hak akses informasi bagi anak didik di lembaga...

204
HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA) KELAS II JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) oleh : YANA MARIYANA NIM : 11150251000017 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Upload: others

Post on 06-Nov-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA

PEMBINAAN KHUSUS ANAK (LPKA) KELAS II JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

oleh :

YANA MARIYANA

NIM : 11150251000017

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS

ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1440 H / 2019 M

Page 2: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini
Page 3: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini
Page 4: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini
Page 5: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

ABSTRAK

Yana Mariyana (11150251000017). Hak Akses Informasi bagi Anak Didik di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta. Dibawah bimbingan

Pungki Purnomo, M.LIS. Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2019.

Hak akses informasi merupakan hak bagi setiap orang tidak terkecuali bagi

narapidana anak atau yang sekarang disebut sebagai anak didik di dalam Lembaga

Pembinaan Khusus Anak. Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui

makna hak akses informasi bagi anak didik dan petugas, serta untuk mengungkap

layanan informasi di LPKA Kelas II Jakarta. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif dan

menggunakan metode kualitatif. Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data

yaitu berupa wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang

digunakan yaitu dengan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa anak didik dan petugas memaknai bahwa

hak akses informasi sebagai hal yang penting. Anak didik memaknai pentingnya hak

akses informasi yaitu dengan mengikuti kegiatan dan memanfaatkan fasilitas

informasi yang diberikan seperti kegiatan sekolah paket, perpustakaan dan

sebagainya. Kemudian pihak LPKA Kelas II Jakarta memaknai pentingnya hak akses

informasi bagi anak didik yaitu dengan memberikan kegiatan dan fasilitas yang

bermanafaat agar anak didik mendapatkan pengetahuan dan keterampilan selayaknya

manusia pada umumnya. Pemberian hak akses informasi bagi anak didik terdiri dari

media cetak dan digital, layanan edukasi, layanan perpustakaan, program

keterampilan dan sebagainya. LPKA Kelas II Jakarta melarang adanya akses internet,

hal ini bertujuan untuk mencegah hal negatif yang dapat dilakukan oleh anak didik,

dan larangan akses internet bukanlah kendala bagi anak didik dalam memperoleh

informasi. Adapun kendala dalam pemberian hak akses informasi yaitu anak didik

masih merasa terbatas dalam memanfaatkan perpustakaan dikarenakan lokasi LPKA

Kelas II Jakarta yang masih bergabung dengan Lapas Kelas IIA salemba.

Kata Kunci: Hak Akses Informasi, Perpustakaan Penjara, Lembaga Pembinaan Khusus Anak, Narapidana Anak, Anak Didik Pemasyarakatan

i

Page 6: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas

limpahan nikmat iman dan islam, nikmat rizki serta nikmat sehat wal„afiat, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hak Akses Informasi bagi Anak

Didik di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta”. Penulis

menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata

sempurna. Namun penulis merasa sangat bersyukur telah dipertemukan dengan

berbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, atas

segalanya penulis ucapkan terimakasih kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., MA, selaku Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Syaiful Umam, M,A Ph. D, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Siti Maryam, M.Hum, selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Amir Fadila, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas

Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia

memberikan waktu, pemikiran, dan nasihatnya serta selalu sabar membantu dan

membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi.

ii

Page 7: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

6. Seluruh Dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan

pembelajaran yang berharga.

7. Kedua orang tua tercinta, Ayahanda Bahruddin dan Ibunda Kasmawati, serta

adik penulis, Syahrul Bahri yang tiada henti mendoakan, memberikan motivasi

secara moril maupun materil dalam menyelesaikan tugas akhir skripsi ini.

8. Kementrian Hukum dan HAM Kantor Wilayah DKI Jakarta, khususnya bagian

Dirjen Pemasyarakatan dan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Jakarta,

khususnya Bagian Pembinaan, Bagian Umum, Bagian Registrasi dan seluruh

petugas dan anak didik pemasyarakatan yang telah bersedia membantu penulis

dalam melakukan pencarian data penelitian skripsi.

9. Bapak Ryandi Fahnaz, A.Md.IP., S.H., selaku Kepala Subseksi Pendidikan dan

Bimkemas LPKA Kelas II Jakarta yang telah bersedia membantu penulis dalam

mendapatkan informasi. Serta Bapak Muslih Sofar selaku bagian Pengelola

Pembinaan Kerohanian Anak Didik di LPKA Kelas II Jakarta yang telah

menyediakan waktunya untuk membantu penulis dalam melakukan observasi.

10. Sahabat seperjuangan sejak dibangku kuliah, Vira Desintha, Ika Surandari,

Ambar Indriyati dan Revandi Ahmad yang telah memberikan semangat dan

masukan selama penulisan skripsi ini.

11. Lalita May Wilda, salah satu sahabat penulis di KKN UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta Kelompok Gundam 027, yang telah menyediakan waktu dan tenaga

iii

Page 8: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

untuk menemani dan membantu penulis dalam melakukan penelitian di LPKA

Kelas II Jakarta.

12. Seluruh teman-teman Jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan 2015 khususnya JIP

Kelas A yang sama-sama sedang berjuang dalam pendidikan.

Demikianlah ucapan terimakasih semoga segala bantuan dan dukungannya

mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi yang membaca, dan penulis tentunya mengharapkan kritik dan

saran agar dapat menghasilkan karya yang lebih baik lagi di masa mendatang.

Jakarta, Juli 2019

Yana Mariyana

iv

Page 9: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ v

DAFTAR TABEL ..................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ viii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................................... 1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................................... 7

D. Definisi Istilah .................................................................................................... 8

E. Sistematika Penulisan ........................................................................................ 9

BAB II TINJAUAN LITERATUR .......................................................................... 11

A. Perpustakaan Lembaga Pemasyarakatan.......................................................... 11

1. Pengertian Lembaga Pemasyarakatan .......................................................... 11

2. Perpustakaan Lembaga Pemasyarakatan sebagai Perpustakaan Khusus ..... 13

3. Peran Perpustakaan Lembaga Pemasyarakatan ............................................ 15

4. Koleksi Perpustakaan Lembaga Pemasyarakatan ........................................ 17

B. Hak Akses Informasi sebagai Hak Anak Didik di Lembaga Pembinaan

Khusus Anak ........................................................................................................ 19

1. Pengertian Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA).............................. 19

2. Hak-Hak Anak Didik Pemasyarakatan ......................................................... 21

3. Kebutuhan Informasi Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan .................. 24

4. Hak Akses Informasi Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan .................. 26

5. Jenis dan Layanan Informasi ........................................................................ 29

C. Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 31

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................... 33

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian....................................................................... 33

B. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................................... 34

v

Page 10: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

C. Teknik Pemilihan Informan ............................................................................. 35

D. Sumber Data .................................................................................................... . 37

E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................................... 38

F. Teknik Analisis Data ........................................................................................ 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 43

A. Setting Lokasi Penelitian.................................................................................. 43

1. Selayang Pandang LPKA Kelas II Jakarta .............................................................. 43

2. Visi dan Misi ........................................................................................................... 44

3. Struktur Organisasi, Tugas Pejabat Struktural dan Sumber Daya Manusia ............ 45

4. Penghuni LPKA Kelas II Jakarta ............................................................................ 49

5. Hak Anak Didik LPKA Kelas II Jakarta ................................................................. 50

6. Program Pembinaan Anak Didik ............................................................................ 51

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan..................................................................... 54

1. Anak Didik dan Pihak LPKA Kelas II Jakarta dalam Memaknai Hak Akses Informasi .................................................................................................................... 55

2. Layanan Informasi Anak Didik oleh Petugas LPKA Kelas II Jakarta .................... 89

BAB V PENUTUP ................................................................................................... 111

A. Kesimpulan .................................................................................................... 111

B. Saran ............................................................................................................... 112

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 114

vi

Page 11: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Rincian Jadwal Penyusunan Skripsi……………………………………...35

Tabel 3.2 Gambaran Umum Informan Anak Didik…………………………………36

Tabel 3.3 Gambaran Umum Informan Petugas LPKA…………………………….. 36

Tabel 4.1 SDM berdasarkan Tingkat Pendidikan………………………………….. 48

Tabel 4.2 Jumlah Petugas berdasarkan Fungsional Kerja…………………………..48

Tabel 4.3 Data Anak Didik berdasarkan Agama……………………………………49

Tabel 4.4 Data Anak Didik berdasarkan Usia……………………………………....49

Tabel 4.5 Data Anak Didik berdasarkan Jenis Kejahatan…………………………..50

Tabel 4.6 Jadwal Pelaksanaan Layanan Edukasi……………………………………91

Tabel 4.7 Koleksi Perpustakaan LPKA Kelas II Jakarta……………………………93

Tabel 4.8 Kerjasama Layanan Informasi dengan Pihak Lain………………………95

vii

Page 12: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Struktur Organisasi……………………………………………………..45

viii

Page 13: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Informasi secara umum dapat dimaknai sebagai sebuah pesan, ide, gagasan

yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain melalui angka, audio, lisan,

tulisan maupun gambar. Dalam artian luas Informasi juga dikatakan sebagai ilmu

pengetahuan, dan ilmu pengetahuan merupakan kebutuhan bagi manusia yang

tidak lepas dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan akan Informasi terkadang

muncul karena adanya kesenjangan pengetahuan dalam diri seseorang, untuk

mengatasi kesenjangan tersebut, seseorang akan mencari informasi yang

dibutuhkannya agar segera terpenuhi. Dalam kajian ilmu perpustakaan, data yang

diolah akan menjadi informasi, dan informasi yang telah diolah akan menjadi

pengetahuan, seluruh koleksi perpustakaan tersebut kemudian disebut sebagai

informasi dan ilmu pengetahuan itu kemudian dimanfaatkan oleh manusia sesuai

dengan kegunaannya.1 Ilmu pengetahuan terus berkembang, perkembangannya

sejalan dengan usaha dan kemampuan manusia sesuai dengan kemampuan

manusia yang memiliki sifat ingin tahu yang tak pernah berhenti atau padam.2

Untuk memenuhi rasa ingin tahu tentunya setiap orang memiliki hak untuk

mengakses informasi-informasi yang diinginkan maupun yang dibutuhkan. Salah

1 Sutarno, Tanggung Jawab Perpustakaan: Dalam Mengembangkan Masyarakat Informasi (Jakarta: Panta Rel, 2005). h, 65.

2 Tanggung Jawab Perpustakaan: Dalam Mengembangkan Masyarakat Informasi. h, 65.

1

Page 14: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

satu cara untuk mempercepat berkembangnya industri informasi dan meluasnya

akses informasi adalah adanya kebebasan informasi, atau yang bisa kita sebut

sebagai demokratisasi informasi.

Hak untuk mendapatkan informasi maupun ilmu pengetahuan tentunya adalah

hak setiap orang tanpa terkecuali, karena Hak atas informasi merupakan Hak Asasi

Manusia sebagai salah satu wujud dari kehidupan berbangsa dan bernegara yang

demokratis. Negara Indonesia telah memberi pengakuan dan jaminan secara

tertulis mengenai hak informasi sebagaimana diatur dalam konstitusi perubahan

kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F

yang menyatakan bahwa :

“Setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk

mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk

mencari, memperoleh, memiliki, dan menyimpan informasi dengan

menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.”3

Berdasarkan Undang-Undang tersebut dapat dikatakan bahwa akses informasi

adalah hak setiap warga Negara tanpa memandang perbedaan sedikitpun. Menurut

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan pada Pasal 5

dikatakan bahwa masyarakat mempunyai hak yang sama untuk memperoleh

3 Indonesia, “Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F,” diakses 20

November 2018, http://jdih.pom.go.id/uud1945.pdf.

2

Page 15: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

layanan serta memanfaatkan dan mendayagunakan fasilitas perpustakaan.4

Masyarakat yang dimaksud adalah pemustaka di Lembaga Pembinaan Khusus

Anak itu sendiri yakni seluruh anak didik. Perpustakaan merupakan salah satu

tempat yang disediakan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak dalam memberikan

akses mencari informasi bagi anak didik.

. Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak atau dikenal dengan sebutan

Lembaga Pembinaaan Khusus Anak (LPKA) merupakan tempat bagi anak yang

menjalani proses peradilan atau menjalani masa pidana. Narapidana dalam proses

pemasyarakatan perlu diperhatikan hak-haknya dan perlu diberi perlindungan

hukum. Terlebih lagi, jika narapidana itu masih dibawah umur dalam arti ia belum

berusia 18 (delapan belas) tahun atau belum kawin, yang dalam pemasyarakatan

disebut sebagai anak pidana.5 Pada pasal 85 UU SPPA juga menyatakan bahwa

Lembaga Pembinaan Khusus Anak wajib menyelenggarakan pendidikan,

pelatihan, keterampilan, pembinaan dan pemenuhan hak lain sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

Berdasarkan surat keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor

M. 02-PK.04. 10 Tahun 1990 Tentang Pola Pembinaan Narapidana atau Tahanan

dikatakan bahwa narapidana maupun anak didik berhak memperoleh informasi

melalui kegiatan pembinaan seperti ceramah umum, kegiatan pengembangan

4 Indonesia, “Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan,” diakses 19 November

2018, http://htl.unhas.ac.id/form_peraturan/photo/094607-UU%20No.43%20tahun% 202007% 20 tentang%20Perpustakaan.pdf.

5 Fransiska Novita Eleanora dan Masri Esther, “Pembinaan Khusus Anak Menurut Sistem Peradilan Pidana Anak,” Jurnal Kajian Ilmiah Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 18, no. 3 (2018). diakses

20 November 2018, http://www.jurnal.ubharajaya.ac.id/index.php/kajian-ilmiah/article/view/266. h.28.

3

Page 16: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

bakat, menyalurkan minat baca di perpustakaan, serta adanya kegiatan rekreasi

seperti penyelenggaraan pertunjukan melalui pemutaran film, video, dan lain-lain.

LPKA Kelas II Jakarta telah memberikan hak akses informasi untuk para anak

didik melalui perpustakaan. LPKA Kelas II Jakarta memberikan beberapa layanan

dan kegiatan perpustakaan seperti Layanan Edukasi, Layanan Sirkulasi dan

Program Literasi Informasi. Selain itu LPKA Kelas II Jakarta juga memberikan

pelatihan atau kursus komputer, bahasa inggris guna mendukung pendidikan anak

didik serta memberikan akses informasi lainnya melalui media siaran TV.

Observasi yang dilakukan peneliti pada bulan Oktober dan November 2018,

peneliti mengamati beberapa kegiatan anak didik di LPKA Kelas II Jakarta, salah

satunya yaitu kegiatan PKBM atau Sekolah Paket. Kegiatan ini bertujuan untuk

memberikan informasi melalui layanan edukasi yang dilaksanakan di perpustakaan

pada pukul 08.30 s/d 12.00 WIB. Anak didik diberikan materi pelajaran sekolah

seperti sejarah, agama dan matematika, kemudian materi pelajaran sekolah paket

tersebut diberikan oleh pengajar dari luar LPKA Kelas II Jakarta. Layanan edukasi

ini terdiri dari Sekolah Paket A (setara SD) pada hari Senin, Paket B (setara SMP)

pada hari Kamis, Paket C (Setara SMA) pada hari Selasa dan Rabu. Selama

kegiatan ini berlangsung tentunya anak didik diberi pelayanan dan diawasi oleh

petugas. LPKA Kelas II Jakarta juga menyediakan layanan perpustakaan sebagai

hak bagi anak didik dalam mencari informasi yang diinginkan melalui Layanan

Sirkulasi yaitu pada hari Senin s/d Jum‟at pada pukul 15.30 s/d 16.00 WIB.

Berdasarkan wawancara singkat dengan salah satu anak didik bahwa peminjaman

4

Page 17: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

buku perpustakaan dilakukan dengan memberikan uang deposit atau jaminan

sebesar Rp.5000,- / Rp.10000,- untuk satu buku yang dipinjam, jika buku tersebut

hilang maka uang jaminan tidak dikembalikan, serta diberikan batas waktu

peminjaman koleksi perpustakaan untuk anak didik selama 3 hari.

Selama pengamatan berlangsung, terlihat ada kendala mengenai pemberian

hak untuk mengakses informasi di LPKA Kelas II Jakarta, dimana anak didik

hanya diperbolehkan mengakses informasi di perpustakaan pada pelaksanaan

sekolah paket, yang tentunya berbeda-beda jadwal bagi setiap anak didik di tingkat

SD, SMP, SMA. Selain itu untuk mengakses, meminjam dan membaca buku juga

diperbolehkan sesuai peraturan LPKA yaitu pada jadwal layanan perpustakaan

setiap hari Senin sampai Jum‟at dalam waktu setengah jam saja, serta jangka

waktu peminjaman koleksi yang hanya diperbolehkan selama 3 hari. Selain itu

layanan perpustakaan dibatasi dikarenakan perpustakaan LPKA Kelas II Jakarta

juga merupakan fasilitas perpustakaan untuk narapidana dewasa Lembaga

Pemasyarakatan Kelas IIA Salemba sehingga menyebabkan jadwal layanan

perpustakaan untuk Anak didik dan Narapidana dewasa harus dibedakan untuk

menghindari bentrok antara keduanya.

Berdasarkan wawancara singkat dengan salah satu pegawai bagian Pengelola

Pembinaan Kerohanian Anak Didik di LPKA Kelas II Jakarta, Bapak Muslih

Sofar, anak didik juga mendapatkan program literasi informasi yang dilaksanakan

pada hari Selasa dan tujuan dari kegiatan literasi informasi yaitu untuk

meningkatkan minat baca anak-anak didik. Selain itu anak didik memperoleh hak

5

Page 18: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

untuk informasi diluar perpustakaan seperti kursus bahasa inggris, kursus

komputer serta menonton siaran TV di blok atau kamar tidur. TV yang disediakan

berukuran 32 inchi dan anak didik diperbolehkan mengakses TV pada jam-jam

istirahat. Anak didik juga menerima pelatihan dibidang komputer, namun anak

didik tidak diberikan akses internet pada komputer tersebut karena dikhawatirkan

jika nantinya mereka dapat menyalahgunakan penggunaan internet untuk hal yang

tidak sewajarnya.

Anak didik tentunya berhak mendapatkan hak akses informasi yang sesuai

dengan kebutuhan dan Pihak LPKA pun harus memberikan hak akses informasi

untuk anak didik sesuai dengan kebijakan lembaga dan perundang-undangan.

Berdasarkan latar belakang di atas, kemudian penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dalam skripsi yang berjudul, ´ + D N $ N V H V , Q I R U P D V L % D J L G L /

H P E D J D 3 H P E L Q D D Q . K X V X V $ Q D N / 3 . $ . H O D

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah

a. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini fokus pada permasalahan dan tidak menyimpang dari pokok

pembahasan yang hendak di teliti oleh penulis, maka penulis membatasi masalah

diantaranya :

1. Pemahaman anak didik dan petugas LPKA terhadap Hak Akses Informasi

2. Arti penting Hak Akses Informasi bagi anak didik di LPKA Kelas II

Jakarta b. Rumusan Masalah

6

Page 19: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Adapun berdasarkan Latar Belakang diatas, rumusan masalah dari penelitian ini

yaitu :

1. Bagaimana Anak Didik dan pihak LPKA memaknai Hak Akses Informasi di

Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta?

2. Bagaimana petugas memberi layanan akses informasi terhadap anak didik di

Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta?

C. Tujuan dan Manfaat

Penelitian a. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin diperoleh melalui penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui makna hak akses informasi bagi anak didik di Lembaga

Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta

2. Untuk mengungkap layanan petugas LPKA terhadap hak akses informasi

a. Manfaat Penelitian

Dari tujuan diatas, ada beberapa manfaat yang ingin diperoleh oleh peneliti

diantaranya sebagai berikut :

1. Bagi Instansi Penelitian yaitu dapat membantu dan memberikan masukan serta

tambahan pengetahuan kepada instansi terkait untuk meningkatkan kualitas

dalam memberikan hak akses informasi bagi anak didik di Lembaga Pembinaan

Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta

2. Bagi Peneliti untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata

satu Ilmu Perpustakaan serta untuk menambah wawasan dan informasi

7

Page 20: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

mengenai hak akses informasi bagi anak didik di Lembaga Pembinaan Khusus

Anak (LPKA) Kelas II Jakarta

D. Definisi Istilah

Informasi adalah ilmu pengetahuan. Dalam kajian ilmu perpustakaan, data

yang diolah akan menjadi informasi, dan informasi yang telah diolah akan menjadi

pengetahuan, seluruh koleksi perpustakaan tersebut kemudian disebut sebagai

informasi dan ilmu pengetahuan itu kemudian dimanfaatkan oleh manusia sesuai

dengan kegunaannya.6

Hak Akses Informasi adalah hak untuk setiap orang dalam mencari dan

memanfaatkan informasi dari media informasi. Hak akses informasi merupakan

hak publik untuk memperoleh informasi sesuai dengan peraturan perundang-

undangan dan menjadi saatu elemen penting dalam mewujudkan penyelenggaraan

Negara yang terbuka.

Anak Didik Pemasyarakatan adalah sebutan untuk anak-anak yang berusia

dibawah 18 Tahun yang menjalani proses pidana atau yang sedang berkonflik

dengan hukum. Anak didik secara umum dikenal dengan sebutan narapidana anak

yang ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan. Anak didik saat ini memiliki

lembaga pembinaan tersendiri yang dipisahkan dari narapidana dewasa yaitu

Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)

6 Tanggung Jawab Perpustakaan: Dalam Mengembangkan Masyarakat Informasi. h, 65.

8

Page 21: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

E. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyusunan proposal ini, maka peneliti membagi dalam

tahapan-tahapan pembahasan yang terdiri dari beberapa bab yang disusun

berdasarkan sistematika penulisan secara sistematis mulai dari BAB I sampai BAB

V dengan rincian sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini meliputi latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penelitian, definisi istilah dan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Bab ini meliputi landasan teori atau tinjauan pustaka mengenai hal-hal

yang mengacu pada objek yang diteliti seperti Perpustakaan Lembaga

Pemasyarakatan, Lembaga Pembinaan Khusus Anak, Hak-Hak Anak

Didik LPKA, Hak Akses Informasi Anak Didik, Layanan Informasi

serta penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai jenis dan pendekatan penelitian, jenis dan

sumber data, teknik pengumpulan data, penentuan informan, teknik

pengolahan dan analisis data, serta jadwal penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum Lembaga Pembinaan Khusus

Anak (LPKA) Kelas II Jakarta, hasil penelitian dan pembahasan

9

Page 22: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

mengenai Hak akses informasi bagi anak didik di Lembaga Pembinaan

Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari penelitian. Peneliti juga

memberikan masukan kepada Lembaga Pembinaan Khusus Anak

(LPKA) Kelas II Jakarta mengenai hak akses informasi bagi anak didik

dengan singkat dan jelas.

10

Page 23: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Perpustakaan Lembaga Pemasyarakatan

1. Pengertian Lembaga Pemasyarakatan

Lembaga Permasyarakatan merupakan salah satu komponen dalam Sistem

Peradilan Pidana di Indonesia yang berfungsi sebagai pembinaan terhadap

narapidana. Sistem Peradilan Pidana merupakan suatu sistem penegakan hukum

sebagai upaya penanggulangan kejahatan. Sistem Peradilan Pidana terdiri dari 4

komponen (sub sistem), yaitu sub sistem kepolisian, sub sistem kejaksaan, sub

sistem pengadilan dan sub sistem lembaga pemasyarakatan. Lembaga

Permasyarakatan sebagai sub sistem yang paling akhir yang langsung berhadapan

dengan narapidana untuk melaksanakan pembinaan, mempunyai posisi yang

strategis dalam mewujudkan tujuan akhir dari Sistem Peradilan Pidana. Lembaga

Permasyarakatan diharapkan mampu merealisasikan tujuan akhir Sistem

Peradilan Pidana yaitu mencegah timbulnya kejahatan.

Dalam Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan dikatakan bahwa Lembaga Pemasyarakatan merupakan tempat

untuk melaksanakan pembinaan terhadap Narapidana dan Anak Didik

Pemasyarakatan. Lembaga Pemasyarakatan sebagai unit pelaksanaan teknis

dibidang pembinaan narapidana berada di bawah dan bertanggung jawab langsung

kepada Kepala Kantor Wilayah Departemen Hukum dan HAM. Lembaga

pemasyarakatan atau yang juga dikenal dengan sebutan penjara, adalah tempat

11

Page 24: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

untuk merupakan tempat yang membina dan memperlakukan narapidana agar

menjadi individu yang lebih baik dan berguna di masyarakat nantinya.

Dalam Undang-Undang No.12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, Pasal 1 ayat

2 menegaskan bahwa :

“Sistem Pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai arah dan batas serta

cara pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan berdasarkan Pancasila yang

dilaksanakan secara terpadu antara pembina, yang dibina, dan masyarakat

untuk meningkatkan kualitas Warga Binaan Pemasyarakatan agar menyadari

kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga

dapat diterima kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan

dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga negara yang

baik dan bertanggung jawab“.7

Fungsi lembaga pemasyarakatan adalah sebagai tempat untuk melakukan

pembinaan kepada narapidana/anak, memberikan bimbingan, persiapan sarana

dan mengelola hasil kerja, melakukan bimbingan sosial kerohanian terhadap

narapidana/anak, melakukan pemeliharaan keamanan dan mematuhi tata tertib

lembaga kemasyarakatan, melakukan urusan tata usaha rumah tangga.8 Upaya

penanggulangan perkara anak harus dibedakan dengan penanganan perkara orang

7 Indonesia, “Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Pasal 1 Ayat 2 tentang Pemasyarakatan,”diakses

4 November 2018, https://www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/lt5024cd112dc45/parent/ lt5024cc61e623d. 8 Anggara Baldi, “Pemenuhan Hak-Hak Pendidikan Keagamaan Islam Anak Binaan di Lembaga Pemasyarakatan Pakjo Palembang,” Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Raden Fatah Palembang 3, no. 1 (2017): diakses 15 Februari 2019, http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/ Tadrib/article/view/1389/pdf.h.166.

12

Page 25: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

dewasa agar kepentingan anak dapat dipenuhi dan dilindungi karena anak

mempunyai mental dan pola pikir dan fisik yang berbeda dengan orang dewasa.

Perlakuan khusus terhadap perkara anak telah diatur dalam Undang-Undang

Peradilan Anak dan Undang-Undang Pemasyarakatan. Salah satu upaya untuk

melindungi kepentingan anak adalah adanya pemisah antara Lembaga

Pemasyarakatan untuk membina anak yang berstatus narapidana atau disebut

Anak Didik dengan Lembaga Pemasyarakatan untuk membina narapidana

dewasa.

2. Perpustakaan Lembaga Pemasyarakatan sebagai Perpustakaan Khusus

Perpustakaan dimaknai sebagai tempat menyimpan buku maupun tempat

untuk mendapatkan informasi dan ilmu pengetahuan. Perpustakaan terdiri dari

berbagai jenis seperti perpustakaan umum, perpustakaan khusus, perpustakaan

perguruan tinggi, perpustakaan pribadi dan perpustakaan nasional. Semua jenis

perpustakaan tersebut mempunyai tujuan yang sama yakni memenuhi kebutuhan

informasi pemustaka. Perpustakaan yang berada di Lembaga Pemasyarakatan

termasuk perpustakaan khusus, sebagaimana pernyataan pada Undang-undang

Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 1 Ayat 7 tentang Perpustakaan bahwa:

“Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diperuntukkan secara

terbatas bagi pemustaka di lingkungan lembaga pemerintah, lembaga

13

Page 26: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

masyarakat, lembaga pendidikan keagamaan, rumah ibadah, atau

organisasi lain.”9

Perpustakaan khusus merupakan perpustakaan dengan koleksinya yang

bersifat khusus, yang digunakan sebagai sarana penunjang untuk

mengembangkan pengetahuan bagi masyarakat tertentu.10

Adapun karakteristik

perpustakaan khusus sebagai berikut:

a. Memiliki buku dengan jumlah terbatas pada satu atau beberapa disiplin

ilmu

b. Melayani pengguna dalam kelompok tertentu saja

c. Memiliki jenis koleksi informasi tertentu dan termuat dalam berbagai

media

d. Memiliki koleksi bukan pada buku saja melainkan pada majalah,

pamphlet, paten, laporan penelitian, abstrak, atau indeks karena jenis

tersebut umumnya merupakan informasi yang lebih mutakhir disbanding

buku

e. Jasa yang diberikan mengarah kepada minat angota perorangan karena itu

perpustakaan menyediakan jasa yang sangat berorientasi ke pemakainya

dibandingkan jenis perpustakaan lain. Jasa yang diselenggarakana

9 “Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.”

10 Sumardji P, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan (Jakarta: Grasindo, 1999). h, 16

14

Page 27: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

misalnya pemencaran informasi terpilih atau pengiriman fotokopi artikel

sesuai dengan minat pemakai.11

Perpustakaan di Lembaga Pemasyarakatan merupakan perpustakaan khusus

yang melayani para pemustakanya seperti narapidana. Oleh karena itu sebagai

perpustakaan khusus, maka perpustakaan di Lembaga Pemasyarakatan harus

membantu mencukupi kebutuhan informasi pemustaka yang ada di lembaga

tersebut.

3. Peran Perpustakaan Lembaga Pemasyarakatan

Narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan juga memiliki kebutuhan

dasar, satunya adalah kebutuhan informasi, narapidana berhak memperoleh hak

untuk mengakses informasi di perpustakaan karena narapidana merupakan

bagian dari masyarakat yang nantinya akan kembali kepada lingkungan

masyarakat. Apabila dihubungkan dengan tujuan perpustakaan pada umumnya

maka sangatlah penting bagi Lembaga Pemasyarakatan memiliki perpustakaan

untuk memenuhi kebutuhan informasi pemustaka, yang dalam hal ini adalah

narapidana. Dalam peraturan PBB tentang standar minimum untuk perlakuan

terhadap narapidana tahun 1995 Pasal 40 berbunyi:

“Setiap institusi seperti Lembaga Pemasyarakatan harus memiliki

perpustakaan untuk digunakan oleh narapidana dan diisi dengan buku rekreasi

11 Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1993). h, 49

15

Page 28: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

dan pengetahuan dan narapidana harus didorong untuk memanfaatkan

sepenuhnya”.12

Perpustakaan telah menjadi bagian penting dalam lingkup pemasyarakatan

karena perpustakaan adalah fasilitas penunjang untuk tahanan atau narapidana.

Perpustakaan penjara harus berperan sebagai tempat untuk mendukung edukasi,

rekreasi dan rehabilitasi bagi tahanannya serta perpustakaan Penjara harus

memberi kesempatan kepada para pelaku/tahanan untuk berkembang seperti

keterampilan melek huruf, mengejar minat pribadi, budaya dan sebagai

pembelajaran seumur hidup.13

Salah satu cara pembinaan narapidana adalah

dengan membuka perpustakaan di Lembaga Pemasyarakatan. Perpustakaan

Lembaga Pemasyarakatan dapat membantu tugas lembaga untuk membentuk

narapidana agar dapat hidup secara wajar baik dalam kehidupan moral maupun

sosial. UU No. 43 tahun 2007 pasal 5 ayat 3 tentang Perpustakaan menyebutkan

bahwa :

“Masyarakat yang memiliki cacat atau kelainan fisik, mental, emosional,

intelektual, dan atau sosial berhak memperoleh layanan perpustakaan yang

disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan masing-masing.”14

12

Vibeke Lehmann dan Joanne Locke, “Guidelines for Library Services to Prisoners” (The Hague :

International Federation of Library Associations and Institutions, 2005), diakses 21 Januari 2019, https://archive.ifla.org/VII/s9/nd1/iflapr-92.pdf. h.5. 13 Lehmann dan Locke, “Guidelines for Library Services to Prisoners.” h.4.

14 Indonesia, “Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan,” diakses 19 November

2018, http://htl.unhas.ac.id/form_peraturan/photo/094607UU%20No.43%20tahun%202007%20 tentang%20Perpustakaan.pdf.

16

Page 29: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Sebagai lembaga yang menaungi masyarakat yang berkonflik dengan hukum

maka undang-undang tersebut memperkuat bahwa Lembaga Pemasyarakatan

perlu memiliki perpustakaan. Berdasarkan surat keputusan Menteri Kehakiman

Republik IndonesiaNomor M. 02-PK.04. 10 Tahun 1990 Tentang Pola

Pembinaan Narapidana atau Tahanan dikatakan bahwa peran Perpustakaan untuk

narapidana maupun anak didik yaitu :

1) Untuk mengisi waktu terluang dan guna menyalurkan minat baca, maka

disediakan perpustakaan.

2) Perpustakaan yang diselenggarakan Rutan/Cabrutan, meliputi buku Agama,

pengetahuan umum, kejuruan dan lain-lain yang dipandang tidak mengganggu

keamanan dan ketertiban Rutan/Cabrutan serta bermanfaat bagi tahanan.

3) Buku-buku bacaan yang ada di perpustakaan dapat dipinjam oleh tahanan

yang waktu dan tempatnya diatur oleh Kepala Rutan/ Cabrutan.15

4. Koleksi Perpustakaan Lembaga Pemasyarakatan

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan Pasal 14 Ayat 1F dikatakan bahwa setiap narapidana berhak

mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak

dilarang.16

Oleh karena itu perpustakaan penjara harus menyediakan sumber daya

15 Menteri Kehakiman Republik Indonesia, “Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M. 02-PK.04.10 Tahun 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan,” diakses 28 Maret

2019, https://www.scribd.com/document/361001492/Kepmenkumham-No-m-02-Pk-04-10-Tahun-1990-Pola-Pembinaan-Napi-Dan-Tah.

16 Indonesia, “Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Pasal 14 Ayat 1F tentang Pemasyarakatan,” diakses 4 November 2018, https://www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/lt5024cd112dc45/

17

Page 30: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

atau sumber bacaan untuk pendidikan penjara, program rehabilitasi dan

persyaratan spesifik seperti koleksi hukum. Berdasarkan Federasi Internasional

dan Asosiasi Perpustakaan bahwa koleksi perpustakaan penjara harus mencakup

jenis bahan sebagai berikut :

1. referensi umum

2. fiksi dan non fiksi

3. biografi

4. komik dan novel

5. materi hukum

6. kumpulan puisi

7. bahan belajar mandiri

8. bahan literasi dan berhitung

9. buku berukuran besar

10. majalah dan surat kabar

11. informasi komunitas

12. buku audio

Selain itu dinyatakan pula bahwa koleksi perpustakaan penjara harus

menyertakan materi dalam cetakan dan format lain atau non-cetak seperti audio,

video, komputer untuk memenuhi informasi, pendidikan, budaya, rekreasi, dan

kebutuhan rehabilitasi populasi penjara. Termasuk adanya bahan cetak dan non-

cetak mirip dengan yang ditemukan di perpustakaan umum maupun sekolah.

Serta letak lokasi perpustakaan penjara juga harus strategis di dalam kompleks

penjara, yakni dimana semua tahanan termasuk tahanan yang cacat fisik dapat

menjangkaunya.

18

Page 31: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

B. Hak Akses Informasi sebagai Hak Anak Didik di Lembaga Pembinaan

Khusus Anak

1. Pengertian Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)

Berkaitan dengan Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak atau yang sekarang

disebut dengan Lembaga Pembinaan Khusus Anak Khusus Anak (LPKA), dalam

ketentuan Pasal 1 angka 3 UU Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

memberikan pengertian mengenai Lembaga Pemasyarakatan yang selanjutnya

disebut LAPAS adalah tempat untuk melaksanakan pembinaan Narapidana dan

Anak yang berkonflik dengan hukum.17

Lembaga Pembinaan Khusus Anak atau

disebut LPKA adalah suatu lembaga atau tempat anak yang menjalani masa

pidana. Berdasarkan pasal 1 ayat 3 Undang-undang Sistem Peradilan Pidana Anak

(UU SPPA), Anak yang dimaksud ialah anak yang berkonflik dengan hukum

yang telah berusia 12 tahun tetapi belum berusia 18 tahun.18

Dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan,

yang disebut Anak Didik Pemasyarakatan adalah seorang anak yang dinyatakan

sebagai anak berdasarkan putusan pengadilan sehingga diramapas kebebasannya

dan ditempatkan di Lembaga Pemasyarakatan khusus yaitu Lembaga

Pemasyarakatan Anak. Menurut pasal 1 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995

tentang Pemasyarakatan, Anak Didik Pemasyarakatan adalah :

17 Indonesia, “Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan,” diakses 4 November

2018, https://www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/lt5024cd112dc45/parent/lt5024cc 61e623d. 18 Indonesia, “Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak,” diakses

4 November 2018, https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt5024cc61e623d/node/640/uu-no-11-tahun-2012-sistem-peradilan-pidana-anak.

19

Page 32: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

a. Anak Pidana yaitu anak berdasarkan putusan pengadilan menjalani pidana

di Lapas anak paling lama sampai berumur 18 tahun.

b. Anak Negara yaitu anak yang berdasarkan putusan pengadilan diserahkan

pada Negara untuk dididik dan ditempatkan di Lapas Anak paling lama

berumur 18 tahun.

c. Anak Sipil yaitu anak yang atas permintaan orang tua atau walinya

memperoleh penetapan pengadilan anak untuk dididikan di Lapas Anak

paling lama sampai berumur 18 tahun.19

Dengan lahirnya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem

Peradilan Pidana Anak pada Pasal 104 ditegaskan bahwa setiap lembaga

pemasyarakatan anak harus melakukan perubahan sistem menjadi Lembaga

Pembinaan Khusus Anak sesuai dengan Undang-Undang tersebut, paling Lama 3

(tiga) tahun. Tujuan dari perubahan nama menjadi Lembaga Pembinaan Khusus

Anak (LPKA) ini tentunya untuk mengganti kesan hukuman bagi anak menjadi

pendekatan berbasis HAM di LPKA terutama tentang budi pekerti serta untuk

menghapus kesan angker Lapas yang tak dipungkiri masih melekat hingga

sekarang.20

Perubahan nama dari Lapas Anak menjadi LPKA tentunya juga

berfungsi memberikan pembinaan kepada anak agar menjadi lebih baik lagi, serta

menghilangkan persepsi yang buruk kepada anak sebagai pelaku tindakan pidana.

19 Indonesia, “Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Pasal 1 tentang Pemasyarakatan,” diakses 4

November 2018, https://www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/lt5024cd112dc45/parent/

lt5024cc61e623d.

20 Yulianto dan Yul Ernis, Lembaga Pembinaan Khusus Anak Dalam Perspektif Sistem Peradilan Pidana Anak (Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum dan Hak Asasi Manusia Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, 2016), h.5.

