gigitan ular

Upload: syahrul-hamidi-nasution

Post on 18-Oct-2015

116 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

word

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    1/29

    Gigitan Ular

    Ular merupakan jenis hewan melata yang banyak terdapat di Indonesia. Spesies

    ular dapat dibedakan atas ular berbisa dan ular tidak berbisa. Ular berbisa

    memiliki sepasang taring pada bagian rahang atas. Pada taring tersebut terdapat

    saluran bisa untuk menginjeksikan bisa ke dalam tubuh mangsanya secara

    subkutan atau intramuskular.

    Bisaadalah suatu zat atau substansi yang berfungsi untuk melumpuhkan mangsa

    dan sekaligus juga berperan pada sistem pertahanan diri. Bisa tersebut merupakan

    ludah yang termodifikasi, yang dihasilkan oleh kelenjar khusus. Kelenjar yang

    mengeluarkan bisa merupakan suatu modifikasi kelenjar ludah parotid yang

    terletak di setiap bagian bawah sisi kepala di belakang mata. Bisa ular tidak hanya

    terdiri atas satu substansi tunggal, tetapi merupakan campuran kompleks, terutama

    protein, yang memiliki aktivitas enzimatik.

    Efek toksik bisa ular pada saat menggigit mangsanya tergantung pada spesies,

    ukuran ular, jenis kelamin, usia, dan efisiensi mekanik gigitan (apakah hanya satu

    atau kedua taring menusuk kulit), serta banyaknya serangan yang terjadi. Ular

    berbisa kebanyakan termasuk dalam famili Colubridae, tetapi pada umumnya bisa

    yang dihasilkannya bersifat lemah. Contoh ular yang termasuk famili ini adalah

    ular sapi (Zaocys carinatus), ular tali (Dendrelaphis pictus), ular tikus atau ular

    jali (Ptyas korros), dan ular serasah (Sibynophis geminatus). Ular berbisa kuat

    yang terdapat di Indonesia biasanya masuk dalam famili Elapidae, Hydropiidae,

    atau Viperidae.Elapidae memiliki taring pendek dan tegak permanen. Beberapa

    contoh anggota famili ini adalah ular cabai (Maticora intestinalis), ular weling

    (Bungarus candidus), ular sendok (Naja sumatrana), dan ular king kobra(Ophiophagus hannah).

    Viperidae memiliki taring panjang yang secara normal dapat dilipat ke bagian

    rahang atas, tetapi dapat ditegakkan bila sedang menyerang mangsanya. Ada dua

    subfamili pada Viperidae, yaitu Viperinae dan Crotalinae. Crotalinae memiliki

    organ untuk mendeteksi mangsa berdarah panas (pit organ), yang terletak di

    antara lubang hidung dan mata. Beberapa contoh Viperidae adalah ular bandotan

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    2/29

    (Vipera russelli), ular tanah (Calloselasma rhodostoma), dan ular bangkai laut

    (Trimeresurus albolabris).

    Korban gigitan ular terutama adalah petani, pekerja perkebunan, nelayan, pawang

    ular, pemburu, dan penangkap ular. Kebanyakan gigitan ular terjadi ketika orang

    tidak mengenakan alas kaki atau hanya memakai sandal dan menginjak ular secara

    tidak sengaja. Gigitan ular juga dapat terjadi pada penghuni rumah, ketika ular

    memasuki rumah untuk mencari mangsa berupa ular lain, cicak, katak, atau tikus.

    Tidak ada cara sederhana untuk mengidentifikasi ular berbisa. Beberapa spesies

    ular tidak berbisa dapat tampak menyerupai ular berbisa. Namun, beberapa ular

    berbisa dapat dikenali melalui ukuran, bentuk, warna, kebiasaan dan suara yang

    dikeluarkan saat merasa terancam. Beberapa ciri ular berbisa adalah bentuk kepala

    segitiga, ukuran gigi taring kecil, dan pada luka bekas gigitan terdapat bekas

    taring.

    Berdasarkan sifatnya pada tubuh mangsa, bisa ular dapat dibedakan menjadi bisa

    hemotoksik, yaitu bisa yang mempengaruhi jantung dan sistem pembuluh darah;

    bisa neurotoksik, yaitu bisa yang mempengaruhi sistem saraf dan otak; dan bisa

    sitotoksik, yaitu bisa yang hanya bekerja pada lokasi gigitan.

    Gambar Bekas gigitanan ular.

    (A) Ular tidak berbisa tanpa bekas taring,

    (B) Ular berbisa dengan bekas taring

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    3/29

    Tidak semua ular berbisa pada waktu menggigit menginjeksikan bisa pada

    korbannya. Orang yang digigit ular, meskipun tidak ada bisa yang diinjeksikan ke

    tubuhnya dapat menjadi panik, nafas menjadi cepat, tangan dan kaki menjadi

    kaku, dan kepala menjadi pening. Gejala dan tanda-tanda gigitan ular akan

    bervariasi sesuai spesies ular yang menggigit dan banyaknya bisa yang

    diinjeksikan pada korban. Gejala dan tanda-tanda tersebut antara lain adalah tanda

    gigitan taring (fang marks), nyeri lokal, pendarahan lokal, memar, pembengkakan

    kelenjar getah bening, radang, melepuh, infeksi lokal, dan nekrosis jaringan

    (terutama akibat gigitan ular dari famili Viperidae).

    Penatalaksanaan Keracunan Akibat Gigitan Ular

    Langkah-langkah yang harus diikuti pada penatalaksanaan gigitan ular adalah:

    1. Pertolongan pertama, harus dilaksanakan secepatnya setelah terjadi gigitanular sebelum korban dibawa ke rumah sakit. Hal ini dapat dilakukan oleh

    korban sendiri atau orang lain yang ada di tempat kejadian. Tujuan

    pertolongan pertama adalah untuk menghambat penyerapan bisa,

    mempertahankan hidup korban dan menghindari komplikasi sebelum

    mendapatkan perawatan medis di rumah sakit serta mengawasi gejala dini

    yang membahayakan. Kemudian segera bawa korban ke tempat perawatan

    medis.

    Metode pertolongan yang dilakukan adalah menenangkan korban yang

    cemas; imobilisasi (membuat tidak bergerak) bagian tubuh yang tergigit

    dengan cara mengikat atau menyangga dengan kayu agar tidak terjadi

    kontraksi otot, karena pergerakan atau kontraksi otot dapat meningkatkan

    penyerapan bisa ke dalam aliran darah dan getah bening; pertimbangkanpressure-immobilisationpada gigitan Elapidae; hindari gangguan terhadap

    luka gigitan karena dapat meningkatkan penyerapan bisa dan

    menimbulkan pendarahan lokal.

