gerakan islam darul arqom (1968-1994 ......selanjutnya pada tanggal 13 mei 1969, terjadi pertikaian...

91
GERAKAN ISLAM DARUL ARQOM (1968-1994) PERSPEKTIF POLITIK DI MALAYSIA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh : Ach. Fauzi NIM. 1111022000024 PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/1438 H

Upload: others

Post on 21-Feb-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

GERAKAN ISLAM DARUL ARQOM (1968-1994) PERSPEKTIF POLITIK

DI MALAYSIA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh :

Ach. Fauzi

NIM. 1111022000024

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017 M/1438 H

ABSTRAK

Malaysia adalah negara federasi yang terdiri atas tiga belas negara bagian dan

tiga wilayah persekutuan. Sejak kemerdekaannya pada 31 Agustus 1957, agama Islam

memiliki peranan penting dalam perkembangan politik di Malaysia. Di penghujung

tahun 1969, terjadi serangkain peristiwa bentrokan etnis yang memaksa Tunku Abdul

Rahman mundur dari jabatannya. Selanjutnya Abdul Razak menerapkan kebijakan

yang memunculkan kritik dari gerakan Islam terhadap pemerintah. Kritik ini

ditunjukkan terhadap kebijakan pemerintah agar lebih sesuai dengan hukum Islam.

Gerakan Islam pada hakikatnya adalah gerakan yang bertujuan menegakkan

ajaran Islam, meskipun memiliki landasan berbeda. Gerakan Islam yang berkembang

di Malaysia, lebih kepada jalan dakwah menyampaikan ajaran Islam. Skripsi ini

mengungkap keberadaan gerakan Islam Darul Arqom di Malaysia yang berkembang

1970-1980. Pokok pembahasannya difokuskan kepada sejarah dan doktrin Darul

Arqom yang dinilai sesat oleh pemerintah Malaysia, karena dianggap bertentangan

dengan Islam yang telah dikukuhkan negara. Pemerintah melarang keberadaan

gerakan Darul Arqom dan membubarkannya, dan pemimpinnya ditahan di bawah ISA

(Internal Security Act).

Skripsi ini berdasarkan penelitian kepustakaan (library research), dengan

mengumpulkan data, menyusun atau mengklarifikasi data. Penulis juga melakukan

analisa yang berupa kritik sumber untuk menentukan bobot suatu data. Dapat

diketahui kemunculan Darul Arqom merupakan respon terhadap kondisi masyarakat

Malaysia yang sedang mengalami modernisasi. Darul Arqom ingin menerapkan pola

hidup masyarakat sesuai dengan Al-Quran dan Sunnah. Mereka juga memegang kuat

keyakinan Mahdismenya serta amalan-amalan Aurad Muhammadiyah yang dijadikan

buku pegangannya. Darul Arqom mengecam keras sistem pemerintahan Malaysia

yang diimpor dari Barat, sehingga pemerintah memutuskan untuk melarang

keberadaan Darul Arqom di Malaysia.

i

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil Alamin. Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang

telah memberikan nikmat rahmat, hidayah dan taufiknya sehingga penulis bisa

menyelesaikan penulisan skripsi ini yang merupakan syarat untuk meraih gelar

sarjana dalam bidang Sejarah dan Peradaban Islam (SPI). Walaupun dalam

prosesnya penulis menyadari banyak kendala yang dihadapi. Tapi, atas idzin Allah

SWT, penulis mampu menyelesaikannya dengan penuh rasa syukur mendalam.

Shalawat dan salam semoga tercurah kepada nabi Muhammad SAW sebagai

Nabi akhir zaman, yang telah mengajak kita pada jalan kebenaran, sehingga

terhindar dari kesesatan, Nabi yang telah mengangkat kita dari kejahiliyahan hingga

kita mengenal ajaran Islam yang senantiasa dipegang teguh oleh Nabi dan para

sahabat, dan tabi’in..

Alhamdulillah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis menyadari

skrisi ini dapat terselesaikan berkat bimbingan dan bantuan serta motivasi semua

pihak yang telah membantu penulis. Oleh karena itu, penulis menyampaikan

terimakasih yang tak terhingga kepada segenap pihak yang telah menbantu. Semoga

Allah SWT membalas kebaikan mereka :

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Sukron Kamil, M.A. selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora.

3. Nurhasan MA,g, Ketua Jurusan Sejarah dan Peradaban Islam Fakultas Adab

dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Solikhadus Sa’diyah, M.Pd. selaku sekretaris Jurusan Sejarah dan Peradaban

Islam yang telah dengan sabar mengurusi semua administrasi yang penulis

butuhkan

5. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, MA, dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktunya dengan penuh kesabaran untuk membimbing penulis dari awal

sampai akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Segenap jajaran dosen dan karyawan Fakultas Adab dan Humaniora, yang telah

menyediakan dan memenuhi keperluan mahasiswa.

ii

7. Almarhumah Ibu Hani dan Bapak Suhri tercinta, yang selalu mendo’akan dan

mendidik serta kasih sayangnya yang tidak terbatas untuk kesuksesan penulis

dalam menuntut ilmu. Semoga mereka selalu dalam lindungan Allah SWT dan

semoga amal-amal baik almarhum diterima Allah SWT.

8. Kakak tercinta, Syahranto dan Jibto yang selalu mendo’akan dan tidak pernah

lelah memberikan nasehat kepada saya demi kesuksesan menuntut ilmu.

Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT.

9. Kepada sahabat-sahabat seperjuangan saya di tempat rantauan, Sukiyanto,

Jailani, Alwi, Muzammil, Jihat, Kurdi, Jeri Munir, Lely Rahma, Ida Fatma

S.Sos. Kawan-Kawan SKI Taqiyudi, Ilham S.Hum, Mulyadin S.Hum, Egi

Sulhansyah, Ucok, Yudha, Fais Fikri Naufan, Humaedi dan semuanya yang

tidak dapat saya sebut satu persatu namanya, terimakasih atas dukungan dan

motivasinya.

10. Senior saya, Hasbullah S.Kom.I, Bapak Rasyit S.S,M.HI, Bapak Asari S.Th.I,

Ahmad Zaki S.Kom.I, Triwibowo S.Kom.I, Darwis FM S.Kom.I, Abdullah

Skom.I, Imam Samhadi, Alm Umi Farida, Imam Syafi’e. Kanda Rasyid Ridha,

Kanda Eric Haryadi.

Diakhir kata dari penulis, semoga segala motivasi, dukungan dan bantuan

terhadap penulis mendapat balasan yang berlimpah dan ridha Allah SWT. Amin Ya

rabbal Alamin

Jakarta, 14 Mei 2017

Ach. Fauzi

iii

DAFTAR ISI

ABSTRAK .................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah.......................................................................... 5

C. Pembatasan Perumusan Masalah ....................................................... 5

D. Tujuan dan Kegunaan Penulisan ....................................................... 6

E. Metode Penelitian ............................................................................. 6

F. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 8

G. Kerangka Teori .............................................................................. 10

H. Sistematika Penulisan ..................................................................... 11

BAB II GAMBARAN UMUM 1968-1994

A. Kerusuhan Rasial 1969 dan Implikasinya ....................................... 12

B. Kebijakan Ekonomi Baru ............................................................... 16

C. Kebangkitan Islam ......................................................................... 18

D. Kebijakan Islam Pemerintah .......................................................... 24

BAB III DARUL ARQOM : SEJARAH DAN DOKTRIN

A. Sejarah dan Perkembangan Darul Arqom ....................................... 32

B. Biografi Pendiri Darul Arqom ......................................................... 42

C. Ajaran Darul Arqom ...................................................................... 47

D. Sikap Politik Darul Arqom ............................................................. 53

BAB IV SIKAP REPRESIF PEMERINTAH TERHADAP DARUL

ARQOM

A. Darul Arqom Dimata Pemerintah ................................................... 57

B. Langkah Represi ............................................................................ 63

C. Reaksi Represi ............................................................................... 69

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................... 75

B. Saran ............................................................................................. 76

DAFTAR PUSTAKA

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejak masuk dan berkembangnya Islam di Malaysia, berbagai proses

Islamasi di negeri jiran tentu tidak terjadi begitu saja, namun ada proses ataupun

tahapan dan membutuhkan peran penting dalam negara baik itu organisasi-

organisasi keagamaan ataupun lembaga pendidikan untuk menyebarluaskan Islam

di tanah Malaysia. Sehingga syari’at Islam ditegakkan dengan baik dan benar.

Secara historis, Islam memang sudah menjadi bagian negara-negara

tradisional Malaysia, setidaknya dari zaman Kesultanan Malaka. 1 Kesultanan

Malaka merupakan permulaan suatu tradisi yang menjadi dasar pembentukan

budaya politik Melayu.2 Salah satu ciri khas dalam politik Malaysia adalah peran

Islam dalam politik Melayu. Malaysia merupakan federasi negara-negara bagian,

sebuah pemerintahan yang secara resmi bersifat pluralis dengan Islam sebagai

agama resmi, dan Islam serta kaum muslim menikmati kedudukan istimewa.

Perkembangan awal politik di Malaysia, Islam tidak pernah mendominasi

dunia politik Malaysia. Hal ini bisa dilihat pada UMNO (United Malay National

Organization). Partai ini tidak memberikan kesempatan kepada orang-orang non-

Melayu menjadi anggota, karena partai ini lebih berhaluan nasionalis. Disamping

itu, ada juga partai-partai politik lain yang lebih menggambarkan chauvinisme

(Kesetian terhadap tanah air secara berlebihan) Islam Melayu, sedangkan partai

yang menjadi oposisi utama pemerintah adalah PAS (Partai Islam Se-Malaysia).

Pada waktu pemilu pertama tahun 1952, UMNO mengadakan kerjasama dengan

organisasi-organisasi lain. Dari sinilah aliansi Multi etnis yang terdiri dari tiga

kelompok, yaitu partai Melayu UMNO, partai Cina (Malaya Chinese Association)

1 Wahyu Ilaihi & Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta: Kencana, 2007, h. 157 2 Muhammad Yusoff Hashim, Kesultanan Melayu Malaka, Kuala Lumpur: Mazizah Sdn

1989, h. xv

2

dan partai India MIC (Malaysian Indian Congress).3 Pada tahun 1970-an kelompok

ini diperluas menjadi BN (Barisan Nasional). 4 Tidak dapat dipungkiri aliansi

kelompok tersebut tidak bisa menghilangka ketegangan etnis agama, sehingga

menimbulkan perpecahan dan pertikaian, karena dari beberapa pihak merasa

kurang diuntungkan dan tidak diperlakukan secara adil.

Selanjutnya pada tanggal 13 Mei 1969, terjadi pertikaian ras Cina dan

Melayu. Peristiwa tersebut banyak menelan korban sehingga disebut-sebut sebagai

tragedi nasional. Meskipun dalam dekade sebelumnya terjadi serangkaian

peristiwa, namun tidak separah tahun 1969. Peristiwa tragis tersebut turut mewarnai

Malaysia di penghujung tahun 1960-an, sehingga hal tersebut juga mempengaruhi

stabilitas politik di Malaysia. Pertikaian yang didominasi oleh Cina dan Melayu ini,

dipicu oleh beberapa faktor. Salah satunya adalah tindakan-tindakan provokasi

orang Cina yang memicu ketegangan, sehingga menimbulkan reaksi dari kelompok

mahasiswa-mahasiswa Melayu yang mendukung para politisi, tokoh masyarakat

dan semua elemen kekuatan orang Melayu untuk melakukan perlawanan.5 Memang

sebelumnya sudah sering terjadi gesekan antara aparat pemerintah Melayu dengan

pelajar dan kelompok pedagang non-Melayu.

Pada tahun 1970-an untuk memperbaiki ketimpangan ekonomi antara

masyarakat Melayu dan masyarakat lainnya, pemerintah Tunku Abdul Razak

menerapkan kebijakan New Economic Policy (NEP). Kebijakan yang lebih

dimaksudkan untuk membela kepentingan masyarakat Melayu dengan

mewujudkan hak-hak istimewa mereka ini merupakan rencana pembangunan sosio-

ekonomi 22 tahun untuk urbanisasi, industrialisasi, modernisasi Malaysia dan untuk

mengurangi ketidakadilan antara ras (Inter-racial inequality) dalam pendapatan dan

kesempatan ekonomi lainnya.6

3 John L Esposito, Identitas Islam Pada perubahan Sosial-politik, Terj. Jakarta : PT

Bulan Bintang, 1986, h. 249 4 John L, Identitas Islam Pada perubahan Sosial-politik, h. 247 5 Sudarnoto Abdul Hakim, “Anwar Ibrahim tentang Masyarakat Multiras: Problem dan

Solusi, Jurnal Mimbar Agama & Budaya”. Volume XIX, No. 3, (2002): h. 228 6 Sudarnoto, Anwar Ibrahim, h. 229

3

NEP sebagai rancangan pembangunan ekonomi ke depan justru memicu

munculnya kelompok Islam yang mengkritik kecenderungan kelompok nasionalis.

Mereka menuntut ditegakkannya moralitas dalam praktek kekuasaan. Kelompok ini

memandang bahwa melalui NEP, pemerintah sekuler UMNO hanya menekankan

pada kemajuan-kemajuan material, mensosialisasikan nilai-nilai materialistik di

tengah-tengah kehidupan Melayu Muslim. 7 Hal itu juga mendorong gerakan

kebangkitan Islam di Malaysia.

Kemunculan gerakan Islam tersebut tentunya juga mendapat tanggapan dari

pemerintah. Pemerintah menilai munculnya gerakan tersebut sebagai radikalisme

dan oposisi, meskipun tidak semuanya. Pemerintah menerapkan kebijakan yang

melarang kelompok ataupun partai yang membawa ajaran Songsang 8 anti

pemerintah, anti sistem, dan pemerintah tidak segan-segan melakukan

pembersihan.9

Pada tahun 1979 berkembang suatu gerakan dakwah Islam yang aktif di

semenanjung Malaysia dengan berbagai macam organisasi dakwah. Organisasi itu

adalah : ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia), PERKIM (perkumpulan pemeluk

baru agama Islam), Darul Arqom kelompok cendikiawan agama yang berorientasi

kearah hidup bersama dalam komune, dan Jamaatul Tabligh India.10 Salah satunya

yang akan penulis teliti ialah Darul Arqom. Namun pada tahun 1980, menurut

7 Sudarnoto, h. 231 8 Istilah ini dipakai untuk menidentifikasikan kelompok-kelompok kultus (penghormatan

yang berlebih-lebihan terhadap seseorang), mempromosikan visi-visi Islam anti sistem, mengancam

harmoni komunal, atau menganut aliran non-sunni. Di Indonesia gerakan ini didefinisika sempalan

oleh beberapa sumber. Sempalan adalah aliran yang dianggap ‘Aneh’ menyimpang dari aqidah,

ibadah, amalan atau pendirian mayoritas ummat, lihat : Rusmin Ridho M.Si, Antropologi Agama,

Jakarta : 2015, h. 68 cet-1. Martin Van Bruinessen dalam artikelnya juga menyembutkan tentang

gerakan ”Sempalan”, dianggap sempalan karena mereka merupakan minoritas yang secara sengaja

memisahkan diri dari mayoritas ummat. Gerakan ini seringkali merupakan penolakan faham

dominan dan sekaligus merupakan protes sosial atau politik, lihat : Martin van Bruinessen, Gerakan

Sempalan di kalangan Umat Islam Indonesia, 2015 (Online), (http://www.hum.uu.nl/ diakses pada

tanggal 25 September 2015) 9 Julie, Umat Bergerak Mobilisasi Damai Kaum Islam di Indonesia, Malaysia, dan Turki. h

184 10 John L, Identitas Islam Pada Perubahan Sosial-Politik, h. 259

4

survei pemerintah Malaysia ada kira-kira 40 gerakan dakwah Songsang di

Malaysia dengan jumlah anggota diperkirakan 30,000.11

Berbicara mengenai gerakan Darul Arqom merupakan suatu hal menarik,

apalagi dalam konteks keislaman di Malaysia. Kelompok yang dipelopori oleh

Ashaari Muhammad ini dengan gencar mengkritik pemerintah yang mengikuti

sistem Barat. Darul Arqom menawarkan pola hidup yang didasarkan pada prinsip

Islam. Mengenai sistem politik, Darul Arqom mempunyai sikap dan pendekatan

tersendiri. Menurut Darul Arqom, menegakkan Islam tanpa harus mengikuti sistem

politik modern yang berasaskan Pemilihan Umum. Sebab, hal itu diimpor dari Barat

dan diciptakan orang, non-Muslim.

Gerakan Islam Darul Arqom di Malaysia berkembang cukup signifikan,

sebab dalam tempo yang sangat singkat, bahkan mampu melebarkan sayapnya

sampai ke Asia, Eropa dan Timur Tengah. Organisasi ini ada kaitan (setidak-

tidaknya terinspirasi) dengan gerakan dakwah Jamaah Tabligh. Pendekatan Arqam

dalam berdakwah hampir seperti Jamaah Tabligh dakwahnya halus dan anti

kekerasan. Sejarah awal munculnya Darul Arqom dari Majelis Ta’lim atau

kelompok pengajian kecil di Kuala Lumpur yang dibentuk pada tahun 1968. Karena

situasi pengajian yang sederhana di tengah ibukota negara yang gemerlapan, maka

timbullah ide untuk menamakan Majlis Ta’lim tersebut dengan nama Darul

Arqom. 12 Sumber lain juga menyebutkan, nama Darul Arqom dicetuskan oleh

Ustadz Zakaria Ansari yang kemudian diterima oleh Ashaari Muhammad.

Setelah berkembang pesat pemerintah Malaysia mengeluarkan kebijakan

yang melarang gerakan Darul Arqom. Darul Arqom dituduh telah melatih

pasukan rahasia dan kultuisme-nya (pemujaan) yang semakin kuat terhadap

Muhammad Suhaimi. Meskipun Darul Arqom tidak melakukan kekerasan, tetapi

Darul Arqom tetap dilarang dengan alasan gerakan berbahaya. Secara kontroversial

11 Julie, Umat Bergerak Mobilisasi Damai Kaum Islam di Indonesia, Malaysia, dan Turki,

h. 186 12 Taufik Abdullah (Ed), Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Asia Tenggara, Jakarta: PT Ichtiar

Baru Van Hoeve, 2002, h. 336

5

Darul Arqom dilarang pada tahun 1994 dan banyak anggotanya yang ditangkap di

bawah ISA (Internal Security Act/Akta Keselamatan Dalam Negeri).

Tertarik untuk mengkaji lebih lanjut mengenai Darul Arqom di Malaysia,

penulis mencoba menelusuri lebih dalam lagi gerakan ini dengan judul " Gerakan

Islam Darul Arqom Pada Tahun (1968-1994 ) Dalam Perspektif Politik Malaysia

". Penting bagi penulis untuk meneliti kelompok Darul Arqom yang dilatar

belakangi oleh beberapa faktor : Pertama penulis ingin mengetahui sejarah

kemuculan dan perkembangannya, sebab dalam tempo yang sangat singkat Darul

Arqom sudah berkembang sangat signifikan. Kedua Darul Arqom mempunyai andil

besar dalam dunia keislaman di Malaysia, seperti pendidikan dan perekonomian

masyarakat, tetapi di sisi lainya pemerintah menekan kelompok ini.

B. Identifikas Masalah

1. Peranan Ashaari Muhammad dalam membentuk Darul Arqom

2. Peran signifikan Darul Arqom di Malaysia dalam mendakwahkan Islam.

3. Kebijakan yang diterapkan pemerintah juga merupakan salah satu faktor,

kemunculan gerakan Islam Darul Arqom di Malysia`

4. Pandangan Darul Arqom terhadap kebijakan yang diterapkan pemerintah,

serta langkah Darul Arqom dalam menyikapinya.

5. Langkah pemerintah Malaysia dalam menerapkan kebijakan juga menuai

kritik dari kelompok Islam.

6. Sebagai antisipasi pemerintah menerapkan kebijakan yang melarang gerakan

Islam yang beraliran songsang.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

a. Pembatasan Masalah

Agar penelitian tidak meluas, maka penulis akan membatasi masalah ini pada

“ Sejarah dan Doktrin Darul Arqom dan Sikap Represif Pemerintah “

b. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka penulis akan merumuskan

yang akan menjadi permasalahan dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana sejarah dan doktrin Darul Arqom?

2. Mengapa pemerintah represif terhadap gerakan Islam Darul Arqom?

6

D. Tujuan dan Kegunaan Penulisan

Sesuai dengan judul dan rumusan masalah skripsi ini, maka yang menjadi

tujuan dari penelitian ini, adalah :

1. Untuk mengetahui dinamika gerakan Islam Darul Arqom di Malaysia.

2. Untuk mengetahui langkah-langkah represif pemerintah Malaysia terhadap

Darul Arqom dan apa implikasinya yang ditimbulkan.

Adapun yang menjadi kegunaan penelitian skripsi ini :

1. Penelitian ini dapat menambah wawasan penulis mengenai Islam di

Malaysia khususnya Darul Arqom.

2. Diharapkan mendorong riset lanjutan tentang Malaysia, secara khusus bagi

mahasiswa konsentrasi Asia Tenggara.

3. Hasil dari penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi pertimbangan bagi

pembaca secara umum dalam menyikapi gerakan keagamaan di indonesia.

E. Metode Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode sejarah, yaitu

merekontruk masa lalu dari objek yang diteliti. Sebagai langkah awal adalah

mencari bahan dan pengumpulan data untuk dianalisa dan dijadikan sebagai sebuah

tulisan sejarah. Penulis merasa kesulitan dalam mencari sumber dan informasi yang

berkaitan dengan Darul Arqom karena dilarang beredar oleh pemerintah Malaysia.

Tetapi penulis beruntung menemukan data dari internet yang ditulis oleh Ashaari

Muhammad maupun orang terdekatnya, termasuk istrinya sendiri. Selain itu penulis

juga mendapatkan data-data berupa dokumen lokal. Dalam penelitian ini penulis

menggunakan tehnik kepustakaan (Library Research) yaitu suatu metode yang

dilakukan dengan mengumpulkan data-data dan bahan-bahan yang diambil dari

buku-buku yang berkaitan dengan masalah yang akan dibahas. Untuk memperoleh

data otentik maka penulis mengggunakan kepustakaan (Library Research) dengan

metode:

a. Heuristik, pencarian sumber data, pertama tentu saja yang dicari adalah sumber

primer, ditambah dengan data-data sekunder yang berada diperpustakan

ataupun sumber online yang berkaitan dengan Darul Arqom di Malaysia.

7

Hasil penelusuran, penulis hanya memperoleh sumber tertulis. Sumber-

sumber tersebut yang berkaitan dengan masalah yang diteliti baik berupa buku,

jurnal, dokumen, surat-surat dan artikel yang berhubungan dengan masalah ini.

Data diperoleh melalui perpustakaan yaitu perpustakaan utama UIN Syarif

Hidayatullah, perpustakaan Pasca Sarjana, perpustakaan Fakultas Adab dan

perpustakaan lain di daerah Ciputat, serta dari pengumpulan informasi dari

jurnal, dan surat-surat, artikel, koran ataupun yang dapat diakses melalui

internet.

b. Sumber-sumber data tersebut terdiri dari data kepustakaan dan internet yang

berbentuk dokumen, buku-buku, Ebook, artikel, majalah, journal, koran, surat

kabar.

c. Jenis data dibagi menjadi dua, primer dan sekunder. Data primer, adalah suatu

dokumen yang ditulis sendiri atau orang terdekat dan orang yang terlibat atau

menyaksikan langsung (saksi pandangan mata).13 Sumber sekunder diperoleh

siapapun yang bukan merupakan saksi pandangan mata, yakni seseorang yang

tidak terlibat pada saat peritiwa. 14 Sumber primer yang penulis gunakan

berbentuk buku yang berjudul “Inilah Pandanganku”15 tulisan istri Ashaari

Muhammad ataupun buku-buku yang lain karangan orang terdekatnya. Selain

itu, penulis juga menggunakan sumber primer lain yang berbentuk dokumen,

surat edaran dan surat keputusan pemerintah yang berupa “fatwa” 16 , serta

didukung dengan data-data sekunder dalam bentuk buku, artikel, journal dan

surat kabar dari hasil penelusuran di perpustakaan dan internet.

d. Analisa data yaitu mengadakan kritik terhadap sumber data yang sudah

terkumpul. Kritik interen untuk mengetahui kredibilitas sebuah data,17 karena

13 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah. Terj. Jakarta : UI Press, 1975, h. 113 14 Louis, Mengerti Sejarah, h. 35 15 Ashaari Muhammad, Inilah Pandanganku, Kuala Lumpur : Penerangan Al Arqom, 1988.