20

Page 33: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Oleh karena itu, memberikan pembinaan kepada anak adanya harapan akan

menumbuhkan sikap dan kesadaran hukum terhadap anak. Paling utama adalah

seorang anak menyadari kesalahannya. Harapan kedepannya tidak mengulangi

lagi, dan dapat membedakan mana perbuatan yang dianggap salah dan perbuatan

yang dianggap benar.21

2. Hak-Hak Anak Didik Pemasyarakatan

Anak yang berada di LPKA atau yang disebut anak didik pemasyarakatan

tentunya memiliki hak yang sama dengan anak-anak lainnya. Berdasarkan pasal

85 ayat 1 UU SPPA dikatakan bahwa anak yang dijatuhi pidana penjara

ditempatkan di LPKA. Tentunya perlu diatur tentang hak dan kewajiban anak

karena kedudukan anak dalam proses peradilan pidana sangat penting. Pasal 85

ayat 2 menyatakan bahwa :

“Anak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berhak memperoleh pembinaan,

pembimbingan, pengawasan, pendampingan, pendidikan dan pelatihan, serta

hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”22

Selanjutnya pasal 85 ayat 3 menyatakan bahwa :

21 Fransiska Novita Eleanora dan Esther Mastri, “Pembinaan Khusus Anak Menurut Sistem Peradilan Pidana Anak,” Jurnal Kajian Ilmiah Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 18, no. 3 (2018). diakses

15 Februari 2019. http://www.jurnal.ubharajaya.ac.id/index.php/kajian-ilmiah/article/view/266. h.216. 22 Indonesia, “Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Pasal 85 Ayat 2 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak,” diakses 4 November2018,https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt5024 cc61e623d/node/640/uu-no-11-tahun-2012-sistem-peradilan-pidana-anak.

21

Page 34: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

“LPKA wajib menyelenggarakan pendidikan, pelatihan keterampilan,

pembinaan, dan pemenuhan hak lain sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan”23

Petugas/pihak LPKA wajib memperhatikan hak setiap anak didik dalam

menjalankan tugas dan fungsi dalam proses peradilan pidana anak, dalam

memberikan hak-hak anak didik di LPKA tentunya dibutuhkan peran aktif dari

petugas LPKA itu sendiri. Hal ini dikarenakan hak-hak anak didik telah diatur

dalam Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak yang meliputi:

1. Diperlakukan secara manusiawi dengan memperhatikan kebutuhan sesuai

dengan umurnya

2. Dipisahkan dari orang dewasa

3. Memperoleh bantuan hukum dan bantuan lain secara efektif

4. Melakukan kegiatan rekreasional

5. Bebas dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan lain yang kejam tidak

manusiawi, serta merendahkan derajat dan martabatnya

6. Tidak dijatuhi pidana mati atau pidana seumur hidup

7. Tidak ditangkap, ditahan atau dipenjara kecuali sebagai upaya terakhir dan

dalam waktu yang paling singkat

8. Memperoleh keadilan di muka pengadilan Anak yang objektif, tindak

memihak, dan dalam sidang yang tertutup untuk umum

9. Tidak dipublikasikan identitasnya

23 Indonesia, “Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Pasal 85 Ayat 3 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak,” diakses 4 November 2018, https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt 5024cc61e623d/node/640/uu-no-11-tahun-2012-sistem-peradilan-pidana-anak.

22

Page 35: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

10. Memperoleh pendampingan orang tua/Wali/pengasuh dan orang yang

dipercaya oleh Anak

11. Memperoleh advokasi sosial

12. Memperoleh kehidupan pribadi

13. Memperoleh aksesibilitas, terutama bagi Anak cacat

14. Memperoleh pendidikan

15. Memperoleh pelayanan kesehatan

16. Memperoleh hak lain sesuai dengan ketentuan perundang-undangan24

Petugas LPKA tentunya harus memperhatikan hak anak yang sedang

menjalani pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 4 Ayat 1 Undang-Undang

Nomor 11 Tahun 2012 Tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang meliputi:

1. Mendapat pengurangan masa pidana

2. Memperoleh asimilasi

3. Memperoleh cuti mengunjungi keluarga

4. Memperoleh pembebasan bersyarat

5. Memperoleh cuti menjelang bebas

6. Memperoleh cuti bersyarat

7. Memperoleh hak hak lain sesuai ketentuan25

Berdasarkan paparan mengenai hak-hak anak didik dapat dikatakan bahwa

anak didik pemasyarakatan atau anak yang ditempatkan di dalam LPKA berhak

mendapatkan pendidikan tanpa dibeda-bedakan dengan anak lainnya. Adapun

pendidikan yang diberikan dapat berupa pendidikan formal seperti pendidikan

24 Indonesia, “Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Pasal 3 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak,” diakses 4 November 2018,https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt5024cc61e623d /node/640/uu-no-11-tahun-2012-sistem-peradilan-pidana-anak.

25 Indonesia, “Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Pasal 4 Ayat 1 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak,” diakses 4 November 2018, https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt5024cc61e623d /node/640/uu-no-11-tahun-2012-sistem-peradilan-pidana-anak.

23

Page 36: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

sekolah dasar, sekolah menengah dan pendidikan tinggi. Serta pendidikan

nonformal seperti pelengkap untuk memperkaya pengetahuan dan wawasan anak

didik. Tugas LPKA dalam pelaksanaan program pendidikan lebih bersifat

fasilitatif yaitu menyiapkan sarana prasarana serta peserta didik. Dalam

pelaksanaan program, petugas LPKA wajib melakukan monitoring dan evaluasi

program pendidikan untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan program terhadap

perkembangan perilaku anak didik.

3. Kebutuhan Informasi Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan

Narapidana maupun Anak Didik tentunya juga memiliki kebutuhan dasar

selayaknya masyarakat pada umumnya. Salah satunya adalah kebutuhan akan

informasi. Terlebih lagi untuk narapidana yang baru saja mendekam di Lembaga

Pemasyarakatan yang kebanyakan sulit untuk beradaptasi. Layanan serta fasilitas

yang diberikan perpustakaan dapat disesuaikan dengan keterbatasan narapidana.

Salah satu fasilitas yang diberikan perpustakaan adalah adanya pustakawan

sebagai pengelola informasi. Pustakawan yang bekerja di perpustakaan Lembaga

Pemasyarakatan dituntut untuk dapat mengenali kebutuhan informasi narapidana

serta mengusahakan tersedianya kebutuhan informasi tersebut. Pustakawan

diharapkan dapat bertindak sebagai penyediaan informasi untuk narapidana.

Dengan terpenuhinya salah satu faktor kebutuhan mendasar narapidana

diharapkan berkembang menjadi individu yang berkualitas sehingga dapat

diterima secara baik dalam kehidupan sosialnya.

24

Page 37: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Oleh karena itu, lembaga pemasyarakatan maupun lembaga pembinaan

khusus anak harus menyediakan fasilitas untuk menunjang kebutuhan informasi

melalui Perpustakaan maupun kegiatan untuk narapidana. Adapun kebutuhan

informasi narapidana diantaranya :

1. Pendidikan, kebutuhan dasar untuk narapidana agar menjadi masyarakat

yang lebih baik

2. Spiritual, yang bertujuan untuk meningkatkan stabilitas emosional dan

pertumbuhan spiritual narapidana

3. Kesehatan, agar para narapidana mengetahui tentang tindakan pencegahan

penyakit

4. Rekreasi, sebagai sumber informasi yang akan membantu narapidana

mengatasi kebosanan yang terkait dengan lingkungan penjara.

5. Keterampilan/Pelatihan Kejuruan, untuk mengasah kemampuan untuk

membantu mereka menemukan pekerjaan yang bermanfaat setelah keluar

dari penjara.

Narapidana di lembaga pemasyarakatan tentunya memiliki kebutuhan

informasi yang sama, karena narapidana ataupun tahanan di penjara adalah

bagian dari masyarakat yang akan kembali ke masyarakat setelah menjalani

hukumannya. Menyediakan kebutuhan informasi mereka akan membantu dalam

25

Page 38: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

mensosialisasikannya kembali masyarakat untuk menjadi warga negara yang

lebih baik untuk diri mereka sendiri dan masyarakat.26

4. Hak Akses Informasi Narapidana/Anak Didik Pemasyarakatan

Informasi menjadi bagian yang sangat menentukan dalam segala kegiatan

manusia dan mempunyai arti penting di dunia ekonomi, bisnis, dan kesejahteraan

manusia.27

Bagi narapidana maupun anak didik informasi tentunya merupakan

hal yang penting yang dapat bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan dan

memperbaiki diri selama berada di dalam penjara. Dengan demikian sebuah

Lembaga Pemasyarakatan tentunya harus memberikan akses informasi kepada

para narapidana maupun anak melalui fasilitas dan layanan informasi yang

disediakan. Salah satu fasilitas layanan informasi di Lembaga Pemasyarakatan

adalah Perpustakaan, seperti dijelaskan dalam Undang-Undang Nomor 43 Tahun

2007 Bab 1 Pasal 1 bahwa :

“Perpustakaan adalah institusi pengelola karya tulis, karya cetak, dan atau

karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna memenuhi

kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi para

pemustaka.”28

26 Atanda S Sambo, Saliu A Usman, dan Nafisa Rabiu, “Prisoners and Their Information Needs:

PrisonLibraries Overview,” Library Philosophy and Practice (e-journal), 2017. diakses 21 Januari 2019. http://digitalcommons.unl.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=4135&context=libphilprac. h. 2.

27 Sri Rumani, Materi Pokok Aspek Hukum dan Bisnis Informasi (Tangerang Selatan: Universitas Terbuka, 2014). h. 23.

28 “Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.”

26

Page 39: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Perpustakaan merupakan sumber informasi yang dapat diakses oleh

masyarakat dan tidak terkecuali bagi narapidana atau anak didik di Lembaga

Pemasyarakatan. Mengenai hak informasi sebagaimana diatur dalam konstitusi

perubahan kedua Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Pasal 28 F yang menyatakan bahwa :

“Setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk

mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk

mencari, memperoleh, memiliki, dan menyimpan informasi dengan

menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.”29

Perpustakaan adalah bagian penting dalam sebuah lembaga pemasyarakatan,

perpustakaan lembaga pemasyarakatan tentunya harus memberikan layanan yang

berfungsi sebagai edukasi, rehabilitasi maupun rekreasi bagi narapidana. Orang

yang di penjara belum melepaskan hak untuk belajar dan mengakses informasi,

dan perpustakaan penjara harus menawarkan bahan dan layanan yang sebanding

perpustakaan komunitas di dunia "bebas".30

Adapun hak akses informasi bagi narapidana maupun anak didik diantaranya:

1. Adanya Kegiatan pendidikan dan budaya harus disediakan dan didukung,

termasuk akses ke perpustakaan yang memadai31

29 “Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F.”

30 Lehmann dan Locke, “Guidelines for Library Services to Prisoners.” h. 4.

31 “Human Right and Prisons” (United Nation Publication, 2005), diakses 5 Mei 2019 https://www.ohchr.org/documents/publications/training11add3en.pdf. h. 10.

27

Page 40: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

2. Hak Akses ke perpustakaan maupun media informasi lainnya harus

didapatkan oleh semua narapidana/anak didik termasuk yang cacat fisik

3. Adanya peraturan untuk mengakses perpustakaan; seperti jadwal layanan

perpustakaan dan media informasi lainnya harus dibatasi

4. Narapidana maupun anak didik berhak mengunjungi perpustakaan setiap

minggunya untuk periode yang cukup lama untuk memilih dan

memperoleh pengetahuan baru, mengajukan pertanyaan/referensi kepada

pustakawan, membaca dan meminjam buku serta mengikuti program atau

layanan lain yang disediakan oleh perpustakaan32

5. Jam akses perpustakaan harus dikoordinasikan dengan jam layanan

pendidikan, pelatihan kerja dan kegiatan lain untuk menghindari

bentroknya jadwal narapidana maupun anak didik di lembaga

pemasyarakatan

6. Pustakawan dan pekerja informasi yang menawarkan layanan harus

menawarkan akses ke koleksi dan layanan tanpa biaya bagi pengguna. Jika

harus ada biaya keanggotaan atau administrasi lainnya maka harus dijaga

semurah mungkin untuk meringkankan pengguna yang kurang beruntung

dari segi sosial33

32

Lehmann dan Locke, “Guidelines for Library Services to Prisoners.” h. 7.

33 Loida Garcia Febo dan Anne Hustad, “Code of Ethics for Librarians and other Information Workers,” IFLA (blog), 2015, diakses 20 Mei 2019, http://www.ifla.org/news/ifla-code-of-ethics-for-librarians-and-other-information-workers-full-version.

28

Page 41: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

7. Tahanan harus memiliki akses ke komputer untuk tujuan belajar yang sah.

namun, akses internet harus dikontrol dengan ketat34

Hak akses informasi tentunya harus diberikan kepada anak didik, adapun

peran petugas baik pustakawan maupun petugas informasi di sebuah lembaga

pemasyarakatan sangatlah penting, hak akses informasi harus diberikan secara

adil sesuai dengan perundang-undangan dan tata tertib atau kebijakan lembaga.

Selain itu pustakawan dan pekerja informasi harus menghormati perlindungan

anak di bawah umur sambil memastikan ini tidak berdampak pada hak-hak

informasi orang dewasa.35

5. Jenis dan Layanan Informasi

Informasi itu sendiri tentunya disediakan dengan beragam bentuk atau jenis.

Bentuk konkret bahan informasi dapat berupa empat macam, yaitu lisan, tertulis,

audiovisual, dan disket atau program komputer.36

Jenis informasi dengan Bahan

tertulis dapat berupa karangan, majalah serta buku-buku yang menyajikan

informasi tentang pendidikan, pekerjaan, kesehatan, dan lain-lain. Kemudian

bahan informasi lisan dapat berupa ceramah umum, Tanya jawab ataupun

wawancara.37

Serta jenis informasi dengan bahan Audiovisual yaitu bahan

informasi kombinasi antara perangkat lunak dengan perangkat keras, misalnya

34 “Standard Guidelines for Corrections in Australia” (Government of Western Australia Departement of Corrective Services, 2012), diakses 21 Mei 2019,https://justice.nt.gov.au/__data/assets/pdf_file /0009/238185/aust-stand_2012.pdf. h. 29

35 Garcia Febo dan Hustad, “Code of Ethics for Librarians and other Information Workers.”

36 Winkel dan Sri Hastuti. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Yogyakarta: Media Abadi, 2006), h. 322.

37 Winkel dan Sri, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. h. 323.

29

Page 42: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

bentuk audiovisual dapat ditunjukkan dengan pemutaran film ataupun video. Serta

Bentuk bahan informasi dengan komputer yaitu juga berguna untuk memudahkan

untuk pencarian informasi mengenai dunia pekerjaan, pendidikan maupun untuk

membuat rencana masa depan.

Layanan Informasi merupakan layanan dimana seseorang dapat memperoleh

pemahaman melalui sebuah informasi maupun pengetahuan yang dibutuhkan

guna untuk mengenali diri sendiri maupun lingkungannya. Salah satu sumber

layanan informasi adalah badan pemerintah yang bergerak di bidang pelayanan

dan pendidikan, yang memuat informasi tentang dunia pekerjaan dunia

pendidikan, serta kehidupan sosial manusia. Salah satu sumber layanan informasi

adalah perpustakaan, layanan informasi di perpustakaan merupakan dimana

pustakawan maupun petugas perpustakaan memberikan layanan dan bantuan

kepada penggunanya dalam mencari informasi yang diperlukan. Perkembangan

perpustakaan yang semakin pesat terjadi dibidang Layanan Informasi yang

beragam. Layanan perpustakaan dikatakan sebagai layanan informasi dan

pembelajaran serta layanan pengajaran, karena karena pustakawan tentunya harus

bisa menjadi pendidik bagi pengguna serta menawarkan layanan informasi

lainnya kepada pengguna. Pustakawan dan pekerja informasi lainnya menawarkan

layanan untuk meningkatkan keterampilan membaca, mempromosikan literasi

informasi termasuk kemampuan untuk mengidentifikasi, menemukan,

mengevaluasi, mengatur dan membuat, menggunakan dan mengkomunikasikan

informasi dan mempromosikan penggunaan informasi

30

Page 43: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

secara etis sehingga membantu menghilangkan plagiarisme dan bentuk

penyalahgunaan informasi lainnya.38

Pemberian layanan informasi merupakan kegiatan pemberian bantuan dari

seorang ahli dalam hal ini pihak Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)

kepada Anak Didik baik berupa informasi mengenai pemahaman diri,

penyesuaian bakat dan minat, kemampuan, cita-cita, pendidikan maupun

pekerjaan yang akan dipilihnya dimasa depan. Oleh karena itu, Meskipun

banyaknya sumber informasi yang disediakan, staf pengelola informasi harus

menilai apakah bahan informasi yang disediakan sudah sesuai dengan kebutuhan

anak didik di sebuah Lembaga Pembinaan Khusus Anak tersebut.

C. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang pertama yang dilakukan sebelumnya yaitu penelitian dari

Indah Permatasari, Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan

Humaniora, Tahun 2013 dengan judul ³ . H Eutuhan Informasi Anak Didik

di Perpustakaan Lembaga Pemasyarakatan Anak Pria Kelas IIA 7 D Q

J H U D Q J ´.Tujuandari penelitian adalah untuk mengetahui kebutuhan

informasi anak didik, apa saja tujuan anak didik dalam memenuhi kebutuhan

informasi serta upaya yang dilakukan anak didik dalam mencari informasi di

perpustakaan Lapas. Persamaan penelitian terdahulu dengan peneliti yaitu

pada subjek anak didik pemasyarakatan dan sama-sama menggunakan metode

38 Garcia Febo dan Hustad, “Code of Ethics for Librarians and other Information Workers.”

31

Page 44: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

penelitian kualitatif. Sedangkan perbedaannya yaitu penelitian terdahulu

bertema kebutuhan akan informasi anak didik di perpustakaan Lapas anak dan

peneliti dengan tema hak akses anak didik dalam memperoleh informasi di

LPKA.

2. Penelitian kedua yang dilakukan sebelumnya yaitu penelitian dari Astia

Prestica, Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora,

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2018 dengan

judul ³ 3 H U V H S V L 3 H Q J J X Q D 7 H U K D G D S / D \ D Q D Q 6 D O H P

E D ´ Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi warga

binaan terhadap layanan, koleksi dan petugas perpustakaan Lapas Klas IIA

Salemba dan harapannya untuk dapat memberi masukan kepada pengelola

perpustakaan untuk pengembangan layanan perpustakaan yang sesuai dengan

kebutuhan pemustaka. Persamaan antara penelitian terdahulu dengan peneliti

yaitu terletak pada lokasi penelitian, karena Perpustakaan Lapas Klas IIA

salemba merupakan Perpustakaan bagi anak didik LPKA Kelas II Jakarta.

perbedaan dengan peneliti terletak pada tema, dimana penelitian terdahulu

membahas mengenai persepsi pengguna sedangkan peneliti mengungkap hak

akses informasi bagi pengguna. Serta perbedaan lainnya yaitu penelitian

terdahulu menggunakan jenis pendekatan kuantitatif dan peneliti

menggunakan kualitatif.

32

Page 45: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah strategi, proses atau teknik yang digunakan dalam

pengumpulan data atau bukti untuk analisis untuk mengungkap informasi baru atau

menciptakan pemahaman yang lebih baik tentang suatu topik.39

Pada bab ini, penulis

akan memaparkan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam penulisan yaitu

meliputi: jenis dan pendekatan penelitian, sumber data, informan penelitian, teknik

pengumpulan data dan teknik analisis data.

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Penulisan penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif. Penelitian

deskriptif yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan

menginterpretasikan apa yang terjadi. Sedangkan pendekatan yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan

kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif

berupa kata-kata.40

Pada hakikatnya penelitian deskriptif kualitatif adalah suatu

metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek dengan tujuan

membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta atau fenomena yang diselidiki.41

39 “A Guide to Research Methods, and Search Strategies for Finding Research,” University of Newcastle Library guides (blog), t.t., diakses 9 Mei 2019, https://libguides.newcastle. edu.au/researchmethods.

40 Moleong Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014). h. 5.

41 Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal (Jakarta: Bumi Aksara, 1999). h. 26.

33

Page 46: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Penelitian kualitatif dari sisi definisi lainnya dikemukakan bahwa hal itu

merupakan penelitian yang memanfaatkan wawancara terbuka untuk menelaah

dan memahami sikap, pandangan, perasaan, dan perilaku individu atau

sekelompok orang.42

Kemudian data yang dikumpulkan dalam penelitian ini

menggunakan metode studi kasus. Studi kasus adalah metode yang dimulai dengan

mengidentifikasi kasus yang spesifik seperti individu, kelompok, organisasi,

lembaga maupun komunitas. Studi kasus kualitatif dapat disusun untuk

mengilustrasikan kasus yang unik, kasus yang memiliki kepentingan yang tidak

biasa dalam dirinya dan perlu dideskripsikan atau diperinci.43

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas

II Jakarta yang saat ini masih satu tempat dengan Lembaga Pemasyarakatan Kelas

IIA Salemba, lokasi penelitian beralamat di Jalan Percetakan Negara No.88A,

Jakarta Pusat. Adapun penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 5 bulan,

yaitu pelaksanaan observasi dimulai pada 30 Oktober 2018 dan 5 November 2018,

kemudian dilanjutkan kembali pada bulan April 2019, kemudian untuk

pelaksanaan wawancara dilakukan pada bulan April, Mei dan Juni 2019. Berikut

adalah rincian jadwal penyusunan yang dilakukan oleh peneliti:

42 Lexy J., Metodologi Penelitian Kualitatif, h. 5.

43 John W. Creswell, Penelitian Kualitatif dan Desain Riset : Memilih diantara Lima Pendekatan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014), h. 137.

34

Page 47: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Tabel 3.1 Rincian Jadwal Penyusunan Skripsi

2018-2019

No. Kegiatan Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu

Penyusunan

1. Proposal

Seminar

2. Proposal

Bimbingan

3. Skripsi

4. Penelitian

Penyusunan

5. Skripsi

Pengajuan

6. Sidang

7. Sidang Skripsi Sumber Data: Data lapangan catatan penelitian 2018-2019

C. Teknik Pemilihan Informan

Dalam melakukan penelitian kualitatif, tentunya Informan sangat dibutuhkan

untuk memberikan informasi terkait kasus yang diteliti. Pemilihan informan

dengan sendirinya perlu dilakukan secara purposive (pertimbangan-

pertimbangan tertentu) yaitu atas dasar apa yang diketahui tentang variasi-

variasi yang ada atau elemen-elemen yang ada atau sesuai kebutuhan penelitian.44

Informan penelitian adalah orang yang memberikan informasi baik

tentang dirinya ataupun orang lain atau suatu kejadian atau suatu hal kepada

peneliti atau pewawancara mendalam.45

Selain itu, Informan yang dipilih tentunya

44 Tjipto Subadi, Penelitian Kualitatif (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006), h. 63.

45 Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 139.

35

Page 48: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

informan yang dapat menjawab pertanyaan yang diajukan peneliti serta informan

tersebut bersedia memberikan informasi berdasarkan pengalaman dan

pengetahuan. Untuk itu informan yang dipilih berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan tertentu disajikan pada tabel berikut:

a) Anak Didik,

Anak didik merupakan subjek dari penelitian yaitu sebagai informan

pelaku yang memperoleh pembinaan di LPKA Kelas II Jakarta termasuk

dalam memperoleh hak akses informasi.

Tabel 3.2 Gambaran Umum Informan Anak Didik

No. Nama Informan Usia Pendidikan Kasus

1. RF 17 tahun SMA Narkotika

2. AF 17 tahun SMA Pencurian

3. SR 17 tahun SMP Tauran Pelajar Sumber Data: Data lapangan yang telah diolah Mei 2019

b) Petugas,

Petugas merupakan informan tambahan, karena petugas LPKA Kelas II

Jakarta adalah informan yang berhadapan langsung dengan anak didik

setiap harinya, baik dalam pengawasan, pemberian akses dan layanan

informasi kepada anak didik.

Tabel 3.3 Gambaran Umum Informan Petugas LPKA

No. Nama Informan Jabatan Pendidikan Terakhir

1. Muhammad Daniel Petugas Perpustakaan S1 Hukum

2. Hanna Theresia D Petugas LPKA SMA Sumber Data: Data lapangan yang telah diolah Mei 2019

36

Page 49: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Informan yang dipilih dalam penelitian ini yaitu 3 orang anak didik dan 2

orang petugas LPKA Kelas II Jakarta, adapun proses pemilihan informan sebagai

berikut:

1. Peneliti menentukan jumlah informan yang dibutuhkan untuk menjawab

pertanyaan penelitian yaitu 3 Anak Didik dan 2 Petugas LPKA Kelas II

Jakarta

2. Informan anak didik ditentukan dan direkomendasikan oleh pihak LPKA

Kelas II Jakarta yaitu anak didik yang sudah cukup lama berada di LPKA

Kelas II Jakarta dan dianggap mampu berkomunikasi dengan baik kepada

orang lain

3. Peneliti tidak diperbolehkan untuk memilih anak didik yang diinginkan

berdasarkan kriteria khusus seperti kasus pidana, agama dan lainnya

dengan tujuan untuk menjaga privasi dan identitas anak didik

4. Informan petugas ditentukan oleh peneliti yaitu petugas yang terkait dan

berhadapan langsung dengan anak didik dalam memberikan layanan

informasi kepada anak didik yaitu petugas perpustakaan dan petugas

pembinaan

D. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian kualitatif terbagi menjadi dua macam, yaitu :

1. Data Primer

37

Page 50: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden secara langsung. Yaitu

dari para pihak yang terkait dengan permasalahan yang diteliti.Untuk

mengambil data primer, peneliti melakukan observasi yaitu dengan mengamati

kegiatan yang terkait dengan penerapan Hak Akses Informasi di LPKA Kelas II

Jakarta serta melakukan wawancara dengan pihak terkait dengan permasalahan

yang diteliti yakni beberapa Anak didik dan petugas/pihak LPKA Kelas II

Jakarta.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung. Data

sekunder dapat diperoleh melalui bahan-bahan cetak ataupun non cetak berupa

dokumen, literatur, perundang-undangan, artikel dan hasil penelitian lainnya

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

E. Teknik Pengumpulan Data

Seluruh data baik primer maupun sekunder dikumpulkan dengan menggunakan :

1. Observasi

Observasi. Pada dasarnya, tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan

lingkungan (site) yang diamati, aktivitas-aktivitas yang berlangsung, indidvidu-

individu yang terlibat dalam lingkungan tersebut beserta aktivitas dan perilaku

yang dimunculkan, serta makna kejadian berdasarkan perspektif individu yang

38

Page 51: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

terlibat tersebut.46

Observasi yang diambil oleh peneliti adalah pengamat sebagai

non partisipan. Observer dilakukan secara terbuka dengan menyatakan identitas

diri sebagai pengamat untuk mengetahui, mengamati dan memungkinkan

mengajukan pertanyaan yang dilakukan di LPKA Kelas II Jakarta untuk

mendapatkan hasil yang diinginkan. Observasi dilakukan secara terbatas seperti

adanya larangan bagi observer untuk membawa alat komunikasi seperti

handphone untuk menjaga keamanan lingkungan LPKA Kelas II Jakarta.

2. Wawancara

Wawancara yaitu mengajukan pertanyaan kepada informan untuk mengetahui

informasi yang terkait dan lebih mendalam. Wawancara yang dilakukan oleh

peneliti adalah wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah sebuah

prosedur sistematis untuk menggali informasi mengenai responden dengan

kondisi dimana satu set pertanyaan ditanyakan dengan urutan yang telah

disiapkan oleh pewawancara dan jawabannya direkam dalam bentuk yang

terstandardisasi.47

Untuk itu peneliti memilih 3 orang Anak Didik dan 2 Orang

Petugas LPKA Kelas II Jakarta sebagai informan, wawancara dilakukan di

lingkungan anak didik sehingga untuk melakukan proses wawancara peneliti

tidak diperbolehkan membawa alat komunikasi seperti handphone karena

peraturan yang sudah ditetapkan demi keamanan lingkungan penjara dan untuk

46 Haris Herdiansyah. Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial (Jakarta: Salemba Humanika, 2012), h. 132.

47 Lukman Nul Hakim, “Ulasan Metode Kualitatif : Wawancara terhadap Elit,” Aspirasi 4, no. 2 (Desember 2013), diakses 30 April 2019.https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi/article/view/ 501/397. h. 168.

39

Page 52: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

menjaga identitas anak didik. Untuk itu peneliti hanya diperbolehkan membawa

buku catatan, pulpen serta pedoman wawancara yang sudah disiapkan,

wawancara peneliti dengan anak didik tidak diperbolehkan untuk

didokumentasikan demi menjadi identitas anak didik yang bersangkutan.

3. Pemanfaatan Sumber Dokumentasi

Dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data sekunder berupa teori sebagai

literatur penunjuang penelitian. Data ini diperoleh dari buku-buku, dokumen,

artikel, foto dan sumber lain yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain

sehingga dapat mudah difahami, dan temuannya dapat diinformasikan kepada

orang lain.48

Kemudian penulis akan menganalisis data yang diperoleh dengan

teknik analisis data sebagai berikut :

a. Reduksi Data

Pada tahap ini data yang telah terkumpul melalui wawancara, observasi,

dokumentasi dan literatur diorganisir dan memilih hal-hal yang penting dan

dibuang yang tidak diperlukan serta dilakukan pengecekan terhadap kelayakan

dan kelengkapan data. Data dan laporan lapangan kemudian direduksi,

dirangkum, dan kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan

48 Sugiono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2014). h, 88.

40

Page 53: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

untuk dipilih yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya (melalui

proses penyuntingan, pemberian kode dan pentabelan). Reduksi data

dilakukan terus menerus selama proses penelitian berlangsung. Pada

tahapan ini setelah data dipilah kemudian disederhanakan, data yang

tidak diperlukan disortir agar memberi kemudahan dalam penampilan,

penyajian, serta untuk menarik kesimpulan

sementara.49

b. Penyajian Data

Tahap untuk menyusun data hasil reduksi yang telah relevan menjadi sebuah

informasi yang mudah dipahami. Penyusunan data akan dimulai dari data tahap

awal sampai data penggunaan informasi. Data-data tersebut kemudian dipilah-

pilah dan disisikan untuk disortir menurut kelompoknya dan disusun sesuai

dengan katagori yang sejenis untuk ditampilkan agar selaras dengan

permasalahan yang dihadapi, termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara

diperoleh pada waktu data direduksi.50

c. Pengambilan Kesimpulan

Setelah keseluruhan informasi telah membentuk gambaran objek penelitian yang

utuh, maka langkah selanjutnya adalah mengambil kesimpulan dari keseluruhan

informasi tersebut. Tahap penarikan kesimpulan atau verifikasi adalah suatu

tahap lanjutan dimana pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari temuan

data. Ini adalah interpretasi peneliti atas temuan dari suatu wawancara atau

49 Miles Matthew B. dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-metode Baru (Jakarta: UI-Press, 1992). h, 52.

50 Matthew B. dan Huberman. h, 53

41

Page 54: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

sebuah dokumen. Setelah kesimpulan diambil, peneliti kemudian mengecek lagi

kesahihan interpretasi dengan cara mengecek ulang proses koding dan penyajian

data untuk memastikan tidak ada kesalahan yang telah dilakukan. Setelah tahap

tiga ini dilakukan, maka peneliti telah memiliki temuan penelitian berdasarkan

analisis data yang telah dilakukan terhadap suatu hasil wawancara mendalam

atau sebuah dokumen.51

51 Afrizal, Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu (Jakarta: Rajawali Pers, 2016). h, 180.

42

Page 55: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Setting Lokasi Penelitian

1. Selayang Pandang LPKA Kelas II Jakarta

Disahkan Undang-undang No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan anak

berimplikasi pada sistem Pemasyarakatan di Indonesia, khususnya dalam fungsi

pemasyaraktan terkait perawatan, pelayanan dan pembinaan Anak yang

berhadapan dengan Hukum (ABH). Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA)

merupakan lembaga baru yang menggantikan fungsi Lembaga Pemasyarakatan

(lapas) Anak sebagai tempat pelaksana pembinaan bagi Anak.

Dalam menjalankan Undang-Undang SPPA yang merupakan pengganti dari

Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak (UU Pengadilan

Anak) yang bertujuan agar dapat terwujud peradilan yang benar-benar menjamin

perlindungan kepentingan terbaik terhadap anak yang berhadapan dengan

hukum. Pada pasal 104 Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak

dijelaskan bahwa setiap Lembaga Pemasyarakatan Anak harus melakukan

perubahan sistem menjadi LPKA sesuai dengan undang-undang ini paling lama 3

(tiga) tahun. Dengan demikian, pada tahun 2017 seluruh Lapas Anak yang ada di

Indonesia sudah harus berubah menjadi LPKA sesuai dengan amanat undang-

undang tersebut.

43

Page 56: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Oleh karena itu Lembaga Pemasyarakatan Kelas II Salemba Jakarta telah

diresmikan menjadi Lembaga Pembinaan Khusus Anak pada 5 Agustus 2015 dan

Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Jakarta diresmikan di Rutan Pondok

Bambu pada 8 Juni 2017 bersamaan dengan peresmian lembaga pemasyarakatan

Perempuan Jakarta yang diresmikan oleh Direktur Jenderal Pemasyarakatan Drs.

Wayan Dusak, SH.

2. Visi dan Misi

Visi dan Misi LPKA Kelas II Jakarta yaitu:

a. Visi

“Menjadi Penyelenggara Pemasyarakatan yang Profresional dalam

penegakan hukum dan Perlindungan HAM.”

b. Misi

1) Menegakkan Hukum dan Hak Asasi Manusia Terhadap Anak;

2) Mengembangkan pengelolaan pemasyarakatan dan menerapkan standar

pemasyarakatan berbasis IT;

3) Meningkatkan partisipasi masyarakatan (pelibatan, dukungan dan

pengawasan) dalam penyelenggaran pemasyarakatan;

4) Mengembangkan profesionalisme dan budaya kerja petugas

pemasyarakatan yang bersih dan bermatabat;

5) Melakukan pengkajian dan pengembangan penyelenggaraan

pemasyarakataan.

44

Page 57: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

3. Struktur Organisasi, Tugas Pejabat Struktural dan Sumber Daya

Manusia

Struktur Organisasi, Tugas Pejabat Struktural dan Sumber Daya

Manusia LPKA Kelas II Jakarta:

a. Struktur Organisasi

Gambar 4.1 Struktur Organisasi

Sumber Data : Data lapangan dari bagian Registrasi dan Adminstrasi April 2019

b. Tugas Pejabat Struktural

1) Sub Bagian Umum

Tugas :

45

Page 58: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pengelolaan

kepegawaian, tata usaha, penyusunan rencana anggaran, pengelolaan

urusan keuangan, serta perlengkapan dan rumah tangga. Fungsi :

Pengelolaan urusan kepegawaian dan tata usaha; Penyusunan rencana

anggaran; Pengelolaan urusan keuangan; dan Pengelolaan

perlengkapan dan rumah tangga.

Sub Bagian Umum terdiri dari :

Urusan Kepegawaian dan Tata Usaha, dan Urusan Keuangan dan

Perlengkapan

2) Seksi Registrasi dan Klasifikasi

Tugas :

Seksi Registrasi dan Klasifikasi mempunyai tugas melakukan

registrasi, penilaian dan pengklasifikasian serta perencanaan program

pembinaan.

Fungsi :

Peregistrasian, penilaian, pengklasifikasian, dan perencanaan

program pembinaan.

Seksi Registrasi dan Klasifikasi terdiri dari :

Subseksi Registrasi, dan Subseksi Penilaian dan Pengklasifikasian

3) Seksi Pembinaan

Tugas :

46

Page 59: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Seksi Pembinaan mempunyai tugas melakkan pendidikan,

pengasuhan, pengentasan, dan pelatihan keteramilan, serta layanan

informasi.

Fungsi :

Pendidikan, Pelatihan Keterampilan, Pembimbingan

Kemasyarakatan, Pengentasan anak, Pengelolaan Makanan dan

Minuman, Pendistribusian Perlengkapan dan Pelayanan Kesehatan

Anak.

Seksi pembinaan terdiri dari :

Sub Seksi Pendidikan dan Bimbingan Kemasyarakatan, dan Sub

Seksi Perawatan

4) Seksi Pengawasan dan Penegakan Disiplin

Tugas :

Seksi Pengawasan dan Penegakan Disiplin mempunyai tugas

melakukan pengawasan, pengadministrasian dan penegakan disiplin.

Fungsi :

Pengadministrasian pengawasan dan penegakan disiplin; Pengawasan

dan pengamanan, Penegakan Disiplin, dan Penerimaan pengaduan.

Seksi Pengawasan dan Penegakan Disiplin terdiri dari :

Sub Seksi Administrasi Pengawasan dan Penegakan Disiplin, dan

Regu Pengawas

47

Page 60: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

c. Sumber Daya Manusia

Berdasarkan data yang diperoleh pada bulan April 2019, jumlah seluruh

SDM di LPKA Kelas II Jakarta sebanyak 71 orang dimana terdiri dari 51

orang petugas pria dan 17 orang petugas wanita. 71 Petugas terbagi

menjadi beberapa fungsional yang terdiri dari pejabat struktural,

pengamanan pemasyarakatan, pembinaan, dukungan teknis dan kesehatan.

Berikut adalah informasi mengenai Sumber Daya Manusia (SDM) di

LPKA Kelas II Jakarta berdasarkan jenjang pendidikan terakhir:

Tabel 4.1 SDM berdasarkan Tingkat Pendidikan

No. Tingkat Pendidikan Jumlah SDM

1. SMA/SMK 51

2. S1 11

3. S2 9

4. AKIP 7 Sumber Data: Data yang telah diolah dari

http://lpkajakarta.kemenkumham.go.id/ April 2019

Berikut adalah informasi mengenai jumlah Sumber Daya Manusia

(SDM) ataupun petugas LPKA Kelas II Jakarta berdasarkan fungsional

kerja:

Tabel 4.2 Jumlah Petugas berdasarkan Fungsional Kerja

No. Fungsional Jumlah SDM

1. Struktural 12

2. Pengamanan 29

3. Pembinaan 18

4. Dukungan Teknis 11

5. Kesehatan 1

Sumber Data: Data yang telah diolah dari http://lpkajakarta.kemenkumham.go.id/ April 2019

48

Page 61: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

4. Penghuni LPKA Kelas II Jakarta

Berdasarkan data bulan April 2019 yang peneliti peroleh dari bagian

Registrasi LPKA Kelas II Jakarta, Anak didik di LPKA Kelas II Jakarta

berjumlah 94 anak, dimana terdiri dari 65 Tahanan anak dan 29 Narapidana

anak. Setiap anak didik tentunya memiliki karakteristik yang berbeda mulai

dari Agama, usia, dan latar belakang kasus kejahatan.

