gigitan ular
DESCRIPTION
wordTRANSCRIPT
-
5/28/2018 Gigitan Ular
1/29
Gigitan Ular
Ular merupakan jenis hewan melata yang banyak terdapat di Indonesia. Spesies
ular dapat dibedakan atas ular berbisa dan ular tidak berbisa. Ular berbisa
memiliki sepasang taring pada bagian rahang atas. Pada taring tersebut terdapat
saluran bisa untuk menginjeksikan bisa ke dalam tubuh mangsanya secara
subkutan atau intramuskular.
Bisaadalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsa
dan sekaligus juga berperan pada sistem pertahanan diri. Bisa tersebut merupakan
ludah yang termodifikasi, yang dihasilkan oleh kelenjar khusus. Kelenjar yang
mengeluarkan bisa merupakan suatu modifikasi kelenjar ludah parotid yang
terletak di setiap bagian bawah sisi kepala di belakang mata. Bisa ular tidak hanya
terdiri atas satu substansi tunggal, tetapi merupakan campuran kompleks, terutama
protein, yang memiliki aktivitas enzimatik.
Efek toksik bisa ular pada saat menggigit mangsanya tergantung pada spesies,
ukuran ular, jenis kelamin, usia, dan efisiensi mekanik gigitan (apakah hanya satu
atau kedua taring menusuk kulit), serta banyaknya serangan yang terjadi. Ular
berbisa kebanyakan termasuk dalam famili Colubridae, tetapi pada umumnya bisa
yang dihasilkannya bersifat lemah. Contoh ular yang termasuk famili ini adalah
ular sapi (Zaocys carinatus), ular tali (Dendrelaphis pictus), ular tikus atau ular
jali (Ptyas korros), dan ular serasah (Sibynophis geminatus). Ular berbisa kuat
yang terdapat di Indonesia biasanya masuk dalam famili Elapidae, Hydropiidae,
atau Viperidae.Elapidae memiliki taring pendek dan tegak permanen. Beberapa
contoh anggota famili ini adalah ular cabai (Maticora intestinalis), ular weling
(Bungarus candidus), ular sendok (Naja sumatrana), dan ular king kobra(Ophiophagus hannah).
Viperidae memiliki taring panjang yang secara normal dapat dilipat ke bagian
rahang atas, tetapi dapat ditegakkan bila sedang menyerang mangsanya. Ada dua
subfamili pada Viperidae, yaitu Viperinae dan Crotalinae. Crotalinae memiliki
organ untuk mendeteksi mangsa berdarah panas (pit organ), yang terletak di
antara lubang hidung dan mata. Beberapa contoh Viperidae adalah ular bandotan
-
5/28/2018 Gigitan Ular
2/29
(Vipera russelli), ular tanah (Calloselasma rhodostoma), dan ular bangkai laut
(Trimeresurus albolabris).
Korban gigitan ular terutama adalah petani, pekerja perkebunan, nelayan, pawang
ular, pemburu, dan penangkap ular. Kebanyakan gigitan ular terjadi ketika orang
tidak mengenakan alas kaki atau hanya memakai sandal dan menginjak ular secara
tidak sengaja. Gigitan ular juga dapat terjadi pada penghuni rumah, ketika ular
memasuki rumah untuk mencari mangsa berupa ular lain, cicak, katak, atau tikus.
Tidak ada cara sederhana untuk mengidentifikasi ular berbisa. Beberapa spesies
ular tidak berbisa dapat tampak menyerupai ular berbisa. Namun, beberapa ular
berbisa dapat dikenali melalui ukuran, bentuk, warna, kebiasaan dan suara yang
dikeluarkan saat merasa terancam. Beberapa ciri ular berbisa adalah bentuk kepala
segitiga, ukuran gigi taring kecil, dan pada luka bekas gigitan terdapat bekas
taring.
Berdasarkan sifatnya pada tubuh mangsa, bisa ular dapat dibedakan menjadi bisa
hemotoksik, yaitu bisa yang mempengaruhi jantung dan sistem pembuluh darah;
bisa neurotoksik, yaitu bisa yang mempengaruhi sistem saraf dan otak; dan bisa
sitotoksik, yaitu bisa yang hanya bekerja pada lokasi gigitan.
Gambar Bekas gigitanan ular.
(A) Ular tidak berbisa tanpa bekas taring,
(B) Ular berbisa dengan bekas taring
-
5/28/2018 Gigitan Ular
3/29
Tidak semua ular berbisa pada waktu menggigit menginjeksikan bisa pada
korbannya. Orang yang digigit ular, meskipun tidak ada bisa yang diinjeksikan ke
tubuhnya dapat menjadi panik, nafas menjadi cepat, tangan dan kaki menjadi
kaku, dan kepala menjadi pening. Gejala dan tanda-tanda gigitan ular akan
bervariasi sesuai spesies ular yang menggigit dan banyaknya bisa yang
diinjeksikan pada korban. Gejala dan tanda-tanda tersebut antara lain adalah tanda
gigitan taring (fang marks), nyeri lokal, pendarahan lokal, memar, pembengkakan
kelenjar getah bening, radang, melepuh, infeksi lokal, dan nekrosis jaringan
(terutama akibat gigitan ular dari famili Viperidae).
Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular
Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah:
1. Pertolongan pertama, harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitanular sebelum korban dibawa ke rumah sakit. Hal ini dapat dilakukan oleh
korban sendiri atau orang lain yang ada di tempat kejadian. Tujuan
pertolongan pertama adalah untuk menghambat penyerapan bisa,
mempertahankan hidup korban dan menghindari komplikasi sebelum
mendapatkan perawatan medis di rumah sakit serta mengawasi gejala dini
yang membahayakan. Kemudian segera bawa korban ke tempat perawatan
medis.
Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang
cemas; imobilisasi (membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit
dengan cara mengikat atau menyangga dengan kayu agar tidak terjadi
kontraksi otot, karena pergerakan atau kontraksi otot dapat meningkatkan
penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah bening; pertimbangkanpressure-immobilisationpada gigitan Elapidae; hindari gangguan terhadap
luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan
menimbulkan pendarahan lokal.
2. Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya, dengan cara yangaman dan senyaman mungkin. Hindari pergerakan atau kontraksi otot
untuk mencegah peningkatan penyerapan bisa.
3. Pengobatan gigitan ular
-
5/28/2018 Gigitan Ular
4/29
Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular.
Metode penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat
peredaran darah), insisi (pengirisan dengan alat tajam), pengisapan tempat
gigitan, pendinginan daerah yang digigit, pemberian antihistamin dan
kortikosteroid harus dihindarikarena tidak terbukti manfaatnya.
4. Terapi yang dianjurkan meliputi: Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril.
menggunakan perban.
Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katunelastis dengan lebar + 10 cm, panjang 45 m, yang dibalutkan kuat di
sekeliling bagian tubuh yang tergigit, mulai dari ujung jari kaki sampai
bagian yang terdekat dengan gigitan. Bungkus rapat dengan perban
seperti membungkus kaki yang terkilir, tetapi ikatan jangan terlalu
kencang agar aliran darah tidak terganggu.
Penggunaan torniket tidak dianjurkan karena dapat mengganggu aliran
darah dan pelepasan torniket dapat menyebabkan efek sistemik yang
lebih berat.
Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputipenatalaksanaan jalan nafas; penatalaksanaan fungsi pernafasan;
penatalaksanaan sirkulasi; penatalaksanaan resusitasi perlu
dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa hipotensi berat dan
shock, shock perdarahan,kelumpuhan saraf pernafasan, kondisi yang
tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban,
-
5/28/2018 Gigitan Ular
5/29
hiperkalaemia akibat rusaknya otot rangka, serta kerusakan ginjal dan
komplikasi nekrosis lokal.
Pemberian suntikan antitetanus, atau bila korban pernah mendapatkantoksoid maka diberikan satu dosis toksoid tetanus.
Pemberian suntikan penisilin kristal sebanyak 2 juta unit secaraintramuskular.
Pemberian sedasi atau analgesik untuk menghilangkan rasa takut cepatmati/panik.
Pemberian serum antibisa. Karena bisa ular sebagian besar terdiri atasprotein, maka sifatnya adalah antigenik sehingga dapat dibuat dari
serum kuda. Di Indonesia, antibisa bersifat polivalen, yang
mengandung antibodi terhadap beberapa bisa ular. Serum antibisa ini
hanya diindikasikan bila terdapat kerusakan jaringan lokal yang luas.
Ciri-ciri umum ular
a) Penampang melintang tubuh membulat dan memanjangb) Tubuhnya tertutup oleh sisikc) Ukuran panjang tubuhnya dari 10 mm9000 mmd) Memiliki tulang belakang dan sepasang tulang rusuk pada setiap ruas
tulang belakang (sampai cloaca)
e) Suhu tubuhnya poikilotermik, suhu ideal 23,929,4C. Namun ular masihdapat bertahan pada suhu yang ekstrem 7.2C atau 37.8C, bila lebih dari
suhu ini akan berakibat fatal bagi ular.
f) Ular melata dengan menggunakan otot pada bagian perutnya secarabergantian sehingga dapat bergerak menuju ke tempat lain.
g) Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi dilindungi oleh selaputtransparan. Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia. Sensor
yang ditangkap adalah bayangan dan sensitif terhadap cahaya.
h) Tidak seperti manusia, hidung pada ular hanya berfungsi sebagai alatuntuk bernafas, sedangkan alat penciumannya adalah lidahnya dengan
dibantu organ Jacobson.
-
5/28/2018 Gigitan Ular
6/29
i) Indera panas, terletak diantara mata dan hidung, berfungsi untukmendeteksi panas yang dikeluarkan oleh makhluk lain yang berdarah
panas (endotermik), Namun tidak semua ular memiliki organ ini
j) Ular tidak memiliki lubang telinga, tapi memiliki membran tympani yangdapat mendeteksi getaran. Ular yang menari mengikuti irama suling
sebenarnya bergerak bukan karena suaranya, namun karena mengkuti
gerakan sulingnya.
k) Pewarnaan tubuh ular sangat beragam, menyesuaikan dengan lingkungandimana dia tinggal. Pewarnaan berfungsi sebagai penyamaran ular dalam
mencari mangsa dan menghindari musuh. Tidak semua warna menyala
menandakan tingkat bisa ular.
l) Cara mendapatkan makanan memburu mangsanya, menghadangmangsanya, memancing mangsanya
m)Gigi ular berjumlah banyak dan condong ke dalam sehingga ular tidakmengunyah mangsanya melainkan menelan mangsanya. Berdasarkan tipe
giginya, ular dibedakan menjadi :
Aglypha : Tidak memiliki taring bisa.Contoh : Ptyas korros (Ular kayu),
Python reticulatus (Ular sanca batik).
Ular ini tidak berbisa
Ophistoglypha : Memiliki taring bisa pendekdan terletak agak ke belakang pada rahang
atas. Contoh : Boiga dendrophila. (ular cincin
emas). Ular ini berbisa menengah.
Proteroglypha : Memiliki taring bisapanjang dan terletak di bagian depan.
