haji umrah

25
Bacaan niat shalat jenazah Niat shalat jenazah, boleh dilafadzkan bagi yang suka, bagi yang tidak suka, cukup dalam hati saja. ي ل عا ت لهلِ ِ تّ ي مَ ل ا ا هذ ي عل يِ ّ لَ صُ اUshallii 'alaa haadzal mayyiti lillaahi ta'aala Aku niat menshalatkan mayyit ini, karena Allah Ta'aala Lafadz ِ تّ ي مَ ل ا ا هذ/haadzal mayyiti diganti dengan ةِ تّ ميَ ل ه ا هذ/haadzihil mayyitati jika mayatnya perempuan. Bacaan setelah takbir pertama . Setelah takbir pertama, bacaan yang dibaca adalah surat Al Fatihah. Menurut qoul ulama fiqih yang shahih, bacaan Fatihah dalam shalat jenazah tidak diawali dengan bacaan iftitah dan tidak disertai membaca surat pendek setelahnya, seperti halnya shalat pada umumnya. Namun disunatkan membaca ta'awwudz dahulu sebelum membaca Fatihah. م ي& ج ر لن* ا طا ش ل ن* ا م له ال& ب وذ ع8 اA'uudzubillaahi minasy syaithaanir rajiim Aku berlindung dari syaitan yang terkutuk Lalu selanjutnya membaca surat Al Fatihah. Bacaan setelah takbir ke dua. Bacaan setelah takbir kedua yaitu membaca shalawat kepada Nabi.

Upload: dwigaara-gintink-munthe

Post on 18-Nov-2015

117 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Bacaan niat shalat jenazahNiat shalat jenazah, boleh dilafadzkan bagi yang suka, bagi yang tidak suka, cukup dalam hati saja.

Ushallii 'alaa haadzal mayyiti lillaahi ta'aala

Aku niat menshalatkan mayyit ini, karena Allah Ta'aala

Lafadz

/haadzal mayyitidiganti dengan

/haadzihil mayyitatijika mayatnya perempuan.

Bacaan setelah takbir pertama.Setelah takbir pertama, bacaan yang dibaca adalah surat Al Fatihah. Menurut qoul ulama fiqih yang shahih, bacaan Fatihah dalam shalat jenazah tidak diawali dengan bacaan iftitah dan tidak disertai membaca surat pendek setelahnya, seperti halnya shalat pada umumnya. Namun disunatkan membaca ta'awwudz dahulu sebelum membaca Fatihah.

A'uudzubillaahi minasy syaithaanir rajiim

Aku berlindung dari syaitan yang terkutuk

Lalu selanjutnya membaca surat Al Fatihah.

Bacaan setelah takbir ke dua.Bacaan setelah takbir kedua yaitu membaca shalawat kepada Nabi.

Allaahumma shalli 'alaa muhammadin, wa 'alaa aali muhammadin, kamaa shallaita 'alaa ibraahiima, wa 'alaa aali ibraahiima. Wa baarik 'alaa muhammadin, wa 'alaa aali muhammadin, kamaa baarakta 'alaa ibraahiima, wa 'alaa aali ibraahiima. Fil 'aalamiina innaka hamiidum majiid.

Ya Allah, berilah rahmat kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah memberikan rahmat kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung. Berilah berkah kepada Muhammad dan keluarganya (termasuk anak dan istri atau umatnya), sebagaimana Engkau telah memberi berkah kepada Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.

Bacaan setelah takbir ke tigaSetelah takbir ke tiga, membaca doa di bawah ini :

Allaahummaghfirlahu, warhamhu, wa 'aafihi, wa'fu 'anhu, wa akrim nuzuulahu, wa wassi' madkhalahu, waghsilhu bimaa-in watsaljin wabaradin, wanaqqihi minal khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyadhu minaddanasi, wa abdilhu daaran khairan min daarihi, wa ahlan khairan min ahlihi, wa zaujan khairan min zaujihi, waqihi fitnatal qabri wa 'adzaabannaar.

Ya Allah, ampunilah dia, rahmatilah dia, maafkanlah dia, ampunilah kesalahannya, muliakanlah kematiannya, lapangkanlah kuburannya, cucilah kesalahannya dengan air, es dan embun sebagaimana mencuci pakaian putih dari kotoran, gantilah rumahnya dengan rumah yang lebih baik, gantilah keluarganya dengan keluarga yang lebih baik, gantilah istrinya dengan isri yang lebih baik, hindarkanlah dari fitnah kubur dan siksa neraka.

Bacaan setelah takbir ke empatSetelah takbir ke empat, membaca doa di bawah ini :

Allaahumma laa tahrimnaa ajrahu, walaa taftinnaa ba'dah

Ya Allah, janganlah Engkau haramkan Kami dari pahalanya, dan janganlah Engkau beri fitnah pada kami setelah kematiannya.

Bacaan salam.Setelah membaca doa takbir ke empat, bacala salam.

Assalaamu 'alaikum warahmatullaahi wa barakaatuh

"Keselamatan, rahmat Allah dan keberkahan-Nya semoga untuk kalian semua"