Informasi mengenai jumlah anak didik LPKA Kelas II Jakarta berdasarkan

Agama disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.3 Data Anak Didik berdasarkan Agama

No. Agama Jumlah Anak

1. Islam 91

2. Budha 1

3. Protestan 2 Sumber Data: Data lapangan yang telah diolah dari bagian

Registrasi dan Administrasi April 2019

Informasi mengenai jumlah anak didik berdasarkan usia disajikan dalam

tabel berikut:

Tabel 4.4 Data Anak Didik berdasarkan Usia

No. Usia Jumlah Anak

1. 14 2

2. 15 14

3. 16 26

4. 17 46

5. 18 5

6. 19 1 Sumber Data: Data lapangan yang telah diolah dari bagian

Registrasi dan Administrasi April 2019

Informasi mengenai jumlah anak didik berdasarkan latar belakang

kasus atau jenis kejahatan disajikan dalam tabel berikut:

49

Page 62: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Tabel 4.5 Data Anak Didik berdasarkan Jenis Kejahatan

No. Jenis Kejahatan Jumlah Anak

1. Narkotika 10

2. Pencurian 39

3. Penganiayaan 22

4. Perlindungan Anak 13

5. Senjata Tajam/Senjata Api/Bahan Peledak 5

6. Terhadap Ketertiban 1

7. Teroris 2

8. Pelanggaran Lalu Lintas 1

9. Penggelapan 1 Sumber Data: Data lapangan yang telah diolah dari bagian Registrasi dan Administrasi April 2019

5. Hak Anak Didik LPKA Kelas II Jakarta

Hak-hak Anak Didik di LPKA Kelas II Jakarta berdasarkan Implementasi

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan :

a. Anak didik pemasyarakatan yang telah memenuhi syarat substantif maupun

administratif berhak :

1. Mendapatkan Asimilasi

2. Mendapatkan PB (Pembebasan Bersyarat)

3. Mendapatkan CMB (Cuti Menjelang Bebas)

b. Mendapatkan pendidikan non formal yaitu sekolah kejar paket A, B, C dan

kursus bahasa Inggris

c. Mendapatkan pelatihan kursus keterampilan kerja

d. Mendapatkan pelayanan makanan dan kesehatan

e. Mendapatkan wali asuh sebagai pendamping anak didik untuk

menyampaikan keluhan dan sebagai orang tua asuh bagi anak didik

50

Page 63: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

f. Mendapatkan pembinaan kerohanian, kegiatan kesenian dan olahraga

g. Mendapatkan sarana rekreasi seperti perpustakaan dan TV

6. Program Pembinaan Anak Didik

Pembinaan adalah kegiatan untuk meningkatkan kualitas, ketakwaan kepada

Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, pelatihan

keterampilan, profesional, serta kesehatan jasmani dan rohani Anak baik di

dalam maupun di luar proses peradilan pidana.52

Adapun kegiatan-kegiatan

dalam rangka pembinaan bagi Anak Didik di LPKA Kelas II Jakarta adalah :

a. Program Pendidikan

Program pendidikan non formal untuk menunjang pendidikan anak didik

selama berada di LPKA yaitu PKBM serta kursus bahasa inggris yang

dilaksanakan pada :

1) PKBM Paket A (Setara SD): Senin, 08.30 s/d 12.00 WIB

2) PKBM Paket B (Setara SMP): Kamis, 08.30 s/d 12.00 WIB

3) PKBM Paket C (Setara SMA): Selasa dan Rabu, 08.30 s/d 12.00 WIB

4) Kursus Bahasa Inggris Paket B: Senin, 09.30 s/d 10.30 WIB

5) Kursus Bahasa Inggris Paket C: Senin, 10.30 s/d 12.00 WIB

b. Layanan Perpustakaan

52

Pedoman Perlakuan Anak dalam Proses Pemasyarakatan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) (Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI, 2014), h. 10.

51

Page 64: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Perpustakaan LPKA Kelas II Jakarta memiliki layanan edukasi yaitu

sebagai tempat untuk pelaksanaan program pendidikan, layanan sirkulasi

untuk meminjam dan mengembalikan buku serta sebagai tempat rekreasi

bagi anak didik. Layanan perpustakaan dapat diakses oleh anak didik

setiap hari Senin sampai Kamis pada pukul 15.30 s/d 16.00 WIB dan hari

Jum‟at pada pukul 13.00 s/d 15.00 WIB. Anak didik diizinkan meminjam

1 sampai 3 eksemplar dengan batas waktu peminjaman 3 sampai 7 hari,

kemudian dapat meminjam buku lainnya jika buku sudah dikembalikan.

c. Kerohanian

Kegiatan kerohanian bagi anak didik ini dilaksanakan setiap hari di

mushola, anak didik biasanya mendapatkan ceramah agama atau belajar

mengaji yang diajarkan oleh pengajar dari luar, serta anak didik harus

melaksanakan sholat zuhur dan ashar secara berjamaah.

d. Pelatihan Keterampilan Kerja

Pelatihan keterampilan terdiri dari pelatihan komputer agar anak didik

mampu memahami penggunan Microsoft word dan excel. Selain itu anak

didik diberikan pelatihan keterampilan kerja seperti pelatihan barista dan

pijat refleksi.

e. Penyuluhan Hukum

Kegiatan ini bekerjasama dengan Lembaga Bantuan Hukum (LBH) yang

dilaksanakan setiap satu bulan sekali pada minggu kedua.

f. Olahraga dan Rekreasi

52

Page 65: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Jenis olahraga yang biasa dilakukan anak didik yaitu futsal dan senam.

Biasanya kegiatan olahraga ini dilaksanakan setiap hari jum‟at pagi di

Lapangan Lapas Kelas IIA Salemba. Anak didik juga mendapatkan

rekreasi untuk menghilangkan rasa bosan yaitu dengan menonton TV dan

berkunjung ke perpustakaan.

g. Kesenian

Kegiatan kesenian untuk anak didik berupa adanya kelas kreatifitas yang

dilaksanakan setiap hari jum‟at. LPKA juga bekerjasama dengan

komunitas Spread project dengan mengadakan workshop “manusaya”

yang dilaksanakan 30 Januari hingga 24 April 2019. Workshop dilakukan

dua kali seminggu selama tiga bulan, dimana para peserta akan

mendapatkan berbagai pelatihan yang bisa membekali mereka saat keluar

dari LPKA dan kembali ke masyarakat nanti. Workshop ini terdiri dari

workshop literasi emosional dan workshop pengembangan keterampilan

yang terdiri dari keterampilan musik, prakarya & kerajinan tangan, serta

bahasa.53

h. Pelayanan Kesehatan dan Makanan bagi Anak Didik

Anak didik mendapatkan layanan kesehatan Poliklinik dan anak didik

yang sedang sakit akan mendapatkan perawatan dari dokter khusus yang

bekerja di LPKA Kelas II Jakarta. Kemudian anak didik mendapatkan

layanan makanan setiap pagi, siang dan sore hari.

53

“Workshop di LPKA Salemba,” diakses 4 April 2018, https://www.spread-project.org/manusaya.

53

Page 66: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

i. Pembinaan Asimilasi / Cuti Bersyarat / Cuti Menjelang Bebas

Program pembinaan untuk mengintegrasikan Narapidana atau Anak Didik

Pemasyarakatan kedalam kehidupan masyarakat setelah memenuhi

persyaratan yang telah ditentukan. di LPKA Kelas II Jakarta untuk

pemberian Asimilasi, Cuti Bersyarat (CB) dan Cuti Menjelang Bebas

(CMB) dapat diperoleh anak didik jika dalam waktu minimal 3 bulan atau

setengah dari masa hukuman telah berkelakuan baik.

j. Kegiatan Sosial

Untuk mempererat keharmonisan dengan keluarga, orang tua anak didik

diperbolehkan mengunjungi anak didik setiap hari senin sampai jumat

pukul 13.00 WIB s/d 15.30 WIB. Kemudian setiap satu bulan sekali pada

minggu ketiga, LPKA menjadwalkan adanya kunjungan keluarga untuk

anak didik. LPKA Kelas II Jakarta tentunya bekerja sama dengan pihak

luar seperti lembaga maupun komunitas sosial, hukum, pendidikan,

psikologi dan lain-lain dalam mengembangkan kegiatan anak didik di

LPKA. Selain itu untuk meningkatkan rasa peduli akan kebersihan, anak

didik melakukan giat kerja bakti seperti membersihkan blok kamar mereka

pada hari libur.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian ini dilaksanakan selama kurang lebih 5 bulan, yaitu pelaksanaan

observasi dimulai pada 30 Oktober 2018 dan 5 November 2018, kemudian

54

Page 67: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

dilanjutkan kembali pada bulan April 2019, kemudian pelaksanaan wawancara

dilakukan pada bulan April, Mei dan Juni 2019. Analisa dan penjabaran disajikan

pada uraian berikut:

1. Anak Didik dan Pihak LPKA Kelas II Jakarta dalam Memaknai Hak

Akses Informasi

a. Anak Didik

Informasi dapat diartikan secara sempit dan luas. Dalam pengertian

sempit, informasi dapat diartikan sebagai penerangan, keterangan, kabar,

berita, dan pesan dan dalam pengertian luas, informasi dapat diartikan sebagai

ilmu pengetahuan.54

Di dalam Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II

Jakarta tentunya informasi itu sendiri memiliki makna tersendiri. Menurut

anak didik, informasi merupakan suatu hal yang dianggap penting dalam

kehidupan agar tidak tertinggal informasi terutama pada era yang sudah

modern seperti saat ini, dimana kondisi anak didik yang berada di dalam

lembaga yang memiliki aturan salah satunya yaitu melarang untuk membawa

ataupun menyimpan alat komunikasi. Anak didik juga menganggap bahwa

adanya informasi dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan baru yang

sebelumnya belum pernah mereka ketahui, hal ini sebagaimana yang

diungkapkan informan anak didik sebagai berikut:

54 Tanggung Jawab Perpustakaan: Dalam Mengembangkan Masyarakat Informasi. h.65

55

Page 68: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

“.…informasi itu kan kayak pengetahuan atau pemberitahuan jadi pastinya informasi itu penting apalagi di zaman yang udah modern

kayak sekarang, jadi kita butuh informasi biar gak ketinggalan.”55

“Informasi itu penting buat nambah pengetahuan apalagi kayak kita

disini yang gak ada alat komunikasi.”56

“Informasi itu penting karena Informasi itu pengetahuan, dari yang

nggak tau bisa jadi tau.”57

Berdasarkan ungkapan informan (anak didik) diatas, bahwa anak didik

memahami informasi sebagai hal yang penting dalam kehidupan, meskipun

mereka berada di dalam lingkungan yang berbeda dari anak maupun manusia

pada umumnya. Dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 Pasal 28 F dikatakan bahwa Setiap orang berhak berkomunikasi

dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan

sosialnya,

serta

berhak

untuk

mencari,

memperoleh,

memiliki,

dan

menyimpan

informasi

dengan

menggunakan

segala

jenis

saluran

yang

tersedia.58

Berdasarkan Undang-undang tersebut dapat disimpulkan bahwa

setiap orang termasuk narapidana anak atau yang disebut anak didik di

Lembaga Pembinaan Khusus Anak Kelas II Jakarta berhak mendapatkan

informasi. Bagi anak didik hak akses informasi juga dianggap penting, mereka

memahami hak akses informasi melalui ungkapan berikut:

“Hak buat mendapat akses informasi itu penting juga sih menurut saya, karena manusia itu mahluk sosial yang butuh pengetahuan dan

55 RF, Wawancara Pribadi, 2019.

56 AF, Wawancara Pribadi, 2019.

57 SR, Wawancara Pribadi, 2019.

58 “Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F.”

56

Page 69: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

informasi, jadi setiap manusia harus dapet hak mengakses

informasi.”59

“Kalau kita mendapat hak mengakses informasi pastinya kita bisa dapat pengetahuan baru, kalau kita gak boleh mengakses informasi ya

kita nggak tau apa-apa nanti.”60

“Hak akses informasi itu kan berarti hak orang-orang untuk

mendapatkan pengetahuan.”61

Berdasarkan wawancara dengan ketiga anak didik diatas, bahwa anak

didik memahami arti hak akses informasi sebagai hak mereka untuk

memperoleh informasi dan pengetahuan, karena informasi adalah kebutuhan

bagi setiap mahluk sosial dan mereka menganggap bahwa diri mereka adalah

mahluk sosial seperti manusia pada umumnya, oleh karena itu hak akses

informasi merupakan hak yang harus diperoleh oleh setiap manusia termasuk

anak didik di LPKA Kelas II Jakarta. Selain itu anak didik juga menganggap

bahwa hak akses informasi sebagai jalan untuk memperoleh pengetahuan, jika

hak tersebut tidak diberikan maka mereka tidak dapat memperoleh

pengetahuan selayaknya manusia pada umumnya.

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan Pasal

14 Ayat 1F menjelaskan bahwa setiap narapidana berhak mendapatkan bahan

bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak dilarang.62

LPKA Kelas II Jakarta memberikan hak akses informasi kepada anak didik

59 RF, Wawancara Pribadi.

60 AF, Wawancara Pribadi.

61 SR, Wawancara Pribadi.

62 “Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Pasal 14 Ayat 1F tentang Pemasyarakatan.”

57

Page 70: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

melalui beragam media dan kegiatan seperti yang diungkapkan oleh informan

(petugas) sebagai berikut:

“Kalau memberikan akses informasi itu seperti memberikan jadwal membaca buku di perpustakaan, mengakses informasi itu kan juga bisa didapat melalui kegiatan yang kita kasih ke anak didik, TV juga dikasih biar mereka bisa mendapatkan informasi lebih banyak lagi,

dan pernah juga diberikan layanan perpustakaan keliling.”63

Anak didik memahami bahwa informasi merupakan hak yang harus

diperoleh oleh mereka sebagai salah satu hak asasi manusia, untuk

menghargai hak-hak yang telah diberikan oleh pihak LPKA Kelas II Jakarta,

anak didik memanfaatkan fasilitas dan mengikuti segala kegiatan yang

diberikan guna untuk menambah informasi, pengetahuan maupun menambah

keahlian anak didik, sebagaimana yang diungkapkan oleh informan (anak

didik) sebagai berikut:

“Baca buku di perpustakaan, terus dari media yang disediakan juga kalau disini ada TV, kegiatan literasi informasi di perpustakaan, ada PKBI, kursus bahasa inggris, kursus komputer buat belajar Microsoft word dan excel aja gak ada internetnya, terus kalau informasi tentang agama-agama bisa kita dapat dari kegiatan kerohanian disini kayak

mendengarkan ceramah.”64

“Ada PKBM, baca buku di perpustakaan, nonton TV, dengerin

ceramah agama, dari kursus-kursus juga biar kita punya keahlian.”65

“Buat dapet informasi disini ya kita ikutin sekolah atau PKBM, baca buku, nonton tv, belajar komputer, ikutin kegiatan-kegiatan lain

juga.”66

63 Theresia, Wawancara Pribadi.

64 RF, Wawancara Pribadi.

65 AF, Wawancara Pribadi.

66 SR, Wawancara Pribadi.

58

Page 71: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Berdasarkan jawaban informan (anak didik) bahwa anak didik

memperolah hak akses informasi di LPKA Kelas II Jakarta dengan

memanfaatkan fasilitas/media informasi seperti perpustakaan, televisi,

kegiatan edukasi seperti PKBI/PKBM (Sekolah Paket A B C), kursus bahasa

inggris, kursus komputer meskipun tanpa akses internet namun mereka

merasa telah mendapat pengetahuan untuk mengoperasikan dasar-dasar

komputer seperti Microsoft Word dan Excel. Selain itu anak didik juga

mendapatkan pengetahuan agama melalui kegiatan kerohanian maupun

mendengarkan ceramah, dan dengan mengikuti kegiatan lainnya seperti

keterampilan dan literasi informasi dianggap juga bertujuan untuk menambah

pengetahuan dan potensi bagi anak didik.

Selain mengetahui cara maupun jalan untuk memperoleh informasi di

LPKA Kelas II Jakarta yakni dengan memanfaatkan fasilitas dan media yang

diberikan, anak didik juga telah mengetahui kebijakan dalam mengakses

informasi di LPKA Kelas II Jakarta, sebagaimana pernyataan informan (anak

didik) sebagai berikut:

“Kalo ke perpustakaan ada jadwalnya senin sampai jum’at biasanya jam setengah empat sampai jam empat, di jam lain juga boleh ke perpustakaan sih kalau mau pinjem buku tapi harus ditemenin pengawas. Kalo TV itu ada satu buat ditonton bareng-bareng kalo lagi gak ada kegiatan, kayak pagi-pagi kadang nonton kartun atau berita kadang ftv juga, terus abis itu sekolah dan ikut kegiatan lain, nanti

jam 5 masuk ke blok lagi terus boleh nonton TV lagi sampe mau

tidur.“67

67 RF, Wawancara Pribadi.

59

Page 72: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

“Kalau di perpustakaan kita sih boleh pinjem buku satu, batasnya

paling lama tiga hari, kalau mau pinjem buku lain ya buku yang lama harus dikembaliin dulu. Terus kalau minjem buku nanti dicatet sama

petugas perpustakaan, kadang sama tamping, tamping itu napi yang ditugasin praktek kerja jaga perpustakaan, terus kalo nonton TV itu

boleh kapan aja kalo lagi gak ada kegiatan dan TV nya ada satu cuma

di blok aja.”68

“Setiap hari bisa ke perpustakaan terus kalo pinjem buku boleh dibawa ke blok kamar, bukunya gak boleh sampe rusak apalagi hilang, makanya 3 hari pinjem harus dikembaliin, kalau mau minjem

buku harus ditemenin petugas.”69

Berdasarkan wawancara dengan ketiga anak didik, bahwa anak didik

telah mengetahui peraturan dalam mengakses informasi di LPKA Kelas II

Jakarta seperti mengakses perpustakaan dan penggunaan fasilitas TV yang

diberikan. Sebagai anak-anak yang berada dalam masa pembinaan, anak didik

harus mengetahui dan mengikuti segala kebijakan yang ada di LPKA Kelas II

Jakarta salah satunya dalam hal mengakses informasi. Narapidana maupun

anak didik berhak mengunjungi perpustakaan setiap minggunya untuk

periode yang cukup lama untuk memilih dan memperoleh pengetahuan baru,

mengajukan pertanyaan/referensi kepada pustakawan, membaca dan

meminjam buku serta mengikuti program atau layanan lain yang disediakan

oleh perpustakaan.70

Sebagai fasilitas utama yang dapat dimanfaatkan anak

didik untuk memperoleh informasi melalui koleksi yang disediakan,

perpustakaan juga menyediakan layanan edukasi dan kegiatan keterampilan.

Anak didik juga mengungkapkan bahwa banyak kegiatan yang dapat

68 AF, Wawancara Pribadi.

69 SR, Wawancara Pribadi.

70 Lehmann dan Locke, “Guidelines for Library Services to Prisoners.” h. 7.

60

Page 73: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

dilakukan anak didik untuk memperoleh informasi di perpustakaan salah

satunya melalui membaca ensiklopedia yang dapat menambah wawasan alam,

kemudian dengan mengikuti kegiatan sekolah paket, kegiatan literasi

Informasi yang salah satu kegiatannya yaitu melatih anak didik membawakan

story telling, dan adapula kegiatan yang mengasah keterampilan seperti

pelatihan barista yang mengajarkan anak didik cara membuat kopi.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh anak didik sebagai berikut:

“…..perpustakaan kan buat baca buku, terus PKBI juga di perpustakaan, kalau saya ya ikutin aja kegiatan-kegiatan di perpustakaan, jadinya saya bisa sedikit-sedikit story telling karena

pernah diajarin story telling.”71

“…..pelajaran dari guru yang ngajar PKBI karena kegiatannya di perpustakaan jadi kita sekalian bisa baca-baca buku, terus kegiatan lain kayak sekarang nih lagi ada pelatihan barista di perpustakaan,

kita jadi ngerti sedikit-sedikit lah bikin kopi.“72

“…..baca-baca ensiklopedia jadi tahu tentang alam sama hewan- hewan gitu, terus banyak kegiatan-kegiatan yang diadain di

perpustakaan.”73

Berdasarkan ungkapan anak didik diatas bahwa anak didik

memanfaatkan perpustakaan untuk mendapatkan informasi dan pengalaman

baru bagi anak didik, dan untuk mengasah kemampuan. Anak didik juga

mengungkapkan bahwa dengan mengikuti kegiatan yang dilaksanakan di

perpustakaan, anak didik menjadi mampu membawakan story telling, mampu

membuat kopi, dan menambah wawasan tentang alam. Adapun yang

71 RF, Wawancara Pribadi.

72 AF, Wawancara Pribadi.

73 SR, Wawancara Pribadi.

61

Page 74: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

dilakukan anak didik selama jadwal layanan perpustakaan selain membaca

buku yaitu anak didik juga memanfaatkan perpustakaan sebagai tempat

refreshing atau menghilangkan rasa bosan dari suasana kamar maupun jadwal

kegiatan yang padat dengan beragam cara seperi bermain gitar, berbincang-

bincang dan bersantai. Sebagaimana yang diungkapkan oleh anak didik

sebagai berikut:

“….kadang baca buku, kadang main gitar, ngilangin bosen aja kalo di

perpustakaan.”74

“…..duduk-duduk aja, kadang baca komik, yang lain mah ada yang numpang ngadem, ada yang tidur juga karena enak tempatnya kan

gak kayak di blok.”75

“…...baca-baca ensiklopedia atau ga komik buat ngilangin bosen,

kadang yaa ngobrol-ngobrol aja sama temen-temen.”76

Berdasarkan ungkapan anak didik diatas bahwa perpustakaan LPKA

Kelas II Jakarta dapat dimanfaatkan sebagai tempat mencari informasi, tempat

menyalurkan hobi dan refreshing dari suasana sel/kamar. Perpustakaan penjara

memainkan peran penting dalam mendukung pendidikan, rekreasi dan program

kesejahteraan.77

Oleh karena itu Perpustakaan LPKA Kelas II Jakarta tidak hanya

sebagai tempat untuk membaca buku, tetapi menjadi tempat untuk pelaksanaan

kegiatan lain seperti layanan edukasi, keterampilan dan rekreasi bagi anak didik.

Untuk mengakses perpustakaan tentunya anak didik harus

74 RF, Wawancara Pribadi.

75 AF, Wawancara Pribadi.

76 SR, Wawancara Pribadi, 2019.

77 “Minimum Standard Guidelines for Library Services to Prisoners,” Australian Library and Information Association, 2015, diakses 21 Januari 2019 https://www.alia.org.au/sites/default/ files/documents/ALIAPrisonGuidelines2015.pdf. h.3

62

Page 75: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

mengikuti kebijakan seperti jadwal yang telah ditentukan, namun bagi anak

didik jam berkunjung ke perpustakaan terasa sangat singkat, sebagaimana

ungkapan informan AF (anak didik) sebagai berikut:

“…..tapi kalau di perpustakaan berasa cepet banget, kayak rasanya baru masuk perpustakaan tau-tau udah disuruh keluar aja, karena perpustakaannya masih bareng sama napi juga jadi biar gantian

gitu.”78

Pembatasan waktu dalam berkunjung ke perpustakaan ini tentunya

sudah menjadi kebijakan dari LPKA Kelas II Jakarta dikarenakan anak didik

memiliki jadwal kegiatan pembinaan yang cukup padat seperti sekolah paket,

pelatihan keterampilan, kursus bahasa inggris, kursus komputer dan

sebagainya. Selain itu keterbatasan akses perpustakaan ini dikarenakan

perpustakaan bukanlah sarana untuk anak didik saja tetapi untuk narapidana

dewasa. Sebagaimana pernyataan dari informan (petugas) sebagai berikut:

“…..karena sarana dan prasarana harus disesuaikan dulu, seperti LPKA ini kan belum punya perpustakaan mandiri, masih bergabung

dengan Lapas.”79

Kebijakan yang diberikan oleh pihak LPKA Kelas II Jakarta tentunya

harus diikuti oleh seluruh anak didik, selain jam akses perpustakaan yang

dibatasi, anak didik juga dilarang untuk mengakses internet di dalam

lingkungan LPKA Kelas II Jakarta. Bagi anak didik akses internet dianggap

perlu untuk sekedar refreshing dan mengetahui tren saat ini melalui youtube

78 AF, Wawancara Pribadi.

79 Daniel, Wawancara Pribadi.

63

Page 76: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

maupun media sosial seperti facebook. Sebagaimana yang diungkapkan oleh

informan (anak didik) sebagai berikut:

“…..buat buka fb biar tau dunia luar, atau nonton youtube yang lagi rame apa biar gak ketinggalan. Tapi ya kalau ada internet mungkin

takut kitanya buka yang macem-macem.”80

“…..buat buka youtube biar ga bosen soalnya kalau tv kan itu-itu aja acaranya. Tapi kalo ada internet yang kecil-kecil takutnya buka yang

macem-macem.”81

“…..biar ga bosen aja, tapi pasti pada buka-buka yang macem-macem

jadinya gak dikasih internet deh.”82

Mengacu pada ungkapan anak didik diatas menunjukkan bahwa akses

internet diperlukan bagi anak didik untuk sekedar hiburan atau menghilangkan

rasa bosan, tetapi mereka juga memahami bahwa jika akses internet diberikan

maka dapat membawa mereka kepada tindakan yang negatif. Meskipun anak

didik dilarang mengakses internet, bagi mereka setiap kegiatan yang mereka

ikuti di LPKA Kelas II Jakarta dapat memberikan informasi, sebagaimana

pernyataan anak didik sebagai berikut:

“…...kan dari setiap kegiatan disini kita bisa dapet informasi.”83

“…...kan bisa dapet informasi darimana aja disini cuma gak ada

internet aja karena dilarang.”84

80 RF, Wawancara Pribadi.

81 AF, Wawancara Pribadi.

82 SR, Wawancara Pribadi.

83 RF, Wawancara Pribadi.

84 SR, Wawancara Pribadi.

64

Page 77: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Kebijakan maupun peraturan dalam mengakses informasi di LPKA

Kelas II Jakarta merupakan salah satu perbedaan yang dirasakan oleh anak

didik jika dibandingkan dengan anak pada umumnya yang berada di

lingkungan masyarakat. Adanya perbedaan antara anak didik dengan anak

pada umumnya dalam mengakses informasi dianggap diperbolehkan oleh

anak didik, sebagaimana ungkapan informan anak didik berinisial RF dan AF

sebagai berikut:

“Boleh aja sih, soalnya kan kalau disini misalnya kita enggak boleh pegang HP apalagi internet kan emang dilarang, kalau anak-anak luar mah bebas enggak ada aturannya kayak kita, yang penting kan disini kita masih bisa dapet informasi dari media yang udah disediakan, enggak ketinggalan pelajaran juga karena ada sekolah

paket.”85

“Boleh dong, kan kalo disini punya peraturan kalau diluar mah bebas

mau main HP atau internetan, jadi ya kita harus ikutin peraturan disini yang pastinya lebih terbatas gak sebebas diluar, tapi tetap kok

disini kita dapet pengetahuan juga dari yang nggak tau jadi tau,

misalnya kalau dalam agama yang tadinya gak taat jadi lebih taat, kalau diluar malah karena terlalu bebas kita jadi gak inget waktu buat

sholat buat belajar karena keseringan internetan.”86

Penuturan anak didik berinisial RF dan AF mengungkapkan bahwa

anak didik dengan anak pada umumnya boleh dibedakan dalam memperoleh

hak akses informasi dikarenakan LPKA Kelas II Jakarta adalah lembaga yang

memiliki peraturan yang harus mereka ikuti seperti adanya larangan

membawa handphone dan mengakses internet, sedangkan anak-anak pada

umumnya yang berada diluar LPKA Kelas II Jakarta bebas mengakses

85 RF, Wawancara Pribadi.

86 AF, Wawancara Pribadi.

65

Page 78: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

internet pada handphone pribadi karena tidak ada aturan yang mengikat.

Namun anak didik berinisial SR mengungkapkan bahwa anak didik dengan

anak-anak lainnya memiliki kebutuhan yang sama dan tidak boleh dibedakan,

sebagaimana tanggapan informan anak didik berinisial SR sebagai berikut:

“Nggak boleh dibedakan sih, kan kita sama anak-anak diluar sama-sama masih anak-anak pastinya butuh informasi yang sama, tapi kita sama anak-anak diluar sama-sama dapet informasi kok kayak ada sekolah paket, bisa baca buku juga, nonton tv juga. Cuma kalo disini

kan ada peraturannya gak bebas kayak diluar.”87

Berdasarkan penuturan informan SR diatas menunjukkan bahwa anak

didik dengan anak pada umumnya tidak boleh dibedakan karena

membutuhkan informasi yang sama sebagai anak-anak. Namun tanggapan

ketiga anak didik dapat disimpulkan bahwa anak didik tetap merasa

memperoleh informasi yang sama dengan anak pada umumnya melalui

kegiatan yang diikuti seperti sekolah paket, kerohanian, dan fasilitas yang

disediakan di LPKA Kelas II Jakarta meskipun dengan cara yang berbeda.

Selain itu mereka juga memahami bahwa perbedaan dalam mengakses

informasi didalam LPKA Kelas II Jakarta ini bertujuan untuk mengarahkan

mereka kepada hal yang positif salah satunya untuk melatih anak didik agar

dapat memanfaatkan waktu dengan baik dan menjadikan mereka anak lebih

taat dalam beribadah karena jika anak-anak diluar pada umumnya tidak

87 SR, Wawancara Pribadi.

66

Page 79: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

memiliki peraturan seperti didalam LPKA Kelas II Jakarta, tidak dapat

terpantau dan bahkan lebih bebas.

b. Pihak LPKAKelas II Jakarta

Pihak LPKA Kelas II Jakarta memaknai bahwa informasi merupakan

pengetahuan, wawasan, kemampuan dan keterampilan yang harus dimiliki

setiap orang yang dapat diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan,

sebagimana yang diungkapkan oleh informan (petugas) Bapak Muhammad

Daniel sebagai berikut :

“Informasi itu pengetahuan, wawasan, kemampuan, keterampilan yang harus dimiliki setiap orang yang tentunya bisa diperoleh melalui

pendidikan, pelatihan dan beragam cara lainnya.”88

Berdasarkan ungkapan informan (petugas) menunjukkan bahwa

informasi harus dimiliki oleh setiap orang dan dapat diperoleh melalui

berbagai cara. Sebagai lembaga yang membina anak-anak yang sedang

menjalankan masa hukuman dan membutuhkan informasi selayaknya manusia

pada umumnya, maka petugas maupun pihak LPKA Kelas II Jakarta

memaknai bahwa informasi merupakan hak yang harus didapat oleh anak

didik melalui beragam cara yang diberikan seperti pendidikan, pelatihan dan

bahkan melalui melalui interaksi dengan petugas LPKA Kelas II Jakarta,

sebagaimana ungkapan informan (petugas) Ibu Hanna Theresia sebagai

berikut:

88 Muhammad Daniel, Wawancara Pribadi, 2019.

67

Page 80: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

“Informasi itu pengetahuan yang salah satunya bisa didapat dari komunikasi, karena anak didik harus mendapatkan informasi, maka

pentingnya komunikasi antara petugas dengan anak didik.”89

Mengacu pada ungkapan informan (petugas) bahwa informasi harus

diperoleh anak didik salah satunya melalui interaksi atau komunikasi dengan

petugas. Untuk mendapatkan informasi tentunya anak didik harus

memperoleh hak untuk mengakses informasi, karena hak mengakses

informasi merupakan hak bagi setiap manusia tidak terkecuali bagi anak didik,

dan sudah diatur dalam perundang-undangan. Sebagaimana yang diutarakan

oleh Petugas LPKA Kelas II Jakarta sebagai berikut:

“Hak akses informasi itu tentunya sudah ada Undang-undangnya ya

dimana setiap orang berhak mendapat informasi termasuk anak didik

maupun narapidana dewasa disini. Saya memaknainya kalau hak akses informasi itu penting karena sebagai sarana untuk mengetahui

informasi maupun suasana diluar yang dimana suatu saat mereka akan kembali ke masyarakat jadi mereka harus mendapatkan

informasi.”90

Berdasarkan penuturan informan (petugas) menunjukkan bahwa hak

akses informasi sudah diatur dalam perundang-undangan yaitu Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F yang

menyatakan bahwa Setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh

informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta

berhak untuk mencari, memperoleh, memiliki, dan menyimpan informasi

89 Hanna Theresia, Wawancara Pribadi, 2019.

90 Daniel, Wawancara Pribadi.

68

Page 81: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia.91

Sesuai dengan

undang-undang tersebut bahwa setiap orang berhak mendapatkan informasi

tidak terkecuali untuk narapidana maupun anak didik, selain itu dikatakan

bahwa hak akses informasi merupakan hal yang penting karena sebagai sarana

anak didik untuk memperoleh informasi, pengetahuan dan mengetahui

keadaan lingkungan diluar, dikarenakan saat masa pidana atau hukuman anak

didik berakhir, maka anak didik akan dikembalikan ke lingkungan

masyarakat. Oleh karena itu, anak didik harus memiliki pengetahuan,

wawasan dan keterampilan agar anak didik dapat menjadi manusia yang

berguna saat berada di lingkungan masyarakat.

Hak akses informasi juga dianggap sebagai cara yang diberikan oleh

petugas kepada anak didik yaitu melalui fasilitas dan kegiatan yang diberikan

oleh petugas. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan (petugas)

sebagai berikut :

“Kalau hak akses informasi itu kan cara agar mereka mendapatkan informasi, maka petugas harus memberikan hak akses informasi,

mungkin dibilang hak akses informasi disini agak terbatas seperti larangan membawa handphone maupun larangan mengakses internet,

tapi disini mereka diberikan hak akses lainnya untuk mendapatkan informasi bisa dari petugas, dari kegiatan dan fasilitas yang diberikan

salah satunya perpustakaan.”92

Ungkapan dari informan (petugas) menunjukkan bahwa hak akses

informasi adalah cara ataupun upaya dari petugas/Pihak LPKA untuk

91 Indonesia, “Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28 F,” diakses 20 November 2018, http://jdih.pom.go.id/uud1945.pdf.

92 Theresia, Wawancara Pribadi.

69

Page 82: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

memberikan akses informasi kepada anak didik melalui kegiatan dan fasilitas

salah satunya adalah perpustakaan. Pihak LPKA Kelas II Jakarta juga

mengakui bahwa cara yang dilakukan dalam memberikan hak akses informasi

kepada anak didik dapat dikatakan berbeda dari anak-anak pada umumnya,

seperti adanya batasan larangan membawa handphone dan mengakses internet

di lingkungan LPKA Kelas II Jakarta.

Tentunya semua orang, termasuk tahanan memiliki hak mendasar

untuk membaca, belajar dan mengakses informasi.93

Dalam memberikan hak

akses informasi kepada anak didik, pihak LPKA Kelas II Jakarta menjadikan

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan sebagai

dasar pelaksaan kegiatan anak didik salah satunya yaitu pemberian hak akses

informasi, sebagaimana pernyataan informan (petugas) sebagai berikut:

“…..segala macam kegiatan untuk mengakses informasi tentunya berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan, karena undang-undang tersebut adalah dasar untuk pelaksanaan kegiatan anak didik. Ada juga Undang-undang Nomor 11

Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) yang seharusnya diterapkan di LPKA, namun untuk saat ini karena

kondisinya belum mendukung maka kita lebih menerapkan Undang-

undang Nomor 12 Tahun 1995.”94

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh informan lainnya sebagai

berikut:

93 “Minimum Standard Guidelines for Library Services to Prisoners,” Australian Library and Information Association, 2015, https://www.alia.org.au/sites/default/files/documents/ ALIAPrisonGuidelines2015.pdf. h. 3.

94 Daniel, Wawancara Pribadi.

70

Page 83: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

“Kalau untuk peraturan termasuk memberikan hak akses informasi ada di undang-undang nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, bahwa narapidana maupun anak didik berhak

mendapat pendidikan dan bahan bacaan.”95

Mengacu pada pernyataan kedua informan (petugas) menunjukkan

bahwa pihak LPKA Kelas II Jakarta telah menerapkan Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan sebagai dasar pelaksanaan

kegiatan anak didik termasuk dalam pemberian akses informasi. Dalam Pasal

14 Ayat 1F undang-undang pemasyarakatan tersebut menyebutkan bahwa

setiap narapidana berhak mendapatkan bahan bacaan dan mengikuti siaran

media massa lainnya yang tidak dilarang.96

Meskipun sudah diresmikan

bahwa setiap anak didik sudah dipisahkan dari Lembaga Pemasyarakatan

menjadi dibawah naungan Lembaga Khusus Anak (LPKA) sejak 2017 silam,

LPKA Kelas II Jakarta belum sepenuhnya menerapkan Undang-undang

Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA) sebagai

dasar pelaksanaan kegiatan anak didik, sebagaimana ungkapan informan

(petugas) Bapak Muhammad Daniel sebagai berikut :

“…..perbedaan Undang-undang nomor 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan itu mengatur keseluruhan atau secara umum untuk

Anak didik, narapidana dewasa maupun narapidana wanita. Kalau

undang-undang nomor 11 tahun 2012 itu khusus untuk anak didik

saja. Jadi, dikarenakan LPKA ini yang belum mempunyai sarana

mandiri, alias masih bergabung dengan Lapas Salemba, maka pihak

kami lebih mengikuti Undang-undang tahun 1995. Kalau nanti LPKA

95 Theresia, Wawancara Pribadi.

96 “Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Pasal 14 Ayat 1F tentang Pemasyarakatan.”

