global warming · bih hijau sehingga dapat terhindar dari kesan ger-sang dan panas,” tutup-nya....

1
layouter: alam JUMAT 31 MEI 2019 12 Surabaya, 31 Mei 2019 PT Pertamina (Persero) Mar- keting Operation Region (MOR) V, Jatimbalinus se- bagai salah satu wilayah operasi Pertamina di Jawa Timur yang bergerak dalam bidang energi terus me- ngembangkan program ber- kelanjutan yang dikemas dalam program Corporate Social Responsibility (CSR) kepada masyarakat sekitar area operasinya. Sebut saja Jambangan, salah satu lokasi dari pro- gram CSR Pertamina, pro- gram yang digalakkan di daerah tersebut ialah Gera- kan Balik Kanan atau yang disebut dengan GeBlak. Dicanangkan pertama kali pada akhir tahun 2018 ber- kolaborasi dengan Anna Fajriyatin selaku Camat dari Jambangan serta Jasa Tirta, tercetuslah program yang mengubah pola hidup mas- yarakat Jambangan itu sen- diri sampai dengan se- karang. Program yang memba- ngun kesadaran bagi mas- yarakat untuk peduli terha- dap lingkungan, terutama masyarakat yang dekat de- ngan daerah sungai Brantas ini mengubah paradigma masyarakat dengan menja- dikan setiap bagian depan rumah mereka menghadap ke sungai, tidak lagi mem- belakangi sungai, hal ini di- lakukan supaya masyarakat tidak lagi membuang sam- pah dibelakang rumahnya dan mengotori sungai dan ekosistem di dalamnya. Selain itu, program GeBlak ini telah menghasilkan mul- tiplier effect yang lain, yaitu pembuatan jalur akses, pe- ngelolaan bank sampah, program keanekaragaman hayati di area bantaran su- ngai, serta mengembangkan ekonomi kemasyarakatan dengan membentuk Usaha Kecil Menengah yang me- rupakan pengembangan dari program CSR Pertamina Pertamina Terus Kembangkan Surabaya Melalui Program CSR Berkelanjutan Direktur megaproyek pengolahan dan petrokimia PT Pertamina (persero) Ignatius Tallulembang (kiri) saat melihat produk UKM di Jambangan Surabaya. TBBM Surabaya Group se- belumnya, yaitu Kampung Pejabat (Pusat Ekonomi Jam- bangan Hebat) yang sudah berjalan beberapa tahun terakhir. Berbagai apresiasi sudah datang dari banyak pihak, seperti Sekertaris Jenderal ASEAN, Dato Lim Jock Choi yang berkesempatan mengun- jungi program CSR Pertamina MOR V ini pada hari Jum’at (3/5) lalu. Mengatakan keka- gumannya pada perubahan yang terjadi pada daerah ping- giran sungai tersebut. Terka- gum melihat perubahan wila- yah yang kumuh menjadi ber- sih, ia berharap perkemba- ngan ini dapat ditingkatkan jauh lebih baik lagi dengan membentuk Kampung Wisata Air kedepannya. Untuk lebih mengembangkan potensi masyarakat di Kam- pung Pejabat, Pertamina mem- berikan bantuan Sarana Pe- ngembangan Ecoriparian Kam- pung Pejabat dan bantuan Program Keanekaragaman Hayati Pejabat. Bantuan sa- rana pengembangan dianta- ranya berupa perlengkapan untuk UKM, pencacah sampah, dan taman edukasi pengelo- laan sampah. Sedangkan ban- tuan Program Keanekaraga- man Hayati antara lain adalah sarana vertical garden, bibit burung beserta sarana peme- liharaannya, serta bibit tana- man produktif. Kedepan, program GeBlak yang dicanangkan akan di- kembangkan sedemikian rupa agar dapat menjadi program yang sustainable sesuai visi CSR dari Pertamina, yaitu me- nuju