Pengertian, Hukum, Sunnah, Jenis, Tata Cara dan ManfaatHajiA. Pengertian Haji Haji berasal dari Bahasa Arab : (Hajj) adalah rukun (tiang agama) Islam yang kelima setelah mengucap dua kalimatsyahadat,salat5 waktu, mengeluarkan zakat dan puasa di bulan Ramadhon. Menunaikan ibadah haji adalah bentuk ritual tahunan yang dilaksanakan kaummuslimsedunia yang mampu (material, fisik, dan keilmuan) dengan berkunjung dan melaksanakan beberapa kegiatan di beberapa tempat diArab Saudipada suatu waktu yang dikenal sebagaimusim haji(bulanZulhijah). Hal ini berbeda dengan ibadahumrahyang bisa dilaksanakan sewaktu-waktu.Kegiatan inti ibadah haji dimulai pada tanggal 8 Zulhijah ketika umat Islam bermalam diMina,wukuf(berdiam diri) diPadang Arafahpada tanggal 9 Zulhijah, dan berakhir setelah melempar jumrah (melempar batu simbolisasisetan) pada tanggal 10 Zulhijah. Masyarakat Indonesia lazim juga menyebut hari rayaIdul AdhasebagaiHari Raya Hajikarena bersamaan dengan perayaan ibadah haji ini.Secaralughawi, haji berarti menyengaja atau menuju, mengunjungi, atau berziarah. Menurut etimologi (bahasa) kata haji mempunyai artiqashd, yakni tujuan, maksud, dan menyengaja. Menurut istilah syara, haji ialah menuju keBaitullahdan tempat-tempat tertentu untuk memenuhi panggilan Allah dan mengharapkan rida Nya yang telah ditentukan syarat dan waktunya serta melaksanakan amalan-amalan ibadah tertentu pula. Yang dimaksud dengan temat-tempat tertentu dalam definisi diatas, selain Kabah dan Masa(tempat sai), juga Arafah, Muzdalifah, dan Mina. Yang dimaksud dengan waktu tertentu ialah bulan-bulan haji yang dimulai dari Syawal sampai sepuluh hari pertama bulan Zulhijah. Adapun amal ibadah tertentu ialah thawaf, sai, wukuf,mazbitdi Muzdalifah, melontar jumrah,mabitdi Mina, dan lain-lain.Apabila seorang muslim menjalankan ibadah haji maka ia akan di beri gelar haji, haji adalah sebutan ataugelaruntuk priamuslimyang telah berhasil menjalankan ibadahhaji. Umum digunakan sebagai tambahan di depan nama dan sering disingkat dengan H. Dalam hal ini biasanya para Haji membubuhkan gelarnya dianggap oleh mayoritas masyarakat sebagai tauladan maupun contoh di daerah mereka. Bisa dikatakan sebagaiguruatau panutan untuk memberikan contoh sikap secara lahiriah dan batiniah dalam segiIslamsehari-hari.B. Hukum Haji Hukum menunaikan ibadah haji adalah wajib bagi setiap muslim yang mampu dan berkewajiban itu hanya sekali seumur hidup. Apabila melakukannya lebih dari satu kali, maka haji yang kedua dan seterusnya hukumnya sunnah.1. Sesuai dengan firman Allah dalam Surah Ali Imran (3) : 97.Artinya : Dan (diantara) kewajiban manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang orang yang mampu mengadakan perjalanan kesana.Adapun yang dimaksud istitaah (mampu dan kuasa) dalam melaksanakan ibadah haji adalah sebagai berikut.1. Menguasai tata cara pelaksanaan haji2. Syarat mampu bagi laki-laki dan perempuan adalah:(a) mampu dari sisi bekal dan kendaraan,(b) sehat jasmani , artinya tidak dalam keadaan sakit atau mengidap penyakit yang dapat membahayakan dirinya atau jemaah lain. Selain itu juga adanya persiapan mental dengan cara menyucikan hati seperti berdoa, berzikir atau bersedekah,(c) jalan penuh rasa aman,(d) mampu melakukan perjalanan.3. Mampu dari sisi bekal mencakup kelebihan dari tiga kebutuhan:(a) nafkah bagi keluarga yang ditinggal dan yang diberi nafkah(b) kebutuhan keluarga berupa tempat tinggal dan pakaian,(c) penunaian utang.4. Syarat mampu yang khusus bagi perempuan adalah:(a) ditemani suami atau mahrom,(b) tidak berada dalam masa iddah.5. Memiliki biaya untuk perjalanan ke tempat haji.2. Dalil As SunnahDari Ibnu Umar, Nabishallallahu alaihi wa sallambersabda, Islam dibangun di atas lima perkara: bersaksi tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mengaku Muhammad adalah utusan-Nya, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berhaji dan berpuasa di bulan Ramadhan. (HR. Bukhari no. 8 dan Muslim no. 16).Hadits ini menunjukkan bahwa haji adalah bagian dari rukun Islam. Ini berarti menunjukkan wajibnya.Dari Abu Hurairah, ia berkata, . - - Rasulullahshallallahu alaihi wa sallampernah berkhutbah di tengah-tengah kami. Beliau bersabda, Wahai sekalian manusia, Allah telah mewajibkan haji bagi kalian, maka berhajilah. Lantas ada yang bertanya, Wahai Rasulullah, apakah setiap tahun (kami mesti berhaji)? Beliau lantas diam, sampai orang tadi bertanya hingga tiga kali. Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamlantas bersabda, Seandainya aku mengatakan iya, maka tentu haji akan diwajibkan bagi kalian setiap tahun, dan belum tentu kalian sanggup (HR. Muslim no. 1337). Sungguh banyak sekali hadits yang menyebutkan wajibnya haji hingga mencapai derajat mutawatir (jalur yang amat banyak) sehingga kita dapat memastikan hukum haji itu wajib.B. Latar Belakang Ibadah Haji Orang-orangArabpada zaman jahiliah telah mengenal ibadah haji ini yang mereka warisi dari nenek moyang terdahulu dengan melakukan perubahan disana-sini. Akan tetapi, bentuk umum pelaksanaannya masih tetap ada, seperti thawaf, sai, wukuf, dan melontar jumrah. Hanya saja pelaksanaannya banyak yang tidak sesuai lagi dengan syariat yang sebenarnya. Untuk itu, Islam datang dan memperbaiki segi-segi yang salah dan tetap menjalankan apa-apa yang telah sesuai dengan petunjuk syara (syariat), sebagaimana yang diatur dalam al-Quran dan sunnah rasul. Latar belakang ibadah haji ini juga didasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh nabi-nabi dalam agama Islam, terutamanabi Ibrahim(nabinya agamaTauhid). Ritualthawafdidasarkan pada ibadah serupa yang dilaksanakan oleh umat-umat sebelum nabi Ibarahim. Ritualsai, yakni berlari antara bukitShafadanMarwah(daerah agak tinggi di sekitar Kabah yang sudah menjadi satu kesatuanMasjid Al Haram, Makkah), juga didasarkan untuk mengenang ritual istri kedua nabi Ibrahim ketika mencari susu untuk anaknyanabi Ismail. Sementara wukuf di Arafah adalah ritual untuk mengenang tempat bertemunyanabi Adamdan Siti Hawa di muka bumi, yaitu asal mula dari kelahiran seluruh umat manusia.C. Jenis Ibadah HajiSetiap jamaah bebas untuk memilih jenis ibadah haji yang ingin dilaksanakannya. Rasulullah SAW memberi kebebasan dalam hal itu, sebagaimana terlihat dalam hadis berikut.Aisyah RA berkata: Kami berangkat beribadah bersama Rasulullah SAW dalam tahun hajjatul wada. Di antara kami ada yang berihram, untuk haji dan umrah dan ada pula yang berihram untuk haji. Orang yang berihram untuk umrah ber-tahallul ketika telah berada di Baitullah. Sedang orang yang berihram untuk haji jika ia mengumpulkan haji dan umrah. Maka ia tidak melakukan tahallul sampai dengan selesai dari nahar.Berikut adalah jenis dan pengertian haji yang dimaksud. Haji ifrad, berarti menyendiri. Pelaksanaan ibadah haji disebut ifrad bila sesorang bermaksud menyendirikan, baik menyendirikan haji maupun menyendirikanumrah. Dalam hal ini, yang didahulukan adalah ibadah haji. Artinya, ketika mengenakan pakaian ihram dimiqat-nya, orang tersebut berniat melaksanakan ibadah haji dahulu. Apabila ibadah haji sudah selesai, maka orang tersebut mengenakan ihram kembali untuk melaksanakan umrah. Haji tamattu, mempunyai arti bersenang-senang atau bersantai-santai dengan melakukan umrah terlebih dahulu di bulan-bulah haji, lain bertahallul. Kemudian mengenakan pakaian ihram lagi untuk melaksanakan ibadah haji, ditahun yang sama. Tamattu dapat juga berarti melaksanakan ibadah di dalam bulan-bulan serta di dalam tahun yang sama, tanpa terlebih dahulu pulang ke negeri asal. Haji qiran, mengandung arti menggabungkan, menyatukan atau menyekaliguskan. Yang dimaksud disini adalah menyatukan atau menyekaliguskan berihram untuk melaksanakan ibadah haji dan umrah. Haji qiran dilakukan dengan tetap berpakaian ihram sejakmiqat makanidan melaksanakan semua rukun dan wajib haji sampai selesai, meskipun mungkin akan memakan waktu lama. Menurut Abu Hanifah, melaksanakan haji qiran, berarti melakukan dua thawaf dan dua sai.D. Syarat Wajib Haji Syarat hai adalah ketentuan yang harus dipenuhi oleh seseorang yang akan melaksanakan ibadah haji. Syarat tersebut sebagai berikut.1) Beragama Islam 2) Telah dewasa (baligh) 3) Berakal sehat 4) Merdeka (bukan budak atau hamba) 5) Mampu (istitaah).Catatan :Anak yang belum dewasa apabila menunaikan ibadah haji maka hukumnya sunnah sehingga ia harus mengulang menunaikan ibadah haji karena hukumnya masih wajib baginya apabila sudah dewasa.E. Syarat Sah Haji1) Islam 2)Berakal 3)Miqot zamani, artinya haji dilakukan di waktu tertentu (pada bulan-bulan haji), tidak di waktu lainnya. Abullah bin Umar, mayoritas sahabat dan ulama sesudahnya berkata bahwa waktu tersebut adalah bulan Syawwal, Dzulqodah, dan sepuluh hari (pertama) dari bulan Dzulhijja 4)Miqot makani, artinya haji (penunaian rukun dan wajib haji) dilakukan di tempat tertentu yang telah ditetapkan, tidak sah dilakukan tempat lainnya. Wukuf dilakukan di daerah Arofah. Thowaf dilakukan di sekeliling Kabah. Sai dilakukan di jalan antara Shofa dan Marwah. Dan seterusnya.F. Rukun HajiRukun haji adalah rangjaian amalan haji yang harus dikerjakan. Apabila amalan tersebut tidak dikerjakan. Apabila amalan tersebut tidak dikerjakan maka ibadah hajinya tidak sah atau batal dan tidak boleh diganti dengandamataudenda. Akan tetapi, harus mengulang hajinya pada waktu yang lain.Adapun yang termasuk rukun haji adalah sebagai berikut.1. Ihram2. Wukuf di Arafah3. Thowaf ifadhoh4. Sai5. Tahalul (bercukur)6. Tertib dan berurutan.Jika salah satu dari rukun ini tidak ada, maka haji yang dilakukan tidak sah.Rukun pertama: IhramYang dimaksud dengan ihram adalah niatan untuk masuk dalam manasik haji. Siapa yang meninggalkan niat ini, hajinya tidak sah. Dalilnya adalah sabda Nabishallallahu alaihi wa sallam, Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niat dan setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. (HR. Bukhari no. 1 dan Muslim no. 1907)Wajib ihram mencakup:1. Ihram dari miqot.2. Tidak memakai pakaian berjahit (yang menunjukkan lekuk badan atau anggota tubuh). Laki-laki tidak diperkenankan memakai baju, jubah, mantel, imamah, penutup kepala, khuf atau sepatu (kecuali jika tidak mendapati khuf). Wanita tidak diperkenankan memakai niqob (penutup wajah) dan sarung tangan.3. Bertalbiyah.Mengucapkan niat haji atau umroh atau kedua-duanya, sebaiknya dilakukan setelah shalat, setelah berniat untuk manasik. Namun jika berniat ketika telah naik kendaraan, maka itu juga boleh sebelum sampai di miqot. Jika telah sampai miqot namun belum berniat, berarti dianggap telah melewati miqot tanpa berihram.Lafazh talbiyah: . . . Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syariika laka labbaik. Innalhamda wan nimata, laka wal mulk, laa syariika lak. (Aku menjawab panggilan-Mu ya Allah, aku menjawab panggilan-Mu, aku menjawab panggilan-Mu, tiada sekutu bagi-Mu, aku menjawab panggilan-Mu. Sesungguhnya segala pujian, kenikmatan dan kekuasaan hanya milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu). Ketika bertalbiyah, laki-laki disunnahkan mengeraskan suara.Rukun kedua: Wukuf di ArafahWukuf di Arafah adalah rukun haji yang paling penting. Siapa yang luput dari wukuf di Arafah, hajinya tidak sah. Ibnu Rusyd berkata, Para ulama sepakat bahwa wukuf di Arafah adalah bagian dari rukun haji dan siapa yang luput, maka harus ada haji pengganti (di tahun yang lain). Nabishallallahu alaihi wa sallambersabda, Haji adalah wukuf di Arafah. (HR. An Nasai no. 3016, Tirmidzi no. 889, Ibnu Majah no. 3015. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits inishahih).Yang dimaksud wukuf adalah hadir dan berada di daerah mana saja di Arafah, walaupun dalam keadaan tidur, sadar, berkendaraan, duduk, berbaring atau berjalan, baik pula dalam keadaan suci atau tidak suci (seperti haidh, nifas atau junub) (Fiqih Sunnah, 1: 494). Waktu dikatakan wukuf di Arafah adalah waktu mulai dari matahari tergelincir (waktu zawal) pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga waktu terbit fajar Shubuh (masuk waktu Shubuh) pada hari nahr (10 Dzulhijjah). Jika seseorang wukuf di Arafah selain waktu tersebut, wukufnya tidak sah berdasarkan kesepakatan para ulama (Al Mawsuah Al Fiqhiyah, 17: 49-50).Jika seseorang wukuf di waktu mana saja dari waktu tadi, baik di sebagian siang atau malam, maka itu sudah cukup. Namun jika ia wukuf di siang hari, maka ia wajib wukuf hingga matahari telah tenggelam. Jika ia wukuf di malam hari, ia tidak punya keharusan apa-apa. Madzab Imam Syafii berpendapat bahwa wukuf di Arafah hingga malam adalah sunnah (Fiqih Sunnah, 1: 494).Sayid Sabiq mengatakan, Naik keJabal Rahmahdan meyakini wukuf di situ afdhol (lebih utama), itu keliru, itu bukan termasuk ajaran Rasul shallallahu alaihi wa sallam-. (Fiqih Sunnah, 1: 495)Rukun ketiga: Thowaf Ifadhoh (Thowaf Ziyaroh)Thowaf adalah mengitari Kabah sebanyak tujuh kali. Dalilnya adalah firman Allah Taala, Dan hendaklah mereka melakukan melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah). (QS. Al Hajj: 29)Syarat-syarat thowaf:1. Berniat ketika melakukan thowaf.2. Suci dari hadats (menurut pendapat mayoritas ulama).3. Menutup aurat karena thowaf itu seperti shalat.4. Thowaf dilakukan di dalam masjid walau jauh dari Kabah.5. Kabah berada di sebelah kiri orang yang berthowaf.6. Thowaf dilakukan sebanyak tujuh kali putaran.7. Thowaf dilakukan berturut-turut tanpa ada selang jika tidak ada hajat.8. Memulai thowaf dari Hajar Aswad.Catatan:1. Ulama Syafiiyah berkata, Jika idh-tibaa dan roml dilakukan saat thowaf qudum kemudian melakukan sai setelah itu, maka idh-tibaa dan roml tidak perlu diulangi lagi dalam thowaf ifadhoh. Namun jika sai (haji) diakhirkan hingga thowaf ifadhoh, maka disunnahkan melakukan idh-tibaa dan roml ketika itu (Fiqih Sunnah, 1: 480).2. Tidak ada bacaan dzikir atau doa tertentu untuk setiap putaran saat thowaf. Sebagian jamaah menganjurkan demikian, namun tidak ada dalil pendukung dalam hal ini, bahkan sering memberatkan.Rukun keempat: SaiSai adalah berjalan antara Shofa dan Marwah dalam rangka ibadah. Nabishallallahu alaihi wa sallambersabda, Lakukanlah sai karena Allah mewajibkan kepada kalian untuk melakukannya. (HR. Ahmad 6: 421. Syaikh Syuaib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits tersebuthasan).Syarat sai:1. Niat.2. Berurutan antara thowaf, lalu sai.3. Dilakukan berturut-turut antara setiap putaran. Namun jika ada sela waktu sebentar antara putaran, maka tidak mengapa, apalagi jika benar-benar butuh.4. Menyempurnakan hingga tujuh kali putaran.5. Dilakukan setelah melakukan thowaf yang shahih.Rukun kelima : TahallulTahalul (bercukur), yaitu menggunting rambut sebagai tanda mengakhiri rangkaian ibadah haji / umrah dengan kadar minimal 3 helai rambut. Tahalul termasuk salah satu rukun haji sebagai penghalal terhadap beberapa hal yang diharamkan dalam hajiRukun keenam : Tertib dan berurutanYaitu melaksanakan semua amalan haji yang termasuk rukun Islam secara berurutan dari awal sampai akhir.F. Wajib HajiRangkaian kegiatan yang harus dilakukan dalam ibadah haji sebagai pelengkap Rukun Haji, yang jika tidak dikerjakan harus membayar dam (denda).Yang termasuk wajib haji adalah ;1. Niat Ihram, untuk haji atau umrah dari Miqat Makani, dilakukan setelah berpakaian ihram2. Mabit (bermalam) di Muzdalifah pada tanggal 9 Zulhijah (dalam perjalanan dari Arafah ke Mina)3. Melontar Jumrah Aqabah tanggal 10 Zulhijah4. Mabit di Mina pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah).5. Melontar Jumrah Ula, Wustha dan Aqabah pada hari Tasyrik (tanggal 11, 12 dan 13 Zulhijah).6. Tawaf Wada, Yaitu melakukan tawaf perpisahan sebelum meninggalkan kota Mekah.7. Meninggalkan perbuatan yang dilarang waktu ihram.G. Sunah Hajia. Sunah-Sunnah Ihram:1. Mandi ketika ihramBerdasarkan hadits Zaid bin Tsabit bahwasanya beliau melihat Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengganti pakaiannya untuk ihram lalu mandi.2. Memakai minyak wangi di badan sebelum ihramBerdasarkan hadits Aisyah ia berkata, Aku pernah memberi wewangian Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam untuk ihramnya sebelum berihram dan untuk tahallulnya sebelum melakukan thawaf di Kabah.3. Berihram dengan kain ihram (baik yang atas maupun yang bawah) yang berwarna putihBerdasarkan hadits Ibnu Abbas, ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berangkat dari Madinah setelah beliau menyisir rambut dan memakai minyak, lalu beliau dan para Sahabat memakai rida dan izar (kain ihram yang atas dan yang bawah).Adapun disunnahkannya yang berwarna putih berdasarkan hadits Ibnu Abbas, bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: .Pakailah pakaianmu yang putih, sesungguhnya pakaian yang putih adalah pakaianmu yang terbaik dan kafankanlah orang-orang yang wafat di antara kalian dengannya.4. Shalat di lembah Aqiq bagi orang yang melewatinyaBerdasarkan hadits Umar, ia berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda di lembah Aqiq: : : Tadi malam, telah datang kepadaku utusan Rabb-ku dan berkata, Shalatlah di lembah yang diberkahi ini dan katakan (niatkan) umrah dalam haji.5. Mengangkat suara ketika membaca talbiyahBerdasarkan hadits as-Saib bin Khalladi, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: .Telah datang kepadaku Jibril dan memerintahkan kepadaku agar aku memerintahkan para Sahabatku supaya mereka mengeraskan suara mereka ketika membaca talbiyah.Oleh karena itu, dulu para Sahabat Rasulullah berteriak. Ibnu Hazm rahimahullah berkata, Dulu ketika Sahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam berihram suara mereka telah parau sebelum mencapai Rauha.6.Bertahmid, bertasbih dan bertakbir sebelum mulai ihramBerdasarkan hadits Anas, ia berkata, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam shalat Zhuhur empat rakaat di Madinah sedangkan kami bersama beliau, dan beliau shalat Ashar di Dzul Hulaifah dua rakaat, beliau menginap di sana sampai pagi, lalu menaiki kendaraan hingga sampai di Baidha, kemudian beliau memuji Allah bertasbih dan bertakbir, lalu beliau berihram untuk haji dan umrah.7. Berihram menghadap KiblatBerdasarkan hadits Nafi, ia berkata, Dahulu ketika Ibnu Umar selesai melaksanakan shalat Shubuh di Dzul Hulaifah, ia memerintahkan agar rombongan mulai berjalan. Maka rombongan pun berjalan, lalu ia naik ke kendaraan. Ketika rombongan telah sama rata, ia berdiri menghadap Kiblat dan bertalbiyah Ia mengi-ra dengan pasti bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengerjakan hal ini.

