guidelines kotatua - website staff...

40
GUIDELINES KOTATUA PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS KEBUDAYAAN DAN PERMUSEUMAN TAHUN 2007

Upload: duongthien

Post on 02-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA1

GUIDELINES KOTATUA

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA DINAS KEBUDAYAAN DAN PERMUSEUMAN

TAHUN 2007

Page 2: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA2

1.1. PENDAHULUANArsitektur masa lalu yang terdiri dari bangunan-bangunan dankawasan-kawasan cagar budaya berperan dalam merangkaidan menghubungkan sejarah kota Jakarta dari masa lalu kemasa sekarang dan masa yang akan datang. Arsitektur masalalu ini merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan darirencana kota. Bangunan-bangunan cagar budaya dan jugakawasan-kawasan cagar budaya tersebar disegala penjurukota, dengan konsentrasi memanjang dari bagian Utara sampaike Selatan kota.

Sampai dengan tahun 2007, di Jakarta terdapat 4 (empat)kawasan cagar budaya, yaitu: Kotatua, Menteng, KebayoranBaru, dan Situ Babakan. Di dalam kawasan-kawasan ini terdapatarsitektur kota dan bangunan-bangunan yang harus dilestarikan.Selain itu juga banyak terdapat bangunan-bangunan pelestarianyang berada diluar kawasan-kawasan ini.

Masing-masing kawasan cagar budaya memiliki panduankhusus yang disesuaikan dengan kondisi dan karakter darimasing-masing kawasan. Panduan ini terutama adalahpanduan untuk peruntukan pemanfaatan ruang-ruang kota danbangunan-bangunan cagar budaya di Zona 2 Kawasan CagarBudaya Kotatua di Jakarta.

1.2. ATURAN DALAM UPAYA PELESTARIANUpaya pelestarian di Jakarta didasarkan kepada UU No. 5tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya dan PeraturanDaerah No. 9 tahun 1999, yang menggolongkan kawasancagar budaya menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu: kawasan cagarbudaya golongan I sampai dengan III, dan menggolongkanbangunan cagar budaya menjadi 3 (tiga) golongan, yaitu:bangunan cagar budaya golongan A, B, dan C.

1.3. PEMANFAATAN KAWASAN DAN BANGUNAN CAGAR BUDAYAPemanfaatan kawasan dan bangunan cagar budaya disesuaikandengan wujud fisiknya dan perencanaan kota untuk daerahdimana kawasan dan bangunan cagar budaya berada, yangditentukan oleh Pemda DKI Jakarta. Pemanfaatan barunyadisesuaikan dengan kebutuhan masa kini dan akan datangselama cocok dengan wujud fisiknya.

1.4. KAWASAN CAGAR BUDAYA KOTATUABerdasarkan kajian sejarah, sebagian besar dari kawasanSunda Kelapa dan Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatuaadalah cikal bakal Kotatua, yaitu kota yang pada masa kolonialberada di dalam dinding benteng, yang ditinggali sebagaianbesar oleh Bangsa Belanda. Kawasan ini dahulu dibatasi olehSungai Ciliwung di sebelah timur, kanal Stadt Buiten Grachtsebelah barat (kini Sungai Krukut) di sebelah barat, kanal StadtBuiten Gracht di sebelah selatan (kini Jalan Jembatan Batudan Jalan Asemka), dan laut di utara (termasuk PelabuhanSunda Kelapa). Di luar kawasan ini terdapat permukiman-permukiman lain yang bersama-sama kota di dalam bentengmerupakan Kawasan Cagar Budaya Kotatua seperti apa yangtercakup pada Peraturan Gubernur Provinsi Daerah KhususIbukota Jakarta Nomor 34 Tahun 2005. Kawasan cagar budayaini adalah kawasan seluas sekitar 846 Ha yang terletak diKotamadya Jakarta Utara dan Kotamadya Jakarta Barat (lihatgambar 1).

Gambar 1 : Lokasi Kotatua di Jakarta

BAB I TINJAUAN UMUM

Page 3: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA3

Berdasarkan Rencana Induk Kotatua Jakarta (DTK, 2007), ditengah-tengah Kawasan Cagar Budaya Kotatua terdapat zona inti,yaitu area yang memiliki nilai sejarah yang lebih bernilai, yang dahulunya sebagian besar adalah kota di dalam dinding. KawasanCagar Budaya Kotatua dibagi menjadi 5 (lima) zona, yaitu: kawasan Sunda Kelapa, kawasan Fatahillah, kawasan Pecinan, kawasanPekojan, dan kawasan Peremajaan (lihat gambar 2).

Gambar 2 : Kawasan Cagar Budaya Kotatua dan Kawasan Zona 2

Page 4: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA4

Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatua, dengan luas areasekitar 87 Ha (lihat gambar 3), merupakan bagian dari zonainti Kawasan Cagar Budaya Kotatua, yang batas-batasnyaadalah Sungai Krukut di sisi barat, Sungai Ciliwung di sisi timur,jalan tol dan jalan kereta api di sisi utara, serta Jalan JembatanBatu dan Jalan Asemka di sisi selatan. Kawasan cagar budayaini bukan hanya memiliki bangunan dengan nilai sejarah danarsitektur yang tinggi, tetapi juga memiliki arsitektur ruang kotayang perlu dijaga kelestariannya.