Cet-1 16 Tan Sri Dato’ Seri Ahmad Sarji Bin Abdul Hamid, Larangan Terhadap Penglibatan

Pegawai-pegawai Awam Dan Agensi-agensi Kerajaan Dalam Aktiviti-aktiviti Yang Berkaitan

Dengan Al-Arqom. 1994, (Online), (www.parlimen.gov.my/files/hindexs/pdf/dr-06051996.pdf

diakses pada tanggal 15 Juni 2015 jam 13:36) 17 Louis, Mengerti Sejarah, h. 59

8

setiap data diperoleh memiliki bobot nilai yang berbeda. Kritik interen untuk

melakukan perbandingan antara sumber yang satu dengan yang lain terkait isi

sumber.

Selanjutnya adalah membaca secara detail setiap sumber sejarah yang

berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Setelah itu mengadakan penilaian

bentuk dengan membandingkan data beserta artinya, kemudian dikelompokkan

dan meyeleksi data-data untuk mencari keakuratanya, agar mendukung

terhadap penyelesaian masalah.

e. Setelah berjuang keras mengumpulkan, melakukan kritik sumber dan

menganalis fakta-fakta hasil temuan tahap berikutnya adalah penyusunan dalam

bentuk tulisan sejarah, dengan merekontruksi fakta-fakta hasil temuan penulis.

Penulisan ini secara deskriptif analisis dan sistematik yang telah direncanakan

dalam skripsi ini. Prosesnya terbagi ke beberapa tahap dari penentuan judul,

pencarian masalah dan mengumpulkan bahan-bahan hingga melakukan proses

seperti yang telah direncnakan. Mulai dari konsultasi ke dosen pembimbing,

melakukan perbaikan sehingga penulisan dalam bentuk skripsi.

F. Tinjauan Pustaka

Dalam kaitannya dengan skripsi ini, tak banyak sumber yang bisa penulis

temukan misalnya dalam bentuk Tesis dan Disertasi yang membahas tentang Darul

Arqom. Kalaupun ada, sepanjang pengetahuan penulis hanya beberapa karya

penelitian dan buku-buku, itupun penulisnya tidak memfokuskan kajiannya

terhadap Darul Arqom dari sisi aktivitas keagamaan. Berikut informasi beberapa

karya yang terkait:

1. Disertasi “Dakwah Islam Dalam Perspektif Ashaari Muhammad” yang disusun

oleh A Tasman Ya’cub, Sekolah Pasca Sarjana. UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta tahun 2006. Setelah penulis baca disertasi ini memfokuskan pada

aktivitas dakwah Ashaari Muhammad di Malaysia dan konsep dakwah dalam

pandangan Ashaari Muhammad untuk memperjuangkan Islam, sehingga

perkembangan Darul Arqom di Malaysia sangat signifikan. Di sisi lainnya

disertasi ini hanya sebatas mengulas tentang dakwah, tidak berbicara lebih

9

spesifik mengenai sejarah dan doktrin Darul Arqom. Meskipun sedikit

mengulas tentang sejarahnya namun tidak secara mendalam.18

2. Buku yang berjudul “Pemikiran Islam di Malaysia Sejarah dan Aliran”

karangan Abdullah Rahman yang membahas tentang aliran-aliran keagamaan

di Malaysia termasuk Darul Arqom. Buku ini membahas tiga aliran besar di

Malaysia yaitu Tradisonalisme, Modernism, Reformisme. Dalam buku ini,

Darul Arqom digambarkan sebagai aliran Neo-Tradisionalisme, aliran yang

ikut terlibat dalam aktivitas sosial, ekonomi dan politik. Buku ini menjelaskan,

kemunculan aliran seperti Darul Arqom lebih sebagai reaksi terhadap aliran

reformis, namun lebih bersifat progresif.19

3. Buku yang berjudul “ Malaysia Daulah Pemuda Bani Tamim ” yang disusun

oleh Dr Ahmad Abdul Hamid. Buku ini membahas tentang sosok pemimpin

yang ditunggu-tunggu, pemimpin tersebut akan membawa kesejahteraan dan

akan menggantikan kedzaliman tidak jauh beda seperti zaman kekhalifahn

Umar Bin Khattab rakyat akan makmur. Azhari mencirikan pemimpin yang

ditunggu itu pemuda bani tamim yang menurutnya akan muncul dari timur.

Sama halnya dengan kepercayaan orang-orang Syiah tentang kemunculan al-

Mahdi, cuma bedanya Azhari mencirikan sosok tersebut kepada pumuda Bani

Tamim.20

4. Buku Mejar Abu Dzar yang berjudul “ Taqwa Menurut Ashaari Muhammad ”

yang diterbitkan pada tahun 2001. Buku ini mencoba menjelaskan tentang

definisi taqwa, syarat taqwa dan rukun taqwa. Ia memberikan pandangan

tentang taqwa yang sudah disalah artikan, sebagian ulama memandang taqwa

hanya sebatas untuk meraih akhirat. Taqwa dalam pandangan Ashaari

Muhammad adalah untuk meraih dunia dan akhirat. Lewat buku ini Azhari

18 Tasman Ya’cub, Dakwah Islam Dalam Perspektif Ashaari Muhammad, Disertasi Program

Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2006 19 Abdul Rahman Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia: Sejarah dan Aliran, Jakarta:

Gema Insani Press, 1997 20 Dr Ahmad Fauzi Abdul Hamid, Malaysia Daulah Pemuda Bani Tamim, Slagor Malaysia

: Penerbit Minda Ihkwan. 1999

10

mengemukan perlunya membumikan kembali arti taqwa yang sebenarnya

sebagai syarat landasan ummat Islam.21

G. Kerangka Teori

Studi ini menggunakan pendekan gerakan Millenarianism yang dikemukakan

Sartono Kartodirdjo. Millenarianisme adalah gerakan keagamaan yang menyakini

datangnya Mesias atau utusan yang akan membawa transformasi besar bagi

kehidupan masyarakat. Mereka juga meyakini datangnya seorang Juru Selamat,

Imam Mahdi atau Mesias yang akan membangun zaman yang ideal. Disebut

gerakan keagamaan karena banyak gerakan sosial, termasuk kerusuhan,

pemberontakan, dan sektarisme, yang mana gejala tersebut pada umumnya

cenderung berhubungan dengan gerakan-gerakan yang diilhami oleh agama atau

menggunakan cara agama untuk mencapai tujuan mereka.22

Menurut Sartono, gerakan-gerakan keagamaan pada umumnya menyandang

watak reaksi total, yaitu menolak kehadiran Eropa. 23 Penggunaan Ide-ide

Millenarianisme menolak pengaruh Barat dan menyatakan perlawanan terhadap

penguasa yang dianggap telah terpengaruh oleh Barat. Keyakinan terhadap Mesias

membangkitkan semangat pengikutnya untuk merealisasikan ramalan masa depan.

Mereka percaya Mesias akan membawakan kemakmuran dalam masyarakat pada

masa yang akan datang.

Sartono menyebutkan 2 ciri gerakan keagamaan tersebut. Pertama, pemimpin

mendapat pengakuan sebagai seorang nabi atau utusan Mesias, serta mengaku

diilhami wahyu. Kedua, penolakan terhadap situasi yang ada dan harapan terhadap

datangnya suatu masyarakat yang ideal dan meromantiskan zaman yang akan

datang. 24 Zaman yang dimaksud adalah zaman tidak adanya pertentangan dan

ketidakadilan, rakyat hidup sejahtera, makmur, damai dan tentram.

21 Mejar Abu Dzar, Taqwa Menurut Ustadz Hj Ashaari Muhamad, Malaysia: Minda Ikhwan.

1998 22 Sartono Kartodirdjo, Ratu Adil, Jakarta : Pustaka Sinar Harapan, 2014, h. 10 23 Sartono, Ratu Adil, h. 24 24 Sartono, Ratu Adil, h. 14

11

H. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini, Penulis akan membagi penulisan skripsi ini ke

dalam lima bab, yang di mulai dari Bab 1 dan seterusnya. Adapun bagian-bagian

dari bab tersebut adalah sebagai berikut :

BAB I Bab ini berisikan Pendahuluan, Latar Belakang masalah data dan

permasalahan yang melatari munculnya Darul Arqom. Selain itu

identifikasi masalah pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan

kegunaan penulisan, metode penelitian, tinjaun pustaka, sistematika

penulisan

BAB II Dalam bab ini berisikan Gambaran Umum Malaysia 1968-1994 yang

meliputi Kerusuhan rasial tahun 1969 da implikasinya, serta kebangkitan

Islam, kebijakan ekonomi baru serta kebijakan Islam pemerintah.

BAB III Dalam Bab ini membahas Darul Arqom Sejarah dan Doktrin yang

berisikan : Sejarah dan perkembangan Darul Arqom, biografi singkat

pendiri, ajaran Darul Arqom dan sikap politik Darul Arqom.

BAB IV Sikap Represif Pemerintah Terhadap Darul Arqom, Darul Arqom dimata

pemerintah, langkah represi, reaksi represi.

BAB V Sebagai Bab terakhir hanya penutup yang berisikan kesimpulan dari Bab-

bab yang telah dituangkan sebelumnya. Disamping itu Saran-saran

sebagai rekomendasi

12

BAB II

GAMBARAN UMUM MALAYSIA

TAHUN 1968-1994

A. Kerusuhan Rasial 1969 dan Implikasinya

Kerusuhan rasial 13 Mei 1969, adalah kerusuhan yang terjadi antara orang

Melayu dan Cina. Krisis politik tahun 1960-an 25 menyebabkan ketidakadilan

ekonomi dan menimbulkan kesenjangan antara orang Melayu dan Cina.

Kesenjangan nampak pada orang Melayu dalam hal memperoleh pendidikan dan

pekerjaan. Orang Cina dapat menikmati secara lebih dalam hal ekonomi sementara

orang Melayu terpinggirkan dan miskin di negerinya sendiri. Masalah ini menjadi

awal pertentangan etnis yang mengakibatkan pecahnya kerusuhan etnis berdarah

pada 13 Mei 1969.26

Sejak tahun 1963, suhu politik di Malaysia memang mulai menghangat

akibat maraknya isu ketimpangan ekonomi antara penduduk Cina (yang umumnya

pedagang yang menguasai sebagian besar ekonomi Malaysia) dengan golongan

miskin penduduk Melayu. Isu berlatar golongan dan ras yang memancing emosi

dan antipati maka topik utama selama kampanye Pemilu 1969. Hal ini

mengakibatkan meningkatnya tingkat permusuhan antara Melayu dan Cina di

Malaysia.

Pada pemilu tahun 1952 di Kotapraja, mengharuskan UMNO untuk

mengadakan kerjasama dengan organisasi-organisasi lain. Dari sinilah aliansi Multi

etnis yang terdiri dari tiga kelompok, yaitu partai Melayu UMNO, partai Cina

(Malaya Chinese Association) dan partai India MIC (Malaysian Indian Congress)

25 Krisis 1960 adalah krisis politik yang terjadi pada paruh kedua tahun 1960, peristiwa ini

diawali dari ketidakadilan ekonomi yang menimbulkan perselisihan orang Cina dan Melayu. Orang

Melayu tertinggal dari Cina yang rata-rata menguasai ekonomi di Malaysia, sedangkan orang

melayu terpinggirkan. Pemerintah dianggap mengabaikan orang Melayu, sehingga dinilai gagal

memenuhi kebutuhan masyarakat. Puncaknya dari peristiwa ini adalah kerusuhan rasial yang terjadi

pada Mei 1969. Simak uraian lebih lanjut disertasi Sudarnoto Abdul Hakim “Orientasi dan Dinamika

Sosial Politik ABIM”, (Disertasi : Program Pasca Sarjana UIN Syarif Hidatullah Jakarta, 2006), h.

30-35. 26 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik”, h. 30

13

Aliansi ini mengalami ketegangan internal. Anggota MCA merasa diperlakukan

sebagai partner yang tidak baik oleh BN. Sementara unsur-unsur Islam Melayu

yang lebih tradisional dalam UMNO menuntut peranan yang lebih besar dalam

negara dan masyarakat.27

Pada pemilu tahun 1959 kekuatan aliansi memang telah berhasil

memperoleh 2/3 suara mayoritas (74 kursi) dan pada pemilu 1964 kekuatan ini

kembali memperoleh kemenangan yang sangat signifikan (89 kursi dari 104 yanng

tersedia di Dewan Rakyat), yang diuntungkan oleh isu konfrontasi.28 Namun pada

pemilu selajutnya, pemilu tahun 1969 terjadi penurunan perolehan suara dari

perolehan yang didapat sebelumnya.

Pada pemilu tersebut partai Barisan Nasional (UMNO-MCA-MIC)

mengalami kekalahan telak. Jumlah kursi yang dimenangkan patai BN dalam

Dewan Rakyat (Parlemen) menurun dari 89 kursi pada tahun 1964 menjadi 66 kursi

pada tahun 1969. Partai Perikatan kehilangan sebanyak dua pertiga kursi dalam

Dewan Rakyat. Sementara Partai Gerakan Rakyat Malaysia (Gerakan), Democratic

Action Party (DAP), Parti Progresif Rakyat (PPP) menang 25 buah kursi dalam

Dewan Rakyat, begitu pun partai PAS menang 12 kursi.29

Kemenangan tersebut dirayakan dengan turun ke jalan mengadakan konvoi

di sekitar Kuala Lumpur sambil meneriakkan slogan-slogan sensitif yang berkenaan

dengan ras. Konvoi orang Cina 12 Mei 1969 di kawasan Kuala Lumpur, meskipun

mendapat persetujuan dari pihak polisi, tidak mengikuti peraturan yang sudah

ditetapkan. Mereka bergerak melalui kawasan Melayu Kampung Baru, sambil

meneriaki penduduk di situ. Ini menimbulkan reaksi dari pihak Melayu untuk

melakukan balasan. Kalangan Melayu berpandangan bahwa pemerintah Melayu

sedang ditantang oleh orang-orang kafir dan perlu ada upaya tegas kepada Cina.

Sebelum demonstrasi berlangsung, sudah beredar rumor bahwa di Selangor orang

27 Beh Lih Yi. Mendedahkan Punca Sebenar Rusuhan 13 Mei 1969. 2008, (Online)

(http://www.malaysiakini.com/ diakses pada tanggal 15 Oktober 2015 jam 21:04) 28 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik”, h. 34 29 Beh Lih Yi, Mendedahkan Punca Sebenar Rusuhan 13 Mei 1969.

14

Melayu telah diserang oleh Cina.30 Hal ini juga memancing reaksi pihak UMNO,

ketika massa juga mendatangi kediaman Menteri Besar dan Ketua UMNO sambil

meneriaki untuk pergi sebab sudah tidak menjabat lagi. Partai yang memenangkan

pemilu tidak mewakili bangsa Melayu yang merupakan penduduk mayoritas di

Malaysia. Pada 13 Mei 1969 bentrokanpun terjadi antara orang-orang Cina dan

Melayu.

Peristiwa tersebut telah menelan korban tidak sedikit dan penduduk

kehilangan harta benda. Menurut beberapa catatan, salah satunya buku Julie Lee,

korban meninggal pada kerusuhan 13 Mei 1969 adalah 178. 31 Sedangkan dari

laporan Beh Lih Yi dalam artikelnya menyebutkan angka orang yang tewas dalam

kerusuhan 13 Mei adalah 137 (18 orang Melayu), 109 kendaraan dibakar, 2.912

orang ditahan.32 Dari tanggal 13 Mei hingga 3 Juli 1969 tercatat angka orang yang

tewas 196, 439 orang terluka (180 orang tertembak dan 259 orang lainnya terluka

karena senjata lain), 1019 dikabarkan hilang, dan 9143 orang ditangkap,33 5561

dihukum oleh hakim, sekitar 6000 orang kehilangan tempat tinggal, dan lebih dari

753 bangunan rusak dan dibakar.34

Konflik antara orang Melayu dan Cina memang sudah sering terjadi

sebelumya, tetapi tidak separah tanggal 13 Mei. Misalnya seperti di Singapore

pertentangan etnis para politisi telah mendorong orang-orang Melayu untuk

menentang Lee Kuan Yew. Dikabarkan 21 orang meninggal, 450 orang terluka dan

500 orang ditahan. Kemudian pada awal tahun 1965, pertentangan antara aparat

Melayu dan Cina pendukung front sosialis juga terjadi. Di Penang dan Pelabuhan

Butterworth kerusuhan dan pertentangan kelompok Melayu dengan Cina terjadi

pada tanggal 24 dan 25 November 1967. Kerusuhan ini dipicu oleh protes Partai

Buruh Sosialis terhadap devaluasi dolar Malaysia. Satu hari berikutnya, bentrokan

terjadi di Kuala Lumpur dan Johor, 11 orang dikabarkan meninggal, 200 orang

30 Julian C.H Lee, Islamization and Activist In Malaysia, Singapore : Institute of Southeast

Asian Studies, 2010, h. 41 31 Julian, Islamization and Activist In Malaysia, h. 42 32 Beh Lih Yi, Mendedahkan Punca Sebenar Rusuhan 13 Mei 1969. 2008. 33 Sudarnoto, “Anwar Ibrahim tentang Masyarakat Multiras: Problem dan Solusi, Jurnal

Mimbar Agama & Budaya”, h. 227 34 John Britto, Religious Conflict In Malaysia, 2011, (Online). http://www.johnbritto.com/

diakses pada tanggal 15 Oktober 2015 jam 19:23

15

terluka dan 400 orang ditangkap. Peristiwa semacam ini terus berkelanjutan dan

memuncak pada tahun 13 Mei 1969 yang banyak menyisakan luka.35

Peristiwa 13 Mei menyisakan luka sejarah bagi bangsa Malaysia.

Disamping itu, peristiwa tersebut menimbulkan implikasi besar terhadap negara,

baik dari segi sosio-politik ekonomi dan memerlukan perubahan kebijakan dan

pemerintah. Pemerintah menerapkan undang-undang darurat National Operations

Council (NOC)36 dan membekukan parlemen dengan pers. Implikasi dari peristiwa

13 Mei juga memepengaruhi kalangan internal UMNO yang mengalami

pertentangan. Tunku Abdul Rahman mengalami banyak kecaman dari kelompok

nasionalis yang memaksanya turun dari jabatannya karena tidak mampu

menyelesaikan masalah yang terjadi. Tunku Abdul Rahman akhirya turun dari

jabatannya dan pemerintahan digantikan oleh Tunku Abdul Razak, wakil Perdana

Menteri dalam kabinet.

Setelah dibentuknya NOC, diharapkan dapat memulihkan keadaan

Malaysia, seperti memperbaiki perundangan agar membangun harmoni dan

kepercayaan diantara berbagai ras yang hidup di Malaysia. Salah satu agenda dalam

bidang politik yang diterapkan pemerintah adalah Rukunnegara (Prinsip-prinsip

Kebangsaan) yang diumumkan pada Agustus 1970 bertepatan dengan peringatan

hari kemerdekaan Malaysia yang ke-13. Rukunnegara terdiri atas lima prinsip

dasar, yaitu kepercayaan kepada tuhan, kesetian kepada Raja dan Negara, keluhuran

perlembagaan, kedaulatan Undang-undang, kesopanan dan kesusilaan. Di bidang

sosio-ekonomi, pemerintah menerapkan kebijakan baru yang disebut New

Economic Policy (NEP). Kebijakan ini diharapkan bisa menghapuskan kemiskinan

bagi seluruh warga Malaysia tanpa pandang bulu dan mengurangi ketidakadilan

antar ras.

35 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik”, h. 33 36 John L Esposito, Identitas Islam Pada perubahan Sosial-politik. Terj. Jakarta : PT Bulan

Bintang, 1986, h. 252

16

B. Kebijakan Ekonomi Baru

Kerusuhan 13 Mei 1969 telah membawa dampak yang sangat besar

terhadap kesejahteraan masyarakat Malaysia. Untuk menanggulangi hal tersebut

pemerintah melakukan upaya perbaikan pemerintahan sampai perbaikan ekonomi

yang juga menjadi salah satu faktor kerusuhan. Di bawah NOC Tunku Abdul Razak

menerapkan NEP, dengan harapan pemerintah bisa memperbaiki masalah

ketimpangan ekonomi.

Kebijakan NEP dibentuk dengan tujuan untuk memperbaiki ketidak

seimbangan ekonomi antara orang Melayu dan Masyarakat lain.37 Kebijakan ini

juga diharapkan dapat menghindari kerusuhan yang sama di kemudian hari.

Kebijakan ekonomi baru muncul dan ditampilkan sebagai kesempatan orang

Melayu untuk meningkatkan ekonomi di dalam pemerintahan. Pembagunan di

pedesaaan dilanjutkan sebagai bantuan ekonomi secara besar-besaran terhadap

orang Melayu. Beberapa daerah pedasaan dibangun menjadi perkotaan.

Selain itu kebijakan ekonomi baru ini ada dua hal yang bisa diharapkan

yaitu : Pertama, menghapus kemiskinan terutama yang menimpa kebanyakan

masyarakat Melayu di daerah pedesaan. Menurut data, jumlah orang Melayu tahun

1970 yang berada di kota adalah 27.4% dan di desa 63.4%, sementara orang Cina

yang berada di kota mencapai 62.5% dan di desa 26.1%. Karena mayoritas orang

Melayu berada di desa sebagai petani dan nelayan, maka mereka memperoleh

pendapatan lebih rendah dibandingkan dengan orang Cina. Kedua, melakukan

restrukturisasi kepemilikan kapital sektor industri atas dasar racial-quota. Racial

quota didasarkan pada kenyataan bahwa sebelum itu, orang Melayu hanya memiliki

2% dari keseluruhan kapital industri, 70% milik industri asing, selebihnya milik

Cina. Pada tahun 1970, ketika NEP mulai digulirkan, kepemilikan kapital orang

Melayu dan Cina di sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, sangat berbeda

jauh. Orang Melayu memiliki (0.9%), sementara Cina mencapai (22.4%). Begitu

juga di sektor konstruksi, transportasi dan komunikasi (Melayu 2.2% dan Cina

52.8%).38

37 Esposito, Identitas Islam Pada perubahan Sosial-politik, h. 252 38 Sudarnoto, “Anwar Ibrahim tentang Masyarakat Multiras”, h. 230

17

Dalam menerapkan kebijakan tersebut pemerintah mengambil dua langkah.

Pertama adalah The Second Malaysians Plan pada tahun 1971-1975 yang

merupakan rancangan pembangunan kebijakan ekonomi baru untuk mencapai

kesatuan nasional. The Second Malaysian Plan diterapkan dalam dua cara, pertama

menurunkan kemiskinan rakyat Malaysia, apapun rasnya dengan meningkatkan

pendapatan dan kesempatan kerja. Kedua adalah mempercepat proses serta

menyediakan sumber daya tambahan untuk pembangunan yang lebih luas. Selain

itu, memperbaiki ketidak seimbangan ekonomi agar mengurangi dan menghapus

permasalahan ras.39

Selain itu, Second Malaysians Plan merupakan langkah untuk menaikkan

pendapatan di wilayah-wilayah orang Melayu. 40 Hal ini dimaksudkan agar

meningkatkan partisipasi orang Melayu dalam aktivitas ekonomi di perkotaan dan

memberikan lapangan pekerjaan baru. Program ini dikatakan berhasil dalam

membangun perubahan sosial, ekonomi dan juga politik. Di sektor sosial

pemerintah Tunku Abdul Razak menerapkan sistem pendidikan nasional bagi

seluruh kelompok etnis yang dikelola oleh Komite Pendidikan Antar Kelompok

Etnis (The Inter-Commnual Education Committe).41 Sistem yang diterapkan ini

mendatangkan perubahan dilihat dari jumlah siswa dan mahasiswa yang mengalami

peningkatan.

