gsi
TRANSCRIPT
Pelaksanaan Pertemuan Rutin GSI Dalam Promosi Suami, Bidan Dan Desa Siaga
Created By
Selvia Septiani
the youth’s spirit of education and expression
Pendahuluan
Dalam upaya meminimalisasi dan menurunkan tingkat kematian ibu (AKI) maka semua hal yang berkaitan dengan masalah kesejahteraan ibu harus mendapatkan penanganan dan perhatian yang baik khususnya dari pemerintah, para tenaga kesehatan
Pada tahun 1996 telah dibentuk suatu gerakan masyarakat yang merupakan bagian dari kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas hidup perempuan melaui berbagai kegiatan yang berdampak terhadap penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas sebagai investasi untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang lebih sehat dan berkualitas yang disebut dengan GIS (Gerakan Sayang Ibu) atau dikenal dengan Safe Motherhood.
Oleh karena itu, dalam presentasi
Tinjauan Pustaka
Gerakan Sayang IbuGerakan sayang Ibu (GSI) adalah gerakan yang
mengembangkan kualitas perempuan utamanya melalui
percepatan penurunan angka kematian ibu yang
dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah dan
masyarakat dalam rangka meningkatkan sumber daya
manusia dengan meningkatkan pengetahuan, kesadaran,
dan kepedulian dalam upaya integrative dan sinergis.
GSI didukung pula oleh Aliansi Pita Putih (White
Ribbon Alliance).
Sejarah GsIGerakan sayang ibu dicanangkan oleh pemerintah pada tanggal 22 desember
1996, bertepatan dengan hari ibu. Dengan gerakan tersebut diharapakan Angka
Kematian Ibu (AKI) pada akhir pelita IV dapat diturunkan dari 225 per 100.000
kelahiran hidup menjadi 80 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2018 atau akhir
pembangunan Jangka Panjang Kedua.
Setelah berhasil menyukseskan program Desa Siaga dan Gerakan Sayang Ibu,
pemerintah melanjutkan program lainya dengan memberdayakan perempuan melalui
Kementrian Pemberdayaan perempuan dan Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) yang bekerja sama dengan Pemerintah Amerika Serikat (USAID)
meluncurkan program suami siaga, bidan siaga, dan warga siaga. Mengigat bahwa
tanggung jawab ibu hamil, bersalin, nifas, dan bayi bukan hanya tanggung jawab ibu
saja, tetapi tanggu jawab dari semua komponen masyarakat yang meliputi bidan, suami,
keluarga, ataupun masyarakat yang berbeda di sekitarnya.
Suami Siaga ?(siap antar jaga)
Suami siaga adalah suami yang siap
menjaga istrinya yang sedang hamil,
menyediakn tabungan bersalin, serta
memberikan kewenangan untuk
menggunakannya apabila terjadi
masalah kehamilan. Suami siaga
mempunyai jaringan dengan tetangga
potensial yang mampu mengatasi
masalah kegawatdaruratan kebidanan.
Suami siaga juga memiliki pengetahuan
tentang tanda bahaya kehamilan,
persalinan, nifas, dan mengutamkan
keselamatan istri.
Sasaran GSIa. Langsung
Pasangan Usia
Subur (PUS) Ibu hamil,bersalin
dan nifas
Ibu meneteki masa
perawatan bayi
Suami dan seluruh
anggota keluarga
Media massa
Kaum
bapak/pria
Tokoh
masyarakat
dan agama
Sektor terkait
b.Tdk Langsung
Strategi GSI
a. Desentralisasi
b. Kemandirian
c. Keluarga
d. Kemitraan
Melalui pendekatan kemasyarakatan, dikembangkan dalam bentuk :
Pelaksanaan Pertemuan
Rutin GSI Dalam Promosi Suami,
Bidan Dan Desa Siaga
1. Perencanaan Dan Pelaksanaan
Gerakan Sayang Ibu
a. Identifikasi masalah
b. Penentuan masalah
c. Penentuan tujuan
d. Pengembangan alternatif
pemecahan masalah
e. Penentuan rencana
operasional
e. Penentuan rencana
operasional
Langkah kegiatan ( jadwal
kegiatan)
Tenaga pelaksana
Dukungan dana dan saran
Monitoring dan Pelaporan
Evaluasi kegiatan
2. Pelaksanaan Kegiatan Gerakan
Sayang Ibu
Kegiatan GSI meliputi:
a. Kegiatan operasional.
1) Pembentukan kelompok kerja
GSI dengan pembentukan satuan
tugas kecamatan sayang ibu dan
satuan tugas kelurahan sayang ibu.
2). Penyusunan rencana kerja
terpadu, terutama:
a) Meningkatkan cakupan ibu hamil
(ANC)
b) Deteksi risiko tinggi ibu hamil
c) Mengembangkan tabungan ibu
bersalin (tabulin) melalui berbagai
cara
3). Pemantauan dan bimbingan
terpadu pelaksanaan GSI secara
berjenjang.