2.1. GAMBARAN RINGKAS ZONA 2 KAWASAN CAGAR BUDAYA KOTATUA

2.1.1. Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatua dimasa laluZona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatua pada masa penjajahanBelanda sampai dengan abad ke XIX adalah bagian selatandari kawasan di dalam dinding kota yang dibatasi oleh SungaiCiliwung di sisi timur, Sungai Krukut (Jelakeng) di sisi barat,Jalan Jembatan Batu dan Jalan Asemka di sisi selatan, sertakawasan Pasar Ikan di sisi utara. Di masa-masa akhir erakolonial Belanda, kawasan ini merupakan pusat bisnis (CBD)kota Batavia dengan konsentrasi kegiatan perdagangan danjasa di sepanjang Sungai Kali Besar, dan pemerintahan disekitarTaman Fatahillah (lihat gambar 4).

Kawasan ini ditandai oleh jalan dan sungai/kanal yangmembentuk blok-blok berupa grid kota dengan 2 (dua) taman/plaza, yaitu Taman Fatahillah yang menjadi pusat kegiatanpublik dan Taman Beos yang dikelilingi oleh kantor-kantorbesar dan Stasiun KA. Di sepanjang Kali Besar terdapatperusahaan dagang dan pelayaran. Blok-blok di belakang KaliBesar ditempati oleh hunian dan bangunan pergudangan.

Gambar 3 : Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatua Gambar 4 : Suasana di Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatua tempo

dulu

BAB IIPARAMETER PERENCANAAN DAN PANDUAN PELESTARIANUNTUK ZONA 2 KAWASAN CAGAR BUDAYA KOTATUA

Page 5: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA5

Bangunan-bangunan di Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatuapada saat ini terdiri dari 3 (tiga) tipe, yaitu: bangunan besaryang berdiri sendiri pada satu blok kota atau lebih dari setengahblok kota, bangunan di kavling pojok, dan bangunan-bangunanderet yang bersama-sama membentuk satu blok kota.Bangunan-bangunan ini tingginya sekitar 2 sampai dengan 3lantai dengan jarak lantai ke lantai sekitar 4 meter. Keunikanarsitektur kota kawasan ini adalah letak bangunan yangmenempel langsung ke jalan atau ruang terbuka/taman/plaza.Di kawasan yang dikaji ini dapat disimpulkan ini terdapat empattipologi bangunan, yang dibedakan sesuai masyarakat danzamannya (lihat gambar 5), yaitu:1. Bangunan masyarakat kolonial Eropa ( Colonial Indische, Neo-Klasik Eropa, Art Deco, dan Art Nouveau).2. Bangunan masyarakat Cina ( Gaya Cina Selatan dan campuran dengan gaya kolonial Eropa).3. Bangunan masyarakat pribumi (Colonial Indische).4. Bangunan modern Indonesia (International Style).

Gambar 5 : Berbagai gaya arsitektur di Kotatua

2.1.2. Rencana Pelestarian dan Revitalisasi Zona 2 Kawasan Cagar Budaya KotatuaZona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatua direncanakan sebagaikawasan cagar budaya yaitu sebagai sebuah living heritagedan sebagai kawasan revitalisasi, yaitu sebagai kawasan yangdiproyeksikan menjadi salah satu tempat kegiatan utama skalakota bagi warga DKI Jakarta untuk berekreasi, berbudaya,bertinggal, dan bekerja dengan tetap menjaga kelestariankawasan sebagai kawasan cagar budaya.

2.2. Parameter Perencanaan Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatua

2.2.1. Intensitas Bangunan1. Intensitas bangunan atau koefisien lantai bangunan

mengacu kepada aturan yang dikeluarkan oleh DinasTata Kota.

2. Pemanfaatan intensitas bangunan di kavling bangunancagar budaya Golongan A dimungkinkan sebatas tidakmerubah tampak, selubung bangunan, dan interiorbangunan yang dilestarikan.

3. Untuk memenuhi ketentuan butir (2), luas lantai totalbangunan cagar budaya Golongan A besertabangunan tambahannya merupakan resultante dariluas lantai asli/eksisting, serta penambahan lantaibangunan di luar masa bangunan asli dengan nilaitidak melebihi ketentuan KLB yang dikeluarkan olehDinas Tata Kota.

4. Pemanfaatan intensitas bangunan di kavling bangunancagar budaya Golongan B dan C dimungkinkansebatas tidak merubah masa bangunan yangdilestarikan. Pada Golongan B, tampak dan selubungbangunan dipertahankan, sedangkan bagian dalamnyadiperbolehkan berubah, kecuali bagian interior yangpenting. Pada Golongan C, fasada bangunannya sajayang harus dipertahankan.

5. Untuk memenuhi ketentuan butir (4), luas lantai totalbangunan cagar budaya Golongan B dan Cmerupakan resultante dari luas lantai di dalam masabangunan asli/eksisting, serta penambahan lantaibangunan di luar masa bangunan asli dengan nilaitidak melebihi ketentuan KLB oleh Dinas Tata Kota.

6. Pada bangunan cagar budaya Golongan A, B, dan C,sebagai akibat tidak dapat dimanfaatkannya secara

Page 6: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA6

penuh KLB maksimal yang ditetapkan oleh Dinas TataKota, maka sebagai kompensasi diterapkan prinsip alihintensitas (Transfer of Development Right)

sebagaimana diatur oleh Dinas Tata Kota.7. Untuk kavling dengan bangunan bukan bangunan cagar

budaya, nilai KLB sesuai dengan aturan yangdikeluarkan oleh Dinas Tata Kota.

