gizi dan sanitasi hiperkes lengkap

31
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Produktivitas kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yang mempunyai peranan sangat penting dan menentukan adalah kecukupan gizi. Faktor ini akan menentukan prestasi kerja tenaga kerja karena adanya kecukupan dan penyebar kalori yang seimbang selama bekerja. Seseorang yang berstatus gizi kurang tidak mungkin mampu bekerja dengan hasil maksimal karena prestasi kerja dipengaruhi oleh derajat kesehatan seseorang. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja lebih giat, produktif, dan teliti sehingga dapat mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi dalam bekerja. Manfaat yang diharapkan dari pemenuhun gizi kerja adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan ketahanan tubuh serta menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori terhadap tuntutan tugas pekerja. Gizi kerja berkaitan erat dengan tingkat kesehatan tenaga kerja maupun produktivitas tenaga kerja yang berarti akan meningkatkan produktivitas perusahaan serta meningkatkan produktivitas nasional. Penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi penyusunan anggaran belanja makanan, perencanaan menu, pengadaan atau pembuatan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, persiapan dan pemasakan makanan,

Upload: anisa-wahyuniarti

Post on 20-Feb-2016

122 views

Category:

Documents


46 download

DESCRIPTION

hiperkes jogja

TRANSCRIPT

Page 1: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Produktivitas kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yang mempunyai

peranan sangat penting dan menentukan adalah kecukupan gizi. Faktor ini akan menentukan

prestasi kerja tenaga kerja karena adanya kecukupan dan penyebar kalori yang seimbang

selama bekerja. Seseorang yang berstatus gizi kurang tidak mungkin mampu bekerja dengan

hasil maksimal karena prestasi kerja dipengaruhi oleh derajat kesehatan seseorang. Tenaga

kerja yang sehat akan bekerja lebih giat, produktif, dan teliti sehingga dapat mencegah

kecelakaan yang mungkin terjadi dalam bekerja.

Manfaat yang diharapkan dari pemenuhun gizi kerja adalah untuk mempertahankan

dan meningkatkan ketahanan tubuh serta menyeimbangkan kebutuhan gizi dan kalori

terhadap tuntutan tugas pekerja. Gizi kerja berkaitan erat dengan tingkat kesehatan tenaga

kerja maupun produktivitas tenaga kerja yang berarti akan meningkatkan produktivitas

perusahaan serta meningkatkan produktivitas nasional.

Penyelenggaraan makanan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi penyusunan

anggaran belanja makanan, perencanaan menu, pengadaan atau pembuatan bahan makanan,

penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, persiapan dan pemasakan makanan, penilaian,

pengemasan, distribusi atau penyajian makanan di tempat kerja.

Sanitasi merupakan faktor penting dalam penyediaan makanan yang dilakukan

sebagai upaya pencegahan penyakit, keracunan ataupun gangguan kesehatan dengan

memperhatikan faktor makanan, orang, tempat serta perlengkapan yang digunakan dalam

mempersiapkan makanan. Selain itu sanitasi juga dapat diartikan sebagai usaha masyarakat

yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang

mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Sementara itu sanitasi industri adalah usaha

kesehatan masyarakat lingkungan dalam batas-batas tertentu termasuk cara-cara pencegahan

penyakit menular atau lain-lain gangguan terhadap kesehatan tenaga kerja yang tidak dapat

dipisahkan dalam proses industri.

Page 2: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

Pengawasan terhadap pencemaran di tempat kerja khususnya terhadap faktor bahaya

lingkungan kerja harus memenuhi standar lingkungan kerja yaitu nilai ambang batas (NAB)

sesuai dengan (1) Kepmenaker No : 51 tahun 1999 tentang faktor-faktor bahaya fisik; (2)

Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor : SE.01/MEN/1997 tentang faktor bahaya bahan

kimia dan PMP No : 7 tahun 1964 tentang syarat kebersihan , penerangan dan ventilasi udara.

Dari latar belakang tersebut menjadi landasan dalam melakukan kunjungan dan

pengamatan gizi kerja dan sanitasi di perusahaan PT.Adi Satria Abadi (ASA)

B. TUJUAN

Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah :

1. Menambah pengetahuan mengenai sanitasi lingkungan dan gizi pekerja perusahaan.

2. Mengetahui mengenai tentang sanitasi dalam menjaga lingkungan hidup.

C. MANFAAT

Manfaat pembuatan laporan ini adalah :

1. Dapat menambah pengetahuan mengenai sanitasi lingkungan dan gizi pekerja

perusahaan terutama pada PT Adi Satria Abadi (ASA)

2. Sebagai masukan kepada PT Adi Satria Abadi (ASA) tentang pelaksanaan sanitasi

dan gizi kerja di perusahaan tersebut.

