 JP)

5 Kemagnetan (2 JP)6-7 Medan Magnet dan Pembuatan Magnet (4 JP)8 Elektromagnet (2 JP)9

Tugas Proyek (6 JP)101112 Ulangan Harian (2 JP)

Page 28: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

22 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

2. Pertemuan I: Muatan Listrik (2 JP)a. Materi untuk Guru

Pertemuan ini dimaksudkan untuk mengajarkan tentang muatan listrik dan cara membuat suatu benda menjadi bermuatan listrik. Benda menjadi bermuatan listrik negatif jika mendapat tambahan elektron dan menjadi bermuatan positif jika kehilangan elektron. Pengalaman empiris membuat benda menjadi bermuatan listrik dilakukan siswa dengan cara menggosokkan kain sutera pada batang kaca dan kain wol pada batang plastik, juga interaksi batang kaca dan batang plastik setelah digosok.

b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat menjelaskan penyebab suatu benda menjadi bermuatan listrik positif atau negatif.

b) Siswa melakukan percobaan sederhana untuk membuat suatu benda menjadi bermuatan listrik positif atau negatif.

2) Kegiatan Pembelajarana) Pendahuluan

Guru bertanya kepada siswa, “Pernahkah melihat petir? Mengapa petir bisa terjadi?”. Siswa diminta menjawab tetapi jawabannya ditampung saja. Guru memotivasi siswa dengan cara menggosok-gosokkan mistar plastik pada rambut kering lalu mendekatkan penggaris tersebut pada potongan kertas kecil-kecil. Siswa diminta mengamati apa yang terjadi dan mengajukan pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan tersebut. Guru mengarahkan satu pertanyaan, misalnya: “mengapa setelah digosok rambut kering, penggaris dapat menarik kertas kertas kecil?”. Jawaban pertanyaan akan ditemukan melalui kegiatan inti. Guru menyampaikan secara garis besar tujuan pembelajaran pada pertemuan ini.

b) IntiGuru menyajikan Gambar 1.1 tanpa keterangan,

kemudian meminta salah satu siswa untuk menjelaskan gambar tersebut. Siswa lain diminta menanggapi penjelasan tersebut, lalu guru memberikan penguatan konsep yang benar tentang atom dan bagian-bagiannya

Page 29: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 23

dan dikaitkan dengan bagaimana suatu benda dapat bermuatan positif atau negatif. Siswa secara berkelompok diminta melakukan kegiatan penyelidikan 1 pada Buku Siswa. Setelah selesai, salah satu kelompok diminta mempresentasikan hasilnya dan kelompok lain menanggapi.

Guru memberikan penguatan tentang penyebab suatu benda dapat menjadi bermuatan positif atau negatif dan interaksinya menggunakan Gambar 1.2.

c) PenutupSiswa dibimbing menemukan jawaban dari beberapa

pertanyaan apersepsi dan motivasi pada kegiatan pendahuluan, misalnya: “bagaimana petir dapat terjadi dan mengapa mistar plastik yang telah digosok rambut kering dapat menarik kertas-kertas kecil?”.

3) Alat, Bahan, dan Media PembelajaranBahan yang digunakan adalah batang kaca, batang

plastik, kain sutera, kain wol, mistar plastik, dan potongan kertas kecil-kecil. Sedangkan media yang digunakan ialah Gambar 1.1 dan 1.2 pada Buku Siswa yang diperbesar.

4) Sumber BelajarBuku siswa

3. Pertemuan II: Rangkaian Listrik: Hukum Ohm (2 JP)a. Materi untuk Guru

Pada pertemuan sebelumnya, siswa memahami bahwa bagian atom yang dapat bergerak bebas adalah elektron. Jumlah elektron yang mengalir per satuan waktu disebut kuat arus listrik. Meskipun yang bergerak adalah elektron, tetapi definisi arus listrik konvensional adalah dari kutub positif ke kutub negatif, sehingga arah arus listrik konvensional berlawanan dengan arah elektron.

Pada pertemuan ini siswa diajak melakukan pengukuran besarnya kuat arus dan tegangan, serta bagaimana hubungan kedua besaran tersebut yang memenuhi hukum Ohm.b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat menjelaskan pengertian kuat arus listrik dan membandingkan arahnya dengan arah elektron.

Page 30: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

24 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

b) Siswa dapat menentukan hubungan kuat arus dan sumber tegangan melalui hukum Ohm.

2) Kegiatan Pembelajarana) Pendahuluan

Guru menyalakan lampu ruangan dan menjelaskan bagaimana mekanisme secara kelistrikan sehingga lampu dapat menyala. Penjelasan akan lebih konkret jika menggunakan visualisasi PhET, sehingga siswa menangkap visualisasi gerak elektron. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada pertemuan ini.

b) IntiGuru menjelaskan cara membaca skala alat

ukur listrik voltmeter dan amperemeter, serta cara merangkainya. Melalui demonstrasi, guru merangkai baterai dan lampu hingga menyala. Guru memasang voltmeter untuk mengukur beda potensial pada lampu dan memasang amperemeter untuk mengukur kuat arus yang melewatinya. Siswa diminta bergantian membaca dan mencatat penunjukan skala sesuai arahan guru. Guru meminta siswa menambah jumlah baterai pada rangkaian tersebut dan mengulangi langkah pengukuran beda potensial dan kuat arus serta mencatat hasilnya seperti langkah sebelumnya. Siswa menambah lagi satu baterai dan mengulangi langkah tersebut. Siswa mencatat hasil pembacaan voltmeter dan amperemeter pada tabel seperti di bawah ini.Tabel 1.3. Hasil Pembacaan Voltmeter dan Amperemeter

Selanjutnya, siswa diminta menyimpulkan berdasarkan kecenderungan data dalam tabel serta merumuskan hubungan antara beda potensial dan kuat arus pada suatu rangkaian.

c) PenutupSiswa diminta memantapkan pemahamannya tentang

pengertian arus listrik, kuat arus listrik, arah arus listrik,

Jumlah Baterai

PenunjukanVoltmeter

Penunjukan Amperemater

123

Page 31: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 25

dan arah gerak elektron dalam suatu rangkaian listrik. Siswa juga diminta memantapkan hubungan beda potensial dan kuat arus sesuai hukum Ohm.

3) Alat, Bahan dan Media Pembelajaran• Alat: bola lampu dengan spesifikasi yang diberi tegangan

hingga 4,5 volt beserta pegangannya, 3 baterai beserta pegangannya, 2 potong kabel beserta penjepit buaya, voltmeter, dan amperemeter.

• Media: PhET listrik dinamis

4) Sumber BelajarBuku siswa dan internet

4. Pertemuan III: Rangkaian Seri dan Paralel (2 JP)a. Materi untuk Guru

Pembelajaran pada pertemuan ini dimaksudkan untuk memberikan pengalaman praktek kepada siswa tentang rangkaian seri dan paralel. Pada rangkaian seri, setiap komponen dalam rangkaian tersebut akan dilewati arus listrik dengan kuat arus sama, tidak dipengaruhi posisi komponen dekat atau jauh dari sumber listrik. Pada rangkaian paralel, setiap komponen yang dirangkai paralel memiliki beda potensial (tegangan) yang sama. Pada rangkaian seri, arus listrik mengalir dalam satu jalur rangkaian, maka jika salah satu komponen putus atau ada bagian yang terbuka, maka komponen atau bagian lain tidak akan dilalui arus listrik.

Rangkaian paralel memiliki banyak jalur, maka jika salah satu jalur terbuka, arus listrik masih dapat melalui jalur lain yang tertutup.

Rangkaian seri dan paralel digunakan dalam kehidupan sehari-hari sesuai kebutuhan. Sekring di rumah-rumah dipasang seri terhadap semua beban (peralatan listrik) sehingga jika terjadi konsleting listrik, sekring akan putus atau terbuka, semua aliran arus listrik dari PLN berhenti dan tidak menimbulkan kerusakan atau kebakaran.

Rangkaian lampu antar kamar atau antar ruangan di rumah-rumah dirangkai secara paralel sehingga ketika satu lampu dimatikan tidak menyebabkan matinya lampu di ruangan yang lain. Siswa perlu mengenali pemasangan rangkaian seri dan paralel yang lain dalam kehidupan sehari-hari.

Page 32: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

26 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat membuat rangkaian seri dan paralel.b) Siswa dapat membandingkan rangkaian seri dan paralel.c) Siswa dapat menemukan penerapan rangkaian seri dan

paralel dalam kehidupan sehari-hari.

2) Kegiatan Pembelajarana) Pendahuluan

Guru memulai pembelajaran dengan menyalakan atau mematikan lampu dalam kelas yang dirangkai seri (biasanya dalam satu kelas, terdapat lebih dari satu lampu yang dirangkai seri). Siswa diminta mengamati. Kemudian guru menyalakan atau mematikan lampu di luar ruangan. Siswa diminta mengamati apakah ketika lampu di luar ruangan dimatikan, lampu dalam kelas juga ikut mati?. Siswa diminta membandingkan peristiwa pertama dan kedua, dan menyampaikan pertanyaan terkait keadaan tersebut. Guru menyampaikan bahwa kegiatan pembelajaran pada pertemuan ini untuk menjawab pertanyaan tentang rangkaian seri dan paralel.

b) IntiSecara berkelompok, siswa diminta menyiapkan peralatan

pratikum yang sudah dibawa dari rumah (atau disiapkan sekolah), yaitu 2 baterai beserta tempatnya, 4 bola lampu kecil beserta tempatnya, dan 7 potong kabel yang sudah dilengkapi penjepit buaya. Siswa diminta melaksanakan kegiatan praktek sesuai Kegiatan Penyelidikan 2, dan mencatat hasilnya secara cermat dan jujur. Setelah selesai, salah satu kelompok presentasi, kelompok lain menanggapi. Guru mengarahkan diskusi hingga diperoleh pemahaman tentang karakteristik rangkaian seri dan paralel. Siswa dibimbing untuk memahami persamaan hambatan pengganti pada rangkaian seri dan paralel dan mengerjakan soal penggunaan matematika pada buku siswa.

c) PenutupSiswa dibimbing untuk menemukan jawaban

pertanyaan pada kegiatan motivasi. Siswa diminta mengidentifikasi rangkaian seri dan paralel yang lain dalam kehidupan sehari-hari.

Page 33: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 27

3) Alat, Bahan, dan Media PembelajaranAlat dan bahan yang digunakan berupa 2 baterai beserta

tempatnya, 4 bola lampu kecil beserta tempatnya, dan 7 potong kabel yang sudah dilengkapi penjepit buaya.

4) Sumber Belajar Buku siswa

5. Pertemuan IV: Energi dan Daya Listrik (2 JP)a. Materi untuk Guru

Pembelajaran ini untuk memahamkan siswa tentang energi listrik dan daya listrik. Daya merupakan energi per satuan waktu. Besarnya energi listrik yang diperlukan dipengaruhi oleh besarnya daya alat listrik yang digunakan dan waktu penggunaan alat tersebut. Siswa perlu dipahamkan bagaimana menghemat energi listrik dengan memperhatikan dua variabel diatas.

Perlu disadarkan bahwa energi listrik diproduksi dengan biaya besar dan setiap penggunaannya juga memerlukan biaya besar, sehingga perilaku hemat energi sangat dianjurkan.b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat mengenali besaran daya setiap alat listrik yang digunakan.

b) Siswa dapat menghitung besarnya energi listrik yang diperlukan suatu alat listrik tertentu.

c) Siswa mampu mengusulkan perilaku hemat energi listrik.

2) Kegiatan Pembelajarana) Pendahuluan

Guru menyalakan lampu yang dayanya berbeda. Siswa diminta menyampaikan hasil pengamatannya dan menjelaskan mengapa hal tersebut terjadi. Guru menunjukkan spesifikasi lampu-lampu tersebut, misalnya 15W-220V dan menanyakan kira-kira apa maknanya?. Siswa diminta menjawab tetapi jawabannya ditampung saja dan akan dikuatkan setelah kegiatan inti.

b) IntiGuru menyampaikan bahwa setiap peralatan listrik

selalu dilengkapi spesifikasi daya dan tegangan listrik yang diperlukan, misalnya menayangkan Gambar 3.8,

Page 34: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

28 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

dan menjelaskan informasi yang ada terutama berkaitan dengan besaran-besaran listriknya. Guru memberikan penekanan bahwa jika sumber tegangannya lebih kecil dari spesifikasi, maka dayanya tidak maksimal. Jika sumber tegangannya lebih tinggi dari spesifikasi, maka peralatannya akan rusak. Guru mendeskripsikan persamaan E = P x t beserta satuannya dan membahas contoh perhitungan energi listrik dari beberapa alat listrik, sebagaimana disajikan contoh dalam buku siswa.

