grand theory

50
TUGAS CRITICAL THINKING “GRAND THEORY” Oleh : Kelompok 2 1. Nikmatul Fadilah (131214153008) 2. Merlyna Suryaningsih (131214153009) 3. Rista Fauziningtyas (131214153010) 4. Antonius Catur Sukmono (131214153012) 5. Dwi Sixteen Erawati Putri (131214153013)

Upload: re33

Post on 29-Nov-2015

1.207 views

Category:

Documents


53 download

TRANSCRIPT

Page 1: Grand Theory

TUGAS CRITICAL THINKING

“GRAND THEORY”

Oleh : Kelompok 2

1. Nikmatul Fadilah (131214153008)

2. Merlyna Suryaningsih (131214153009)

3. Rista Fauziningtyas (131214153010)

4. Antonius Catur Sukmono (131214153012)

5. Dwi Sixteen Erawati Putri (131214153013)

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS AIRLANGGA

TAHUN AKADEMIK 2012/2013

Page 2: Grand Theory

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan

kesehatan yang bersifat komprehensif meliputi biopsikososiokultural dan spiritual

yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, baik dalam

keadaan sehat maupun sakit dengan pendekatan proses keperawatan. Pelayanan

keperawatan yang berkualitas didukung oleh pengembangan teori dan model

konseptual keperawatan. Perlu diyakini bahwa penerapan suatu teori keperawatan

dalam pelaksanaan asuhan keperawatan akan berdampak pada peningkatan

kualitas asuhan keperawatan. Pelayanan keperawatan sebagai pelayanan

profesional akan berkembang bila didukung oleh teori dan model keperawatan

serta pengembangan riset keperawatan dan diimplementasikan di dalam praktek

keperawatan.

Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan aplikasi unsur dan konsep

dari beberapa teori dan model keperawatan yang di adopsi, digabung,

dikembangkan serta dilaksanakan. Penerapan secara langsung filosofi teori dan

grand teori dalam tatanan praktik keperawatan tidak mungkin dapat dialakukan.

Karena teori tersebut masih terlalu luas dan perlu pengkajian yang mendalam.

Namun teori-teori tersebut dapat digunakan untuk pengembangan munculnya teori

baru yang dapat langsung diaplikasikan dalam tatanan praktek. Teori

keperawatan ini sangat penting artinya bagi pengembangan profesionalisme

keperawatan. Teori keperawatan ini berfungsi untuk membedakan ilmu

keperawatan dengan disiplin ilmu yang lain, serta membantu menyampaikan

pengetahuan dalam rangka memperbaiki praktek keperawatan. Oleh karena itu

melalui makalah ini diharapkan mahasiswa keperawatan mampu memberikan

kontribusi yang besar dalam menelaah dan mengkaji grand theory agar mampu

memberikan arti dalam ilmu dan praktek keperawatan.

2

Page 3: Grand Theory

1.2 Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan :

1) Menjelaskan tinjauan teoritis Grand Theory

2) Menjelaskan tokoh yang termasuk dalam Grand Theory dan teorinya

3) Menjelaskan dan menelaah teori:

a. Nola J. Pender

b. Betty Neuman

c. Helen C. Erickson, Evelyn M. Tomlin, & Marry Ann P. Swain

d. Rosemarie Rizzo Parse

3

Page 4: Grand Theory

BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Grand Theory

Profesi keperawatan mengenal empat tingkatan teori, yang terdiri dari

meta theory, grand theory, middle range theory, dan practice theory. Teori-teori

tersebut diklasifikasikan berdasarkan tingkat keabstrakannya, dimulai dari meta

theory sebagai yang paling abstrak, hingga practice theory sebagai yang lebih

konkrit. Level ke empat dari teori tersebut (metatheory) adalah teori dengan level

tertinggi dan dijelaskan dengan prefix “meta”, yang berarti “perubahan pada

posisi”, “diluar”, pada level tertinggi, atau “melebihi” dan merujuk pada body of

knowledge atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti metamatematika

(Krippendorf 1986 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004).

Walaupun meta theory sangat abstrak dan tidak mudah untuk diuji coba,

meta theory menyediakan arti-arti, kalimat-kalimat, situasi struktur interkoneksi,

dan bahkan observasi oleh perawat-perawat dalam skala global. Meta theory dapat

terdiri dari beberapa grand theory, middle range theory, bahkan practice theory.

Meta theory keperawatan adalah teori keperawatan tentang teori keperawatan.

Meta theory dapat dikritik, terbatas, abstrak dan sangat sulit untuk diaplikasikan

dalam praktik. Meta theory dalam keperawatan akan tampil sebagai superstruktur

dengan aplikasi praktik ganda dan kesempatan tambahan untuk peneliti-peneliti

guna penemuan grand theory, middle range theory, paradigma yang berhubungan,

serta model-model dan mengeksplorasi bagaimana keperawatan merekonstruksi

dan direkonstruksi.

Level ke tiga dari teori keperawatan adalah grand theory yang

menegaskan fokus global dengan board perspective dari praktik keperawatan dan

pandangan keperawatan yang berbeda terhadap sebuah fenomena keperawatan.

Fawcett (1995 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004) mendefinisikan grand

theory sebagai teori yang memiliki cakupan yang luas, kurang abstrak dibanding

model konseptual tetapi tersusun atas konsep-konsep umum yang relatif abstrak

dan hubungannya tidak dapat di uji secara empiris.

4

Page 5: Grand Theory

Menurut Alligood (2010), Nursing Theories dibagai menjadi 4 tipe,

yaitu tipe 1: Philosophies Theories, Tipe 2: Nursing Conceptual Models,

Tipe 3: Nursing Theories, Tipe 4: Middle Range Theories. Grand theory

disebut juga konseptual model, dalam hal ini termasuk Nursing

Conceptual Models dan Nursing Theories. Alligood (2010)

mendefinisikan Nursing Conceptual Models adalah konsep-konsep dan

hubungannya yang melihat secara spesifik dari fenomena dari

keperawatan. Nursing Theories mendeskripsikan, menjelaskan atau

memprediksikan hubungan antara konsep-konsep dalam fenomena

keperawatan. Nursing teori dikembangkan dari berbagai level abstraksi.

Nursing Theories yang berada dalam level yang sama dengan Grand

theory memiliki tingkat keabstrakan yang mendekati Nursing Conceptual

Models yang menjadi acuan pengembangan nursing teori ini. Oleh karena

itu ada beberapa literatur yang menyamakan Nursing Theories dan

Nursing Conceptual Models.

“Grand theory adalah setiap teori yang dicoba dari penjelasan

keseluruhan dari kehidupan sosial, sejarah, atau pengalaman manusia.

