global warming

12
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semenjak manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang, manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya yang telah kita kenal dengan berbagai jaman seperti jaman meolitikum, neolitikum. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang. Selama perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Dengan orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia pula. Dan pada saatnya, perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian. Dengan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak baik positif maupun negatif. Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia serta manusia dan kehidupannya. 1.2 Permasalahan Dimulai dari jaman revolusi industri, konsentrasi gas karbon dioksida di atmosfer telah meningkat hampir sebesar 30%, konsentrasi gas metan meningkat hampir dua kali lipat, dan konsentrasi NO 2 berkurang sekitar 15%. Peningkatan gas-gas ini menyebabkan kemampuan atmosfer untuk menahan panas menjadi lebih besar. Sulfat aerosol, yaitu polutan udara yang umum ditemui, mendinginkan atmosfer dengan merefleksikan kembali radiasi cahaya dari matahari ke luar angkasa. Tetapi senyawa sulfat ini mempunyai siklus umur yang pendek di atmosfer. Mengapa konsentrasi gas efek rumah kaca dapat meningkat? Para ilmuwan berasumsi bahwa pembakaran dari bahan bakar fosil dan beberapa aktifitas manusia yang memicu dan menjadi penyebab utama meningkatnya konsentrasi karbon dioksida di atmosfer. Respirasi dari tanaman dan proses dekomposisi bahan organic melepaskan karbon diokasida sepuluh kali lebih banyak dari yang mampu dihasilkan oleh aktifitas manusia, 1

Upload: deanalova-artan

Post on 22-Dec-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

qwerrtyegdgcjg

TRANSCRIPT

Page 1: Global Warming

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSemenjak manusia pada jaman purbakala sampai dengan jaman sekarang,

manusia telah mengalami perkembangan dalam setiap periode waktu yang dilewatinya yang telah kita kenal dengan berbagai jaman seperti jaman meolitikum, neolitikum. Peradaban manusia telah mengalami kemajuan sampai sekarang. Selama perkembangan itu, manusia menjalani kehidupan bergantung pada pertanian dan agrikultur. Dengan orientasi kehidupan tersebut, manusia selalu berusaha menjaga dan melestarikan lingkungannya dengan sebaik-baiknya yang bertujuan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia pula.

Dan pada saatnya, perkembangan manusia telah mengalami jaman revolusi industri yang menggantungkan kehidupan manusia pada bidang perindustrian. Dengan orientasi hidup tersebut, dunia agrikultur pun mengalami kemunduran perlahan-lahan. Nilai-nilai kehidupan manusia pun mengalami perubahan, terutama dalam interaksi manusia dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan yang terjadi ini menghasilkan dampak baik positif maupun negatif.

Salah satu dampak revolusi industri yang telah terjadi dan masih terus berlanjut pada masa sekarang dalam kehidupan dan peradaban manusia adalah dampaknya bagi lingkungan yang ada di sekitar manusia itu sendiri. Ekspansi usaha yang dilakukan oleh para pelaku industri seperti pembangunan pabrik-pabrik dan pembuatan produksi dengan kapasitas besar dengan mengesampingkan perhatian terhadap dampaknya bagi lingkungan secara perlahan namun pasti telah mengakibatkan kelalaian yang pada akhirnya akan merugikan lingkungan tempat tinggal manusia serta manusia dan kehidupannya.

1.2 PermasalahanDimulai dari jaman revolusi industri, konsentrasi gas karbon dioksida di

atmosfer telah meningkat hampir sebesar 30%, konsentrasi gas metan meningkat hampir dua kali lipat, dan konsentrasi NO2 berkurang sekitar 15%. Peningkatan gas-gas ini menyebabkan kemampuan atmosfer untuk menahan panas menjadi lebih besar. Sulfat aerosol, yaitu polutan udara yang umum ditemui, mendinginkan atmosfer dengan merefleksikan kembali radiasi cahaya dari matahari ke luar angkasa. Tetapi senyawa sulfat ini mempunyai siklus umur yang pendek di atmosfer.

