giliran mahasiswa berjaya di kompetisi matematika fileal jabr islamic school, pondok labu, jaksel,...

1
DIALOG: Menag Suryadharma Ali (berpeci) berdialog dengan siswa di Al Jabr Islamic School, Pondok Labu, Jaksel, Jumat (30/7). MI/ RAMDANI PENDIDIKAN menjadi salah satu kunci keberhasi- lan anak untuk menjauhi narkoba. Dengan mendapat- kan pendidikan, mereka bisa mengembangkan bakat dan pikiran lewat ide-ide. Hal itu pula yang menjadi salah satu program Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) dalam upaya menjauhkan anak-anak dari obat terlarang. ‘’Pendidikan akan mem- berikan kesempatan kepada anak untuk menggapai cita- citanya,’’ kata Meena Kuwari Adna, Head of Department YCAB, di sela kunjungan Kelompok Belajar Cinta Anak Bangsa (KBCAB) di Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, akhir pekan lalu. Sebagian besar murid KB- CAB adalah anak putus seko- lah. Mereka lantas menjadi anak jalanan, bahkan tidak sedikit yang terjerat narkoba akibat salah pergaulan. Alfian, murid KBCAB, merasa bersyukur bisa meneruskan menimba ilmu meski bukan di sekolah for- mal. ‘’Meski bayarnya Rp10 ribu setiap bulan, saya tidak keberatan. Saya malah senang bisa belajar di tempat yang nyaman. Fasilitasnya juga lengkap,’’ puji Alfian yang sudah setahun berada di KB- CAB. Sebelumnya dia men- jadi pengamen. KBCAB merupakan sekolah untuk anak-anak jalanan. Semula, bangunan yang di- gunakan berupa rumah, tapi kemudian disulap menjadi sekolah dengan enam kelas. Sekolah informal ini juga dilengkapi laboratorium kom- puter dan perpustakaan. Juga pelatihan ekstrakurikuler seperti menjahit, memainkan marawis, perkusi, kursus salon, hingga bahasa Ing- gris. Program pendidikan ini bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional. Selain pendidikan formal, penyuluhan antinarkoba juga diadakan. Sekitar 4.000 anak jalanan telah dibantu KBCAB. (*/H-2) PROGRAM For Women In Science merupakan hasil kemitraan L’Oreal dan UNESCO untuk mengakui, menyemangati, dan mendukung wanita di bidang sains. Dengan dukungan Komisi Nasional In- donesia untuk UNESCO, setiap tahun dianugerahkan penghargaan kepada dua perempuan peneliti muda di bidang life sciences. Sebanyak 13 orang kini menjadi nominator, salah satunya adalah Fatma Sri Wahyuni. Perempuan kelahiran Padang, Sumatra Barat, 13 April 1974, ini masuk kandidat berkat kegigihannya meneliti obat antikanker dari kulit batang asam kandis atau Garcinia cowa. Berangkat dari kekhawatiran terhadap peningkatan jumlah penderita kanker di Indonesia, ia berharap bisa menemukan obat dari tumbuhan asli negeri sendiri. Berikut petikan wawancara Media Indonesia dengan staf pengajar FMIPA Universitas Andalas (Unand) Padang yang meraih gelar doktor di Institute of Biosci- ence, University Putra Malaysia, itu tentang usahanya: Mengapa Anda melakukan penelitian tentang obat antikanker? Awalnya dari kekhawatiran saya terhadap penyakit kanker yang semakin meningkat seperti kanker payudara dan kanker paru. Se- makin banyak orang Indonesia yang terjangkit penyakit ini sehingga perlu dicarikan obat dari negeri sendiri. Lalu kenapa asam kandis yang Anda teliti? Dari semua tanaman yang saya teliti, ternyata asam kandis yang merupakan tanaman bumbu masak ini pada ekstrak kulit batangnya ditemu- kan senyawa. Setelah diisolasi, senyawa itu selektif membunuh sel kanker paru (H-460) dari kulit batang Garcinia cowa roxb yaitu tetraprenil- toluquionol (TPTQ). Setelah diuji lagi, senyawa ini terbukti membunuh sel kanker secara invitro. Berikutnya diketahui berdasarkan data yang didapat pada analisis