gol 1 kel 4 prak 5
DESCRIPTION
praktikum kimorTRANSCRIPT
-
LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS KANDUNGAN TUMBUHAN OBAT
ANALISIS Etil p-metoksi sinamat DARI RIMPANG KENCUR (Kaempferia galanga L.)
Disusun oleh:
Nama : Eky Sulistyawati FA/08708
Putri Kharisma FA/08715
Gol./Kel. : I / 4
Dosen : Dr.rer.nat.Yosi Bayu Murti,M.Si.,Apt
Dr.rer.nat.Nanang Fakhrudin, M.Si., Apt
Asisten Jaga : Fathia dan Danang
Asisten Koreksi :
Tanggal Praktikum : Rabu, 26 November 2014
BAGIAN BIOLOGI FARMASI
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014
-
ANALISIS ETIL PARA METOKSI SINAMAT DARI RIMPANG KENCUR
A. TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami prinsip langkah-langkah dan mampu melakukan isolasi
serta identifikasi isolat secara kuantitatif.
B. ALAT DAN BAHAN
Alat: Bahan:
Erlemneyer Serbuk rimpang kencur
Cawan porselen Etanol 95%
Penangas air Silika gel F 254
Bejana pengambangan KLT Toluen
Lampu UV 254 dan 366 nm
Klem dan statip I unit
Anisaldehid-asam sulfat
C. SKEMA KERJA
disiapkan soxhlet dan wadah serbuk dari kertas saring
Dimasukan 20 gr serbuk rimpang kencur ke wadah kertas saring
dimasukan etil asetat teknis hingga 2 kali sirkulasi ke soxhlet
dicatat volume pelarut yang digunkan
lakukan ekstraksi hingga cairan soxhlet tidak berwarna atau 1 jam dan dicatat jumlah sirkulasi
Filtrat yang diperoleh diuapkan pada cawan porselen dipenangas air hingga kering dan dilarutkan dalam metanol
Analisis kualitatif dengan KLT
-
D. HASIL DAN ANALISIS DATA
a. Sistem KLT
Fase diam : silika gel F 254
Fase gerak : toluen
Pembanding : larutan etil para metoksi sinamat
Sampel : larutan isolat dalam etanol
Jarak elusi : 8 cm
Deteksi : sinar UV 366 nm
Pereaksi semprot : anisaldehid-asam sulfat, dipanaskan 110oC selama 5 menit
Volume eluen : 123,5 ml
Banyak sirkulasi : 4 kali
Lama sirkulasi I : 55 menit
II : 25 menit
III: 20 menit
-
E. PEMBAHASAN
Pada percobaan ini digunakan kencur yang sudah kering, dengan tujuan agar
kandungan airnya dapat dikurangi sehingga ekstrak yang diharapkan didapatkan secara
maksimal. Saat pengeringan kencur tidak langsung dikenakan sinar matahari. Jika sampai
terkena sinar matahari, senyawa dalam sampel akan berfotosintesis hingga terjadi penguraian
atau dekomposisi. Hal ini akan menimbulkan senyawa baru yang disebut senyawa artefak,
hingga dikatakan sampel tidak alami lagi. Jadi pengeringan hanya dilakukan pada suhu
kamar. Senyawa Etil p-metoksi sinamat adalah senyawa yang berfasa padat dan berukuran
sangat kecil, sehingga untuk memisahkannya dari tanaman kencur, harus menggunakan
teknik pemisahan ekstraksi padat-cair. Proses ekstraksi padat - cair, transfer massa solut dari
padatan ke cairan berlangsung melalui dua tahapan proses, yaitu difusi dari dalam padatan ke
permukaan padatan dan transfer massa dari permukaan padatan ke cairan. Dan salah satu
metode pemisahan ekstraksi padat cair air yang digunakan dalam percobaan ini adalah
ekstraksi Soxhlet. Metoda soxhetasi merupakan penggabungan antara metoda maserasi dan
perkolasi.
