gerakan pramuka indonesia with annam.docx

34
Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia . Kata "Pramuka " merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Orang Muda yang Suka Berkarya. "Pramuka" merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka , yang meliputi; Pramuka Siaga (7-10 tahun), Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka Pandega (21-25 tahun). Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka , Andalan Pramuka , Korps Pelatih Pramuka , Pamong Saka Pramuka , Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing . Sedangkan yang dimaksud "Kepramukaan " adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan , yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia . Sejarah Lambang identitas dari INPO yang berupa bendera merah dan putih berukuran 84 cm X 120 cm. Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung . [1] Sedangkan di tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO) . [1] Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu, bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926 . [1] Pendirian gerakan ini pada tanggal 14 Agustus 1961 sedikit-banyak diilhami oleh Komsomol di Uni Soviet . [2]

Upload: galang-pradja-dhika

Post on 31-Dec-2015

49 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Gerakan Pramuka Indonesia

adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari Praja Muda Karana, yang memiliki arti Orang Muda yang Suka Berkarya.

"Pramuka" merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga (7-10 tahun), Pramuka Penggalang (11-15 tahun), Pramuka Penegak (16-20 tahun) dan Pramuka Pandega (21-25 tahun). Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan Pramuka, Korps Pelatih Pramuka, Pamong Saka Pramuka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.

Sedangkan yang dimaksud "Kepramukaan" adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.

Sejarah

Lambang identitas dari INPO yang berupa bendera merah dan putih berukuran 84 cm X 120 cm.

Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung.[1] Sedangkan di tahun yang sama, di Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO).[1] Kedua organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu, bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di Bandung pada tahun 1926.[1] Pendirian gerakan ini pada tanggal 14 Agustus 1961 sedikit-banyak diilhami oleh Komsomol di Uni Soviet.[2]

Organisasi Kepanduan Indonesia di seputaran tahun 1920-an.

Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengabsahkan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Berdasarkan UU ini, maka Pramuka bukan lagi satu-satunya organisasi yang boleh menyelenggarakan pendidikan kepramukaan. Organisasi profesi juga diperbolehkan untuk menyelenggarakan kegiatan kepramukaan. [3]

Tujuan Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka bertujuan untuk membentuk setiap pramuka:

a. memiliki kepribadian yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, berjiwa patriotik, taat hukum, disiplin, menjunjung tinggi nilai-nilai luhur bangsa, berkecakapan hidup, sehat jasmani, dan rohani;

b. menjadi warga negara yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan. [4]

Gerakan Pramuka berlandaskan prinsip-prinsip dasar[4] sebagai berikut:

Iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa Peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya Peduli terhadap dirinya pribadi Taat kepada Kode Kehormatan Pramuka

Metode Kepramukaan

Metode Kepramukaan[4] merupakan cara belajar interaktif progresif melalui:

pengamalan Kode Kehormatan Pramuka; belajar sambil melakukan; kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi; kegiatan yang menarik dan menantang; kegiatan di alam terbuka; kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan; penghargaan berupa tanda kecakapan; dan satuan terpisah antara putra dan putri;

Keanggotaan

Anggota Gerakan Pramuka[5] terdiri dari Anggota Muda dan Anggota Dewasa. Anggota Muda adalah Peserta Didik Gerakan Pramuka yang dibagi menjadi beberapa golongan diantaranya :

1. Golongan Siaga merupakan anggota yang berusia 7 s.d. 10 tahun2. Golongan Penggalang merupakan anggota yang berusia 11 s.d. 15 tahun3. Golongan Penegak merupakan anggota yang berusia 16 s.d. 20 tahun4. Golongan Pandega merupakan anggota yang berusia 21 s.d. 25 tahun

Anggota yang berusia diatas 21 tahun berstatus sebagai anggota dewasa. Anggota dewasa Gerakan Pramuka terdiri atas :

1. Tenaga Pendidik yang terdiri atas :

Pembina Pramuka Pelatih Pembina Pembantu Pembina Pamong Saka

Instruktur Saka

2. Fungsionaris terdiri atas :

Ketua dan Andalan Kwartir (Ranting s.d. Nasional) Staf Kwartir (Ranting s.d. Nasional) Majelis Pembimbing (Gugus Depan s.d. Nasional) Pimpinan Saka (Cabang s.d. Nasional)

3. Anggota Gugus Dharma Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka Indonesia memiliki 17.103.793 anggota (per 2011)[6] , menjadikan Gerakan Pramuka sebagai organisasi kepanduan terbesar di dunia.

Lambang

Artikel utama untuk bagian ini adalah: Lambang Pramuka

Lambang Gerakan Pramuka[4] adalah Tunas Kelapa,

Sifat

Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :

Nasional , yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

Internasional , yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.

Universal , yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja

Lagu H. Mutahar salah seorang pejuang, penggubah lagu dan tokoh Pramuka menciptakan

sebuah Hymne Pramuka bagi Gerakan Pramuka. Lagu itu berjudul Hymne Pramuka. Hymne Pramuka menjadi lagu yang selalu dinyanyikan dalam upacara-upacara yang dilaksanakan dalam Gerakan Pramuka.

Syair lagu Hymne Pramuka adalah

“ Kami Pramuka IndonesiaManusia PancasilaSatyaku kudharmakan, dharmaku kubaktikanagar jaya, Indonesia, Indonesiatanah air kuKami jadi pandumu. ”

Siaga

adalah sebutan bagi Anggota Pramuka yang berumur antara 7-10 tahun. Disebut Pramuka Siaga karena sesuai dengan kiasan (kiasan dasar) masa perjuangan bangsa Indonesia, yaitu ketika rakyat Indonesia meyiagakan dirinya untuk mencapai kemerdekaan dengan berdirinya Boedi Oetomo pada tahun 1908 sebagai tonggak awal perjuangan bangsa Indonesia

Kode kehormatan

Kode Kehormatan bagi Pramuka Siaga ada dua, yang pertama disebut Dwi Satya (janji Pramuka Siaga), dan yang kedua disebut Dwi Darma (ketentuan moral Pramuka Siaga).

Dwi Satya

Demi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh

1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Indonesia, dan mengikuti tata krama keluarga

2. setiap hari berbuat kebajikan

Dwi Darma

1. Siaga berbakti kepada ayah dan ibundanya2. Siaga berani dan tidak putus asa

Dua Kode Kehormatan yang disebutkan di atas adalah standar moral bagi seorang Pramuka Siaga dalam bertingkah laku di masyarakat. Jadi kalau ada seorang anggota Pramuka Siaga yang tingkah lakunya tidak sesuai dengan standar moral ini, dia belum bisa disebut Pramuka Siaga seutuhnya.