Kemudian siswa diminta mengerjakan soal Penggunaan Matematika nomor 9. Siswa juga diminta mengerjakan soal-soal Uji Kompetensi yang lain dan dibahas poin-poin yang penting sesuai kondisi waktu yang tersedia.

c). PenutupSalah satu siswa diminta menyampaikan penjelasan

hubungan antara daya dan energi listrik serta menjelaskan kembali tulisan spesifikasi pada lampu: 15W-220V yang sebelumnya dibahas pada kegiatan awal. Siswa diminta mengerjakan tugas proyek pada Buku Siswa dan hasilnya dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

3) Alat, Bahan, dan Media PembelajaranMedia: perbesaran gambar 3.8

4) Sumber BelajarBuku siswa

6. Pertemuan V: Kemagnetan (2 JP)a. Materi Untuk Guru

Dari segi materi, pertemuan ini meliputi:1) Gejala kemagnetan2) Kutub magnet3) Medan magnet dan garis gaya magnet4) Kemagnetan bumi dan kompas.Untuk diketahui guru: magnet selalu memiliki dua kutub.

Penamaan kutub utara dan selatan itu hanya label, namun nama itulah yang disepakati. Jika digantung bebas, kutub utara selalu menunjuk arah utara, dan sebaliknya.b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat mengidentifikasi benda yang bersifat magnet.

Page 35: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 29

b) Siswa dapat menentukan kutub magnet berdasarkan interaksi dengan magnet yang kutubnya telah diketahui.

c) Siswa dapat menggambarkan garis-gaya magnet.d) Siswa dapat menggunakan kompas.

2) Kegiatan Pembelajarana) Pendahuluan

Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi siswa tunjukkanlah magnet. Mintalah mereka untuk “bermain-main” dengan magnet, kemudian latih kosakata magnet. Sampaikan tujuan pembelajarannya.

b) IntiMintalah siswa menyelidiki gaya terkuat pada magnet

(Kegiatan BS) dan mendiskusikan hasilnya, untuk ke konsep kutub magnet. Latih siswa dalam memaknai kosakata “kutub magnet” dengan menunjukkan letaknya. Lanjutkan dengan kegiatan menyelidiki interaksi antar kutub magnet dan mendiskusikan hasilnya. Perkuat makna “kutub senama tolak menolak” dan “kutub tak senama tarik-menarik”.

c) PenutupLakukan refleksi serta penugasan mandiri: Soal-soal

uji kompetensi yang bersesuaian.

3) Alat, Bahan, dan Media Pembelajarana) Alat dan Bahan: magnet dan penjepit kertasb) Media: tayangan kosa kata (magnet, kutub, tarik menarik,

tolak menolak) dan gambar bendanya

4) Sumber Belajara) Buku pegangan bagi siswab) Sumber lain yang relevan (misalnya internet)

7. Pertemuan VI-VII: Medan Magnet dan Pembuatan Magnet (4 JP)a. Materi Untuk Guru

Pertemuan V dimaksudkan terutama untuk melatihkan kepada siswa tentang kegunaan kompas dan cara membuat magnet. Untuk diketahui guru: Kutub Utara Magnet Bumi tidak persis terletak di kutub selatan. Demikian juga, Kutub Selatan Magnet Bumi tidak persis terletak di kutub utara. Inilah yang membuat jarum kompas tidak tepat menunjuk arah utara selatan. Anda bisa mendiskusikan hal ini dengan siswa Anda.

Page 36: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

30 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat menggambar garis gaya magnet.b) Siswa dapat menentukan interaksi magnet yang digantung

bebas dengan kutub magnet bumi.c) Siswa dapat memanfaatkan kompas sebagai penunjuk arah.d) Siswa dapat membuat magnet.

2) Kegiatan Pembelajarana) Pendahuluan

Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi siswa, tayangkan/tunjukkan kompas, geser-geser kompas, dan mintalah siswa untuk mengamati bahwa jarum kompas tetap menunjuk arah tertentu. Beri kesempatan siswa untuk mengakuisisi kosakata “kompas” dan perkuat maknanya.

b) IntiMintalah siswa melakukan kegiatan menggambar garis

gaya magnet secara kooperatif. Beri bantuan secukupnya. Mintalah siswa bertanya jika ada yang tidak dipahami. Selanjutnya, mintalah siswa untuk menganalisis data yang dikumpulkan, kemudian menarik simpulan. Doronglah mereka untuk mengomunikasikan hasilnya kepada teman yang lain. Lanjutkan dengan kegiatan membuat magnet.

c) PenutupLakukan refleksi dan tanya jawab dengan kosakata

yang baru didapat.

3) Alat, Bahan, dan Media Pembelajarana) Alat dan bahan: magnet, kompas, serbuk besi, kertas, dan

benangb) Media: power point yang berisi kata-kata dan gambar untuk

kosakata baru4) Sumber Belajar

a) Buku siswab) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL dan

internet)

8. Pertemuan VIII: Elektromagnet (2 JP)a. Materi Untuk Guru

Pertemuan VI dimaksudkan untuk melatihkan kepada siswa

Page 37: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 31

tentang gejala kemagnetan di sekitar kawat berarus, atau elektromagnetik, serta contoh pemanfaatannya. Untuk diketahui oleh guru bahwa kekuatan magnet yang berasal dari arus listrik bergantung pada kuat arus dan jumlah lilitan, serta jarak dari kawat. Jika melakukan percobaan ini, yang perlu diingat:

1) kawat penghantar jangan dikupas.2) perbanyak lilitan, agar arusnya kecil.3) jika diperlukan, beri hambat geser agar arus tidak terlalu

besar.

b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat menunjukkan gejala elektromagnetik.b) Siswa dapat menjelaskan pemanfaatan gejala

elektromagnetik.

2) Kegiatan Pembelajarana) Pendahuluan

Tunjukkanlah bel listrik untuk mendapatkan perhatian siswa. Mintalah mereka untuk menekan tombol dan meraba bel, sehingga mereka mengidentifikasi keterkaitan adanya listrik dengan pukulan pada bel. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran.

b) IntiMintalah siswa untuk melakukan kegiatan membuat

elektromagnet dan menguji kekuatannya dalam kelompok kooperatif. Kemudian doronglah siswa untuk mendiskusikan pemanfaatan gejala ini. Gunakan media power point yang menunjukkan kegunaan elektromagnet (memindahkan benda-benda logam dan bel listrik).

c) PenutupMintalah mereka membuat tugas proyek: membuat

motor listrik sederhana pada pertemuan berikutnya (tunjukkan dengan media power point).

3) Alat, Bahan, dan Media Pembelajarana) Alat: baterai, kawat berisolasi tipis, paku besar, penjepit

kertas, dan penjepit buayab) Media: power point tentang skema kegunaan elektromagnet

4) Sumber Belajara) Buku siswab) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL dan internet)

Page 38: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

32 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

9. Pertemuan IX-XI: Tugas Proyek (6 JP)a. Materi Untuk Guru

Pertemuan VIII dimaksudkan untuk melatihkan kepada siswa keterampilan dan pemahaman tentang motor listrik. b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat membuat motor listrik sederhana. 2) Kegiatan Pembelajaran

a) PendahuluanFokuskan pada tugas proyek dengan menunjukkan

kipas, dan media power point tentang motor listrik, serta alat yang digunakan. Menyampaikan inti tujuan pembelajaran.

b) IntiMintalah mereka melakukan kegiatan proyek

“membuat motor listrik sederhana”. Mintalah mereka untuk membuat laporan dalam bentuk gambar skema hasil kerja mereka.

c) PenutupLakukan refleksi bersama. Sampaikan pertemuan

berikutnya diadakan ulangan harian.

3) Alat, Bahan, dan Media Pembelajarana) Alat: baterai, kawat berisolasi tipis, magnet, stirofoam, dan

guntingb) Media: power point tentang skema motor listrik

4) Sumber Belajara) Buku siswab) Sumber lain yang relevan (misalnya BSE IPA CTL dan internet)

10. Pertemuan XII: Ulangan Harian (2 JP) Tabel 1.4. Penilaian oleh Guru

KD Indikator Esensial Teknik

KD pada KI 3

Mengidentifikasi benda yang bersifat magnet.

Tes tulisMenentukan kutub magnet berdasarkan interaksi dengan magnet yang kutubnya telah diketahui.Menggambarkan garis-gaya magnet.

Page 39: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 33

KD Indikator Esensial Teknik

Menggambar garis gaya magnet.

KD pada KI 3

Menentukan interaksi magnet yang digantung bebas dengan kutub magnet bumi.

Tes tulis

Menunjukkan gejala elektromagnetik.

Menjelaskan pemanfaatan gejala elektromagnetik.Memanfaatkan kompas sebagai penunjuk arah.Membuat magnet.

Membuat motor listrik sederhana.

Bentuk Komunikasi dengan OrangtuaBentuk komunikasi dengan orang tua/wali:

a. Deskripsi. Mintalah orang tua/wali membaca dan menandatangani hasil tugas siswa.

b. Berikan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah dalam belajar IPA di kelas.

Catatan: Instrumen penilaian lihat Petunjuk Umum Pembelajaran IPA.

Page 40: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

34 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

KUNCI JAWABAN UJI KOMPETENSI

Pilihan Ganda

1. B2. B3. B4. C5. C

1. Benda bersifat netral jika jumlah proton dan elektron yang dimiliki sama; benda bermuatan negatif jika benda tersebut mendapatkan tambahan elektron; dan benda disebut bermuatan positif jika benda tersebut kehilangan elektron.

2. Benda-benda yang bermuatan sejenis akan tolak-menolak jika didekatkan, sedangkan jika muatannya berlawanan akan tarik-menarik jika didekatkan.

3. Terdapat sumber tegangan dan membentuk rangkaian tertutup.

4. Rangkaian lampu teras dengan lampu kamar dirangkai paralel, rangkaian sekring seri terhadap semua rangkaian di rumah.

5. Tiga faktor yang memengaruhi besarnya energi listrik: 1)daya alat, 2) lamanya penggunaan alat, dan 3) jumlah alat yang digunakan.

1. Karena memiliki jarak terdekat dengan awan dibandingkan benda-benda lain di sekitarnya, sehingga berpeluang besar terkena petir.

2. Karena balon setelah digosok menjadi bermuatan listrik dan menyebabkan rambut kucing terinduksi sehingga menjadi berdiri.

Esai

Berpikir Kritis

Page 41: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 35

3. Penangkal petir terbuat dari bahan konduktor listrik yang baik, biasanya ujungnya platina atau tembaga, termasuk kabelnya yang disambung ke tanah (ground), maka rumah yang memiliki penangkal petir akan menyediakan jalan petir untuk mengalir ke tanah tanpa merusak peralatan yang digunakan.

4. B: S, C: S, D: U, E: S, F: U

5.

6. Jarum kompas tarik menarik/tolak menolak dengan kutub bumi, yang ada di utara dan selatan.

7.

Membuat magnet dengan cara menggosok

Membuat magnet dengan cara induksi

Page 42: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

36 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

8.

Membuat magnet dari arus listrik

9.

