gizi buruk

11
GIZI BURUK Pengobatan Meskipun terdapat 3 bentuk gizi buruk, tidak ada perbedaan dalam penanganannya. 4 Terdapat 10 langkah tatalaksana yang harus dilakukan untuk setiap anak yang menderita gizi buruk 5,11-13 (tabel 2). Tabel 2. Skema Tatalaksana Gizi Buruk Menurut Waktu 11 N o . Tatalaksana Stabilisasi Transi si Rehabili tasi Tindak Lanjut H 1-2 H 3-7 Minggu 2-6 Minggu 7 - 26 1 . Mencegah dan mengatasi hipoglikemia 2 . Mencegah dan mengatasi hipotermia 3 . Mencegah dan mengatasi dehidrasi 4 . Memperbaiki gangguan elektrolit 5 . Mengobati infeksi 6 . Memperbaiki kekurangan zat gizi mikro Tanpa Fe Dengan Fe 7 . Memberikan makanan untuk stabilisasi dan transisi 8 . Memberikan makanan untuk tumbuh kejar

Upload: merrycardina

Post on 11-Nov-2015

2 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

gizi buruk

TRANSCRIPT

GIZI BURUKPengobatanMeskipun terdapat 3 bentuk gizi buruk, tidak ada perbedaan dalam penanganannya.4 Terdapat 10 langkah tatalaksana yang harus dilakukan untuk setiap anak yang menderita gizi buruk5,11-13 (tabel 2).Tabel 2. Skema Tatalaksana Gizi Buruk Menurut Waktu11No.TatalaksanaStabilisasiTransisiRehabilitasiTindak Lanjut

H 1-2H 3-7Minggu 2-6Minggu 7 - 26

1.Mencegah dan mengatasi hipoglikemia

2.Mencegah dan mengatasi hipotermia

3.Mencegah dan mengatasi dehidrasi

4.Memperbaiki gangguan elektrolit

5.Mengobati infeksi

6.Memperbaiki kekurangan zat gizi mikroTanpa FeDengan Fe

7.Memberikan makanan untuk stabilisasi dan transisi

8.Memberikan makanan untuk tumbuh kejar

9.Memberikan stimulasi untuk tumbuh kembang

10Mempersiapkan untuk tindak lanjut di rumah

1. Atasi/cegah hipoglikemiaPeriksa kadar gula darah bila ada hipotermia (suhu aksila 12 bulan, berikan 200.000 IU; untuk usia 6-12 bulan, berikan 100.000 IU; untuk usia 0-5 bulan, berikan 50.000 IU ) kecuali bila telah diberikan pada bulan sebelumnya. Bila terdapat tanda-tanda klinis defisiensi vitamin A (seperti rabun senja xerosis konjungtiva, bitot spot, dan lain-lain), diberikan dosis yang sama pada hari ke-2, diikuti dosis ke-3 minimal 2 minggu kemudianBerikan setiap hari selama paling tidak 2 minggu: Suplemen multivitamin Asam folat 1 mg/hari (berikan 5 mg pada hari pertama) Zinc 2 mg/kg/hari Tembaga 0,3 mg/kg/hari Besi 3 mg/kg, hanya bila berat badan telah naik karena memberikan besi dapat memperburuk infeksi yang ada7. Mulai pemberian makananPada fase stabilisasi, perlu pendekatan yang sangat hati-hati karena keadaan faali anak sangat lemah dan rendahnya kapasitas homeostatik. Pemberian makan harus dimulai secepatnya setelah anak dirawat dan harus dirancang sedemikian rupa sehingga cukup energi dan protein untuk metabolisme basal.Prinsip pemberian makan pada fase stabilisasi adalah: Porsi kecil, sering, rendah laktosa dan osmolaritas Diberikan secara oral atau sonde (jangan parenteral) Energi: 80-100 kkal/kg/hari Protein: 1-1,5 g/kg/hari Cairan: 130 ml/kg/hari (100 ml/kg/hari bila ada edema berat) Bila anak mendapat ASI, teruskan, tetapi beri formula khusus terlebih dahulu.Formula khusus awal seperti F-75 mengandung 75 kkal/100ml dan 0,9 g protein/100 ml cukup untuk hampir semua anak. Berikan dengan cangkir. Bila anak terlalu lemah berikan dengan sendok atau pipet. Jadwal makan yang dianjurkan adalah volume makanan dinaikkan bertahap disertai pengurangan frekuensi pemberian makanan. Hari keFrekuensiVol/kg/kali makan Vol/kg/hari1-2setiap 2 jam11 ml 130 ml3-5setiap 3 jam16 ml 130 ml6-7+setiap 4 jam22 ml 130 mlPada anak dengan selera makan yang baik dan tidak ada edema, jadwal ini dapat diselesaikan dalam 2-3 hari saja(1 hari untuk setiap tahap)Jika asupan makanan kurang dari 80 kkal/kg/hari (105 ml formula khusus awal/kg) berikan sisa formula melalui pipa nasogastrik. Jangan beri makanan lebih dari 100 kkal/kg/hari pada fase stabilisasi ini.Pada fase stabilisasi, diare secara bertahap harus berkurang dan anak dengan edema harus tejadi penurunan berat badan.

