goda-gado

48
Konsep dan Teori Nilai Waktu Uang Alias Duit Plus Rumus dan Cara Menghitungnya - Ekonomi Investasi Thu, 11/05/2006 - 11:04pm — godam64 Tahukah anda bahwa nilai uang yang sekarang tidak akan sama dengan nilai di masa de berarti uang yang saat ini kita pegang lebih berharga nilainya dibandingkan dengan di masa mendatang. Coba bayangkan ketika anda memiliki uang satu juta rupiah di tahun 1970. Dengan uan itu anda sudah bisa hidup mewah bagaikan milyuner di masa kini. Tahun 1990 uang sat sudah mengalami penurunan namun nilai wah dari uang satu juta masih termasuk lumaya dapat menghidupi keluarga secara wajar. Namun uang satu juta di masa sekarang jelas ada apa-apanya. Orang yang kaya di jaman dulu disebut juga dengan sebutan jutawan, sebutan tersebut perlahan menghilang dan digantikan dengan sebutan milyuner. Jika kita melakukan investasi, maka konsep nilai waktu uang harus benar-benar dipah dimengerti sedalam mungkin. Jangan sampai kita tertipu oleh angka-angka yang fantas di balik angka yang besar itu kenyataannya justru kerugian yang kita dapatkan. Cont adalah jika kita berinvestasi 10 juta rupiah untuk jangka waktu 20 tahun dengan tot pengembalian atau return sebesar 50 juta rupiah. Jika kita lihat dari nilai sekara angka yang fantastis dibandingkan dengan 10 juta. Namun setelah 20 tahun berikutnya nilai 50 juta lebih baik dibandingkan dengan nilai 10 juta saat ini. Rumus Menghitung Nilai Waktu Uang 1. Rumus Nilai Masa Depan FV = Ko (1 + r) ^n Keteragan : FV = Future Value / Nilai Mendatang Ko = Arus Kas Awal r = Rate / Tingkat Bunga ^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n) Contoh : Jika kita menabung 1 juta rupiah dengan bunga 10% maka setelah satu tahun mendapat : FV = 1.000.000 (1 + 0,1) ^1 FV = 1.100.000 rupiah 2. Rumus Nilai Sekarang PV = Kn / (1 + r) ^n

Upload: edi-susanto

Post on 21-Jul-2015

122 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Konsep dan Teori Nilai Waktu Uang Alias Duit Plus Rumus dan Cara Menghitungnya - Ekonomi InvestasiThu, 11/05/2006 - 11:04pm godam64 Tahukah anda bahwa nilai uang yang sekarang tidak akan sama dengan nilai di masa depan. Ini berarti uang yang saat ini kita pegang lebih berharga nilainya dibandingkan dengan nilainya nanti di masa mendatang. Coba bayangkan ketika anda memiliki uang satu juta rupiah di tahun 1970. Dengan uang sebesar itu anda sudah bisa hidup mewah bagaikan milyuner di masa kini. Tahun 1990 uang satu juta sudah mengalami penurunan namun nilai wah dari uang satu juta masih termasuk lumayan dan dapat menghidupi keluarga secara wajar. Namun uang satu juta di masa sekarang jelas sudah tidak ada apa-apanya. Orang yang kaya di jaman dulu disebut juga dengan sebutan jutawan, namun kini sebutan tersebut perlahan menghilang dan digantikan dengan sebutan milyuner. Jika kita melakukan investasi, maka konsep nilai waktu uang harus benar-benar dipahami dan dimengerti sedalam mungkin. Jangan sampai kita tertipu oleh angka-angka yang fantastis, namun di balik angka yang besar itu kenyataannya justru kerugian yang kita dapatkan. Contoh kasusnya adalah jika kita berinvestasi 10 juta rupiah untuk jangka waktu 20 tahun dengan total pengembalian atau return sebesar 50 juta rupiah. Jika kita lihat dari nilai sekarang 50 juta adalah angka yang fantastis dibandingkan dengan 10 juta. Namun setelah 20 tahun berikutnya belum tentu nilai 50 juta lebih baik dibandingkan dengan nilai 10 juta saat ini. Rumus Menghitung Nilai Waktu Uang 1. Rumus Nilai Masa Depan FV = Ko (1 + r) ^n Keteragan : FV = Future Value / Nilai Mendatang Ko = Arus Kas Awal r = Rate / Tingkat Bunga ^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n) Contoh : Jika kita menabung 1 juta rupiah dengan bunga 10% maka setelah satu tahun kita akan mendapat : FV = 1.000.000 (1 + 0,1) ^1 FV = 1.100.000 rupiah 2. Rumus Nilai Sekarang PV = Kn / (1 + r) ^n

Keterangan : PV = Present Value / Nilai Sekarang Kn = Arus kas pada tahun ke-n r = Rate / Tingkat bunga ^n = Tahun Ke-n (dibaca dan dihitung pangkat n) Contoh : Jika di masa yang akan datang kita akan punya saldo sebesar 1,1 juta hasil berinvestasi selama satu tahun, maka uang kita saat ini adalah sebesar : PV = 1.100.000 / (1 + 0,1) ^1 PV = 1.000.000 rupiah Tambahan : 1 / (1 + r) ^n disebut juga sebagai discount factor

Pengertian, Definisi dan Rumus BEP / Break Even Point Ilmu Ekonomi Studi PembangunanThu, 08/06/2006 - 1:13pm godam64 Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan keuntungan / profit. Rumus Analisis Break Even : BEP = Total Fixed Cost / (Harga perunit - Variabel Cost Perunit) Keterangan : - Fixed cost : biaya tetap yang nilainya cenderung stabil tanpa dipengaruhi unit yang diproduksi. - Variable cost : biaya variabel yang besar nilainya tergantung pada benyak sedikit jumlah barang yng diproduksi. Contoh : Misalnya ada perusahaan konveksi kaos kaki murah yang harga satu buah kaos kaki adalah Rp. 10.000 dengan biaya variabel sebesar Rp. 5.000 per kaos kaki dan biaya tatap sebesar Rp. 10.000.000 BEP = 10.000.000 / (10.000 - 5.000) BEP = 20.000 Jadi diperlukan memproduksi 20.000 kaos kaki untuk mendapatkan kondisi seimbang antara biaya dengan keuntungan alias profit nol.

Bentuk-Bentuk Struktur Pasar Konsumen - Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan MonopoliTue, 09/05/2006 - 12:58am godam64 Bentuk-Bentuk Struktur Pasar Konsumen - Persaingan Sempurna, Monopolistik, Oligopoli dan Monopoli 1. Pasar Persaingan Sempurna Jenis pasar persaingan sempurna terjadi ketika jumlah produsen sangat banyak sekali dengan memproduksi produk yang sejenis dan mirip dengan jumlah konsumen yang banyak. Contoh produknya adalah seperti beras, gandum, batubara, kentang, dan lain-lain. Sifat-sifat pasar persaingan sempurna : - Jumlah penjual dan pembeli banyak - Barang yang dijual sejenis, serupa dan mirip satu sama lain - Penjual bersifat pengambil harga (price taker) - Harga ditentukan mekanisme pasar permintaan dan penawaran (demand and supply) - Posisi tawar konsumen kuat - Sulit memperoleh keuntungan di atas rata-rata - Sensitif terhadap perubahan harga - Mudah untuk masuk dan keluar dari pasar 2. Pasar Monopolistik Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut berbeda-beda antara produsen yang satu dengan yang lain. Contoh produknya adalah seperti makanan ringan (snack), nasi goreng, pulpen, buku, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar monopolistik : - Untuk unggul diperlukan keunggulan bersaing yang berbeda - Mirip dengan pasar persaingan sempurna - Brand yang menjadi ciri khas produk berbeda-beda - Produsen atau penjual hanya memiliki sedikit kekuatan merubah harga - Relatif mudah keluar masuk pasar 3. Pasar Oligopoli Pasar oligopoli adalah suatu bentuk persaingan pasar yang didominasi oleh beberapa produsen atau penjual dalam satu wilayah area. Contoh industri yang termasuk oligopoli adalah industri semen di Indonesia, industri mobil di Amerika Serikat, dan sebagainya. Sifat-sifat pasar oligopoli : - Harga produk yang dijual relatif sama - Pembedaan produk yang unggul merupakan kunci sukses - Sulit masuk ke pasar karena butuh sumber daya yang besar - Perubahan harga akan diikuti perusahaan lain 4. Pasar Monopoli Pasar monopoli akan terjadi jika di dalam pasar konsumen hanya terdiri dari satu produsen atau penjual. Contohnya seperti microsoft windows, perusahaan listrik negara (pln), perusahaan kereta

api (perumka), dan lain sebagainya. Sifat-sifat pasar monopoli : - Hanya terdapat satu penjual atau produsen - Harga dan jumlah kuantitas produk yang ditawarkan dikuasai oleh perusahaan monopoli - Umumnya monopoli dijalankan oleh pemerintah untuk kepentingan hajat hidup orang banyak - Sangat sulit untuk masuk ke pasar karena peraturan undang-undang maupun butuh sumber daya yang sulit didapat - Hanya ada satu jenis produk tanpa adanya alternatif pilihan - Tidak butuh strategi dan promosi untuk sukses Tambahan : - Monopsoni adalah kebalikan dari monopoli, yaitu di mana hanya terdapat satu pembeli saja yang membeli produk yang dihasilkan. - Monopoli adalah sesuatu yang dilarang di Republik Indonesia yang diperkuat dengan undangundang anti monopoli.

Teori Hierarki Kebutuhan Maslow / Abraham Maslow Ilmu EkonomiTue, 23/05/2006 - 10:56pm godam64 Menurut Abraham Maslow manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatantingkatan atau disebut juga hirarki dari yang paling penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi. Kebutuhan maslow harus memenuhi kebutuhan yang paling penting dahulu kemudian meningkat ke yang tidak terlalu penting. Untuk dapat merasakan nikmat suatu tingkat kebutuhan perlu dipuaskan dahulu kebutuhan yang berada pada tingkat di bawahnya. Lima (5) kebutuhan dasar Maslow - disusun berdasarkan kebutuhan yang paling penting hingga yang tidak terlalu krusial : 1. Kebutuhan Fisiologis Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya. 2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan lain sebagainya.

3. Kebutuhan Sosial Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lainlain. 4. Kebutuhan Penghargaan Contoh : pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya. 5. Kebutuhan Aktualisasi Diri Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.

Perencana Keuangan selalu menekankan bahwa Nilai waktu dari Uang atau Time Value of Money sangatlah penting dalam perencanaan keuangan keluarga dan turut mempengaruhi keberhasilan pencapaian tujuan hidup keluarga.

Nilai Waktu dari Uang Lalu apa sih sebenarnya Nilai waktu dari Uang? Ilustrasinya adalah begini kalo kita punya uang sekarang sebesar Rp. 100 juta , maka apabila uang ini kita masukkan ke dalam investasi yang memberikan asumsi return sebesar 12% per tahun(asumsi nett) maka dalam waktu 1 tahun jumlah uang kita akan menjadi Rp.112 juta , demikian pula dalam waktu 2 tahun akan menjadi Rp 125,44 juta, dalam waktu 3 tahun menjadi Rp. 140,49 juta dan seterus nya kalo sampai 20 tahun menjadi Rp. 964,63 juta dan seterusnya seterusnya. Jadi semakin cepat kita melakukan investasi maka semakin banyak uang yang akan kita kumpulkan di masa yang akan datang. Nah itu asumsinya kalo cuma lumpsum uang yang Rp. 100 juta tadi , bagaimana kalo kita juga terus melakukan investasi tiap bulan Rp. 3 juta selain uang Rp. 100 juta tadi yang kita investasikan selama 20 tahun berapa uang atau nilai investasi kita sampai akhir tahun ke 20 yaitu menjadi Rp. 3.932,40 juta. Wow.besar juga yah..nah besar atau kecil memang relatif tapi lihatkan uangnya beranak pinak nah itulah effect yang disebabkan oleh nilai waktu dari uang. Lalu kegunaannya apa dong untuk perencanaan keuangan keluarga, kegunaannya adalah untuk memudahkan perencanaan keuangan itu sendiri sehingga perencanaan keuangan dapat dilakukan. Tanpa asumsi return atau opportunity cost maka teknik penghitungan nilai waktu dari uang yang dipakai dalam perencanaan keuangan tidak dapat dilakukan. Sekarang kita kembali kepada contoh diatas dimana pada contoh yang terakhir uang atau nilai investasi menjadi Rp. 3.932,40 juta dalam waktu 20 tahun dengan asumsi return 12% per tahun. Nah sekarang tinggal dibalik aja kalo anda ingin nilai investasi anda menjadi Rp. 6 Milyar dalam 20 tahun, berapa tambahan investasi yang

harus dilakukan tiap bulan dengan asumsi return yang sama? Mudah bukan, tinggal dibalik aja kan? tapi tunggu duluitu semua asumsi lokenyataannya perencanaan keuangan asumsinya lebih kompleks dari itu karena ada hal lain yang harus diperhatikan seperti tingkat Inflasi yang menurunkan daya beli dari uang dan hal-hal lainnya yang kembali lagi juga dikaitkan dengan tujuan hidup keluarga. Bila dikombinasikan dengan asumsi-asumsil lainnya maka Time Value of Money ini akan bekerja lebih efektif dalam membantu perencanaan keuangan anda. What is your plan? Time Value of Money will make your plan possible.