Contoh :Naja naja sputatrix (ular kobra),
Ophiophagus hannah(ular king kobra) Ular ini berbisa tinggi
Solenoglypha : Memiliki taring bisasangat panjang di bagian depan dan dapat
dilipat. Contoh : Agkistrodon
-
5/28/2018 Gigitan Ular
7/29
rhodhostoma (Ular tanah) Ular ini berbisa tinggi.
n) Ular dapat memangsa mangsanya yang berukuran 10 kali lipat besarkepalanya, karena pada rahang bagian belakang dari mulutnya
dihubungkan oleh sendi yang berbentuk segiempat, sehingga mulut ular
dapat menganga 180 dan didukung oleh rahang bawah yang hanya
dihubungkan oleh ligamen (otot) yang sangat elastis. Berikut ini beberapa
cara ular memangsa :
- Menelan langsung- Membelit- Menyuntikkan bisa
o) Semua jenis ular adalah binatang karnivora. Jenis makanan yang merekamakan antara lain : insekta, ikan, amphibi, unggas, mamalia kecil sampai
mamalia besar; bahkan ada beberapa jenis ular yang memakan ular juga
(kanibal). Jenis makanan ini tergantung dari jenis ular dan habitatnya.
p) Organ reproduksi pada ular jantan adalah hemipenis yang terletak padacloaca dan yang betina dengan cloaca. Ular luar negeri biasanya kawin
pada bulan-bulan yang bersuhu hangat, karena pada musim dingin mereka
akan hibernasi (tidur panjang). Ular ada yang bertelur (ovipar) dan
mengerami telurnya yang diletakkan diantara tumpukan daun daun kering
selama 2-3 bulan dan menetas; namun ada pula yang di simpan didalam
tubuhnya selama 2-3 bulan dan melahirkan (ovovivipar).
q) Menurut habitatnya, ular dapat dibagi menjadi 5, yaitu : Ular Air (Aquatik)
Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya (melakukan segala
aktifitasnya) di dalam air. Contoh : Ular laut (Laticauda laticauda).
Ular air yang sesungguhnya hanyalah ular laut.
Ular Setengah Perairan (Semi Aquatik)Ular ini terkadang melakukan aktifitasnya di darat dan di air.
Contohnya :Homalopsis buccata (ular Kadut)
Ular Darat (Terresterial)
-
5/28/2018 Gigitan Ular
8/29
Ular ini hidup di darat, dan melakukan seluruh aktifitasnya di darat.
Contoh : Ptyas mucosus (Ular bandotan macan)dan Elaphe
flavolineata (Ular Kopi)
Ular Pohon (Arboreal)Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon (arboreal).
Biasanya ular pohon ekornya prehensil (dapat untuk berpegangan /
bergelantungan) Contoh : Boiga dendrophila (cincin emas) dan
Dryophis prasinus (Ular pucuk)
Ular GurunUlar jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun. Ular gurun
biasanya menyembunyikan diri di bawah pasir untuk menghindari
sengatan matahari. Contoh : Crotalus artox, ular derik, rattle
r) Bisa sebenarnya merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar bisayang berada di dalam kepala. Pada kelenjar bisa terdapat saluran yang
menghubungkan ke taring bisa yang memiliki lubang pada ujung
bawahnya. Khusus pada jenis Naja naja (ular Kobra) lubang saluran
bisanya berada di ujung bagian depan gigi taring, sehingga ular-ular jenis
ini dapat menyemburkan/menyemprotkan bisanya. Kelenjar bisa ini sama
dengan kelenjar ludah pada manusia. Bisa pada ular berfungsi selain
sebagai senjata untuk membunuh musuhnya, juga membantu sistem
pencernaan. Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang
menjadi sasaran racun ular :
a) Neurotoxin
Menyerang dan mematikan jaringan syaraf Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan Kerusakan pada pusat otak Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa
ngantuk
b) Haemotoxin Menyerang darah dan sistem sirkulasinya Terjadi haemolysis
-
5/28/2018 Gigitan Ular
9/29
Transport O2 ke tubuh terganggu, terutama metabolisme selOrgan organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular
antara lain: jantung, ginjal, otot, sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang
lain.
Jenis ular berdasarkan bisanya dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
a. TIDAK BERBISAUlar ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki
kelenjar bisa. Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka, tidak ada
penanganan khusus. Hanya perlu obat antiseptik. Tidak berbahaya dan jumlah
serta jenis nya sangat banyak.
Elaphe radiata
Species :Elaphe radiata Schlegel, 1837
N.I.: Copperhead Racer, Striped Racer, Ular Trawang, Ular Lanang Sapi
(Jawa), Ular Tikus.
Ciri-ciri :1) Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan, dengan empat garis
longitudinal berwaran hitam pada bagian tubuh depan
2) Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning3) Tubuh bagian ventral berwarna kuning4) Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang
kepala
5)
Panjangnya 2000 mm
-
5/28/2018 Gigitan Ular
10/29
6) Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depantubuhnya yang memipih seperti huruf S, lalu membuka mulutnya
untuk menyerang
Habitat : Darat Aktivitas : Diurnal, siang hari Tipe gigi : Aglypha Makanan : Burung dan Tikus Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan
Elaphe flavolineata
Species :Elaphe flavolineata Schlegel, 1837
N.I. : Common Racer, Ular Kopi (Jawa), Ular puspo brele (Jawa).
Ciri-ciri :1) Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda
hitam persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan
2) Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulangbelakang)
3) Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam4) Tubuh bagian ventral berwarna kuning, coklat atau kehitaman5) Panjangnya 2400 mm6) Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan
tubuhnya yang memipih seperti huruf S, lalu membuka mulutnya
untuk menyerang
Habitat : Darat Aktivitas :Diurnal - siang hari Makanan : Kadal, katak dan burung
-
5/28/2018 Gigitan Ular
11/29
Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang
b. BERBISA MENENGAHKebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha, dan telah
memiliki kelenjar bisa. Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan,
demam, perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa
sakit serta pembengkakan di sekitar luka gigitan. Penanganannya, korban
hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi, istirahat untuk
meningkatkan stamina tubuh.
Boiga dendrophi la
Species :Boiga dendrophila Boie, 1827
N.I. : Mangrove Snake, Ular Cincin Emas, Ular Taliwongso
Ciri-ciri :1) Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau
putih disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak
teratur. Ada juga yang berwarna hitam putih.
2) Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan3) Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil4) Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal5) Panjangnya 2500 mm
Habitat : Pohon, hutan bakau
-
5/28/2018 Gigitan Ular
12/29
Aktivitas : Noctural, malam hari Tipe gigi : Ophiestoglypha Makanan : Burung, telur, tikus Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang, Singapore,
Malaysia, Philippine, Siam, Nias.