siklus sel dengan ow cytometry menunjukkan TPTQ membunuh sel fase G1 (gap 1). Lantas? Secara invivo ke hewan percobaan dengan menggunakan nudemice kita implan sel kanker. Hasilnya diketahui mampu memperlambat sel selama lima hari. Sekarang penelitian saya ini berlanjut di Unand dan di Malaysia. Berapa lama Anda melakukan penelitian? Sejak 2002 hingga sekarang dan tahun 2006 saya ikuti L’Oreal fellowship. Apa target Anda? Target saya mungkin tidak berupa obat dulu tetapi pada ekstraknya yakni ekstrak tofar- maka. Mudah-mudahan ekstrak ini yang akan menjadi obat kanker hasil karya peneliti dari Indonesia dan dari tumbuhan asli Indonesia. Seperti kita tahu, Taxol atau obat antikanker dari Eropa untuk pengobatan kanker payudara yang digunakan di dunia saat ini sangat mahal. Taxol diteliti sejak tahun 1945 dan baru bisa digunakan tahun 90-an. Apa tantangan Anda sebagai peneliti? Kalau dahulu pada dana penelitian, tapi seka- rang perhatian pemerintah cukup baik seiring meningkatnya dana APBN bagi pendidikan kita. Kelebihan perempuan peneliti adalah lebih detail dalam meneliti data. Namun jika diband- ingkan dengan negara lain seperti Malaysia, perempuan peneliti mereka lebih banyak. Ini mungkin karena masalah pendanaan. Komentar Anda soal banyaknya peneliti Indonesia yang memilih berkarya di luar negeri karena kurangnya perhatian dari pemerintah? Saya amat cinta Indonesia. Saya ikut sedih kalau ada peneliti kita yang mengabdikan hasil penelitiannya ke negara lain. Kapan lagi kita mengabdi kepada negara. Karena itu, kalau penelitian saya ini berhasil, pasti saya tujukan bagi kepentingan negara kita. (Syarief Oebaidillah/H-1) Berharap Menemukan Obat Antikanker dari Negeri Sendiri 20 | Humaniora SENIN, 2 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA FOTO ANTARA/ANIS EFIZUDIN PENAMBANGAN LIAR: Sejumlah warga meruntuhkan tebing untuk diambil pasirnya di areal penambangan pasir liar dusun Liyangan, Purbosari, Ngadirejo, Temanggung, Jateng, Sabtu (31/7). Pemerintah setempat telah menutup penambangan yang berada di areal pertanian tembakau karena merusak kelestarian lingkungan, namun warga tetap membandel. P RESTASI emas terus ditunjuk- kan para penerus bangsa di kancah internasional. Setelah siswa Indonesia menyabet empat medali emas dan satu perak di Olimpiade Fisika di Zagreb, Kroasia, serta membawa pulang satu emas dari Olimpiade Kimia di Tokyo, giliran mahasiswa yang berjaya. Pada Kompetisi Matematika In- ternasional (IMC) ke-17 di Bulgaria, 25-30 Juli lalu, mereka meraup enam penghargaan. Prestasi itu ditorehkan Albert Gu- nawan, mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), yang meraih rst prize dan Made Tantrawan (UGM) dengan prestasi second prize. Adapun Lois Mu- tiara (Universitas Indonesia), Harun Immanuel (Universitas Airlangga, Surabaya) dan Satria Stanza (Institut Teknologi 10 November, Surabaya) meraih third prize. Satu lagi, Yosafat Pangalelo dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mendapatkan honorable mention. Hanya Ahmad Agung Ahkam (ITB) yang ga- gal di ajang yang diikuti 329 peserta dari 38 negara itu. Menurut Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Djoko Santoso, prestasi mahasiswa Indonesia tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu yang tidak mendapat rst prize. ‘’Untuk itu, pemerintah akan berikan beasiswa hingga jenjang S-2 bagi mereka baik di dalam negeri ataupun di luar ne- geri,’’ kata Djoko saat menjemput tim Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (31/8) malam. Siti Fatimah, salah satu pembina, mengatakan prestasi ini di luar du- gaan. Pasalnya, tim tidak ditargetkan meraih rst prize yang hanya diberikan kepada 40 peserta dengan nilai ter- tinggi. ‘’Di luar dugaan, Albert ada di posisi ke-28 dari 329 peserta sehingga ia meraih rst prize,’’ kata Siti. Ia menambahkan, pada ajang yang akhirnya dimenangi Polandia (indi- vidu) dan Ukraina (kategori tim) seba- gai juara umum itu, penguasaan materi mahasiswa Indonesia sudah bagus. ‘’Yang perlu difokuskan pembinaan ke depan adalah dari sisi problem solving yang masih kurang.’’ OSN 2010 Keberhasilan mahasiswa Indonesia tersebut sekaligus pula melengkapi torehan siswa SD dan SMP yang sebe- lumnya meraih tiga emas, delapan perak, dan 17 perunggu pada IMC di Korea Selatan, 25-29 Juli lalu. Pada ajang itu, medali emas diraih Peter Tirtowijoyo (SMP Petra 1, Surabaya) dan Stanley Orlando (SD St Ursula, Jakarta) untuk kategori individu, serta Tim 1 (jenjang SD) untuk kategori kelompok. Direktur Pembinaan TK/SD Ke- mendiknas Mudjito mengatakan me- reka yang dikirim ke IMC 2010 ting- kat SD/SMP itu adalah hasil seleksi Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009. ‘’Untuk itu, pada OSN 2010 di Medan nanti, kita cari yang terbaik untuk dibina secara intensif.’’ OSN 2010 akan dibuka hari ini secara resmi oleh Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal. OSN yang berlang- sung hingga 7 Agustus itu akan diikuti 1.565 siswa dari seluruh Indonesia. Sejumlah mata pelajaran akan diper- lombakan, yakni sika, matematika, biologi (untuk SD dan SD luar biasa), dan sika, matematika, biologi, serta IPS terpadu (untuk SMP). Adapun un- tuk SMP luar biasa bakal melombakan matematika. Sementara itu, bidang yang dilomba- kan bagi siswa SMA adalah fisika, matematika, biologi, astronomi, kom- puter, ekonomi, dan kebumian. (H-1) [email protected] Giliran Mahasiswa Berjaya di Kompetisi Matematika Mahasiswa Indonesia sudah bagus dari penguasaan materi, tapi agak lemah dalam problem solving. Sidik Pramono MI/ RAMDANI Alfian Pelajar KBCAB Saya senang bisa belajar di tempat yang nyaman.” Fatma Sri Wahyuni MENTERI Agama Suryadhar- ma Ali menyatakan pendirian lembaga pendidikan yang bermotif hati nurani akan ber- beda dengan yang bermotif bisnis. Pernyataan itu dike- mukakan saat meresmikan SMP Al Jabr Islamic School di Pondok Labu, Jakarta Selatan, akhir pekan kemarin. “Saya merasa terharu pendirian Sekolah Al Jabr ini dengan motif hati nurani yang berbeda dengan motif bisnis. Saya apresiasi idealisme se- mangat kepedulian Yayasan Al Jabr ini hingga meraih sekolah bertaraf internasio- nal,” kata Suryadharma. Sekolah Al Jabr dirintis oleh Uchu Riza dan suaminya, Mohammad Riza, sejak enam tahun lalu. Embrionya pun sederhana berupa panti asu- han yang mengasuh 14 anak yatim dan dilengkapi taman kanak-kanak. Pada 2006, Uchu kemudian mendirikan SD Al Jabr atas sa- ran warga sekitar, khususnya kaum ibu. Dalam mengelola sekolah, ia menggabungkan kurikulum pendidikan umum dan agama. Tidak tanggung-tanggung, demi mencetak siswa yang berilmu, bermoral, dan berkualitas, Uchu mendatang- kan pengajar asing sepasang suami istri, Mr Andrew dan Mrs Helen. Kurikulum yang diterapkan adalah kombinasi kurikulum agama Islam dan International Baccalaureate Primary Year Program (IB PYP). Kini, dengan 373 murid, Al Jabr Islamic School menjadi satu-satunya sekolah Islam IB PYP di Indonesia. “Kami bersyukur dan makin ber- semangat setelah menjadi keluarga besar dunia di antara 3.003 authorized school di 139 negara,” kata Uchu Riza. (Bay/H-1) Menag Apresiasi SMP Bermotif Hati Nurani Melawan Narkoba lewat Pendidikan