kehidupan yang lebih baik dimana tugasnya yaitu me- laksanakan komitmen korpo- rat atas Tanggung Jawab So- sial dan Lingkungan yang akan memberikan nilai tambah ke- pada semua pemangku ke- pentingan untuk sebuah pem- bangunan masyarakat yang berkelanjutan. Hal ini juga sejalan dengan visi dari Kota Surabaya yang akan memasuki usia ke-726, yaitu “Surabaya Kota Sentosa yang Berkarakter dan Berdaya Saing Global Berbasis Eko- logi”, dimana salah satu cara untuk mencapai visi terse- but ialah memantapkan sa- rana dan prasarana ling- kungan dan pemukiman yang ramah lingkungan ser- ta memantapkan daya sa- ing usaha-usaha ekonomi lokal, inovasi produk dan ja- sa, serta pengembangan usaha kreatif. “Program GeBlak diha- rapkan dapat saling mem- beri manfaat antara mas- yarakat dengan lingkungan sekitarnya. Jambangan ini merupakan contoh nyata yang mengubah kekumu- han menjadi keindahan, dimana aktor penting dari perubahan itu ialah mas- yarakat Jambangan sendiri. Kedepan, Pertamina ber- harap kawasan ini dapat menjadi kawasan Ecoripa- rian yang berkembang di- tengah hiruk-pikuknya kota Surabaya dan bisa menjadi kampung wisata air yang tetap mengedepankan as- pek pengelolaan lingku- ngan dan ekonomi kemas- yarakatan”, ujar Anna da- lam penutupnya. PEMERINTAH Kota (Pemkot) Surabaya terus berusaha mengatasi banjir di musim hujan. Upaya itu telah membuahkan hasil. Buktinya, genangan air di Kota Pahlawan selalu ce- pat surut. Tak ada lagi ka- wasan permukiman yang tergenang air dalam wak- tu yang lama. Meski begitu, Pemkot Su- rabaya tidak berpuas diri. Kepala Badan Perenca- naan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Ery Cahyadi mengatakan, ta- hun 2019 ini pemkot akan membangun tujuh kawa- san tangkapan air atau bo- ezem di berbagai lokasi. Yakni Boezem Bundaran PTC di Kelurahan Prada Kali Kendal, Kecamatan Dukuh Pakis; Boezem Ko- sagra di Kelurahan Medo- akan Ayu, Kecamatan Rungkut; Boezem Sumber- rejo, Kelurahan Sumber- rejo, Kecamatan Pakal. Selanjutnya, Boezem Re- josari, Kelurahan/Keca- matan Pakal; Boezem Bandarrejo, Kelurahan Se- memi, Kecamatan Beno- wo; Boezem Waru Gunung, Kelurahan Waru Gunung, Kecamatan Karang Pi- lang; dan Mini Boezem Tambakwedi, Kelurahan Tambakwedi, Kecamatan Kenjeran. “Tujuh boezem itu ada yang proses dikerjakan dan masih rencana diker- jakan. Yang sudah proses dikerjakan seperti Boezem Bundaran PTC dan Ban- darrejo Sememi. Sedang- kan lima boezem lainnya akan menyusul,” papar Ery Cahyadi. Dengan penambahan tu- juh boezem itu, menurut dia, berarti Pemkot Sura- baya sudah membangun 72 boezem dengan luas to- tal 147,5 hektare. Volume masing-masing boezem itu berbeda-beda sesuai dengan lahan yang terse- dia. “Dari 72 boezem itu, total volume mencapai 6.164.889 meter kubik,” ungkapnya. Lokasi-lokasi yang dipi- lih untuk membangun bo- ezem itu bermacam-ma- cam. Ada lahan yang su- dah dibebaskan oleh pem- kot seperti di Bundaran PTC. Ada pula di fasum perumahan serta aset Ma- rinir. “Sekitar enam lahan yang tercatat aset Mari- nir. Karena sudah diizink- an, meskipun di lahan Ma- rinir, kita garap untuk bo- ezem,” katanya. Ery menilai masyarakat Surabaya sudah semakin sadar akan