4). Laporan umpan balik secara
berkala tentang hasil pelaksanaan
GSI kepada semua instansi terkait.
b. Kegiatan sosialisasi,
yang dilakukan melalui: 2.Materi penyuluhan
ditekankan pada:• Perencanaan kehamilan• Pentingnya pemeriksaan
kehamilan• Deteksi dini risiko ibu
hamil• Rencana persalinan yang
aman• Rujukan dini terencana• Pendataan dan pelaporan
kehamilan, kematian ibu dan bayi
3. Penyuluhan dapat dilaksanakan oleh:• Pejabat pemerintah• Petugas kesehatan• Tokoh agama/ masyarakat• Organisasi masyarakat
(PKK,LKMD, LSM)
1. Penyuluhan melalui semua jalur komunikasi yang tersedia dan diharapkan masyarakat berperan aktif dalam:
• Mendata ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya
• Mendeteksi adanya risiko ibu hamil
• Merencanakan persalinan yang aman
• Mendorong keluarga ibu untuk melaksanakan tabulin
• Membantu proses pengambilan keputusan di tingkat keluarga saat ibu bersalin akan dirujuk
• Melaksanakan pendataan kelahiran, kematian ibu bersalin, dan kematian bayi
c.Kegiatan pada tingkat administrasi1. Tingkat kelurahanMembentuk satuan tugas GSIMenyusun rencana kerja GSI dalam menggalakan tabulin, Mengumpulkan data ibu hamil ibu bersalin, ibu nifas, kematian
ibu/bayi, dan melaporkan hasilnya kepada satgas GSI kecamatan Penyuluhan kepada tokoh masyarakat dan keluarga sasaranMelaporkan hasil kegiatan GSI kelurahan kepada satgas GSI
kecamatan setiap bulan selmbat-lambatnnya pada tanggal 20.Meningkatkan pendapatan keluarga, khususnnya keluarga yang
memiliki ibu hamil, melalui berbagai program usaha peningkatan pendapatan keluarga (UPPK/UPPK Sejahtera)
Petugas puskesmas pembina kelurahan dan PLKB memberdayakan keluarga dan ibu hamil melalui peningkatan pengetahuan tentang kesehatan ibu dan anak agar setiap ibu hamil memiliki tabulin
2. Tingkat kecamatan:
Membentuk satuan tugas GSI
Menyusun rencana kerja kecamatan sayang ibu dan
menggalakan tabulin serta menyampaikan
rencana kerja ke kelompok kerja
(pokja) GSI kota/ kabupaten
Menyelenggarakan koordinasi
perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian kegiatan dalam instansi terkait
GSI kecamatan
Memberi bimbingan dalam pemecahan masalah kepada satuan tugas GSI
kelurahan
Menghimpun hasil kegiatan satuan tugas
kelurahan dan melaporkan hasilnya
kepada keompok kerja GSI kota/ Kabupaten
setiap bulan selambat-lambatnya pada tanggal
25
Penyuluhan kepada tokoh masyarakat dan
keluarga sasaran
Peran Kader/PKK dalam GSI
1. Peran kader/PKK dalam GSI sangat berpengaruh karena
kader/PKK melakukan kegiatan ibu-ibu dengan pengaderan 5T
2. Pelaksanaan, pencatatan dan pelaporan
3. Indikator Keberhasilan Sebelum Dan Sesudah GSI
Semakin dan mantapnya peranan organisasi masyarakat dalam GSI
Semakin meningkat dan mantapnya pengetahuan dan pemahaman mengenai GSI
Setinggi mungkin sesuai dengan kemampuan ekonomi keluarga
Ibu hamil semakin mengenali masalah kehamilan
Hambatan
Akan tetapi GSI juga menemui hambatan dalam
pelaksanaannya, antara lain :
a. Secara Struktural
Berbagai program tersebut masih sangat birokratis sehingga orientasi yang terbentuk semata-mata dilaksanakan karena ia adalah
program wajib yang harus dilaksanakan berdasarkan SK (Surat Keputusan).
b. Secara Kultural
•Masih kuatnya anggapan/pandangan masyarakat bahwa kehamilan dan persalinan hanyalah persoalan wanita.
KESIMPULANGerakan sayang Ibu (GSI) adalah gerakan yang mengembangkan kualitas perempuan
utamanya melalui percepatan penurunan angka kematian ibu yang dilaksanakan bersama-sama
oleh pemerintah dan masyarakat dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia dengan
meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian dalam upaya integrative dan sinergis.
Pelaksanaan Pertemuan Rutin Gsi Dalam Promosi “Suami, Bidan Dan Desa Siaga”
meliputi :
1. Perencanaan Dan Pelaksanaan Gerakan Sayang Ibu Melalui langkah-langkah :
a. Identifikasi masalah
b. Penentuan masalah
c. Penentuan tujuan
d. Pengembangan alternatif pemecahan masalah
e. Penentuan rencana operasional
2. Pelaksanaan Kegiatan Gerakan Sayang Ibu
Kegiatan GSI meliputi:
a. Kegiatan operasional.
b. Kegiatan sosialisasi, yang dilakukan melalui:
c. Kegiatan pada tingkat administrasi.