guru agama perspektif hasan langgulung dan...

82
GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN Oleh: TRISNO 104011000039 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010/1431

Upload: vulien

Post on 22-Mar-2019

228 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

GURU AGAMA

PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005

TENTANG GURU DAN DOSEN

Oleh:

TRISNO

104011000039

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010/1431

Page 2: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

i

Terpujilah wahai engkau, ibu bapak guru

Namamu akan hidup dalam sanubari ku

Sebagai prasasti terima kasih ku

Ntuk pengabdianmu

Engkau bagai pelita dalam kegelapan

Engkau bagai penyejuk dalam kehausan

Engkau patriot pahlawan jasa tanpa tanda baca

(Sartono)

Page 3: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

ii

LEMBAR PERNYATAAN

Bismillahirrahmanirrahim

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : TRISNO

Nim : 104011000039

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Dengan ini saya menyatakan

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu (S1) di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau

merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sangsi berdasarkan Undang-undang yang berlaku di Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 November 2010

Trisno

Page 4: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

iii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

GURU DAN DOSEN

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam

(S.Pd.I)

Oleh:

TRISNO

NIM: 104011000039

Di Bawah Bimbingan :

Dosen Pembimbing Skripsi

DR. H. Abdul Fattah Wibisono, MA

NIP. 19580112 198803 1 002

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 5: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

iv

Lembar Pengesahan Panitia Ujian

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul: “Guru Agama Perspektif Hasan Langgulung dan

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen” diajukan

kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasyah pada 10 November

2010 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar

sarjana S1 (S. Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 29 November 2010

Panitia Ujian Munaqasyah

Tanggal Tanda tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)

Bahrissalim, M. Ag ………….. …………........

NIP. : 196803071998031002

Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi)

Drs. Sapiudin Shidiq, M. A ………….. ………………

NIP. : 196703272000031001

Penguji I

Dr. A. Syafi’i Noor, M.A ………….. ………………

NIP. : 19470902196721001

Penguji II

Dr. Khalimi, M. A …………… ………………

NIP. : 1196505151994031006

Mengetahui:

Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah,

Prof. Dr. Dede Rosyada, M. A.

NIP. :19570051981031003

Page 6: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

v

ABSTRAK

Trisno, Skripsi, Guru Agama Perspektif Hasan Langgulung Dan

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen Fakultas

Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2010.

Era globalisasi menuntut reformasi dalam segala aspek kehidupan

termasuk didalamnya adalah pendidikan. Guru agama merupakan salah satu

komponen dalam pendidikan mempunyai tugas berat untuk meningkatkan mutu

pendidikan. Sedangkan pemikiran Hasan Langgulung dan UU No. 14 tahun 2005

tentang Guru dan Dosen merupakan salah satu alternatif dalam menghadapi

tuntutan zaman dengan cara meningkatkan kompetensi dan memperjuangkan

kedudukan guru kembali pada posisi yang semestinya.

Masalah pokok yang diteliti dalam skripsi ini tentang guru agama

perspektif Hasan Langgulung dan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen yang diawali dengan mengemukakan latar belakang pemikiran keduanya

tentang guru agama. Kemudian dicari letak persamaan dan perbedaan pemikiran

mengenai pengertian guru agama, peran dan kedudukan guru agama, dan tugas

dan tanggung jawab guru agama.

Untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis mengunakan penelitian

perpustakaan dengan data sumber yang digunakan merupakan data primer seperti

buku-buku karangan Hasan Langgulung dan buku-buku dari Depag RI, dan data

skunder yang terkait untuk melengkapi pembahasan skripsi ini. Metode yang

digunakan untuk mengkaji data dan informasi yang terhimpun dalam skripsi ini

adalah metode deskriptif-analitik-komparatif.

Dari hasil penelitian ditemukan jawaban bahwa pada dasarnya Hasan

Langgulung dan UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen tersebut lebih

banyak memiliki persamaan mengenai guru agama yaitu untuk meningkatkan

profesionalisme guru dan kpribadiannya.

Page 7: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji hanya milik Allah Tuhan Semesta

Alam, berkat Rahmat, Taufik dan Inayah-Nya, skripsi ini dapat terselesaikan.

Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada kekasih Allah pejuang

agama Islam dan teladan yang terbaik Nabi Muhammad saw. beserta keluarga,

sahabat-sahabatnya dan kepada seluruh umat Islam di seluruh alam.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan

sebagaimana yang diharapkan, walaupun waktu, tenaga dan pikiran telah

diperjuangkan dengan segala keterbatasan kemampuan yang penulis miliki, demi

selesainya skripsi ini dan agar bermanfaat bagi penulis dan pembaca sekalian.

Sebelumnya penulis mengucapkan Jazakumullah Khairan Katsiran

kepada kedua orang tua tercinta, dengan curahan cinta dan kasih sayangnya, kerja

kerasnya, serta doa yang selalu dipanjatkan, telah mengantar penulis

menyelesaikan pendidikan S1 di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, semoga Allah

selalu menjaga serta memberikan rahmat, nikmat beserta karunia-Nya kepada

mereka.

Selama penyusunan skripsi ini dan selama penulis belajar di Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif

Hidayatullah, penulis banyak mendapatkan bantuan, motivasi serta bimbingan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan yang berbahagia ini,

penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M. A, sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Bahrissalim, M. Ag, sebagai Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam dan Bapak Drs. Sapiudin Shidiq, M. A, sebagai Sekretaris Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Dr. H. Abdul Fattah Wibisono, M. A, sebagai dosen pembimbing

materi dan teknik penulisan skripsi ini, yang telah meluangkan waktu,

tenaga, perhatian, dan kemudahan dalam memberikan bimbingan dan

arahan yang sangat berharga bagi penulis.

Page 8: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

vii

4. Bapak Drs. H. Elman Sadri, sebagai penasehat akademik yang telah

membimbing penulis selama menjadi mahasiswa.

5. Segenap Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan Pendidikan Agama Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah memberikan ilmu pengetahuan dan pengalamannya kepada penulis

selama menjalankan perkuliahan.

6. Seluruh keluarga di rumah khususnya orang tua tercinta “My Endless

Love” Ayahanda Sardjo dan Ibunda Karsilah yang telah membantu penulis

dari segi materil, motivasi dan doanya. Mencurahkan segala kasih

sayangnya terhadap penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.

7. Kepada kakak sepupuku tercinta Abdul Aziz Nurizun, dan adinda tercinta

Watin Nurul Khasanah, yang telah memberikan semangat, doa dan

motivasinya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.

8. Kepada semua keluarga dan saudaraku Tabah Rosyidy, Budi Waluyo yang

sudah membantu penulis dalam berbagai hal.

9. Kepada semua teman-teman seperjuangan PAI angkatan 2004 yang tidak

saya sebut satu persatu, terutama kelas A, “Spescial Tanks to" Bakhrudin

(Cirebon), Endang Baehaki (Bogor), Muhammad Fajri (Jakarta), dan A.

Fauji (Bekasi/kelas E) kalian adalah “Pahlawan Tanpa Tanda Jasa”.

Kepada semuanya yang telah membantu penulisan skripsi ini yang tidak

bisa disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan rasa terima kasih yang

sebesar-besarnya, semoga Allah SWT. Membalas kebaikan dan bantuan yang

telah mereka berikan selama penulisan. Apabila terdapat kekurangan dan

kekhilafan dalam penulisan skripsi ini mohon dimaafkan. Semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat yang lebih luas bagi pembaca serta menambah

pengetahuan dan semoga bermanfaat untuk kita semua. Amin…

Jakarta, 01 Maret 2010

Trisno

Page 9: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

viii

DAFTAR ISI

PUISI ................................................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI .............................................. ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................. iii

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ............................................................. iv

ABSTRAK .......................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ........................................................................................ vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1

B. Identitas Masalah ..................................................................................... 6

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................................... 6

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ............................................................. 7

E. Metode Penelitian...................................................................................... 7

BAB II PROFIL GURU AGAMA .................................................................... 8

A. Pengertian Guru Agama ........................................................................... 8

B. Kedudukan dan Peran Guru Agama ......................................................... 12

C. Tugas dan Kewajiban Guru Agama ......................................................... 16

D. Karakteristik Guru Agama ....................................................................... 18

BAB III GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU

DAN DOSEN ............................................................................................. 22

A. Sketsa Hasan Langgulung ........................................................................ 22

1. Biografi dan Riwayat hidup Hasan Langgulung ................................ 22

2. Riwayat Pekerjaan Hasan Langgulung .............................................. 24

3. Buah karya Hasan Langgulung .......................................................... 25

B. Guru Agama Perspektif Hasan Langgulung .............................................. 27

1. Pengertian Guru Agama ..................................................................... 27

Page 10: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

ix

2. Kedudukan dan Peran Guru Agama ................................................... 28

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Agama ......................................... 32

C. Guru dalam UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen ............... 35

1. Tentang Status Profesi Guru ............................................................... 36

2. Tentang Kedudukan, Fungsi dan Tujuan ........................................... 37

3. Tentang Prinsip Profesionalisme ........................................................ 39

4. Tentang Ketentuan Khusus Guru ....................................................... 40

5. Tentang Sanksi ................................................................................... 51

D. Guru Agama Menurut Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang

Guru Dan Dosen ...................................................................................... 52

1. Pengertian Guru Agama ..................................................................... 52

2. Kedudukan dan Peran Guru Agama ................................................... 54

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Agama ......................................... 58

BAB VI STUDI KOMPARASI GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN

LANGGULUNG DAN UU NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

GURU DAN DOSEN ............................................................................. 63

A. Persamaan ................................................................................................ 63

B. Perbedaan ................................................................................................. 66

BAB V PENUTUP .............................................................................................. 68

A. Kesimpulan .............................................................................................. 68

B. Saran-saran ............................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 70

Page 11: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi turut mewarnai dunia

pendidikan kita dewasa ini. Tantangan tentang peningkatan mutu, relevansi, dan

efektifitas pendidikan sebagai tuntutan nasional sejalan dengan perkembangan dan

kemajuan masyarakat, berimplikasi secara nyata dalam program pendidikan dan

kurikulum sekolah. Tujuan dari program kurikulum dapat tercapai dengan baik

jika programnya didesain secara jelas dan aplikatif. Dalam hubungan inilah para

guru dituntut untuk memiliki kemampuan dan ketrampilan dalam hal mengajar.

Dalam proses pendidikan, guru tidak hanya menjalankan fungsi alih ilmu

pengetahuan, tapi juga berfungsi untuk menanamkan nilai serta membangun

karakter manusia secara keseluruhan agar dapat membentuk Insan Kamil.1

Pemikiran Hasan Langgulung tentang insan kamil yaitu proses perubahan

kualitatif sehingga ia mendekati Allah dan menyerupai malaikat,2 karena manusia

memiliki potensi yang harus dikembangkan. Jadi, dalam pendidikan tugas dan

peranan guru sangat dibutuhkan agar potensi pada manusia dapat

teraktualisasikan.3

Dalam termonologi Islam, guru diistilahkan dengan murrabby, satu akar

kata dengan rabb yang berarti Tuhan. Seorang murabbi adalah orang yang

1 Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad Ke-21, (Jakarta: Pustaka Al-

Husna, 1988), Cet. Ke-1, h. 88

2 Hasan Langgulung, Teori-teori Kesehatan Mental, (Jakarta: Al-Husna, 1985) h. 405

3 Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad Ke-21.., h. 103

Page 12: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

2

mengembangkan sesuatu setahap demi setahap hingga mencapai tingkat

kesempurnaan itu.4 Jadi, fungsi dan peran guru dalam sistem pendidikan

merupakan salah satu manifestasi dari sifat ketuhanan, dalam pengertian sebagai

rabb mengidentifikasi diri-Nya sebagai rabbul’alamin “Sang Maha Guru”, ”Guru

seluruh jagad raya”.5 Sebagaimana dalam Q.S. Al-Fatihah : 2

“Segala Puji Bagi Allah, Tuhan Semesta alam.”6

Betapa mulianya kedudukan guru dalam Islam, sehingga harus dihormati

dan dimuliakan setelah kedua orang tua. Mereka menggantikan peran orang tua

dalam mendidik anak-anak atau peserta didik ketika berada di lembaga

pendidikan.7

Guru berperan dalam membentuk dan membangun kepribadian anak agar

menjadi orang yang berguna bagi agama, nusa dan bangsa. Peran guru tidak dapat

diganti oleh teknologi, sekalipun teknologi memberi nilai tambah, kemudahan

hidup dan proses pembelajaran. Akan tetapi, kualitas, intergritas dan kredibilitas

guru yang akan menentukan kualitas proses pendidikan.

Guru merupakan pintu gerbang pembaharuan yang memiliki peranan

ganda, yaitu berperan menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi serta berperan

menyampaikan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan banyak pengalaman yang

dimilikinya, kepada generasi muda dan masyarakat. Guru berperan pula

memberikan suri tauladan dan contoh yang baik melalui prilaku dan tindakannya.

Oleh karena itu, guru di pandang sebagai modernisasi dalam segala bidang usaha

utama yang dapat dilakukan oleh guru adalah melalui program pendidikan bagi

para anak didik.

4 Abuddin Nata, Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2005).

Cet. I, hal. 138 5 Asrorun Ni’am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru: Analisis Kronologis atas

lahirnya UU Guru dan Dosen, (Jakarta: Elsas, 2006), Cet. I, hal. 3 6 Departemen Agama RI, (Bandung: J-Art, 2005), hal. 1

7 Heri Jauhari Muchtar, Fiqih pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), Cet Ke-

I, h. 150

Page 13: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

3

Rosulullah saw. Bersabda:

”Abdullah bin Mas’ud berkata: “Rosullah saw. Bersabda: “Tidak ada

kedengkian kecuali dalam dua perkara: seorang laki-laki yang diberi

harta oleh Allah kemudian dia habiskan dalam kebenaran (Al-Haq), dan

seorang laki-laki yang diberi Al-hikmah (ilmu) oleh Allah, kemudian dia

menyampaikannya dan mengajarkannya.”8 (HR. Bukhori)

Dalam operasionalnya, mendidik merupakan proses mengajar,

memberikan dorongan, memuji, menghukum, memberi contoh, membiasakan, dan

lain sebagainya.9 Batasan ini memberi arti bahwa tugas pendidik bukan sekedar

mengajar sebagai mana pendapat kebanyakan orang. Di samping itu, menurut

Hasan Langgulung pendidik juga bertugas sebagai motivator dan fasilitator dalam

proses belajar mengajar,10

sehingga seluruh potensi peserta didik dapat

teraktualisasi secara baik dan dinamis.

Hasan Langgulung adalah seorang ahli pendidikan dan psikologi, hal ini

nampak dilihat dari jenjang pendidikannya dan karya-karyanya terutama

pendidikan Islam. Kapasitasnya sebagai pemikir pendidikan islam secara

akademik kemudian dikukuhkan tatkala ia memperoleh gelar profesor dalam

bidang pendidikan dari Universitas Kebangsaan Malaysia.

Melihat pandangan Hasan di atas tentang tugas guru sebagai motivator dan

fasilitator yang bertujuan untuk mengembangkan potensi pada peserta didik. Guru

diharapkan mampu mengembangkan potensi anak didik dalam mengembangkan

kepribadian secara menyeluruh melalui latihan jiwa, akal, perasaan dan hasrat

manusia secara islami.

8 Makmur Da’ud, Terjemah Hadits Shahih Bhukhori, (Jakarta: Widjaya, 1984), hal. 51

9 Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Press,

2005), Cet Ke-2, h. 43

10

Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad Ke-21…, h. 86

Page 14: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

4

Pendidikan terutama di Indonesia membutuhkan guru yang menghayati

tugasnya sebagai panggilan jiwa, pekerjaan disebut panggilan jiwa bila pekerjaan

itu mengembangkan orang lain kearah kesempurnaan. Ini berarti guru harus

mengembangkan anak didik yang dibimbing untuk berkembang menjadi

sempurna baik dalam bidang pengetahuan umum maupun pengetahuan agama.11

Dengan demikian, dalam proses belajar mengajar guru mempunyai tugas

untuk mendorong, membimbing dan memberikan fasilitas belajar bagi peserta

didik dan tanggung jawab guru untuk membantu perkembangan anak untuk

mencapai tujuan yang diharapkan.

Salah satu diantara kemajuan zaman adanya pekerjaan yang ditangani

secara profesionalis, sehingga pekerjaan itu dikerjakan secara bersungguh-sunguh

dan serius oleh orang yang memiliki profesi di bidang tersebut. Pekerjaan guru

merupakan pekerjaan profesi, karena itu harus dikerjakan sesuai dengan tuntutan

profesionalis.

Guru, sebagai salah satu profesi, yang melekat dalam konteks dunia

pendidikan, merupakan aspek yang selalu mewarnai khazanah perkembangan

sejarah bangsa. Karena, guru diharapkan mengambil peran nyata bagi

perkembangan generasi bangsa. Dan tentunya, sebagaimana yang telah kita

saksikan dewasa ini peran guru sangat menentukan bagi pembentukan

karakteristik serta moralitas generasi bangsa ini.

Oleh karena itu, tuntutan terhadap gurupun semakin hari semakin

meningkat, seiring dengan meningkatnya pengaruh ilmu pengetahuan dan

teknologi diberbagai sendi kehidupan masyarakat. Maka, profesionalisme gurupun

sering dipertanyakan, dan berbicara mengenai profesionalisme guru, berarti ada

banyak faktor yang terkait didalamnya, mulai dari kompetensi, kesejahteraan guru

sampai kondisi sosial-budaya masyarakat yang mendukung.

Dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 menyebutkan bahwa

“pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualitas sebagai guru, dosen,

konselor, pamong belajar, widyaswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan

11 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisis Psikologi dan

Pendidikan, (Jakarta: Al-Husna, 1995), h. 206-207

Page 15: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

5

lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta partisipasi dalam

menyelenggarakan pendidikan.”12

Pengertian gurupun ditegaskan dalam UU No.14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen pasal 1 menyebutkan, “Guru adalah pendidik professional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal, serta pada jenjang

pendidikan dasar dan pendidikan menengah, termasuk pendidikan anak usia dini.”

Penyusunan UU dimaksudkan untuk memberikan jaminan bagi para guru

dan dosen sebagai profesi dalam upaya mempersiapkan warga Indonesia manusia

yang berguna terhadap diri sendiri, keluarga dan bangsa. UU ini juga memberikan

jaminan terhadap masyarakat untuk mendapatkan pendidikan yang profesional.