Satuan

Satuan terkecil dalam Pramuka Siaga disebut Barung. Setiap beberapa Barung dihimpun dalam sebuah satuan besar yang bernama Perindukan. Barung diberi nama dengan warna semisal, Barung Merah, Barung Hijau dll. Sebuah Barung beranggotakan antara 6 - 10 orang Pramuka Siaga dan dipimpin oleh seorang Pemimpin Barung (Pinrung) yang dipilih oleh Barung itu

sendiri. Masing-masing Ketua Barung ini nanti akan memilih satu orang dari mereka yang akan menjadi Pemimpin Barung Utama yang disebut Sulung. Sebuah Perindukan terdiri dari beberapa Barung yang akan dipimpin oleh Sulung itu tadi.

Syarat Kecakapan

Syarat Kecakapan Umum

Syarat Kecakapan Umum (SKU) Pramuka Siaga adalah syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang Pramuka Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Umum (TKU). TKU dalam Pramuka Siaga ada tiga tingkat, yaitu:

1. Siaga Mula 2. Siaga Bantu 3. Siaga Tata

Syarat Kecakapan Khusus

Syarat Kecakapan Khusus (SKK) adalah syarat wajib yang harus dipenuhi oleh seorang Pramuka Siaga untuk mendapatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK). TKK dalam Pramuka Siaga hanya terdiri dari satu tingkatan.

Tanda Kecakapan

Tanda Kecakapan Umum

Tanda Kecakapan Umum (TKU) Pramuka Siaga dapat dikenakan pada lengan baju sebelah kiri dibawah tanda barung. TKU untuk Siaga berbentuk sebuah janur (ini juga diambil dari kebiasaan para pahlawan dulu untuk menandakan pangkat seseorang).

Tanda Kecakapan Khusus

Tanda Kecakapan Khusus (TKK) Pramuka Siaga berbentuk segitiga sama sisi dengan panjang masing-masing sisi 3 cm dan tingginya 2 cm. TKK dapat dipasang di lengan baju sebelah kanan membentuk setengah lingkaran di sekeliling tanda Kwarda dengan puncak menghadap ke bawah sebanyak 5 buah.

Lain-lain

Pembina Pramuka Siaga putra dipanggil Yanda dan Pembina Siaga Pramuka putri dipanggil Bunda.

Pembantu Pembina Pramuka Siaga putra dipanggil Pakcik dan Pembantu Pembina Pramuka putri dipanggil Bucik.

Bentuk barisan dalam Upacara Siaga adalah lingkaran dengan Pembina berada di tengah lingkaran. Ini mengandung filosofi bahwa cara pandang Pramuka Siaga yang masih terfokus pada satu titik.

Kegiatan untuk Siaga salah satunya adalah Pesta Siaga yang berupa Perkemahan satu hari tanpa menginap.

Penggalang

adalah sebuah tingkatan dalam pramuka setelah siaga. Biasanya anggota pramuka tingkat penggalang berusia dari 11-15 tahun.

Tingkatan dalam Penggalang

Berdasarkan pencapaian Syarat-syarat Kecakapan Umum Pramuka Penggalang dapat digolongkan dalam beberapa tingkatan, yaitu:

1. Penggalang Ramu 2. Penggalang Rakit 3. Penggalang Terap 4. Penggalang Garuda

Tingkatan Penggalang juga memiliki Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) dan Syarat-syarat Kecakapan Khusus (SKK) yang harus dipenuhi untuk mendapatkan kenaikan tingkat atau Tanda Kecakapan Umum (TKU) dan pendapatkan Tanda Kecapakan Khusus (TKK)

Sistem Berkelompok

Setiap anggota Pramuka Penggalang dikelompokkan dalam satuan-satuan kecil yang disebut regu. Setiap regu terdiri atas 8 orang Penggalang. Regu dipimpin oleh seorang Pimpinan Regu (PINRU) yang bertanggung jawab penuh atas regunya tersebut. Regu dalam penggalang mempunyai nama-nama untuk mengidentifikasi regu tersebut. Nama Regu Putra diambil dari nama binatang, misalnya harimau, kobra, elang, kalajengking, dan sebagainya. Sedangkan nama regu putri diambil dari nama tumbuhan, semisal anggrek, anyelir, mawar, melati.

Setiap empat regu dihimpun dalam sebuah Pasukan yang dipimpin oleh seorang Pemimpin Regu Utama (Pratama). Pratama adalah pimpinan dari seluruh regu

Satuan Terpisah

Pelaksanaan kegiatan kepramukaan dilaksanakan dengan Sistem Terpisah untuk satuan putra dan satuan putri. Dimana Pramuka Penggalang putra dikelompokkan dengan Pramuka Penggalang Putra lainnya dan dipisahkan dari satuan Pramuka Penggalang putri. Satuan ini dibina oleh Pembina dan Pembantu Pembina putra juga. Demikian sebaliknya untuk satuan Penggalang Putri.

Kode Kehormatan

Kode kehormatan untuk Pramuka penggalang terdiri atas Janji (Satya) Penggalang yaitu Trisatya. Janji Pramuka Penggalang (Trisatya) berbeda dengan Siaga dan Penegak/Pandega. Dan Kode Moral (Dharma) Penggalang yang disebut Dasa Dharma. Dasa Dharma untuk Penggalang berbeda dengan Siaga dan Penegak/Pandega.

Dasa Dharma Pramuka

Pramuka itu:

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa2. Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia3. Patriot yang sopan dan ksatria4. Patuh dan suka bermusyawarah5. Rela menolong dan tabah6. Rajin, trampil dan gembira7. Hemat cermat dan bersahaja8. Disiplin, berani dan setia9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan

Kegiatan Pramuka Penggalang

Kegiatan dalam tingkatan penggalang antara lain:

Jambore : adalah pertemuan pramuka penggalang dalam bentuk perkemahan besar, dan diadakan bertingkat; Jambore Nasional (Jamnas), Jambore Daerah (Jamda), Jambore Cabang, Jambore Ranting

Lomba Tingkat , adalah pertemuan regu-regu Pramuka Penggalang dalam bentuk lomba kegiatan kepramukaan. Lomba tingkat dilaksanakan secara berjenjang dimulai dari tingkat gugusdepan (LT-I), ranting (LT-II), cabang (LT-III), daerah (LT-IV), nasional (LT-V).

Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru), adalah pertemuan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu Utama (Pratama), Pemimpin Regu (Pinru) dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru) Penggalang, yang bertujuan memberikan pengetahuan dan pengalaman di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinru diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir Daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinru apabila dipandang perlu.

Penjelajahan (Wide Game), adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk mencari jejak (orienteenering) dengan menggunakan tanda-tanda jejak, membuat peta, mencatat berbagai situasi dan dibagi dalam pos-pos. Setiap pos berisi kegiatan keterampilan kepramukaan seperti morse/semaphore, sandi, tali temali dan sejenisnya.

Dalam membuat peta, pramuka penggalang memiliki teknik tersendiri seperti peta pita dan peta lapangan. Peta pita dibuat oleh dua atau tiga orang yang biasanya mencatat posisi atau titik dari kompas bidik, kemudian orang yang lain akan mencatat kondisi sekitar dalam sebuah meja jalan.

Meja lanan sendiri berbentuk papan seukuran kertas folio yang kemudian ditempel kertas yang digulung panjang.

Latihan Bersama, adalah pertemuan Pramuka Penggalang dari dua atau lebih gugusdepan yang berada dalam datu kwartir ranting atau kwartir cabang mapun kwartir daerah dengan tujuan untuk saling tukar menukar pengalaman. Latihan gabungan ini dapat dilaksanakan dalam bentuk lomba, seperti baris-berbaris, PPPK, senam pramuka dan sejenisnya.

Perkemahan , adalah pertemuan Pramuka Penggalang yang dilaksanakan secara reguler, untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan. Perkemahan diselenggarakan dalam bentuk Persami (Perkemahan Sabtu Minggu), Perjusami (Perkemahan Jumat Sabtu Minggu), perkemahan liburan dan sejenisnya.

Penegak

adalah anggota gerakan Pramuka yang sudah memasuki jenjang umur 16 sampai 20 tahun.

Tingkatan dalam Pramuka Penegak

Ada beberapa tingkatan dalam Penegak yaitu :

Penegak bantara Penegak laksana

dimana tingkatan tersebut penegak laksana ialah tingkatan tertinggi dalam Golongan Penegak. Selain itu bagi pramuka penegak yang belum mendapatkan tanda pengenal Penegak Bantara, disebut dengan Penegak Tamu.

Satuan

Satuan terkecil Pramuka Penegak disebut Sangga yang idealnya terdiri dari 6 sampai 8 orang Penegak. Sangga dipimpin salah seorang Penegak yang disebut Pimpinan Sangga (Pinsa). Setiap 4 Sangga dihimpun dalam sebuah Ambalan, yang dipimpin Pradana. Ambalan dipimpin oleh seorang Ketua yang disebut Pradana, seorang sekretaris yang disebut Kerani, seorang Bendahara yang disebut Hartaka, dan seorang Pemangku Adat. Setiap Ambalan mempunyai nama yang bermacam-macam, bisa nama pahlawan, tokoh pewayangan dan lain sebagainya yang disesuaikan dengan karakter ambalan tersebut. Contohnya adalah nama Ambalan SMA Korpri Bekasi adalah "Arjuna" (Ambalan Putra) dan "Srikandi" (Ambalan Putri), selain itu juga ada ambalan yang putra dan putrinya jadi satu, misalnya Ambalan Soeringgit dengan pasukan intinya Korps Soeringgit 149.

Kode Kehormatan

Kode Kehormatan untuk Pramuka Penegak terdiri atas Satya (janji) dan Ketentuan Moral (Dharma)

Janji Pramuka Penegak disebut Satya Pramuka. Berikut bunyi Satya Pramuka Penegak:

Satya PramukaDemi kehormatanku, aku berjanji akan bersungguh-sungguh menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan negara kesatuan Republik Indonesia,Mengamalkan Pancasila, menolong sesama hidup, ikut serta membangun masyarakat, serta menepati Darma Pramuka.

Ketentuan Moral Pramuka penegak disebut Darma Pramuka. Berikut isi Darma Pramuka Penegak:

DARMA PRAMUKA

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa2. Cinta alam dan kasih sayang kepada manusia3. Patriot yang sopan dan ksatria4. patuh dan suka bermusyawarah5. rela menolong dan tabah6. Rajin, trampil, dan gembira7. Hemat, cermat, dan bersahaja8. Disiplin, berani, dan setia9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya10. Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan

Kegiatan-kegiatan Penegak

Kegiatan Pramuka Penegak adalah perwujudan dari sumpah di atas. Berikut ini acara-acara pertemuan Penegak:

Lompat Tali (Kegiatan ini dilaksanakan di masing-masing Ambalan) Pelantikan penegak, Penegak Bantara & Laksana Gladian Pimpinan Sangga (DIANPINSA) Raimuna (Rover Moot) Perkemahan Wirakarya (Community Development Camp) Perkemahan Bhakti (sama dengan Perkemahan Wirakarya tetapi merupakan acara Satuan

Karya)

Jamboree On The Air (JOTA) dan Jamboree On The Internet (JOTI)

Lain-lain

Bentuk barisan upacara Pramuka penegak adalah Perlombaan dimana Pinsa berada disamping kanan barisan dan anggotanya berbaris seperti umumnya(berbanjar)

Pramuka Penegak selain aktif di Ambalannya masing-masing juga dapat bergabung dalam Satuan Karya Pramuka (Saka) semisal Saka Bhayangkara (diselenggarakan oleh Polri), Saka Wanabhakti (diselenggarakan oleh Perhutani) dan lainnya.

Pandega

adalah golongan Pramuka setelah Penegak. Anggota Pramuka yang termasuk dalam golongan ini adalah yang berusia dari 18 tahun sampai dengan 22 tahun. Pramuka Pandega memiliki jenis kegiatan yang sama dan dilakukan bersama-sama dengan Pramuka Penegak. Pembinaan Pramuka Pandega dilakukan mulai dari tingkat Gugusdepan dalam satuan yang disebut Racana, dan di tingkat Kwartir dapat mengikuti Satuan Karya dan Dewan Kerja.