Setiap keputusan yang Anda ambil pasti akan berdampak di masa datang. Keputusan besar seperti kuliah yang Anda pilih, pasangan hidup yang Anda inginkan atau keputusan untuk memiliki anak, merupakan waktu yang bersejarah bagi Anda dan keluarga, karena akan merubah sebagain besar perjalanan kehidupan Anda. Sedangkan keputusan-keputusan yang kecil akan selalu mengikuti selama perjalanan kehidupan Anda berkeluarga, bisa juga berdampak cukup penting terhadap kehidupan Anda berkeluarga, terutama yang berkaitan dengan keuangan (uang). Uang yang Anda miliki bisa bekerja untuk Anda atau bekerja melawan Anda. semua ini sangat bergantung dengan pilihan yang Anda tentukan. Bila Anda mengambil keputusan yang benar maka uang yang sedikit akan bertumbuh dan bisa menjadi sumber penghasilan yang cukup di masa datang. Sebaliknya, bila Anda mengambil keputusan yang salah, maka uang Anda miliki akan membebani Anda dengan bunga dan lainnya, sehingga menjauhkan Anda dengan tujuan keuangan yang Anda miliki. Setiap hari kita selalu dihadapi oleh pilihan-pilihan seputar keuangan; BELANJA atau MENABUNG, BELI atau JUAL. Keputusan ini terlihat adalah keputusan saat itu, tapi keputusan yang Anda ambil sekarang akan berdampak dalam jangka panjang. Hal ini karena, keputusan keuangan yang kita ambil sekarang akan bertambah besar dampaknya dengan berjalannya waktu. Sebagai illustrasi kami mencoba untuk memberikan apa yang terjadi dalam sebuah permainan golf. Jarak yang diinginkan akan sangat dipengaruhi oleh club yang dipakai. Bila Anda ingin memukul sejauh 180 m mungkin Anda membutuhkan club 4 iron. Sedangkan untuk jarak 125 m Anda menggunakan 9 iron. Bila terjadi penyimpangan, satu derajat saja maka penyimpangan akan semakin besar dengan jarak yang lebih panjang, dalam hal ini 180 m. Dengan demikian semakin jauh jarak atau waktu, maka akan semakin besar pula penyimpangan yang terjadi. Begitu pula dengan keputusan keuangan yang menyimpang, dalam jangka panjang akan berdampak lebih besar terhadap keuangan Anda dan keluarga. Cerita favorit seputar pilihan dan keputusan, dampaknya dalam jangka panjang terhadap uang yang Anda miliki adalah dalam hal keputusan untuk berbelanja (spending). Kemudahan yang diberikan oleh pengeluar kartu kredit untuk memiliki kartu kredit membuat Anda menjadi ingin memilikinya. Ditambah lagi dengan prestise yang ditawarkan. Kartu kredit bila tidak digunakan dengan bijak akan sangat membebani Anda dalam hal keuangan di masa datang.

Misalkan saja Anda membelanjakan sebesar Rp 5 juta dengan kartu kredit Anda bulan ini dan membayar nilai minimum pembayaran dari taihan Anda. Dengan bunga tahunan kartu kredit sebesar 36persen dan Rp 125 ribu fee tahunan, maka Anda membutuhkan waktu kira-kira 2,5 tahun untuk melunasi pembelanjaan yang Anda lakukan (Rp 5 juta). Sebaliknya bila Anda membuat keputusan yang berbeda, maka hasilnya akan berbeda pula dan akan lebih menyenangkan bagi Ada. Bila Anda menginvestasikan Rp 5 juta dalam bentuk Reksadana dengan harapan keuntungan wajar sebesar 15 persen, maka dalam 2,5 tahun dana Anda akan berkembang menjadi sekitar Rp 7,090,000. Bila Anda membuat keputusan yang sama merubah pola belanja dan menginvestasikan dana Anda setiap tahun sebanyak Rp 5 juta maka dalam jangka waktu 3 tahun mendatang uang Anda akan bertambah menjadi Rp 17,362,500. Bila Anda menyisihkan dana sebesar Rp 5 juta setiap tahun selama 20 tahun maka nilai uang Anda akan berkembang menjadi sekitar Rp 512,218,000. Ini merupakan contoh klasik dari pilihan kecil, bila dilihat dalam waktu yang panjang, dapat merubah hidup Anda. Anda mungkin tidak mengingat semua keputuan kecil yang Anda ambil seputar belanja atau menabung selama hidup Anda. Tapi satu hal yang sangat penting di sini adalah rahasia terbesar dalam mengelola keuangan keluarga; kekuatan waktu dalam mengembangkan uang Anda (nilai waktu terhadap uang). Lebih Mudah Cari Uang daripada Cari Waktu Kebutuhan akan dana untuk masa-masa pensiun seringkali membuat orang kaget, karena besarnya kebutuhan akan dana tersebut. Secara umum mungkin kita bisa menentukan angka satu miliar sebagai target awal. Tapi apa yang terjadi, banyak orang yang merasa bahwa nilai Rp 1 miliar terlalu sulit untuk dicapai, sehingga mereka mengabaikan dan tidak memulai untuk menyisihkan sama sekali. Hal ini sebenarnya bisa dicapai bila Anda tau caranya dan mau melakukannya. Sekarang kita ambil Rp 5 juta setiap tahun Anda anggarkan untuk tujuan ini. Bila kita hitung, maka sebenarnya kita hanya perlu menyisihkan Rp 96,200 setiap minggu selama satu tahun. Uang sebesar Rp 96,200 tidaklah beban besar bagi sebagian Anda. Hal ini dapat Anda peroleh dengan hanya mengurangi makan malam di luar mingguan atau mengurangi biaya entertaiment. Bila Anda melakukan ini, dan terus melakukannya setiap tahun selama 25 tahun, maka Anda akan mencapai apa yang Anda inginkan yaitu dana sejumlah Rp 1 miliar. Dalam hal ini yang perlu ditekankan adalah kemauan Anda untuk menyisihkan untuk tujuan masa datang. Pola ini biasa disebut sebagai dollar cost averaging. Jadi di sini yang sulit dicari adalah waktu. Karena waktu akan memberikan nilai tambah bagi uang Anda. Uang dapat Anda cari atau Anda sisihkan tapi waktu tidak akan bisa Anda kejar. Jadi mulailah lebih dini atau sekarang, sehingga Anda memiliki cukup banyak waktu sebelum waktu pensiun Anda datang. Waktu Adalah Uang

Setelah membaca ulasan di atas, maka dapat disimpulkan satu konsep keuangan yang sangat penting dalam masalah keuangan personal adalah nilai waktu terhadap uang (time value of money). Dalam memperhitungkan, baik nilai sekarang maupun nilai masa depan maka Anda harus mengikutkan panjangnya waktu dan tingkat pengembalian. Dalam perhitungan uang, nilai satu rupiah yang diterima saat ini akan lebih bernilai dibandingkan dengan satu rupiah yang akan diterima di masa datang. Dalam setiap keputusan investasi atau alokasi dana untuk tujuan masa depan, selalu melibatkan apakah alokasi dana yang dimulai saat ini dapat diterima dengan adanya ekspektasi tingkat pengembalian di masa datang. Oleh karena itu kita sangat memerlukan sebuah perhitungan yang membedakan nilai total dari dana teralokasi pada waktu yang berbeda. Untuk dapat menghitung kebutuhan alokasi dana guna tujuan masa datang, maka diperlukan sebuah perhitungan yang melibatkan compounding dan discounting. Future ValuePresent Value Nilai masa depan merupakan nilai dari jumlah dana yang ada sekarang pada suatu tanggal tertentu di masa depan dengan mengaplikasikan bunga majemuk (compound interest) dalam satu periode waktu tertentu. Compounding merupakan perhitung nilai masa depan berdasarkan nilai masa kini. Proses perhitungan nilai masa kini berdasarkan nilai masa depan merupakan proses diskonto arus kas (discounting cashflow). Diskonto arus kas yang dipergunakan juga merupakan bunga majemuk. FV= PV x (1+i)n, di mana i adalah tingkat suku bunga dan n adalah jumlah periode waktu. Salah satu contoh, sekarang kita mengambil contoh dalam perhitungan ini, misalkan Ibu Anita menempatkan Rp 8 juta dalam bentuk tabungan dengan bunga 6 persen/tahun Berapa jumlah uang akan akan diterima Ibu Anita diakhir tahun ke-lima? FV = PV x (1+i)n = Rp 8,000,000 x (1+0,06)5 = Rp 10,705,804.62 Akan tetapi bila perhitungan bunga yang diberikan oleh bank merupakan bunga majemuk yang diperhitungkan setiap 6 bulan (compounded semiannually) dengan bunga 6 persen/tahun, maka bagaimana hasil investasi yang ditempatkan oleh Ibu Anita diakhir tahun ke-lima? FV = PV x (1+i/m)nxm = Rp 8,000,000 x (1+0,06/2)52 = Rp 10,751,331,03 di mana m merupakan jumlah periode perhitungan bunga per-tahun. Bila dihitung perbulan maka m adalah 12. Konsep Anuitas Anuitas adalah merupakan satu arus (stream) kas yang tetap setiap periodenya. Beberapa contoh dari perhitungan Anuitas dalam keuangan individu, misalnya cicilan bulanan kredit mobil Anda, rumah dan pembayaran biaya kontrak rumah bulanan. Arus kas ini bisa merupakan arus kas masuk

sebagai pengembalian atas investasi maupun arus keluar yang dialokasikan sebagai tujuan investasi. Nilai masa depan anuitas memberikan nilai dari sebuah perencanaan tabungan yang dilakukan secara tetap, baik besaran dan waktunya selama jangka waktu tertentu. Misalkan Anda memutuskan untuk menyisihkan atau menabung sebesar Rp.10 juta setiap akhir tahun selama 30 tahun untuk persiapan dana di saat Anda pensiun. Dengan asumsi bunga yang bisa didapat adalah sebesar 12 persen/tahun, berapa jumlah dana yang terkumpul setelah 30 tahun? Perhitungan ini dapat dilakukan dengan rumus dari nilai masa depan Anuitas: FVA = {A x [(1+i)n1]}/i. Menghitung dengan rumus di atas maka kita mendapatkan jumlah dana setalah 30 tahun sebesar Rp 2,413,326,843. Perhatikan, bahwa dana yang Anda investasikan selama 30 tahun hanya sejumlah Rp 300 juta (Rp.10 juta x 30 tahun). Selisih nilai sebesar Rp 2,113,326,843 merupakan bunga dana didapat dari hasil perhitungan bunga berbunga selama 30 tahun. Bukan main dampak waktu terhadap uang yang Anda miliki. Bila target nilai Rp 2,1 miliar merupakan dana yang ingin Anda miliki saat pensiun nanti maka menabunglah sebsar Rp 10 juta, tahun selama 30 tahun dengan bunga 12 persen/tahun. Sementara itu, nilai tunai dari sejumlah anuitas (PVA) merupakan kebalikan dari FVA, di mana PVA = {A x (1-[1/(1+i)n])}/ i. Dalam rumus ini i adalah tingkat suku bunga dan n adalah jumlah pembayaran. Jika diperhitungkan dari contoh di atas, maka PVA= {Rp.10 juta x (1-[1/(1,12)30])}/ 0,12 = Rp 80,84 juta. Logikanya seperti ini, dengan jumlah dana sebesar Rp.80,84 juta yang Anda tempatkan saat ini selama 30 tahun ke depan dengan bunga 12 persen/tahun maka nilai investasi ini akan berjumlah Rp 2,113 miliar (sama dengan perhitungan bila Anda menyisihkan Rp 10 juta selama 30 tahun dengan bunga 12 persen/tahun). Dilihat dari contoh perhitungan ini, bunga berbunga atau bunga majemuk sangatlah penting untuk dipahami oleh semua individu karena memberikan suatu alternatif perhitungan investasi guna mencapai tujuan keuangan yang Anda dan keluarga miliki. Semoga penjelasan kali ini memberikan masukan dan tambahan ilmu bagi Anda semua.n

I. PENDAHULUAN Nilai waktu uang merupakan konsep sentral dalam manajemen keuangan. Pemahaman nilai waktu uang sangat penting dalam studi manajemen keuangan. Banyak keputusan dan teknik dalam manajemen keuangan yang memerlukan pemahaman nilai waktu uang. Biaya modal, analisis keputusan investasi (penganggaran modal), analisis alternatif dana, penilaian surat berharga, merupakan contoh-contoh teknik dan analisis yang memerlukan pemahaman konsep nilai waktu uang.