Dr yophis prasinus
Species :Dryophis prasinus Boie,1827
N.I. : Green Whip Snake, Oriental Whip Snake, Gadung Pari (Jawa), Ular
Daun, Ular Pucuk (Jawa Barat).
Ciri-ciri :1) Tubuh bagian dorsal berwarna hijau, hijau kecoklatan atau
keabuabuan-coklat
2) Saat ketakutan atau marah, bagian leher mengembang akan terlihatwarna hitam putih dan biru
3) Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih4) Tubuh bagian ventral berwarna hijau5) Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing6) Mata horizontal, panjangnya 2000 mm
-
5/28/2018 Gigitan Ular
13/29
Habitat : Pepohonan, arboreal Aktivitas : Diurnal, siang hari Makanan : Kadal, katak Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang,
c. BERBISA TINGGIUlar ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha. Jika manusia
tergigit kelompok ini, prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari
tubuh, hambat laju racuun ke jantung serta harus secepat mungkin
mendapatkan pertolongan pertama yang tepat dan benar. Bila tidak tertolong
dan salah penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian. Jika
tertolong, biasanya akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan. Jumlah
dan jenis ular berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain,
kecuali semua jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan.
Ophiophagus hannah
Species : Ophiophagus Hannah Cantor, 1836
N.I. : King Cobra, Hamadryad, Ular Tedung,
Ular anang (Java); Oraj totok (Java); Ular tedong selor (Kalimantan)
Ciri-ciri :1) Hitam pekat atau abu-abu, putih, dan coklat dengan garis-garis
melintang ditubuhnya, tergantung habitat.
-
5/28/2018 Gigitan Ular
14/29
2) Gerakannya sangat agresif, berani pada musuh, mengejar3) Kepala oval, dengan sisik yang besar4) Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya
(tergantung habitat)
5) Panjangnya hingga mancapai 6000 mm6) Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 1/3 panjang tubuhnya
mengembangkan lehernya.
Habitat : didarat khususnya daerah berkapur, kering Aktivitas : siang dan malam hari Makanan : ular Populasi : Nias, Sumatra, Bangka, Belitung, Riau Islands, Java, Bali,
Kalimantan
Jenis racun : Neurotoxin dan haemotoxin, membunuh manusia sekitar 3menit
Agki strodon rhodostoma
Species : Agkistrodon
rhodostoma Boie, 1827
N.I. : Malayan Pit Viper,
Malaysian Moccasin, Bandotan
Bedor (Jawa), Ular Tanah, Ular
Gibuk (Jabar)
Ciri-ciri :1)
Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond, membesardiperut dan mengecil ke ekor serta leher.
2) Gerakannya agresif3) Kepala segitiga, dengan sisik yang besar4) Panjangnya hingga mancapai 1000 mm5) Jika marah akan membentuk k huruf S
Habitat : didarat khususnya bersemak, rumput Aktivitas : siang dan malam hari
-
5/28/2018 Gigitan Ular
15/29
Makanan : Tikus Populasi : Jawa, Sumatra
Bungarus candidus
Species : Bungarus candidus
Linne, 1758
N.I. : Malayan Krait, Ular Weling
(Jawa), Oraj weling (Java), Ular
biludah (Padang)
Ciri-ciri :1) Warna belang putih hitam putih hitam dengan ukuran yang tidak
seragam
2) Ekor runcing, badan cenderung berpenampang bulat3) Gerakannya lambat, tenang4) Kepala oval5) Bagian bawah berwarna putih polos6) Panjangnya hingga 2500 mm7) Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati8) Tubuh jika terkena sinar akan menyala
Habitat : setengah perairan, sawah, sungai, daerah berair
Aktivitas : malam hari Makanan : ular, belut Populasi : Vietnam, Cambodia, Thailand, Peninsular Malaysia,
Singapore, Sumatra, Java, Karimunjawa Islands, Bawean, Bali and N
Sulawesi; Kalimantan
Jenis racun : Neurotoxin
Perbedaan Ular Berbisa Rendah dengan Ular Berbisa Tinggi
-
5/28/2018 Gigitan Ular
16/29
a. Ular berbisa rendahGerakannya cepat, takut pada musuh, agresif
Beraktifitas pada siang hari (diurnal)
Membunuh mangsanya dengan membelit
Bentuk kepalanya bulat telur (oval)
Tidak memiliki taring bisa
Gigitannya tidak mematikan
Setelah menggigit langsung lari
b. Ular berbisa tinggiGerakannya lambat, tenang, penuh percaya diri
Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)
Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa
Bentuk kepalanya cenderung segitigasempurna
Memiliki taring bisa, racun mematikan
Kanibal
Setelah menggigit, masih tinggal ditempat
c. PengecualianBerikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan
berbisa tinggi, tetapi kepalanya oval (bulat telur), agresif, keluar siang,
malam :
i. Ular King Kobra - Ophiophagus hannahii. Ular KobraNaja naja sputratixberbisa tinggi, tetapi kepala oval, gerakan tenang
i. Ular weling -Bungarus candidusii.
Ular welang -Bungarus fasciatus
iii. Ular picung/pudak seruniiv. Semua jenis ular laut
tidak berbisa, keluar malam hari, gerakan lamban
i. Semua jenis ular phyton dan ular boaii. Ular Pelangi -Xenopeltis unicolor
-
5/28/2018 Gigitan Ular
17/29
Hepatitis Virus
Hati kita adalah organ yang terbesar dalam tubuh kita. Kurang lebih sama besar
dengan buah pepaya, hati terletak di perut kanan-atas.Kita tidak dapat hidup tanpa
fungsi hati yang baik. Hati adalah saringan dan gudang tubuh kita. Hampir semua
sel dan jaringan ditubuh kita tergantung pada hati. Bila hati mengalami masalah,
hal ini dapat sangat mempengaruhi hampir semua organ di tubuh. Sedikit lebih
dari 1 liter darah dipompa melalui hati kita setiap menit, memungkinkan hati
secara cepat dan efektif menyaring racun dan produk pembuangan dari aliran
darah.