2.2.2. Koefisien Dasar BangunanKoefisien dasar bangunan untuk kavling bangunan cagarbudaya Golongan A dan B adalah seperti yang ada sekarang.Sedangkan untuk kavling bangunan cagar budaya GolonganC, koefisien dasar bangunannya maximal 75%.

2.2.3. Ketinggian Bangunan1. Ketinggian bangunan bukan cagar budaya di lingkungan

Golongan I dan II perlu dipertimbangkan dampaknyaterhadap tampilan bangunan cagar budaya yang ada.

2. Untuk bangunan-bangunan cagar budaya golongan A,B, dan C ketinggian bangunan asli harus dipertahankan.

3. Penambahan lantai di dalam masa bangunan asli tidakdiijinkan untuk bangunan cagar budaya Golongan A.

4. Dalam rangka memanfaatkan luas lantai maksimumyang diijinkan, penambahan lantai dalam masabangunan asli untuk bangunan cagar budaya golonganB diijinkan selama tidak merubah selubung bangunanasli. Untuk bangunan cagar budaya Golongan C,ketinggian bangunan disesuaikan dengan tinggi fasadaasli sampai dengan 10 m dari batas tampak depan.Selanjutnya ketinggian bangunan disesuaikan denganperaturan yang dikeluarkan oleh Dinas Tata Kota.

2.2.4. Sempadan Bangunan1. Garis sempadan depan bangunan Golongan A, B, dan

C sesuai dengan letak bangunan asli.2. Untuk menghindari ketidaksinambungan ruang kota di

Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatua, untukpembangunan bangunan baru yang bukan bangunancagar budaya, garis sempadannya adalah 0, ataumengikuti garis sepadan depan bangunan cagarbudaya yang ada disebelahnya. Pada lantai dasar didepan bangunan tersebut harus dibuat arkade denganlebar minimum 2,5 meter.

3. Pada bangunan bukan cagar budaya di LingkunganGolongan I, II, dan III yang telah terlanjur dibangun

mundur ke belakang, sangat dianjurkan untukmembangun arkade tambahan dengan lebar minimum2,5 meter pada garis batas kepemilikan (sempadannol).

2.2.5. Tata Hijau1. Pemilihan pohon pada sebagian besar Zona 2 Kawasan

Cagar Budaya Kotatua lebih ditujukan untuk estetika,kecuali pada tempat-tempat yang telah ditentukan, danruang terbuka hijau pasif.

2. Akar, daun, batang maupun ranting pepohonan tidakboleh mengganggu bangunan cagar budaya.

3. Sangat tidak dianjurkan untuk menggunakan jenispohon yang bentuknya mengganggu/menutupi facadebangunan cagar budaya.

4. Pada Lingkungan Cagar Budaya Golongan I, di sekitarTaman Fatahillah dan Jalan Cengkeh, pemilihan jenispohon serta elemen ruang terbuka dan tata hijaudisesuaikan dengan karakter masa lalu. Pemilihantersebut dilakukan melalui kajian terhadap foto-fotoatau gambar lama yang otentik oleh tim ahlipertamanan.

2.2.6. Parkir dan Jenis Kendaraan1. Bangunan yang telah ditetapkan sebagai bangunan

cagar budaya Golongan A, B, dan C tidak diwajibkanuntuk menyediakan tempat parkir. Sebagai gantinya,perlu disediakan tempat-tempat parkir (umum) olehpihak pemerintah daerah ataupun badan pengelolakawasan yang mewakili pihak pemerintah.

2. Penggunaan parkir di badan jalan (on street) tidakdiperkenankan di Lingkungan Golongan I dan II kecualidi lokasi yang telah disediakan / ditentukan olehpengelola kawasan.

3. Bangunan bukan bangunan cagar budaya dengan luastapak lebih dari 1.000 meter persegi diwajibkan untukmenyediakan tempat parkir di dalam tapak denganperhitungan besaran sesuai standar parkir di Jakarta.Perletakan area parkir di basement atau di lantai atassangat dianjurkan.

4. Jenis kendaraan berat, seperti truk dan alat-alat beratlainnya, tidak diperkenankan memasuki Kawasan CagarBudaya, kecuali bila mendapat izin khusus denganwaktu tertentu / terbatas.

Page 7: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA7

3.1. LINGKUNGAN GOLONGAN CAGAR BUDAYA DI ZONA 2 KAWASAN CAGAR BUDAYA KOTATUABerdasarkan kepada beberapa kriteria yang ada di PeraturanDaerah No. 5 tahun 1999, Zona 2 Kawasan Cagar BudayaKotatua, dibagi menjadi 3 (tiga) golongan kawasan cagar budayayaitu (lihat gambar 6):

- Lingkungan Golongan I, di sekitar TamanFatahillah dan Jalan Cengkeh;

- Lingkungan Golongan II, di sepanjang Kali Besar,Jalan Pintu Besar Utara dan sekitar Taman Beos;

- Lingkungan Golongan III, di luar Golongan I danII yaitu area yang berdekatan dengan SungaiCiliwung di sisi timur dan area di dekat SungaiKrukut (Jelakeng) di sisi barat.

