geriatri dan diabetes melitus

33
BOOK READING DIABETES MELITUS PADA USIA LANJUT Indah Sapta Wardani Pembimbing : Dr. Probosuseno,SpPD,KGer

Upload: meldy-muzada-elfa

Post on 12-Jan-2016

32 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Penatalaksanaan DM pada Geriatri

TRANSCRIPT

Page 1: Geriatri dan Diabetes Melitus

BOOK READING

DIABETES MELITUS PADA USIA LANJUT

Indah Sapta Wardani

Pembimbing : Dr. Probosuseno,SpPD,KGer

Page 2: Geriatri dan Diabetes Melitus

Pendahuluan

jumlah usia lanjut berumur >65 tahun di dunia diperkirakan mencapai 450 juta orang (7% dari seluruh penduduk dunia) diperkirakan akan terus meningkat

Studi epidemiologi prevalensi Diabetes Melitus maupun Gangguan Toleransi Glukosa (GTG) meningkat seiring dengan pertambahan usia

Page 3: Geriatri dan Diabetes Melitus

50% usia lanjut mengalami intoleransi glukosa dengan kadar gula darah puasa normal

data WHO setelah mencapai usia 30 tahun, kadar glukosa darah akan naik 1-2 mg% per tahun pada saat puasa dan naik sebesar 5,6-13 mg%per tahun pada 2 jam setelah makan

Lansia lebih rentan terhadap komplikasi makrovaskular maupun mikrovaskular dari DM

Page 4: Geriatri dan Diabetes Melitus

Death

BlindnessRenal failureAmputationCVD

Disability

Onset

RetinopathyNephropathyNeuropathyDepression

Complications

Hyperglycemia

Natural History - Type 2 DiabetesGeneticsEnvironment

agingobesitysedentary

lifestyle

Insulin resistanceHyperinsulinemiaDyslipidemia

Atherosclerosis

Hypertension

Prediabetes:

IGT, IFG

Page 5: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

DIAGNOSIS DM

Pada usia 75 tahun, diperkirakan sekitar 20% lansia mengalami DM, dan kurang lebih setengahnya tidak menyadari adanya penyakit ini

American Diabetes Association (ADA) menganjurkan penapisan (skrining) DM sebaiknya dilakukan terhadap orang yang berusia 45 tahun ke atas dengan interval 3 tahun sekali. Interval ini dapat lebih pendek pada pasien berisiko tinggi (terutama dengan hipertensi dan dislipidemia)

www.themegallery.com

Page 6: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logowww.themegallery.com

Page 7: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

Manifestasi Klinis Pada Lansia

umumnya bersifat asimptomatikGejala klasik DM seperti poliuria,

polidipsi, polifagia, dan penurunan berat badan tidak selalu tampak pada lansia penderita DM

seringkali berupa gejala tidak khas seperti kelemahan, letargi, perubahan tingkah laku, menurunnya status kognitif atau kemampuan fungsional (antara lain delirium, demensia, depresi, agitasi, mudah jatuh, dan inkontinensia urin)

www.themegallery.com

Page 8: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

DM pada lansia seringkali baru terdiagnosis setelah timbul penyakit lain.

Data dari M.V. Shestakova (1999) mengenai manifestasi klinis pasien lansia sebelum diagnosis DM ditegakkan

www.themegallery.com

Page 9: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logowww.themegallery.com

Page 10: Geriatri dan Diabetes Melitus

Kondisi terkait dm pada geriatriAssociated

Conditions: Premature death Functional

disability Hypertension CAD CVA Depression Cognitive

impairment Urinary

incontinence Injurious falls Pain Polypharmacy

From AGS Guidelines on DM, JAGS, 2003. Accessible at: www.americangeriatricsociety.com

Other Adverse Outcomes:

Blindness Renal failure Amputations Infections CHF GERD Hospitalization In-hospital

complications Disability

Page 11: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

TATA LAKSANA

Target terapi DM yang dianjurkan adalah HbA1c <7,0% untuk lansia dengan komorbiditas minimal