Menurut Asrorun Ni’am yang merupakan salah satu orang yang menyusun

UU ini menjelaskan bahwa lahirnya UU Guru dan Dosen untuk “meretas

dikotomi guru negeri dan guru swasta”,13

Diantaranya:

1. Definisi guru yang tidak dikotomis

2. Jaminan pemberdayaan guru yang demokratis dan tidak diskriminatis

3. Mempunyai fungsi dan tujuan yang sama

4. Keharusan memegang prinsip profesionalitas

5. Adanya ketentuan yang sama untuk mewujudkan profesionalitas

6. Kesamaan hak dan kewajiban dalam menjalankan tugas

keprofesionalan

7. Tanggung jawab pemerintah dalam pengalokasian anggaran yang setara

bagi guru negeri-swasta.14

Masih banyak persoalan dalam menangani guru yang profesional di negara

ini. Masih banyak yang perlu diperhatikan dalam meningkatkan mutu guru. Dan

aneka persoalan itu kait-mengait, seperti meningkatkan mutu pengetahuan, mutu

pembelajaran, dan mutu hubungan guru dengan murid dan rekan-rekan kerja. Dan

12 Depag RI, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta:

Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2006), h. 5

13

Asrorun Ni’am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru…, h. 106

14

Asrorun Ni’am Sholeh, Membangun Profesionalitas Guru…, h. 109-114

Page 16: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

6

terberat adalah bagaimana menaikkan penghargaan kepada guru. Sehingga mereka

punya harga diri dan mau bekerja lebih professional

Dengan lahirnya UU Guru dan Dosen tahun 2005, melalui sertifikasi guru,

telah membawa dampak yang sangat besar bagi para guru terutama guru agama,

karena dengan penerapan UU Guru dan Dosen tersebut membawa angin segar

dalam upaya pencapaian kesejahteraan para guru terutama guru agama. Tentunya

hal ini akan sangat memotivasi para guru untuk berbenah diri, ditambah pula

dengan adanya program kualifikasi guru, yakni peningkatan kualitas pendidikan

para guru, semuanya membawa perubahan yang menjanjikan bagi para guru,

meskipun belum sepenuhnya dapat terlealisasikan.

Berdasarkan dari masalah tersebut, maka langkah pertama yang dilakukan

untuk memperbaiki kualitas pendidikan dengan memperbaiki kualitas tenaga

pendidik terlebih dahulu. Yang akan penulis bahas dalam karya ilmiah dengan

judul “GURU AGAMA DALAM PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG

DAN UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU

DAN DOSEN”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengidentifikasi

masalah yang berkaitan dengan judul yang akan dibahas dalam skripdi ini, berikut

ini penulis identifikasikan masalah yang berkenaan dengan guru agama, antara

lain:

1. Mengetahui definisi, peran dan kedudukan, tugas dan kewajiban, dan

karakteristik guru agama persektif Hasan Langgulung dan UU No. 14

Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

2. Membentuk dan mengembangkan kepribadian guru agama menurut Hasan

Langgulung dan UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen

3. Upaya yang dilaksanakan Hasan Langgulung dan UU No. 14 Tahun 2005

Tentang Guru dan Dosen mengenai pendidikan.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Page 17: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

7

1. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan memberi arahan yang tepat dalam pembahasan

penelitian ini, perlu dilakukan pembatasan masalah. Pada pembahasan guru

Agama perspektif Hasan Langgulung dan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005

tentang Guru dan Dosen. Penulis hanya berusaha mengetahui guru Agama

khususnya dalam perspektif Hasan Langgulung dan Undang-undang tentang Guru

dan Dosen yang berkaitan dengan peran dan kedudukan, tugas dan kewajiban, dan

karakteristik guru Agama di sekolah.

2. Perumusan Masalah

Sesuai pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah yang akan

diteliti adalah bagaimana guru Agama dalam perspektif Hasan Langgulung dan

Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui guru Agama dalam perspektif Hasan Langgulung

dan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

b. Untuk mengembangkan wawasan keilmuan yang penulis peroleh

selama studi di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Kegunaan Penelitian

a. Sebagai salah satu kewajiban dalam melaksanakan tugas akhir

perkuliahan pada jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan.

b. Sebagai bahan pertimbangan calon guru Agama khususnya dalam

meningkatkan profesionalitasnya.

E. Metode Penelitian

Bentuk penelitian ini merupakan bentuk penelitian kepustakaan

(library Research) dengan mengkaji sumber-sumber data kepustakaan yang

berkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas dalam skripsi ini. Data

yang digunakan ada dua macam, yaitu data primer dan data skunder.

Page 18: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

8

BAB II

PROFIL GURU AGAMA

A. Pengertian Guru Agama

Sebelum penulis mengemukakan lebih lanjut tentang guru agama, penulis

akan menjelaskan satu-persatu dari kata “guru agama”. Kata “guru agama” terdiri

dari dua kata, yaitu “guru” dan “agama”. Terlebih dahulu penulis akan

menguraikan kata “guru” kemudian tentang “agama” setelah itu akan dijelaskan

tentang “guru agama”.

1. Pengertian Guru

Kata guru berasal dari bahasa Indonesia yang berarti orang yang mengajar.

Dalam bahasa Inggris, dijumpai kata “teacher” yang berarti pengajar. Selain itu

terdapat kata “tutor” yang berarti guru pribadi yang mengajar di rumah, mengajar

ekstra, pemberi kuliah, memberi les tambahan pelajaran, educator, pendidik, ahli

didik, penceramah. Dalam bahasa arab istilah yang mengacu kepada pengertian

guru lebih banyak seperti al-„alim (jamaknya ulama‟) atau al-mu‟allim, yang

berarti orang yang mengetahui dan banyak digunakan para ulama atau ahli

pendidikan yang menunjuk pada arti guru.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, “guru adalah orang yang

pekerjaannya (mata pencaharianya, profesinya) mengajar.”1 Dalam bahasa yunani

pendidik adalah pedagoog, “pedagoog (pendidik atau ahli didik) ialah seseorang

1 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1988), Cet. Ke-1, h. 288

Page 19: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

9

yang tugasnya membimbing anak dalam pertumbuhannya agar dapat berdiri

sendiri.”2

Guru adalah pekerjaannya mengajar, baik mengajar bidang studi umum

maupun mengajarkan suatu ilmu pengetahuan kepada orang lain. Guru menurut

paradigma baru bukan hanya bertindak sebagai pengajar, tetapi sebagai motivator

dan fasilitator proses belajar.3

“Guru adalah orang yang memiliki ilmu lebih dari pada anak didiknya; oleh

karena itu guru juga bisa disebut ulama, asalkan rajin beribadah dan berakhlak

mulia”.4 “Guru adalah tenaga yang professional dari pada sekadar tenaga

sambilan.”5 Dalam Al-Qur‟an kata ”ulama” tertera dalam surat Al-Fathir ayat 28:

“Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya

hanyalah ulama.”6

Ulama yang dimaksud dalam pengertian ini adalah para sarjana dan

cendikiawan muslim dan nonmuslim. Kata-kata ulama dapat mencakup setiap ahli

ilmu, bukan hanya yang memahami dan menguasai ilmu-ilmu agama. Namun

yang populer di dalam masyarakat Indonesia, ulama berarti orang yang ahli

dibidang ilmu Islam.7

Dari pengertian di atas, walaupun berbeda susunan redaksinya namun

mempunyai kesamaan maksud, yaitu bahwa guru bukan hanya sekedar pemberi

ilmu pengetahuan kepada anak didiknya di depan kelas. Tetapi merupakan tenaga

professional yang di samping memperhatikan aspek kognitif juga aspek

psikomotorik dan afektif pada anak didik agar tumbuh dan terbina secara utuh

2 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-18, h. 3

3 Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad Ke-21..., h. 86

4 Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan…, h. 150

5 Djohar, Pendidikan Strategik: Alternatif Untuk Pendidikan Masa Depan , (Yogyakarta:

Lesfi, 2003), Cet. Ke-1, h. 112 6 Departemen Agama RI, (Bandung: J-Art, 2005), hal. 438

7 Zakiah Daradjat, dalam Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-dasar Pendidikan Islam,

(Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet. Ke-4, h. 120

Page 20: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

10

sebagai manusia yang susila sehingga maksud mendidik untuk mengantarkan

anak didik menuju tujuan yang diharapkan oleh agama, bangsa dan Negara.

2. Pengertian Agama

Menurut Hasan Langgulung agama berarti: taat, undang-undang (yang

diturunkan oleh Tuhan untuk manusia), hukum (dari Tuhan untuk manusia dan

kepentingan manusia), aturan-aturan (dari Tuhan untuk kepentingan manusia),

penguasaan (yaitu penguasaan Tuhan atas manusia), penghambaan ( manusia

kepada Tuhan), supaya manusia mencapai ketinggian dan kemuliaan serta

kebahagiaan.8

Secara sederhana agama adalah aturan atau tata cara hidup manusia dalam

hubungannya dengan Tuhan dan sesamanya.9 Agama adalah kata sangsekerta,

sebagaimana kata Dharma (bahasa sangsekerta), din (dari bahasa arab), dan religi

(dari bahasa latin).10

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia agama adalah kepercayaan kepada

Tuhan (Dewa atau sebagainya) dengan ajaran kebaikan dan kewajiban-kewajiban

yang bertalian dengan kepercayaan itu.11

Thouless mendefinisikan agama sebagai

hubungan praktis yang dirasakan dengan apa yang dipercayai sebagai makhluk

atau wujud yang lebih tinggi dari pada manusia.12

Definisi di atas merupakan definisi agama secara sederhana karena definisi

agama secara sempurna dan lengkap tidak dapat dibuat, sebab agama sebagai

bentuk keyakinan yang berhubungan dengan kehidupan batin manusia memang

sulit untuk di ukur secara tepat dan rinci. Hal ini mungkin yang menyulitkan para

ahli untuk memberikan definisi yang tepat tentang agama.

Para ahli dalam memberikan definisi agama biasanya terpengaruh oleh

faktor subyektifitas pribadinya, sehingga ada orang yang mendefinisikan agama

8 Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradaban Islam: Suatu Analisa Sosio- Psikologi, (

Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1985), Cet. Ke-3, h.129

9 Tim Penyusun, Ensiklopedia Nasional Indonesia, (Jakarta: Delta Pamungkas, 2004),

Jilid 4, Cet. Ke-4, h. 156

10

Tim Penyusun IKAPI, Ensiklopedia Islam Indonesia, (Jakarta: Djambatan, 1992), h. 63

11

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia… h. 9

12

Robert H. Thouless, PengantarPsikologi Agama, Terj. Machnun Husein, (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 1995), Cet. Ke-2, h. 19

Page 21: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

11

dari segi keyakinan sosial, dari pengalaman individual dan sebagainya. Ungkapan

ini melukiskan betapa banyaknya variasi pemahaman para ahli tentang agama.13

Menurut Sayuthi Ali, “Agama adalah wahyu yang diturunkan Tuhan untuk

manusia.”14

Agama adalah risalah yang disampaikan Tuhan kepada Nabi sebagai

petunjuk bagi manusia dalam menyelenggarakan tata cara hidup yang nyata serta

mengatur hubungan dengan dan tanggung jawab kepada Allah, kepada

masyarakat, serta alam sekitarnya.

Perlu dijelaskan kembali bahwa agama yang dimaksud dalam penelitian ini

merupakan agama Islam. Agama Islam adalah agama Allah yang dibawa oleh

Rosulullah s.a.w. untuk umat manusia dan mengatur seluruh aspek kehidupan

manusia yang bertujuan mencapai kehidupan yang diridhai Allah dan kebahagian

hidup di dunia dan di akhirat .

Jadi, agama Islam adalah agama Allah yang disampaikan kepada Nabi

Muhammad, untuk diteruskan kepada seluruh umat manusia yang mengandung

ketentuan-ketentuan keimanan (aqidah) dan ketentuan-ketentuan ibadah dan

muamalah (syariah), yang menentukan proses berpikir, merasa dan berbuat dan

proses terbentuknya kepribadian.

Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa agama adalah tata

tertib meliputi upacara, pemujaan dan kepercayaan sebagai pedoman hidup,

pedoman bagaimana ia harus berpikir, bertingkah laku dan bertindak, sehingga

tercipta hubungan serasi antar manusia dan hubungan dengan Tuhan.

Namun demikian, dalam pembahasan masalah di atas agama yang

dimaksud adalah agama Islam, maka dapat dirumuskan agama Islam adalah

„addin yang di bawa Nabi Muhammad saw. ialah wahyu yang diturunkan Allah

Swt. di dalam Al-Qur‟an dan sunnah yang berupa perintah dan larangan serta

petunjuk untuk kesejahteraan dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.

13 Zakiah Djarajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), h. 1-3

14

M. Sayuthi Ali, Metodologi Penelitian Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002),

Cet. Ke-1, h. 1

Page 22: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

12

3. Pengertian Guru Agama

Dari beberapa pengertian di atas dapat diketahui bahwa guru agama secara

umum adalah seseorang yang mengajarkan materi atau pelajaran agama, dalam

hal ini adalah agama Islam. Dalam pengertian secara khusus guru agama adalah

guru yang memiliki kompetensi dan kewenangan untuk mengajar agama baik di

sekolah umum, madrasah negeri maupun swasta.

B. Kedudukan dan Peran Guru Agama

1. Kedudukan Guru Agama

Pentingnya peranan guru terutama guru agama untuk menciptakan generasi

baru di suatu masyarakat, terutama mayarakat Islam merupakan hal terpenting

untuk menghargai kedudukan guru, yang melibatkan kesejahteraan hidup dengan

tenang dan menempatkan kedudukan guru sebagai pembimbing, pemimpin dan

pengawas bagi generasi muda.15

Disamping itu, guru juga harus diberi peluang dalam mengambil keputusan

mengenai perkembangan kurikulum dalam pelaksanaan pendidikan, dan

meningkatkan kualitasnya agar dapat dihargai oleh masyarakat.

Di masyarakat, guru merupakan salah satu kontrol sosial. Di mata

masyarakat guru adalah orang yang mempunyai perilaku yang baik yang dapat

dijadikan contoh, sehingga jika ada guru berperilaku kurang baik atau melakukan

kesalahan, masyarakat akan dengan cepat meresponnya, dibandingkan dengan

anggota masyarakat lain yang melakukan kesalahan.

Menurut Hasan Langgulung guru juga disebut ulama,16

yang merupakan

penerus para nabi dalam mengajarkan ilmu agama. Pada masa Rasulullah Saw.

kedudukan guru memperoleh tempat yang istimewa, tertinggi dan dihormati.

Dengan demikian, kedudukan guru sangat mulia dan luhur, baik ditinjau dari

sudut masyarakat, negara maupun agama. Guru sebagai pendidik merupakan

15 Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad Ke-21…, h. 92

16

Hasan Langgulung, Peralihan Paradigma dalam Pendidikan Islam dan Sains Sosial,

(Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002), Cet. Ke-1, h. 45

Page 23: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

13

seorang yang berjasa besar terhadap masyarakat dan negara. Tinggi atau

rendahnya kebudayaan suatu masyarakat sebagian besar bergantung pada guru.

Disamping itu, kedudukan guru dalam kegiatan pembelajaran juga sangat

strategis dan menentukan. Strategis karena guru yang berhadapan langsung

dengan peserta didik akan menentukan kedalaman dan keluasan materi pelajaran,

sedangkan menentukan karena guru yang memilah dan memilih bahan pelajaran

yang disajikan kepada peserta didik.

Hal ini membuktikan bahwa guru mempunyai kedudukan yang terhormat.

Dalam Undang-undang Guru dan Dosen pasal 2 kedudukan guru ditegaskan

kembali, bahwa guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada

jalur pendidikan formal.17

Sebagai pribadi yang ditiru, tidak menutup kemungkinan bila peserta didik

mengharapkan figur yang senantiasa memperlihatkan kepentingan peserta didik.

Biasanya guru yang seperti ini mendapatkan extra perhatian dari peserta didik.

Perserta didik senang dengan sikap dan prilaku yang baik yang diperlihatkan oleh

guru. Guru tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pendidik sekaligus

pembimbing yang akan mengarahkan peserta didik pada tahap perkembangan

yang lebih baik.

Berkaitan dengan ini, maka sebenarnya guru memiliki peranan yang unik

dan sangat kompleks dalam proses belajar mengajar, dalam usahanya untuk

mengantarkan siswa atau peserta didik ke taraf yang dicita-citakan. Oleh karena

itu, setiap rencana guru harus didudukan dan dibenarkan semata-mata demi

kepentingan peserta didik, sesuai dengan profesi dan tanggung jawabnya.18

Kedudukan guru terutama guru agama Islam saat ini perlu mendapat

perhatian. Jelas sekali bahwa kedudukan guru saat ini semakin merosot, jauh lebih

rendah dibandingkan kedudukan guru pada masa Rasulullah Saw.19

Menurut

Mukhtar rendahnya kedudukan guru saat ini disebabkan karena:

17 Depag, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, (Jakarta:

Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2006), h. 86

18

Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2003), Cet. Ke-10, h. 125

19

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007), Cet. Ke-7, h. 86

Page 24: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

14

a. Rendahnya apresiasi terhadap guru Pendidikan Agama Islam sebagai akibat

Pendidikan Agama Islam yang merupakan mata pelajaran wajib hanya

dipandang sebagai pelengkap karena lembaga pendidikan dan orang tua

lebih mengutamakan pelajaran yang diujikan saja. Hal ini sangat dominan

pada sekolah-sekolah umum seperti Sekolah Dasar dan Menengah,

akibatnya penerapan nilai-nilai agama melalui Pendidikan Agama Islam

tidak bisa berjalan baik.

b. Kurangnya sikap profesionalisme tugas guru Pendidikan Agama Islam yang

ditandai dengan kurangnya kemampuan dalam memprogram pembelajaran,

memproses pembelajaran yang sesuai dengan program pembelajaran.

Adapun kemampuan dalam memproses pembelajaran ini meliputi

penyampaian bahan pelajaran pada siswa, metode yang digunakan dan

persiapan mengajar.

c. Kurangnya pengakuan terhadap guru Pendidikan Agama Islam. Hal ini

ditandai dengan kurangnya penghargaan atas kegiatan pendidikan yang

dilakukan oleh guru agama terhadap siswa di sekolah.