Pada dasarnya berlawanan dengan empirisme, positivisme atau

pandangan bahwa pengertian hanya mungkin dilakukan dengan

mempelajari fakta-fakta, masyarakat dan fenomena. (Skinner:1985)”

“Grand theory, istilah yang diciptakan oleh C. Wright Mills

dalam ‘The sociological imagination (1959)’ yang berkenaan dengan

bentuk abstrak tertinggi suatu peneorian yang tersusunan atas konsep-

konsep yang diprioritaskan atas dapat mengerti dunia sosial.”

“Fawcett (1995 dalam Sell dan Kalofissudis, 2004) mendefinisikan

grand theory sebagai teori yang memiliki cakupan yang luas, kurang

abstrak dibanding model konseptual tetapi tersusun atas konsep-konsep

umum yang relatif abstrak dan hubungannya tidak dapat di uji secara

empiris.”

“Grand theory menegaskan fokus global dengan board perspective

dari praktik keperawatan dan pandangan keperawatan yang berbeda

5

Page 6: Grand Theory

terhadap sebuah fenomena keperawatan. (Fawcet, 2006 dalam Alligood,

2010)

Bagan 2.1 Hierarki Teori Keperawatan

2.2 Tokoh-tokoh dalam Grand Theory

1. Myra Estrin Levine: “The Conservation Model”

Levine menyampaikan bahwa interaksi manusia bersifat

holistik, meliputi adaptasi dan konservasi. Dalam adaptasi

meliputi historicity, specificity, dan redundancy. Lingkungan

dalam konsep ini dibedakan menjadi lingkungan internal

6

METAPARADIGMPERSON, ENVIRONMENT, NURSING, HEALTH

Philosophies:NigtingaleWatsonBennerConceptual Model

Johnson’s Behavioral Systems ModelKing’s Geeral Systems FrameworkLevine’s Conservation ModelNeuman’s Systems ModelOrem’s Self Care FrameworkRoger’s Science of Unitary Human BeingsRoy’s Adaption Model

Middle-Range TheoriesKing’s Theory of Goal Attainment

Grand TheoriesLeninger’s Theory of Culture CareDiversity & UniversalityNewman’s Theory of Health as expanding ConciousnessParse’s Theory of Human Becoming

Middle-Range TheoriesOrlando’s Theory of Deliberative Nursing ProcessPeplau’s Theory of Interpersonal RelationsWatson’s Theory Of Human CaringModelling and Role Modelling TheoryMarcer’s Maternal Role Attainment Theory

Page 7: Grand Theory

(fisiologis & patofisiologi), dan lingkungan eksternal (persepsi,

operasional, konseptual). Dalam proses adaptasi respon

organism dibedakan menjadi menghadapi atau menghindar

(fight or flight), respon inflamasi, respon terhadap stress,

perceptual awareness. Pada fase konservasi perlu diperhatikan

4 hal yaitu : energy, integritas struktur, integritas individu,

integritas social.

2. Martha E Rogers : “Unitary Human Being”

Praktek keperawatan profesional yang disampaikan Roger

menekankan pada interaksi harmonis antara manusia dan

lingkungannya untuk menguatkan integritas individu, dan

menetukan pola interaksi manusia dengan lingkungannya

untuk memaksimalkan potensi kesehatan. Roger memandang

manusia secara utuh, terbuka, unindirectionality, pola &

organisasi, sentence, dan pikiran. Area yang disampaikan

Roger meliputi area energy dan area lingkungan. Area energy

meliputi kesatuan sebagai system terbuka, pola, dan

dimensional.

3. Dorothea E. Orem : “Self Care Defisit Theory of Nursing”

Orem mengembangkan 3 teori yaitu self care (dependen care),

self care deficit, dan nursing system. Teori self care

mengembangkan self care requisites baik yang universal,

developmental, dan health deviation. Teori self care deficit

menjelaskan bahwa self care deficit muncul jika self care

demand lebih besar daripada self care agency, dan jika kondisi

ini muncul diperlukan nursing agency, sebagaimana pada

bagan dibawah ini :

7

Page 8: Grand Theory

Self care

Nursing agency

Deficit

Self care demand

Self care agency

R

R

R

R

R

<

Conditioning factor

Conditioning factor

Conditioning factor

Social system

Interpersonal system

Personal system

Gambar 2.2 Bagan Model Orem

4. Imogene M. King : “Conceptual System”

King berpendapat bahwa manusia dipandang sebagai system

individu, system interpersonal dan sistem social yang saling

berkaiatan, sebagaimana gambar dibawah ini :

Gambar 2.3 Bagan Model Imogene M. King

8

Page 9: Grand Theory

5. Betty Neuman: “System Model”

Teori model Betty Neuman menerapkan ide dari teori sistem

umum tentang sifat dasar kehidupan sistem terbuka yang

merupakan gabungan semua elemen yang berinteraksi dalam

struktur organisasi tubuh kita yang kompleks.

Konsep yang dikemukakan oleh Betty Neuman adalah konsep

“Health care system” yaitu model konsep yang

menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada

penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis

pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan

dengan sasaran pelayanan adalah komunitas. Betty Neuman

mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari

konsep holistic dan pendekatan system terbuka. Konsep utama

yang terdapat pada model Neuman, meliputi: stresor, garis

pertahanan dan perlawanan, tingkatan pencegahan, lima

variabel sistem klien, struktur dasar, intervensi dan rekonstitusi

(Fitzpatrick & Whall, 1989)

6. Sister Calista Roy: “Adaptation Model”

Sister Calissta Roy mendefinisikan bahwa keperawatan

merupakan suatu analisa proses dan tindakan sehubungan

dengan perawatan sakit atau potensial seseorang untuk sakit.

Teori adaptasi Suster Calista Roy memandang klien sebagai

suatu sistem adaptasi. Sesuai dengan model Roy, tujuan dari

keperawatan adalah membantu seseorang untuk beradaptasi

terhadap perubahan kebutuhan fisiologis, konsep diri, fungsi

peran, dan hubugan interdependensi selama sehat dan sakit

(mariner-Tomery,1994). Model Adaptasi Roy berasumsi

bahwa dasar ilmu keperawatan adalah pemahaman tentang

proses adaptasi manusia dalam menghadapi situasi hidupnya.

Roy mengidentifikasikan 3 aspek dalam model

keperawatannya yaitu: pasien sebagai penerima layanan

9

Page 10: Grand Theory

keperawatan, tujuan keperawatan dan intervensi keperawatan.

Masing-masing aspek utama tersebut termasuk didalamnya

konsep keperawatan, manusia, sehat-sakit, lingkungan dan

adaptasi. Konsep adaptasi diasumsikan bahwa individu

merupakan sistem terbuka dan adaptif yang dapat merespon

stimulus yang datang baik dari dalam maupun luar individu

(Roy & Andrews, 1991 dalam Araich, 2001). Dengan Model

Adaptasi Roy, perawat dapat meningkatkan penyesuaian diri

pasien dalam menghadapi tantangan yang berhubungan dengan

sehat-sakit, meningkatkan penyesuaian diri pasien menuju

adaptasi dan dalam menghadapi stimulus.