Target HbA1c <8,0% untuk lansia yang renta, harapan hidup <5 tahun, dan lansia yang berisiko bila dilakukan kontrol gula darah intensif risiko

rekomendasi target terapi ini tidak mutlak dan perlu disesuaikan secara individual menurut tingkat disabilitas, angka harapan hidup, dan kepatuhan pengobatan

www.themegallery.com

Page 12: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

Anjuran terapi DM yang banyak digunakan saat ini adalah sebagaimana dianjurkan dalam guideline konsensus ADA/EASD untuk terapi DM tipe 2

Berdasarkan konsensus ini, terapi DM tipe 2 dibagi menjadi 2 tingkatan

www.themegallery.com

Page 13: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

Tingkat 1

terapi utama yang telah terbukti (well validated core therapies)

Intervensi paling banyak digunakan dan paling cost-effective untuk mencapai target gula darah

terdiri dari modifikasi gaya hidup (untuk menurunkan berat badan & olah raga), metformin, sulfonilurea, dan insulin

www.themegallery.com

Page 14: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

Tingkat 2

terapi yang belum banyak dibuktikan (less well validated therapies)

terdiri dari pilihan terapi yang berguna pada sebagian orang, tetapi dikelompokkan ke dalam tingkat 2 karena masih terbatasnya pengalaman klinis

Termasuk ke dalam tingkat 2 ini adalah tiazolidindion (pioglitazon) dan Glucagon Like Peptide-1/GLP-1 agonis (exenatide).

www.themegallery.com

Page 15: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logowww.themegallery.com

Page 16: Geriatri dan Diabetes Melitus

Antidiabetic Agents:

Major Sites of Action

SulfonylureasMeglitinides

GLP-1 agonists

Injected Insulin

Liver

Plasma glucose

TZD’s

GI tract

-GlucosidaseInhibitors

+

Pancreas

Metformin

Muscle/Fat

(–) (+)

(–)

(+)

(–)

(+)

4-5

CarbohydrateAbsorption

GlucoseProduction

InsulinSecretion

GlucoseUptake

InsulinSecretion

GLP-1 agonists

X ←DPPIV

Incretins

Page 17: Geriatri dan Diabetes Melitus

Antidiabetic Agents for Type 2 DMClass Oral Agents

biguanide metformin

sulfonylurea glimepiride, glipizide, glyburide, 1st-gen. SU’s

thiazolidinedione pioglitazone, rosiglitazone

non-SU secretagogue repaglinide, nateglinide

a-Glucosidase inhibitor acarbose, miglitol

DPPIV inhibitor Sitagliptin, saxagliptin

Others Bromocriptine, colesevelam

combinations metformin/glyburide, glipizide/metformin, pioglitazone/glimeperide, sitagliptin/metformin

Injection

incretin mimetic Exenatide, liraglutide

Insulin NPH, Reg, 70/30, aspart, lispro, glulisine, glargine, detemir, pens, pumps

Page 18: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

Modifikasi gaya hidup pada lansia

menjaga pola makan (diet) yang baik

olah ragapenurunan berat badan.

www.themegallery.com

Page 19: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

Terapi dietTerapi diet untuk lansia dapat

merupakan sebuah masalah tersendiri karena adanya berbagai keterbatasan

keterbatasan finansial, tidak mampu menyediakan bahan makanan karena masalah transportasi/ mobilitas, tidak mampu menyiapkan makanan (terutama pada lansia pria tanpa istri),

www.themegallery.com

Page 20: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

keterbatasan dalam mengikuti instruksi diet karena adanya gangguan fungsi kognitif,

berkurangnya pengecapan karena berkurangnya kepekaan dan jumlah reseptor pengecap,

meningkatnya kejadian konstipasi pada lansia.

www.themegallery.com

Page 21: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

Olahraga

www.themegallery.com

Page 22: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

METFORMIN

konsensus ADA-EASD (2008) metformin dianjurkan sebagai terapi obat lini pd DM tipe 2 kecuali pada mereka yang punya kontraindikasi terhadap metformin

gangguan fungsi ginjal (kreatinin serum >133 mmol/L atau 1,5 mg/dL pada pria dan >124 mmol/L atau 1,4 mg/dL pada wanita), gangguan fungsi hati, gagal jantung kongestif, asidosis metabolik, dehidrasi, hipoksia dan pengguna alkohol.