    2. Korban harus segera dibawa ke rumah sakit secepatnya, dengan cara yangaman dan senyaman mungkin. Hindari pergerakan atau kontraksi otot

    untuk mencegah peningkatan penyerapan bisa.

    3. Pengobatan gigitan ular

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    4/29

    Pada umumnya terjadi salah pengertian mengenai pengelolaan gigitan ular.

    Metode penggunaan torniket (diikat dengan keras sehingga menghambat

    peredaran darah), insisi (pengirisan dengan alat tajam), pengisapan tempat

    gigitan, pendinginan daerah yang digigit, pemberian antihistamin dan

    kortikosteroid harus dihindarikarena tidak terbukti manfaatnya.

    4. Terapi yang dianjurkan meliputi: Bersihkan bagian yang terluka dengan cairan faal atau air steril.

    menggunakan perban.

    Untuk efek lokal dianjurkan imobilisasi menggunakan perban katunelastis dengan lebar + 10 cm, panjang 45 m, yang dibalutkan kuat di

    sekeliling bagian tubuh yang tergigit, mulai dari ujung jari kaki sampai

    bagian yang terdekat dengan gigitan. Bungkus rapat dengan perban

    seperti membungkus kaki yang terkilir, tetapi ikatan jangan terlalu

    kencang agar aliran darah tidak terganggu.

    Penggunaan torniket tidak dianjurkan karena dapat mengganggu aliran

    darah dan pelepasan torniket dapat menyebabkan efek sistemik yang

    lebih berat.

    Pemberian tindakan pendukung berupa stabilisasi yang meliputipenatalaksanaan jalan nafas; penatalaksanaan fungsi pernafasan;

    penatalaksanaan sirkulasi; penatalaksanaan resusitasi perlu

    dilaksanakan bila kondisi klinis korban berupa hipotensi berat dan

    shock, shock perdarahan,kelumpuhan saraf pernafasan, kondisi yang

    tiba-tiba memburuk akibat terlepasnya penekanan perban,

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    5/29

    hiperkalaemia akibat rusaknya otot rangka, serta kerusakan ginjal dan

    komplikasi nekrosis lokal.

    Pemberian suntikan antitetanus, atau bila korban pernah mendapatkantoksoid maka diberikan satu dosis toksoid tetanus.

    Pemberian suntikan penisilin kristal sebanyak 2 juta unit secaraintramuskular.

    Pemberian sedasi atau analgesik untuk menghilangkan rasa takut cepatmati/panik.

    Pemberian serum antibisa. Karena bisa ular sebagian besar terdiri atasprotein, maka sifatnya adalah antigenik sehingga dapat dibuat dari

    serum kuda. Di Indonesia, antibisa bersifat polivalen, yang

    mengandung antibodi terhadap beberapa bisa ular. Serum antibisa ini

    hanya diindikasikan bila terdapat kerusakan jaringan lokal yang luas.

    Ciri-ciri umum ular

    a) Penampang melintang tubuh membulat dan memanjangb) Tubuhnya tertutup oleh sisikc) Ukuran panjang tubuhnya dari 10 mm9000 mmd) Memiliki tulang belakang dan sepasang tulang rusuk pada setiap ruas

    tulang belakang (sampai cloaca)

    e) Suhu tubuhnya poikilotermik, suhu ideal 23,929,4C. Namun ular masihdapat bertahan pada suhu yang ekstrem 7.2C atau 37.8C, bila lebih dari

    suhu ini akan berakibat fatal bagi ular.

    f) Ular melata dengan menggunakan otot pada bagian perutnya secarabergantian sehingga dapat bergerak menuju ke tempat lain.

    g) Mata pada ular tidak memiliki kelopak mata, tapi dilindungi oleh selaputtransparan. Penglihatan ular tidak sejelas penglihatan manusia. Sensor

    yang ditangkap adalah bayangan dan sensitif terhadap cahaya.

    h) Tidak seperti manusia, hidung pada ular hanya berfungsi sebagai alatuntuk bernafas, sedangkan alat penciumannya adalah lidahnya dengan

    dibantu organ Jacobson.

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    6/29

    i) Indera panas, terletak diantara mata dan hidung, berfungsi untukmendeteksi panas yang dikeluarkan oleh makhluk lain yang berdarah

    panas (endotermik), Namun tidak semua ular memiliki organ ini

    j) Ular tidak memiliki lubang telinga, tapi memiliki membran tympani yangdapat mendeteksi getaran. Ular yang menari mengikuti irama suling

    sebenarnya bergerak bukan karena suaranya, namun karena mengkuti

    gerakan sulingnya.

    k) Pewarnaan tubuh ular sangat beragam, menyesuaikan dengan lingkungandimana dia tinggal. Pewarnaan berfungsi sebagai penyamaran ular dalam

    mencari mangsa dan menghindari musuh. Tidak semua warna menyala

    menandakan tingkat bisa ular.

    l) Cara mendapatkan makanan memburu mangsanya, menghadangmangsanya, memancing mangsanya

    m)Gigi ular berjumlah banyak dan condong ke dalam sehingga ular tidakmengunyah mangsanya melainkan menelan mangsanya. Berdasarkan tipe

    giginya, ular dibedakan menjadi :

    Aglypha : Tidak memiliki taring bisa.Contoh : Ptyas korros (Ular kayu),

    Python reticulatus (Ular sanca batik).

    Ular ini tidak berbisa

    Ophistoglypha : Memiliki taring bisa pendekdan terletak agak ke belakang pada rahang

    atas. Contoh : Boiga dendrophila. (ular cincin

    emas). Ular ini berbisa menengah.

    Proteroglypha : Memiliki taring bisapanjang dan terletak di bagian depan.