71

Page 84: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

sudah punya gedung mandiri, mungkin Undang-undang SPPA dapat

diterapkan termasuk dalam hal mengakses informasi.”97

Jawaban yang serupa juga diungkapkan oleh informan (petugas) Ibu

Hanna Theresia sebagai berikut:

“Karena undang-undang 1995 mencakup anak didik dan dewasa, kalau undang-undang SPPA itu kan khusus untuk anak didik saja, dan LPKA ini belum punya sarana dan prasarana mandiri, masih dibilang bergabung dengan Lapas, jadi lebih menerapkan Undang-undang

tahun 1995 termasuk dalam mengakses informasi.”98

Dengan lahirnya Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang

SPPA dalam pasal 104 ditegaskan bahwa setiap lembaga pemasyarakatan

anak harus melakukan perubahan sistem menjadi Lembaga Pembinaan

Khusus Anak sesuai dengan Undang-Undang tersebut, paling Lama 3 (tiga)

tahun. Pihak LPKA Kelas II Jakarta belum menerapkan Undang-undang

SPPA sebagai dasar utama pelaksanaan kegiatan anak didik dikarenakan

kondisi LPKA Kelas II Jakarta yang belum memiliki sarana dan prasarana

mandiri, dimana anak didik LPKA Kelas II Jakarta saat ini masih berada satu

kawasan dan fasilitas yang sama dengan narapidana dewasa Lapas Kelas IIA

Salemba karena sebelum diresmikannya LPKA anak didik masih bagian dari

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas). Lapas Kelas IIA Salemba yang pada

mulanya menaungi narapidana dewasa dan anak didik telah menerapkan

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan sebagai dasar

pelaksanaan kegiatan untuk seluruh narapidana dewasa dan anak didik. Oleh

97 Daniel, Wawancara Pribadi.

98 Theresia, Wawancara Pribadi.

72

Page 85: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

karena itu dikarenakan anak didik dan narapidana hingga saat ini

menggunakan fasilitas yang sama, maka pihak LPKA Kelas II Jakarta

menerapkan Undang-undang tersebut sebagai dasar pelaksanaan kegiatan

anak didik termasuk dalam hal mengakses informasi. Dikatakan juga bahwa

Undang-undang Sistem Peradilan Pidana Anak dapat diterapkan sepenuhnya

di LPKA Kelas II Jakarta yaitu saat LPKA Kelas II Jakarta nantinya memiliki

bangunan dan fasilitas mandiri.

Sebagai lembaga yang membina anak-anak yang menjalankan masa

pidana, pihak LPKA Kelas II Jakarta telah memaknai bahwa hak akses

merupakan hal yang penting sebagai sarana informasi bagi anak didik, oleh

karena itu pihak LPKA telah memberikan hak akses informasi kepada anak

didik sesuai dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 melalui beragam

cara seperti yang diungkapkan oleh informan (petugas) sebagai berikut:

“Yang pernah dilakukan untuk mengakses informasi di LPKA tentunya

melalui dua macam yaitu dengan media cetak ataupun melalui media digital. Media cetak itu seperti perpustakaan, kemudian media digital

ada TV dan Pusteling atau perpustakaan keliling yang diadakan oleh perpusnas, fungsi pusteling itu diperuntukkan untuk narapidana

maupun anak didik untuk mengakses informasi seperti membaca e-book atau mencari informasi lain yang diperbolehkan, namun sudah

cukup lama pusteling belum mengadakan disini lagi.”99

Jawaban yang serupa juga diungkapkan oleh informan lainnya sebagai

berikut:

99 Daniel, Wawancara Pribadi.

73

Page 86: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

“Kalau memberikan akses informasi itu seperti memberikan jadwal membaca buku di perpustakaan, mengakses informasi itu kan juga bisa didapat melalui kegiatan yang kita kasih ke anak didik, TV juga dikasih biar mereka bisa mendapatkan informasi lebih banyak lagi,

dan pernah juga diberikan layanan perpustakaan keliling.”100

Berdasarkan ungkapan kedua informan (petugas) menunjukkan bahwa

LPKA Kelas II Jakarta sejauh ini telah memberikan hak akses informasi

kepada anak didik melalui dua jenis media yaitu media cetak dan digital.

Media cetak yang diberikan yaitu fasilitas koleksi di perpustakaan dan media

digital seperti fasilitas televisi dan perpustakaan keliling (Pusteling) yang

bekerjasama dengan Perpustakaan Nasional, dengan adanya layanan pusteling

anak didik dapat mengakses e-book dan mencari informasi melalui akses

internet yang disediakan pada layanan tersebut. Namun dikarenakan saat ini

Perpustakaan Keliling sudah tidak beroperasi lagi di LPKA Kelas II Jakarta,

maka media digital sebagai akses informasi untuk anak didik hanya fasilitas

televisi saja. Selain perpustakaan, media siaran seperti TV merupakan media

untuk mengakses informasi bagi anak didik, pihak LPKA memberikan akses

menonton televisi dengan fasilitas TV berukuran 32 inchi yang disediakan

pada selasar blok kamar, dalam memilih tayangan acara anak didik diberi

kebebasan dan tetap dalam pengawasan petugas.

Pihak LPKA Kelas II Jakarta memiliki kebijakan atau prosedur dalam

pemberian hak akses informasi kepada anak didik diantaranya yaitu adanya

larangan mengakses handphone dan internet. Handphone merupakan salah

100 Theresia, Wawancara Pribadi.

74

Page 87: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

satu alat komunikasi yang dilarang dalam lingkungan LPKA Kelas II Jakarta,

karena dikhawatirkan dapat disalahgunakan oleh anak didik dikarenakan

handphone saat ini sudah hampir seluruhnya menggunakan internet. Selain

membawa handphone anak didik dilarang mengakses internet di LPKA Kelas

II Jakarta termasuk pada fasilitas komputer yang disediakan sebagai akses

informasi bagi anak didik, meskipun berdasarkan Standar Pelayanan Anak

Sementara (LPAS) bahwa Jaringan internet dengan kekuatan 72 mbps dapat

disediakan untuk menunjang kegiatan belajar mengajar dan mendukung kegiatan

pendidikan anak.101

Namun adanya larangan penggunaan handphone

dan akses internet bagi anak didik LPKA Kelas II Jakarta merupakan

peraturan atau kebijakan lokal yang diterapkan oleh pihak LPKA Kelas II

Jakarta berdasarkan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan Pasal 14 Ayat 1F bahwa narapidana berhak mendapatkan

bahan bacaan dan mengikuti siaran media massa lainnya yang tidak

dilarang.102

Kemudian kebijakan tersebut juga diterapkan berdasarkan

Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor

6 Tahun 2013 tentang Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah

Tahanan Negara Pasal 4 bahwa:

101 Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak, Standar Pelayanan Anak di Lembaga

Penempatan Anak Sementara (LPAS) (Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM

RI, 2017), Diakses 31 Agustus 2019. http://lpkajakarta.kemenkumham.go.id

/index.php?option=com_attachments&task=download&id=56. h, 31.

102 Indonesia, “Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Pasal 14 Ayat 1F tentang Pemasyarakatan,” diakses 4

November 2018, https://www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/lt5024cd 112dc45/parent/lt5024cc61e623d.

75

Page 88: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

“Setiap narapidana atau tahanan dilarang: memiliki, membawa

dan/atau menggunakan alat elektronik, seperti laptop atau komputer,

kamera, alat perekam, telepon genggam, pager, dan sejenisnya.”103

Larangan penggunaan handphone dan akses internet ini sudah

diterapkan sejak LPKA Kelas II Jakarta diresmikan pada tahun 2017, adanya

larangan akses internet ini bertujuan untuk menghindari adanya

penyalahgunaan yang dilakukan oleh anak didik seperti pada saat adanya

Layanan Pusteling saat anak didik masih dibawah Lapas Kelas IIA Salemba.

Namun kebijakan ini dianggap tidak menghalangi anak didik untuk

memperoleh informasi karena anak didik dapat memperoleh informasi melalui

beragam kegiatan dan fasilitas yang diberikan salah satunya seperti

perpustakaan. Adapun dalam mengakses informasi di perpustakaan ada

prosedur yang harus diikuti oleh anak didik, sebagaimana yang diungkapkan

oleh informan (petugas) sebagai berikut:

“Kalau larangan misalnya handphone yang gak boleh masuk, internet

juga dilarang, kalau untuk informasi mereka bisa dapet darimana aja

sih sebenarnya seperti melalui baca buku, nonton TV, PKBM, yang

penting mereka harus mengikuti kegiatan yang disediakan disini.

Setiap hari ada jadwal khusus untuk mengunjungi perpustakaan, rata-

rata mereka yang ke perpustakaan ya untuk membaca buku, jadi

misalnya anak didik meminjam buku di hari jum’at maka paling

lambat ngembaliin bukunya ya dihari jum’at berikutnya gitu, buku

yang boleh dipinjam itu maksimal tiga buku. Kalau misalnya ada yang

melanggar seperti menghilangkan buku, ya sanksinya mereka tidak

dibolehkan meminjam buku selama satu bulan, namun sejauh ini yang

103 “Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2013 Tata

Tertib Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan Negara” (Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia), diakses 15 September 2019, https://ngada.org/bn356-2013.htm.

76

Page 89: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

saya tau mereka belum pernah menghilangkan buku, karena petugas setiap harinya kan mengontrol mereka, dan saya juga setiap jum’at pasti mengingatkan anak didik yang belum kembaliin buku biar segera

dikembalikan.”104

Penuturan informan (petugas) menunjukkan bahwa adanya kebijakan

dalam mengakses informasi di perpustakaan diantaranya yaitu; anak didik

dapat meminjam koleksi maksimal tiga eksemplar dan batas peminjaman

koleksi maksimal satu minggu. Adapula sanksi yang akan diberikan bagi anak

didik yang menghilangkan buku yaitu tidak diperbolehkan meminjam koleksi

perpustakaan selama satu bulan, namun sejauh ini belum ditemukan perilaku

anak didik yang menghilangkan buku, karena petugas LPKA Kelas II Jakarta

berperan dalam mengontrol anak didik termasuk saat anak didik meminjam

buku di perpustakaan. Pihak LPKA Kelas II Jakarta telah memberikan hak

akses ke perpustakaan setiap hari, dengan batas peminjaman buku tiga hari

dan maksimal satu minggu, serta petugas memiliki tanggung jawab dalam

mengawasi dan mencatat koleksi perpustakaan yang dipinjam anak didik.

Memberikan hak akses informasi untuk narapidana maupun anak didik

yaitu dengan adanya kegiatan pendidikan dan budaya harus disediakan dan

didukung, termasuk akses ke perpustakaan yang memadai.105

Dalam Pasal 1

Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan menyatakan

bahwa Perpustakaan adalah institusi pengelola koleksi karyatulis, karya cetak,

dan/atau karya rekam secara profesional dengan sistem yang baku guna

104 Theresia, Wawancara Pribadi.

105 “Human Right and Prisons.” h. 10.

77

Page 90: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

memenuhi kebutuhan pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan

rekreasi para pemustaka.106

Pernyataan tersebut tentunya berlaku bagi semua

perpustakaan termasuk perpustakaan yang melayani narapidana maupun anak

didik dimana mereka memiliki kebutuhan seperti masyarakat pada umumnya.

Saat observasi berlangsung, peneliti mendapatkan isu bahwa adanya

peraturan mengenai uang jaminan sebesar lima ribu rupiah atau sepuluh ribu

rupiah yang harus diberikan pemustaka jika ingin meminjam buku.

Berdasarkan wawancara dengan informan peraturan tersebut ternyata benar

adanya namun hanya berlaku untuk narapidana dewasa Lapas Kelas IIA

Salemba dan tidak berlaku untuk anak, sebagaimana pernyataan Bapak

Muhammad Daniel sebagai berikut:

“…..peraturan itu hanya untuk narapidana dewasa, untuk anak didik tidak berlaku. Kalau untuk dewasa adanya peraturan tersebut untuk menyiasati agar buku tidak dihilangkan lagi, kalau tidak seperti itu buku perpustakaan bisa habis. Kalau dibilang membebani saya rasa tidak, karena walau adanya uang jaminan seperti itu tetap saja dari dewasa mau meminjam buku di perpustakaan, uang jaminannya pun

hanya lima sampai sepuluh ribu rupiah saja.”107

Berdasarkan pernyataan informan (petugas) bahwa peraturan

mengenai adanya uang jaminan untuk peminjaman buku di perpustakaan tentu

benar adanya, namun peraturan tersebut hanya untuk narapidana dewasa

Lapas Kelas IIA Salemba, karena perpustakaan merupakan sarana bagi

narapidana dewasa dan anak didik. Menurut informan Bapak Daniel,

106 “Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.”

107 Daniel, Wawancara Pribadi.

78

Page 91: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

peraturan uang jaminan Rp.5000,- s/d Rp.10000,- tersebut dirasa tidak

membebani pemustaka karena jumlah uang dikatakan murah dan memang

bertujuan untuk mencegah agar koleksi perpustakaan tidak dihilangkan oleh

narapidana dewasa. Sedangkan untuk anak didik tidak diberlakukan peraturan

yang sama dikarenakan beberapa alasan, sebagaimana yang diungkapkan

oleh informan (petugas) sebagai berikut:

“Peraturan seperti itu hanya untuk narapidana dewasa saja, kalau

untuk dewasa sepertinya tidak membebani ya karena mereka boleh megang uang cash, kalau anak-anak sih sepertinya cukup membebani

karena tidak ada uang jaminan saja tidak begitu banyak yang meminjam buku, apalagi kalau ada uang jaminan seperti yang

dewasa, lagian anak didik juga enggak boleh megang uang cash,

mereka untuk jajan aja disini pakai sidik jari mereka.”108

Penuturan dari informan (petugas) menunjukkan bahwa peraturan

tersebut tidak berlaku untuk anak didik karena anak didik sudah mendapat

kontrol oleh petugas LPKA dalam peminjaman dan pengembalian buku, dan

anak didik tidak diperbolehkan menyimpan uang cash secara mandiri. Jika

adanya peraturan yang sama dengan narapidana dewasa maka dikhawatirkan

dapat membebani anak didik dan dapat mengurangi antusias anak didik untuk

meminjam buku di perpustakaan. Oleh karena itu anak didik mendapatkan

akses peminjaman koleksi perpustakaan tanpa uang jaminan, kebijakan ini

tentunya sesuai dengan ketentuan IFLA tentang kode etik untuk pustakawan

dan pekerja informasi yang menyatakan bahwa pustakawan dan pekerja

108 Theresia, Wawancara Pribadi.

79

Page 92: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

informasi yang menawarkan layanan harus menawarkan akses ke koleksi dan

layanan tanpa biaya bagi pengguna, jika harus ada biaya keanggotaan atau

administrasi lainnya maka harus dijaga semurah mungkin untuk meringankan

pengguna yang kurang beruntung dari segi sosial.109

Anak didik juga

berpendapat mengenai kebijakan tersebut dapat membebani jika seandainya

berlaku untuk mereka, sebagaimana ungkapan anak didik sebagai berikut:

“……kalau misalnya ada kayak gitu buat anak didik membebani sih,

nanti jadi males minjem buku buat dibawa ke kamar.”110

“……itu buat napi aja kalau pinjem buku bayar, kalau buat anak didik gratis kok. Tapi kalau kayak gitu buat kita-kita mah membebani

kayaknya, nanti malah pada males minjem buku.”111

Mengacu pada wawancara diatas menunjukkan bahwa anak didik

diberikan akses peminjaman buku secara gratis tanpa uang jaminan dan jika

peraturan tersebut diperlakukan untuk anak didik maka dianggap membebani dan

dapat mengurangi minat anak didik dalam meminjam buku di perpustakaan. Hal

ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 Pasal 5 Ayat 3 tentang

Perpustakaan yang menyatakan bahwa masyarakat yang memiliki cacat dan/atau

kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh

layanan perpustakaan yang disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan

masing-masing.112

Karena perpustakaan yang di akses oleh anak didik

merupakan fasilitas milik Lapas Kelas IIA

109 Garcia Febo dan Hustad, “Code of Ethics for Librarians and other Information Workers.”

110 AF, Wawancara Pribadi.

111 SR, Wawancara Pribadi.

112 “Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.”

80

Page 93: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Salemba, karena itu pemustaka di perpustakaan terdiri dari narapidana dewasa

dan anak didik yang tentunya memiliki kebijakan layanan perpustakaan yang

berbeda. Pihak LPKA Kelas II Jakarta memberikan jam akses ke perpustakaan

setiap harinya, namun seperti yang diungkapkan sebelummnya bahwa anak

didik merasa terbatas dalam berkunjung ke perpustakaan seperti jam akses ke

perpustakaan dalam jangka waktu setengah jam saja yaitu pada hari Senin

hingga Kamis pukul 15.30 s/d 16.00 WIB. Keterbatasan waktu dalam

mengakses informasi di perpustakaan ini dianggap sebagai hal yang wajar,

sebagaimana alasan yang diungkapkan petugas sebagai berikut:

“…..karena sarana dan prasarana harus disesuaikan dulu, seperti LPKA ini kan belum punya perpustakaan mandiri, masih bergabung

dengan Lapas.”113

Alasan yang diungkapkan oleh informan (petugas) bahwa terbatasnya

akses informasi anak didik berkunjung ke perpustakaan dianggap suatu hal

yang wajar dikarenakan anak didik belum memiliki sarana dan prasarana

mandiri, dapat dikatakan LPKA Kelas II Jakarta satu lokasi yang sama dengan

Lapas Kelas IIA Salemba.

Sebagai lembaga yang memberikan berbagai macam kegiatan

pembinaan kepada anak didik, anak didik harus mengikuti kebijakan seperti

jadwal atau aturan dalam mengakses informasi. Pihak LPKA Kelas II Jakarta

mengakui bahwa adanya akses informasi dibatasi seperti larangan anak didik

113 Daniel, Wawancara Pribadi.

81

Page 94: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

untuk menggunakan handphone dan internet. Sebagaimana yang diungkapkan

oleh informan (petugas) sebagai berikut:

“......kalau akses informasi melalui internet di dalam lingkungan LPKA itu tidak diperbolehkan untuk anak didik. Tetapi anak didik diberikan sarana mengakses informasi kepada hal yang mengarah positif saja seperti pendidikan, perpustakaan, dan pelatihan-pelatihan

untuk mengasah keterampilan.”114

Hal yang serupa juga diungkapkan oleh informan lainnya sebagai berikut:

“Membatasi mungkin seperti adanya larangan membawa handphone dan internet saja, kalau di perpustakaan mereka itu tidak dibatasi, setiap hari mereka mendapat jadwal berkunjung ke perpustakaan dan

mereka ya boleh membaca atau meminjam buku.”115

Dari ungkapan kedua informan petugas LPKA Kelas II Jakarta dapat

disimpulkan bahwa terbatasnya akses informasi bagi anak didik yaitu adanya

larangan membawa handphone dan mengakses internet di dalam LPKA Kelas

II Jakarta. Namun anak didik tetap diberikan sarana akses informasi yang

dipastikan mengarah pada hal positif seperti kegiatan edukasi, layanan

perpustakaan dan pelatihan untuk mengasah keterampilan anak didik. Selain

itu salah satu masalah paling menantang yang dihadapi perpustakaan penjara

adalah bagaimana mengakses teknologi dan jaringan komputer, tidak hanya

untuk tugas operasional internal, tetapi juga untuk tujuan pembelajaran dan

informasi, peraturan keamanan menghadirkan hambatan utama untuk akses ke

Internet dan di beberapa Negara bahkan melarang tahanan menggunakan

114 Daniel, Wawancara Pribadi.

115 Theresia, Wawancara Pribadi.

82

Page 95: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

komputer mandiri.116

Pihak LPKA Kelas II Jakarta telah memberikan hak

akses informasi lain melalui kegiatan kursus komputer, karena anak didik

mebutuhkan pengetahuan yang sama seperti anak pada umumnya apalagi di

era teknologi saat ini, oleh karena itu anak didik diberikan pengetahuan dasar

dalam mengoperasikan komputer, namun anak didik tidak diberikan akses

internet pada komputer tersebut dan anak didik juga dilarang membawa alat

komunikasi seperti handphone karena dikhawatirkan anak didik dapat

mengakses situs yang tidak diperkenankan. Sebagaimana yang tanggapan

informan sebagai berikut:

“…..namanya anak-anak perlu banyak arahan dan informasi, tapi mereka disini tentunya dibina supaya tau mana yang benar mana yang salah untuk mereka, jadi mungkin caranya aja yang beda, kalau mereka diberi izin membawa handphone yang ditakutkan mereka bukannya mencari informasi yang baik tapi malah membuka yang

macam-macam yang mengarah ke negatif.”117

Mengacu pada tanggapan informan (petugas) bahwa petugas

memahami bahwa anak didik di LPKA Kelas II Jakarta merupakan anak-anak

yang sama dengan anak pada umumnya, namun dikarenakan LPKA Kelas II

Jakarta merupakan lembaga yang bertugas membina anak-anak yang memiliki

masalah dengan hukum, maka petugas harus memberikan hak akses informasi

dengan kebijakan yang ada yang tentunya mengarah ke hal positif yang

diharapkan dapat membuat anak didik menjadi anak-anak yang lebih baik dan

116 Lehmann dan Locke, “Guidelines for Library Services to Prisoners.” h. 498.

117 Theresia, Wawancara Pribadi.

83

Page 96: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

tidak melakukan kesalahan yang sama. Oleh karena itu, untuk menghindari

tindakan negatif yang dapat dilakukan anak didik maka pihak LPKA Kelas II

Jakarta membatasi adanya hak akses informasi melalui internet pada komputer

dan larangan membawa handphone. Keterbatasan akses informasi tersebut

dapat dikatakan sebagai perbedaan yang terlihat antara anak didik dengan

anak-anak pada umumnya dalam memperoleh informasi, sebagaimana yang

diungkapkan oleh informan sebagai berikut:

“Harus dibedakan, karena kalau diluar itu anak-anak tidak bisa

terpantau, kalau disini hal-hal yang mengarah ke negatif sebisa

mungkin akan di cut, dan waktu yang dipergunakan anak didik disini

pun tidak hanya untuk mengakses informasi di perpustakaan saja atau

nonton tv saja, tetapi harus dibagi untuk kegiatan bersosialisai

maupun kegiatan lainnya, tetapi tetap mengarah pada pendidikan dan

mengasah keterampilan maupun sikap anak didik yang diharapkan

anak didik tidak akan berbuat kriminal lagi saat nanti kembali ke

masyarakat dan kegiatan yang dilakukan disini diharapkan dapat

melatih skill bagi yang ingin melanjutkan kerja nantinya.”118

Jawaban dari informan dapat dikatakan bahwa harus adanya perbedaan

dalam mengakses informasi kepada anak didik, karena anak didik memiliki

banyak kegiatan setiap harinya. Sebenarnya tanggapan ini membuktikan

bahwa LPKA Kelas II Jakarta sudah menjalankan Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2012 Pasal 85 Ayat 3 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak yang

menyatakan bahwa LPKA wajib menyelenggarakan pendidikan, pelatihan

keterampilan, pembinaan, dan pemenuhan hak lain sesuai dengan ketentuan

118 Daniel, Wawancara Pribadi.

84

Page 97: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

peraturan perundang-undangan.119

Anak didik didalam LPKA dengan anak

pada umumnya harus dibedakan dalam mengakses informasi namun yang

berbeda adalah cara petugas memberikan hak akses informasi, karena anak

didik harus mengikuti berbagai kegiatan yang diberikan, namun semua

kegiatan yang diberikan untuk mereka tetap mengarah pada edukasi dan

bertujuan untuk mengasah kemampuan, keterampilan anak didik yang

nantinya dapat bermanfaat bagi anak didik saat mereka dikembalikan ke

lingkungan masyarakat. Alasan serupa juga diungkapkan oleh informan

(petugas) sebagai berikut:

“…..mungkin yang beda itu cara kami memberikan hak akses informasinya saja, karena disini kan mereka harus mengikuti aturan yang ada tetapi intinya mereka itu disini tetap mendapatkan informasi

dari kegiatan-kegiatan maupun fasilitas yang diberikan petugas.”120

Berdasarkan ungkapan informan (petugas) menunjukkan bahwa

perbedaan yang diberikan kepada anak didik yaitu cara anak didik

memperoleh hak akses informasi dikarenakan anak didik memiliki jadwal

kegiatan serta peraturan yang harus diikuti. Namun sejauh ini pihak LPKA

Kelas II Jakarta telah menjalankan fungsi lembaga pemasyarakatan yaitu

sebagai tempat untuk melakukan pembinaan kepada narapidana/anak,

memberikan bimbingan, persiapan sarana dan mengelola hasil kerja,

melakukan bimbingan sosial kerohanian terhadap narapidana/anak,

119 “Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Pasal 85 Ayat 3 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.”

120 Theresia, Wawancara Pribadi.

85

Page 98: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

melakukan pemeliharaan keamanan dan mematuhi tata tertib lembaga

kemasyarakatan.121

Salah satu cara yang dilakukan petugas agar anak didik

mengetahui dan memahami kebijakan yang ada yaitu dengan memberikan

penyuluhan kepada anak didik sebagaimana yang diungkapkan oleh informan

sebagai berikut:

“Kalau buat penyuluhan….. kalau mengenai hak akses informasi itu sendiri belum ada, paling yang mereka butuhkan itu kayak lembaga hukum atau kesehatan, tapi setiap mereka yang baru masuk ke LPKA

tentunya kita beri tahu peraturan-peraturan yang ada disini termasuk peraturan tentang perpustakaan seperti jadwal berkunjungnya, jumlah

buku yang boleh dipinjam, ketentuan jika bukunya dihilangkan, terus diberitahu juga kalau tidak boleh membawa handphone dan ada

jadwal menonton tv dimana mereka boleh menontonnya saat ada

didalam kamar atau saat jam mereka lagi santai sampai sebelum jam

tidur mereka itu pada jam sepuluh malam”122

Berdasarkan ungkapan informan (petugas) menunjukkan bahwa

petugas telah memberikan penyuluhan secara umum mengenai kebijakan yang

ada di LPKA Kelas II Jakarta yang dibutuhkan oleh anak didik seperti

mengenai lembaga hukum dan kesehatan. Meskipun belum adanya

penyuluhan mengenai hak akses informasi secara khusus, namun petugas

tetap memberikan penyuluhan kepada setiap anak didik yang baru

ditempatkan di LPKA Kelas II Jakarta seperti pemberitahuan mengenai

peraturan mengakses perpustakaan berupa jadwal berkunjung, jumlah buku

yang boleh dipinjam, sanksi jika menghilangkan buku, jadwal menonton

121 Baldi, “Pemenuhan Hak-Hak Pendidikan Keagamaan Islam Anak Binaan di Lembaga

Pemasyarakatan Pakjo Palembang.” h. 166. 122 Theresia, Wawancara Pribadi.

86

Page 99: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

televisi dan larangan membawa handphone. Pustakawan maupun pekerja

informasi lainnya harus mempromosikan dan mempublikasikan koleksi dan

layanan mereka sehingga pengguna dan calon pengguna mengetahui

keberadaan dan ketersediaan mereka.123

Oleh karena itu pihak LPKA Kelas II

Jakarta memberikan penyuluhan secara umum mengenai kebijakan yang ada

di LPKA Kelas II Jakarta termasuk aturan dalam hak akses informasi kepada

anak didik. Petugas maupun pihak LPKA Kelas II Jakarta tentunya juga

berupaya dalam memberikan hak akses informasi yang sesuai dengan

kebutuhan anak didik, sebagaimana ungkapan Bapak Muhammad Daniel

seperti berikut:

“Tentunya memberikan hak akses informasi yang sesuai dengan kebutuhan, dengan adanya fasilitas informasi yang sudah diberikan seperti perpustakaan atau TV dan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pendidikan maupun keterampilan yang dirasa cukup walau

sekarang tanpa adanya Pusteling.”124

LPKA Kelas II Jakarta memberikan hak akses informasi kepada anak

didik sesuai dengan kebutuhan anak didik melalui fasilitas dan kegiatan-

kegiatan yang mengarah pada edukasi dan keterampilan yang mencukupi

meskipun saat ini sudah tidak ada layanan Pusteling. Selain itu petugas juga

berupaya untuk memastikan jika hak akses informasi bagi anak didik sudah

sesuai dengan kebutuhan dengan melakukan kontrol setiap harinya pada setiap

kegiatan anak didik, dan interaksi antara petugas dengan anak didik harus

123 Garcia Febo dan Hustad, “Code of Ethics for Librarians and other Information Workers.”

124 Daniel, Wawancara Pribadi.

87

Page 100: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

terjalin dengan baik agar petugas dapat mengetahui kebutuhan maupun

keinginan anak didik, hal ini sesuai dengan ungkapan informan (petugas)

sebagai berikut:

“Sejauh ini sih mungkin evaluasinya melalui kontrol aja, kayak setiap anak didik ke perpustakaan maupun lagi dalam kegiatan lainnya ya harus ada petugasnya, jadi petugas pun harus tau kayak apa aja yang diperlukan anak didik, ya intinya harus ada komunikasi kan antara

petugas dengan anak didik.”125

Mengacu pada jawaban informan (petugas) menunjukkan bahwa

petugas memiliki peran yang penting dalam pemberian hak akses informasi,

petugas dapat mengetahui apa yang dibutuhkan anak didik melalui

pengawasan dan komunikasi antara petugas dengan anak didik. Narapidana

penjara membutuhkan informasi untuk kehidupan sehari-hari mereka, yang

dapat diakses dan digunakan untuk melanjutkan pendidikan dan kegiatan

pembelajaran lainnya selama penahanan.126

Oleh karena itu petugas dan anak

didik di LPKA Kelas II Jakarta menganggap bahwa hak akses informasi

merupakan bagian yang penting dalam kehidupan, meskipun petugas

memberikan hak akses informasi dengan cara yang berbeda karena anak didik

di LPKA Kelas II Jakarta harus mengikuti peraturan yang ada seperti larangan

mengakses internet dan membawa handphone yang tidak dapat mereka

rasakan seperti anak-anak diluar pada umumnya, namun petugas tetap

125 Theresia, Wawancara Pribadi.

126 Helen Emesealu, “Information Need, Accessibility an Utilization of Library Information Resources as Determinants of Psychological Well Being of Prison Inmates in Nigeria,” University of Port Harcourt, 2016, diakses 21 Januari 2019, https://www.researchgate.net/publication/319128167. h. 30.

88

Page 101: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

berusaha memberikan hak akses informasi sebaik mungkin agar anak didik

tetap mengarah kepada hal positif, hal ini dikarenakan bahwa pustakawan

maupun pekerja informasi lainnya harus menghormati perlindungan anak

dibawah umur sambil memastikan hal ini tidak berdampak pada hak-hak

informasi orang dewasa.127

Karena Dalam Undang-undang Republik

Indonesia Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan Pasal 1 ayat 2

menyatakan bahwa sistem Pemasyarakatan adalah suatu tatanan mengenai

arah dan batas serta cara pembinaan Warga Binaan Pemasyarakatan

berdasarkan Pancasila yang dilaksanakan secara terpadu antara pembina, yang

dibina, dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas Warga Binaan

Pemasyarakatan agar menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak

mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali oleh lingkungan

masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara

wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.128

2. Layanan Informasi Anak Didik oleh Petugas LPKA Kelas II Jakarta

a. Layanan Edukasi

Pihak LPKA Kelas II Jakarta sejauh ini berupaya memberikan hak

akses informasi kepada anak didik yang sesuai dengan perundang-undangan

melalui berbagai macam kegiatan yang diharapkan dapat menjadi sumber

127 Garcia Febo dan Hustad, “Code of Ethics for Librarians and other Information Workers.”

128 Indonesia, “Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan,” diakses 4 November

2018, https://www.hukumonline.com/pusatdata/downloadfile/lt5024cd112dc45 /parent/lt5024cc61e623d.

89

Page 102: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

informasi bagi anak didik. Seperti yang diungkapkan sebelumnya bahawa

informasi adalah sumber utama bagi narapidana karena membantu dalam

memfasilitasi pelatihan dan melatih kembali narapidana untuk masuk kembali

ke lingkungan masyarakat. Adapun dengan memberikan narasumber

informasi kepada narapidana akan lebih membantu mereka dalam melanjutkan

pendidikan, pelatihan dan perolehan keterampilan dan dengan demikian

membuat mereka mandiri dan lebih siap saat reintegrasi ke dalam

masyarakat.129

Berbagai layanan informasi yang telah diberikan petugas

kepada anak didik seperti layanan perpustakaan, layanan edukasi seperti

kegiatan PKBI/PKBM atau sekolah paket A B C dan kursus bahasa Inggris,

kursus komputer, keterampilan dan kerohanian serta layanan perpustakaan

keliling.

Kegiatan PKBI (Sekolah Paket) dan kursus bahasa inggris menjadi

salah satu layanan informasi bagi anak didik untuk memenuhi kebutuhan

pendidikan atau edukasi karena anak didik tidak bisa mengikuti kegiatan

sekolah formal seperti anak-anak seusia mereka pada umumnya, bagi anak

didik kegiatan tersebut membuat mereka tidak tertinggal pelajaran sekolah,

menambah pengetahuan tentang sejarah, serta menambah pengetahuan

kosakata Bahasa Inggris melalui kursus Bahasa Inggris. Sebagaimana yang

diungkapkan informan anak didik sebagai berikut:

129 Emesealu, “Information Need, Accessibility an Utilization of Library Information Resources as

Determinants of Psychological Well Being of Prison Inmates in Nigeria.” h. 31.

90

Page 103: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

“…..jadi gak ketinggalan pelajaran sekolah sama jadi tahu bahasa

inggris sedikit-sedikit.”130

“…...jadi gak ketinggalan pelajaran, jadi tau sejarah-sejarah, kalau kursus bahasa Inggris ya jadi nambah tau kata-kata bahasa

Inggris.”131

Kegiatan PKBM/Sekolah Paket dan kursus bahasa Inggris tentunya

wajib diikuti oleh seluruh anak didik sesuai dengan tingkat pendidikan

terakhir mereka sebelum masuk ke LPKA Kelas II Jakarta. Layanan edukasi

ini dilaksanakan pada hari Senin hingga Kamis di ruangan yang sudah

ditentukan, sebagaimana jadwal disajikan pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Jadwal Pelaksanaan Layanan Edukasi

No. Kegiatan Waktu Tempat

1. PKBM Paket A Senin, 08.30 s/d 12.00 Perpustakaan (Setara SD) WIB

2. PKBM Paket B Kamis, 08.30 s/d 12.00 Perpustakaan (Setara SMP) WIB

3. PKBM Paket C Selasa dan Rabu, 08.30 Perpustakaan

(Setara SMA) s/d 12.00 WIB

4. Kursus Bahasa Senin, 09.30 s/d 10.30 Ruang Serbaguna

Inggris Paket B WIB

5. Kursus Bahasa Senin, 10.30 s/d 12.00 Ruang Serbaguna

Inggris Paket C WIB

Sumber Data: Data lapangan yang telah diolah April 2019

b. Layanan Perpustakaan

Selain memberikan kegiatan PKBI dan kursus bahasa Inggris sebagai

layanan informasi bagi anak didik, layanan informasi untuk anak didik yang

lainnya yaitu layanan perpustakaan. Berdasarkan Pasal 4 Undang-Undang

130 RF, Wawancara Pribadi.

131 AF, Wawancara Pribadi.

91

Page 104: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan menyatakan bahwa perpustakaan

bertujuan memberikan layanan kepada pemustaka, meningkatkan kegemaran

membaca, sertamemperluas wawasan dan pengetahuan untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa.132

Membaca merupakan salah satu sarana rekreasi bagi

anak didik, bahan bahan bacaan yang diperbolehkan untuk anak didik adalah

bahan bacaan yang berpengaruh bagi tumbuh kembang anak, tidak

mengandung unsur pornografi, kekerasan dan tidak bertentangan dengan

norma masyarakat, adapun buku-buku yang disediakan meliputi buku

pengetahuan umum, agama, hobi, music dan lainnya sesuai dengan minat

anak didik.133

Perpustakaan LPKA Kelas II Jakarta menyediakan koleksi

yang beragam, bagi anak didik koleksi perpustakaan sudah memenuhi

kebutuhan dan keinginan anak didik diantaranya koleksi pariwisata yang

membuat anak didik mengetahui tempat pariwisata di Indonesia, kemudian

koleksi komik yang serinya lengkap, serta adapula novel dan ensiklopedia.

Sebagaimana ungkapan anak didik sebagai berikut:

“…..koleksinya macam-macam, saya suka baca buku tentang

pariwisata jadi tau tentang pariwisata apa aja di Indonesia.“134

“…..kalau saya sukanya baca komik yaa disini komiknya lumayan

lengkap serinya.”135

“…...kan ada komik, novel, ensiklopedia, banyak deh mau baca apaan

aja ada.”136

132 “Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.”

133 Standar Pelayanan Anak di Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS). h, 76.

134 RF, Wawancara Pribadi.

135 AF, Wawancara Pribadi.

92

Page 105: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Jumlah koleksi perpustakaan LPKA Kelas II Jakarta atau Lapas Kelas

IIA Salemba berdasarkan rekapitulasi bulan Desember 2017 berjumlah 4681

eksemplar. Koleksi diperoleh dari anggaran lapas (DIPA), sumbangan dari

Perpustakaan Daerah, Hibah dari pihak ketiga, serta Ibu Ani Yudhoyono.

Tabel 4.7 Koleksi Perpustakaan LPKA Kelas II Jakarta

No. Jenis Koleksi Jumlah Eksemplar

1. Buku Fiksi 1438

2. Buku Non Fiksi 2706

3. Buku Referensi 537

Sumber Data: Data lapangan dari Perpustakaan April 2019

Salah satu layanan informasi utama untuk anak didik di LPKA Kelas

II Jakarta ini adalah layanan perpustakaan, karena tujuan layanan

perpustakaan penjara adalah untuk memenuhi rekreasi, pendidikan, dan

lainnya kebutuhan informasi tahanan selama penjara mereka dan untuk

memberikan informasi yang akan membantu tahanan untuk membangun

kembali diri mereka di masyarakat.137

Selain menyediakan bahan bacaan

untuk anak didik, perpustakaan harus mengatur dan mendukung berbagai

kegiatan dan program yang mempromosikan kegiatan membaca dan

keterampilan, program semacam itu memberikan peluang untuk menjadi

kreatif dalam memanfaatkan waktu dan peningkatan kualitas hidup.138

Untuk

mengakses layanan perpustakaan anak didik mendapatkan jadwal berkunjung

ke perpustakaan setiap hari Senin sampai Kamis pukul 15.30 s/d 16.00 dan

136 SR, Wawancara Pribadi.

137 “Minimum Standard Guidelines for Library Services to Prisoners.” h. 5.

138 “Minimum Standard Guidelines for Library Services to Prisoners,” h. 16.

