gizi pada masa dewasa

35
GIZI PADA MASA DEWASA Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi dan Daur Kehidupan II Zahra Maharani Latrobdiba 22030113120018 Fahimah 22030113120042 Arafah Zulaikha Amini 22030113120050 Clara Rashinta Dewi 22030113120058 Ayu Karunia Putri 22030113130088 PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO

Upload: zahra-latrobdiba

Post on 11-Nov-2015

118 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

gizi daur kehidupan usia dewasa

TRANSCRIPT

GIZI PADA MASA DEWASADisusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Gizi dan Daur Kehidupan II

Zahra Maharani Latrobdiba 22030113120018Fahimah 22030113120042Arafah Zulaikha Amini22030113120050Clara Rashinta Dewi 22030113120058Ayu Karunia Putri 22030113130088

PROGRAM STUDI ILMU GIZIFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS DIPONEGORO2014

BAB IMASA DEWASA

Masa dewasa merupakan hasil dari pertumbuhan dan perkembangan sejak masa bayi hingga periode kehidupan sebelum memasuki masa dewasa. Pada masa dewasa, mental dan fisiknya telah matang. Masa dewasa dibagi menjadi beberapa segmen yaitu dewasa awal, midlife, dan old age. Masa dewasa awal terjadi pada usia 20 hingga 30 an. Karakteristik dewasa awal usia 20 an yaitu telah menyelesaikan pendidikan formal, tidak tinggal bersama orang tua, mulai bekerja dan berkarir serta membangun suatu hubungan, namun untuk segi memelihara asupan makan yang baik dan benar belum semua dewasa awal usia ini dapat melakukannya. Sedangkan dewasa awal pada usia 30 an memiliki karakteristik telah mampu mengurus keluarga, dan berpartisipasi dalam masyarakat. Kemudian midlife terjadi pada usia 40an yang dengan karakteristik tanggung jawab kepada keluarga yang semakin besar karena membesarkan anak. Pada usia ini berbagai penyakit mulai tampak. Lalu masa old age terjadi pada usia awal 60an. Masa ini ditandai dengan dimulainya masa istirahat sehingga tidak lagi aktif bekerja. Asupan makan mulai diperhatikan pada usia ini terutama pada orang yang mengalami penyakit kronis