    Contoh :Naja naja sputatrix (ular kobra),

    Ophiophagus hannah(ular king kobra) Ular ini berbisa tinggi

    Solenoglypha : Memiliki taring bisasangat panjang di bagian depan dan dapat

    dilipat. Contoh : Agkistrodon

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    7/29

    rhodhostoma (Ular tanah) Ular ini berbisa tinggi.

    n) Ular dapat memangsa mangsanya yang berukuran 10 kali lipat besarkepalanya, karena pada rahang bagian belakang dari mulutnya

    dihubungkan oleh sendi yang berbentuk segiempat, sehingga mulut ular

    dapat menganga 180 dan didukung oleh rahang bawah yang hanya

    dihubungkan oleh ligamen (otot) yang sangat elastis. Berikut ini beberapa

    cara ular memangsa :

    - Menelan langsung- Membelit- Menyuntikkan bisa

    o) Semua jenis ular adalah binatang karnivora. Jenis makanan yang merekamakan antara lain : insekta, ikan, amphibi, unggas, mamalia kecil sampai

    mamalia besar; bahkan ada beberapa jenis ular yang memakan ular juga

    (kanibal). Jenis makanan ini tergantung dari jenis ular dan habitatnya.

    p) Organ reproduksi pada ular jantan adalah hemipenis yang terletak padacloaca dan yang betina dengan cloaca. Ular luar negeri biasanya kawin

    pada bulan-bulan yang bersuhu hangat, karena pada musim dingin mereka

    akan hibernasi (tidur panjang). Ular ada yang bertelur (ovipar) dan

    mengerami telurnya yang diletakkan diantara tumpukan daun daun kering

    selama 2-3 bulan dan menetas; namun ada pula yang di simpan didalam

    tubuhnya selama 2-3 bulan dan melahirkan (ovovivipar).

    q) Menurut habitatnya, ular dapat dibagi menjadi 5, yaitu : Ular Air (Aquatik)

    Ular air adalah ular yang seluruh hidupnya (melakukan segala

    aktifitasnya) di dalam air. Contoh : Ular laut (Laticauda laticauda).

    Ular air yang sesungguhnya hanyalah ular laut.

    Ular Setengah Perairan (Semi Aquatik)Ular ini terkadang melakukan aktifitasnya di darat dan di air.

    Contohnya :Homalopsis buccata (ular Kadut)

    Ular Darat (Terresterial)

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    8/29

    Ular ini hidup di darat, dan melakukan seluruh aktifitasnya di darat.

    Contoh : Ptyas mucosus (Ular bandotan macan)dan Elaphe

    flavolineata (Ular Kopi)

    Ular Pohon (Arboreal)Ular jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di pohon (arboreal).

    Biasanya ular pohon ekornya prehensil (dapat untuk berpegangan /

    bergelantungan) Contoh : Boiga dendrophila (cincin emas) dan

    Dryophis prasinus (Ular pucuk)

    Ular GurunUlar jenis ini melakukan seluruh aktifitasnya di gurun. Ular gurun

    biasanya menyembunyikan diri di bawah pasir untuk menghindari

    sengatan matahari. Contoh : Crotalus artox, ular derik, rattle

    r) Bisa sebenarnya merupakan protein yang di produksi oleh kelenjar bisayang berada di dalam kepala. Pada kelenjar bisa terdapat saluran yang

    menghubungkan ke taring bisa yang memiliki lubang pada ujung

    bawahnya. Khusus pada jenis Naja naja (ular Kobra) lubang saluran

    bisanya berada di ujung bagian depan gigi taring, sehingga ular-ular jenis

    ini dapat menyemburkan/menyemprotkan bisanya. Kelenjar bisa ini sama

    dengan kelenjar ludah pada manusia. Bisa pada ular berfungsi selain

    sebagai senjata untuk membunuh musuhnya, juga membantu sistem

    pencernaan. Jenis Bisa dibagi berdasarkan lokasi organ tubuh yang

    menjadi sasaran racun ular :

    a) Neurotoxin

    Menyerang dan mematikan jaringan syaraf Terjadi kelumpuhan pada alat pernafasan Kerusakan pada pusat otak Efek gigitan yang langsung terasa adalah korban merasa

    ngantuk

    b) Haemotoxin Menyerang darah dan sistem sirkulasinya Terjadi haemolysis

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    9/29

    Transport O2 ke tubuh terganggu, terutama metabolisme selOrgan organ lain yang akan terganggu sistem kerjanya oleh bisa ular

    antara lain: jantung, ginjal, otot, sel-sel darah dan jaringan-jaringan yang

    lain.

    Jenis ular berdasarkan bisanya dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :

    a. TIDAK BERBISAUlar ini memiliki tipe gigi Aglypha (tidak bertaring) dan tidak memiliki

    kelenjar bisa. Jika tergigit ular jenis ini hanya akan luka, tidak ada

    penanganan khusus. Hanya perlu obat antiseptik. Tidak berbahaya dan jumlah

    serta jenis nya sangat banyak.

    Elaphe radiata

    Species :Elaphe radiata Schlegel, 1837

    N.I.: Copperhead Racer, Striped Racer, Ular Trawang, Ular Lanang Sapi

    (Jawa), Ular Tikus.

    Ciri-ciri :1) Tubuh bagian dorsal berwarna kekuningan, dengan empat garis

    longitudinal berwaran hitam pada bagian tubuh depan

    2) Tubuh bagian depan belakang berwarna kuning3) Tubuh bagian ventral berwarna kuning4) Terdapat garis hitam dari mata dan melintang pada bagian belakang

    kepala

    5)

    Panjangnya 2000 mm

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    10/29

    6) Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depantubuhnya yang memipih seperti huruf S, lalu membuka mulutnya

    untuk menyerang

    Habitat : Darat Aktivitas : Diurnal, siang hari Tipe gigi : Aglypha Makanan : Burung dan Tikus Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan

    Elaphe flavolineata

    Species :Elaphe flavolineata Schlegel, 1837

    N.I. : Common Racer, Ular Kopi (Jawa), Ular puspo brele (Jawa).

    Ciri-ciri :1) Tubuh bagian dorsal berwarna coklat atau keabu-abuan dengan tanda

    hitam persegi panjang yang belang dengan putih bagian depan

    2) Terdapat garis hitam longitudinal pada bagian vertebral (tulangbelakang)

    3) Tubuh bagian belakang berwarna coklat gelap atau hitam4) Tubuh bagian ventral berwarna kuning, coklat atau kehitaman5) Panjangnya 2400 mm6) Pada saat marah atau merasa terancam akan melipat bagian depan

    tubuhnya yang memipih seperti huruf S, lalu membuka mulutnya

    untuk menyerang

    Habitat : Darat Aktivitas :Diurnal - siang hari Makanan : Kadal, katak dan burung

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    11/29

    Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang

    b. BERBISA MENENGAHKebanyakan ular kelompok ini memiliki tipe gigi Ophistoglypha, dan telah

    memiliki kelenjar bisa. Efek bisanya pada manusia adalah pendarahan,

    demam, perubahan suhu tubuh yang drastis dan cenderung menyebabkan rasa

    sakit serta pembengkakan di sekitar luka gigitan. Penanganannya, korban

    hanya perlu diberi suplai makanan dan minuman bergizi, istirahat untuk

    meningkatkan stamina tubuh.

    Boiga dendrophi la

    Species :Boiga dendrophila Boie, 1827

    N.I. : Mangrove Snake, Ular Cincin Emas, Ular Taliwongso

    Ciri-ciri :1) Tubuh bagian dorsal berwarna hitam dengan garis-garis kuning atau

    putih disisi lateral dengan jarak satu garis dengan yang lain agak

    teratur. Ada juga yang berwarna hitam putih.