93

Page 106: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

pada hari Jum‟at pukul 13.00 s/d 15.00 WIB. Selain membaca atau sekedar

mencari hiburan di dalam perpustakaan, anak didik juga dapat meminjam

koleksi perpustakaan sesuai peraturan yang ada seperti jumlah koleksi

maksimal tiga eksemplar dan batas peminjaman paling lama selama tujuh

hari.

c. Kerjasama LPKA Kelas II Jakarta dengan Pihak Lain

Pihak LPKA Kelas II Jakarta juga membuka pintu seluas-luasnya

untuk lembaga, komunitas maupun relawan yang ingin bekerjasama dengan

petugas dalam memberikan layanan informasi kepada anak didik, karena

komunitas luar harus dilibatkan sebanyak mungkin dalam kegiatan pendidikan

dan budaya di penjara.139

Pernyataan tersebut diperkuat dengan pernyataan

informan sebagai berikut:

“…..disini kita bekerjasama dengan beberapa lembaga dan komunitas seperti Pusteling dari Perpusnas, ada juga Komunitas Literasi untuk

meningkatkan minat baca dan mengajarkan story telling, bahkan

salah satu anak didik ada yang baru saja mendapat prestasi juara ke 2

lomba story telling tingkat nasional. Lalu dari Yayasan Tangan

Pengharapan yang membantu memberi tenaga pengajar untuk anak

didik serta memberi pengadaan kegiatan yang tidak rutin seperti

pelatihan barista, pijat refleksi dan lainnya. Kemudian Komunitas

Manusaya yang mengajarkan kesenian, dan ada pula dari Lembaga

Hukum yang memberikan layanan konsultasi hukum kepada anak

didik.”140

Berdasarkan pernyataan informan diatas bahwa dalam memberikan

layanan informasi kepada anak didik, LPKA Kelas II Jakarta bekerjasama

139 “Human Right and Prisons.” h. 10.

140 Daniel, Wawancara Pribadi.

94

Page 107: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

dengan berbagai pihak luar baik lembaga maupun komunitas masyarakat,

seperti program Perpustakaan Keliling oleh Perpustakaan Nasional yang

pernah beroperasi 2 tahun yang lalu, adapula layanan edukasi seperti PKBI

dan Kursus bahasa Inggris yang bekerjasama dengan Yayasan Tangan

Pengharapan yang membantu dengan menghadirkan tenaga pengajar serta

memberi kegiatan tambahan seperti pelatihan barista dan pijat refleksi.

Kemudian adanya program literasi informasi yang bekerjasama dengan

komunitas literasi yang berhasil memunculkan salah satu anak didik

berprestasi sebagai juara kedua lomba Story Telling tingkat Nasional di awal

tahun 2019, lalu program kesenian atau workshop manusaya yang

bekerjasama dengan komunitas Spread Project, serta layanan konsultasi

hukum dengan lembaga hukum. Relawan dari lembaga atau komunitas juga

dapat dipekerjakan di perpustakaan, para relawan tersebut tentunya tidak

boleh dipekerjakan sebagai pengganti staf yang dibayar secara reguler tetapi

harus memberikan tambahan dukungan dan program khusus yang

sebagaimana diperlukan.141

Tabel 4.8 Kerjasama Layanan Informasi dengan Pihak Lain

No. Lembaga Kegiatan Keterangan

1. Perpustakaan Perpustakaan Keliling Tidak Beroperasi

Nasional

2. Yayasan Tangan PKBM, Kursus Bahasa Masih Beroperasi Pengharapan Inggris, Pelatihan

Barista.

3. Komunitas Literasi Literasi Informasi Masih Beroperasi

141 Lehmann dan Locke, “Guidelines for Library Services to Prisoners.” h. 10.

95

Page 108: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

4. Komunitas Spread Pelatihan Kesenian Masih Beroperasi

Project (Workshop Manusaya) Sumber Data: Data lapangan yang telah diolah April 2019

d. Kendala Pemberian Layanan Informasi kepada Anak Didik

Meskipun banyak relawan dari komunitas maupun lembaga lain yang

bekerjasama dengan pihak LPKA Kelas II Jakarta dalam memberikan layanan

informasi kepada anak didik, LPKA Kelas II Jakarta masih memiliki banyak

kendala dalam pemberian layanan informasi diantaranya layanan pusteling

yang saat ini tidak beroperasi lagi, kurangnya anggaran untuk memperbaiki

televisi yang rusak, kurangnya kesadaran anak didik dalam menjaga buku,

serta hambatan lainnya yaitu keterbatasan anak didik dalam mendapatkan

layanan informasi dikarenakan kondisi LPKA Kelas II Jakarta yang belum

memiliki gedung dan fasilitas mandiri. Sebagaimana pernyataan informan

sebagai berikut:

“.....yang pertama pemberian layanan Pusteling dari Perpusnas yang saat ini belum beroperasi lagi dikarenakan pihak ketiga harus menyesuaikan lagi dengan LPKA. Hambatan yang lain yaitu masih kurangnya kesadaran anak didik untuk menjaga apa yang sudah ada, seperti buku yang masih suka dihilangkan atau diambil diam-diam dibawa ke kamar, dan TV yang tiba-tiba sekarang rusak. Kemudian hambatan lain yaitu Anggaran, tentunya perlu anggaran untuk

membetulkan TV yang rusak.”142

“…..hambatannya seperti anak masih kurang tahu bagaimana mereka harus merawat buku, misalnya masih ada buku yang dilipat atau ada yang robek. Kemudian hambatan lain ya mungkin kurangnya fasilitas juga ya karena ruang lingkupnya masih terbatas karena masih

142 Daniel, Wawancara Pribadi.

96

Page 109: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

bergabung dengan lapas salemba, jadi gak boleh sembarangan

mereka bisa keluar masuk perpustakaan.”143

Berdasarkan pernyataan informan mengenai pemberian layanan

pusteling dari Perpustakaan Nasional sebagai layanan informasi digital untuk

anak didik, namun saat ini layanan tersebut terhambat dikarenakan beberapa

alasan seperti belum adanya koordinasi antara pihak LPKA Kelas II Jakarta

dengan Pihak Perpustakaan Nasional. Hal ini sebagaimana pernyataan

informan sebagai berikut:

“…..berjalannya layanan pusteling itu waktu anak didik masih bergabung dengan narapidana dewasa di Lapas Salemba, saat belum dipisah menjadi nama LPKA Kelas II Jakarta. seperti yang saya katakan bahwa LPKA ini belum punya perpustakaan mandiri termasuk petugas perpustakaan yang khusus untuk melayani anak didik, jadi belum ada pengajuan antara pihak LPKA dengan perpusnas untuk memberikan layanan pusteling buat anak didik. Kalau saya sih bisa saja mengkoordinasikan lagi, tapi kan saya saat ini bertanggung jawab untuk napi dewasa saja karena anak didik sudah dibawah LPKA, jadi pihak LPKA nya harus berkoordinasi sendiri dengan

Perpusnas.”144

Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa layanan perpustakaan

keliling oleh Perpustakaan Nasional pernah beroperasi sebagai layanan

informasi bagi anak didik pada dua tahun yang lalu disaat anak didik masih

dibawah lembaga yang sama dengan narapidana dewasa Lapas Kelas IIA

Salemba. Namun layanan pusteling sudah tidak beroperasi lagi saat ini

dikarenakan kondisi LPKA Kelas II Jakarta yang belum memiliki sarana dan

prasarana mandiri dan belum memiliki petugas perpustakaan khusus untuk

143 Theresia, Wawancara Pribadi.

144 Daniel, Wawancara Pribadi.

97

Page 110: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

melayani anak didik, alasan lainnya yaitu karena belum adanya koordinasi

lagi antara Pihak LPKA Kelas II Jakarta dengan pihak Perpustakaan Nasional

seperti yang pernah Bapak Muhammad Daniel lakukan pada dua tahun silam.

Adapun kendala yang terjadi dalam pemberian layanan informasi

kepada anak didik tentunya dapat diatasi melalui berbagai macam cara

diantaranya harus adanya peran aktif dari pihak LPKA Kelas II Jakarta seperti

adanya koordinasi Pusteling dengan Perpustakaan Nasional, kemudian

diharapkan adanya anggaran yang sesuai agar rencana pemindahan LPKA

Kelas II Jakarta dapat berjalan dengan cepat, harus adanya anggaran untuk

memperbaiki atau memberikan televisi baru untuk anak didik, sebagaimana

yang dipaparkan oleh informan sebagai berikut:

“Harus adanya peran aktif dari pihak LPKA, pihak ketiga, maupun

masyarakat. seperti kalau ingin ada pusteling ya pihak LPKA harus

berkoordinasi dengan perpusnas. Kemudian kalau anggaran

terhambat maka rencana pun akan terhambat juga, seperti rencana

pindahnya LPKA pun pasti butuh anggaran, fasilitas TV untuk anak

didik pun butuh anggaran, mungkin kalau LPKA sudah punya gedung

mandiri nantinya, anak didik bisa diberikan fasilitas TV lebih dari

satu di masing-masing paviliun. Karena itu sangat diharapkan adanya

peran dari pihak ketiga seperti masyarakat, yayasan, komunitas yang

mau berkontribusi untuk anak didik.”145

Kualitas bentuk-bentuk program pembinaan tidak semata-mata

ditentukan oleh anggaran ataupun sarana dan fasilitas yang tersedia.

Diperlukan program-program kreatif tetapi murah dan mudah serta memiliki

145 Daniel, Wawancara Pribadi.

98

Page 111: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

dampak edukatif yang optimal bagi warga binaan pemasyarakatan.146

Oleh

karena itu dibutuhkan peran aktif dari masyarakat dan lembaga lainnya dalam

berkontribusi untuk anak didik. Selain itu untuk mengatasi kendala yang lain

seperti kurangnya kesadaran anak didik dalam menjaga fasilitas yang telah

diberikan dapat diatasi dengan memberi arahan yang tegas, sebagaimana yang

diungkapkan oleh informan sebagai berikut:

“Buat anak didik yang belum bisa menjaga fasilitas yang telah diberikan, yang pertama itu kita kasih arahan misalnya buku jangan dirusak, jangan dihilangkan, tapi misalnya kalau ada yang melanggar juga ya kita sebagai petugas harus tegas gitu, tidak memberi

hukuman, tapi ya sekedar peringatan saja gitu.”147

Berdasarkan ungkapan diatas bahwa petugas akan memberikan

peringatan kepada anak didik yang melakukan pelanggaran dalam layanan

informasi. Karena petugas harus bersikap tegas agar anak didik dikemudian

hari tidak mengulang kesalahan yang sama.

e. Tanggapan Anak Didik terhadap Layanan Informasi

Sebagai masyarakat di lingkungan LPKA Kelas II Jakarta yang

memanfaatkan perpustakaan, maka anak didik berkewajiban selayaknya

masyarakat pada umumnya yang wajib untuk mematuhi seluruh ketentuan

dan peraturan dalam pemanfaatan fasilitas perpustakaan.148

Meskipun pihak

LPKA Kelas II Jakarta telah memberikan layanan informasi yang beragam,

146 “Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M. 02-PK.04.10 Tahun 1990 tentang

Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan.” 147 Theresia, Wawancara Pribadi.

148 “Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.”

99

Page 112: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

namun ada beberapa hal yang membuat anak didik merasa kurang puas

dengan layanan informasi yang diberikan oleh petugas, sebagaimana yang

diungkapkan oleh anak didik sebagai berikut:

“…..kalau sekarang TV nya aja rusak, gak enak kan nonton TV kalau

gak ada suaranya.”149

“…..saya ngerasa diperpustakaannya aja kurang lama setengah jam itu gak kerasa, terus TV yang sekarang rusak gak ada suaranya belum

dibenerin.”150

“…..kalo bisa adain lagi nonton film bareng di perpustakaan kayak

waktu itu karena kalo TV bosen acaranya gitu-gitu aja.”151

Dari ungkapan anak didik dapat disimpulkan bahwa anak didik merasa

kurang puas dengan jadwal layanan perpustakaan yang terasa singkat atau

sebentar bagi mereka, selain itu fasilitas televisi yang saat ini kondisinya

rusak pada bagian suara yang membuat anak didik merasa tidak nyaman saat

menonton televisi, dan anak didik menginginkan adanya kegiatan baru seperti

menonton film bersama di perpustakaan karena bosan dengan tayangan

televisi. Kekurangan sarana dan fasilitas baik dalam jumlah maupun mutu

dapat menjadi penghambat pembinaan bahkan telah menjadi salah satu

penyebab rawannya keamanan/ketertiban.152

Layanan perpustakaan untuk anak didik yang dijadwalkan pada hari

Senin hingga Kamis pukul 15.30 s/d 16.00 dan hari Jum‟at pukul 13.00 s/d

149 RF, Wawancara Pribadi.

150 AF, Wawancara Pribadi.

151 SR, Wawancara Pribadi.

152 “Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor M. 02-PK.04.10 Tahun 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan.”

100

Page 113: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

15.00 WIB dianggap terasa singkat atau cepat bagi anak didik, namun seperti

yang sudah diungkapkan bahwa salah satu penyebab keterbatasan jadwal ke

perpustakaan ini dikarenakan perpustakaan bukanlah sarana bagi anak didik

saja. LPKA Kelas II Jakarta sudah memiliki rencana pemindahan gedung dari

lokasi saat ini di Lapas Kelas IIA Salemba menjadi gedung mandiri di

kawasan Gandul, Depok. Rencana tersebut sudah dirancang sejak dua tahun

yang lalu dan anak didik sudah mengetahui informasi ini. Anak didik berharap

jika LPKA Kelas II Jakarta resmi memiliki gedung mandiri, mereka

menginginkan perpustakaan yang lebih besar dengan fasilitas bangku dan

meja yang bagus agar mereka merasa lebih nyaman. Mereka juga

menginginkan jika jam akses ke perpustakaan ditambah dan menginginkan

diperbanyak koleksi baru yang bergambar serta adanya kegiatan nonton film

bersama. Sebagaimana yang diungkapkan anak didik sebagai berikut:

“…..kabarnya sudah dari 2 tahun yang lalu tapi sampai sekarang

belum pindah. Maunya nanti perpustakaannya lebih besar lagi terus ada bangku mejanya gitu yang bagus biar bacanya lebih nyaman juga

sih.”153

“…..saya maunya nanti perpustakaannya lebih bagus lagi deh, terus

yaa maunya biar bisa lama-lama di perpustakaannya dan adain kegiatan nonton film bareng lagi kayak waktu sama kakak-kakak dari

UIN yang KKL disini kan asyik tuh.”154

“…..yaa pinginnya nanti perpustakaannya lebih bagus terus banyakin

buku-buku baru yang bergambar, terus adain nonton film bareng.”155

153 RF, Wawancara Pribadi.

154 AF, Wawancara Pribadi.

155 SR, Wawancara Pribadi.

101

Page 114: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Berdasarkan ungkapan diatas bahwa informasi mengenai rencana

pemindahan lokasi LPKA Kelas II Jakarta ke Gedung BPSDM Hukum dan

HAM yang berlokasi di Depok dari tempat saat ini yang masih satu lokasi

dengan Lapas Kelas IIA Salemba tidak hanya diketahui oleh petugas saja,

tetapi anak didik pun mengetahui informasi tersebut. Rencana pemindahan

lokasi dan gedung yang baru pun membuat anak didik berharap akan adanya

layanan informasi dengan suasana yang baru dari segi bangunan, fasilitas,

koleksi dan program lainnya yang dapat memberikan hiburan dan kepuasan

bagi mereka selama berada di dalam LPKA.

f. Petugas Layanan InformasiAnak Didik

Dalam memberikan layanan informasi kepada anak didik sejauh ini

belum diperlakukan adanya kriteria khusus bagi petugas. Meskipun

berdasarkan IFLA dikatakan bahwa semua perpustakaan penjara, berapapun

ukurannya, harus diawasi atau dikelola oleh pustakawan profesional dengan

kualifikasi dan keterampilan yang diperlukan melalui gelar universitas dalam

ilmu perpustakaan dan informasi.156

Namun petugas yang ditentukan dalam

memberikan maupun mengawasi layanan informasi untuk anak didik di

LPKA Kelas II Jakarta ini adalah petugas yang memiliki potensi yang baik

dalam bidang informasi dan dipercaya oleh pihak LPKA Kelas II Jakarta

meskipun petugas bukan dari lulusan ilmu perpustakaan dan informasi.

156 Lehmann dan Locke, “Guidelines for Library Services to Prisoners.” h. 9.

102

Page 115: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Berikut adalah alasan yang diungkapkan oleh petugas perpustakaan Bapak

Muhammad Daniel sebegai berikut:

“Belum diperlakukan, tetapi tentunya dilihat dari potensi yang dimiliki oleh petugas itu sendiri. Sebagai contohnya seperti saya dari lulusan

Hukum tetapi diberi amanat untuk mengelola perpustakaan bahkan untuk sekolah paket atau PKBM juga. Selain itu di perpustakaan saya

juga dibantu dengan Tahanan Pendamping atau disebut tamping, jadi

mereka membantu pencatatan buku yang dipinjam oleh narapidana atau anak didik, jadi tamping juga membantu banget disaat saya

punya pekerjaan lain.”157

Staf perpustakaan harus memiliki pengetahuan tentang informasi

kebutuhan orang yang dipenjara dan harus memiliki keterampilan

interpersonal untuk bekerja secara efektif di lingkungan penjara, staf

perpustakaan juga harus diberikan kesempatan untuk berpartisipasi secara

profesional pada lembaga dan berkontribusi dalam program pendidikan.158

Oleh karena itu selain ditugaskan untuk mengelola perpustakaan, Bapak

Muhammad Daniel juga diberi amanat untuk mengawasi program

PKBM/Sekolah Paket untuk anak didik LPKA Kelas II Jakarta yang

dilaksanakan di perpustakaan. Penjara juga dapat mempekerjakan pekerja

narapidana di perpustakaan dan orang-orang ini harus dipilih sesuai dengan

keterampilan, pengalaman, dan pengetahuan mereka dengan operasi dan

proses perpustakaan.159

Karena perpustakaan untuk anak didik LPKA Kelas

II Jakarta masih satu gedung yang sama dengan Lapas Kelas IIA Salemba,

157 Daniel, Wawancara Pribadi.

158 Lehmann dan Locke, “Guidelines for Library Services to Prisoners.” h. 10.

159 Lehmann dan Locke. h. 10.

103

Page 116: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

maka petugas perpustakaan dapat dibantu oleh narapidana Lapas Kelas IIA

salemba sebagai tahanan pendamping (tamping) yang melakukan pelatihan

pekerjaan di perpustakaan dan tetap dalam pengawasan petugas.

Sebagian besar perpustakaan pemasyarakatan di Amerika Serikat

dikelola oleh satu orang dan tidak semua dikelola oleh pustakawan

profesional, namun petugas perpustakaan dianjurkan memiliki pelatihan

profesional, serta petugas perpustakaan sangat penting untuk berkomunikasi

dengan staf pemasyarakatan lainnya.160

Oleh karena itu petugas perpustakaan

harus berkoordinasi dengan petugas pembinaan LPKA Kelas II Jakarta. Selain

staf perpustakaan, staf pembinaan juga berperan penting dalam mengawasi

anak didik disetiap kegiatan termasuk pemberian layanan informasi, untuk

petugas pembinaan juga belum diperlakukan adanya kriteria khusus, karena

semua petugas di dalam LPKA Kelas II Jakarta memiliki tugas masing-

masing namun tetap bertanggung jawab untuk anak didik. Seperti yang

diungkapkan oleh Ibu Hanna Theresia sebagai berikut:

“Kalau kriteria khusus itu tidak ada sih, kami dari bagian pembinaan

diberikan tugas untuk mengawasi anak didik. Kami masing-masing dikasih tugas misalnya saya mendapat tugas untuk mendampingi

mahasiswa yang berkunjung, lalu petugas lain ada yang mendampingi lembaga lain, jadi petugas perorang itu megang tugas sendiri-sendiri,

namun kita semua tetap campur tangan dalam memegang urusan

terkait anak didik”161

160 Vibeke Lehmann, ed., “Library and Information Services to Incarcerated Persons: Global

Perspectives,” Challenges and Accomplishments in U.S. Prison Libraries, 59, no. 3 (2011), diakses 21

Januari 2019, https://pdfs.semanticscholar.org/8e90/9702df8f94cfc6be778 53cd4db228a720c8e.pdf.

h. 495.

161 Theresia, Wawancara Pribadi.

104

Page 117: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Berdasarkan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 pasal 15 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Lembaga Pembinaan Khusus Anak bahwa Seksi pembinaan

mempunyai tugas melakukan pendidikan, pengasuhan, pengentasan, dan

pelatihan keterampilan, serta layanan informasi.162

Dalam hal ini dapat

dikatakan bahwa petugas pembinaan LPKA Kelas II Jakarta memegang

peranan penting dalam mengatur kebijakan dan membina anak didik termasuk

dalam memberikan layanan informasi. Selain mengawasi dan membina anak

didik, petugas juga membantu anak didik disaat anak didik membutuhkan

sesuatu. Dalam memberikan layanan informasi petugas juga berperan aktif

seperti memberikan materi mata pelajaran saat PKBM, mengingatkan jadwal

kegiatan anak didik dan mengingatkan anak didik agar tidak lupa

mengembalikan buku perpustakaan. Hal ini sesuai dengan jawaban anak didik

sebagai berikut:

“Ya petugas membantu anak didik kalau ada kita perlu apa gitu, petugas juga mau ngingetin kalau ada jadwal kegiatan apa, terus

petugasnya selalu ngingetin kalau kita belum ngembaliin buku.”163

“Petugasnya baik, kita dikasih tau juga sih biar gak lupa ngembaliin

buku.”164

162 “Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pembinaan Khusus Anak” (Kementerian Hukum dan

Hak Asasi Manusia Republik Indonesia), diakses 21 Januari 2019, http://lpkajakarta. kemenkumham.go.id/regulasi/peraturan-menteri.

163 RF, Wawancara Pribadi.

164 AF, Wawancara Pribadi.

105

Page 118: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

“Petugasnya asik-asik aja kalau ngajarin kita pas PKBM, petugas

juga ngawasin terus sih kalau kita lagi ada kegiatan.”165

Mengacu pada ungkapan informan (anak didik) menunjukkan bahwa

petugas pembinaan LPKA Kelas II Jakarta selalu mengawasi anak didik pada

setiap kegiatan yang berlangsun, petugas juga dianggap bersikap baik dalam

memberikan layanan informasi kepada anak didik karena sejauh ini petugas

belum pernah melakukan tindakan negatif terhadap anak didik.

g. Tindakan Negatif Anak Didikpada Layanan Informasi

Selama pemberian layanan informasi yang pernah diberikan kepada

anak didik, petugas pernah menemukan beberapa tindakan negatif yang

dilakukan anak didik, sebagaimana pernyataan informan sebagai berikut:

“TV yang disediakan di selasar kamar tiba-tiba sekarang sudah rusak

dan pihak kami tidak tahu apa yang dilakukan oleh anak didik. Pernah

juga waktu itu yaa hampir 2 tahun yang lalu saat pusteling masih

beroperasi disini ada anak didik yang ketahuan pernah mengakses

situs yang tidak diperkenankan. Pernah juga ada anak didik yang

diam-diam ngambil buku kebanyakan komik lah, ya bukunya tidak dihilangkan, pas diperiksa ya ada di blok mereka itu bertumpuk-

tumpuk.”166

Alasan anak didik melakukan tindakan negatif juga diungkapan oleh

petugas pembinaan LPKA Kelas II Jakarta sebagai berikut:

“Seperti yang pak Daniel bilang terkait penyalahgunaan internet waktu ada pusteling dari perpusnas yang diadakan oleh lapas lalu

anak didik yang mengambil buku, itu terjadi kan saat anak didik masih dibawah naungan lapas salemba ya, kalau sejauh ini dengan LPKA

165 SR, Wawancara Pribadi.

166 Daniel, Wawancara Pribadi.

106

Page 119: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

sih kami sebagai petugas belum pernah menemukan pelanggaran yang dilakukan anak didik. Kalau TV yang rusak itu kan mungkin karena fasilitasnya udah lama, udah ada saat anak didik masih sama lapas

salemba.”167

Berdasarkan ungkapan diatas menunjukkan bahwa pernah ditemukan

tindakan negatif yang dilakukan anak didik selama pemberian layanan

informasi diantaranya yaitu pernah terjadi ketika anak didik masih dibawah

lembaga yang sama dengan narapidana dewasa, anak didik pernah ditemukan

mengakses situs yang dilarang saat berlangsungnya layanan Pusteling,

kemudian anak didik pernah ditemukan menyembunyikan buku dan komik di

blok kamar mereka, namun belakangan ini ditemukan rusaknya televisi yang

disediakan untuk anak didik. Menurut petugas pembinaan hal ini disebabkan

karena fasilitas telivisi yang sudah lama, dan telivisi tersebut sudah tersedia

sejak anak didik masih dibawah Lapas Kelas IIA Salemba. Petugas juga

mengungkapkan bahwa selama berdirinya LPKA Kelas II Jakarta dua tahun

terakhir ini belum pernah ditemukan tindakan negatif yang dilakukan oleh

anak didik karena petugas pembinaan LPKA Kelas II Jakarta selalu

mengawasi anak didik pada setiap kegiatan. Namun jika anak didik ditemukan

melakukan pelanggaran dalam mengakses layanan informasi, maka ada aturan

yang tegas yang berlaku bagi anak didik, sebagaimana yang diungkapkan oleh

informan sebagai berikut:

167 Theresia, Wawancara Pribadi.

107

Page 120: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

“Jika buku perpustakaan yang dipinjam kemudian dihilangkan maka anak didik harus menggantinya, kami melihat bagaimana kemampuan anak didik untuk mengganti buku tersebut, tentunya dibantu melalui

pengawas masing-masing maupun orang tuanya…...”168

Ungkapan dari informan (petugas) menunjukkan bahwa jika anak

didik ditemukan melakukan pelanggaran seperti menghilangkan buku, maka

anak didik harus mengganti sesuai dengan kemampuan anak didik tentunya

dibantu oleh petugas dan orang tua. Karena petugas perpustakaan harus

mendorong dan menjaga kerjasama yang erat dengan orang lain yang terlibat

didalam program tahanan seperti petugas pendidikan, petugas rekreasi,

petugas hukum atau kesejahteraan.169

Ungkapan tersebut kemudian diperjelas

oleh informan petugas lainnya sebagai berikut:

“Disini mereka membawa handphone itu dilarang, jadi mungkin jika

ada yang membawa handphone akan ditindak tegas oleh pihak

pengamanannya langsung. Nah kalau mau minjem buku itu masih bisa

terpantau oleh petugas pembinaan, kita kan disini ada jadwal ke

perpustakaan hari senin sampai jum’at, hari senin sampai kamis jam

setengah empat sampai jam empat, kalau dihari jum’at jam satu

sampai tiga, dan setiap mereka mau ke perpustakaan harus ada

petugas yang mengawasi, jadi petugas yang memantau harus tau

mereka minjem buku berapa dan siapa aja, jadi petugas punya catatan

sendiri, jadi nanti kalau mereka sudah minjem namun belum

mengembalikan maka petugas yang mengawasi itu harus mencari

buku itu sampai dapat. Kalau mereka menghilangkan buku ya pastinya

mereka harus menggantikan seperti meminta bantuan dari petugas

dan orang tua. Atau nanti petugas LPKA yang bertanggung jawab

seperti menanyakan kepada pihak lapas jika buku perpustakaan

dihilangkan anak didik maka pihak lapas mau meminta apa untuk

digantikannya buku yang hilang tersebut. Namun sejauh ini sih

mereka belum pernah melakukan pelanggaran yang bukunya sampai

hilang gitu kan, mereka tahu diri bisa menyimpan baik-baik terus ada

168 Daniel, Wawancara Pribadi.

169 “Minimum Standard Guidelines for Library Services to Prisoners.” h. 6.

108

Page 121: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

waktunya ngembaliin mereka ya bakal ngembaliin. Jadi mereka bisa ke perpustakaan di jam lain untuk minjem buku dan tetap ditemenin oleh petugasnya, karena kan akses ke perpustakaannya juga terbatas, masih bareng-bareng sama lapas salemba, jadi mereka keluar dari

lingkungan blok kamar pun harus tetap diawasi petugas.”170

Berdasarkan ungkapan informan (petugas) dapat disimpulkan bahwa

jika anak didik ditemukan melakukan tindakan negatif seperti membawa

handphone ke dalam lingkungan LPKA Kelas II Jakarta, maka anak didik

akan mendapat tindakan tegas dari pihak pengamanan, kemudian jika anak

didik menghilangkan koleksi perpustakaan maka anak didik harus mengganti

koleksi tersebut dibantu oleh petugas pembinaan. Hal ini karena petugas

mempunyai tanggung jawab dalam mengawasi anak didik termasuk mencatat

koleksi yang dipinjam anak didik di perpustakaan, petugas juga selalu

mengawasi anak didik yang ke perpustakaan setiap harinya, oleh karena itu

oetugas yang bertugas mengawasi harus mencatat siapa dan buku apa yang

dipinjam dan jika anak didik belum mengembalikan buku sesuai jadwal maka

petugas tersebut harus mendapatkan buku itu, petugas juga dapat

berkoordinasi dengan orang tua anak didik jika anak didik menghilangkan

koleksi perpustakaan, dan petugas harus bertanggung jawab dengan menerima

segala konsekuensi sesuai apa yang diminta oleh pihak Lapas, karena

perpustakaan untuk anak didik saat ini merupakan fasilitas milik Lapas Kelas

IIA Salemba. Hal ini juga merupakan penyebab anak didik mendapatkan jam

akses ke perpustakaan yang singkat, tetapi anak didik dapat meminjam buku

170 Theresia, Wawancara Pribadi.

109

Page 122: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

kapanpun dan tetap dalam pengawasan petugas. Namun sejauh ini anak didik

belum pernah ditemukan menghilangkan buku yang dipinjam, karena anak

didik selalu diawasi dan diingatkan oleh petugas untuk mengembalikan

koleksi yang dipinjam.

Petugas LPKA Kelas II Jakarta telah memberikan berbagai macam

layanan informasi yang bermanfaat untuk anak didik. Meskipun banyak

hambatan dalam pemberian layanan informasi, tetapi petugas tetap berupaya

memberikan layanan informasi dengan sebaik mungkin. Selain memberikan

layanan informasi, petugas juga harus mengawasi anak didik dari hal-hal yang

membawa ke arah negatif. Petugas juga berupaya mengawasi anak didik agar

tidak melakukan pelanggaran terkait layanan informasi seperti yang pernah

terjadi sebelum LPKA Kelas II Jakarta berdiri, oleh karena itu dapat dikatakan

petugas LPKA Kelas II Jakarta memiliki peran penting dalam segala kegiatan

yang dilakukan oleh anak didik termasuk dalam memberikan layanan

informasi.

110

Page 123: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan di Lembaga

Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta terkait Hak Akses Informasi

bagi Anak Didik dapat disimpulkan bahwa:

1. Bagi anak didik maupun petugas, hak akses informasi dimaknai sebagai

suatu hal yang penting karena hak akses informasi merupakan jalan dan

cara untuk memperoleh pengetahuan bagi anak didik di LPKA Kelas II

Jakarta. Anak didik memaknai hak akses informasi dengan mengikuti

segala kegiatan yang diberikan dan memanfaatkan fasilitas informasi

seperti perpustakaan. Petugas memaknai hak akses informasi sebagai hak

asasi manusia dimana setiap orang berhak memperoleh informasi

termasuk anak didik yang memiliki hak untuk membaca, belajar dan

mengakses informasi. Oleh karena itu, petugas memberikan hak akses

informasi melalui beragam kegiatan dan fasilitas/media yang tidak

dilarang didalam LPKA Kelas II Jakarta. Hak akses informasi yang

diberikan bertujuan agar anak didik mampu menjadi orang yang

berpengetahuan dan memiliki keterampilan sebagai bekal saat kembali

ke lingkungan masyarakat.

111

Page 124: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

2. Petugas LPKA Kelas II Jakarta memberikan layanan informasi yang

beragam kepada anak didik melalui layanan edukasi, layanan

perpustakaan, serta kegiatan keterampilan lainnya. LPKA Kelas II

Jakarta juga membuka kesempatan kepada lembaga atau pihak ketiga

yang ingin berkontribusi untuk memberikan kegiatan yang positif bagi

anak didik. Petugas LPKA Kelas II Jakarta berupaya memberikan

layanan informasi yang sesuai dengan kebutuhan anak didik dan

berusaha menjauhkan anak didik dari hal-hal yang negatif dengan

memberikan layanan informasi yang mengarah kepada hal yang positif

saja.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Saran Akademis

Diharapkan agar selanjutnya ada penelitian lanjutan mengenai Pengaruh

Layanan Perpustakaan terhadap Proses Pembinaan Anak Didik di LPKA

Kelas II Jakarta

2. Saran untuk Instansi

a. Pihak LPKA Kelas II Jakarta hendaknya mengoptimalkan jam akses

perpustakaan untuk anak didik setiap harinya agar anak didik tidak

merasa dibatasi dalam mengakses informasi di perpustakaan, terutama

112

Page 125: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

saat pemindahan gedung mandiri LPKA Kelas II Jakarta sudah

terlaksana.

b. Mengkoordinasikan kembali Layanan Perpustakaan Keliling sebagai

salah satu fasilitas akses informasi digital, dan diharapkan petugas

memberikan akses internet pada layanan tersebut dengan pengawasan

penuh.

c. Pihak LPKA Kelas II Jakarta hendaknya memperbaiki fasilitas

informasi anak didik seperti TV yang saat ini mengalami kerusakan

agar dapat diperbaiki atau diganti dengan fasilitas yang baru.

113

Page 126: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

DAFTAR PUSTAKA

“A Guide to Research Methods, and Search Strategies for Finding Research.” University of Newcastle Library guides (blog), t.t. https://libguides.new

castle.edu.au/researchmethods. AF. Wawancara Pribadi, April 2019. Afrizal. Metode Penelitian Kualitatif: Sebuah Upaya Mendukung Penggunaan

Penelitian Kualitatif Dalam Berbagai Disiplin Ilmu. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.

Badan Pembinaan Hukum Nasional. “Profile LPKA Salemba.” Diakses 26 Maret 2018. https://www.bphn.go.id/data/.../20160914_lpka_profil_lpka.pdf.

Baldi, Anggara. “Pemenuhan Hak-Hak Pendidikan Keagamaan Islam Anak Binaan di Lembaga Pemasyarakatan Pakjo Palembang.” Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Raden Fatah Palembang 3, no. 1 (2017). http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/Tadrib/article/view/1389/pdf.

Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak, Standar Pelayanan Anak di Lembaga Penempatan Anak Sementara (LPAS) (Direktorat Jenderal

Pemasyarakatan Kementerian Hukum dan HAM RI, 2017), Diakses 31 Agustus 2019. http://lpkajakarta.kemenkumham.go.id

/index.php?option=com_attachments&task=download&id=56. Emesealu, Helen. “Information Need, Accessibility an Utilization of Library

Information Resources as Determinants of Psychological Well Being of

Prison Inmates in Nigeria.” University of Port Harcourt, 2016. https://www.researchgate.net/publication/319128167.

Garcia Febo, Loida, dan Anne Hustad. “Code of Ethics for Librarians and other Information Workers.” IFLA (blog), 2015. http://www.ifla.org/news/ifla-code-of-ethics-for-librarians-and-other-information-workers-full-version.

Hasanah, Hasyim. “Teknik-Teknik Observasi : Sebuah Alternatif Metode

Pengumpulan Data Kualitatif Ilmu-Ilmu Sosial.” Jurnal at-Taqaddum 8, no. 1

(Juli 2016). http://journal.walisongo.ac.id/index.php/attaqaddum/article/

view/1163/932.

Herdiansyah, Haris. Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu sosial. Jakarta:

Salemba Humanika, 2012. “Human Right and Prisons.” United Nation Publication, 2005.

https://www.ohchr.org/documents/publications/training11add3en.pdf. Indonesia. “Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Pasal 14 Ayat 1F tentang

Pemasyarakatan.” Diakses 4 November 2018. https://www.hukumonline.com/ pusatdata/downloadfile/lt5024cd112dc45/parent/lt5024cc61e623d.

———. “Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 28

F.” Diakses 20 November 2018. http://jdih.pom.go.id/uud1945.pdf.

———. “Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Pasal 4 Ayat 1 tentang Sistem

Peradilan Pidana Anak.” Diakses 4 November 2018.

114

Page 127: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt5024cc61e623d/node/640/uu -no-11-tahun-2012-sistem-peradilan-pidana-anak.

———. “Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Pasal 85 Ayat 2 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.” Diakses 4 November 2018. https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt5024cc61e623d/node/640/uu -no-11-tahun-2012-sistem-peradilan-pidana-anak.

———. “Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 Pasal 85 Ayat 3 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak.” Diakses 4 November 2018. https://www.hukumonline.com/pusatdata/detail/lt5024cc61e623d/node/640/uu -no-11-tahun-2012-sistem-peradilan-pidana-anak.

———. “Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana

Anak.” Diakses 4 November 2018. https://www.hukumonline.com /pusatdata /detail/lt5024cc61e623d/node/640/uu-no-11-tahun-2012-sistem-peradilan-

pidana-anak. ———. “Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Pasal 1 Ayat 2 tentang

Pemasyarakatan.” Diakses 4 November 2018. https://www.hukumonline.com /pusatdata/downloadfile/lt5024cd112dc45/parent/lt5024cc61e623d.

———. “Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 Pasal 1 tentang Pemasyarakatan.” Diakses 4 November 2018. https://www.hukumonline.com /pusatdata /downloadfile/lt5024cd112dc45/parent/lt5024cc61e623d.

———. “Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan.” Diakses 4 November 2018. https://www.hukumonline.com/pusatdata /downloadfile /lt5024cd112dc45/parent/lt5024cc61e623d.

———. “Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.” Diakses 19 November 2018. http://htl.unhas.ac.id/form_peraturan/photo/094607-UU%20No.43%20tahun%202007%20tentang%20Perpustakaan.pdf.

Lehmann, Vibeke, ed. “Library and Information Services to Incarcerated Persons:

Global Perspectives,” Challenges and Accomplishments in U.S. Prison Libraries, 59, no. 3 (2011). https://pdfs.semanticscholar.org/8e90

/9702df8f94cfc6be77853cd4db228a720c8e.pdf. Lehmann, Vibeke, dan Joanne Locke. “Guidelines for Library Services to Prisoners.”

The Hague : International Federation of Library Associations and Institutions, 2005. https://archive.ifla.org/VII/s9/nd1/iflapr-92.pdf.

Lexy J., Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2014.

Mardalis. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara,

1999. Menteri Kehakiman Republik Indonesia. “Keputusan Menteri Kehakiman Republik

Indonesia Nomor M. 02-PK.04.10 Tahun 1990 tentang Pola Pembinaan Narapidana/Tahanan.” Diakses 28 Maret 2019. https://www.scribd.com

/document/361001492/Kepmenkumham-No-m-02-Pk-04-10-Tahun-1990-Pola-Pembinaan-Napi-Dan-Tah.