www.themegallery.com

Page 23: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

Metformin sama sekali tidak dianjurkan pada lansia >80 tahun

penggunaan metformin pada lansia dibatasi oleh adanya efek samping gastrointestinal berupa anoreksia, mual, dan perasaan tidak nyaman pada perut (terjadi pada 30% pasien)

Untuk mengurangi kejadian efek samping ini, dapat diberikan dosis awal 500 mg, kemudian ditingkatkan 500 mg/minggu untuk dapat mencapai kadar gula darah yang diinginkan

www.themegallery.com

Page 24: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

Insulin

Berdasarkan konsensus ADA-EASD, insulin dapat diberikan bila target gula darah tidak tercapai dengan modifikasi gaya hidup dan pemberian metformin

Insulin juga diberikan pada keadaan adanya kondisi akut, seperti sakit berat, keadaan hiperosmolar, ketosis, dan pada pembedahan

www.themegallery.com

Page 25: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

Pada lansia yang bergantung pada orang lain untuk memberikan insulin, maka gunakan insulin masa kerja panjang (long-acting) dengan dosis sekali sehari, walaupun ini tidak dapat memberikan kontrol gula darah sebaik yang dicapai dengan pemberian insulin basal bolus atau regimen dua kali sehari

www.themegallery.com

Page 26: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

Jika kontrol gula darah atau glukosa postprandial target tidak tercapai dengan pemberian basal insulin, maka dapat diberikan insulin kerja singkat (short-acting).

pada pemberian bolus insulin short acting, saatnya makan merupakan faktor penting, dan sering menimbulkan masalah pada pasien yang renta yang tidak dapat menyuntikkan insulinnya sendiri

www.themegallery.com

Page 27: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

Lansia merupakan kelompok populasi yang rentan terhadap efek samping hipoglikemia. Oleh sebab itu, diperlukan edukasi bagi lansia dan pengasuhnya tentang pengenalan gejala hipoglikemia dan penanganannya.

www.themegallery.com

Page 28: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

faktor yang turut memperburuk kontrolgula darah pada lansia

Penurunan kepatuhan terhadap modifikasi gaya hidup (diet, olah raga, dan menurunkan berat badan) serta kepatuhan minum obat hipoglikemik

Adanya penyakit lain/konsumsi obat-obatan yang meningkatkan resistensi insulin,mempengaruhi pelepasan insulin, atau meningkatkan produksi glukosa hati terutama pada lansia penderita DM yang umumnya mengkonsumsi banyak obat.

www.themegallery.com

Page 29: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

Progresivitas DM tipe 2 dapat berupa meningkatnya resistensi insulin atau defek sekresi insulin

www.themegallery.com

Page 30: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

Untuk pasien DM yang gula darahnya tidak terkendali dengan kombinasi modifikasi gaya hidup dan

Metformin ada 4 golongan obat-obatan yang dapat diberikanmenurut konsensus ADA-EASD

terdiri dari 2 golongan yaitu terapi tingkat 1/langkah 2 yang terdiri dari sulfoniliurea dan insulin serta terapi tingkat 2 yang terdiri dari tiazolidindion dan agonis Glucagon Like Peptide-1/GLP-1

www.themegallery.com

Page 31: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

Di antara semua obat ini, sulfonilurea adalah yang paling cost-effective sedangkan insulin dianggap sebagai terapi yang paling efektif dalam mencapai target gula darah.

sulfonilurea dan insulin berhubungan dengan risiko hipoglikemia dan peningkatan berat badan

www.themegallery.com

Page 32: Geriatri dan Diabetes Melitus

Company Logo

insulin memegang peranan penting dalam tata laksana DM.

Bila kegagalan sel b pankreas mensekresi insulin sudahdemikian parah, diperlukan pemberian insulin untuk kontrol gula darah

Lansia merupakan kelompok populasi yang rentan terhadap efek samping hipoglikemia.

diperlukan edukasi bagi lansia dan pengasuhnya tentang pengenalan gejala hipoglikemia dan penanganannya

www.themegallery.com

Page 33: Geriatri dan Diabetes Melitus

Matur Nuwun

Mohon Asupan