Membuat motor listrik

Diketahui: P n1 = 20 W; P2 = 50 W; t 1 = 8 jam; t 2= 4 jam;1 = 5; n2 = 1; 1 bln = 30 hariDitanya: Jumlah energi listrik dan harga listrikJawab:E = P x t = [(5 x 20 x 8) + (1 x 50 x 4)] x 30 = 30 kWhHarga listrik = 30 kWh x Rp. 1000/kWh = Rp. 30.000,-

Penggunaan Matematika

Page 43: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 37

BAB 2 SIKLUS AIR

pixabay.compixabay.com

Page 44: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

38 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

Bab 2Siklus AirA. Pengantar

Pembelajaran pada bab ini membelajarkan siswa bagaimana tersedianya air melalui daur air. Setelah mempelajari daur air siswa dapat menjelaskan definisi daur air, proses terjadinya daur air, dan dampak daur air pada proses yang ada di bumi dan makhluk hidup. Kepada siswa juga dilatihkan kegiatan melakukan percobaan sebagai bentuk model bagaimana tersedianya air dan juga keterampilan mengamati.

Model pembelajaran yang sebaiknya digunakan ialah model pembelajaran Discovery Inquiry, Problem Based Learning, dan Project Based Learning yang dikolaborasikan dengan model diskusi atau kooperatif dimana siswa diberi pengantar untuk mendorong motivasi belajar siswa. Selanjutnya, siswa diarahkan untuk melaksanakan pembelajaran dengan melakukan berbagai aktivitas seperti observasi dan eksperimen melalui proses bekerja dalam kelompok, maupun presentasi dan diskusi dengan Bapak/Ibu guru.

Selama proses pembelajaran diharapkan Bapak/Ibu guru dapat mendorong sikap ilmiah siswa untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang daur air, serta menerapkan sikap teliti, tekun, jujur, disiplin, dan tanggung jawab dalam melakukan pengamatan/percobaan serta dalam mewujudkan aktivitas sehari-hari. Bapak/Ibu guru dapat menggunakan fitur kolom “Ayo Lakukan” dan “Ayo Kita Amati” untuk mendorong sikap siswa dalam pembelajaran di kelas. Bapak/Ibu guru juga dapat menggunakan fitur kolom “Tahukah Kamu” untuk mendorong motivasi siswa dalam belajar serta motivasi untuk berperilaku ilmiah dalam kehidupan sehari-hari.

B. Kompetensi Inti dan Kompetensi DasarTabel 2.1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan

3.1 Mendeskripsikan siklus air dan dampaknya pada

Page 45: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 39

C. Pembelajaran pada Topik Siklus Air 1. Alokasi Waktu dan Subtopik

Pembelajaran dan penilaian topik Siklus Air memerlukan 20 jam pelajaran atau 10x tatap muka (dengan asumsi 2 jam pelajaran/JP per minggu) dan 2 JP tes. Pengorganisasian JP tersebut ialah sebagai berikut: Tabel 2.2. Alokasi Waktu dan Subtopik

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian nyata dalam kehidupan.

peristiwa di bumi serta kelangsungan mahluk hidup.

4. Mencoba, mengolah dan menyajikan dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

4.1 Membuat bagan tentang siklus air dan dampaknya pada peristiwa di bumi serta kelangsungan mahluk hidup.

Tatap Muka Materi

1-2 Pendahuluan (4 JP)3 Pengertian siklus air (2 JP)

4-6 Terjadinya siklus air (6 JP)7 Faktor-faktor yang mempengaruhi daur air (2 JP)

8 Dampak daur air (2 JP)9 Peran manusia terhadap siklus air (2 JP)

10 Ulangan harian (2 JP)

Page 46: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

40 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

2. Pertemuan I: Pendahuluan (4 JP)a. Materi untuk Guru

Pertemuan ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran awal untuk memudahkan pemahaman kepada siswa tentang daur air. Salah satu aktivitas dalam pertemuan ini adalah percobaan munculnya titik air di luar gelas dari segelas es teh juga genangan air yang ada di nampan tempat es teh tersebut diletakkan.

Dengan dilaksanakannya kegiatan tersebut, diharapkan dapat menumbuhkan sikap teliti, tekun, disiplin, dan tanggung jawab dalam diri siswa selama melakukan pengamatan. Sikap kagum terhadap keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan merupakan sikap yang menjadi tujuan dari kegiatan pengamatan tersebut.

Genangan air tersebut berasal dari udara di sekitar gelas. Ketika gelas yang dingin tersentuh oleh udara hangat, maka udara tersebut akan berubah menjadi lebih dingin hingga membentuk butiran-butiran air. Selanjutnya, butiran-butiran ini akan menempel di bagian luar gelas dan menetes ke bawah membentuk genangan di atas meja. Air yang berwujud gas disebut uap air. Ciri khas uap air adalah tidak terlihat, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Sejumlah uap air yang ada di udara disebut dengan kelembaban.

b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat melakukan pengamatan tentang model bagaimana air tersedia.

b) Siswa dapat menganalisis data hasil percobaan dan mengomunikasikannya di dalam kelas.

2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan

Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi siswa, mintalah siswa memperhatikan Gambar 2.1a sumber air terjun dan Gambar 2.1b sungai Musi. Tanyakan kepada mereka dari mana air tersebut berasal. Terimalah semua pendapat dan jawaban siswa.

b) IntiTekankan pada siswa tentang pengamatan “Ayo Lakukan”

dari adanya titik-titik air di luar gelas dan genangan air

Page 47: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 41

yang ada di nampan atau meja. Untuk melakukan kegiatan ini, bagilah siswa menjadi beberapa kelompok yang menyesuaikan dengan jumlah siswa. Kemudian bimbinglah kepada siswa untuk melakukan percobaan secara bekelompok. Mintalah siswa untuk melakukan pengamatan dan mencatat segala sesuatu yang terjadi pada saat percobaan. Ingatkan siswa untuk melakukan percobaan secara runtut berdasarkan prosedur yang diberikan. Arahkanlah jika siswa mengalami kesulitan. Kemudian mintalah kelompok untuk mengomunikasikan hasil percobaannya dalam kelas. Doronglah siswa agar berani dan santun dalam menyampaikan hasil diskusi dan percobaannya.

c) PenutupBersama siswa, buatlah kesimpulan dari kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan serta lakukan refleksi untuk kembali mendorong perilaku ilmiah siswa agar diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Alat, Bahan, dan Media PembelajaranAlat dan bahan yang digunakan untuk percobaan sesuai

dengan buku siswa yang dijelaskan pada fitur “Ayo Lakukan”.4) Sumber Belajar

a) Buku siswab) Sumber lain yang relevan (proses yang terkait yang dapat

dicari internet)

3. Pertemuan III: Pengertian Siklus Air (2 JP)a. Materi untuk Guru

Pertemuan ini dimaksudkan agar siswa dapat mengidentifikasi pengertian siklus air. b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat mengidentifikasi pengertian siklus air.2) Kegiatan Pembelajaran

a) PendahuluanBerikan pengantar untuk menarik perhatian dan

memotivasi siswa dengan menunjukkan berbagai macam sumber air, selain air terjun dan sungai dan menanyakan, “melalui proses apakah air-air pada badan air tersebut tersedia?”.

Page 48: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

42 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

b) IntiDari kegiatan pendahuluan, fokuskan siswa pada

tersedianya air dari bermacam-macam badan air. Mintalah siswa membaca materi pengertian siklus air dan membaca materi pengertian siklus air dengan cara menggarisbawahi konsep penting tentang siklus air. Bila perlu mereka diminta mendiskusikan dengan teman sebelahnya. Setelah selesai melakukan diskusi, mintalah beberapa siswa untuk mengomunikasikan pengertian siklus air di depan kelas.

c) PenutupBersama siswa, buatlah kesimpulan dan lakukan

refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

3) Alat, Bahan, dan Media PembelajaranMedia yang digunakan berupa gambar berbagai badan air.

4) Sumber Belajar Buku siswa

4. Pertemuan IV-VI: Terjadinya Daur Air (6 JP)a. Materi untuk Guru

Siklus air atau dikenal juga dengan siklus hidrologi merupakan suatu siklus (daur) air yang terjadi pada biosfer dari berbagai proses biologis dan geologis. Siklus air digerakkan oleh energi matahari, yang sebagian terjadi di antara atmosfer dan lautan melalui penguapan dan juga curah hujan.

b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat menjelaskan proses daur air melalui bagan yang disajikan.

b) Siswa dapat membuat bagan daur air secara sederhana.c) Siswa dapat menyajikan data dan mengomunikasikan

dari hasil percobaan transpirasi.

2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan

Memberikan pengantar untuk memotivasi siswa dengan bertanya “Bagaiamakah proses terbentuknya air sehingga air tersedia berlimpah di Bumi?”. Galilah berbagai jawaban yang muncul dari siswa

Page 49: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 43

dan untuk meyakinkan jawaban-jawaban tersebut melalui “kegiatan percobaan transpirasi”.

b) IntiMintalah siswa membaca buku siswa pada materi

proses siklus air dan menggarisbawahi konsep-konsep penting. Diskusikan konsep-konsep penting terkait proses siklus air. Kemudian bagilah siswa menjadi beberapa kelompok. Mintalah kelompok-kelompok tersebut untuk teliti membaca kegiatan melakukan percobaan transpirasi. Bimbinglah siswa untuk melakukan percobaan. Selanjutnya, mintalah setiap kelompok mengomunikasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Mintalah siswa atau kelompok lain menanggapi hasil temannya. Berilah umpan balik segera setelah siswa melakukan presentasi hasil percobaannya. Selain itu, pembelajaran dilakukan dengan menegaskan kembali tahapan-tahapan proses daur air.

c) PenutupBuatlah kesimpulan bersama siswa tentang aliran

energi dalam ekosistem, serta refleksikan mengenai segala sesuatu yang terjadi selama pembelajaran.

3) Alat, Bahan, dan Media PembelajaranMedia yang digunakan dalam pertemuan ini dapat

berupa tanaman dalam pot dan kantung plastik transparan.

4) Sumber Belajar Buku siswa

5. Pertemuan VII: Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daur Air (2 JP)

a. Materi untuk GuruPertemuan ini dimaksudkan agar siswa dapat

menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi daur air. Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya siklus air, yaitu sinar matahari dan suhu yang juga akan mempengaruhi cepat atau lambatnya evaporasi. Faktor lain yang berpengaruh adalah berkurangnya tumbuhan karena penggundulan hutan dan pembangunan jalan

Page 50: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

44 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

menggunakan aspal. Kegiatan ini akan mempengaruhi proses penyerapan air ke tanah.b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi daur air.

b) Siswa dapat mengomunikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi daur air.

2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Berikan pengantar untuk memotivasi siswa dengan

bertanya dan menunjukkan gambar hutan gundul dan gambar jalan yang beraspal. Bertanyalah kepada siswa tentang apakah kedua gambar tersebut berhubungan dengan siklus air?. Dari gambar ini, mintalah siswa memikirkan faktor-faktor yang mempengaruhi siklus air.

b) Inti Dari jawaban siswa pada kegiatan pendahuluan,

mintalah siswa memperhatikan dan mencermati bagan dan proses siklus air. Mintalah siswa secara berkelompok mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi proses siklus air. Untuk memperkaya hasil diskusi siswa, mintalah siswa mengumpulkan referensi dari internet tentang faktor-faktor yang mempengaruhi siklus air. Selanjutnya, mintalah setiap kelompok mengomunikasikan hasil diskusinya di depan kelas.

c) PenutupBuatlah kesimpulan bersama siswa tentang faktor-

faktor yang mempengaruhi daur air. Lakukan refleksi mengenai hal yang terjadi selama pembelajaran.

3) Alat, Bahan, dan Media PembelajaranMedia yang digunakan dalam pertemuan ini dapat berupa

gambar beberapa jenis ekosistem. Media juga dapat berupa lingkungan sekitar yaitu ekosistem yang berada di sekitar sekolah.

4) Sumber Belajar a) Buku siswab) Sumber lain yang relevan (misalnya Internet)

Page 51: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 45

6. Pertemuan VII- VIII: Dampak Daur Air (4 JP)a. Materi untuk Guru

Pertemuan ini dimaksudkan agar siswa dapat menjelaskan dampak siklus air bagi kehidupan di bumi dan makhluk hidup. Siklus air mempunyai dampak antara lain musim penghujan yang tidak menentu (khususnya di Indonesia) dan persediaan air tanah semakin menurun. Bila hujan mulai sulit diprediksi otomatis akan mempengaruhi pula persediaan air tanah.b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat menjelaskan dampak siklus air terhadap kehidupan di bumi.

b) Siswa dapat menjelaskan dampak siklus air terhadap kehidupan manusia.

c) Siswa dapat menyajikan data dan mengomunikasikan hasil diskusi.

