grand design dumai

Upload: andik

Post on 07-Jan-2016

177 views

Category:

Documents


25 download

DESCRIPTION

Studi Grand Design Dumai

TRANSCRIPT

  • Penyusunan Grand Design Transportasi Kota Dumai

    Laporan Akhir i

    KATA PENGANTAR

    Berdasarkan Surat Perjanjian/Kontrak Nomor : 65-N/K/PLLAP/VI/2009 tanggal 15

    Juni 2009 dan Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) Nomor : 66-N/UM/PLLAP/

    VI/2009 tgl 15 Juni 2009, tentang pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Grand

    Design Transportasi Kota Dumai Tahun Anggaran 2009, pada Satuan Kerja

    Pengembangan Lalu Lintas dan Angkutan Perkotaan Direktorat Bina Sistem

    Transportasi Perkotaan maka Tim Konsultan telah menyelesaikan Laporan Akhir

    dan dicetak sebanyak 15 (lima belas) eksemplar.

    Dalam melaksanakan kegiatan ini kami telah bekerja secara maksimal, dan kami

    berharap Laporan Akhir ini telah memuat semua materi sesuai dengan

    persyaratan yang telah ditetapkan dalam Kerangka Acuan Kerja serta saran;

    masukan dan koreksi setelah dilaksanakannya pembahasan Draft Laporan Akhir

    maupun asistensi.

    Kepada semua pihak yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu, kami

    sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas semua masukan, saran

    dan koreksi guna tercapainya hasil laporan yang maksimal.

    Demikian Laporan Akhir ini kami sampaikan dan terima kasih.