Pada 1972, pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan nasional. Hal

ini pada gilirannya mendorong orang Melayu yang masuk ke pendidikan tinggi

meningkat sebesar 90% pada 1975 yang berlangsung sejak 1970. Di samping itu,

pemerintah juga mensponsori anak-anak Melayu untuk belajar di berbagai

universitas di luar negeri. Dukungan pemerintah terhadap pendidikan tersebut

melahirkan dampak yang tak terduga, yaitu meningkatnya kesadaran Islam di

kalangan para pelajar Melayu di kampus-kampus, baik di dalam maupun luar

negeri.

39 Pemerintah Malaysia, The Second Malaysian Plan 1971-1975, (online)

www.epu.gov.my/en/second-malaysia-plan-1971-1975 di akses pada tanggal 10/10/2015 jam 12:34 40 Pemerintah Malaysia, The Second Malaysian Plan 1971-1975. 41 Sudarnoto, “Anwar Ibrahim tentang Masyarakat Multiras”, h. 230

18

Meski demikian kebijakan NEP ini menimbulkan reaksi/protes untuk

menjaga stabilitas, keamanan dan harmonisasi etnis. Pemerintah Malaysia

selanjutnya mengeluarkan peraturan-peraturan lain melalui Internal Security Act

yang dikeluarkan sebagai respon terhadap reaksi protes kelompok etnis Cina yang

keberatan terhadap implementasi kebijakan NEP. Diantara peraturan itu ialah

Printing Presses and Publication Act (PPPA) yang dikeluarkan sebagai wujud

adanya kontrol pemerintah Malaysia terhadap pemberitaan pers.

C. Kebangkitan Islam

Kebijakan New Economic Policy (NEP) yang diterapkan oleh pemerintah

Malaysia untuk memperbaiki ketimpangan ekonomi dan menggurangi sentimen

perbedaan ras agar tidak terjadi konflik seperti 13 Mei, dianggap berhasil

mendatangkan perubahan terutama di bidang sosal, ekonomi dan politik. Namun

kebijakan tersebut menuia kontroversi berkaitan dengan modernisasi yang tidak

bisa dihindari. Sehingga NEP yang seharusnya sebagai rancangan pembangunan

ekonomi ke depan, justru memicu munculnya kritik dari kelompok Islam terhadap

kecenderungan kelompok nasionalis.

Kelompok Islam memandang bahwa, melalui NEP, pemerintah sekuler

UMNO hanya menekankan pada kemajuan-kemajuan material, mensosialisasikan

nilai-nilai materialistik di tengah-tengah kehidupan Melayu Muslim. Beberapa

kalangan menilai pemerintah hanya berhasil melakukan pemerataan ekonomi tapi

tidak bisa menghapus kemiskinan secara menyeluruh. 42 NEP juga melahirkan

urbanisasi yang tidak terbendung, sehingga melahirkan permasalahan baru di

perkotaan dan mendorong gerakan kebangkitan Islam di Malaysia.

Kebangkitan Islam di Malaysia bukanlah yang pertama kali terjadi. Namun

merupakan perkembangan dari kebangkitan Islam pada masa penjajahan Barat,

yang dilatar belakangi oleh berbagai faktor. Pada masa penjajahan Barat

kebangkitan Islam lebih kepada faktor pembebasan terhadap penjajahan, pikiran,

fisik dan budaya. Berbeda dengan kebangkitan Islam yang kedua ini, jika disimak

secara seksama lebih kepada gerakan kesadaran Islam yang mengkritisi

pembangunan dan kemajuan yang digagas oleh pihak pemerintah, melalui

42 Sudarnoto, “Anwar Ibrahim tentang Masyarakat Multiras”, h. 231

19

kebijakan-kebijakan pemerintah dan juga tumbuhnya kesadaran masyarakat

muslim Malaysia.

Kebangkitan kembali Islam di Malaysia telah meningkatkan kesadaran

orang Melayu. Keyakinan yang ditampilkan oleh kelompok Islam merupakan inti

dari pertentangan tersebut, mereka tidak sekedar berusaha memurnikan agama dari

pengaruh-pengaruh non-Islam, namun juga semakin melihat adanya kontradiksi

antara tujuan-tujuan nasional dengan tujuan Islam. Bagi mereka, tujuan hidup harus

diselaraskan dengan Islam, dan hanya Islam semata43

Menurut Fred R. von der Mehden, ada lima faktor yang menjadi pendorong

gerakan kebangkitan Islam : Pertama, konflik 13 Mei 1969 antara orang Melayu

dan Cina yang mendorong pemerintahan untuk menetapkan situasi darurat dan

menaikkan tingkat ekonomi dan peran politik orang Melayu. Ini adalah awal dari

sikap pemerintah yang memihak orang Melayu. Kedua, terjadinya embargo minyak

OPEC tahun 1973 dan meningkatkatnya kerja sama dan aktivitas di kalangan

muslimin di Timur Tengah. Ketiga, urbanisasi orang Melayu dan keinginan para

mahasiswa untuk belajar ke universitas di dalam maupun luar negeri. Empat,

peristiwa-peristiwa seperti revolusi Islam di Iran dan Pakistan juga mempengaruhi

gerakan Islam di Malaysia. Lima, Perkembangan gerakan kelompok dakwah di

Malaysia dan perhatian pemerintah terhadap kelompok-kelompok dakwah

tersebut.44

Disamping itu semakin nampak pengaruh dari luar di Malaysia, Misalnya

perubahan pakaian dan bertambah banyaknya pendapat yang mendukung Islam.

Wanita-wanita muda di universitas mengenakan pakaian muslimah sebagai cara

untuk memperlihatkan dukungan mereka secara simbolis kepada fundamentalisme

Islam dan penolakan mereka terhadap beberapa unsur modern. Himbauan agar lebih

berpegang pada hukum Islam dan ditegakkannya negara Islam muncul kembali.

Mengenai ini, para pemimpin agama dan politik, termasuk ketua PAS, telah

menuntut perubahan konstitusi di mana setiap tindakan pemerintah yang

43 Taufik Abdullah & Sharon Siddique (Ed), Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia

Tenggara, Terj. Jakarta : LP3ES, 1988, h. 165 44 Esposito, Identitas Islam Pada Perubahan Sosial-Politik, h. 256

20

bertentangan dengan hukum dan ajaran Islam harus dilarang.45 Aspek yang paling

menonjol dari kebangkitan Islam di Malaysia adalah berkembangnya sejumlah

kelompok dakwah Islam yang aktif di Malaysia.

Pada tahun 1979 berkembang suatu gerakan dakwah Islam yang aktif di

semenanjung Malaysia. Organisasi itu adalah ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia),

PERKIM (Pertumbuhan Kebajikan Islam se-Malaysia), Darul Arqom kelompok

cendikiawan agama yang berorientasi ke arah hidup bersama dalam komune, dan

Jama’ah Tabligh India. 46 Namun pada tahun 1980, menurut survei pemerintah

Malaysia, ada 40 kelompok gerakan dakwah Songsang (menyimpang) di Malaysia

dengan jumlah anggota diperkirakan 30,000.47

Pada tahun 1969, dibentuklah ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia).48

Awalnya, gerakan ini tidak diakui, baru kemudian secara resmi diakui pemerintah

pada tahun 1971. ABIM di bawah Anwar Ibrahim cenderung bersikap kritis

terhadap kebijakan pemerintah UMNO. Bagi ABIM, pertimbangan rasial dalam

kebijakan NEP bertentangan dengan ajaran Islam. Hal ini yang membuat kelompok

ini mengkritisi kebijakan pemerintah. Berbeda dengan ABIM, PERKIM bertujuan

untuk menyebarkan Islam dan menjalankan aktivitas sosial dan kesejahteraan

Malaysia. PERKIM didirikan oleh Tunku Abdul Rahman tahun 1960, saat menjabat

sebagai Perdana Mentri Malaysia, tapi baru aktif tahun 1975. Perkim juga

menyediakan sekolah-sekolah Islam bagi mualaf, mengadakan unit-unit rehabilitasi

bagi penyalahgunaan obat serta berbagai klinik. Pada tahun 1960-1980, ada

160.000 orang memeluk Islam. 49 Jadi Perkim menambah semarak peningkatan

kebangkitan Islam secara umum yang sedang terjadi di Malaysia. Organisasi ini

mendapat dukungan penuh dari pejabat pemerintah karena posisi penting Tunku

Abdul Rahman.

45 Esposito, Identitas Islam, h. 258 46 Esposito, Identitas Islamh h. 259 47 Julie, Umat Begerak Mobilisasi Damai Kaum Islam di Indonesia, Malaysia, dan Turky, h.

186 48

Tujuan ABIM adalah "Berjuang menuju terbentuknya masyarakat yang didasarkan pada

prinsip-prinsip Islam, dan khususnya menampilkan Islam sebagai al-din" 49 Sudarnoto, “Anwar Ibrahim tentang Masyarakat Multiras”, h. 232

21

Sementara itu Jema’ah Tabligh sebagai organisasi dakwah yang berpusat di

Delhi berdiri di Malaysia tahun 1950. Akan tapi baru tampil aktif sebagai gerakan

dakwah pada tahun 1970-80an bersamaan dengan kebangkitan kembali Islam di

Malaysia. Gerakan dakwah ini dibawa oleh Maulana Abdul Malik Madani yang

datang ke Singapura dan Selangor tahun 1952 sebagai utusan dari markasnya di

Nizamuddin. Dari Singapura, dia pernah menuju Kuala Lumpur dan menetap

selama beberapa hari. Dengan bantuan imam Masjid India di Kuala Lumpur ketika

itu, Maulana Abdul Malik menyebarkan program tablighnya kepada orang-orang

India Muslim di wilayah itu. Sebelum kembali ke India pada 1953, sebuah

perkumpulan besar telah berdiri di masjid jalan Tun Perak.50 Tujuan dari gerakan

ini adalah memperbaharui Islam melalui kontak pribadi dan keteladanan para

da’inya. Meski pada awalnya target dakwahnya hanya memfokuskan pada orang

India, tetapi lama-kelamaan non-India juga dilibatkan.

Selain Jema’ah Tabligh, ada Darul Arqom yang memilih gerakan di jalan

damai. Darul Arqom didirikan oleh seorang ulama bernama Ashaari bin

Muhammad.51 Pendekatan Darul Arqom dalam berdakwah hampir seperti Jamaah

Tabligh. Dakwahnya halus, anti kekerasan. Darul Arqom ini berawal dari Majelis

Ta’lim atau kelompok pengajian kecil di Kuala Lumpur yang dibentuk pada tahun

1968. Karena situasi pengajian yang sederhana di tengah ibukota Negara maka

timbulah ide dari Ustad Zakaria Ashari untuk menamakan Majlis Ta’lim tersebut

dengan nama Darul Arqom sebagai kenangan atas rumah salah seorang sahabat

Nabi yang pertama-tama digunakan untuk menda’wahkan Islam di Makkah.52

Darul Arqom ini mengecam keras pengaruh Barat yang diintrodusir

pemerintah sekuler. Darul Arqom menawarkan pola hidup yang didasarkan kepada

prinsip-prinsip Islam. Selain berpola hidup Islam Darul Arqom menekankan

pentingnya membangun suatu masyarakat Islam yang memiliki identitas dan

50 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 78 51 Ashaari Muhammad biasa dipanggil Abuya atau Buya. Abuya Ashaari Muhamad adalah

alumi Ma’had Hishamuddin yang bertempat di Klang, Selangor, Malaysia. 52 Taufik Abdullah (Ed), Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Asia Tenggara, Jakarta: PT

Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002, h. 336

22

bertumpu pada iman dan ukhuwah di kalangan anggotanya sebelum membangun

negara Islam.

Darul Arqom mengkritisi semua pemerintahan Muslim dan organisasi Islam

di luar dan dalam negeri Malaysia, dengan mengatakan bahwa kegagalan mereka

adalah karena mereka tidak dapat memusatkan perhatian pada pendidikan Islam dan

perumusan model komunitas Islam seperti yang dibangun Nabi di Madinah. Namun

demikian, pada tahun-tahun awalnya Darul Arqom cenderung berorientasi pada

sufistik dan apolitis, dengan lebih memusatkan perhatian pada pembangunan model

komunitas Islam dari pada terlibat dalam aksi politik.53

Menurut Darul Arqom untuk membangun negara Islam, terlebih dulu

membangun keluarga Islam dan untuk membangun keluarga Islam, maka harus

menciptakan pribadi-pribadi Islam, yaitu dengan menanamkan iman di dalam hati

setiap pribadi masing-masing. Darul Arqom menjadi bagian penting kesadaran

kebangkitan Islam di Malaysia. Namun seiring perkembangannya, peran Darul

Arqom mulai terbatas, sejak pemerintah melakukan pelarangan terhadap organisasi

ini. Pada 1994 Darul Arqom termasuk para pemimpinnya, dituduh melakukan aksi

radikalisme : mulai dari melatih pasukan privat hingga pembangkangan terhadap

pemerintah Malaysia.

Kebangkitan Islam di Malaysia juga diperkuat oleh gerakan mahasiswa

(kaum muda). Dukungan pemerintah terhadap Mahasiswa telah menimbulkan

dampak yang tidak terduga, yang seharusnya menjadi solusi untuk mengatasi

masalah yang ada, rupanya telah meningkatkatkan kesadaran kalangan pelajar

Melayu. Mahasiswa yang belajar baik itu di dalam negeri ataupun di luar negeri

semakin menujukkan dukungan terhadap gerakan Islam. Banyak mahasiswa yang

tertarik ikut bergabung juga dalam empat gerakan dakwah yang telah disebutkan di

atas. Di samping itu kembalinya mahasiswa yang belajar di luar negeri seperti di

Inggris, dan Timur Tengah semakin meningkatkan kesadaran Islam akan

pentingnya menerapkan nilai-nilai Islamiah dalam hidup bermasyarakat dan

bernegara.

53 Helmiati, “Islam Dalam Politik Malaysia”, h. 281

23

Mahasiwa yang belajar di luar negeri juga ikut terlibat dalam sejumlah

organisasi mahasiswa seperti Islamic Representatitive of the Student (IRS), Suara

Islam, Malaysian Islami Study Group (MISG), Federation of the Student Islamic

Societies (FOSIS) dan Muslim Student Asociation (MSA). Dari organisasi inilah

menguat kesadaran akan arti Islam yang utuh. Bahkan sekembalinya mahasiswa

yang tergabung dalam organisasi ini nampak tambah ekstrim dan radikal karena

terkontaminasi oleh Islam yang fundametal seperti Ikhwan al Muslimin Mesir dan

Jama’ah Islamiah Pakistan yang didirikan al-Maududi. 54 Dari kampus-kampus

para mahasiswa mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah dan melontarkan

tuduhan terhadap UMNO sebagai sekular, partai nasionalis Melayu, dan karenanya

tidak mencerminkan Islam.55

Dapat disimpulkan dari apa yang telah dipaparkan di atas bahwa

kebangkitan Islam di Malaysia lebih merupakan dari gerakan kesadaran tinggi

masyarakat Malaysia akan pentingnya kembali kepada Al-Qur’an dan Hadist.

Masyarakat yang sudah serba kebarat-baratan telah mendorong gerakan Islam

untuk menerapkan nilai-nilai dan norma Islam ke dalam praktek Islam dan institusi

Islam maupun mengamalkannya. Begitupun kebangkitan gerakan Islam di

Malaysia, jika dicemati secara seksama dari pendapat di atas ada dua faktor yaitu

faktor Internal dan Eksternal. Yang menjadi faktor Internal adalah tumbuhnya

kesadaran Islam masyarakat Malaysia bahwa Islam sebagai Ad-Din, jadi Islam

bukan saja sebagai sebuah agama, tapi cara hidup dan peraturan-peraturan yang

meyuluruh. Disni Islam sebagai alternatif di zaman yang sudah serba modern.

Faktor Eksternal sebagai faktor pendukung yang memperkuat gerakan

kebangkitan Islam di Malaysia, misalnya peristiwa revolusi Islam Iran 1978-1978,

pengaruh pemikiran Islam dari luar serta kekecewaan dunia Islam terhadap

nasionalisme sekuler dan meningkatnya aktivitas ekonomi Timur Tengah. Jadi

dalam hal yang demikian diharapkan Islam sebagai jalan keluar dari permasalahan

yang sedang terjadi. Persoalan-persoalan seperti modernisasi, sekularisasi dan

urbanisasi dan sistem ekonomi kapitalis mempunyai pengaruh yang sangat kuat.

54 John L Esposito & John O. Voll, Demokrasi di Negara-negara Muslim, Bandung : Mizan,

1999, h. 145 55 Zainah Anwar, Kebangkitan Islam di Malaysia, terj. Jakarta: LP3ES, 1990, h. 37

24

D. Kebijakan Islam Pemerintah

Pada dasarnya, Pemerintah Malaysia berupaya untuk menciptakan integrasi

nasional dalam kehidupan masyarakat majemuk. Salah satu langkah politik yang

dilakukan adalah membangun sistem yang berhubungan dengan penyatuan.

Perundangan yang disahkan oleh parlemen mencakup 4 aspek utama yaitu:

1. Aspek perlembagaan yang berorientasi kepada penyamarataan kaum untuk

memberikan perlindungan kepada kumpulan-kumpulan tertentu. Contoh:

aturan yang berkaitan dengan keistimewaan Melayu dan kerakyatan bagi etnis

lain. Aturan ini bertujuan untuk mengejar ketertinggalan orang Melayu di

bidang ekonomi dan sosial supaya sejajar dengan etnis lain seperti Cina dan

India dan memberikan status yang sama kepada etnis lain untuk memperoleh

dan memanfaatkan kekayaan negara.

2. Akta-akta yang disahkan Parlimen untuk menjaga persefahaman antara kaum

seperti kedudukan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi, kedudukan raja-raja

Melayu, kedudukan Islam sebagai agama resmi, keistimewaan Melayu, dan hak

kerakyatan non-bumiputra.

3. Akta keselamatan dalam negeri (Internal Security Act-ISA) yang bertujuan

untuk menjaga kepentingan dan keselamatan dalam negeri.

4. Menyatukan partai-partai ke dalam satu kesatuan di bawah barisan nasional

yang dipimpin oleh UMNO.56

Pada tahun 1975, pergerakan dakwah telah menemukan momentum nyaman

dan mulai mengkritik pemerintah, menyerukan pengungurangan korupsi,

transparansi lebih besar, dan lebih banyak upaya substansial melakukan Islamasi.

Kelompok-kelompok lain yang terbentuk di luar negeri, sebagaimana yang telah

diuraikan di atas, juga ikut melontarkan kritik terhadap pemerintah. Pemerintah

mulai tertekan merespon kelompok-kelompok ini. Ali-alih merepresi secara aktif,

negara berupaya mengakomodir mereka secara keseluruhan, terutama sejak

Mahathir Mohammad menjadi Perdana Menteri pada 1981. Untuk itu, pemerinah

56 Nurhasanah M.Ag, “Kebijakan Pemerintah Malaysia terhadap Lembaga Keuangan Islam”,

(Disertasi : Program Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2006), h. 11

25

mengidentifikasi unsur-unsur moderat pergerakan dakwah untuk memastikan

kesesuian dengan cita-cita pembangunan pemerintah.57

Pemerintah telah mengambil langkah-langkah untuk menunjukan dukungan

terhadap Islam. Kebijakan-kebijakan ini meningkat drastis setelah Anwar masuk ke

dalam pemerintahan. Hal ini bisa dilihat pada tabel di bawah, langkah pemerintah

dalam penerapan kebijakan Islami di Malaysia untuk mengakomodir kelompok

Islam.

Kebijakan Islam Pemerintah Malaysia

Tahun

Penjelasan Kebijakan

1974 Pemerintah mendirikan Pusat Islam untuk mengkordinasikan semua kegiatan Islam

Nasional

1975 Kementrian pendidikan meningkatkan anggaran untuk melatih guru-guru sekolah

Islam

1977 Pemerintah mengatur semua pegawai pemerintah perempuan untuk berpakaian alim

1978 Pemerintah mengadakan rencana untuk merevisi sistem legal nasional untuk

membuatnya lebih sesuai dengan syariat

1980 Pemerintah mengumumkan kebijakan untuk mengubah sistem ekonomi Malaysia

mengikuti model sistem Islam

1981 Program-program radio dan tv Islam meningkat pada saluran-saluran pemerintah

1981-

1982

Pemerintah memberlakukan mata kuliah wajib untuk murid-murid universitas

Muslim tentang peradaban Islam

1983 Pemerintah mensponsori Pusat Media Islam dan yayasan pembangunan Islam

didirikan

1984 Pemerintah berusaha menstandarkan hukum keluarga Islam dengan mengeluarkan

Akta Undang-Undang Keluarga Islam

1985 Anwar Ibrahim mendirikan Institute of Policy Development untuk

menyelenggarakan pelatihan pembangunan manusia bagi pemimpin-pemimpin

mahasiswa, aktivis-aktivis muda, manajer-manajer yunior, dan pegawai negeri

1987 International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC) didirikan sebagai

lembaga pascasarjana

1988 Program pembangunan (desa-desa Islam) di kota-kota Malaysia

57 Julie, Umat Bergerak Mobilisasi Damai Kaum Islam di Indonesia, Malaysia, dan Turky,

h. 169

26

1991 Pemerintah meningkatkan regulasi-regulasi tentang penjualan alkohol dan

hubungan-hubungan antar jenis

1992 Institut Kefaham Islam Malaysia (IKIM) didirikan

( Sumber : Julie Chernov Hwang. Umat Bergerak Mobilisasi Damai Kaum Islam di Indonesia,

Malaysia, dan Turki. Terj, Jakarta : Freedom Institut, 2009. Hal 168)

Kebijakan ini menjadi salah satu bukti bahwa Islam di Malaysia sedang

mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dengan menyediakan tempat bagi

kelompok-kelompok Islam. Kebijakan Islam ini diterapkan pemerintah untuk

mendorong tujuan-tujuan Islam dan tercapainya pembangunan negara. Hal ini

berbeda bagi sekelompok Islam yang dianggap pemerintah sebagai gerakan yang

beraliran menyimpang seperti apa yang telah penulis sebutkan di awal, bahwa

gerakan atau partai yang anti sistem, menimbun senjata atau membawa ajaran

songsang, maka pemerintah tidak segan-segan akan melakukan pembersihan.

Sejak diberlakukannya kebijakan Islam, pemerintah Malaysia mendukung

partai dan kelompok-kelompok Islam. Gerakan kelompok Islam di Malaysia

semakin menemukan memtum nyaman, tetapi pergerakan kelompok-kelompok

tersebut tidak sebebas seperti di Indonesia UUD Malaysia tetap membatasi aktivitas

yang berkaitan dengan kebebasan berkumpul berbicara dan pers :

a. Akta hasutan 1972 melarang pembicaraan yang bisa dianggap menghasut atau

menimbulkan disharmoni atau konflik antar ras.

b. Akta mesin cetak dan penerbitan 1984 mengharuskan Kementerian Dalam

Negeri untuk mencabut izin penerbitan apapun yang “mengemparkan pikiran

orang banyak” atau yang dianggap “Mengganggu ketentraman dan keselamatan

publik, serta bertentangan dengan moral”

c. Akta polis 1967 membatasi kebebasan berkumpul dengan mengharuskan izin

bagi pertemuan tiga atau lebih orang. Akta polis sebagai alat pemantauan.

d. ISA mengusahakan Menteri Dalam Negeri untuk menahan orang tanpa

pengadilan “Jika Mentri puas bahwa penahanan setiap orang harus dengan

tujuan untuk mencegahnya dari pada bertindak dengan cara apapun yang

membahayakan keamanan Malaysia atau setiap bagian atau pemeliharaan

layanan perlu di dalamnya atau posisi ekonominya”.58

58 Julie, Umat Bergerak, h. 182

27

Malaysia mendorong mobilisasi Islam dengan mengizinkan kelompok-

kelompok Islam berpatisipasi dalam politik lewat berbagai jalur institusional.