b. Sunnah-Sunnah Ketika Masuk Kota Makkah:8, 9, 10. Menginap di Dzu Thuwa, mandi untuk memasuki kota Makkah dan masuk kota Makkah pada siang hariDari Nafi, ia berkata, Dahulu ketika Ibnu Umar telah dekat dengan kota Makkah, ia menghentikan talbiyah, kemudian beliau menginap di Dzu Thuwa, shalat Subuh di sana dan mandi. Beliau mengatakan bahwa Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengerjakan hal ini.11. Memasuki kota Makkah dari ats-Tsaniyah al-Ulya (jalan atas)Berdasarkan hadits Ibnu Umar, ia berkata, Dulu Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam memasuki kota Makkah dari ats-Tsaniyah al-ulya (jalan atas) dan keluar dari ats-Tsaniyah as-Sufla (jalan bawah).12. Mendahulukan kaki kanan ketika masuk ke dalam masjid haram dan membaca: .Aku berlindung kepada Allah Yang Mahaagung, dengan wajah-Nya Yang Mahamulia dan kekuasaan-Nya yang abadi, dari syaitan yang terkutuk. Dengan Nama Allah dan semoga shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada Muhammad, Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku.13. Mengangkat tangan ketika melihat KabahApabila ia melihat Kabah, mengangkat tangan jika mau, karena hal ini benar shahih dari Ibnu Abbas. Kemudian berdoa dengan doa yang mudah dan apabila ia mau berdoa dengan doanya Umar juga baik, sebab doa ini pun shahih dari Umar. Doa beliau: .Ya Allah, Engkau pemberi keselamatan dan dari-Mu keselamatan, serta hidupkanlah kami, wahai Rabb kami dengan keselamatan.