II. PEMBAHASAN A. FUTURE VALUE 1. Nilai masa mendatang untuk aliran kas tunggal Jika kita memperoleh uang Rp 1.000,- saat ini dan kemudian menginvestasikan pada tabungan dengan tingkat bunga 10 %, berapa uang kita 1 tahun mendatang ?. Hal ini dapat bisa di hitung dengan rumus : FV = PO + PO ( r ) = PO + ( 1 + r ) FV = Nilai Masa Mendatang PO = Nilai Saat Ini r = Tingkat Bunga Jadi FV1 = 1.000 ( 1 + 0,1 ) = 1.100 Jika periode investasi tidak hanya 1 tahun tapi beberapa tahun maka rumusnya : FVn = PVo ( 1 + 0,1 ) FVn = Nilai Masa Mendatang PVo = Nilai Saat Ini r = Tingkat Bunga n = Jangka Waktu Jadi nilai mata uang yang tadinya 1.000 5 tahun mendatang FV5 = 1000 (1 + 0,1 )5 = 1.610,51 Sedangkan proses menanamkan uang ke bank dengan tingkat bunga tertentu selama periode tertentu disebut proses pergandaan. Contoh : kita menabung awal tahun Rp 1.000 dengan tawaran bunga 10% per tahun, dan di gandakan setiap semester, ini bisa di hitung dengan rumus FVn = PVo (1 + n/k )kn K = frekuensi penggandaan FV1 = 1.000 (1 + 0,1 / 2)2 .1 = 1.102,5 FV2 = 1.000 ( 1 + 0,1 / 2 ) = 1.215,51 Sedangkan bila kita secara kontinu FVn = PVo x e r . t E 2,71828 Jadi misal Rp 1.000 kita gandakan secara kontinu, selama 1 dan 2 tahun maka, nilai pada akhir tahun pertama dan kedua. FV1 = 1.000 x (2,71828)0,1 .1 = 1.105,7 FV2 = 1.000 (2,71828)0,1x2 = 1.221,4 2. Future Value Annuity (nilai masa mendatang untuk seni pembayaran), misal kita memperoleh Rp 1.000 pertahun selama 4x, uang yang diterima pada akhir tahun, berapa nilai masa mendatang jika tingkat bunga 10% ? FVn = X [(1 + r)n - 1] /r X = Jumlah pembayaran kas untuk setiap periode r = Tingkat bunga n = Jumlah periode Jadi uang kita pada akhir tahun FV4 = 1.000 [ ( 1 + 0,1 )4 1 ] / 0,1 = 4.641 Aliran kas juga bisa di bayarkan setiap awal tahun. Contoh : Rp 1.000 yang akan kita terima selama 4x di bayarkan setiap 4 tahun dengan tingkat bunga 10% berupa nilai masa mendatang ?

FVna = X [{( 1 + r )n 1 }/r ] (1 + r) FVna = Future Value Annuity Due n = Jumlah Periode z = Jumlah pembayaran kas untuk setiap periode FV4 = 1.000 [{(1 + 0,1)4 - 1}/r ] (1 + 0,1 ) = 5.105 B. PRESENT VALUE (Nilai Sekarang) 1. Nilai sekarang untuk aliran kas tunggal. Nilai sekarang merupakan kebalikan nilai kemudian. Apabila dalam nilai masa mendatang kita melakukan pergandaan, dalam present value kita melakukan proses pendiskontoan. FVn = PVo ( 1 + r )n FVn = nilai kemudian PVo = nilai sekarang Jadi PVo = FVn / [( 1 + r )n ] Misalkan kita mempunyai kas Rp 1.000 satu tahun mendatang Rp 1.121 dua tahun mendatang dan 1.610,51 lima tahun mendatang. Berapa nilai sekarang dari masing-masing kas tersebut jika tingkat diskonto 10% ? PV1 = = 1.000 PV2 = = 1.000 PV5 = = 1.000 Misalkan proses pendiskontoan dilakukan 1 tahun 2x dengan tingkat diskonto 10% per tahun berapa nilai sekarang aliran kas sebesar Rp 1.100 yang akan kita terima 1 tahun mendatang ? berapa nilai sekarang aliran kas sebesar Rp 1.610,5 yang akan kita terima 5 tahun mendatang ? PVo = FVn [1 + (r/k)]n . k PV1 = 1.100 / [1 + (0,1 / 2)1 . 2 = 997,73 PV5 = 1.610,5 / [1 + (0,1 / 2)5x2 = 988,71 Dan jika pergandaanya secara kontinu PVo = (FVn /er x T ) e = 2,71818 PV1 = 1.100 / (2,71828)0,1 x 1 = 904,84 PV5 = 1.1610,5 / (2,71828)0,1 x 5 2. Nilai sekarang untuk seni pembayaran kas (Annuity) a. Nilai sekarang untuk periode terbatas. Contoh : kita akan menerima pembayaran sebesar Rp 1.000 per tahun mulai akhir tahun ini (tahun ke I ) selama 4x. berapa nilai sekarang dan aliran kas tersebut jika tingkat diskonto 10% ? PV = [ C C / (1 + r)n]r C = aliran kas per periode r = tingkat diskonto n = jumlah periode PV = PV aliran kas mendatang PV = [1.000 1.000 / (1 + 0,1)4] / 0,1 = 1.000 683,0135 / 0,1 = 3.169,9 Ketika kas dibayar awal periode dengan perhitungan akan menerima Rp 1.000 per tahun selama 4 tahun maka present value aliran kas tersebut.

PV = [{C (C / (1 + r)n )} / r ] (1 + r) PV = [{1.000 1.000 (1 + 0,1)4 )} / 0,1 ] (1 + 0,1) = 3.486,9 Jadi nilai kas 3.486,9, yang dibayar pada awal periode. b. Nilai sekarang untuk kas yang tidak sama besarnya. Dalam beberapa situasi kita akan menerima kas yang besarnya tidak sama untuk setiap periode. Misalkan kita akan menerima kas selama 4 tahun besarnya Rp 1.000, Rp 1.500, Rp 2.000 dan Rp 3.000 untuk tahun 1,2,3 dan 4. Pembayaran kas Dilakukan pada akhir periode berapa nilai kas tersebut saat ini ? PV = + + + = 5.700,4 c. Nilai sekarang untuk periode tidak terbatas. PV = C / r C = Aliran Kas r = Tingkat Diskonto d. Nilai sekarang yang tidak terbatas, aliran kas tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tertentu. Contoh : suatu saham membagikan deviden pada awal tahun sebesar Rp 1.000. perusahaan tersebut akan meningkatkan deviden sebesar 5% per tahun untuk periode tidak terhingga dengan tingkat diskonto 5%. Berapa PV ? PV = dengan asumsi r > 9 PV = = 21.000 III. KESIMPULAN Konsep nilai waktu uang merupakan konsep dasar dan penting dalam manajemen keuangan. Konsep tersebut mengatakan bahwa Rp 1 yang diterima saat ini lebih bernilai di bandingkan dengan Rp 1 yang diterima beberapa saat mendatang. Ada 2 konsep untuk memformalkan konsep nilai uang. a. Future Value b. Present Value Kedua konsep tersebut bisa diaplikasikan untuk kas tunggal, seni aliran kas, periode terbatas, periode tidak terbatas..

ANALISIS KEBUTUHAN MODAL KERJA Data perputaran elemen modal kerja pada tingkat penjualan sebesar Rp 1.952.156 (Juta) pada tahun 2007 Elemen Modal Kerja Kas Piutang Persediaan

Perputaran Dalam Kali kas 57,71 piutang 7,91 persediaan 129,12 Perputaran dalam hari kas 6,24 piutang 45,51 persediaan 2,79 (Lama keterikatan dana seluruhnya dalam hari) 54,54 hari KET: dari data diatas PT.AGM tahu kapan perusahaan mulai memproduksi barang yang biaya manufakturnya harus didanai selama 54,54 hari Menghitung Perputaran Modal kerja dalam kali 360 hari = ------------------------- X 1 kali 54,54 = 6,60 kali Menghitung kebutuhan modal kerja untuk tahun 2008 Proyeksi penjualan 2008 = --------------------------------perputaran modal kerja dalam kali 2.105.291 = ------------------------6,60 = Rp. 318.983 (juta) Jumlah kebutuhan modal kerja tahun 2008 tersebut di atas dapat dikatakan sebagai jumlah modal kerja yang optimal. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis kebutuhan modal kerja pada PT Aqua Golden Misisipi Tbk. Dapat disimpulkan bahwa proyeksi penjualan pada tahun 2008 sebesar Rp. 2.105.291 (Juta). Konsekuensi dari proyeksi penjualan tersebut, membutuhkan modal kerja yang optimal sebesar Rp. 318.983 (Juta). Dengan demikian kebutuhan modal kerja mengalami kenaikan sebesar Rp. 6.227 (Juta) dari jumlah modal kerja pada tahun 2007. Kelemahan atas analisis kebutuhan modal kerja tersebut adalah analisis kebutuhan modal kerja optimal dapat berjalan dengan baik apabila kondisi perekonomian nasional tumbuh dengan sehat dan kondusif namun analisis tersebut tidak akan berjalan dengan baik apabila kondisi

perekonomian sedang dalam masa resesi hal ini dikarenakan analisis kebutuhan modal kerja dengan metode perputaran modal kerja hanya didasarkan pada kondisi internal perusahaan tanpa mempertimbangkan kondisi external yang terjadi diluar perusahaan. Sebaiknya peramalan kebutuhan modal kerja yang optimal, didasarkan pula pada kemungkinankemungkinan yang bakal terjadi diluar perusahaan misal: kondisi sosial politik di suatu negara akan sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan penjualan suatu perusahaan. KEPUTUSAN KEUANGAN YANG DIAMBIL Berdasarkan kesimpulan dari analisis kebutuhan modal kerja tersebut di atas, maka implikasinya terhadap pihak-pihak terkait untuk mengambil keputusan-keputusan sebagai berikut: 1. Bagi pihak manajemen: A. Menambah jumlah modal kerja sesuai dengan ramalan jumlah modal kerja optimal dengan dasar terjadi peningkatan penjualan pada tahun 2008 sebesar Rp 2.105.291 (dalam jutaan rupiah) B. Penambahan jumlah modal kerja dapat dilakukan dengan menerbitkan saham, obligasi dan melakukan pinjaman kepada bank. C. Peningkatan laba PT.AGM juga dapat dilakukan dengan cara memperkecil lama keterikatan dana seluruhnya dalam hari misal dari 54,54 hari (2007) menjadi 50 hari, penurunan ini dapat dilakukan dengan memperkecil waktu piutang yang diberikan. Sepanjang tindakan diatas dapat dilakukan tanpa memperbesar biaya atau menekan penjualan, maka sebaiknya hal diatas dilakukan oleh perusahaan 2. Bagi pemasok bahan baku: A. Menambah jumlah modal kerja sebab diperkirakan pada tahun 2008 penjualan PT.AGM meningkat sehingga penambahan modal kerja pada pemasok dapat digunkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku PT.AGM B. Mempertimbangakan penambahan pemberian jangka waktu piutang pembayaran pada PT.AGM 3. Bagi kreditor: A. Memberikan sumber pendanaan jangka pendek kepada PT.AGM sebab pertumbuhan penjualan PT.AGM memiliki kecendrungan naik dari tahun ketahun.Opsi adalah suatu perjanjian kontrak antara penjual opsi (seller atau writer) dengan pembeli opsi (buyer) dimana penjual opsi menjamin adanya hak (bukan suatu kewajiban) dan pembeli opsi,untuk membeli atau menjual saham tertentu pada waktu dan harga yang telah ditetapkan Kontrak future dapat didefinisikan sebagai suatu kesempatan kontrak tertulis antara dua pihak untuk melakukan dan menerima penyerahan sejumlah asetlkomoditas dalam jumlah, harga dan batas waktu tertentu. dalam beberapa kontrak futures ada beberapa terminology penting yang perlu diperhatikan: a.seuatu yang disetujui kedua pihak untuk dipertukarkan disebut dengan underlying asset b.tanggai yang telah ditetapkan untuk melakukan transaksi disebut stilement date atau delivery date c.harga yang telah disepakati oleh kedua pthak yang berkepentingan disebut futures price d.pihak yang menyetujui kontrak untuk membeli aset yang menjadi patokan dikemudian han disebut sebagai pemilik kontrak futures, atau dikatakan mengambil posisi long position e.pihak yang menyetujui kontrak untuk menjual aset patokan tersebut kemudian han disebut sebagai penjual kontrak future, atau disebut juga berada path posisi shortfutures

Dalam menilai kinerja suatu perusahaan, ukuran-ukuran keuangan saja dinilai kurang mewakili. Hal ini disebabkan karena ukuran-ukuran keuangan memiliki beberapa kelemahan yaitu (Mulyadi, 1997): Pendekatan finansial bersifat historis sehingga hanya mampu memberikan indikator dari kinerja manajemen dan tidak mampu sepenuhnya menuntun perusahaan kearah yang lebih baik. Pengukuran lebih berorientasi kepada manajemen operasional dan kurang mengarah kepada manajemen strategis. Tidak mampu mempresentasikan kinerja intangible assets yang merupakan bagian struktur aser perusahaan. Balanced scorecard dapat digunakan sebagai alternatif pengukuran kinerja perusahaan yang lebih komprehensif dan tidak hanya bertumpu pada pengukuran atas dasar perspektif keuangan saja. Hal ini terbukti dengan adanya manfaat-manfaat yang dirasakan oleh perusahaan-perusahaan yang menerapkannya.