Untuk itu, menurut Hasan Langgulung guru agama hendaknya selalu

meningkatkan kualitas ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Dalam hal ini Hasan

Langgulung menawarkan adanya sejumlah latihan terhadap guru agama dalam

meningkatkan profesionalismenya, dengan tujuan:

a. Menciptakan guru-guru yang terlatih dan memiliki profesionalisme yang

tinggi.

b. Menghasilkan guru-guru yang bersemangat tinggi.20

Sedangkan dalam UU Guru dan Dosen pasal 4 dijelaskan kedudukan guru

untuk meningkatkan martabat guru dalam agen pembelajaran.21

”Yang dimaksud

agen pembelajaran (learning agent) adalah peran guru antara lain sebagai

fasilitator, motivator, pemacu, perekayasa pembelajaran, dan pemberi inspirasi

belajar bagi peserta didik.”22

20 Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan.., h. 233-235

21

Depag, Undang-undang dan Peraturan…, h. 86

22

Depag, Undang-undang dan Peraturan…, h. 130

Page 25: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

15

2. Peran Guru Agama

Islam menuntut kepada pendidik untuk berorientasi kepada educational

needs dari peserta didik, dimana faktor “human nature” yang potensial tiap

pribadi anak dijadikan sentrum proses kependidikan sampai kepada batas

perkembangannya.23

M. Arifin menjelaskan bahwa “pendidik harus mengajar sesuai dengan

tingkat kemampuan kejiwaannya, memberi contoh tauladan yang baik,

mendorong dan memotivasi, targhieb dan tarchieb, mendorong kreativitas dalam

berpikir, menciptakan suasana belajar-mengajar yang favorable (diwaktu marah

atau sesak nafas guru tidak boleh mengajar).”24

Menurut E. Mulyasa bahwa peran dan fungsi guru secara umum adalah:

a. Sebagai pendidik dan pengajar; bahwa setiap guru harus memiliki kestabilan

emosi, ingin memajukan peserta didik bersikap realitas, jujur dan terbuka,

serta peka terhadap perkembangan, terutama inovasi pendidikan.

b. Sebagai anggota masyarakat; bahwa setiap guru harus pandai bergaul

dengan masyarakat.

c. Sebagai pemimpin; bahwa setiap guru adalah pemimpin, yang harus

memiliki kepribadian, menguasai ilmu kepemimpinan, prinsip hubungan

antar manusia, teknik berkomunikasi, serta menguasai berbagai aspek

organisasi sekolah.

d. Sebagai administator; bahwa setiap guru akan dihadapkan pada berbagai

tugas administrasi yang harus dikerjakan di sekolah, sehingga harus

memiliki pribadi yang jujur, teliti, rajin, serta memahami strategi dan

manajemen pendidikan.

e. Sebagai pengelola pembelajaran; bahwa setiap guru harus mampu dan

menguasai berbagai metode pembelajaran dan memahami situasi belajar-

mengajar di dalam maupun di luar kelas.25

23 M. Arifin, Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat, (Jakarta: IAIN Syarif

Hidayatullah, 1988), h. 81

24

M. Arifin, Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat..., h. 81

25

E. Mulyasa, Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, (Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2008), Cet. Ke-3, h.19

Page 26: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

16

Sedangkan menurut Martinis Yamin, peran guru adalah:

a. Sebagai komunikator

Dilihat dari peran guru di dalam kelas, mereka berperan sebagai seorang

komunikator, mengkomunikasikan materi pelajaran dalam bentuk verbal dan non-

verbal. Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan berupa buku teks,

catatan, lisan, cerita, dan lain sebagainya, pesan itu dikemas sedemikian rupa

sehingga mudah dipahami, dimengerti, dipelajari, dicerna dan diaplikasikan

siswa.26

b. Sebagai fasilitator

Guru sebagai fasilisator memiliki peran memfasilitasi siswa-siswa untuk

belajar secara maksimal dengan mempergunakan berbagai strategi, metode, media

dan sumber belajar27

.

Guru Menciptakan suatu komunitas yang bersuasana saling bergantung dan

saling berdialog atas dasar saling mempercayai satu sama lain, menghasilkan

pengalaman yang luas, namun ia tetap mengambil bagian dan memperhatikan

dengan sikap yang sama dengan peserta didiknya.28

C. Tugas dan Kewajiban Guru Agama

Tugas guru yang utama adalah memberikan pengetahuan (cognitive), sikap

dan nilai (affective) dan ketrampilan (Psychometer) kepada anak didik.29

Dalam

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional dikemukakan bahwa guru adalah

tenaga pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar. Di samping

itu, ia mempunyai tugas lain yang bersifat pendukung, yaitu membimbing dan

mengelola administrasi sekolah. Selain tugas tersebut, guru juga memiliki

kewajiban yang berhubungan dengan kedudukannya sebagai salah satu tenaga

kependidikan.

26 Martinis Yamin, Sertifikasi Propesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada

Press, 2006), Cet. Ke-2, h.24

27

Martinis Yamin, Sertifikasi Propesi Keguruan di Indonesia…, h. 27

28

M. Arifin, Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat..., h. 45

29

Zahara Idris, Dasar-dasar Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1982), Cet. Ke-1, h. 76

Page 27: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

17

Jabatan seorang guru agama adalah sebuah jabatan yang sangat berat karena

tugas guru agama tidak hanya melaksanakan pendidikan agama secara baik, tetapi

guru agama juga harus dapat memperbaiki pendidikan agama yang telah terlanjur

salah diterima anak, baik dalam keluarga, maupun masyarakat sekitarnya, serta

melakukan pembinaan kembali terhadap pribadi anak didik.30

Tinggi atau rendahnya suatu masyarakat, maju atau mundurnya tingkat

kebudayaan suatu masyarakat dan Negara, sebagian besar tergantung kepada

pendidikan yang diberikan oleh guru. Makin tinggi pendidikan guru, makin tinggi

pula mutu pendidikan yang diterima oleh peserta didik, dan makin tinggi pula

derajat masyarakat.

Guru bertanggung jawab terhadap penciptaan situasi komunitas yang

dialogis interpendent dan terpercaya. Ia menyadari bahwa pengetahuan dan

pengalamannya lebih dewasa dan lebih dalam dan luas serta bersama-sama

dengan peserta didik berada dalam situasi belajar yang memperhatikan satu sama

lain.31

Untuk itu, Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan Dalam buku Filsafat

Pendidikan Islam, menjelaskan bahwa tugas-tugas pendidik adalah32

:

a. Membimbing peserta didik

Mencari pengenalan terhadapnya mengenai kebutuhan, kesanggupan, bakat,

minat dan sebagainya.

b. Menciptakan situasi untuk pendidikan

Situasi pendidikan, yaitu suatu keadaan di mana tindakan-tindakan

pendidikan dapat berlangsung dengan baik dan hasil yang memuaskan.

Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan, dapatlah ditarik

kesimpulannya bahwa tugas guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang

mentransfer pengetahuan, tetapi juga sebagai pendidik yang mentransfer nilai-

nilai dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan

menuntun peserta didik dalam belajar untuk memcapai tujuan yang diharapkan.

30 Zakiah Daradjat, Ilmu Jiwa Agama..., h. 108

31

M. Arifin, Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat ..., h. 28

32

Hamdani Ihsan dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: CV. Pustaka

Setia, 2001), Cet. Ke-2, h. 94

Page 28: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

18

Untuk itu, program pembaharuan pendidikan guru harus lebih diarahkan

kepada pembinaan tenaga guru yang secara profesional mampu mengemban

tugas-tugas tersebut.

D. Karakteristik Guru Agama

Dari uraian di atas telah jelas bahwa pekerjaan guru itu berat, tetapi luhur

dan mulia. Maka, untuk menjadi guru tidak sembarang orang dapat

menjalankannya. Untuk itu, guru harus memiliki karakteristik yang baik pula agar

dapat menjalankan fungsinya sebagai guru.

Menurut Ahmad Tafsir karakteristik guru seperti syarat dan sifat itu harus

dibedakan. Adapun syarat yang diartikan sebagai sifat guru yang pokok, yang

dapat dibuktikan secara empiris. Sedangkan sifat yang dimaksud adalah sebagai

pelengkap dari syarat tersebut.33

1. Syarat-syarat Guru Agama

Menurut Ahmad Tafsir syarat terpenting bagi guru adalah keagamaan.

Selain itu syarat guru agama adalah:

a. Umur, sudah dewasa.

b. Kesehatan, harus sehat jasmani dan rohani.

c. Keahlian, menguasai bidang yang diajarkannya dan menguasai ilmu

mendidik.

d. Harus berkepribadian muslim.34

Secara umum, untuk menjadi guru yang baik menurut Islam hendaknya guru

memenuhi tanggung jawab yang akan dibebankan kepadanya seperti bertaqwa

kepada Allah, berilmu, sehat jasmani dan berakhlak mulia, tanggung jawab dan

berjiwa nasional.

Sedangkan menurut UU Guru dan Dosen pasal 8 adalah “guru wajib

memiliki kualifikasi akademik, kompetensi sertifikat pendidik, sehat jasmani dan

33 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam…, h. 82

34

Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam.., h. 81

Page 29: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

19

rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan

nasional.”35

Sebagai mana yang diutarakan oleh Kunandar dalam buku Guru

Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) dan

Sukses dalam Sertifikasi Guru mengatakan bahwa:

“Seorang guru yang profesional dituntut dengan sejumlah persyaratan

minimal, antara lain: memiliki kualitas pendidikan profesi yang memadai,

memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya, memiliki

kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya, mempunyai jiwa

kreatif dan produktif, mempunyai etos kerja dan komitmen tinggi terhadap

profesinya, dan selalu melakukan pengembangan diri secara terus menerus

(continous improvement) melalui organisasi profesi internet, buku, seminar, dan

semacamnya.”36

Karena pekerjaan guru adalah pekerjan profesional maka untuk menjadi

guru harus memenuhi persyaratan, diantaranya adalah: memiliki bakat, keahlian,

kepribadian, sehat mental dan badan, pengalaman dan pengetahuan yang luas,

berjiwa pancasila, dan warga negara yang baik.37

Sementara dalam kriteria yang sama, Oemar Hamalik memberikan batasan

tentang persyaratan guru profesional. Diantara persyaratan guru profesional itu

adalah:

a. Memiliki bakat sebagai guru.

b. Memiliki keahlian sebagai guru.

c. Memiliki keahlian yang baik dan terintegrasi.

d. Memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas.

e. Guru adalah manusia yang berjiwa pancasila.

f. Guru adalah seorang warga negara yang baik.38

35 Depag. Undang-undang dan Peraturan…, h. 88

36

Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan

Sukses dalam Sertifikasi Guru (KTSP), (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), Cet. Ke-18, h. 50

37

Depag. Undang-undang dan Peraturan…, h. 66

38

Oemar Hamalik dalam Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia,

(Jakarta: Gaung Persada, 2006), Cet. Ke-2, h. 24

Page 30: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

20

Tugas yang dibebankan kepada guru memang berat, karena guru bukan saja

mendidik peserta didik agar menjadi pribadi yang baik bagi peserta didik. Tetapi,

guru juga memberikan kemampuan kepada peserta didik agar sanggup menjalani

hidup sesuai yang diinginkan. Untuk itu, para guru harus belajar tentang keahlian

profesional.

2. Sifat-sifat Guru Agama

Dalam pendidikan Islam, seorang guru harus memiliki karakteristik yang

menjadi sifat dan ciri yang akan menyatu dengan kepribadiannya. Dalam hal ini,

Al-abrasyi memberikan batasan tentang sifat-sifat guru khususnya guru agama,

antara lain:

a. Memiliki sifat zuhud Yaitu melaksanakan tugasnya bukan semata-mata

karena materi, akan tetapi karena mencari keridhaan Allah SWT.

b. Suci dan bersih, Guru hendaknya bersih fisiknya dari segala macam kotoran

dan bersih jiwanya dari segala macam sifat tercela atau tidak mempunyai

dosa besar.

c. Ikhlas, Hendaknya guru ikhlas dan tidak ria dalam melaksanakan tugasnya,

karena ria akan menghilangkan keikhlasan.

d. Murah hati atau pemaaf, Bersifat pemaaf dan selalu memaafkan kesalahan

orang lain terutama anak didiknya, sabar dan sanggup menahan amarah.

e. Tegas dan terhormat, Tegas dalam perkataan dan perbuatanya tetapi tidak

kasar atau bersikap lemah lembut dan senantiasa membuka diri serta

menjaga kehormatanya.

f. Memiliki sikap kebapakan sebelum menjadi guru, Guru mencintai anak

didiknya sebagai mana mencintai anak-anaknya sendiri.

g. Memahami karakteristik anak didik, Guru harus dapat menguasai karakter

anak didiknya, seperti pembawaan, kebiasaan, perasaan dan berbagai potensi

yang dimilikinya.

Page 31: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

21

h. Menguasai mata pelajaran, yaitu menguasai materi pelajaran yang

diajarkannya dengan baik dan profesional. 39

Pada dasarnya, yang diharapkan dari guru ialah supaya guru sendiri

berkembang sebagai wujud atau personifikasi dari sejumlah karakteristik yang

menggambarkan sikap dan perilaku keguruan. Di mata masyarakat karakteristik

itu berarti bahwa:

a. Guru patut dicontoh dan diperlakukan sebagai teladan dalam masyarakat.

b. Guru berinteraksi dengan lingkungan melalui kearifan budaya masyarakat.

c. Guru berperilaku sosial yang serasi dengan nilai budaya masyarakat.

d. Guru mengelola aktifitas pendidikan dengan moral yang tinggi.

e. Guru menyayangi para peserta didik mereka sebagai amanah orang tua.40

Sedangkan dalam psikologi, karakteristik guru lebih menitik beratkan pada

aspek kepribadian guru. Menurut Muhibbin Syah karakteristik kepribadian guru

meliputi fleksibilitas kognitif guru dan keterbukaan psikologi guru.

Pertama, fleksibilitas (keluwesan) kognitif guru merupakan kemampuan

berpikir yang diikuti dengan tindakan secara simultan dan memadai dalam

tindakan. Kedua, keterbukaan psikologi guru yang merupakan kemampuan

memahami pikiran dan perasaan orang lain, dan menciptakan hubungan antara

pribadi guru dengan siswa secara harmonis.41

Berdasarkan uraian diatas terlihat jelas dengan kesimpulan bahwa sosok

guru yang baik adalah yang memiliki semangat mengajar yang tulus, yaitu ikhlas

dengan mengamalkan ilmunya, bertindak sebagai orang tua yang mengasihi

peserta didik mampu menggali potensi peserta didik, bersikap terbuka dan

demokatis untuk menerima dan menghargai peserta didik, dapat bekerja sama

dengan peserta didik, dan menjadi panutan bagi peserta didik, sehingga siswa

mengikuti perbuatan baik yang dilakukan guru.

39 Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, Beberapa Pemikiran…, h. 66-70

40

Departemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Pendidikan, (Jakarta:

Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2005), h. 12

41

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996 ), Cet.

Ke-3, h. 227-228

Page 32: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

22

BAB III

GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN

DOSEN

A. Sketsa Hasan Langgulung

1. Biografi dan Riwayat Hidup Hasan Langgulung

Nama lengkapnya adalah Hasan Langgulung, lahir di kabupaten Sidenreng,

Rappang, Sulawesi Selatan pada tanggal 16 Oktober 1934.1 Ayahnya bernama

Langgulung dan ibunya bernama Aminah Tanrasuh.2

Hasan Langgulung muda menempuh seluruh pendidikan dasarnya di daerah

Sulawesi, Indonesia. Ia memulai pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat (SR) ─

sekarang setingkat Sekolah Dasar (SD) ─ di Rappang, Sulawesi Selatan.

Kemudian melanjutkan jenjang pendidikannya di Sekolah Menengah Islam dan

Sekolah Guru Islam di Makasar sejak tahun 1949 sampai tahun 1952 serta

menempuh B.I. Inggris di Ujung Pandang, Makasar.

Perjalanan pendidikan internasionalnya dimulai ketika ia memutuskan hijrah

ke Timur Tengah untuk menempuh pendidikan sarjana muda atau Bachelor of

Arts (BA) dengan spesialisasi Islamic and Arabic Studies yang beliau peroleh dari

Fakultas Dar al-Ulum, Cairo University, Mesir pada tahun 1962. Setahun

1 http://groups.yahoo.com/group/smansa97/message/2820, diakses tg. 5-01-2010

2 Who’s Who in The World, 7

th Edition 1984-1985, (Chicago Illiniois: Marquis Who’s

Who Incorporated, 1984), h. 595

Page 33: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

23

kemudian ia sukses menggondol gelar Diploma of Education (General) dari Ein

Shams University, Kairo. Di Ein Shams University Kairo pula ia mendapatkan

gelar M.A. dalam bidang Psikologi dan Kesehatan Mental (Mental Hygiene) pada

tahun 1967. Sebelumnya, ia juga sempat memperoleh Diploma dalam bidang

Sastra Arab Modern dari Institute of Higher Arab Studies, Arab League, Cairo,

yaitu di tahun 1964.

Kecintaan dan kehausan Hasan Langgulung pada ilmu pengetahuan tak

membuatnya puas dengan apa yang telah ia peroleh di Timur Tengah. Beliau pun

melanjutkan pengembaraan intelektualnya dengan pergi ke Barat. Hasilnya gelar

Doctor of Philosophy (Ph.D) dalam bidang Psikologi diperoleh dari University of

Georgia, Amerika Serikat di tahun 1971.

Semasa kuliah Hasan Langgulung tak hanya mengasah daya intelektualnya

(kognisi) saja, saat itu ia pun sudah menunjukkan talenta sebagai seorang aktivis

dan seorang pendidik. Hal ini dapat dibuktikan ketika ia diberi kepercayaan

sebagai Ketua Mahasiswa Indonesia di Kairo tahun 1957. Antara tahun 1957

hingga 1967 ia mengemban amanah sebagai Kepala dan Pendidik Sekolah

Indonesia di Kairo. Kemampuan organisatorisnya semakin matang ketika ia

menjadi Wakil Ketua Mahasiswa Indonesia di Timur Tengah (1966-1967).3

Pada tanggal 22 September 1972, Hasan Langgulung melepas masa

lajangnya dengan menikahi seorang perempuan bernama Nuraimah Mohammad

Yunus. Pasangan ini dikaruniai dua orang putera dan seorang puteri, yaitu Ahmad

Taufiq, Nurul Huda, dan Siti Zakiah. Keluarga ini tinggal di sebuah rumah di

Jalan B 28 Taman Bukit, Kajang, Malaysia.4

Prof Hasan Langgulung (73), adalah seorang pakar pendidikan Islam asal

Sulawesi Selatan meninggal dunia di Kuala Lumpur pada hari Sabtu 2 Agustus

2008 Pukul 19.47 waktu setempat.5

Mungkin tidak banyak masyarakat Indonesia yang mengenal beliau, kecuali

para penggiat dunia pendidikan terutama pendidikan Islam. Sebab, tokoh yang

3 Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam, (Jakarta: Pustaka Al Husna Baru,

2003), Cet. Ke-5, h. 413-414

4 Wh’s Who in The World..., h. 595

5http://groups.yahoo.com/group/smansa97/message/2820, diakses tg. 5-01-2010

Page 34: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

24

pernah menjadi guru SMP bagi Wapres Jusuf Kalla tersebut menghabiskan

separuh hidupnya di luar negeri.