Page 3: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

A. GIZI KERJA

1. Pengertian dan ruang lingkup gizi kerja

Gizi berasal dari bahasa Arab “gizzah” yang artinya zat makanan sehat atau sari

makanan yang bermanfaat untuk kesehatan (Anonim, 1995; Irianto, 2004).

Ilmu Gizi adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan yang kita makan

dengan kesehatan tubuh (Moehji, 2002; Sediaoetama, 2004). Sedangkan Hardinsyah dan

Victor dalam WKNPG VIII tahun 2004 definisi lengkap ilmu gizi yang merupakan

modifikasi dari National Academy of Sciences (1994) oleh organisasi profesi yang berkaitan

dengan gizi pada Seminar Pengembangan Ilmu Gizi pada tahub 2000, yaitu ilmu yang

mempelajari zat-zat dari pangan yang bermanfaat bagi kesehatan dan proses yang terjadi pada

pangan sejak dikonsumsi, dicerna, diserap, sampai dimanfaatkan tubuh serta dampaknya

terhadap pertumbuhan, perkembangan dan kelangsungan hidup manusia serta factor yang

mempengaruhinya (Sudiarti dan Indrawani, 2007).

Zat gizi adalah bahan dasar yang menyusun bahan makanan. Zat gizi yang dikenal ada

lima, yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral. Ada kelompok yang

memasukkan air sebagai zat gizi dengan alas an zat tersebut digunakan dalam proses

metabolism dalam tubuh, namun pendapat tersebut belum diterima oleh semua ahli gizi.

Kelompok yang tidak setuju air dimasukkan sebagai kelompok zat gizi beralasan karena zat

tersebut mudah didapat dan merupaka zat tunggal. Sementara zat lain merupakan kelompok

ikatan yang berbesa, namun dianggap mempunyai fungsi yang sama dari pandangan sudut

Ilmu Gizi (Sudiarti dan Indrawani, 2007).

Makanan adalah bahan-bahan makanan yang dapat digolongkan menurut makanan

pokok (nasi, roti), lauk-pauk, sayur-mayur, buah-buahan, dan susu. Bahan-bahan ini

mengandung zat yang diperlukan oleh tubuh, seperti protein karbohidrat, lemak, vitamin,

mineral, dan air. Oleh karena itu makanan yang cocok adalah makanan berimbang (balance)

Diet), (Anies 2005; Sudiarti dan Indrawanni, 2007).

Gizi kerja adalah gizi yang diharapkan pada tenaga kerja atau nutrisi yang diperlukan

oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan jenis dan tempat kerja

Page 4: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

dengan tujuan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi-tingginya.

Istilah gizi kerja berarti nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan

sesuai dengan jenis pekerjaan. Sebagai suatu aspek dari ilmu gizi pada umumnya, maka gizi

kerja ditujukan kepada kesehatan dan daya kerja tenaga kerja yang setinggi-tingginya.

Kesehatan dan kerja mempunyai hubungan yang erat dengan tingkat gizi seseorang

(Suma’mur. 1996; Anies, 2005; Winarni, 2000)

Tenaga kerja adalah setiap orang laki-laki atau wanita yang sedang dalam dan/atau

akan melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan

barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Sedangkan pekerja adalah tenaga kerja yang bekerja di dalam hubungan kerja pada

pengusaha dengan menerima upah (Anonim, 1997). Upaya kesehatan kerja adalah upaya

penyerasian kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja agar setiap pekerjaan dapat

bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun lingkunga agar diperoleh

produktivitas kerja yang optimal. (Anonim, 1997)

Pembangunan ketenagakerjaan bertujuan memberdayakan dan mendayagunakan

tenaga kerja secara optimal, menciptakan pemerataan kesempatan kerja dan penyediaan

tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan nasional, memberikan

perlindungan bagi tenaga kerja dalam mewujudkan kesejahteraan ( Anonim,1997)

Masalah gizi disebabkan oleh banyak faktor yang saling terkait baik secara langsung

maupun tidak langsung. Secara langsung dipengaruhi oleh penyakit infeksi dan tidak

cukupnya asupan gizi baik secara kuantitas maupun kualitas, sedangkan secara tidak

langsung dipengaruhi oleh jangkauan dan kualitas pelayanan kesehatan, kurang baiknya

kondisi sanitasi lingkungan serta rendahnya ketahanan pangan di tingkat rumah tanngga.