Lingkungan Cagar Budaya Golongan ILingkungan cagar budaya Golongan I (lihat gambar 7) beradadisekitar Taman Fatahillah dan Jalan Cengkeh. Kawasan TamanFatahillah, termasuk Jalan Cengkeh yang dahulu bernamaPrinsen Straat (sumbu Amsterdam Poort - Stadhuis),merupakakan kawasan yang urgen untuk tetap dilestarikan.Lingkungan ini didominasi oleh bangunan-bangunan cagarbudaya golongan A. Jalan Cengkeh dan Taman Fatahillah dahulumerupakan aksis yang merepresentasikan kekuasaan politikkolonial (jalur darat). Bagian-bagian yang sudah sangat berubahdi dalam bagian ini, dikembalikan seperti keadaan aslinya.

Gambar 6 : Penggolongan Lingkungan Cagar Budaya di Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatua

Gambar 7 : Lingkungan cagar budaya Golongan I

1. Cagar budaya lingkungan dan bangunan di kawasanini dikendalikan dengan sangat ketat (high control) dandilaksanakan oleh pihak pemerintah daerah DKIJakarta.

2. Lingkungan atau ruang kota Jalan Cengkeh danTaman Fatahillah, dipugar kembali dengan karakteryang sama seperti keadaan pada era “Kota DindingBenteng” akhir abad XVIII. Seluruh bangunan tua disepanjang Jalan Cengkeh dan sekitar TamanFatahillah yang kini telah terlanjur dibangun sebagaibangunan baru, bukan merupakan bangunan cagarbudaya. Apabila di kemudian hari akan dibangunkembali, bagian depannya hingga kedalaman 10 meterharus dirancang dengan karakter yang sama denganbangunan asli. Acuan yang digunakan untuk memugarkembali lingkungan atau ruang kota adalah foto-fotolama yang dapat dijadikan bukti otentik suasana akhirabad XVIII.

3. Sebagai elemen bersejarah yang berperan penting,diusulkan untuk merekonstruksi kembali AmsterdamPoort sebagaimana bentuk semula.

BAB III PANDUAN PELESTARIAN ZONA 2 KAWASAN CAGAR BUDAYAKOTATUA

Page 8: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA8

4. Seluruh bangunan tua yang memiliki makna sejarahkuat di kawasan ini dikategorikan sebagai bangunancagar budaya golongan A. Bangunan-bangunan ituadalah bangunan Museum Sejarah Jakarta(Fatahillah), bangunan Museum Senirupa danKeramik, serta bangunan Museum Wayang.

5. Lingkungan ini, Jalan Cengkeh dan sekitar TamanFatahillah harus bebas kendaraan

6. Penggunaan papan reklame tidak diperkenankan dikawasan ini.

Lingkungan Cagar Budaya Golongan IILingkungan cagar budaya Golongan II (lihat gambar 8) beradadiluar lingkungan I. Dahulu, Kali Besar merupakan aksis yangmerepresentasikan kekuasaan ekonomi, sosial dan budayakolonialisme (jalur air). Kawasan sepanjang Kali Besar melebarke timur sepanjang Kali Besar Timur 3 di selatan ke arah baratJl. Malaka, sekitar sebelah selatan Balai Kota termasuk BNIKota, sekitar Taman Beos, termasuk dalam lingkungan ini. Padalingkungan ini terdapat konsentrasi bangunan-bangunan cagarbudaya golongan B dan beberapa bangunan cagar budayagolongan A, Toko Merah, Gedung BI, dan Gedung Bank Mandiri.Dalam lingkungan ini, seharusnya diambil kebijakan agarbangunan-bangunan cagar budaya di dalamnya dapatdiselamatkan dan dilestarikan.

Gambar 8 : Lingkungan cagar budaya Golongan II

1. Penataan lingkungan dilakukan dengan tetapmempertahankan keaslian unsur-unsurlingkungan serta arsitektur bangunan yangmenjadi ciri khas kawasan, yaitu mempertahankankarakter ruang-ruang kota dan melestarikanbangunan-bangunan cagar budaya yang ada.

2. Ruang kota di sepanjang Kali Besar, di sepanjangJalan Pintu Besar Utara dan di sekitar lapangan

Stasiun Beos dimanfaatkan untuk tempat kegiatanumum dan komersial terbatas. Penambahanstruktur/bangunan baru untuk fasilitas umum padaruang kota dibuat seminimum mungkin dan tidakmerusak ruangnya.

3. Pada bangunan cagar budaya dimungkinkandilakukan adaptasi terhadap fungsi-fungsi barusesuai dengan rencana kota, yaitu memanfaatkanbangunan-bangunan untuk kegiatan komersial,hiburan, hunian terbatas/ hotel, dan apartemen.

4. Penataan papan nama dan papan iklan sesuaidengan ketentuan yang ditetapkan di dalampedoman papan nama dan papan iklan dalampedoman ini.

Lingkungan Cagar Budaya Golongan IIILingkungan cagar budaya Golongan III (lihat gambar 9), beradadi luar Lingkungan Golongan I dan II, yaitu area yangberdekatan dengan Sungai Ciliwung di sisi timur dan area didekat Sungai Krukut (Jelakeng) di sisi barat. Pada lingkunganini terdapat beberapa bangunan yang masuk ke dalam kategoribangunan cagar budaya golongan B. Sedangkan mayoritasbangunan pada lingkungan ini adalah bangunan bukanbangunan cagar budaya.

Gambar 9 : Lingkungan cagar budaya Golongan III

1. Untuk memperkuat karakter Zona 2 Kawasan CagarBudaya Kotatua, rancangan Lingkungan Golongan IIIperlu mengikuti pola bentuk fisik Lingkungan GolonganI dan II, yaitu dibentuk oleh bangunan rendah (low risebuilding) dengan sempadan 0 (nol). Hanya bangunan-bangunan yang fungsi dan perannya significant bolehmemiliki setback.