Mereka bisa direkrut ke dalam koalisi pemerintah dan bekerja mencapai tujuannya

mendorong implementasi negara Islam dan syariat.

Sejak Islam menjadi institusi negara Malaysia, maka peran mufti sangat

berpengaruh dalam memutuskan problem keagamaan. Sejak masa kemerdekaan

keberadaan Mufti semakin diperkokoh dan diinstitusikan melalui pelantikan resmi

yang berfungsi untuk memberikan nasihat mengenai hukum-hukum agama Islam

pada Sultan.59 Salah satu fungsi dari dari Mufti adalah memberikan fatwa tentang

Aqidah, Syariah dan Ahklak.

Sejak dikeluarkannya fatwa pertama kali pada tahun 1980, tentang ajaran

Mazhab Muhammad Matahari yang telah diisyaratkan murtad dan menyeleweng

dari ajaran Islam. Setelah itu fatwa Mufti baru diterbitkan lagi pada tahun 1993 (1

fatwa) dan 1994 (3 fatwa). Fatwa yang diterbitkan dari 1993 lebih ke Muamalat

sampai 1995 yaitu tentang sosial.60

Selain itu ada fatwa baru yang tidak pernah diterbitkan sebelumnya, seperti

pengharaman terhadap buku-buku dan sekaligus ajarannya. Barikut fatwa

pengharaman sejak 1991-1994.

Tahun Perkara yang diwarta Jumlah

1991 Ajaran salah Hj. Khahar bin Hj. Ahmad Jalal

Pengharaman buku yang dikarang oleh Hj. Khahar bertajuk al-

Furqaan-Pembeda

2

1992 Fatwa harta pesaka Khairil Albreht bin Abdullah 1

1993 Fatwa pengharaman buku “Aurad Muhammadiah” pegangan

Darul Arqom

1

1994 Fatwa tentang fahaman dan ajaran yang dipegang oleh

Kumpulan Al-Arqom pimpinan Hj. Ashari Muhammad

Fatwa tentang sistem agihan zakat negeri Selangor

3

59 Ahmad Hidayat Buang, “ Analisa Fatwa-fatwa Semasa Syariah di Malaysia, Jurnal

Syariah”. Volume 10, No 1, (2002), h. 40 60 Website resmi majlis ulama Malaysia http://www.muftiselangor.gov.my di akses pada

tanggal 10/11/2015 jam 11:24 pm

28

Pindaan fatwa tentang fahaman dan ajaran yang dipegang oleh

kumpulan Al-Arqom pimpinan Hj. Ashari

( Sumber : Mohd. Ali Haji Zainal, Himpunan Fatwa Warta Kerajaan Negeri Malaka 1986 -2005, 2005

: Jabatan Mufti Negeri Malaka. Cet-1. Diakses dari website http://library.utem.edu.my/e-

melakakoleksi/%20/melaka-agama-fatwa.pdf. Dan disertasi : Mizni Binti Abdul Wahab,

Pentadbiran Fatwa di Negeri Selangor Kajian Terhadap Enakmen Pentadbiran Perundangan Islam

Selangor 1989, Disertasi : Universiti Malaya Kuala Lumpur 2000. Hal 158)

Dalam Akta Administrasi Undang-Undang Islam (Wilayah-Wilayah

Federal) 1993, ketentuan mengenai fatwa dijelaskan di bagian 34 yaitu:

1. Fatwa adalah pendapat atas persoalan yang belum terselesaikan atau

yang menimbulkan permasalahan mengenai sesuatu tertentu atau yang

berhubungan dengan Hukum Syarak;

2. Mengenai kapan fatwa itu dibuat, yaitu apabila diperintahkan oleh Yang Di-

Pertuan Agung, atau atas permintaan orang banyak atau kelompok melalui surat

yang dikirimkan kepada Mufti, atau dibuat atas kehendak Mufti itu sendiri;

3. Suatu pernyataan yang dibuat oleh Mufti hanya boleh diambil sebagai fatwa

jika pernyataan itu disiarkan dalam warta berhubung dengan Hukum Syarak.

4. Suatu fatwa yang telah disiarkan dalam warta harus dipatuhi oleh semua umat

Islam yang berada di negeri itu, kecuali amalan pribadi yang dibenarkan

mengikut Hukum Syarak;

5. Fatwa yang diwartakan merupakan bagian daripada undang-undang yang perlu

diikuti oleh semua Mahkamah Syariah bagi negeri itu.61

Penentuan dalam pengambilan fatwa yang sudah ditentukan, barang siapa

yang mendapat masalah yang berhubungan dengan Agama Islam atau nas boleh

mengajukan surat tertulis kepada Yang Dipertuan Majlis Agama Islam untuk

meminta fatwa. Maka fatwa tersebut akan dipertimbangkan dalam menentukan

keputusan terlebih dahulu melakukan penyelidikan, apakah permasalahnya masuk

dalam ranah kecil atau besar.62

61 Website resmi majlis ulama Malaysia http://www.e-fatwa.gov.my/fatwa di akses pada

tanggal 26/12/2015 jam 11:24 pm 62 Zaini Nazoha, “undang-undang Penguatkuasaan Fatwa di Malaysia, Jurnal Islamiah

Universiti Kebangsaan Malaysia ” Volume 17, No 1, (2005), h. 26

29

Beberapa kebijakan di atas adalah sebagai dukungan pemerintah terhadap

gerakan Islam di Malaysia. Pertama karena ingin mengakomodir gerakan

keagamaan secara nasional. Kedua karena memang ada tujuan-tujuan tertentu yang

ingin dicapi pemerintah. Kerusuhan 13 Mei telah menjadi gambaran sejarah suram

untuk tidak terulang kembali dikemudian hari. Sehingga pemerintah mengambil

langkah untuk mengatur kembali tata negara dan kesejahteraan negara. Mulai dari

menerapkan NEP untuk mengatasi ketimpangan ekonomi di masyarakat, hingga

upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengakomodir kelompok

keagamaan ataupun partai dalam satu barisan nasional.

Disamping itu gerakan kebangkitan Islam menjadi problem baru bagi

pemerintah. Problem tersebut muncul dari kalangan terdidik dan menengah keatas

yang bersifat kritis terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Belum lagi gerakan

kebangkitan Islam di Malaysia tidak semuanya pro-pemerintah dan lebih memilih

mengkritisi kebijakan-kebijakan pemerintah. Tidak semua kelompok mengecam

kebijakan yang diterapkan pemerintah. Sehingga pemerintah harus mengambil

langkah tegas dalam menyikapi kelompok-kelompok yang memang mengamcam

keutuhan negara Malaysia.

Menerapkan kebijakan-kebijakan yang mengakomodir kelompok gerakan

Islam ke dalam satu tujuan ini untuk mendorong implementasi negara Islam dan

syariat. Pemerintah juga menindak tegas kelompok yang tidak sesuai dengan

tujuan-tujuan pemerintah. Hal ini bisa disimak pada gerakan kelompok Islam yang

dilarang pemerintah yaitu Darul Arqom pada tahun 1994. Fatwa mufti menyatakan

ajaran tersebut tidak sesuai dengan agama Islam murni, ajaran –ajaran seperti ini

disbut Songsang. Malah golongan-golongan yang menjadi penggerak gerakan

kesadaran Islam dinilai penguasa dan kaum nasionalis-sekuler, sebagai sumber

radikalisme dan oposisi. 63 Pemerintah juga mengunakan ISA sebagai amunisi

utama untuk membredel gerakan yang mengamcam stabilitas keamanan negara.

Terkait kebijakan-kebijakan yang digulirkan pemerintah beberapa pihak

menanggapi kebijakan tersebut hanya sebatas simbolis saja. Langkah pemerintah

dalam menerapakan kebijakan-kebijakan Islam lebih bersifat politis. Hal ini jelas

63 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik”, h. 202

30

terlihat dari pernyataan ABIM yang mengatakan pemerintah tidak Islam, dengan

mengklaim bahwa di lingkungan pemerintah masih banyak praktek-praktek yang

mencemarkan prinsip keadilan Islam.64

Bahkan bagi ABIM pertimbangan rasial dalam kebijakan NEP yang

digulirkan 1969 bertentangan dengan ajaran Islam. ABIM menilai pemerintah

UMNO pada hasil Pemilu 1969, telah menerapkan “Politik Etnis” dan ini

membahayakan. Menurut ABIM solusi terbaik adalah menegakkan negara Islam.

Negara Islam ini yang akan memberikan manfaat secara sosio-ekonomi dan politik

secara adil kepada etnis yang lain.65 ABIM juga secara terbuka mendukung partai

PAS yang menurut ABIM mendapat perlakuan kurang adil dari UMNO. Bahkan

ABIM berkampanye untuk PAS dalam pemilu 1978 untuk memenangkannya.

Tidak hanya ABIM, Darul Arqom juga melontarkan kritik terhadap

kelemahan sistem pemerintah yang diadopsi dari sistem Barat. Solusi yang

ditawarkan Darul Arqom terhadap pemerintah adalah pola hidup yang didasarkan

kepada prinsip-prinsip Islam. Darul Arqom menolak sistem politik Barat dan sistem

politik yang menggunakan slogan Islam.66 Jadi dalam hal demikian Darul Arqom

mempunyai pandangan tersendiri.

Pada masa sebelumnya, era pemerintahan Abdul Razak (1971-1976) sampai

pada era Tun Huesein Onn (1976-1981) pemerintah belum begitu menggalakkan

kebijakan-kebijakan dalam mendorong kebijakan Islam. Baru pada era Mahathir

kebijakan yang bersifat Islami mengalami peningkatan pesat, seperti pada tabel

yang telah penulis paparkan di atas. Disisi lain arus kebangkitan Islam yang begitu

pesat menjadi tantangan yang harus dihadapi pemerintah, solusi terbaiknya adalah

dengan mendukung dengan menjalankan program-program Islami.67 Hal ini juga

yang di pandang oleh PAS bahwa pemerintah tidak menerapkan Islam secara utuh,

tidak benar-benar menerapkan prinsip-prinsip Islam dalam pemerintahan.

64 Helmiati MA,g. Islam Dalam Politik Malaysia, Disertasi Disertasi Program Pasca Sarjana

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2006, h. 277 65 Sudarnoto, Orientasi dan Dinamika Sosial Politik, h. 203 66 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia. Hal 112 67 Ibrahim Ahmad, Konflik UMNO-PAS dalam Isu Islamasi, Selangor : Ibs Buku Sdn. Bhd.

1998, h. 49

31

PAS memang sejak awal sudah menjadi partai oposisi utama pemerintah

(UMNO). Karena itu, PAS berupaya mengkritik terus menerus kebijakan-

kebijakan yang dibuat oleh Pemerintah, 68 karena kebijakan itu belum mampu

menyentuh persoalan mendasar yaitu tidak didasarkan pada al-Quran dan Hadits.

Salah satunya adalah memilih tidak libur pada hari Jum’at dan pemberian izin bagi

penjualan minuman keras.69

PAS memang pernah bekerja sama dengan UMNO dalam Barisan Nasional

pada tahun 1973, tetapi dikeluarkan pada tahun 1978. Keluarnya PAS dari BN

disebabkan oleh faktor pemecatan Datuk Muhammad Nasir meteri besar Kelantan

1978. PAS semakin gencar mengkritisi pemerintah, terutama sejak berakhirnya

kerjasama PAS dengan UMNO dan Barisan Nasional (BN). 70 Dari sini PAS

menyatakan pemerintah tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat modern.

Terlepas dari hal-hal yang disebutkan, kecenderungan-kecenderungan

kaum nasionalis yang lebih sekuler banyak menuai kritik dari kelompok-kelompok

oposisi. Tampak seperti dalam pandangan Mahathir, bahwa Islam dalam

pandangannya, adalah agama yang telah menyatu dalam kebudayaan Melayu,

sehingga kebudayaan nasional harus berteraskan kebudayaan Melayu. Menurut

kelompok Islam berbeda, sebab kemampuan Islam dalam menyatukan Melayu

lebih dari pada itu. Kelompok Islam aktif menyuarakan Islam sebagai solusi

alternatif bagi bangsa Melayu.

68 Taufik Abdullah & Sharon Siddique (Ed), Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia

Tenggara, h. 188 69 Esposito, Identitas Islam, h. 266 70 Datuk Halim Abdul Rahman. PAS, Kami Bukan Mungkir Janji, tapi Memang Ditendang

BN Keluar, (Online). www.themalaysianinsider.com diakses pada tanggal 15/12/2015 jam 21:08

32

BAB III

DARUL ARQOM : SEJARAH DAN DOKTRIN

A. Sejarah dan Perkembangan Darul Arqom

Perkembangan gerakan Islam di Malaysia sangatlah menarik untuk disoroti

lebih dalam, terutama pada gerakan kelompok keagamaannya. Memasuki tahun

1970, ekonomi masih menjadi permasalahan rakyat, hal ini mengundang

keprihatinan kalangan tokoh intelektual dan agama. Selain itu problem etnis terus

memanas yang menimbulkan pecahnya kerusuhan rasial antara orang Melayu dan

Cina yang menelan korban jiwa dan harta benda tidak sedikit.

Bersamaaan dengan itu, gerakan Islam di Malaysia mulai tampak sebagai

respon terhadap problem yang terjadi, disamping sebagai solusi untuk mengatasi

permasalahan yang ada. Perkembangan gerakan Islam di Malaysia dapat dilihat dari

berkembangnya sejumlah gerakan dakwah Islam. Pada akhir tahun 1960-an dan

awal 1970-an muncul gerakkan dakwah Islam di Malaysia, salah satunya adalah

Darul Arqom.71 Gerakan ini berkembang cukup signifikan pada dekade 1970-80.

Sejarah kemunculan Darul Arqom berkaitan erat dengan Tarekat

Muhammadiyah yang dibawa oleh Syeikh Muhammad Suhaimi bin Abdullah. Ia

adalah keturunan Jawa yang menetap di Mekkah selama 12 tahun. Ia memilih

Singapure sebagai tempat tinggalnya. Kemudian Pindah ke Kelang, Selangor pada

tahun 1900 hingga wafat 1923. Dari sini Terekat Muhammadiyah disebarluaskan

oleh anak cucunya dan para muridnya serta para khalifah.72

Sejak meninggalnya Suhaimi, perannya dilanjutkan oleh anak dan cucunya

dalam menyebarkan Tarekat Muhammadiyah. Diantara anaknya serta para khalifah

yang turut andil dalam mengembangkan tarekat tersebut adalah Muhammad

Fadhullah yang menyusun Manaqib Muhammad Suhaimi dalam Bahasa Jawa,

Muhammad Khairullah kemudian yang menyempurnakan Manaqib tersebut dalam

Bahasa Melayu. Selain itu, cucu Muhammad Suhaimi juga punya andil besar dalam

71 Moeflich Hasbullah (Ed), Asia Tenggara Konsentrasi Baru (Kebangkitan Islam).

Bandung: PT. Fokus Media. 2003, h. 189 72 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 91

33

mengembangkan tarekat tersebut yaitu Muhammad Toha al-Suhaimi, anak dari

Muhammad Fadhullah. Muhammad Toha telah ikut mnyempurnakan Manaqib

Syekh Suhaimi.73 Para muridnya dan wakil khalifah yang telah dilantik turut andil

dalam mengembangkan Tarekat Muhammadiyah.74

Ashaari Muhammad memiliki kaitan yang erat dengan Tarekat

Muhammadiyah. Kaitannya dari Wak Ibrahim yang mengasuh Ashaari Muhammad

sejak kecil. Wak Ibrahim adalah seorang murid setia Syeikh Suhaimi dan kemudian

menjadi adik ipar Kyai Sahid, seorang khalifah Tarekat Muhammadiyah. Pada saat

Ashaari Muhammad dewasa menjadi tokoh penting yang menjadikan Tarekat

Muhammadiyah terkenal. Pengaruh Tarekat Muhammadiyah sangat kental pada

Ashaari Muhammad, ia juga mengambangkan terekat ini dengan membentuk Darul

Arqom, ia menulis buku Aurad Muhammadiah. Buku ini sangat fenominal

sekaligus mengundang kontroversi. 75 Darul Arqom yang dibentuk oleh Ashaari

Muhammad orientasinya Islami, bergerak di jalan dakwah, dakwahnya halus dan

anti kekerasan.

Darul Arqom didirikan pada tahun 1968 di Lorong Kiri 2, Datuk Keramat,

Kuala Lumpur oleh Ashaari Muhammad. Markasnya ada di rumah yang dihuni oleh

Cekgu Abdul Rahman Haji Shamsuddin yang sama-sama mengajar dengan Ashari

Muhammad di sekolah kebangsaan Datuk Keramat. Karena rumahnya berwarna

putih, kelompok ini akhirnya dinamakan jamaah Rumah Putih. Awal didirikan

Darul Arqom hanya sebatas Majelis Ta’lim atau kelompok pengajian kecil di Kuala

Lumpur. Tetapi setelah berjalan selama tiga tahun, maka timbullah ide untuk

menganti nama kelompok ini dengan Darul Arqom.76 Nama ini dipilih sebagai

kenangan atas rumah salah seorang sahabat Nabi yang pertama-tama digunakan

73 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik “, h. 215 74 Diantaranya Kyai Bunai di Jawa, Kyai Zaid, Kyai Kunawi, Kyai Soleh Gunung Pondok,

Kyai Soleh Linu Batu Pahat, Kyai Mustahab Alor Gajah, Kyai Fadil, Kyai Syahid, Kyai Kusairi,

Kyai Samuri, Kyai Abdullah (adik Kyai Syahid), Kyai Sahid, Wak Ibrahim, Kyai Fadli dan Embah

Mahmud. Lihat uraian lebih lanjut, Sudarnoto. “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik”, h. 214-217 75 Ashaari Muhammad biasa dipanggil Abuya. Selain itu penyebutan Syeikhul Arqom juga

disandangkan terhadap Ashari Muhammad.

76 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 92

34

untuk mendakwahkan Islam di Makkah.77 Nama ini diusulkan oleh Zakaria Ashari

yang saat itu markas Darul Arqom sudah pindah ke rumah Mohd. Saleh Abu Bakar

di Simpang Flat, Jalan Pekeliling.

Sejarah berdirinya Darul Arqom dilatarbelakangi oleh dua faktor. Pertama,

adalah kondisi masyarakat Malaysia yang saat itu menurut Ashaari Muhammad ada

dalam krisis keagamaan, ahlak, norma, dan krisis ekonomi, politik. Permasalahan

tersebut setiap hari semakin bertambah, bukan malah berkurang. Ditambah

modernisasi, pembangunan dan merebaknya budaya Barat. 78 Kedua, Ashaari

Muhammad menilai para pejuang Islam mulai tumpul, kelompok-kelompok Islam

tidak mampu memperjuangkan tegaknya ajaran Islam. Islam hanya sebatas simbolis

untuk meraih kekuasaan dan apabila mereka sudah aktif di pemerintahan cita-cita

Islam tidak direalisasikan.79

Melihat kondisi masyarakat yang demikian, Ashaari Muhammad merasa

prihatin. Maka ia berinisiatif mendirikan Darul Arqom untuk membangun kembali

kehidupan masyarakat yang berlandaskan kepada Al-Qur’an dan Sunnah. Darul

Arqom ingin menerapkan konsep Islam ke dalam semua aspek kehidupan seperti

berpakaian, makan minum, berumah tangga, mengatur masyarakat, pendidikan,

ekonomi sampai mengatur negara dan hubungan Internasional. Ini menjadi pijakan

awal berdirinya Darul Arqom di Malaysia untuk memperbaiki kondisi masyarakat.

Pada tahun 1970 pergerakan Darul Arqom mulai semakin tampak, kegiatan

dakwahnya mulai berjalan di mesjid, sekolah, perkantoran dan tempat-tempat

lainnya. Darul Arqom memusatkan kegiatannya di tiga Negara Bagian, yaitu

Selangor, Kedah dan Trengganu. Basis utamanya di Kampung Pencala, Selangor,

77 Taufik Abdullah (Ed), Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Asia Tenggara, Jakarta: PT

Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002, h. 336 78 Ustaz Ashaari Muhammad, Renungan Untuk Mengubah Sikap, Selangor : Penerangan

Al-Arqam, 1990, h. vi 79 Ustazah Khadijah Aam, Langkah-langkah Perjuangan, kota terbit : Al Arqam, tahun, h.

7. Buku tidak diketahui kota penerbit dan tahunnya. Karena disebabkan sebagian lampiran-lampiran

yang menampilkan kota terbit dan tahunnya hilang.

35

dekat Kuala Lumpur.80 Kegiatan dakwah Ashaari Muhammad yang diadakan di

Masjid Pakistan dan Masjid Jami’ Kuala Lumpur.

Pada tahun 1972 Darul Arqom memulai era baru dengan membuka

perkampungan Islam di Sungai Pancala, Selangor. Kawasan yang seluas 5 hektar

ini dibeli oleh Ashari Muhammad dan rekannya sebagai tempat dan markas

kegiatan Darul Arqom. 81 Tempat inilah yang dijadikan sebagai pusat kegiatan

utama Darul Arqom di Malaysia. Di sini Darul Arqom membangun Yayasan Al-

Arqom pertama, karena belum memiliki sekolah sendiri waktu itu. Tahun 1975

Darul Arqom mengirim pelajar ke sekolah lain yang berjumlah 12 orang ke

Yayasan Al-Khairiyah, Kupang, Baing. 82 Namun tidak lama setelah itu Darul

Arqom membentuk sekolah sendiri. Akan tetapi pada bulan Agustus tahun 1975

para pelajar tersebut ditarik kembali dari sekolah Al-Khairiyah yang dikirim

sebelumnya oleh Darul Arqom.83 Tenaga pengajar pertama sekolah Darul Arqom

adalah Ashaari dan istrinya. Sekolah pertama Darul Arqom sudah dibangun tetapi

belum terdaptar di Kementerian Pendidikan di Malaysia. Menurut Julien Lee,

sekolah yang didirikan Darul Arqom tidak menerima kurikulum pemerintah dan

karena itu juga secara formal tidak terdaftar di Kementrian Pendidikan Nasional

Malaysia.84

Berdirinya Yayasan Al Arqom menjadi awal permulaan perkembangan

Darul Arqom. Sungai Panchala adalah daerah di luar ibu kota Malaysia yang

menjadi pusat kegiatan Darul Arqom. Tidak hanya di bidang dakwah, kelompok ini

juga aktif di bidang sosial dan ekonomi, seperti pelayanan desa, sekolah, toko dan

pusat kegiatan perempuan.85 Pada Desember 1976 untuk pertama kalinya Darul

80 Ahmad Ibrahim dkk (Ed), Islam di Asia Tenggara: Perkembangan Kontemporer,

Jakarta: LP3S, 1990, h. 91 81 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 95 82 Yayasan Al-Khairiyah yang terletak Baling ini menekankan pada konsep Tarbiyah

Islamiah yang belum ada di Selangor. Kepala sekolah Yayasan ini adalah Muhammad Rusdi Yusuf

alumni Al-Azhar, ia juga pedukung Darul Arqom yang kemudian menjadi ketua Yayasan sekolah

Al-Arqom. 83 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 95 84 Julian C.H Lee. Islamization and Activist In Malaysia, Singapore : Institute of Southeast

Asian Studies, 2010, h. 196 85 Taufik Abdullah (Ed), Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Asia Tenggara, h. 100

36

Arqom mulai menyelenggarakan program kajian masalah Islam yang diadakan

untuk umum. Kemudian bulan Mei 1977 Darul Arqom juga mendirikan pusat

Pelayanan Ummah yang berpusat di Gombak dan kepalanya adalah Akhbar Anang.

Pada Juli 1978 telah dibuka Pusat Pengobatan Islam Al-Arqom di desa Minang,

Gombak yang dikelola oleh Nordin Ahmad. Pusat pengobatan ini terdiri dari

beberapa macam pelayanan, seperti rawat jalan, persalinan, dan pijat tradisional.