2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan

Berikan pengantar untuk memotivasi siswa dengan menayangkan gambar banjir dan kekeringan yang terjadi di Indonesia. Dari gambar tersebut, mintalah siswa mendeskripsikan gambar tersebut. Selanjutnya, mintalah siswa mendiskusikan dalam kelompoknya dan menuliskan hasil pengamatannya.

b) IntiDari hasil pengamatan yang sudah dituliskan oleh siswa

dalam kelompok, mintalah siswa membuat satu atau dua pertanyaan terkait hasil pengamatan pada gambar dan menghubungkannya dengan siklus air. Jawaban siswa diarahkan pada bagaimana siklus air mempengaruhi kehidupan di bumi dan kelangsungan makhluk hidup. Langkah berikutnya adalah mintalah siswa dalam kelompoknya menemukan jawaban pertanyaan tersebut melalui buku siswa dan referensi lain yang terkait dengan tekun dan teliti. Mintalah siswa membuat laporan untuk dipresentasikan di kelas.

c) PenutupBuatlah kesimpulan bersama siswa tentang dampak

siklus air serta lakukan refleksi tentang manfaat daur air bagi kehidupan, bagaimana menghemat air dan hal-hal

Page 52: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

46 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

yang belum dipahami siswa selama pembelajaran.3) Alat, Bahan, dan Media Pembelajaran

Media yang digunakan dalam pertemuan ini dapat berupa gambar kondisi kekeringan dan banjir di Indonesia.

4) Sumber Belajar a) Buku siswab) Sumber lain yang relevan (misalnya Internet)

7. Pertemuan IX: Peran Manusia terhadap Siklus Air (4 JP)a. Materi untuk Guru

Pertemuan ini dimaksudkan agar siswa dapat menjelaskan peran manusia terhadap siklus air. Ada beberapa peran manusia terhadap siklus air, ada peran positif dan peran negatif. Peran positif meliputi kegiatan yang dapat merubah iklim, misalnya melakukan penanaman pohon dengan gerakan satu jiwa satu pohon, mengembangkan waduk untuk memperluas permukaan air di daratan, dan melakukan reboisasi untuk lahan kosong. Sedangkan peran negatifnya adalah penebangan pohon, pembangunan permukiman dan industri di lahan hijau, dan pengalihan fungsi lahan.b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat menjelaskan peran manusia terhadap siklus air.

b) Siswa dapat menyajikan data dan mengomunikasikan hasil diskusi.

2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan

Berikan pengantar untuk memotivasi siswa dengan menayangkan salah satu waduk di Indonesia. Dari gambar tersebut, mintalah siswa mendeskripsikan gambar tersebut dan fungsinya. Mintalah siswa mendiskusikan dalam kelompoknya.

b) IntiMintalah siswa membaca buku siswa tentang peran

manusia dalam siklus air, mintalah siswa mengidentifikasi peran manusia dalam siklus air terkait dari kegiatan membaca dan menelusuri referensi lain bila diperlukan. Setelah mengidentifikasi peran manusia, mintalah siswa

Page 53: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 47

membuat poster dengan tema menghemat air. Mintalah siswa melaporkan poster yang telah dibuat untuk dipresentasikan di kelas.

c) PenutupBuatlah kesimpulan bersama siswa tentang peran

manusia terhadap siklus air serta lakukan refleksi tentang apa yang bisa dilakukan siswa dalam berperan dalam siklus air dan hal-hal yang belum dipahami siswa selama pembelajaran.

3) Alat, Bahan, dan Media PembelajaranMedia yang digunakan dalam pertemuan ini dapat berupa

gambar waduk. Media juga dapat berupa kertas gambar dan pensil warna.

4) Sumber Belajar a) Buku siswab) Sumber lain yang relevan (misalnya Internet)

8. Pertemuan X: Ulangan Harian (2 JP) Tabel 1.3. Penilaian oleh Guru

KD Indikator Esensial Teknik

KD pada KI 3

Menjelaskan siklus air.

Tes tulis

Mengidentifikasi faktor-faktor yang memepngaruhi daur air.Menjelaskan dampak siklus air terhadap peristiwa di bumi dan makhluk hidup.

Menjelaskan peran manusia dalam siklus air.

KD pada KI 4

Melakukan eksperimen tentang segelas es teh. Penilaian kerja

Menyajikan data hasil pengamatan transpirasi. Penilaian produk

Mengomunikasikan hasil pengamatan, eksperimen, dan diskusi.

Penilaian kerja

Membuat poster hemat air. Penilaian produk

Page 54: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

48 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

Bentuk Komunikasi dengan OrangtuaBentuk komunikasi dengan orang tua/wali:

a. Deskripsi. Mintalah orang tua/wali membaca dan menandatangani hasil tugas siswa.

b. Berikan informasi secepatnya bilamana anaknya bermasalah dalam belajar IPA di kelas.

Catatan: Instrumen penilaian lihat Petunjuk Umum Pembelajaran IPA.

Page 55: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 49

KUNCI JAWABAN UJI KOMPETENSI

Mencocokkan1. A2. B3. C4. D5. E

6. F7. G8. H9. I10. J

Esai

1. Uap air yang ada di udara berasal dari air di daratan (air laut, sungai, atau kolam) yang mengalami penguapan karena terkena panas matahari.

2. Kelembaban : Sejumlah uap air yang ada di udaraKelembaban relatif : Istilah yang digunakan untuk

menggambarkan uap air3. Proses yang terjadi ketika uap air berubah wujud menjadi

butiran-butiran air disebut dengan proses pengembunan.4. Air yang menguap menjadi uap air akan naik ke atmosfer.

Semakin tinggi atmosfer, tekanan udara akan semakin menurun begitu juga dengan suhu udaranya. Pada saat uap air berada pada tempat yang bersuhu dingin, maka uap air juga akan menjadi dingin dan pada akhirnya akan mengembun menjadi butiran air.

5. Pengembunan dan penguapan saling bergantung karena keduanya saling terlibat dalam siklus air. Jadi, apabila salah satu terhambat, maka yang lain juga akan terkena dampaknya.

1. Agar air hujan tetap meresap ke dalam tanah, maka sebaiknya adi memplester halamannya dengan bahan yang berpori sehingga masih dapat ditembus air, misalnya paving atau batu bata tanpa disemen.

Esai

Page 56: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

50 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

2. Dalam siklus air tidak ada awal atau akhir, namun untuk menjelaskannya bisa dimulai dari air permukaan tanah yang menguap karena panas matahari. Uap air kemudian akan naik ke udara dan bertemu dengan udara dingin sehingga terjadi peristiwa kondensasi yang menyebabkan berubahnya uap air menjadi butiran air di udara. Jika butiran air sudah cukup banyak dan besar maka akan dapat turun menjadi hujan (presipitasi). Air hujan yang turun akan mengalami penguapan lagi dan mengulang siklus yang sama.

Page 57: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 51

BAB 3 ALIRAN ENERGI

DALAM EKOSISTEM

pixabay.com

Page 58: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

52 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

Bab 3Aliran Energi dalam EkosistemA. Pengantar

Pembelajaran pada bab ini membelajarkan siswa pada materi aliran energi dalam ekosistem. Namun sebelum itu, siswa perlu dikenalkan dengan ekosistem dan komponen-komponennya sehingga siswa dapat menjelaskan definisi dan komponen ekosistem dan mengidentifikasi satuan makhluk hidup dalam ekosistem. Hal ini dilakukan untuk mempermudah guru dalam menjelaskan aliran energi dalam ekosistem, membuat bagan rantai makanan dan jaring-jaring makanan, dan piramida ekologi. Selain itu, kepada siswa juga perlu dikenalkan bentuk-bentuk interaksi yang dapat terjadi pada suatu ekosistem.

Model pembelajaran yang sebaiknya digunakan ialah model pembelajaran Discovery Inquiry, Problem Based Learning, dan Project Based Learning yang dikolaborasikan dengan model diskusi atau kooperatif dimana siswa diberi pengantar untuk mendorong motivasi belajar siswa. Selanjutnya, siswa diarahkan untuk melaksanakan pembelajaran dengan melakukan berbagai aktivitas seperti observasi dan eksperimen melalui proses bekerja dalam kelompok, maupun presentasi dan diskusi dengan Bapak/Ibu guru.

Selama proses pembelajaran diharapkan Bapak/Ibu guru dapat mendorong sikap ilmiah siswa untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang ekosistem dan aliran energi dalam ekosistem, serta menerapkan sikap teliti, tekun, jujur, disiplin, dan tanggung jawab dalam melakukan pengamatan/percobaan serta dalam mewujudkan aktivitas sehari-hari. Bapak/Ibu guru dapat menggunakan fitur kolom “Ayo Lakukan” dan “Ayo Kita Amati” untuk mendorong sikap siswa dalam pembelajaran di kelas. Bapak/Ibu guru juga dapat menggunakan fitur kolom “Tahukah Kamu” untuk mendorong motivasi siswa dalam belajar serta motivasi untuk berperilaku ilmiah dalam kehidupan sehari-hari.

Page 59: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 53

B. Kompetensi Inti dan Kompetensi DasarTabel 3.1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

C. Pembelajaran pada Topik Aliran Energi dalam Ekosistem

1. Alokasi Waktu dan SubtopikPembelajaran dan penilaian topik aliran energi dalam

ekosistem memerlukan 20 jam pelajaran atau 10x tatap muka (dengan asumsi 2 jam pelajaran/JP per minggu) dan 2 JP tes. Pengorganisasian JP tersebut ialah sebagai berikut:

Tabel 3.2. Alokasi Waktu dan Subtopik

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian nyata dalam kehidupan.

3.1. Mengenal jenis hewan dari makanannya dan mendeskripsikan rantai makanan pada ekosistem di lingkungan sekitar.

4. Mencoba, mengolah dan menyajikan dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

4.1. Menyajikan hasil pengamatan untuk membentuk rantai makanan dan jejaring makanan dari makhluk hidup di lingkungan sekitar yang terdiri atas karnivora, herbivora, dan omnivora.

Tatap Muka Materi

1-2 Ekosistem dan komponen penyusunnya (4 JP)3-4 Satuan makhluk hidup dalam ekosistem (4 JP)5-6 Aliran energi dalam ekosistem/rantai makanan (4 JP)7-8 Aliran energi dalam ekosistem/jarring-jaring makanan

(4 JP)9 Piramida makanan (2 JP)10 Pola interaksi dalam ekosistem (2 JP)11 Ulangan harian (2 JP)

Page 60: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

54 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

2. Pertemuan I-II: Ekosistem dan Komponen Penyusunnya (4 JP)a. Materi untuk Guru

Pertemuan I dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang ekosistem dan komponen penyusunnya yang terdiri atas komponen biotik dan abiotik. Salah satu aktivitas dalam pertemuan ini adalah percobaan membuat ekosistem dimana siswa diminta untuk mengamati dan mengidentifikasi komponen yang menyusun ekosistem tersebut serta menentukan hubungan saling ketergantungan antar komponen tersebut dalam ekosistem. Dengan kegiatan tersebut, diharapkan dapat menumbuhkan sikap teliti, jujur, tekun, disiplin, dan tanggung jawab dalam diri siswa selama melakukan pengamatan. Sikap kagum terhadap keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan merupakan sikap yang menjadi tujuan dari kegiatan pengamatan tersebut.

Ekosistem terdiri atas komponen biotik (makhluk hidup) dan komponen abiotik (benda tak hidup). Kedua komponen tersebut saling berkaitan. Terganggunya salah satu komponen penyusun ekosistem dapat mengganggu kestabilan komponen yang lain. Pada percobaan yang dilakukan siswa pada pertemuan ini, siswa diminta untuk menentukan cara-cara terbaik untuk menjaga ekosistem yang dibuatnya tetap sehat. Sehingga siswa tidak hanya dapat belajar mengenai konsep ekosistem, tetapi juga benar-benar dituntut untuk menerapkan sikap teliti, disiplin, tanggung jawab, dan peduli terhadap kesehatan lingkungan.b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat menjelaskan pengertian ekosistem.b) Siswa dapat mengidentifikasi komponen penyusun

ekosistem berdasarkan hasil percobaan.c) Siswa dapat memberikan contoh keterkaitan antar

komponen penyusun ekosistem berdasarkan hasil percobaan.

d) Siswa dapat menganalisis data hasil percobaan dan mengomunikasikannya di dalam kelas.