7. Dorothy Johson : “Behavioral System Model”

Dorothy E. Johnson meyakini bahwa asuhan keperawatan

dilakukan untuk membantu individu memfasilitasi tingkah laku

yang efektif dan efisien untuk mencegah timbulnya penyakit.

Manusia adalah makhluk yang utuh dan terdiri dari 2 sistem

yaitu sistem biologi dan tingkah laku tertentu. Lingkungan

termasuk masyarakat adalah sistem eksternal yang

berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Seseorang diakatan

sehat jika mampu berespon adaptif baik fisik, mental, emosi

dan sosial terjadap lingkunagn internal dan eksternal dengan

harapan dapat memelihara kesehatannya. Asuhan keperawatan

dilakukan untuk membantu kesimbangan individu terutama

koping atau cara pemecahan masalah yang dilakukan ketika ia

sakit. Menurut Johnson ada 4 tujuan asuhan keperawatan

kepada individu, yaitu agar tingkah lakunya sesuai dengan

tuntutan dan harapan masyarakat, mampu beradaptasi terhadap

perubahan fungsi tubuhnya, bermanfaat bagi dirinya dan orang

lain atau produktif serta mampu mengatasi masalah kesehatan

yang lainnya.

10

Page 11: Grand Theory

8. Anne Boykin and Savina O.Scoenhofer : “The theory of

Nursing as Caring : A model for transforming practice”

Menurut Boykin dan Schoenhofer, pandangan seseorang

terhadap caring dipengaruhi oleh dua hal yaitu persepsi

tentang caring dan konsep perawat sebagai disiplin ilmu dan

profesi. Kemampuan caring tumbuh di sepanjang hidup

individu, namun tidak semua perilaku manusia mencerminkan

caring (Julia, 1995).

9. Nola J. Pender : “Health Promotion Model”

Karakteristik dan pengalaman individu yang mempengaruhi

tindakan kesehatan (Pender, 2000 dalam Tomey & Alligood,

2010)

(1) Perilaku terdahulu

(2) Faktor Personal

a. Faktor biologis personal

b. Faktor psikologis personal

c. Faktor sosiokultural

(3) Melihat manfaat tindakan

(4) Melihat hambatan tindakan

(5) Melihat kekuatan diri (self efficacy)

(6) Sikap yang berhubungan dengan perilaku

(7) Pengaruh interpersonal

(8) Pengaruh situasional

(9) Komitmen terhadap rencana

(10) Kebutuhan dan pilihan lain yang mendesak.

(11) Perilaku promosi kesehatan

Perilaku promosi kesehatan, merupakan perilaku akhir yang diharapkan atau

hasil dari sebuah pengambilan keputusan kesehatan untuk mencapai

kehidupan yang optimal, produktif dan terpenuhinya kebuttuhan personal.

11

Page 12: Grand Theory

Gambar 2.4 Health Promotion Model

10. Medeleine M. Leininger: “Transcultural Nursing”

Keperawatan transkultural adalah suatu pelayanan

keperawatan yang berfokus pada analisis dan studi

pebandingan tentang perbedaan budaya (Leninger, 1978 dalam

Sudiharto, 2007). Keperawatan transkultural adalah ilmu dan

kiat yang humanis, yang difokuskan pada perilaku individu

atau kelompok, serta proses untuk mempertahankan atau

meningkatkan perilaku sehat atau perilaku sakit secara fisik

dan psikokultural sesuai latar belakang budaya (Leninger, 1984

dalam Sudiharto, 2007). Teori ini bertujuan untuk menjelaskan

faktor budaya dan asuhan yang mempengaruhi kesehatan,

kesakitan dan kematian manusia sebagai upaya untuk

meningkatkan dan memajukan praktek keperawatan. Tujuan

paling utama dari teori ini adalah memberikan asuhan yang

sesuai dengan budaya, gaya hidup maupun nilai-nilai yang

dipercaya oleh klien (Parker, 2001).

12

Page 13: Grand Theory

Gambar 2.5 Model Sunrise

11. Margaret A Newman

1. Kesehatan

Kesehatan adalah pola dari seluruh manusia dan termasuk

sakit yang dimanifestasikan secara menyeluruh dalam

kehidupan yang berkelanjutan, menyangkut penyakit dan

nonpenyakit, ekspilasi pola yang mendasari individu &

lingkungan. Sebagai suatu proses perkembangan kesadaran

diri dan lingkungan bersama-sama dengan peningkatan

kemampuan untuk mempersepsikan alternatif dan berespon

dalam berbagai cara.

2. Pola

Pola adalah informasi yang menggambarkan individu secara

holistic dan memahami arti hubungan satu dengan yang

lain. Pola ini sebagai pedoman untuk melengkapi yang

sudah ada, dan menyatukan segala perbedaan. Pola ini yang

menjadi identitas individu sebagai particular person. Dalam

teori Helath as expanding consciousness, Newman

mengemukakan bahwa pola adalah salah satu konsep

13

Page 14: Grand Theory

mayornya. Ini digunakan untuk memahami individu sebagai

manusia secara menyeluruh. Newman menjelaskan

paradigm shift yang terjadi di pelayanan keperawatan mulai

perawatan gejala penyakit, menemukan pola dan memaknai

pola tersebut.

3. Kesadaran

Kapasitas informasional system dan kemampuan sistem

berinteraksi dengan lingkungannya. Kesadaran tidak hanya

berfokus pada kemampuan kognitif dan afektif tetapi juga

kesinambungan system kehidupan termasuk pemeliharaan

psikokimia dan proses perkembangan yang beepengaruh

pada system imun. Newman mengidentifikasi 3 hubungan

antara waktu, gerakan dan ruang sebagai manifestasi pola

secara keseluruhan.

4. Gerakan ruang waktu

Newman menyatakan bahwa ini penting untuk menjelaskan

perubahan ruang dan waktu secara bersama-sama sebagai

“emerging pattern of consciousness“ dari pada menjelaskan

secara terpisah.

12. Rosemarie Rizzo Parse :”Humanbecoming”

Dalam teori ini Parze membahas lebih dalam mengenai

pedidkan keperawatan. Parze menjelaskan bahwa perawat

membutuhkan pengetahuan yang unik berdasarkan proses

praktik dan penelitian keperawatan dan ilmu keperawatan

untuk memenuhi komitmen terhadap klien. Parze membangun

“Humanbecoming” dari 3 prinsip yaitu:

1. Meaning

2. Rhithmicity

3. Transcendent

13. Helen C. Erickson, Evelyn M. Tomlin, Marry Ann P.

Swain

14

Page 15: Grand Theory

Teori dan paradigma model & Role-model dikembangkan

menggunakan retroductive proses, dengan menggunakan dasar

teori Maslow (kebutuhan manusia), Erikson, Piaget (teori

perkembangan kognitif), Engel, Selye (kehilangan dan respon

stress individu), and M. Erickson. Erickson menyampaikan

bahwa dalam diri manusia terhadapat hubungan antara pikiran-

tubuh, manusia juga mempunyai kemampuan mengidentifikasi

sumber potensial untuk mengatasi stress. Erickson

menjelaskan hubungan antara tingkat kebutuhan dan proses

perkembangan, kebutuhan kepuasan dan pencapaian tujuan,

kehilangan & kondisi sakit, sehat & rasa puas. Tomlin dan

Swain menfasilitasi dan mewujudkan model praktek Erickson,

serta mengembangkan fenomena dan hubungan teori tersebut.