Saat negeri Jiran Malaysia baru saja menginjak usia kemerdekaan ke-14,

pemerintah Malaysia bergiat membangun negaranya terutama dari sisi pendidikan.

Saat itu banyak putra-putra pilihan dari Indonesia yang diundang pemerintah

Malaysia untuk ikut serta membangun negeri tersebut. Hasan termasuk salah satu

putra pilihan tersebut.

Salah satu jasa yang disumbangkan Hasan di Malaysia adalah Fakultas

Pendidikan di Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) dan Univeristas Islam

Internasional Malaysia. Beliau adalah penggagas dan pendiri Fakultas Pendidikan

di UKM tahun 1972. Selesai di UKM, beliau lalu berpindah dan mendirikan

Fakultas Pendidikan di IIUM tahun 1980-an.6

Hasan meninggal dunia karena penyakit stroke dan dimakamkan di Taman

Pemakaman Sentul, Kuala Lumpur. Dalam upacara pemakaman, seluruh pejabat

KBRI, perwakilan dari kerajaan Malaysia, dan rektor IIUM ikut menghadiri.

2. Riwayat Pekerjaan Hasan Langgulung

Selepas kuliah aktivitas beliau semakin padat. Ia seringkali menghadiri

berbagai persidangan dan konferensi baik sebagai pembicara ataupun peserta yang

diadakan di dalam maupun di luar negeri seperti di Amerika Serikat, Jepang,

Australia, Fiji, Timur Tengah, beberapa negara di Eropa, di samping negara-

negara di wilayah ASEAN sendiri.

Pengalamannya sebagai pengajar dan pendidik dimulai sejak ia masih kuliah

di Mesir, yaitu sebagai kepala sekolah Indonesia di Kairo (1957-1968). Saat di

Amerika Serikat, ia pernah dipercaya sebagai asisten pengajar dan dosen di

University of Georgia (1969-1970) dan sebagai asisten peneliti di Georgia Studies

of Creative Behaviour, University of Georgia, Amerika Serikat (1970-1971).

Asisten Profesor di Universitas Malaya, Malaysia (1971-1972).

Ia juga pernah diundang sebagai Visiting Professor di University of Riyadh,

Saudi Arabia (1977-1978), Visiting Professor di Cambridge University, Inggris,

6 http://groups.yahoo.com/group/smansa97/message/2820, diakses tg. 5-01-2010

Page 35: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

25

serta sebagai konsultan psikologi di Stanford Research Institute, Menlo Park,

California, Amerika Serikat.

Selain sebagai pengajar, peneliti dan konsultan, beliau juga menggeluti

dunia jurnalistik. Ia tercatat sebagai pimpinan beberapa majalah seperti Pemimpin

Redaksi Majalah Jurnal Pendidikan yang diterbitkan oleh Universiti Kebangsaan

Malaysia (UKM). Anggota tim redaksi pada majalah Akademika untuk Social

Sciences and Humanities, Kuala Lumpur. Anggota redaksi majalah Peidoprise,

Journal for Special Education, yang diterbitkan di Illinois, Amerika Serikat.

Beliau juga tercatat sebagai anggota American Psychological Association (APA)

dan American Educational Research Association Muslim.

Beliau pernah mengajar di Universiti Kebangsaan Malaysia sebagai

professor senior dalam beberapa tahun dan beliau mengajar di Universiti Islam

Antara Bangsa Kuala Lumpur, Malaysia juga sebagai professor senior (2002).

Beliau mendapatkan penghargaan Profesor Agung (Royal Profesor) pada tahun

2002 di Kuala Lumpur, Malaysia oleh masyarakat akademik dunia.

Hasan Langgulung menerima berbagai macam penghargaan internasional.

Namanya tercatat dalam berbagai buku penghargaan seperti: Directory of

American Psychological Association, Whoss Who in Malaysia, International

Whoss Who of Intellectuals, Whoss Who in The World, Directory of International

Biography, Directory of Cross-Cultural Research and Researches, Men of

Achievement, The International Book of Honor, Directory of American

Educational Research Association, The International Register Profiles, Whoss

Who in The Commonwealth, Asia Whoss Who of Men and Women of Achievement

and Distinction, Community Leaders of The World, Progressive Personalities in

Profile dan beberapa penghargaan lainnya.

3. Buah karya Hasan Langgulung

Hasan Langgulung telah menghasilkan puluhan karya ilmiah dengan

menggunakan bahasa Indonesia (Melayu), bahasa Arab maupun bahasa Inggris

berupa karya terjemahan, buku, makalah dan berbagai artikel yang tersebar di

berbagai majalah di dalam dan luar negeri. Tulisannya membahas berbagai

Page 36: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

26

macam persoalan yang berkisar tentang Pendidikan, Psikologi, Filsafat dan Islam.

Di antara karya-karyanya tersebut, yaitu:

a. Thesis M.A. : Al-Murahiq al-Indonesiy; Ittijahatuh wa Darajatutawafuq

Indahu (Remaja Indonesia; Sikap dan Penyesuaiannya)

b. Disertasi Ph.D. : A Cross-Cultural Study of The Childss Conception of

Situational Causality in India, Western Samoa, Mexico, and The United

States, kemudian diterbitkan oleh Journal of Social Psychology: USA, 1973

c. The Development of Causal Thinking of Children in Mexico and The United

States, USA: The Journal of Cross-Cultural Studies, 1973

d. The Curriculum Reform of General Education in Higher Education in

Southeast Asia, Bangkok: ASAIHL, 1974

e. The Self; Concept of Indonesian Adolescene, Malaysia: Jurnal Pendidikan,

1975

f. Social Aims and Effect of Higher Education, Kuala Lumpur: Economic &

Business Studentss Association in Southeast Asia, 1973

g. Beberapa Aspek Pendidikan Ditinjau dari Segi Islam, Kuala Lumpur: Majalah

Azzam, 1974

h. Belia, Pendidikan dan Moral, Kuala Lumpur: Dewan Masyarakat, 1977

i. Al-Ghazali dan Ibnu Thufail Vs Rousseau dan Pioget, Kuala Lumpur: Majalah

Jihad, 1976

j. Pendidikan Islam akan Kemana?, Kuala Lumpur: Cahaya Islam, 1977

k. Peranan Ibu-Bapa dalam Pendidikan Keluarga, Kuala Lumpur: Al-Ihsan,

1977

l. Falsafah Pendidikan Islam, terjemahan dari karya Omar Mohammad al-

Toumy al-Syaibany, Jakarta: Bulan Bintang, 1979

m. Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, Bandung: Al-Ma’arif, 1980

n. Pendidikan dan Peradaban Islam, Jakarta: Pustaka Al Husna, 1985, Cet. III

o. Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan, Jakarta,

Al-Husna Zikra, 1986

p. Teori-teori Kesehatan Mental, Jakarta: Pustaka Al Husna, 1983

Page 37: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

27

q. Kreatifitas dan Pendidikan Islam; Analisis Psikologi dan Pendidikan Islam,

Jakarta: Pustaka Al Husna, 1991

r. Peralihan Paradigma dalam Pendidikan Islam dan Sains Sosial, Jakarta:

Gaya Media Pratama, 2002

s. Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2003, Edisi

Revisi Cet. V)

t. Pendidikan Islam dalam Abad 21, Jakarta: Pustaka Al Husna Baru, 2003,

Edisi Revisi (Cet. III)7

B. Guru Agama Perspektif Hasan Langgulung

1. Pengertian Guru Agama

Sama dengan teori barat, pendidik dalam Islam adalah siapa saja yang

bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik.8 Guru merupakan

pendidik di lingkungan sekolah yang menyiapkan sejumlah ilmu pengetahuan,

sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Maka menurut Hasan Langgulung pendidik

adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peseta didik melalui

proses pengajaran.

Menurut penelitian di Amerika Serikat sebagian besar dari guru-guru

berasal dari golongan menengah-rendah seperti petani, pengusaha kecil, buruh

harian dan hanya sebagian kecil saja yang ayahnya dari golongan profesional atau

golongan tinggi. Guru-guru berasal dari daerah-daerah pedesaan atau kota kecil.

Latar belakang guru yakni dari golongan petani dan kaum buruh yang perlu

dipertimbangkan dalam pola kebudayaan di sekolah yang banyak dipengaruhi

oleh guru.

Guru akan membawa norma-norma dan kebudayaan yang diperolehnya

melalui pendidikan ke dalam kelas yang diajarkan. Walaupun guru itu sendiri

berkat pendidikannya dapat mempertinggi tingkat kulturalnya, namun ia akan

7 Beberapa karya Hasan Langgulung ini tertulis dalam riwayat hidup singkatnya sebagai

penterjemah pada sampul belakang buku karya Prof. Dr. Omar Muhammad Al-Toumy Al-

Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), Cet. Ke-I

8 Ahmad tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam…, h. 74

Page 38: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

28

tetap terikat oleh latar belakangnya, yaitu nilai-nilai pedesaan golongan

menengah-rendah yang mungkin sekali berbeda dengan norma anak didik,

khususnya dikota-kota. Namun banyak orang tua anak didik, misalnya di sekolah

menengah yang golongan sosialnya lebih tinggi dari guru itu sendiri.

Dalam kelas gurulah merupakan kunci utama yang menentukan norma-

norma di dalam kelasnya dan kekuasaan penuh terdapat dalam sosok guru

tersebut. Dalam pandangan masyarakat, guru adalah seseorang yang

menyampaikan ilmu pengetahuan kepada para anak didik di dalam kelas.

Sedangkan Hasan Langgulung berpendapat bahwa guru disebut juga

ulama.9 Yaitu orang yang memiliki ilmu lebih dari pada anak didiknya.

10 Atau

orang-orang yang berilmu pengetahuan.11

2. Kedudukan dan Peran Guru Agama

Kedudukan orang alim dalam Islam dihargai tinggi bila orang itu

mengamalkan ilmunya. Sebenarnya tingginya kedudukan guru dalam Islam

merupakan realisasi ajaran Islam itu sendiri. Islam memuliakan pengetahuan;

pengetahuan itu di dapat dari belajar dan mengajar; yang belajar adalah calon

guru, dan yang mengajar adalah guru.12

Peranan guru di sekolah ditentukan oleh kedudukannya sebagai orang

dewasa, sebagai pengajar dan pendidik dan sebagai pegawai. Yang paling utama

ialah kedudukannya sebagai pengajar dan pendidik, yakni sebagai guru.

Berdasarkan kedudukannya sebagai guru terutama guru agama ia harus

menunjukan kelakuan yang layak bagi guru menurut harapan masyarakat. Apa

yang dituntut bagi guru dalam aspek etis, intelektual dan sosial lebih tinggi dari

pada yang dituntut dari orang dewasa lainnya.

Guru sebagai pendidik dan pembina generasi muda harus menjadi teladan, di

dalam maupun di luar sekolah. Guru harus senantiasa sadar akan kedudukannya.

9 Hasan Langgulung, Peralihan Paradigma dalam Pendidikan Islam…, h. 45

10

Heri Jauhari Muchtar, Fikih Pendidikan..., h. 150

11 Zakiah Daradjat, dkk., Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet. Ke-

6, h. 40

12

Ahmad tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam …, h. 76

Page 39: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

29

Di mana dan kapan saja ia akan dipandang sebagai guru yang harus

memperlihatkan kelakuan yang patut ditiru oleh masyarakat, khususnya oleh anak

didik

Salah satu faktor utama yang menentukan mutu pendidikan adalah guru.

Gurulah yang berada di garda terdepan dalam menciptakan kualitas sumber daya

manusia.13

Khususnya proses pembelajaran di sekolah, guru memegang peran

yang penting diantaranya menyampaikan dan mewariskan ilmu, teknologi, dan

kebudayaan yang terus menerus berkembang.

Menurut Hasan Langgulung peran guru adalah untuk menyelamatkan

masyarakat dan peradaban dari penghancuran atau dalam istilah sehari-hari

disebut mati dan akhirnya kita jumpai di musium, seperti mesir kuno, yunani kuno

dan lain-lain. Dengan kata lain tanpa guru yang berfungsi sebagai transmitter

(penyambung) budaya akan mati.14

Peran guru agama dari hari ke hari semakin berat, seiring dengan

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Guru sebagai komponen utama

dalam dunia pendidikan dituntut untuk mampu mengimbangi bahkan melampaui

perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang dalam

masyarakat.

Menurut Hasan Langgulung “guru dalam paradigma baru ini bukan hanya

bertindak sebagai pengajar, tetapi sebagai motivator dan fasilitator proses

belajar.”15

a. Motivator

Menurut Wina Sanjaya “dalam proses pembelajaran, motivasi merupakan

salah satu aspek yang sangat penting. Proses pembelajaran akan berhasil apabila

siswa mempunyai motivasi dalam belajar. untuk itu, guru dituntut kreatif dalam

membangkitkan motivasi belajar siswa.”16

13 Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h. 40

14

Hasan Langgulung, Peralihan Paradigma dalam Pendidikan Islam..., h. 45

15

Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi Abad Ke-21…, h. 86

16 Wina sanjaya, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-5, h. 28

Page 40: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

30

b. Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru dituntut agar mempunyai kemampuan dalam

komunikasi dan berinteraksi dengan siswa. Hal ini sangat penting, karena

kemampuan berkomunikasi secara efektif dapat memudahkan siswa menangkap

pesan sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar mereka.

Menurut Sardiman A. M. dalam bukunya “Interaksi dan Motivasi Belajar

Mengajar” peran guru sebagai fasilitator, yaitu guru memberikan fasilitas dan

kemudahan dalam proses belajar mengajar, misalnya dengan menciptakan suasana

belajar mengajar yang sedemikian rupa, serasi dengan perkembangan siswa,

sehingga interaksi belajar mengajar akan berlangsung secara efektif.17

Dari penjelasan diatas dapat diringkas bahwa peran guru agama dalam

paradigma baru menurut Hasan Langgulung adalah selain sebagai transmitter

(penyambung) budaya, guru berperan sebagai motivator dan fasilitator dalam

mengembangkan potensi-potensi anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan

yang diharapkan.

Dalam mewujudkan peranan guru, Hasan Langgulung berpendapat bahwa

guru harus memiliki tiga macam pengetahuan, yaitu:

a. Pengetahuan umum, yaitu semua materi atau bidang ilmu yang

diajarkan, baik materi agama maupun materi umum lainya.

b. Pengetahuan profesi, yaitu pengetahuan atau materi yang berkaitan

dengan profesi guru yang mengikuti latihan tersebut.

c. Pengetahuan khusus, yaitu beberapa pengetahuan khusus yang

diberikan kepada guru-guru sesuai dengan tingkat pendidikan yang

diajarnya.18

Untuk melengkapi tulisan ini, penulis menambahkan tentang kedudukan dan

peran guru dari beberapa para ahli pendidikan. Sebagaimana yang diterapkan oleh

Syafrudin Nurdin bahwa “jabatan guru terdiri dari empat aktifitas, yaitu: (a)

pendidikan, (b) proses belajar mengajar atau bimbingan penyuluhan, (c)

pengembangan profesi dan (d) penunjang proses belajar mengajar atau bimbingan

17 Sardiman A. M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar..., h.144

18

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan…, h. 233-235

Page 41: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

31

dan penyuluhan.”19

Hal ini, sesuai dengan yang dijelaskan oleh Zahara Idris

bahwa peranan guru adalah membimbing proses belajar mengajar untuk mencapai

tujuan pendidikan.20

Dalam pendapat lain tentang peranan guru yang lebih luas, yaitu: guru

sebagai pengajar, pembimbing, pemimpin, ilmuan, pribadi, penghubung,

modernisator, dan pembangun.21

Berikut ini akan dijelaskan satu persatu tentang

peranan guru:

a. Guru sebagai pengajar

Guru menyampaikan materi pelajaran agar peserta didik memahami dengan

baik semua pengetahuan yang telah disampaikan oleh guru.

b. Guru sebagai pembimbing

Guru memberikan bantuan kepada peserta didik agar mereka mampu

menemukan masalah dan menyelesaiakan masalahnya sendiri, mengenal diri

sendiri, dan menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar.

c. Guru sebagai pemimpin

Guru mengadakan supervisi atas kegiatan belajar peserta didik, membuat

rencana pengajaran, mengadakan manajemen belajar, dan mengatur disiplin dalam

kelas.

d. Guru sebagai ilmuan

Guru dipandang sebagai orang yang paling berpengetahuan terhadap peserta

didik untuk itu guru berkewajiban mengembangkan pengetahuan itu secara terus-

menerus memupuk pengetahuan yang dimilikinya.

e. Guru sebagai pribadi

Sebagai pribadi, guru harus memiliki sifat-sifat yang disenangi oleh peserta

didik, orang tua peserta didik dan masyarakat.

f. Guru sebagai penghubung

Sekolah mempunyai dua peran, yaitu sebagai tempat menyampaikan dan

mewariskan kebudayaan, teknologi dan ilmu pengetahuan. Di lain pihak sekolah

19 Syafrudin Nurdin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum…, h.11

20

Zahara Idris, Dasar-dasar Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1982), Cet. Ke-1, h. 77

21

Departemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Pendidikan, (Jakarta:

Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2005), h. 72-76

Page 42: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

32

sebagai penampung aspirasi, masalah, kebutuhan, minat, bakat dan tuntutan

masyarakat. Peran guru merupakan penghubung diantara keduanya.

g. Guru sebagai modernisator

Guru harus senantiasa mengikuti usaha-usaha pembaharuan di segala bidang

dan meyampaikan kepada peserta didik dengan batas-batas kemampuan peserta

didik agar menanamkan jiwa pembaharuan di kalangan peserta didik.

h. Guru sebagai pembangun

Guru baik sebagai pribadi dan profesional harus dapat menggunakan setiap

kesempatan untuk membantu berhasilnya rencana pembangunan masyarakat.

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Agama

Sebagaimana telah dijelaskan diatas, dalam pemikiran Hasan Langgulung

peran guru tidak hanya menyampaikan ilmu pengetahuan saja. Tetapi guru juga

sebagai motivator dan fasilitator dalam pembelajaran. Dengan demikian, penulis

menyimpulkan bahwa tugas guru menurut Hasan Langgulung adalah:

a. Sebagai motivator, tugas guru adalah mendidik peserta didik dengan titik

berat memberikan arah dan motivasi terhadap pencapaian tujuan yang

diharapkan.

b. Sebagai fasilitator, tugas guru adalah memberi fasilitas dalam mencapai

tujuan yang diharapkan.

c. Tugas guru juga membantu perkembangan aspek-aspek pribadi seperti

sikap, nilai-nilai dan penyesuaian diri.