Mengapa konsentrasi gas efek rumah kaca dapat meningkat? Para ilmuwan berasumsi bahwa pembakaran dari bahan bakar fosil dan beberapa aktifitas manusia yang memicu dan menjadi penyebab utama meningkatnya konsentrasi karbon dioksida di atmosfer. Respirasi dari tanaman dan proses dekomposisi bahan organic melepaskan karbon diokasida sepuluh kali lebih banyak dari yang mampu dihasilkan oleh aktifitas manusia, tetapi selama berabad-abad pelepasan karbon diokasida ini diimbangi dengan penyerapan karbon dioksida oleh vegetasi terestial dan laut.

1.3 TujuanTujuan secara umum adalah untuk mengetahui sejauh manakah pemanasan

Global ini telah terjadi? dan penyebab pastinya apa? Semua ini masih merupakan tanda Tanya bagi manusia. Karena sampai sekarang manusia belum mendapatkan penyebab pasti dari pemanasan Global ini dan manusia juga mau mencari kebenaran mengenai efek dari pemanasan Global yang akan dialami oleh manusia sendiri, makhluk hidup maupun lingkungan di sekitarnya.

BAB II1

Page 2: Global Warming

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Global WarmingGlobal Warming atau Pemanasan Global adalah adanya proses peningkatan

suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 + 0.18oC (1.33 + 0.32oF) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, “seaian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia” melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukaakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.

Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 oC (2.0 hingga 11.5 oF) antara tahun 1990 dan 2100. Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan scenario-scenario berbeda mengenai gas-gas rumah kaca di masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari 1000 tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil. Ini mencerminkan besarnya kapasitas panas dari lautan.

Beberapa hal-hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi di masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah lain. Hingga saat ini masih terjadinya perdebatan politik dan public di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurahan emisi gas-gas rumah kaca.

2.2 Penyebab Terjadinya Global WarmingAdapun penyebab-penyebab terjadinya global warming atau pemanasan global

adalah :1. Efek Rumah Kaca

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari Matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba di permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca, antara lain uap air, karbon dioksida, dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga megakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat.

Gas-gas tersebut berfungsi seagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan demikian meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya. Efek rumah kaca ini sangat dibutuhkan oleh segala makhluk hidup yang ada di bumi, karena tanpanya, planet ini akan menjadi sangat

2

Page 3: Global Warming

dingin. Dengan temperature rata-rata sebesar 15oC, bumi sebenarnya telah lebih panas 33oC dari temperaturnya semula, jika tidak ada efek rumah kaca suhu bumi hanya -18oC sehingga es akan menutupi seluruh permukaan Bumi. Akan tetapi sebaliknya, apabila gas-gas tersebut telah berlebihan di atmosfer, akan mengakibatkan pemanasan global.

2. Efek Umpan BalikPenyebab pemanasan global juga dipengaruhi oleh berbagai proses umpan

balik yang dihasilkannya. Sebagai contoh adalah pada penguapan air. Pada kasus pemanasan akibat bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO2, pemanasan pada awalnya akan menyebabkan lebih banyaknya air yang menguap ke atmosfer. Karena uap air sendiri merupakan gas rumah kaca, pemanasan akan terus berlanjut dan menambah jumlah uap air di udara sampai tercapainya suatu kesetimbangan konsentrasi uap air. Efek rumah kaca yang dihasilkannya lebih besar bila dibandingkan oleh akibat gas CO2 sendiri. Umpan balik ini hanya berdampak secara perlahan-lahan karena CO2 memiliki usia yang panjang di atmosfer.