A. Perubahan Fisiologis Masa DewasaKetika masa dewasa terjadi perubahan pada organ tubuh. Perubahan yang sering terjadi pada masa dewasa, antara lain (1)1. Berat BadanBerat badan sangat berhubungan dengan penyakit kronis pada dewasa. Pada orang dewasa yang mengalami obesitas, resiko komplikasi penyakit akan besar. Sedangkan orang dewasa yang mengalami underweight merupakan cerminan keadaan kurang gizi dan trauma terkait dengan penyakit pada masa lampau. Banyak orang dewasa tanpa disadari mengalami penurunan berat badan, hal ini dikarenakan asupan makanan yang tidak memadai. Tanpa cadangan zat gizi yang memadai, orang yang kurus tidak siap untuk melawan penyakit sehingga resiko terserang penyakit dan kematian dini besar. Hal ini dapat diatasi dengan pemenuhan zat gizi yang adekuat dapat menyelamatkan kesehatan mereka. 2. Komposisi TubuhSecara umum, orang dewasa akan cenderung kehilangan masa tulang dan otot namun lemak tubuh akan bertambah. Perubahan ini terjadi karena beberapa hormon yang mengatur nafsu makan dan metabolisme menjadi kurang aktif seiring dengan bertambahnya usia, sedangkan yang lain menjadi lebih aktif. Penuaan yang terjadi dapat menimbulkan hilangnya masa otot atau sering disebut sarkopenia. Saat otot berkurang dan melemah, seseorang akan kehilangan kemampuan untuk bergerak dan kehilangan keseimbangan. Zat gizi yang optimal dan aktivitas fisik yang teratur dapat membantu mempertahankan massa otot dan kekuatan serta meminimalkan perubahan komposisi tubuh yang berhubungan dengan penuaan. Faktor risiko sarkopenia yaitu penurunan berat badan, aktivitas fisik yang sedikit dan merokok. Obesitas dan peradangan yang menyertai juga dapat berkontribusi untuk sarkopenia. 3. Sistem ImunitasSeiring bertambahnya usia, sistem kekebalan tubuh akan mengalami penurunan apalagi jika ditambah dengan asupan zat gizi yang tidak optimal. K ombinasi usia dan kekurangan gizi membuat orang dewasa rentan terhadap penyakit menular. Antibiotik sering tidak efektif melawan infeksi pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang rendah. Akibatnya, penyakit menular merupakan penyebab utama kematian pada orang dewasa. Orang dewasa yang berumur lebih lanjut dapat meningkatkan respon sistem kekebalan tubuh mereka dengan berolahraga secara teratur.4. Sistem Pencernaan TubuhDalam saluran pencernaan, dinding usus kehilangan kekuatan dan elastisitas seiring bertambahnya usia, dan sekresi hormon GI berubah. Sembelit pada orang dewasa merupakan penyakit yang sering terjadi pada saluran pencernaan. Perubahan sekresi hormon GI juga mengurangi nafsu makan, menyebabkan penurunan asupan energi dan penurunan berat badan.Gastritis atrofi merupakan kondisi yang mempengaruhi hampir sepertiga orang dewasa berumur lebih dari 60 tahun, ditandai dengan perut meradang, pertumbuhan bakteri yang berlebihan, dan kurangnya asam klorida dan faktor intrinsik. Semua ini dapat mengganggu pencernaan dan penyerapan zat gizi, terutama vitamin B12, biotin, folat, kalsium, zat besi dan seng.Kesulitan menelan (disfagia) terjadi pada semua kelompok umur, namun lebih sering terjadi pada usia dewasa atau orang tua. Hal ini akan berakibat pada sedikitnya makanan dan minuman yang diasup, sehingga akan menyebabkan penurunan berat badan, malnutrisi, dan dehidrasi. 5. Kehilangan GigiPerawatan gigi secara teratur pada masa remaja dapat mencegah tanggalnya gigi dan penyakit gusi pada usia tua. Orang dewasa dengan jumlah gigi yang sedikit, penyakit gusi dan gigi palsu cenderung membatasi pilihan makanan mereka untuk makanan lunak. Orang dewasa dengan jumlah gigi yang tidak lengkap biasanya memakan buah-buahan dan sayuran lebih sedikit dan makan dalam porsi sedikit. Akibatnya, mereka memiliki asupan rendah serat dan vitamin yang dapat memperburuk masalah gigi dan masalah kesehatan mereka. 6. Penurunan fungsi sensorik dan masalah fisik lainnyaPenurunan fungsi sensorik dan masalah fisik juga dapat mengganggu kemampuan orang dewasa untuk memperoleh zat gizi yang memadai. Penurunan fungsi sensorik terutama indra pengecap dan penciuman dapat mengganggu kemampuan atau keinginan seseorang untuk makan. Kepekaan rasa dan bau cenderung berkurang seiring dengan bertambahnya usia. Jika seseorang mengasup energi yang kurang, maka penurunan berat badan dan kekurangan zat gizi tak akan terjadi.7. Perubahan PsikologisDepresi merupakan gejala psikologis yang umum yang terjadi pada masa dewasa. Orang depresi, bahkan mereka yang tidak cacat, kehilangan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas fisik yang sederhana. Mereka sering kehilangan kemampuan nafsu makan dan motivasi untuk memasak bahkan untuk makan. Dukungan dari keluarga dan teman dekat dapat membantu mengatasi perubahan psikologis dan dapat meningkatkan nafsu makan.8. Perubahan Masalah EkonomiSecara keseluruhan, orang dewasa memiliki pendapatan yang lebih tinggi daripada generasi sebelumnya. Namun, 10% dari orang-orang yang berusia 65 tahun, hidup dalam kemiskinan. Faktor-faktor seperti pengaturan hidup dan pendapatan membuat perbedaan yang signifikan dalam memilih makanan, kebiasaan makan dan status gizi orang dewasa, terutama mereka yang berusia diatas 80 tahun. Seseorang yang sosial ekonominya rendah cenderung memiliki makanan dan asupan gizi yang tidak memadai.9. Perubahan SosialPerubahan sosial malnutrisi umumnya terjadi di rumah sakit dan panti jompo. Di masyarakat, kekurangan gizi sering terjadi pada mereka yang tinggal sendirian (di rumah sakit atau panti jompo) terutama pada laki-laki, tingkat pendidikan yang rendah, tinggal di perumahan yang didanai pemerintah dan mereka yang baru saja mengalami perubahan gaya hidup. Orang dewasa yang hidup sendiri tidak selalu mengkonsumsi makanan yang tidak sehat. Namun, mereka cenderung mengkonsumsi makanan yang terlalu sedikit. Hidup yang sendiri sangat berhubungan dengan kekurangan gizi, terutama pada aspan energi pada masa dewasa.

Pada masa dewasa, perubahan fisik menjadi lebih jelas dengan penurunan ukuran dan massa otot serta peningkatan lemak tubuh. Kecekatan atau ketangkasan dan penurunan fleksibilitas serta kemampuan sensorik dan persepsi juga ikut menurun. Gangguan pendengaran pada manusia bisa dimulai sejak usia 25 (atau sebelumnya yang dikarenakan seringnya mendengarkan musik dengan volume keras ketika remaja) dan perubahan pendengaran lebih sering terlihat pada usia 40 tahun. Komposisi tubuh perlahan-lahan berubah seiring dengan pergantian hormonal.Pada masa dewasa ditandai dengan penurunan produksi estrogen pada wanita menyebabkan terjadinya menopause (akhir menstruasi). Menopause dikaitkan dengan peningkatan lemak perut dan peningkatan yang signifikan dalam risiko penyakit kardiovaskuler dan hilangnya percepatan massa tulang. Pria mengalami penurunan bertahap dalam tingkat testosteron dan massa otot. Aktivitas fisik dan latihan beban untuk meningkatkan hasil massa otot hanya memberikan efek yang sedikit ketika produk testosteron menurun. Ketika memasuki masa dewasa, risiko obesitas dikaitkan dengan tingkat produksi estrogen yang lebih tinggi pada laki-laki dan perempuan. Pada usia 20 64 tahun biasanya dikaitkan dengan keseimbangan energi positif dengan peningkatan berat badan dan adipositas serta penurunan massa otot. Redistribusi lemak terjadi pada intra abdominal dan jauh dari lemak subkutan. Redistribusi lemak tubuh ini berhubungan dengan peningkatan risiko hipertensi, resistensi insulin, diabetes, stroke, penyakit kandung empedu dan penyakit arteri koroner. Risiko ini meningkat dengan akumulasi lemak tubuh tambahan.(2)