Satuan

Pramuka Pandega dihimpun di gugusdepan dalam satuan yang disebut Racana. Racana dikelola oleh Dewan Racana yang terdiri dari anggota racana yang telah dilantik menjadi Pandega. Racana ini dipimpin oleh seorang Ketua, seorang Sekretaris, seorang bendahara, dan seorang Pemangku Adat. Jika racana memerlukan racana dapat membentuk satuan terkecil yaitu reka. Racana dapat dinamai sesuai aspirasi anggota dengan nama yang mencerminkan karakter racana. Di tingkat Kwartir, Pramuka Pandega dapat bergabung dalam wadah pembinaan Satuan Karya dan Dewan Kerja.

Kegiatan

Kegiatan Pramuka Pandega sama dengan kegiatan Pramuka Penegak dan sebagian besar dilaksanakan bersama-sama. Berikut kegiatan Pramuka pandega:

1. Latihan ketrampilan kepramukaan2. Musyawarah (di Dewan Kerja maupun di Racana)3. Asah Nalar4. Gladian Pimpinan Satuan (DIANPINSAT)5. Raimuna (Rover Moot)6. Perkemahan Wirakarya (Community Development Camp)7. Perkemahan Bhakti (sama dengan Perkemahan Wirakarya tetapi merupakan acara Satuan

Karya)8. Jamboree On The Air (JOTA) dan Jamboree On The Internet (JOTI)

Adat

Sebagaimana pada Pramuka Penegak, Pramuka Pandega memiliki kemandirian untuk membuat peraturan yang berlaku bagi dirinya sendiri yang dapat dipertanggungjawabkan dan tidak bertentangan dengan norma dan aturan yang lebih tinggi. Aturan tersebut biasa disebut adat, yang meliputi perilaku sehari-hari, upacara dan prosesi, dan identitas. Pengelolaan dan pelaksanaan adat di racana adalah tanggung jawab pemangku adat.

Prinsip Dasar Kepramukaan bersama Nilai-Nilai Kepramukaan

adalah norma hidup setiap anggota Gerakan Pramuka yang ditanamkan dan ditumbuhkembangkan kepada peserta didik melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadi dengan bantuan tenaga pendidik, sehingga pengamalannya dapat dilakukan dengan inisiatif sendiri, penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggungjawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun sebagai anggota masyarakat. Setiap anggota Gerakan Pramuka wajib menerima Nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan.[1]

Lingkup Prinsip Dasar Kepramukaan

Prinsip Dasar Kepramukaan meliputi :[1]

1. iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa2. peduli terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;3. peduli terhadap diri pribadinya; dan4. taat kepada Kode Kehormatan Pramuka.

Pengamalan Nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan

Nilai dan Prinsip Dasar Kepramukaan dilaksanakan dalam bentuk-bentuk :[1]

1. menaati perintah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi laranganNya serta beribadah sesuai dengan ajaran agama yang dianutnya

2. memiliki kewajiban untuk menjaga, memelihara persaudaraan dan perdamaian di masyarakat, memperkokoh persatuan, serta mempertahankan Pancasila, Undang-Undang Dasar Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan kebhinekaan

3. melestarikan lingkungan hidup yang bersih dan sehat agar dapat menunjang dan memberikan kenyamanan dan kesejahteraan hidup masyarakat.

4. mengakui bahwa manusia tidak hidup sendiri, melainkan hidup bersama berdasarkan prinsip perikemanusiaan yang adil dan beradab;

5. memahami potensi diri pribadi untuk dikembangkan dengan cerdas guna kepentingan masa depannya dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara; dan

6. mengamalkan Satya dan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari-hari.

Hymne Pramuka adalah karya Nasional ciptaan konfessor Besar Bangsa Indonesia yaitu H. Mutahar. sampai saat ini maasih dijadikan sebagai lagu wajib Pramuka

lirik Hymne Pramuka

kami pramuka indonesia

manusia pancasila satya ku kudarmakan darma ku kubaktikan agar jaya indonesia indonesia tanah airku kami jadi pandumu

Seragam PramukaDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Langsung ke: navigasi, cari

Seragam Pramuka adalah pakaian yang digunakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka. Warna Seragam Pramuka adalah coklat muda dan coklat tua. Warna tersebut dipilih karena merupakan salah satu warna yang digunakan para pejuang Indonesia ketika masa perang kemerdekaan. [1] Seragam Pramuka berfungsi sebagai sarana pendidikan dan identitas bagi anggotanya guna meningkatkan citra Gerakan Pramuka. Sedangkan tujuan penggunaan Seragam Pramuka adalah agar anggota Pramuka yang mengenakannya dapat berahlak sesuai Satya dan Darma Pramuka, memiliki jiwa korsa dan berdisiplin.[1]

Jenis-Jenis Seragam Pramuka

Pakaian Seragam Harian

Pakaian Seragam Harian adalah pakaian yang dikenakan ketika anggota Gerakan Pramuka melakukan kegiatan kepramukaan harian. Namun demikian Pakaian Seragam Harian dapat juga dikenakan pada waktu mengikuti upacara dan melakukan kegiatan kepramukaan lainnya.[1] Pakaian ini bisa disebut pakaian utama seorang Pramuka. Setiap anggota Pramuka wajib memiliki minimal satu stel Pakaian Seragam harian.

Pakaian Seragam Kegiatan

Pakaian Seragam Kegiatan adalah pakaian yang dikenakan ketika anggota Gerakan Pramuka melakukan kegiatan di lapangan atau kegiatan olah raga. Alasan penggunaan pakaian ini adalah agar lebih mudah ketika melakukan aktivitas yang diperlukan.[1] Anggota Gerakan Pramuka tidak harus memiliki seragam jenis ini. Namun sangat direkomendasikan untuk memilikinya.