Upload: lecong

Post on 21-Jun-2018

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

DIALOG: Menag Suryadharma Ali (berpeci) berdialog dengan siswa di Al Jabr Islamic School, Pondok Labu, Jaksel, Jumat (30/7).

MI/ RAMDANI

P E N D I D I K A N m e n j a d i salah satu kunci keberhasi-lan anak untuk menjauhi narkoba. Dengan mendapat-kan pendidikan, mereka bisa mengembangkan bakat dan pikiran lewat ide-ide.

Hal itu pula yang menjadi salah satu program Yayasan Cinta Anak Bangsa (YCAB) dalam upaya menjauhkan anak-anak dari obat terlarang. ‘’Pendidikan akan mem-berikan kesempatan kepada anak untuk menggapai cita- citanya,’’ kata Meena Kuwari Adna, Head of Department YCAB, di sela kunjungan Kelompok Belajar Cinta Anak Bangsa (KBCAB) di Duri Kepa, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, akhir pekan lalu.

Sebagian besar murid KB-CAB adalah anak putus seko-lah. Mereka lantas menjadi anak jalanan, bahkan tidak sedikit yang terjerat narkoba akibat salah pergaulan.

Alfian, murid KBCAB, merasa bersyukur b isa meneruskan menimba ilmu meski bukan di sekolah for-mal. ‘’Meski bayarnya Rp10 ribu setiap bulan, saya tidak keberatan. Saya malah senang bisa belajar di tempat yang nyaman. Fasilitasnya juga lengkap,’’ puji Alfian yang

sudah setahun berada di KB-CAB. Sebelumnya dia men-jadi pengamen.

KBCAB merupakan sekolah untuk anak-anak jalanan. Semula, bangunan yang di-gunakan berupa rumah, tapi kemudian disulap menjadi sekolah dengan enam kelas.

Sekolah informal ini juga dilengkapi laboratorium kom-puter dan perpustakaan. Juga pelatihan ekstrakurikuler seperti menjahit, memainkan marawis, perkusi, kursus salon, hingga bahasa Ing-gris. Program pendidikan ini bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional.

Selain pendidikan formal, penyuluhan antinarkoba juga diadakan. Sekitar 4.000 anak jalanan telah dibantu KBCAB. (*/H-2)

PROGRAM For Women In Science merupakan hasil kemitraan L’Oreal dan UNESCO untuk

mengakui, menyemangati, dan mendukung wanita di bidang sains.

Dengan dukung an Komisi Nasional In-donesia untuk UNESCO, setiap tahun

dianugerahkan penghargaan kepada dua perempuan peneliti muda di bidang life sciences.

Sebanyak 13 orang kini menjadi nominator, salah satunya adalah Fatma Sri Wahyuni. Perempuan kelahiran Padang, Sumatra Barat, 13 April 1974, ini masuk kandidat berkat kegigihannya meneliti obat antikanker dari kulit batang asam kandis atau Garcinia cowa.

Berangkat dari kekhawatiran terhadap peningkatan jumlah penderita kanker di Indonesia, ia berharap bisa menemukan obat dari tumbuhan asli negeri sendiri. Berikut petikan wawancara Media Indonesia dengan staf pengajar

FMIPA Universitas Andalas (Unand) Padang yang meraih gelar doktor di Institute of Biosci-ence, University Putra Malaysia, itu tentang usahanya:

Mengapa Anda melakukan penelitian tentang obat antikanker?

Awalnya dari kekhawatiran saya terhadap penyakit kanker yang semakin meningkat seperti kanker payudara dan kanker paru. Se-makin banyak orang Indonesia yang terjangkit penyakit ini sehingga perlu dicarikan obat dari negeri sendiri.

Lalu kenapa asam kandis yang Anda teliti?Dari semua tanaman yang saya teliti, ternyata

asam kandis yang merupakan tanaman bumbu masak ini pada ekstrak kulit batangnya ditemu-kan senyawa. Setelah diisolasi, senyawa itu selektif membunuh sel kanker paru (H-460) dari kulit batang Garcinia cowa roxb yaitu tetraprenil-toluquionol (TPTQ). Setelah diuji lagi, senyawa ini terbukti membunuh sel kanker secara invitro. Berikutnya diketahui berdasarkan data yang

didapat pada analisis siklus sel dengan fl ow cytometry menunjukkan TPTQ membunuh sel fase G1 (gap 1).

Lantas?Secara invivo ke hewan percobaan dengan

menggunakan nudemice kita implan sel kanker. Hasilnya diketahui mampu memperlambat sel selama lima hari. Sekarang penelitian saya ini berlanjut di Unand dan di Malaysia.