pentingnya bo- ezem untuk menampung air saat hujan deras. Tak heran, semakin banyak warga yang meminta su- paya daerahnya dibangun boezem. Padahal, dulu ba- nyak warga yang menolak pembangunan boezem ka- rena berbagai alasan. Ter- masuk alasan pembebasan tanah. “Malah sekarang ada warga yang meminta dibu- atkan jembatan dan gaze- bo di tengah-tengah boe- zem itu, agar bisa dijadi- kan tempat memancing,” imbuhnya. Ery menambahkan, pembangunan boezem-boe- zem itu dilakukan secara swakelola. Artinya, tidak dilelangkan seperti proyek biasa. Apabila dilelang akan memakan waktu panjang dan biayanya juga lumayan besar. “Jadi, te- man-teman garap sendiri. Alat beratnya pun kita bagi,” paparnya. Dengan cara ini, maka proses pengerjaan boezem itu bisa dipercepat. Ery memperkirakan proses pengerjaannya hanya membutuhkan waktu se- kitar dua sampai tiga bu- lan. “Apalagi digarap ham- pir setiap hari,” ujarnya. Selain mencegah banjir, pembangunan boezem di berbagai titik di Kota Su- rabaya untuk mengantisi- pasi terjadinya pemana- san global (global war- ming) yang sudah mulai dirasakan di belahan du- nia. Mulai dari banjir di mana-mana hingga benca- na kekeringan. Misi itulah yang biasanya selalu disampaikan oleh Wali Kota Risma ketika meres- mikan boezem di Sura- baya. “Makanya, Bu Wali sel- alu meminta supaya ka- wasan boezem dibuat le- bih hijau sehingga dapat terhindar dari kesan ger- sang dan panas,” tutup- nya. (gin/rek) Global Warming 72 Boezem untuk Cegah Tambah Lagi Kapasitas Pompa SURYANTO/RADAR SURABAYA DIKEBUT: Suasana pengerjaan boezem di kawasan Jalan Mayjend Yono Suwoyo, Surabaya, Kamis (23/5). SELAIN membangun boezem, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menambah kapasitas pom- pa air di beberapa titik un- tuk mencegah banjir. Penambahan kapasitas pompa air ini direalisasi sepanjang tahun 2019. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyebut be- berapa program pematu- san ini meliputi penamba- han pompa di Boezem Wo- norejo yang bisa menam- pung aliran air hujan di kawasan Penjaringan Sa- ri, Rungkut, Pandugo, sampai Pondok Nirwana. “Karena Sungai Wonoroejo ini jurusannya sampai sampai ke Pondok Nirwa- na,” ujar Risma beberapa waktu lalu. Selain di Wonorejo, penambahan kapasitas pompa juga dilakukan di Kalisari-Mulyosari berka- pasitas 5 meter kubik, Ka- lidami tambah 4,5 meter kubik, Morokrembangan ditambah 8 meter kubik. “Di Morokrembangan ini karena luas maka butuh kapasitas besar. Air hujan di Kedungdoro dan pusat kota muaranya ke Moro- krembangan,” katanya. Di Surabaya Utara, penambahan pompa dila- kukan di Jalan Ikan Mu- sing yang bisa meng-cover kawasan Jalan Rajawali, Jalan Pesapen, dan Perak. Pompa air di Sumberejo bisa menangani Stadion GBT dan Pakal. Sementa- ra Pompa di Petekan un- tuk menanggulangi air laut masuk sungai atau banjir rob. “Selama ini daerah Kali- sosok gak hujan tapi ban- jir karena banjir rob. Ma- ka, kami maksimalkan di Petekan nantinya,” kata- nya. Menurut Risma, proyek penambahan kapasitas pompa air ini ditarget sele- sai tahun ini tanpa proyek multiyears. (gin/rek) SURYANTO/RADAR SURABAYA CANTIK: Salah satu rumah pompa di kawasan Ngagel, Surabaya.