    Jakarta, Desember 2009

    PT. GAPURA NIRWANA AGUNG KONSULTAN,

  • Penyusunan Grand Design Transportasi Kota Dumai

    Laporan Akhir ii

    DAFTAR ISI

    Hal

    Kata Pengantar ___________________________________________________ i

    Daftar Isi _________________________________________________________ ii

    Daftar Tabel ____________________________________________________ viii

    Daftar Gambar ___________________________________________________ xi

    Daftar Lampiran __________________________________________________ xv

    1. PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ______________________________________________ 1-1

    1.1.1 Dasar Hukum __________________________________________ 1-1

    1.1.2 Gambaran Umum ______________________________________ 1-1

    1.1.3 Alasan Kegiatan Dilaksanakan ____________________________ 1-3

    1.2 Kegiatan Yang Dilaksanakan ___________________________________ 1-3

    1.3 Tahapan Kegiatan ___________________________________________ 1-5

    1.4 Maksud dan Tujuan __________________________________________ 1-5

    1.4.1 Maksud Kegiatan _______________________________________ 1-5

    1.4.2 Tujuan Kegiatan ________________________________________ 1-5

    1.5 Indikator Keluaran (Kualitatif dan Kuantitatif) _______________________ 1-6

    1.5.1 Indikator Keluaran (Kualitatif) ______________________________ 1-6

    1.5.2 Indikator Keluaran (Kuantitatif) ____________________________ 1-8

    1.6 Tempat Pelaksanaan Kegiatan _________________________________ 1-8

    2. REVIEW PERATURAN PERUNDANGAN

    2.1 Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

    Angkutan Jalan _____________________________________________ 2-1

    2.1.1 Ketentuan Umum ____________________________________________ 2-1

  • Penyusunan Grand Design Transportasi Kota Dumai

    Laporan Akhir iii

    2.1.2 Jaringan Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan ____________________ 2-3

    2.1.3 Lalu Lintas ____________________________________________ 2-9

    2.1.4 Angkutan ____________________________________________ 2-12

    2.2 Review Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2006

    tentang Pedoman dan Proses Perencanaan Di Lingkungan

    Departemen Perhubungan ____________________________________ 2-20

    2.2.1 Umum ______________________________________________ 2-20

    2.2.2 Tatanan Makro Strategis Perhubungan (TMSP) ______________ 2-21

    3. METODOLOGI PELAKSANAAN

    3.1 Umum ____________________________________________________ 3-1

    3.2 Pengumpulan Data __________________________________________ 3-3

    3.3 Kajian Dan Studi Literatur _____________________________________ 3-4

    3.4 Survai Lapangan ____________________________________________ 3-4

    3.5 Pengolahan Data Dan Analisis _________________________________ 3-5

    3.6 Keluaran __________________________________________________ 3-6

    3.6.1 Keluaran (Kualitatif) _____________________________________ 3-6

    3.6.2 Keluaran (Kuantitatif) ____________________________________ 3-9

    3.7 Literatur mengenai Pola dan Karakteristik Perjalanan ________________ 3-9

    3.7.1 Aksesibilitas dan Mobilitas ________________________________ 3-9

    3.7.2 Bangkitan dan Tarikan Pergerakan ________________________ 3-12

    3.7.3 Sebaran Pergerakan ___________________________________ 3-13

    3.7.4 Pemilihan Moda Transportasi ____________________________ 3-15

    3.7.5 Pemilihan Rute _______________________________________ 3-16

    3.7.6 Arus Lalulintas Dinamis (Arus Pada Jaringan Jalan) ___________ 3-16

    4. GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

    4.1 Lingkungan Strategis _________________________________________ 4-1

    4.1.1 Peran Strategis Dalam Kerjasama Regional __________________ 4-1

    4.1.2 Peran Kota Dumai dalam Kegiatan Nasional __________________ 4-6

    4.1.3 Kebijakan Pembangunan Kota Dumai _______________________ 4-7

    4.1.4 Kebijakan Transportasi Nasional __________________________ 4-12

    4.1.5 Identifikasi Kondisi dan Potensi Sumberdaya Daerah __________ 4-13

  • Penyusunan Grand Design Transportasi Kota Dumai

    Laporan Akhir iv

    4.2 Kondisi Geografis Wilayah ____________________________________ 4-32

    4.2.1 Ruang Lingkup Wilayah _________________________________ 4-32

    4.2.2 Bentuk dan Struktur Kota Dumai __________________________ 4-33

    4.3 Kependudukan _____________________________________________ 4-36

    4.4 Perekonomian _____________________________________________ 4-40

    4.4.1 PDRB dan Struktur Ekonomi Wilayah ______________________ 4-40

    4.4.2 PDRB Perkapita _______________________________________ 4-44

    4.4.3 Perdagangan Luar Negeri _______________________________ 4-44

    4.4.4 Investasi_____________________________________________ 4-46

    5. KONDISI TRANSPORTASI

    5.1 Umum ____________________________________________________ 5-1

    5.1.1 Pergerakan Eksternal ________________________________________ 5-1

    5.1.2 Pergerakan Internal __________________________________________ 5-2

    5.2 Kondisi Transportasi Darat ____________________________________ 5-2

    5.2.1 Jalan ________________________________________________ 5-2

    5.2.2 Jaringan Pelayanan _____________________________________ 5-8

    5.2.3 Jaringan Prasarana ____________________________________ 5-10

    5.2.4 Volume Lalu Lintas Di Kota Dumai ________________________ 5-12

    5.2.5 Jaringan Trayek Angkutan Kota ___________________________ 5-19

    5.2.6 Trayek Eksisting (Angkutan Sekolah) ______________________ 5-29

    5.2.7 Penumpang Angkutan Kota ______________________________ 5-30

    5.3 Kondisi Transportasi Laut ____________________________________ 5-40

    5.3.1 Pelabuhan Dumai __________________________________________ 5-40

    5.3.2 Lalu-lintas Barang dan Penumpang di Pelabuhan Dumai ____________ 5-43

    5.4 Kondisi Transportasi Udara ___________________________________ 5-46

    5.4.1 Bandar Udara ________________________________________ 5-46

    5.4.2 Lalu-lintas di Bandara Pinang Kampai ______________________ 5-50

    5.5 Kondisi Kelembagaan dan Lingkungan Transportasi Perkotaan _______ 5-51

    5.5.1 Jaringan Transportasi Perkotaan __________________________ 5-52

    5.5.2 Lalu Lintas Perkotaan __________________________________ 5-54

    5.5.3 Sarana Angkutan Umum Perkotaan _______________________ 5-58

    5.5.4 Transportasi Perkotaan Terpadu __________________________ 5-61

    5.5.5 Lingkungan Transportasi Perkotaan _______________________ 5-62

  • Penyusunan Grand Design Transportasi Kota Dumai

    Laporan Akhir v

    5.6 Permasalahan Transportasi Saat Ini dan Mendatang _______________ 5-64

    6. POLA PERGERAKAN TRANSPORTASI

    6.1 Sistem Zona ________________________________________________ 6-1

    6.2 Pola Bangkitan Perjalanan _____________________________________ 6-1

    6.3 Pola Distribusi Perjalanan _____________________________________ 6-4

    6.3.1 Perjalanan Orang _______________________________________ 6-4

    6.3.2 Perjalanan Barang _____________________________________ 6-11

    6.4 Pola Penggunaan Moda _____________________________________ 6-19

    6.5 Kondisi Arus Lalu Lintas _____________________________________ 6-24

    7. KONSEP ARAHAN PENGEMBANGAN TRANSPORTASI

    7.1 Kota Dumai Dalam RTRWN 2007-2027 __________________________ 7-1

    7.2 Arah Pengembangan Transportasi Dalam Sistranas Dan Tatranas 2005 _ 7-1

    7.3 RTRWP Propinsi Riau 2006 -20025 _____________________________ 7-8

    7.4 Arah Pengembangan Sistem Transportasi Menurut Master Plan

    Transportasi Riau 2020 _______________________________________ 7-9

    7.4.1 Moda Jalan ___________________________________________ 7-9

    7.4.2 Moda Angkutan Sungai __________________________________ 7-9

    7.4.3 Moda Kereta Api ______________________________________ 7-10

    7.4.4 Moda Angkutan Laut ___________________________________ 7-10

    7.4.5 Moda Angkutan Udara __________________________________ 7-11

    7.5 Arahan Pengembangan Transportasi Riau Menurut Review Tatrawil

    Riau Tahun 2008 ___________________________________________ 7-11

    7.5.1 Skenario Pengembangan _______________________________ 7-12

    7.5.2 Tahapan Pengembangan _______________________________ 7-13

    7.6 Master Plan Infrastruktut Kota Dumai Tahun 2006 _________________ 7-15

    7.6.1 Rencana Pengembangan Infrastruktur Transportasi ___________ 7-15

    7.6.2 Pengembangan Struktur Jaringan Transportasi Regional _______ 7-16

    7.6.3 Pengembangan Struktur Jaringan Internal Kota ______________ 7-19

    7.6.4 Pengembangan Prasarana Transportasi Laut ________________ 7-20

    7.6.5 Prasarana Transportasi Udara ____________________________ 7-21

    7.7 Arah Pengembangan Transportasi Kota Dumai Menurut Tatralok Dumai

    Tahun 2006 _______________________________________________ 7-22

  • Penyusunan Grand Design Transportasi Kota Dumai

    Laporan Akhir vi

    7.7.1 Visi, Misi dan Strategi __________________________________ 7-22

    7.7.2 Program Transportasi Kota Dumai ________________________ 7-23

    7.8 Arah Pengembangan Transportasi Menurut Revisi RTRW Kota Dumai

    Tahun 2006-2016 ___________________________________________ 7-24

    7.8.1 Sistem Jaringan dan Prasarana Transportasi Darat ___________ 7-24

    7.8.2 Prasarana Angkutan Sungai Dan Penyeberangan ____________ 7-27

    7.8.3 Pengembangan Struktur Jaringan Internal Kota ______________ 7-28

    7.8.4 Sistem Jaringan dan Prasarana Transportasi Laut dan Sungai ___ 7-29

    7.8.5 Sistem Jaringan dan Prasarana Transportasi Udara ___________ 7-30

    7.8.6 Optimalisasi Pelayanan Tranportasi Intermoda _______________ 7-31

    7.9 Identifikasi Kondisi Saat ini dan Arahan Pengembangan _____________ 7-31

    8. ARAH PENGEMBANGAN TRANSPORTASI

    8.1 Umum ____________________________________________________ 8-1

    8.2 Arah Pengembangan Jaringan/Ruang Lalu-Lintas __________________ 8-1

    8.2.1 Jaringan Jalan _________________________________________ 8-1

    8.2.2 Jaringan Kereta Api _____________________________________ 8-8

    8.2.3 Simpul Intermoda ______________________________________ 8-10

    8.3 Arah Pengembangan Lalu-Lintas _______________________________ 8-10

    8.3.1 Pengembangan dan Perbaikan Perlengkapan Jalan ___________ 8-10

    8.3.2 Pengembangan Sistem Informasi dan Komunikasi Lalu Lintas

    dan Angkutan Jalan ___________________________________ 8-11

    8.3.3 Parkir di Ruang Milik Jalan (On-street Parking) _______________ 8-12

    8.3.4 Fasilitas Pejalan Kaki (Pedestrianisasi) _____________________ 8-13

    8.4 Arah Pengembangan Angkutan ________________________________ 8-13

    8.4.1 Review Kebijakan Angkutan Umum ________________________ 8-13

    8.4.2 Jenis Angkutan _______________________________________ 8-14

    8.4.3 Restrukturisasi Trayek Angkutan Umum ____________________ 8-14

    8.4.4 Pengembangan Trans-Dumai ____________________________ 8-24

    8.5 Arah Pengembangan Organisasi Dan Kelembagaan _______________ 8-25

    8.5.1 Regulator ____________________________________________ 8-25

    8.5.2 Operator_____________________________________________ 8-27

    8.5.3 Pengguna ___________________________________________ 8-27

    8.6 Arah Pengembangan Lingkungan ______________________________ 8-28

  • Penyusunan Grand Design Transportasi Kota Dumai

    Laporan Akhir vii

    9. PROGRAM IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN TRANSPORTASI

    9.1 Program Pengembangan Jaringan ______________________________ 9-2

    9.1.1 Program Pengembangan Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan 9-2

    9.1.2 Program Penataan dan Penanganan Masalah Jaringan

    Transportasi ___________________________________________ 9-3

    9.1.3 Program Pengembangan Terminal dan Shelter Intermoda _______ 9-3

    9.2 Program Pengembangan Lalu-Lintas ____________________________ 9-4

    9.2.1 Program Pengembangan Angkutan Pribadi___________________ 9-4

    9.2.2 Program Pengendalian Angkutan Tak Bermotor _______________ 9-5

    9.2.3 Program Implemetasi Fasilitas Pendukung Lalu Lintas __________ 9-6

    9.2.4 Program Pengadaan Perlengkapan Jalan ____________________ 9-7

    9.3 Program Pengembangan Angkutan ______________________________ 9-8

    9.3.1 Program Pengembangan Pelayanan Angkutan Penumpang _____ 9-8

    9.3.2 Program Pengembangan Jaringan Lintas dan Terminal

    Angkutan Barang _______________________________________ 9-9

    9.4 Program Pengembangan Sdm Dan Kelembagaan _________________ 9-10

    9.4.1 Program Peningkatan Kapasitas dan Kualitas SDM

    Transportasi Perkotaan _________________________________ 9-10

    9.4.2 Penyusunan dan Perlengkapan Perangkat Regulasi

    Grand Design _________________________________________ 9-10

    9.4.3 Program Pemanfaatan Teknologi dan Sumber Pendanaan _____ 9-11

    9.5 Program Pengembangan Lingkungan ___________________________ 9-12

    9.5.1 Program Pengembangan Tatanan Transportasi Perkotaan

    Berwawasan Lingkungan ________________________________ 9-12

  • Penyusunan Grand Design Transportasi Kota Dumai

    Laporan Akhir viii

    DAFTAR TABEL

    Hal

    Tabel 3.1 Klasifikasi Tingkat Aksesibilitas ___________________________ 3-10

    Tabel 3.2 Interaksi Antar Daerah _________________________________ 3-14

    Tabel 4.1 Matriks Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman (SWOT)

    Kota Dumai __________________________________________ 4-24

    Tabel 4.2 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Kota Dumai Menurut

    Kecamatan Tahun 2007 ________________________________ 4-37

    Tabel 4.3 Densitas Penduduk Kota Dumai Menurut Kecamatan Tahun 2007 4-37

    Tabel 4.4 Penduduk Kota Dumai Menurut Umur Tahun 2007 ___________ 4-39

    Tabel 4.5 PDRB Kota Dumai Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

    Menurut Lapangan Usaha (000.000 Rupiah) Tahun 2005 - 2007 _ 4-40

    Tabel 4.6 Pertumbuhan Ekonomi Kota Dumai Tahun 2000 - 2007

    ADHK 2000 __________________________________________ 4-43

    Tabel 4.7 Pertumbuhan Sektor-Sektor Ekonomi Kota Dumai

    Tahun 2005 - 2007 ____________________________________ 4-43

    Tabel 4.8 PDRB Perkapita Kota Dumai (Milyar Rupiah) Tahun 2004-2007 _ 4-44

    Tabel 4.9 Nilai Ekspor Kota Dumai Menurut Komoditi Tahun 2007 _______ 4-45

    Tabel 4.10 Perkembangan Investasi Penanaman Modal Dalam Negari Di

    Kecamatan Dumai Timur Tahun 2003 - 2008 (Miliar rupiah) ____ 4-46

    Tabel 4.11 Perkembangan Investasi Penanaman Modal Dalam Negari Di

    Kecamatan Dumai Barat Tahun 2003 - 2008 (Miliar rupiah) _____ 4-46

    Tabel 4.12 Perkembangan Investasi Penanaman Modal Dalam Negari Di

    Kecamatan Sungai Sembilan Tahun 2003 - 2008 (Miliar rupiah) _ 4-47

    Tabel 4.13 Perkembangan Investasi Penanaman Modal Dalam Negari Di

    Kecamatan Medang Kampai Tahun 2003 - 2008 (Miliar rupiah) __ 4-47

  • Penyusunan Grand Design Transportasi Kota Dumai

    Laporan Akhir ix

    Tabel 4.14 Perkembangan Investasi Penanaman Modal Dalam Negari Di

    Kecamatan Bukit Kapur Tahun 2003 - 2008 (Miliar rupiah) _____ 4-47

    Tabel 5.1 Ruas Jalan Nasional Di Kota Dumai ________________________ 5-4

    Tabel 5.2 Ruas Jalan Provinsi Di Kota Dumai ________________________ 5-4

    Tabel 5.3 Panjang Jalan Kota per Kecamatan berdasarkan Jenis

    Permukaan Jalan di Kota Dumai Tahun 2008 _________________ 5-5

    Tabel 5.4 Panjang Jalan Kota per Kecamatan berdasarkan Kondisi Jalan

    di Kota Dumai Tahun 2008 _______________________________ 5-5

    Tabel 5.5 Kendaraan Bermotor yang Terdaftar Di Kota Dumai ___________ 5-8

    Tabel 5.6 Jumlah Kendaraan dan Penumpang Yang Keluar Masuk

    Terminal Bus Dumai Tahun 2007 __________________________ 5-9

    Tabel 5.7 Penumpang Angkutan Kota di Soekarno-Hatta / Bagan Besar ___ 5-31

    Tabel 5.8 Penumpang Angkutan Kota di Soekarno-Hatta / Dumai Kota ____ 5-31

    Tabel 5.9 Penumpang Angkutan Kota di Pertamina - Bundaran _________ 5-32

    Tabel 5.10 Penumpang Angkutan Kota di Bundaran - Kilang Pertamina ____ 5-32

    Tabel 5.11 Penumpang Angkutan Kota di Simp. Sukajadi - Simp. Dock ____ 5-33

    Tabel 5.12 Penumpang Angkutan Kota di Simp. Dock - Simp. Sukajadi ____ 5-33

    Tabel 5.13 Penumpang Angkutan Kota di Ramayana - Bundaran Polres ___ 5-34

    Tabel 5.14 Penumpang Angkutan Kota di Bundaran Polres - Ramayana ___ 5-34

    Tabel 5.15 Penumpang Angkutan Kota di Jl. Ombak - Kelakap Tujuh ______ 5-35

    Tabel 5.16 Penumpang Angkutan Kota di Kelakap Tujuh - Dumai _________ 5-35

    Tabel 5.17 Penumpang Angkutan Kota di Jl. Bukit Datuk - Pusat Kota _____ 5-36

    Tabel 5.18 Penumpang Angkutan Kota di Pusat Kota - Jl. Bukit Datuk _____ 5-36

    Tabel 5.19 Penumpang Angkutan Kota di Simp. Bank Riau - Simp. Polres __ 5-37

    Tabel 5.20 Penumpang Angkutan Kota di Simp. Polres - Simp. Bank Riau __ 5-37

    Tabel 5.21 Load Factor Angkutan Perkotaan Di Kota Dumai _____________ 5-38

    Tabel 5.22 Fasilitas Pelabuhan Dumai ______________________________ 5-40

    Tabel 5.23 Realisasi Trafik Kunjungan Kapal di Pelabuhan Umum Dumai___ 5-43

    Tabel 5.24 Realisasi Trafik Kunjungan Kapal di Pelabuhan Khusus Dumai __ 5-43

    Tabel 5.25 Realisasi Trafik Kunjungan Kapal di Pelabuhan Umum dan

    Pelabuhan Khusus Dumai_______________________________ 5-44

    Tabel 5.26 Realisasi Trafik Bongkar Muat Barang Berdasarkan

    Jenis Perdagangan di Pelabuhan Dumai ___________________ 5-44

  • Penyusunan Grand Design Transportasi Kota Dumai

    Laporan Akhir x

    Tabel 5.27 Realisasi Bongkar Muat Barang Komoditi Andalan di

    Pelabuhan Umum Dumai _______________________________ 5-45

    Tabel 5.28 Realisasi Trafik Turun Naik Penumpang di Pelabuhan Dumai ___ 5-46

    Tabel 5.29 Jumlah Pesawat Dan Penumpang Yang Datang Dan Berangkat

    melalui Bandara Pinang Kampai Dumai, Tahun 2007 _________ 5-50

    Tabel 5.30 Jumlah Barang, Bagasi dan Pos Paket yang Dibongkar dan

    Dimuat Melalui Bandara Pinang Kampai Dumai, Tahun 2007 ___ 5-50

    Tabel 6.1 Sistem Zona Asal Tujuan Di Kota Dumai ____________________ 6-1

    Tabel 6.2 Pola Bangkitan Perjalanan di Kota Dumai (orang/tahun) ________ 6-1

    Tabel 6.3 Faktor Ekspansi Bangkitan Perjalanan ______________________ 6-2

    Tabel 6.4 Pola Bangkitan Perjalanan di Kota Dumai (orang/hari) __________ 6-2

    Tabel 6.5 Analisis Korelasi antara Bangkitan dan Tarikan dengan Penduduk 6-3

    Tabel 6.6 Pola Distribusi Perjalanan di Kota Dumai (orang/tahun) _________ 6-5

    Tabel 6.7 Pola Distribusi Perjalanan di Kota Dumai (orang/hari) __________ 6-5

    Tabel 6.8 Pola Distribusi Perjalanan Angkutan Barang Gabungan ________ 6-13

    Tabel 6.9 Pola Penggunaan Moda pada beberapa Ruas Jalan

    Di Kota Dumai ________________________________________ 6-20

    Tabel 6.10 Kinerja Ruas Jalan Pada Saat Jam Puncak _________________ 6-24

    Tabel 6.11 Kondisi Volume Lalu Lintas Hasil Proyeksi hingga Tahun 2030

    pada beberapa Ruas Jalan di Kota Dumai __________________ 6-26

    Tabel 7.1 Arah Pengembangan Transportasi Nasional Di Provinsi Riau

    (termasuk Provinsi Kepri) pada Konsep Tatranas ______________ 7-2

    Tabel 7.2 Arah Pengembangan Jalan Rel Di Pulau Sumatera Menurut

    Tatranas Tahun 2005 ___________________________________ 7-4

    Tabel 7.3 Arah Pengembangan Transportasi Nasional Di Provinsi Riau ____ 7-4

    Tabel 7.4 Hirarki Jaringan jalan Sekunder __________________________ 7-25

    Tabel 7.5 Identifikasi Kondisi Saat ini dan Arahan Pengembangan _______ 7-32

    Tabel 8.1 Arah Pengembangan Terminal ____________________________ 8-6

    Tabel 8.2 Jenis dan Katagori Stasiun _______________________________ 8-8

    Tabel 8.3 Simpul Intermoda _____________________________________ 8-10

    Tabel 8.4 Perhitungan Jumlah Bus yang Dibutuhkan pada Koridor 1 dan 2 _ 8-25

  • Penyusunan Grand Design Transportasi Kota Dumai

    Laporan Akhir xi

    DAFTAR GAMBAR

    Hal

    Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan Penyusunan Grand Design Transportasi