Sebagai pokok masalah di masyarakat adalah rendahnya pendidikan, pengatahuan, dan

keterampilan serta tingkat pendapatan masyarakat (Azwar,2005). Dalam kaitan dengan gizi

kerja, nutrisi atau zat makanan yang diperlukan oleh tenaga kerja tidak berbeda dengan

nutrisi yang dibutuhkan oleh orang lain (Anies,2005).

Karbohidarat, lemak, juga protein merupakan bahan bakar maka zat-zat ini dapat

dibakar oleh tubuh sebagai sumber tenaga dalam bekerja. Vitamin dan mineral berlaku

sebagai pengatur tubuh dengan jalan melancarkan proses oksidasi, memelihara fungsi normal

Page 5: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

otot dan saraf, dan vitalitas jaringan. Bagi proses-proses tersebut diperlukan pula air dan

oksigen (Anies,2005).

Kebutuhan kalori orang dewasa dipengaruhi pleh metabolism basal, kegiatan tubuh

atau aktivitas fisik, efek makanan (Spesific Dynamic Action /SDA), dan kerja otot. Kalori

tersebut berasal dari bahan-bahan makanan protein, lemak, dan karbohitdrat (Anies, 2005;

Suma’mur,1996; sudiarti dan Indrawani,2007).

Gizi kerja merupakan upaya promotif, syarat penting untuk meningkatkan derajat

kesehatan dan produktivitas kerja. Penerapan gizi kerja di perusahaan menjadi keharusan

investasi yang rasional bagi perbaikan kualitas tenaga kerja. Di samping aspek kesehatan,

dalam gizi kerja juga terkandung aspek kesejahteraan dan pengembangan sumber daya

(Anies,2005).

Penyelenggaraan gizi kerja di perusahaan dapat dilaksanakan oleh perusahaan sendiri,

pengusaha boga atau kafetaria yang diorganisasi oleh perusahaan. Namun menyelenggarakan

gizi kerja yang baik bukan sekedar memenuhi kewajiban memberikan makanan dengan

sumber standar tertentu kepada tenaga kerja. Tidak kurang [enting adalah fungsi pengawasan,

agar pelaksanaannya sesuai harapan (Anies,2005) .

Secara garis besar kebutuhan gizi untuk pekerja sama dengan kebutuhan setiap orang

seharinya, tetapi di rinci dengan perbedaan pada kebutuhan jenis aktivitanya dan lama

kegiatan tersebut dilakukan. Apabila aktivitas seseorang normal seperti pegawai bagian

administrasi perkantoran atau bekerja ringan sampai sedang dapat dirata-rata sesuai anjuran

kecukupan gizi rata-rata (Subur,2005).

Komposisi yang cukup memadai dari diet seimbang bagi pekerja dianjurkan terdiri

dari 50-55% karbohitrat, 25-35% lemak, 10-15% protein dan secukupnya air, vitamin serta

mineral.

Kebutuhan energi yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan :

1. Metabolism Basal : energy minimal yang diperlukan untuk melaksanakan hajat

biologi selama 24 jam

2. Energi untuk melaksanan kerja luar : jumlah energy yang diperlukan untuk

melakukan pekerjaan selama satu hari ditambah basal metabilisme.

Nilai BMR menurut kelompok umur dan jenis kelamin

Page 6: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

Umur (Th) Laki-laki Perempuan

18-30 15,3 B + 679 14,7 B + 496

30-60 11,6 b + 879 8,7 B + 829

>60 13,5 B + 487 10,5 B + 596

Angka kecukupan energy dengan tingkat aktivitas fisik

Aktivitas Jenis Kegiatan Fak . aktivitas

Ringan

Laki-laki

Perempuan

75% waktu digunakan untuk

duduk/berdiri

25% waktu untuk

duduk/bergerak

1,58

1,45

Sedang :

Laki-laki

Perempuan

40% waktu untuk duduk/

berdiri

60% waktu untuk aktif pada

pekerjaan tertentu

1,67

1,65

Berat :

Laki-laki

Perempuan

25% waktu digunakan untuk

duduk/berdiri

75% waktu untuk aktif pada

pekerjaan tertentu

1,88

1,75

Kegiatan pelaksanaan gizi di perusahaan, meliputi :

1. Penyelenggaraan kantin dan ruang makan serta melaksanakan sanitasi

penyelenggaraan makan secara menyeluruh.