Upload: others

Post on 17-Nov-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Global Warming · bih hijau sehingga dapat terhindar dari kesan ger-sang dan panas,” tutup-nya. (gin/rek) Global Warming. 72 Boezem untuk Cegah . Tambah Lagi Kapasitas Pompa . SURYANTO/RADAR

layouter: alam

JUMAT31 MEI 2019 12

Surabaya, 31 Mei 2019 – PT Pertamina (Persero) Mar­ keting Operation Region (MOR) V, Jatimbalinus se­ba gai salah satu wilayah ope rasi Pertamina di Jawa Ti mur yang bergerak dalam bi dang energi terus me­ngem bangkan program ber­ke lanjutan yang dikemas da lam program Corporate So cial Responsibility (CSR) ke pada masyarakat sekitar area operasinya.

Sebut saja Jambangan, sa lah satu lokasi dari pro­g ram CSR Pertamina, pro­g ram yang digalakkan di dae rah tersebut ialah Ge ra­kan Balik Kanan atau yang di sebut dengan GeBlak. Di ca nangkan pertama kali pa da akhir tahun 2018 ber­ko la bo rasi dengan Anna Fajriyatin selaku Camat dari Jamba ngan serta Jasa Tirta, ter cetuslah program yang me ngu bah pola hidup mas­ya ra kat Jambangan itu sen­diri sampai dengan se­karang.

Program yang mem ba­ngun kesadaran bagi mas­ya rakat untuk peduli ter ha­dap lingkungan, terutama mas yarakat yang dekat de­ngan daerah sungai Brantas ini mengubah paradigma mas yarakat dengan men ja­dikan setiap bagian depan ru mah mereka menghadap ke sungai, tidak lagi mem­be lakangi sungai, hal ini di­lakukan supaya masyarakat tidak lagi membuang sam­pah dibelakang rumahnya dan mengotori sungai dan eko sistem di dalamnya.

Selain itu, program GeBlak ini telah menghasilkan mul­tiplier effect yang lain, yaitu pem buatan jalur akses, pe­ngelolaan bank sampah, pro g ram keanekaragaman ha yati di area bantaran su­ngai, serta mengembangkan ekonomi kemasyarakatan de ngan membentuk Usaha Ke cil Menengah yang me­rupakan pengembangan da ri program CSR Per ta mina

Pertamina Terus Kembangkan Surabaya Melalui Program CSR Berkelanjutan

Direktur megaproyek pengolahan dan petrokimia PT Pertamina (persero) Ignatius Tallulembang (kiri) saat melihat produk UKM di Jambangan Surabaya.

TBBM Surabaya Group se­be lumnya, yaitu Kampung Pe jabat (Pusat Ekonomi Jam­ba ngan Hebat) yang su dah ber jalan beberapa ta hun terakhir.

Berbagai apresiasi sudah datang dari banyak pihak, seperti Sekertaris Jenderal ASEAN, Dato Lim Jock Choi yang berkesempatan mengun­jungi program CSR Pertamina MOR V ini pada hari Jum’at (3/5) lalu. Mengatakan ke ka­gumannya pada perubahan yang terjadi pada daerah ping­giran sungai tersebut. Ter ka­gum melihat perubahan wi la­yah yang kumuh menjadi ber­sih, ia berharap per kem ba­ngan ini dapat ditingkatkan jauh lebih baik lagi dengan mem bentuk Kampung Wisata Air kedepannya.

Untuk lebih mengem bang kan potensi masyarakat di Kam­pung Pejabat, Pertamina mem ­berikan bantuan Sarana Pe­ngembangan Ecoriparian Kam ­pung Pejabat dan bantuan Pro gram Keanekaragaman Ha yati Pejabat. Bantuan sa­rana pengembangan dian ta­

ranya berupa perlengkapan untuk UKM, pencacah sam pah, dan taman edukasi pe nge lo­laan sampah. Sedangkan ban­tuan Program Keaneka ra ga­man Hayati antara lain ada lah sarana vertical garden, bibit burung beserta sarana pe me­liharaannya, serta bibit ta na­man produktif.