Berapa lama Anda melakukan penelitian?Sejak 2002 hingga sekarang dan tahun 2006

saya ikuti L’Oreal fellowship.

Apa target Anda?Target saya mungkin tidak berupa obat dulu

tetapi pada ekstraknya yakni ekstrak fi tofar-maka. Mudah-mudahan ekstrak ini yang akan menjadi obat kanker hasil karya peneliti dari Indonesia dan dari tumbuhan asli Indonesia. Seperti kita tahu, Taxol atau obat antikanker dari Eropa untuk pengobatan kanker payudara yang digunakan di dunia saat ini sangat mahal. Taxol

diteliti sejak tahun 1945 dan baru bisa digunakan tahun 90-an.

Apa tantangan Anda sebagai peneliti?Kalau dahulu pada dana penelitian, tapi seka-

rang perhatian pemerintah cukup baik seiring meningkatnya dana APBN bagi pendidikan kita. Kelebihan perempuan peneliti adalah lebih detail dalam meneliti data. Namun jika diband-ingkan dengan negara lain seperti Malaysia, perempuan peneliti mereka lebih banyak. Ini mungkin ka rena masalah pendanaan.

Komentar Anda soal banyaknya peneliti Indonesia yang memilih berkarya di luar negeri karena kurangnya perhatian dari pemerintah?

Saya amat cinta Indonesia. Saya ikut sedih kalau ada peneliti kita yang mengabdikan hasil penelitiannya ke negara lain. Kapan lagi kita mengabdi kepada negara. Karena itu, kalau penelitian saya ini berhasil, pasti saya tujukan bagi kepentingan negara kita.(Syarief Oebaidillah/H-1)

Berharap Menemukan Obat Antikanker dari Negeri Sendiri

20 | Humaniora SENIN, 2 AGUSTUS 2010 | MEDIA INDONESIA

FOTO ANTARA/ANIS EFIZUDIN

PENAMBANGAN LIAR: Sejumlah warga meruntuhkan tebing untuk diambil pasirnya di areal penambangan pasir liar dusun Liyangan, Purbosari, Ngadirejo, Temanggung, Jateng, Sabtu (31/7). Pemerintah setempat telah menutup penambangan yang berada di areal pertanian tembakau karena merusak kelestarian lingkungan, namun warga tetap membandel.

PRESTASI emas terus ditunjuk-kan para penerus bangsa di kancah internasional. Setelah siswa Indonesia menyabet

empat medali emas dan satu perak di Olimpiade Fisika di Zagreb, Kroasia, serta membawa pulang satu emas dari Olimpiade Kimia di Tokyo, giliran mahasiswa yang berjaya.

Pada Kompetisi Matematika In-ternasional (IMC) ke-17 di Bulgaria, 25-30 Juli lalu, mereka meraup enam penghargaan.

Prestasi itu ditorehkan Albert Gu-nawan, mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM), yang meraih fi rst prize dan Made Tantrawan (UGM) dengan prestasi second prize. Adapun Lois Mu-tiara (Universitas Indonesia), Harun Immanuel (Universitas Airlangga, Surabaya) dan Satria Stanza (Institut Teknologi 10 November, Surabaya) meraih third prize.

Satu lagi, Yosafat Pangalelo dari Institut Teknologi Bandung (ITB) mendapatkan honorable mention. Hanya Ahmad Agung Ahkam (ITB) yang ga-gal di ajang yang diikuti 329 peserta dari 38 negara itu.

Menurut Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan Nasional Djoko Santoso, prestasi mahasiswa Indonesia tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun lalu yang

tidak mendapat fi rst prize. ‘’Untuk itu, pemerintah akan berikan beasiswa hingga jenjang S-2 bagi mereka baik di dalam negeri ataupun di luar ne-geri,’’ kata Djoko saat menjemput tim Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Sabtu (31/8) malam.

Siti Fatimah, salah satu pembina, mengatakan prestasi ini di luar du-gaan. Pasalnya, tim tidak ditargetkan meraih fi rst prize yang hanya diberikan kepada 40 peserta dengan nilai ter-tinggi. ‘’Di luar dugaan, Albert ada di posisi ke-28 dari 329 peserta sehingga ia meraih fi rst prize,’’ kata Siti.