    2) Tubuh bagian ventral berwarna hitam atau kebiru-biruan3) Labial bawah berwarna kuning dengan garis-garis hitam kecil4) Mata bulat dengan pupil mata elips vertikal5) Panjangnya 2500 mm

    Habitat : Pohon, hutan bakau

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    12/29

    Aktivitas : Noctural, malam hari Tipe gigi : Ophiestoglypha Makanan : Burung, telur, tikus Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang, Singapore,

    Malaysia, Philippine, Siam, Nias.

    Dr yophis prasinus

    Species :Dryophis prasinus Boie,1827

    N.I. : Green Whip Snake, Oriental Whip Snake, Gadung Pari (Jawa), Ular

    Daun, Ular Pucuk (Jawa Barat).

    Ciri-ciri :1) Tubuh bagian dorsal berwarna hijau, hijau kecoklatan atau

    keabuabuan-coklat

    2) Saat ketakutan atau marah, bagian leher mengembang akan terlihatwarna hitam putih dan biru

    3) Tubuh bagian lateral terdapat garis kuning atau putih4) Tubuh bagian ventral berwarna hijau5) Kepala panjang dengan dengan moncong meruncing6) Mata horizontal, panjangnya 2000 mm

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    13/29

    Habitat : Pepohonan, arboreal Aktivitas : Diurnal, siang hari Makanan : Kadal, katak Populasi : Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Penang,

    c. BERBISA TINGGIUlar ini memiliki tipe gigi Proteroglypha dan Solenoglypha. Jika manusia

    tergigit kelompok ini, prinsipnya adalah segera keluarkan bisa keluar dari

    tubuh, hambat laju racuun ke jantung serta harus secepat mungkin

    mendapatkan pertolongan pertama yang tepat dan benar. Bila tidak tertolong

    dan salah penanganan akan berakibat cukup fatal yaitu kematian. Jika

    tertolong, biasanya akan meninggalkan cacat atau bekas pada gigitan. Jumlah

    dan jenis ular berbisa tinggi lebih sedikit dibanding kelompok yang lain,

    kecuali semua jenis ular laut yang berbisa tinggi dan sangat mematikan.

    Ophiophagus hannah

    Species : Ophiophagus Hannah Cantor, 1836

    N.I. : King Cobra, Hamadryad, Ular Tedung,

    Ular anang (Java); Oraj totok (Java); Ular tedong selor (Kalimantan)

    Ciri-ciri :1) Hitam pekat atau abu-abu, putih, dan coklat dengan garis-garis

    melintang ditubuhnya, tergantung habitat.

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    14/29

    2) Gerakannya sangat agresif, berani pada musuh, mengejar3) Kepala oval, dengan sisik yang besar4) Pada leher bawah berwarna kuning dan kadang ada gambar matanya

    (tergantung habitat)

    5) Panjangnya hingga mancapai 6000 mm6) Jika marah akan menegakkan tubuhnya hingga 1/3 panjang tubuhnya

    mengembangkan lehernya.

    Habitat : didarat khususnya daerah berkapur, kering Aktivitas : siang dan malam hari Makanan : ular Populasi : Nias, Sumatra, Bangka, Belitung, Riau Islands, Java, Bali,

    Kalimantan

    Jenis racun : Neurotoxin dan haemotoxin, membunuh manusia sekitar 3menit

    Agki strodon rhodostoma

    Species : Agkistrodon

    rhodostoma Boie, 1827

    N.I. : Malayan Pit Viper,

    Malaysian Moccasin, Bandotan

    Bedor (Jawa), Ular Tanah, Ular

    Gibuk (Jabar)

    Ciri-ciri :1)

    Badan coklat dengan corak gambar seperti diamond, membesardiperut dan mengecil ke ekor serta leher.

    2) Gerakannya agresif3) Kepala segitiga, dengan sisik yang besar4) Panjangnya hingga mancapai 1000 mm5) Jika marah akan membentuk k huruf S

    Habitat : didarat khususnya bersemak, rumput Aktivitas : siang dan malam hari

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    15/29

    Makanan : Tikus Populasi : Jawa, Sumatra

    Bungarus candidus

    Species : Bungarus candidus

    Linne, 1758

    N.I. : Malayan Krait, Ular Weling

    (Jawa), Oraj weling (Java), Ular

    biludah (Padang)

    Ciri-ciri :1) Warna belang putih hitam putih hitam dengan ukuran yang tidak

    seragam

    2) Ekor runcing, badan cenderung berpenampang bulat3) Gerakannya lambat, tenang4) Kepala oval5) Bagian bawah berwarna putih polos6) Panjangnya hingga 2500 mm7) Sensitive pada cahaya dan berusaha mendekati8) Tubuh jika terkena sinar akan menyala

    Habitat : setengah perairan, sawah, sungai, daerah berair

    Aktivitas : malam hari Makanan : ular, belut Populasi : Vietnam, Cambodia, Thailand, Peninsular Malaysia,

    Singapore, Sumatra, Java, Karimunjawa Islands, Bawean, Bali and N

    Sulawesi; Kalimantan

    Jenis racun : Neurotoxin

    Perbedaan Ular Berbisa Rendah dengan Ular Berbisa Tinggi

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    16/29

    a. Ular berbisa rendahGerakannya cepat, takut pada musuh, agresif

    Beraktifitas pada siang hari (diurnal)

    Membunuh mangsanya dengan membelit

    Bentuk kepalanya bulat telur (oval)

    Tidak memiliki taring bisa

    Gigitannya tidak mematikan

    Setelah menggigit langsung lari

    b. Ular berbisa tinggiGerakannya lambat, tenang, penuh percaya diri

    Beraktifitas pada malam hari (nocturnal)

    Membunuh mangsanya dengan menyuntikkan bisa

    Bentuk kepalanya cenderung segitigasempurna

    Memiliki taring bisa, racun mematikan

    Kanibal

    Setelah menggigit, masih tinggal ditempat

    c. PengecualianBerikut ini yang tidak sesuai dengan ketentuan

    berbisa tinggi, tetapi kepalanya oval (bulat telur), agresif, keluar siang,

    malam :

    i. Ular King Kobra - Ophiophagus hannahii. Ular KobraNaja naja sputratixberbisa tinggi, tetapi kepala oval, gerakan tenang

    i. Ular weling -Bungarus candidusii.