Kedepan, program GeBlak yang dicanangkan akan di­kem bangkan sedemikian rupa agar dapat menjadi program yang sustainable sesuai visi CSR dari Pertamina, yaitu me­nuju kehidupan yang lebih baik dimana tugasnya yaitu me­laksanakan komitmen kor po­rat atas Tanggung Jawab So­sial dan Lingkungan yang akan memberikan nilai tambah ke­pada semua pemangku ke­pen tingan untuk sebuah pem­ba ngunan masyarakat yang berkelanjutan.

Hal ini juga sejalan dengan visi dari Kota Surabaya yang akan memasuki usia ke­726, yaitu “Surabaya Kota Sentosa yang Berkarakter dan Berdaya Saing Global Berbasis Eko­logi”, dimana salah satu cara

untuk mencapai visi ter se­but ialah memantapkan sa­rana dan prasarana ling­kungan dan pemukiman yang ra mah lingkungan ser­ ta memantapkan daya sa­ing usaha­usaha eko nomi lo kal, inovasi produk dan ja­sa, serta pe ngem bangan usaha kreatif.

“Program GeBlak diha­rapkan dapat saling mem­beri manfaat antara mas­yarakat dengan lingkungan sekitarnya. Jambangan ini merupakan contoh nyata yang mengubah ke ku mu­han menjadi keindahan, dimana aktor penting dari perubahan itu ialah mas­yarakat Jambangan sendiri. Ke depan, Pertamina ber­harap kawasan ini dapat men jadi kawasan Eco ri pa­rian yang berkembang di­tengah hiruk­pikuknya kota Surabaya dan bisa men jadi kampung wisata air yang tetap mengedepankan as­pek pengelolaan ling ku­ngan dan ekonomi ke mas­yarakatan”, ujar Anna da­lam penutupnya.

PEMERINTAH Kota (Pemkot) Surabaya terus berusaha mengatasi banjir di musim hujan. Upaya itu telah membuahkan hasil. Buktinya, genangan air di Kota Pahlawan selalu ce-pat surut. Tak ada lagi ka-wasan permukiman yang tergenang air dalam wak-tu yang lama.

Meski begitu, Pemkot Su-rabaya tidak berpuas diri.

Kepala Badan Perenca-naan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya Ery Cahyadi mengatakan, ta-hun 2019 ini pemkot akan membangun tujuh kawa-san tangkapan air atau bo-ezem di berbagai lokasi. Yakni Boezem Bundaran PTC di Kelurahan Prada Kali Kendal, Kecamatan Dukuh Pakis; Boezem Ko-sagra di Kelurahan Medo-akan Ayu, Kecamatan Rungkut; Boezem Sumber-rejo, Kelurahan Sumber-rejo, Kecamatan Pakal.

Selanjutnya, Boezem Re-josari, Kelurahan/Keca-matan Pakal; Boezem Bandarrejo, Kelurahan Se-memi, Kecamatan Beno-wo; Boezem Waru Gunung, Kelurahan Waru Gunung, Kecamatan Karang Pi-lang; dan Mini Boezem Tambakwedi, Kelurahan Tambakwedi, Kecamatan Kenjeran.

“Tujuh boezem itu ada yang proses dikerjakan dan masih rencana diker-jakan. Yang sudah proses dikerjakan seperti Boezem Bundaran PTC dan Ban-

darrejo Sememi. Sedang-kan lima boezem lainnya akan menyusul,” papar Ery Cahyadi.

Dengan penambahan tu-juh boezem itu, menurut dia, berarti Pemkot Sura-baya sudah membangun 72 boezem dengan luas to-tal 147,5 hektare. Volume masing-masing boezem itu berbeda-beda sesuai dengan lahan yang terse-dia. “Dari 72 boezem itu, total volume mencapai 6.164.889 meter kubik,” ungkapnya.

Lokasi-lokasi yang dipi-lih untuk membangun bo-ezem itu bermacam-ma-cam. Ada lahan yang su-dah dibebaskan oleh pem-kot seperti di Bundaran PTC. Ada pula di fasum perumahan serta aset Ma-rinir. “Sekitar enam lahan yang tercatat aset Mari-nir. Karena sudah diizink-an, meskipun di lahan Ma-rinir, kita garap untuk bo-ezem,” katanya.