Selanjutnya terbentuklah TK Al-Arqom di Taman Gombak.

Darul Arqom mengoperasikan perumahan seluas 10 hektar, di Batu

Hampar, Perak, termasuk pusat pertanian Al-Arqom. Darul Arqom menggarap

pertanian hampir di semua dusun, menanam berbagai tumbuhan dan juga

mengoperasikan tambak ikan, peternakan unggas dan juga kebun bibit bunga di

tahun 1983. Dalam pembangunan ekonomi Darul Arqom memproduksi berbagai

jenis merk kosmetik, perlekapan toilet, air minum dan berbagai jenis bisnis

lainnya.86 Hal ini untuk pegangan melawan merebaknya produk-produk asing yang

dikwatirkan tidak terjamin kehalalannya.

Darul Arqom mendapat keuntungan dengan bergabungnya sejumlah tokoh

yang mendukung kegiatan Darul Arqom seperti Akhbar Anang, Haji Abdul Halim

Abbas.87 Tidak hanya itu sejumlah tokoh ikut bergabung bersama Darul Arqom.

Abd. Rahim Syeikh Ahmad, pernah menjadi (seorang Qodi di Temerlon) yang

bergabung pada tahun 1977. Mukhtar Yaakob, seorang guru yang kemudian

dilantik sebagai kepala Yayasan Al Arqam tahun 1979. Darul Arqom memang

seperti magnet yang menarik dukungan dari kalangan masyarakat terutama

kalangan pejabat serta para mahasiswa yang belajar di Malaysia atau tempat lain

yang simpatik terhadap Darul Arqom.88 Meskipun di kemudian hari Darul Arqom

juga mengalami pergeseran haluan. Pada tahun 1987, Ashaari Muhammad melantik

86 John L. Esposito (Ed). Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, Terj. Bandung : Penerbit

Mizan, 2001, h. 354 87 Akhbar Anang pernah menjadi dosen ekonomi di Institut Teknologi Kebangsaan (kini

sudah menjadi Universitas Teknologi Malaysia). Anang kemudian diberi kepercayaan oleh Ashaari

sebagai tangan kanannya. 88 Wahyu Ilaihi & Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah. Jakarta : Prenada Media

Group, h. 160

37

Hamim bin Rahmat untuk mengantikan Mokhtar Yaacob. Tetapi tahun 1991

digantikan lagi oleh Abdul Halim Abbas.89

Dalam menjalankan tugasnya Ashaari Muhammad tidak sendiri, ia dibantu

oleh sejumlah tokoh dalam menjalankan pemerintahan. Ashaari Muhammad

dibantu oleh beberapa orang yang disebut Majlis Syura yang terdiri dari 28 orang,

8 orang wakil dan 20 orang direktur untuk berbagai projek dan jabatan. Berikut

struktur organisasi Darul Arqom :

Pendidikan

Struktur di atas adalah susunan kemimpinan Ashaari Muhammad dalam

menjalankan pemerintahan.90 Dalam struktur tersebut Ashaari Muhammad sebagai

89 Farah wahida Mohd Yusof, Al-Arqam & Ajaran Muhammadiyah Satu Penilaian.

Malaysia : Universiti Teknologi Malaysia, 2007, h. 21 90 Tasman, Dakwah Islam Dalam Perspektif Ashaari Muhammad, h. 65

Pemimpin Tertinggi

Ashaari Muhammad

Wakil

Abdul Halim Abbas

Majlis Syura

Amir Negeri

Wakil I

Wakil II

Setia Usaha

Wakil Setia Usaha

Syukbah Tarbiyah

Pendidikan

Dakwah dan

Perhubungan

Syukbah Ekonomi

Industri

Pelayanan Sosial

Perdagangan

Penerangan

38

Amir dan disitu ia juga yang melantik bawahannya. Sementara untuk tingkat daerah

dilantik oleh Amir tingkat negeri. Majlis Syura dibentuk untuk membantu

mengontrol segala kegiatan Darul Arqom dalam menjalankan kegiatantanya selaras

dengan yang diputuskan oleh Amir. Selain itu, diantara yang ditangani oleh Majlis

Syura meliputi bidang-bidang pendidikan, informasi, pelayanan kesehatan,

perdagangan dan industri. 91 Posisi-posisi diatas ini diduduki oleh mereka yang

berpendidikan tinggi seperti alumni Al-Azhar. Tentunya hal ini akan sangat

membantu bagi perkembangan Darul Arqom selanjutnya.

Perkembangan Darul Arqom cukup signifikan di Malaysia. Hal ini bisa

disimak pada beberapa lembaga yang dibentuk Darul Arqom. Pertama Syu’bah

Tarbiyah wa at-Ta’lim (Biro Pendidikan dan Pelajaran) yang memberi perhatian

terhadap studi agama dan akademik, pembangunan TK, SD dan Sekolah Pertama

Atas yang didukung tenaga ahli. Kedua Syu’bah Ijtimaiyah (Pelayanan Sosial)

dengan melakukan pembagunan klinik pertama tahun 1977, melayani kesehatan,

kematian yang berupa bantuan mobil jenazah. Ketiga Syu’bah at-Tjiarah wa as-

Sina’ah (Biro Perusahaan dan Perdagangan). Dari biro ini Darul Arqom

memproduksi kebutuhan bahan-bahan pokok rumah tangga yang berlabelkan Darul

Arqom. Selain itu ada Syu’bah az-Zira’ah (Biro Pertanian). Biro ini dijalankan

dengan penanaman padi, kelapa dan sayuran. Keempat Syu’bah I’lam (Biro

Penerangan). Biro ini disebut juga Biro Dakwah. Melalui Biro ini tahun 1977 surat

kabar Al-Arqam pertama kali terbit dan selanjutnya beberapa majalah, serta

penerbitan buku-buku yang umumnya karya Ashari Muhammad atau dinisbahkan

kepadanya.92

Pada tahun 1979 Darul Arqom mulai melebarkan sayapnya ke dunia

Internasional di beberapa negara Asia Tenggara, Eropa dan Timur Tengah.93 Di

beberapa negara Asia Tenggara antara lain Indonesia,94 Thailand, Pilipina Brunei,

91 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik”, h. 220 92 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 109 93 Esposito (Ed). Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, h. 353 94 Laporan Utama, Majalah Gatra, Edisi 28 Beredar Jum’at 21 Mei 2004. Diakses dari

www.arsip.gatra.com pada jam 21:22 tanggal 06/01/2016

39

Cina,95 Jepang, Singapura. Di negara lain, Darul Arqom juga berkembang misalnya

Amerika, Kanada, Australia Selandia Baru, Inggris, Francis, Jerman, Pakistan,

Yordania, Uzbekistan. Sementara di Timur Tengah yaitu Mesir.96 Dari catatan buku

Ashaari Muhammad Darul Arqom juga mendirikan kantor Hubungan Internasional

di Pakistan dan Al-Arqom Centre of Trade (pusat perdagangan Al-Arqom) di

Uzbekistan. 97 Di Philipin Darul Arqom menjalin kerjasama untuk membangun

sistem komunikasi dengan penggunaan satelit Comunication Rusia.

Darul Arqom juga mengekspor produk-produknya seperti Snack, minyak

goreng, kecap, pasta gigi bedak, roti dan lain-lain. Produk-produk ini di ekspor ke

Cina dan membangun peternakan Domba di Yunnan. Di Indonesia Darul Arqom

juga mengembangkan berbagai macam usaha. Dari hasil laporan wawancara

Sudarto wartawan Suaramerdeka terhadap Budi Hartanto, Koordinator Darul

Arqom (Pegarah Negeri) yang bertempatkan di Jl Tlogosari Raya Semarang

menyampaikan, Darul Arqom telah memiliki program seperti usaha

perdagangan/bisnis, percetakan, bengkel.98 Usaha-usaha yang dikembangkan Darul

Arqom tersebut menurut Sudarto menarik menat beli masyarakat, karena bagi

warga miskin cukup membayar semampunya.

Tahun 1993 Darul Arqom meresmikan Al-Arqom Group of Companies

(AGC) Chiegmai, Thailand. Peresmian tersebut diiringi dengan muktamar

Ekonomi Antarbangsa yang diikuti oleh konglomerat yang menaungi sektor

perniagaan serta usaha-usaha yang dimiliki Darul Arqom yang meliputi,

pengangkutan industri makanan dan minuman, penerbitan, perusahaan pakaian dan

kosmitik, teknologi tinggi, perawatan dan pengobatan, transfortasi wisata, media

elektronik, pemasaran dan pengendaraan, promosi, wadiah (perbankan), pertanian,

pasar mini, kedai runcit, restoran, peternakan, import dan eksport, tanah dan

95 Esposito (Ed), Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, h. 353 96 John MacDougall. Al Arqam, Date 11 Agust 1994. Diakses dari www.library.ohio.edu pada

jam 21:45 tgl 06/01/2016 97 Ustaz Ashaari Muhammad, Barat di Ambang Maut. Kuala Lumpur : Penerbit Hikmah,

1993, h. viii 98 Sudarto, Tokoh Unik Ashaari Muhammad. 7 Desember 2006. Diakses dari

www.suaramerdeka.com pada jam 07:00 tgl 20/03/2016

40

pembangunan, pelatihan kemampuan dan pembinaan serta perdagangan

Internasional.99

Tercatat pada tahun 1991 ada 45 merk perlengkapan rumah tangga dan 417

bisnis dari berbagai macam jenis, 450 kaset audio, 500 video, seperti film

dokumenter, kuliah keagamaan, dakwah, dialog dan wawancara. Darul Arqom

mendirikan 48 dusun Islam mandiri di seluruh Malaysia, juga memiliki 257 sekolah

di Malaysia 11 diluar negeri dengan jumlah total 9.541 siswa dan 696 guru di tahun

1994. Darul Arqom juga menerbitkan 15 majalah100 bulanan dengan total sirkulasi

928 eksemplar perbulan pada tahun sebelumnya.101 Selain itu Darul Arqom juga

memiliki Super Market, Mini Market, Taylor Shop, Toko Kaset dan Buku, Toko

Buah, Restoran, Toko Elektronik, Proyek kerajinan tangan, Bengkel Perabot dan

Bengkel Motor & Mobil yang semuanya itu berjumlah 153 buah.102

Darul Arqom mengalami perkembangan yang pesat. Tetapi di tengah-

tengah perkembangannya Darul Arqom diterpa permasalahan internal.

Permasalahan tersebut berkaitan dengan kepemimpinan Ashaari Muhammad dan

ajarannya. Pada 14 Maret 1979, “Kumpulan Tujuh”103 yang dipimpin oleh Akhbar

Anang dicopot dari jabatannya dan dikeluarkan dari Darul Arqom. Menurut Ashaari

Muhammad tindakan tersebut dilakukan, karena Perkhidmatan Ummah yang

dipimpin oleh Akhbar Anang berusaha membentuk jamaah dalam jamaah dengan

menghasut anggota bahwa Ashaari Muhammad tidak layak menjadi Pemimpin dan

melantik Mokhtar Yaakob sebagai pemimpin Darul Arqom.104

99 Ahmad Fauzi Abdul Hamid, “ Pemerintah dan Gerakan Islam di Malaysia, Jurnal

Pemikir Membangun Minda”. No. 01, (2001) : h. 118 100 Di antara majalah tersebut seperti majalah wanita 'An Nasihah', majalah berita 'Al Qiadah',

majalah anak-anak 'Al Ain' (untuk putri) dan 'An Nur' (untuk putra), majalah remaja 'Fardhu Ain'

selebihnya lihat uraian (Esposito (Ed). Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, h. 353-355) 101 Esposito (Ed). Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, h. 354 102 John MacDougall. Al Arqam, www.library.ohio.edu 11 Agust 1994 103 Di antara mereka adalah Akhbar Anang, Ghazali Kamarudin, Nuruddin Sulaiman,

Rahmalan Ahmad, Mustaffa Rashidi Budiman, Anuar Ismail, Khairil Anwar, dan Ujang. Kecuali

Anuar, semuanya adalah, nuqaha’ (pembantu) Ashaari Muhammad. Khairil Anwar kemudian

menikahi anak dari Ashaari Muhammad. Di luar Darul Arqom, ia adalah Direktur Biro Bantuan

Hukum Malaysia. 104 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 96

41

Dari sini Akhbar Anang memberikan pernyataan tentang pemecatan dari

jabatannya. Menurutnya, hal ini bukan soal politik melainkan tentang kepercayaan

Imam Mahdi yang dibawa oleh Ashaari Muhammad. Dalam laporannya ia

mengkritik kepercayaan tersebut, yang menyatakan bahwa Syekh Suhaimi tidak

mati, ia akan datang kembali sebagai Imam Mahdi. Permasalahn yang sama juga

muncul dari Mohd. Salleh yang juga ikut meragunkan kebenaran Tarekat

Muhammadiyah. Pada tahun 1986 kritikan juga datang dari Mokhtar Yaakob

terhadap kepercayaan tersebut, dengan menulis buku yang berjudul Imam Mahdi

Menurut Iktikad Ahli Sunnah Waljamaah. Buku ini memaparkan tentang Aurad

Muhammadiyah yang dibawa Darul Arqom.105 Permasalahan yang terjadi dalam

internal tidak mempengaruhi terhadap perkembangan Darul Arqom.

Perkembangan yang dicapai oleh Darul Arqom ini terjadi sebagian besar

berkat upaya Darul Arqom menyajikan Islam secara serasi dan praktis. Serta peran

Ashaari Muhammad dan anggota dalam satu struktur organisasi Darul Arqom.

Pemimpin tertingginya adalah Ashaari Muhammad (Amir). Didukung oleh struktur

kepengurusan wakil-wakil amir dan deputi-deputi mereka, ditambah dengan

pemerintahan regional gerakan ini semacam tatanan negara kecil.106 Gerakan ini

memberikan gambaran Islam, yang menunjukkan bahwa sistem Islam dapat

berjalan di dunia modern. Darul Arqom juga memperlihatkan peran Tarekat

Muhammadiyah yang dianut, dapat merealisasikan ajaran Islam.

Bukan hanya pertentangan internal yang menimpa Darul Arqom. Akan

tetapi tantanganpun datang dari pihak pemerintah Malaysia yang menuduh Darul

Arqom menyimpang. Pada tahun 1979 pemimpin Darul Arqom Ashaari

Muhammad dipanggil oleh Pusat Penyelidikan Islam (Bahagian Hal Ehwal Islam-

sekarang JAKIM Jabatan Kemajuan Islam Malaysia) terkait kepercayaan

Mahdiisme yang dibawanya. Tetapi ia membantah terhadap pernyataan tersebut.

Pada 11 Februari 1981 ia dipanggil kembali, tetapi sekali lagi ia menyatakan bahwa

105 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik”, h. 222 106 Esposito (Ed), Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, h. 354

42

Syekh Suhaimi telah meninggal di Kelang.107 Tidak berhenti di sini pertentangan

antara Darul Arqom dan pemerintah terus berkelanjutan.

Pada 16 Oktober 1986, Jabatan Kemajuan Islam Malaysia memutuskan

bahwa kepercayaan Darul Arqom dilarang, berdasarkan musyawarah para Majlis

Agama.108 Tidak hanya itu, Darul Arqom juga mendapat tuduhan dan kecaman dari

para elit negara. Sehingga pada akhirnya tahun 1994 pemerintah secara resmi

menyatakan Darul Arqom adalah kelompok yang terlarang. Hal ini berdasarkan

pada kepercayaan bahwa Darul Arqom merupakan ancaman terhadap keamanan

negara Malaysia.

Pemerintah melarang Darul Arqom dan juga menahan para pemimpin dan

anggotanya. Segala produk-produk diambil alih oleh pemerintah. Selain itu Majlis

Agama juga menghimbau kepada Masyarakat untuk tidak mengikuti segala

aktivitas Darul Arqom. Himbauan ini dinyatakan oleh pemerintah melalui surat

edaran yang dikeluarkan pada 27 September 1994.109 Sejarah perjalanan DA pada

akhirnya terhenti sampai di sini, tidak banyak yang bisa dilakukan ketika hukum

sudah ditetapkan oleh pihak otoritas Malaysia.

B. Biografi Pendiri Darul Arqom

Ashaari Muhammad, biasa dipanggil Abuya Syeikh Imam Ashaari

Muhammad At Tamimi, 110 adalah Syeikhul Arqom (pemimpin tertinggi Darul

Arqom).111 Ia dilahirkan pada 30 Oktober 1938112 di kampung Pilin, Rembau negeri

107 Mohd. Ali Haji Zainal, Himpunan Fatwa Warta Kerajaan Negeri Malaka 1986 -2005,

2005 : Jabatan Mufti Negeri Malaka. Cet-1, h. 8 108 Haji Zainal, Himpunan Fatwa Warta Kerajaan Negeri Malaka, h. 9 109 Larangan Terhadap Penglibatan Pegawai-pegawai Awam dan Agensi-agensi Kerajaan

Dalam Aktiviti yang Berkaitan Dengan Al-Arqam. Di akses dari www.jpm.gov.my pada tangga

27/12/2015 110 At-Tamimi adalah gelar yang disandangkan oleh anggota Darul Arqom pada Ashaari

Muhammad sebagai Pemuda Bani Tamim untuk menyambut kedantangan Imam Mahdi. 111 Taufik Abdullah (Ed), Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Asia Tenggara, h. 336 112 Sumber lain menyembutkan ia lahir pada tanggal 30 Oktober 1937. Tanggal ini juga

dipakai dalam penulisan biografi singkat Ashaari Muhammad dalam artikel-artikel online ataupun

buku yang ditulis oleh para peneliti tentang Ashaari Muhammad, lihat lebih lanjut Dr. Abdurahman

& Dr Gina Puspita, Abuya Syekh Ashaari Muhammad At Tamimi, Diakah Mujaddin di Kurun Ini,

Jakarta : Giliran Timur, 2003, h. 26

43

Sembilan. 113 Meninggal pada 13 Mei 2010 di Hospital Ipoh Specialist Center

Malaysia.114 Ia adalah anak kedua dari empat orang bersaudara. Tetapi kakak dan

adiknya sudah meninggal lebih dulu.

Nama Ayahnya Muhammad seorang Kastam ( pegawai pemerintah )115 dan

dikenal taat beragama dan nasabnya diketahui berasal dari Jawa, ibunya bernama

Maimun yang diduga memiliki nasab dari keturunan bangsa Arab. Pada masa

penjajahan Jepang, Ashaari kehilangan anggota keluarganya diantaranya, ibu,

kakak, adik, Pak Ciknya meninggal berturut-turut dalam tempo setahun 1941.116

Setelah kedua orang tuanya meninggal, Ashaari Muhammad diasuh oleh Wak

Ibrahim (kakak laki-laki dari ibunya). Wak Ibrahim adalah seorang penganut

Tarekat Muhammadiyah, salah seorang murid setia dari Kiyai Syahid, khalifah

tarekat di Kampung Pilin Rembau.

Masa kecil Ashaari Muhmmad hidup dalam kemiskinan dan ketakutan dari

kekerasan kaum penjajah. Dalam catatan buku Ashaari ia menuturkan makanannya

sehari-hari hanya Ubi dan makan nasi dalam 6 bulan sekali. Ia patuh terhadap orang

tua dan juga sering membantu ibunya ketika orang tuanya keluar.117 Artinya sejak

kecil ia memang sudah terbiasa dan terlatih hidup dalam kesederhanaan. Memasuki

usianya yang ke 16,118 ketika duduk di kelas tujuh sekolah Melayu, Wak Ibrahim

mengijazahkan Tarekat Muhammadiyah terhadap Ashaari Muhammad. Setelah

mendapat ijazah tersebut ia hendak memperdalam tarekat Muhammadiyah, maka

dengan itu ia mengunjungi pendiri Tarekat Muhammadiyah yaitu Syehk Suhaimi

untuk mendalami tarekat. Sesampainya di tempat Suhaimi ia hanya bertemu dengan

anak dan cucu Syehk Suhaimi.

113 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 92 114 Ashaari Muhammad Telah Meninggal Dunia, diakses dari www.malaysiakini.com jam

12 siang, tanggal 17 Januari 2016 115 Ustaz Hj Ashaari Muhammad, Buah Pikiran Ustaz Hj Ashaari Muhammad, Siri 1.

Selangor : Penerbitan Minda Ikhwan. 2005, h. v 116 Muhammad, Buah Pikiran Ustaz Hj Ashaari Muhammad, h. iv 117 Muhammad, Buah Pikiran Ustaz Hj Ashaari Muhammad, h. v 118 Sumber lain juga menyebutkan Ashari Muhammad mendapatkan ijazah Tarekat

Muhammadiyah pada usia ke 12 tahun, seketika itu pula Wak Ibrahim yang mengasuhnya meninggal

dunia. Sejak saat itu Ashaari diasuh oleh ibu tirinya, lihat uraian lebih lanjut, Abdurahman, Mujaddid

di Kurun ini, h. 26-31

44

Kemudian melanjutkan pendidikannya ke Ma’had Hishamuddin 119 di

Kelang. Dari sini Ashaari Muhammad banyak belajar dari beberapa orang yang

menjadi gurunya. Di antara gurunya ialah Syekh Mahmud Bukhari, ulama kelahiran

Bukhara yang hafaz 10.000 hadis, Syeikh Khalik, Haji Abdul Halim Al-Azhari dan

A1 Fadhil Ustaz Dahlan Abdul Manaf.120 Ada sebagian yang menyebutkan bahwa

Ashaari Muhammad lebih banyak belajar otodidaks. Tetapi yang paling tampak di

sini adalah pengaruh dari Wak Ibrahim yang mengasuhnya sejak orang tua Ashaari

Muhammad meninggal dunia.

Beranjak usia yang ke 20 tahun ia menikah. Dari pernikahan dengan Hasna

ia dikarunia 11 orang anak, tetapi pada tahun 1984 Ashaari Muhammad

menceraikan Hasnah. Selain Hasnah, Ashaari juga menikahi 4 orang wanita lagi di

antaranya Tengku Noriyah, Rukiyah binti Mohd Rodhzi, Hadijah Aam dan

Noraziah Ain. Jumlah keseluruhan Ashaari mempunyai 40 orang anak dan 150

orang cucu. Hadijah Aam adalah istri Ashaari Muhammad yang paling produktif

dalam membantu Ashaari untuk menyebarkan dakwahnya. Ia menulis buku-buku

Darul Arqom. Sebelumnya ia adalah sekretaris Ashaari Muhammad tetapi karena

kepintaran dan kecakapannya Ashaari menjadikannya ia istri.

Sebelum mendirikan Darul Arqom Ashaari sudah mempunyai banyak

pengalaman dari organisasi yang pernah ia geluti. Bahkan ia pernah diangkat

sebagai tenaga pengajar di sekolah pemerintah. Selain itu Ashaari Muhammad

pernah aktif di berbagai organisasi besar seperti Jamiatul Dakwah Islamiah, ABIM

dan PAS.121 Di Jamiaatul Dakwah Islamiah ia memegang jabatan komisi informasi

dan memang kepala Dakwah Cabang Liga Pemuda Muslim Malaysia ABIM.122

Ashaari Muhammad bergabung dengan PAS pada tahun 1958.123 Di umurnya yang

ke 27 tahun, dia dilantik sebagai Dewan Ulama PAS. Dalam partai ini ia aktif

selama sepuluh tahun, tetapi memilih keluar tahun 1968. Ia juga pernah dikabarkan

119 Sekolah ini didirikan oleh Sultan Hishamuddin Alam Shah, Sultan Selangor ke-5 yang

memimpin sejak 1 April sampai 1 September tahun 1960. 120 Abdurahman, Mujaddid di Kurun ini, h. 32 121 Ashaari Muhammad, Buah Pikiran Ustaz Hj Ashaari Muhammad, h. iv 122 Esposito (Ed). Ensiklopedia Oxford Dunia Islam Modern, h. 355 123 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 93

45

terlibat bersama Jamaah Tabligh selama sepuluh hari di Singapure bersama Al-

Kudri (Anggota awal Darul Arqom).