B. Faktor Resiko Penyakit Kronis Pada Masa DewasaOnset dan keparahan lima dari sepuluh penyebab utama kematian pada orang dewasa yaitu: kanker, penyakit jantung, stroke, sindrom metabolik, diabetes, dan hipertensi. Mereka memiliki faktor risiko yang dapat dimodifikasi melalui perubahan nutrisi dan aktivitas fisik.1. Sindrom MetabolikSindrom metabolik merupakan sekumpulan gejala yang ditemukan pada seseorang yang mengarah kepada timbulnya penyakit degeneratif seperti diabetes mellitus, aterosklerosis, dan penyakit jantung koroner. Permasalahan sindrom metabolik terus berkembang erat kaitannya dengan perubahan gaya hidup di masyarakat.(1) Beberapa gangguan kondisi metabolik terjadi seiring bertambahnya usia pada manusia. Seiring bertambahnya usia, risiko penyakit kronis sering terjadi. Pada masa dewasa terjadi peningkatan risiko penyakit diabetes mellitus, penyakit jantung dan stroke. Keadaan ini bisa muncul karena aktivitas fisik yang kurang, asupan makanan yang tidak adekuat, dan kebutuhan gizi lainnya yang semakin meningkat seiring bertambahnya laju usia pada manusia. Pada masa dewasa diantaranya mereka bisa mengalami 3 dari salah satu kondisi berikut, yaitu: Obesitas abdominal Hipertensi Kadar glukosa puasa tinggi Dislipidemia Kadar insulin tinggiThe National Cholesterol Education Program Adukt Treatment Panel III (NCEP-ATP III) mendapatkan bahwa sindrom metabolik merupakan indikasi untuk dilakukan intervensi terhadap gaya hidup yang ketat, meliputi diet, latihan fisik, dan intervensi farmakologik. Penurunan berat badan secara bermakna dapat memperbaiki semua aspek dari sindrom metabolik. Demikian pula peningkatan aktivitas fisik dan pengurangan asupan kalori akan memperbaiki abnormalitas sindrom metabolik. Perubahan diet spesifik ditujukan terhadap aspek-aspek tertentu dari sindrom metabolik seperti: Mengurangi asupan lemak jenuh untuk menurunkan resistensi insulin Mengurangi asupan garam untuk menurunkan tekanan darah Mengurangi asupan karbohidrat dengan indeks glikemik tinggi untuk menurunkan kadar glukosa darah dan trigliserida Diet yang banyak mengandung buah-buahan, sayuran, biji-bijian, lemak tak jenuh dan produk-produk susu rendah lemak bermanfaat pada sebagian besar pasien dengan sindrom metabolik.Penatalaksanaan terhadap komponen-komponen Sindrom Metabolik dapat mencegah atau memperlambat onset diabetes, hipertensi dan penyakit kardiovaskular. Semua pasien yang didiagnosis dengan Sindrom Metabolik dimotivasi untuk merubah kebiasaan makan dan latihan fisik sebagai pendekatan terapi utama. Penurunan berat badan dapat memperbaiki semua aspek Sindrom Metabolik, mengurangi semua penyebab dan mortalitas penyakit kardiovaskular. Namun, kebanyakan pasien mengalami kesulitan dalam mencapai penurunan berat badan. Latihan fisik dan perubahan pola makan dapat menurunkan tekanan darah dan memperbaiki kadar lipid, sehingga dapat memperbaiki resistensi insulin.2. KankerPenyakit kanker bisa disebabkan karena 2 faktor yaitu dari faktor eksogen dan faktor endogen. Obesitas merupakan faktor utama dalam perkembangan penyakit kanker pada periode dewasa. Karsinogenesis merupakan proses dimana sel normal berubah menjadi sel kanker. Diet karsinogenik ialah pola makan dan makanan pilihan yang dapat meningkatkan risiko beberapa jenis kanker. Berikut adalah diet karsinogenesis pada orang yang terkena penyakit kanker(2) Rendah konsumsi buah dan sayuran Rendahnya tingkat antioksidan (terutama vitamin A, C) Rendahnya konsumsi asupan biji-bijian dan serat Tingginya asupan lemak dari makanan Nitrosamin, makanan yang dibakar langsung (griddle) Sering mengkonsumsi makanan yang difermentasi Mengkonsumsi alkohol Tinggi konsumsi lemak hewani dan rendah konsumsi lemak nabatiFaktor risiko terjadinya penyakit kanker pada masa dewasa yaitu: Merokok Adanya penyakit obesitas dan resistensi insulin Konsumsi alkohol yang berlebih Konsumsi asupan rendah buah dan sayurIntervensi gizi yang bisa diberikan pada orang yang menderita penyakit kanker yaitu dengan cara diet yang sehat dan konsumsi makanan yang sehat yaitu dengan cara menggantikan kekurangan gizi, menjaga status gizi, menyesuaikan dengan efek terapi yang sedang dijalani, mengatur asupan makanan dan cairan, mengurangi keluhan dan meningkatkan kualitas hidup. Sasaran utama dari diet terhadap Sindrom Metabolik adalah menurunkan risiko penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus.

BAB IIGIZI TERKAIT MASA DEWASA

Pada masa dewasa, berbagai perubahan pada fisiologis akan memberi dampak pada status gizi, begitupun sebaliknya. Gizi memiliki peranan penting untuk menjaga status kesehatan seorang dewasa. Berbagai masalah kesehatan terkait gizi mulai bermunculan. Hal ini membuat berbagai rekomendasi diet maupun aktifitas fisik untuk menghindarkan seorang dewasa dari berbagai masalah kesehatan terkait gizi.