Umpan balik penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya (albedo) oleh es. Ketika temperatur global meningkat, es yang berada di dekat kutub mencair dengan kecepatan yang terus meningkat. Bersamaan dengan melelehnya es tersebut, daratan atau air dibawahnya akan terbuka. Baik daratan maupun air memiliki kemampuan memantulkan cahaya lebih sedikit bila dibandingkan dengan es, dan akibatnya akan menyerap lebih banyak radiasi Matahari. Hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan lebih banyak lagi es yang mencair, menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

3. Variasi MatahariAda beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa kontribusi Matahari

mungkin telah diabaikan dalam pemanasan global. Dua ilmuan dari Duke University mengestimasikan bahwa Matahari mungkin telah berkontribusi terhadap 45-50% peningkatan temperatur rata-rata global selama periode 1900-2000, dan sekitar 25-35% antara tahun 1980 dan 2000. Stott dan rekannya mengemukakan bahwa model iklim yang dijadikan pedoman saat ini membuat estimasi berlebihan terhadap efek gas-gas rumah kaca dibandingkan dengan pengaruh Matahari; mereka juga mengemukakan bahwa efek pendinginan dari debu vulkanik dan aerosol sulfat juga telah dipandang remeh. Walaupun demikian, mereka menyimpulkan bahwa bahkan dengan meningkatkan sensitivitas iklim terhadap pengaruh Matahari sekalipun, sebagian besar pemanasan yang terjadi pada dekade-dekade terakhir ini disebabkan oleh gas-gas rumah kaca.

Pada tahun 2006, sebuah tim ilmuan dari Amerika Serikat, Jerman dan Swiss menyatakan bahwa mereka tidak menemukan adanya peningkatan tingkat “keterangan” dari Matahari pada seribu tahun terakhir ini. Siklus Matahari hanya memberi peningkatan kecil sekitar 0,07% dalam tingkat “keterangannya” selama 30 tahun terakhir. Efek ini terlalu kecil untuk berkontribusi terhadap pemansan global. Sebuah penelitian oleh Lockwood dan Fröhlich menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pemanasan global dengan variasi Matahari sejak tahun 1985, baik melalui variasi dari output Matahari maupun variasi dalam sinar kosmis.

4. Peternakan (Konsumsi Daging)Menurut Laporan PBB tentang peternakan dan lingkungan yang diterbitkan

pada tahun 2006 mengungkapkan bahwa, “industri peternakan adalah penghasil emisi gas rumah kaca yang terbesar (18%), jumlah ini lebih banyak dari gabungan emisi gas rumah kaca seluruh transportasi di seluruh dunia (13%)”. Hampir seperlima (20%) dari emisi karbon berasal dari peternakan. Jumlah ini melampaui jumlah emisi gabungan yang berasal dari semua kendaraan di dunia! Sektor peternakan telah

3

Page 4: Global Warming

menyumbang 9% karbon dioksida, 37% gas metana (mempunyai efek pemanasan 72 kali lebih kuat dari CO2 dalam jangka 20 tahun, dan 23 kali dalam jangka 100 tahun), serta 65% dinitrogen oksida (mempunyai efek pemanasan 296 kali lebih lebih kuat dari CO2). Peternakan juga menimbulkan 64% amonia yang dihasilkan karena campur tangan manusia sehingga mengakibatkan hujan asam.

Peternakan juga telah menjadi penyebab utama dari kerusakan tanah dan polusi air. Saat ini peternakan menggunakan 30% dari permukaan tanah di Bumi, dan bahkan lebih banyak lahan serta air yang digunakan untuk menanam makanan ternak.

Menurut laporan Bapak Steinfeld, pengarang senior dari Organisasi Pangan dan Pertanian, Dampak Buruk yang Lama dari Peternakan – Isu dan Pilihan Lingkungan (Livestock’s Long Shadow-Environmental Issues and Options), peternakan adalah “penggerak utama dari penebangan hutan …. kira-kira 70 persen dari bekas hutan di Amazon telah dialih-fungsikan menjadi ladang ternak”

Selain itu, ladang pakan ternak telah menurunkan mutu tanah. Kira-kira 20% dari padang rumput turun mutunya karena pemeliharaan ternak yang berlebihan, pemadatan, dan erosi. Peternakan juga bertanggung jawab atas konsumsi dan polusi air yang sangat banyak. Di Amerika Serikat sendiri, trilyunan galon air irigasi digunakan untuk menanam pakan ternak setiap tahunnya. Sekitar 85% dari sumber air bersih di Amerika Serikat digunakan untuk itu. Ternak juga menimbulkan limbah biologi berlebihan bagi ekosistem.