    Kota Dumai _________________________________________ 3-2

    Gambar 4.1 Kawasan Kerjasama Ekonomi Sub Regional IMS dan IMT ____ 4-3

    Gambar 4.2 Peta Administratif Kota Dumai _________________________ 4-33

    Gambar 4.3 Prosentase Jumlah Penduduk per Kecamatan Di Kota Dumai _ 4-38

    Gambar 4.4 Data Penduduk Kota Dumai Tahun 2000 - 2007 beserta

    Proyeksi __________________________________________ 4-38

    Gambar 4.5 Penduduk Kota Dumai Menurut Kelompok Umur ___________ 4-39

    Gambar 4.6 Kontribusi Sektoral pada PDRB Tahun 2007 ______________ 4-41

    Gambar 4.7 PDRB Kota Dumai (Milyar Rupiah) Tahun 2000-2007 _______ 4-42

    Gambar 5.1 Kondisi Jalan Di Kota Dumai Tahun 2008 __________________ 5-5

    Gambar 5.2 Jaringan Jalan Eksisting Di Kota Dumai ___________________ 5-6

    Gambar 5.3 Kondisi Jaringan Jalan dan Persimpangan Di Kota Dumai _____ 5-7

    Gambar 5.4 Prosentase kendaraan bermotor di Kota Dumai Tahun 2007 ___ 5-8

    Gambar 5.5 Kondisi Terminal Angkutan Penumpang Di Kota Dumai ______ 5-11

    Gambar 5.6 Kondisi Terminal Angkutan Barang Di Kota Dumai __________ 5-12

    Gambar 5.7 Lokasi Survai Volume Lalu Lintas _______________________ 5-13

    Gambar 5.8 Pergerakan Lalu Lintas di Simpang Polres -

    Simpang Bank Riau _________________________________ 5-13

    Gambar 5.9 Pergerakan Lalu Lintas di Simpang Sukajadi -

    Pasar Pulau Payung _________________________________ 5-14

    Gambar 5.10 Pergerakan Lalu Lintas di Jalan Kelakap 7 - Jalan Ombak ____ 5-14

    Gambar 5.11 Pergerakan Lalu Lintas di Jalan Ombak - Jalan Kelakap 7 ____ 5-15

  • Penyusunan Grand Design Transportasi Kota Dumai

    Laporan Akhir xii

    Gambar 5.12 Pergerakan Lalu Lintas di Dumai - Medan ________________ 5-15

    Gambar 5.13 Pergerakan Lalu Lintas di Dumai - Lubuk Gaung ___________ 5-16

    Gambar 5.14 Pergerakan Lalu Lintas di Bundaran - Pertamina ___________ 5-16

    Gambar 5.15 Pergerakan Lalu Lintas di Dumai - Pelintung ______________ 5-17

    Gambar 5.16 Pergerakan Lalu Lintas di Bundaran Polres - Ramayana _____ 5-17

    Gambar 5.17 Pergerakan Lalu Lintas di Dumai - Duri __________________ 5-18

    Gambar 5.18 Pergerakan Lalu Lintas di Dumai - Bukit Datuk _____________ 5-18

    Gambar 5.19 Trayek AK-01: Terminal AKAP - Pelabuhan

    (via Pattimura - Datuk Laksamana) ______________________ 5-19

    Gambar 5.20 Trayek AK-02: Terminal AKAP - Terminal Lepin

    (via Simpang Tetap - Ramayana) _______________________ 5-20

    Gambar 5.21 Trayek AK-03: Terminal AKAP - Terminal Lepin

    (via Pulau Payung - Dumai Square) _____________________ 5-20

    Gambar 5.22 Trayek AK-04: Terminal AKAP - Terminal Lepin

    (via Sidorejo - Dumai Square) __________________________ 5-21

    Gambar 5.23 Trayek AK-05: Terminal AKAP - Terminal Lepin

    (via Jl. Sultan Hasanudin - Merdeka) ____________________ 5-21

    Gambar 5.24 Trayek AK-06: Pelabuhan - Bukit Datuk

    (via Jl. P. Diponegoro - Dumai Square) ___________________ 5-22

    Gambar 5.25 Trayek AK-07: Pelabuhan - Bumiayu

    (via Ramayana - Dumai Square) ________________________ 5-22

    Gambar 5.26 Trayek AK-08: Pelabuhan - Jayamukti

    (via RSUD - Ramayana) ______________________________ 5-23

    Gambar 5.27 Trayek PK-01: Terminal AKAP - Mampu Jaya

    (via Purnama - Bangsal Aceh - Lubuk Gaung - Penerbit _____ 5-24

    Gambar 5.28 Trayek PK-02: Terminal Lepin - Bukit Timah

    (via Pulau Payung - Terminal AKAP) ____________________ 5-24

    Gambar 5.29 Trayek PK-03: Terminal Lepin - Bukit Kapur

    (via Simpang Perwira - Simpang Murni) __________________ 5-25

    Gambar 5.30 Trayek PK-04: Terminal Lepin - Pelintung

    (via Mundam - Teluk Makmur - Guntung) _________________ 5-25

    Gambar 5.31 Trayek BK-01: Terminal AKAP - Terminal Lepin

    (via Jl. Sultan Hasanudin - Jl. Diponegoro - Putri Tujuh) ______ 5-26

  • Penyusunan Grand Design Transportasi Kota Dumai

    Laporan Akhir xiii

    Gambar 5.32 Trayek BK-02: Terminal AKAP - Terminal Lepin

    (via Kantor Walikota - Terminal Barang) __________________ 5-27

    Gambar 5.33 Trayek KH-01: Terminal AKAP - Pelabuhan _______________ 5-28

    Gambar 5.34 Trayek KH-02: Terminal AKAP - Bandara _________________ 5-28

    Gambar 5.35 Trayek AS-01: Purnama - Sungai Mesjid

    (via Terminal AKAP - Bukit Timah) ______________________ 5-29

    Gambar 5.36 Trayek AS-02: Terminal Lepin - SMAN 5

    (via Teluk Makmur) __________________________________ 5-30

    Gambar 5.37 Load Factor Angkutan Perkotaan Di Kota Dumai ___________ 5-39

    Gambar 5.38 Kondisi Pelabuhan Dumai Di Kota Dumai _________________ 5-41

    Gambar 5.39 Rencana Pengembangan Pelabuhan Dumai ______________ 5-42

    Gambar 5.40 Rencana Pelabuhan di Kawasan Terminal Agribisnis ________ 5-42

    Gambar 5.41 Rute Penyeberangan di Pelabuhan Dumai, Kota Dumai _____ 5-47

    Gambar 5.42 Rute Penerbangan di Bandara Pinang Kampai, Kota Dumai __ 5-48

    Gambar 5.43 Kondisi Bandar Udara Pinang Kampai, Kota Dumai _________ 5-49

    Gambar 6.1 Pola Bangkitan Perjalanan di Kota Dumai (orang/hari) ________ 6-2

    Gambar 6.2 Analisis Regresi Bangkitan Vs Penduduk __________________ 6-4

    Gambar 6.3 Analisis Regresi Tarikan Vs Penduduk ____________________ 6-4

    Gambar 6.4 Pola Distribusi Perjalanan di Kota Dumai (orang/hari) ________ 6-5

    Gambar 6.5 Desire Line Pergerakan Orang Di Kota Dumai Tahun 2010 ____ 6-7

    Gambar 6.6 Desire Line Pergerakan Orang Di Kota Dumai Tahun 2015 ____ 6-8

    Gambar 6.7 Desire Line Pergerakan Orang Di Kota Dumai Tahun 2020 ____ 6-9

    Gambar 6.8 Desire Line Pergerakan Orang Di Kota Dumai Tahun 2030 ___ 6-10

    Gambar 6.9 Peta Lokasi Survai Road Side Interview Angkutan Barang ____ 6-11

    Gambar 6.10 Volume Lalu Lintas Angkutan Barang di Kota Dumai

    (kendaraan barang/hari) ______________________________ 6-12

    Gambar 6.11 Pola Distribusi Perjalanan Angkutan Barang Gabungan ______ 6-13

    Gambar 6.12 Desire Line Pergerakan Angkutan Barang Di Kota Dumai

    Tahun 2010 ________________________________________ 6-15

    Gambar 6.13 Desire Line Pergerakan Angkutan Barang Di Kota Dumai

    Tahun 2015 ________________________________________ 6-16

    Gambar 6.14 Desire Line Pergerakan Angkutan Barang Di Kota Dumai

    Tahun 2020 ________________________________________ 6-17

  • Penyusunan Grand Design Transportasi Kota Dumai

    Laporan Akhir xiv

    Gambar 6.15 Desire Line Pergerakan Angkutan Barang Di Kota Dumai

    Tahun 2030 ________________________________________ 6-18

    Gambar 6.16 Pola Penggunaan Moda pada beberapa Ruas Jalan

    Di Kota Dumai ______________________________________ 6-23

    Gambar 6.17 Volume Lalu Lintas Pada Jam Puncak (smp/jam) ___________ 6-25

    Gambar 6.18 Kondisi Volume Lalu Lintas hasil Proyeksi hingga Tahun 2030

    pada beberapa ruas Jalan di Kota Dumai _________________ 6-27

    Gambar 6.19 V/C Ruas Jalan Di Kota Dumai Tahun 2010 _______________ 6-28

    Gambar 6.20 V/C Ruas Jalan Di Kota Dumai Tahun 2015 _______________ 6-29

    Gambar 6.21 V/C Ruas Jalan Di Kota Dumai Tahun 2020 _______________ 6-30

    Gambar 6.22 V/C Ruas Jalan Di Kota Dumai Tahun 2020 _______________ 6-31

    Gambar 7.1 Arah Pengembangan Transportasi Jalan Di Pulau Sumatera

    Menurut Tatranas 2005 ________________________________ 7-2

    Gambar 7.2 Arah Pengembangan Transportasi Jalan Rel Di Pulau Sumatera

    Menurut Tatranas 2005 ________________________________ 7-3

    Gambar 7.3 Tatanan Kepelabuhan Nasional Tahun 2025 _______________ 7-5

    Gambar 7.4 Strategi Pengembangan Jaringan Pelabuhan Kargo

    Konvensional di Indonesia Tahun 2025 ___________________ 7-6

    Gambar 7.5 Konsep Pengembangan Pelabuhan Penumpang ____________ 7-7

    Gambar 8.1 Jaringan Jalan Lingkar Dalam Kota Dumai _________________ 8-3

    Gambar 8.2 Rencana Jaringan Jalan Lingkar Luar Kota Dumai ___________ 8-4

    Gambar 8.3 Arah Pengembangan Terminal __________________________ 8-7

    Gambar 8.4 Rencana Jaringan Jalan Rel Kereta Api ___________________ 8-9

    Gambar 8.5 Koridor 1: Kantor Walikota - Pelabuhan __________________ 8-17

    Gambar 8.6 Koridor 2: Terminal Ro-Ro - Bukit Datuk __________________ 8-18

    Gambar 8.7 Feeder 1: Terminal AKAP - Lubuk Gaung _________________ 8-20

    Gambar 8.8 Feeder 2: Terminal Lepin - Pelintung ____________________ 8-21

    Gambar 8.9 Feeder 3: Terminal Lepin - Bukit Kapur __________________ 8-22

    Gambar 8.10 Feeder 4: Terminal AKAP - Bukit Timah __________________ 8-23

  • Penyusunan Grand Design Transportasi Kota Dumai

    Laporan Akhir xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    1. Peta Batas Wilayah Administrasi

    2. Peta Jaringan Prasarana Transportasi Eksisting

    3. Peta Pola Pergerakan Barang Eksternal Internal Eksisting

    4. Peta Rencana Pengembangan Jalan Lingkar Dalam Kota

    5. Peta Rencana Pengembangan Jalan Lingkar Luar

    6. Peta Rencana Pengembangan Terminal Penumpang/Barang

    7. Peta Rencana Jaringan Rel Kereta

    8. Desire Line Pergerakan Orang 2010, 2015, 2020, dan 2030

    9. Desire Line Pergerakan Barang 2010, 2015, 2020, dan 2030

    10. Peta Trayek Koridor 1 Terminal AKAP Pelabuhan

    11. Peta Trayek Koridor 2 Terminal Ro-Ro Bukit Datuk

    12. Peta Trayek Feeder 1 Terminal AKAP Lubuk Gaung

    13. Peta Trayek Feeder 2 Terminal Lepin Pelintung

    14. Peta Trayek Feeder 1 Terminal AKAP Bukit Timah

    15. Peta Trayek Feeder 2 Terminal Lepin Bukit Kapur

  • 1

    DRAFT

    PERATURAN WALIKOTA DUMAI

    NOMOR : .