Demikianlah dalam proses belajar mengajar guru tidak terbatas sebagai

penyampai ilmu pengetahuan akan tetapi lebih dari itu, guru bertanggung jawab

akan keseluruhan perkembangan kepribadian peserta didik. Guru harus mampu

menciptakan proses belajar mengajar yang sedemikian rupa, sehingga dapat

merangsang peserta didik untuk belajar secara dinamis dalam memenuhi kebutuan

dan pencapaian tujuan.

Guru agama berbeda dengan guru-guru bidang studi lainnya. Guru agama

di samping memberitahukan pengetahuan keagamaan, ia juga melaksanakan tugas

pendidikan dan pembinaan bagi peserta didik, ia membantu pembentukan

Page 43: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

33

kepribadian, pembianaan akhlak, di samping menumbuhkan dan mengembangkan

keimanan dan ketakwaan anak didik.22

Menurut Hasan Langgulung yang dimaksud pembelajaran adalah realisasi

potensi-potensi manusia agar dapat mengimbangi kelemahan aslinya, yaitu sikap

lupa. Oleh sebab itu, Al-Qur’an dianggap sebagai pemberi ingat yang paling

istimewa.23

Tambahnya bahwa:

“Potensi-potensi itu tercermin dalam “al-Asma al-Husna” yang 99 itu,

kalau direalisasikan maka umat manusia sebagai individu dan masyarakat

berfungsi penuh (full-functioning). Sebaliknya kalau potensi-potensi itu tidak

direalisasikan, maka manusia akan ditimpa berbagai penyakit seperti kejahilan,

kemiskinan, kemunduran, kelaparan dan lain-lain yang mengakibatkan

kehancuran walaupun mereka berdiri diatas telaga minyak dan emas, dan

dikelilingi oleh sumber alam yang kaya raya seperti terjadi pada Negara-negara

dunia ketiga dewasa ini, termasuk Negara-negara Islam.”24

Dari sinilah muncul konsep baru tentang pendidikan, yaitu sebagai

pemberi ingat pada manusia yang suka lupa. Dalam pengertian modern, manusia

itu pelupa karena potensi-potensinya tidak dikembangkan dan diaktualisasikan.

Potensi-potensi itu terpendam dalam dirinya. Oleh sebab itu, menjadi tugas dan

tanggung jawab guru untuk mengembangkan dan mengaktualisasikan potensi-

potensi tersebut.

Adapun upaya yang dapat dilakukan guru untuk mengurangi kelupaan

adalah25

:

a. Selalu meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menyadarkan

anak didik akan tujuan pembelajaran.

b. Menunjukan unsur-unsur pokok sebelum menunjukan unsur-unsur

penunjang yang relevan dalam materi pelajaran yang akan disajikan.

22 Zakiah Daradjat, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan sekolah, (Jakarta: Ruhama,

1995), Cet. Ke-2, h. 99

23

Hasan Langgulung, Peralihan Paradigma… h. 46

24

Hasan Langgulung, Peralihan Paradigma… h. 48

25

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2006 ), Ed. 1, h.139-140

Page 44: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

34

c. Menyajikan pokok bahasan materi yang akan disajikan pada sesi

berikutnya.

d. Dalam mengajukan pertanyaan kepada anak didik guru sebaiknya

memperhatikan hal-hal sebagai berikut: (1) disampaikan secara akrab

dan tidak menegangkan, (2) singkat, padat, jelas, dan tidak

mengandung banyak tafsiran, (3) mengandung satu masalah, (4)

alternatif jawaban bukan “tidak” atau ”ya”, (5) jangan memaksa anak

didik yang tidak dapat menjawab, (6) tawarkan pertanyaan-

pertanyaan kepada siswa lain, (7) berilah pujian terhadap siswa yang

berhasil menjawab.

Setiap guru harus memenuhi persyaratan sebagai manusia yang

bertanggung jawab dalam bidang pendidikan. Guru sebagai pendidik bertanggung

jawab untuk mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada generasi berikutnya

sehingga terjadi proses konservasi nilai, karena melalui proses pendidikan

diusahakan terciptanya nilai-nilai baru.

Al-Ghazali menyebutkan beberapa kewajiban guru agama dengan

tugasnya dalam pembelajaran, yaitu:

a. Jangan mengharapkan imbalan dan balasan, tetapi berharap

keridhaan dari Allah Swt. semata

b. Menyayangi peserta didik

c. Memberikan nasihat

d. Memperhatikan tingkat kemampuan peserta didik

e. Guru tidak menjelekan eksistensi ilmu yang bukan bidangnya

f. Mengajarkan materi yang mudah, jelas, dan layak diterima peserta

didik

g. Tidak berbohong26

26 Al-Ghazali dalam Muhammad Athiyah Al-Abrasyi, Beberapa Pemikiran Pendidikan

Islam. Terj. Syamsuddin Asyrofi, (Yogyakarta: Titian Ilahi Pers, 1996), Cet. Ke-1, h. 77-79

Page 45: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

35

Menurut E. Mulyasa tanggung jawab guru dapat dijabarkan ke dalam

sejumlah kompetensi yang lebih khusus, berikut ini27

:

a. Tanggung jawab moral; bahwa setiap guru harus mampu menghayati

prilaku dan etika yang sesuai dengan moral Pancasila dan

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

b. Tanggung jawab dalam bidang pendidikan di sekolah; bahwa setiap

guru harus menguasai cara belajar-mengajar yang efektif, mampu

mengembangkan kurikulum (KTSP), silabus, dan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), melaksanakan pembelajaran yang

efektif, menjadi model bagi peserta didik, memberikan nasihat,

melaksanakan evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan peserta

didik.

c. Tanggung jawab dalam bidang kemasyarakatan; bahwa setiap guru

harus turut serta menyukseskan pembangunan, yang harus kompeten

dalam membimbing, mengabdi dan melayani masyarakat.

d. Tanggung jawab dalam bidang keilmuan; bahwa guru harus turut

serta memajukan ilmu, terutama yang menjadi spesifikasi, dengan

melaksanakan penelitian dan pengembangan.

C. Guru Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan

Dosen

Istilah guru tidak asing lagi dalam kehidupan kita, karena guru mempunyai

andil yang sangat besar. Tanpa guru, tidak akan terbentuk generasi yang

berpendidikan. Maka dari itu, guru bukan hanya menerima mandat dari orang tua

untuk mengajar, melainkan juga dari setiap orang yang memerlukan bantuan

untuk mendidiknya.

Indonesia pada tahun 2005 telah memiliki Undang-undang tentang Guru

dan Dosen, yang merupakan kebijakan secara langsung untuk meningkatkan

kualitas kompetensi guru lewat kebijakan keharusan guru memiliki kualifikasi S1

27 E. Mulyasa, Standar Kompetensi…Op., Cit., h. 18

Page 46: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

36

atau D4 dan memiliki sertifikat profesi. Dengan sertifikat profesi ini pula guru

berhak mendapatkan tunjangan profesi sebesar satu bulan penuh gaji guru. Selain

itu, Undang-undang Guru dan Dosen juga menetapkan berbagai tunjangan yang

berhak diterima guru sebagai upaya peningkatan kesejahteraan finansial guru.

Kebijakan dalam Undang-undang Guru dan Dosen ini pada intinya adalah

untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru dan meningkatkan kesejahteraan

mereka. Secara keseluruhan materi yang diatur dalam Undang-undang Nomor 14

Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen terdiri atas 8 Bab, 84 pasal, dan 205 ayat

yang mencakup: (1) Ketentuan Umum, (2) Kedudukan, Fungsi dan Tujuan, (3)

Prinsip Profesionalitas, (4) Ketentuan Khusus Guru, (5) Ketentuan Khusus Dosen,

(6) Sanksi, (7) Ketentuan Peralihan, dan (8) Ketentuan Penutup.

Guru yang diatur dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru

dan Dosen tersusun dalam Bab IV, yang mencakup tentang guru, hak dan

kewajiban guru, wajib kerja dan ikatan dinas, pengangkatan, penempatan,

pemindahan dan pemberhentian, serta pembinaan dan pengembangan,

penghargaan, perlindungan, cuti, organisasi profesi dan kode etik guru.

Seiring dengan tuntutan mutu pendidikan, maka pemerintah membuat

peraturan perundang-undangan yang mengatur profesi, kompetensi, dan

sertifikasi.

1. Tentang Status Profesi Guru

Oemar Hamalik menyimpulkan bahwa suatu profesi pada hakikatya adalah

suatu janji yang memiliki nilai-nilai etis yang mengandung unsur pengabdian pada

masyarakat, melalui suatu pekerjaan tertentu yang menuntut keahlian tertentu

pula.28

Profesi identik dengan kata keahlian, berarti juga suatu kompetensi khusus

yang memerlukan kemampuan intelektual tinggi, yang mencakup penguasaan

atau didasari pengetahuan tertentu. Demikian halnya pekerjaan/jabatan guru telah

ditegaskan sebagai suatu profesi kependidikan, yaitu dalam UU Guru dan Dosen

secara tegas mendefinisikan guru sebagai ”pendidik profesional yang mempunyai

28 Oemar Hamalik, Pendidikan Guru, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet. Ke-4, h. 17

Page 47: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

37

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,

dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.29

Menurut Martinis Yamin bahwa profesi yang disandang oleh tenaga

kependidikan atau guru, adalah sesuatu pekerjaan yang membutuhkan

pengetahuan, keterampilan, kemampuan, keahlian, dan ketelatenan untuk

menciptakan anak memiliki perilaku sesuai yang diharapkan.30

Untuk itu, harus ada landasan yang kuat untuk memberi peluang bagi guru

dalam meningkatkan mutu profesi serta memperluas wawasan keilmuannya dalam

melaksanakan tugas profesinya secara efektif, efesien, dan produktif sejalan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa yang akan datang.

Dari pembahasan di atas memberi pemahaman bahwa unsur-unsur

tepenting dalam profesi guru adalah penguasaan sejumlah kompetensi sebagai

keterampilan atau keahlian khusus yang diperlukan untuk melaksanakan tugas

mendidik dan mengajar secara efektif dan efisien sehingga profesi guru

mempunyai keterkaitan yang erat dengan kompetensi.

Dari uraian di atas, bahwa guru dituntut harus menjadi profesional dalam

arti pekerjaannya atau kegiatanya tersebut harus memerlukan keahlian,

kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu pendidikan. Adapun

tugas utama guru tidak hanya mengajar, dan mendidik, akan tetapi juga

membimbing dan mengevaluasi peserta didik. Maka dari itu, dalam perspektif

profesonalisme tidak semua orang dapat menjadi guru.

2. Tentang Kedudukan, Fungsi dan Tujuan

a. Kedudukan Guru

Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 2 ayat

(1) dan (2) secara tegas disebutkan bahwa: “Guru mempunyai kedudukan sebagai

tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah dan

pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesuai

29 Depag, Undang-undang dan Peraturan…, h. 83

30

Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi..., h. 20

Page 48: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

38

peraturan perundang-undangan.”31

Adapun pengakuan kedudukan guru sebagai

tenaga profesional dibuktikan dengan sertifikasi pendidik.32

Guru sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru

hanya dapat dilakukan seseorang yang mempunyai kualifikasi akademik,

kompetensi dan sertifikasi pendidikan sesuai dengan persyaratan untuk setiap

jenis dan jenjang pendidikan tertentu. Adapun pengakuan guru sebagai

tenaga profesional mempunyai misi untuk melaksanakan cita-cita dan tujuan guru

dari UU No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen. Yaitu:

1. Mengangkat martabat guru

2. Menjamin hak dan kewajiban guru

3. Meningkatkan kompetensi guru

4. Memajukan profesi serta karir guru

5. Meningkatkan mutu pembelajaran.

6. Meningkatkan mutu pendidikan.

7. Mengurangi kesenjangan ketersediaan guru antar daerah dari segi jumlah,

mutu, kualifikasi akademik, dan kompetensi.

8. Mengurangi kesenjangan mutu pendidikan antar daerah, dan

9. Meningktakan pelayanan pendidikan yang bermutu.33

b. Fungsi Guru

Menurut undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen,

pasal 4 bahwa kedudukan guru debagai tenaga profesional sebagai mana

termaktub dalam pasal 2 ayat (1) fungsi guru untuk meningkatkan martabat dan

peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk meningkatkan mutu

pendidikan nasional.34

31 Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 86

32

Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, (Jakarta: Cipta Jaya,

2009), h. 2

33

Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 127

34

Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 86

Page 49: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

39

c. Tujuan Guru

Dalam undang-undang No. 14 Tahun 2005 pasal 6 menyatakan bahwa:

“kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional bertujuan

untuk melaksanakan sistem pendidikan nasional dan mewujudkan

tujuan pendidikan nasional, yaitu berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, demokratis dan

bertanggung jawab.”35

3. Tentang Prinsip Profesionalitas

Undang-undang No. 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen pasal 7 ayat

(1) dan menerangkan bahwa: Profesi Guru dan dosen merupakan bidang

pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme;

b. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan,

ketaqwaan, keimanan, untuk meningkatkan mutu pendidikan,

keimanan, ketaqwaan, dan akhlak mulia;

c. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan sesuai

dengan bidang tugas.

d. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

e. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.

f. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi kerja.

g. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat.

h. Memiliki jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas

profesional, dan

i. Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur

hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.36

Prinsip profesional ini menempatkan guru sebagai sebuah profesi yang

disamping memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi keilmuan, juga harus

mempunyai keikhlasan serta keterpanggilan jiwa. Karena itu guru memainkan

35 Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 86

36

Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 87

Page 50: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

40

fungsi membina akhlak mulia, budi pekerti, dan kepribadian anak didik yang

menjadi landasan utama dalam mewujudkan pendidikan untuk mengimbangi

tantangan perkembangan jaman.

Dengan demikian, profesi mengajar adalah sebuah kewajiban; kewajiban

tersebut hanya dibebankan kepada setiap orang yang berpengatahuan. Profesi

mengajar harus didasarkan pada kompetensi dengan kualifikasi akademik tertentu.

Di sinilah perlunya memperhatikan aspek kompetensi dalam menjalankan tugas

mengajar sebagaimana yang ditekankan oleh UU Guru dan Dosen.

4. Tentang Ketentuan Khusus Guru

Ketentuan khusus guru dalam UU Guru dan Dosen meliputi kompetensi

dan kualifikasi yang secara khusus disebutkan dalam bab tersendiri, yakni dalam

Bab IV Pasal 8, dalam rangka menjamin kelestarian dan terbangunnya jiwa

keikhlasan dan pengabdian, UU ini menjamin bahwa profesi guru merupakan

bidang pekerjaan khusus yang memerlukan prinsip-prinsip profesional, antara lain

memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealisme.

Pasal 8 undang-undang No. 14 Tahun 2005 ini, menyebutkan bahwa:

“Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan

pendidikan nasional.”37

a. Kompetensi Guru

Pasal 10 ayat (1) bahwa: “kompetensi guru yang dimaksud sebagaimana

dalam pasal 8 meliputi kompetensi petagogik, kompetensi pribadi, kompetensi

sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.

Kompetensi itu diperjelas dalam Peraturan Pemerintah RI No. 74 Tahun

2008 Tentang Guru dalam Pasal 3 ayat (4) sampai dengan ayat (7), yaitu:38

1) Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam proses

pembelajaran mencakup pemahaman wawasan dan landasan kependidikan,

37 Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 88

38

Peraturan Pemerintah RI.., h. 6-8

Page 51: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

41

pemahaman terhadap peserta didik, pelaksanaan pembelajaran yang

mendidik pengembangan kurikulum, pemanfaatan teknologi, evaluasi hasil

belajar dan pengembangan peserta didik.

2) Kompetensi kepribadian guru meliputi beriman dan bertaqwa, berakhlak

mulia, arif dan bijaksana, demokratis, mantap, berwibawa, stabil, dewasa,

jujur, sportif, menjadi teladan, intropeksi diri, dan mengembangkan diri

secara terus menerus.

3) Kompetensi sosial meliputi kemampuan untuk berkomunikasi lisan, tulis

dan/atau isyarat secara langsung, menggunakan teknologi komunikasi

sesuai fungsinya, bergaul secara efektif dengan lingkungan sekolah,

bergaul dengan masyarakat sekitar sesuai norma dan nilai yang berlaku,

dan menerapkan prinsip persaudaraan dan kebersamaan.

4) Kompetensi profesional guru merupakan kemampuan guru dalam

menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni

dan budaya yang diampunya seperti menguasai mata pelajaran secara luas

dan mendalam, konsep dan metode disiplin ilmu yang relevan.

Kompetensi guru dalam menjalankan tugasnya mencakup tiga komponen

yang terdiri dari: kompetensi kognitif, kompetensi afektif, dan kompetensi

psikomotorik.

a) Kompetensi Kognitif

Merupakan kompetensi utama yang wajib dimiliki oleh calon guru dan

guru profesional. Kompetensi ini mengandung pengetahuan yang bersifat

deklaratif dan prosedural.39

Pengetahuan deklaratif ialah pengetahuan mengenai faktual yang pada

umumnya bersifat statis normatif dan dapat dijelaskan secara lisan. Dan

pengetahuan prosedural adalah pengetahuan yang mendasari kecakapan atau

ketrampilan perbuatan jasmaniah yang yang bersifat dimanis.40

Pengetahuan dan keterempilan ini dapat dikelompokan dalam dua

kategori, yaitu: pertama, pengetahuan kependidikan/keguruan, dan kedua,

39 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan.., h. 231

40

Muhibbin Syah Psikologi Pendidikan,… h. 96-97

Page 52: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

42

pengetahuan bidang studi yang diajarkan.41

Jadi kompetensi kognitif adalah

kemampuan guru menguasai pengetahuan, kemampuan kependidikan, dan

pengetahuan materi yang diajarkan.

b) Kompetensi Afektif

Kompetensi afektif guru meliputi perasaan dan emosi seperti: cinta, benci,

senang, sedih, dan sikap-sikap tertentu terhadap diri sendiri dan orang lain. Sikap

dan dan perasaan diri mencakup: konsep diri dan harga diri guru, efikasi diri dan

efikasi kontekstual guru, dan sikap penerimaan terhadap diri sendiri dan orang

lain.42

Jadi, kompetensi afektif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan

sikap dan perasaan terhadap profesi guru, peserta didik dan masyarakat. Terutama

sikap terhadap bidang studi yang diajarkan dan sikap mencintai terhadap tugas

dan tanggung jawabnya sebagai guru.

c) Kompetensi Psikomotor

Meliputi segala ketrampilan atau kecakapan yang bersifat jasmaniah yang

pelaksanaannya berhubungan dengan tugasnya selaku pengajar. Secara garis besar

kompetensi ini terdiri dari dua kategori, yaitu: kecakapan fisik umum dam

kecakapan fisik khusus.43

b. Sertifikasi Guru

UU Guru dan Dosen Pasal 11 ayat (1) sampai dengan ayat (4)

menerangkan:

a) Sertifikat pendidik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diberikan

kepada guru.

b) Sertifikasi pendidik diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang

memiliki program pengadaan tenaga kependidikan yang terakreditasi

dan ditetapkan oleh pemerintah.

c) Sertifikasi pendidik dilaksanakan secara obyektif, transparan, dan

akuntabel.