Selain kerusakan terhadap lingkungan dan ekosistem, tidak sulit untuk menghitung bahwa industri ternak sama sekali tidak hemat energi. Industri ternak memerlukan energi yang berlimpah untuk mengubah ternak menjadi daging di atas meja makan orang. Untuk memproduksi 1 kg daging, telah menghasilkan emisi karbon dioksida sebanyak 36,4 kilo. Sedangkan untuk memproduksi satu kalori protein, kita hanya memerlukan dua kalori bahan bakar fosil untuk menghasilkan kacang kedelai, tiga kalori untuk jagung dan gandum, akan tetapi memerlukan 54 kalori energi minyak tanah untuk protein daging sapi! Itu berarti kita telah memboroskan bahan bakar fosil 27 kali lebih banyak hanya untuk membuat hamburger daripada konsumsi yang diperlukan untuk membuat hamburger dari kacang kedelai!

Dengan menggabungkan biaya energi, konsumsi air, penggunaan lahan, polusi lingkungan, kerusakan ekosistem, tidaklah mengherankan jika satu orang berdiet daging dapat memberi makan 15 orang berdiet tumbuh-tumbuhan atau lebih.Marilah sekarang kita membahas apa saja yang menjadi sumber gas rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global.

Sektor peternakan yang menyumbang emisi gas rumah kaca. Berikut garis besarnya menurut FAO:1. Emisi karbon dari pembuatan pakan ternak

Penggunaan bahan bakar fosil dalam pembuatan pupuk menyumbang 41 juta ton CO2 setiap tahunnya.

Penggunaan bahan bakar fosil di peternakan menyumbang 90 juta ton CO2 per tahunnya (misal diesel atau LPG).

Alih fungsi lahan yang digunakan untuk peternakan menyumbang 2,4 milyar ton CO2 per tahunnya, termasuk di sini lahan yang diubah untuk merumput ternak, lahan yang diubah untuk menanam kacang kedelai sebagai makanan ternak, atau pembukaan hutan untuk lahan peternakan

Karbon yang terlepas dari pengolahan tanah pertanian untuk pakan ternak (misal jagung, gandum, atau kacang kedelai) dapat mencapai 28 juta CO2 per tahunnya. Perlu Anda ketahui, setidaknya 80% panen kacang kedelai dan 50% panen jagung di dunia digunakan sebagai makanan ternak.

Karbon yang terlepas dari padang rumput karena terkikis menjadi gurun menyumbang 100 juta ton CO2 per tahunnya.

4

Page 5: Global Warming

2. Emisi karbon dari sistem pencernaan hewan Metana yang dilepaskan dalam proses pencernaan hewan dapat mencapai 86

juta ton per tahunnya. Metana yang terlepas dari pupuk kotoran hewan dapat mencapai 18 juta ton per

tahunnya.3. Emisi C dari pengolahan dan pengangkutan daging hewan ternak ke konsumen

Emisi CO2 dari pengelolaan daging dapat mencapai puluhan juta ton per tahun. Emisi CO2 dari pengangkutan produk hewan ternak dapat mencapai lebih dari

0.8juta ton per tahun.

2.3 Dampak Global Warming1. Iklim Mulai Tidak Stabil

Para ilmuan memperkirakan bahwa selama pemanasan global, daerah bagian Utara dari belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere) akan memanas lebih dari daerah-daerah lain di Bumi. Akibatnya, gunung-gunung es akan mencair dan daratan akan mengecil. Akan lebih sedikit es yang terapung di perairan Utara tersebut. Daerah-daerah yang sebelumnya mengalami salju ringan, mungkin tidak akan mengalaminya lagi. Pada pegunungan di daerah subtropis, bagian yang ditutupi salju akan semakin sedikit serta akan lebih cepat mencair. Musim tanam akan lebih panjang di beberapa area. Temperatur pada musim dingin dan malam hari akan cenderung untuk meningkat.