Winnicott, Klein, Mahler dan Bowlby mengintegrasikan antara

model perkembangan dan menambahkan konsep Affiliated-

Individu (AI). Teori ini mengidentifikasi hubungan antara

keterikatan objek (object attachment) dan kebutuhan rasa puas

(need satisfaction), artinya jika objek/individu berulangkali

menemukan/terpenuhi kebutuhan dasarnya, maka

keterikatan/hubungan antara keduanya terjalin. Selanjutnya

disimpulkan bahwa kehilangan/tidak tersedianya objek

menyebabkan deficit kebutuhan dasar. Sintesa teori-teori

sebelumnya dan integrasi hasil observasi klinis dengan

pengalaman Erickson dikembangkan menjadi Model penilaian

potensi adaptasi/the Adaptive Potential Assessment Model

(APAM) yang berfokus pada kemampuan individu untuk

menggunakan sumber-sumber yang ada untuk mengatasi stress

sampai dengan proses adaptasi.

15

Page 16: Grand Theory

14. Gladys L. Husted and James H.Husted : “Symphonological

Bioethical Theory”

Teori ini menyatakan bahwa simfonologi adalah sebuah sistem

yanag berdasarkan etik dalam terminologi dan syarat dari

sebuah kesepakatan. Dalam teori ini mengacu pada lingkup,

agency, konteks, kesepakatan lingkungan, sehat, keperawatan,

pasien dan hak.

Simfonologi dapat tercapai apabila seorang perawat atau agent,

mampu menggunakan pendidkan dan pengalamannya dalam

memandirikan pasien apabila dia mampu. Tindakan

keperawatan tidak akan dapat terlaksana apabila tidak ada

perawat dan pasien, Tidak akan ada interaksi perawat apabila

tidak ada interaksi (Husted & Husted, 2001 dalam Alligood

2010)

16

Page 17: Grand Theory

BAB 3

PEMBAHASAN

3.1 Nola J. Pender: “Teori Health Promotion Model”

A. Konsep Dasar Health Promotion Model Nola J Pander

Model Promosi Kesehatan adalah suatu cara untuk menggambarkan

interaksi manusia dengan lingkungan fisik dan interpersonalnya dalam

berbagai dimensi. Tujuan dari teori ini adalah membantu perawat dalam

memahami faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang

sebagai bekal untuk melakukan konseling promosi gaya hidup sehat. Pada

prinsipnya model ini menekankan pada 2 teori sebagai berikut :

1. Expectancy value theory (teori nilai pengharapan)

Setiap individu mempunyai nilai harapan tertentu dalam dirinya

tentang perilaku kesehatan yang ingin dicapai. Harapan tersebut bersifat

rasional dan ekonomis sehingga individu akan tetap berusaha untuk

mencapai dan mempertahankan harapan tersebut. Individu tidak akan

melakukan suatu tindakan yang tidak berguna dan tidak bernilai bagi

dirinya dan tidak akan melakukan kegiatan walaupun kegiatan tersebut

menarik bagi dirinya jika dirasakan tidak mungkin kegiatan teersebut

dicapainya. Dua hal pokok dalam nilai harapan ini adalah : a) hasil

tindakan bernilai positif, b) melakukan tindakan untuk menyempurnakan

hasil yang diinginkan (Pender, 2011)

2. Social Cognitive Theory (teori social kognitif)

Teori ini menjelaskan tentang interaksi antara pikiran, perilaku dan

lingkungan yang saling mempengaruhi. Teori ini menekankan pada

pentingnya proses kognitif dalam merubah perilaku seseorang. Terdapat 3

macam kepercayaan diri dalam teori ini : a) Self attribution (pengenalan

diri), b) Self evaluation (evaluasi diri) untuk memotivasi diri dan mengatur

perilaku serta lingkungan, c) Self efficacy (kemajuan diri) merupakan

kemampuan seseorang untuk melakukan tindakan tertentu yang

berkembang melalui pengalaman, belajar dan pengalaman orang lain.

17

Page 18: Grand Theory

B. Konsep Mayor

a. Manusia

Organisme biopsikososial yang merupakan bagian dari lingkungan, namun

juga berperan dalam menciptakan lingkungan, sehingga hubungan antara

manusia dan lingkungan bersifat reciprocal (timbal balik). Karakteristik

individu dan pengalaman hidup membentuk perilaku kesehatan seseorang.

b. Lingkungan

Merupakan bentuk fisik, cultural dan social dimana kehidupan

berlangsung yang dapat dimanipulasi oleh individu untuk menciptakan

kondisi positif yang dapat memfasilitasi pencapaian perilaku kesehatan

c. Keperawatan

Kolaborasi antara individu, keluarga dan komunitas untuk mencapai

lingkungan yag gi kehidupan manusia

d. Kesehatan

Dalam konteks individu diartikan sebagai aktualisasi diri melalui perilaku

yang diharapkan, pemenuhan kebutuhan perawatan diri, dan kepuasan

dalam berhubungan dengan orang lain. Kesehatan merupakan pengalaman

hidup yang berkembang.

e.Sakit

Peristiwa tidak menyenangkan yang terjadi dalam kehidupan, dapat

berlangsung dalam jangka waktu pendek (akut) atau panjang (kronis) yang

menyebabkan individu terhalang atau justru mencari kesehatan.

C. Asumsi Mayor dari Model Promosi Kesehatan (HPM)

1) Manusia mencoba menciptakan kondisi agar tetap hidup dimana mereka dapat

mengekspresikan keunikannya.

2) Manusia mempunyai kapasitas untuk merefleksikan kesadaran dirinya,

termasuk penilaian terhadap kemampuannya.

3) Manusia menilai perkembanngan sebagai suatu nilai yang positif dan mencoba

mencapai keseimbangan antara perubahan dan stabilitas.

4) Setiap individu secara aktif berusaha mengatur perilakunya.

18

Page 19: Grand Theory

5) Individu merupakan mahluk biopsikososial yang kompleks, berinteraksi

dengan lingkungannya secara terus-menerus, menjelmakan lingkungan yang

diubah secara terus-menerus.

6) Profesional kesehatan merupakan bagian dari lingkungan interpersonal yang

berpengaruh terhadap manusia sepanjang hidupnya.