8. Fasilitas tumbuh kejarPada masa pemulihan dibutuhkan berbagai pendekatan secara gencar agar tercapai asupan makanan yang tinggi dan pertambahan berat badan > 10 g/kg/hari. Formula yang dianjurkan adalah F-100 yang mengandung 100 kkal dan 2,9 g protein/100 ml. Bubur yang dimodifikasi atau makanan keluarga yang dimodifikasi dapat digunakan jika mengandung kalori dan protein yang sama.Kesiapan untuk memasuki fase rehabilitasi ditandai dengan munculnya nafsu makan, biasanya sekitar 1 minggu setelah dirawat. Transisi bertahap dianjurkan untuk mencegah resiko gagal jantung yang dapat terjadi bila anak secara mendadak mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang banyak.Untuk mengganti formula khusus awal ke formula khusus lanjutan: Ganti F-75 awal dengan formula F-100 lanjutan dengan jumlah yang sama dalam waktu 48 jam kemudian, Naikkan jumlah makanan 10 ml untuk setiap pemberian sampai ada sedikit formula tersisa, biasanya pada saat tercapainya jumlah 30 ml/kg/kali (200 ml/kg/hari) Awasi terjadinya gagal jantung dengan memantau frekuensi nafas dan nadi. Bila frekuensi nafas meningkat 5/menit dan frekuensi nadi 25/menit dalam pemantauan setiap 4 jam secara berurutan, kurangi volume pemberian. Setelah normal kembali, ulangi menaikkan volume seperti di atas.Setelah fase transisi dilewati, berikan: Makanan/formula dengan frekuensi sering (setiap 4 jam) dengan jumlah yang tidak terbatas Energi: 150-220 kkal/kg/hari Protein: 4-6 g/kg/hari Bila anak masih mendapat ASI, teruskan, tetapi beri formula terlebih dahulu karena energi dan protein ASI tidak akan mencukupi untuk tumbuh kejar.Kemajuan dinilai berdasarkan kecepatan pertambahan berat badan: Timbang anak setiap pagi sebelum makan Setiap minggu hitung kenaikan berat badan dalam g/kg/hari.Bila kenaikan berat badan: Kurang (10 g/kg/hari), berikan penghargan kepada ibu dan staf9. Sediakan stimulasi sensorik dan dukungan emosional/mentalPada malnutrisi berat terjadi keterlambatan perkembangan mental dan prilaku, karenanya berikan: Kasih sayang Lingkungan yang ceria dan merangsang Terapi bermain terstruktur selama 15-30 menit per hari Aktifitas fisiksegera setelah anak mulai baik Keterlibatan ibu semaksimal mungkin (memberi makan, memandikan, bermain, dsb)10. Siapkan follow up setelah sembuhBila berat per tinggi badan anak mencapai 90% (sama dengan -1 SD) dapat dikatakan anak sembuh, dan dapat dipulangkan. Anak biasanya tetap memiliki berat badan per umur yang rendah karena stunting. Cara pemberian makanan yang baik dan stimulasi sensorik harus tetap diberikan di rumah. Tunjukkan kepada orang tua: Pemberian makan yang sering dan mengandung energi dan nutrien yang padat. Berikan terapi bermain terstruktur

Sarankan: Membawa anaknya kembali untuk kontrol secara teratur Memberikan imunisasi ulang (booster) Memberikan vitamin A setiap 6 bulanBila BB/TB < 90%, anak dapat dipulangkan bila: Usia 12 bulan atau lebih Pemberian antibiotika telah selesai Nafsu makan baik Kenaikan berat badan baik Tidak ada edema Kalium, magnesium, suplemen mineral, dan suplemen vitamin telah diberikan selama 2 minggu Ibu atau pengasuh tidak bekerja di luar rumah, telah diajarkan cara pemberian makanan yang baik, dan telah dimotivasi untuk selalu mematuhi nasehat yang diberikan.

4. Bhan MK, Bhandari N, Bahl R. Management of the Severely Malnourished Child: Perspective from Developing Countries. BMJ 2003; 326:146-51.5. World Health Organization. Management of The Child with a Serious Infection or Severe Malnutrition. Guidelines for Care at the First-Referral Level in Developing Countries. Geneva: WHO, 2000.11. Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat. Buku Bagan Tatalaksana Anak Gizi Buruk-Buku I. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2003.13. Asworth A, Khanum S, Jackson A, Schofield C. Guidelines for The Inpatient Treatment of Severely Malnourished Children. SEARO Technical Publication No.24, WHO, 2003.