2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi siswa,

mintalah siswa memperhatikan gambar kematian konsumen tingkat 1 yang dimangsa burung elang yang

Page 61: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 55

terdapat pada halaman depan topik ini di buku siswa. Bapak/Ibu guru dapat menggali pengetahuan dari siswa, kemudian arahkan siswa untuk mempelajari konsep ekosistem dan komponen penyusunnya.

b) IntiTekankan pada siswa tentang komponen-komponen

yang berinteraksi dalam gambar 3.1.Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok.Kemudian instruksikan kepada siswa untuk melakukan percobaan secara berkelompok tentang mempelajari ekosistem. Mintalah siswa untuk melakukan pengamatan dan mencatat segala sesuatu yang ditemukan pada saat percobaan. Ingatkan siswa untuk melakukan percobaan secara runtut berdasarkan prosedur yang diberikan. Arahkanlah jika siswa mengalami kesulitan dengan memberikan pertanyaan pancingan. Kemudian mintalah kelompok untuk mengomunikasikan hasil percobaannya dalam kelas. Doronglah siswa agar berani dan santun dalam menyampaikan hasil diskusi dan percobaannya.

c) PenutupBersama siswa, buatlah kesimpulan dari kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan serta lakukan refleksi untuk kembali mendorong perilaku ilmiah siswa agar diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Alat, Bahan, dan Media PembelajaranAlat dan bahan yang digunakan untuk percobaan

“mempelajari ekosistem” sesuai dengan buku siswa yang dijelaskan pada fitur “Ayo Lakukan”.

4) Sumber Belajar a) Buku siswab) Sumber lain yang relevan (misalnya gambar-gambar yang

relevan atau peristiwa yang terkait yang dapat dicari internet)

3. Pertemuan III-IV: Satuan Makhluk Hidup dalam Ekosistem (4 JP)

a. Materi untuk GuruPertemuan ini dimaksudkan agar siswa dapat

mengidentifikasi satuan makhluk hidup yang menyusun suatu ekosistem mulai dari individu, populasi, komunitas sampai

Page 62: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

56 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

ekosistem. Pada pertemuan ini, siswa diminta melakukan pengamatan terhadap suatu ekosistem buatan yang terdapat di sekitar sekolah, misalnya taman sekolah. Dengan kegiatan tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kembali perilaku ilmiah siswa serta menerapkan pemahaman mengenai satuan makhluk hidup.• Individu: satuan makhluk hidup tunggal, contoh: seekor

kambing.• Populasi: kumpulan dari makhluk hidup sejenis yang berada

di tempat dan waktu tertentu.• Komunitas: kumpulan dari populasi berbagai makhluk hidup

yang berada di tempat dan waktu tertentu. Contoh ekosistem buatan: sawah, danau, waduk, kolam, dan lain-lain.

b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat mengidentifikasi satuan makhluk hidup yang menyusun suatu ekosistem.

b) Siswa dapat menghitung kepadatan populasi dalam suatu ekosistem.

c) Siswa dapat memberikan contoh keterkaitan antar satuan penyusun ekosistem.

d) Siswa dapat menyajikan data hasil pengamatan dan mengomunikasikannya di depan kelas.

2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan

Berikan pengantar untuk menarik perhatian dan memotivasi siswa dengan menunjukkan ekosistem taman/kebun sekolah. Kemudian mintalah siswa untuk mengidentifikasi jumlah jenis makhluk hidup yang berada pada ekosistem tersebut.

b) IntiDari kegiatan pendahuluan, fokuskan siswa pada

satuan makhluk hidup dalam ekosistem melalui tanya jawab. Bagilah siswa dalam kelas menjadi beberapa kelompok, kemudian mintalah kelompok-kelompok tersebut melakukan pengamatan untuk “menghitung organisme di kebun” di beberapa area taman sekolah yang berbeda. Instruksikan kepada siswa untuk melakukan pengamatan sesuai prosedur yang diberikan pada buku siswa fitur “Ayo Lakukan” dan mencatat seluruh

Page 63: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 57

informasi yang diperoleh. Setelah selesai melakukan pengamatan dan diskusi, mintalah setiap kelompok untuk mengomunikasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.

c) PenutupBersama siswa, buatlah kesimpulan dan lakukan

refleksi tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

3) Alat, Bahan, dan Media Pembelajaran• Media yang digunakan berupa media alam yakni ekosistem

taman/kebun sekolah• Alat dan bahan yang digunakan dalam pengamatan sesuai

dengan petunjuk pada buku siswa4) Sumber Belajar

a) Buku siswab) Sumber lain yang relevan (misalnya gambar-gambar yang

relevan dari Internet)

4. Pertemuan V-VI: Aliran Energi dalam Ekosistem/Rantai Makanan (4 JP)

a. Materi untuk GuruPertemuan ini dimaksudkan agar siswa dapat menjelaskan

aliran energi dalam ekosistem dan dapat membuat bagan rantai makanan. Aliran energi dalam suatu ekosistem dapat digambarkan dalam bentuk rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan. Rantai makanan merupakan rangkaian proses transfer energi dari satu tingkat trofik ke tingkat trofik lainnya yang digambarkan dengan diagram/bagan satu arah. Dalam rantai makanan terdapat organisme autotrof, yaitu organisme yang dapat menyusun bahan makanan sendiri berfungsi sebagai produsen dan organisme heterotrof, yaitu organisme yang mendapatkan makanan dari organisme lain. Heterotrof terdiri atas konsumen dan pengurai.b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat menjelaskan aliran energi dalam ekosistem.b) Siswa dapat membuat bagan rantai makanan pada suatu

ekosistem tertentu.c) Siswa dapat menyajikan data dan mengomunikasikan

contoh rantai makanan yang dibuat.

Page 64: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

58 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan

Berikan pengantar untuk memotivasi siswa dengan bertanya, “Dari manakah kalian memperoleh energi untuk melakukan aktivitas di sekolah hari ini?”. Galilah berbagai jawaban yang muncul dari siswa dan arahkan jawaban-jawaban tersebut pada satu jawaban yaitu “dari kegiatan makan/makanan”.

b) IntiSetelah siswa mengetahui bahwa pemerolehan energi

diperoleh melalui aktivitas makan/memperoleh nutrien, berikan penjelasan kepada siswa tentang berbagai bentuk aliran energi dalam ekosistem. Kemudian bagilah siswa menjadi beberapa kelompok. Mintalah kelompok-kelompok tersebut membuat contoh rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan yang mungkin dapat terjadi pada suatu ekosistem tertentu. Bedakan jenis ekosistem antara kelompok satu dan yang lainnya agar semakin banyak informasi yang diperoleh oleh siswa. Selanjutnya, mintalah setiap kelompok mengomunikasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.

c) PenutupBuatlah kesimpulan bersama siswa tentang aliran

energi dalam ekosistem, dan refleksikan mengenai segala sesuatu yang terjadi selama pembelajaran.

3) Alat, Bahan, dan Media Pembelajaran Media yang digunakan berupa gambar rantai makanan.

4) Sumber Belajar a) Buku siswab) Sumber lain yang relevan (misalnya Internet)

5. Pertemuan VII-VIII: Aliran Energi dalam Ekosistem/Jaring-jaring Makanan (4 JP)

a. Materi untuk GuruPertemuan ini dimaksudkan agar siswa dapat menjelaskan

aliran energi dalam ekosistem serta dapat membuat bagan jaring-jaring makanan. Aliran energi dalam suatu ekosistem dapat digambarkan dalam jaring-jaring makanan. Jaring-jaring makanan merupakan rangkaian transfer energi dari

Page 65: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 59

satu tingkat trofik ke tingkat trofik lainnya yang digambarkan dengan diagram/bagan beberapa arah. Sedangkan jaring-jaring makanan digambarkan dengan diagram yang bercabang-cabang dan merupakan kumpulan dari beberapa rantai makanan.b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat menjelaskan aliran energi dalam ekosistem.b) Siswa dapat membuat bagan jaring-jaring makanan pada

suatu ekosistem tertentu.c) Siswa dapat menyajikan data dan mengomunikasikan

contoh jaring-jaring makanan yang telah dikembangkan siswa.

2) Kegiatan Pembelajaran a) Pendahuluan

Berikan pengantar untuk memotivasi siswa dengan bertanya, “Makanan apa saja yang sudah dikonsumsi siswa hari itu? Apakah makanan yang dikonsumsi siswa berasal dari satu jenis organisme atau berbagai jenis organisme? Misalnya mereka mengkonsumsi padi dalam bentuk nasi tapi juga mengkonsumsi sawi sebagai sayurnya. Selain itu juga mengkonsumsi ikan mujair dan ayam.” Dari contoh ini, mintalah siswa memikirkan ada beberapa jenis produsen dan berapa jenis konsumen yang dikonsumsi mereka. Galilah berbagai jawaban yang muncul dari siswa untuk memberikan gambaran jaring-jaring makanan.

b) IntiSetelah siswa mengetahui bahwa energi diperoleh

melalui berbagai aktivitas dan berbagai jenis-jenis organisme, berikan penjelasan kepada siswa tentang berbagai bentuk aliran energi dalam ekosistem. Kemudian bagilah siswa menjadi beberapa kelompok. Mintalah kelompok tersebut membuat contoh jaring-jaring makanan yang mungkin dapat terjadi pada suatu ekosistem tertentu. Bedakan jaring-jaring makanan dari berbagai jenis ekosistem antara kelompok satu dan yang lainnya agar semakin banyak informasi yang diperoleh siswa. Selanjutnya, mintalah setiap kelompok mengomunikasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.

Page 66: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

60 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

c) PenutupBuatlah kesimpulan bersama siswa tentang aliran

energi dalam ekosistem yang terkait dengan jaring-jaring makanan, serta refleksikan mengenai segala sesuatu yang terjadi selama pembelajaran.

3) Alat, Bahan, dan Media PembelajaranMedia yang digunakan dalam pertemuan ini dapat berupa

gambar beberapa jenis ekosistem. Media juga dapat berupa lingkungan sekitar yaitu ekosistem yang berada di sekitar sekolah.

4) Sumber Belajar a) Buku siswab) Sumber lain yang relevan (misalnya Internet)

6. Pertemuan IX: Piramida Makanan (2 JP)a. Materi untuk Guru

Pertemuan ini dimaksudkan agar siswa dapat menjelaskan aliran energi dalam ekosistem dan piramida makanan. Aliran energi dalam suatu ekosistem dapat digambarkan dalam bentuk piramida makanan. Piramida makanan menggambarkan perbandingan komposisi antara jumlah biomassa dan jumlah energi dari produsen sampai konsumen puncak. Komposisi biomassa dan energi semakin semakin ke atas semakin berkurang jumlah biomassa dan jumlah energinya karena selama proses perpindahan energi terjadi penyusutan jumlah energi pada tiap tingkat trofik.b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat menjelaskan aliran energi dalam ekosistem.b) Siswa dapat membuat piramida makanan pada suatu

ekosistem tertentu.c) Siswa dapat menyajikan data dan mengomunikasikan

contoh piramida makanan yang dibuat.2) Kegiatan Pembelajaran

a) PendahuluanBerikan pengantar untuk memotivasi siswa dengan

menayangkan gambar piramida makanan, “Dari gambar tersebut, tanyakan kepada siswa mengapa produsen jumlahnya lebih besar dari jumlah organisme yang di atasnya?”. Galilah berbagai jawaban yang muncul dari siswa.