Pakaian Seragam Upacara

Pakaian Seragam Upacara adalah pakaian seragam yang dikenakan ketika anggota Gerakan Pramuka mengikuti Upacara Hari Proklamasi Kemerdekaan, Upacara Hari Pramuka, Upacara Pelantikan Pengurus/Mabi, Upacara Pembukaan dan Penutupan Kegiatan Nasional, ketika menghadiri upacara lain dimana TNI mengenakan Seragam PDU IV dan acara resmi kepramukaan di luar negeri.[1]

Pakaian seragam ini tidak dapat dikenakan oleh semua anggota Gerakan Pramuka. Yang boleh mengenakannya hanyalah Andalan dan Majelis Pembimbing mulai dari tingkat Kwartir Cabang sampai Kwartir Nasional. [1]

Pakaian Seragam Khusus

Pakaian Seragam Khusus adalah pakaian seragam yang dikenakan karena pertimbangan khusus. Seragam khusus terdiri atas Pakaian Seragam Muslim dan Pakaian Seragam Tambahan[1]

Pakaian Seragam Muslim

Pakaian Seragam Muslim adalah pakaian seragam yang dikenakan karena pertimbangan agama islam. Hal ini untuk mengakomodir anggota muslim terutama putri untuk dapat mengenakan jilbab tanpa melanggar aturan.[1]

Pakaian Seragam Tambahan

Pakaian Seragam Tambahan adalah pakaian yang bersifat situasional dan dapat dikenakan oleh seluruh anggota Gerakan Pramuka.[1]

Kelengkapan

Setiap Pakaian Seragam Pramuka memiliki kelengkapan-kelengkapan yang terdiri atas :

1. Tutup Kepala 2. Baju Pramuka3. Rok atau Celana4. Setangan Leher5. Ikat pinggang 6. Kaus kaki 7. Sepatu 8. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka

Bentuk Seragam Pramuka

Bentuk Seragam Pramuka terbaru diatur dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 174 tahun 2012 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Seragam Pramuka.[1]

Seragam Putri

Seragam Harian

Siaga

1. Tutup kepala : 1. dibuat dari kain warna coklat

2. berbentuk topi joki terdiri dari lima potongan3. pada batas tiap potongan diberi bisban warna coklat muda selebar 1⁄4 cm.4. di bagian atas, tepat pada pertemuan potongan-potongan diberi bulatan sebagai hiasan,

bergaris tengah antara 1 sampai 3 cm warna coklat tua.5. pada bagian belakang topi diberi elastik.6. lebar lidah topi di bagian depan 5 cm, warna coklat tua.

2. Baju : 1. dibuat dari bahan warna coklat muda.2. lengan pendek.3. memakai lidah bahu, dengan lebar 2,5 cm.4. kerah model kerah shiller.5. memakai 2 (dua) buah kancing dipasang di bagian depan (dibuat di dalam 2 lipatan).6. memakai lipatan hiasan melintang di dada selebar 2 cm.7. lengan baju diberi 2 (dua) lis warna coklat tua; lebar lis atas 1,5 cm, lebar lis bawah 3 cm.8. memakai 2 (dua) saku tempel pada bagian depan bawah kanan dan kiri.9. 1 (satu) cm dari tepi atas saku diberi lis warna coklat tua, lebar 1,5 cm.10. disamping kanan dan kiri bawah diberi belahan.11. panjang sampai garis pinggul, dipakai di luar rok.

3. Rok : 1. dibuat dari bahan warna coklat tua.2. berbentuk kulot.3. memakai ban pinggang dan diberi karet/elastik disisi kanan dan kiri.4. memakai 2 (dua) saku timbul di bagian depan, dengan lipatan dalam di tengah saku dan

diberi tutup (ukuran saku disesuaikan dengan besar badan pemakai).5. bagian depan dan belakang tanpa lipatan, hanya menggunakan kupnat.6. memakai ritsleting di bagian belakang.7. panjang 5 cm di bawah lutut.

4. Setangan Leher : 1. dibuat dari bahan warna merah dan putih.2. berbentuk segitiga sama kaki;

1. sisi panjang 90 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).

2. bahan dasar warna putih dengan lis merah selebar 5 cm.3. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna

merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.3. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.4. dikenakan di bawah kerah baju.

5. Kaos kaki 1. panjang kaos kaki sampai betis.2. warna hitam.

6. Sepatu 1. model tertutup.2. warna hitam.3. bertumit rendah.

7. Tanda Pengenal : 1. tanda topi dikenakan di topi bagian depan tengah.2. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas lipatan.

Penggalang

1. Tutup Kepala : 1. dibuat dari kain laken/beludru, warna coklat tua.2. berbentuk topi bulat.3. lebar lidah topi ± 4 cm.

2. Baju : 1. dibuat dari bahan warna coklat muda.2. lengan pendek.3. memakai lidah bahu lebar 3 cm.4. kerah model kerah dasi.5. kancing baju di depan berwarna sama dengan bajunya.6. memakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm di

tengah saku dan diberi tutup bergelombang.7. dimasukkan ke dalam rok.

3. Rok : 1. dibuat dari bahan warna coklat tua.2. berbentuk kulot.3. memakai ban pinggang dan tempat ikat pinggang (brattle) selebar 1 cm.4. memakai 2 (dua) saku timbul di bagian depan dengan lipatan dalam di tengah saku dan

diberi tutup (ukuran saku disesuaikan dengan besar badan pemakai).5. bagian depan dan belakang tanpa lipatan, hanya menggunakan kupnat.6. memakai ritsleting di bagian belakang.7. memakai ikat pinggang berwarna hitam.8. panjang kulot 5 cm di bawah lutut.

4. Setangan Leher : 1. dibuat dari bahan warna merah dan putih.2. berbentuk segitiga sama kaki;

1. sisi panjang 100-120 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).

2. bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.3. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna

merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.3. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.4. dikenakan di bawah kerah baju.

5. Kaos Kaki: 1. panjang kaos kaki sampai betis.2. warna hitam.

6. Sepatu: 1. model tertutup.2. warna hitam.3. bertumit rendah.

7. Tanda Pengenal: 1. tanda topi dikenakan di topi bagian depan tengah.2. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas saku.

Penegak dan Pandega

1. Tutup Kepala: 1. dibuat dari kain laken/beludru, warna coklat tua.2. berbentuk topi bulat.3. lebar lidah topi ± 4 cm.

2. Baju: 1. dibuat dari bahan warna coklat muda.2. lengan pendek.3. model prinses di bagian depan dan belakang.4. memakai lidah bahu selebar 3 cm.5. kerah model kerah dasi.6. dua saku dalam di bagian depan bawah kanan dan kiri mulai dari garis potongan prinses

ke jahitan samping, dengan tinggi saku 14-15 cm.7. tanpa ban pinggang.8. panjang sampai garis pinggul, dikenakan di luar rok.

3. Rok: 1. dibuat dari bahan warna coklat tua.2. bagian bawah melebar (model “A“).3. dengan lipatan tertutup (splitplooi) di bagian belakang.4. memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.5. panjang rok 10 cm di bawah lutut.