A. Tingkatan Kesehatan Gizi

Kontinum kesehatan terbagi dalam enam tahapan, yaitu:1. Resilent and HelathyPada tahap ini, sistem metabolisme dalam homeostasis, dan organ-organ yang berfungsi pada tingkat optimal. Pertahanan tubuh dan sistem kekebalan tubuh dapat melawan serangan dari racun, patogen, dan stres. Dalam tahapan ini, konseling gizi dan edukasi digunakan untuk mendorong asupan yang memadai.2. Altered substrate availabilityNegara subklinis yang berisiko terjadinya bahaya gizi terjadi ketika asupan tidak memenuhi kebutuhan. Ketika substrate tidak tersedia dalam jumlah yang tepat, mekanisme adaptif menekan, namun mereka dapat mencapai batas. Jika diukur, aliran darah bisa menunujukkan perubahan subklinis, tetapi tanpa tanda-tanda atau indikator risiko fisik, uji laboratorium seperti biasanya tidak dilakukan. Edukasi dan konseling diet gizi diarahkan pada upaya masyarakat untuk memberikan pengetahuan pada masyarakat tentang risiko umum dan mendorong untuk melakukan diet yang sehat dan gaya hidup yang sehat untuk mengurangi perubahan subklinis. 3. Tanda dan Gejala NonspesifikPada tahap ini, fungsi kekebalan dipengaruhi dan resistensi terhadap patogen berkurang, paparan bahan kimia, radiasi, dan stres, termasuk ketidak seimbangan nutrisi. Skrining harus mengidentifikasi perubahan ini dan perlunya intervensi. Bimbingan diet, konseling gizi, dan terapi gizi medis, disampaikan secara individu maupun kelompok, intervensi potensial untuk membantu individu dalam membuat perubahan pada tahap ini. Tujuan target intervensi faktor risiko spesifik dan tanda-tanda serta gejala diamati. Hal ini dapat diukur dan dimonitor dari waktu ke waktu untuk menilai kemajuan dalam menghentikan atau membalikkan cedera dan faktor risiko penyakit gizi.4. Kondisi KlinisJika perubahan tidak dilakukan dan cedera gizi berlanjut, tanda-tanda dan gejala penyakit frank akan hadir dan diagnosa medis akan dibuat. Sebuah diagnosa medis yang jelas merupakan titik balik perubahan gaya hidup yang serius untuk bebrapa orang dewasa. Tapi perubahan sulit dan intervensi yang intensif seperti terapi medis atau program perubahan perilaku terapi dapat diperlukan untuk mengelola penyakit dan mencegah atau menunda perkembangan efek samping dan komplikasi. 5. Kondisi KronikPada tahap ini, mengubah metabolisme dan struktural perubahan jaringan menjadi permanen dan tidak dapat diubah. Contohnya adalah kerusakan struktural untuk arteri koroner, kanker invasif dan metastis, hilangnya fungsi ginjal, atau kebutaan. Penyesuaian besar hidup yang diperlukan untuk mengelola sendiri penyakit kronis dan mengakomodasi kondisi yang memiliki dampak yang signifikan terhadap kualitas hidup. Intervensi pada tahap ini bertujuan untuk mengelola kondisi tersebut, mencegah komplilkasi lebih lanjut, mengurangi tingkat kecacatan dan mengoptimalkan kualitas hidup.6. Akhir Perjalanan Penyakit dan KematianPada tahapan akhir dalam kontinum, komplikasi berlanjut, sistem tubuh berhenti dan kehidupan juga berhenti atau meninggal.

Faktor gen yang baik lalu disertai dengan kebiasaan baik, lingkungan yang baik dan keberuntungan, kesehatan gizi dan fisik dapat dipertahankan sepanjang masa dewasa. Masalah kesehatan yang berkaitan dengan gizi berasal dari sel Gizi buruk dapat mengakibatkan dari kedua tingkat asupan energi yang tidak adekuat dan yang berlebih Manusia memiliki mekanisme adaptif untuk mengelola fluktuasi asupan makanan Malnutrisi dapat dihasilkan dari diet yang buruk dan dari penyakit, faktor genetik atau kombinasi antara kedua penyebab itu Gizi buruk dapat mempengaruhi perkembangan penyakit kronis tertentu Kecukupan dan keseimbangan adalah kunci dari karakteristik diet yang sehat Tidak ada makanan yang baik ataupun makanan yang buruk

B. Masalah Gizi Pada Dewasaa) ObesitasObesitas menggambarkan kondisi tubuh dengan penumpukan jaringan adipose berlebih sebagai akibat ketidakseimbangan asupan dan pengeluaran energi dalam waktu yang lama. Hal ini terkait dengan kelebihan konsumsi energy yang biasanya diikuti oleh aktivitas fisik yang rendah. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan bahwa prevalensi obesitas di Indonesia untuk usia dewasa telah mencapai 15,4%, dengan laki-laki sebanyak 19,7% dan wanita sebanyak 32,9%. Kedua angka tersebut merupakan peningkatan drastis dari Hasil Riskesdas 2010 yaitu 7,8% (laki laki) dan 15,5% (wanita). Angka obesitas sentral nasional juga termasuk tinggi yaitu 26,6%. Angka-angka yang termasuk tinggi ini menunjukkan bahwa obesitas telah menjadi masalah yang serius di kalangan orang dewasa.

Obesitas berdampak negative pada tubuh. Sel-sel lemak atau adiposity merupakan organ endokrin aktif yang mengeluarkan factor-faktor seperti hormone yang dapat menyebabkan inflamasi dan resistensi insulin. Orang yang obesitas memiliki risiko yang lebih tinggi untuk menderita hipertensi, dyslipidemia, penyakit jantung coroner, diabetes tipe 2, stroke, penyakit kantung empedu, osteoarthritis, penyakit pernapasan, dan berbagai macam kanker. Orang obese juga menghadapi komplikasi psikososial seperti kepercayaan diri yang rendah, depresi, diskriminasi, dan stigma. Obesitas juga ditemukan terkait dengan angka harapan hidup yang rendah.