Hati sekaligus menyimpan bahan gizi penting, misalnya vitamin dan zat mineral
termasuk zat besi. Hati juga berperan dalam menangani tingkat zat tertentu dalam
tubuh, misalnya kadar kolesterol, hormon, dan gula, yang semuanya dibutuhkan
untuk mempertahankan hidup, namun juga dapat menimbulkan masalah bila tidak
seimbang. Hati juga mempunyai peranan kunci dalam proses pencernaan makanan
melalui pembuatan cairan empedu dan memproduksi faktor pembekuan darah,
yang mencegah pendarahan yang berlebihan.
Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. Hepa berarti kaitan
dengan hati, sementara itis berarti radang (seperti di atritis, dermatitis, dan
pankreatitis). Radang hati (hepatitis) mempunyai beberapa penyebab, termasuk:
Racun dan zat kimia seperti alkohol berlebihan; Penyakit yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan
sehat dalam tubuh, yang disebut sebagaipenyakit autoimun;
Mikroorganisme, termasuk virus.
HAV, HBV, dan HCV menyerang sel hati atau hepatosit yang menjadi tempat
yang bersahabat bagi virus untuk berkembang biak. Sebagai reaksi terhadap
infeksi, sistem kekebalan tubuh memberikan perlawanan dan menyebabkan
peradangan hati (hepatitis). Bila hepatitisnya akut (yang dapat terjadi dengan
HAV dan HBV) atau menjadi kronis (yang dapat terjadi dengan HBV dan HCV)
maka dapat bekembang menjadi jaringan parut di hati, sebuah kondisi yang
disebut fibrosis. Lambat laun, semakin banyak jaringan hati diganti dengan
jaringan parut seperti bekas luka, yang dapat menghalangi aliran darah yang
-
5/28/2018 Gigitan Ular
18/29
normal melalui hati dan sangat mempengaruhi bentuk dan kemampuannya untuk
berfungsi semestinya. Ini disebut sebagai sirosis.
Bila hati rusak berat, mengakibatkan bendungan di limpa dan kerongkongan
bagian bawah akibat tekanan di organ yang tinggi. Dampak dari kondisi ini yang
disebut sebagai hipertensi portal termasuk pendarahan saluran cerna atas dan
cairan dalam perut (asites). Kerusakan pada hati juga dapat mengurangi
pembuatan cairan empedu yang dibutuhkan untuk pencernaan yang baik dan
mengurangi kemampuan hati untuk menyimpan dan menguraikan bahan nutrisi
yang dibutuhkan untuk hidup. Dampak lain dari hati yang rusak temasuk
ketidakmampuan untuk menyaring racun dari aliran darah, yang pada akhirnya
dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan bahkan koma.
Ada lima virus yang diketahui mempengaruhi hati dan menyebabkan hepatitis:
HAV, HBV, HCV, virus hepatis delta (HDV, yang hanya menyebabkan masalah
pada orang yang terinfeksi HBV), dan virus hepatitis E (HEV). Tidak ada virus
hepatitis F. Virus hepatitis G (HGV) pada awal diperkirakan dapat menyebabkan
kerusakan pada hati, tetapi ternyata diketahui sebagai virus yang tidak
menyebabkan masalah kesehatan, dan virus ini sekarang diberi nama baru sebagai
virus GB-C (GBV-C).
Hepatitis Virus AHepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). HAV menular
melalui makanan/minuman yang tercemar kotoran (tinja) dari
seseorang yang terinfeksi masuk ke mulut orang lain. HAV terutama
menular melalui makanan mentah atau tidak cukup dimasak, yang
ditangani atau disiapkan oleh seseorang dengan hepatitis A (walaupun
mungkin dia tidak mengetahui dirinya terinfeksi). Minum air atau esbatu yang tercemar dengan kotoran adalah sumber infeksi lain, serta
juga kerang-kerangan yang tidak cukup dimasak. HAV dapat menular
melalui rimming (hubungan seks oral-anal, atau antara mulut dan
dubur). HAV sangat jarang menular melalui hubungan darah-ke-
darah.
-
5/28/2018 Gigitan Ular
19/29
Hepatitis A adalah bentuk hepatitis yang akut, berarti tidak
menyebabkan infeksi kronis. Sekali kita pernah terkena hepatitis A,
kita tidak dapat terinfeksi lagi. Namun, kita masih dapat tertular
dengan virus hepatitis lain.
Gejala Hepatitis A
Tidak semua orang yang terinfeksi HAV akan mempunyai gejala.
Misalnya, banyak bayi dan anak muda terinfeksi HAV tidak
mengalami gejala apa pun. Gejala lebih mungkin terjadi pada anak
yang lebih tua, remaja dan orang dewasa. Gejala hepatitis A (dan
hepatitis akut pada umumnya) dapat termasuk:
Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus) Kelelahan Sakit perut kanan-atas Hilang nafsu makan Berat badan menurun Demam, Mual, Mencret atau diare Muntah Air seni seperti teh dan/atau kotoran berwarna dempul Sakit sendi
Infeksi HAV juga dapat meningkatkan tingkat enzim yang dibuat oleh
hati menjadi di atas normal dalam darah. Sistem kekebalan tubuh
membutuhkan sampai delapan minggu untuk mengeluarkan HAV dari
tubuh. Bila timbul gejala, umumnya dialami dua sampai empatminggu setelah terinfeksi. Gejala hepatitis A umumnya hanya satu
minggu, akan tetapi dapat lebih dari satu bulan. Kurang lebih 15
persen orang dengan hepatitis A mengalami gejala dari enam sampai
sembilan bulan. Kurang lebih satu dari 100 orang terinfeksi HAV
dapat mengalami infeksi cepat dan parah (yang disebut fulminant),
yang sangat jarang dapat menyebabkan kegagalan hati dan kematian.