Melalui pengalaman-pengalaman ini, maka pada usianya ke 31 ia

mendirikan Darul Arqom di Lorong Kiri 2, Datuk Keramat, Kuala Lumpur. Darul

Arqom kemudian berubah menjadi kelompok besar yang berkembang pesat.

Sebelumnya Ashaari sudah mengatakan bahwa keluarnya dari beberapa kelompok

tersebut karena ia ingin fokus mengembangkan Darul Arqom. Meskipun di sisi

lainnnya ia juga memberikan pernyataan mengenai kelompok yang pernah ia

singgahi, bahwa mereka tidak benar-benar memperjuangkan Islam yang

sebenarnya. Maka dari itu ia tergugah dan berinisiatif untuk membentuk kelompok

sendiri.

Ashaari Muhammad di mata para anggotanya dipandang sebagai pemimpin

yang kharismatik dan punya keberanian. Peribadi Abuya sangat menyenangkan.

Akhlaknya baik dan sikap lemah lembut, sering dia meminta maaf, sering pula

memberi maaf. Ia juga tidak tergesa-gesa dalam mengambil keputusan, apalagi

yang berkaitan dengan jemaah. Matanya sedikit merah, pakaiannya rapi dan tegak.

Matanya selalu bercelak janggut rapi dan memakai sorban.

Ia juga dianggap orang yang cerdas dan intelek. Hal ini bisa disimak dari

hasil karya-karya yang berupa buku-buku, sajak, novel, syair-syair. Dalam

pengamatan penulis terhitung ada 49 karya, 1 Novel, 5 sajak dan masih banyak lagi

karya dalam bentuk kaset audio dan video yang berisi dakwahnya, sebelum dilarang

oleh pemerintah Malaysia. Tetapi dalam catatan salah satu sumber, ada 62 karya

buku yang diterbitkan oleh Minda dan masih banyak lagi yang belum ditulis dalam

bentuk buku.124 Berikut Karya-karya Ashaari Muhammad

(1) Aqidah Mukmin Siri I, (2) Aqidah Mukmin Siri II, (3) Aqidah Mukmin

Siri II, (4) Barat Di Ambang Maut, (5) Taqwa Menurut Ustaz Ashaari Muhammad,

(6) Inilah Pandanganku, (7) Buah Fikiran Ustaz Ashaari Muhammad, (8) Langkah-

langkah Perjuangan, (9) Renungan Untuk Mengubah Sikap, (10) Ibadah Menurut

Islam, (11) Apa itu Masyarakat Islam,(12) Kearah Membangun Negara dan

124 Abdurahman, Mujaddid di Kurun ini, h. 34

46

Msyarakat Islam, (13) Huraian Ke Arah Membangun Masyarakat dan Negara

Islam, (14) Bergembiralah Dengan Al-Qur’an dan Sunnah, (15) Falsafah Dalam

Menyelesaikan Masalah Hidup Menurut Islam, (16) Hudud Falasafah dan

Pelaksanaannya, (17) Bersatu Menurut Islam, (18) Pancaran Minda, Mutiara

Minda, (19) Pendidikan Rohani, (20) Love & Care – The Key To Universal Unity,

(21) The West on The Brink of Deaht, (22) Keadilan Menurut Islam, (23) Iman dan

Persoalannya, (24) Inilah Jalan Kita, (25) Matlamat Perjuangan Menurut Islam,

(26) Kemerdekaan Menurut Islam, (27) Yang tersirat Disurat, (28) Mengenal Diri

Melalui Rasa Hati, (29) Aurad Muhammadiyah Pegangan Darul Arqom, (30)

Bahaya Syi’ah, (31) Krisis dan Jalan Penyelesaiannya,(32) Pembahagian Manusia

di Akhirat, (33) Keindahan Islam, (34) Malaysia Daulah Bani Tamim, (35)

Presiden Suharto Ikut Jadual Allah, (36) Berhati-hati Membuat tuduhan.

Ceramah-ceramah Ashaari Muhammad juga dihimpun dalam bentuk buku-

buku yang kemudian diterbitkan. Anatara lain : (1) Pembahagian Manusia di

Akhirat, (2) Keindahan Islam, (3) Kesadaran, (4) Hidup Menurut Pandangan

Islam, (5) Keidahan dan Kebesaran Sembahyang, (6) Bagaimana Rasulullah

Mengubah Penyakit Maysrakat. Selain itu karya-karnya dalam bentuk Sajak

sebagai berikut : (1) Di Ambang Pintu Kiamat, (2) Diantara Rintihan dan Harapan,

(3) Madah Hatiku, (4) Hatiku Bermadah Lagi.125 (5) Sajak.126 Sajak yang ke lima

ada tiga jilid yang pertama membahas tentang ketauhitan yang kedua tentang

Tauhid dan Tasawuf serta dibahas lebih lanjut pada Sajak ketiga. Sedangkan yang

dalam bentuk Novel sejauh pengamatan penulis hanya satu yaitu, Selamat Tinggal

Duniaku

Diantara karyanya yang cukup terkenal adalah Aurad Muhammadiyah.

Buku ini menjadi pegangan Darul Arqom. Tetapi buku ini juga mengundang

kontroversi yang berkaitan dengan isi yang terkandung di dalam buku tersebut.

125 Senarai Buku-buku karangan Ustaz Ashaari Muhammad dalam buku, Muhammad,

Inilah Pandanganku. 126 Ustaz Ashaari Muhammad, Sajak Tuahid & Tasawuf, Malaysia : Ogos 2005

47

Kontroversi tersebut datang dari ajaran Mahdisme yang diyakini Darul Arqom.127

Buku lain, yang berjudul Aqidah Mukmin, terdiri tiga seri yang semua khusus

membicaran persoalan aqidah. Buku yang juga membahas tentang keyakinan

Mahdisme adalah buku Malaysia Daulah Bani Tamim dan banyak karya-karyanya

yang lain. Kontroversi ini menyebabkan Ashaari berurusan dengan otoritas

pemerintah yang kemudian mengeluarkan peringatan pada 6 Okteber 1987 terhadap

Darul Arqom.

Dari tulisan Buah Pikiran Ashaari Muhammad, ia menuturkan pernah

ditahan ISA (Internal Security Act). 128 Ashaaari Muhammad ditahan pada 2

September 1994, tapi pada 28 Oktober 1994. Tapi kemudian bersama beberapa

anggota Darul Arqom ia dibebaskan bersyarat dari ISA. Selebihnya berubah

menjadi tahanan rumah. Baru pada tahun 2004 Ashaari Muhammad sepenuhnya

dibebaskan. Terlepas dari ini, Ashaari Muhammad memang telah membawa Darul

Arqom pada kesuksesan.

C. Ajaran Darul Arqom

Darul Arqom menekankan pada Al-Quran dan Sunnah yang ingin

direalisasikan dalam semua aspek kehidupan meliputi diri sendiri, keluarga,

jamaah, kampung halaman, pendidikan, dakwah, ekonomi, kedokteran, politik, cara

hidup sehari-hari, perusahaan, makanan dan lain-lain. Disamping itu doktrin

keislaman yang diterapkan Ashaari Muhammad cukup kuat. Anggota Darul Arqom

meyakini untuk menjadi seorang muslim sejati dan dalam rangka menegakkan

kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam maka harus melakukan hijrah seperti

apa yang telah dilakukan Nabi Muhammad dan para sahabatnya dari Mekkah ke

Madinah. Seperti layaknya hijrah Rasul dari Mekkah ke Madinah. Darul Arqom

pun hijrah tahun 1972 ke Sungai Panchala, pada masa awal munculnya Darul

Arqom.129

127 Kepercayaan ini merujuk kepada Syekh Suhaimi yang disebut-sebut tidak meninggal

melainkan akan datang kembali sebagai Mahdi. Aurad Muhammadiyah diyakini diberikan langsung

oleh Nabi Muhammad kepada Syekh Suhaimi di Mekkah dalam keadaan terjaga. 128 Ashaari Muhammad, Buah Pikiran Ustaz Hj Ashaari Muhammad, h. iv 129 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik “, h. 216

48

Sungai Panchala kemudian dijadikan pusat kegiatan Darul Arqom. Selain

dari pada itu Ashaari Muhammad dalam Dakwahnya menekankan pentingnya

mempererat persaudaraan (ukhuwah), menegakkan ajaran Islam, kepercayaan

kepada Imam Mahdi, membangun ekonomi Islam, serta membangun kehidupan

dunia lebih baik dan kesiapan mempertagung jawabkan di hadapan tuhan. Hal ini

merupakan bentuk keyakinan secara total kepada tuhan dan rasulNya. Secara

spesifik keyakinan yang diajarkan oleh Darul Arqom sebagai berikut :

a. Tauhid

Darul Arqom menerima teologi Abu Hassan Ali Al Asy’ari yang

mengajarkan sifat 20 yang wajib bagi Allah swt, 20 sifat mustahil dan 1 sifat

jaiz, 4 sifat wajib bagi Rasul, 4 sifat Mustahil dan 1 sifat jaiz.130 Teologi Asy’ary

ini berkembang di Basrah sebagai pembelaan terhadap Sunnah. Karena pada

saat itu berkembang sejumlah aliran seperti Mu’tazilah dan lain-lain. Maka

setiap Muslim wajib mengetahui dan mempelajari sifat yang 20 untuk mengenal

Allah. Dalam padangan Darul Arqom orang yang telah mengetahui dan

mempelajari sifat yang 20 disebut Ma’rifatullah. Tetapi seseorang disebut

Ma’rifatullah harus memenuhi empat syarat yaitu , (1) Percaya kepada Allah,

(2) Meyakini Allah dengan sunguh-sunguh tanpa keraguan sedikitpun, (3)

Setelah menyakini adanya Allah, mestilah keyakinan itu sadari dengan

sebenarnya, (4) Mesti ada dalil. 131 Empat syarat tersebut pengesah bagi

seseorang yang akan mengenal Allah swt.

b. Aurad Muhammadiyah

Darul Arqom memiliki kaitan yang erat dengan Tarekat

Muhammadiyah yang dibawa oleh Syeikh Suhaimi yang berasal dari dari

Wonosobo. Sejak meninggalnya Syeikh Suhami Tarekat ini disebarkan oleh

para murid dan khalifah Syeikh Suhaimi. Wak Ibarahim murid setia Syeikh

Suhaimi yang mengasuh Ashaari Muhammad sejak kecil menjembatani

130 Ustaz Ashaari Muhammad, Aqidah Mukmin Seri 1, Kuala Lumpur : Shoutul Arqam,

1991, h. 51 131 Taqlid adalah orang yang aqidah dan imannya tidak mencupi syarat yang 4, ia hanya

sekedar percaya adanya tetapi tidak bisa memberikan dalil dan keterangan. Lihat penjelasan lebih

lanjut dalam buku (Ashaari Muhammad, Aqidah Mukmin Seri 1, h. 34-37)

49

pengaruh Tarekat Muhammadiyah. Pengaruh Tarekat Muhammadiyah terhadap

Darul Arqom sangat tampak. Hal ini bisa disimak pada buku Aurad

Muhammadiyah yang ditulis Ashari Muhammad yang ajarannya ditambah

doktrin-doktrin yang ditanamkan oleh Ashaari Muhammad terhadap anggota

Darul Arqom. Buku Aurad Muhammadiyah ini dijadikan amalan wajib Darul

Arqom.

Kepercayaan yang dibawa Darul Arqom menjadi sorotan, terutama buku

Aurad Muhammadiyah yang telah banyak mengundang komentar dari berbagai

kalangan. Buku Aurod Muhammadiyah yang dijadikan pegangan wajib Darul

Arqom, dituduh menyebarkan ajaran songsang.132 Selain itu keyakinan Mahdisme

Darul Arqom dianggap dianggap menyimpang.

Aurad Muhammadiyah berupa ajaran wirid yang dikenal dikenal dengan

Aurad Muhammadiyah (Arudhiyah Muhammadiyah) yaitu wirid yang diyakinan

diberikan Nabi Muhammad Baitullah. Menurut Hermansyah wirid 133 ini

dikebangkan di Wonosobo pada tahun 1841 M. Sedangkan anggota Darul Arqom

meyakini Aurad Muhammadiyah diambil langsung dari Rasulullah di Baitullah

oleh Syekh Suhaimi.134 Secara spesifik berikut keyakinan-keyakinan yang dibawa

Darul Arqom:

132 Istilah ini dipakai untuk menidentifikasikan kelompok-kelompok yang seperti kultus

(penghormatan yang berlebih-lebihan terhadap seseorang), mempromosikan visi-visi Islam anti

sistem, mengancam harmoni komunal, atau menganut aliran non-sunni. Di Indonesia gerakan ini

didefinisika sempalan oleh beberapa sumber. Sempalan adalah aliran yang dianggap ‘Aneh’

menyimpang dari aqidah, ibadah, amalan atau pendirian mayoritas ummat, lihat : Rusmin Ridho

M.Si, Antropologi Agama. Hal 68. Martin Van Bruinessen dalam artikelnya juga menyembutkan

tentang gerakan ”Sempalan”, dianggap sempalan karena mereka merupakan minoritas yang secara

sengaja memisahkan diri dari mayoritas ummat. Gerakan ini seringkali merupakan penolakan faham

dominan dan sekaligus merupakan protes sosial atau politik, lihat : Martin van Bruinessen, Gerakan

Sempalan, (http://www.hum.uu.nl/medewerkers/m.vanbruinessen/) 133 Bacaan wirid Darul Arqom yang sudah menjadi ritual wajib bagi anggotanya adalah

sebagai berikut, Suroh Al-Fatiha dan Shahadat versi DA (dibaca 10 kali), Ayat 87 QS al Anbiya’

(dibaca 50 kali), Ayat 128-129 QS At-Taubah (dibaca 10 kali), Suroh Al-Ikhlas (dibaca 50), Ayat 9

QS Yasin (dibaca 10 kali), Sholawat (dibaca 50), dan ayat 10 QS Saba’ (dibaca 10 kali), semua bacaan-

bacaan tersebut mempunyai khasiat dan kegunaan tersendiri. 134 Hermansyah, Aliran Sesat di Aceh Dulu dan Sekarang, Banda Aceh : Ar-Raniry Press,

h. 75

50

1. Syeikh Suhaimi diyakini berjumpa langsung dengan Rasulullah di Baitullah

menerima Aurat Muhammadiyah dalam keadaan terjaga.

2. Syeikh Suhaimi diyakini diajarkan bacaan-bacaan dan cara mengamalkan

Aurad Muhammadiyah di Baitullah oleh Rasulullah.

3. Kepercayaan mengenai sunat bagi setiap muslim mengamalkan Aurad

Muhammadiyah karena diterima langsung dari Rasulullah.135

c. Imam Mahdi

Doktrin Mahdiisme yang diyakini Darul Arqom sangat kuat. Hal ini bisa

disimak pada amalan syahadat Darul Arqom yang menambahkan kalimah

nama-nama sahabat dan nama Al-Mahdi pada akhir kalimat syahadat. Berikut

penulis paparkan syahadat Darul Arqom :

Artinya :

“ Aku bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah S.W.T, dan aku bersaksi

bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah S.W.T “ “ Abu Bakar yang

benar, Umar pemisah (antara yang hak dan batil), Usman yang berbakti

lagi pengasih, Ali penyangga agama, Muhammad Mahdi adalah semua

khalifah kepada Rasulullah S.A.W “136

135 Farah wahida, Al-Arqam & Ajaran Muhammadiyah Satu Penilaian, h. 49 136 Ashaari Muhammad, Aurad Muhammadiyah : Sekaligus Menjawab Tuduhan oleh

Ustaz Asahaari Muhammad, (online) https://auradmuhammadiah.wordpress.com di akses pada

tanggal 16/01/2016. Website ini juga menyediakan bacaan-bacaan Aurad Muhammadiyah dan

ceramah Ashaari Muhammad yang dimuat dalam bentuk audio. Selain itu artikel tentang

pertentangan Darul Arqom dan pemerintah Malaysia yang dimuat dalam majalah dan koran juga

tersedia disini dalam bentuk images yang sudah di digitalisasi.

- هللا رسول محمد ؤاشهدان االهللا الااله اشهدان

- برالرحيم مانثع – روف الفا عمر – يق لصدا ن بكر ابو

هللا رسول خلفاه مهديال ن محمد – ين عضدالد علي

51

Tambahan nama-nama sahabat (Khulafa ur Rasyidin) di akhir kalimah

syahadat di atas, adalah sebagai penegasan kekhalifahan empat sahabat Rasul.

Mereka juga meyakini dengan menambahkan nama-nama tersebut, akan

mengesahkan keyakinan terhadap empat sahabat tersebut sebagai Khalifah

Rasulullah S.A.W ditambah keyakinan terhadap Al-Mahdi. Al-Mahdi itu sendiri

yang akan muncul di akhir zaman diyakini sebagai seorang pria yang masih

keturunan ahlul bait. Mereka juga berkeyakinan sebelum munculnya Mahdi,

Pemuda Bani Tamim (Kabilah Quraisy) akan muncul mendahuluinya untuk

menyambut kedatangan Al-Mahdi.

Keyakinan ini menjadi sumber pertentangan Darul Arqom dan otoritas

Malaysia. Pertentangan ini disebabkan oleh keyakinan yang dibawa Darul Arqom

dianggap menyesatkan. Dengan alasan bahwa kepercayaan yang dibawa Darul

Arqom sudah tidak sesuai dengan keyakinan umat Islam di Malaysia pada

umumnya. Seperti keyakinan berikut ini :

1. Meyakini Syeikh Suhaimi yang telah meninggal akan datang, hanya saja masih

dighoibkan dan akan datang pada masanya nanti.

2. Meyakini Imam Mahdi akan datang dari timur, timur yang dimaksud adalah

Malaysia

3. Meyakini bahwa tanda-tanda kemahdian ada pada Syeikh Suhaimi yang di

ghoibkan.

4. Meyakini Ashaari Muhammad adalah tangan kanan Imam Mahdi yang akan

menyambut kedatangannya.

Bagi Ashaari Muhammad tanda-tanda kemahdian ada pada Syekh Suhaimi

yang telah meninggal. 137 Hal ini juga diyakini oleh para anggota Darul Arqom

Syeikh Suhaimi sebagai Al-Mahdi yang akan datang di akhir zaman serta meyakini

Ashaari Muhammad yang akan mengawali kedatangan Al-Mahdi pada masanya

nanti. Jika diamati secara seksama, ini merupakan kultus (penghormatan berlebih-

lebihan) para pengikut Darul Arqom terhadap Syeikh Suhaimi. Sehingga banyak

137 Ashaari Muhammad, Aurad Muhammadiyah : Sekaligus Menjawab Tuduhan oleh

Ustaz Asahaari Muhammad, (0nline), https://auradmuhammadiah.wordpress.com di akses tanggal

16/01/2016

52

pihak menilai hal ini suatu penyimpangan aqidah yang dilakukan Darul Arqom dan

juga membawa ajaran songsang. Selain itu pemerintah juga menganggap Darul

Arqom sebagai ancaman yang terorganisir yang membahayakan negara. Di sisi

Lainnya penulis menilai pihak pemerintah telah memandang Darul Arqom dengan

sebelah mata, sebab Darul Arqom juga turut andil memberikan sumbangsih

keislaman yang nyata di negara Malaysia.

d. Poligami

Dalam pandangan Darul Arqom poligami adalah Sunnah yang harus

dilaksanakan oleh seorang muslim. Berkaca kepada sunah Rasul, Darul Arqom

menganjurkan mencontoh seperti apa yang disunahkan Rasul, terutama dalam hal

poligami. Sehingga Ashaari Muhmmad juga memiliki 4 orang istri dalam satu

rumah dan 40 seorang anak. Menurut Darul Arqom poligami bukan hanya sebagai

jalan keluar atau menyelamatkan kaum wanita, tetapi adalah suatu cara untuk

mendidik para pejuang, para pemimpin, serta sebagai suatu jalan ketaqwaan bagi

wanita untuk membangun semangat Islam. Dalam buku Abdurahman Mujaddid di

Kurun Ini menuturkan bahwa hampir semua jamaah Ashaari Muhammad

mengamalkan poligami, tidak hanya dua istri tetapi ada yang sampai 3 istri. Mereka

semua tinggal satu rumah dalam keharmonisan.138

Haji Abdullah juga meyampaikan dalam bukunya, bahwa Darul Arqom

tidak hanya menganjurkan poligami tetapi juga menghapus maskawin dalam

pernikahan yang sukar dipenuhi. Tetapi di sisi lainnya menurut Haji Abdullah

penerapan hukum poligami yang sangat longgar berdampak negatif, sehingga

membuat anggota Darul Arqom gemar menikah dan lemahnya ekonomi suami tidak

dapat menyediakan tempat tinggal pada istri-istri mereka sehingga terlantar.139 Para

wanita tidak diwajibkan berkerja di luar rumah, laki-lakilah yang bekerja di luar

rumah. Sebab di mata Tuhan antara laki-laki dan wanita sama pahalanya baik itu

lelaki yang bekerja keluar dan wanita di rumah.

138 Abdurahman, Mujaddid di Kurun ini, h. 228-229 139 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 107

53

D. Sikap Politik Darul Arqom

Islam di negara Malaysia jika dilihat sejak masa penjajahan sampai di

penghujung tahun 1960 Islam tidak pernah mendominasi politik di Malaysia.

Pemerintah Sekuler Malaysia tidak memberikan tempat terhadap cita-cita Islam.

Baru pada tahun 1970-1980 Islam mulai diperhitungkan. Semarak kebangkitan

Islam begitu menggelora, sehingga muncul gerakan-gerakan Islam yang

menyuarakan Islam lebih lantang. Selanjutnya pemerintah semakin memberikan

tempat terhadap Islam. Pemerintah Mulai menerapkan program dan kebijakan yang

mendukung Islam seperti mendirikan lembaga kajian Islam dan lain-lain.

Pada era tersebut gerakan Islam semakin menemukan mumentumnya.

Gerakan Islam juga mulai memperhatikan dan mengkritisi kebijakan-kebijakan

agar lebih sesuai dengan syariat Islam. Kuatnya tuntutan dari partai oposisi seperti

PAS dan ABIM, serta muncul gerakan Islam yang lebih melitan oleh generasi muda

memaksa pemerintah UMNO untuk lebih pro terhadap Islam. Sehingga pemerintah

mulai menampakkan Melayu-Islamnya serta menahan dan menetralkan oposisi

Islam.140

Tindakan pemerintah terhadap oposisi Islam adalah menahan dan kooptasi

ke dalam pemerintahan. Menariknya, ketika Mahathir mampu mengajak Anwar

Ibrahim untuk bergabung ke dalam pemerintahannya. Sebagian pihak menyatakan

bergabungnya Anwar kedaalam pemerintahan dijadikan kesempatan bekerja untuk

kepentingan Islamasi. Selain itu PAS yang menjadi bagian dari Barisan Nasional

(BN). Darul Arqom menilai PAS mengalami kemuduran spiritual, sehingga tidak

berhasil mengemban misi menegakkan Islam, malah tersubordinasi oleh partai-

partai non-Islam di BN (Barisan Nasional).141 Dalam hal ini Darul Arqom menolak

menegakkan ajaran Islam di jalan politik, karena bagi Ashaari politik itu bermakna

“Politics is a dirty game”.142

140 John L. Esposito and John O. Voll, Domokrasi di Negara-negara Muslim: Problem dan

Prospe, Terj. Bandung : Mizan, 1996, h. 183 141 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik”, h. 218 142 Muhammad, Inilah Pandanganku, h. 194

54

Pemerintah Mahathir terus berusaha mengkooptasi oposisi Islam,

disamping mengamati pertumbuhan dan perkembangannya. Gerakan oposisi Islam

di Malaysia menjadi ancaman nyata bagi pemerintah pada saat itu. Apalagi gerakan

Islam terus mengkritisi kebijakan pemerintah dan secara tidak langsung menjadi

tuntutan terhadap pemerintah agar lebih pro-Islam. Misalnya sikap Darul Arqom

yang menilai pemerintah tidak bersunguh-sungguh dalam menegakkan cita-cita

Islam. Darul Arqom juga terus mengkritisi kecenderungan pemerintahan UMNO.