Obesitas merupakan hasil dari interaksi berbagai factor, di antaranya factor fisiologis, individu dan lingkungan, yang akhirnya mempengaruhi metabolism tubuh serta jenis, frekuensi, dan jumlah makanan yang dikonsumsi. Obesitas mengubah pengaturan metabolism energy dan nafsu makan. Nafsu makan yang tidak terkontrol dapat disebabkan oleh adanya gangguan sinyal hormone yang mengatur sensasi lapar dan kenyang. Asupan makan juga dipengaruhi oleh emosi atau sistem hedonic yang kemudian menyebabkan seseorang mengonsumsi makanan karena alasan psikologis. Pada tahap individu, obesitas dapat terjadi pada orang-orang yang mengalami perubahan hidup seperti hamil atau kuliah di luar kota. Faktor lingkungan yang berpengaruh di antaranya: iklan makanan, mudahnya akses makanan tinggi lemak, porsi makanan yang besar, dan harga makanan padat kalori yang cenderung lebih murah dibandingkan makanan sehat. Adanya kemajuan teknologi juga mengurangi kegiatan fisik dan mengubahnya menjadi sedenter.

Seseorang dapat dinyatakan berada dalam kondisi obesitas dengan melihat indeks massa tubuh atau IMT. IMT yang normal berada dalam rentang 18,5-23,0 kg/m2, sedangkan antara 23,0-25,0 kg/m2 termasuk overweight. Obesitas adalah orang-orang dengan hasil IMT di atas 25 kg/m2. Selain IMT, indikator yang lebih tepat adalah kadar lemak tubuh, yang dapat diukur menggunakan lingkar pinggang. Batas cut-off point lingkar pinggang laki-laki Asia adalah 88 cm sedangkan untuk wanita adalah 79 cm.b) Penyakit JantungPenyakit jantung terkait dengan jantung dan pembuluh darah, serta biasaya berhubungan dengan kejadian atheroskleroris, yaitu penumpukan plak pada dinding pembluh darah. Daerah yang mungkin terkena dampaknya yaitu jantung, otak, dan pembuluh darah pada kaki. Lesi atherosclerosis telah terbentuk sejak remaja dan terus berlanjut dan tanpa gejala hingga pembuluh tersumbat oleh plak dan terjadi serangan jantung. Hiperlipidemia dan hipertensi adalah factor-faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya penyakit jantung.Atherosklerosis dimulai ketika terbentuk endapan lemak yang kemudian menjadi bagian dari jaringan ikat yang menutup pembuluh darah yang luka. Plak fibrosis terbentuk dan pada akhirnya terkalsifikasi sehingga mengeras. Adanya inflamasi atau infeksi kronis dapat meningkatkan risiko artheriosklerosis. Beberapa hal lain yang juga meningkatkan risiko atherosclerosis: kadar homosistien yang tinggi, factor pembekuan darah yang tidak normal, kadar gula darahh dan insulin yang tinggi.Adanya lesi dan plak akan menurunkan aliran darah dalam pembuluh, sehingga jantung harus bekerja lebih keras untuk memompa darah, dan akibatnya tekanan darah meningkat. Aliran darah yang rendah pada akhirnya menyebabkan penurunan fungsi organ, dan ini dapat berujung pada penurunan kualitas hidup dan bahkan menyebabkan kematian.

Faktor risiko penyakit jantung di antaranya:1. Dyslipidemia2. Tekanan darah tinggi3. Faktor gaya hidup, aktivitas fisik, dan merokokC. Perkiraan Kebutuhan Energi pada Masa DewasaKebutuhan energi didasarkan pada tingkat individu dasar metabolik (BMR), efek termal dari makanan (TEF) dan aktivitas thermogenesis (termasuk energi yang dikeluarkan melalui olahraga ataupun aktivitas lainnya seperti perasaan gelisah). Komponen terbesar dari pengeluaran energi harian yaitu sebesar 60-70% untuk kebanyakan orang dewasa, ini merupakan proses kegiatan bahan kimia internal dalam tubuh untuk menjaga tubuh. Sementara otak, hati, saluran pencernaan, jantung, dan ginjal mengeluarkan kurang dari 5% dari berat badan, proses metabolisme aktif dan fungsi organ-organ ini mencapai sekitar 60% dari BMR. Energi tambahan diperlukan untuk pencernaan, penyerapan, dan metabolisme makanan yang disebut sebagai efek thermik makanan (THF). Jumlah ini sekitar 10% dari kebutuhan energi, namun bervariasi sesuai dengan komposisi diet setiap individu. TEF lebih rendah di beberapa individu yang obesitas, hal ini menunjukkan bahwa pencernaan yang lebih efisien dan penyerapan makanan dapat menjadi faktor obesitas, komponen variabel dari pengeluaran energi merupakan kegiatan thermogenesis yang menyumbang 20-40% dari pengeluaran total energi.Kalorimetri merupakan pengukuran jumlah panas yang dilepaskan atau diserap oleh reaksi atau kelompok reaksi (sebagai oleh organisme). Kalorimetri langsung digunakan untuk menentukan pengeluaran beristirahat energi (REE), ukuran terkait erat dengan tingkat metabolisme basal. REE juga dapat dihitung dengan menggunakan rumus estimasi divalidasi. Berikut adalah rumus mifflin yang sering digunakan untuk mengukur kebutuhan energi seseorang (2)

Pada masa dewasa terjadi perubahan pengeluaran energi dikarenakan faktor usia. Tingkat metabolisme dan pengeluaran energi mulai menurun di masa dewasa awal sekitar 2% per decade. Hal ini umumnya sesuai dengan penurunan aktivitas fisik dan massa otot. Antara usia 25 65 tahun, kapasitas kerja fisik (diukur dengan VO2 max) menurun 5% - 10% per dekade. Kehadiran penyakit muskuloskeletal, obesitas dan kondisi lain dapat mempercepat penurunan pengeluaran energi dan kapasitas fisik.