7) Pembentukan kembali konsep diri manusia dengan lingkungan adalah penting

untuk perubahan perilaku.

D. Proposisi Model Promosi Kesehatan

1) Perilaku sebelumnya dan karakterustik yang diperoleh mempengaruhi

kepercayaan dan perilaku untuk meningkatkan kesehatan.

2) Manusia melakukan perubahan perilaku dimana mereka mengharapkan

keuntungan yang bernilai bagi dirinya.

3) Rintangan yang dirasakan dapat menjadi penghambat kesanggupan melakukan

tindakan, suatu mediator perilaku sebagaimana perilaku nyata.

4) Promosi atau pemanfaatan diri akan menambah kemampuan untuk melakukan

tindakan dan perbuatan dari perilaku.

5) Pemanfaatan diri yang terbesar akan menghasilkan sedikit rintangan pada

perilaku kesehatan spesifik.

6) Pengaruh positif pada perilaku akibat pemanfaatan diri yang baik dapat

menambah hasil positif.

7) Ketika emosi yang positif atau pengaruh yang berhubungan dengan perilaku,

maka kemungkinan menambah komitmen untuk bertindak.

8) Manusia lebih suka melakukan promosi kesehatan ketika model perilaku itu

menarik, perilaku yang diharapkan terjadi dan dapat mendukung perilaku yang

sudah ada.

9) Keluarga, kelompok dan pemberi layanan kesehatan adalah sumber

interpersonal yang penting yang mempengaruhi, menambah atau mengurangi

keinginan untuk berperilaku promosi ksehatan.

10) Pengaruh situasional pada lingkungan eksternal dapat menambah atau

mengurangi keinginan untuk berpartisipasi dalam perilaku promosi kesehatan

19

Page 20: Grand Theory

11) Komitmen terbesar pada suatu rencana kegiatan yang spesifik lebih

memungkinkan perilaku promosi kesehatan dipertahankan untuk jangka waktu

yang lama.

12) Komitmen pada rencana kegiatan kemungkinan kurang menunjukkan perilaku

yang diharapkan ketika seseorang mempunyai control yang sedikit dan

kebutuhan yang diinginkan tidak tersedia.

13) Komitmen pada rencana kegiatan kurang menunjukkan perilaku yang

diharapkan ketika tindakan-tindakan lain lebih atraktif dan juga lebih suka pada

perilaku yang diharapkan.

14) Seseorang dapat memodifikasi kognisi, mempengaruhi interpersonal dan

lingkungan fisik yang mendorong melakukan tindakan tersebut.

E. Penjelasan Bagan Health Promotion Model

Model Promosi Kesehatan telah mengalami revisi pada tahun 2002. Pada

Model Revisi ini menekankan pada 10 kategori determinan dari perilaku promosi

kesehatan. Model ini menyediakan paradigm untuk pengembangan model.

Keterangan :

20

Page 21: Grand Theory

Model HPM revisi menjelaskan tentang variable-variabel yang berdampak pada

perilaku kesehatan seseorang, antara lain sebagai berikut :

1) Karakteristik dan pengalaman individu

(1) Perilaku terdahulu

Pengulangan perilaku terdahulu dapat mempengaruhi perilaku promosi

kesehatan secara langsung dan tidak langsung. Perilaku terdahulu tersebut

menjadi factor predisposisi perilaku kesehatan yang dipilih pada saat ini.

(2) Faktor Personal

Faktor ini dikategorikan menjadi biologis, psikologis dan

sosiokultural. Faktor-faktor ini menjadi prediktif dari perilaku yang

diterapkan dan terbentuk dari perilaku yang diharapkan.

a) Faktor biologis personal, meliputi : umur, jenis kelamin, indeks massa

tubuh. Status pubertas, status menopause, kapasitas aerobic, kekuatan,

kecerdasan dan keseimbangan.

b) Faktor psikologis personal, meliputi : kepercayaan diri, motivasi diri,

kompetensi personal, perilaku kesehatan dan definisi kesehatan.

c) Faktor sosiokultural personal, meliputi : ras, suku, penyesuaian diri,

pendidikan dan status ekonomi.

2) Variabel perilaku dan sikap spesifik yang disadari

(1) Melihat manfaat tindakan, merupakan hasil positif yang diharapkan

dari perilaku kesehatan yang dilakukan.

(2) Melihat hambatan tindakan, merupakan segala sesuatu yang dapat

menghambat perilaku kesehatan seperti biaya terlalu mahal, tidak ada

waktu dsb.

(3) Melihat kekuatan diri (self efficacy), merupakan kemamuan seseorang

untuk memutuskan menggunakan atau menghindari perilaku promosi

kesehatan yang akan dilakukan. Self efficacy mempengaruhi hambatan

terhadap suatu tindakan,sehingga self efficacy yang tinggi berdampak

pada hambatan yang rendah dan sebaliknya.

(4) Sikap yang berhubungan dengan perilaku, mendeskripsikan perasaan

yang positif dan negative subyektif yang terjadi sebelum, selama

maupun setelah perilaku berdasarkan pada stimulus perilaku tersebut.

21

Page 22: Grand Theory

Sikap ini mempengaruhi self efficacy, sehingga semakin positif

perasaa subyektif berdampak pada self efficacy yang tinggi.

(5) Pengaruh interpersonal, merupaka kesadaran terhadap perilaku,

kepercayaan atau sikap dari orang lain. Pengaruh interpersonal

meliputi norma, dukungan social, role model. Sumber primer dari

pengaruh interpersonal antara lain keluarga, kelompok dan penyedia

layanan kesehatan.

(6) Pengaruh situasional, merupakan kesadaran dan persepsi personal

terhadap situasi yang dihadapi yang berdampak pada perilaku.

Pengaruh situasional meliputi persepsi saat menghadapi pilihan,

karakteristik kebutuhan, dan estetika lingkungan yang memungkinkan

perilaku kesehatan dapat diterapkan.

3) Hasil Perilaku

(1) Komitmen terhadap rencana, merupakan maksud dan tujuan dari

seseorang untuk membuat strategi perencanaan agar dapat menerapkan

perilaku kesehatan secara optimal.

(2) Kebutuhan dan pilihan lain yang mendesak. Kebutuhan lain yang

mendesak merupakan perilaku alternative dari seseorang yang

mempunyai control lemah dikarenakan adanya lingkungan yang

memungkinkan seperti pekerjaan aau tanggung jawab terhadap

keluarga. Pilihan lain yang mendesak merupakan perilaku alternative

dari seseorang dengan control yang tinggi, seperti memilih es krim

atau apel untuk snack.

(3) Perilaku promosi kesehatan, merupakan perilaku akhir yang

diharapkan atau hasil dari sebuah pengambilan keputusan kesehatan

untuk mencapai kehidupan yang optimal, produktif dan terpenuhinya

kebutuhan personal.