1.Manajemen Piutang a)Pengertian Piutang Piutang merupakan hak untuk menagih sejumlah uang dari si penjual kepada si pembeli yang timbul karena adanya suatu transaksi atau jual beli. Piutang adalah aktiva yang menunjukkan jumlah tagihan yang dimiliki oleh perusahaan sebagai hasil dari penjualan barang atau jasa di dalam kegiatan usahanya. Tujuan perusahaan menanamkan dananya pada piutang antara lain : 1.Untuk meningkatkan penjualan. 2.Untuk meningkatkan laba. 3.Untuk menghadapi persaingan. Pada umumnya piutrang timbul karena adanya transaksi penjualan secara kredit. b)Pengelolaan Piutang Piutang perlu dikelola, karena piutang timbul adanya penjualan secara kredit yang akan menyebabkan terjadinya resiko dan manfaat atas penjualan penjualan tersebut. Pengelolaan piutang sangat diperlukan agar kelancaran usaha perusahaanterutama arus kas ? harta dapat berjalan dengan baik dan lancar sesuai apayang diinginkan oleh perusahaan. Selain itu, pengelolan piutang dilakukan agar terjadi keseimbangan antara manfaat dan resiko piutang itu sendiri. Adapun kemungkinan resiko piutang yang akan terjadi yaitu : Piutang macet Biaya pengumpulan besar Biaya dana besar Modal kerja besar Manfaat yang diperoleh dari piutang antara lain : Penjualan bertambah Laba bertambah c)Hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan piutang agar berjalan dengan lancar antara lain : 1.Standar kredit Merupakan hal yang berhubungan dengan prinsip pemberian kredit atau kualitas pembeli yang diberi kredit. Meliputi AC yaitu :

Character, hal yang berhubungan dengan kepercayaan dan tanggung jawab atas kemauan pembeliuntuk membayar kredit. Capacity, hal yang berhubungan dengan kemampuan atau ketepatan untuk membayar kredit. Capital, hal yang berhubungan dengan modal atau kekayaan yang digunakan seefektif mungkin. Condition, hal yang berhubungan dengan keadaan ekonomi yang diberi kredit sehingga memungkinkan untuk terbayarkan . 2.Jangka waktu kredit Merupakan bagian yang berkaitan dengan batas waktu pembayaran kredit misal: 1 bl, 2 bl, dan seterusnya. Semakin panjang waktu kridit yang diberikan ,maka biaya dana semakin besar dan resiko piutang macet akan tinggi karena adanya kemungkinan piutang tidak tertagih /terbayarkan. 3.Motivasi cepat membayar Hal ini membantu dalam penarikan piutang dari pembeli .Adapun bentuk motivasi untuk cepat membayar piutang yaitu diskon (potongan harga ), hadiah, kupon dan undian. Semua bentuk motivasiyang ditujukan kepada semua langganan untuk tetap setia pada perusahaan tersebut. d) 1. Penjualan naik 20 %x 100 unit = 20 unit Tambahan keuntungan = 20 unit x (Rp. 1.000 Rp. 700) = Rp. 6.000 MANAJEMEN PIUTANG (1)Penjualan naik = 120 unit 100unit = 20 unit Tambahan keuntungan = 20 unit x (Rp. 1.000 Rp. 700) = Rp. 6.000 Piutang tercipta = 120 unit x Rp. 1.000 = Rp. 120.000 Biaya dana = 1/12 x 24 % x Rp. 120.000 = Rp. 24.000 Risiko maet = Tambahan keuntungan Rp. 6.000 > tambahan biaya piutang Rp. 2.400 maka penjuanlan kredit di bolehkan. (2)Piutang tercipta = 150 unit x Rp. 1.000 = 150.000 Tambahan piutang = Rp. 150.000 Rp. 120.000 = Rp. 130.000 Tambahan biaya a)Biaya dana = 2/12 x 245 / Rp. 130.000 = Rp. 1.200 b)Piutang maet = 2% / Rp. 150.000 = Rp. 3.000 Total tambahan biaya = Rp. 1.200 + Rp. 3.000 = Rp. 42.000 Tambahan keuntungan = 150 unit 120 unit (Rp. 1.000 Rp. 700) = Rp. 9.000 Tambahan biaya Rp. 4.200 < tambahan keuntungan Rp. 9.000 maka penjualan kredit diperbolehkan.

(3)Besarnya diskon : = 5% (2200 unit) Rp. 1.000 x 50% = Rp. 55.000 Keuntungan karena adanya diskon . a.Piutang semula : 2/12 x 2000 unit x Rp. 1000 = 333.333,33 b.setelah diskon x 2.200 unit Rp. 1.000 = 275.000 c.keuntungan karena piutang berkurang 2 % x Rp. 333,33 = Rp. 1.166,67 d.Tambahan keuntungan karena penjualan naik 10%x 2000 unit x Rp 300 = Rp 60.000. Total keuntungan karena : Penjualan naik Rp. 60.000 Pengulangan piutang Rp. 1.166,67 Rp. 58.833,33 Besarnya diskon Rp. 55.000,00 Rp. 3.833,33 Karena diskon Rp. 55.000 < tambahan keuntungan Rp. 58.833,33 maka diskon di perbolehkan. 2.Manajemen Persediaan a)Pengertian persedianan dan bentuk-bentuk persediaan . Persediaan adalah barang-barang yang disimpan untuk di jual lagi oleh perusahaan persediaan untuk memperoleh tingkat penjualan yang diinginkan . Persedian berpengaruh terhadap neraca maupun laporaran R/L. Bentuk bentuk persedianan yauitu : 1)Raw material / bahan baku , Barang-barang yang belum digunakan untuk proses produksi tetapi dalam perusahanan monufaktur.

Laporan Arus Kas Tujuan dan Kegunaaan: Sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut. Laporan arus kas disusun dengan tujuan utama untuk memberikan informasi tentang aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan basis kas (cash basis) selama periode akuntansi tertentu. Apabila digunakan bersama dengan laporan keuangan lainnya, maka laporan arus kas mempunyai kegunaan memberikan informasi untuk: 1. Mengetahui perubahan aktriva bersih, struktur keuangan dan kemampuan mempengaruhi arus kas. 2. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas. 3. Mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. 4. Dapat menggunakan informasi arus kas historis sebagai indikator jumlah waktu dan kepastian arus kas masa depan.

5. Meneliti kecermatan taksiran arus kas masa depan dan menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga. Klasifikasi Arus Kas - Arus Kas dari aktivitas operasi. - Arus kas dari aktivitas investasi - Arus kas dari aktivitas pendanaan. Arus kas masuk (cash-inflow) maupun kas keluar(cash- outflow)untuk masing-masing klasifikasi disajikan dalam tabel berikut: AKTIVITAS OPERASI Kas Masuk ( cash inflow) Penjualan barang dagangan Pendapatan royalty, komisi, fee dll Pendapatan bunga dan dividen Kas Keluar ( cash outflow) Pembayaran kepada pemasok barang&jasa Pembayaran gaji karyawan Pembayaran pajak Pembayaran bunga dan biaya-biaya lain Pos-pos Laba- Rugi INVESTASI Kas masuk(Cash inflow) Penjualan aktiva tetap Penjualan investasi jangka panjang Kas Keluar ( cash- outflow) Pembelian aktiva tetap Pembelian investasi jangka panjang Pos-pos Aktiva Tidak Lancar PENDANAAN Kas masuk(Cash inflow) Penerbitan saham baru Penerbitan hutang jangka panjang (mis obligasi) Kas Keluar ( cash-outflow) Pembayaran dividen Penarikan kembali saham (treasury stock) Pembayaran utang jangka panjang. Pos-pos Utang Jangka Panjang dan Modal

Pelaporan Arus kas aktivitas Aktivitas Operasi 1. Metode Langsung( direct method) Dengan metode ini arus kas operasi dikelompok dalam 2 katagori yaitu penerimaan kas dan pengeluaran kas . (Laboran laba rugi berbasis tunai/cash basis income statement). Arus kas dihitung dari jumlah pendapatan (penghasilan) dan beban biaya, disesuaikan dengan perubahan rekening aktiva atau utang lancar yang berkaitan ( dan rekening berbasis akrual dikonversikan menjadi basis kas), dan formula dalam perhitungan konversi tersebut : Rekening Pendapatan Rp xxxxx (+) Penurunan AL atau kenaikan HL Rp xxxxx (-) Kenaikan AL atau penurunan HL Rp xxxxx Arus Kas Masuk (cash-inflow) Rp xxxxx Rekening Biaya (+) Kenaikan AL atau penurunan UL Rp xxxxx (-) Penurunan AL atau kenaikan HL Rp xxxxx Arus Kas Keluar(Cash out flow) Rp xxxxx Jika perusahaan menggunakan metode langsung maka minimum melaporkan secara terpisah klasifikasi penerimaan dan pengeluaran operasi sbb: a. Kas diterima dari pelanggan, termasuk pendapatan sewa,lisensi dan semacamnya. b. Bunga dan dividen yang diterima. c. Penerimaan kas lainnya (bila ada) d. Kas dibayarkan untuk pegawai dan pemasok barang dan jasa termasuk pemasok jasa asuransi, jasa iklan . e. Bunga yang dibayarkan f. Pajak yang dibayarkan g. Pengeluaran kas operasi lainnya. 2. Metode tak Langsung (indirect method) Arus kas bersih dari aktivitas operasi dilakukan dengan cara menyesuaikan laba bersih berbasis akrual dengan perubahan aktiva atau hutang lancar yang berkaitan. Penyesuian yang dilakukan dimaksudkan untuk mengeluarkan a. Pengaruh transaksi bukan kas seperti : Depresiasi, amortisasi, penyisihan, pajak yang ditangguhkan, keuntunga atau kerugian valas yang belum direalisir. b. Pengaruh difered arus kas masa lalu dan akrual arus kas yang diharapkan. c. Pengaruh semua unsur pendapatan dan biaya yang berkaitan arus kas investasi dan pendanaan mis: laba/rugi penjualan aktiva tetap. Penyesuaian untuk perubahan-perubahan rekening Aktiva Lancar maupun Hutang lancar berlaku ketentuan sebagai berikut: Laba (Rugi) Bersih (basis akrual) Rp xxxxx Pos-pos tidak tunai: (+) Biaya-biaya (mis:depresiasi,amortisasi) Rp xxxxx (-) Penghasilan-penghasilan Rp xxxxx

Rp xxxxx Perubahan rekening lancar (neraca) (+) Penurunan AL atau kenaikan HL Rp xxxxx (-) Kenaikan AL atau penurunan HL Rp xxxxx Rp xxxxx Laba(rugi) dari aktivitas investasi&pendanaan (+) Rugi(loss) Rp xxxxx (-) Laba (gain) Rp xxxxx Arus Kas Bersih dari Aktivitas Operasi Rp xxxxx Format dan langkah penyusunan laporan Langkah-langkah penyusunan Laporan arus kas baik dengan metode langsung, maupun metode tak langsung adalah sbb: 1. Menghitung perubahan saldo rekening kas dan setara kas dengan membandingkan antara saldo awal dan saldo akhir(neraca).Hasilnya?kenaikan/penurunan Kas(setara kas)periode berjalan. 2. Menghitung perubahan bersih setiap rekening neraca selain rekening kas dan setara kas, yang menjelaskan mengapa rekening kas dan setara kas berubah. 3. Menentukan arus kas ( dipisahkan dalam 3 klasifikasi) 4. Menyusun laporan arus kas atas dasar hasil langkah-langkah sebelumnya.