2. Penyediaan preparat gizi : vitamin, mineral, oralit,dll

3. Penyuluhan gizi kerja

4. Pemberian makan di tempat kerja

- Frekuensi makan

- Perilaku makan sehat

Page 7: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

Faktor yang menentukan kebutuhan gizi seseorang :

1. Ukuran

2. Usia

3. Jenis kelamin

4. Kegiatan sehari-hari

5. Kondisi tubuh tertentu

6. Lingkungan

B. SANITASI

Dua wanita harus terpisah dibedakan, terdapat petugas yang bertugas untuk

membersihkan dan menjaga kondisi fasilitas yang ada.

1. Ruang ganti perempuan jika terdapat lima

jika terdapat lima atau lebih pegawai wanita maka harus disediakan minimal

satu ruang istirahat khusus wanita dan ruang istirahat harus nyaman, dan ditempatkan

pada area yang mudah dijangkau setiap saat. Didalam ruang istirahat sebaiknya

dipisahkan antara toilet dan ruang ganti.

Jika terdapat lima sampai sepuluh pekerja wanita pada saat yang sama, maka

luas lantai istirahat tidak kurang dari square feet. Setiap penambahan satu orang atau

seouluh orang atau lebih, minimal luas lantai ditambahkan 1,5 square feet per orang.

Sebaliknya luas lantai retiring room berdasarkan jumlah maksimum pekerja wanita.

Jika didalam ruangan terdapat bangku atau ruang tidur, maka luas lantai

ruangan dikurangi 30 square feet untuk setiap bangku atau tempat tidur. Dan jika

loker pakaian dan tempat gantungan pakaian di ruangan terpisah, maka luas ruangan

istirahat dikurangi setengahnya (50%). Jika tempat cuci tangan terdapat di ruang

istirahat, maka luas lantai ditambah 5 square feet untuk setiap fasilitas. Dinding partisi

ruang istirahat harus padat dan kokoh dan tingginya minimal 7 feet.

Kondisi ruang istirahat dan terawat sehingga memberikan jaminan privasi.

Ruang istirahat harus memiliki suhu yang baik dan tidak boleh lebih dari 680f dan

mempunyai penerangan yang cukup sehingga pembagian dalaman dapat dapat terlihat

dengan baik. Jika tidak terdapat cahaya matahar, gunakan lampu sebagai penerangan

saat menggunakan ruangan.

Pintu masuk ruangan istirahat untuk wanita harus diberi tanda. Laki-laki tidak

diizinkan masuk dan atau menggunakan selama masih terdapat pekerja wanita.

Page 8: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

Fasilitas untuk ganti pakaian seperti loker atau rak dengan hanger didalam ruang

istirahat atau di ruang lain yang memadai.jika terdapat 5-100 pekerja wanita, harus

terdapat satu bangku, balai-balai, atau twmpat tidur. Jika jumlah pekerja 100-250

harus terdapat 2 unit dan ditambah 1 unit untuk setiap 250 pekerja wanita.

2. Ruang ganti laki-laki

Tempat atau ruang dimana pekerja pria bisa berganti pakaian seharusnya

disediakan. Ruang tempat ganti pakaian sebaiknya berdekatan dengan area kerja,

khususnya pada tempat kerja yang memungkinkan untuk pekerja menjadi kotor, lelah

dan sebagainya. Tersedia lemari atau loker untuk menyimpan pakaian. Minimal

tersedia gantungan baju (hanger) dan tempat gantungan untuk menjaga agar pakaian

pekerja tertata dengan baik dan tidak kotor.

3. Pembuangan

Semua lubang penampungan dibangun dan dipelihara agar selalu dalam

kondisi baik, tidak retak, pecah atau terbuka. Tiap lubang harus dilengkapi

dengan pintu atau lubang khusus. Terdapat ventilasi udara yang ditutup

dengan kasa untuk mencegah masuknya lalat. Kondisi lubang udara

pembuangan harus selalu terjaga sanitasi nya dan pada saat melakukan

pengerukan dan pembuangan lumpur, sebaiknya perhatikan prosedur

penanganannya.

4. Fasilita cuci dan mandi

Jumlah fasilitas untuk mencuci tangan yang disediakan dapat dilihat

pada tabel berikut

Jumlah Pekerja Jumlah Tempat Cuci Tangan

1-15 1

16-30 2

31-50 3

Setiap penambahan 25 orang pekerja atau kelipatannya tempat cuci tangan

ditambah 1 unit. Tempat cuci tangan yang terusan berbentuk lingkaran dan terdapat

air mancur dianggap 1 unit jika panjang lingkaran minimal 20 inchi. Tempat cuci

Page 9: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

tangan dilengkapi dengan sabun atau bahan lain yang beguna untuk membersihkan

kotoran yang menempel pada tangan. Penerangan diruang atau area tempat dipasang

washing facilities harus memadai. Tersedianya kertas tissu, handuk (individual), kain

lap di area wastafel. Jangan menggunakan handuk secara bersama-sama. Sebaiknya

tersedia pengering (air dryers).