c. Sunah-Sunnah Thawaf14. Al-IdhthibaYaitu memasukkan tengah-tengah kain ihram di bawah ketiak kanan dan menyelempangkan ujungnya di pundak kiri sehingga pundak kanan terbuka, berdasarkan hadits Yala bin Umayyah bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam thawaf dengan idhthiba.15. Mengusap Hajar AswadBerdasarkan hadits Ibnu Umar Radhiyallahu anhuma, ia berkata: Aku melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ketika tiba di Makkah mengusap Hajar Aswad di awal thawaf, beliau thawaf sambil berlari-lari kecil di tiga putaran pertama dari tujuh putaran thawaf.16. Mencium Hajar AswadBerdasarkan hadits Zaid bin Aslam dari ayahnya, ia berkata, Aku melihat Umar bin al-Khaththab Radhiyallahu anhu mencium Hajar As-wad dan berkata, Seandainya aku tidak melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menciummu, niscaya aku tidak akan menciummu.17. Sujud di atas Hajar AswadBerdasarkan hadits Ibnu Umar, ia berkata, Aku melihat Umar bin al-Khaththab mencium Hajar Aswad lalu sujud di atasnya kemudian ia kembali menciumnya dan sujud di atasnya, kemudian ia berkata, Beginilah aku melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam.18. Bertakbir setiap melewati Hajar AswadBerdasarkan hadits Ibnu Abbas, ia berkata, Nabi Shallallahu alaihi wa sallam thawaf mengelilingi Kabah di atas untanya, setiap beliau melewati Hajar Aswad beliau memberi isyarat dengan sesuatu yang ada pada beliau kemudian bertakbir.19. Berlari-lari kecil pada tiga putaran pertama thawaf yang pertama kali (thawaf qudum)Berdasarkan hadits Ibnu Umar, Bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ketika thawaf mengitari Kabah, thawaf yang pertama kali, beliau berlari-lari kecil tiga putaran dan berjalan empat putaran, dimulai dari Hajar Aswad dan berakhir kembali di Hajar Aswad.20. Mengusap rukun YamaniBerdasarkan hadits Ibnu Umar, ia berkata, Aku tidak pernah melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengusap Kabah kecuali dua rukun Yamani (rukun Yamani dan Hajar Aswad).21. Berdoa di antara dua rukun (rukun Yamani dan Hajar Aswad) dengan doa sebagai berikut: .Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa Neraka.22. Shalat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim setelah thawafBerdasarkan hadits Ibnu Umar, ia berkata, Setelah tiba, Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam thawaf mengelilingi Kabah tujuh kali, kemudian beliau shalat dua rakaat di belakang maqam Ibrahim dan sai antara Shafa dan Marwah. Selanjutnya beliau berkata: .Sesungguhnya pada diri Rasulullah itu terdapat contoh yang baik bagimu.23. Sebelum shalat di belakang Maqam Ibrahim membaca: .Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim itu tempat shalat.Kemudian membaca dalam shalat dua rakaat itu surat al-Ikhlash dan surat al-Kaafirun, berdasarkan hadits Jabir bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam ketika beliau sampai di maqam Ibrahim Alaihissallam beliau membaca: .Dan jadikanlah sebagian maqam Ibrahim itu tempat shalat.Lalu beliau shalat dua rakaat, beliau membaca dalam shalat dua rakaat itu { } dan{ }.24. Iltizam tempat di antara Hajar Aswad dan pintu Kabah dengan cara menempelkan dada, wajah dan lengannya pada KabahBerdasarkan hadits Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya, ia berkata, Aku pernah thawaf bersama Abdullah bin Amr, ketika kami telah selesai dari tujuh putaran tersebut kami shalat di belakang Kabah. Lalu aku bertanya, Apakah engkau tidak memohon perlindungan kepada Allah? Ia menjawab, Aku berlindung kepada Allah dari api Neraka.Berkata (perawi), Setelah itu ia pergi dan mengusap Hajar Aswad. Lalu beliau berdiri di antara Hajar Aswad dan pintu Kabah, beliau menempelkan dada, tangannya dan pipinya ke dinding Kabah, kemudian berkata, Aku melihat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam melakukan hal ini.25. Minum air zamzam dan mencuci kepala dengannyaBerdasarkan hadits Jabir bahwasanya Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengerjakan hal tersebut.d. Sunnah-Sunnah Sai:26. Mengusap Hajar Aswad (seperti yang telah lalu)27. Membaca: Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebagian dari syiar Allah. Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullaah atau berumrah, maka tidak ada dosa baginya mengerjakan sai di antara keduanya. Dan barangsiapa yang mengerjakan suatu ke-bajikan dengan kerelaan hati, maka sesungguhnya Allah Mahamen syukuri kebaikan lagi Mahamengetahui. [Al-Baqarah: 158]Kemudian membaca: .Kami mulai dengan apa yang dimulai oleh Allah.Bacaan ini dibaca setelah dekat dengan Shafa ketika mau melakukan sai.[23]28. Berdoa di ShafaKetika berada di Shafa, menghadap Kiblat dan membaca: .Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah Yang Mahaesa, tiada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan, bagi-Nya segala puji dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar selain Allah semata. Yang melaksanakan janji-Nya, membela hamba-Nya (Muhammad) dan mengalahkan golongan musuh sendirian.29. Berlari-lari kecil dengan sungguh-sungguh antara dua tanda hijau30. Ketika berada di Marwah mengerjakan seperti apa yang dilakukan di Shafa, baik menghadap Kiblat, bertakbir maupun berdoae. Sunnah-Sunnah Ketika Keluar dari Mina:31. Ihram untuk haji pada hari Tarwiyah dari tempat tinggal masing-masing32. Shalat Zhuhur, Ashar, Maghrib, dan Isya di Mina pada hari Tarwiyah, serta menginap di sana hingga shalat Shubuh dan matahari telah terbit33. Pada hari Arafah, menjamak shalat Zhuhur dan Ashar di Namirah34. Tidak meninggalkan Arafah sebelum matahari tenggelam.F. Larangan Dalam HajiBagi jemaah haji atau umrah terdapat larangan yang tidak boleh diabaikan. Larangan tersebut adalah sebagai berikut.1) Larangan bagi jemaah haji laki laki memakai pakaian yang dijahit dan memakai tutup kepala. 2) Larangan bagi jemaah perempuan memakai tutup muka dan sarung tangan.Larangan bagi jemaah haji laki laki dan perempuan antara lain memakai wewangian, mencabut dan mencukur rambut dan bulu badan, memotong kuku, menikah atau menjadi wali nikah, berhubungan suami istri, memburu, membunuh binatang, berkata yang tidak senonoh, dan berbuat maksiat.H. Pengertian dan Jenis DamPengertian Dam dari segi bahasa ialah darah, yakni denda yang dikenakan oleh jemaah haji yang melanggar larangan atau meninggalkan wajib haji atau umroh.1. Melanggar pantang larang dalam Ihram2. Meninggalkan perkara-perkara yang wajib dalam ibadah haji atau umrah3. Mengerjakan Haji Tamattu atau Haji Qiran, menurut syarat-syaratnya4. Berlaku Ihsar bagi orang yang berniat ihram5. Melanggar Nazar semasa mengerjakan haji6. Luput Wuquf di Arafah7. Meninggalkan Tawaf WadaDam sebagai penggantiAda beberapa hal wajib saat melakukan ibadah haji yang bisa digantikan dengan Dam sebagai berikut ini:1. Dam Hadyu.Yaitu dam yang diwajibkan bagi mereka yang melaksanakan haji Tamattu atau haji Qiran, dan jika tidak mampu membeli binatang hadyu, maka wajib melaksanakan puasa selama 10 hari. Tiga hari dilakukan pada masa haji dan yang tujuh hari dilakukan setelah kembali ke kampung halaman.Hal ini berdasarkan pada firman Allah Subhannahu wa Taala :Maka bagi siapa yang ingin mengerjakan umrah sebelum haji (di dalam bulan haji), (wajiblah ia menyembelih) binatang hadyu yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak menemukan (binatang hadyu atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apa-bila kamu telah pulang kembali2. Dam Fidyah (tebusan).Yaitu dam yang diwajibkan atas orang yang sedang dalam ihram, lalu mencukur rambutnya karena sakit atau sesuatu yang mengganggu kepalanya, seperti kutu dan lain sebagainya, berdasarkan pada firman Allah:Maka jika ada di antara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya untuk berfidyah, yaitu berpuasa, bersedekah atau berkurbanAyat ini ditafsirkan oleh Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam sebagaimana tersebut dalam hadits Kaab bin Ujrah Radhiallaahu anhu , ia berkata:Bahwasanya Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam melewatinya pada masa Hudaibiyyah, lalu berkata: Sungguh kutu kepalamu telah menggang-gumu?, Ia berkata: Ya!Maka beliaupun bersabda: Cukurlah kemudian sembelih-lah seekor kambing atau berpuasalah tiga hari atau berilah makan berupa tiga sha kurma yang dibagikan kepada enam orang miskin.'3. Dam Jazaa.Yaitu dam yang wajib dibayar oleh orang yang sedang berihram bila membu-nuh binatang buruan darat. Adapun bina-tang buruan laut, maka tidak ada dendanya.4. Dam Ihshar.Dam yang wajib dibayar oleh jamaah haji yang tertahan atau terkepung sehingga tidak dapat menyempurnakan manasik hajinya, baik tertahannya disebabkan karena sakit, terhalang oleh musuh atau sebab-sebab lainnya, sementara dia tidak mengucapkan persyaratannya pada awal ihramnya. Hal ini berdasarkan firman Allah Subhannahu wa Taala Maka jika kamu terkepung (terhalang oleh musuh atau karena sakit), sembelihlah binatang hadyu yang mudah didapat5. Dam Jima.Yaitu dam yang diwajibkan kepada jamaah haji yang dengan sengaja mengum-puli isterinya ditengah pelaksanaan iba-dah haji.Dalam kitabnya Ahkaamul Hajj Syaikh Abdullah bin Ibrahim al-Qarawi menuturkan: Adapun orang yang mengerjakan hal-hal yang menjerumuskan kepada jima (senggama), maka wajib bagi-nya menyembelih seekor kambing untuk para fuqara yang bermukim di tanah Haram. Adapun jima, apabila dilakukan sebelum tahallul yang pertama (sebelum melempar jumratul Aqabah,-Pent), maka perbuatan itu merusak (membatalkan) ibadah hajinya, hanya saja ibadah tersebut wajib disempurnakan dan wajib bagi pelakunya menyembelih seekor unta untuk dibagikan kepada para fuqara di tanah suci. Apabila tidak mendapatkan/tidak mampu, maka wajib berpuasa selama se-puluh hari, tiga hari pada masa haji dan tujuh hari jika telah kembali kepada ke-luarganya. Hal ini berdasarkan pada pendapat Umar (bin al-Khaththab), Ali (bin Abi Thalib) dan Abu Hurairah Radhiallaahu anhu , se-bagaimana yang diriwayatkan oleh Malik dan yang lainnya. Demikian pula pendapat tersebut adalah pendapat Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar dan Abdul-lah bin Amr bin al-Ash Radhiallaahu anhu , sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ahmad, al-Hakim serta ad-Daruqthni dan yang lainnya dari mereka.I. Fungsi HajiDiantara fungsi haji adalah sebagai berikut.a. Hikmah Haji Secara Umum1) Pernyataan ketaatan seorang kepada Tuhannya.2) Ibadah haji merupakan sarana untuk menunjukkan kebesaran Allah.3) Ibadah haji merupakan ujian iman4) Ibadah haji merupakan kongres akbar5) Ibadah haji memberikan jaminan yang besar dari Allah berupa ampunan dari dosa dan surga.6) Mempererat ukuwah Islamiyah antarsesama muslim dari berbagai penjuru dunia.7) Perwujudan solidaritas Islam yang tidak terbatas oleh suku, bangsa, ras, kulit, dan negara.b. Hikmah Haji Bagi Pelakunya1) Memperteguh iman dan takwa kepada Allah swt.2) Dapat mengambil pelajaran dari segal penderitaan yang dirasakan selama mengerjakan ibadah haji.3) Memperkuat fisik dan mental4) Menumbuhkan semangat berkorban karena ibadah haji memerlukan pengorbanan yang besar, baik tenaga, waktu, maupun biaya.5) Mengenal tempat tempat bersejarah, seperti Kabah, Bukit Safa dan Marwah, sumur zam -zam, dan Hajar Aswad.