2. Revitalisasi kawasan Jalan Kopi dan Roa Malaka,

Page 9: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA9

sebagai bekas kota Jayakarta melalui penataan ruangkota dan pemasangan prasasti penanda sebagaitempat bersejarah.

3. Penataan papan nama dan papan iklan sesuai denganketentuan yang ditetapkan di dalam pedoman papannama dan papan iklan dalam pedoman ini.

3.2. PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN RUANG-RUANG KOTA CAGAR BUDAYA

3.2.1. Peruntukan Ruang-ruang KotaMenggalakkan vitalitas Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatuamelalui perkuatan aktivitas ruang-ruang umum kota denganmemperhatikan keterkaitan antara ruang terbuka, pedestrian,dan dukungan yang dapat diberikan dari dalam bangunan yangada di sekitar ruang publik tersebut.

1. Taman Fatahillah sebagai ruang terbuka aktif di titikpusat Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatuadilakukan melalui kegiatan publik terutama yang tingkatkota, yang bersifat tidak permanen, baik secaraterjadwal maupun insidentil.

2. Jalan Cengkeh (lihat gambar 10) dikembalikan wujudfisiknya seperti masa lalu dan diperuntukkan sebagairuang kota linier yang menghubungkan TamanFatahillah dengan areal bekas kastil Batavia.

Gambar 10 : Jalan Cengkeh

Page 10: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA10

3. Jalan Pintu Besar Utara (lihat gambar 11)dimanfaatkan sebagai shopping street, dimana lantaidasar bangunan-bangunan di sisi baratnya terdiri atastoko-toko eceran, restoran / cafe, dan galeri.

Gambar 11 : Jalan Pintu Besar Utara

4. Taman Stasiun Beos diperuntukkan sebagai tempatterbuka dan pemberhentian Busway.

5. Ruang terbuka disepanjang Kali Besar ( lihat gambar12).

- Pemanfaatan ruang terbuka sepanjang sisi Kanal di KaliBesar Timur Selatan sebagai ruang terbuka aktif dalambentuk restoran tepi air (waterfront restaurant row).Ruang terbuka ini menjadi bagian perluasan kegiatanrestoran dan kafe yang ada di lantai dasar bangunan-bangunan yang menghadap Kali Besar. Area ini jugaberfungsi sebagai jalur pedestrian, tempat parkir dansirkulasi kendaraan bermotor terbatas.

- Sepanjang Kali Besar Timur Utara difungsikan sebagairuang terbuka aktif dalam bentuk kaki lima tepi air(waterfront food stalls). Tempat-tempat makan ini dapatterpisah atau menjadi bagian perluasan dari restorandan tempat makan yang ada pada lantai dasarbangunan-bangunan yang menghadap Kali Besar. Areaini juga berfungsi sebagai jalur pedestrian, tempat parkir,dan sirkulasi kendaraan bermotor terbatas.

- Ruang terbuka sepanjang sisi kanal di Kali Besar Baratdibagi menjadi dua. Ruang kota yang dekat denganbangunan-bangunan difungsikan sebagai shoppingstreet dan ruang kota yang berada di tepi sungaidifungsikan sebagai esplanade. Shopping street jugaberfungsi sebagai jalur pedestrian, tempat parkir, dansirkulasi kendaraan bermotor terbatas. Esplanadedimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan pameran, seni-budaya, olahraga terbatas, misalnya bermain catur, danperdagangan serta sosial seperti kakilima, pasar, bazar,dan sebagainya, secara terjadwal.

Page 11: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA11

Gambar 12 : Ruang kota di Kali Besar

Page 12: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA12

6. Ruang terbuka bekas kanal yang dibatasi oleh jalanTiang Bendera 1, 2, 3, dan 4, dijadikan jalur hijau dantaman lingkungan (lihat gambar 13).

Gambar 13 : Ruang terbuka yang diapit oleh Jalan Tiang Bendera 1, 2,3, dan 4

3.3. PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN BANGUNAN- BANGUNAN CAGAR BUDAYA

Peruntukan Makro Kavling dan Bangunan1. Peruntukan makro adalah untuk kegiatan campuran

dan kegiatan seni budaya. Kegiatan campuran diLingkungan cagar budaya Golongan I dan II adalahhunian terbatas seperti hotel mapun servis apartemenserta komersial/jasa/retail yang bercampur denganfungsi budaya. Kegiatan campuran di Lingkungancagar budaya Golongan III adalah hunian apartemenuntuk masyarakat golongan menengah keatas yangbercampur dengan fungsi komersial/kantor/jasa danpendidikan terbatas seperti pendidikan tinggi dankursus-kursus.

2. Kegiatan retail/jasa/komersial yang tidak diperbolehkanuntuk diselenggarakan di Lingkungan cagar budayaGolongan I dan II di Zona 2 Kawasan Cagar BudayaKotatua adalah toko bahan bangunan, pusat kesehatan,kecuali j ika letaknya di lantai atas. Kegiatanperkantoran juga tidak diperbolehkan, kecuali jikaletaknya di lantai atas. Selain itu, rumah/panti jompo,supermarket, juga tidak diperkenankan kecuali bilaletaknya tidak berada di bagian depan bangunan, dantempat hiburan yang bertentangan dengan nilai-nilaisusila, antara lain tempat perjudian dan pelacuran.