D. Rekomendasi Diet Pada Masa DewasaTujuan adanya rekomendasi asupan gizi adalah untuk menurunkan resiko penyakit-penyakit tertentu dan menjamin bahwa masyarakat mengonsumsi asupan yang mencukupi kebutuan mereka. Pedoman asupan makan dan zat gizi seperti angka kecukupan gizi (AKG) merupakan seperangkat rekomendasi gaya hidup dan asupan makan yang berdasarkan penelitian ilmiah telah terbukti dapat membantu meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit. (2)a) Pedoman diet AmerikaPedoman diet Amerika (Dietary Guidelines for Americans) mencakup semua tujuan kesehatan yang telah dirumuskan oleh berbagai badan berdasarkan berbagai sumber pula, seperti Departemen Pelayanan Kesehatan dan Manusia, DRI (Dietary References Intake) milik Dewan Akademi Ilmu Pengetahuan, Pangan dan Gizi Nasional, serta data konsumsi makanan yang berasal dari Departemen Agrikultur Amerika Serikat. Organisasi-organisasi kesehatan lainnya juga membuat pedoman diet dengan tujuan serupa. Pada umumnya, semua pedoman tersebut menyarankan hal-hal berikut: Mengonsumsi lebih banyak sayuran dan buah-buahan, serta makanan tinggi serat dan rendah lemak Membatasi asupan lemak jenuh, menghindari lemak trans, dan memilih daging yang sedikit lemak atau mencari alternatif selain daging Menyeimbangkan asupan energi dengan pengeluaran energi untuk menjaga atau mencapai berat badan yang sehatPanduan makan MyPyramid berisi petunjuk-petunjuk yang digunakan untuk membantu orang-orang dewasa agar dapat mengaplikasikan prinsip-prinsip gizi untuk mencapai ketiga tujuan di atas. Untuk mencapai hal tersebut, terdapat pengaturan makan khusus untuk beberapa kondisi sebagai berikut.1. VegetarianBeberapa orang dewasa memutuskan untuk tidak mengonsumsi makanan hewani apa pun, atau menjadi vegetarian, karena melihat manfaat dari menjadi vegetarian, seperti dapat menurunkan risiko berbagai penyakit, dapat meningkatkan kualitas diet, serta mendapatkan manfaat lingkungan. ADA membuat panduan makan untuk vegetarian sebagai berikut: Mengonsumsi makanan yang bervariasi Mengurangi makanan yang mengandung kadar pemanis tinggi Memilih lebih banyak sayur dan buah Menggunakan produk susu rendah lemak, apabila vegan Mengonsumsi sumber vitamin B12 dan vitamin D1. Rekomendasi asupan cairanPanduan makan AS tidak mencantumkan secara spesifik mengenai asupan cairan yang baik, melainkan hanya disarankan bahwa minuman hanya dapat berkontribusi 10-14% dari total energi. Terkait asupan cairan juga, alkohol dibatasi menjadi tidak lebih dari 2 gelas untuk pria dan 1 gelas untuk wanita. Untuk konsumsi air, Dewan Pangan dan Gizi menetapkan AI untuk air menjadi 3,7L untuk pria, dan 2,7L untuk wanita.1. Rekomendasi Asupan Zat GiziDistribusi asupan kalori dari lemak, karbohidrat, dan protein adalah sebagai berikut: Lemak (20-35%) Karbohidrat (45-65% Protein (10-35%)Terkait dengan ini, terdapat beberapa zat-zat gizi yang rentan atau berisiko tinggi untuk tidak terpenuhi kebutuhannya, yaitu sebagai berikut.a. SeratRekomendasi asupan serat adalah 38 gram untuk pria dan 25 gram untuk wanita atau 14 gram/1000 kalori. Serat, terutama serat larut, menggurangi penyerapan kolesterol di usus dan membantu memperbaiki kadar lemak dan gula darah, serta membantu dalam mengatur berat badan. Kebutuhan serat dapat terpenuhi baik asal konsumsi sayur, buah, dan serealia dari pedoman makan diikuti yangbaik.b. Vitamin AVitamin A penting untuk pertumbuhan dan perkembangan sel-sel imun, dan juga membantu menjaga kulit dan sel-sel membran mukosa agar tetap sehhat. Vitamin A dapat ditemukan di susu fortifikasi dan keju cheddar.c. Vitamin DSinar matahari merupakan sumber vitamin D yang penting tetapi tidak konsisten. Kebutuhan vitamin D mungkin dapat terpenuhi dengan berjemur selama 5-30 menit di antara pukul 10 pagi hingga jam 3 sore sebanyak 2 kali seminggu. Tetapi perbedaan iklim dan cuaca sangat berpengaruh pada ketersediaan sinar matahari. Dari sumber makanan, vitamin D bisa didapatkan dari ikan dan minyak ikan. AI untuk vitamin D adalah 5 mcg/hari untuk usia sampai dengan 50 tahun, selebihnya AI menjadi 10 mcg/hari. Upper Level untuk vitamin D adalah 2000 IU.d. Vitamin EVitamin E tersedia dapat ditemukan pada makanan, sebagai fortifikan di makanan tertentu, dan sebagai suplemen. RDA untuk vitamin E adalah 15 mgg TE atau 22,4 IU. Vitamin E diketahui dapat melindungi dari kanker prostat atau esofagus. Makanan sumber vitamin E di antaranya: minyak sayur, biji matahari, sayuran hijau, alpukat.e. Asam folatAsam folat penting dikonsumsi wanita usia subur untuk melindungi keturunan dari neural tube defect, namun banyak penelitian menemukan bahwa konsumsinya masih di bawah 400 mcg DRI. f. KolinKolin membantu melindungi penumpukan lemak di hati. Kolin juga membantu dalam transport lemak dan mengubah homocystein menjadi metionin. Makanan sumber kolin contohnya telur, daging, brokoli, udang, susu, dan kacang.g. KalsiumKalsium bersama vitamin D dan magnesium membantu menjaga kepadatan tulang dan mengurangi risiko fraktur. Asupan kalsium yang cukup juga dapat menurunkan risiko kanker kolon. Kalsium bisa didapatkan dari susu, yoghurt, tahu, atau slamon.h. MagnesiumDiet yang kurang baik, diabetes, atau sakit berkepanjangan dapat meningkatkan risiko defisiensi magnesium yang berdampak pada kesehatan tulang dan jantung. Sumber magnesium yang bagus di antaranya biji bunga matahari, almond, kacang-kacangan, susu, bayam, dan pisang.i. KaliumKalium memiliki banyak fungsi dalam tubuh, termasuk keseimbangan elektrolit dan kontraksi otot. Diet yang tinggi kalium juga dapat mengurangi tekanan darah. Kalium dapat ditemukan pada pisang, kentang, dan kismis.j. Zat besiZat besi yang cukup dapat menjamin tersedianya sel-sel darah yang sehat dan dapat membawa oksigen ke seluruh tubuh. Defisiensi zat besi menyebabkan anemia, sedangkan kelebihan zat besi dapat meningkatkan kebutuhan akan antioksidan. Makanan tinggi zat besi contohnya daging, sereal yang telah difortifikasi, dan kacang-kacangan kering. Untuk wanita kebutuhhan zat besi turun dari 18 mg menjadi 8 mg ketika menopause.b) Pedoman diet IndonesiaDi Indonesia, pedoman diet yang digunakan adalah Pedoman Gizi Seimbang sesuai Peraturan Menteri Kesehatan no. 41 tahun 2014. Pedoman Gizi Seimbang bertujuan untuk memberikan panduan konsumsi makanan sehari-hari dan berperilaku sehat berdasarkan prinsip konsumsi anekaragam pangan, perilaku hidup bersih, aktivitas fisik, dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal. Pedoman Gizi Seimbang ini merupakan pengembangan dari 4 sehat 5 sempurna yang sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dalam bidang gizi serta masalah dan tantangan yang dihadapi. (3)