Di semua industri kecuali pada industri yang mempunyai kamar mandi yang

luas, jika pekerja terpajan oleh panas, kelembapan, atau debu, harus disediakan

minimal 1 kamar mandi untuk setiap 50 orang pekerja yang dilengkapi dengan keran

air dingin dan air panas. Untuk setiap penambahan 50 orang pekerja, ditambahkan

satu kamar mandi dilengkapi dengan sabun, spon, atau peralatan yang memudahkan

pekerja untuk membersihkan badan.

5. Toilet, WC dan Urinals

Harus tersedia toilet yang bisa digunakan oleh pekerja. Toilet untuk pria dan

wanita harus terpisah. Terdapat tanda yang jelas. Pekerja dilarang keras menggunakan

toilet yang bukan untuk jenis kelamin yang bersangkutan.

Letak toilet tidak boleh lebih dari satu lantai diatas atau dibawah area kerja

regular, kecuali ruang kerja tersedia lift atau elevator yang memudahkan pekerja

untuk menuju toilet. Toilet tidak boleh kontak langsung dengan ruang lain seperti

dapur atau ruang penyimpanan makanan yang tidak dibungkus, kecuali ada pintu

pembatas. Pintu pembatas harus mempunyai system tertutup secara otomatis. Toilet

pria dan wanita harus dipisahkan dengan konstruksi yang permanen (soundproof,

materi tidak transparan). Perlu divantumkan “jangan dibuka”. Dinding dan plafon

yang digunakan sebaiknya dari bahan yang mudah dibersihkan. Pinu toilet sebaiknya

tertutup rapat dan dilengkapi dengan alat yang membuat pintu bisa tertutup sendiri.

Toilet harus fan dan terdapat ventilasi untuk masuknya cahaya. Didalam toilet

terdapat poster atau himbauan kepada para pengguna agar menjaga kebersihan dan

tidak melakukan tindakan yang dpat merusak fasilitas toilet. Tersedia kertas tissu atau

toilet paper. Dinding, partisi dan bagiandan bagian lain dari toilet harus bersih dan

bebas dari kotoran dan coret-coretan. Sebaiknya toilet pria dibersihkan oleh petugas

pria dan toilet wanita oleh petugas wanita kecuali pada waktu diluar jam kerja.

Ruangkhusus wanita didalam toilet wanita harus tertutup.

Page 10: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

Jumlah WC yang tersedia untuk jenis kelamin harus berdasarkan jumlah

maksimal pekerja untuk setiap jenis kelamin. Jika terdapat urinals, maka jumlah WC

harus dikurangi sjumlah urinals yang tersedia, dan jumla WC yang tidak boleh kurang

dari 2/3 dari jumlah yang dioersyaratkan. Harus terdapat keran atau pengatur supply

air dan pipa penyalur Wc sebaiknya dilengkapi dengan saluran,

Buangan dan penyaringan pasir atau kotoran dan dilengkapi dengan tangki

penampungan air untuk melakukan penyiiraman untuk setiap unit dilengkapi dengan

keran untuk peyiraman. Ukuran pipa untuk penyiraman diameter yang tidak boleh

kurang dari 1 inc. Pimtu dilengkapi dengan kunci. Tinggi pintu minimal 60 inc dari

kantai dan jika pintu tidak menyentuh tanah maka jarak maksimal adalah pintu dari

lantai 12 inc.

Jika jumlah pekerja kurang dari 30 orang, maka sebaiknya tersedia satu urinal.

Jika jumlah pekerja pria 30-80 harus terdapat dua urinal, dan setiap penambahan 80

orang atau kelipatannya datambah satu unit urinal.

Ukuran urinal minimal 2 feet dan terbuat dari marmer dan mempunyai tinggi

dari lantai tidak kuarang 15 inc diukur dari ujung bawah urinal. Urinal sebaiknya

diletakkan didalam ruang toilet dan untuk setiap urinal dibatasi oleh partisi. Urinal

harus terhubung saluran pembuangannya dengan saluran limbah cair yang lain.