    TENTANG

    GRAND DESIGN TRANSPORTASI KOTA DUMAI

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    WALIKOTA DUMAI,

    Membaca:

    Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

    Menimbang :

    a. Pertumbuhan penduduk, ekonomi, dan tingkat pendapatan akan secara

    dramatis mempengaruhi jumlah kepemilikan kendaraan dan tingkat permintaan

    perjalanan.

    b. Hampir semua kota-kota mempunyai struktur tradisional yaitu tumbuh dari

    struktur perdesaan, dimana tidak akan dapat menjawab kebutuhan di masa

    mendatang.

    c. Struktur institusi yang ada tidak dirancang untuk melayani kompleksitas

    interaksi yang dibutuhkan pada tingkat perkotaan dan untuk keterpaduan

    dalam mengantisipasi masalah yang timbul.

    d. Kebutuhan pendanaan untuk infrastruktur transportasi perkotaan di seluruh

    kota Indonesia termasuk pengaturan anggaran dan dana yang diperlukan.

    e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c,

    dan d, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Grand Design

    Transportasi Kota Dumai

  • 2

    Mengingat :

    1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

    Jalan.

    2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Rencana

    Pembangunan Nasional.

    3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN Tahun 2005- 2025.

    4) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

    5) Undang-undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan

    6) Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang RPJMN Tahun 2004-2009.

    7) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 49 Tahun 2005 tentang

    SISTRANAS.

    8) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2006 tentang Pedoman

    dan Proses Perencanaan Di Lingkungan Departemen Perhubungan.

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan :

    Peraturan Walikota tentang Grand Design Transportasi Kota Dumai

    Bab I

    Umum

    Pasal 1

    Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

    1. Grand Design Transportasi adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu

    Lintas, Angkutan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan, Prasarana Lalu Lintas

    dan Angkutan, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, serta

    pengelolaannya.

    2. Lalu Lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas.

    3. Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke

    tempat lain dengan menggunakan Kendaraan di Ruang Lalu Lintas.

    4. Jaringan Transportasi adalah serangkaian Simpul dan/atau ruang kegiatan

    yang saling terhubungkan untuk penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan.

  • 3

    5. Simpul adalah tempat yang diperuntukkan bagi pergantian antarmoda dan

    intermoda yang berupa Terminal, stasiun kereta api, pelabuhan laut,

    pelabuhan sungai dan danau, dan/atau bandar udara.

    6. Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah Ruang Lalu Lintas, Terminal,

    dan Perlengkapan Jalan yang meliputi marka, rambu, Alat Pemberi Isyarat

    Lalu Lintas, alat pengendali dan pengaman Pengguna Jalan, alat pengawasan

    dan pengamanan Jalan, serta fasilitas pendukung.

    7. Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas Kendaraan

    Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor.

    8. Kendaraan Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh peralatan

    mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel.

    9. Kendaraan Tidak Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh

    tenaga manusia dan/atau hewan.

    10. Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap Kendaraan yang digunakan untuk

    angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran.

    11. Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak

    pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas

    pendukung.

    12. Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan pelengkap dan

    perlengkapannya yang diperuntukkan bagi Lalu Lintas umum, yang berada

    pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah

    dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel.

    13. Terminal adalah pangkalan Kendaraan Bermotor Umum yang digunakan untuk

    mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang

    dan/atau barang, serta perpindahan moda angkutan.

    14. Halte adalah tempat pemberhentian Kendaraan Bermotor Umum untuk

    menaikkan dan menurunkan penumpang.

    15. Parkir adalah keadaan Kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk

    beberapa saat dan ditinggalkan pengemudinya.

    16. Rambu Lalu Lintas adalah bagian perlengkapan Jalan yang berupa lambang,

    huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan,

    larangan, perintah, atau petunjuk bagi Pengguna Jalan.

  • 4

    17. Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan Jalan atau di atas

    permukaan Jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis

    membujur, garis melintang, garis serong, serta lambang yang berfungsi untuk

    mengarahkan arus Lalu Lintas dan membatasi daerah kepentingan Lalu Lintas.

    18. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas adalah perangkat elektronik yang

    menggunakan isyarat lampu yang dapat dilengkapi dengan isyarat bunyi untuk

    mengatur Lalu Lintas orang dan/atau Kendaraan di persimpangan atau pada

    ruas Jalan.

    19. Sepeda Motor adalah Kendaraan Bermotor beroda dua dengan atau tanpa

    rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping atau Kendaraan

    Bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah.

    Bab II

    Jaringan Lalu Lintas dan angkutan Jalan

    Bagian I

    Rencana Induk Jaringan LLAJ

    Pasal 2

    (1) Untuk mewujudkan Transportasi yang terpadu dilakukan pengembangan

    Jaringan Transportasi untuk menghubungkan semua wilayah di daratan.

    (2) Pengembangan Jaringan Transportasi berpedoman pada Grand Design

    Transportasi sesuai dengan kebutuhan.

    Pasal 3

    (1) Grand Design Transportasi Kota Dumai disusun secara berkala dengan

    mempertimbangkan kebutuhan transportasi serta ruang kegiatan berskala kota.

    (2) Proses penyusunan dan penetapan Grand design Transportasi Kota Dumai

    dilakukan dengan memperhatikan:

    a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

    b. Grand Design Transportasi Nasional;

    c. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi;

    d. Grand Design Transportasi Provinsi; dan

    e. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.

  • 5

    (3) Grand Design Tranportasi Kota Dumai memuat:

    a. prakiraan perpindahan orang dan/atau barang menurut asal tujuan

    perjalanan;

    b. arah dan kebijakan peranan transportasi Kota Dumai dalam keseluruhan

    moda transportasi;

    c. rencana lokasi dan kebutuhan simpul Kota Dumai; dan

    d. rencana kebutuhan ruang lalu lintas Kota Dumai.

    Bagian II

    Ruang Lalu Lintas

    Paragraf I

    Kelas Jalan

    Pasal 4

    (1) Jalan dikelompokkan dalam beberapa kelas berdasarkan:

    a. fungsi dan intensitas Lalu Lintas guna kepentingan pengaturan

    penggunaan Jalan dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan

    b. daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan dimensi

    Kendaraan Bermotor.

    (2) Pengelompokan Jalan menurut kelas Jalan terdiri atas:

    a. jalan kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui Kendaraan

    Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran

    panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200

    milimeter, dan muatan sumbu terberat 10 ton;

    b. jalan kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat

    dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500

    milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, ukuran paling

    tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton;

    c. jalan kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat

    dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100

    milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, ukuran paling

    tinggi 3.500 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton; dan

  • 6

    d. jalan kelas khusus, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor

    dengan ukuran lebar melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang melebihi

    18.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu

    terberat lebih dari 10 ton.

    (3) Dalam keadaan tertentu daya dukung jalan kelas III dapat ditetapkan muatan

    sumbu terberat kurang dari 8 ton.

    Paragraf II

    Penggunaan dan Perlengkapan Jalan

    Pasal 5

    (1) Setiap Jalan memiliki batas kecepatan paling tinggi yang ditetapkan secara

    nasional.

    (2) Batas kecepatan paling tinggi ditentukan berdasarkan kawasan permukiman,

    kawasan perkotaan, jalan antarkota, dan jalan bebas hambatan.

    (3) Atas pertimbangan keselamatan atau pertimbangan khusus lainnya,

    Pemerintah Daerah dapat menetapkan batas kecepatan paling tinggi setempat

    yang harus dinyatakan dengan Rambu Lalu Lintas.

    (4) Batas kecepatan paling rendah pada jalan bebas hambatan ditetapkan dengan

    batas absolut 60 kilometer per jam dalam kondisi arus bebas.

    Pasal 6

    (1) Setiap Jalan yang digunakan untuk Lalu Lintas umum wajib dilengkapi dengan

    perlengkapan Jalan berupa:

    a. Rambu Lalu Lintas;

    b. Marka Jalan;

    c. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas;

    d. alat penerangan Jalan;

    e. alat pengendali dan pengaman Pengguna Jalan;

    f. alat pengawasan dan pengamanan Jalan;

    g. fasilitas untuk sepeda, Pejalan Kaki, dan penyandang cacat; dan

    h. fasilitas pendukung kegiatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang berada

    di Jalan dan di luar badan Jalan.

  • 7

    Bagian III

    Terminal

    Pasal 7

    (1) Untuk menunjang kelancaran perpindahan orang dan/atau barang serta

    keterpaduan intramoda dan antarmoda di tempat tertentu, dapat dibangun dan

    diselenggarakan Terminal.

    (2) Terminal berupa Terminal penumpang dan/atau Terminal barang.

    Pasal 8

    (1) Terminal penumpang menurut pelayanannya dikelompokkan dalam tipe A, tipe

    B, dan tipe C.

    (2) Setiap tipe dibagi dalam beberapa kelas berdasarkan intensitas Kendaraan

    yang dilayani.

    Pasal 9

    (1) Penentuan lokasi Terminal dilakukan dengan memperhatikan rencana

    kebutuhan Terminal yang merupakan bagian dari Rencana Induk Jaringan Lalu

    Lintas dan Angkutan Jalan.

    (2) Penetapan lokasi Terminal dilakukan dengan memperhatikan:

    a. tingkat aksesibilitas Pengguna Jasa angkutan;

    b. kesesuaian lahan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional,

    Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi, dan Rencana Tata Ruang Wilayah

    Kabupaten/Kota;

    c. kesesuaian dengan rencana pengembangan dan/atau kinerja jaringan

    Jalan, jaringan trayek, dan jaringan lintas;

    d. kesesuaian dengan rencana pengembangan dan/atau pusat kegiatan;

    e. keserasian dan keseimbangan dengan kegiatan lain;

    f. permintaan angkutan;

    g. kelayakan teknis, finansial, dan ekonomi;

    h. Keamanan dan Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan/atau

    i. kelestarian lingkungan hidup.

  • 8

    Bagian IV

    Fasilitas Parkir

    Pasal 10

    (1) Penyediaan fasilitas Parkir untuk umum hanya dapat diselenggarakan di luar

    Ruang Milik Jalan sesuai dengan izin yang diberikan.

    (2) Penyelenggaraan fasilitas Parkir di luar Ruang Milik Jalan dapat dilakukan oleh

    perseorangan warga negara Indonesia atau badan hukum Indonesia berupa:

    a. usaha khusus perparkiran; atau

    b. penunjang usaha pokok.

    (3) Fasilitas Parkir di dalam Ruang Milik Jalan hanya dapat diselenggarakan di

    tempat tertentu pada Jalan kabupaten, Jalan desa, atau Jalan kota yang harus

    dinyatakan dengan Rambu Lalu Lintas, dan/atau Marka Jalan.

    Bagian V

    Fasilitas Pendukung

    Pasal 11

    (1) Penetapan lokasi dan pembangunan fasilitas Parkir untuk umum dilakukan

    oleh Pemerintah Daerah dengan memperhatikan:

    a. rencana umum tata ruang;

    b. analisis dampak lalu lintas; dan

    c. kemudahan bagi Pengguna Jasa.