Gambar 1. Pedoman Gizi Seimbang yang divisualisasikan dalam bentuk Tumpeng Gizi Seimbang

Prinsip Gizi Seimbang terdiri dari 4 (empat) Pilar, empat Pilar tersebut adalah: 1. Mengonsumsi anekaragam pangan Anekaragam pangan di sini maksudnya mengonsumsi dari berbagai kelompok pangan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buah-buahan dan air serta beranekaragam dalam setiap kelompok pangan. Berbagai makanan yang dikonsumsi beragam baik antar kelompok pangan (makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah) maupun dalam setiap kelompok pangan. Hal ini dikarenakan tidak ada satupun jenis makanan yang mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh untuk menjamin pertumbuhan dan mempertahankan kesehatannya, contoh: nasi merupakan sumber utama kalori, tetapi miskin vitamin dan mineral.Masing-masing contoh jenis pangan dari berbagai kelompok pangan adalah sebagai berikut: 1. Makanan pokok antara lain: Beras, kentang, singkong, ubi jalar, jagung, talas, sagu, sukun.1. Lauk pauk sumber protein antara lain: Ikan, telur, unggas, daging, susu dan kacang-kacangan serta hasil olahannya (tahu dan tempe).1. Sayuran adalah sayuran hijau dan sayuran berwarna lainnya. Sayuran dibagi menjadi tiga berdasarkan kandungan gizinya: golongan A (ketimun, selada), golongan B (kapri, brokoli, kangkung), golongan C (bayam merah, daun melinjo).1. Buah-buahan adalah buah yang berwarna, seperti anggur, apel, duku, jambu, mangga, sirsak, atau pisang. Yang dimaksudkan beranekaragam dalam prinsip ini selain keanekaragaman jenis pangan juga termasuk proporsi makanan yang seimbang, dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan dan dilakukan secara teratur.2. Membiasakan perilaku hidup bersih Budaya perilaku hidup bersih akan menghindarkan seseorang dari keterpaparan terhadap sumber infeksi yang dapat mengakibatkan penurunan status gizi. Contoh: 1) selalu mencuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum makan, sebelum memberikan ASI, sebelum menyiapkan makanan dan minuman, dan setelah buang air besar dan kecil, akan menghindarkan terkontaminasinya tangan dan makanan dari kuman penyakit antara lain kuman penyakit typus dan disentri; 2) menutup makanan yang disajikan akan menghindarkan makanan dihinggapi alat dan binatang lainnya serta debu yang membawa berbagai kuman penyakit; 3) selalu menutup mulut dan hidung bila bersin, agar tidak menyebarkan kuman penyakit; dan 4) selalu menggunakan alas kaki agar terhindar dari penyakit kecacingan.