    Ular welang -Bungarus fasciatus

    iii. Ular picung/pudak seruniiv. Semua jenis ular laut

    tidak berbisa, keluar malam hari, gerakan lamban

    i. Semua jenis ular phyton dan ular boaii. Ular Pelangi -Xenopeltis unicolor

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    17/29

    Hepatitis Virus

    Hati kita adalah organ yang terbesar dalam tubuh kita. Kurang lebih sama besar

    dengan buah pepaya, hati terletak di perut kanan-atas.Kita tidak dapat hidup tanpa

    fungsi hati yang baik. Hati adalah saringan dan gudang tubuh kita. Hampir semua

    sel dan jaringan ditubuh kita tergantung pada hati. Bila hati mengalami masalah,

    hal ini dapat sangat mempengaruhi hampir semua organ di tubuh. Sedikit lebih

    dari 1 liter darah dipompa melalui hati kita setiap menit, memungkinkan hati

    secara cepat dan efektif menyaring racun dan produk pembuangan dari aliran

    darah.

    Hati sekaligus menyimpan bahan gizi penting, misalnya vitamin dan zat mineral

    termasuk zat besi. Hati juga berperan dalam menangani tingkat zat tertentu dalam

    tubuh, misalnya kadar kolesterol, hormon, dan gula, yang semuanya dibutuhkan

    untuk mempertahankan hidup, namun juga dapat menimbulkan masalah bila tidak

    seimbang. Hati juga mempunyai peranan kunci dalam proses pencernaan makanan

    melalui pembuatan cairan empedu dan memproduksi faktor pembekuan darah,

    yang mencegah pendarahan yang berlebihan.

    Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati. Hepa berarti kaitan

    dengan hati, sementara itis berarti radang (seperti di atritis, dermatitis, dan

    pankreatitis). Radang hati (hepatitis) mempunyai beberapa penyebab, termasuk:

    Racun dan zat kimia seperti alkohol berlebihan; Penyakit yang menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan

    sehat dalam tubuh, yang disebut sebagaipenyakit autoimun;

    Mikroorganisme, termasuk virus.

    HAV, HBV, dan HCV menyerang sel hati atau hepatosit yang menjadi tempat

    yang bersahabat bagi virus untuk berkembang biak. Sebagai reaksi terhadap

    infeksi, sistem kekebalan tubuh memberikan perlawanan dan menyebabkan

    peradangan hati (hepatitis). Bila hepatitisnya akut (yang dapat terjadi dengan

    HAV dan HBV) atau menjadi kronis (yang dapat terjadi dengan HBV dan HCV)

    maka dapat bekembang menjadi jaringan parut di hati, sebuah kondisi yang

    disebut fibrosis. Lambat laun, semakin banyak jaringan hati diganti dengan

    jaringan parut seperti bekas luka, yang dapat menghalangi aliran darah yang

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    18/29

    normal melalui hati dan sangat mempengaruhi bentuk dan kemampuannya untuk

    berfungsi semestinya. Ini disebut sebagai sirosis.

    Bila hati rusak berat, mengakibatkan bendungan di limpa dan kerongkongan

    bagian bawah akibat tekanan di organ yang tinggi. Dampak dari kondisi ini yang

    disebut sebagai hipertensi portal termasuk pendarahan saluran cerna atas dan

    cairan dalam perut (asites). Kerusakan pada hati juga dapat mengurangi

    pembuatan cairan empedu yang dibutuhkan untuk pencernaan yang baik dan

    mengurangi kemampuan hati untuk menyimpan dan menguraikan bahan nutrisi

    yang dibutuhkan untuk hidup. Dampak lain dari hati yang rusak temasuk

    ketidakmampuan untuk menyaring racun dari aliran darah, yang pada akhirnya

    dapat menyebabkan penurunan kesadaran dan bahkan koma.

    Ada lima virus yang diketahui mempengaruhi hati dan menyebabkan hepatitis:

    HAV, HBV, HCV, virus hepatis delta (HDV, yang hanya menyebabkan masalah

    pada orang yang terinfeksi HBV), dan virus hepatitis E (HEV). Tidak ada virus

    hepatitis F. Virus hepatitis G (HGV) pada awal diperkirakan dapat menyebabkan

    kerusakan pada hati, tetapi ternyata diketahui sebagai virus yang tidak

    menyebabkan masalah kesehatan, dan virus ini sekarang diberi nama baru sebagai

    virus GB-C (GBV-C).

    Hepatitis Virus AHepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A (HAV). HAV menular

    melalui makanan/minuman yang tercemar kotoran (tinja) dari

    seseorang yang terinfeksi masuk ke mulut orang lain. HAV terutama

    menular melalui makanan mentah atau tidak cukup dimasak, yang

    ditangani atau disiapkan oleh seseorang dengan hepatitis A (walaupun

    mungkin dia tidak mengetahui dirinya terinfeksi). Minum air atau esbatu yang tercemar dengan kotoran adalah sumber infeksi lain, serta

    juga kerang-kerangan yang tidak cukup dimasak. HAV dapat menular

    melalui rimming (hubungan seks oral-anal, atau antara mulut dan

    dubur). HAV sangat jarang menular melalui hubungan darah-ke-

    darah.

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    19/29

    Hepatitis A adalah bentuk hepatitis yang akut, berarti tidak

    menyebabkan infeksi kronis. Sekali kita pernah terkena hepatitis A,

    kita tidak dapat terinfeksi lagi. Namun, kita masih dapat tertular

    dengan virus hepatitis lain.

    Gejala Hepatitis A

    Tidak semua orang yang terinfeksi HAV akan mempunyai gejala.

    Misalnya, banyak bayi dan anak muda terinfeksi HAV tidak

    mengalami gejala apa pun. Gejala lebih mungkin terjadi pada anak

    yang lebih tua, remaja dan orang dewasa. Gejala hepatitis A (dan

    hepatitis akut pada umumnya) dapat termasuk:

    Kulit dan putih mata menjadi kuning (ikterus) Kelelahan Sakit perut kanan-atas Hilang nafsu makan Berat badan menurun Demam, Mual, Mencret atau diare Muntah Air seni seperti teh dan/atau kotoran berwarna dempul Sakit sendi

    Infeksi HAV juga dapat meningkatkan tingkat enzim yang dibuat oleh

    hati menjadi di atas normal dalam darah. Sistem kekebalan tubuh

    membutuhkan sampai delapan minggu untuk mengeluarkan HAV dari

    tubuh. Bila timbul gejala, umumnya dialami dua sampai empatminggu setelah terinfeksi. Gejala hepatitis A umumnya hanya satu

    minggu, akan tetapi dapat lebih dari satu bulan. Kurang lebih 15

    persen orang dengan hepatitis A mengalami gejala dari enam sampai

    sembilan bulan. Kurang lebih satu dari 100 orang terinfeksi HAV

    dapat mengalami infeksi cepat dan parah (yang disebut fulminant),

    yang sangat jarang dapat menyebabkan kegagalan hati dan kematian.