Umrah1.Pengertian dan hukum umrahMenurut bahasa umrah berarti ziarah ataun berkunjung, sedangkan menurut istilah syara, umrah adalah menziarahi kabah di Mekah dengan niat beribadah kepada Allah di sertai syarat-syarat tertentu.Umrah di sebut juga dengan haji kecil, umrah ada dua macam yaitu:a.Umrah sunnah,yaitu umrah yang dilaksanakan sewaktu-waktu atau kapan saja di luar batas waktu haji (bulan-bulan haji).b.Umrah wajib yaituyang dilaksanakan dalam rangkaian ibadah haji dan dilaksanakan pada batas waktu haji (bulan-bulan haji).Hukum melaksanakan ibadah umrah adalah fardhu ain (wajib) atas tiap-tiap orang islam laki-laki atau perempuan bagi yang mampu. Untuk umrah kedua, ketiga dan seterusnya hukunya sunnah. Allah berfirman: .(196)Artinya:Dan sempurnakanlah ibadah haji dan umroh karena alloh , jika kamu terkepung ( terhalang oleh musuh atau karena sakit ), maka sembelilah korban[2]. Yang mudah di dapat dan jangan kamu mencukur kepalamu[3]sebelum korban sampai ketempat penyembelihannya . jika ada diantara kamu yang sakit atau ada gangguan di kepalanya ( lalu ia bercukur ), maka wajiblah atasnya berfid-yah , yaitu berpuasa atau bersedekah atau berkorban . Apabila kaumu telah merasa aman , maka bagi siapa yang ingin mengerjakan Umrah sebelum haji ( di dalam bulan haji ) ( wajiblah ia menyembelih ) korban yang mudah di dapat . Tetapi jika ia tidak menemukan ( binatang korban atau tidak mampu ), maka wajib berpuasa tiga hari dalam masa haji dan tujuh hari ( lagi ) apabila kamu telah pulang kembali . itulah sepuluh hari yang sempurna . Dermikian itu ( kewajiban membayar fid-yah ) bagi orang orang yang keluarganya tidak berada ( di sekitar ) masjidil haram ( orang orang yang bukan penduduk kota mekkah) dan bertaqwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaanNya.