“Minimum Standard Guidelines for Library Services to Prisoners.” Australian

115

Page 128: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Library and Information Association, 2015. https://www.alia.org.au/sites /default/files/documents/ALIAPrisonGuidelines2015.pdf.

Miles Matthew B. dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber

tentang Metode-metode Baru (Jakarta: UI-Press, 1992).

Muhammad, Daniel. Wawancara Pribadi, Mei 2019. Novita Eleanora, Fransiska, dan Masri Esther. “Pembinaan Khusus Anak Menurut

Sistem Peradilan Pidana Anak.” Jurnal Kajian Ilmiah Universitas Bhayangkara Jakarta Raya 18, no. 3 (2018). http://www.jurnal.ubharajaya .

ac.id/index.php/kajian-ilmiah/article/view/266. Nul Hakim, Lukman. “Ulasan Metode Kualitatif : Wawancara terhadap Elit.”

Aspirasi 4, no. 2 (Desember 2013). https://jurnal.dpr.go.id/index.php/aspirasi /article/view/501/397.

Pedoman Perlakuan Anak dalam Proses Pemasyarakatan di Lembaga Pembinaan

Khusus Anak (LPKA). Direktorat Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kementrian Hukum

dan Hak Asasi Manusia RI, 2014. “Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 6

Tahun 2013 Tata Tertib Lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan

Negara.” Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Diakses 15 September 2019. https://ngada.org/bn356-2013.htm.

“Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 18

Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pembinaan Khusus Anak.” Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Diakses 21 Januari 2019. http://lpkajakarta.kemenkumham.go.id /regulasi/peraturan-menteri.

RF. Wawancara Pribadi, April 2019.

Rumani, Sri. Materi Pokok Aspek Hukum dan Bisnis Informasi. Tangerang Selatan:

Universitas Terbuka, 2014. Sambo, Atanda S, Saliu A Usman, dan Rabiu Nafisa. “Prisoners and Their

Information Needs: PrisonLibraries Overview.” Library Philosophy and

Practice (e-journal), 2017. http://digitalcommons.unl.edu/cgi /viewcontent. cgi?article=4135&context=libphilprac.

SR. Wawancara Pribadi, April 2019. “Standard Guidelines for Corrections in Australia.” Government of Western Australia

Departement of Corrective Services, 2012. https://justice.nt.gov.au/ __data/assets/pdf_file/0009/238185/aust-stand_2012.pdf.

Subadi, Tjipto. Penelitian Kualitatif. Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2006.

Sugiono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2014. Sulistyo Basuki, Pengantar Ilmu Perpustakaan (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

1993). Sumardji P, Manajemen dan Tata Kerja Perpustakaan (Jakarta: Grasindo, 1999).

Sutarno. Tanggung Jawab Perpustakaan: Dalam Mengembangkan Masyarakat

116

Page 129: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Informasi. Jakarta: Panta Rel, 2005.

Theresia, Hanna. Wawancara Pribadi, Mei 2019.

W. Creswell, John. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset : Memilih diantara Lima

Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2014.

Winkel, dan Hastuti Sri. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan.

Yogyakarta: Media Abadi, t.t. “Workshop di LPKA Salemba.” Diakses 4 April 2018. https://www.spread-

project.org/manusaya. Yulianto, dan Yul Ernis. Lembaga Pembinaan Khusus Anak Dalam Perspektif Sistem

Peradilan Pidana Anak. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Hukum

dan Hak Asasi Manusia Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI,

2016.

117

Page 130: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

LAMPIRAN

Page 131: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Lampiran 1: Surat Dosen Pembimbing

Page 132: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Lampiran 2: Surat Izin Penelitian ke Kanwil DKI

Page 133: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Lampiran 3: Surat Izin Penelitian Kanwil ke LPKA Kelas II Jakarta

Page 134: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Lampiran 4: Surat Penguji Skripsi

Page 135: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

PEDOMAN WAWANCARA

ANAK DIDIK

1. Bagaimana Anak Didik dan pihak LPKA memaknai Hak Akses Informasi

di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta

a. Apa arti penting informasi menurut adik?

b. Apa makna hak akses informasi menurut adik?

c. Apa saja akses informasi yang adik peroleh di LPKA?

d. Apa saja peraturan dalam mengakses informasi yang adik ketahui?

e. Apakah adik merasa dibatasi dalam memperoleh informasi?

f. Apakah menurut adik perpustakaan adalah tempat untuk mengakses

informasi? Dan informasi apa yang adik dapatkan di perpustakaan?

g. Biasanya apa yang adik lakukan di perpustakaan pada saat jadwal khusus

layanan perpustakaan?

h. Apakah ada peraturan seperti memberikan uang jaminan sebesar lima

sampai sepuluh ribu rupiah untuk meminjam buku di perpustakaan? apakah

menurut adik peraturan tersebut terasa membebani?

i. Perlu atau tidak kah ada akses internet di LPKA? Dan menurut adik

mengapa akses internet dilarang di LPKA?

j. Bolehkah atau tidak jika anak didik di LPKA dengan anak-anak diluar

LPKA dibedakan dalam memperoleh Hak akses informasi?

Page 136: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

2. Bagaimana petugas memberi layanan akses informasi terhadap anak didik

di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta

a. Apakah adik merasa puas dengan layanan informasi yang diberikan petugas?

b. Bagaimana sikap petugas terhadap adik selama pemberian layanan informasi ?

c. Apakah adik memperoleh informasi melalui kegiatan PKBI dan Kursus

bahasa inggris yang diberikan oleh petugas?

d. Apakah koleksi di perpustakaan sudah sesuai kebutuhan ataupun keinginan

adik?

e. Rencananya LPKA Kelas II Jakarta akan pindah, apa adik mengetahui

informasi ini? Apa keinginan adik terkait layanan akses informasi di LPKA

yang baru nantinya?

Page 137: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

PEDOMAN WAWANCARA

PETUGAS / PIHAK LPKA

1. Bagaimana Anak Didik dan pihak LPKA memaknai Hak Akses Informasi

di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta

a. Apa arti penting Informasi menurut Bapak/Ibu?

b. Apa makna Hak Akses Informasi bagi Anak Didik menurut Bapak/Ibu?

c. Apa yang diketahui oleh pihak LPKA tentang keterkaitan undang-undang

Lembaga Pemasyarakatan dengan hak untuk mengakses informasi?

d. Mengapa Undang-undang Nomor 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

lebih terkait dan diterapkan dengan hak akses informasi daripada Undang-

undang Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

(SPPA)?

e. Sejauh mana LPKA Memberikan hak akses informasi bagi anak didik?

f. Jika pemberian hak akses informasi di LPKA terbagi atas dua macam seperti

media cetak dan media digital, media digital itu sendiri seperti Layanan

Pusteling dari Perpustakaan Nasional yang sudah tidak beroperasi lagi saat

ini, apakah ada media informasi digital lainnya yang LPKA berikan kepada

anak didik selain Pusteling ?

g. Apa saja kebijakan dan prosedur pemberian hak akses informasi di LPKA?

h. Apakah ada aturan yang membatasi hak akses informasi bagi anak didik?

Page 138: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

i. Apakah ada aturan mengenai pemberian uang jaminan untuk peminjaman

buku di perpustakaan? Apakah peraturan tersebut terasa membebani bagi

pemustaka?

j. Wajarkah atau tidak jika anak didik dibatasi dalam memperoleh informasi?

k. Bolehkah atau tidak jika anak didik di LPKA dengan anak-anak

diluar LPKA dibedakan dalam memperoleh Hak akses informasi?

l. Apakah ada penyuluhan sebelumnya terkait hak akses informasi kepada

anak didik?

m. Bagaimana dapat memastikan jika hak akses informasi untuk anak didik

sudah berjalan dengan semestinya?

2. Bagaimana petugas memberi layanan akses informasi terhadap anak didik

di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta

a. Apakah LPKA Bekerjasama dengan pihak lain dalam penyediaan layanan

informasi?

b. Adakah hambatan dalam pemeberian layanan informasi kepada anak didik?

c. Dikatakan bahwa layanan pusteling tidak beroperasi lagi dikarenakan pihak

ketiga harus menyesuaikan dengan LPKA, menyesuaikan dalam hal apa?

d. Bagaimana mengatasi kendala dalam pemberian akses informasi kepada

anak didik?

e. Pernahkah ditemukan tindakan negatif yang dilakukan oleh petugas dalam

proses pemberian layanan informasi?

Page 139: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

f. Apa saja kriteria khusus petugas yang melayani maupun mengawasi anak

didik dalam pemberian hak akses informasi?

g. Adakah tindakan negatif yang dilakukan oleh anak didik dalam

berjalannya pemberian layanan informasi?

h. Apakah ada aturan yang tegas jika anak didik melakukan pelanggaran terkait

layanan informasi yang telah diberikan?

Page 140: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Keterangan Umum Mengenai Profil Informan

Nama : RF

Usia : 17 Tahun

Pendidikan : SMA

Waktu Wawancara : 10 April 2019 & 18 Juni 2019

1. Apa arti penting informasi menurut adik?

Kalau menurut saya informasi itu kan kayak pengetahuan atau pemberitahuan

jadi pastinya informasi itu penting apalagi di zaman yang udah modern kayak

sekarang, jadi kita butuh informasi biar gak ketinggalan.

2. Apa makna hak akses informasi menurut adik?

Hak buat mendapat akses informasi itu penting juga sih menurut saya, karena

manusia itu mahluk sosial yang butuh pengetahuan dan informasi, jadi setiap

manusia harus dapet hak mengakses informasi.

3. Apa saja akses informasi yang adik peroleh di LPKA?

Baca buku di perpustakaan, terus dari media yang disediakan juga kalau disini

ada TV, kegiatan literasi informasi di perpustakaan, ada PKBI, kursus bahasa

inggris, kursus komputer buat belajar Microsoft word dan excel aja gak ada

internetnya, terus kalau informasi tentang agama-agama bisa kita dapat dari

kegiatan kerohanian disini kayak mendengarkan ceramah.

4. Apa saja peraturan dalam mengakses informasi yang adik ketahui?

Kalo ke perpustakaan ada jadwalnya senin sampai jum‟at biasanya jam

setengah empat sampai jam empat, di jam lain juga boleh ke perpustakaan sih

kalau mau pinjem buku tapi harus ditemenin pengawas. Kalo TV itu ada satu

buat ditonton bareng-bareng kalo lagi gak ada kegiatan, kayak pagi-pagi

kadang nonton kartun atau berita kadang ftv juga, terus abis itu sekolah dan

ikut kegiatan lain, nanti jam 5 masuk ke blok lagi terus boleh nonton TV lagi

sampe mau tidur.

Page 141: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

5. Apakah adik merasa dibatasi dalam memperoleh informasi?

Nggak sih, kan dari setiap kegiatan disini kita bisa dapet informasi.

6. Apakah menurut adik perpustakaan adalah tempat untuk mengakses

informasi? Dan informasi apa yang adik dapatkan di perpustakaan?

Iya pastinya, di perpustakaan kan buat baca buku, terus PKBI juga di

perpustakaan, kalau saya ya ikutin aja kegiatan-kegiatan di perpustakaan,

jadinya saya bisa sedikit-sedikit story telling karena pernah diajarin story

telling.

7. Biasanya apa yang adik lakukan di perpustakaan pada saat jadwal

khusus layanan perpustakaan?

Ya kadang baca buku, kadang main gitar, ngilangin bosen aja kalo di

perpustakaan.

8. Apakah ada peraturan seperti memberikan uang jaminan sebesar lima

sampai sepuluh ribu rupiah untuk meminjam buku di perpustakaan?

apakah menurut adik peraturan tersebut terasa membebani?

Oh itu peraturan buat napi dewasa aja, kalau anak didik minjem buku gak ada

uang jaminan, kalau misalnya ada kayak gitu menurut saya gak membebani

sih kan murah juga dan nanti uangnya dibalikin lagi kalau bukunya

dikembaliin ke perpustakaan.

9. Perlu atau tidak kah ada akses internet di LPKA? Dan menurut adik

mengapa akses internet dilarang di LPKA?

Perlu sih, kalau buat buka fb biar tau dunia luar, atau nonton youtube yang

lagi rame apa biar gak ketinggalan. Tapi ya kalau ada internet mungkin takut

kitanya buka yang macem-macem.

10. Bolehkah atau tidak jika anak didik di LPKA dengan anak-anak diluar

LPKA dibedakan dalam memperoleh Hak akses informasi?

Boleh aja sih, soalnya kan kalau disini misalnya kita enggak boleh pegang HP

apalagi internet kan emang dilarang, kalau anak-anak luar mah bebas enggak

ada aturannya kayak kita, yang penting kan disini kita masih bisa dapet

Page 142: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

informasi dari media yang udah disediakan, enggak ketinggalan pelajaran juga

karena ada sekolah paket.

11. Apakah adik merasa puas dengan layanan informasi yang diberikan

petugas?

Puas, cuma kalau sekarang TV nya aja rusak, gak enak kan nonton TV kalau

gak ada suaranya.

12. Bagaimana sikap petugas terhadap adik selama pemberian layanan

informasi?

Ya petugas membantu anak didik kalau ada kita perlu apa gitu, petugas juga

mau ngingetin kalau ada jadwal kegiatan apa, terus petugasnya selalu

ngingetin kalau kita belum ngembaliin buku.

13. Apakah adik memperoleh informasi melalui kegiatan PKBI dan Kursus

bahasa inggris yang diberikan oleh petugas?

Iya jadi gak ketinggalan pelajaran sekolah sama jadi tahu bahasa inggris

sedikit-sedikit.

14. Apakah koleksi di perpustakaan sudah sesuai kebutuhan ataupun

keinginan adik?

Iya sih sudah, koleksinya macam-macam, saya suka baca buku tentang

pariwisata jadi tau tentang pariwisata apa aja di Indonesia.

15. Rencananya LPKA Kelas II Jakarta akan pindah, apa adik mengetahui

informasi ini? Apa keinginan adik terkait layanan akses informasi di

LPKA yang baru nantinya?

Iya tau, kabarnya sudah dari 2 tahun yang lalu tapi sampai sekarang belum

pindah. Maunya nanti perpustakaannya lebih besar lagi terus ada bangku

mejanya gitu yang bagus biar bacanya lebih nyaman juga sih.

Page 143: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Keterangan Umum Mengenai Profil Informan

Nama : AF

Usia : 17 Tahun

Pendidikan : SMA

Waktu Wawancara : 10 April 2019 & 18 Juni 2019

1. Apa arti penting informasi menurut adik?

Informasi itu penting buat nambah pengetahuan apalagi kayak kita disini yang

gak ada alat komunikasi.

2. Apa makna hak akses informasi menurut adik?

Kalau kita mendapat hak mengakses informasi pastinya kita bisa dapat

pengetahuan baru, kalau kita gak boleh mengakses informasi ya kita nggak tau

apa-apa nanti.

3. Apa saja akses informasi yang adik peroleh di LPKA?

Ada PKBM, baca buku di perpustakaan, nonton TV, dengerin ceramah agama,

dari kursus-kursus juga biar kita punya keahlian.

4. Apa saja peraturan dalam mengakses informasi yang adik ketahui?

Kalau di perpustakaan kita sih boleh pinjem buku satu, batasnya paling lama

tiga hari, kalau mau pinjem buku lain ya buku yang lama harus dikembaliin

dulu. Terus kalau minjem buku nanti dicatet sama petugas perpustakaan,

kadang sama tamping, tamping itu napi yang ditugasin praktek kerja jaga

perpustakaan, terus kalo nonton TV itu boleh kapan aja kalo lagi gak ada

kegiatan dan TV nya ada satu cuma di blok aja.

5. Apakah adik merasa dibatasi dalam memperoleh informasi?

Nggak sih, tapi kalau di perpustakaan berasa cepet banget, kayak rasanya baru

masuk perpustakaan tau-tau udah disuruh keluar aja, karena perpustakaannya

masih bareng sama napi juga jadi biar gantian gitu.

Page 144: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

6. Apakah menurut adik perpustakaan adalah tempat untuk mengakses

informasi? Dan informasi apa yang adik dapatkan di perpustakaan?

Iya banyak, misalnya pelajaran dari guru yang ngajar PKBI karena

kegiatannya di perpustakaan jadi kita sekalian bisa baca-baca buku, terus

kegiatan lain kayak sekarang nih lagi ada pelatihan barista di perpustakaan,

kita jadi ngerti sedikit-sedikit lah bikin kopi.

7. Biasanya apa yang adik lakukan di perpustakaan pada saat jadwal

khusus layanan perpustakaan?

Ya duduk-duduk aja, kadang baca komik, yang lain mah ada yang numpang

ngadem, ada yang tidur juga karena enak tempatnya kan gak kayak di blok

8. Apakah ada peraturan seperti memberikan uang jaminan sebesar lima

sampai sepuluh ribu rupiah untuk meminjam buku di perpustakaan?

apakah menurut adik peraturan tersebut terasa membebani?

Kalau buat anak didik gak ada peraturan kayak gitu, itu buat yang dewasa aja.

Kalau misalnya ada kayak gitu buat anak didik membebani sih, nanti jadi

males minjem buku buat dibawa ke kamar.

9. Perlu atau tidak kah ada akses internet di LPKA? Dan menurut adik

mengapa akses internet dilarang di LPKA?

Perlu sih buat buka youtube biar ga bosen soalnya kalau tv kan itu-itu aja

acaranya. Tapi kalo ada internet yang kecil-kecil takutnya buka yang macem-

macem

10. Bolehkah atau tidak jika anak didik di LPKA dengan anak-anak diluar

LPKA dibedakan dalam memperoleh Hak akses informasi?

Boleh dong, kan kalo disini punya peraturan kalau diluar mah bebas mau main

HP atau internetan, jadi ya kita harus ikutin peraturan disini yang pastinya

lebih terbatas gak sebebas diluar, tapi tetap kok disni kita dapet pengetahuan

juga dari yang nggak tau jadi tau, misalnya kalau dalam agama yang tadinya

gak taat jadi lebih taat, kalau diluar malah karena terlalu bebas kita jadi gak

inget waktu buat sholat buat belajar karena keseringan internetan.

Page 145: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

11. Apakah adik merasa puas dengan layanan informasi yang diberikan

petugas?

Yaa lumayan, karena disini dikasih fasilitas kan bisa baca buku sama nonton

TV, tapi saya ngerasa diperpustakaannya aja kurang lama setengah jam itu

gak kerasa, terus TV yang sekarang rusak gak ada suaranya belum dibenerin.

12. Bagaimana Bagaimana sikap petugas terhadap adik selama pemberian

layanan informasi?

Petugasnya baik, kita dikasih tau juga sih biar gak lupa ngembaliin buku.

13. Apakah adik memperoleh informasi melalui kegiatan PKBI dan Kursus

bahasa inggris yang diberikan oleh petugas?

Iya pastinya jadi gak ketinggalan pelajaran, jadi tau sejarah-sejarah, kalau

kursus bahasa Inggris ya jadi nambah tau kata-kata bahasa Inggris.

14. Apakah koleksi di perpustakaan sudah sesuai kebutuhan ataupun

keinginan adik?

Iya sudah, kalau saya sukanya baca komik yaa disini komiknya lumayan

lengkap serinya.

15. Rencananya LPKA Kelas II Jakarta akan pindah, apa adik mengetahui

informasi ini? Apa keinginan adik terkait layanan akses informasi di

LPKA yang baru nantinya?

Tau, saya maunya nanti perpustakaannya lebih bagus lagi deh, terus yaa

maunya biar bisa lama-lama di perpustakaannya dan adain kegiatan nonton

film bareng lagi kayak waktu sama kakak-kakak dari UIN yang KKL disini

kan asyik tuh.

Page 146: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Keterangan Umum Mengenai Profil Informan

Nama : SR

Usia : 17 Tahun

Pendidikan : SMP

Waktu Wawancara : 10 April 2019 & 18 Juni 2019

1. Apa arti penting informasi menurut adik?

Informasi itu penting karena Informasi itu pengetahuan, dari yang nggak tau

bisa jadi tau.

2. Apa makna hak akses informasi menurut adik?

Hak akses informasi itu kan berarti hak orang-orang untuk mendapatkan

pengetahuan.

3. Apa saja akses informasi yang adik peroleh di LPKA?

Buat dapet informasi disini ya kita ikutin sekolah atau PKBM, baca buku,

nonton tv, belajar komputer, ikutin kegiatan-kegiatan lain juga.

4. Apa saja peraturan dalam mengakses informasi yang adik ketahui?

Setiap hari bisa ke perpustakaan terus kalo pinjem buku boleh dibawa ke blok

kamar, bukunya gak boleh sampe rusak apalagi hilang, makanya 3 hari pinjem

harus dikembaliin, kalau mau minjem buku harus ditemenin petugas.

5. Apakah adik merasa dibatasi dalam memperoleh informasi?

Nggak sih, kan bisa dapet informasi darimana aja disini cuma gak ada internet

aja karena dilarang.

6. Apakah menurut adik perpustakaan adalah tempat untuk mengakses

informasi? Dan informasi apa yang adik dapatkan di perpustakaan?

Iya, dari baca-baca ensiklopedia jadi tahu tentang alam sama hewan-hewan

gitu, terus banyak kegiatan-kegiatan yang diadain di perpustakaan.

7. Biasanya apa yang adik lakukan di perpustakaan pada saat jadwal

khusus layanan perpustakaan?

Page 147: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Kalo saya senengnya baca-baca ensiklopedia atau ga komik buat ngilangin

bosen, kadang yaa ngobrol-ngobrol aja sama temen-temen.

8. Apakah ada peraturan seperti memberikan uang jaminan sebesar lima

sampai sepuluh ribu rupiah untuk meminjam buku di perpustakaan?

apakah menurut adik peraturan tersebut terasa membebani?

Ada tuh tapi itu buat napi aja kalau pinjem buku bayar, kalau buat anak didik

gratis kok. Tapi kalau kayak gitu buat kita-kita mah membebani kayaknya,

nanti malah pada males minjem buku.

9. Perlu atau tidak kah ada akses internet di LPKA? Dan menurut adik

mengapa akses internet dilarang di LPKA?

Perlu sih biar ga bosen aja, tapi pasti pada buka-buka yang macem-macem

jadinya gak dikasih internet deh.

10. Bolehkah atau tidak jika anak didik di LPKA dengan anak-anak diluar

LPKA dibedakan dalam memperoleh Hak akses informasi?

Nggak boleh dibedakan sih, kan kita sama anak-anak diluar sama-sama masih

anak-anak pastinya butuh informasi yang sama, tapi kita sama anak-anak

diluar sama-sama dapet informasi kok kayak ada sekolah paket, bisa baca

buku juga, nonton tv juga. Cuma kalo disini kan ada peraturannya gak bebas

kayak diluar.

11. Apakah adik merasa puas dengan layanan informasi yang diberikan

petugas?

Puas sih, tapi kalo bisa adain lagi nonton film bareng di perpustakaan kayak

waktu itu karena kalo TV bosen acaranya gitu-gitu aja.

12. Bagaimana sikap petugas terhadap adik selama pemberian layanan

informasi?

Petugasnya asik-asik aja kalau ngajarin kita pas PKBM, petugas juga

ngawasin terus sih kalau kita lagi ada kegiatan.

13. Apakah adik memperoleh informasi melalui kegiatan PKBI dan Kursus

bahasa inggris yang diberikan oleh petugas?

Page 148: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Iya pastinya jadi gak ketinggalan pelajaran.

14. Apakah koleksi di perpustakaan sudah sesuai kebutuhan ataupun

keinginan adik?

Iya, kan ada komik, novel, ensiklopedia, banyak deh mau baca apaan aja ada.

15. Rencananya LPKA Kelas II Jakarta akan pindah, apa adik mengetahui

informasi ini? Apa keinginan adik terkait layanan akses informasi di

LPKA yang baru nantinya?

Tau, yaa pinginnya nanti perpustakaannya lebih bagus terus banyakin buku-

buku baru yang bergambar, terus adain nonton film bareng.

Page 149: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Keterangan Umum Mengenai Profil Informan

Nama

: Muhammad Daniel

Jabatan

: Petugas Perpustakaan

Waktu wawancara

: 13 Mei 2019 & 18 Juni 2019

1. Apa arti penting Informasi menurut Bapak/Ibu?

Informasi itu pengetahuan, wawasan, kemampuan, keterampilan yang harus

dimiliki setiap orang yang tentunya bisa diperoleh melalui pendidikan,

pelatihan dan beragam cara lainnya.

2. Apa makna Hak Akses Informasi bagi Anak Didik menurut Bapak/Ibu?

Hak akses informasi itu tentunya sudah ada Undang-undangnya ya dimana

setiap orang berhak mendapat informasi termasuk anak didik maupun

narapidana dewasa disini. Saya memaknainya kalau hak akses informasi itu

penting karena sebagai sarana untuk mengetahui informasi maupun suasana

diluar yang dimana suatu saat mereka akan kembali ke masyarakat jadi

mereka harus mendapatkan informasi.

3. Apa yang diketahui oleh pihak LPKA tentang keterkaitan undang-

undang Lembaga Pemasyarakatan dengan hak untuk mengakses

informasi?

Jadi, segala macam kegiatan untuk mengakses informasi tentunya berdasarkan

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, karena

undang-undang tersebut adalah dasar untuk pelaksanaan kegiatan anak didik.

Ada juga Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan

Pidana Anak (SPPA) yang seharusnya diterapkan di LPKA, namun untuk saat

ini karena kondisinya belum mendukung maka kita lebih menerapkan

Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995.

Page 150: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

4. Mengapa Undang-undang No. 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

lebih terkait dan diterapkan dengan hak akses informasi daripada

Undang-undang No. 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana

Anak (SPPA)?

Jadi gini, perbedaan Undang-undang nomor 12 tahun 1995 tentang

Pemasyarakatan itu mengatur keseluruhan atau secara umum untuk Anak

didik, narapidana dewasa maupun narapidana wanita. Kalau undang-undang

nomor 11 tahun 2012 itu khusus untuk anak didik saja. Jadi, dikarenakan

LPKA ini yang belum mempunyai sarana mandiri, alias masih bergabung

dengan Lapas Salemba, maka pihak kami lebih mengikuti Undang-undang

tahun 1995. Kalau nanti LPKA sudah punya gedung mandiri, mungkin

Undan-undang SPPA dapat diterapkan termasuk dalam hal mengakses

informasi.

5. Sejauh mana LPKA Memberikan hak akses informasi bagi anak didik?

Yang pernah dilakukan untuk mengakses informasi di LPKA tentunya melalui

dua macam yaitu dengan media cetak ataupun melalui media digital. Media

cetak itu seperti perpustakaan, kemudian media digital ada TV dan Pusteling

atau perpustakaan keliling yang diadakan oleh perpusnas, fungsi pusteling itu

diperuntukkan untuk narapidana maupun anak didik untuk mengakses

informasi seperti membaca e-book atau mencari informasi lain yang

diperbolehkan, namun sudah cukup lama pusteling belum mengadakan disini

lagi.

6. Jika pemberian hak akses informasi di LPKA terbagi atas dua macam

seperti media cetak dan media digital, media digital itu sendiri seperti

Layanan Pusteling dari Perpustakaan Nasional yang sudah tidak

beroperasi lagi saat ini, apakah ada media informasi digital lainnya yang

LPKA berikan kepada anak didik selain Pusteling ?

Ya, jadi hanya TV saja yang menjadi media digital sebagai fasilitas informasi

untuk anak didik.

Page 151: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

7. Apa saja kebijakan dan prosedur pemberian hak akses informasi di

LPKA?

Untuk kebijakan bisa ditanyakan ke bagian pembinaan LPKA, karena bagian

pembinaan itu yang mengatur segala kebijakan maupun prosedur untuk anak

didik.

8. Apakah ada aturan yang membatasi hak akses informasi bagi anak

didik?

Saya tidak tahu pasti ya, tetapi kalau akses informasi melalui internet di dalam

lingkungan LPKA itu tidak diperbolehkan untuk anak didik. Tetapi anak didik

diberikan sarana mengakses informasi kepada hal yang mengarah positif saja

seperti pendidikan, perpustakaan, dan pelatihan-pelatihan untuk mengasah

keterampilan.

9. Apakah ada aturan mengenai pemberian uang jaminan untuk

peminjaman buku di perpustakaan? Apakah peraturan tersebut terasa

membebani bagi pemustaka?

Ada, tetapi peraturan itu hanya untuk narapidana dewasa, untuk anak didik

tidak berlaku. Kalau untuk dewasa adanya peraturan tersebut untuk menyiasati

agar buku tidak dihilangkan lagi, kalau tidak seperti itu buku perpustakaan

bisa habis. Kalau dibilang membebani saya rasa tidak, karena walau adanya

uang jaminan seperti itu tetap saja dari dewasa mau meminjam buku di

perpustakaan, uang jaminannya pun hanya lima sampai sepuluh ribu rupiah

saja.

10. Wajarkah atau tidak jika anak didik dibatasi dalam memperoleh

informasi?

Wajar, karena sarana dan prasarana harus disesuaikan dulu, seperti LPKA ini

kan belum punya perpustakaan mandiri, masih bergabung dengan Lapas.

11. Bolehkah atau tidak jika anak didik di LPKA dengan anak-anak diluar

LPKA dibedakan dalam memperoleh Hak akses informasi?

Page 152: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Harus dibedakan, karena kalau diluar itu anak-anak tidak bisa terpantau, kalau

disini hal-hal yang mengarah ke negatif sebisa mungkin akan di cut, dan

waktu yang dipergunakan anak didik disini pun tidak hanya untuk mengakses

informasi di perpustakaan saja atau nonton tv saja, tetapi harus dibagi untuk

kegiatan bersosialisai maupun kegiatan lainnya, tetapi tetap mengarah pada

pendidikan dan mengasah keterampilan maupun sikap anak didik yang

diharapkan anak didik tidak akan berbuat kriminal lagi saat nanti kembali ke

masyarakat dan kegiatan yang dilakukan disini diharapkan dapat melatih skill

bagi yang ingin melanjutkan kerja nantinya.

12. Apakah ada penyuluhan sebelumnya terkait hak akses informasi kepada

anak didik?

Ya, tentunya ada, bisa ditanyakan langsung kepada bagian pembinaan karena

itu tugasnya bagian pembinaan ya.

13. Bagaimana dapat memastikan jika hak akses informasi untuk anak didik

sudah berjalan dengan semestinya?

Tentunya memberikan hak akses informasi yang sesuai dengan kebutuhan,

dengan adanya fasilitas informasi yang sudah diberikan seperti perpustakaan

atau TV dan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pendidikan maupun

keterampilan yang dirasa cukup walau sekarang tanpa adanya Pusteling.

14. Apakah LPKA Bekerjasama dengan pihak lain dalam penyediaan

layanan informasi?

Iya tentunya, disini kita bekerjasama dengan beberapa lembaga dan komunitas

seperti Pusteling dari Perpusnas, ada juga Komunitas Literasi untuk

meningkatkan minat baca dan mengajarkan story telling, bahkan salah satu

anak didik ada yang baru saja mendapat prestasi juara ke 2 lomba story telling

tingkat nasional. Lalu dari Yayasan Tangan Pengharapan yang membantu

memberi tenaga pengajar untuk anak didik serta memberi pengadaan kegiatan

yang tidak rutin seperti pelatihan barista, pijat refleksi dan lainnya. Kemudian

Page 153: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Komunitas Manusaya yang mengajarkan kesenian, dan ada pula dari Lembaga

Hukum yang memberikan layanan konsultasi hukum kepada anak didik.

15. Adakah hambatan dalam pemberian layanan informasi kepada anak

didik?

Ada banyak, yang pertama pemberian layanan Pusteling dari Perpusnas yang

saat ini belum beroperasi lagi dikarenakan pihak ketiga harus menyesuaikan

lagi dengan LPKA. Hambatan yang lain yaitu masih kurangnya kesadaran

anak didik untuk menjaga apa yang sudah ada, seperti buku yang masih suka

dihilangkan atau diambil diam-diam dibawa ke kamar, dan TV yang tiba-tiba

sekarang rusak. Kemudian hambatan lain yaitu Anggaran, tentunya perlu

anggaran untuk membetulkan TV yang rusak.

16. Dikatakan bahwa layanan pusteling tidak beroperasi lagi dikarenakan

pihak ketiga harus menyesuaikan dengan LPKA, menyesuaikan dalam

hal apa?

Jadi, berjalannya layanan pusteling itu waktu anak didik masih bergabung

dengan narapidana dewasa di Lapas Salemba, saat belum dipisah menjadi

nama LPKA Kelas II Jakarta. seperti yang saya katakan bahwa LPKA ini

belum punya perpustakaan mandiri termasuk petugas perpustakaan yang

khusus untuk melayani anak didik, jadi belum ada pengajuan antara pihak

LPKA dengan perpusnas untuk memberikan layanan pusteling buat anak

didik. Kalau saya sih bisa saja mengkoordinasikan lagi, tapi kan saya saat ini

bertanggung jawab untuk napi dewasa saja karena anak didik sudah dibawah

LPKA, jadi pihak LPKA nya harus berkoordinasi sendiri dengan Perpusnas.

17. Bagaimana mengatasi kendala dalam pemberian akses informasi kepada

anak didik?

Harus adanya peran aktif dari pihak LPKA, pihak ketiga, maupun masyarakat.

seperti kalau ingin ada pusteling ya pihak LPKA harus berkoordinasi dengan

perpusnas. Kemudian kalau anggaran terhambat maka rencana pun akan

terhambat juga, seperti rencana pindahnya LPKA pun pasti butuh anggaran,

Page 154: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

fasilitas TV untuk anak didik pun butuh anggaran, mungkin kalau LPKA

sudah punya gedung mandiri nantinya, anak didik bisa diberikan fasilitas TV

lebih dari satu di masing-masing paviliun. Karena itu sangat diharapkan

adanya peran dari pihak ketiga seperti masyarakat, yayasan, komunitas yang

mau berkontribusi untuk anak didik.

18. Pernahkah ditemukan tindakan negatif yang dilakukan oleh petugas

dalam proses pemberian layanan informasi ?

Sejauh ini tidak ada.

19. Apa saja kriteria khusus petugas yang melayani maupun mengawasi

anak didik dalam pemberian hak akses informasi?

Belum diperlakukan, tetapi tentunya dilihat dari potensi yang dimiliki oleh

petugas itu sendiri. Sebagai contohnya seperti saya dari lulusan Hukum tetapi

diberi amanat untuk mengelola perpustakaan bahkan untuk sekolah paket atau

PKBM juga. Selain itu di perpustakaan saya juga dibantu dengan Tahanan

Pendamping atau disebut tamping, jadi mereka membantu pencatatan buku

yang dipinjam oleh narapidana atau anak didik,,jadi tamping juga membantu

banget disaat saya punya pekerjaan lain.

20. Adakah tindakan negatif yang dilakukan oleh anak didik dalam

berjalannya pemberian layanan informasi ?

TV yang disediakan di selasar kamar tiba-tiba sekarang sudah rusak dan pihak

kami tidak tahu apa yang dilakukan oleh anak didik. Pernah juga waktu itu

yaa hampir 2 tahun yang lalu saat pusteling masih beroperasi disini ada anak

didik yang ketahuan pernah mengakses situs yang tidak diperkenankan.

Pernah juga ada anak didik yang diam-diam ngambil buku kebanyakan komik

lah, ya bukunya tidak dihilangkan, pas diperiksa ya ada di blok mereka itu

bertumpuk-tumpuk.

21. Apakah ada aturan yang tegas jika anak didik melakukan pelanggaran

terkait layanan informasi yang telah diberikan?

Page 155: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Jika buku perpustakaan yang dipinjam kemudian dihilangkan maka anak didik

harus menggantinya, kami melihat bagaimana kemampuan anak didik untuk

mengganti buku tersebut, tentunya dibantu melalui pengawas masing-masing

maupun orang tuanya. Bedanya kalau untuk narapidana Lapas Kelas IIA

Salemba, karena mereka memberikan uang jaminan saat meminjam buku

sekitar lima atau sepuluh ribu untuk satu bukunya, maka jika buku hilang ya

uang jaminannya tidak dikembalikan.

Page 156: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Keterangan Umum Mengenai Profil Informan

Nama

: Hanna Theresia

Jabatan

: Petugas Pembinaan

Waktu wawancara

: 13 Mei 2019 & 18 Juni 2019

1. Apa arti penting Informasi menurut Bapak/Ibu?

Informasi itu pengetahuan yang salah satunya bisa didapat dari komunikasi,

karena anak didik harus mendapatkan informasi, maka pentingnya komunikasi

antara petugas dengan anak didik.

2. Apa makna Hak Akses Informasi bagi Anak Didik menurut Bapak/Ibu?

Kalau hak akses informasi itu kan cara agar mereka mendapatkan informasi,

maka petugas harus memberikan hak akses informasi, mungkin dibilang hak

akses informasi disini agak terbatas seperti larangan membawa handphone

maupun larangan mengakses internet, tapi disini mereka diberikan hak akses

lainnya untuk mendapatkan informasi bisa dari petugas, dari kegiatan dan

fasilitas yang diberikan salah satunya perpustakaan.

3. Apa yang diketahui oleh pihak LPKA tentang keterkaitan undang-

undang Lembaga Pemasyarakatan dengan hak untuk mengakses

informasi?

Kalau untuk peraturan termasuk memberikan hak akses informasi ada di

undang-undang nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, bahwa

narapidana maupun anak didik berhak mendapat pendidikan dan bahan

bacaan.

4. Mengapa Undang-undang No. 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan

lebih terkait dan diterapkan dengan hak akses informasi daripada

Undang-undang No. 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana

Anak (SPPA)?

Page 157: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Karena undang-undang 1995 mencakup anak didik dan dewasa, kalau undang-

undang SPPA itu kan khusus untuk anak didik saja, dan LPKA ini belum

punya sarana dan prasarana mandiri, masih dibilang bergabung dengan Lapas,

jadi lebih menerapkan Undang-undang tahun 1995 termasuk dalam

mengakses informasi.

5. Sejauh mana LPKA Memberikan hak akses informasi bagi anak didik?

Kalau memberikan akses informasi itu seperti memberikan jadwal membaca

buku di perpustakaan, mengakses informasi itu kan juga bisa didapat melalui

kegiatan yang kita kasih ke anak didik, TV juga dikasih biar mereka bisa

mendapatkan informasi lebih banyak lagi, dan pernah juga diberikan layanan

perpustakaan keliling.