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    20/29

    Penegakan Diagnosis Hepatitis Virus A

    Diagnosis hepatitis A ditegakkan dengan tes darah. Dokter akan

    meminta tes ini bila kita mengalami gejala hepatitis A atau bila kita

    ingin tahu apakah kita pernah terinfeksi HAV sebelumnya. Tes darah

    ini mencari dua jenis antibodi terhadap virus, yang disebut sebagai

    IgM dan IgG (Ig adalah singkatan untuk imunoglobulin). Pertama,

    dicari antibodi IgM, yang dibuat oleh sistem kekebalan tubuh lima

    sampai sepuluh hari sebelum gejala muncul, dan biasanya hilang

    dalam enam bulan. Tes juga mencari antibodi IgG, yang

    menggantikan antibodi IgM dan untuk seterusnya melindungi

    terhadap infeksi HAV.

    Bila tes darah menunjukkan negatif untuk antibodi IgM dan IgG,kita kemungkinan tidak pernah terinfeksi HAV, dan sebaiknya

    mempertimbangkan untuk divaksinasi terhadap HAV.

    Bila tes menunjukkan positif untuk antibodi IgM dan negatifuntuk IgG, kita kemungkinan tertular HAV dalam enam bulan

    terakhir ini, dan sistem kekebalan sedang mengeluarkan virus atau

    infeksi menjadi semakin parah.

    Bila tes menunjukkan negatif untuk antibodi IgM dan positifuntuk antibodi IgG, kita mungkin terinfeksi HAV pada suatu

    waktu sebelumnya, atau kita sudah divaksinasikan terhadap HAV.

    Kita sekarang kebal terhadap HAV.

    Hepatitis A endemis di Indonesia. Hal ini berarti bahwa sebagian

    besar orang Indonesia pernah terpajan pada HAV saat kanak-kanak,dan kemungkinan besar akan kebal terhadap infeksi lagi. Oleh karena

    ini, kebanyakan dokter menganggap tes HAV tidak bermanfaat untuk

    Odha di Indonesia.

    Penatalaksanaan Hepatitis Virus A

    Pengobatan umum untuk hepatitis A diantaranya :

    Istirahat di tempat tidur,

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    21/29

    Minum banyak cairan, terutama bila kitamengalami diare ataumuntah,

    Obat penawar rasa sakit misalnya ibuprofen dapat mengurangigejala hepatitis A

    Immune globulin mengandung banyak antibodi terhadap HAV,yang dapat membantu mencegah timbulnya penyakit bila kita

    terpajan pada virus. Immune globulin harus diberikan dalam dua

    hingga enam minggu setelah mungkin terpajan pada HAV. Bila

    menerima immune globulin untuk mencegah hepatitis A,

    sebaiknya juga menerima vaksinasi hepatitis A.

    Patofisiologi Hepatitis Virus A

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    22/29

    Pencegahan Hepatitis Virus A

    Cara terbaik untuk mencegah hepatitis A adalah vaksinasi. Vaksinasi

    membutuhkan dua suntikan, biasanya diberikan dengan jarak waktu

    enam bulan. Efek samping pada vaksinasi hepatitis A, jika terjadi,

    biasanya ringan dan dapat termasuk rasa sakit di daerah suntikan dan

    gejala ringan serupa dengan flu. Juga tersedia vaksin kombinasi untuk

    virus hepatitis A dan B. Vaksin HAV sangat efektif lebih dari 99%

    orang yang menerima vaksinasi mempunyai kekebalan terhadap virus

    dan tidak akan terkena hepatitis A jika terpajan. Vaksinasi terutama

    penting untuk orang dengan HIV dan hepatitis B atau C.

    Walaupun belum menerima vaksinasi terhadap hepatitis A, ada

    beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah infeksi HAV:

    Hindari air, termasuk es, yang mungkin tercemar kotoran Hindari kerang-kerangan yang mentah atau kurang masak Selalu cuci tangan dengan sabun dan air setelah ke kamar

    mandi, mengganti popok bayi, dan sebelum menyiapkanatau

    makan makanan

    Memakai penghalang lateks (dental dam) untuk seks oral-anal HEPATITIS B

    Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus

    Hepatitis B (HBV), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat

    menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada sebagian

    kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati.

    Apabila seseorang terinfeksi virus hepatitis B akut maka tubuh akanmemberikan tanggapan kekebalan (immune response). Ada 3

    kemungkinan tanggapan kekebalan yang diberikan oleh tubuh

    terhadap virus hepatitis B pasca periode akut. Kemungkinan pertama,

    jika tanggapan kekebalan tubuh adekuat maka akan terjadi

    pembersihan virus, pasien sembuh. Kedua, jika tanggapan kekebalan

    tubuh lemah maka pasien tersebut akan menjadi carrier inaktif. Ke

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    23/29

    tiga, jika tanggapan tubuh bersifat intermediate (antara dua hal di atas)

    maka penyakit terus berkembang menjadi hepatitis B kronis.

    . Pada kemungkinan pertama, tubuh mampu memberikan tanggapan

    adekuat terhadap virus hepatitis B (HBV), akan terjadi 4 stadium

    siklus HBV, yaitu fase replikasi (stadium 1 dan 2) dan fase integratif

    (stadium 3 dan 4). Pada fase replikasi, kadar HBsAg (hepatitis B

    surface antigen), HBV DNA, HBeAg (hepatitis B antigen), AST

    (aspartate aminotransferase) dan ALT (alanine aminotransferase)

    serum akan meningkat, sedangkan kadar anti-HBs dan anti HBe masih

    negatif. Pada fase integratif (khususnya stadium 4) keadaan

    sebaliknya terjadi, HBsAg, HBV DNA, HBeAg dan ALT/AST

    menjadi negatif/normal, sedangkan antibodi terhadap antigen yaitu :

    anti HBs dan anti HBe menjadi positif (serokonversi). Keadaan

    demikian banyak ditemukan pada penderita hepatitis B yang terinfeksi

    pada usia dewasa di mana sekitar 95-97% infeksi hepatitis B akut

    akan sembuh karena imunitas tubuh dapat memberikan tanggapan

    adekuat.

    Sebaliknya 3-5% penderita dewasa dan 95% neonatus dengan sistem

    imunitas imatur serta 30% anak usia kurang dari 6 tahun masuk ke

    kemungkinan ke dua dan ke tiga; akan gagal memberikan tanggapan

    imun yang adekuat sehingga terjadi infeksi hepatitis B persisten, dapat

    bersifat carrier inaktif atau menjadi hepatitis B kronis.