-
5/28/2018 Gigitan Ular
20/29
Penegakan Diagnosis Hepatitis Virus A
Diagnosis hepatitis A ditegakkan dengan tes darah. Dokter akan
meminta tes ini bila kita mengalami gejala hepatitis A atau bila kita
ingin tahu apakah kita pernah terinfeksi HAV sebelumnya. Tes darah
ini mencari dua jenis antibodi terhadap virus, yang disebut sebagai
IgM dan IgG (Ig adalah singkatan untuk imunoglobulin). Pertama,
dicari antibodi IgM, yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh lima
sampai sepuluh hari sebelum gejala muncul, dan biasanya hilang
dalam enam bulan. Tes juga mencari antibodi IgG, yang
menggantikan antibodi IgM dan untuk seterusnya melindungi
terhadap infeksi HAV.
Bila tes darah menunjukkan negatif untuk antibodi IgM dan IgG,kita kemungkinan tidak pernah terinfeksi HAV, dan sebaiknya
mempertimbangkan untuk divaksinasi terhadap HAV.
Bila tes menunjukkan positif untuk antibodi IgM dan negatifuntuk IgG, kita kemungkinan tertular HAV dalam enam bulan
terakhir ini, dan sistem kekebalan sedang mengeluarkan virus atau
infeksi menjadi semakin parah.
Bila tes menunjukkan negatif untuk antibodi IgM dan positifuntuk antibodi IgG, kita mungkin terinfeksi HAV pada suatu
waktu sebelumnya, atau kita sudah divaksinasikan terhadap HAV.
Kita sekarang kebal terhadap HAV.
Hepatitis A endemis di Indonesia. Hal ini berarti bahwa sebagian
besar orang Indonesia pernah terpajan pada HAV saat kanak-kanak,dan kemungkinan besar akan kebal terhadap infeksi lagi. Oleh karena
ini, kebanyakan dokter menganggap tes HAV tidak bermanfaat untuk
Odha di Indonesia.
Penatalaksanaan Hepatitis Virus A
Pengobatan umum untuk hepatitis A diantaranya :
Istirahat di tempat tidur,
-
5/28/2018 Gigitan Ular
21/29
Minum banyak cairan, terutama bila kitamengalami diare ataumuntah,
Obat penawar rasa sakit misalnya ibuprofen dapat mengurangigejala hepatitis A
Immune globulin mengandung banyak antibodi terhadap HAV,yang dapat membantu mencegah timbulnya penyakit bila kita
terpajan pada virus. Immune globulin harus diberikan dalam dua
hingga enam minggu setelah mungkin terpajan pada HAV. Bila
menerima immune globulin untuk mencegah hepatitis A,
sebaiknya juga menerima vaksinasi hepatitis A.
Patofisiologi Hepatitis Virus A
-
5/28/2018 Gigitan Ular
22/29
Pencegahan Hepatitis Virus A
Cara terbaik untuk mencegah hepatitis A adalah vaksinasi. Vaksinasi
membutuhkan dua suntikan, biasanya diberikan dengan jarak waktu
enam bulan. Efek samping pada vaksinasi hepatitis A, jika terjadi,
biasanya ringan dan dapat termasuk rasa sakit di daerah suntikan dan
gejala ringan serupa dengan flu. Juga tersedia vaksin kombinasi untuk
virus hepatitis A dan B. Vaksin HAV sangat efektif lebih dari 99%
orang yang menerima vaksinasi mempunyai kekebalan terhadap virus
dan tidak akan terkena hepatitis A jika terpajan. Vaksinasi terutama
penting untuk orang dengan HIV dan hepatitis B atau C.
Walaupun belum menerima vaksinasi terhadap hepatitis A, ada
beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi HAV:
Hindari air, termasuk es, yang mungkin tercemar kotoran Hindari kerang-kerangan yang mentah atau kurang masak Selalu cuci tangan dengan sabun dan air setelah ke kamar
mandi, mengganti popok bayi, dan sebelum menyiapkanatau
makan makanan
Memakai penghalang lateks (dental dam) untuk seks oral-anal HEPATITIS B
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus
Hepatitis B (HBV), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat
menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian
kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati.
Apabila seseorang terinfeksi virus hepatitis B akut maka tubuh akanmemberikan tanggapan kekebalan (immune response). Ada 3
kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh
terhadap virus hepatitis B pasca periode akut. Kemungkinan pertama,
jika tanggapan kekebalan tubuh adekuat maka akan terjadi
pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan
tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier inaktif. Ke
-
5/28/2018 Gigitan Ular
23/29
tiga, jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas)
maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis.
. Pada kemungkinan pertama, tubuh mampu memberikan tanggapan
adekuat terhadap virus hepatitis B (HBV), akan terjadi 4 stadium
siklus HBV, yaitu fase replikasi (stadium 1 dan 2) dan fase integratif
(stadium 3 dan 4). Pada fase replikasi, kadar HBsAg (hepatitis B
surface antigen), HBV DNA, HBeAg (hepatitis B antigen), AST
(aspartate aminotransferase) dan ALT (alanine aminotransferase)
serum akan meningkat, sedangkan kadar anti-HBs dan anti HBe masih
negatif. Pada fase integratif (khususnya stadium 4) keadaan
sebaliknya terjadi, HBsAg, HBV DNA, HBeAg dan ALT/AST
menjadi negatif/normal, sedangkan antibodi terhadap antigen yaitu :
anti HBs dan anti HBe menjadi positif (serokonversi). Keadaan
demikian banyak ditemukan pada penderita hepatitis B yang terinfeksi
pada usia dewasa di mana sekitar 95-97% infeksi hepatitis B akut
akan sembuh karena imunitas tubuh dapat memberikan tanggapan
adekuat.
Sebaliknya 3-5% penderita dewasa dan 95% neonatus dengan sistem
imunitas imatur serta 30% anak usia kurang dari 6 tahun masuk ke
kemungkinan ke dua dan ke tiga; akan gagal memberikan tanggapan
imun yang adekuat sehingga terjadi infeksi hepatitis B persisten, dapat
bersifat carrier inaktif atau menjadi hepatitis B kronis.