6. Jika pemberian hak akses informasi di LPKA terbagi atas dua macam

seperti media cetak dan media digital, media digital itu sendiri seperti

Layanan Pusteling dari Perpustakaan Nasional yang sudah tidak

beroperasi lagi saat ini, apakah ada media informasi digital lainnya yang

LPKA berikan kepada anak didik selain Pusteling ?

Untuk sekarang hanya satu TV saja yang disediakan di selasar kamar anak-

anak.

7. Apa saja kebijakan dan prosedur pemberian hak akses informasi di

LPKA?

Kalau larangan misalnya handphone yang gak boleh masuk, internet juga

dilarang, kalau untuk informasi mereka bisa dapet darimana aja sih

sebenarnya seperti melalui baca buku, nonton TV, PKBM, yang penting

mereka harus mengikuti kegiatan yang disediakan disini. Setiap hari ada

jadwal khusus untuk mengunjungi perpustakaan, rata-rata mereka yang ke

perpustakaan ya untuk membaca buku, jadi misalnya anak didik meminjam

buku di hari jum‟at maka paling lambat ngembaliin bukunya ya dihari jum‟at

berikutnya gitu, buku yang boleh dipinjam itu maksimal tiga buku. Kalau

misalnya ada yang melanggar seperti menghilangkan buku, ya sanksinya

Page 158: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

mereka tidak dibolehkan meminjam buku selama satu bulan, namun sejauh ini

yang saya tau mereka belum pernah menghilangkan buku, karena petugas

setiap harinya kan mengontrol mereka, dan saya juga setiap jum‟at pasti

mengingatkan anak didik yang belum kembaliin buku biar segera

dikembalikan.

8. Apakah ada aturan yang membatasi hak akses informasi bagi anak

didik?

Membatasi mungkin seperti adanya larangan membawa handphone dan

internet saja, kalau di perpustakaan mereka itu tidak dibatasi, setiap hari

mereka mendapat jadwal berkunjung ke perpustakaan dan mereka ya boleh

membaca atau meminjam buku.

9. Apakah ada aturan mengenai pemberian uang jaminan untuk

peminjaman buku di perpustakaan? Apakah peraturan tersebut terasa

membebani bagi pemustaka?

Peraturan seperti itu hanya untuk narapidana dewasa saja, kalau untuk dewasa

sepertinya tidak membebani ya karena mereka boleh megang uang cash, kalau

anak-anak sih sepertinya cukup membebani karena tidak ada uang jaminan

saja tidak begitu banyak yang meminjam buku, apalagi kalau ada uang

jaminan seperti yang dewasa, lagian anak didik juga enggak boleh megang

uang cash, mereka untuk jajan aja disini pakai sidik jari mereka.

10. Wajarkah atau tidak jika anak didik dibatasi dalam memperoleh

informasi?

Nggak wajar sih, kan namanya anak-anak perlu banyak arahan dan informasi,

tapi mereka disini tentunya dibina supaya tau mana yang benar mana yang

salah untuk mereka, jadi mungkin caranya aja yang beda, kalau mereka diberi

izin membawa handphone yang ditakutkan mereka bukannya mencari

informasi yang baik tapi malah membuka yang macam-macam yang

mengarah ke negatif.

Page 159: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

11. Bolehkah atau tidak jika anak didik di LPKA dengan anak-anak diluar

LPKA dibedakan dalam memperoleh Hak akses informasi?

Kalau dibilang dibedakan sih tidak ya, mungkin yang beda itu cara kami

memberikan hak akses informasinya saja, karena disini kan mereka harus

mengikuti aturan yang ada tetapi intinya mereka itu disini tetap mendapatkan

informasi dari kegiatan-kegiatan maupun fasilitas yang diberikan petugas.

12. Apakah ada penyuluhan sebelumnya terkait hak akses informasi kepada

anak didik?

Kalau buat penyuluhan, kalau saya lihat karena saya baru satu tahun lebih

disini, kalau mengenai hak akses informasi itu sendiri belum ada, paling yang

mereka butuhkan itu kayak lembaga hukum atau kesehatan, tapi setiap mereka

yang baru masuk ke LPKA tentunya kita beri tahu peraturan-peraturan yang

ada disini termasuk peraturan tentang perpustakaan seperti jadwal

berkunjungnya, jumlah buku yang boleh dipinjam, ketentuan jika bukunya

dihilangkan, terus diberitahu juga kalau tidak boleh membawa handphone dan

ada jadwal menonton tv dimana mereka boleh menontonnya saat ada didalam

kamar atau saat jam mereka lagi santai sampai sebelum jam tidur mereka itu

pada jam sepuluh malam.

13. Bagaimana dapat memastikan jika hak akses informasi untuk anak didik

sudah berjalan dengan semestinya?

Sejauh ini sih mungkin evaluasinya melalui kontrol aja, kayak setiap anak

didik ke perpustakaan maupun lagi dalam kegiatan lainnya ya harus ada

petugasnya, jadi petugas pun harus tau kayak apa aja yang diperlukan anak

didik, ya intinya harus ada komunikasi kan antara petugas dengan anak didik.

14. Apakah LPKA Bekerjasama dengan pihak lain dalam penyediaan

layanan informasi?

Ya, pihak lain itu seperti dari Manusaya, ada juga komunitas literasi untuk

meningkatkan minat baca, ada juga kegiatan PKBM paket A B C dan

Page 160: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

komunitas yang mengajarkan manukarya, kemudian pernah juga adanya

layanan pusteling dari perpusnas.

15. Adakah hambatan dalam pemberian layanan informasi kepada anak

didik?

Ya hambatannya seperti anak masih kurang tahu bagaimana mereka harus

merawat buku, misalnya masih ada buku yang dilipat atau ada yang robek.

Kemudian hambatan lain ya mungkin kurangnya fasilitas juga ya karena ruang

lingkupnya masih terbatas karena masih bergabung dengan lapas salemba, jadi

gak boleh sembarangan mereka bisa keluar masuk perpustakaan.

16. Dikatakan bahwa layanan pusteling tidak beroperasi lagi dikarenakan

pihak ketiga harus menyesuaikan dengan LPKA, menyesuaikan dalam

hal apa?

Mungkin karena kondisinya LPKA masih satu sarana prasarana dengan Lapas

ya, jadi kalau LPKA mau adain Pusteling untuk anak didik saja, ya sarana

prasarananya harus mendukung juga. TV yang disediakan buat anak didik pun

itu masih sarana dari Lapas salemba.

17. Bagaimana mengatasi kendala dalam pemberian akses informasi kepada

anak didik?

Buat anak didik yang belum bisa menjaga fasilitas yang telah diberikan, yang

pertama itu kita kasih arahan misalnya buku jangan dirusak, jangan

dihilangkan, tapi misalnya kalau ada yang melanggar juga ya kita sebagai

petugas harus tegas gitu, tidak memberi hukuman, tapi ya sekedar peringatan

saja gitu.

18. Pernahkah ditemukan tindakan negatif yang dilakukan oleh petugas

dalam proses pemberian layanan informasi ?

Sejauh yang saya liat ya belum ada, ya petugas itu hanya mengawasi aja sih

dalam pemberian layanan informasi atau kegiatan-kegiatan lainnya.

19. Apa saja kriteria khusus petugas yang melayani maupun mengawasi

anak didik dalam pemberian hak akses informasi?

Page 161: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Kalau kriteria khusus itu tidak ada sih, kami dari bagian pembinaan diberikan

tugas untuk mengawasi anak didik. Kami masing-masing dikasih tugas

misalnya saya mendapat tugas untuk mendampingi mahasiswa yang

berkunjung, lalu petugas lain ada yang mendampingi lembaga lain, jadi

petugas perorang itu megang tugas sendiri-sendiri, namun kita semua tetap

campur tangan dalam memegang urusan terkait anak didik.

20. Adakah tindakan negatif yang dilakukan oleh anak didik dalam

berjalannya pemberian layanan informasi?

Seperti yang pak Daniel bilang terkait penyalahgunaan internet waktu ada

pusteling dari perpusnas yang diadakan oleh lapas lalu anak didik yang

mengambil buku, itu terjadi kan saat anak didik masih dibawah naungan lapas

salemba ya, kalau sejauh ini dengan LPKA sih kami sebagai petugas belum

pernah menemukan pelanggaran yang dilakukan anak didik. Kalau TV yang

rusak itu kan mungkin karena fasilitasnya udah lama, udah ada saat anak didik

masih sama lapas salemba.

21. Apakah ada aturan yang tegas jika anak didik melakukan pelanggaran

terkait layanan informasi yang telah diberikan?

Disini mereka membawa handphone itu dilarang, jadi mungkin jika ada yang

membawa handphone akan ditindak tegas oleh pihak pengamanannya

langsung. Nah kalau mau minjem buku itu masih bisa terpantau oleh petugas

pembinaan, kita kan disini ada jadwal ke perpustakaan hari senin sampai

jum‟at, hari senin sampai kamis jam setengah empat sampai jam empat, kalau

dihari jum‟at jam satu sampai tiga, dan setiap mereka mau ke perpustakaan

harus ada petugas yang mengawasi, jadi petugas yang memantau harus tau

mereka minjem buku berapa dan siapa aja, jadi petugas punya catatan sendiri,

jadi nanti kalau mereka sudah minjem namun belum mengembalikan maka

petugas yang mengawasi itu harus mencari buku itu sampai dapat. Kalau

mereka menghilangkan buku ya pastinya mereka harus menggantikan seperti

meminta bantuan dari petugas dan orang tua. Atau nanti petugas LPKA yang

Page 162: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

bertanggung jawab seperti menanyakan kepada pihak lapas jika buku

perpustakaan dihilangkan anak didik maka pihak lapas mau meminta apa

untuk digantikannya buku yang hilang tersebut. Namun sejauh ini sih mereka

belum pernah melakukan pelanggaran yang bukunya sampai hilang gitu kan,

mereka tahu diri bisa menyimpan baik-baik terus ada waktunya ngembaliin

mereka ya bakal ngembaliin. Jadi mereka bisa ke perpustakaan di jam lain

untuk minjem buku dan tetap ditemenin oleh petugasnya, karena kan akses ke

perpustakaannya juga terbatas, masih bareng-bareng sama lapas salemba, jadi

mereka keluar dari lingkungan blok kamar pun harus tetap diawasi petugas.

Page 163: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

REDUKSI DATA

No. Rumusan Masalah Informan Pertanyaan Tanskrip Penyajian Data

1 Bagaimana Anak Didik RF Apa arti penting Kalau menurut saya informasi itu kan kayak Bagi anak didik LPKA Kelas II

dan pihak LPKA (Anak Didik) informasi? pengetahuan atau pemberitahuan jadi Jakarta, Informasi merupakan hal

memaknai Hak Akses pastinya informasi itu penting apalagi di yang dianggap penting dalam

Informasi di Lembaga zaman yang udah modern kayak sekarang, kehidupan terutama di era yang

Pembinaan Khusus Anak jadi kita butuh informasi biar gak sudah modern seperti saat ini,

(LPKA) Kelas II ketinggalan terutama di dalam lembaga yang

Jakarta?

melarang anak

didik untuk AF Informasi itu penting buat nambah

(Anak Didik) pengetahuan apalagi kayak kita disini yang membawa ataupun menyimpan alat

gak ada alat komunikasi komunikasi. Mereka juga

menganggap

bahwa tujuan SR Informasi itu penting karena Informasi itu

(Anak Didik) pengetahuan, dari yang nggak tau bisa jadi informasi yaitu untuk menambah

tau pengetahuan baru yang mereka

belum pernah mereka ketahui Daniel Informasi itu pengetahuan, wawasan,

(Petugas) kemampuan, keterampilan yang harus sebelumnya. Sedangkan bagi

dimiliki setiap orang yang tentunya bisa petugas, informasimerupakan

diperoleh melalui pendidikan, pelatihan dan pengetahuan, wawasan,

beragam cara lainnya kemampuan dan keterampilan

yang harus dimiliki setiap orang Hanna Informasi itu pengetahuan yang salah

(Petugas) satunya bisa didapat dari komunikasi, yang dapat diperoleh melalui

karena anak didik harus mendapatkan pendidikan dan pelatihan, serta

Page 164: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

informasi, maka pentingnya komunikasi melalui interaksi antara petugas

antara petugas dengan anak didik dengan anak didik.

RF Apa makna hak Hak buat mendapat akses informasi itu Hak akses informasi juga dianggap

(Anak Didik) akses informasi penting juga sih menurut saya, karena sebagai hal yang penting bagi anak

menurut adik? manusia itu mahluk sosial yang butuh didik, karena informasi adalah

pengetahuan dan informasi, jadi setiap kebutuhan bagi setiap mahluk

manusia harus dapet hak mengakses sosial, oleh karena itu hak akses

informasi informasi merupakan hak yang

harus diperoleh oleh manusia AF Kalau kita mendapat hak mengakses

(Anak Didik) informasi pastinya kita bisa dapat termasuk anak didik di LPKA.

pengetahuan baru, kalau kita gak boleh Karena hak akses informasi

mengakses informasi ya kita nggak tau apa- merupakan jalan untuk memperoleh

apa nanti pengetahuan, jika hak tersebut tidak

ada maka mereka tidak dapat SR Hak akses informasi itu kan berarti hak

(Anak Didik) orang-orang untuk mendapatkan memperoleh pengetahuan

pengetahuan selayaknya manusia pada

umumnya.

Daniel Apa makna Hak Hak akses informasi itu tentunya sudah ada Bagi petugas LPKA, hak akses

(Petugas) Akses Informasi Undang-undangnya ya dimana setiap orang informasi sudah diatur dalam

bagi Anak Didik berhak mendapat informasi termasuk anak perundang-undangan yang

menurut Bapak/Ibu? didik maupun narapidana dewasa disini. mengungkapkan bahwa setiap

Saya memaknainya kalau hak akses orang berhak mendapatkan

Page 165: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

informasi itu penting karena sebagai sarana informasi tidak terkecuali untuk

untuk mengetahui informasi maupun anak didik, selain itu dikatakan

suasana diluar yang dimana suatu saat bahwa hak akses informasi

mereka akan kembali ke masyarakat jadi merupakan hal yang penting karena

mereka harus mendapatkan informasi sebagai sarana anak didik untuk

memperoleh

informasi, Hanna Kalau hak akses informasi itu kan cara agar

(Petugas) mereka mendapatkan informasi, maka pengetahuan dan mengetahui

petugas harus memberikan hak akses keadaan lingkungan diluar, karena

informasi, mungkin dibilang hak akses suatu saat mereka akan

informasi disini agak terbatas seperti dikembalikan ke lingkungan

larangan membawa handphone maupun masyarakat. Petugas memberikan

larangan mengakses internet, tapi disini sarana akses informasi melalui

mereka diberikan hak akses lainnya untuk kegiatan dan fasilitas yang salah

mendapatkan informasi bisa dari petugas, satunya adalah perpustakaan.

dari kegiatan dan fasilitas yang diberikan Namun petugas juga membatasi

salah satunya perpustakaan hak akses informasi kepada anak

didik seperti larangan membawa

handphone dan mengakses internet.

Daniel Apa yang diketahui Jadi, segala macam kegiatan untuk Dalam memberikan hak akses

(Petugas) oleh pihak LPKA mengakses informasi tentunya berdasarkan informasi kepada anak didik, pihak

tentang keterkaitan Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 LPKA Kelas II Jakarta menerapkan

undang-undang tentang Pemasyarakatan, karena undang- Undang-undang Nomor 12 Tahun

Page 166: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Lembaga undang tersebut adalah dasar untuk

Pemasyarakatan pelaksanaan kegiatan anak didik. Ada juga

dengan hak untuk Undang-undang Nomor 11 Tahun 2012

mengakses tentang Sistem Peradilan Pidana Anak

informasi? (SPPA) yang seharusnya diterapkan di

LPKA, namun untuk saat ini karena

kondisinya belum mendukung maka kita

lebih menerapkan Undang-undang Nomor

12 Tahun 1995

Hanna Kalau untuk peraturan termasuk

(Petugas) memberikan hak akses informasi ada di

undang-undang nomor 12 Tahun 1995

tentang Pemasyarakatan, bahwa

narapidana maupun anak didik berhak

mendapat pendidikan dan bahan bacaan

1995 tentang Pemasyarakatan

karena undang-undang tersebut

merupakaan dasar untuk melakukan

pelaksanaan kegiatan pembinaan

anak didik termasuk dalam

mengakses informasi seperti

adanya pernyataan bahwa

narapidana maupun anak didik

berhak mendapat pendidikan dan

bahan bacaan. Undang-undang

tersebut merupakan dasar untuk

melakukan pelaksanaan kegiatan

pembinaan anak didik termasuk

dalam mengakses informasi,

meskipun seharusnya yang lebih

tepat dijadikan sebagai dasar

pelaksanaan kegiatan untuk anak

didik yaitu undang-undang Nomor

11 Tahun 2012 tentang Sistem

Peradilan Pidana Anak (SPPA),

namun peraturan tersebut belum

diterapkan atau dijadikan dasar

Page 167: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

utama di LPKA Kelas II Jakarta

dikarenakan kondisi LPKA yang

belum mendukung.

Daniel Mengapa Undang- Jadi gini, perbedaan Undang-undang nomor Alasan mengenai undang-undang

(Petugas) undang Nomor 12 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan itu nomor 12 tahun 1995 tentang

tahun 1995 tentang mengatur keseluruhan atau secara umum Pemasyarakatan yang menjadi

Pemasyarakatan untuk Anak didik, narapidana dewasa dasar dalam kegiatan anak didik

lebih terkait dan maupun narapidana wanita. Kalau undang- dibandingkan Undang-undang

diterapkan dengan undang nomor 11 tahun 2012 itu khusus nomor 11 Tahun 2012 Sistem

hak akses informasi untuk anak didik saja. Jadi, dikarenakan Peradilan Pidana Anak (SPPA)

daripada Undang- LPKA ini yang belum mempunyai sarana adalah dikarenakan kondisi LPKA

undang Nomor 11 mandiri, alias masih bergabung dengan Kelas II Jakarta yang masih satu

tahun 2012 tentang Lapas Salemba, maka pihak kami lebih wilayah, satu gedung dan satu

Sistem Peradilan mengikuti Undang-undang tahun 1995. sarana prasarana dengan Lapas

Pidana Anak Kalau nanti LPKA sudah punya gedung Kelas IIA Salemba. Undang-

(SPPA)? mandiri, mungkin Undan-undang SPPA undang Nomor 12 Tahun 1995

dapat diterapkan termasuk dalam hal tentang Pemasyarakatan merupakan

mengakses informasi undang-undang yang mengatur

seluruh narapidana baik dewasa, Hanna Karena undang-undang 1995 mencakup

(Petugas) anak didik dan dewasa, kalau undang- anak dan wanita. Kemungkinan jika

undang SPPA itu kan khusus untuk anak LPKA Kelas II Jakarta sudah

didik saja, dan LPKA ini belum punya memiliki gedung mandiri maka

Page 168: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

sarana dan prasarana mandiri, masih undang-undang SPPA dapat

dibilang bergabung dengan Lapas, jadi dijadikan dasar utama dalam

lebih menerapkan Undang-undang tahun pelaksanaan kegiatan anak didik

1995 termasuk dalam mengakses informasi termasuk dalam hak mengakses

informasi.

RF Apa saja akses Baca buku di perpustakaan, terus dari Anak didik mendapat akses

(Anak Didik) informasi yang adik media yang disediakan juga kalau disini ada informasi di LPKA Kelas II Jakarta

peroleh di LPKA? TV, kegiatan literasi informasi di melalui perpustakaan, televisi,

perpustakaan, ada PKBI, kursus bahasa kegiatan edukasi seperti

inggris, kursus komputer buat belajar PKBI/PKBM (Sekolah Paket A B

Microsoft word dan excel aja gak ada C), kursus bahasa inggris, kursus

internetnya, terus kalau informasi tentang komputer meskipun tanpa akses

agama-agama bisa kita dapat dari kegiatan internet mereka mendapat

kerohanian disini kayak mendengarkan pengetahuan mengoperasikan MS

ceramah Office, kemudian dari

mendengarkan ceramah agama atau AF Ada PKBM, baca buku di perpustakaan,

(Anak Didik) nonton TV, dengerin ceramah agama, dari kegiatan kerohanian, adapula

kursus-kursus juga biar kita punya keahlian kegiatan keterampilan, literasi

informasi dan kegiatan lainnya SR Buat dapet informasi disini ya kita ikutin

(Anak Didik) sekolah atau PKBM, baca buku, nonton tv, yang bertujuan untuk menambah

belajar komputer, ikutin kegiatan-kegiatan keahlian dan potensi anak didik.

lain juga

Page 169: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Daniel Sejauh mana LPKA Yang pernah dilakukan untuk mengakses Sejauh ini LPKA Kelas II Jakarta

(Petugas) Memberikan hak informasi di LPKA tentunya melalui dua telah memberikan hak akses

akses informasi bagi macam yaitu dengan media cetak ataupun informasi kepada anak didik

anak didik? melalui media digital. Media cetak itu melalui dua jenis media yaitu

seperti perpustakaan, kemudian media media cetak seperti fasilitas koleksi

digital ada TV dan Pusteling atau di perpustakaan dan media digital

perpustakaan keliling yang diadakan oleh seperti fasilitas telivisi dan

perpusnas, fungsi pusteling itu perpustakaan keliling (Pusteling)

diperuntukkan untuk narapidana maupun yang bekerjasama dengan

anak didik untuk mengakses informasi Perpustakaan Nasional, dengan

seperti membaca e-book atau mencari adanya layanan pusteling anak

informasi lain yang diperbolehkan, namun didik dapat mengakses e-book dan

sudah cukup lama pusteling belum mencari informasi melalui akses

mengadakan disini lagi internet yang diperbolehkan.

Namun saat ini layanan digital Hanna Kalau memberikan akses informasi itu

(Petugas) seperti memberikan jadwal membaca buku seperti Pusteling sudah tidak

di perpustakaan, mengakses informasi itu beroperasi lagi di LPKA Kelas II

kan juga bisa didapat melalui kegiatan yang Jakarta. Selain melalui media cetak

kita kasih ke anak didik, TV juga dikasih dan digital, akses informasi yang

biar mereka bisa mendapatkan informasi diberikan yaitu melalui berbagai

lebih banyak lagi, dan pernah juga kegiatan yang harus diikuti oleh

diberikan layanan perpustakaan keliling anak didik LPKA Kelas II Jakarta.

Page 170: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Daniel Jika pemberian hak Ya, jadi hanya TV saja yang menjadi media Dikarenakan Layanan Pusteling

(Petugas) akses informasi di digital sebagai fasilitas informasi untuk sudah tidak beroperasi lagi maka

LPKA terbagi atas anak didik dapat dikatakan saat ini media

dua macam seperti

akses informasi digital yang Hanna Untuk sekarang hanya satu TV saja yang

(Petugas) media cetak dan disediakan di selasar kamar anak-anak disediakan LPKA Kelas II Jakarta

media digital, media kepada anak didik hanyalah

digital itu sendiri fasilitas Televisi saja.

seperti Layanan

Pusteling dari

Perpustakaan

Nasional yang sudah

tidak beroperasi lagi

saat ini, apakah ada

media informasi

digital lainnya yang

LPKA berikan

kepada anak didik

selain Pusteling ?

RF Apa saja peraturan Kalo ke perpustakaan ada jadwalnya senin Dalam mengakses informasi anak

(Anak Didik) dalam mengakses sampai jum’at biasanya jam setengah empat didik harus mengetahui peraturan

informasi yang adik sampai jam empat, di jam lain juga boleh ke yang ada seperti jadwal atau jam

ketahui? perpustakaan sih kalau mau pinjem buku akses ke perpustakaan yaitu pada

Page 171: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

tapi harus ditemenin pengawas. Kalo TV itu

ada satu buat ditonton bareng-bareng kalo

lagi gak ada kegiatan, kayak pagi-pagi

kadang nonton kartun atau berita kadang ftv

juga, terus abis itu sekolah dan ikut kegiatan

lain, nanti jam 5 masuk ke blok lagi terus

boleh nonton TV lagi sampe mau tidur

AF Kalau di perpustakaan kita sih boleh pinjem

(Anak Didik) buku satu, batasnya paling lama tiga hari,

kalau mau pinjem buku lain ya buku yang

lama harus dikembaliin dulu. Terus kalau

minjem buku nanti dicatet sama petugas

perpustakaan, kadang sama tamping,

tamping itu napi yang ditugasin praktek

kerja jaga perpustakaan, terus kalo nonton

TV itu boleh kapan aja kalo lagi gak ada

kegiatan dan TV nya ada satu cuma di blok

aja

SR Setiap hari bisa ke perpustakaan terus kalo

(Anak Didik) pinjem buku boleh dibawa ke blok kamar,

bukunya gak boleh sampe rusak apalagi

hilang, makanya 3 hari pinjem harus

hari senin s/d jum‟at pukul 15.30-

16.00 WIB. Selain pada jadwal ke

perpustakaan yang telah ditentukan

jika anak didik ingin meminjam

buku maka anak didik akan diawasi

oleh petugas. Kemudian anak didik

mangatakan bahwa jumlah buku

yang dapat dipinjam yaitu satu

eksemplar dan dalam batas

maksimal peminjaman buku selama

tiga hari. Buku yang dipinjam akan

dicatat pada buku catatan di perpustakaan oleh petugas

perpustakaan ataupun tahanan

pendamping yang bekerja di

perpustakaan. Selain itu anak didik

juga mengetahui peraturan dalam

mengakses TV yaitu pada jam-jam

kosong saja, seperti pagi hari

sebelum kegiatan diluar kamar dan

sore hari setelah kegiatan sampai

jam tidur anak didik.

Page 172: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

dikembaliin, kalau mau minjem buku harus

ditemenin petugas

Daniel Apa saja kebijakan Untuk kebijakan bisa ditanyakan ke bagian Informan Bapak Daniel merupakan

(Petugas) dan prosedur pembinaan LPKA, karena bagian petugas perpustakaan yang

pemberian hak akses pembinaan itu yang mengatur segala melayani Narapidana dewasa dan

informasi di LPKA? kebijakan maupun prosedur untuk anak Anak didik. Untuk peraturan dan

didik kebijakan mengenai anak didik

adalah tugas dari bagian pembinaan Hanna Kalau larangan misalnya handphone yang

(Petugas) gak boleh masuk, internet juga dilarang, LPKA Kelas II Jakarta. Informan

kalau untuk informasi mereka bisa dapet Ibu Hanna sebagai salah satu

darimana aja sih sebenarnya seperti melalui petugas yang membina anak didik

baca buku, nonton TV, PKBM, yang penting mengungkapkan bahwa prosedur

mereka harus mengikuti kegiatan yang mengenai hak akses informasi bagi

disediakan disini. Setiap hari ada jadwal anak didik yaitu seperti adanya

khusus untuk mengunjungi perpustakaan, larangan mengakses handphone dan

rata-rata mereka yang ke perpustakaan ya internet, dan anak didik harus

untuk membaca buku, jadi misalnya anak mengikuti berbagai kegiatan yang

didik meminjam buku di hari jum’at maka ada, selain itu dalam memberikan

paling lambat ngembaliin bukunya ya dihari akses informasi salah satunya

jum’at berikutnya gitu, buku yang boleh adanya prosedur atau peraturan

dipinjam itu maksimal tiga buku. Kalau dalam layanan perpustakaan yaitu

misalnya ada yang melanggar seperti petugas memberikan keringanan

Page 173: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

menghilangkan buku, ya sanksinya mereka peminjaman buku maksimal satu

tidak dibolehkan meminjam buku selama minggu, jumlah buku yang dapat

satu bulan, namun sejauh ini yang saya tau dipinjam anak didik maksimal tiga

mereka belum pernah menghilangkan buku, eksemplar. Adapula sanksi yang

karena petugas setiap harinya kan akan diberikan bagi anak didik

mengontrol mereka, dan saya juga setiap yang menghilangkan buku yaitu

jum’at pasti mengingatkan anak didik yang tidak diperbolehkan meminjam

belum kembaliin buku biar segera buku perpustakaan selama satu

dikembalikan bulan, namun sejauh ini belum

ditemukan perilaku anak didik yang

menghilangkan buku, karena

petugas berperan dalam mengontrol

anak didik termasuk saat anak didik

meminjam buku di perpustakaan.

Daniel Apakah ada aturan Saya tidak tahu pasti ya, tetapi kalau akses Terbatasnya akses informasi bagi

(Petugas) yang membatasi hak informasi melalui internet di dalam anak didik yaitu adanya larangan

akses informasi bagi lingkungan LPKA itu tidak diperbolehkan membawa handphone dan

anak didik? untuk anak didik. Tetapi anak didik mengakses internet di dalam

diberikan sarana mengakses informasi LPKA. Namun anak didik tetap

kepada hal yang mengarah positif saja diberikan sarana akses informasi

seperti pendidikan, perpustakaan, dan yang dipastikan mengarah pada hal

pelatihan-pelatihan untuk mengasah positif seperti kegiatan edukasi,

Page 174: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

keterampilan layanan perpustakaan dan pelatihan

untuk mengasah keterampilan anak Hanna Membatasi mungkin seperti adanya

(Petugas) larangan membawa handphone dan internet didik. Selain itu untuk mengakses

saja, kalau di perpustakaan mereka itu tidak informasi di perpustakaan pun

dibatasi, setiap hari mereka mendapat mereka tidak dibatasi karena setiap

jadwal berkunjung ke perpustakaan dan harinya mereka diperbolehkan

mereka ya boleh membaca atau meminjam membaca dan meminjam buku.

buku

RF Apakah menurut Iya pastinya, di perpustakaan kan buat baca Bagi anak didik perpustakaan

(Anak Didik) adik perpustakaan buku, terus PKBI juga di perpustakaan, merupakan tempat untuk

adalah tempat untuk kalau saya ya ikutin aja kegiatan-kegiatan memperoleh informasi, banyak

mengakses di perpustakaan, jadinya saya bisa sedikit- kegiatan yang dapat dilakukan anak

informasi? Dan sedikit story telling karena pernah diajarin didik untuk memperoleh informasi

informasi apa yang story telling di perpustakaan salah satunya

adik dapatkan di

melalui membaca ensiklopedia

AF Iya banyak, misalnya pelajaran dari guru

(Anak Didik) perpustakaan? yang ngajar PKBI karena kegiatannya di yang dapat menambah wawasan

perpustakaan jadi kita sekalian bisa baca- alam, kemudian kegiatan sekolah

baca buku, terus kegiatan lain kayak paket, kegiatan literasi Informasi

sekarang nih lagi ada pelatihan barista di yang salah satunya melatih anak

perpustakaan, kita jadi ngerti sedikit-sedikit didik membawakan story telling,

lah bikin kopi dan adapula kegiatan yang

mengasah

keterampilan

seperti SR Iya, dari baca-baca ensiklopedia jadi tahu

Page 175: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

(Anak Didik) tentang alam sama hewan-hewan gitu, terus pelatihan barista yang mengajarkan

banyak kegiatan-kegiatan yang diadain di anak didik cara membuat kopi.

perpustakaan

RF Biasanya apa yang Ya kadang baca buku, kadang main gitar, Yang dilakukan anak didik selama

(Anak Didik) adik lakukan di ngilangin bosen aja kalo di perpustakaan jadwal layanan perpustakaan yaitu

perpustakaan pada membaca buku dan komik. Selain

saat jadwal khusus

itu anak didik juga memanfaatkan AF Ya duduk-duduk aja, kadang baca komik,

(Anak Didik) layanan yang lain mah ada yang numpang ngadem, perpustakaan sebagai tempat

perpustakaan? ada yang tidur juga karena enak tempatnya refreshing atau menghilangkan rasa

kan gak kayak di blok bosan dari suasana kamar maupun

jadwal kegiatan yang padat dengan SR Kalo saya senengnya baca-baca

(Anak Didik) ensiklopedia atau ga komik buat ngilangin cara bermain gitar yang disediakan

bosen, kadang yaa ngobrol-ngobrol aja di perpustakaan, berbincang-

sama temen-temen bincang dan bersantai.

Daniel Apakah ada aturan Ada, tetapi peraturan itu hanya untuk Berdasarkan pernyataan informan

(Petugas) mengenai pemberian narapidana dewasa, untuk anak didik tidak bahwa peraturan mengenai adanya

uang jaminan untuk berlaku. Kalau untuk dewasa adanya uang jaminan untuk peminjaman

peminjaman buku di peraturan tersebut untuk menyiasati agar buku di perpustakaan tentu benar

perpustakaan? buku tidak dihilangkan lagi, kalau tidak adanya, namun peraturan tersebut

Apakah peraturan seperti itu buku perpustakaan bisa habis. hanya untuk narapidana dewasa

tersebut terasa Kalau dibilang membebani saya rasa tidak, Lapas Kelas IIA Salemba, karena

membebani bagi karena walau adanya uang jaminan seperti perpustakaan merupakan sarana

Page 176: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Hanna

(Petugas)

RF

(Anak Didik)

AF

pemustaka? itu tetap saja dari dewasa mau meminjam buku di

perpustakaan, uang jaminannya pun hanya

lima sampai sepuluh ribu rupiah saja Peraturan seperti itu hanya untuk

narapidana dewasa saja, kalau untuk

dewasa sepertinya tidak membebani ya

karena mereka boleh megang uang cash,

kalau anak-anak sih sepertinya cukup

membebani karena tidak ada uang jaminan

saja tidak begitu banyak yang meminjam

buku, apalagi kalau ada uang jaminan

seperti yang dewasa, lagian anak didik

juga enggak boleh megang uang cash,

mereka untuk jajan aja disini pakai sidik

jari mereka Oh itu peraturan buat napi dewasa aja, kalau

anak didik minjem buku gak ada uang

jaminan, kalau misalnya ada kayak gitu

menurut saya gak membebani sih kan murah

juga dan nanti uangnya dibalikin lagi kalau

bukunya dikembaliin ke perpustakaan Kalau buat anak didik gak ada peraturan

bagi narapidana dewasa dan anak

didik. Menurut informan Bapak

Daniel, peraturan uang jaminan

Rp.5000 s/d Rp.10000,- tersebut

dirasa tidak membebani pemustaka

karena jumlah uang dikatakan murah

dan memang bertujuan untuk

mencegah agar koleksi perpustakaan

tidak dihilangkan oleh narapidana

dewasa. Sedangkan untuk anak didik

tidak diberikan peraturan seperti itu.

Namun informan lainnya

mengungkapkan peraturan tersebut

tidak berlaku untuk anak didik

karena anak didik selalu dikontrol

oleh petugas LPKA dalam peminjaman dan

pengembalian buku dan anak didik

tidak diperbolehkan menyimpan

uang cash sendiri. Jika adanya

peraturan yang sama dengan narapidana dewasa maka

Page 177: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

(Anak Didik) kayak gitu, itu buat yang dewasa aja. Kalau dikhawatirkan dapat membebani

misalnya ada kayak gitu buat anak didik anak didik dan dapat mengurangi

membebani sih, nanti jadi males minjem antusias anak didik untuk

buku buat dibawa ke kamar meminjam buku di perpustakaan.

SR Ada tuh tapi itu buat napi aja kalau pinjem

(Anak Didik) buku bayar, kalau buat anak didik gratis

kok. Tapi kalau kayak gitu buat kita-kita

mah membebani kayaknya, nanti malah

pada males minjem buku

RF Perlu atau tidak kah Perlu sih, kalau buat buka fb biar tau dunia Bagi anak didik akses internet

(Anak Didik) ada akses internet di luar, atau nonton youtube yang lagi rame dianggap perlu untuk sekedar

LPKA? Dan apa biar gak ketinggalan. Tapi ya kalau ada refreshing dan mengetahui tren saat

menurut adik internet mungkin takut kitanya buka yang ini melalui youtube maupun media

mengapa akses macem-macem sosial seperti facebook. Karena

internet dilarang di

bagi mereka menonton televisi saja AF Perlu sih buat buka youtube biar ga bosen

(Anak Didik) LPKA? soalnya kalau tv kan itu-itu aja acaranya. terasa membosankan. Namun

Tapi kalo ada internet yang kecil-kecil mereka menyadari jika sebagian

takutnya buka yang macem-macem dari mereka akan membuka situs-

situs yang tidak diperbolehkan jika SR Perlu sih biar ga bosen aja, tapi pasti pada

(Anak Didik) buka-buka yang macem-macem jadinya gak diberikan akses internet.

dikasih internet deh

RF Apakah adik merasa Nggak sih, kan dari setiap kegiatan disini Anak didik tidak menganggap

Page 178: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

(Anak Didik) dibatasi dalam kita bisa dapet informasi mereka dibatasi dalam memperoleh

memperoleh informasi di LPKA Kelas II Jakarta

informasi?

karena bagi mereka setiap kegiatan AF Nggak sih, tapi kalau di perpustakaan

(Anak Didik) berasa cepet banget, kayak rasanya baru yang mereka lakukan dapat

masuk perpustakaan tau-tau udah disuruh memberikan informasi meskipun

keluar aja, karena perpustakaannya masih tanpa akses internet, namun hal

bareng sama napi juga jadi biar gantian yang mereka anggap membatasi

gitu hanya saja jadwal layanan

perpustakaan yang dirasa sebentar SR Nggak sih, kan bisa dapet informasi

(Anak Didik) darimana aja disini cuma gak ada internet dikarenakan perpustakaan bukan

aja karena dilarang untuk anak didik saja tetapi untuk

narapidana Lapas Kelas IIA

Salemba juga.

Daniel Wajarkah atau tidak Wajar, karena sarana dan prasarana harus Bagi salah satu informan,

(Petugas) jika anak didik disesuaikan dulu, seperti LPKA ini kan membatasi akses informasi di

dibatasi dalam belum punya perpustakaan mandiri, masih LPKA Kelas II Jakarta merupakan

memperoleh bergabung dengan Lapas hal yang wajar dikarenakan kondisi

informasi? LPKA yang belum memiliki

perpustakaan mandiri. Sedangkan Hanna Nggak wajar sih, kan namanya anak-anak

(Petugas) perlu banyak arahan dan informasi, tapi bagi informan lainnya mengatakan

mereka disini tentunya dibina supaya tau bahwa tidak wajar jika anak didik

mana yang benar mana yang salah untuk dengan anak-anak lain dibedakan,

Page 179: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

mereka, jadi mungkin caranya aja yang karena anak-anak dimanapun

beda, kalau mereka diberi izin membawa tentunya memerlukan arahan dan

handphone yang ditakutkan mereka informasi yang sama, namun yang

bukannya mencari informasi yang baik tapi dibatasi hanyalah cara dalam

malah membuka yang macam-macam yang memperoleh informasi di dalam

mengarah ke negative LPKA Kelas II Jakarta seperti

larangan membawa handphone dan

mengakses internet karena

dikhawatirkan akan mengarah

kepada hal yang negatif dengan

tujuan semata-mata untuk membina

anak didik supaya dapat

membedakan hal benar dan hal

yang salah untuk mereka.