-
Dalam percobaan ini digunakan berat kencur yang sudah kering sebesar 20 gram.
Pada ekstraksi soxhlet perpindahan massa berlangsung pada bidang kontak antara fasa padat
dan fasa cair, maka sampel yakni kencur harus diserbuk terlebih dahulu. Hal ini bertujuan
untuk memperluas permukaan sampel sehingga lintasan-lintasan kapiler yang harus dilewati
dengan cara difusi menjadi lebih pendek sehingga mengurangi tahanannya. Sampel tidak
dibuat terlalu halus hal ini bertujuan untuk agar pada proses ekstraksi yang dibawa oleh
pelarut adalah senyawa yang diinginkan saja, namun ketika sampel dibuat sangat halus maka
tidak menutup kemungkinan senyawa yang lain ikut terbawa. kemudian dimasukkan ke
dalam kertas saring yang sudah dibentuk dan disesuaikan ukurannya dengan dengan ruang
ekstraktor soxhlet.
Selanjutnya, ke dalam labu dasar bulat dimasukkan 123,5 mL etil asetat teknis.
Dalam ekstraksi suatu senyawa yang harus diperhatikan adalah kepolaran pelarut dan
senyawa yang akan diekstrak, keduanya harus memiki kepolaran yang sama atau mendekati
sama. Dalam hal ini Etil Para Metoksi Sinamat merupakan senyawa yang relatif nonpolar
walaupun memiliki gugus gugus karbonil yang mengikat etil yang bersifat sedikit polar.
Dalam percobaan ini sudah dipilih pelarut yang tepat, yakni etil asetat, Etil asetat merupakan
pelarut yang bersifat semi polar sehingga dapat menarik senyawa yang bersifat polar
maupun nonpolar. Pada ekstraksi padat cair ini yang terjadi adalah transfer difusi komponen
terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini merupakan proses yang bersifat
fisik karena komponen terlarut kemudian dikembalikan lagi ke keadaan semula tanpa
mengalami perubahan kimiawi. Ke dalam labu dasar bulat juga ditambahkan batu didih, yang
digunakan adalah pecahan kaca. Penggunaan batu didih bertujuan untuk mencegah terjadinya
tumbukan suatu cairan selama destilasi berlangsung. Batu didih ini mengeluarkan sedikit
udara sehingga menyebabkan pendidihan yang teratur. Kemudian alat Soxhlet dipasang dan
dilengkapi dengan pendingin refluks. Pendingin refluks atau disebut juga pendingin bola.
Permukaan pendingin yang berbentuk bola menyebabkan aliran uap lebih turbulen sehingga
efek pendinginan semakin baik.
Labu dasar bulat yang telah berisi etil asetat kemudian dipanaskan dengan suhu yang
tidak terlalu tinggi, karena pemanasan dengan suhu tinggi dapat merusak senyawa yang
diharapkan karena seperti disebutkan diawal bahwa titik leleh dari EPMS adalah 48-500C.
Pelarut yang menguap kemudian menuju pendingin dan terkondensasi menjadi molekul-
-
molekul pelarut yakni etil asetat. Molekul-molekul pelarut ini akan menetes ke ruang
ekstraktor sehingga membasahi sampel dan akhirnya sampel akan terendam. Pelarut ini akan
mengekstrak sampel dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu dasar bulat setelah
melewati pipa sifon. Proses ini dinamakan satu kali sirkulasi, dalam percobaan ini didapatkan
sebanyak 4 kali sirkulasi. Yaitu sirkulasi pertama pada menit ke 55, sirkulasi kedua pada
menit 80 dan sirkulasi ketiga pada menit ke 100. Ekstraksi dihentikan ketika pelarut yang
berada pada ruang ekstraktor telah bening/tidak membawa sampel. Warna ekstrak yang
didapat dari proses ini adalah kuning bening. Selanjutnya filtrat yang didapat diuapkan
dengan penangas air hingga kering dan di larutkan dengan metanol.