    Pasal 12

    (1) Fasilitas pendukung penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

    meliputi:

    a. trotoar;

    b. lajur sepeda;

    c. tempat penyeberangan Pejalan Kaki;

    d. Halte; dan/atau

    e. fasilitas khusus bagi penyandang cacat dan manusia usia lanjut.

  • 9

    (2) Penyediaan fasilitas pendukung diselenggarakan oleh:

    a. Pemerintah untuk jalan nasional;

    b. Pemerintah Provinsi untuk jalan provinsi;

    c. Pemerintah Kabupaten untuk jalan kabupaten dan jalan desa;

    d. Pemerintah Kota untuk jalan kota; dan

    e. badan usaha jalan tol untuk jalan tol.

    Pasal 13

    (1) Pemerintah dalam melaksanakan pembangunan, pengelolaan, dan

    pemeliharaan fasilitas pendukung Lalu Lintas dan Angkutan Jalan dapat

    bekerja sama dengan pihak swasta.

    (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembangunan, pengelolaan, pemeliharaan,

    serta spesifikasi teknis fasilitas pendukung Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

    diatur dengan Peraturan Pemerintah.

    Bab III

    Lalu Lintas

    Bagian I

    Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas

    Pasal 14

    (1) Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dilaksanakan untuk mengoptimalkan

    penggunaan jaringan Jalan dan gerakan Lalu Lintas dalam rangka menjamin

    Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan Kelancaran Lalu Lintas dan

    Angkutan Jalan.

    (2) Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas dilakukan dengan:

    a. penetapan prioritas angkutan massal melalui penyediaan lajur atau jalur

    atau jalan khusus;

    b. pemberian prioritas keselamatan dan kenyamanan Pejalan Kaki;

    c. pemberian kemudahan bagi penyandang cacat;

    d. pemisahan atau pemilahan pergerakan arus Lalu Lintas berdasarkan

    peruntukan lahan, mobilitas, dan aksesibilitas;

    e. pemaduan berbagai moda angkutan;

  • 10

    f. pengendalian Lalu Lintas pada persimpangan;

    g. pengendalian Lalu Lintas pada ruas Jalan; dan/atau

    h. perlindungan terhadap lingkungan.

    Bagian II

    Analisis Dampak Lalu Lintas

    Pasal 15

    (1) Setiap rencana pembangunan pusat kegiatan, permukiman, dan infrastruktur

    yang akan menimbulkan gangguan Keamanan, Keselamatan, Ketertiban, dan

    Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan wajib dilakukan analisis dampak

    Lalu Lintas.

    (2) Analisis dampak Lalu Lintas sekurang-kurangnya memuat:

    a. analisis bangkitan dan tarikan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

    b. simulasi kinerja Lalu Lintas tanpa dan dengan adanya pengembangan;

    c. rekomendasi dan rencana implementasi penanganan dampak;

    d. tanggung jawab Pemerintah dan pengembang atau pembangun dalam

    penanganan dampak; dan

    e. rencana pemantauan dan evaluasi.

    Bagian III

    Manajemen Kebutuhan Lalu Lintas

    Pasal 16

    (1) Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penggunaan Ruang Lalu Lintas

    dan mengendalikan pergerakan Lalu Lintas, diselenggarakan manajemen

    kebutuhan Lalu Lintas berdasarkan kriteria:

    a. perbandingan volume Lalu Lintas Kendaraan Bermotor dengan kapasitas

    Jalan;

    b. ketersediaan jaringan dan pelayanan angkutan umum; dan

    c. kualitas lingkungan.

    (2) Manajemen kebutuhan Lalu Lintas dilaksanakan dengan cara:

    a. pembatasan Lalu Lintas Kendaraan perseorangan pada koridor atau

    kawasan tertentu pada waktu dan jalan tertentu;

  • 11

    b. pembatasan Lalu Lintas Kendaraan barang pada koridor atau kawasan

    tertentu pada waktu dan jalan tertentu;

    c. pembatasan Lalu Lintas Sepeda Motor pada koridor atau kawasan tertentu

    pada waktu dan jalan tertentu;

    d. pembatasan Lalu Lintas Kendaraan Bermotor Umum sesuai dengan

    klasifikasi fungsi jalan;

    e. pembatasan ruang Parkir pada kawasan tertentu dengan batasan ruang

    Parkir maksimal; dan/atau

    f. pembatasan Lalu Lintas Kendaraan Tidak Bermotor Umum pada koridor

    atau kawasan tertentu pada waktu dan Jalan tertentu.

    Bab IV

    Angkutan

    Bagian I

    Umum

    Pasal 17

    (1) Angkutan orang dan/atau barang dapat menggunakan Kendaraan Bermotor

    dan Kendaraan Tidak Bermotor.

    (2) Angkutan orang yang menggunakan Kendaraan Bermotor berupa Sepeda

    Motor, Mobil penumpang, atau bus.

    (3) Angkutan barang dengan Kendaraan Bermotor wajib menggunakan mobil

    barang.

    (4) Mobil barang dilarang digunakan untuk angkutan orang, kecuali:

    a. rasio Kendaraan Bermotor untuk angkutan orang, kondisi geografis, dan

    prasarana jalan di provinsi/kabupaten/kota belum memadai;

    b. untuk pengerahan atau pelatihan Tentara Nasional Indonesia dan/atau

    Kepolisian Negara Republik Indonesia; atau

    c. kepentingan lain berdasarkan pertimbangan Kepolisian Negara Republik

    Indonesia dan/atau Pemerintah Daerah.

    (5) Ketentuan lebih lanjut mengenai mobil barang yang digunakan untuk angkutan

    orang sebagaimana dimaksud pada ayat (4) diatur dengan Peraturan

    Pemerintah.

  • 12

    Bagian II

    Angkutan Orang

    Pasal 18

    Pelayanan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum terdiri atas:

    a. angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam trayek; dan

    b. angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam trayek.

    Paragraf I

    Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek

    Pasal 19

    Jenis pelayanan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam

    trayek terdiri atas:

    a. angkutan lintas batas negara;

    b. angkutan antarkota antarprovinsi;

    c. angkutan antarkota dalam provinsi;

    d. angkutan perkotaan; atau

    e. angkutan perdesaan.

    Pasal 20

    Kriteria pelayanan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam

    trayek harus:

    a. memiliki rute tetap dan teratur;

    b. terjadwal, berawal, berakhir, dan menaikkan atau menurunkan penumpang di

    Terminal untuk angkutan antarkota dan lintas batas negara; dan

    c. menaikkan dan menurunkan penumpang pada tempat yang ditentukan untuk

    angkutan perkotaan dan perdesaan.

    Pasal 21

    Jaringan trayek dan kebutuhan Kendaraan Bermotor Umum disusun berdasarkan:

    a. tata ruang wilayah;

    b. tingkat permintaan jasa angkutan;

    c. kemampuan penyediaan jasa angkutan;

  • 13

    d. ketersediaan jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;

    e. kesesuaian dengan kelas jalan;

    f. keterpaduan intramoda angkutan; dan

    g. keterpaduan antarmoda angkutan.

    Pasal 22

    (1) Jaringan Trayek dan kebutuhan Kendaraan Bermotor Umum disusun dalam

    bentuk rencana umum jaringan trayek.

    (2) Penyusunan rencana umum jaringan trayek dilakukan secara terkoordinasi

    dengan instansi terkait.

    (3) Rencana umum jaringan trayek terdiri atas:

    a. jaringan trayek lintas batas negara;

    b. jaringan trayek antarkota antarprovinsi;

    c. jaringan trayek antarkota dalam provinsi;

    d. jaringan trayek perkotaan; dan

    e. jaringan trayek perdesaan.

    (4) Rencana umum jaringan trayek dikaji ulang secara berkala paling lama 5 (lima)

    tahun.

    Pasal 23

    (1) Jaringan trayek perkotaan disusun berdasarkan kawasan perkotaan.

    (2) Kawasan perkotaan untuk pelayanan angkutan ditetapkan oleh:

    a. Menteri yang bertanggung jawab di bidang Sarana dan Prasana Lalu Lintas

    dan Angkutan Jalan untuk kawasan perkotaan yang melampaui batas

    wilayah provinsi;

    b. Gubernur untuk kawasan perkotaan yang melampaui batas wilayah

    kabupaten/kota dalam satu provinsi; atau

    c. Bupati atau Walikota untuk kawasan perkotaan yang berada dalam wilayah

    kabupaten/kota.

    Paragraf II

    Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek

  • 14

    Pasal 24

    Pelayanan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum tidak dalam

    trayek terdiri atas:

    a. angkutan orang dengan menggunakan taksi;

    b. angkutan orang dengan tujuan tertentu;

    c. angkutan orang untuk keperluan pariwisata; dan

    d. angkutan orang di kawasan tertentu.

    Pasal 25

    (1) Angkutan orang dengan menggunakan taksi harus digunakan untuk pelayanan

    angkutan dari pintu ke pintu dengan wilayah operasi dalam kawasan perkotaan.

    (2) Wilayah operasi dalam kawasan perkotaan dapat:

    a. berada dalam wilayah kota;

    b. berada dalam wilayah kabupaten;

    c. melampaui wilayah kota atau wilayah kabupaten dalam 1 (satu) daerah

    provinsi; atau

    d. melampaui wilayah provinsi.

    Pasal 26

    (1) Angkutan orang dengan tujuan tertentu dilarang menaikkan dan/atau

    menurunkan Penumpang di sepanjang perjalanan untuk keperluan lain di luar

    pelayanan angkutan orang dalam trayek.

    (2) Angkutan orang dengan tujuan tertentu diselenggarakan dengan

    menggunakan mobil penumpang umum atau mobil bus umum.

    Pasal 27

    (1) Angkutan orang untuk keperluan pariwisata harus digunakan untuk pelayanan

    angkutan wisata.

    (2) Penyelenggaraan angkutan orang untuk keperluan pariwisata harus

    menggunakan mobil penumpang umum dan mobil bus umum dengan tanda

    khusus.

    (3) Angkutan orang untuk keperluan pariwisata tidak diperbolehkan menggunakan

    Kendaraan Bermotor Umum dalam trayek kecuali di daerah yang belum

    tersedia angkutan khusus untuk pariwisata.

  • 15

    Pasal 28

    (1) Angkutan di kawasan tertentu harus dilaksanakan melalui pelayanaan

    angkutan di jalan lokal dan jalan lingkungan.

    (2) Angkutan orang di kawasan tertentu harus menggunakan mobil penumpang

    umum.

    Paragraf III

    Angkutan Massal

    Pasal 29

    (1) Pemerintah menjamin ketersediaan angkutan massal berbasis Jalan untuk

    memenuhi kebutuhan angkutan orang dengan Kendaraan Bermotor Umum di

    kawasan perkotaan.

    (2) Angkutan massal harus didukung dengan:

    a. mobil bus yang berkapasitas angkut massal;

    b. lajur khusus;

    c. trayek angkutan umum lain yang tidak berimpitan dengan trayek angkutan

    massal; dan

    d. angkutan pengumpan.

    Bagian III

    Angkutan Barang

    Pasal 30

    Angkutan barang dengan Kendaraan Bermotor Umum terdiri atas:

    a. angkutan barang umum; dan

    b. angkutan barang khusus.

    Paragraf 1

    Angkutan Barang Umum

    Pasal 31

    Pengangkutan barang umum harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

    a. prasarana Jalan yang dilalui memenuhi ketentuan kelas jalan;

  • 16

    b. tersedia pusat distribusi logistik dan/atau tempat untuk memuat dan

    membongkar barang; dan

    c. menggunakan mobil barang.

    Paragraf II

    Angkutan Barang Khusus dan Alat Berat

    Pasal 32

    (1) Kendaraan Bermotor yang mengangkut barang khusus wajib:

    a. memenuhi persyaratan keselamatan sesuai dengan sifat dan bentuk

    barang yang diangkut;

    b. diberi tanda tertentu sesuai dengan barang yang diangkut;

    c. memarkir Kendaraan di tempat yang ditetapkan;

    d. membongkar dan memuat barang di tempat yang ditetapkan dan dengan

    menggunakan alat sesuai dengan sifat dan bentuk barang yang diangkut;

    e. beroperasi pada waktu yang tidak mengganggu Keamanan, Keselamatan,

    Kelancaran, dan Ketertiban Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan

    f. mendapat rekomendasi dari instansi terkait.