2.Syarat, rukun dan wajib umraha.Syarat-syarat umrah itu ada lima, yaitu :1.Islam2.Baligh3.Berakal sehat4.Merdeka5.Kuasa atau mampu mengerjakannyab.Rukun umrah itu ada lima, yaitu :1.Ihram, yaitu niat memulai mengerjakan ibadah umrah.2.Tawaf, yaitu mengelilingi kabah sebanyak tujuh kali3.Sai4.Tahalul (mencukur atau menggunting rambut paling sedikit tiga helai rambut)5.Tertib (dilakukan secara berurutan)

c.Wajib umrah ada dua macam, yaitu sebagai berikut :1.Niat ihram dari miqat2.Meninggalkan dari segala larangan umrah , sebagaimana halnya larangan dalam mengerjakan haji3.3.Miqat umrahSeperti halnya dalam ibadah haji, dalam ibadah umrahnya terdapat miqat maqani yang pada prinsipnya sama dengan miqat makani untuk haji,yaitu tempat memulai ihram sebagaimana telah diuraikan di atas.4.Larangan dalam ibadah umrahKarena umrah merupakan ibadah yang khususdikerjakan di tanah suci Mekah, maka larangan-larangan yang terdapat pada ibadah haji berlaku juga dalam umrah.5.Tata urutan (praktik) pelaksanaan umrahf.Melakukan ihram dengan niat umrah dari miqat makani yang telah di tentukan, sebelumm berihram ada beberapa ha yang perlu dilakukan:i.Memotong kuku, mencukur kumis, mencabut bulu ketiak, mandi, menyisir rambut dan merapikan jenggot.ii.Memakai mwangi-wangian.iii.Mengganti pakaian biasa dengan pakaian ihram.iv.Mengerjakan shalat sunah dua rakaat.Setelah melakukan hal-hal tersebut di atasbarulah memulai dengann mengucapkan niat:

Artinya:Ya Allah aku penuhi panggilanMu untuk menunaikan ibadah umrah.g.Masuk ke Masjidil Haram untuk melakukan tawaf sebanyak tujuh kali sekali putaran, yang di mulai dari sudut hajar aswad dan berakhir di sana pula.h.Selesai tawaf, dilanjutkan dengan sai antara bukit Safa dan Marwah, perjalanan dari bukit safa dan marwah di hitung satu kali, sai dilakukan sebanyak tujuh kali dan berakhir di bukit marwah. Setiap sampai di dua bukit tersebut, kita berhenti sejenak untuk memanjatkan doa sambil menghadap ke kabah.i.Selesai sai dilanjutkan tahallul. Dengan demikian bebaslah kita dari segala larangan ihram. Tahallul juga menandai selesainya pelaksanaan umrah

III.Perbedaan haji dan umrahHaji dilaksanakan pada bulan-bulan tertentu, yaitu syawal, zulkaidah dan zulhijjah. Sedangkan umrah waktunya tidak di tentukan boleh di laksanakan sewaktu-waktu.Dalam ibadah haji ada perintah hukum di padang Arafah sedangkan dalam ibadah umrah tidak ada rukun wukuf di padang Arafah.Dalam ibadah haji ada dua kali tahallul, yaitu tahallul pertamatahallul soghirdan tahallul kedua adalahtahallul akbar.Sedangkan dalam umrah cukup dengan sekali tahallul saja.