Page 67: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 61

b) IntiSetelah siswa mengetahui bahwa energi yang diperoleh

organisme selain dimanfaatkan untuk organisme lain juga digunakan untuk melakukan berbagai aktivitas organisme itu sendiri. Kemudian bagilah siswa menjadi beberapa kelompok. Mintalah kelompok-kelompok tersebut untuk mendiskusikan piramida makanan yang mungkin dapat terjadi pada suatu ekosistem tertentu. Selanjutnya, mintalah setiap kelompok mengomunikasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.

c) PenutupBuatlah kesimpulan bersama siswa tentang aliran

energi dalam ekosistem terkait piramida makanan, dan refleksikan mengenai segala sesuatu yang terjadi selama pembelajaran.

3) Alat, Bahan, dan Media Pembelajaran Media yang digunakan dalam pertemuan ini dapat berupa

gambar beberapa jenis ekosistem. Media juga dapat berupa lingkungan sekitar yaitu ekosistem yang berada di sekitar sekolah.

4) Sumber Belajar a) Buku siswab) Sumber lain yang relevan (misalnya Internet

7. Pertemuan X: Pola Interaksi dalam Ekosistem (2 JP)a. Materi untuk Guru

Pertemuan ini dimaksudkan agar siswa dapat mengidentifikasi pola interaksi dalam ekosistem Siswa juga diharapkan dapat menjelaskan berbagai contoh pola interaksi yang dapat terjadi antar makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Pola interaksi dalam ekosistem dapat berupa hubungan simbiosis, antibiosis, kompetisi, dan predasi.

AntibiosisAntibiosis terjadi apabila satu makhluk hidup menghambat

kehidupan makhluk hidup yang lain di sekitarnya karena dapat mengeluarkan antibiotik.

PredasiPredasi merupakan suatu hubungan dimana makhuk hidup

yang satu memangsa makhluk hidup yang lain. Kompetisi

Page 68: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

62 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

Kompetisi merupakan hubungan antar makhluk hidup yang melakukan persaingan untuk memperebutkan sumber daya alam tertentu seperti makanan dan habitat. Kompetisi dapat terjadi antar spesies yang berbeda maupun antar spesies sejenis.

SimbiosisSimbiosis merupakan hubungan ketergantungan antara

dua makhluk hidup dalam suatu ekosistem. Mutualisme yaitu hubungan antara dua makhluk hidup yang saling menguntungkan satu sama lain. Misalnya hubungan antara bakteri Rhizobium dengan bintil akar tanaman polong. Bakteri Rhizobium (bakteri penambat nitrogen) memperoleh makanan dan tempat hidup, sedangkan tumbuhan memperoleh nitrogen untuk metabolisme dalam tubuh tumbuhan.

Komensalisme yaitu hubungan antara dua organisme dimana organisme yang satu memperoleh keuntungan, sedangkan organisme lainnya tidak diuntungkan maupun dirugikan. Pada parasitisme, simbionnya disebut sebagai parasit; parasit mendapat keuntungan dari hubungan, dari inang yang ditempati (Gambar 3.11).

Pada istilah pertumbuhan populasi, hubungan ini lebih banyak dikenal sebagai predator dan pemangsanya. Peningkatan dalam populasi inang membuat jumlah parasit juga meningkat.b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat menjelaskan pola interaksi organisme.b) Siswa dapat memberikan contoh interaksi organisme.c) Siswa dapat menyajikan data dan mengomunikasikan

hasil diskusi.2) Kegiatan Pembelajaran

a) PendahuluanBerikan pengantar untuk memotivasi siswa dengan

bertanya, “Apa yang terjadi bila pada padang rumput terdapat kambing dan lembu?”. Galilah berbagai jawaban yang muncul dari siswa dan arahkan jawaban-jawaban tersebut pada satu jawaban yaitu “dari pola interaksi”.

b) IntiSetelah siswa mengetahui bahwa pemerolehan energi

dapat terjadi karena interaksi organisme diperoleh melalui aktivitas makan/memperoleh nutrien, berikan penjelasan

Page 69: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 63

kepada siswa tentang berbagai bentuk aliran energi dalam ekosistem. Selanjutnya, berilah penjelasan kepada siswa mengenai pola-pola interaksi dalam suatu ekosistem. Kemudian bagilah siswa menjadi beberapa kelompok. Mintalah kelompok-kelompok tersebut membuat contoh rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida makanan yang mungkin dapat terjadi pada suatu ekosistem tertentu, serta bentuk/pola interaksi yang mungkin terjadi di dalamnya. Bedakan jenis ekosistem antara kelompok satu dan yang lainnya agar semakin banyak informasi yang diperoleh siswa. Selanjutnya, mintalah setiap kelompok mengomunikasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.

c) PenutupBuatlah kesimpulan bersama siswa dan refleksikan

mengenai segala sesuatu yang terjadi selama pembelajaran.3) Alat, Bahan, dan Media Pembelajaran

Media yang digunakan dalam pertemuan ini dapat berupa gambar beberapa jenis ekosistem. Media juga dapat berupa lingkungan sekitar yaitu ekosistem yang berada di sekitar sekolah.

4) Sumber Belajar a) Buku siswab) Sumber lain yang relevan (misalnya Internet)

8. Pertemuan XI: Ulangan Harian (2 JP) Tabel 3.3. Penilaian oleh Guru

KD Indikator Teknik

KD pada KI 3

Menjelaskan pengertian ekosistem dan komponen penyusunnya.

Tes tulisMengidentifikasi satuan penyusun makhluk hidup dalam ekosistem.Membuat contoh bentuk aliran energi dalam ekosistem dalam bentuk rantai makanan,

Page 70: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

64 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

KD Indikator Teknik

KD pada KI 3

jaring-jaring makanan, dan piramida makanan.

Tes tulis

Menjelaskan berbagai macam peristiwa pencemaran.Menjelaskan berbagai macam dampak pencemaran dan kerusakan lingkungan bagi organisme.

KD pada KI 4

Melakukan eksperimen tentang ekosistem.

Penilaian kerja

Menyajikan data hasil pengamatan.

Penilaian produk

Mengomunikasikan hasil pengamatan, eksperimen, dan diskusi.

Penilaian kerja hasil

pengamatan, eksperimen dan

diskusiMerancang upaya-upaya pelestarian lingkungan.

Penilaian produk

Bentuk Komunikasi dengan OrangtuaBentuk komunikasi dengan orang tua/ wali dibangun dengan pemberian kolom tanda tangan orang/wali dalam setiap tugas atau bentuk panilaian yang lain. Apabila ada permasalahan yang perlu segera diketahui orang tua/wali dari siswa, maka Bapak/Ibu guru dapat menyampaikannya melalui komunikasi maya seperti telepon, pesan singkat, media sosial, maupun dengan memberikan surat pemberitahuan

Page 71: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 65

KUNCI JAWABAN UJI KOMPETENSI

1. C2. C3. C4. C5. C

Pilihan Ganda

Esai

1. Air, udara, tanah, cahaya, nutrisi, dan sebagainya.2. Autotrof: organisme yang dapat membuat makanannya

sendiri melalui proses fotosintesis. Sedangkan heterotrof adalah organisme yang tidak dapat membuat makanan sendiri sehingga mengambil nutrien dari organisme lain.

3. Tiga, yaitu karnivora (pemakan daging), herbivora (pemakan tumbuhan), dan omnivora (pemakan segala).

4. Karena komponen ekosistem baik abiotik maupun biotik memiliki keterkaitan sehingga perubahan terhadap salah satu komponen dapat memengaruhi komponen lainnya.

5. Contoh: perubahan kondisi perairan karena pencemaran air dapat mengakibatkan perubahan ekosistem misalnya peristiwa eutrofikasi yang menyebabkan populasi alga meningkat tetapi biota air lainnya menurun. Contoh pada ekosistem darat misalnya tanah yang tidak subur dapat mengakibatkan hasil panen tanaman padi di sawah menjadi tidak maksimal.

6. Bioma merupakan ekosistem besar yang memiliki persamaan ciri yang khas dan komunitas klimaks.

7. Pengurai berfungsi untuk menguraikan makhluk hidup yang telah mati sehingga dapat terbentuk zat hara/unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk kembali memulai pembentukan makanan yang dibutuhkan oleh

Page 72: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

66 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

makhluk hidup lainnya, sehingga aliran energi tetep dapat terus berjalan.

1. Semua makhluk hidup tidak akan dapat bertahan hidup karena aliran energi dimulai organisme autotrof yang mampu membuat makanan dengan bantuan energi dari cahaya matahari. Energi matahari merupakan energi utama pada sistem aliran energi ekosistem. Energi matahari akan masuk ke dalam ekosistem melalui organisme autotrof pada saat proses fotosintesis. Apabila tidak ada organisme autotrof, maka energi matahari tidak akan dapat masuk ke dalam ekosistem.

2. Kebutuhan air yang tidak terpenuhi dapat mengganggu aktivitas makhluk hidup di dalamnya. Bila kejadian tersebut tidak segera mendapat solusi maka dapat mengakibatkan kematian makhluk hidup pada ekosistem tersebut.

3. Contoh tanah sebagai faktor abiotik untuk cacing tanah, cacing tanah dapat hidup pada komposisi tanah tertentu, dan juga pada suhu dan kelembaban tertentu. Apabila faktor abiotik yakni tanah berubah karakternya, akan mempengaruhi cacing tanah yang hidup di dalamnya. Apabila kelembaban tanah berkurang atau berubah menjadi kering, maka cacing tanah tidak dapat bertahan sehingga akan mati.

4. Jika populasi tikus menurun, maka populasi ular akan menurun, atau ular akan beralih dengan memangsa kadal untuk terus mempertahankan populasinya.

5. Jika di bumi ini tidak ada bakteri, maka sampah organik akan menumpuk dan memenuhi bumi. Karena tidak ada bakteri yang menguraikan sampah organik tersebut.

Berpikir Kritis

Page 73: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 67

BAB 4 POLUSI DAN DAMPAKNYA

PADA LINGKUNGANDAN KESEHATAN

pixabay.com

Page 74: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

68 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

Bab 4Polusi dan Dampaknya pada Lingkungan dan KesehatanA. Pengantar

Pembelajaran pada topik “Polusi dan Dampaknya terhadap Lingkungan dan Kesehatan” secara esensial membelajarkan siswa pada polusi atau pencemaran agar dapat menjelaskan definisi dari polusi, menjelaskan defnisi polutan, menjelaskan polusi air, polusi tanah dan polusi udara, memberikan contoh pencemaran dan sumber pencemarnya, menjelaskan dampak polusi udara, air dan tanah terhadap kesehatan manusia dan lingkungan, menjelaskan upaya manusia dalam mengatasi pencemaran.

Model pembelajaran yang dapat digunakan ialah model pembelajaran Direct Instruction, Cooperative Learning, Discovery Inquiry, Problem Based Learning, dan Project Based Learning dimana siswa diberi pengantar untuk memotivasi siswa belajar. Selanjutnya, siswa diarahkan untuk melaksanakan pembelajaran dengan melakukan berbagai aktivitas seperti observasi, eksperimen, analisis dan diskusi, serta presentasi yang disampaikan oleh Bapak/Ibu guru.

Selama proses pembelajaran diharapkan Bapak/Ibu guru dapat mendorong sikap ilmiah siswa untuk mengagumi keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan tentang lingkungan hidup, serta menerapkan sikap teliti, tekun, jujur disiplin, dan tanggung jawab dalam melakukan pengamatan/percobaan serta dalam mewujudkan aktivitas sehari-hari. Bapak/Ibu guru dapat menggunakan fitur kolom “Ayo kita Lakukan”, “Tugas Proyek”, dan “Ide-ide Penerapan” untuk mendorong sikap ilmiah siswa dalam pembelajaran di kelas. Bapak/Ibu guru juga dapat menggunakan fitur kolom “Info penting” dan “keterampilan berpikir” untuk memotivasi siswa dalam belajar serta motivasi untuk berperilaku ilmiah dalam kehidupan sehari-hari.

Page 75: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 69

B. Kompetensi Inti dan Kompetensi DasarTabel 4.1. Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar

C. Pembelajaran pada Topik Polusi dan Dampaknya pada Lingkungan dan Kesehatan

1. Alokasi Waktu dan Subtopik Pembelajaran dan penilaian materi polusi memerlukan 24

jam pelajaran atau 12x tatap muka dan 2 JP untuk tes (dengan asumsi 2 jam pelajaran/JP per minggu. Pengorganisasian JP tersebut ialah sebagai berikut:Tabel 4.2. Alokasi Waktu dan Subtopik

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian nyata dalam kehidupan.