Teori Kebijakan Dividen Beberapa faktor penting yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah kesempatan investasi yang tersedia, ketersediaan dan biaya modal alternatif, dan preferensi pemegang saham untuk menerima pendapatan saat ini atau menerimanya dimasa mendatang. 1. Dividen adalah Tidak Relevan Modigliani-Miller (MM) berpendapata bahwa didalam kondisi bahwa keputusan investasi yang given, pembayaran dividen tidak berpengaruh terhadap kemakmuran pemegang saham. Nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari asset perusahaan, karena itu nilai perusahaan ditentukan oleh keputusan investasi sedangkan keputusan apakah laba yang diperoleh akan dibagikan dalam bentuk dividen atau akan ditahan tidak mempengaruhi nilai perusahaan. Teori kebijakan Dividen MM ini menyimpulkan bahwa nilai perusahaan saat ini tidak dipengaruhi oleh kebijakan dividen. Keuntunganyang diperoleh atas kenaikan harga saham akibat pembayaran dividen akan diimbangi dengan penurunan harga saham karena adanya penjualan saham baru. 2. Bird in the Hand Theory Salah satu asumsi dari pendekatan MM ini adalah kebijakan dividen tidak mempengaruhi tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh investor (Ke). Semetara itu Myron Gordon dan Jhon Lintner berpendapat bahwa Ke akan meningkat sebgai akibat penurunan pembayaran dividen. Gambar diatas menunjukkan dua pendekatan tersebut, MM beranggapan tingkat keuntungan yang disyaratkan investor Ke=D1/P0+g =15% adalah konstan terhadap setiap kebijakan dividen sedangkan Gordon-Lintner berpendapat seperti gambar disebelah kanan yaitu kemungkinan capital gainsyang diharapkan adalah lebih besar resikonya dibandingkan dengan dividen yield yang pasti. Jadi, investor akan meminta keuntungan yang lebih tinggi untuk setiap pengurangan dividenn

yield. 3. Tax Different Theory Jika capital gain dikenakan pajak dengan tarif rendah daripada pajak atas dividen, maka saham yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi menjadi lebih menarik, tetapi sebaliknya jika capital gain dikenakan pajak yang sama dengan pendapatan atas dividen, maka keuntungan capital gain menjadi berkurang. Pajak atas capital gain masih lebih baik dibandingkan dengan pajak atas dividen. Investor menghendaki perusahaan untuk menahan laba setelah pajak dan dipergunakan untuk pembiayaan investasi daripada pembayaran dalam bentuk kas, sehingga dapat disimpulkan bahwainvestor akan meminta tingkat keuntungan setelah pajak yang lebih tinggi terhadap saham yang memiliki dividen yield yang tinggi daripada saham dengan dividen yield yang rendah. 4. Information Countent Hypothesis Menurut MM, reaksi investor terhadap perubahan dividen tidak berarti sebagai indikasi bahwa investor lebih menyukai dividen dibanding dengan laba ditahan. Harga saham berubah mengikuti perubahan dividen semata-mata karena adanya information content (tanda,sinyal kondisi/prospek perusahan) dalam pengumuman dividen. KEBIJAKAN DIVIDEN DALAM PRAKTEK Kebijakan dividen sering dilihat hanya dari segi teoritisnya saja, tetapi belum melihat pada praktek sesungguhnya. Berikut faktor-faktor yang harus dianalisis terkait dengan kebijakan dividen. 1. Kebutuhan Dana Perusahaan Dalam melakukan analisa kebiajak dividen, kebutuhan dana bagi perusahaan bagi dimasa sekarang dan yang akan datang harus menjadi pertimbangn utama. 2. Likuiditas Dividen adalah bagian dari kas keluar, maka semakin besar posisi kas dan likuiditas perusahaan secara keseluruhan akan semakin besar kemampuan perusahaan membayar dividen. 3. Kemampuan Meminjam Perusahaan yang semakin besar dan sudah establish akan memiliki akses yang lebih baik di pasar modal. Kemampuan meminjam yang lebih besar, fleksibilitas yang lebih besar akan memperbesar kemampuan membayar divide. 4. Keadaan Pemegang Saham Jika hampir semua pemegang saham berada dalam golong high tax dan lebih suka memperoleh capital gain, maka perusahaan dapat mempertahankan dividen payout yang rendah, Dengan dividen payout yang rendah tentunya dapat diperkirakan apakah perusahaan akan menahan laba untuk kesempatan investasi yang profitable. 5. Stabilitas Dividen Bagi para investor, faktor stabilitas dividen akan lebih menarik daripada dividen payout ratio yang tinggi. Stabilitas disini dalam arti tetap memperhatikan tingkat pertumbuhan perusahaan, yang titunjukkan oleh koefisien arah yang positif. Bagi Investor pemabayaran dividen yang stabil merupakan indikator prospek perusahaan yang stabil pula dengan demikian risiko perusahaan juga relatif rendah dibandingkan dengan perusahaan yang membayar dividen tidak stabil. STOCK DIVIDEN Stock Dividen adalah pembayaran tambahan tambahan saham (dividen dalam bentuk saham)

kepada pemegang saham. Stock dividen tidak lebihdari penyusunan kembali modal perusahaan (Rekapitalisasi perusahaan), sedangkan proporsi kepemilikan tidak mengalami perubahan. Tujuan perusahaan memberikan stock dividen adalah untuk menghemat kas karena ada kesempatan investasi yang lebih menguntungkan, tapi hal ini bisa mengakibatkan kekecewaan bagi pemegang saham, oleh karena itu diperlukan penyampaian informasiyang benar tentang kebijakan tersebut. SROCK SPLIT Stock split adalah pemecahan nilai nominal saham kedalam nominal yang lebih kecil. Dengan demikian jumlah lembar saham yang beredar akan meningkatkan proporsional dengan penurunan nilai nominal saham. Tujuannya adalah untuk menempatkan harga pasar saham dalam trading range tertentu. REPURCHASE OF STOCK Untuk membeli kembali saham, ada dua cara yaitu memberikan penawaran dan membeli langsung di pasar. Pembelian langsung bisa melalui pialang atau broker. Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi : Laporan neraca Laporan laba/rugi Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan berupa Laporan arus kas atau Laporan arus dana Catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi keuangan adalah aktiva, kewajiban,dan ekuitas. Sedangkan unsur yang berkaitan dengan pengukuran kinereja dalam laporan laba rugi adalah penghasilan dan beban. Laporan posisi keuangan biasanya mencerminkan berbagai unsur laporan laba rugi dan perubahan dalam berbagai unsur neraca. Haruslah dibedakan antara pengertian Pelaporan keuangan (financial reporting) dan laporan keuangan (financial reports). Pelaporan Keuangan meliputi segala aspek yang berkaitan dengan penyediaan dan peyampaian informasi keuangan. Aspek-aspek tersebut antara lain lembaga yang terlibat (misalnya penyusunan standar, badan pengawas dari pemerintah atau pasar modal, organisasi profesi, dan entitas pelapor), peraturan yang berlaku termasuk PABU (prinsip akuntansi berterima umum atau generally accepted accounting principles/GAAP). Laporan keuangan hanyalah salah satu medium dalam penyampaian informasi. Bahkan seharusnya harus dibedakan pula antara statemen (statement) dan laporan (report) Pemakai Laporan Keuangan Investor Karyawan Pemberi Pinjaman

Pemasok dan Kreditor usaha lainnya Pelanggan Pemerintah Masyarakat Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu : Dapat Dipahami Relevan Keandalan Dapat diperbandingkan ASUMSI-ASUMSI LINGKUNGAN Asumsi-asumsi lingkungan yang dijadikan satu pondasi struktur akuntansi keuangan, adalah: 1. Asumsi entitas akuntansi (the accounting entity assumption) 2. Asumsi periode waktu (the periodicity or period time assumption) 3. Asumsi kelangsungan hidup (the going concern or continuity assuption) 4. Asumsi unit pengukuran atau moneter (the monetary or measuring unit assuption) Asumsi Entitas Akuntansi Aktivitas ekonomi ditimbulkan oleh dunia usaha. Isi penting dari asumsi entitas akuntansi adalah bahwa para akuntantan harus membukukan dan melaporkan informasi akuntansi yang sungguh-sungguh merupakan informasi yang bersum-ber dari aktivitas entitas. Asumsi ini membentuk batasan-batasan pada informasi dalam daftar keuangan suatu entitas tertentu. Aktivitas ekonomi suatu entitas harus diperlakukan dalam akuntansi secara terpisah dengan aktivitas ekonomi pri-badi pemilik entitas. Entitas akuntansi di perlukan keberadaannya untuk tujuan laporan keuangan dari satu entitas yang legal maupun terpisah. Sebagai contoh, entitas akuntansi dari suatu perseroan terbatas (satu legal entitas) atau satu divisi, atau satu departemen yang berada dalam satu legal entitas perseroan terbatas; atau satu kumpulan entitas yang legal yang daftar keuangannya disajikan secara konso-lidasi. Dalam hal yang terakhir, walaupun perusahaan induk dengan anak perushaannya meru-pakan perusahaan-perusahaan yang terpisah legalitasnya, mereka harus mengkombinasikan sebagai satu entitas akuntansi untuk tujuan laporan keuangan. Asumsi Periode Waktu Karakteristik lain dari lingkungan ekonomi adalah bahwa investor, kreditor dan pihak lainnya yang ingin memutuskan keberlanjutan alokasi kekayaannya dalam satu entitas membutuhkan informasi keuangan secara berkala untuk memban-tunya dalam pengambilan keputusan. Oleh karenanya, untuk keperluan pihak luar perusahaan yang memerlukan data keuangan secara periodik dalam entitas akuntansi. Asusmsi periode waktu memberi arti bahwa aktivitas ekonomi selama umur entitas akuntansi dianggap dapat dibagi kedalam berbagai pembagian pe-riode waktu untuk tujuan laporan keuangan. Periode waktu yang digunakan dalam pelaporan keuangan biasanya satu tahun, walaupun laporan keuangan se-lalu disajikan dalam periode waktu yang lebih singkat seperti satu bulanan, triwulan atau semesteran.

Asumsi Kelangsungan Hidup. Lingkunagan ekonomi juga dikarakteristikan oleh entitas usaha yang berharapan untuk melanjutkan operasinya dalam waktu yang terus menerus. Walaupun terkadang adakalanya beberapa usaha yang mengalami kesulitan keuangan dan dapat menghentikan operasinya, seperti terjadi dalam keadaan tidak normal. Asumsi kelangsungan hidup memberi arti bahwa dalam ketiadaan bukti yang bertentangan, dianggap bahwa usaha akan beroperasi secara berkesinambungan, paling tidak selama masa perencanaan, komitmen dan perjanjian yang ada. Asumsi ini dapat dijelaskan dengan baik dengan analog pada cara orang berke-lakuan terhadap hidup. Kebanyakan orang tidak mempunyai alasan berharap mati dalam waktu yang dekat dan berkelakuan seakan-akan hidup selama-lamanya, tetapi terdapat bukti kuat bahwa orang akan mati. Walaupun mereka menyadari bahwa meraka tidak dapat hidup selamanya, hingga ia menumui bukti kuat akan kematiannya seperti umur tua atau sakit, mereka akan selalu terus berktivitas dan berfikir seakanakan ia akan tetap hidup selamanya. Sama halnya dengan para akuntan menganggap bahwa entitas akuntansi memiliki suatu umur dimasa akan datangyang tidak dapat ditentukan lamanya, kecuali didapatinya bukti kuat yang menunjukkan bahwa operasi entitas akan terhenti. Jika satu entitas terlihat tidak dapat berkelanjutan, dapat dilakukan perubahan metode akuntansi dan pelaporannya. Seperti contoh, dengan melakukan laporan nilai likwidasi dalam daftar keuangan jika terdapat keraguan atas ke-mampuan perusahaan untuk melanjutkan operasinya dimasayang akan datang. Akuntansi untuk entitas yang demikian ini tidak dibahas dalam tulisan ini. Asumsi Unit Pengukuran atau Moneter Pertukaran dalam masyarakat Indonesia adalah dalam rupiah. Oleh karenanya, bahwa rupiah atau yang sama dengan rupiah (transaksi tidak menggunakan uang tunai) harus menjadi pengukuran hasil aktivitas ekonomi dari satu entitas akuntansi, dan harus dilaporkan dalam rupiah. Persyaratan asumsi ini mene-kankan bahwa rupiah mempunyai karakteristik yaitu stabil dalam berbagai waktu. Sepeti halnya dengan ukuran panjangsatu meter pada tahun 1965 harus-nya sama dengan ukuran satu meter juga ditahun 2001, demikian juga halnya dalam rupiah. Nilai rupih tahun 2001 harus sama dengan nilai rupiah pada tahun 1965. Dalam asumsi ini terdapat kelemahan pengukuran dengan rupiah. Daya beli umum (general purchasing power) rupiah pada tahun 2001 tidak sama dengan daya beli umum rupiah pada tahun 1965. Jika terjadi inflasi, daya beli umum rupiah menurun, banyak orang mempertanyakan apakah rupiah dapat dijadikan sebagai unit pengukuranyang tepat untuk tujuan pelaporan keuangan. Satu usulan alternatif adalah bahwa daya beli umum rupiah harus tetap menjadi unit pengukuran dalam pelaporan keuangan. Karakteristik dan Keterbatasan Informasi Daftar Keuangan. Daftar keuangan menyajikan informasi yang bersifat keuangan dan umunya terkuantifikasi dan dinyatakan dalam satuan uang. Informasi lainnya dapat dijelaskan didalam daftar keuangan, kebanyakan isi daftar keuangan melibatkan proses penambahan, pengurangan, pengalian dan pembagian angka-angka. Memenuhi persyaratan dalam GAAP, pengukurannya dinyatakan dalam satuan uang. Oleh karenaya satu diantara kelemahannya adalah bahwa unit pengukuran dibuat hanya dalam satuan uang. Angka-angka yang dilaporakan daftar keuangan sering merupakan ukuran kira-kira ketimbang