Ery menilai masyarakat Surabaya sudah semakin sadar akan pentingnya bo-ezem untuk menampung air saat hujan deras. Tak heran, semakin banyak warga yang meminta su-paya daerahnya dibangun boezem. Padahal, dulu ba-nyak warga yang menolak pembangunan boezem ka-rena berbagai alasan. Ter-masuk alasan pembebasan tanah.

“Malah sekarang ada warga yang meminta dibu-atkan jembatan dan gaze-

bo di tengah-tengah boe-zem itu, agar bisa dijadi-kan tempat memancing,” imbuhnya.

Ery menambahkan, pembangunan boezem-boe-zem itu dilakukan secara swakelola. Artinya, tidak dilelangkan seperti proyek biasa. Apabila dilelang akan memakan waktu panjang dan biayanya juga lumayan besar. “Jadi, te-man-teman garap sendiri. Alat beratnya pun kita bagi,” paparnya.

Dengan cara ini, maka proses pengerjaan boezem itu bisa dipercepat. Ery memperkirakan proses pengerjaannya hanya membutuhkan waktu se-kitar dua sampai tiga bu-lan. “Apalagi digarap ham-pir setiap hari,” ujarnya.

Selain mencegah banjir, pembangunan boezem di berbagai titik di Kota Su-rabaya untuk mengantisi-pasi terjadinya pemana-san global (global war-ming) yang sudah mulai dirasakan di belahan du-nia. Mulai dari banjir di mana-mana hingga benca-na kekeringan. Misi itulah yang biasanya selalu disampaikan oleh Wali Kota Risma ketika meres-mikan boezem di Sura-baya.

“Makanya, Bu Wali sel-alu meminta supaya ka-wasan boezem dibuat le-bih hijau sehingga dapat terhindar dari kesan ger-sang dan panas,” tutup-nya. (gin/rek)

Global Warming

72 Boezem untuk Cegah

Tambah Lagi Kapasitas Pompa

SURYANTO/RADAR SURABAYA

DIKEBUT: Suasana pengerjaan boezem di kawasan Jalan Mayjend Yono Suwoyo, Surabaya, Kamis (23/5).

SELAIN membangun boezem, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya terus menambah kapasitas pom-pa air di beberapa titik un-tuk mencegah banjir. Penambahan kapasitas pompa air ini direalisasi sepanjang tahun 2019.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyebut be-berapa program pematu-san ini meliputi penamba-han pompa di Boezem Wo-norejo yang bisa menam-pung aliran air hujan di kawasan Penjaringan Sa-ri, Rungkut, Pandugo, sampai Pondok Nirwana. “Karena Sungai Wonoroejo ini jurusannya sampai sampai ke Pondok Nirwa-na,” ujar Risma beberapa waktu lalu.

Selain di Wonorejo, penambahan kapasitas pompa juga dilakukan di Kalisari-Mulyosari berka-pasitas 5 meter kubik, Ka-lidami tambah 4,5 meter kubik, Morokrembangan ditambah 8 meter kubik.

“Di Morokrembangan ini karena luas maka butuh kapasitas besar. Air hujan di Kedungdoro dan pusat kota muaranya ke Moro-krembangan,” katanya.

Di Surabaya Utara, penambahan pompa dila-kukan di Jalan Ikan Mu-sing yang bisa meng-cover kawasan Jalan Rajawali, Jalan Pesapen, dan Perak. Pompa air di Sumberejo bisa menangani Stadion GBT dan Pakal. Sementa-

ra Pompa di Petekan un-tuk menanggulangi air laut masuk sungai atau banjir rob.

“Selama ini daerah Kali-sosok gak hujan tapi ban-jir karena banjir rob. Ma-ka, kami maksimalkan di Petekan nantinya,” kata-nya.

Menurut Risma, proyek penambahan kapasitas pompa air ini ditarget sele-sai tahun ini tanpa proyek multiyears. (gin/rek)

SURYANTO/RADAR SURABAYA

CANTIK: Salah satu rumah pompa di kawasan Ngagel, Surabaya.