3. Kegiatan yang menimbulkan polusi yang tidakdiperbolehkan untuk diselenggarakan di Zona 2Kawasan Cagar Budaya Kotatua adalah bengkel mobildan sejenisnya, pompa bensin, percetakan, segala jenisindustri, kecuali industri rumah berskala kecil dan tidakmenimbulkan polusi, pergudangan dan pengepakanbarang, kecuali bila merupakan bagian dari kegiatanutama yang diijinkan, dan tempat ibadah, kecuali yangtelah mendapat ijin.

Peruntukan Mikro Bangunan1. Pemanfaatan lantai dasar di Lingkungan cagar budaya

Golongan I dan II diutamakan untuk fungsi/ kegiatanyang berhubungan langsung dengan ruang publikantara lain restoran, toko retail, galeri, tempat makan,tempat hiburan, dan tempat masuk bangunan sepertilobby, entrance hall, dan sejenisnya.

2. Pemanfaatan lantai atas di Lingkungan cagar budaya Golongan I untuk kegiatan - kegiatan yang bersifat

Page 13: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA13

publik serta dapat diakses oleh umum seperti museum,galeri, fasilitas pendidikan dan budaya, perkantoran,hotel dan hunian terbatas.

3. Pemanfaatan bagian belakang lantai dasar bangunandi Lingkungan cagar budaya Golongan I untukkegiatan-kegiatan yang bersifat publik serta dapatdiakses oleh umum seperti museum, galeri, fasilitaspendidikan dan budaya, perkantoran, hotel dan hunianterbatas.

4. Pemanfaatan lantai atas di Lingkungan cagar budayaGolongan II untuk kegiatan-kegiatan yang bersifatsemi publik antara lain museum, galeri, fasilitaspendidikan dan budaya, perkantoran, hotel, hunianterbatas dan unit-unit hunian/apartemen.

5. Pemanfaatan lantai atas di Lingkungan cagar budayaGolongan III untuk kegiatan-kegiatan yang bersifatsemi-publik dan private seperti hunian, perkantorandan pendidikan (lihat gambar 14).

Gambar 14 : Peruntukan mikro

Daftar bangunan cagar budaya beserta peruntukannya yangberada di Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatua dapat dilihatpada lampiran DAFTAR BANGUNAN CAGAR BUDAYA DANPERUNTUKANNYA.

3.4. PERUBAHAN DAN PENAMBAHAN BANGUNAN PADA BANGUNAN CAGAR BUDAYA

3.4.1. Perubahan dan Penambahan Bangunan pada Bangunan Cagar Budaya

1. Pada prinsipnya perubahan yang dilakukan terhadapbangunan cagar budaya tidak diperkenankan bilahasilnya akan memberi dampak bagi keaslian tampakbangunan serta hilangnya elemen bangunan pentingyang menjadi ciri bangunan cagar budaya.

2. Penambahan atau perluasan bangunan dengan caramenambah bangunan baru diperbolehkan untukdilakukan dalam persil/tapak bangunan cagar budayasepanjang tidak mengganggu integritas, skala dankarakter bangunan asli.

Penambahan bangunan dapat memenuhi kriteria tersebut apabila:- Letaknya tersembunyi dari sisi depan jalan bangunan eksisting.- Terpisah dengan bangunan asli dengan jarak minimal 3

(tiga) meter dari tampak belakang bangunan asli.- Menghargai bentuk, ukuran, proporsi dan material

bangunan asli tanpa harus meniru gaya bangunan asli;- Dirancang dengan gaya sederhana dan tidak mencolok

sehingga tidak bersaing dengan bangunan asli.- Perubahan dan penambahan yang dilakukan secara

visual tidak tampak atau tidak berpotensi untuk tampakdari sisi jalan dan ketinggiannya tidak melebihi ujungatap bangunan asli.

- Bangunan tambahan dapat dihubungkan denganbangunan asli dengan selasar, lebar maksimal 3 (tigameter) dan tidak merusak arsitektur bangunan asli.

- Upaya rehabilitasi dan revitalisasi melalui perubahantata ruang dalam diperbolehkan untuk bangunangolongan B selama tidak merubah struktur yang utuhdengan bangunan utama (sesuai dengan Perda No. 9/1999 ps. 20).

- Perubahan tata ruang dalam bangunan golongan B tidakberlaku bagi ruang yang harus dilestarikan seperti lobbydan hall utama, serta ruang-ruang lain yang merupakanbagian arsitektur yang penting dari bangunan yangbersangkutan.

- Dalam kaitannya dengan kegiatan rehabilitasi bangunancagar budaya golongan B, Tim Sidang Pemugaran

Page 14: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA14

berwenang menentukan ruang-ruang yang harus dilestarikan.- Prosedur kegiatan pemugaran dengan perubahan dan atau penambahan bangunan cagar budaya Golongan B yang dimiliki pemerintah harus diselenggarakan melalui prosedur sayembara terbuka.

3.4.2. Panduan Restorasi dan Pemugaran Bangunan Cagar Budaya1. Setiap bangunan cagar budaya golongan A, B, dan C yang berada dalam kondisi rusak ringan, rusak sedang maupun

rusak berat harus dipugar kembali sesuai dengan golongannya.2. Ketentuan teknis pelaksanaan pemugaran mengikuti “Petunjuk Teknis Rehabilitasi dan Restorasi” yang dikeluarkan oleh

Dinas Kebudayaan dan Permuseuman tahun 2003.3. Untuk melindungi aset purbakala yang mungkin ditemukan di Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatua, setiap kegiatan

pembangunan fisik di kawasan ini, terutama yang berkaitan dengan penggalian di bawah permukaan tanah, harus melibatkanahli arkeologi dan mendapat persetujuan dari Dinas Kebudayaan dan Permuseuman.