Dilengkapi dengan keran untuk menyiram ukuran diameter pipa atau

flushing/menyiram tidak urang dari ½ inc. Jumlah minimal supay air untuk macam

urinal terdapat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.4. jumlah minimal air untuk urinal

URINALS GALONS

Pedestal 3

Siphon jet 2

Individual stail 2

Flush rim (perfoot of length) 1

6. Air Minum

Tersedia suplay air minum yang memenuhi syarat kesehatan. Jangan

menggunakan gelas untuk minum bersama-sama. Harus tersedia gelas atau cup untuk

Page 11: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

setiap pekerja. Sebaiknya menggunakan pekerja lain. Kondisi keran harus dijaga

sanitasinya.jika disediakan kertas tissue dan drinking cups, sebaiknya juga disediakan

kotak atau tempat penampungan sampah bekas tissue atau cup yang sudah dipakai.

BAB III

HASIL KUNJUNGAN

Page 12: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

1. Identitas Perusahaan

Nama perusahaan : PT. Adi Satria Abadi (ASA)

Jenis Perusahaan : Industri Penyamakan Kulit

Alamat Perusahaan : Ds. Banyakan, Sitimulyo, Piyungan, Bantul

Tanggal Kunjungan : 20 Juni 2014

2. Proses Produksi

1. Bahan yang diperlukan:

Bahan baku : Kulit domba dan Kulit kambing

Bahan tambahan : bahan kimia berupa zat pewarna, asam formiat, sodium

chloride, amoniak dan soda kue

2. Mesin/Peralatan kerja yang digunakan : drum kayu, mesin shaving, double setter,

mesin stacking, togling, mesin ukur, drum zat kimia dan penyedot debu.

3. Proses produksi : Sortasi pickle, tanning, shaving, dying dan fat liquoring, setter,

hunging, stacking, togling, measuring, sortasi finish dan packing.

4. Barang yang dihasilkan :

Produk utama : Kulit

Produk sampingan : Tidak ada

5. Limbah : logam (chrome) dan non-logam (campuran).

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Page 13: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

1. Sanitasi Perusahaan

a) Kebersihan perusahaan

Secara umum kebersihan lingkungan kerja pabrik terlaksana dengan baik tidak

terlihat adanya sampah-sampah yang berserakan dan mengganggu estetika lingkungan,

walaupun masih juga terdapat beberapa tempat yang masih kurang bersih. Tersedianya

tempat sampah dibeberapa titik namun tidak dipisahkan antara sampah organik dan non

organik,tidak ada penutupnya. Dan ada beberapa sampah bahan baku yang masih

berserakan di lantai walaupun sudah disediakan tempat sampah. Pengangkutan sampah

dilakukan setiap hari dan diserahkan ke penampungan sampah.

Para pekerja diberikan alat-alat kebersihan seperti sapu, sapu lidi, ember dan

beberapa alat kebersihan lainnya yang digunakan untuk membersihkan lingkungan

kerjanya setiap 10 menit sebelum jam kerjanya selesai.

b) Kerapihan dan Keindahan

Tata ruang dan kerapihan dalam kantor administrasi dan klinik cukup baik, akan

tetapi aspek keindahan masih kurang. Pada bagian dalam pabrik terlihat penempatan dan

penyusunan alat yang sudah rapi dan baik, akan tetapi penataan barang yang diproduksi

masih terlihat kurang rapi. Halaman luar dari ruang produksi terdapat tanaman-tanaman

hijau yang rapi dan terawat, tetapi ada dibeberapa titik tanaman hijau yang tidak terawat

sehingga menimbulkan kesan tidak rapi. Tanaman di lingkungan pabrik bermacam-

macam jenisnya sehingga menambah keasrian dan keindahan lingkunga pabrik.

c) MCK

Jumlah MCK di perusahaan tersebut sudah memadai dengan jumlah karyawan

sekitar 247 orang dengan jumlah MCK pada masing-masing bagian produksi sebanyak

1-2 MCK Pada setiap Unit Produksi. Kebersihan MCK tidak merata dimana kamar

mandi bagian administrasi tergolong bersih, namun MCK di dalam pabrik tidak bersih

dan tidak terawat. Kualitas air di kamar mandi baik dimana tidak berbau, tidak berwarna,

tidak berasa dan jernih.

d) Site Plan

Page 14: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

Jumlah taman dan tanaman dibandingkan dengan luas bangunan pabrik tampak

cukup seimbang (memenuhi ketentuan 30% ruang terbuka hijau). Jenis tanaman cukup

bervariasi mulai dari rumput, tanaman hias dan pohon besar yang rindang.