4. Setangan Leher: 1. dibuat dari bahan warna merah dan putih.2. berbentuk segitiga sama kaki;

1. sisi panjang 120-130 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).

2. bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.3. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah

putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.4. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.5. dikenakan di bawah kerah baju.

5. Kaos Kaki: 1. panjang kaos kaki sampai betis.2. warna hitam.

6. Sepatu: 1. model tertutup.2. warna hitam.3. bertumit rendah.

7. Tanda Pengenal terdiri dari: 1. tanda topi dikenakan di topi bagian depan tengah.2. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan atas.

Pembina Putri

1. Tutup Kepala: 1. dibuat dari bahan warna coklat tua.

2. berbentuk peci.3. tinggi bagian depan 7 cm, pada bagian belakang dibuat melengkung, dengan bukaan di

bagian belakang selebar 8 cm (diberi elastik hitam supaya stabil).4. bagian samping kiri depan diberi lipatan lengkung dengan panjang dasar 10 cm.5. panjang topi 25–27 cm (disesuaikan dengan ukuran kepala masing-masing).

2. Baju: 1. dibuat dari bahan warna coklat muda.2. lengan pendek.3. model prinses pada bagian depan dan belakang.4. memakai lidah bahu selebar 3 cm.5. kerah model kerah dasi.6. dua saku dalam di bagian depan bawah kanan dan kiri mulai dari garis potongan prinses

ke jahitan samping, dengan tinggi saku 14-15 cm.7. tanpa ban pinggang.8. panjang sampai garis pinggul, dikenakan di luar rok.

3. Rok: 1. dibuat dari bahan warna coklat tua.2. bagian bawah melebar (model “A“).3. dengan lipatan tertutup (splitplooi) di bagian belakang.4. memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.5. panjang rok 10 cm di bawah lutut.

4. Setangan Leher: 1. dibuat dari bahan warna merah dan putih.2. berbentuk segitiga sama kaki;

1. sisi panjang 120-130 cm dengan sudut bawah 90 derajat(panjang disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).

2. bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.3. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah

putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.4. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.5. dikenakan di bawah kerah baju.

5. Sepatu: 1. model tertutup.2. warna hitam.3. bertumit rendah/sedang.

6. Pengenal terdiri dari: 1. tanda topi dikenakan di samping kiri depan di tempat lipatan topi.2. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan atas.

Andalan dan Majelis Pembimbing Putri

1. Tutup Kepala: 1. dibuat dari bahan warna coklat tua.2. berbentuk peci.3. tinggi bagian depan 7 cm, pada bagian belakang dibuat melengkung, dengan bukaan di

bagian belakang selebar 8 cm (diberi elastik hitam supaya stabil).4. bagian samping kiri depan diberi lipatan lengkung dengan panjang dasar 10 cm.

5. panjang topi 25–27 cm (disesuaikan dengan ukuran kepala masing-masing).2. Baju:

1. dibuat dari bahan warna coklat muda.2. lengan 3⁄4 panjang.3. model prinses di bagian depan dan belakang.4. kerah model kerah dasi.5. dua saku dalam di bagian depan bawah kanan dan kiri mulai dari garis potongan prinses

ke jahitan samping, dengan tinggi saku 14-15 cm.6. tanpa ban pinggang.7. panjang sampai garis pinggul, dikenakan di luar rok.

3. Rok: 1. dibuat dari bahan warna coklat tua.2. bagian bawah melebar (model “A“).3. lipatan tertutup (splitplooi) di bagian belakang.4. memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.5. panjang rok 10 cm di bawah lutut.

4. Setangan Leher: 1. dibuat dari bahan warna merah dan putih.2. berbentuk segitiga sama kaki;

1. sisi panjang 120-130 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).

2. bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.3. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah

putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.4. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.5. dikenakan di bawah kerah baju.

5. Sepatu: 1. model tertutup.2. warna hitam.3. bertumit rendah/sedang.

6. Tanda Pengenal terdiri dari: 1. tanda topi dikenakan di samping kiri depan di tempat lipatan topi.2. papan nama dikenakan di baju bagian depan atas.

1. Tutup Kepala berupa topi lapangan diberi tanda yang mencirikan Gerakan Pramuka.2. Baju terbuat dari bahan kaos atau kain katun. Warna dan model baju ditentukan oleh masing-

masing kwartir disertai tanda yang mencirikan Gerakan Pramuka.3. Celana panjang/kulot panjang:

1. dibuat dari bahan kaos atau kain katun.2. berbentuk celana panjang/kulot panjang.3. warna dan model celana ditentukan oleh masing-masing kwartir.

4. Setangan Leher: 1. dibuat dari bahan warna merah dan putih.2. berbentuk segitiga sama kaki;

1. dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang)

2. bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.

3. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.

4. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.5. dikenakan di bawah kerah baju.

5. Kaos Kaki dan Sepatu.

1. Tutup Kepala: 1. dibuat dari bahan warna coklat tua.2. berbentuk peci.3. tinggi bagian depan 7 cm, pada bagian belakang dibuat melengkung, dengan bukaan di

bagian belakang selebar 8 cm (diberi elastik hitam supaya stabil).4. bagian samping kiri diberi lipatan lengkung untuk tempat tanda topi, dengan panjang

dasar 10 cm.5. panjang topi 25-27 cm (disesuaikan dengan ukuran kepala masing-masing).

2. Baju: 1. dibuat dari bahan warna coklat muda.2. lengan panjang.3. model prinses di bagian depan dan belakang.4. memakai lidah bahu selebar 3 cm.5. kerah model kerah dasi.6. dua saku dalam di bagian depan bawah kanan dan kiri, mulai dari garis potongan prinses

ke jahitan samping, dengan tinggi saku 12-14 cm dan diberi tutup saku lurus.7. pada baju, lidah bahu, dan tutup saku diberi kancing logam warna kuning emas berlogo

tunas kelapa.8. tanpa ban pinggang.9. panjang sampai garis pinggul, dikenakan di luar rok.10. memakai tanda pengenal Gerakan Pramuka sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Rok: 1. dibuat dari bahan warna coklat tua.2. bagian bawah melebar (model “A“)3. dengan lipatan tertutup (splitplooi) di bagian belakang.4. panjang rok 10 cm di bawah lutut.5. memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.

4. Setangan Leher: 1. dibuat dari bahan warna merah dan putih.2. berbentuk segitiga sama kaki.

1. sisi panjang 120-130 cm dengan sudut bawah 90 derajat(panjang disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).

2. bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.3. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah

putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.4. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.5. dikenakan di bawah kerah baju.

5. Sepatu: 1. model tertutup.2. warna hitam.3. bertumit rendah/sedang.

Seragam Khusus

Seragam Muslim Putri

1. Tutup Kepala: 1. topi dan tanda topi (sesuai dengan tingkatannya).2. kerudung warna coklat tua tanpa asesoris:

1. kerudung/jilbab dimasukkan ke dalam baju, atau2. kerudung/jilbab di luar baju.

2. Baju seperti pakaian seragam harian namun berlengan panjang.3. Rok/celana panjang warna coklat tua.4. Setangan leher seperti setangan leher pakaian seragam harian.5. Kaos kaki dan sepatu model tertutup, berwarna hitam.6. Digunakan oleh anggota Gerakan Pramuka yang beragama Islam, apabila situasi mengharuskan.

Seragam Tambahan

Pakaian ini dapat berupa jas/blazer, rompi atau jaket. Pakaian ini harus dilengkapi dengan tanda-tanda Gerakan Pramuka. Ketika mengenakan seragam ini, setangan leher harus terlihat.

Seragam Putra

Seragam Harian

Siaga

1. Tutup Kepala: 1. dibuat dari kain warna coklat tua.2. berbentuk topi joki terdiri dari lima potongan.3. pada batas tiap potongan diberi bisban warna coklat muda selebar 1⁄4 cm.4. di bagian atas, tepat pada pertemuan potongan-potongan diberi bulatan sebagai hiasan,

bergaris tengah antara 1 sampai 3 cm warna coklat tua.5. pada bagian belakang topi diberi elastik.6. lebar lidah topi di bagian depan 5 cm, warna coklat tua.

2. Baju: 1. dibuat dari bahan warna coklat muda.2. lengan pendek.3. memakai lidah bahu, dengan lebar 2,5 cm.4. kerah model kerah shiller.5. memakai 2 (dua) buah kancing dipasang di bagian depan (dibuat di dalam 2 lipatan).6. memakai lipatan hiasan melintang di dada selebar 2 cm.7. lengan baju diberi 2 (dua) lis warna coklat tua; lebar lis atas 1,5 cm, lebar lis bawah 3 cm.8. memakai 2 (dua) saku tempel pada bagian depan bawah kanan dan kiri.9. 1 (satu) cm dari tepi atas saku diberi lis warna coklat tua, lebar 1,5 cm.10. disamping kanan dan kiri bawah diberi belahan.11. panjang sampai garis pinggul, dipakai di luar celana

3. Celana: 1. dibuat dari bahan warna coklat tua.

2. berbentuk celana pendek.3. memakai ban pinggang dan diberi karet/elastik disisi kanan dan kiri.4. memakai saku tempel di bagian belakang kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2

cm dan diberi tutup.5. memakai saku timbul di bagian samping kanan dan kiri dengan lipatan dalam ditengah

saku dan diberi tutup (ukuran saku disesuaikan dengan besar badan pemakai).6. memakai kancing dan ritsleting di bagian depan celana.7. panjang celana sampai lutut.

4. Setangan Leher: 1. dibuat dari bahan warna merah dan putih.2. berbentuk segitiga sama kaki;

1. sisi panjang 90 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).

2. bahan dasar warna putih dengan lis merah selebar 5 cm.3. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah

putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.4. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.5. dikenakan di bawah kerah baju.

5. Kaos Kaki: 1. panjang kaos kaki sampai betis.2. warna hitam.

6. Sepatu: 1. model tertutup.2. warna hitam.

7. Tanda Pengenal terdiri dari: 1. tanda topi dikenakan di topi bagian tengah depan.2. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas lipatan.

Penggalang

1. Tutup Kepala: 1. dibuat dari bahan warna coklat tua.2. berbentuk baret.3. dikenakan dengan tepi mendatar, bagian atasnya ditarik miring ke kanan.

2. Baju: 1. dibuat dari bahan warna coklat muda.2. lengan pendek.3. memakai lidah bahu lebar 3 cm.4. kerah baju model kerah dasi.5. kancing baju di depan berwarna sama dengan bajunya.6. memakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm di

tengah saku dan diberi tutup bergelombang.7. dimasukkan ke dalam celana.

3. Celana: 1. dibuat dari bahan warna coklat tua.2. berbentuk celana pendek.3. memakai ban pinggang dan tempat ikat pinggang (brattle) selebar 1 cm.

4. memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.5. memakai saku tempel di bagian belakang kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2

cm dan diberi tutup.6. memakai saku timbul di bagian samping kanan dan kiri dengan lipatan dalam ditengah

saku dan diberi tutup (ukuran saku disesuaikan dengan besar badan pemakai).7. memakai ritsleting di bagian depan.8. memakai ikat pinggang berwarna hitam.9. panjang celana sampai lutut.

4. Setangan Leher: 1. dibuat dari bahan warna merah dan putih.2. berbentuk segitiga sama kaki;

1. sisi panjang 100-120 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).

2. bahan dasar warna putih dengan lis warna merahselebar 5 cm.3. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah

putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.4. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.5. dikenakan di bawah kerah baju.

5. Kaos Kaki: 1. panjang kaos kaki sampai betis.2. warna hitam.

6. Sepatu: 1. model tertutup.2. warna hitam.

7. Tanda Pengenal terdiri dari: 1. tanda topi dikenakan di baret sebelah kiri.2. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas saku.

Penegak dan Pandega

1. Tutup Kepala: 1. dibuat dari bahan warna coklat tua.2. berbentuk baret.3. dikenakan dengan tepi mendatar, bagian atasnya ditarik miring ke kanan.

2. Baju: 1. dibuat dari bahan warna coklat muda.2. lengan pendek.3. memakai lidah bahu lebar 3 cm.4. kerah model kerah dasi.5. kancing baju di depan berwarna sama dengan bajunya.6. memakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm di

tengah saku dan diberi tutup bergelombang.7. dimasukkan ke dalam celana.

3. Celana: 1. dibuat dari bahan warna coklat tua.2. berbentuk celana panjang.3. memakai ban pinggang dan tempat ikat pinggang(brattle) selebar 1 cm.

4. memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.5. memakai saku tempel di bagian belakang kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2

cm dan diberi tutup.6. memakai saku timbul di bagian samping kanan dan kiri dengan lipatan dalam di tengah

saku dan diberi tutup (ukuran saku disesuaikan dengan besar badan pemakai).7. memakai ritsleting di bagian depan.8. memakai ikat pinggang berwarna hitam.

4. Setangan Leher: 1. dibuat dari bahan warna merah dan putih2. berbentuk segitiga sama kaki;

1. sisi panjang 120-130 cm dengan sudut bawah 90 derajat(panjang disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang)

2. bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm3. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah

putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.4. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.5. dikenakan di bawah kerah baju.

5. Kaos Kaki: 1. panjang kaos kaki sampai betis.2. warna hitam.

6. Sepatu: 1. model tertutup.2. warna hitam.

7. Tanda Pengenal terdiri dari: 1. tanda topi dikenakan di baret sebelah kiri.2. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan diatas saku.

Anggota Dewasa (Pembina, Andalan dan Majelis Pembimbing)

1. Tutup Kepala: 1. dibuat dari bahan warna hitam polos.2. berbentuk peci nasional. (dapat menggunakan baret dalam upacara yang melibatkan

peserta didik sesuai ketentuan penyelenggara kegiatan)2. Baju:

1. dibuat dari bahan warna coklat muda.2. lengan pendek.3. memakai lidah bahu lebar 3 cm.4. kerah model kerah dasi.5. kancing baju di depan berwarna sama dengan bajunya.6. memakai dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm di

tengah saku dan diberi tutup bergelombang.7. dimasukkan ke dalam celana.

3. Celana: 1. dibuat dari bahan warna coklat tua.2. berbentuk celana panjang.3. memakai ban pinggang dan tempat ikat pinggang (brattle) selebar 1 cm.4. memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.

5. memakai saku dalam di bagian belakang kanan dan kiri diberi tutup.6. memakai ritsleting di bagian depan.7. memakai ikat pinggang berwarna hitam.

4. Setangan Leher: 1. dibuat dari bahan warna merah dan putih.2. berbentuk segitiga sama kaki;

1. sisi panjang 120-130 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).

2. bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.3. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna

merah putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.3. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.4. dikenakan di bawah kerah baju.

5. Kaos Kaki: 1. panjang kaos kaki sampai betis.2. warna hitam.

6. Sepatu: 1. model tertutup.2. warna hitam.

7. Tanda Pengenal terdiri dari: 1. tanda topi dikenakan di peci bagian samping kiri depan.2. papan nama dikenakan di baju bagian depan kanan di atas saku.

Seragam Kegiatan

1. Tutup Kepala berupa topi lapangan diberi tanda yang mencirikan Gerakan Pramuka.2. Baju terbuat dari bahan kaos atau kain katun. Warna dan model baju ditentukan oleh masing-

masing kwartir disertai tanda yang mencirikan Gerakan Pramuka.3. Celana:

1. dibuat dari bahan kaos atau kain katun.2. berbentuk celana panjang.3. warna dan model ditentukan oleh masing-masing kwartir.

4. Setangan Leher: 1. dibuat dari bahan warna merah dan putih.2. berbentuk segitiga sama kaki;

1. dengan sudut bawah 90o(panjang disesuaikan dengan tinggi badan pemakai sampai di pinggang).

2. bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.3. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah

putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.4. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.5. dikenakan di bawah kerah baju.

5. Kaos Kaki dan sepatu.

Seragam Upacara

1. Tutup Kepala: 1. dibuat dari bahan warna hitam polos.2. berbentuk peci nasional.

2. Baju: 1. dibuat dari bahan warna coklat muda.2. lengan pendek.3. model safari.4. memakai lidah bahu selebar 3 cm.5. kerah model kerah dasi.6. dua saku tempel di dada kanan dan kiri dengan lipatan luar selebar 2 cm di tengah saku

dan diberi tutup bergelombang, serta saku dalam pada bagian muka bawah kanan dan kiri dengan tutup saku lurus.

7. pada baju, lidah bahu, dan tutup saku diberi kancing logam warna kuning emas berlogo tunas kelapa.

8. belakang baju diberi satu belahan pada bagian tengah di bawah ban pinggang.9. panjang sampai garis pinggul, dikenakan di luar celana.10. memakai tanda pengenal Gerakan Pramuka sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

3. Celana: 1. dibuat dari bahan warna coklat tua.2. berbentuk celana panjang.3. memakai ban pinggang dan tempat ikat pinggang (brattle) selebar 1 cm.4. memakai saku dalam di samping kanan dan kiri.5. memakai saku dalam di bagian belakang kanan dan kiri diberi tutup.6. memakai ritsleting di bagian depan.7. memakai ikat pinggang berwarna hitam.

4. Setangan Leher: 1. dibuat dari bahan warna merah dan putih.2. berbentuk segitiga sama kaki;3. sisi panjang 120-130 cm dengan sudut bawah 90 derajat (panjang disesuaikan dengan

tinggi badan pemakai sampai di pinggang).4. bahan dasar warna putih dengan lis warna merah selebar 5 cm.5. setangan leher dilipat sedemikian rupa (lebar lipatan ± 5 cm) sehingga warna merah

putih tampak dengan jelas, dan pemakaiannya tampak rapi.6. dikenakan dengan cincin (ring) setangan leher.7. dikenakan di bawah kerah baju.

5. Sepatu: 1. model tertutup.2. warna hitam.

Seragam Khusus

Seragam Muslim

1. Tutup kepala, berupa topi dengan tanda topi (sesuai dengan tingkatannya).2. Baju seperti pakaian seragam harian namun berlengan panjang.3. Celana panjang warna coklat tua.

4. Setangan leher seperti setangan leher pakaian seragam harian.5. Kaos kaki dan sepatu model tertutup, berwarna hitam.6. Digunakan oleh anggota Gerakan Pramuka yang beragama Islam, apabila situasi mengharuskan.

Seragam Tambahan

Pakaian Seragam Tambahan bagi putra bisa berupa jaket, jas/blazer, sweater, rompi dan sebagainya. Pakaian tersebut menggunakan tanda-tanda pramuka dan ketika dipakai setangan leher harus terlihat

Perubahan Pita Leher Putri

Sebelum diberlakukannya Keputusan Kwarnas nomor 174 tahun 2012, Anggota Gerakan Pramuka Putri mengenakan pita leher.[2] Pita leher ini kemudian diganti oleh setangan leher yang bentuknya sama dengan setangan leher putra.[1]