41 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan,… h. 232

42

Muhibbin Syah Psikologi Pendidikan ,… h. 233-235

43

Muhibbin Syah Psikologi Pendidikan ,… h. 236

Page 53: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

43

d) Ketentuan lebih lanjut mengenai sertifikasi pendidik sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan

Pemerintah.44

Sedangkan dalam Peraturan Pemerintah RI Tentang Guru “sertifikat

pendidik bagi guru diperoleh melalui program profesi pendidikan yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi yang memiliki program pengadaan tenaga

kependidikan yang terakreditasi, baik yang diselenggarakan pemerintah maupun

masyarakat, dan ditetapkan oleh pemerintah.”45

Di atas telah dibahas bahwa guru profesional pada intinya adalah guru

yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas

kependidikan dan pengajaran. Selain itu, guru juga harus memiliki sertifikat

pendidik yang merupakan bukti keprofesionalnya.

Pada hakikatnya, standar sertifikasi guru adalah untuk mendapatkan guru

yang baik dan profesional, yang memiliki kompetensi untuk melaksanakan fungsi

dan tujuan pendidikan khususnya sekolah sesuai kebutuhan masyarakat dan

tuntutan zaman.

Dalam UU Guru dan Dosen, dikemukakan bahwa sertifikasi adalah proses

pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen.46

Sedangkan Menurut

Nataamijaya yang dikutip oleh E. Mulyasa bahwa sertifikasi adalah prosedur yang

digunakan oleh pihak ketiga untuk memberikan jaminan tertulis bahwa sesuatu

produk, proses, atau jasa yang telah memenuhi syarat yang telah ditetapkan. 47

Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang diberikan

kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.48

Berdasarkan pengertian di

atas. Maka sertifikat guru dapat diartikan sebagai suatu proses pemberian

pengakuan bahwa seseorang telah memenuhi standar kompetensi dan standar

44 Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 89

45

Peraturan Pemerintah RI.., h. 8

46

Depag, Undang-undang dan Perturan…, h. 84

47

E. Mulyasa, Standar kompetensi…, h. 34

48

Depag, Undang-undang dan Perturan…, h. 84

Page 54: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

44

kualifikasi.49

Atau wewenang yang diberikan kepada seseorang sebagai jaminan

tertulis untuk memenuhi persyaratan kompetensi guru.50

Sertifikasi dilakukan oleh perguruan tinggi yang diselenggarakan oleh

lembaga sertifikasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Sertifikasi guru merupakan

pemenuhan kebutuhan untuk meningkatkan kompetensi profesional. Oleh karena

itu, proses sertifikasi dipandang sebagai bagian esensial dalam upaya memperoleh

sertifikat kompetensi sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Menurut

Wibowo dalam E. Mulyasa menerangkan tujuan sertifikasi untuk (1) melindungi

profesi pendidik dan tenaga kependidikan, (2) melindungi masyarakat dari hal-hal

yang tidak kompeten, (3) membantu dan melindungi penyelenggara pendidikan,

(4) membantu citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga

kependidikan, (5) memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidik

dan tenaga kependidikan.51

Hal yang sama juga dirumuskan oleh Kunandar tentang tujuan dan

manfaat sertifikasi adalah: menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan

tugasnya, meningkatkan proses dan mutu pendidikan, peningkatkan

profesionalisme guru, melindungi guru dari praktek-praktek yang tidak kompeten,

melindungi masyarakat dari praktek pendidikan yang tidak berkualitas dan tidak

profesional, dan menjaga LPTK dari penyimpangan.52

Dalam UU Guru dan Dosen bahwa sertifikasi pendidik itu harus

dilakasanakan secara obyektif, transparan, dan akuntabel. Sehingga semua orang

yang telah memperoleh sertifikat pendidik memiliki kesempatan yang sama untuk

menjadi guru pada satuan pendidikan tertentu. Dan biaya penyelenggaan

sertifikasi ditanggung oleh pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat.

Adapun syarat-syarat sertifikat pendidik bagi guru adalah memenuhi

standar kualifikasi akademik (S1 dan D4) dan menguasai standar kompetensi yang

49 Kunandar, Guru Profesional…, h. 79

50

E. Mulyasa, Standar kompetensi…, h. 34

51

E. Mulyasa, Standar kompetensi…, h. 35

52

Kunandar, Guru Profesional…, h. 79

Page 55: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

45

dibuktikan dengan lulus uji kompetensi. Uji kompetensi ini berbentuk tes tulis

dan tes kinerja dan portofolio.53

Selain kualifikasi akademik kompetensi dan sertifikasi pendidik guru juga

harus sehat jasmani dan rohani. Sebagai mana dikatakan oleh Oemar Hamalik,

kriteria profesional guru dalam segi fisik yaitu sehat jasmani dan rohani, dan tidak

mempunyai cacat tubuh yang bisa menimbulkan ejekan/cemooh atau rasa kasihan

dari anak didik.54

Dalam penjelasan Pasal 8 UU Guru dan Dosen yang dimaksud dengan

sehat jasmani dan rohani adalah kondisi kesehatan fisik dan mental yang

memungkinkan guru dapat melaksanakan tugas dengan baik. Kondisi kesehatan

fisik dan mental tersebut tidak ditujukan kepada penyandang cacat.

Dari uraian diatas, sertifikasi guru merupakan sertifikat yang berbentuk

ijazah dan sertifikat kompetensi yang diperoleh bukan melalui pertemuan ilmiah

seperti seminar, diskusi panel, lokakarya dan sebagainya. Namun, sertifikasi

diperoleh melalui penyelenggara pendidikan dan lembaga pelatihan setelah lulus

uji kompetensi yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan yang terakreditasi

atau lembaga sertifikasi.

Dengan demikian, guru profesional mengandung arti bahwa pekerjaan

guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang mempunyai kualifikasi

akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik yang sesuai dengan persyaratan

untuk setiap jenis dan jenjang pendidikan tertentu.

c. Hak dan Kewajiban

UU Guru dan Dosen Pada pasal 14 ayat (1) menyatakan bahwa guru dalam

melaksanakan tugas keprofesionalan, guru berhak:

1) Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan

kesejahteraan sosial;

2) Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan hak atas

kekayaan intelektual;

53 Kunandar, Guru Profesional…, h. 81

54

Oemar Hamalik, Pendidikan Guru..., h. 37

Page 56: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

46

3) Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas

kekayaan intelektual;

4) Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi;

5) Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk

menunjang kelancaran tugas keprofesionalan;

6) Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan

kelulusan, penghargaan, dan atau sanksi kepada peserta didik sesuai

pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan;

7) Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan

tugas;

8) Memiliki kebebasan tugas berserikat dalam organisasi prosesi;

9) Memiliki kesempatan untuk berperan dalam menentukan kebijakan

pendidikan;

10) Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatan

kualifikasi akademik dan kompetensi akademik dan kompetensi; dan/atau

11) Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.55

Kewajiban guru yang diatur dalam pasal 20 UU Guru dan Dosen yang

berbunyi:

1) Merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang

bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran;

2) Meningkatkan dan mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi

secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni;

3) Bertindak obyektif dan tidak diskriminatif atas dasar pertimbangan jenis

kelamin, agama, suku, ras, dan kondisi fisik tertentu, atau latar belakang

keluarga, dan status sosial ekonomi peserta didik dalam pembelajaran;

4) Menjunjung tinggi peraturan perundang-undangan, hukum, dan kode etik

guru, serta nilai-nilai agama dan etika, dan;

5) Memelihara dan memupuk persatuan dan kesatuan bangsa.56

55 Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 90

56

Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 93

Page 57: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

47

d. Wajib Kerja dan Ikatan Dinas

Terdapat dalam Undang-undang Guru dan Dosen Pasal 21 ayat (1)

menjelaskan dalam keadaan darurat pemerintah dapat memperlakukan ketentuan

wajib kerja kepada guru dan/atau warga negara Indonesia lainnya yang memenuhi

kualitas akademik dan kompetensi untuk melaksanakan tugas sebagai guru di

daerah khusus di wilayah Indonesia. Ayat (2) menerangkan ketentuan-ketentuan

tersebut diatur dengan peraturan pemerintah.57

PP RI No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru yang dimaksud tentang wajib

kerja diterangkan pada Pasal 55 ayat (2), yaitu: warga negara Indonesia yang

dimaksud pada ayat (1) merupakan warga negara selain guru yang memiliki

kualifikasi akademik (S1/D4) dan telah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan

permerintah/daerah.58

Pasal 22 ayat 1 dan 2 UU Guru dan Dosen menetapkan bahwa pemerintah

atau pemerintah daerah dapat menetapkan pola ikatan dinas bagi calon guru untuk

memenuhi kepentingan pembangunan pendidikan nasional atau kepentingan

pembangunan daerah.59

Peraturan Pemerintah yang mengatur tentang pola ikatan dinas Pemerintah

dan pola ikatan dinas Pemerintah Daerah pada Pasal 56 ayat (3) dan (4) yaitu:

a. Memenuhi kebutuhan guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan

Pemerintah/Pemerintah Daerah,

b. Memenuhi kebutuhan nasional/daerah akan guru yang mengampu

pembelajaran pada satuan pendidikan yang diprogramkan menjadi taraf

internasional dan/atau berbasis keunggulan lokal,

c. Memenuhi kebutuhan nasional/daerah akan guru yang potensial untuk dikader

menjadikan kepala satuan pendidikan dan/atau pengawas satuan pendidikan,

pengawas mata pelajaran, pengawas kelompok mata pelajaran,

d. Memenuhi proyeksi kekurangan guru secara nasional/daerah yang

bersangkutan.60

57 Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 94

58

Peraturan Pemerintah RI.., h. 38

59

Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 94

60

Peraturan Pemerintah RI.., h. 39-40

Page 58: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

48

Sedangkan Pasal 23 ayat (1) dan (2) UU Guru dan Dosen pemerintah

mengembangkan sistem pendidikan guru ikatan dinas berasrama di lembaga

pendidikan tenaga kependidikan untuk menjamin efesiensi dan mutu pendidikan.61

e. Pengangkatan, Penempatan, Pemindahan, dan Pemberhentian

Dalam UU Guru dan Dosen Pasal 25 ayat (1) menjelaskan tentang pengangkatan

dan pemindahan guru dilakukan secara objektif dan transparan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan.62

Dalam ayat 2 pengangkatan dan penemindahan

yang dilakukan pemerintah atau pemerintah daerah diatur dengan peraturan

pemerintah. Selanjutnya ayat 3 bahwa pengangkatan dan pemindahan yang

dilakukan masyarakat diatur berdasarkan perjanjian kerja atau kesepakatan kerja

bersama.63

Adapun mengenai pemindahan guru. Diatur juga dalam UU Guru dan

Dosen Pasal 28 ayat (3) bahwa: dalam hal permohonan pemindahan dikabulkan,

pemerintah atau pemerintah daerah memfasilitasi kepindahan guru. Dan ayat (4)

menguraikan pemindahan guru yang diselenggarakan oleh masyarakat diatur oleh

penyelenggara pendidikan atau satuan pendidikan yang bersangkutan berdasarkan

perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.64

Sedangkan dalam hal pemberhentian guru diatur dalam UU Guru dan

Dosen Pasal 30 tentang guru dapat diperhentikan dengan hormat dan pasal 31

tentang guru dapat diperhentikan tidak hormat.65

f. Pembinaan dan Pengembangan

Diatur dalam UU Guru dan Dosen Pasal 32 sampai dengan 35.

Pembinaan dan pengembangan guru yang termaktub dalam pasal ini meliputi

pembinaan dan pengembangan profesi dan karir, dimana kebijakan tersebut

ditetapkan oleh peraturan menteri.66

61 Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 94

62

Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 95

63

Peraturan Pemerintah RI..., h. 41

64

Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 97

65

Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 98-99

66

Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 99-100

Page 59: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

49

g. Penghargaan

Penghargaan yang diatur oleh Undang-undang Guru dan Dosen terdapat

dalam pasal 36 ayat (1) dan (2), 37 ayat (1) sampai dengan (5) dan 38 meliputi

prestasi, berdikasi luar biasa, bertugas di daerah khusus, dan gugur dalam

menjalankan tugasnya.67

Pemberian penghargaan terhadap guru merupakan salah satu upaya untuk

memposisikan guru sebagai insan pendidikan dalam lingkup kehidupan

bermasyarakat dan bernegara secara wajar, adil dan manusiawi. Upaya ini

merupakan tanggung jawab bersama dengan semua pihak yang terkait dalam

rangka mewujudkan pendidikan yang lebih bermakna.

h. Perlindungan

Terdapat dalam UU Guru dan Dosen Pasal 39 ayat (1) sampai dengan (5)

yang isinya tentang perlindungan yang meliputi perlindungan hukum,

perlindungan profesi, serta perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.68

Yang dimaksud dalam perlindungan hukum meliputi perlindungan tindak

kekerasan, perlakuan diskriminatif, intimidasi, atau perlakuan tidak adil dari pihak

peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi, atau pihak lain.

Dalam perlindungan prefosi, guru memperoleh perlindungan yang

meliputi perlindungan terhadap pemutusan hubungan kerja yang tidak sesuai

dengan peraturan perundang-undangan, pemberian imbalan yang tidak wajar,

pembatasan dalam penyampaian pandangan, pelecehan terhadap profesi, dan

pembatasan lain.

Sedangkan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja mencakup

perlindungan terhadap resiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja,

kebakaran pada waktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, serta

risiko lain.

Dari semua perlindungan ini yang berkewajiban memberikannya adalah

pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, organisasi profesi atau satuan

67 Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 100-101

68

Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 102

Page 60: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

50

pendidikan. Dengan demikian, Undang-undang ini dapat menjamin perlindungan

terhadap pedidik terlebih lagi terhadap guru.

i. Cuti

Mengenai Cuti guru yang diatur dalam UU Guru dan Dosen Pasal 40 ayat

(1) sampai dengan (3) bahwa guru memperoleh cuti yang diatur dalam

perundangan-undangan, cuti untuk studi tetap memperoleh hak gaji penuh, yaitu

meliputi hak gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, serta gaji lain yang

meliputi tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus.69

Cuti studi yang dimaksud dalam pasal diatas, dijelaskan dalam Peraturan

Pemerintah RI Pasal 51 ayat (4) yaitu digunakan guru untuk penelitian, penulisan

buku, praktik kerja di dunia industri atau usaha yang relevan dengan tugasnya,

pengabdian pada masyarakat atau magang pada satuan pendidikan lain atas

inisiatif sendiri.70

j. Organisasi Profesi dan Kode Etik

Organisasi profesi yang tercantum dalam Pasal 41 ayat (1) sampai dengan

(5) UU. No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yaitu yang bersifat

indenpenden, yang berfungsi untuk memajukan profesi, meningkatkan

kompetensi, karier, wawasan pendidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan

pengabdian masyarakat.71

Dalam organisasi profesi guru wajib menjadi anggota organisasi profesi.

Dan pemerintah atau pemerintah daerah dapat memfasilitasi organisasi profesi

guru dalam pelaksanaan pembinaan dan pengembangan profesi guru.

Sedangkan kode etik terdapat dalam pasal 43 ayat (2) UU Guru dan Dosen

berisi norma dan etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas

keprofesionalan.72

69 Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 103

70

Peraturan Pemerintah RI.., h. 36

71

Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 103

72

Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 104

Page 61: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

51

5. Tentang Sanksi

Sanksi yang diatur dalam UU Guru dan Dosen ini terdapat dalam pasal

79 ayat 2 bahwa: sanksi bagi penyelenggara pendidikan berupa:73

a. Teguran

b. Peringatan tertulis

c. Pembatasan kegiatan penyelenggara satuan pendidikan

d. Pembekuan kegiatan penyelenggara satuan pendidikan.74

Dari semua ketentuan-ketentuan di dalam UU Guru dan Dosen di atas

terdapat beberapa prinsip dasar yang meliputi:

a. komitmen untuk menempatkan guru sebagai profesi yang terlindungi dan

terjamin,

b. penyusunan UU ini ditujukan untuk mewujudkan pendidikan yang

bermutu bagi peserta didik dan meningkatkan mutu pendidikan secara

keseluruhan,

c. pertimbangan hak dan kewajiban antara guru, masyarakat dan pemerintah,

d. kesejajaran dan keseimbangan pengaturan antara peningkatan kualitas dan

kesejahteraan,

e. keadilan perlakuan dan anti diskriminasi, dalam arti guru negeri-swasta.

Pada intinya, pengaturan Guru dalam UU Guru dan Dosen sesuai

penjelasan diatas, diatur dalam rangka meneguhkan profesionalisme guru yang

meliputi dua hal yaitu: Pertama, pengaturan jaminan mutu dan kualitas guru

(kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikasi, sehat jasmani dan rohani) dalam

menjalankan profesinya.

Kedua, pengaturan jaminan kesejahteraan dan perlindungan dalam

bentuk penetapan penghasilan guru (gaji, tunjangan profesi, dan tunjangan

lainya), perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan

intelektual, perlindungan hukum dan profesi serta kebebasan membentuk dan

bergabung dalam organisasi profesi dengan tidak mengabaikan ketentuan-

ketentuan yang telah diterapkan dalam peraturan peundang-undangan.

73 Peraturan Pemerintah RI..., h. 40

74

Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 121

Page 62: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

52

D. Guru Agama Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang

Guru Dan Dosen

Guru agama senantiasa mendapat perhatian, baik oleh pemerintah maupun

oleh masyarakat terutama oleh para ahli pendidikan. Pemerintah kita memandang

bahwa guru agama merupakan media yang sangat penting dalam pembinaan dan

pengembangan suatu bangsa. Guru agama mempunyai tugas-tugas sosial budaya

yang berfungsi mempersiapkan generasi muda, sesuai dengan cita-cita yang

diharapkan.

Fakta di atas merupakan tantangan besar untuk membangkitkan bangsa

agar menjadi besar dan kuat untuk mampu bersaing di tengah persaingan global

yang sangat kompetitif. Maka salah satu usaha untuk mewujudkannya perlu

adanya pembenahan secara menyeluruh terhadap guru agama yang meliputi

pengembangan profesi guru, jaminan terhadap kesejahteraan guru, perlindungan

guru, dan penghargaan guru melalui suatu Undang-undang yang khusus mengatur

tentang guru.