Konstruksi gedung dan instalasi listrik di perusahaan ini sudah tertata cukup baik

walaupun masih terdapat di beberapa tempat kabel listrik yang di lantai dan dinding

tanpa pelindung. Ventilasi udara cukup memadai, akan tetapi aliran sirkulasi udaranya

masih kurang sehingga terasa agak panas dan bau. Di ruang Polishing tidak cukup luas

sehingga mobilitas di ruang tersebut sangat terbatas membuat sirkulasi aliran udara

kurang.

e) Penerangan

Penerangan untuk beberapa tempat sudah cukup baik, namun sebagian unit

produksi yang lain masih kurang baik, penerangan untuk ruang bahan baku dan ruang

produksi basah berasal dari sinar matahari saat siang hari dan lampu pada malam hari,

dan untuk ruang produksi kering dan gudang selalu menggunakan sumber lampu.

f) Penyediaan Air Bersih

Penyediaan air bersih menggunakan sumber air tanah yang diambil dari

kedalaman 60 meter melalui proses penyulingan. Kualitas air cukup baik, tidak berasa,

tidak berbau, tidak berwarna. Sumber air ini digunakan untuk sumber air minum, air

produksi, dan air MCK. Sebelum air digunakan untuk konsumsi, air di filter reversible

osmolarity dan dimasak.

g) Kebersihan Kantin dan Peralatannya

Perusahaan tidak menyediakan kantin dan ruang makan khusus untuk pekerja.

Untuk makanan, perusahaan menggunakan jasa catering luar. Para pekerja makan pada

saat jam istirahat diruang istirahat yang tersedia disetiap unit produksi. Untuk peralatan

makan dicuci di dapur menggunakan air dari bak penampungan, setelah dicuci disimpan

di dalam lemari tertutup.

h) IPAL ( Instalasi Pengolahan Air Limbah)

Page 15: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

Untuk IPAL pabrik ini sudah memiliki instalasi pengolahan air limbah yang

bertempat di pabrik bagian belakang terpisah dengan bagian lain pabrik. Limbah pabrik

ini berupa limbah cair dan limbah padat. Untuk limbah cair perusahaan ini memiliki dua

jenis, yang mengandung logam dan yang tidak mengandung logam. Untuk pengolahan

limbah cair non logam sudah sangat baik dan tetata rapi. Dan untuk limbah cair yang

mengandung logam chrom diolah dengan menggunakan alat sehingga bagian logam

dapat diambil kembali dan digunakan untuk produksi (30%) dan setelah bebas logam

limbah tersebut lalu dicampur dengan pengolahan air limbah yang lain berupa campuran

bahan kimia sisa obat (bahan kimia berupa zat pewarna, asam formiat, sodium chloride,

amoniak).

Untuk pengolahan air limbah cair campuran terbagi dalam 3 tahapan, yaitu :

Tahap pertama, limbah yang berasal dari proses produksi dan nonproduksi (dari

dapur) ditampung dalam bak dan dilakukan proses kimiawi dengan ditambahkannya

kapur dan dilakukakan proses koagulasi.

Tahap kedua, setelah proses koagulasi maka limbah akan dialirkan dalam bak

biologi, selanjutnya di beri microbiologi agent yang berfungsi untuk menguraikan zat-

zat yang berbahaya dari limbah tersebut.

Tahap ketiga, limbah yang berasal dari bak biologi, selanjutnya dilakukan filter atau

penyaringan. Sehingga hasil akhirnya, limbah cair tidak tercemar oleh zat kimia lagi,

dan akhirnya limbah tersebut dialirkan ke sungai di belakang pabrik.

Limbah padat dari sisa produksi pabrik diolah oleh perusahaan limbah di

semarang. Perusahaan penyamakan ini hanya mempunyai izin untuk penampungan

limbah padat sementara.

2. Gizi Kerja

a. Pemberian makanan tambahan bagi tenaga kerja:

Para pekerja mendapatkan teh manis dan susu setiap hari.

.

b. Pemberian makan siang bagi tenaga kerja

Page 16: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

Ada pemberian makan siang bagi tenaga kerja melalui jasa catering oleh

penduduk sekitar.

c. Variasi menu :

Menu yang disajikan kurang bervariasi yaitu berupa nasi, lauk, dan sambal

seharga Rp. 3500. Variasi lauk tersebut bervariasi tiap harinya.