yang bersifat pengukuran eksak. Angka yang dilaporakan melibatkan estimasi, alokasi, iktisar klasifikasi dan pertimbangan. Oleh kare-nanya pengukuran presisi terabaikan dalam daftar keuangan. Hal ini merupakan keterbatasan keduadari informasi yang disjikan dalam daftar keuangan. Sebagai contoh adalah beban penyusutan dilaporkan dalam daftar perhitungan laba-rugi untuk satu periode didasarkan satu konvensi akuntansi, seperti metode garis lurus, bukanlah suatu metode yang dapat mengukur jum-lah harta tersusutkan secara nyata selama dalam pemakaiannya. Daftar keuangan menyajikan informasi terutama menyangkut pencerminan pengaruh transaksi dan kejadian yang telah terjadi, dari pada hal-hal yang menyangkut harapan dan proyeksi di masa akan datang. Walaupun estimasi-estimasi merupakan didasarkan pada harapan dimasa akan datang mungkin digunakan dalam pelaporan keuangan, namun normalnya, digunakan untuk menentukan pengaruh keuangan dari transaksi atau kejadian masa lalu atau menentukan status harta dan hutang pada saat kini. Sebagai contoh, dalam kasus harta yang dapat menyusut, ditaksir umur pakainya dan nilai sisanya dimasa akan datang dalam perhitungan penentuan beban penyusutan untuk menyempurnakan periode akuntansi. Kenyataan bahwa daftar keuangan menyajikan informasi yang sebahagian besar bersifat masa lalu, ini merupakan keterbatasan dari informasi daftar keuangan. ELEMEN-ELEMEN DAFTAR KEUANGAN Elemen-elemen daftar keuangan adalah the building block with which financial statement are constructed the classes of items that financial statements comprise. 7 Elemen-elemen dasar harta, hutang, ekuitas, pendapatan, beban, keuntungan (gain), kerugian (loss), dan laba/rugi bersih adalah gambaran atau pernyataan ungkapan dari sumber-sumber ekonomi suatu entitas, klaim atau hak atas sumber-sumber tersebut, dan pengaruh transaksi keuangan atau kejadian-kejadian ekonomi lainnya yang menyebabkan perubahan dalam sumber ekonomi atau klaim atas sumber dimaksud. Definisi elemen-elemen daftar keuangan adalah penting sebab definisi membe-rikan pedoman didalam menentukan bagaimana satu transaksi atau kejadian ekonomi lainnya harus diakuntansikan dan dilaporkan dalam daftar keuangan. Misalnya, anggaplah bahwa satu perusahan pabrikasi tiba-tiba menemukan pada sebidang tanah yang dimilikya dimana diatasnya terdapat bangunan terdapat beribu ton mineral yang berharga. Apakah mineral tersebut dicatat sebagai harta? Apakah penemuan tersebut menimbulkan pendapatan? Sebagai contoh lainnya, anggaplah sebuah perusahaan besar membentuk suatu perencanan pensiun untuk para karyawannya. Perusahaan menyetujui untuk memberikan pinjaman kredit kepada karyawan mengingat jasa yang telah diberikannya sebelum rencana tersebut dilaksanakan sebagai manfaat pensiun sebelum karyawan berhenti bekerja. Adakah kewajiban untuk membayar manfaat kepada siapa yang menerima pinjaman yang diberikan perusahaan (sebagai hutang) pada saat rencana pensiun dibentuk? Contoh-contoh dan pertanyaan-pertanyaan tersebut mengambarkan pentingnya definisi berbagai elemen daftar keuangan. Harta Harta adalah manfaat ekonomi di masa datang yang mungkin diperoleh atau dikendalikan oleh satu entitas tertentu sebagai satu akibat dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Ada tiga karakteristik penting yang dijelaskan dalam definisi tersebut. Pertama, satu harta memiliki manfaat ekonomi di masa datang atau jasa potensi di masa

datang yang membentuk arus kas positif. 8 Kedua, satu entitas dapat memperoleh manfaat ekonomi di masa datang dari penggunaan harta dan dapat mengendalikan entitas lain yang menggunakan manfaat tersebut. Contoh, satu jalan negara dibangun didepan pabrik suatu perusahaan, tentunya memberikan kemungkinan manfaat bagi perusahaan. Namun, jalan tersebut bukanlah harta perusahaan sebab entitas lain dapat dengan bebas menggunakan manfaat jalan tersebut. Beda halnya dengan pembangunan jalan masuk kedalam areal pabrik yang dibangun oleh perusahaan adalah harta perusahaan. Ketiga, transaksi yang menimbulkan manfaat ekonomi di masa datang telah terjadi, artinya manfaat ekonomi masa datang tidak bergantung pada transaksi atau peristiwa di masa datang. Untuk mengilustrasikannya, satu kontrak dapat menyerukan kepada satu perusahaan untuk membeli satu barang khusus yang diserahkan oleh perusahaan 8 Arus kas positif dapat secara langsung atau tidak langsung. Contoh, satu perkiraan piutang memiliki satu manfaat arus kas langsung dimasa datang. Dalam hal lain arus kas masuk yang berhubungan dengan sebuah mesin adalah tidak langsung, jika mesin digunakan untuk memproduksi satu produk yang kemudian dijual untuk memperoleh kas. kedua pada masa datang. Perusahaan yang menanda tangani kontrak pembelian tersebut untuk membeli barang-barang tersebut tidak memperlakukannya sebagai harta perusahaan sebab penyerahan barang tersebut belum terjadi. Peristiwa seperti ini adalah suatu persetujuan janji yang disebut dengan executory contract. Pada saat sekarang ini, hak-hak yang tedapat dalam satu execotory contact tidak dipandang memiliki karakteristik suatu harta. Hutang Hutang adalah pengorban yang mungkin terjadi di masa datang dari manfaat ekonomi yang timbul dari kewajian sekarang satu entitas untuk menyerahkan harta atau jasa kepada entitas lain di masa datang sebagai akibat dari transaksi atau peristiwa dimasa datang. Ada tiga karakteristik hutang yang terlihat dalam definisi tersebut. Pertama, satu hutang mewajibkan satu perusahaan menyerahkan kas atau harta lainnya atau jasa pada masa akan datang. Contoh, hutang dividen dalam bentuk kas adalah hutang sebab pengumuman satu dividen tunai mewajibkan perusahaan untuk menyerahkan kas kepada pemegang saham pada saat tanggal pembayaran jatuh tempo. Pembagian dividen dalam bentuk saham, pada saat pengumumannya tidak menimbulkan adany hutang sebab kewajiaban perusahaan adalah membagi-bagikan saham yang dimiliki perusahaan, senbagai ganti kas, atau harta lain atau jasa, kepada pemegang saham. Kedua, kewajiban untuk menyerahkan harta atau jasa harus nyata kepada satu entitas tertentu. Contoh, Jika perusahaan A menjamin untuk membayar sebuah wesel (note) yang dikeluarkan oleh perusahaan B jika terjadi peristiwa perusahaan B tidak mampu melunasinya pada saat jatuh tempo. Perusahaan A tidak terrbebani satu hutang sebagai akibat dari jaminan tersebut. Kewajiban perusahaan sebagai penjamin akan menjadi hutang hanya jika perusahaan B gagal untuk membayar wesel tersebut. Ketiga, Transaksi atau peristiwa yang mewajibkan satu entitas menyerahkan harta atau jasa harus telah benar terjadi. Kembali pada contoh definisi harta diatas, perse-tujuan untuk membeli barang di masa datang tidak menimbulkan hutang. Satu kewajiban untuk membayar harga barang timbul hanya jika barang tersebut telah diterima dimasa datang. Ekuitas Equitas atau harta bersih adalah hak residu dari perusahaan setelah kewajibanya telah dikurangi. Sebabnya ekuitas itu merupakan hak residu adalah karena ekuitas tidak dapat diukur secara bebas dari pengaruh harta dan hutang. Hubung-an antara harta, hutang dan ekuitas dalam basis

persamaan akuntansi adalah: Harta = Hutang + Ekuitas atau ditransformasi sebagai: Ekuitas = Harta Hutang Ekuitas, terkadang disebut juga sebagai ekuitas pemegang saham (stockholders equity) atau ekuitas pemilik (owners equity). Investasi oleh para pemilik dan pendistribusian modal kepada pemilik disebut transaksi ekuitas (equity transaction) atau transaksi modal (capital transaction). Satu transaksi penjualan saham milik perusahaan merupakan investasi oleh pemilik. Dividen tunai yang diumumkan dan dibayar oleh satu perusahaan kepada pemegang saham biasa disebut sebagai pendistribusian kepada pemilik. Keduanya, pengeluaran saham dan pembayaran dividen adalah transaksi ekuitas. Pendapatan Pedapatan adalah arus masuk harta atau penyelesaian hutang, atau keduanya, selama satu periode sebagai akibat dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau aktivitas yang mendatangkan keuntungan lainnya yang merupakan operasi utama satu entitas. Ada dua karakteristik penting pendapatan yaitu pendapatan (1) timbul dari aktivitas yang mendatangkan keuntungan utama, (2) sifatnya, terjadi berulang-ulang atau berkelanjutan. Contoh, penjualan secara grosiran oleh satu supermarket tiap tahunnya menghasilkan pendapatan, sementara penjualan tanah milik satu supermarket yang dekat dengan gudang bukanlah sebagai pendapatan melainkan menghasilkan keuntungan (gain) atau kerugian (loss). Keutungan dan kerugian akan didefinisikan dan dibedakan dengan pendapatan dan beban berikutnya). Para ahli teori akuntansi terkadang menjelaskan pendapatan sebagai keberhasilan entitas (entity accomplishment) atau produk usaha (product of enterprise) Beban Beban adalah arus keluar harta atau timbulnya hutang, atau keduanya, selama satu periode sebagai akibat dari penyerahan atau produksi barang, pemberian jasa, atau aktivitas yang mendatangkan keuntungan lainnya yang merupakan ope-rasi utama satu entitas. Karakteristik utama beban adalah terjadi didalam proses pembentukan pendapatan. Menunjuk pada contoh supermarket yang telah dite-rangkan terdahulu, gaji karyawan yang bekerja di supermarket adalah merupakan beban. Beban kadangkala dijelaskan sebagai usaha entitas (entity efforts) atau pengorbanan entitas yang dihubungkan dengan perolehan pendapatan. Keuntungan dan Kerugian Keuntungan (gains) adalah pertambahan equitas atau harta bersih yang timbul dari transaksi yang tidak biasa terjadi pada satu entitas. Keuntungan timbul dari transaksi atau peristiwa ekonomi yang tidak berakibat pendapatan atau investasi pemilik. Kerugian (losses) adalah penurunan ekuitas atau harta bersih yang timbul dari transaksi yang tidak biasa terjadi dari satu entitas. Kerugian timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi yang tidak berakibat pada beban atau pendistibusian pada pemilik ekuitas. Ada beberapa perbedaan penting antara pendapatan dan keuntungan dan antara beban dan kerugian. Pertama, pendapatan dan beban berhubungan dangan aktivitas utama suatu perusahaan, sementara keuntungan dan kerugian berhubungan dengan aktivitas yang tidak biasa terjadi. Konsekwensinya, pendapatan dan beban memberikan perbedaan sinyal arus kas dari yang