Selanjutnya dilakukan analisis kualitatif dengan menggunakan KLT terhadap residu
yang diperoleh. Fase gerak yang digunakan adalah toluena dan fase diamnya silika gel F
254. Plat silika bersifat polar sedangkan toluen relatif kurang polar jika dibandingkan dengan
gugus silanol dalam plat silika. Mekanisme pemisahan pada KLT adalah adsorpsi senyawa-
senyawa yang memiliki polaritas yang hampir sama dengan fase diam. Senyawa uji dan
pembanding (etil p-metoksi sinamat murni) ditotolkan pada plat dengan penotolan sekecil
mungkin agar tidak terjadi tailing. Sebelum dielusi, plat dilihat dibawah UV 254 nm untuk
memastikan senyawa uji dan pembanding sudah cukup banyak untuk dielusi. Setelah plat
kering dari pelarut, plat dimasukkan dalam bejana berisi toluen yang telah dijenuhkan.
Penjenuhan bertujuan untuk menyamakan tekanan agar elusi berjalan sama pada semua
totolan. Jarak elusinya adalah 8 cm.
Setelah dielusi, plat di keringkan dari toluen dan diamati dibawah sinar UV 366 nm
dan UV 254 nm. Pengamatan di bawah UV 254 sebelum disemprot didapatkan Rf pada
pembanding 0,44 : 0,56 : 0,94 dan pada sampel Rf yang didapat 0,13 ; 0,19; 0,56 ; 0,94.
Sedangkan pada UV 366 Rf 0,19 ; 0,58 berwarna foreseen biru kehijauan. Setelah
disemprot dengan anisaldehid didapatkan hasil pada UV 366 Rf 0,13 ; 0,19; 0,58 ; 0,94 dan
pada sinar tampak Rf sebesar 0,13; 0,59; 0,94. Dari data yang didapat dapat disimpulkan
sampel mengandung etil parametoksi sinamat.
-
F. KESIMPULAN
1. Isolasi etil p-metoksi sinamat menggunakan metode soxhletasi.
2. Hasil soxhletasi didapatkan 4 kali sirkulasi pada menit ke 55, 80 dan 100
3. Sampel mengandung etil p-metoksi sinamat dilihat dari Rf pembanding dan sampel yaitu
0,44 dan 0,56
G. DAFTAR PUSTAKA
Asyhar, 2009, Isolasi Etil-p-Metoksi Sinamat dari Kencur (Kaemferia galanga L.) dan
Sintesis Asam p-Metoksi Sinamat Sintesis Turunannya dan Penetapan Struktur, di
akses dari http://asyharstf08.wordpress.com/2009/12/11/isolasi-etil-p-metoksi-
sinamat-dari-kencur-kaemferia-galanga-l-dan-sintesis-asam-p-metoksisinamat-
sintesis-turunannya-dan-penetapan-struktur/ pada 11 Desember 2011.
Riyanto, Sugeng, 1986, Transformasi Etil p-Metoksisinamat yang Berasal dari Kaempferia
galanga L. Menjadi p-Metoksistiril Metil Keton, diakses dari
http://digilib.itb.ac.id/gdl.php?mod=browse&op=read&id=jbptitbpp-gdl-sugengriya-
31252 pada 11 Desember 2011.
Taufikurrohmah, Titik, dkk., 2008, Pemilihan Pelarut dan Optimasi Suhu pada Isolasi
Senyawa Etil Para Metoksi Sinamat (ETIL P-METOKSI SINAMAT) dari Rimpang
Kencur sebagai Bahan Tabir Surya pada Industri Kosmetik, di akses dari
http://titiktaufikurohmah.blogspot.com/2008/05/artikel-penelitian.html pada 13
Desember 2011.
Yogyakarta, 1 Desember 2014
Asisten Koreksi
Praktikan,
Eky Sulistyawati FA/08708
Putri Kharisma FA/08715