4. Prosedur pelaksanaan pemugaran bangunan cagar budaya dilaksanakan oleh tim ahli yang memiliki kemampuan handaldalam melaksanakan kegiatan pemugaran.

5. Aturan lainnya berkaitan dengan restorasi dan pemugaran bangunan cagar budaya, tercantum dalam tabel dibawah ini:

TABEL PANDUAN

Page 15: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA15

Page 16: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA16

Panduan untuk bangunan dibawah ini diberlakukan untuk bangunan-bangunan yang bukan bangunan cagar budaya yang berada didalam Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatua. Lokasi dari kavling-kavling kosong maupun yang berisi bangunan bukan cagarbudaya dapat dilihat pada gambar site-plan dari Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatua. Kavling-kavling kosong maupun yang berisibangunan bukan cagar budaya ini dapat dikembangkan dan dibangun dengan mengikuti aturan panduan amplop bangunan.

4.1. PEMANFAATAN BANGUNAN-BANGUNAN BUKAN BANGUNAN CAGAR BUDAYABangunan-bangunan bukan bangunan cagar budaya di Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatua sebagian besar berada Lingkungancagar budaya Golongan III. Peruntukan makronya adalah untuk kegiatan campuran yang dapat berupa hunian apartemen untukmasyarakat golongan menengah ke atas yang bercampur dengan fungsi komersial/kantor/jasa dan pendidikan terbatas sepertipendidikan tinggi dan kursus-kursus.Peruntukan mikronya, khususnya pemanfaatan lantai atas adalah untuk kegiatan-kegiatan yang bersifat semi-publik dan privateseperti hunian, perkantoran, dan pendidikan.

4.2. PANDUAN UNTUK BANGUNAN-BANGUNAN BUKAN BANGUNAN CAGAR BUDAYATujuan dari panduan-panduan dibawah ini adalah untuk memastikan agar bangunan-bangunan baru didalam Zona 2 Kawasan CagarBudaya Kotatua tetap menghormati karakteristik dari ruang luar atau kawasan cagar budaya disekitarnya, seperti dengan membuattempat pejalan kaki yang terlindung dan streetscape yang menerus.

Bentuk bangunan dapat memberi kontribusi yang positif terhadap tampilan kawasan cagar budaya secara keseluruhan, terutamapada bagian yang secara visual terlihat dari jalan/ruang publik (sesuai ketentuan Perda No. 9/1999). Rancangan bangunan bukanbangunan cagar budaya harus mendapat persetujuan dari Tim Sidang Pemugaran.

Bangunan-bangunan bukan bangunan cagar budaya di Zona 2 Kawasan Cagar Budaya Kotatua, terdiri dari bangunan-bangunanyang bersebelahan dan tidak bersebelahan dengan bangunan cagar budaya. Masing-masing tipe bangunan ini memiliki aturan yangberbeda, yang dapat dilihat pada tabel panduan konstruksi dan tata bangunan dibawah ini.

TABEL PANDUAN KONSTRUKSI DAN TATA BANGUNAN

BAB IVPANDUAN UNTUK BANGUNAN BUKAN BANGUNANCAGAR BUDAYA

Page 17: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA17

Page 18: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA18

Page 19: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA19

Papan nama dan papan iklan pada bangunan mempunyaiberagam fungsi serta memberi karakter kepada bangunan danlingkungannya. Hal ini juga terjadi pada kawasan cagar budaya.Penggunaan dan fungsi informasi dan reklame disesuaikanserta mencerminkan konteks kawasan sebagai kawasan cagarbudaya.

Untuk itu papan nama dan papan iklan perlu diatur. Mengaturtanda informasi yang ditujukan bagi pengguna ruang kotamelalui pengaturan penggunaan rambu dan papan reklameyang dapat mendukung karakter Zona 2 Kawasan CagarBudaya Kotatua sebagai kawasan cagar budaya sertamendukung keindahan streetscape.

5.1. PAPAN NAMA DAN PAPAN IKLANPada lingkungan cagar budaya terdapat dua macam papannama dan atau papan iklan yaitu tradisional dan kontemporer.

5.1.1. Papan Nama dan atau Papan Iklan TradisionalPapan nama dan atau papan iklan tradisional biasanya dibuatdari papan kayu yang dicat, atau dari material bangunan utamadan merupakan bagian dari fasade bangunan. Belakangan,papan kayu digantikan dengan bahan metal seperti seng dansejenisnya. Papan nama dan atau papan iklan tradisional tidakdapat dinyalakan (self-illuminating).

5.1.2. Papan Nama dan atau Papan Iklan KontemporerPapan nama dan atau papan iklan kontemporer biasanyaterbuat dari papan metal atau plastik dengan huruf-huruf ataukata-kata yang dibentuk oleh warna-warna yang kontras. Yangdari plastik dapat dinyalakan (self-illuminating). Papan iklankontemporer juga dapat berupa banners dari kain yangbiasanya digunakan untuk mempublikasikan sebuah acaraatau promosi obral.