E. Pembahasan Kelompok:

Kelebihan Teori :

Teori HPM menjelaskan secara lengkap mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi penerimaan klien terhadap informasi yang diberikan oleh perawat.

Konsep ini menjelaskan mengenai perilaku klien dalam pengambilan keputusan

22

Page 23: Grand Theory

kesehatan melalui promosi kesehatan. Keputusan kesehatan ini berupaya untuk

mencapai kehidupan yang optimal, produktif dan terpenuhinya kebutuhan

personal. Teori ini sangat sesuai digunakan untuk pengembangan keperawatan

keluarga dan komunitas.

Kelemahan Teori :

Dalam konsep ini lebih menekankan pada perubahan perilaku seseorang

dilihat dari diri pasien. Teori ini menitik beratkan pada tindakan promosi

kesehatan, aitu upaya untuk meningkatkan derajat kesehatan klien Teori ini belum

mempertimbangkan kondisi sakit klien pada saat berada di tatanan pelayanan

ruamah sakit. Faktor kondisi fisik klien pada saat sakit tidak dibahas pada teori

HPM ini. Pemenuhan kebutuhan pasien dalam kondisi sakit tidak dijelsakan

dalam teori HPM.

3.2 BETTY NEUMAN

A. Latar Belakang Betty Neuman

Betty Neuman lahir pada tahun 1924 disebuah pemukiman

pertanian di Lowel, Ohio. Dia anak kedua dari 3 bersaudara dan

merupakan anak perempuan satu-satunya. Ketika berumur 11 tahun

bapaknya meninggal setelah 6 tahun dirawat karena CRF. Pujian

bapaknya terhadap perawat mempengaruhi pandangan Neuman

tentang perawat dan komitmennya menjadi perawat terbaik yang

selalu dekat dengan pasien. Neuman pertama kali memperoleh

pendidikan pada People Hospital School of Nursing sekarang General

Hospital Akron di Akron, Ohio tahun 1947. Neuman menerima gelar

BS pada keperawatan Kesehatan Masyarakat tahun 1957 dan MS

Kesehatan Masyarakat serta Konsultan Keperawatan Jiwa tahun 1966

dari Universitas California LA. Tahun 1985 Neuman menyelesaikan

PHD dalam bidang Clinical Psychology dari Universitas Pasific

Western (Tomey dan Alligood, 2002)

23

Page 24: Grand Theory

B. Penjelasan Teori

Gambar 3.1 Teori Model Betty Neuman

Konsep utama yang terdapat pada model Neuman, meliputi: stresor, garis

pertahanan dan perlawanan, tingkatan pencegahan, lima variabel sistem klien,

struktur dasar, intervensi dan rekonstitusi (Fitzpatrick & Whall, 1989). Berikut ini

akan diuraikan tentang masing-masing variable:

1. Stressor

Stressor adalah kekuatan lingkungan yang menghasilkan ketegangan dan

berpotensial untuk menyebabkan sistem tidak stabil.

Neuman mengklasifikasi stressor sebagai berikut :

24

Page 25: Grand Theory

a. Stressor intrapersonal : terjadi dalam diri individu/keluarga dan

berhubungan dengan lingkungan internal. Misalnya : respons autoimmun

b. Stressor interpersonal : yang terjadi pada satu individu/keluarga atau lebih

yang memiliki pengaruh pada sistem. Misalnya : ekspektasi peran

c. Stressor ekstrapersonal : juga terjadi diluar lingkup sistem atau

individu/keluarga tetapi lebih jauh jaraknya dari sistem dari pada stressor

interpersonal. Misalnya : sosial politik.

2. Garis pertahanan dan perlawanan

Garis pertahanan menurut Neuman’s terdiri dari garis pertahanan normal

dan garis pertahanan fleksibel. Garis pertahanan normal merupakan lingkaran

utuh yang mencerminkan suatu keadaan stabil untuk individu, sistem atau kondisi

yang menyertai pengaturan karena adanya stressor yang disebut wellness normal

dan digunakan sebagai dasar untuk menentukan adanya deviasi dari keadaan

wellness untuk sistem klien. Selain itu ada berbagai stressor yang dapat

menginvasi garis pertahanan normal jika garis pertahanan fleksibelnya tidak dapat

melindungi secara adekuat. Jika itu terjadi. maka sistem klien akan bereaksi

dengan menampakan adanya gejala ketidakstabilan atau sakit dan akan

mengurangi kemampuan sistem untuk mengatasi stressor tambahan. Garis

pertahanan normal ini terbentuk dari beberapa variabel dan perilaku seperti pola

koping individu, gaya hidup dan tahap perkembangan. Garis pertahanan normal

ini merupakan bagian dari garis pertahanan fleksibel.

Garis pertahanan fleksibel berperan memberikan respon awal atau

perlindungan pada sistem dari stressor. Garis ini bisa menjauh atau mendekat pada

garis pertahanan normal. Bila jarak antara garis pertahanan meningkat maka

tingkat proteksipun meningkat. Oleh sebab itu untuk mempertahankan keadaan

stabil dari sistem klien, maka perlu melindungi garis pertahanan normal dan

bertindak sebagai buffer. Kondisi ini bersifat dinamis dan dapat berubah dalam

waktu relatif singkat. Disamping itu hubungan dari berbagai variabel (fisiologi,

psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual) dapat mempengaruhi tingkat

penggunaan garis pertahanan diri fleksibel terhadap berbagai reaksi terhadap

stressor.

25

Page 26: Grand Theory

Sedangkan garis perlawanan menurut Neuman’s merupakan serangkaian

lingkaran putus-putus yang mengelilingi struktur dasar. Artinya garis resisten ini

melindungi struktur dasar dan akan teraktivasi jika ada invasi dari stressor

lingkungan melalui garis normal pertahanan (normal line of defense). Misalnya

mekanisme sistem immun tubuh. Jika lines of resistance efektif dalam merespon

stressor tersebut, maka sistem depan berkonstitusi, jika tidak efektif maka energi

berkurang dan bisa timbul kematian.