Daerah hangat akan menjadi lebih lembab karena lebih banyak air yang menguap dari lautan. Para ilmuan belum begitu yakin apakah kelembaban tersebut malah akan meningkatkan atau menurunkan pemanasan yang lebih jauh lagi. Hal ini disebabkan karena uap air merupakan gas rumah kaca, sehingga keberadaannya akan meningkatkan efek insulasi pada atmosfer. Akan tetapi, uap air yang lebih banyak juga akan membentuk awan yang lebih banyak, sehingga akan memantulkan cahaya matahari kembali ke angkasa luar, di mana hal ini akan menurunkan proses pemanasan (lihat siklus air). Kelembaban yang tinggi akan meningkatkan curah hujan, secara rata-rata, sekitar 1 persen untuk setiap derajat Fahrenheit pemanasan. (Curah hujan di seluruh dunia telah meningkat sebesar 1 persen dalam seratus tahun terakhir ini). Badai akan menjadi lebih sering. Selain itu, air akan lebih cepat menguap dari tanah. Akibatnya beberapa daerah akan menjadi lebih kering dari sebelumnya. Angin akan bertiup lebih kencang dan mungkin dengan pola yang berbeda. Topan badai (hurricane) yang memperoleh kekuatannya dari penguapan air, akan menjadi lebih besar. Berlawanan dengan pemanasan yang terjadi, beberapa periode yang sangat dingin mungkin akan terjadi. Pola cuaca menjadi tidak terprediksi dan lebih ekstrim.

2. Peningkatan Permukaan LautKetika atmosfer menghangat, lapisan permukaan lautan juga akan menghangat,

sehingga volumenya akan membesar dan menaikkan tinggi permukaan laut. Pemanasan juga akan mencairkan banyak es di kutub, terutama sekitar Greenland, yang lebih memperbanyak volume air di laut. Tinggi muka laut di seluruh dunia telah meningkat 10 – 25 cm (4 – 10 inchi) selama abad ke-20, dan para ilmuan IPCC memprediksi peningkatan lebih lanjut 9 – 88 cm (4 – 35 inchi) pada abad ke-21.

Perubahan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi kehidupan di daerah pantai. Kenaikan 100 cm (40 inchi) akan menenggelamkan 6 persen daerah Belanda, 17,5 persen daerah Bangladesh, dan banyak pulau-pulau. Erosi dari tebing, pantai, dan bukit pasir akan meningkat. Ketika tinggi lautan mencapai muara sungai, banjir akibat air pasang akan meningkat di daratan. Negara-negara kaya akan menghabiskan dana yang sangat besar untuk melindungi daerah pantainya, sedangkan negara-negara miskin mungkin hanya dapat melakukan evakuasi dari daerah pantai.

Bahkan sedikit kenaikan tinggi muka laut akan sangat mempengaruhi

5

Page 6: Global Warming

ekosistem pantai. Kenaikan 50 cm (20 inchi) akan menenggelamkan separuh dari rawa-rawa pantai di Amerika Serikat. Rawa-rawa baru juga akan terbentuk, tetapi tidak di area perkotaan dan daerah yang sudah dibangun. Kenaikan muka laut ini akan menutupi sebagian besar dari Florida Everglades.

3. Suhu Global Cenderung MeningkatOrang mungkin beranggapan bahwa Bumi yang hangat akan menghasilkan

lebih banyak makanan dari sebelumnya, tetapi hal ini sebenarnya tidak sama di beberapa tempat. Bagian Selatan Kanada, sebagai contoh, mungkin akan mendapat keuntungan dari lebih tingginya curah hujan dan lebih lamanya masa tanam. Di lain pihak, lahan pertanian tropis semi kering di beberapa bagian Afrika mungkin tidak dapat tumbuh. Daerah pertanian gurun yang menggunakan air irigasi dari gunung-gunung yang jauh dapat menderita jika snowpack (kumpulan salju) musim dingin, yang berfungsi sebagai reservoir alami, akan mencair sebelum puncak bulan-bulan masa tanam. Tanaman pangan dan hutan dapat mengalami serangan serangga dan penyakit yang lebih hebat.