3.3. Memahami dampak polusi terhadap perubahan

lingkungan dan kesehatan.

4. Mencoba, mengolah dan menyajikan dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.

4.4. Membuat rangkuman masalah lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan yang disebabkan oleh polusi.

Tatap Muka Materi

1-2 • Definisi polusi dan polutan • Kegiatan pengamatan polusi di lingkungan sekitar

(4 JP)3-4 Pencemaran udara: penyebab dan dampak terhadap

kesehatan dan lingkungan (4 JP)

Page 76: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

70 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

2. Pertemuan I-II: Polusi dan Polutan (4 JP)a. Materi untuk Guru

Pertemuan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang polusi dan penyebab polusi (polutan) dan pencemaran udara. Salah satu aktivitas dalam pertemuan ini adalah mengamati kondisi lingkungan dimana siswa diminta untuk mengamati lingkungan rumah, halaman, saluran air dan menentukan bagaimana kondisinya apakah kotor, keruh, jernih dan sebagainya. Siswa diminta untuk mengidentifkasi sumber pencemarnya.

Dengan kegiatan tersebut, diharapkan dapat menumbuhkan sikap teliti, jujur, tekun, disiplin, dan tanggung jawab dalam diri siswa selama melakukan pengamatan. Sikap kagum terhadap keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan merupakan sikap yang dilatihkan dari kegiatan pengamatan tersebut.

b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat menjelaskan pengertian polusi dan polutan.b) Siswa dapat mengidentifkasi sumber pencemaran

berdasarkan hasil pengamatan.c) Siswa dapat memberikan contoh pencemaran di

lingkungan sekitar.d) Siswa dapat menganalisis data hasil pengamatan dan

mengomunikasikannya di dalam kelas.

Tatap Muka Materi

5-6 Pencemaran air: penyebab dan dampak terhadap kesehatan dan lingkunganKegiatan: Ide-ide penerapan (4 JP)

7-9 Pencemaran tanah: penyebab dan dampak terhadap kesehatan dan lingkunganKegiatan penyelidikan (Ayo lakukan)Peran manusia dalam pengelolaan lingkungan: Bioremediasi dan biokonservasiKegiatan: Ide-ide penerapan (Tugas mandiri) (6 JP)

10-11 Tugas Proyek (2 JP)12 Evaluasi (2 jp)

Page 77: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 71

2) Kegiatan Pembelajarana) Pendahuluan

Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi siswa, bertanyalah kepada siswa tentang “Apa yang akan terjadi apabila di lingkungan sekitar kita banyak sampah yang berserakan?”. Galilah berbagai jawaban yang mungkin akan disampaikan oleh siswa, arahkan siswa untuk menjawab ke arah penyelesaian masalah lingkungan.Misalnya: siswa akan menjawab “akan banyak terdapat bibit penyakit yang tersebar dan mengakibatkan wabah”. Arahkan jawaban siswa sampai pada mengatasi masalah sampah, misalnya dengan melakukan daur ulang dan sebagainya.

b) IntiSetelah berdiskusi dengan siswa berkaitan dengan

masalah sampah (pada pendahuluan), bagilah siswa menjadi beberapa kelompok (jumlah kelompok menyesuaikan dengan jumlah siswa). Kemudian bimbinglah siswa untuk melakukan pengamatan pencemaran di lingkungan sekitar secara bekelompok. Kalau dilakukan di sekolah mintalah siswa untuk mengamati halaman sekolah, saluran air/got, tempat sampah, jalan sekitar sekolah, ruangan kelas dan sebagainya, siswa diminta untuk mencatat segala sesuatu yang ditemukan pada saat pengamatan, misalnya kerapian, kebersihan, perawatan (dapat ditulis dengan bersih, kotor, rapi, kumuh dan lain-lain). Kemudian siswa diminta juga untuk mencatat sumber pencemarnya, misalnya sampah makanan yang dibuang sembarangan, debu, asap dan lain-lain. Mintalah siswa bertanya apabila ada hal yang tidak diketahuinya. Kemudian siswa diminta menuliskan hasil pengamatannya sebagai laporan dan diminta untuk mengomunikasikannya dalam kelas. Doronglah siswa agar berani dan santun dalam menyampaikan hasil diskusi dan pengamatannya.

Ingatkan siswa untuk melakukan pengamatan secara cermat dan bertanggungjawab berdasarkan prosedur yang diberikan. Berikanlah simpulan dari kegiatan tersebut, misalnya: 1) di lingkungan sekolah bagaimana kondisinya, 2) apa yang menyebabkan lingkungan sekolah menjadi kotor, dan sebagainya. Pembelajaran

Page 78: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

72 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

dilanjutkan dengan meminta siswa membaca bacaan tentang polusi dan polutan. Setelah membaca mintalah siswa menyebutkan kembali polutan yang ada di lingkungan sekolah berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan pertama.

c) Penutup Bersama siswa, tuliskan kesimpulan dari kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan serta lakukan refeksi untuk kembali mendorong perilaku ilmiah siswa agar diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Alat dan Bahan PembelajaranAlat dan bahan yang digunakan untuk kegiatan “mengamati

kondisi sekitar” sesuai dengan buku siswa yang dijelaskan pada fitur “Ayo Lakukan”.

4) Sumber Belajara. Buku siswab. Sumber lain yang relevan (Internet)c. Lingkungan sekitar

3. Pertemuan III-IV: Pencemaran Udara (4 JP)a. Materi untuk Guru

Pertemuan ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada siswa tentang pencemaran udara. Salah satu aktivitas dalam pertemuan ini adalah mempelajari pencemaran udara dan mengidentifikasi sumber pencemarnya serta dampaknya bagi kesehatan. Dengan kegiatan tersebut, diharapkan dapat menumbuhkan sikap teliti, tekun, disiplin, dan tanggung jawab dalam diri siswa selama melakukan pengamatan. Sikap kagum terhadap keteraturan dan kompleksitas ciptaan Tuhan merupakan sikap yang dilatihkan dari kegiatan pengamatan tersebut.

b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat menjelaskan pengertian pemcemaran udara.b) Siswa dapat menentukan sumber dari pencemaran udara

berdasarkan contoh kondisi lingkungan.c) Siswa dapat menjelaskan dampak pencemaran udara

terhadap lingkungan dan kesehatan.d) Siswa dapat memberi contoh dampak pencemaran udara

terhadap lingkungan dan kesehatan.

Page 79: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 73

2) Kegiatan Pembelajarana) Pendahuluan

Untuk memperoleh perhatian dan memotivasi siswa, bertanyalah kepada siswa tentang “Apa yang akan terjadi apabila di lingkungan sekitar kita banyak asap baik dari pabrik, kendaraan bermotor, atau kebakaran hutan?”. Galilah berbagai jawaban. Berikan pengantar untuk menarik perhatian dan memotivasi siswa dengan menunjukkan gambar populasi ikan yang mati di perairan. Kemudian mintalah siswa untuk menanyakan atau memberikan pendapat tentang populasi ikan yang mati tersebut.

b) IntiSiswa diminta untuk membaca buku siswa tentang

pencemaran air dan menggaris bawahi kata-kata penting mengenai pencemaran air. Setelah itu bagilah siswa dalam kelas menjadi beberapa kelompok, kemudian mintalah kelompok-kelompok tersebut melakukan pendataan di rumah atau di lingkungan sekolah untuk mengetahui macam limbah, kategori limbah, dan memberikan ide cara pemanfaatannya (proses daur ulang/tanpa daur ulang). Bimbinglah siswa untuk melakukan pengamatan sesuai prosedur yang diberikan dan mencatat seluruh informasi yang diperoleh. Setelah selesai melakukan pengamatan dan diskusi, mintalah setiap kelompok untuk mengomunikasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.

c) PenutupBersama siswa, buatlah kesimpulan dan lakukan refeksi

tentang kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan.

3) Alat, Bahan, dan Media PembelajaranMedia yang digunakan berupa gambar populasi ikan yang

mati. Alat dan bahan yang digunakan dalam pengamatan ialah alat tulis dan buku catatan.

4) Sumber Belajara. Buku siswab. Limbah organik dan an organik yang ada di sekitarc. Sumber lain yang relevan, misalnya internet

Page 80: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

74 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

4. Pertemuan VII-IX: Pencemaran Tanah, Penyebab dan Dampak terhadap Kesehatan dan Lingkungan; Peranan Manusia di dalam Pengelolaan Lingkungan; Kegiatan Penyelidikan (6 JP)

a. Materi untuk GuruPertemuan ini dimaksudkan agar siswa dapat menjelaskan

pencemaran tanah, sumber pencemaran tanah, dan dampak terhadap kesehatan dan lingkungan selain itu juga mampu menjelaskan peranan manusia di dalam pengelolaan lingkungan. Peran tersebut dapat berupa bioremediasi dan konservasi.

Bioremediasi: penggunaan mikroba untuk menyelesaikan masalah-masalah lingkungan atau untuk menghilangkan senyawa yang tidak diinginkan dari tanah, lumpur, air tanah atau air permukaan sehingga lingkungan tersebut kembali bersih dan alamiah.

Konservasi: pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan nilainya.

Pada pertemuan ini siswa juga diminta melakukan kegiatan percobaan pengaruh deterjen terhadap perkecambahan biji kacang hijau. Dalam kegiatan tersebut diharapkan siswa dapat belajar mengenai metode ilmiah (mengamati, mengisi data dalam tabel, menganalisis, menyimpulkan dan mengomunikasikan), dan sikap ilmiah.

b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

a) Siswa dapat mendefinisikan pencemaran tanah.b) Siswa dapat menjelaskan sumber pencemaran tanah.c) Siswa dapat menjelaskan dampak pencemaran tanah

terhadap kesehatan dan lingkungan.d) Siswa dapat memberikan contoh dampak pencemaran

tanah terhadap kesehatan dan lingkungan.e) Siswa dapat menjelaskan peranan manusia di dalam

pengelolaan lingkungan.f) Siswa dapat memberikan contoh berbagai bentuk peranan

manusia di dalam pengelolaan lingkungan.g) Siswa dapat melakukan penyelidikan pengaruh deterjen

terhadap perkecambahan biji.h) Siswa dapat menyajikan data dan mengomunikasikan

Page 81: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 75

pengaruh deterjen terhadap perkecambahan biji.2) Kegiatan Pembelajaran

a) PendahuluanBerikan pengantar untuk memotivasi siswa dengan bertanya

“Berdasarkan pengamatan dari kegiatan yang lalu berasal dari manakah sumber pencemaran tanah?”. Galilah berbagai jawaban yang muncul dari siswa dan arahkan jawaban-jawaban tersebut pada definisi pencemaran tanah dan dampak yang ditimbulkan terutama pada lahan pertanian.

b) IntiSetelah siswa mengetahui pengertian dari pencemaran

tanah dan berbagai penyebabnya, maka lakukan tanya jawab dengan siswa mengenai dampak pencemaran tanah terhadap lingkungan, kesehatan dan organisme lain khususnya tumbuhan. Pembelajaran berikutnya adalah melakukan kegiatan penyelidikan. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Siapkanlah alat dan bahan yang diperlukan. Bila perlu larutan deterjen dengan 6 konsentrasi sudah disiapkan oleh guru. Mintalah kelompok-kelompok tersebut melakukan penyelidikan mengenai pengaruh deterjen terhadap perkecambahan biji kacang hijau. Dalam kegiatan tersebut diharapkan siswa dapat belajar mengenai metode ilmiah (mengamati, mengisi data dalam tabel, menganalisis, menyimpulkan dan mengomunikasikan), dan sikap ilmiah. Pada kegiatan penyelidikan siswa dibimbing untuk dapat:• Merumuskan masalah: Apakah ada pengaruh deterjen dengan

berbagai konsentrasi/kadar terhadap perkecambahan biji kacang hijau?