Dalam hal Ashaari Muhammad lebih memilih terjun langsung di tengah masyarakat

tanpa harus terlibat dijalan polittik. Sesuai dengan orientasinya yang menekankan

pada pola hidup yang berlandaskan terhadap Al-Qur’an dan Sunnah.143

Sikap Darul Arqom berbeda dengan gerakan Islam lainnya. Cita-cita

menegakkan ajaran Islam di jalan politik modern Darul Arqom menolak keras,

apalagi kaidah politik modern di impor dari Barat. Malah dalam sebuah buku Inilah

Pandanganku karya Ashaari, ia mengkritik keras politik Barat. Ia menganggap

orang yang terjerumus ataupun mengikuti kaideh-kaidah politik Barat dianggap

menyimpang dari syariat. 144 Namun dalam pandangan pihak yang tidak setuju

dengan Darul Arqom, menganjurkan ummat Islam mengikutinya sebagai wasilah

mendirikan Negara Islam (Daulah Islamiah). Hal ini merujuk kepada kaidah-

kaidah usul fiqh “ Tidak sempurna sesuatu yang wajib melainkan dengan sesuatu

perkara (jalan), maka perkara itu dinggap wajib pula”.145 Darul Arqom menolak

pandangan ini, kecuali apabila tidak ada jalan lain yang bisa diambil. Menegakkan

Islam dengan politik bukan jalan satu-satunya tapi masih banyak jalan lain yang

bisa diambil dan yang lebih sesuai dengan syariat Islam.

Darul Arqom menilai Islam yang selama ini dipraktekkan di Malaysia

bukanlah Islam yang sebenarnya. Kenyataan Islam sebagai agama resmi negara

Malaysia belum tampak. Dalam kenyataannya Islam sebagai agama resmi negara

tidak bermakna sejauh ini. Ketentuan menjadikan Islam sebagai ideologi negara

jika dicermati Malaysia masih menggunakan ideologi sekuler seperti yang berlaku

143 Helmiati, “Islam Dalam Politik di Malaysia”, h. 280 144 Muhammad, Inilah Pandanganku, h. 193 145 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 114

55

di Indonesia. Pelaksanaan undang-undang yang berdasarkan Islam belum

terealisasikan. Bahkan konstitusi masih menjadi undang-undang tertinggi dan

setiap undang-undang harus sesuia dengan ketentuan konstitusi. Mungkin hal inilah

yang dimaksud oleh Ashaari Muhammad bahwa Islam yang dipraktekkan di negara

Malaysia bukan Islam yang sebenarnya. Disamping itu pemerintah dinilai sudah

terpengaruh oleh Yahudi dan Barat.

Bagi Darul Arqom untuk menegakkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-

hari orang muslim harus melawan pengaruh Yahudi, Kristen serta Barat, sebab

baratlah yang menjadi aktor utama di balik semua itu. Atas dasar inilah Darul

Arqom menganjurkan sistem politik dan ekonomi yang diterapkan oleh pemerintah

sekuler, harus diganti dengan sistem politik dan ekonomi Islam. Karena menurut

Darul Arqom pemerintah telah terpengaruh oleh Barat. Maka dari itu untuk

melawan pengaruh Barat dan membentuk negara Islam identitas kultural Islam

harus ditonjolkan. Pertama adalah menolak terhadap pakaian yang telah

diintroduksi dari Barat dan mengganti dengan pakaian disunnahkan Islam. Para

lelaki memakai jubah dan surban dan para perempuannya menggunakan cadar.146

Memperkuat hubungan ukhuwah Islamiah, serta pola hubungan sosial laki-laki dan

perempuan berdasarkan pada prinsip Hijab, tidak mencontoh hubungan sosial yang

bebas yang dibentuk oleh Barat.147

Selain dari pada menjalankan sistem sosial yang Islami, penting juga

membentuk sistem pendidikan Islam. Sistem pendidikan Islam dapat diharapkan

sebagai jalan keluar terhadap sistem pendidikan Barat yang dinilai gagal. Sehingga

dengan adanya sistem pendidikan Islam dapat jadi solusi. Atas dasar ini pula Darul

Arqom menghimbau pemerintah yang sepatutnya institusi-institusi agama kerajaan

terutama Pusat Islam Malaysia memperhatikan dan mendahulukan hal tersebut,

karena mereka mempunyai hak dan wewenang.148

Dari sini Darul Arqom mengajukan Sungai Panchala sebagai model

alternatif sebelum menegakkan negara Islam. Dalam komunitas tersebut individu

146 Muhammad, Inilah Pandanganku, h. 189 147 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik “, h. 218 148 Muhammad, Inilah Pandanganku, h. 190

56

dan keluarga Darul Arqom menjalani kehidupan yang sesuai dengan ajaran Islam

dan berusaha mengikuti pola kehidupan Nabi Muhammad dan para sahabatnya.

Membentuk negara Islam harus dilakukan secara kongkrit dan bertahap yaitu

membentuk komunitas, keluarga dan individu yang memiliki komitmen tinggi

untuk menegakkan ajaran Islam yang sebenar-benarnya. 149 Maka dari itu

pentingnya tarbiyah untuk memberikan pemahaman terhadap masyarakat. Tarbiyah

bisa dilakukan secara langsung terhadap individu di masyarakat dengan

membimbing terus-menerus dan memberikan pemahaman lewat jalan dakwah.

Sehingga pemahaman masyarakat tidak sebatas teori, tetapi praktek secara

langsung.150

Jika perhatikan di akhir-akhir tahun 1969, Darul Arqom hanya sebatas

gerakan dakwah biasa. Tetapi jika dicemati pada masa dimana Darul Arqom sudah

mulai berkembang signifikan dan bergabungnya sejumlah tokoh-tokoh yang telah

penulis sebutkan sebelumnya, Darul Arqom semakin berani. Bahkan Darul Arqom

mengecam hampir semua pemerintahan dan organisasi Islam di luar maupun di

Malaysia, dengan mengatakan bahwa kegagalan mereka adalah karenan tidak dapat

memusatkan perhatian terhadap Islam dan merumuskan model komunitas Islam

seperti yang dibangun Nabi di Madinah.

John dan O. Voll dalam bukunya, kemuculannya Darul Arqom cenderung

berorientasi pada sufistik dan apolitis, dengan memusatkan perhatian pada

pembangunan masyarakat Islam dari pada terlibat dalam politik. Namun gerakan

ini orientasinya mengalami pergeseran dari apolitik menjadi gerakan politik.151 Hal

ini juga diungkapkakn oleh Haji Abdullah, bahwa dilihat dari perkembangan dan

corak pemikirannya jelas Darul Arqom sedang berpolitik menurut cara dan

kaidahnya. 152 Dalam kenyataanya pertumbuhan Darul Arqom, mengalami

perubahan orientasinya yang mendorong pemerintah melumpuhkan Darul Arqom.

149 Sudarnoto, “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik”, h. 217 150 Muhammad, Inilah Pandanganku, h. 198 151 John L. Esposito and John O. Voll, Domokrasi di Negara-negara Muslim: Problem dan

Prospek, Terj. Bandung : Mizan, 1996, h. 172 152 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 37

57

BAB IV

SIKAP REPRESIF PEMERINTAH TERHADAP DARUL ARQOM

A. Darul Arqom di Mata Pemerintah

Sejarah dan perkembangan menjadikan Darul Arqom semakin dikenal di

mata masyarakat. Darul Arqom yang berorintasi terhadap dakwah Islamiah,

memiliki tujuan untuk menerapkan Al-qur’an dan Sunah dalam setiap aspek

kehidupan. Sehingga perkembangan Darul Arqom turut mewarnai gerakan

kebangkitan Islam di Malaysia. Bersama kolompok-kelompok Islam lainnya Darul

Arqom tampil sebagai gerekan Islam melalui pendekatan dakwah. Tetapi seringkali

Darul Arqom melontarkan kritik terhadap sistem pemerintahan di Malaysia.

Sikap Darul Arqom yang demikian tetap dipegang teguh sehingga menjadi

problem bagi Darul Arqom, ditambah keyakinan yang dibawa Darul Arqom. Darul

Arqom harus berurusan dengan pihak pemerintah serta pihak-pihak yang tidak

sejalan dengan keyakinan Darul Arqom. Sehingga hal ini menimbulkan

pertentangan antara Darul Arqom dan pemerintah. Maka timbul pulalah tuduhan-

tuduhan terhadap Darul Arqom yang dianggap membawa ajaran sesat serta

dianggap sebagai ancaman bagi negara.

Darul Arqom dianggap sebagai aliran yang membawa ajaran songsang yang

tidak sesuai dengan Islam di Malaysia. Keyakinan Mahdisme yang dibawa oleh

Darul Arqom dalam buku Aurad Muhammadiyah, dinilai menyesatkan dan tidak

layak diikuti. Pemerintah memberikan rincian poin-poin isi buku yang dinilai

menyesatkan :

1. Mengenai Syahadat versi Darul Arqom yang diharuskan dibaca 10 kali.

Syahadat ini dinilai menyesatkan, sebab ada penambahan Kalimah Syahadat

dengan kalimat berikut : Abu Bakr al-Shiddiq, Umar al-Farouq, Usman birru

al-rahim, Ali ‘adhudu al-din, Muhammad al-Mahdi (Muhammad bin Abdullah

al-Suhaimi) Khulafa’ Rasulillah. Penambahan kalimat tersebut, menurut

Ashaari Muhammad, sebetulnya untuk menegaskan keyakinan Ahli Sunnah

Wal Jamaah. Itulah dua kalimah syahadat yang wajib diucapkan oleh setiap

Islam untuk mengesahkan keislamman mereka. Dengan menyebut nama-nama

58

2. Sahabat Rasulullah. Menurut Ashaari Muhammad secara lafad nama-nama

sahabat tersebut terpisah, bukan satu kesatuan dengan dua kalimat syahadat.153

Bagi pemerintah pandangan ini menyesatkan.

3. Soal Imam Mahdi meskipun dalam buku Aurad Muhammadiyah kepercayaan

terhadap Imam Mahdi bukan merupakan perkara Aqidah. Menurut Ashaari

Muhammad kepercayaan terhadap Imam Mahdi, para Ulama sebetulnya masih

berbeda pendapat. Ada yang membolehkan dan ada yang tidak, karena itu,

Ashaari menyatakan bahwa percaya terhadap Imam Mahdi bukan termasuk

Aqidah, tetapi merupakan ijtihad para ulama-ulama.154 Tapi bagi pemerintah,

pandangan Mahdiisme ini dinilai menyesatkan.

4. Mempercayai bahwa Syeikh Suhaimi telah berjumpa langsung dengan

Rasulullah di Baitullah. Ketika Suhaimi Berada di Mekah, ia bermunajat

seketika itu pula dapat petunjuk untuk masuk ke dalam Ka’bah. Pada tengah

malam ia masuk dan berjumpa dengan Rasulullah S.A.W. Di situ Rasulullah

mengajarkan bacaan Aurad Muhammadiyah serta cara-cara mengamalkannya.

Selain mengizinkan Aurad Muhammadiyah untuk diturunkan terhadap murid-

muridnya. 155 Tetapi pemerintah menilai kepercayaan ini sesat dan

menyesatkan.

5. Mempercayai bahwa Syeikh Suhaimi yang disebut oleh Ashaari Muhammad

akan menjadi Imam Mahdi. Secara keseluruhan Umat Islam mempercayai

tentang Imam Mahdi, tetapi belum bisa dijelaskan secara gamblang mengenai

kedatangannya kapan dan di mana. Disamping itu kedatangannya tanpa

pengakuan seperti “akulah Al-Mahdi” pengakuan itu datang dari orang banyak

yang menyadari bahwa dialah Imam Mahdi yang disabdakan Nabi Muhammad.

Hal ini berbeda dengan yang disampaikan oleh Ashaari Muhammad pemimpin

Darul Arqom, dengan menyatakan Syeikh Suhaimi sebagai Imam Mahdi yang

153 Ashaari Muhammad, Aurad Muhammadiyah. Syahadad Dalam Aurad Muhammadiyah,

(online) https://auradmuhammadiah.wordpress.com di akses pada tanggal 11/06/2016. 154 Ashaari Muhammad, Aurad Muhammadiyah. Menentukan Imam Mahdi Bukan Soal

Aqidah, (online) https://auradmuhammadiah.wordpress.com di akses pada tanggal 11/06/2016. 155 Ashaari Muhammad, Aurad Muhammadiyah. Manaqib Asy Sheikh As Saiyid

Muhammad bin Abdullah As Suhaimi Rahimahullahu Taala, (online)

https://auradmuhammadiah.wordpress.com di akses pada tanggal 12/06/2016.

59

akan datang pada masanya nanti. Bagi pihak JAKIM apa yang disampaikan

Darul Arqom tidak sesuai dengan ajaran Islam dan menyesatkan, sehingga

Darul Arqom dianggap sebagai gerakan Songsang156 yang tidak sesuai dengan

keyakinan Islam yang telah dikukuhkan di Negara Malaysia.157

Berdasarkan beberapa pendapat Jabatan Kemajuan Islam di Malaysia

(JAKIM), bagian hukum Syara’ mengenai Syeikh Suhaimi yang diyakini oleh

Ashaari Muhammad hanya dighoibkan, bertentangan dengan pengakuan yang

dikemukakan oleh anak Syeikh Suhaimi (Hj. Fadhullah Suhaimi) bahwa ayahnya

telah meninggal dunia pada hari Ahad 21 Rajab 1343 H/1925, seperti yang

disampaikan dalam Manaqib. Selain itu, kepercayaan terhadap Imam Mahdi yang

diyakini oleh Darul Arqom bertentangan dengan keyakinan yang telah diyakini

pada umumnya bahwa al Mahdi tidak dapat ditentukan secara gamblang siapa dan

kapan kedatangannya. Selanjutnya mengenai Syahadat Darul Arqom,

penambahkan nama-nama sahabat serta nama Al Mahdi sebagai khalifah yang

disandarkan terhadap Rasulullah tidak dapat diterima. Sebab khalifahnya

Rasulullah hanya empat yaitu, Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali.

Selanjutnya kepercayaan Darul Arqom tentang Syeikh Suhaimi yang

berjumpa dengan Rasulullah di Mekkah tidak dapat diterima kebenarannya karena

Rasulullah telah lebih dulu wafat 14 abad sebelumnya. Sedangkan kabar berita

tersebut tidak dibawa oleh Syeikh Suhaimi sendiri, melainkan oleh orang lain yang

tidak menyertakan bukti-bukti kebenarannya. Selain itu, perjumpaan dengan

Rasulullah yang dilakukan oleh Syeikh Suhaimi tidak dapat dibenarkan karena

yang di maksud Yaqosah (berjumpa langsung dengan Rasul) hanya dapat dilakukan

oleh orang-orang yang hidup semasa dengan Rasulullah.

Maka itu, pada 16 Oktober 1986, melalui hasil muzakarah (tukar pikiran

mengenai suatu masalah) Jabatan Kemajuan Islam Malaysia memutuskan bahwa

isi buku Aurad Muhammadiyah Darul Arqom sekaligus Menjawab Tuduhan serta

156 Istilah ini digunakan untuk mengidentifikasikan kelompok-kelompok seperti

kepercayaan, mempromosikan visi-visi Islam anti pemerintah, mengamcam harmoni negara, atau

menganut aliran non-sunni. 157 Bahagian Penyelidikan JAKIM, Ashaari Muhammad Bukan Putra Bani Tamim, diakses

dari www.islam.gov.my tanggal 28/01/2016

60

keyakinan Mahdiisme Darul Arqom bertentangan dengan Aqidah dan Syariat.

Sehingga pemerintah melarang semua buku-buku dan percetakan Darul Arqom.

Kementerian Dalam Negeri juga ikut menguatkan pelarangan terhadap buku

tersebut.158 Rapat Komite Fatwa Negeri Melaka juga telah mengambil umpan dan

setuju dengan keputusan fatwa :

1. Muzakarah Jawatankuasa Fatwa Kebangsaan Kali Ke 17 pada 6 Oktober 1986

di Balai Syura, Tingkat 11, Pusat Islam Malaysia , Kuala Lumpur yang

memutuskan bahwa :

"Buku Aurad Muhammadiah Pegangan Darul Arqom Sekaligus Menjawab

Tuduhan tulisan Ashaari Muhammad harus ditahan penyebarannya karena

mengandung ajaran dan paham yang bertentangan dengan syari`at Islam dan

membingungkan masyarakat Islam.

Selain itu, Komite Majlis Agama Islam Selangor (MAIS) menetapkan fatwa

sebagai berikut :

Dalam menjalankan kekuasaan-kekuasaan yang diberi oleh bagian 41 ( 2)

diberlakukannya administrasi agama Islam 1952 ( Selangor No.352 ) Komite

hukum Dewan Agama Islam Selangor pihak MAIS memfatwakan bahwasanya

Aurad Muhammadiyah pegangan Darul Arqom menyimpang dari aqidah Islam

sebenarnya dan membingungkan masyarakat Islam seluruhnya.159

Pemerintah Malaysia mengharamkan ajaran dalam buku Aurad

Muhammadiyah, karena dinggap menyesatkan dan membahayakan. Berkaitan

dengan Mahdisme yang diyakini Darul Arqom, dianggap bertetantangan dengan

Islam yang telah dikukuhkan di Malaysia, yaitu Ahlus Sunnah Wal Jamaah. Darul

Arqom dinyatakan kelompok terlarang. Ajaran Darul Arqom dan sikap kritikalnya

serta pernyataan Ashaari Muhammad yang menyatakan “ Bahwa 60 persen dari

penduduk Malaysia dan 80 persen pegawai awam mendukung gerakan Darul

158 Mohd. Ali Haji Zainal, Himpunan Fatwa Warta Kerajaan Negeri Malaka. Malaka :

Jabatan Mufti Negeri Malaka. 2005, h. 9 159 Mazni Binti Abdullah Wahab, “Pentadbiran Fatwa Negeri Selangor : Kajian Terhadap

Enakmen Pentadbiran Perundangan Islam Selangor 1989”. (Disertasi : Program Akademi Pengajian

Islam Universiti Malaya Kuala Lumpur, 2001), h. 186

61

Arqom”. 160 Maka dari itu, pemerintah mengupayakan untuk melumpuhkannya

dengan pelarangan yang meliputi aktivitas Darul Arqom, yang meliputi pendidikan,

perkampungan, perniagaan dan kegiatan sosial Darul Arqom.161 Pemerintah juga

melarang berbagai penerbitan serta buku-buku, majalah novel, serta barang media

elektronik Darul Arqom juga dilarang beredar seperti kaset-kaset yang berisi

ceramah Ashaari Muhammad.

2. Muzakarah Komite Nasional Kali Ke 34 pada 31 Maret 1994 yang memutuskan

bahwa :

a. Dewan/Departemen Agama Islam Negeri harus menggunakan ketentuan

yang ada di dalam Enakmen Administrasi Agama Islam sepenuhnya dalam

upaya untuk memerangi kegiatan Darul Arqom seperti ketentuan mengajar

tanpa mandat , membuka sekolah tanpa izin dan berpoligami tanpa izin

Pengadilan Syari`ah.

b. Kelompok Al-Arqam diminta bertaubat dan perlu dinasihati oleh Raja -

Raja dan Sultan sebelum diambil tindakan boikot.162

Mahathir Mohammad menegaskan bahwa aktivitas Darul Arqom yang

berhubungan dengan ajarannya, dianggap membahayakan keselamatan rakyat

Malaysia.163 Sehingga dapat mengganggu setabilitas politik Malaysia dan dapat

membahayakan bagi keamanan nasional. Memang sejak awal kemunculannya

sampai pada sekarang status Darul Arqom bukan sebagai organisasi formal yang

diakui oleh pemerintah. Darul Arqom hanya sebatas kelompok pengajian yang

berorientasi terhadap dakwah keagamaan.

160 Julie Chernov, Umat Begerak Mobilisasi Damai Kaum Islam di Indonesia, Malaysia, dan

Turky, h. 186 161 Fatwa Terhadap Kumpulan Al-Arqam Pimpinan Haji Ashaari Muhammad. Di akses dari

website resmi pemerintah www.islam.gov.my pada tanggal 30/01/2016 162 Haji Zainal. Himpunan Fatwa Warta Kerajaan Negeri Malaka, h. 17 163 Ahmad Fauzi Abdul Hamid, “Pemerintah dan Gerakan Islam di Malaysia, Jurnal Pemikir

Minda”. Volume 48, No. 18, (2000) : h. 119

62

Menurut pihak investigasi polisi keberadaan Darul Arqom di Malaysia

terlalu mengkhawatirkan bagi negara. 164 Darul Arqom disebut melatih pasukan

rahasia di Bangkok yang berjumlah 300 orang. 165 Pasukan ini nantinya akan

digunakan untuk merebut kekuasaan di Malaysia. Karena Ashaari Muhammad

dinilai mempunyai ambisi untuk membangun pemerintahan baru dan anggota Darul

Arqom juga meyakini bahwa Ashaari Muhammad sebagai pembawa Imam

Mahdi.166

Ketua Pengarah Pusat Islam, Zainal Abidin Abdul Kadir, memberi

pernyataan mengenai Darul Arqom. Ia mengatakan bahwa unsur-unsur militan

telah merasuk dalam internal Darul Arqom, sehingga sewaktu-waktu misi Darul

Arqom dapat menggulingkan pemerintah dengan cara kekerasan. Senator Nazri

Abdul Aziz mendesak Dewan Negara untuk bertindak cepat terhadap Darul Arqom,

sebab menurutnya Darul Arqom lebih bahaya dari komunis. Hal-hal ini menjadi

desakan serius bagi pemerintah Malaysia, Sehingga ada upaya tegas pemerintah

untuk membatasi kolompok Darul Arqom.167

Jika diamati secara seksama penulis setuju dengan hasil penelitian Abdul

Hamid yang mengatakan : Kasus Darul Arqom mengerucut, yang pada awalnya

hanya dinilai menyebarkan ajaran sesat meruncing dituduh menjadi ancaman

terhadap negara. Persoalannya adalah, tuduhan-tuduhan teresebut juga dilontarkan

para elit negara. Sehingga mendorong Pusat Islam untuk mengeluarkan fatwa yang

melarang gerakan ini, serta intruksi untuk menyelidiki aktivitasnya. Disamping

tindakan agresif Darul Arqom semakin meningkat seperti kecaman-kecaman yang

dilontarkan terhadap sistem pemerintahan Malaysia. Sehingga mendorong

pemerintah untuk melumpuhkannya. Atas dasar Akta Keselamatan Dalam Negeri

(ISA), maka pemerintah merepresi gerakan ini.

164 Fatwa Perbincangan mengenai Pertumbuhan Al-Arqom dan Majalah-majalah terbitanya,

diakses dari web resmi Pusat Islam Malaysia www.mufti.kelantan.gov 165 Abdul Hamid, “Gerakan Islam di Malaysia’ h. 23 166 Abdul Hamid, h. 119 167 Abdul Hamid, h. 121

63

B. Langkah Represi

Sebelum penulis beranjak lebih jauh, maka perlu dijelaskan terlebih dahulu

tentang represi. Represi dalam Kamus Bahasa Indonesia diartikan dengan

penekanan, pengekangan ataupun secara kasarnya penindasan.168 Represi tersebut

sesungguhnya untuk meredam pergerakan kelompok-kelompok ekstrim di

Malaysia. Berbeda dengan masa pemerintahan sebelumnya, misalnya pada masa

Tun Razak. Anwar Ibrahim sebagai presiden ABIM, dipenjarakan selama 22 bulan

pada tahun1974. 169 Pada 1980, pemimpin-pemimpin lokal PAS dari Kedah

dipenjarakan di bawah ISA setelah partisipasi mereka dalam demontrasi petani. Hal

ini menjadi contoh bagi kelompok-kelompok yang lain bahwa kritik yang

melampaui batas tidak akan ditoleransi oleh pemerintah.170

Setelah Mahathir Muhammad naik menjadi perdana menteri dan Musa

Hitam menjadi menteri dalam negeri penggunaan ISA semakin menurun. Mayoritas

hanya represi dengan pelarangan dan penangkapan, tetapi kelompok-kelompok

yang anti pemerintah, anti sistem serta dianggap menjadi ancaman negara ISA

menjadi jalan terakhir yang akan digunakan. Pelarangan terhadap kelompok-

kelompok sering terjadi pada kelompok yang dilabeli songsang, terutama gerakan

yang mempromosikan visi Islam anti pemerintah atau meganut aliran non-sunni.171

Mungkin ISA dipakai dengan sangat hati-hati dan penuh pertimbangan, sehingga

sangat efektif dalam meredam gerakan kelompok-kelompok denegan agenda

tertentu.