RF Bolehkah atau tidak Boleh aja sih, soalnya kan kalau disini Bagi RF dan AF menanggapi

(Anak Didik) jika anak didik di misalnya kita enggak boleh pegang HP bahwa anak didik dengan anak

LPKA dengan anak- apalagi internet kan emang dilarang, kalau pada umumnya boleh dibedakan

anak diluar LPKA anak-anak luar mah bebas enggak ada dalam memperoleh hak akses

dibedakan dalam aturannya kayak kita, yang penting kan informasi karena LPKA Kelas II

memperoleh Hak disini kita masih bisa dapet informasi dari Jakarta adalah lembaga yang

akses informasi? media yang udah disediakan, enggak memiliki peraturan yang harus

ketinggalan pelajaran juga karena ada mereka ikuti seperti larangan

Page 180: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

AF

(Anak Didik)

SR

(Anak Didik)

Daniel

(Petugas)

sekolah paket

Boleh dong, kan kalo disini punya peraturan

kalau diluar mah bebas mau main HP atau

internetan, jadi ya kita harus ikutin

peraturan disini yang pastinya lebih

terbatas gak sebebas diluar, tapi tetap kok

disni kita dapet pengetahuan juga dari yang

nggak tau jadi tau, misalnya kalau dalam

agama yang tadinya gak taat jadi lebih taat,

kalau diluar malah karena terlalu bebas

kita jadi gak inget waktu buat sholat buat

belajar karena keseringan internetan Nggak boleh dibedakan sih, kan kita sama

anak-anak diluar sama-sama masih anak-

anak pastinya butuh informasi yang sama,

tapi kita sama anak-anak diluar sama-sama

dapet informasi kok kayak ada sekolah

paket, bisa baca buku juga, nonton tv juga.

Cuma kalo disini kan ada peraturannya gak

bebas kayak diluar Harus dibedakan, karena kalau diluar itu

anak-anak tidak bisa terpantau, kalau disini

membawa handphone dan

mengakses internet, sedangkan

anak-anak pada umumnya yang

berada diluar LPKA bebas

mengakses internet di handphone

masing-masing karena tidak ada

aturan yang mengikat. Sedangkan

SR mengatakan bahwa anak didik

dengan anak pada umumnya tidak boleh dibedakan karena

membutuhkan informasi yang sama sebagai anak-anak. Dapat

disimpulkan bahwa anak didik

memahami bahwa mereka dapat

memperoleh informasi dengan cara

yang berbeda yaitu dengan

mengikuti berbagai kegiatan yang

diberikan. Selain itu mereka juga

memahami bahwa perbedaan dalam

mengakses informasi didalam

LPKA Kelas II Jakarta ini

bertujuan untuk mengarahkan

Page 181: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

hal-hal yang mengarah ke negatif sebisa

mungkin akan di cut, dan waktu yang

dipergunakan anak didik disini pun tidak

hanya untuk mengakses informasi di

perpustakaan saja atau nonton tv saja,

tetapi harus dibagi untuk kegiatan

bersosialisai maupun kegiatan lainnya,

tetapi tetap mengarah pada pendidikan dan

mengasah keterampilan maupun sikap anak

didik yang diharapkan anak didik tidak akan

berbuat kriminal lagi saat nanti kembali ke

masyarakat dan kegiatan yang dilakukan

disini diharapkan dapat melatih skill bagi

yang ingin melanjutkan kerja nantinya

Hanna Kalau dibilang dibedakan sih tidak ya,

(Petugas) mungkin yang beda itu cara kami

memberikan hak akses informasinya saja,

karena disini kan mereka harus mengikuti

aturan yang ada tetapi intinya mereka itu

disini tetap mendapatkan informasi dari

kegiatan-kegiatan maupun fasilitas yang

diberikan petugas

mereka kepada hal positif salah

satunya untuk melatih anak didik

agar dapat memanfaatkan waktu

dengan baik dan menjadikan

mereka anak lebih taat dalam

beribadah karena jika anak-anak

diluar pada umumnya tidak

memiliki peraturan seperti didalam

LPKA, tidak dapat terpantau dan

bahkan lebih bebas. Sedangkan

bagi petugas, anak didik didalam

LPKA dengan anak pada umumnya

memang harus dibedakan dalam

memperoleh hak akses informasi

namun yang berbeda adalah cara

petugas memberikan hak akses

informasi, karena anak didik harus

mengikuti berbagai kegiatan yang

diberikan, namun semua kegiatan

yang diberikan untuk mereka tetap

mengarah pada edukasi dan bertujuan untuk mengasah

Page 182: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

kemampuan, keterampilan anak

didik yang nantinya dapat

bermanfaat bagi anak didik saat

mereka dikembalikan ke

lingkungan masyarakat.

Daniel Apakah ada Ya, tentunya ada, bisa ditanyakan langsung Petugas telah memberikan

(Petugas) penyuluhan kepada bagian pembinaan karena itu penyuluhan secara umum mengenai

sebelumnya terkait tugasnya bagian pembinaan ya kebijakan yang ada di LPKA Kelas

hak akses informasi

II Jakarta yang dibutuhkan oleh Hanna Kalau buat penyuluhan, kalau saya lihat

(Petugas) kepada anak didik? karena saya baru satu tahun lebih disini, anak didik seperti mengenai

kalau mengenai hak akses informasi itu lembaga hukum dan kesehatan.

sendiri belum ada, paling yang mereka Meskipun belum adanya

butuhkan itu kayak lembaga hukum atau penyuluhan mengenai hak akses

kesehatan, tapi setiap mereka yang baru informasi secara khusus, namun

masuk ke LPKA tentunya kita beri tahu petugas tetap memberikan

peraturan-peraturan yang ada disini penyuluhan kepada setiap anak

termasuk peraturan tentang perpustakaan didik yang baru ditempatkan di

seperti jadwal berkunjungnya, jumlah buku LPKA Kelas II Jakarta seperti

yang boleh dipinjam, ketentuan jika bukunya pemberitahuan mengenai peraturan

dihilangkan, terus diberitahu juga kalau mengakses perpustakaan berupa

tidak boleh membawa handphone dan ada jadwal berkunjung, jumlah buku

jadwal menonton tv dimana mereka boleh yang boleh dipinjam, sanksi jika

Page 183: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

menontonnya saat ada didalam kamar atau menghilangkan buku, jadwal

saat jam mereka lagi santai sampai sebelum menonton televisi dan larangan

jam tidur mereka itu pada jam sepuluh membawa handphone.

malam

Daniel Bagaimana dapat Tentunya memberikan hak akses informasi LPKA Kelas II Jakarta memberikan

(Petugas) memastikan jika hak yang sesuai dengan kebutuhan, dengan hak akses informasi kepada anak

akses informasi adanya fasilitas informasi yang sudah didik sesuai dengan kebutuhan anak

untuk anak didik diberikan seperti perpustakaan atau TV dan didik melalui fasilitas dan kegiatan-

sudah berjalan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada kegiatan yang mengarah pada

dengan semestinya? pendidikan maupun keterampilan yang edukasi dan keterampilan yang

dirasa cukup walau sekarang tanpa adanya mencukupi meskipun saat ini sudah

Pusteling tidak ada layanan Pusteling. Selain

itu petugas juga berupaya untuk Hanna Sejauh ini sih mungkin evaluasinya melalui

(Petugas) kontrol aja, kayak setiap anak didik ke memastikan jika hak akses

perpustakaan maupun lagi dalam kegiatan informasi bagi anak didik sudah

lainnya ya harus ada petugasnya, jadi sesuai dengan kebutuhan dengan

petugas pun harus tau kayak apa aja yang melakukan kontrol setiap harinya

diperlukan anak didik, ya intinya harus ada pada setiap kegiatan anak didik dan

komunikasi kan antara petugas dengan anak interaksi antara petugas dengan

didik anak didik harus terjalin dengan

baik agar petugas dapat mengetahui

kebutuhan maupun keinginan anak

Page 184: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

didik.

2 Bagaimana petugas Daniel Apakah LPKA Iya tentunya, disini kita bekerjasama dengan Dalam memberikan layanan

memberi layanan akses (Petugas) Bekerjasama dengan beberapa lembaga dan komunitas seperti informasi kepada anak didik,

informasi terhadap anak pihak lain dalam Pusteling dari Perpusnas, ada juga LPKA Kelas II Jakarta bekerjasama

didik di Lembaga penyediaan layanan Komunitas Literasi untuk meningkatkan dengan berbagai pihak luar baik

Pembinaan Khusus Anak informasi? minat baca dan mengajarkan story telling, lembaga maupun komunitas

(LPKA) Kelas II bahkan salah satu anak didik ada yang baru masyarakat, seperti program

Jakarta? saja mendapat prestasi juara ke 2 lomba Perpustakaan Keliling oleh

story telling tingkat nasional. Lalu dari Perpustakaan Nasional yang pernah

Yayasan Tangan Pengharapan yang beroperasi 2 tahun yang lalu,

membantu memberi tenaga pengajar untuk adapula layanan edukasi seperti

anak didik serta memberi pengadaan PKBI dan Kursus bahasa Inggris

kegiatan yang tidak rutin seperti pelatihan yang bekerjasama dengan Yayasan

barista, pijat refleksi dan lainnya. Kemudian Tangan Pengharapan yang

Komunitas Manusaya yang mengajarkan membantu dengan menghadirkan

kesenian, dan ada pula dari Lembaga tenaga pengajar serta memberi

Hukum yang memberikan layanan kegiatan tambahan seperti pelatihan

konsultasi hukum kepada anak didik barista dan pijat refleksi. Kemudian

adanya program literasi informasi Hanna Ya, pihak lain itu seperti dari Manusaya,

(Petugas) ada juga komunitas literasi untuk yang bekerjasama dengan

meningkatkan minat baca, ada juga komunitas literasi yang berhasil

kegiatan PKBM paket A B C dan komunitas memunculkan salah satu anak didik

Page 185: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

yang mengajarkan manukarya, kemudian berprestasi sebagai juara kedua

pernah juga adanya layanan pusteling dari lomba Story Telling tingkat

perpusnas Nasional di awal tahun 2019, lalu

program kesenian yang

bekerjasama dengan komunitas

manusaya, serta layanan konsultasi

hukum dengan lembaga hukum.

RF Apakah adik merasa Puas, cuma kalau sekarang TV nya aja Anak didik merasa kurang puas

(Anak Didik) puas dengan layanan rusak, gak enak kan nonton TV kalau gak dengan layanan informasi yang

informasi yang ada suaranya diberikan oleh petugas seperti

diberikan petugas?

bahwa anak didik merasa kurang AF Yaa lumayan, karena disini dikasih fasilitas

(Anak Didik) kan bisa baca buku sama nonton TV, tapi puas dengan jadwal layanan

saya ngerasa diperpustakaannya aja kurang perpustakaan yang terasa singkat

lama setengah jam itu gak kerasa, terus TV atau sebentar bagi mereka, selain

yang sekarang rusak gak ada suaranya itu fasilitas televisi yang saat ini

belum dibenerin kondisinya rusak pada bagian suara

yang membuat anak didik merasa SR Puas sih, tapi kalo bisa adain lagi nonton

(Anak Didik) film bareng di perpustakaan kayak waktu itu tidak nyaman saat menonton

karena kalo TV bosen acaranya gitu-gitu aja televisi, dan anak didik

menginginkan adanya kegiatan

baru seperti menonton film bersama

di perpustakaan karena bosan

Page 186: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

dengan tayangan televisi.

Daniel Adakah hambatan Ada banyak, yang pertama pemberian Hambatan atau kendala dalam

(Petugas) dalam pemeberian layanan Pusteling dari Perpusnas yang saat pemberian layanan informasi

layanan informasi ini belum beroperasi lagi dikarenakan pihak kepada anak didik di LPKA Kelas

kepada anak didik? ketiga harus menyesuaikan lagi dengan II Jakarta diantaranya layanan

LPKA. Hambatan yang lain yaitu masih pusteling yang tidak beroperasi

kurangnya kesadaran anak didik untuk lagi, kemudian kurangnya anggaran

menjaga apa yang sudah ada, seperti buku karena dibutuhkannya anggaran

yang masih suka dihilangkan atau diambil untuk memperbaiki televisi yang

diam-diam dibawa ke kamar, dan TV yang rusak karena televisi saat ini adalah

tiba-tiba sekarang rusak. Kemudian fasilitas yang sudah cukup lama

hambatan lain yaitu Anggaran, tentunya yang diberikan untuk anak didik

perlu anggaran untuk membetulkan TV yang semenjak LPKA Kelas II Jakarta

rusak masih bagian dari Lapas Klas II

Salemba,

serta

kurangnya Hanna Ya hambatannya seperti anak masih kurang

(Petugas) tahu bagaimana mereka harus merawat kesadaran anak didik dalam

buku, misalnya masih ada buku yang dilipat menjaga buku perpustakaan karena

atau ada yang robek. Kemudian hambatan anak didik masih ditemukan

lain ya mungkin kurangnya fasilitas juga ya melipat maupun merobek buku.

karena ruang lingkupnya masih terbatas Serta hambatan lainnya yaitu

karena masih bergabung dengan lapas keterbatasan anak didik dalam

salemba, jadi gak boleh sembarangan mendapatkan layanan informasi

Page 187: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

mereka bisa keluar masuk perpustakaan dikarenakan kondisi LPKA Kelas II

Jakarta yang belum memiliki

gedung dan fasilitas mandiri.

Daniel Dikatakan bahwa Jadi, berjalannya layanan pusteling itu Layanan perpustakaan keliling oleh

(Petugas) layanan pusteling waktu anak didik masih bergabung dengan Perpustakaan Nasional pernah

tidak beroperasi lagi narapidana dewasa di Lapas Salemba, saat beroperasi sebagai layanan

dikarenakan pihak belum dipisah menjadi nama LPKA Kelas II informasi bagi anak didik pada dua

ketiga harus Jakarta. seperti yang saya katakan bahwa tahun yang lalu disaat anak didik

menyesuaikan LPKA ini belum punya perpustakaan masih dibawah lembaga yang sama

dengan LPKA, mandiri termasuk petugas perpustakaan dengan narapidana dewasa Lapas

menyesuaikan yang khusus untuk melayani anak didik, jadi Kelas IIA Salemba. Namun layanan

dalam hal apa? belum ada pengajuan antara pihak LPKA pusteling sudah tidak beroperasi

dengan perpusnas untuk memberikan lagi saat ini dikarenakan kondisi

layanan pusteling buat anak didik. Kalau LPKA Kelas II Jakarta yang belum

saya sih bisa saja mengkoordinasikan lagi, memiliki sarana dan prasarana

tapi kan saya saat ini bertanggung jawab mandiri dan belum memiliki

untuk napi dewasa saja karena anak didik petugas perpustakaan khusus untuk

sudah dibawah LPKA, jadi pihak LPKA nya melayani anak didik, alasan lainnya

harus berkoordinasi sendiri dengan yaitu karena belum adanya

Perpusnas koordinasi lagi antara Pihak LPKA

sendiri dengan pihak Perpustakaan Hanna Mungkin karena kondisinya LPKA masih

(Petugas) satu sarana prasarana dengan Lapas ya, Nasional seperti yang pernah Bapak

Page 188: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

jadi kalau LPKA mau adain Pusteling untuk Muhammad Daniel lakukan pada

anak didik saja, ya sarana prasarananya dua tahun silam. Karena saat ini

harus mendukung juga. TV yang disediakan bapak Daniel hanya dapat

buat anak didik pun itu masih sarana dari mengkoordinasikan pusteling untuk

Lapas salemba Lapas Kelas IIA Salemba saja.

Daniel Bagaimana Harus adanya peran aktif dari pihak LPKA, Kendala dalam pemberian layanan

(Petugas) mengatasi kendala pihak ketiga, maupun masyarakat. seperti informasi kepada anak didik dapat

dalam pemberian kalau ingin ada pusteling ya pihak LPKA diatasi melalui berbagai macam

akses informasi harus berkoordinasi dengan perpusnas. cara diantaranya harus adanya

kepada anak didik? Kemudian kalau anggaran terhambat maka peran aktif dari pihak LPKA Kelas

rencana pun akan terhambat juga, seperti II Jakarta seperti adanya koordinasi

rencana pindahnya LPKA pun pasti butuh Pusteling dengan Perpustakaan

anggaran, fasilitas TV untuk anak didik pun Nasional, kemudian diharapkan

butuh anggaran, mungkin kalau LPKA adanya anggaran yang sesuai agar

sudah punya gedung mandiri nantinya, anak rencana pemindahan LPKA Kelas

didik bisa diberikan fasilitas TV lebih dari II Jakarta dapat berjalan dengan

satu di masing-masing paviliun. Karena itu cepat, serta adanya anggaran untuk

sangat diharapkan adanya peran dari pihak memperbaiki atau memberikan

ketiga seperti masyarakat, yayasan, televisi baru untuk anak didik,

komunitas yang mau berkontribusi untuk kemudian dibutuhkan peran aktif

anak didik dari masyarakat dan lembaga

lainnya dalam berkontribusi untuk Hanna Buat anak didik yang belum bisa menjaga

Page 189: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

(Petugas) fasilitas yang telah diberikan, yang pertama anak didik, serta harus adanya

itu kita kasih arahan misalnya buku jangan arahan yang tegas yang dapat

dirusak, jangan dihilangkan, tapi misalnya bertujuan untuk membuat anak

kalau ada yang melanggar juga ya kita didik lebih menyadari pentingnya

sebagai petugas harus tegas gitu, tidak menjaga fasilitas yang telah

memberi hukuman, tapi ya sekedar diberikan.

peringatan saja gitu

RF Bagaimana sikap Ya petugas membantu anak didik kalau ada Selain mengawasi dan membina

(Anak Didik) petugas terhadap kita perlu apa gitu, petugas juga mau anak didik, petugas juga membantu

adik selama ngingetin kalau ada jadwal kegiatan apa, anak didik disaat anak didik

pemberian layanan terus petugasnya selalu ngingetin kalau kita membutuhkan sesuatu. Dalam

informasi ? belum ngembaliin buku memberikan layanan informasi

petugas juga berperan aktif seperti AF Petugasnya baik, kita dikasih tau juga sih

(Anak Didik) biar gak lupa ngembaliin buku memberikan materi mata pelajaran

saat PKBM, mengingatkan jadwal SR Petugasnya asik-asik aja kalau ngajarin kita

(Anak Didik) pas PKBM, petugas juga ngawasin terus sih kegiatan anak didik dan

kalau kita lagi ada kegiatan mengingatkan anak didik agar tidak

lupa mengembalikan buku

perpustakaan.

Daniel Pernahkah Sejauh ini tidak ada Petugas bertugas mengawasi anak

(Petugas) ditemukan tindakan didik dalam setiap kegiatan

negatif yang

termasuk memberikan

layanan Hanna Sejauh yang saya liat ya belum ada, ya

Page 190: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

(Petugas) dilakukan oleh petugas itu hanya mengawasi aja sih dalam informasi dengan sebaik mungkin

petugas dalam pemberian layanan informasi atau kegiatan- karena sejauh ini belum pernah

proses pemberian kegiatan lainnya ditemukan petugas yang melakukan

layanan informasi? tindakan negatif.

RF Apakah adik Iya jadi gak ketinggalan pelajaran sekolah Layanan edukasi yang diberikan

(Anak Didik) memperoleh sama jadi tahu bahasa inggris sedikit-sedikit petugas kepada anak didik seperti

informasi melalui

PKBM atau sekolah paket dan AF Iya pastinya jadi gak ketinggalan pelajaran,

(Anak Didik) kegiatan PKBI dan jadi tau sejarah-sejarah, kalau kursus kursus Bahasa Inggris. Bagi anak

Kursus bahasa bahasa Inggris ya jadi nambah tau kata- didik kegiatan tersebut membuat

inggris yang kata bahasa Inggris mereka tidak tertinggal pelajaran

diberikan oleh sekolah, menambah pengetahuan

petugas?

tentang sejarah, serta menambah SR Iya pastinya jadi gak ketinggalan pelajaran

(Anak Didik) pengetahuan kosakata Bahasa

Inggris melalui kursus Bahasa

Inggris.

RF Apakah koleksi di Iya sih sudah, koleksinya macam-macam, Perpustakaan LPKA Kelas II

(Anak Didik) perpustakaan sudah saya suka baca buku tentang pariwisata jadi Jakarta menyediakan koleksi yang

sesuai kebutuhan tau tentang pariwisata apa aja di Indonesia beragam, bagi anak didik koleksi

ataupun keinginan

perpustakaan sudah

memenuhi AF Iya sudah, kalau saya sukanya baca komik

(Anak Didik) adik? yaa disini komiknya lumayan lengkap kebutuhan dan keinginan anak

serinya didik diantaranya koleksi

pariwisata yang membuat anak SR Iya, kan ada komik, novel, ensiklopedia,

Page 191: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

(Anak Didik) banyak deh mau baca apaan aja ada didik mengetahui tempat pariwisata

di Indonesia, kemudian koleksi

komik yang serinya lengkap, serta

adapula novel dan ensiklopedia.

RF Rencananya LPKA Iya tau, kabarnya sudah dari 2 tahun yang LPKA Kelas II Jakarta sudah

(Anak Didik) Kelas II Jakarta lalu tapi sampai sekarang belum pindah. memiliki rencanapemindahan

akan pindah, apa Maunya nanti perpustakaannya lebih besar gedung dari lokasi saat ini di Lapas

adik mengetahui lagi terus ada bangku mejanya gitu yang Kelas IIA Salemba menjadi gedung

informasi ini? Apa bagus biar bacanya lebih nyaman juga sih mandiri di kawasan Gandul, Depok.

keinginan adik

Rencana tersebut sudah dirancang AF Tau, saya maunya nanti perpustakaannya

(Anak Didik) terkait layanan akses lebih bagus lagi deh, terus yaa maunya biar sejak dua tahun yang lalu dan anak

informasi di LPKA bisa lama-lama di perpustakaannya dan didik sudah mengetahui informasi

yang baru nantinya? adain kegiatan nonton film bareng lagi ini. Anak didik berharap jika LPKA

kayak waktu sama kakak-kakak dari UIN Kelas II Jakarta resmi memiliki

yang KKL disini kan asyik tuh gedung mandiri, mereka

menginginkan perpustakaan yang SR Tau, yaa pinginnya nanti perpustakaannya

(Anak Didik) lebih bagus terus banyakin buku-buku baru lebih besar, dengan fasilitas bangku

yang bergambar, terus adain nonton film dan meja yang bagus agar mereka

bareng merasa lebih nyaman. Mereka juga

menginginkan jika jam akses ke

perpustakaan ditambah dan

menginginkan diperbanyak koleksi

Page 192: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

baru yang bergambar serta adanya

kegiatan nonton film bersama.

Daniel Apa saja kriteria Belum diperlakukan, tetapi tentunya dilihat Dalam memberikan layanan

(Petugas) khusus petugas yang dari potensi yang dimiliki oleh petugas itu informasi kepada anak didik sejauh

melayani maupun sendiri. Sebagai contohnya seperti saya dari ini belum diperlakukan adanya

mengawasi anak lulusan Hukum tetapi diberi amanat untuk kriteria khusus bagi petugas.

didik dalam mengelola perpustakaan bahkan untuk Namun petugas yang ditentukan

pemberian hak akses sekolah paket atau PKBM juga. Selain itu di dalam memberikan maupun

informasi? perpustakaan saya juga dibantu dengan mengawasi layanan informasi

Tahanan Pendamping atau disebut tamping, untuk anak didik di LPKA Kelas II

jadi mereka membantu pencatatan buku Jakarta ini adalah petugas yang

yang dipinjam oleh narapidana atau anak memiliki potensi yang baik dalam

didik, jadi tamping juga membantu banget bidang informasi dan dipercaya

disaat saya punya pekerjaan lain oleh pihak LPKA Kelas II Jakarta

meskipun petugas bukan dari Hanna Kalau kriteria khusus itu tidak ada sih, kami

(Petugas) dari bagian pembinaan diberikan tugas lulusan ilmu perpustakaan dan

untuk mengawasi anak didik. Kami masing- informasi. Oleh karena itu selain

masing dikasih tugas misalnya saya ditugaskan untuk mengelola

mendapat tugas untuk mendampingi perpustakaan, Bapak Muhammad

mahasiswa yang berkunjung, lalu petugas Daniel juga diberi amanat untuk

lain ada yang mendampingi lembaga lain, mengawasi program

jadi petugas perorang itu megang tugas PKBM/Sekolah Paket untuk anak

Page 193: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

sendiri-sendiri, namun kita semua tetap didik LPKA Kelas II Jakarta yang

campur tangan dalam memegang urusan dilaksanakan di perpustakaan,

terkait anak didik untuk petugas pembinaan juga

belum diperlakukan adanya kriteria

khusus, karena semua petugas di

dalam LPKA Kelas II Jakarta

memiliki tugas masing-masing

namun tetap bertanggung jawab

untuk anak didik.

Daniel Adakah tindakan TV yang disediakan di selasar kamar tiba- Pernah ditemukan tindakan negatif

(Petugas) negatif yang tiba sekarang sudah rusak dan pihak kami yang dilakukan anak didik selama

dilakukan oleh anak tidak tahu apa yang dilakukan oleh anak pemberian layanan informasi

didik dalam didik. Pernah juga waktu itu yaa hampir 2 diantaranya yaitu ketika anak didik

berjalannya tahun yang lalu saat pusteling masih masih dibawah lembaga yang sama

pemberian layanan beroperasi disini ada anak didik yang dengan narapidana dewasa, anak

informasi? ketahuan pernah mengakses situs yang tidak didik pernah ditemukan mengakses

diperkenankan. Pernah juga ada anak didik situs yang dilarang saat

yang diam-diam ngambil buku kebanyakan berlangsungnya layanan Pusteling,

komik lah, ya bukunya tidak dihilangkan, anak didik pernah ditemukan

pas diperiksa ya ada di blok mereka itu menyembunyikan buku dan komik

bertumpuk-tumpuk di blok kamar mereka, namun

belakangan ini ditemukan rusaknya Hanna Seperti yang pak Daniel bilang terkait

Page 194: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

(Petugas) penyalahgunaan internet waktu ada televisi yang disediakan untuk anak

pusteling dari perpusnas yang diadakan didik, bagi petugas pembinaan hal

oleh lapas lalu anak didik yang mengambil ini disebabkan karena fasilitas

buku, itu terjadi kan saat anak didik masih telivisi yang sudah lama dan telivisi

dibawah naungan lapas salemba ya, kalau tersebut sudah ada sejak anak didik

sejauh ini dengan LPKA sih kami sebagai masih dibawah Lapas Kelas IIA

petugas belum pernah menemukan Salemba.

pelanggaran yang dilakukan anak didik.

Kalau TV yang rusak itu kan mungkin

karena fasilitasnya udah lama, udah ada

saat anak didik masih sama lapas salemba

Daniel Apakah ada aturan Jika buku perpustakaan yang dipinjam Ada aturan yang tegas yang berlaku

(Petugas) yang tegas jika anak kemudian dihilangkan maka anak didik bagi anak didik yang melakukan

didik melakukan harus menggantinya, kami melihat pelanggaran terkait layanan

pelanggaran terkait bagaimana kemampuan anak didik untuk informasi yang diberikan petugas

layanan informasi mengganti buku tersebut, tentunya dibantu diantaranya, jika anak didik

yang telah melalui pengawas masing-masing maupun membawa handphone kedalam

diberikan? orang tuanya. Bedanya kalau untuk lingkungan LPKA maka anak didik

narapidana Lapas Kelas IIA Salemba, akan ditindak tegas oleh petugas

karena mereka memberikan uang jaminan pengamanan, jika anak didik

saat meminjam buku sekitar lima atau ditemukan melakukan tindakan

sepuluh ribu untuk satu bukunya, maka jika negatif seperti membawa

Page 195: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

buku hilang ya uang jaminannya tidak

dikembalikan

Hanna Disini mereka membawa handphone itu

(Petugas) dilarang, jadi mungkin jika ada yang

membawa handphone akan ditindak tegas

oleh pihak pengamanannya langsung. Nah

kalau mau minjem buku itu masih bisa

terpantau oleh petugas pembinaan, kita kan

disini ada jadwal ke perpustakaan hari

senin sampai jum’at, hari senin sampai

kamis jam setengah empat sampai jam

empat, kalau dihari jum’at jam satu sampai

tiga, dan setiap mereka mau ke

perpustakaan harus ada petugas yang

mengawasi, jadi petugas yang memantau

harus tau mereka minjem buku berapa dan

siapa aja, jadi petugas punya catatan

sendiri, jadi nanti kalau mereka sudah

minjem namun belum mengembalikan maka

petugas yang mengawasi itu harus mencari

buku itu sampai dapat. Kalau mereka

menghilangkan buku ya pastinya mereka

handphone ke dalam lingkungan

LPKA Kelas II Jakarta, maka anak

didik akan mendapat tindakan tegas

dari pihak pengamanan, kemudian

jika anak didik menghilangkan

koleksi perpustakaan maka anak

didik harus mengganti koleksi

tersebut dibantu oleh petugas pembinaan, Karena petugas

mempunyai tanggung jawab dalam

mengawasi anak didik termasuk

mencatat koleksi yang dipinjam anak

didik di perpustakaan, petugas juga

selalu mengawasi anak didik yang ke

perpustakaan setiap harinya, oleh

karena itu oetugas yang bertugas

mengawasi harus mencatat siapa dan

buku apa yang dipinjam dan jika

anak didik belum mengembalikan

buku sesuai jadwal maka petugas

tersebut harus mendapatkan buku itu,

petugas juga

Page 196: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

harus menggantikan seperti meminta

bantuan dari petugas dan orang tua. Atau

nanti petugas LPKA yang bertanggung

jawab seperti menanyakan kepada pihak

lapas jika buku perpustakaan dihilangkan

anak didik maka pihak lapas mau meminta

apa untuk digantikannya buku yang hilang

tersebut. Namun sejauh ini sih mereka

belum pernah melakukan pelanggaran yang

bukunya sampai hilang gitu kan, mereka

tahu diri bisa menyimpan baik-baik terus

ada waktunya ngembaliin mereka ya bakal

ngembaliin. Jadi mereka bisa ke

perpustakaan di jam lain untuk minjem buku

dan tetap ditemenin oleh petugasnya, karena

kan akses ke perpustakaannya juga terbatas,

masih bareng-bareng sama lapas salemba,

jadi mereka keluar dari lingkungan blok

kamar pun harus tetap diawasi petugas

dapat berkoordinasi dengan orang

tua anak didik jika anak didik menghilangkan koleksi

perpustakaan, karena petugas harus

bertanggung jawab dan menerima

konsekuensi sesuai apa yang

diinginkan pihak lapas karena

perpustakaan untuk anak didik saat

ini merupakan fasilitas milik Lapas

Kelas IIA Salemba. Hal ini juga

merupakan penyebab anak didik

mendapatkan jam akses ke

perpustakaan yang singkat, tetapi

anak didik dapat meminjam buku

kapanpun dan tetap dalam

pengawasan petugas. Namun

sejauh ini anak didik belum pernah

ditemukan menghilangkan buku

yang dipinjam, karena anak didik

selalu diawasi dan diingatkan oleh

petugas untuk mengembalikan

koleksi yang dipinjam.

Page 197: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

CATATAN LAPANGAN

No. Hari/Tanggal Lokasi Keterangan

1 Selasa, 30 Oktober 2018 Perpustakaan Peneliti melakukan observasi ditemani salah satu petugas pembinaan

kerohanian anak didik, Bapak Muslih Shofar. Pada pukul 08.20 WIB anak

didik memasuki perpustakaan dan merapikan kursi masing-masing untuk

ditempati dan menunggu guru yang mengajar datang, anak didik akan

melakukan kegiatan PKBM/Sekolah Paket C atau setara SMA, terlihat anak

didik yang menghadiri kelas berjumlah 28 orang. PKBM dimulai pukul 08.30

WIB, namun dikarenakan guru pengajar datang terlambat dikarenakan ada

alasan tertentu maka petugas yang mengawasi menggantikan guru tersebut.

Anak didik mendapatkan mata pelajaran matematika dengan materi pohon

faktor, anak didik sangat memperhatikan dan antusias dalam menjawab

pertanyaan yang diberikan petugas. Terlihat selama proses PKBM berlangsung

ada beberapa anak didik yang membaca buku. Selama proses PKBM peneliti

mencoba bertanya kepada anak didik tentang bagaimana cara mereka bisa

meminjam buku, dan anak didik tersebut mengungkapkan bahwa mereka dapat

meminjam buku perpustakaan dengan memberikan uang jaminan sebesar Rp.

5000,- dalam jangka waktu peminjaman tiga hari. Peneliti juga mendapatkan

informasi bahwa anak didik diperbolehkan menonton TV, kemudian bapak

Muslish Shofar memberikan foto ruangan tempat anak didik beristirahat atau

Page 198: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

disebut Blok/kamar dimana pada selasar kamar ada satu buah TV berukuran

32 inchi.

2 Senin, 5 November 2018 Ruang Serbaguna, Ruang Peneliti melakukan observasi di ruang serbaguna, saat itu anak didik sedang

Komputer melakukan kegiatan kursus bahasa inggris, terlihat pengajar yang memberikan

materi adalah salah satu anggota dari komunitas Yayasan Tangan

Pengharapan. Kemudian peneliti mengunjungi ruang komputer, terlihat

narapidana dewasa Lapas Kelas IIA Salemba baru menyelesaikan kursus

komputer, karena jadwal anak didik kursus komputer adalah pada hari Kamis.

Peneliti sempat berbincang dengan petugas yang mengawasi ruang komputer

dan ia mengatakan bahwa di ruang komputer tidak ada akses internet baik itu

untuk anak didik maupun narapidana dewasa, mereka hanya diberi

pengetahuan dasar seperti cara menghidupkan dan mematikan komputer dan

cara mengoperasikan Microsoft word dan excel saja.

3 Selasa, 2 April 2019 Ruang Pembinaan, Registrasi, Peneliti mengumpulkan data mengenai profil lembaga, jumlah anak didik dan

Administrasi dan Perpustakaan keperluan lainnya di ruang pembinaan, registrasi dan administrasi LPKA

Kelas II Salemba. Kemudian peneliti mengunjungi perpustakaan pada jam

15.30 WIB, terlihat ada 15 sampai 20 anak didik secara bergantian

mengunjungi perpustakaan, ada yang mencari buku, membaca buku ada yang

sekedar berbincang-bincang ada pula yang meminjam buku, saat meminjam

buku, anak didik tidak dikenakan uang jaminan sebesar 5000 rupiah seperti

yang dikatakan anak didik pada observasi bulan november 2018, anak didik

yang meminjam buku diawasi oleh salah satu petugas pembinaan, kemudian

Page 199: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

petugas mencatat nama dan judul buku yang dipinjam oleh anak didik di buku

catatan besar di perpustakaan, kemudian pada pukul 16.00 anak didik harus

keluar dari perpustakaan dan kembali masuk ke blok kamar.

4 Rabu, 10 April 2019 Ruang Kegiatan Anak Ruangan ini terlihat begitu unik dikarenakan dinding ruangan ini dihiasi oleh

karya-karya anak didik seperti lukisan gambar dan lukisan topeng. Ruangan ini

adalah ruangan untuk melakukan kegiatan kesenian dan lainnya. Di ruangan

ini peneliti melakukan wawancara kepada 3 orang anak didik yang dipilih oleh

petugas LPKA Kelas II Jakarta, dalam melindungi privasi anak didik maka

peneliti tidak boleh mencantumkan nama jelas anak didik pada laporan

penelitian.

5 Senin, 13 Mei 2019 Perpustakaan Peneliti melakukan wawancara dengan Petugas perpustakaan dan petugas

pembinaan, dikarenakan peneliti dilarang membawa alat komunikasi kedalam

ruangan LPKA Kelas II Jakarta maka hasil wawancara tidak direkam dan

hanya dicatat dibuku peneliti.

6 Selasa, 18 Juni 2019 Perpustakaan Anak didik melakukan kegiatan pelatihan barista bersama komunitas Yayasan

Tangan Pengharapan di Perpustakaan, anak didik diajarkan cara meracik dan

menyediakan minuman kopi dan coklat, kemudian minuman yang dibuat oleh

anak didik dinikmati dan petugas diperbolehkan untuk menikmatinya juga.

Disela-sela kegiatan berlangsung peneliti melakukan wawancara tambahan

kepada informan petugas, Bapak Daniel dan Ibu Hanna.

Page 200: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Gambar-Gambar

Gambar 1. Jadwal Kegiatan Harian Anak Didik

Page 201: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Gambar 2. Jadwal PKBM Anak Didik

Gambar 3. Koleksi Perpustakaan LPKA Kelas II Jakarta

Page 202: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Gambar 4. Pelaksanaan Kegiatan PKBM

Gambar 5. Pelaksanaan Kegiatan Kursus Bahasa Inggris

Page 203: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

Gambar 6. Perpustakaan LPKA Kelas II Jakarta

Gambar 7. Kartu Tamu Gambar 8. Wawancara Petugas

Page 204: HAK AKSES INFORMASI BAGI ANAK DIDIK DI LEMBAGA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50315/1/SP19052.pdfberbagai pihak yang berjasa besar selama penulisan skripsi ini

BIODATA PENULIS

YANA MARIYANA. Lahir di Jakarta, 6 April 1997. Putri

pertama dari dua bersaudara, dari ayahanda Bahruddin dan

ibunda Kasmawati. Penulis bertempat tinggal di Jl. Andara Gg.

Masjid RT 005/01 No.8 Pangkalanjati Baru Cinere Depok.

Penulis merupakan tamatan TK Al-Istiqomah Depok, M.I

Roudlathul Jannah Depok, MTs Negeri 2 Jakarta dan MAN 13

Jakarta. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Program Studi (S1) Ilmu

Perpustakaan dan Informasi pada tahun 2015. Pada bulan Januari hingga Februari

2019 penulis melakukan Praktek Kerja Lapangan di Perpustakaan BPSDM

Kementrian Hukum dan HAM. Pada bulan Juli hingga Agustus 2019 penulis

melakukan Kuliah Kerja Nyata di Desa Gunung Sari, Kecamatan Mauk Kota

Tangerang. Penulis telah menyelesaikan pendidikan di Program studi Ilmu

Perpustakaan dan Informasi dengan judul skripsi “Hak Akses Informasi bagi Anak

Didik di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas II Jakarta”.