Ia menambahkan, pada ajang yang akhirnya dimenangi Polandia (indi-vidu) dan Ukraina (kategori tim) seba-gai juara umum itu, penguasaan materi mahasiswa Indonesia sudah bagus. ‘’Yang perlu difokuskan pembinaan ke depan adalah dari sisi problem solving yang masih kurang.’’

OSN 2010Keberhasilan mahasiswa Indonesia

tersebut sekaligus pula melengkapi torehan siswa SD dan SMP yang sebe-lumnya meraih tiga emas, delapan perak, dan 17 perunggu pada IMC di Korea Selatan, 25-29 Juli lalu. Pada ajang itu, medali emas diraih Peter Tirtowijoyo (SMP Petra 1, Surabaya) dan Stanley Orlando (SD St Ursula, Jakarta) untuk kategori individu, serta Tim 1 (jenjang SD) untuk kategori kelompok.

Direktur Pembinaan TK/SD Ke-mendiknas Mudjito mengatakan me-reka yang dikirim ke IMC 2010 ting-kat SD/SMP itu adalah hasil seleksi Olimpiade Sains Nasional (OSN) 2009. ‘’Untuk itu, pada OSN 2010 di Medan nanti, kita cari yang terbaik untuk dibina secara intensif.’’

OSN 2010 akan dibuka hari ini secara resmi oleh Wakil Menteri Pendidikan Nasional Fasli Jalal. OSN yang berlang-sung hingga 7 Agustus itu akan diikuti 1.565 siswa dari seluruh Indonesia.

Sejumlah mata pelajaran akan diper-lombakan, yakni fi sika, matematika, biologi (untuk SD dan SD luar biasa), dan fi sika, matematika, biologi, serta IPS terpadu (untuk SMP). Adapun un-tuk SMP luar biasa bakal melombakan matematika.

Sementara itu, bidang yang dilomba-kan bagi siswa SMA adalah fisika, matematika, biologi, astronomi, kom-puter, ekonomi, dan kebumian. (H-1)

[email protected]

Giliran Mahasiswa Berjayadi Kompetisi MatematikaMahasiswa Indonesia sudah bagus dari penguasaan materi, tapi agak lemah dalam problem solving.

Sidik Pramono

MI/ RAMDANI

Alfian Pelajar KBCAB

Saya senang bisa belajar di tempat yang nyaman.”

Fatma Sri Wahyuni

MENTERI Agama Suryadhar-ma Ali menyatakan pendirian lembaga pendidikan yang bermotif hati nurani akan ber-beda dengan yang bermotif bisnis. Pernyataan itu dike-mukakan saat meresmikan SMP Al Jabr Islamic School di Pondok Labu, Jakarta Selatan, akhir pekan kemarin.

“Saya merasa terharu pendirian Sekolah Al Jabr ini dengan motif hati nurani yang berbeda dengan motif bisnis. Saya apresiasi idealisme se-mangat kepedulian Yayasan Al Jabr ini hingga meraih sekolah bertaraf internasio-nal,” kata Suryadharma.

Sekolah Al Jabr dirintis oleh Uchu Riza dan suaminya, Mohammad Riza, sejak enam tahun lalu. Embrionya pun sederhana berupa panti asu-han yang mengasuh 14 anak yatim dan dilengkapi taman kanak-kanak.

Pada 2006, Uchu kemudian

mendirikan SD Al Jabr atas sa-ran warga sekitar, khususnya kaum ibu. Dalam mengelola sekolah, ia menggabungkan kurikulum pendidikan umum dan agama.

Tidak tanggung-tanggung, demi mencetak siswa yang beri lmu, bermoral , dan berkualitas, Uchu mendatang-kan pengajar asing sepasang suami istri, Mr Andrew dan Mrs Helen. Kurikulum yang diterapkan adalah kombinasi kurikulum agama Islam dan International Baccalaureate Primary Year Program (IB PYP).

Kini, dengan 373 murid, Al Jabr Islamic School menjadi satu-satunya sekolah Islam IB PYP di Indonesia. “Kami bersyukur dan makin ber-semangat setelah menjadi keluarga besar dunia di antara 3.003 authorized school di 139 negara,” kata Uchu Riza. (Bay/H-1)

Menag Apresiasi SMPBermotif Hati Nurani

Melawan Narkoba lewat Pendidikan