diberikan oleh keuntungan dan kerugian. Untuk mengilustrasikannya, disebabkan pendapatan terus berlangsung sehubungan dengan aktivitas operasi perusahaan, para pengguna daftar keuangan akan mengakses dan meramal arus kas yang berhubungan dengan pen-dapatan dan membuat peramalan pedapatan di masa datang secara berbeda de-ngan arus kas sehubungan dengan keuntungan. Kedua, pendapatan dan beban menghasilkan arus masuk dan keluar kotor (gross), sementara keuntungan dan kerugian menghasilakan arus masuk dan keluar bersih (net). Contoh, pendapatan dari penjualan adalah satu item pendapatan utama dari satu perusahaan dagang dan menghasilkan arus masuk kotor sumber-sumber yang berakibat dari aktivitas penjualan. Sebaliknya, satu keuntungan atas penjualan bangunan, peralatan milik perusahaan berbeda antar nilai buku aktiva tetap dengan kas atau sumber-sumber yang dari penjualan itu. Laba Bersih dan Rugi Bersih Menurut GAAP, Laba bersih atau rugi bersih menjelaskan adanya perubahan ekuitas atau perubahan dalam harta bersih dari satu entitas selama satu periode sebagai satu akibat dari transaksi dan peristiwa ekonomi yang mendatangkan pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian. Laba bersih dan rugi bersih meli-puti seluruh perubahan dalam ukuitas selama satu periode, kecuali investasi oleh pemilik dan pendistribusian hasil kepada pemilik, dan perubahan lainya didalam harta bersih (seperti perubahan nilai pasar saham-saham ekuitas yang tidak untuk dijual pada masa berjalan). Secara metematis laba bersih atau rugi bersih ditentu-kan oleh pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian sebagai berikut: Laba atau rugi bersih = Pendapatan Beban + Keuntungan Kerugian Dalam tulisan ini, sebagaimana dalam praktiknya, istilah perolehan laba (earn-ing), kadang-kadang digunakan sebagai sinonim laba bersih atau sebagai satu cara untuk merangkum elemen-elemen (pendapatan, beban, keuntungan dan kerugian) yang mendatangkan laba. Adalah penting untuk diketahui, bahwa penggunaan istilah perolehan laba (earning) sebagai sinonim dari laba (income) berbeda dengan konsep yang dikemukakan oleh FASB dalam Statement of Financial Accounting Concepts No. 5, FASB menyarankan bahwa perolehan laba merupakan satu ukuran kinerja untuk satu periode dan, untuk layaknya, tidak termasuk item-item yang bersifat diluar periode itu, yaitu item-item yang seharusnya berada pada periode lain. Secara khusus FASB mengusulkan bahwa perolehan laba harus tidak termasuk dua kelas berikut ini: 1. Pengaruh penyesuaian akuntansi tertentu dari periode terdahulu yang dinyatakan dalam periode berjalan, seperti cotoh ysng prinsipil dari praktik sekarang ini pengaruh kumulatif dari perubahan prinsip akuntansi yang termasuk dalam laba bersih tetapi tak termasuk dalam perolehan laba sebagaimana yang dicantumkan dalam dalam daftar ini.9 2. Perubahan lainnya dalam harta bersih (secara prinsip perolehan laba dan rugi) yang dinyatakan satu periode, seperti perubahan nilai pasar investasi pada sekuritas ekuitas yang dapat dijual (marketable equity securities) dikelompokkan sebagai satu harta tidak lancar, beberapa perubahan nilai pasar sekuritas mempunyai praktik akuntansi khusus untuk scuritas yang dapat dijual, dan penyesuaian translasi mata uang asing.10 FASB mengusulakan istilah baru yaitu laba menyeluruh (comprehensive income)

yang akan memasukkan item-item yang tidak dapat dimasukkan kedalam konsep perolehan keuntungan. Hubungan antara perolehan laba dengan laba menyeluruh di jelaskan dalam Satement of Concepts No.5, yaitu sebagai berikut: + Pendapatan - Beban + Keuntungan - Kerugian = Perolehana laba +/- Penyesuaian akuntansi secara kumulatif +/- Perubahan ekuitas lain yang bukan berasal dari pemilik. = Laba menyeluruh Sementara hal ini penting bagi anda untuk memeahami pandangan yang dinyata-kan oleh FASB dalam konsep pernyataanya, anda harus ingat bahwa konsep pernyataan tersebut tidak merujuk GAAP. Walaupun FASB telah mengadopsi pandangan konseptual yang mengharuskan menggunakan istilah laba menyelu-ruh, dalam tulisan ini, akan mengikuti praktik yang ada yaitu menggunakan laba bersih untuk menjelaskan baris bawah dari daftar perhitungan laba rugi. Selanjutnya, dalam tulisan ini juga kadang-kadang meng-gunakan istilah pero-lehan laba menggantikan pengertian laba bersih, namun masih konsisten dengan praktik akuntansi yang ada. Dalam pembahasan objektivitas pelaporan keuangan telah ditunjukkan bahwa pelaporan keuangan harus menyajikan informasi tentang sumber-sumber eko-nomi, klaim kepada atau hak-hak atas sumber-sumber, dan perubahan dalam sumbersumber dan kewajiban-kewajiban dari laba dan aktivitas lainnya yang membantu mencari tahu arus keadaan kas suatu perusahaan. Sumber-sumber ekonomi, klaim kepada dan hak-hak atas sumber-sumber, dan perubahan dalam sumber-sumber dan kewajiban-kewajiban dinyatakan oleh elemen-elemen daftar keuangan yang didefinisikan pada seksi sebelumnya. Neraca, juga disebut daftar posisi keuangan, melaporkan harta, hutang dan ekuitas suatu perusahaan pada akhir tiap periode akuntansi. Daftar perhitungan laba rugi melaporakan pendapatan, beban, keuntungan, kerugian dan hasil berupa laba atau rugi bersih dan mengikhtisarkan kinerja perolehan keuntungan perusa-haan selama satu periode akuntansi. Daftar perubahan dalam ekuitas pemilik mengikhtisarkan transaksi yang mempengaruhi ekuitas pemilik selama satu periode. Terakhir, daftar arus kas mengikhtisarkan arus kas masuk dan keluar dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas keuangan selama periode akuntansi yang bersangkutan. Satu peristiwa ekonomi adalah satu kejadian yang mempunyai akibat pada entitas. Peristiwa ekonomi dapat berada didalam atau diluar entitas. Peristiwa di luar perusahaan terjadi jika satu entitas dipengaruhi oleh sesuatu yang terjadi dilingkungan entitas, seperti aktivitas entitas lainnya, suatu kenaikan biaya pembelian bahan baku oleh entitas, atau bencana alam. Peristiwa di dalam perusahaan terjadi didalam entitas itu sendiri, seperti penggunaan bahan baku didalam proses produksi. Peristiwa ekonomi di luar perusahaan dapat diklasifikasikan sebagai transaksi atau kejadian yang bukan transaksi. Suatu transaksi adalah transfer sesuatu nilai antara dua atau lebih entitas. Jika satu entitas menerima dan menanggung suatu nilai, transaksi adalah satu pertukaran atau transfer timbal balik (reciprocal tran-sfer) dari dan kepada entitas. Suatu perusahaan membeli barang dagangan de-ngan tunai atau dengan kredit adalah suatu transaksi pertukaran. Dalam hal lain, jika transakasi seperti halnya satu perusahaan hanya menerima satu nilai atau hanya menanggung

Manajemen Manajemen dibutuhkan untuk semua tipe kegiatan yang diorganisasi dan dalam semua tipe organisasi. Bersifat universal dan mempergunakan kerangka ilmu pengetahuan yang sistematis, mencakup kaidah-kaidah, prinsip-prinsip dan konsep-konsep yang cenderung benar dalam semua situasi manajeral. Oleh karena itu manajemen merupakan sarana untuk mengendalikan usaha yang berkaitan dengan proses awal sampai dengan proses akhir operasional perbankan. Kegiatan Manajemen Perencanaan ( memikirkan kegiatan-kegiatan mereka sebelum dilaksanakan ) Pengorganisasian ( Manajer mengkoordinasikan sumber daya manusia dan material organisasi ) Pengarahan( manajer mengarahkan,memimpin dan mempengaruhi para bawahan ) Pengawasan ( manajer berupaya menjamin bahwa organisasi bergerak kearah tujuan-tujuannya ) Proses Manajemen Proses manajemen Perbankan meliputi : a.Proses pelaksanaan Rencana Kerja Tahunan b.Proses pemasaran Produk Bank c.Proses Administrasi : Kredit, Tabungan, deposito dan Pembukuan Dari ketiga proses tersebut merupakan alur keuangan yang saling keterkaitan dan apabila dilaksanakan dengan baik dapat menciptakan manajemen sebagai sarana jalannya operasional Bank dan dapat mendukung terciptanya kondisi Permodalan, Kwalitas Aktiva Produktif, Manajemen, Rentabilitas & Likuiditas meningkat dengan baik.

1.Latar Belakang Laporan keuangan terbukti memiliki manfaat bagi para pemakai laporan keuangan namun laporan keuangan juga mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang akan mengurangi kejujuran dan keandalan data akuntansi. Dalam akuntansi kejujuran adalah penyajian laporan keuangan sedemikian rupa sehingga informasi dalam laporan keuangan tidak menyesatkan pemakai laporan keuangan. Implikasinya kejujuran di atas tidak akan pernah membuat garis batas yang tegas antara laporan keuangan yang jujur dan laporan keuangan yang tidak jujur. Apakah laporan keuangan memang memiliki kandungan informasi yang layak digunakan sebagai salah satu dasar pengambilan suat keputusan di masa mendatang. Praktek tersebut tidak melanggara standar akuntansi yang berlaku, oleh karena itu bagi perusahaan yang melakukan praktek tersebut sangat mungkin laporan keuangan hasil auditnya menunjukkan pendapat yang wajar. Adapun manfaat laporan keuangan secara teoritis, tidak dapat dipisahkan dari tujuan penyusunan laporan keuangan, karena berdasar tujuannya dapat diketahui manfaat apa yang diharapkan terhadap laporan keuangan tersebut. Sedangkan manfaat laporan keuangn secara empiris dilakukan dengan cara melakukan penelitianpenelitian dengan menggunakan laporan keuangan sebagai sumber dasar informasi untuk membuktikan apakah laporan keuangan bermanfaat bagi para pemakai untuk pengambilan keputusan ekonomi.

2.Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah dapat mengetahui manfaat laporan keuangan dan keterbatasan laporan keuangan, maka para pemakai laporan keuangan dapat lebih obyektif dalam memahami makna laporan keuangan agar tidak salah dalam mengambil keputusan 3.Rumusan Masalah 1.Pengertian laporan keuangan 2. Perbedaan cara pelaporan 3.Proses pengkomunikasian Laporan keuangan

Laporan keuangan merupakan media informasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan untuk melaporkan keadaan dan posisi keuangannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan, terutama bagi pihak kreditur, investor, dan pihak manajemen dari perusahaan itu sendiri. Dalam upaya untuk pembuatan keputusan yang rasional, pihak kreditur, investor dan manajemen seharusnya menggunakan suatu alat yang mampu menganalisis laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan, untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan tersebut. Apabila dikaitkan dengan tujuan pihak-pihak yang berkepentingan yang ingin mengetahui perkembangan perusahaan dan kondisi keuangannya saat itu, pengunaan analisis rasio akan membantu stakeholder, yaitu dalam hal : 1. Memberikan dasar dalam meramalkan prospek perusahaan pada masa yang akan datang. 2. Memberikan petunjuk atau gejala-gejala yang timbul dari informasi yang disajikan, dan 3. Memudahkan dalam mengintepretasikan laporan keuangan. I. Analisis Rasio Keuangan Untuk melakukan analisis rasio keuangan, diperlukan perhitungan rasio-rasio keuangan yang mencerminkan aspek-aspek tertentu. Rasio keuangan merupakan alat yang digunakan untuk menganalisa kondisi keuangan dan kondisi perusahaan. Rasiorasio keuangan mungkin dihitung berdasarkan atas angka-angka yang ada dalam neraca saja, dalam laporan rugi laba saja, atau pada neraca dan rugi laba. Setiap analis keuangan dapat merumuskan rasio tertentu yang dianggap mencerminkan aspek tertentu. Pemilihan aspek-aspek yang akan dinilai perlu dikaitkan dengan tujuan analisis. Apabila analisis dilakukan oleh pihak kreditur, aspek yang dinilai akan berbeda dengan penilaian yang dilakukan oleh calon pemodal. Kreditur akan lebih berkepentingan dengan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan. Secara keseluruhan, aspek-aspek yang dinilai diklasifikasikan menjadi aspek likuiditas, aspek leverage, aspek aktivitas, aspek profitabilitas. II. Bagaimana Menggunakan Rasio-rasio Keuangan Pada umumnya digunakan dua cara untuk menafsirkan rasio-rasio keuangan. Dengan menggunakan asumsi bahwa metode akuntansi yang dipergunakan oleh perusahaan konsisten dari waktu ke waktu, dan sama dengan yang dipergunakan oleh perusahaan-perusahaan lain (kalau ternyata berbeda, maka analisis keuangan perlu