4. Gangguan EkologisHewan dan tumbuhan menjadi makhluk hidup yang sulit menghindar dari efek

pemanasan ini karena sebagian besar lahan telah dikuasai manusia. Dalam pemanasan global, hewan cenderung untuk bermigrasi ke arah kutub atau ke atas pegunungan. Tumbuhan akan mengubah arah pertumbuhannya, mencari daerah baru karena habitat lamanya menjadi terlalu hangat. Akan tetapi, pembangunan manusia akan menghalangi perpindahan ini. Spesies-spesies yang bermigrasi ke utara atau selatan yang terhalangi oleh kota-kota atau lahan-lahan pertanian mungkin akan mati. Beberapa tipe spesies yang tidak mampu secara cepat berpindah menuju kutub mungkin juga akan musnah.

2.4 Langkah-Langkah dalam Mencegah Percepatan Global WarmingBanyak hal yang dapat kita lakukan untuk mencegah terjadinya pemanasan global,

mungkin kata mencegah sudah terlambat karena itu sudah terjadi. Tapi setidaknya kita dapat mengurangi hal-hal yang dapat mengakibatkannya.

Melakukan reboisasi pada hutan gundul ataupun di sekitar rumah kita. Mengurangi adanya kendaraan bermotor dan hal-hal yang menyebabkan polusi

udara. Menjaga kebersihan lingkungan, seperti membuang sampah pada tempatnya. Mengurangi pemakaian alat kosmetik yang mengandung bahan kimia yang

berbahaya. Menjadikan Bahan Makanan sebagai Bahan Bakar. Dengan bahasa gampangnya

konversi bahan bakar dengan biofuel. Get Blueprints For a Green House. Jadi ada aturan buat green house yang benar

itu gimana sehingga fungsi-fungsi lingkungan bisa tetap terjaga. Change Your Lightbulbs hal ini menyebabkan perpendaran cahaya yang

memungkinkan pemborosan terhadap energi listrik yang digunakan. Gunakan Lampu yang lebih ramah lingkungan untuk penerangan jalan, tempat-

tempat umum, bahkan sampai ke rumah-rumah, misalnya menggunakan lampu LED.

Memberlakukan pajak untuk pengeluaran Karbon. Skenario yang dapat dilakukan diantaranya adalah membatasi emisi gas karbon yang dikeluarkan oleh setiap industri. Jika sebuah Industri mengeluarkan gas karbon kurang dari standar yang ditetapkan maka industri tersebut dapat menjual sisa karbon yang menjadi haknya. Sedangkan jika Industri yang mengeluarkan gas karbon melebihi batas yang ditentukan maka industri tersebut harus membayar ke pasar berapa kelebihan gas karbon yang dikeluarkan ke pasar. Hal ini akan memicu persaingan untuk menekan emisi karbon ke udara.

6

Page 7: Global Warming

Hilangkan Rumah Besar. Dapat diusahakan untuk membangun rumah dengan ukuran yang lebih kecil. Karena rumah yang besar akan memerlukan asupan energi yang lebih banyak untuk mendinginkan atau menghangatkan ruangan.