    Menurut JB Suharjo(2006) tanggapan imun yang tidak atau kurang

    adekuat mengakibatkan terjadinya proses inflamasi jejas (injury),

    fibrotik akibat peningkatan turnover sel dan stres oksidatf. Efek virussecara langsung, seperti mutagenesis dan insersi suatu protein x dari

    virus hepatitis B menyebabkan hilangnya kendali pertumbuhan sel

    hati dan memicu transformasi malignitas, sehingga berakhir sebagai

    karsinoma hepa-toseluler (Suharjo J.B., 2006).

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    24/29

    Etiologi

    Infeksi virus hepatitis B (HBV) sebelumnya dinamai hepatitis serum

    disebabkan oleh virus kelompok hepadnavirus. Virus tersebut

    mengandung DNA.

    Epidemiologi

    Hepatitis B adalah penyakit infeksi virus hati yang menurut

    perkembangannya apabila tidak ditangani dengan baik dapat

    berkembang menjadi sirosis hati, karsinoma hepatoseluler bahkan

    tidak jarang menyebabkan kematian. Menurut WHO, sedikitnya 350

    juta penderita carrier hepatitis B terdapat di seluruh dunia, 75%-nya

    berada di Asia Pasifik. Diperkirakan setiap tahunnya terdapat 2 juta

    pasien meninggal karena hepatitis B. Hepatitis B mencakup 1/3 kasus

    pada anak. Indonesia termasuk negara endemik hepatitis B dengan

    jumlah yang terjangkit antara 2,5% hingga 36,17% dari total jumlah

    penduduk (Rizal E.M., 2009). Ramai pembawa virus hepatitis B tidak

    mengetahui implikasi penyakit ini, dan mempunyai persepsi yang

    berbeda-beda. Dalam penelitian terhadap 320 penduduk Kemboja

    Amerika, median skor tingkat pengetahuan mereka adalah hanya 4.8

    daripada maksimal 12(Taylor VM, 2005). Dalam penelitian yang

    hamper sama terhadap 147 wanita Cina Kanada, responden hanya

    menjawab 6,9 dari 12 soalan yang benar (Thompson MJ, 2004).

    Masa inkubasi

    Pada umumnya infeksi virus hepatitis B terjadi lebih lambatdibandingkan dengan infeksi virus hepatitis A. Hepatitis B cencerung

    relatif lebih ringan pada bayi dan anak-anak serta mungkin tidak

    diketahui. Beberapa penderita infeksi terutama neonatus akan menjadi

    karier kronis. Masa inkubasi hepatitis B dimulai sejak pemaparan

    hingga awitan ikterus selama 2 5 bulan. Pada penyakit ini tidak

    terdapat prevalensi yang berhubungan dengan musim (Hetti, 2009).

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    25/29

    Penularan

    Kontak dengan penderita melalui parenteral yang berasal dari produk-

    produk darah secara intravena, kontak seksual, dan perinatal secara

    vertikel (dari ibu ke janin). Ada beberapa hal yang dapat

    menyebabkan virus hepatitis B ini menular yaitu secara vertikal dan

    horisontal. Secara vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu

    yang mengidap virus hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu

    pada saat persalinan atau segera setelah persalinan manakala secara

    horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar,

    tindik telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur

    dan sikat gigi secara bersama-sama serta hubungan seksual dengan

    penderita.

    Diagnosis

    Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik yang ditemui dan

    didukung oleh pemeriksaan laboratorium. Riwayat ikterus pada para

    kontak keluarga, kawan-kawan sekolah, pusat perawatan bayi, teman-

    teman atau perjalanan ke daerah endemi dapat memberikan petunjuk

    tentang diagnosis. Hepatitis B kronis merupakan penyakit

    nekroinflamasi kronis hati yang disebabkan oleh infeksi virus hepatitis

    B persisten. Hepatitis B kronis ditandai dengan HBsAg positif (> 6

    bulan) di dalam serum, tingginya kadar HBV DNA dan

    berlangsungnya proses nekroinflamasi kronis hati. Carrier HBsAg

    inaktif diartikan sebagai infeksi HBV persisten hati tanpa

    nekroinflamasi. Sedangkan hepatitis B kronis eksaserbasi adalahkeadaan klinis yang ditandai dengan peningkatan intermiten ALT>10

    kali batas atas nilai normal (BANN).

    Diagnosis infeksi hepatitis B kronis didasarkan pada pemeriksaan

    serologi, petanda virologi, biokimiawi dan histologi. Secara serologi

    pemeriksaan yang dianjurkan untuk diagnosis dan evaluasi infeksi

    hepatitis B kronis adalah : HBsAg, HBeAg, anti HBe dan HBV DNA.

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    26/29

    Adanya HBsAg dalam serum merupakan petanda serologis infeksi

    hepatitis B. Titer HBsAg yang masih positif lebih dari 6 bulan

    menunjukkan infeksi hepatitis kronis. Munculnya antibodi terhadap

    HBsAg (anti HBs) menunjukkan imunitas dan atau penyembuhan

    proses infeksi. Adanya HBeAg dalam serum mengindikasikan adanya

    replikasi aktif virus di dalam hepatosit. Titer HBeAg berkorelasi

    dengan kadar HBV DNA. Namun tidak adanya HBeAg (negatif)

    bukan berarti tidak adanya replikasi virus, keadaan ini dapat dijumpai

    pada penderita terinfeksi HBV yang mengalami mutasi (precore atau

    core mutant). Penelitian menunjukkan bahwa pada seseorang HBeAg

    negatif ternyata memiliki HBV DNA >105 copies/ml. Pasien hepatitis

    kronis B dengan HBeAg negatif yang banyak terjadi di Asia dan

    Mediteranea umumnya mempunyai kadar HBV DNA lebih rendah

    (berkisar 104-108copies/ml) dibandingkan dengan tipe HBeAg positif.

    Pada jenis ini meskipun HBeAg negatif, remisi dan prognosis relatif

    jelek, sehingga perlu diterapi.

    Secara serologi infeksi hepatitis persisten dibagi menjadi hepatitis B

    kronis dan keadaan carrier HBsAg inaktif. Yang membedakan

    keduanya adalah titer HBV DNA, derajat nekroinflamasi dan adanya

    serokonversi HBeAg. Sedangkan hepatitis kronis B sendiri dibedakan

    berdasarkan HBeAg, yaitu hepatitis B kronis dengan HBeAg positif

    dan hepatitis B kronis dengan HBeAg negatif.

    Pemeriksaan virologi untuk mengukur jumlah HBV DNA serum

    sangat penting karena dapat menggambarkan tingkat replikasi virus.