1. Pengertian Guru Agama

Guru adalah pendidik profesional di sekolah pada jenjang pendidikan usia

dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah yang diangkat sesuai peraturan

perundang-undangan.75

Dalam buku yang ditulis Kunandar yang berjudul Guru Profesional,

Profesional berasal dari kata profesi yang berarti suatu bidang pekerjaan yang

ingin atau akan ditekuni oleh seseorang.76

Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau pekerjaan tertentu yang

mensyaratkan pengetahuan dan ketrampilan khusus yang diperoleh dari

pendidikan akademis yang insentif. Jadi, profesi adalah suatu pekerjaan atau

jabatan yang menuntut keahlian tertentu.77

75 Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 83

76

Kunandar, Guru Profesional…., h. 45

77

Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi keguruan..., h. 20

Page 63: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

53

Profesi adalah suatu pekerjaan atau keahlian yang mensyaratkan

kompetensi intelektual, sikap dan ketrampilan tertentu yang diperoleh melalui

proses pendidikan secara akademis.

Dengan demikian, kunandar mengemukakan profesi guru adalah keahlian

atau kewenangan khusus dalam bidang pendidikan, pengajaran, dan pelatihan

yang ditekuni untuk menjadi mata pencaharian dalam memenuhi kebutuhan hidup

yang bersangkutan.

Guru sebagai profesi berarti guru sebagai pekerjaan yang mensyaratkan

kompetensi (keahlian atau kewenangan) dalam pendidikan dan pembelajaran agar

dapat melaksanakan pekerjaannya tersebut secara efektif dan efesien serta berhasil

guna.78

Adapun mengenai pengertian profesionalisme itu sendiri adalah suatu

pandangan bahwa suatu keahlian tertentu yang mana keahlian itu hanya diperoleh

melalui pendidikan khusus dan latihan khusus. Profesinalisme merupakan

kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam

bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang

yang menjadi mata pencaharian. Sementara itu, guru yang profesional adalah guru

yang memiliki kompetensi yang bersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan

dan pengajaran. Maka, dapat dipahami bahwa pengertian guru profesionalisme

adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang

keguruan sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai guru

dengan kemampuan maksimal.

Dari penjelasan di atas, dapat dimengerti bahwa. Profesi adalah suatu

jabatan, profesional adalah kemampuan atau keahlian tertentu. Sedangkan

profesionalisme adalah jiwa dari suatu profesi dan profesional. Dengan kata

lain profesionalisme guru agama, yaitu seorang guru yang memiliki kemampuan

dan keahlian khusus dalam bidang studi agama serta telah berpengalaman dalam

mengajar agama sehingga ia mampu melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai

guru agama dengan kemampuan yang maksimal serta memiliki kompetensi sesuai

78 Kunandar, Guru Profesional…, h. 46

Page 64: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

54

dengan kriteria guru profesional, dan profesinya itu telah menjadi sumber mata

pencaharian.

Guru agama yang dikatakan profesional adalah seseorang yang

pekerjaannya memerlukan pelatihan dan pengalaman yang lebih tinggi, serta

bertanggung jawab yang sah secara hukum. Seorang guru agama yang profesional

akan berkonsentrasi terhadap etika moral keagamaan dan tanggung jawab

terhadap profesionalnya dibandingkan dengan yang lainnya.

2. Kedudukan dan Peran Guru Agama

Peran guru sebagai agen pembelajaran berfungsi untuk mengembangkan

potensi siswa secara optimal.79

Sedangkan Peranan guru dalam keseluruhan

program pendidikan di sekolah diwujudkan untuk meningkatkan mutu pendidikan

mencapai tujuan pendidikan yang berupa perkembangan siswa secara optimal.

Tuntutan peranan guru agama sangatlah berat, meskipun pada dasarnya

tanggung jawab semua pihak, guru agama mempunyai peran besar dalam sistem

pendidikan yang membangun kepribadian atau karakter bangsa. Kita dapat

melihat apakah suatu generasi dapat berprilaku pada berhasil atau tidaknya

pendidikan yang menentukan pada kepribadian bangsa.

Semua orang menyadari bahwa guru memiliki andil yang sangat besar

terhadap keberhasilan pembelajaran di sekolah. Guru sangat berperan dalam

membantu perkembangan anak didik untuk mewujudkan tujuan hidupnya secara

optimal. Keyakinan ini muncul karena kesadaran manusia sebagai makhluk

lemah, yang dalam perkembangannya manusia selalu membutuhkan orang lain,

sejak lahir bahkan pada saat meninggal. Semua itu menunjukan bahwa setiap

orang membutuhkan orang lain dalam perkembangannya, demikian halnya peserta

didik yang menaruh harapan besar terhadap guru, agar anaknya berkembang

secara optimal.

Minat, bakat, kemampuan dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta

didik tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru. Dalam kaitan ini

guru perlu memperhatikan peserta didik secara individu. Karena antara peserta

79 Depag, Undang-undang dan Peraturan..., h. 86

Page 65: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

55

didik yang satu dengan yang lain memiliki perbedaan yang sangat mendasar.

Betapa besar jasa guru dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan para

peserta didik. Mereka memiliki peran dan tanggung jawab yang sangat penting

dalam membentuk kepribadian anak guna mempersiapkan dan mengembangkan

sumber daya manusia.

Guru juga berpacu dalam pembelajaran dengan memberikan kemudahan

belajar bagi keseluruhan peserta didik, agar dapat mengembangkan potensi secara

optimal. Dalam hal ini guru harus kreatif dan profesional serta menyenangkan.

Di sekolah dalam keseluruhan kegiatan pendidikan di tingkat operasional

guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan. Melalui kinerjanya pada

tingkat institusional, intruksional dan eksperensial. Sejalan dengan tugas

utamanya sebagai pendidik di sekolah sebagai guru melakukan tugas-tugas

kinerjanya dengan baik dalam dunia pendidikan maupun dalam proses belajar

mengajar diantaranya,80

adalah:

a. Peran guru dalam dunia pendidikan, antara lain:

1) Guru Agama sebagai model atau teladan

Menurut E. Mulyasa dalam buku yang berjudul Menjadi Guru Profesional

“secara teoritis, menjadi model atau teladan merupakan bagian integral dari

seorang guru, sehingga menjadi guru berarti menerima tanggung jawab untuk

menjadi teladan”.81

Mata pelajaran agama yang diajarkan oleh guru merupakan suatu yang

berguna dan dapat dipraktekan dalam kehidupan sehari-hari sehingga guru

tersebut menjadi model contoh yang nyata. Hal ini akan lebih nampak pada

pelajaran akhlak, keimanan, kebersihan, dan sebagainya. Jika guru sendiri tidak

dapat memperlihatkan prilaku dan manfaat pelajaran yang diajarkan, jangan

diharapkan peserta didiknya akan menunjukan antusias terhadap pelajaran

tersebut.

80 Abudin Nata, Pendidikan dalam Perdpektif Hadits, (Jakarta: UIN Press, 2005), Cet.

Ke-1, h. 217-222

81

E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006), Cet.

Ke-4, h. 46

Page 66: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

56

2) Guru Agama sebagai pengawas

Sebagai pengawas, guru harus bisa membedakan antara nilai yang baik

dan nilai yang buruk. Kedua nilai tersebut harus benar-benar dipahami dalam

kehidupan dimasyarakat. Kedua nilai ini mungkin telah dimiliki peserta didik

bahkan mungkin telah mempengaruhi peserta didik sebelum masuk sekolah. Sikap

yang harus dilakukan guru tidak hanya disekolah akan tetapi diluar sekolahpun

harus tetap dilakukan.

3) Guru agama sebagi motivator (penggerak)

Sebagai penggerak guru bergairah dan aktif belajar, dalam upaya

memberikan motivasi, guru dapat menganalisis motif-motif yang melatar

belakangi peserta didik yang malas belajar dan menurun prestasinya di sekolah.

Setiap saat guru harus bertindak sebagai motivator. Karena dalam pembelajaran

tidak mustahil ada diantara peserta didik yang malas belajar dan sebagainya.

Motivasi dapat efektif bila dilakukan dengan memperhatikan kebutuhan peserta

didik untuk lebih bergairah dalam belajar. Peranan guru sebagai motivator sangat

penting dalam interaksi edukatif.

b. Peran guru agama dalam pembelajaran, antara lain:

1) Sebagai pembimbing

Sebagai pembimbing guru harus mampu menguasai dan mengembangkan

materi pelajaran, merencanakan dan mempersiapkan pelajaran, mengontrol dan

mengevaluasi kegiatan peserta didik. Oleh karena itu guru memerlukan

kompetensi yang tinggi untuk mewujudkan empat hal tersebut.82

Sifat anak didik seperti ketidak tahuan (kebodohan), kedangkalan ilmu

pengetahuan dan kurangnya ilmu pengalaman telah mengundang guru untuk

mendidik dan membimbing mereka. Sebenarnya anak itu memiliki dorongan atau

menghilangkan sifat-sifat tersebut dengan tangannya sendiri. Akan tetapi akan

lebih baik bila mendapat bantuan dari orang dewasa seperti guru misalnya melalui

pendidikan.

82 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional.., h. 41

Page 67: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

57

Sebagai guru pembimbing, guru akan lebih senang jika mendapat

kesempatan menghadapi peserta didik di dalam interaksi edukatif, ia memberi

dorongan dan menyalurkan semangat menggiring mereka, sehingga mereka dapat

melepaskan diri dari ketergantungannya kepada orang lain dengan tenaganya

sendiri.

Pemberian bimbingan yang dilakukan oleh guru agama meliputi

bimbingan belajar dan bimbingan perkembangan sikap keagamaan. Dengan

demikian membimbing dimaksudkan agar setiap peserta didik dapat mengenal

tentang dirinya dan kemampuan serta potensinya untuk belajar dan bersikap

sesuai dengan ajaran agama Islam.

2) Guru agama sebagai pengajar

Memberikan pengajaran di dalam sekolah (kelas) ia menyampaikan

pelajaran agar peserta didik memahami dengan baik semua pengetahuan yang

telah disampaikannya, selain itu, ia juga berusaha agar terjadi perubahan sikap,

keterampilan, kebiasaan, hubungan sosial, operasi, dan sebagainya pada peserta

didik melalui pengajaran yang diberikannya. Untuk mencapai tujuan tersebut

maka guru perlu memahami seluruh pengetahuan yang menjadi tanggung jawab

dan menguasai dengan baik metode dan teknik mengajar.

3) Guru agama sebagai pengelola kelas

Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu

mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta lingkungan ini diatur dan

diawasi agar kegiatan-kegiatan belajar terarah kepada tujuan-tujuan pendidikan.

Pengawasan terhadap lingkungan belajar itu turut menentukan sejauh mana

lingkungan yang baik. Lingkungan yang baik adalah yang bersifat menantang dan

merangsang peserta didik untuk belajar, memberikan rasa aman dan kepuasan

dalam mencapai tujuan.

Dalam kaitannya guru sebagai pengelola kelas maka sekurang-kurangnya

yang harus ia pelihara secara terus-menerus adalah suasana keagamaan, kerja

sama, rasa persatuan dan perasaan puas pada peserta didik terhadap pekerjaan dan

kelasnya. Dengan demikian maka guru akan lebih mudah mempengaruhi peserta

didik dalam pengajaran agama.

Page 68: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

58

4) Guru agama sebagai evaluator

Di dalam proses pengajaran guru hendaknya menjadi seorang evaluator

yang baik yaitu guru dapat mengetahui keberhasilan dan pencapaian tujuan.

Penguasaan peserta didik terhadap pelayanan serta ketetapan atau keefektifan

metode mengajar guru mengetahui apakah proses belajar yang dilakukan cukup

efektif memberikan hasil yang baik dan memuaskan, atau sebaliknya, guru

hendaknya terus-menerus mengikuti hasil belajar yang telah dicapai oleh peserta

didik dari waktu ke waktu.

Guru hendaknya mampu dan terampil dalam melaksanakan penilaian.

Karena dengan penilaian, guru mengetahui prestasi yang dicapai peserta didik

setelah melaksanakan pembelajaran dan akan terus menerus ditingkatkan untuk

memperoleh hasil yang optimal.

Pengakuan kedudukan guru sebagai tenaga profesional merupakan sistem

pendidikan yang pelaksanaannya memperhatikan berbagai peraturan perundang-

undangan dibidang pendidikan kepegawaian, sehubungan dengan ini diperlukan

pengaturan suatu UU tentang guru.83

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Agama

Dalam UU Guru dan Dosen dikemukan bahwa guru adalah tenaga

pendidik yang khusus diangkat dengan tugas utama mengajar. Disamping itu, ia

mempunyai tugas lain yaitu sebagai pembimbing dan pengelola administrasi

sekolah. Selain tugas-tugas tersebut guru juga memiliki kewajiban yang

berhubungan dengan kedudukannya sebagai salah satu komponen tenaga

kependidikan.

Keutamaan profesi guru sangatlah besar sehingga Allah menjadikannya

tugas guru agama sebagaimana tugas yang diemban oleh Rasulullah. Tugas yang

diemban seorang guru agama harus hampir sama dengan seorang rasul. Dari

pandangan itu dapat dipahami bahwa tugas pendidik sebagai penerus para nabi

yang pada hakikatnya mengemban misi yang mengajak manusia untuk tunduk dan

patuh pada hukum-hukum Allah guna memperoleh keselamatan dunia dan akhirat.

83 Martinis Yamin, Sertifikasi Guru…., h. 249

Page 69: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

59

Kemudian misi ini dikembangkan pada pembentukan kepribadian yang berjiwa

tauhid, kreatif, berakhlak mulia dan bermoral tinggi.

Sebagai figur bagi masyarakat terutama peserta didik, guru mempunyai

kekuasaan untuk membentuk dan membangun kepribadian peserta didik untuk

menjadi seseorang yang berguna bagi agama dan bangsa.

Tugas dan tanggung jawab guru agama bukan hanya di sekolah saja, tetapi

dimanapun guru itu berada, di rumah sebagai orang tua adalah sebagai guru

pendidikan bagi putra putrinya. Di dalam masyarakat sekitar guru sering

dipandang sebagai tokoh suri tauladan bagi orang-orang sekitarnya. Baik dalam

sikap maupun perbuatannya. Sehingga tidaklah heran betapa berat tugas dan

tanggung jawab guru. Terutama tanggung jawab akhlak dan suri tauladan untuk

digugu dan ditiru. Hanya orang-orang yang ikhlas dan sabar yang mampu

mengemban amanat itu dan ia bertanggung jawab kepada peserta didik.

a. Tugas guru agama

Telah dijelaskan bahwa tugas guru agama merupakan tugas mulia yang

kedudukannya sama dengan tugas seorang rasul. Tugas guru adalah mengajar,

mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik.84

Oleh karena itu,

guru agama mempunyai dua tugas yaitu tugas umum dan tugas khusus.

Secara umum, tugas guru adalah sebagai warasat al-an biya yang pada

hakikatnya mengemban misi rahmata li al-alamin, Yakni suatu misi yang

mengajak manusia untuk tunduk dan patuh pada hukum-hukum Allah, guna

memperoleh keselamatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat dengan

mengembangkan aspek kepribadian peserta didik yang berjiwa tauhid dan akhlak

mulia.

Sedangkan secara khusus tugas guru agama sebagai pengajar, pendidik,

dan pemimpin.85

1) Sebagai pengajar yang bertugas merencanakan program pengajaran,

melaksanakan program yang disusun dan akhirnya dengan pelaksanaan

penilaian setelah program tersebut dilakukan.

84 Depag, Undang-undang dan Peraturan… h. 83

85

Ahmad tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, h. 80

Page 70: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

60

2) Sebagai pendidik yang mengarahkan peserta didik pada tingkat

kedewasaan kepribadian sempurna seiring dengan tujuan penciptaannya.

3) Sebagai pemimpin yang memimpin, mengendalikan diri, upaya

pengarahan pengawasan, pengorganisasian, pengontrolan, dan partisipasi

atas program yang dilakukan.

Sebagai pengajar, guru bertugas membina perkembangan pengetahuan,

sikap dan keterampilan. Dari kenyataan itu pulalah terbukti bahwa peranan guru

sebagai pendidik dan pembimbing masih berlangsung terus meski tugasnya

sebagai pengajaran telah selesai.

Dalam buku Filsafat Pendidikan Islam, Ahmad D. Marimba menyatakan

bahwa tugas pendidik dalam pendidikan Islam adalah membimbing dan mengenal

kebutuhan atau kesanggupan peserta didik, menciptakan situasi yang kondusif

bagi berlangsungnya proses kependidikan, menambahkan mengembangkan

pengetahuan yang dimiliki guna ditransformasikan kepada peserta didik serta

senantiasa membuka diri terhadap seluruh kelemahan dan kekurangannya.86

Secara keseluruhan tugas guru agama adalah sama yaitu meliputi tugas

diatas, namun bagi guru agama, segala tugas yang diberikan kepada peserta didik

hendaknya lebih mengarahkan kepada pembentukan prilaku yang Islami sesuai

dengan pengalaman yang telah diberikan kepada siswa dan pembentukan Akhlak

mulia.

Tugas-tugas yang telah disebutkan di atas menyatakan bahwa jabatan guru

memilliki banyak tugas, baik yang terikat oleh dinas maupun diluar dinas dalam

pembentukan kepribadian. Tugas guru agama tidak hanya sebagai suatu profesi,

tetapi juga sebagai suatu tugas kemanusiaan dan kemasyarakatan.

b. Tanggung jawab guru agama

Berangkat dari uraian di atas maka tanggung jawab guru agama adalah

mendidik individu supaya beriman kepada Allah dan melaksanakan syari’ahnya.

Mendidik diri supaya berakhlak mulia dan mendidik masyarakat untuk saling

menasehati dalam melaksanakan kebenaran, saling menasehati agar tabah dalam

menghadapi segala kesulitan dalam beribadah kepada Allah serta menegakan

86 Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam,..h. 44

Page 71: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

61

kebenaran.87

Tanggung jawab itu bukan hanya sebatas moral seorang guru

terhadap peserta didik, akan tetapi lebih jauh dari itu. Pendidikan bertanggung

jawab atas segala tugasnya yang dilakukan kepada Allah. Tanggung jawab guru

adalah segala tindakan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban didasarkan atas

pertimbangan profesional secara tepat, pekerjaan guru menuntut kesungguhan

dalam berbagai hal.

Tanggung jawab guru agama bukan hanya bertanggung jawab dalam hal

kecakapan dan kepandaian dalam memahami materi yang disajikan, tetapi juga

harus bertanggung jawab untuk menciptakan peserta didik yang hormat, taat

kepada orang tua dan guru, ramah terhadap lingkungan sekitarnya dan bertutur

kata yang baik.