Adapula tips langkah-langkah berhemat sekaligus mencegah percepatan global warming adalah sebagai berikut :1. Terus Mencari Bahan Bakar Terbaru

Contohlah warga Kampung Karang Tengah di Lereng Gunung Salamet, Banyumas, tak pernah mengeluh ketika PLN tidak pernah berniat memasang listrik di kampong mereka. Wargapun “mengamuk” dengan merakit sendiri sebuah kincir air yang mampu mengalirkan listrik bagi 50 rumah di sana sejak 14 tahun lalu. Warga Krapyak IX di Yogyakarta nekat memanfaatkan limbah tahu untuk digunakan memanaskan kompor mereka. Mereka juga menanam jarak untuk mengganti minyak tanah dan memasang kincir air sebagai pengganti PLN yang tak pernah hadir. 2. Mengurangi konsumsi energi

PLN mengeluh bahwa kapasitas mereka tidak lagi mampu mencukupi kebutuhan kita, hmm pasti ada cara. Mengganti bola lampu biasa dan neon biasa dengan lampu CFL (compact fluorescent lightbulb) dapat mengurangi tagihan listrik bulanan. Lampu CFL 7 watt terangnya setara bola lampu 40 watt, artinya kita hanya mengkonsumsi listrik seperlima dari biasanya. Menutup pintu ketika AC dinyalakan juga dapat mengurangi konsumsi listrik dari setelan AC anda. Konsumsi listrik yang makin hemat artinya kita tidak memberi alasan pada PLN untuk melakukan pemadaman bergilir.3. Mintalah pemerintah mengganti lampu kota dengan lampu LED

Sebuah kota di Amerika mencoba mengganti semua lampu di garasi dari bolam biasa menjadi lampu LED, apa hasilnya? sekarang semua lampu dikota itu diganti dengan lampu LED. Lampu ini menghemat energi listrik antara 40 – 70 %, jauh lebih terang dan memiliki umur 5 kali lebih lama daripada bola biasa. Ingatkan pemerintah, uang mereka dari pajak rakyat jadi mintalah mereka berhemat dalam memakai listrik 4. Gunakan mobil pribadi seperlunya

Bus itu panas, bau, sesak dan tidak punya jadwal, toh jauh lebih banyak orang indonesia yang memanfaatkan transportasi publik dibanding mobil pribadi, kita ingin merakyat bukan? Selain bus, ada sepeda, ada kereta dan tentu saja kaki. Tanyakan hal ini pada dokter manapun, “Benarkah jalan kaki dan bersepeda bisa membantu kesehatan badan dan juga anggaran?” saya jamin mereka setuju. Mintalah wakil rakyat dan pemerintah membuat proyek untuk memperbaiki trotoar supaya jalan kaki itu nyaman, dan membuat jalur khusus sepeda supaya aman. Dengan mengurangi penggunaan mobil pribadi kita bisa menabung, membantu mengurangi polusi. 5. Bayarlah tagihan Anda secara online dari rumah atau ATM terdekat

Keamanan sistem perbankan online nasional mungkin belum sempurna dan untuk sementara kita masih takut memanfaatkannya secara optimal. Namun secara logika, melakukan pembayaran bermacam tagihan (kartu kredit, tiket pesawat/kereta, telpon, PDAM, PLN, pajak dll) melalui internet dapat menghemat penggunaan jutaan lembar kertas, jutaan liter bahan bakar untuk kendaraan yang mengantar kita menuju loket pembayaran, serta bahan bakar untuk kendaraan yang mengantarkan formulir tagihan dari kantor cabang ke kantor pusat.6. Periksalah sebelum membeli

Pada beberapa peralatan elektronik, anda mulai sering menemukan stiker berlogo bintang hijau dan tulisan “Energy Star Appliances“, logo ini memiliki makna peralatan tersebut telah lulus sertifikasi hemat energi. Alat ini lebih sedikit “memakan” listrik. Pilihlah peralatan ini jika anda sedang memilih alternatif diantara dua alat. Sebuah penelitian menyebutkan peralatan yang lulus uji konsumsi energi akan menghemat tagihan listrik sampai sepertiganya. 7. Kurangi makan steak daging

7

Page 8: Global Warming

Makan daging membuat kita makin miskin harta, kaya kolesterol juga bikin gerah.8. Rajinlah belanja di pasar terdekat.