3. Tingkatan pencegahan

Tingkatan pencegahan ini membantu memelihara keseimbangan yang

terdiri dari pencegahan primer, sekunder dan tersier.

a. Pencegahan primer : terjadi sebelum sistem bereaksi terhadap stressor, meliputi:

promosi kesehatan dan mempertahankan kesehatan. Pencegahan primer

mengutamakan pada penguatan flexible lines of defense dengan cara mencegah

stress dan mengurangi faktor-faktor resiko. Intervensi dilakukan jika resiko

atau masalah sudah diidentifikasi tapi sebelum reaksi terjadi. Strateginya

mencakup : immunisasi, pendidikan kesehatan, olah raga dan perubahan gaya

hidup.

b. Pencegahan sekunder. Meliputi berbagai tindakan yang dimulai setelah ada

gejala dari stressor. Pencegahan sekunder mengutamakan pada penguatan

internal lines of resistance, mengurangi reaksi dan meningkatkan faktor-faktor

resisten sehingga melindungi struktur dasar melalui tindakan-tindakan yang

tepat sesuai gejala. Tujuannya adalah untuk memperoleh kestabilan sistem

secara optimal dan memelihara energi. Jika pencegahan sekunder tidak berhasil

dan rekonstitusi tidak terjadi maka struktur dasar tidak dapat mendukung

sistem dan intervensi-intervensinya sehingga bisa menyebabkan kematian.

c. Pencegahan Tersier

Pencegahan ini dilakukan setelah sistem ditangani dengan strategi-strategi

pencegahan sekunder. Pencegahan tersier difokuskan pada perbaikan kembali

ke arah stabilitas sistem klien secara optimal. Tujuan utamanya adalah untuk

memperkuat resistansi terhadap stressor untuk mencegah reaksi timbul kembali

26

Page 27: Grand Theory

atau regresi, sehingga dapat mempertahankan energi. Pencegahan tersier

cenderung untuk kembali pada pencegahan primer.

4. Sistem klien

Model Sistem Neuman merupakan suatu pendekatan sistem yang terbuka

dan dinamis terhadap klien yang dikembangkan untuk memberikan suatu kesatuan

fokus definisi masalah keperawatan dan pemahaman terbaik dari interaksi klien

dengan lingkungannya. Elemen-elemen yang ada dalam sistem terbuka

mengalami pertukaran energi informasi dalam organisasi kompleksnya. Stress dan

reaksi terhadap stres merupakan komponen dasar dari sistem terbuka. Klien

sebagai sistem bisa individu, keluarga, kelompok, komunitas atau sosial issue

(Tomey & Alligood, 1998). Klien sebagai suatu sistem memberikan arti bahwa

adanya keterkaitan antar aspek yang terdapat dalam sistem tersebut. Kesehatan

klien akan dipengaruhi oleh keluarganya, kelompoknya, komunitasnya, bahkan

lingkungan sosialnya.

Neuman meyakini bahwa klien adalah sebagai suatu sistem, memiliki lima

variabel yang membentuk sistem klien yaitu fisik, psikologis, sosiokultur,

perkembangan dan spiritual. Selanjutnya juga dijelaskan oleh Neuman bahwa

klien merupakan cerminan secara wholistik dan multidimensional (Fawcett,

2005). Dimana secara wholistik klien dipandang sebagai keseluruhan yang

bagian-bagiannya berada dalam suatu interaksi dinamis. Pernyataan tersebut

membuktikan bahwa setiap orang itu akan memiliki keunikan masing-masing

dalam mempersepsikan dan menanggapi suatu peristiwa yang terjadi dalam

kehidupan sehari- hari. Perubahan istilah dari Holistik menjadi Wholistik untuk

meningkatkan pemahaman terhadap orang secara keseluruhan.

Disamping itu klien atau sistem dapat menangani stressor dengan baik,

sehingga sakit atau kematian.tan atau stabilitasasi system. perubazhan dapat

mempertahankan kesehatan secara adekuat. Keseimbangan fungsional atau

harmonis menjaga keutuhan integritas sistem. Apabila bagian-bagian dari klien

berinteraksi secara harmonis, maka akan terwujud jika kebutuhan-kebutuhan

sistem telah terpenuhi. Namun apabila terjadi ketidakharmonisan diantara bagian-

27

Page 28: Grand Theory

bagian dari system, hal ini disebabkan karena adanya kebutuhan yang tidak

terpenuhi.

5. Struktur dasar

Struktur dasar berisi seluruh variable untuk mempertahankan hidup dasar yang

biasa terdapat pada manusia sesuai karakteristik individu yang unik. Variabel-

variabel tersebut yaitu variabel sistem, genetik, dan kekuatan/kelemahan bagian-

bagian sistem.

6. Intervensi

Intervensi merupakan tindakan-tindakan yang membantu untuk memperoleh,

meningkatkan dan memelihara sistem keseimbangan, terdiri dari pencegahan

primer, sekunder dan tertier.

7. Rekonstitusi

Neuman (1995) mendefinisikan rekonstitusi sebagai peningkatan energi yang

terjadi berkaitan dengan tingkat reaksi terhadap stressor. Rekonstitusi dapat

dimulai menyertai tindakan terhadap invasi stressor..Rekonstitusi adalah suatu

adaptasi terhadap stressor dalam lingkungan internal dan eksternal. Rekonstitusi

bisa memperluas normal line defense ke tingkat sebelumnya, menstabilkan sistem

pada tingkat yang lebih rendah, dan mengembalikannya pada tingkat semula

sebelum sakit. Yang termasuk rekonstitusi adalah faktor-faktor interpersonal,

intrapersonal, ekstrapersonal dan lingkungan yang berkaitan dengan variabel

fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual.

Model Sistem Neuman ini sangat sesuai untuk diterapkan pada pengkajian di

masyarakat, karena pendekatan yang dipergunakan adalah pada komunitas sebagai

sistem klien.

28

Page 29: Grand Theory

B. Pembahasan Kelompok:

Kelebihan :

Teori ini menyatakan bahwa klien adalah sebagai suatu sistem yang terdiri dari

sistem fisik, psikologis, sosiokultur, perkembangan dan spiritual. Cakupan ini

sesuai dengan definisi keperawatan, Neuman sudah memperhatikan klien sebagai

manusia secara holistik. Dalam teori ini Neuman melihat bahwa kondisi klien

dapat menjadi tidak stabil apabila terjadi gangguan pada garis pertahanan dan

perlawanan. Teori Neuman menitik beratkan pada tindakan pencegahan untuk

menjaga garis pertahanan klien dengan mengurangi stressor.

Kelemahan :

Dalam teori ini titik beratnya hanya pada 3 tingkat tindakan pencegahan primer,

sekunder, dan tersier. Secara terperinci Neuman belum mencakup kondisi klien

pada saat sakit dan berada di rumaha sakit. Praktik tatanan pelayanan rumaha sakit

belum tergambar jelas dalam teori ini.

3.3 Helen C. Erickson, Evelyn M. Tomlin, & Marry Ann P. Swain

A. Penjelasan Teori

Teori dan paradigma model & Role-model dikembangkan menggunakan

retroductive proses, dengan menggunakan dasar teori Maslow (kebutuhan

manusia), Erikson, Piaget (teori perkembangan kognitif), Engel, Selye

(kehilangan dan respon stress individu), and M. Erickson. Erickson

menyampaikan bahwa dalam diri manusia terhadapat hubungan antara pikiran-

tubuh, manusia juga mempunyai kemampuan mengidentifikasi sumber potensial

untuk mengatasi stress. Erickson menjelaskan hubungan antara tingkat kebutuhan

dan proses perkembangan, kebutuhan kepuasan dan pencapaian tujuan,

kehilangan & kondisi sakit, sehat & rasa puas. Tomlin dan Swain menfasilitasi

dan mewujudkan model praktek Erickson, serta mengembangkan fenomena dan

hubungan teori tersebut.