Kalau melihat perubahan-perubahan transisional dalam pengajaran

seperti telah diuraikan dalam bagian terdahulu yang menambah kesempatan bagi

para peserta didik untuk belajar dan berkembang dan di lain pihak guru

berdasarkan peranan profesional guru modern maka sudah barang tentu

menimbulkan atau menambah tanggung jawab guru menjadi lebih besar, tanggung

jawab itu adalah:

1) Guru harus menuntut para peserta didik belajar

2) Guru harus turut serta membina kurikulum sekolah

3) Melaksanakan pembinaan terhadap peserta didik (afektif, kognitif,

psikomotorik)

4) Memberikan bimbingan kepada peserta didik

5) Melakukan diagnosis atas kesulitan belajar dan mengadakan

penilaian atas kemauan belajar

6) Menyelenggarakan penelitian

7) Menghayati, mengamalkan pancasila

8) Turut serta membantu terciptanya kesatuan dan persatuan bangsa

dan perdamaian dunia

9) Mengenal masyarakat dan ikut serta aktif

10) Turut serta menyukseskan pembangunan

87 Depag, Undang-undang dan Peraturan… h. 87

Page 72: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

62

11) Tanggung jawab meningkatkan peranan profesi guru.88

Jadi, dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab guru agama dari uraian

diatas merupakan tanggung jawab yang harus dilaksanakan oleh guru yang

meliputi tanggung jawab terhadap sikap, tingkah laku dan perkataan yang telah

ditampilkan kepada peserta didik dalam rangka membina jiwa dan watak mereka.

Dengan demikian tugas dan tanggung jawab guru agama sebagai pengajar,

pendidik, pembimbing, administrasi, serta tugas dan tanggung jawab

kemasyarakatan.

88 Depag, Wawasan Tugas…., h. 76-84

Page 73: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

63

BAB IV

STUDI KOMPARASI GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN

LANGGULUNGUNG DAN UU NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

GURU DAN DOSEN

A. Persamaan

1. Pengertian Guru Agama

Berdasarkan penelitian di atas dan pandangan beberapa para ahli tentang

pengertian guru agama pada hakikatnya sama seperti pengertian guru agama

menurut Hasan Langgulung dan UU Guru dan Dosen, bahwa guru agama adalah

seseorang yang memberikan ilmu pengetahuan agama, ketrampilan atau

pengalaman kepada peserta didik dilingkungan formal (sekolah) untuk

mengembangkan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik agar dapat

memahami apa yang terkandung dalam ajaran Islam secara keseluruhan,

menghayati makna dan maksud serta tujuannya yang pada akhirnya dapat

mengamalkan serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam sebagai pegangan atau

jalan hidup.

Guru agama merupakan bagian dari profesi guru pada umumnya. Oleh

karena itu, profil guru agama juga harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang

lazim bagi seorang guru. Meskipun demikian, karena pendidikan agama Islam

memiliki kekhasan sendiri dibandingkan dengan bidang studi yang lain, maka

guru agama di samping harus memiliki kompetensi keguruan pada umumnya, ia

Page 74: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

64

juga dituntut memiliki kualifikasi-kualifikasi tertentu yang melekat pada ciri khas

agama Islam itu sendiri.

2. Peran dan Kedudukan Guru Agama

Persamaan peran guru agama menurut Hasan Langgulung dan UU Guru

dan Dosen yaitu mempunyai peranan yang sama dalam menerima amanat dari

kedua orang tua peserta didik.

Seseorang yang menerima amanat orang tua untuk mendidik anak itu

disebut guru. Namun demikian seorang guru bukan hanya penerima amanat dari

orang tua untuk mendidik anaknya, melainkan dari setiap orang yang memerlukan

bantuan untuk mendidiknya. Sebagai pemegang amanat, guru harus bertanggung

jawab atas amanat yang diserahkan kepadanya.1

Guru dalam perpektif Islam mempunyai peranan yang sangat penting

dalam proses pendidikan. Sebab guru yang bertanggung jawab terhadap

perkembangan anak didik dengan mengupayakan perkembangan seluruh potensi

anak didik baik potensi afektif, kognitif maupun psikomotoriknya. guru agama

tidak hanya berperan sebagai pengajar dan pendidik semata-mata, tetapi harus

memerankan diri sebagai pembimbing dalam belajar.

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Agama

Persamaan mengenai tugas seorang guru agama menurut Hasan

Langgulung dan UU Guru dan Dosen, guru agama adalah tenaga pendidik yang

khusus diangkat dengan tugas utama mengajar dan mernbimbing pada bidang

studi agama Islam.

a. Sebagai pengajar

Sebagai pengajar, guru mempunyai tugas memberikan ilmu pengetahuan.

Dengan kata lain, guru agama adalah orang yang mentransfer ilmu-ilmu agama

Islam sesuai dengan jenjang pendidikan yang diajarnya.

1 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam…, h. 39

Page 75: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

65

b. Sebagai pembimbing

Sebagai pembimbing, guru mempunyai tugas memberi bimbingan kepada

peserta didik dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, sebab pembelajaran

sangat berkaitan erat dengan berbagai masalah diluar kelas yang sifatnya non

akademis.

Di samping memiliki tugas-tugas diatas, guru memiliki juga kewajiban

yang berhubungan dengan kedudukannya sebagai salah satu komponen tenaga

kependidikan. Kewajiban tersebut dikemukakan di dalam Undang-undang Guru

dan Dosen adalah sebagai berikut:

a. Merencananakan, melakasankan, menilai dan mengevaluasi dalam

pembelajaran

b. Selalu meningkatkan dan mengembangkan kualitas akademik dan

kompetensi sesuai dengan tuntutan zaman

c. Bersikap obyektif dan tidak membeda-bedakan latar belakang peserta

didik

d. Menjunjung tinggi hukum dan kode etik guru serta nilai-nilai agama

dan etika

e. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.2

Persamaan tanggung jawab guru agama menurut Hasan Langulng dan UU

Guru dan Dosen ialah keyakinannya bahwa segala tindakannya dalam

melaksanakan tugas dan kewajiban didasarkan atas pertimbangan profesional

secara tepat. Karena pekerjaan guru menuntut kesungguhan dalam berbagai hal.

Oleh sebab itu posisi dan persyaratan para pekerja pendidikan atau orang-orang

yang disebut pendidik karena pekerjannya ini, maka patutlah mendapat

pertimbangan dan perhatian yang serius. Dengan memperhatikan dan

mempertimbangkan hal tersebut dimaksudkan agar usaha pendidikan yang baik

tidak akan jatuh ke tangan orang-orang yang bukan ahlinya, sehingga dapat

mengakibatkan banyak kerugian.

2 Depag, Undang-undang dan Peraturan…, h. 93

Page 76: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

66

B. Perbedaan

1. Pengertian Guru Agama

Menurut Hasan Langgulung pengertian guru agama diartikan sebagai

ulama.3 Ulama adalah jamak dari kata alim yang menunjukan pada seseorang

yang memiliki pengetahuan diatas kemampuan yang dimiliki orang lain. Kata

ulama dan alim selanjutnya diartikan sebagai orang yang tahu atau yang

mempunyai pengetahuan ilmu agama dan ilmu umum. Sesuai perkembangan

zaman istilah ulama yang merupakan bentuk jamak, berubah menjadi bentuk

tunggal. Pengertian ulama juga menjadi lebih sempit, sebab diartikan sebagai

orang yang memiliki ilmu pengetahuan agama.

Di indonesia, masyarakat menilai ulama sebagai guru agama yang

memberikan nasehat dan tauladan sebagai panutan, karena mereka diakuai sebagai

orang yang memiliki kualitas dalam memahami agama. Dengan demikian ulama

Indonesia adalah orang yang memiliki kekuasaan yang lebih besar dalam

menjalankan ajaran-ajaran agama Islam.

Sedangkan menurut UU Guru dan Dosen, pengertian guru agama adalah

ditekankan pada pelatihan dan kualifikasi. Pelatihan dibuktikan dengan adanya

surat-surat tanda tamat kependidikan, sementara kualifikasi diterangkan dengan

sejumlah karakteristik, termasuk ujian, pengalaman, dan reputasi yang

berhubungan dengan keefektifan di dalam pembelajaran. Dalam implikasinya,

seorang profesional dituntut tidak hanya untuk memiliki pemahaman yang

menyeluruh tentang hukum-hukum dan aturan-aturan teknis yang diperlukan

dalam melaksanakan pekerjaannya, tetapi juga tentang karakteristik dan kondisi

peserta didik. Seorang yang profesional dituntut memiliki pengetahuan tentang

kepribadian, motivasi, dan aspirasi peserta didik.

2. Peran dan Kedudukan Guru Agama

Menurut Hasan Langgulung, guru agama mempunyai peranan sebagai

pembimbing, pemimpin dan pengawas bagi peserta didik. Untuk itu menurutnya

3 Hasan Langgulung, Peralihan Paradigma…, h. 45

Page 77: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

67

guru agama harus diberi kesempatan dalam mengambil keputusan mengenai

perkembangan, pelaksanaan pendidikan dan meningkatkan kualitasnya agar

dihormati oleh masyarakat Islam.4 Sedangkan UU Guru dan Dosen dalam

pembelajaran agama, guru agama berperan sebagai fasilitator, motivator, pemacu,

perekayasa pembelajaran, dan pemberi insprirasi bagi peserta didik.5

3. Tugas dan Tanggung Jawab Guru Agama

Tugas guru agama menurut Hasan Langgulung adalah selain mengajar

juga memotivasi dan menfasilitasi kebutuhan-kebutuhan peserta didik supaya

potensi-potensi yang dimilikinya dapat berkembang dan teraktualisasikan serta

membantu peserta didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam atau

menjadi Insan Kamil.6

Sedangkan tugas guru agama menurut UU Guru dan Dosen adalah sebagai

pendidik, pembimbing, pelatih terhadap peserta didik pada jalur pendidikan

formal agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, menjadi

warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.7

Dari uraian yang telah dibahas pada pembahasan di atas dan analisis yang

dilakukan penulis dalam penelitian ini, penulis mengambil titik temu bahwa guru

agama menurut Hasan Langgulung dan UU No. 14 th 2005 lebih condong pada

persamaan yaitu tentang guru agama yang professional dibidangnya.

Perbedaan yang mendasar tentang guru agama dalam kedua pemikiran

diatas didasari atas aspek pengangkatannya bahwa guru agama menurut Hasan

Langgulung diangkat oleh masyarakat dibuktikan dengan pemahaman agama

yang dalam. Sedangkan guru agama menurut UU Guru dan Dosen agar dapat

diakui sebagai guru profesional salah satunya mempunyai sertifikat pendidik.

4 Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi…, h. 92

5 Depag, Undang-undang dan Peraturan. h. 86

6 Hasan Langgulung, Pendidikan Islam Menghadapi…, h 103

7 Depag, Undang-undang dan Peraturan. h. 83

Page 78: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

68

BAB V

PENUTUP

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Sehubungan dengan uraian pada bab terdahulu tentang guru agama

perspektif Hasan Langgulung dan Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen. Maka, secara keseluruhan penulis sederhanakan dalam

kesimpulan bahwa:

Guru agama adalah seorang profesional yang mempunyai peranan dan

kedudukan sebagai pengganti dari orang tua peserta didik atau orang tua kedua di

sekolah yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengembangkan

seluruh potensi dan mendidik kepribadian peserta didik agar dapat hidup sesuai

yang diharapkan oleh agama, masyarakat dan bangsa.

Telah dijelaskan bahwa guru agama yang dimaksud adalah guru

pendidikan agama Islam. Jadi, persamaan tentang guru agama perspektif Hasan

Langgulung dan UU No. 14 Guru dan Dosen itu guru harus profesional,

mempunyai amanat dari kedua orang tua peserta didik dan kewajiban yang sama

dalam meningkatkan mutu pendidikan.

B. Saran-saran

Pemikiran Hasan Langgulung dan amanat UU Guru dan Dosen yang

terdapat dalam skripsi ini, semoga dapat mewakili dalam memberikan saran yang

baik untuk pendidikan bagi para pendidik (guru agama), masyarakat, maupun

pemerintah. Adapun saran-saran dari penulis, khususnya guru agama dalam

memajukan pendidikan adalah:

Page 79: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

69

1. Dapat dijadikan referensi dan pedoman dalam wacana pengembangan

dunia pendidikan dan transfer ilmu pengetahuan. Sebagai profesi, guru

hendaknya mampu mengadakan penelitian-penelitian yang berkaitan

dengan peningkatan profesional seorang pendidik.

2. Dalam memperlakukan UU Guru dan Dosen hendaknya guru

melaksakan dengan arif, bijaksana dan penuh tanggung jawab.

3. Hak dan kewajiban hendaknya harus diletakan secara seimbang, bukan

saja hak yang harus dituntut melainkan juga kewajiban harus di

penuhi.

4. Meniru kembali pendidikan dari Rosulullah seperti keikhlasan dalam

mengembangkan, mewujudkan tujuan, menjaga serta melestarikan

kebudayaan Islam dengan disertai kepribadian yang sesuai ajaran

Islam maupun ketentuan-ketentuan dalam UU pemerintah.

5. Pendidik khususnya guru agama harus selalu meningkatkan

profesionalnya agar selalu siap menjalankan tugas-tugasnya dan

mampu menghadapi tantangan-tantangan jaman, merespon dan

memecahkannya dengan penuh kearifan dan kebijakan.

6. Selalu bekerja sama dengan masyarakat dan pemerintah dalam

melaksanakan pendidikan yang sesuai dengan yang dicita-citakan.

Dan,

7. Selalu kreatif atau melakukan terobosan-terobosan baru dalam

pendidikan agar guru selalu menjadi panutan , sehingga kedudukannya

selalu dihormati dan dihargai.

Page 80: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

70

DAFTAR PUSTAKA

A.M., Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2003, Cet.-X.

Al-Abrasyi, Muhammad Athiyah, Beberapa Pemikiran Pendidikan Islam. Terj.

Syamsuddin Asyrofi, Yogyakarta: Titian Ilahi Pers, 1996, Cet. Ke-I.

Ali, M. Sayuthi, Metodologi Penelitian Agama, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,

2002, Cet.I.

Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press,

2005, Cet .II.

Al-Syaibany, Omar Muhammad Al-Toumy, Falsafah Pendidikan Islam, Jakarta:

Bulan Bintang, 1979, Cet.I.

Arifin, M., Pendidikan Islam dalam Arus Dinamika Masyarakat, Jakarta: IAIN

Syarif Hidayatullah, 1988.

Daradjat, Zakiah dkk., Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, Cet.

VI.

Daradjat, Zakiah, dalam Abu Ahmadi dan Noor Salimi, Dasar-dasar Pendidikan

Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2004, Cet.IV.

Daradjat, Zakiah, Pendidikan Islam dalam Keluarga dan Sekolah, Jakarta:

Ruhama, 1995, Cet.II.

Departemen Agama RI, Wawasan Tugas Guru dan Tenaga Pendidikan, Jakarta:

Dirjen Kelembagaan Agama Islam, 2005.

Departemen Agama, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang

Pendidikan, Jakarta: Dirjen Pendidikan Islam Depag RI, 2006.

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, 1988, Cet.I.

Djarajat, Zakiah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1996.

Djohar, Pendidikan Strategik: Alternatif Untuk Pendidikan Masa Depan,

Yogyakarta: Lesfi, 2003, Cet.I.

Page 81: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

71

Hamalik, Oemar, Pendidikan Guru, Jakarta: Bumi Aksara, 2006, Cet.IV.

http://groups.yahoo.com/group/smansa97/message/2820, diakses tg. 5-01-2010.

http://groups.yahoo.com/group/smansa97/message/2820, diakses tg. 5-01-2010.

Ihsan, Hamdani, dan A. Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: CV.

Pustaka Setia, 2001, Cet.II.

Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan dan Sukses dalam Sertifikasi Guru (KTSP), Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2007, Cet. XVIII.

Langgulung, Hasan, Asas-asas Pendidikan Islam, Jakarta: Pustaka Al Husna

Baru, 2003, Cet.V.

Langgulung, Hasan, Manusia dan Pendidikan: Suatu Analisis Psikologi dan

Pendidikan, Jakarta: Al-Husna, 1995.

Langgulung, Hasan, Pendidikan dan Peradaban Islam: Suatu Analisa Sosio-

Psikologi, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1985, Cet.III.

Langgulung, Hasan, Pendidikan Islam Menghadapi Abad Ke-21, Jakarta: Pustaka

Al-Husna, 1988, Cet. I.

Langgulung, Hasan, Peralihan Paradigma dalam Pendidikan Islam dan Sains

Sosial, Jakarta: Gaya Media Pratama, 2002, Cet. I.

Langgulung, Hasan, Teori-teori Kesehatan Mental, Jakarta: Al-Husna, 1985.

Muchtar, Heri Jauhari, Fiqih pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005,

Cet Ke-I.

Mulyasa, E., Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2006,

Cet.IV.

Mulyasa, E., Standar Kompetensi Dan Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2008, Cet.III.

Nata, Abudin, Pendidikan dalam Perdpektif Hadits, Jakarta: UIN Press, 2005,

Cet.I.

Ni’am Sholeh, Asrorun, Membangun Profesionalitas Guru: Analisis Kronologis

atas lahirnya UU Guru dan Dosen, Jakarta: Elsas, 2006, Cet. I.

Nurdin, Syafrudin, Guru Profesional Dan Implementasi Kurikulum, Jakarta:

Ciputat Perss, 2002, Cet.I.

Page 82: GURU AGAMA PERSPEKTIF HASAN LANGGULUNG DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1802/1/103077... · mengenai pengertian guru agama, ... dapat memberikan manfaat yang

72

Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, Jakarta: Cipta

Jaya, 2009.

Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis Dan Praktis, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007, Cet. XVIII.

Sanjaya, Wina, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2008, Cet.V.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996, Cet.

III.

Tafsir, Ahmad Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2007, Cet.VII.

Thouless, Robert H., PengantarPsikologi Agama, Terj. Machnun Husein, Jakarta:

Raja Grafindo Persada, 1995, Cet.II.

Tim Penyusun IKAPI, Ensiklopedia Islam Indonesia, Jakarta: Djambatan, 1992.

Tim Penyusun, Ensiklopedia Nasional Indonesia, Jakarta: Delta Pamungkas,

2004, Jilid 4, Cet.IV.

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2006 , Ed. I.

Who’s Who in The World, 7th

Edition 1984-1985, Chicago Illiniois: Marquis

Who’s Who Incorporated, 1984.

Yamin, Martinis, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung

Persada, 2006, Cet. II.

Yamin, Martinis, Sertifikasi Propesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung

Persada Press, 2006, Cet. II.

Zahara Idris, Dasar-dasar Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1982, Cet.II.