• Merumuskan hipotesis: 1) ada pengaruh deterjen dengan berbagai konsentrasi/kadar terhadap perkecambahan biji kacang hijau, atau 2) semakin tinggi kadar deterjen maka semakin terhambat perkecambahan biji kacang hijau.

• Melakukan percobaan: menimbang bahan, mengukur dan membuat larutan, menghitung, melakukan kegiatan perendaman dan perkecambahan. Setelah itu siswa diminta menutup gelas mineral yang berisi biji kacang hijau dan berbagai kadar larutan deterjen, dan diletakkan di ruang kelas atau di laboratorium. Siswa diminta mengamati perkecambahan biji setiap hari selama dua hari.

• Mengamati: Biji yang berkecambah adalah jika muncul

Page 82: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

76 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

calon akar (radikula) sepanjang 2 mm. Siswa diminta mengamati selama 24 jam dan 48 jam, dan diminta menuliskan jumlah biji yang berkecambah pada tabel. Selain itu siswa diminta mengukur panjang akar kecambah dengan mistar dan menuliskan hasilnya pada tabel. Pengamatan oleh siswa dengan bimbingan dari guru.

• Mengisi data dalam tabel: Jumlah biji yang berkecambah dan hasil pengukuran akar kecambah dituliskan dalam tabel.

• Menganalisis: Hasil pengamatan seharusnya menunjukkan 1) Biji kacang hijau yang berkecambah terbanyak terdapat pada kontrol dan perlakuan kadar deterjen yang paling rendah yaitu 3,10%, 2) Semakin besar kadar deterjen maka semakin sedikit biji yang berkecambah, 3) Panjang akar kecambah yang terpanjang terdapat pada kontrol atau deterjen 3,10% dan yang terpendek terdapat pada kadar deterjen 100%, dan 4) Biji kacang hijau yang mati bisa terdapat pada kadar deterjen 50% dan 100%.

• Menyimpulkan: Simpulan harus menjawab rumusan masalah yaitu: 1) Ada pengaruh deterjen dengan berbagai konsentrasi/kadar terhadap perkecambahan biji kacang hijau, atau 2) Semakin tinggi kadar deterjen maka semakin terhambat perkecambahan biji kacang hijau.

• Mengomunikasikan: Siswa diminta untuk membuat laporan kegiatan dan mengomunikasikan hasil pekerjaannya di depan kelas.

Pembelajaran dilanjutkan dengan presentasi guru mengenai peranan manusia di dalam pengelolaan lingkungan (bioremediasi dan biokonservasi), kemudian mintalah siswa untuk memberikan contoh tindakan yang mencerminkan peran manusia dalam pengelolaan lingkungan. Berilah poin untuk siswa yang berani menjawab dan berilah poin yang lebih tinggi bagi siswa yang berani menjawab dengan jawaban yang benar. Hal tersebut dimaksudkan untuk mendorong siswa memiliki sikap berani dan santun dalam berpendapat.

Page 83: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 77

c) PenutupBuatlah kesimpulan bersama siswa serta refleksikan

mengenai segala sesuatu yang terjadi selama pembelajaran. Mintalah siswa mengerjakan tugas mandiri seperti yang tercantum pada uji pengetahuan dan keterampilan berpikir, serta tugas mandiri untuk membuat desain pemanfaatan limbah menjadi barang yang bernilai guna dan bernilai jual.

3) Alat, Bahan, dan Media Pembelajaran Media yang digunakan dalam pertemuan ini berupa

gambar mengenai pencemaran tanah. Alat dan bahan yang digunakan adalah alat dan bahan untuk praktikum pengaruh deterjen terhadap perkecambahan.

4) Sumber Belajara. Buku siswab. Sumber lain yang relevan, misalnya internet

5. Pertemuan 10-11: Tugas Proyek dan Evaluasi (4 JP)a. Materi untuk Guru

Pertemuan ini dimaksudkan untuk membimbing siswa melakukan tugas proyek dalam membuat rangkuman mengenai masalah lingkungan yang berkaitan dengan kesehatan yang disebabkan oleh polusi. Selain itu dalam pertemuan IV ini dilakukan pula evaluasi (tes harian).b. Pembelajaran1) Tujuan Pembelajaran

Siswa dapat membuat tulisan atau rangkuman berdasarkan kajian literatur.

2) Kegiatan Pembelajaran 1 jam pertama berkaitan dengan tugas proyek

a) PendahuluanBerikan pengantar kepada siswa untuk memotivasi

siswa dalam belajar dengan menunjukkan gambar atau video contoh tentang dampak polusi dari internet.

b) IntiBuatlah kelompok untuk mengerjakan tugas proyek

dampak polusi terhadap kesehatan. Bagilah masing-masing kelompok dalam tiga kategori yaitu polusi air, tanah, dan udara. Bimbinglah siswa dalam mencari pustaka yang sesuai melalui internet atau bahan bacaan.

Page 84: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

78 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

Mintalah siswa mencari bahan bacaan minimal tiga bahan bacaan untuk setiap topik yang dicari. Bimbinglah siswa untuk menulis rangkuman dan mengomunikasikan hasil laporan tersebut ke teman-temannya.

1 jam kedua berkaitan dengan evaluasi. Siswa diminta mengerjakan ulangan harian (evaluasi) yang sudah disiapkan.

c) PenutupBuatlah kesimpulan dan refleksi bersama dengan

siswa dan tekankan kembali agar siswa selalu berani dan santun dalam bertanya atau berpendapat, serta berikan dorongan terhadap siswa untuk selalu menjaga kelestarian lingkungan sebagai wujud rasa syukur terhadap ciptaan dan karunia Tuhan Yang Maha Esa, terutama terhadap Tanah Indonesia yang kaya akan sumber daya alam.

3) Alat, Bahan, dan Media PembelajaranMedia yang digunakan pertemuan ini adalah media gambar

atau video contoh dampak polusi terhadap kesehatan dan lingkungan dan internet.

4) Sumber Belajara. Buku siswab. Sumber belajar lain yang relevan (Internet)

6. Pertemuan 12: Ulangan Harian (2 JP)Tabel 4.3. Penilaian oleh Guru

KD Indikator Esensial Teknik

KD pada KI 3

Mendefinisikan mengenai polusi dan polutan.

Tes tulis

Mendefinisikan pencemaran udara.

Menjelaskan penyebab atau sumber dari pencemaran udara.

Menjelaskan dampak pencemaran udara terhadap kesehatan dan lingkungan.

Page 85: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 79

KD Indikator Esensial Teknik

KD pada KI 3

Mendefinisikan mengenai polusi dan polutan.

Tes tulis

Mendefinisikan pencemaran udara.

Menjelaskan penyebab atau sumber dari pencemaran udara.

Menjelaskan dampak pencemaran udara terhadap kesehatan dan lingkungan.

KD pada KI 4

Melakukan kegiatan pengamatan polusi di sekitar kita.

Penilaian kerja

Menyajikan data hasil pengamatan dan mengomunikasikannya di dalam kelas.

Penilaian produk

Melakukan penyelidikan, menganalisis data, menyimpulkan, mengomunikasikan hasil pengamatan, membuat rangkuman hasil penelusuran pustaka.

Penilaian kerja

Bentuk Komunikasi dengan OrangtuaBentuk komunikasi dengan orang tua/ wali dibangun dengan pemberian kolom tanda tangan orang/wali dalam setiap tugas atau bentuk panilaian yang lain. Apabila ada permasalahan yang perlu segera diketahui orang tua/wali dari siswa, maka Bapak/Ibu guru dapat menyampaikannya melalui komunikasi maya seperti telepon, pesan singkat, media sosial, maupun dengan memberikan surat pemberitahuan.

Page 86: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

80 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

KUNCI JAWABAN UJI KOMPETENSI

Pilihan Ganda

1. D2. B3. C4. C5. A

1. Pencemaran adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

2. Pencemaran udara, contoh: asap kendaraan bermotor. Pencemaran air, contoh timbulnya blooming algae atau eutrofikasi atau banyaknya busa deterjen di sungai. Pencemaran tanah, contoh menumpuknya sampah organik dan anorganik di tanah.

3. Kerusakan ozon. Gas CFC (Chloro Fluoro Carbon) mencapai stratosfer dan mengenai ozon dan terjadi reaksi antara CFC dan ozon, sehingga lapisan ozon akan berlubang.

4. Dampak positif: penanaman pohon pada hutan kota, karena merupakan usaha konservasi yang bertujuan untuk menjamin keserasian dan keberadaan sumber daya alam fisik dan hayati serta ekosistem, dari penurunan kualitas dan kuantitas serta penurunan pemanfaatan, dan dari kerusakan lingkungan. Dampak negatifnya adalah penggunaan pupuk sintetis secara terus menerus karena penggunaan mengakibatkan blooming sehingga

Esai

Page 87: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu 81

cahaya matahari tidak dapat masuk ke dalam perairan dan tumbuhan air di bawahnya tidak dapat berfotosintesis dan kemudian mati.

5. Pencemaran air. Alasan: Limbah yang banyak mengandung bahan kimia seperti deterjen, limbah industri, dan tumpahan minyak bumi dapat mematikan organisme air maupun organisme darat yang ada di sekitarnya.

1 Penanaman pohon2. Ada, karena merupakan usaha konservasi yang bertujuan

untuk menjamin keserasian dan keberadaan sumber daya alam fisik dan hayati serta ekosistem, dari penurunan kualitas dan kuantitas serta penurunan pemanfaatan, dan dari kerusakan lingkungan.

Berpikir Kritis

Page 88: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

82 Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

Page 89: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

83Buku Guru IPA X SMALB Tunarungu

Daftar Pustaka

Biggs Alton, Withney Crispen Hagins, Chris Kapicka, Linda Lundgren, Peter Rillero, Kathleen G. Tallman, Dinah Zike, National Geographic. 2004. Biology - The Dynamic of Life. New York: McGraw–Hill Companies.

Biggs Alton, Withney Crispen Hagins, Chris Kapicka, Linda Lundgren, Peter Rillero, Kathleen G. Tallman, Dinah Zike, National Geographic. 2008. Biology. New York: McGraw– Hill Companies.

Briggs, J.G.R. 2002. Chemistry Insight. Singapore: Longman. Pearson Education Asia Pte. Ltd.

Briggs, J.G.R. 2002. Science in Focus Chemistry for GCE “0” Level. Singapore: Longman. Pearson Education Asia Pte. Ltd.

Buthelezi, Thandi, Laurel Dangrando, Nicholas Hainen Cheryl Wistrom, Dinah Zike. 2008. Glenco Science Chemistry Matter and Change. New York: McGraw-Hill.

Campbell, Neil.A., Jane B Reece, Lawrence G. Mitchell. 1999. Biologi. Benjamin cummings.

Charles Beecroft, et al. 2007. Focus and Life Science. New York: McGraw–Hill Companies.

Giancoli, Douglas. 2001. Fisika Jilid 2 (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Giancoli, Douglas. 2001. Fisika Jilid 1 (terjemahan). Jakarta: Erlangga.

Halliday dan Resnick, 1991. Fisika Jilid 1 (Terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga.

Jane B Reece, et al. 2012. Campbell Biologi. Benjamin cummings.

Page 90: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK

Dra. Herlina Fitrihidajati, [email protected] Pengajar Jurusan Biologi FMIPA UNESAKeahlian: Biologi/Ilmu LingkunganBuku:• Biologi Umum (2007)

Miseri, [email protected] Pengajar IPA SMALB SLB Negeri GedanganKeahlian: TunarunguBuku:

Dr. Fida Rachmadiarti, [email protected] Pengajar Jurusan Biologi FMIPA UNESAKeahlian: Biologi/EkologiBuku:• Biologi Umum (2007)• Buku Teks Pelajaran IPA

untuk SMP Kelas VII (2007)• Buku Teks IPA K-13 Kelas VII

(2015)

Dr. Wahono Widodo, [email protected] Pengajar Jurusan Pendidikan IPA UNESAKeahlian: Pendidikan IPABuku:• BSE IPA untuk SMP Kelas

VIII (2008)• Buku Siswa dan Buku Guru

IPA SMP Kelas VII K-13(2014)

• Fisika Umum berorientasiKKNI (2015)

Tim Penulis

Page 91: Hak Cipta pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan TIDAK