Menurut JB Suharjo(2006) tanggapan imun yang tidak atau kurang
adekuat mengakibatkan terjadinya proses inflamasi jejas (injury),
fibrotik akibat peningkatan turnover sel dan stres oksidatf. Efek virussecara langsung, seperti mutagenesis dan insersi suatu protein x dari
virus hepatitis B menyebabkan hilangnya kendali pertumbuhan sel
hati dan memicu transformasi malignitas, sehingga berakhir sebagai
karsinoma hepa-toseluler (Suharjo J.B., 2006).
-
5/28/2018 Gigitan Ular
24/29
Etiologi
Infeksi virus hepatitis B (HBV) sebelumnya dinamai hepatitis serum
disebabkan oleh virus kelompok hepadnavirus. Virus tersebut
mengandung DNA.
Epidemiologi
Hepatitis B adalah penyakit infeksi virus hati yang menurut
perkembangannya apabila tidak ditangani dengan baik dapat
berkembang menjadi sirosis hati, karsinoma hepatoseluler bahkan
tidak jarang menyebabkan kematian. Menurut WHO, sedikitnya 350
juta penderita carrier hepatitis B terdapat di seluruh dunia, 75%-nya
berada di Asia Pasifik. Diperkirakan setiap tahunnya terdapat 2 juta
pasien meninggal karena hepatitis B. Hepatitis B mencakup 1/3 kasus
pada anak. Indonesia termasuk negara endemik hepatitis B dengan
jumlah yang terjangkit antara 2,5% hingga 36,17% dari total jumlah
penduduk (Rizal E.M., 2009). Ramai pembawa virus hepatitis B tidak
mengetahui implikasi penyakit ini, dan mempunyai persepsi yang
berbeda-beda. Dalam penelitian terhadap 320 penduduk Kemboja
Amerika, median skor tingkat pengetahuan mereka adalah hanya 4.8
daripada maksimal 12(Taylor VM, 2005). Dalam penelitian yang
hamper sama terhadap 147 wanita Cina Kanada, responden hanya
menjawab 6,9 dari 12 soalan yang benar (Thompson MJ, 2004).
Masa inkubasi
Pada umumnya infeksi virus hepatitis B terjadi lebih lambatdibandingkan dengan infeksi virus hepatitis A. Hepatitis B cencerung
relatif lebih ringan pada bayi dan anak-anak serta mungkin tidak
diketahui. Beberapa penderita infeksi terutama neonatus akan menjadi
karier kronis. Masa inkubasi hepatitis B dimulai sejak pemaparan
hingga awitan ikterus selama 2 5 bulan. Pada penyakit ini tidak
terdapat prevalensi yang berhubungan dengan musim (Hetti, 2009).
-
5/28/2018 Gigitan Ular
25/29
Penularan
Kontak dengan penderita melalui parenteral yang berasal dari produk-
produk darah secara intravena, kontak seksual, dan perinatal secara
vertikel (dari ibu ke janin). Ada beberapa hal yang dapat
menyebabkan virus hepatitis B ini menular yaitu secara vertikal dan
horisontal. Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu
yang mengidap virus hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu
pada saat persalinan atau segera setelah persalinan manakala secara
horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar,
tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur
dan sikat gigi secara bersama-sama serta hubungan seksual dengan
penderita.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemui dan
didukung oleh pemeriksaan laboratorium. Riwayat ikterus pada para
kontak keluarga, kawan-kawan sekolah, pusat perawatan bayi, teman-
teman atau perjalanan ke daerah endemi dapat memberikan petunjuk
tentang diagnosis. Hepatitis B kronis merupakan penyakit
nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis
B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6
bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan
berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg
inaktif diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa
nekroinflamasi. Sedangkan hepatitis B kronis eksaserbasi adalahkeadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan intermiten ALT>10
kali batas atas nilai normal (BANN).
Diagnosis infeksi hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan
serologi, petanda virologi, biokimiawi dan histologi. Secara serologi
pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi
hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA.
-
5/28/2018 Gigitan Ular
26/29
Adanya HBsAg dalam serum merupakan petanda serologis infeksi
hepatitis B. Titer HBsAg yang masih positif lebih dari 6 bulan
menunjukkan infeksi hepatitis kronis. Munculnya antibodi terhadap
HBsAg (anti HBs) menunjukkan imunitas dan atau penyembuhan
proses infeksi. Adanya HBeAg dalam serum mengindikasikan adanya
replikasi aktif virus di dalam hepatosit. Titer HBeAg berkorelasi
dengan kadar HBV DNA. Namun tidak adanya HBeAg (negatif)
bukan berarti tidak adanya replikasi virus, keadaan ini dapat dijumpai
pada penderita terinfeksi HBV yang mengalami mutasi (precore atau
core mutant). Penelitian menunjukkan bahwa pada seseorang HBeAg
negatif ternyata memiliki HBV DNA >105 copies/ml. Pasien hepatitis
kronis B dengan HBeAg negatif yang banyak terjadi di Asia dan
Mediteranea umumnya mempunyai kadar HBV DNA lebih rendah
(berkisar 104-108copies/ml) dibandingkan dengan tipe HBeAg positif.
Pada jenis ini meskipun HBeAg negatif, remisi dan prognosis relatif
jelek, sehingga perlu diterapi.
Secara serologi infeksi hepatitis persisten dibagi menjadi hepatitis B
kronis dan keadaan carrier HBsAg inaktif. Yang membedakan
keduanya adalah titer HBV DNA, derajat nekroinflamasi dan adanya
serokonversi HBeAg. Sedangkan hepatitis kronis B sendiri dibedakan
berdasarkan HBeAg, yaitu hepatitis B kronis dengan HBeAg positif
dan hepatitis B kronis dengan HBeAg negatif.
Pemeriksaan virologi untuk mengukur jumlah HBV DNA serum
sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus.