    (2) Kendaraan Bermotor Umum yang mengangkut alat berat dengan dimensi yang

    melebihi dimensi yang ditetapkan harus mendapat pengawalan dari Kepolisian

    Negara Republik Indonesia.

    (3) Pengemudi dan pembantu Pengemudi Kendaraan Bermotor Umum yang

    mengangkut barang khusus wajib memiliki kompetensi tertentu sesuai dengan

    sifat dan bentuk barang khusus yang diangkut.

    Paragraf III

    Pengawasan Muatan Barang

    Pasal 33

    (1) Pengemudi dan/atau Perusahaan Angkutan Umum barang wajib mematuhi

    ketentuan mengenai tata cara pemuatan, daya angkut, dimensi Kendaraan,

    dan kelas Jalan.

    (2) Untuk mengawasi pemenuhan terhadap ketentuan dilakukan pengawasan

    muatan angkutan barang.

  • 17

    (3) Pengawasan muatan angkutan barang dilakukan dengan menggunakan alat

    penimbangan.

    (4) Alat penimbangan terdiri atas:

    a. alat penimbangan yang dipasang secara tetap; atau

    b. alat penimbangan yang dapat dipindahkan.

    Bab V

    Program-program Implementasi

    Pasal 34

    (1) Grand Design Transportasi Kota Dumai dituangkan dalam Program-program

    implementasi:

    a. Program Pengembangan Jaringan

    b. Program Implementasi Pengembangan Lalu-Lintas

    c. Program Pengembangan Angkutan

    d. Program Pengembangan Sdm Dan Kelembagaan

    e. Program Pengembangan Lingkungan

    (2) Program Program Pengembangan Jaringan, sebagaimana disebutkan ayat 1

    huruf a, terdiri dari:

    a. Program Pengembangan Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

    b. Program Penataan dan Penanganan Masalah Jaringan Transportasi

    c. Program Pengembangan Terminal dan Shelter Intermoda

    (3) Program Pengembangan Lalu-Lintas, sebagaimana disebutkan ayat 1 huruf b,

    terdiri dari:

    a. Program Pengembangan Angkutan Pribadi

    b. Program Pengendalian Angkutan Tak Bermotor

    c. Program Implemetasi Fasilitas Pendukung Lalu Lintas

    d. Program Pengadaan Perlengkapan Jalan

    (4) Program Pengembangan Angkutan, sebagaimana disebutkan ayat 1 huruf c,

    terdiri dari:

    a. Program Pengembangan Pelayanan Angkutan Penumpang

    b. Program Pengembangan Jaringan Lintas dan Terminal Angkutan Barang

    (5) Program Pengembangan SDM Dan Kelembagaan, sebagaimana disebutkan

    ayat 1 huruf d, terdiri dari:

  • 18

    a. Program Peningkatan Kapasitas dan Kualitas SDM Transportasi Perkotaan

    b. Penyusunan dan Perlengkapan Perangkat Regulasi Grand Design

    c. Program Pemanfaatan Teknologi dan Sumber Pendanaan

    (6) Program Pengembangan Lingkungan, sebagaimana disebutkan ayat 1 huruf e,

    terdiri dari:

    a. Program Pengembangan Tatanan Transportasi Perkotaan Berwawasan

    (7) Rincian program-program implementasi sebagaimana disebutkan pada ayat 2,

    ayat 3, ayat 4, ayat 5, dan ayat 6, disampaikan pada bagian Lampiran.

    Bab VI

    Ketentuan Penutup

    Pasal 35

    Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

    Ditetapkan di Dumai

    Pada tanggal

    Walikota Dumai

    ttd

    ()

    Salinan Peraturan ini disampaikan kepada :

    1. Menteri Perhubungan;

    2. Gubernur Provinsi Riau;

    3. Kepala Bappeda Provinsi Riau

    4. Kepala Dinas Perhubungan Provinsi Riau;

    5. Kepala Bappeda Kota Dumai;

    6. Kepala Dinas Perhubungan Kota Dumai.

  • 19

    LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA

    Nomor :

    Tanggal :

    GRAND DESIGN TRANSPORTASI KOTA DUMAI

  • 20

    A.1 PROGRAM PENGEMBANGAN JARINGAN

    A.1.1 Program Pengembangan Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

    Kegiatan

    Waktu Pelaksanaan

    Pelaksana Jangka Pendek

    Jangka Menengah

    Jangka Panjang

    2011 2012 2013 2014 2015 2016-2020

    2021-2030

    Pembangunan Jalan Lingkar

    - Pembangunan Jalan Lingkar Luar /By Pass V V V V Kementerian PU

    - Pembangunan Jalan Lingkar Dalam Kota Dumai V V V V Dinas PU Prop

    Evaluasi Kinerja Jalan V V V V V V V

    Pelebaran Jalan pada Ruas jalan (V/C>0,85)

    - Jalan Sultan Syarif Kasim V Dinas PU Kota

    - Jalan Sultan hasanuddin V V Dinas PU Kota

    - Jalan Ratu Sima V

    - Jalan Jenderal Soedirman V V V Dinas PU Kota

    Evaluasi Hierarki Jaringan Jalan V

    Pemenuhan spesifikasi jalan kota berdasarkan fungsi V V V V Dinas PU Kota

    Peningkatan struktur jalan pada jaringan lintas angkutan barang

    Jalan Nasional

    - Jalan Dumai - Duri perbatasan V V V V Kementerian PU

    - Jalan Pinang Kampai V V V V Kementerian PU

    - Jalan Putri Tujuh V V V V Kementerian PU

    - Jalan Datuk Laksmana V V V V Kementerian PU

    - Jalan Dumai - Simpang Batang V V V V Kementerian PU

    Jalan Provinsi

    - Jalan Dumai - Pelintung V V V V Dinas PU Provinsi

    - Jalan Pelintung - Selenseng V V V V Dinas PU Provinsi

    - Jalan Selenseng - Sepahat V V V V Dinas PU Provinsi

    - Jalan Lingkar Dalam Kota V V V V Dinas PU Provinsi

    - Jalan Dumai - Basilam Baru V V V V Dinas PU Provinsi

    - Jalan Basilam Baru - Batu Teriti V V V V Dinas PU Provinsi

  • 21

    A.1.2 Program Penataan dan Penanganan Masalah Jaringan Transportasi

    Kegiatan

    Waktu Pelaksanaan

    Pelaksana Jangka Pendek

    Jangka Menengah

    Jangka Panjang

    2011 2012 2013 2014 2015 2016-2020

    2021-2030

    Studi Kinerja Ruas Jalan dan persimpangan V V V V V V V Dinas Perhub. Kota

    Studi Peningkatan Keselamatan dan Keamanan Transportasi Perkotaan

    V Dinas Perhub. Kota

    Studi Penataan Jaringan Prasarana Transportasi V Dinas Perhub. Kota

    Penataan Fungsi, dan Hirarki Jalan, Terminal dan Dermaga V Dinas Perhub. Kota

    Penataan Jaringan / Rute Layanan Angkutan Umum V Dinas Perhub. Kota

    Studi / Survei Asal dan tujuan (OD) perjalanan setiap 5 tahun V V V Dinas Perhub. Kota

    A.1.3 Program Pengembangan Terminal dan Shelter Intermoda

    Kegiatan

    Waktu Pelaksanaan

    Pelaksana Jangka Pendek

    Jangka Menengah

    Jangka Panjang

    2011 2012 2013 2014 2015 2016-2020

    2021-2030

    Studi Sistem Pengembangan Pemadu Moda Transportasi Kota Dumai Kementerian Perhubungan

    Optimalisasi Terminal Penumpang AKAP Kelakap Tujuh V Kementerian Perhubungan

    Optimalisasi Terminal Barang Mayang Mengurai V Kementerian Perhubungan

    Pengembangan pemadu moda (udara-darat) di Bandara Pinang Kampai

    V V V V Dinas Perhub. Kota,

    Kementerian Perhubungan

    Pengembangan pemadu moda (laut-darat) Di Pelabuhan Dumai V V V V Dinas Perhub. Kota,

    Kementerian Perhubungan

    Pengembangan pemadu moda (penyeberangan-darat) Di Pelabuhan RORO

    V V V V Dinas Perhub. Kota,

    Kementerian Perhubungan

    Pengembangan pemadu moda (KA-darat) V V Dinas Perhub. Kota,

    Kementerian Perhubungan

  • 22

    A.2 PROGRAM PENGEMBANGAN LALU-LINTAS

    A.2.1 Program Pengembangan Angkutan Pribadi

    Kegiatan

    Waktu Pelaksanaan

    Pelaksana Jangka Pendek

    Jangka Menengah

    Jangka Panjang

    2011 2012 2013 2014 2015 2016-2020

    2021-2030

    Studi Kebutuhan Pembangunan Jalur Khusus Angkutan Pribadi V

    Studi Penataan Sistem Perparkiran V

    Pembangunan jalur khusus sepeda motor

    - Jalan Arteri Sekunder V Dinas PU Kota

    - Jalan Kolektor Sekunder V Dinas PU Kota

    Penataan on street parking

    Jalan Nasional Dinas PU Kota

    - Jalan Dumai - Duri perbatasan V V V V

    - Jalan Pinang Kampai V V V V

    - Jalan Putri Tujuh V V V V

    - Jalan Datuk Laksmana V V V V

    - Jalan Dumai - Simpang Batang V V V V

    Jalan Provinsi Dinas PU Kota

    - Jalan Dumai - Pelintung V V V V

    - Jalan Pelintung - Selenseng V V V V

    - Jalan Selenseng - Sepahat V V V V

    - Jalan Lingkar Dalam Kota V V V V

    - Jalan Dumai - Basilam Baru V V V V

    - Jalan Basilam Baru - Batu Teriti V V V V

  • 23

    A.2.2 Program Pengendalian Angkutan Tak Bermotor

    Kegiatan

    Waktu Pelaksanaan

    Pelaksana Jangka Pendek

    Jangka Menengah

    Jangka Panjang

    2011 2012 2013 2014 2015 2016-2020

    2021-2030

    Studi Penataan Lalu Lintas Kendaraan Tak Bermotor Kota Dumai V Dinas Perhub. Kota

    Penataan Lalu Lintas Lokal Kendaraan Tak Bermotor pada Jalan Nasional dan Jalan Provinsi

    Jalan Nasional Dinas Perhub. Kota

    - Jalan Dumai - Duri perbatasan V

    - Jalan Pinang Kampai V

    - Jalan Putri Tujuh V

    - Jalan Datuk Laksmana V

    - Jalan Dumai - Simpang Batang V

    Jalan Provinsi Dinas Perhub. Kota

    - Jalan Dumai - Pelintung V

    - Jalan Pelintung - Selenseng V

    - Jalan Selenseng - Sepahat V

    - Jalan Lingkar Dalam Kota V

    - Jalan Dumai - Basilam Baru V

    - Jalan Basilam Baru - Batu Teriti V

  • 24

    A.2.3 Program Implemetasi Fasilitas Pendukung Lalu Lintas

    Kegiatan

    Waktu Pelaksanaan

    Pelaksana Jangka Pendek

    Jangka Menengah

    Jangka Panjang

    2011 2012 2013 2014 2015 2016-2020

    2021-2030

    Pembangunan trotoar pada kawasan-kawasan Perkantoran dan Jasa

    Kawasan Perkantoran V V V V Dinas Perhubungan Kota

    Kawasan Jasa V V V V Dinas Perhubungan Kota

    Pembangunan Lajur Sepeda

    Jalan Nasional V V Kementerian PU

    Jalan Propinsi V V Dinas PU Provinsi

    Jalan Kota V V Dinas PU Kota

    Pembangunan Tempat Penyeberangan Pejalan Kaki

    Jalan Nasional V V Kementerian Perhubungan

    Jalan Propinsi V V Dinas Perhub. Provinsi

    Jalan Kota V V Dinas Perhub. Kota

    Pembangunan Halte

    Jalan Nasional V V Kementerian Perhubungan

    Jalan Propinsi V V Dinas Perhub. Provinsi

    Jalan Kota V V Dinas Perhub. Kota

    Pembangunan Fasilitas Khusus Bagi Penyandang Cacat dan Manula

    Jalan Nasional V V Kementerian Perhubungan

    Jalan Propinsi V V Dinas Perhub. Provinsi

    Jalan Kota V V Dinas Perhub. Kota

  • 25

    A.2.4 Program Pengadaan Perlengkapan Jalan

    Kegiatan

    Waktu Pelaksanaan

    Pelaksana Jangka Pendek

    Jangka Menengah

    Jangka Panjang

    2011 2012 2013 2014 2015 2016-2020

    2021-2030

    Studi Kebutuhan Jalan dan Manajemen Lalu lintas V Dinas Perhub. Kota

    Studi Kebutuhan Perlengkapan Jalan V

    Pengadaan Perlengkapan Jalan pada Jalan Nasional, Jalan Provinsi dan Jalan Kota:

    Kementerian Perhubungan, Dinas

    Perhub. Provinsi , Dinas Perhubungan

    Kota

    - Perlengkapan Rambu Lalu Lintas V V V V

    - Perlengkapan Marka Jalan V V V V

    - Perlengkapan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas V V V V

    - Perlengkapan Alat Pengendali Pengaman Pengguna Jalan V V V V

  • 26

    A.3 PROGRAM PENGEMBANGAN ANGKUTAN

    A.3.1 Program Pengembangan Pelayanan Angkutan Penumpang

    Kegiatan

    Waktu Pelaksanaan

    Pelaksana Jangka Pendek

    Jangka Menengah

    Jangka Panjang

    2011 2012 2013 2014 2015 2016-2020

    2021-2030

    Studi Sistem dan Pelayanan Angkutan Umum Kota Dumai V

    Penataan trayek angkutan umum (rerouting) V V V V

    Koridor Utama (I dan II)

    - Koridor 1: Kantor Walikota - Pelabuhan V V V V Dinas Perhub. Kota

    - Koridor 2: Terminal Ro-Ro - Bukit Datuk V V V V Dinas Perhub. Kota

    - Koridor Cabang (I dan II)

    - Feeder 1: Terminal AKAP - Lubuk Gaung V V V V Dinas Perhub. Kota

    - Feeder 2: Terminal Lepin - Pelintung V V V V Dinas Perhub. Kota

    Peningkatan kapasitas angkutan umum

    - Pengoperasian Bus Kecil pada Trayek Ranting dan Cabang V V V V Dinas Perhub. Kota/Mitra

    Swasta

    - Pengoperasian Bus Sedang pada trayek utama V V V V Kementerian Perhubungan/

    Mitra Swasta

    - Pengoperasian Bus Besar pada Trayek Utama V Dinas Perhub. Kota/

    Mitra Swasta

    - Peningkatan Kenyamanan Angkutan Umum pada Koridor Utama dan Koridor Cabang (Non AC AC)

    V V Dinas Perhub. Kota/

    Mitra Swasta

  • 27

    A.3.2 Program Pengembangan Jaringan Lintas dan Terminal Angkutan Barang

    Kegiatan

    Waktu Pelaksanaan

    Pelaksana Jangka Pendek

    Jangka Menengah

    Jangka Panjang

    2011 2012 2013 2014 2015 2016-2020

    2021-2030

    Studi Pengembangan Jaringan dan informasi Angkutan Barang V Dinas Perhub. Kota

    Studi Kelayakan Pengembangan Akses Angkutan Barang V Dinas Perhub. Kota

    Penataan Jaringan Lintas Angkutan Barang V Dinas Perhub. Kota

    Pembangunan Sub Terminal Angkutan Barang (berdasarkan FS Angkutan Barang)

    V Dinas Perhub.

    Kota/Mitra Swasta

    Pengembangan Sistem informasi angkutan barang V Dinas Perhub. Kota

  • 28

    A.4 PROGRAM PENGEMBANGAN SDM DAN KELEMBAGAAN

    A.4.1 Program Peningkatan Kapasitas dan Kualitas SDM Transportasi Perkotaan

    Kegiatan

    Waktu Pelaksanaan

    Pelaksana Jangka Pendek

    Jangka Menengah

    Jangka Panjang

    2011 2012 2013 2014 2015 2016-2020

    2021-2030

    Pendidikan Penyuluhan Mekanik & Pengemudi Angkutan Penumpang dan Barang

    V V V Dinas Perhub. Kota,

    Organda

    Pelatihan Organisasi dan Manajemen Angkutan Umum V V Dinas Perhub. Kota,

    Organda

    Pelatihan Peningkatan Kapasitas SDM Instansi / Lembaga Pengelola Transportasi Perkotaan

    V V V V Dinas Perhub. Kota,

    Polri, Lembaga Swasta

    Penyelenggaraan Pendidikan SDM Pengelola/petugas Sektor Perhubungan

    V V V V Dinas Perhub. Kota,

    Polri, Lembaga Swasta

    Pelatihan dan sertifikasi Pengelola parkir V V V V V V V Dinas Perhub. Kota

    Pelatihan dan sertifikasi Juru parkir V V V V V V V Dinas Perhub. Kota

    A.4.2 Penyusunan dan Perlengkapan Perangkat Regulasi Grand Design

    Kegiatan

    Waktu Pelaksanaan

    Pelaksana Jangka Pendek

    Jangka Menengah

    Jangka Panjang

    2011 2012 2013 2014 2015 2016-2020

    2021-2030

    Penyusunan dan Penerbitan Perwako Grand Design V Dinas Perhub. Kota

    Penyusunan dan Penetapan Standar Pelayanan dan Tata Cara Operasional Angkutan Umum Penumpang dan Barang

    V Dinas Perhub. Kota

  • 29

    A.4.3 Program Pemanfaatan Teknologi dan Sumber Pendanaan

    Kegiatan

    Waktu Pelaksanaan

    Pelaksana Jangka Pendek

    Jangka Menengah

    Jangka Panjang

    2011 2012 2013 2014 2015 2016-2020

    2021-2030

    Penyusunan statistik perhubungan V V V V V V V Dinas Perhub. Kota

    Pemetaan jaringan transportasi dan fasilitas pendukung iya berbasis GIS

    V V V V V V V Dinas Perhub. Kota

    Pengadaan Sistem Peralatan Database dan Informasi Dinas Perhubungan

    V Dinas Perhub. Kota

    Pengadaan Sistem Informasi Transportasi Perkotaan V Dinas Perhub. Kota

    Studi dan perencanaan Sistim Informasi Fasilitas Lalu lintas dan angkutan jalan berbasis GIS dan pembuatan rancangan Perda Fasilitas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

    V Dinas Perhub. Kota

    Pengadaan dan penerapan Sistim Informasi Fasilitas LLAJ berbasis GIS

    V V V V V V Dinas Perhub. Kota

    Sistim Informasi Pengujian Kendaraan Bermotor V V V V V V V Dinas Perhub. Kota Sistem Informasi Perizinan LLAJ V V V V V V V Dinas Perhub. Kota Pengelolaan Perparkiran dan Transit Angkutan Barang V V V V Dinas Perhub. Kota

    Studi dan perencanaan Kartu Pintar Parkir (Smart Card Parking) V Dinas Perhub. Kota

    Pengadaan dan penerapan Kartu Pintar Parkir V V V V V V Dinas Perhub. Kota

    Kajian Retribusi Angkutan Penumpang dan Barang V Dinas Perhub. Kota

    Studi Pengembangan Sistem Informasi Intermoda V Dinas Perhub. Kota

  • 30

    A.5 PROGRAM PENGEMBANGAN LINGKUNGAN

    A.5.1 Program Pengembangan Tatanan Transportasi Perkotaan Berwawasan Lingkungan

    Kegiatan

    Waktu Pelaksanaan

    Pelaksana Jangka Pendek

    Jangka Menengah

    Jangka Panjang

    2011 2012 2013 2014 2015 2016-2020

    2021-2030

    Membuat master plan pengembangan teknologi transportasi ramah lingkungan.

    V Dinas Perhub. Kota

    Penyusunan aturan, standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang penyelenggaraan transportasi perkotaan berwawasan lingkungan

    V Dinas Perhub. Kota

    Pengembangan Penggunaan Energi BBG V Dinas Perhub. Kota,

    Dinas Lingkungan Hidup

    Penerapan teknologi pemantau kualitas udara V Dinas Perhub. Kota,

    Dinas Lingkungan Hidup

    Penerapan uji emisi dan kebisingan V Dinas Perhub. Kota,

    Dinas Lingkungan Hidup

    Penerapan Budaya Efisiensi Energi (car free day, kendaraan tidak bermotor, city walk)

    V V Dinas Perhub. Kota

    Pengembangan Penggunaan Energi Bio Cell V Dinas Perhub. Kota

    Studi Transportasi Tata Guna Lahan (Bersifat tentatif tergantung berubahan tata guna lahan)

    V V V V V V V Dinas Perhub. Kota

    Pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan transportasi perkotaan berwawasan lingkungan.

    V V V V Dinas Perhub. Kota

    Walikota Dumai

    ttd

    ()

  • 31

    LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA

    Prakiraan Perpindahan Orang Menurut Asal Tujuan Perjalanan (Orang/Hari)

    Tahun 2010

    Bukit Kapur

    Medang Kampai

    Sungai Sembilan

    Dumai Barat

    Dumai Timur

    Total

    Bukit Kapur

    16.913 29 0 270 1.790 19.002

    Medang Kampai

    69 656 0 157 279 1.160

    Sungai Sembilan

    51 13 7.313 1.786 312 9.474

    Dumai Barat

    432 109 1.331 41.095 13.156 56.123

    Dumai Timur

    1.625 611 1.010 12.552 40.208 56.007

    Total 19.090 1.417 9.653 55.860 55.745 141.766

    Tahun 2015

    Bukit Kapur

    Medang Kampai

    Sungai Sembilan

    Dumai Barat

    Dumai Timur

    Total

    Bukit Kapur

    21.406 42 0 341 2.264 24.054

    Medang Kampai

    115 1.257 0 260 463 2.095

    Sungai Sembilan

    65 19 9.550 2.294 401 12.328

    Dumai Barat

    537 156 1.680 51.026 16.342 69.742

    Dumai Timur

    2.017 874 1.273 15.562 49.871 69.599

    Total 24.141 2.348 12.504 69.484 69.342 177.818

    Tahun 2020

    Bukit Kapur

    Medang Kampai

    Sungai Sembilan

    Dumai Barat

    Dumai Timur

    Total

    Bukit Kapur

    26.944 58 0 429 2.847 30.278

    Medang Kampai

    169 2.016 0 382 680 3.247

    Sungai Sembilan

    83 26 12.307 2.917 510 15.844

    Dumai Barat

    667 211 2.111 63.263 20.267 86.520

    Dumai Timur

    2.502 1.184 1.598 19.274 61.785 86.344

    Total 30.364 3.496 16.017 86.265 86.090 222.232

    Tahun 2030

    Bukit Kapur

    Medang Kampai

    Sungai Sembilan

    Dumai Barat

    Dumai Timur

    Total

    Bukit Kapur

    42.171 101 0 670 4.449 47.391

    Medang Kampai

    313 4.136 0 705 1.256 6.410

    Sungai Sembilan

    132 46 19.892 4.628 810 25.508

    Dumai Barat

    1.024 359 3.294 96.915 31.062 132.656

    Dumai Timur

    3.835 2.012 2.491 29.487 94.563 132.389

    Total 47.475 6.655 25.677 132.406 132.140 344.353

  • 32

    LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA

    Prakiraan Perpindahan Barang Menurut Asal Tujuan Perjalanan (Kendaraan/Hari)