    Ada beberapa persoalan berkaitan dengan pemeriksaan kadar HBVDNA. Pertama, metode yang digunakan untuk mengukur kadar HBV

    DNA. Saat ini ada beberapa jenis pemeriksaan HBV DNA, yaitu :

    branched DNA, hybrid capture, liquid hybridization dan PCR. Dalam

    penelitian, umumnya titer HBV DNA diukur menggunakan

    amplifikasi, seperti misalnya PCR, karena dapat mengukur sampai

    100-1000 copies/ml. Ke dua, beberapa pasien dengan hepatitis B

    kronis memiliki kadar HBV DNA fluktuatif. Ke tiga, penentuan

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    27/29

    ambang batas kadar HBV DNA yang mencerminkan tingkat

    progresifitas penyakit hati. Salah satu kepentingan lain penentuan

    kadar HBV DNA adalah untuk membedakan antara carrier hepatitis

    inaktif dengan hepatitis B kronis dengan HBeAg negatif:

    kadar105copies/ml merupakan

    batas penentuan untuk hepatitis B kronis.

    Salah satu pemeriksaan biokimiawi yang penting untuk menentukan

    keputusan terapi adalah kadar ALT. Peningkatan kadar ALT

    menggambarkan adanya aktifitas nekroinflamasi. Oleh karena itu

    pemeriksaan ini dipertimbangkan sebagai prediksi gambaran histologi.

    Pasien dengan kadar ALT yang meningkat menunjukkan proses

    nekroinflamasi lebih berat dibandingkan pada ALT yang normal.

    Pasien dengan kadar ALT normal memiliki respon serologi yang

    kurang baik pada terapi antiviral. Oleh sebab itu pasien dengan kadar

    ALT normal dipertimbangkan untuk tidak diterapi, kecuali bila hasil

    pemeriksaan histologi menunjukkan proses nekroinflamasi aktif.

    Tujuan pemeriksaan histologi adalah untuk menilai tingkat kerusakan

    hati, menyisihkan diagnosis penyakit hati lain, prognosis dan

    menentukan manajemen anti viral. Ukuran spesimen biopsi yang

    representatif adalah 1-3 cm (ukuran panjang) dan 1,2-2 mm (ukuran

    diameter) baik menggunakan jarum Menghini atau Tru-cut. Salah satu

    metode penilaian biopsi yang sering digunakan adalah dengan

    Histologic Activity Index score.

    Pada setiap pasien dengan infeksi HBV perlu dilakukan evaluasi awal.Pada pasien dengan HBeAg positif dan HBV DNA > 105copies/ml

    dan kadar ALT normal yang belum mendapatkan terapi antiviral perlu

    dilakukan pemeriksaan ALT berkala dan skrining terhadap risiko

    KHS, jika perlu dilakukan biopsi hati. Sedangkan bagi pasien dengan

    keadaan carrier HBsAg inaktif perlu dilakukan pemantauan kadar

    ALT dan HBV DNA (Suharjo J.B., 2006).

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    28/29

    Gambaran klinis

    Sebelum timbulnya ikterus biasanya didahului oleh suatu masa

    prodormal seperti malaise, anoreksia, dan sering gejala

    gastrointestinalis, disertai nyeri perut atas. Pemeriksaan laboratorium

    menunjukan hiperbilirubinemia, kenaikan kadar transaminase serum.

    Pada tes serologis didapatkan HBsAg (+), Ig M Anti HBc

    (+).Berdasarkan gejala klinis dan petunjuk serologis, manifestasi

    klinis hepatitis B dibagi 2 yaitu :

    1. Hepatitis B akut yaitu manifestasi infeksi virus hepatitisB terhadap individu yang sistem imunologinya matur

    sehingga berakhir dengan hilangnya virus hepatitis B dari

    tubuh kropes.

    2. Hepatitis B kronis yaitu manifestasi infeksi virus hepatitisB terhadap individu dengan sistem imunologi kurang

    sempurna sehingga mekanisme, untuk menghilangkan

    VHB tidak efektif dan terjadi koeksistensi dengan VHB.

    Pengobatan Hepatitis B Kronis

    Tujuan terapi hepatitis B kronis adalah untuk mengeliminasi secara

    bermakna replikasi VHB dan mencegah progresi penyakit hati

    menjadi sirosis yang berpotensial menuju gagal hati, dan mencegah

    karsinoma hepatoselular. Sasaran pengobatan adalah menurunkan

    kadar HBV DNA serendah mungkin, serokonversi HBeAg dan

    normalisasi kadar ALT (Suharjo J.B., 2006).

  • 5/28/2018 Gigitan Ular

    29/29

    Cacar Air (Varicella)

    Cacar air atau varisela disebabkan oleh virus varisela-zoster yang merupakan

    penyakit sangat menular. Penularan terjadi meialui kontak langsung, Judah, atau

    tewat udara. Penyakit ini mengenai semua usia, namun biasanya bersifat ringan

    pada anak dibandingkan pada orang dewasa. Ibu yang pernah terkena cacar air

    akan memberikan kekebalan kepada bayi sampai setahun pertamanya. Kalaupun

    bayi akhirnya terkena juga, penyakitnya ringan raja. Bila ibu belum pernah

    terkena cacar air, bayi akan menderita lebih berat. Penyakit ini hanya berlangsung

    ringan, namun pada beberapa kasus dapat terjadi komplikasi serius seperti

    peradangan paru-paru, hati, bahkan selaput otak.

    Gejala cacar air, biasanya dimulai dengan demam, sakit kepala, nyeri otot, dan

    kurang nafsu makan (mirip gejala flu). Setelah dua-tiga hari muncul ruam kulit

    berisi cairan dimulai pada kulit badan dan muka, lalu menyebar. Dalam waktu dua

    hari cairan di dalam bintil menjadi keruh, mengering, dan mengelupas. Anak akan

    merasa gatal dan gelisah karena tidak nyaman. Anak biasanya diliburkan selama

    tujuh hari setelah bintil mengering. Walaupun anak telah mendapatkan imunisasi

    cacar air, dia masih tetap bisa terkena penyakit ini, namun tingkatannya cukup

    ringan dan cepat sembuh.

    Bila tidak ada komplikasi, penyakit dinyatakan sembuh. Bekas bintil akan tampak

    sampai beberapa minggu kemudian akan berangsur menghilang tanpa sisa, kecuali

    bila terjadi infeksi kulit karena digaruk. Setelah terkena cacar air, anak akan

    mendapat kekebalan seumur hidup terhadap penyakit ini. Pengobatan diberikanuntuk mengurangi rasa gatal dan bila perlu ditambah pemberian obat antivirus.

    Sementara tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan

    imunisasi varisela dan hindari kontak dengan penderita cacar air.