Selain kita akan lebih sering berinteraksi langsung dengan masyarakat sekitar kita, berbelanja dipasar lokal juga akan lebih bermanfaat untuk para petani dan pedagang disekitar kita. Selain lebih murah juga lebih menyenangkan, mengurangi jatah servis kendaraan bermotor dan mengurangi anggaran BBM. Satu lagi hadiahnya, kita juga akan mengurangi kemacetan di jalan dan mengurangi “nafsu” para pejabat yang ingin mendirikan puluhan mal disebuah kota kecil.9. Jangan biarkan peralatan elektronik dalam keadaan standby

Hampir semua peralatan elektronik kita memiliki mode standby, dan kita akan membiarkan TV, komputer, PS, sound system kita dalam keadaan standby semalaman. Tahukah Anda bahwa mode standby ini memiliki banyak resiko? Pertama, resiko kebakaran. Kedua adalah saat dalam posisi standby diam-diam peralatan ini akan tetap mengkonsumsi listrik. Sebuah TV mengkonsumsi listrik sebanyak 11 watt (tipikal) selama standby. Sebuah penelitian di Amerika menyatakan, total energi listrik yang dihasilkan semua peralatan elektronik dalam posisi standby di Amerika selama tahun 2005 adalah 64 Juta Watt/Jam. Penulis yakin jika semua rumah tangga di Indonesia mencabut colokan TV dan sistem audio saat mereka tidur, lagi-lagi PLN akan kehabisan alasan untuk melakukan pemadaman bergilir.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanBerdasarkan dari apa yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut :

a) Pemanasan Global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi.

b) Penyebab-penyebab terjadinya global warming atau pemanasan global adalah : Efek Rumah Kaca Efek Umpan Balik Variasi Matahari Peternakan (Konsumsi Daging)

c) Dampak-dampak terjadinya pemanasan global adalah : Iklim Mulai Tidak Stabil Peningkatan Permukaan Laut Suhu Global Cenderung Meningkat Gangguan Ekologis

Perubahan cuaca dan lautan Pergeseran ekosistem

8

Page 9: Global Warming

d) Langkah-langkah dalam Mencegah Percepatan Global Warming Melakukan reboisasi pada hutan gundul ataupun di sekitar rumah kita. Mengurangi adanya kendaraan bermotor dan hal-hal yang menyebabkan

polusi udara. Menjaga kebersihan lingkungan, seperti membuang sampah pada

tempatnya. Mengurangi pemakaian alat kosmetik yang mengandung bahan kimia yang

berbahaya. Menjadikan Bahan Makanan sebagai Bahan Bakar. Get Blueprints For a Green House. Gunakan Lampu yang lebih ramah lingkungan untuk penerangan jalan,

tempat-tempat umum, bahkan sampai ke rumah-rumah. Memberlakukan pajak untuk pengeluaran Karbon. Hilangkan Rumah Besar. Terus Mencari Bahan Bakar Terbaru. Mengurangi konsumsi energy. Mintalah pemerintah mengganti lampu kota dengan lampu LED. Gunakan mobil pribadi seperlunya. Bayarlah tagihan Anda secara online dari rumah atau ATM terdekat. Periksalah sebelum membeli. Kurangi makan steak daging. Rajinlah belanja di pasar terdekat. Jangan biarkan peralatan elektronik dalam keadaan standby.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.sobatbaru.blogspot.comhttp://www.mcarmand.co.cchttp://www.wikimu.com/news/DisplayNewes.aspx?id=4968http://www.buletinlitbang.dephan.go.idhttp://www.vagamec.blog.comhttp://bappenda.makassar.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=99&Itemid=67http://pilonsloemoet.blogspot.com/2008/01/cara-mencegah-global-warming_07.htmlhttp://www.time.com/time/specials/2007/environment/article/http://kata-kata.com/2008/09/12/tips-langkah-berhemat-sekaligus-mencegah-global-warming-1/http://id.wikipedia.org/wiki/Pemanasan_globalhttp://yudhim.blogspot.com/2009/02/contoh-karya-tulis-global-warming.html

9