Senin : Ayam dan oseng tempe

Selasa : Sayur lodeh dan tempe penyet

Rabu : Tongkol oseng dan bakmi

Kamis : Pecel dan tahu bacem

Jumat : Telur bulat dan brongkos

d. Penyajian :

Makanan yang disajikan dibungkus dengan kertas pembungkus makanan

dengan lauknya yang dibungkus dengan plastik bening dan diletakkan bersama

nasi di dalam pembungkus tersebut. Plastik pembungkus tersebut berbahaya bagi

kesehatan pekerja karena bukan merupakan plastik food grade yang memang

dikhususkan untuk membungkus makanan, apalagi jika digunakan untuk

membungkus makanan dalam keadaan panas/hangat seperti yang ditemukan pada

kunjungan kali ini.

e. Kelengkapan Gizi dan Kecukupan Gizi

Para pekerja sebagian besar adalah laki-laki dengan rentang usia 25-50

tahun dengan berat badan berkisar antara 45-60 kg. Pekerjaan mereka tergolong

ke dalam kerja dengan intensitas sedang-berat.

Angka kebutuhan energi pekerja PT ASA

Perhitungan ini diasumsikan seorang pekerja Tn. K (42 tahun) yang

bertugas melakukan pengukuran ketebalan kulit (intersitas kerja sedang).

Page 17: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

BMR (Basal Metabolic Rate) 11,6 BB + 879

11,6 (49) + 879

1447,4 KKal

Angka kecukupan energi untuk aktifitas fisik

tertentu (intensitas sedang)

1,67 x BMR 2417,15 KKal

Energi yang harus disediakan untuk Tn K 2417,15 + (10% x

2417,15)

2658, 87 KKal

Energi yang harus tercukupi untuk makan

siang

35% x 2658,87 930,6 KKal

Kelengkapan dan Kecukupan Gizi yang disediakan PT ASA

Jenis Makanan Komposisi URT Berat (gr) Total kalori

Nasi + Telur

rebus + Oseng

temped an kacang

panjang

Nasi Putih 3 x ¾ gelas 300 525

Telur Rebus 1 butir telor

ayam

55 75

Tempe 1 potong

ukuran sedang

25 37,5

Kacang

Panjang

1/10 gelas

takar

10 2,5

Minyak Kelapa 1 sdm 5 50

Kecap 1 sdm - -

Total Kalori yang disediakan PT ASA 690

Defisit Kalori 240,6 KKal

Dari perhitungan di atas di dapatkan defisit kalori sebesar 240,6 KKal. Makanan yang

disajikan juga tidak memenuhi 4 sehat 5 sempurna karena tidak mengandung sayur

dan buah.

Page 18: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

f. Jenis / beban kerja

Jenis / beban kerja bervariasi, tergantung dari bagian kerja masing-masing

(aktivitas sedang-berat).

g. Kantin perusahaan dan Pengelolaan Makanan :

Perusahaan tidak memiliki kantin sendiri. sistem pengelolaan makanan

dillakukan oleh penduduk sekitar. Perusahaan juga tidak menyediakan ruang

makan bagi para pekerjanya meskipun jumlah pegawainya sebesar 250. Hal ini

tentu sudah melanggar Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.

01/Men/1979/ tentang Pengadaan Kantin dan Ruang Makan.Aturan tersebut jelas

menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki pekerja dengan jumlah 200-500

pegawai harus menyediakan ruang makan bagi pekerjanya.

h. Dapur:

Perusahaan memiliki sebuah dapur yang biasanya digunakan untuk

merebus air dan membuat temeh untuk para karyawan.

Page 19: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil kunjungan kami ke PT Adi Satria Abadi menyimpulkan bahwa

sanitasi lingkungan perusahaan kurang baik, dimana fasilitas MCK tidak memadai, tempat

sampah, penyediaan air bersih dan IPAL juga kurang memadai. Dapur untuk mengolah

makanan juga tidak bersih dan berantakan. Air cuci piring tidak mengalir. Bahan-bahan

makanan dan tempat cuci piring diletakkan berdekatan dengan bahan kimia. Hasil akhir

pengelolaan limbah masih belum baik.

Terjadi defisit antara kalori yang dibutuhkan oleh pekerja dengan asupan kalori yang

dimakan. Menu juga kurang bervariasi dan kurang memenuhi menu gizi seimbang.

4.2 SARAN

1. Diperlukan adanya penyediaan tempat sampah organic maupun non organic serta

penutupnya.

2. Kebersihan lingkungan perusahaan perlu ditingkatkan.

3. Meningkatkan kebersihan MCK, dapur, tempat cuci tangan, dan cuci piring.

4. Diperlukan penyediaan kantin dan ruang makan yang memadai.

5. Diperlukan perbaikan tempat pengelolaan limbah.

Page 20: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap

Gambar

Page 21: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap
Page 22: Gizi Dan Sanitasi Hiperkes Lengkap