    Tahun 2010

    Tujuan

    Bukit Kapur

    Medang Kampai

    Sungai Sembilan

    Dumai Barat

    Dumai Timur

    Riau Sumbar Sumut Grand Total

    Asal

    Bukit Kapur 157 39 27 137 446 76 0 0 883

    Medang Kampai 134 73 0 91 263 518 0 30 1.110

    Sungai Sembilan 55 13 0 330 0 297 0 84 779

    Dumai Barat 35 103 135 88 151 123 0 21 656

    Dumai Timur 485 99 137 50 153 751 23 223 1.921

    Riau 329 223 227 124 717 23 23 0 1.665

    Sumbar 55 13 0 44 22 0 0 0 134

    Sumut 55 13 66 44 132 0 0 0 310

    Grand Total 1.304 576 593 908 1.884 1.789 46 358 7.457

    Tahun 2015

    Tujuan

    Bukit Kapur

    Medang Kampai

    Sungai Sembilan

    Dumai Barat

    Dumai Timur

    Riau Sumbar Sumut Grand Total

    Asal

    Bukit Kapur 232 57 40 202 657 113 0 0 1.301

    Medang Kampai 198 108 0 133 388 764 0 44 1.636

    Sungai Sembilan 81 19 0 487 0 438 0 123 1.148

    Dumai Barat 51 152 199 130 222 182 0 31 967

    Dumai Timur 715 146 202 74 226 1.107 34 329 2.832

    Riau 485 328 335 182 1.057 34 34 0 2.455

    Sumbar 81 19 0 65 32 0 0 0 197

    Sumut 81 19 97 65 195 0 0 0 457

    Grand Total 1.922 849 874 1.338 2.778 2.637 67 528 10.992

  • 33

    Tahun 2020

    Tujuan

    Bukit Kapur

    Medang Kampai

    Sungai Sembilan

    Dumai Barat

    Dumai Timur

    Riau Sumbar Sumut Grand Total

    Asal

    Bukit Kapur 342 84 60 298 969 166 0 0 1.918

    Medang Kampai 291 159 0 197 572 1.126 0 66 2.411

    Sungai Sembilan 120 28 0 717 0 646 0 182 1.693

    Dumai Barat 75 224 293 191 327 268 0 45 1.425

    Dumai Timur 1.053 215 297 109 333 1.631 50 485 4.174

    Riau 715 484 494 269 1.559 50 50 0 3.619

    Sumbar 119 28 0 96 48 0 0 0 291

    Sumut 119 28 143 96 287 0 0 0 673

    Grand Total 2.834 1.251 1.288 1.972 4.095 3.887 99 778 16.203

    Tahun 2030

    Tujuan

    Bukit Kapur

    Medang Kampai

    Sungai Sembilan

    Dumai Barat

    Dumai Timur

    Riau Sumbar Sumut Grand Total

    Asal

    Bukit Kapur 742 183 129 647 2.105 361 0 0 4.167

    Medang Kampai 633 346 0 427 1.244 2.447 0 142 5.240

    Sungai Sembilan 260 61 0 1.559 0 1.404 0 395 3.678

    Dumai Barat 163 488 637 416 711 582 0 99 3.096

    Dumai Timur 2.289 468 646 238 724 3.545 108 1.053 9.070

    Riau 1.553 1.051 1.073 584 3.387 108 108 0 7.864

    Sumbar 259 61 0 208 104 0 0 0 631

    Sumut 259 61 312 208 623 0 0 0 1.462

    Grand Total 6.158 2.719 2.798 4.285 8.897 8.447 215 1.690 35.209

  • 34

  • 35

  • 36

  • 37

  • 38

  • 39

  • 40

  • 41

  • 42

  • 43

  • 1

    DRAFT

    PERATURAN DAERAH KOTA DUMAI

    NOMOR : .

    TENTANG

    GRAND DESIGN TRANSPORTASI KOTA DUMAI

    DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

    WALIKOTA DUMAI,

    Membaca:

    Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

    Menimbang :

    a. Pertumbuhan penduduk, ekonomi, dan tingkat pendapatan akan secara

    dramatis mempengaruhi jumlah kepemilikan kendaraan dan tingkat permintaan

    perjalanan.

    b. Hampir semua kota-kota mempunyai struktur tradisional yaitu tumbuh dari

    struktur perdesaan, dimana tidak akan dapat menjawab kebutuhan di masa

    mendatang.

    c. Struktur institusi yang ada tidak dirancang untuk melayani kompleksitas

    interaksi yang dibutuhkan pada tingkat perkotaan dan untuk keterpaduan

    dalam mengantisipasi masalah yang timbul.

    d. Kebutuhan pendanaan untuk infrastruktur transportasi perkotaan di seluruh

    kota Indonesia termasuk pengaturan anggaran dan dana yang diperlukan.

    e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, c,

    dan d, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Grand Design

    Transportasi Kota Dumai

    Mengingat:

    1) Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan

    Jalan.

  • 2

    2) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Rencana

    Pembangunan Nasional.

    3) Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang RPJPN Tahun 2005- 2025.

    4) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

    5) Undang-undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan

    6) Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2005 tentang RPJMN Tahun 2004-2009.

    7) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 49 Tahun 2005 tentang

    SISTRANAS.

    8) Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 31 Tahun 2006 tentang Pedoman

    dan Proses Perencanaan Di Lingkungan Departemen Perhubungan.

    Dengan Persetujuan Bersama

    DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA DUMAI

    dan

    WALIKOTA KOTA DUMAI

    MEMUTUSKAN :

    Menetapkan :

    PERATURAN DAERAH TENTANG GRAND DESIGN TRANSPORTASI

    KOTA DUMAI

    Bab I

    Umum

    Pasal 1

    Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan :

    1. Grand Design Transportasi adalah satu kesatuan sistem yang terdiri atas Lalu

    Lintas, Angkutan, Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan, Prasarana Lalu Lintas

    dan Angkutan, Kendaraan, Pengemudi, Pengguna Jalan, serta

    pengelolaannya.

    2. Lalu Lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas.

    3. Angkutan adalah perpindahan orang dan/atau barang dari satu tempat ke

    tempat lain dengan menggunakan Kendaraan di Ruang Lalu Lintas.

  • 3

    4. Jaringan Transportasi adalah serangkaian Simpul dan/atau ruang kegiatan

    yang saling terhubungkan untuk penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan.

    5. Simpul adalah tempat yang diperuntukkan bagi pergantian antarmoda dan

    intermoda yang berupa Terminal, stasiun kereta api, pelabuhan laut,

    pelabuhan sungai dan danau, dan/atau bandar udara.

    6. Prasarana Lalu Lintas dan Angkutan Jalan adalah Ruang Lalu Lintas, Terminal,

    dan Perlengkapan Jalan yang meliputi marka, rambu, Alat Pemberi Isyarat

    Lalu Lintas, alat pengendali dan pengaman Pengguna Jalan, alat pengawasan

    dan pengamanan Jalan, serta fasilitas pendukung.

    7. Kendaraan adalah suatu sarana angkut di jalan yang terdiri atas Kendaraan

    Bermotor dan Kendaraan Tidak Bermotor.

    8. Kendaraan Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh peralatan

    mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel.

    9. Kendaraan Tidak Bermotor adalah setiap Kendaraan yang digerakkan oleh

    tenaga manusia dan/atau hewan.

    10. Kendaraan Bermotor Umum adalah setiap Kendaraan yang digunakan untuk

    angkutan barang dan/atau orang dengan dipungut bayaran.

    11. Ruang Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak

    pindah Kendaraan, orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas

    pendukung.

    12. Jalan adalah seluruh bagian Jalan, termasuk bangunan pelengkap dan

    perlengkapannya yang diperuntukkan bagi Lalu Lintas umum, yang berada

    pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah

    dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel.

    13. Terminal adalah pangkalan Kendaraan Bermotor Umum yang digunakan untuk

    mengatur kedatangan dan keberangkatan, menaikkan dan menurunkan orang

    dan/atau barang, serta perpindahan moda angkutan.

    14. Halte adalah tempat pemberhentian Kendaraan Bermotor Umum untuk

    menaikkan dan menurunkan penumpang.

    15. Parkir adalah keadaan Kendaraan berhenti atau tidak bergerak untuk

    beberapa saat dan ditinggalkan pengemudinya.

    16. Rambu Lalu Lintas adalah bagian perlengkapan Jalan yang berupa lambang,

    huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan,

    larangan, perintah, atau petunjuk bagi Pengguna Jalan.

  • 4

    17. Marka Jalan adalah suatu tanda yang berada di permukaan Jalan atau di atas

    permukaan Jalan yang meliputi peralatan atau tanda yang membentuk garis

    membujur, garis melintang, garis serong, serta lambang yang berfungsi untuk

    mengarahkan arus Lalu Lintas dan membatasi daerah kepentingan Lalu Lintas.

    18. Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas adalah perangkat elektronik yang

    menggunakan isyarat lampu yang dapat dilengkapi dengan isyarat bunyi untuk

    mengatur Lalu Lintas orang dan/atau Kendaraan di persimpangan atau pada

    ruas Jalan.

    19. Sepeda Motor adalah Kendaraan Bermotor beroda dua dengan atau tanpa

    rumah-rumah dan dengan atau tanpa kereta samping atau Kendaraan

    Bermotor beroda tiga tanpa rumah-rumah.

    Bab II

    Jaringan Lalu Lintas dan angkutan Jalan

    Bagian I

    Rencana Induk Jaringan LLAJ

    Pasal 2

    (1) Untuk mewujudkan Transportasi yang terpadu dilakukan pengembangan

    Jaringan Transportasi untuk menghubungkan semua wilayah di daratan.

    (2) Pengembangan Jaringan Transportasi berpedoman pada Grand Design

    Transportasi sesuai dengan kebutuhan.

    Pasal 3

    (1) Grand Design Transportasi Kota Dumai disusun secara berkala dengan

    mempertimbangkan kebutuhan transportasi serta ruang kegiatan berskala kota.

    (2) Proses penyusunan dan penetapan Grand design Transportasi Kota Dumai

    dilakukan dengan memperhatikan:

    a. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;

    b. Grand Design Transportasi Nasional;

    c. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi;

    d. Grand Design Transportasi Provinsi; dan

    e. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota.

  • 5

    (3) Grand Design Tranportasi Kota Dumai memuat:

    a. prakiraan perpindahan orang dan/atau barang menurut asal tujuan

    perjalanan;

    b. arah dan kebijakan peranan transportasi Kota Dumai dalam keseluruhan

    moda transportasi;

    c. rencana lokasi dan kebutuhan simpul Kota Dumai; dan

    d. rencana kebutuhan ruang lalu lintas Kota Dumai.

    Bagian II

    Ruang Lalu Lintas

    Paragraf I

    Kelas Jalan

    Pasal 4

    (1) Jalan dikelompokkan dalam beberapa kelas berdasarkan:

    a. fungsi dan intensitas Lalu Lintas guna kepentingan pengaturan

    penggunaan Jalan dan Kelancaran Lalu Lintas dan Angkutan Jalan; dan

    b. daya dukung untuk menerima muatan sumbu terberat dan dimensi

    Kendaraan Bermotor.

    (2) Pengelompokan Jalan menurut kelas Jalan terdiri atas:

    a. jalan kelas I, yaitu jalan arteri dan kolektor yang dapat dilalui Kendaraan

    Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500 milimeter, ukuran

    panjang tidak melebihi 18.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200

    milimeter, dan muatan sumbu terberat 10 ton;

    b. jalan kelas II, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat

    dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.500

    milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 12.000 milimeter, ukuran paling

    tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton;

    c. jalan kelas III, yaitu jalan arteri, kolektor, lokal, dan lingkungan yang dapat

    dilalui Kendaraan Bermotor dengan ukuran lebar tidak melebihi 2.100

    milimeter, ukuran panjang tidak melebihi 9.000 milimeter, ukuran paling

    tinggi 3.500 milimeter, dan muatan sumbu terberat 8 ton; dan

  • 6

    d. jalan kelas khusus, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui Kendaraan Bermotor

    dengan ukuran lebar melebihi 2.500 milimeter, ukuran panjang melebihi

    18.000 milimeter, ukuran paling tinggi 4.200 milimeter, dan muatan sumbu

    terberat lebih dari 10 ton.

    (3) Dalam keadaan tertentu daya dukung jalan kelas III dapat ditetapkan muatan

    sumbu terberat kurang dari 8 ton.

    Paragraf II

    Penggunaan dan Perlengkapan Jalan

    Pasal 5

    (1) Setiap Jalan memiliki batas kecepatan paling tinggi yang ditetapkan secara

    nasional.

    (2) Batas kecepatan paling tinggi ditentukan berdasarkan kawasan permukiman,

    kawasan perkotaan, jalan