melakukan penyesuaian), maka rasio-rasio keuangan yang dihitung dapat ditafsirkan dengan: Membandingkan dengan rasio keuangan perusahaan di masa yang lalu. Membandingkan dengan rasio keuangan perusahaan-perusahaan lain dalam satu industri. Cara kedua relatif baik karena dapat mengetahui kedudukan relatif perusahaan kita dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain. Cara lain adalah dengan membandingkan rasio keuangan dengan kebijakan yang diambil perusahaan. III. Perbandingan Rasio Keuangan Analisis rasio keuangan melibatkan dua jenis perbandingan, yaitu: Perbandingan Internal Analis keuangan dapat membandingkan rasio saat ini dengan rasio masa lalu dan akan datang dalam perusahaan yang sama. Rasio lancar (rasio dari aktiva lancar dibagi utang lancar) untuk tahun sekarang dapat dibandingkan dengan rasio lancar tahun sebelumnya. Jika rasio keuangan diurutkan dalam beberapa periode tahun, analis dapat mempelajari komposisi perubahan dan menentukan apakah terdapat perbaikan atau penurunan dalam kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Perbandingan Eksternal Perbandingan rasio satu perusahaan dengan perusahaan-perusahaan sejenis atau dengan rata-rata industri pada titik waktu yang sama. Perbandingan ini memberikan pandangan mendalam tentang kondisi keuangan dan kinerja relatif dari perusahaan. Rasio ini membantu dalam mengidentifikasikan penyimpangan dari rata-rata atau standar industri. IV. Macam-macam rasio keuangan Apabila dilihat dari sumbernya darimana rasio itu dibuat, maka rasio-rasio dapat digolongkan ke dalam 3 golongan, yaitu : 1. Rasio-rasio Neraca (Balance sheet ratios), ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari neraca, misalnya current ratio, acid-test ratio, current assets to total assets ratio, current liabilities to total assets ratio, dll. 2. Rasio-rasio laporan Rugi & Laba (income statement ratios), ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari income statement, misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio, dll. 3. Rasio-rasio antar-laporan (inter-statement ratios), ialah rasio-rasio yang disusun dari data yang berasal dari Neraca dan data lainnya berasal dari income statement, misalnya assets turnover, inventory turnover, receivables turnover,dll. Selain pengelompokkan diatas, rasio-rasio dapat pula dikelompokkan menjadi : Rasio Likuiditas ???? rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur likuiditas perusahaan. Rasio Leverage ???? rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang Rasio Aktivitas ???? rasio-rasio yang dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber

dananya. Rasio-rasio profitabilitas ???? rasio-rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan. Disini akan dikemukakan beberapa macam rasio, cara perhitungannya beserta interpretasinya berdasarkan laporan finansial di bawah ini.

Analisis Laporan Keuangan Untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangan perusahaan, bisa dilakukan dengan analisa laporan keuangan. Analisa yang dilakukan mempunyai tekanan yang berbeda antara kreditor jangka pendek, kreditor jangka panjang dan pemilik perusahaan. Ada yang lebih tertarik pada posisi likuiditas dan ada yang tertarik pada profitabilitaas. Alat analisa yang bisa digunakan untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangan perusahaan adalah analisa rasio dan proporsional. Pada umumnya rasio keuangan yang dihitung bisa dikelompokkan menjadi enam jenis yaitu : 1. Rasio Likuiditaas. Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya. Rasio likuiditas yang sering digunakan dalah current ratio, quick ratio (acid test ratio) dan cash ratio. 2. Rasio Leverage. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa banyak dana yang disupply oleh pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh dari kreditur perusahaan. Rasio ini mempunyai beberapa implikasi, pertama, para pemberi kredit akan melihat kepada modal sendiri untuk melihat batas keamanan pemberian kredit. Kedua, dengan menggunakan hutang, memberi dampak yang positif bagi pemilik, karena perusahaan memperoleh dana tetapi pemilik tidak kehilangan kendali atas perusahaan. Ketiga, apabila perusahaan mendapat keuntungan yang lebih besar dari beban bunga, maka keuntungan bagi pemilik modal sendiri akan menjadi lebih besar. Di dalam praktek rasio ini dihitung dengan dua cara. Pertama, dengan memperhatikan data yang ada dineraca. Kedua, mengukur resiko hutang dari laporan laba rugi, yaitu seberapa banyak beban tetap hutang bisa ditutup oleh laba operasi. Kedua, kelompok rasio ini bersifat saling melengkapi, dan umumnya para analis menggunakan keduanya. Analisa ini terdiri dari Debt Ratio (rasio hutang), Times Interest Karned, Fixed Charger Coverage dan Debt Service Coverage. 3. Rasio Aktivitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen dalam menggunakan sumber dayanya. Semua rasio aktifitas melibatkan perbandingan antara tingkat penjualan dan investasi pada berbagai jenis harta. Rasio ini terdiri dari inventory turn over, periode pengumpulan piutang, fixed asset turn over, dan total

asset turn over. 4. Rasio Profitabilitas. Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas manajemen yang dilihat dari laba yang dihasilkan terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini terdiri dari profit margin on sales, return on total asset, return on net worth. 5. Rasio Pertumbuhan. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan posisi ekonominya pertumbuhan ekonomi dan industri. 6. Rasio Penilaian. Rasio ini merupakan ukuran prestasi perusahaan yang paling lengkap oleh karena rasio tersebut mencemirkan kombinasi pengaruh dari rasio resiko dengan rasio hasil pengembalian.

Resiko pada suatu aset dibagi menjadi 2 yaitu aset bebas resiko (risk-free assets) dan aset beresiko (risky assets). Aset bebas resiko adalah aset yang mempuyai kepastian dalam merealisasikan tingkat pengembalian. Sedangkan aset beresiko adalah aset yang tidak mempunyai kepastian dalam merealisasikan tingkat pengembalian. (Modigliani, 2003, p. 126). Semua model resiko dan tingkat pengembalian di dalam keuangan dibuat berdasarkan tingkat dimana investor melakukan riskless investments dan risk premium yang seharusnya diterima oleh investor karena melakukan investasi yang beresiko. Didalam CAPM dimana hanya ada satu sumber resiko pasar yang ada pada portofolio, resiko premium menjadi premium yang dapat diterima investor pada portofolio tersebut. Didalam multifactor model, terdapat bermacam-macam resiko premium, masing-masing mengukur premium yang diminta oleh investor untuk mengetahui secara spesifik faktor resiko (Damodaran, 2002, p. 61). Setiap risk and return models tersebut menggunakan tingkat pengembalian risk-free assets dan tingkat pengembalian pada investasi yang beresiko, diukur relatif terhadap risk-free rate tersebut. Dengan demikian tingkat pengembalian yang diharapkan dapat ditulis sebagai jumlah risk-free rate dan sebuah extra return untuk memberikan kompensasi atas resiko yang ada

BAB I PENDAHULUAN Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen Keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh sumber modal yang semurah-murahnya dan menggunakannya se-efektif, se-efisien, seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba. Aktivitas itu meliputi : 1. AKTIVITAS PEMBIAYAAN ( FinancingActivity )

Aktivitas pembiayaan ialah kegiatan pemilik dan manajemen perusahaan untuk mencari sumber modal ( sumber eksternal dan internal ) untuk membiayai kegiatan bisnis. A.Sumber eksternal 1. .Modal Pemilik atau modal sendiri (Owner Capital atau Owner Equity). Atau modal saham (Capital Stock ) yang terdiri dari : Saham Istimewa (Preferred Stock) dan Saham Biasa (Common Stock). 2. Utang (Debt), Utang Jangka Pendek (Short-term Debt) dan Utang Jangka Panjang (Long-term Debt). 3. Lain-lain, misalnya hibah. B. Sumber Internal : 1. Laba Ditahan (Retained Earning) 2. Penyusutan, amortisasi, dan Deplesi ( Depreciation, Amortization, dan Deplention) 3. Lain-lain, misalnya penjualan harta tetap yang tidak produktif. 2. Aktiva Investasi (Investment activity) aktivitas investasi adalah kegiatan penggunaan dana berdasarkan pemikiran hasil yang sebesarbesarnya dan resiko yang sekecil-kecilnya. Aktivitas itu meliputi : 1. Modal Kerja (working Capital) atau harta lancar (Current Assets) 2. Harta Keuangan (Finaceal assets) yang terdiri : investasi pada saham (stock) dan Obligasi (Bond) 3. Harta Tetap (real Assets) yang terdiri dari : Tanah,gedung, Peralatan. 4. Harta Tidak Berwujud (intangible assets) terdiri dari : Hak Paten, Hak Pengelolaan Hutan, Hak Pengelolaan Tambang, Goodwill. 3. Aktivitas Bisnis (Business Activity) Aktivitas bisnis adalah kegiatan untuk mencari laba melalui efektivitas penjualan barang atau jasa efisiensi biaya yang akan mengahsilkan laba. Aktivitas itu dapat dilihat dari laporan Laba-Rugi, yang terdiri dari unsur : 1. Pendapatan (sales atau Revenue) 2. Beban ( Expenses) 3. Laba-Rugi ( Profit-Loss) 4. Tanggung Jawab Manager Keuangan Aktivitas perusahaan ditinjau dari sudut manajemen keuangan menjadi tugas manajer keuangan. Tugasnya antara lain adalah sebagai berikut : 1. Perolehan dana dengan biaya murah. 2. Penggunaan dana efektif dan efisien 3. analisis laporan keuangan

4. analisis lingkungan Internal dan eksternal yang berhubungan dengan keputusan rutin dan khusus. Berdasarkan tugas tersebut, manajemen keuangan memiliki tujuan antara lain adalah ; 1. Memaksimalkan nilai perusahaan 2. Membina relasi dengan pasar modal dan pasar uang 5. Sifat Dasar Perusahaan Tujuan perusahaan adalah mencari laba dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam kegiatannya mencari laba,pemilik memberi wewenang kepada manajemen untuk melaksanakannya. Dalam usahanya memperoleh laba manajemen harus berprilaku: 1. Memaksimumkan nilai perusahaan, artinya manajemen harus mengahasilkan laba lebih besar dari biaya modal yang digunakannya. 2. Tanggung jawab sosial, artinya dalam mencari laba, manajemen tidak boleh merusak lingkungan alam,sosial, dan budaya. 3. Etika, artinya manajemen dalam mengusahakan laba harus tunduk pada norma-norma sosial di lingkungan mereka bekerja dan tidak boleh menipu masyarakat konsumen. 6. Memaksimumkan Nilai Perusahaan Nilai ialah sesuatu yang dijunjung tinggi dan dihormati. Dalam perusahaan hal itu diwujudkan dalam perhitungan laba oprasional bersih atau net operating profit after tax yang lazim disebut NOPAT. Perusahaan dapat dikatakan memiliki nilai maksimum jika NOPAT lebih besar dari pada biaya modal yang digunakan untuk memperoleh laba tersebut. Misalnya perusahaan memiliki modal Rp 1000, biaya modal yang diperhitungkan 10% per tahun, Laba oprasi Rp150. pajak 20%. Nilai Perusahaan sebesar : [Laba Operasi (1 Pajak ) ( Biaya Modal X Modal)] Biaya Modal [Rp 150 ( 1 0,20) (0,10 X Rp 1000)] = Rp 1200 0,10 Berdasarakan perlindungan diatas, perusahaan memiliki tambahan nilai modalnya ( atau nilai invetasinya) Rp 1000, sedangkan nilai perusahaan berdasarkan kapitalisasi laba oprasi bersih Rp 1200. Manajemen harus berusaha agar nilai perusahaan semaksimum mungkin, artinya ia harus mampu memperoleh laba operasi sebesar-besarnya dengan modal yang digunakan sekecil mungkin. 7. Perkembangan Peranan Manajemen Keuangan Manajemen keuangan memiliki peran dalam kehidupan perusahaan ditentukan oleh perkembangan ekonomi kapitalisme. Pada awal lahirnya kapitalisme sebagai system ekonomi pada abad 18, manajemen keuangan hanya membahas topic rugi-laba. Selanjutnya berturut-turut ia memiliki peranan antara lain sebagai berikut : 1. Tahun 1900 awal : Penerbit surat berharga

2. Tahun 1930 1940 : kebangkrutan, reorganisasi 3. Tahun 1940 1950 : anggaran & internal audit 4. Tahun 1950 1970 : eksternal perusahaan 5. Tahun 1970 1980 : inflasi 6. Tahun 1980 1990 : krisis ekonomi keuangan 7. Tahun 1990 sekarang : globalisasi Perkembangan manajemen keuangan sangat dipengaruhi oleh berbagai factor antara lain kebijakan moneter, kebijakan pajak, kondisi ekonomi, kondisi social, dan kondisi politik. Kebijakan moneter berhubungan dengan tingkat suku bunga dan inflasi. Khususnya inflasi mempunyai dampak langsung terhadap manajemen keuangan antara lain masalah : 1. Masalah akuntasi 2. Kesulitan perencanan 3. Permintaan terhadap modal 4. Suku bunga 5. Harga obligasi menurun Kondisi ekonomi juga mempunyai dampak lansung terhadap manajemen keuangan antar alin masalah : 1. Persaingan internasional 2. Keuangan internasional 3. Kurs pertukaran yang berfluktuasi 4. Marger, pengambilalihan, dan restrukturisasi 5. Inovasi keuangan dan reka