5.2. PEDOMAN UNTUK PAPAN NAMA DAN PAPAN IKLAN

Pedoman untuk Papan Nama dan Papan Iklan1. Penggunaan papan nama dan papan reklame baru

tidak diperkenankan di Lingkungan cagar budayaGolongan I, yaitu disekitar Taman Fatahillah dan JalanCengkeh. Papan nama bangunan yang baru cukupberupa plakat/ prasasti yang diletakkan disamping atau

dekat dengan pintu utama bangunan, tanpamengganggu keseluruhan wajah depan bangunan.

2. Papan nama dan papan iklan kontemporer padabangunan bukan bangunan cagar budaya diluarLingkungan cagar budaya Golongan I, yaitu diluarlingkungan Taman Fatahillah dan Jalan Cengkeh,dirancang agar tidak mengganggu bangunan cagarbudaya.

3. Penggunaan papan reklame yang berdiri sendiri atauterlepas dari bangunan tidak diizinkan didalamkawasan cagar budaya ini.

4. Para pemilik bangunan cagar budaya dianjurkan untukmempertahankan papan nama dan atau papan iklantradisional, terutama yang dibuat dari material bahanbangunan dan merupakan bagian dari fasadebangunan asli, misalnya yang terdapat di dinding,dinding atas (frieze, gable wall, dll), kolom, balok, dansegala dekorasinya. Penghilangan dari papan namadan atau papan iklan tradisional yang merupakanbagian dari fasade bangunan pada bangunan cagarbudaya, terutama yang menunjukkan kapan bangunandidirikan / selesai dibangun tidak diizinkan.

5. Papan nama dan atau papan iklan baru padabangunan cagar budaya dibuat secara terpisah namunterintegrasi dengan arsitektur bangunan.

Seluruh rambu, papan nama dan papan reklame kontemporerdi Lingkungan cagar budaya Golongan II dan III, diharuskan:terkendali dalam hal rancangan, tidak boleh diletakkan padaatap bangunan, dan menggunakan standart tinggi dalam halmaterial, konstruksi serta rancangan grafis.

BAB V PAPAN NAMA DAN PAPAN IKLAN

Page 20: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA20

Lampiran I – Daftar bangunan cagar budaya dan peruntukannya

LINGKUNGAN CAGAR BUDAYA GOLONGAN I

BAB VI LAMPIRAN

1

23 4

6 5

789

10

1

23 4

6 5

789

10

Page 21: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA21

Page 22: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA22

Page 23: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA23

LINGKUNGAN CAGAR BUDAYA GOLONGAN II

48

50515253

7172

73

656364

626160595857565554

757677

74

20

21 2524

262728

444342

3329 s/d 32

343536 113738394041

45

46 47

1912

13141518s/d

66s/d70

22 23

4948

50515253

7172

73

656364

626160595857565554

757677

74

20

21 2524

262728

444342

3329 s/d 32

343536 113738394041

45

46 47

1912

13141518s/d

66s/d70

22 23

49

Page 24: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA24

Page 25: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA25

Page 26: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA26

Page 27: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA27

Page 28: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA28

Page 29: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA29

Page 30: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA30

Page 31: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA31

Page 32: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA32

Page 33: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA33

Page 34: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA34

Page 35: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA35

Page 36: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA36

LINGKUNGAN CAGAR BUDAYA GOLONGAN III

7879

80

83

84

85 86

82

8187

7879

80

83

84

85 86

82

8187

Page 37: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA37

Page 38: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA38

Page 39: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA39

Lampiran II - Gambar-gambar

Gambar lampiran 1

Gambar lampiran 3

Gambar lampiran 4Gambar lampiran 2

Page 40: Guidelines Kotatua - Website Staff UIstaff.ui.ac.id/system/files/users/evawani.ellisa/publication/isi... · ... tetapi juga memiliki arsitektur ruang kota yang perlu dijaga ... yaitu

GUIDELINES KOTATUA40

PENYUSUNIr. Teguh Utomo Atmoko, MURPIr. Evawani Ellisa, M.Eng., Ph.D.Prof. Dr. Ir. Yulianto SumalyoKemas Ridwan Kurniawan, ST., MSc., Ph.D.Prof. Dr. R.Z. LeirizzaProf. Dr. Anna Erliyana, SH, M.H.Ir. Azrar Hadi, Ph.D.Ir. Alvinsyah, MSERita Erna, SHErik Tampubolon, SH

TIM SURVEY DAN GAMBARYosua Raja Sianipar M, S. ArsWidyanto Hartono Thenearto, S.ArsM. NagibAinulia Paramita, S.ArsSaptama

PENASEHAT AHLIProf. Adolf Heuken S. J.Ir. Noersaijidi M. KoesoemoProf. Dr. Ir. DanisworoProf. Gunawan Tjahjono, M.Arch., Ph.D.Prof. Dr. MundardjitoDr. Ark. Djauhari Sumintardja, Dpl Bldg, Sc, Ph.D.hcIr. Budi Sukada, Dpl Grand HonsIr. Rai PratadayaIr. Arya AbietaIr. IndrajitIr. Wastu PraganthaIr. B. EryudhawanGrace Pamungkas, STIr. SusilojonoIr. Indro Kusumo Wardono

KONTRIBUTORDr. Ir. Yandi Andri YatmoDr. Ir. Laksmi Siregar, MSIr. Siti Handjarinto, MScIr. WijayantiFaiza Jamal, STMiranda Indriani Indra, SSnGalihGamal, ST

TIM PENYUSUN