3. Melakukan aktivitas fisik Aktivitas fisik yang meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga merupakan salah satu upaya untuk menyeimbangkan antara pengeluaran dan pemasukan zat gizi utamanya sumber energi dalam tubuh. Aktivitas fisik memerlukan energi. Selain itu, aktivitas fisik juga memperlancar sistem metabolisme di dalam tubuh termasuk metabolisme zat gizi. Oleh karenanya, aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar dari dan yang masuk ke dalam tubuh.

4. Memantau Berat Badan (BB) secara teratur untuk mempertahankan berat badan normal Bagi orang dewasa salah satu indikator yang menunjukkan bahwa telah terjadi keseimbangan zat gizi di dalam tubuh adalah tercapainya berat badan yang normal, yaitu berat badan yang sesuai untuk tinggi badannya. Indikator tersebut dikenal dengan Indeks Masa Tubuh (IMT), yaitu untuk orang dewasa jika IMT 18,5-25,0.Perilaku konsumsi pangan bergizi seimbang dapat terganggu oleh pola kegiatan kelompok usia dewasa saat ini. Misalnya waktu kerja yang ketat, waktu di rumah yang singkat, ibu bekerja di luar rumah, peningkatan risiko terpapar polusi dan makanan tidak aman, ketersediaan berbagai makanan siap saji dan siap olah, dan ketidaktahuan tentang gizi, yang menyebabkan kelompok usia ini cenderung beraktivitas ringan atau santai (sedentary life), yang salah satu akibatnya adalah konsumsi pangan yang tidak seimbang dan tidak higienis. Oleh karena itu, perhatian terhadap perilaku Gizi Seimbang perlu ditingkatkan untuk mencapai pola hidup sehat, aktif dan produktif.Dalam Pedoman Gizi Seimbang, terdapat pula rekomendasi perilaku makan yang mencerminkan gizi seimbang, yaitu sebagai berikut: Konsumsi lima kelompok pangan setiap hari atau setiap kali makan, dan diusahakan konsumsi lebih dari satu jenis untuk setiap kelompok makanan Konsumsi banyak sayuran dan cukup buah-buahan Biasakan konsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi, dengan kombinasi lauk hewani dan nabati Biasakan konsumsi anekaragam makanan pokok dalam sehari/sekali makan Batasi konsumsi pangan manis, asin, dan berlemak Biasakan sarapan Biasakan minum air putih yang cukup dan aman

Gambar 2. Piring makanku yang merupakan panduan porsi tiap kelompok pangan untuk sekali makanBerikut rekomendasi asupan untuk dewasa sesuai AKG 2013

Tabel 1. Angka Kecukupan Gizi 2013 untuk Asupan Makronutrien usia dewasa

Tabel 2. Angka Kecukupan Gizi 2013 untuk Asupan Mikronutrien usia Dewasa

E . Rekomendasi aktivitas fisikMengkonsumsi makanan yang sehat dan meningkatkan aktifitas fisik merupakan dua cara ampuh untuk melawan obesitas pada tingkat populasi maupun undividu dan merupakan strategi pencegahan yang utama serta pendamping untuk berbagai penyakit kronis seperti penyakit kardiovaskuler, diabeter, hipertensi, dan kanker.(2)Perubahan komposisi tubuh yang di inginkan terjadi bersama dengan pengadopsian aktifitas fisik. Ketika dalam sehari seseorang tidak melakukan pembatasan asupan kalori, aktifitas fisik aerobik dapat mengimbangi antara input dan output kalori. Kebanyakan aktifitas fisik aerobik dapat mengurangi lemak intra abdominal.Healthy People 2010 objectives merujuk 3 jenis aktifitas fisik yang dapat bermanfaat bagi kesehatan. Aktifitas aerobik bermanfaat bagi sistem respirasi dan kardiovaskular serta meningkatkan ketahanan. Weight-bearing dan latihan ketahanan dapat memperkuat otot dan tulang kemudian ada stretching dan aktifitas kelenturan. Untuk dapat melakukan aktifitas fisik seperti yang disebut Healthy People dapat dilakukan dengan mendatangi tempat fitness atau bersama komunitas/kelompok kerja melakukan aktifitas fisik bersama seperti bersepeda atau berjalan kaki. Merubah lingkungan menjadi lebih banyak melakukan aktifitas fisik akan membuat lingkungan menjadi active living dan meningkatkan kesehatan. (2)Aktifitas fisik yang dilakukan orang dewasa secara rutin dapat meningkatkan kenyamanan ketika bekerja, mendukung kesehatan fisik dan mental, membantu menjaga berat badan serta mengkatkan kualitas hidup. Namun berbagai penghalang seperti tingkat sosial ekonomi, budaya, gaya hidup sedenter, kelompok pertemanan dapat mengurangi aktifitas fisik.Diet yang sehat dapat mendukung aktifitas fisik. Pada orang dewasa yang menjadi atlet akan mengalami peningkatan kebutuhan zat gizi agar dapat mengimbangi kebutuhan gizi ketika latihan, bertanding, dan masa pemulihan. Biasanya mereka mengkonsumsi produk yang diklaim memiliki efek ergogenik, namun tidak semua produk tersebut aman bagi kesehatan. (2)

DAFTAR PUSTAKA

1. Rolfes, SR, Pinna,K, Whitney,E. Understanding Normal and Clinical Nutrition, 8ed.USA:Cengange Learning,2008.2. Judith E. Brown, et al. Adolescence Nutrition. In: Nutrition Through the Life Cycle - Fourth Edition. USA: Cengenge Learning; 2011.3. Mentri Kesehatan.Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta:Kementrian Kesehatan RI,2014