Winnicott, Klein, Mahler dan Bowlby mengintegrasikan antara model

perkembangan dan menambahkan konsep Affiliated-Individu (AI). Teori ini

mengidentifikasi hubungan antara keterikatan objek (object attachment) dan

29

Page 30: Grand Theory

Stressor Aurosal

Impoverishment

Equilibrium : adaptive/maladaptif

Stress

Stress

StressorCoping

Aurosal Impoverishment

Equilibrium

StressorCoping

kebutuhan rasa puas (need satisfaction), artinya jika objek/individu berulangkali

menemukan/terpenuhi kebutuhan dasarnya, maka keterikatan/hubungan antara

keduanya terjalin. Selanjutnya disimpulkan bahwa kehilangan/tidak tersedianya

objek menyebabkan deficit kebutuhan dasar. Sintesa teori-teori sebelumnya dan

integrasi hasil observasi klinis dengan pengalaman Erickson dikembangkan

menjadi Model penilaian potensi adaptasi/the Adaptive Potential Assessment

Model (APAM) yang berfokus pada kemampuan individu untuk menggunakan

sumber-sumber yang ada untuk mengatasi stress sampai dengan proses adaptasi.

Teori APAM (1) dan hubungan dinamis pada status APAM (2) dapat

digambarkan sebagai berikut :

(1)

(2)

Gambar 3.2 Teori APAM

Teori ini telah dicobakan dalam bentuk klasifikasi model untuk

memprediksi status kesehatan, lama rawat inap, dan berkaitan dengan status

kebutuhan dasar.

30

Page 31: Grand Theory

Saat teori Role-Modelling sebagai acuan, wawancara digunakan untuk

memperkirakan tipe klien yang ada di dalam keperawatan, ada 7 terminologi yang

digunakan :

1. Penyebab masalah yang unik/berbeda pada tiap ndividu

2. Factor yang berhubungan juga unik/berbeda pada tiap individu

3. Ekspektasi masa yang akan datang

4. Types of perceived control

5. Affiliasi

6. Rendahnya affiliasi

7. Kepercayaan pada pemberi perawatan (care giver)

Teori ini mengasumsikan paradigma perawat, individu, kesehatan dan

lingkungan sebagai berikut :

1. Perawat adalah faslitator, bukan afektor. Hubungan perawat klien bersifat

interaktif, merupakan proses interpersonal yang membantu individu untuk

mengidentifikasi, menggerakkan, dan mengembangkan kekuatan diri

untuk mencapai status optimal baik kesehatan dan kehidupannya.

2. Teori ini membedakan antara pasien dank lien. Pasien adalah yang diberi

perlakuan dan instruksi, sedangkan klien adalah yang mampu

berpartisipasi dalan perawatannya sendiri. Klien adalah tujuan dari

aktifitas perawat.

3. Kesehatan adalah kondisi sehat baik fisik; mental; dan social tidak hanya

dimaknai dengan tidak adanya penyakit. Kesehatan adalah kondisi

keseimbangan yang dinamis antara beberapa subsistem (manusia holistic)

4. Lingkungan diartikan sebagai sub system social yang berinteraksi antara

individu dengan individu yang lain, atau antara individu dengan budaya.

Stressor biofisik dipandang sebagai bagian adri lingkungan

Model pada teori ini didefinisikan sebagai proses dimana perawat

mengembangkan sesuatu pada dirinya dengan menggunakan : 1) imajinasi dan

pemahaman berdasarkan bahasa/kalimat klien, 2) imajinasi dan perkembangan

pemahaman klien kedalam kerangka pikir dan perspektif klien. Modeling terjadi

saat perawat menerima dan memahami kliennya. Role-Model terjadi saat perawat

merencanakan dan melaksanakan intervensi yang unik bagi kliennya.

31

Page 32: Grand Theory

Keperawatan adalah bantuan yang holistic pada seseorang yang

melakukan aktifitas perawatan dirinya berhubungan kesehatannya. Keperawatan

adalah proses interaksi, interpersonal proses yang menguatkan nurturance untuk

perkembangan dan mengkaitkan sumber-sumber koping individu dalam siklus

dengan lingkungannya. Tujuan dari keperawatan untuk mencapai kondisi

optimum dalam kesehatan dan contentment. Nurturance mengabungkan dan

meintegrasikan prose kognitif, fisiologis, dan afektif, dimana bantuan terhadap

klein untuk bergerak menuju kesehatan yang holistic.

Pada teori ini perkembangan hidup meliputi tahap psikologis dan

kognitif. Sedangkan makna perawatan diri (self care) terdiri dari penggunaan

pengetahuan, sumber-sumber, dan aksi. Pengetahuan perawatan diri adalah level

dimana sesorang mengetahui apa yang membuat dia sehat atau sakit,

memunculkan atau kehilangan efektifitasnya, atau apa yang meningkatkan atau

mempengaruhi pertumbuhannya. Sumber-sumber perawatan diri adalah sumber

internal yang dapat digunakan untuk melawan, mempertahankan, dan

meningkatkan level kesehatan yang holistic. Tindakan perawatan diri adalah

perkembangan dan gabungan antara pengetahuan dan sumber-sumber perawatan

diri.

C. Pembahasan Kelompok:

Kelebihan :

Pada awal pemahaman teori terlihat sederhana namun isinya ternyata kompleks

beirisi berberapa teori yeng telah mempunyai asumsi masing-masing. Teori ini

dapat diaplikasikan pada semua bidang garap keperawatan baik keperawatan,

praktik klinik, dan penelitian. Pada teori ini lebih menekankan pada perawtan diri

klien yanga merupakan bidanag garap utama dari asuahan keperawatan, serta

kondisi psikologis dan kognitif klien. Secara jelas teori ini telah mengkaji secara

mendalam proses adapatasi klien terhadap stressor, serta bagaimana mekanisme

koping klien dalam mengahadapai stressor. Teori ini sudah menjelasakan

hubungan perawat dengan pasien adalah merupakan hubungan interpersonal yang

sifatnya unik.

Kelemahan :

32

Page 33: Grand Theory

Dalam segi pelayanan keperawatan teori ini sudah mencakup hampir seua bidanag

garap keperawatan, Namun teori ini sama sekali tidak memnjelasakan mengenai

pendidikan keperawatan.

33

Page 34: Grand Theory

DAFTAR PUSTAKA

Daniel, R et all. 2010. Nursing Fudamental:Caring & Clinical Decisions Making.

2nd. Ed. New York : Delmar Cengage Learning

Skinner,Q.1985. The Return of Grand Theory in the Human Sciences.-:Cambridge

Tomey, A.M & Martha R.G. 2010. Nursing Theorist and Their Work

7th.Ed.Missouri:Elsevier Inc.

34