Ada beberapa persoalan berkaitan dengan pemeriksaan kadar HBVDNA. Pertama, metode yang digunakan untuk mengukur kadar HBV
DNA. Saat ini ada beberapa jenis pemeriksaan HBV DNA, yaitu :
branched DNA, hybrid capture, liquid hybridization dan PCR. Dalam
penelitian, umumnya titer HBV DNA diukur menggunakan
amplifikasi, seperti misalnya PCR, karena dapat mengukur sampai
100-1000 copies/ml. Ke dua, beberapa pasien dengan hepatitis B
kronis memiliki kadar HBV DNA fluktuatif. Ke tiga, penentuan
-
5/28/2018 Gigitan Ular
27/29
ambang batas kadar HBV DNA yang mencerminkan tingkat
progresifitas penyakit hati. Salah satu kepentingan lain penentuan
kadar HBV DNA adalah untuk membedakan antara carrier hepatitis
inaktif dengan hepatitis B kronis dengan HBeAg negatif:
kadar105copies/ml merupakan
batas penentuan untuk hepatitis B kronis.
Salah satu pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan
keputusan terapi adalah kadar ALT. Peningkatan kadar ALT
menggambarkan adanya aktifitas nekroinflamasi. Oleh karena itu
pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi.
Pasien dengan kadar ALT yang meningkat menunjukkan proses
nekroinflamasi lebih berat dibandingkan pada ALT yang normal.
Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon serologi yang
kurang baik pada terapi antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar
ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi, kecuali bila hasil
pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif.
Tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan
hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan
menentukan manajemen anti viral. Ukuran spesimen biopsi yang
representatif adalah 1-3 cm (ukuran panjang) dan 1,2-2 mm (ukuran
diameter) baik menggunakan jarum Menghini atau Tru-cut. Salah satu
metode penilaian biopsi yang sering digunakan adalah dengan
Histologic Activity Index score.
Pada setiap pasien dengan infeksi HBV perlu dilakukan evaluasi awal.Pada pasien dengan HBeAg positif dan HBV DNA > 105copies/ml
dan kadar ALT normal yang belum mendapatkan terapi antiviral perlu
dilakukan pemeriksaan ALT berkala dan skrining terhadap risiko
KHS, jika perlu dilakukan biopsi hati. Sedangkan bagi pasien dengan
keadaan carrier HBsAg inaktif perlu dilakukan pemantauan kadar
ALT dan HBV DNA (Suharjo J.B., 2006).
-
5/28/2018 Gigitan Ular
28/29
Gambaran klinis
Sebelum timbulnya ikterus biasanya didahului oleh suatu masa
prodormal seperti malaise, anoreksia, dan sering gejala
gastrointestinalis, disertai nyeri perut atas. Pemeriksaan laboratorium
menunjukan hiperbilirubinemia, kenaikan kadar transaminase serum.
Pada tes serologis didapatkan HBsAg (+), Ig M Anti HBc
(+).Berdasarkan gejala klinis dan petunjuk serologis, manifestasi
klinis hepatitis B dibagi 2 yaitu :
1. Hepatitis B akut yaitu manifestasi infeksi virus hepatitisB terhadap individu yang sistem imunologinya matur
sehingga berakhir dengan hilangnya virus hepatitis B dari
tubuh kropes.
2. Hepatitis B kronis yaitu manifestasi infeksi virus hepatitisB terhadap individu dengan sistem imunologi kurang
sempurna sehingga mekanisme, untuk menghilangkan
VHB tidak efektif dan terjadi koeksistensi dengan VHB.
Pengobatan Hepatitis B Kronis
Tujuan terapi hepatitis B kronis adalah untuk mengeliminasi secara
bermakna replikasi VHB dan mencegah progresi penyakit hati
menjadi sirosis yang berpotensial menuju gagal hati, dan mencegah
karsinoma hepatoselular. Sasaran pengobatan adalah menurunkan
kadar HBV DNA serendah mungkin, serokonversi HBeAg dan
normalisasi kadar ALT (Suharjo J.B., 2006).
-
5/28/2018 Gigitan Ular
29/29
Cacar Air (Varicella)
Cacar air atau varisela disebabkan oleh virus varisela-zoster yang merupakan
penyakit sangat menular. Penularan terjadi meialui kontak langsung, Judah, atau
tewat udara. Penyakit ini mengenai semua usia, namun biasanya bersifat ringan
pada anak dibandingkan pada orang dewasa. Ibu yang pernah terkena cacar air
akan memberikan kekebalan kepada bayi sampai setahun pertamanya. Kalaupun
bayi akhirnya terkena juga, penyakitnya ringan raja. Bila ibu belum pernah
terkena cacar air, bayi akan menderita lebih berat. Penyakit ini hanya berlangsung
ringan, namun pada beberapa kasus dapat terjadi komplikasi serius seperti
peradangan paru-paru, hati, bahkan selaput otak.
Gejala cacar air, biasanya dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan
kurang nafsu makan (mirip gejala flu). Setelah dua-tiga hari muncul ruam kulit
berisi cairan dimulai pada kulit badan dan muka, lalu menyebar. Dalam waktu dua
hari cairan di dalam bintil menjadi keruh, mengering, dan mengelupas. Anak akan
merasa gatal dan gelisah karena tidak nyaman. Anak biasanya diliburkan selama
tujuh hari setelah bintil mengering. Walaupun anak telah mendapatkan imunisasi
cacar air, dia masih tetap bisa terkena penyakit ini, namun tingkatannya cukup
ringan dan cepat sembuh.
Bila tidak ada komplikasi, penyakit dinyatakan sembuh. Bekas bintil akan tampak
sampai beberapa minggu kemudian akan berangsur menghilang tanpa sisa, kecuali
bila terjadi infeksi kulit karena digaruk. Setelah terkena cacar air, anak akan
mendapat kekebalan seumur hidup terhadap penyakit ini. Pengobatan diberikanuntuk mengurangi rasa gatal dan bila perlu ditambah pemberian obat antivirus.
Sementara tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
imunisasi varisela dan hindari kontak dengan penderita cacar air.