Pemerintah tidak serta merta melarang ataupun menangkap kelompok yang

diduga menyimpang, melainkan diawali dengan pemeriksaan dan pengawasan

untuk mengetahui kemungkinan terjadinya penyimpangan. Biasanya hal ini

168 Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta :

Balai Pustaka, 1988, h. 744 169 Anwar Ibrahim dipenjarakan karena kritiknya terhadap pemerintah. Ia memimpin

demotrasi anti-kemiskinan di Baling pada tahun 1974. Krisi ekoonomi tahun 1970-an serta merosot

harga karet yang menjadi mata pencaharian warga Malaysia mendorong Anwar Ibrahim

menyuarakan kemiskinan. 170 Julie. Umat Begerak Mobilisasi Damai Kaum Islam di Indonesia, Malaysia, dan Turky,

h. 187 171 Julie, h. 185

64

ditangani oleh kepolisian yang sangat efektif dalam memantau gerakan organisasi

yang berhaluan dakwah songsang. Polisi ini adalah polisi khusus yang ahli dalam

melakukan penyamaran, pengintaian terhadap suatu kelompok tertentu.

Pada tahun 1980-an, negara mengklaim bahwa kelompok ekstrimis sudah

mulai mengakar di Malaysia dan memiliki doktrin sesat serta mendukung untuk

melakukan penggulingan pemerintah. Survei pemerintah mencatat ada 40

pergerakan dakwah songsanng dengan jumlah anggota tiga puluh ribuan. Untuk itu,

pemerintah lebih menggalakkan lagi tindakannya terhadap kelompok yang memang

dinilai menjadi ancaman.172 Darul Arqom salah satunya yang di represi pemerintah

dan secara kontroversial dilarang pada tahun 1994. Meskipun Darul Arqom tidak

melakukan tindakan kekerasan, ia dilarang dengan berbagai macam-macam

tuduhan dari melatih pasukan khusus, hingga dinilai menjadi ancaman nasional.

Begitupun keberadaan Darul Arqom di beberapa negara Asia yang juga di

sekat seperti di negara Indonesia, Thailand dan Singapura. Di negara tersebut Darul

Arqom tidak dikekang seperti di Malaysia, sehingga masih leluasa menjalankan

aktivitasnya. Meskipun pada akhirnya pemerintah di negara tersebut juga

mengeluarkan kebijakan yang melarang kegiatan Darul Arqom. Setiap negara

memiliki alasan tersendiri, untuk menjaga stabilitas berbangsa dan bernegara.

Di Indonesia sejak dikeluarkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI)

pada tanggal 13 Agutus 1994 M. di Jakarta, melalui Rapat Pengurus Paripurna

Majelis Ulama Indonesia bersama ketua-ketua Majelis Ulama Daerah Tingkat I

seluruh Indonesia, memutuskan untuk melarang peredaran buku Aurad

Muhammadiyah pegangan Darul Arqom serta melarang penyebaran organisasi

Darul Arqom. Hal ini demi terpeliharanya kemurnian agama Islam dan keutuhan

bangsa. Disamping juga menyerukan agar tidak terpengaruh oleh ajaran yang

dibawa Darul Arqom.173

172 Julie. Umat Begerak Mobilisasi Damai Kaum Islam di Indonesia, Malaysia, dan Turky,

h. 186 173 Fatwa Majelis Ulama Indonesia yang dikeluarkan pada 06 Rabi’ul Awwal 1415 H /13

Agustus 1994 M di Jakarta, di tandatangani oleh Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia. KH

Hasan Basri

65

Berbeda dengan Malaysia, di Thailand gerakan Darul Arqom pada awal

perkembangannya belum mendapatkan respon dari pemerintah. Tetapi semenjak

beredarnya rumor Darul Arqom melatih pasukan rahasia, pemerintah mulai

mendiskusikan keberadaan Darul Arqom di Thailand termasuk mengawasinya.

Persamaanya dengan Indonesia bahwa tidak semua wilayah di Thailand memusuhi

Darul Arqom. Seperti laporan Hendrik Meuleman, keberadaan Darul Arqom di

wilayah Selatan Thailand kurang begitu diperhatikan. Bahkan bisa dibilang tidak

begitu sukses. Hal ini didasari oleh faktor kuatnya agama lokal yang sudah

mengakar disana.174

Selanjutnya di Singapura, negara ini jika dilihat dari letak geografis paling

dekat dengan negara Malaysia. Secara tidak langsung membuat hubungan antar

sesama anggota lebih mudah. Sama halnya dengan Malaysia Singapura tidak

memberikan tempat bagi Darul Arqom. Majelis Agama Islam Singapura (MUIS)

melarang peredaran buku Aurad Muhammadiyah pegangan Darul Arqom.

Alasannya tetap sama yaitu demi menjaga kemurnian agama Islam serta untuk

menjaga persatuan keluarga muslim Singapura, demi stabilitas negara.175

Di Malaysia diawali dengan pemanggilan pemimpin tertinggi Darul Arqom

Ashaari Muhammad tahun 1979 oleh Pengarah Pusat Islam. Pemanggilan ini untuk

bermuzakarah dengan Ashaari Muhammad terkait buku Aurad Muhammadiyah.

Setelah bermuzakarah dengan pemimpin Darul Arqom, pada 16 Oktober 1986

Jabatan Kemajuan Islam Malaysia melalui muzakarah memutuskan bahwa isi buku

Aurad Muhammadiyah Darul Arqom sekaligus Menjawab Tuduhan bertentangan

dengan Aqidah dan Syariat terkait kepercayaan mahdisme-nya. Maka dari buku

Darul Arqom dilarang peredarannya di negara Malaysia.

Pemerintah juga menutup percetakan Darul Arqom ( Minda ) serta dilarang

menerbitkan, tercatat ada 15 buku, 3 jenis majalah Al-Ain (majalah untuk anak-

anak), An-Nasihah (majalah berita) dan Al-Mukminah serta beberap kaset dan

174 Johan Hendrik Meuleman. “Reactions And Attitudes Towards The Darul Arqom

Movement in Southeats Asia. Jurnal Studia Islamika” volume 3, No 1, (1996): Hal 65 175 Hendrik Meuleman. “Reactions And Attitudes Towards The Darul Arqom Movement in

Southeats Asia, h. 67

66

video juga ikut dilarang. 176 Majalah Al-Mukminah mulai terbit tahun 1986.

Pengarah majalah ini adalah istri Ashaari Muhammad Khadijah Aam. Majalah ini

sebagian besar pembacanya adalah kaum wanita. Majalah tersebut dilarang oleh

pemerintah Malaysia dan larangan tersebut meliputi penjualan, penerbitan ulang

serta percetakannya.177

Tahun 1991 Jawatankuasa Syariah mengeluarkan fatwa yang menyatakan

faham-faham yang dibawa oleh gerakan Darul Arqom bertentangan dengan Aqidah

dan Syariah Islamiah sehingga dapat menyesatkan masyarakat Islam.178 Langkah

awal pemerintah Malaysia adalah melakukan pengharaman terhadap buku-buku,

majalah dan kaset rekaman hasil rekaman. Tetapi seiring meningkatnya aktivitas

Darul Arqom, maka pemerintah dengan tegas melarang keberadaan kelompok ini

di Malaysia. Perdana Menteri Mahathir Mohammad menegaskan bahwa Darul

Arqom, kelompok yang ilegal, maka dibawah ISA izin bagi pasukan keselamatan

untuk bertindak terhadap Darul Arqom.179

Pada tahun 1991 pemerintah mengeluarkan larangan bagi setiap anggota

Darul Arqom, agar tidak ikut dalam kegitan kenegaraan.180 Jika ditelisik dari awal

kenapa keragaman kelompok di negara Malaysia susah untuk mendapatkan tempat

baik di tingkat federal. Hal semacam ini memang harus diproses terlebih dahulu

sebab, peraturan hukum yang telah ditetapkan harus sesuia dengan Mazhab Syafi’i.

Sehingga kelompok atau gerakan yang dianggap tidak sesuai akan dibatasi.

Berbanding terbalik dengan negara tetangga yaitu Indonesia. Hukum di Indonesia

masih memperbolehkan satu atau beberapa orang untuk berkumpul untuk

menyatukan visi.

Pemerintah juga mengambil langkah tegas melakukan penangkapan dan

menahan pemimpin serta anggota Darul Arqom. Dalam hal ini polisi Malaysia yang

176 Haji Zainal, Himpunan Fatwa Warta Kerajaan Negeri Malaka, h. 9 177 Larangan terhadap buku Ashaari Muhammad. Diakses dari www.malaysiakini.com pada

31/08/22016 178 Arkib himpunan fatwa-fatwa mufti negeri sembilan www.muftins.gov.my di akses

04/09/2016 jam 11:00 179 Abdul Hamid, “Gerakan Islam di Malaysia”, h. 121 180 Hendrik Meuleman. “Reactions And Attitudes Towards The Darul Arqom Movement in

Southeats Asia, h. 50

67

menanganinya, sebab jika dilihat dari sejarah panjang polisi di Malaysia sudah

sejak awal menjadi tangan hukum untuk melakukan aktivitas hukum sehari-hari.

Namun apabila permasalahannya sudah mencakup tingkat yang mengkhawatirkan,

maka pemerintah mengambil langkah tegas dengan menggunakan ISA. Malaysia

memang sangat efektif dalam memastikan hukum dan ketertipan. Sejumlah daerah-

daerah di Malaysia tidak ada yang tidak berhukum, meskipun di daerah-daerah

yang di dominasi dan diperintah partai oposisi.

ISA (Internal Securuty Act) adalah senjata utama yang digunakan

pemerintah untuk meredam gerakan ektrimis yang menjadi ancaman di Malaysia

terutama kegiatan Darul Arqom. ISA Di Malaysia, mulai diberlakukan pada tahun

1960. Dengan aturan ini pemerintah Malaysia memiliki kekuasaan untuk menahan

seseorang kalau dianggap orang tersebut bertindak melanggar keamanan nasional,

mengancam sejumlah pelayanan publik dan kehidupan ekonomi. Dalam ISA

dinyatakan bahwa polisi bisa menahan seseorang tanpa surat perintah hingga

maksimal 2 tahun, dan menteri dalam negeri pun berhak memperpanjang

penahanan seseorang yang dituduh melanggar ISA.181

Keberadaan Darul Arqom yang semakin meningkat agresifitasnya serta

ramalan-ramalan terhadap munculnya imam Mahdi dan ramalannya tentang

kejatuhan Mahathir dan Wakil Perdana Menteri Anwar Ibrahim dalam tempo enam

bulan. Ditambah gerakan ini yang sudah menyebar luas di tengah masyarakat

mendorong pemerintah untuk bertindak tegas. Darul Arqom dinilai menjadi

ancaman nasional dan membawa ajaran menyimpang. 182 Sehingga pemerintah

menggunakan ISA untuk meredam pergerakan kelompok Darul Arqom di

Malaysia. Tindakan pemerintah untuk menjalankan operasi penangkapan disambut

oleh semua kerajaan negeri Malaysia dan agensi-agensi kerajaan. Atas dasar Akta

Keselamatan Dalam Negeri (ISA-Internal Security Act), pemerintah menahan

pemimpin-pemimpin Darul Arqom. Jika mereka tidak patuh terhadap ketetatapan

ISA dianggap telah memicu ketegangan.

181 Fatwa Terhadap Kumpulan Al-Arqam Pimpinan Haji Ashaari Muhammad. Di akses dari

website resmi pemerintah www.islam.gov.my pada tanggal 30/01/2016 182 John L. Esposito & John O. Voll, Demokrasi di Negara-Negara Muslim, h. 175

68

Secara kronologis Ashaari Muhammad ditangkap oleh pemerintah pada 2

September 1994 di era Mahathir Muhammad. Ashaari Muhammad bersama

anggota Darul Arqom dalam perjalanan menuju Chengmai Thailand. Ia ditangkap

polisi Thailand di Lampang dan dipisahkan dari rombonganya. Ashaari Muhammad

dibawa ke perbatasan Malaysia untuk diserahkan pada polisi Malaysia. Ashaari

Muhammad ditahan hingga tanggal 24 september 2004. Selanjutnya orang-orang

terdekat Ashaari Muhammad lainnya yang juga ikut ditangkap yaitu, Khadijah Aam

istri Ashaari Muhammad, Shuib Sulaiman, juru bicara Darul Arqom dan Jailani

Jasmani, Setiausaha Akbar Ashaari. Disusul lagi penangkapan empat orang

petinggi Darul Arqom yaitu, Zabidi Muhammad Penasehat Undang-Undang Darul

Arqom, Ibrahim Muhammad adik ipar Ashaari dan Pengarah Keuangan Darul

Arqom, Hasan Mokhtar Setiausaha Majlis Darul Arqom dan Khairil Anwar

menantu Ashaari Muhammad yang juga Penasihat UUD Darul Arqom.183

Pemerintah juga memantau kegiatan ekonomi yang digagas Darul Arqom

dan menutupnya. Tidak hanya aktivitas ekonomi, pendidikan Al-Arqam yang

digagas oleh Darul Arqom juga dibekukan oleh pemerintah, yang mengakibatkan

murid-murid terlantar. Meskipun pemerintah ingin mengalihkan para murid ini,

tetapi lambatnya penanganan pemerintah dalam mengalihkan mantan murid

sekolah Al-Arqom ke sekolah nasional, hingga menyebabkan sekitar 10.000 murid

terlantar. Disamping itu, mantan guru sekolah Al-Arqam diberikan pilihan oleh

pemerintah untuk mengajar kembali di sekolah nasional.184 Namun tidak semua

mantan guru sekolah Al-Arqam ditarik oleh pemerintah mengajar di sekolah

nasional, tapi hanya guru-guru yang sudah berpengalaman dan profesional.

Sekolah yang beroperasi di perkampungan Darul Arqom, Sungai Panchala,

ada dalam naungan Yayasan Darul Arqom. Menurut Haji Abdullah pendidikan

Darul Arqom juga pernah diajukan untuk disetarakan pada tingkat Universitas, tapi

gagal. Kegagalan tersebut diakibatkan oleh konflik perebutan kekuasan yang terjadi

183 Abdul Hamid, “Gerakan Islam di Malaysia”, h. 121 184 S. Yunanto. Pendidikan Islam di Asia tenggara dan Asia Selatan. Jakarta : The Ridep

Institute. 2005, h. 197

69

di kalangan internal Darul Arqom.185 Sejak saat itu, pendidikan ini hanya beroperasi

di kalangan Darul Arqom saja tanpa melibatkan masyarakat umum. Pada masa

perseteruan antara Darul Arqom dan pemerintah yang berakhir dengan pelarangan

Darul Arqom tahun 1994, pemerintahpun ikut membekukan pendidikan Darul

Arqom.186

Keputusan yang dikeluarkan Majelis Fatwa Ulama Malaysia menjadi akhir

dari segala aktivitas sosial-ekonomi Darul Arqom. Ditambah penangkapan

terhadap pemimpin dan orang-orang tertinggi Darul Arqom. Meskipun tahun 1997

ada beberapa anggota setia Darul Arqom yang mencoba menghidupkan kembali

Darul Arqom dengan nama yang berbeda yaitu Rufaqa Corporation Sdn (kemudian

dikenal dengan Global Ikhwan Sdn), tetapi ketatnya pengawasan pemerintah

terhadap aktivitas bekas Darul Arqom, sehingga aktivitas Rufaqa Corporation tidak

leluasa. Apalagi system dan keyakinan Darul Arqom masih tetap dipertahankan

hanya nama saja yang berubah.

C. Reaksi Represi

Melihat perjalanan Darul Arqom pada umumnya dan Ashaari Muhammad

khususnya yang sudah sampai pada tahap menyesatkan, maka pada Agustus 1994

pihak Jawatankuasa (panitia, komisi) Majlis Fatwa Kebangsaan melarang

keberadaan organisasi ini. Kementerian Dalam Negeri segera memperkuat larangan

dengan menahan tokoh-tokoh besarnya, terutama Ashaari Muhammad.187 Diawali

dari Ashaari Muhammad yang ditangkap pada 2 September 1994 dalam perjalanan

ke Thailand.

Selanjutnya orang-orang terdekat Ashaari Muhammad lainnya, Khadijah

Aam Istri Ashaari Muhammad, Shuib Sulaiman, juru bicara Darul Arqom dan

Jailani Jasmani, Setiausaha Akbar Ashaari. Disusul lagi penahanan empat orang

petinggi Darul Arqom yaitu, Zabidi Muhammad Penasehat Undang-Undang Darul

Arqom, Ibrahim Muhammad adik ipar Ashaari dan Pengarah Keuangan Darul

185 Abdul Rahman Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia: Sejarah dan Aliran, Jakarta:

Gema Insani Press, 1997, h. 82-84 186 Badlihisham Mohd Nasir. “Pendidikan dalam Gerakan Islam di Malaysia: Satu Tinjauan,

Journal of Islam And Arabic Education” volume 2, No 1, (2010): h. 4 187 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 119

70

Arqom, Hasan Mokhtar Setiausaha Majlis Darul Arqom dan Khairil Anwar

menantu Ashaari Muhammad yang juga Penasihat UUD Darul Arqom.188

Selama penahanan Ashaari Muhammad di bawah ISA, pihak Darul Arqom

terus berusaha untuk membebaskan pemimpin mereka melalui proses hukum yang

berlaku. Langkah yang diambil oleh pihak Darul Arqom menggunakan jalur hukum

dengan bantuan pengacara-pengacara terkemuka seperti mantan Ketua Hakim

Negara, Tuan Salleh Abbas, dan mantan Presiden Dewan pengacara, Raja Aziz

Addruse. Namun tetap tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Upaya pihak

Darul Arqom untuk membebaskan Ashaari Muhammad dengan bantuan pengacara

terkemuka, tetap tidak membuahkan hasil. Baru pada tahun 2004 Ashaari

Muhammad dan Khadijah dibebaskan bersyarat.

Penahanan terhadap pemimpin dan para anggota Darul Arqom di bawah

ISA, menimbulkan implikasi di tengah masyarakat. Implikasi yang muncul berupa

reaksi dari kalangan publik tidak terkecuali organisasi di masyarakat. Ada yang

menilai tindakan pemerintah berlebihan terhadap Darul Arqom. Menurut Julie

Chernov dalam bukunya, bahwa tindakan pemerintah seharusnya tidak hanya

melihat Darul Arqom sebagai aliran yang menebar ancaman, tetapi kontribusi nyata

Darul Arqom dalam dunia keislaman di Malaysia juga perlu di hargai.189 Tindakan

pemerintah terhadap Darul Arqom ini telah melampaui batas. Menurut Timbalan

Menteri di Jabatan Perdana Menteri Dr. Abdul Hamid, tindakan yang terlalu agresif

terhadap Darul Arqom hanya akan menjadikan gerakan tersebut lebih militan lagi.

Suara tidak puas mengenai penahanan terhadap Darul Arqom datang dari

ormas di Malaysia yang mengatasnamakan Suara Rakyat Malaysia (SUARA) dan

Aliran Kesadaran Negara (ALIRAN) yang berkomentar mengenai penahanan

terhadap anggota Darul Arqom yang dianggap salah, sebab bertentangan dengan

hak asasi manusia.190 Mereka menyuarakan untuk membebaskan para pemimpin

dan anggota Darul Arqom.

188 Abdul Hamid, “Gerakan Islam di Malaysia”, h. 121 189 Julie. Umat Begerak Mobilisasi Damai Kaum Islam, h. 184 190 Abdul Hamid, “Gerakan Islam di Malaysia”, h. 123

71

Media asing, yang mempublis kasus Darul Arqom mengenai penangkapan

pemimpin dan anggotanya yang dianggap telah melanggar hak asasi manusia.

Tetapi pemberitaan ini disanggah oleh Menteri Penerangan Muhammad Rahmed

dan Timbalan Perdana Mentri, Anwar Ibrahim. Mereka menyatakan bahwa isu

Darul Arqom yang sedang terjadi diperalat untuk menjatuhkan reputasi pemerintah

Malaysia. 191 Menurut Anwar Ibarahim, dalam satu wawancara dengan media

Thailand, mengenai Darul Arqom adalah kasus agama yang berskala kecil tidak

harus dikaitkan dengan isu keselamatan, ia berharap agar ISA tidak digunakan

terhadap para pemimpin dan anggota Darul Arqom. Mantan Ketua Hakim Negara

Tun Salleh Abbas juga ikut berkomentar mengenai Darul Arqom. Menurutnya

kesalahan Darul Arqom adalah tidak mendaftarkan organisasinya dan telah

menyebarkan doktrin-doktrinnya. Tapi kesalahan tersebut tidak seharusnya

direspon dengan penggunaan ISA.

Partai Islam Se-Malaysia (PAS) di bawah Pimpinan Menteri PAS Kelantan,

Datuk Nik Aziz Mat dan Presidennya Dato’ Fadzil Noor, menyatakan dukungan

terhadap fatwa pengharaman serta tindakan penahanan terhadap Darul Arqom.

Senada Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM) di bawah pempinan Dr Mohd.

Noor Manutty turut mendukung langkah-langkah yang diambil pemerintah.

Sementara kelompok yang lain berbeda, mereka lebih pro terhadap Darul Arqom,

seperti Partai Rakyat Malaysia (PRM) dan Partai Tindakan Rakyat (DAP-

Domocratic Action Party) yang mengecam tindakan pemerintah terhadap Darul

Arqom. Mereka mendesak pemerintah untuk membebaskan, karena dinilai

menyalahi hak asasi manusia.

Masyarakat internasional juga memberi komentar mengenai kasus Darul

Arqom. Thailand memprotes tindakan pemerintah terhadap pemimpin Darul

Arqom dengan mengirimkan surat terbuka terhadap pemerintah Malaysia. Surat

tersebut dikirimkan oleh Ketua Asosiasi Islam Thailand dan Kesatuan Kebebasan

Sipil. Penahanan tersebut dinilai telah melanggar norma-norma UUD antar bangsa

dan hak asasi manusia.192

191 Abdul Hamid, h. 123 192 Abdul Hamid, “Gerakan Islam di Malaysia”, h. 123

72

Selain itu Amnesty International yang berpusat di London dan Peradilan

Internasional (ICJ-International Commission of Jurists) yang berpusat di Geneva193

mendesak pemerintah Malaysia untuk membebaskan tahanan pemimpin-pemimpin

Darul Arqom. Tetapi penasehat Hal Ehwal Islam Negara, membantah dengan

menyebutkan Darul Arqom dengan keyakinan yang dibawanya merupakan

ancaman terhadap keselamatan masyarakat. Dalam jurnal Studia Islamika

menyebutkan, protes yang berkelanjutan terhadap pelarangan terhadap Darul

Arqom memiliki beberapa sisi, namun yang lebih umum diberitakann oleh pers

didorong oleh rasa hak asasi manusia, sebagian bermotif politik dari pada

pertimbangan agama.194

Penahanan terhadap pemimpin Darul Arqom, menjadikan Darul Arqom

semakin terpuruk. Sejak pemimpin Darul Arqom diekstradisi ke Thailand, muncul

kabar tentang Darul Arqom yang sudah ditinggalkan pemimpinnya. Ditambah

penangkapan yang dialami oleh para pemimpin Darul Arqom, khususnya Ashaari

Muhammad. Pada tahun 1994, Ashaari Muhammad dibebaskan dari tahanan ISA,

tapi belum sepenuhnya bebas, masih dalam pantauan pemerintah Malaysia. Secara

terbuka Ashaari Muhammad membuat pernyataan, dengan mengaku bersalah dan

bertanggung jawab atas kesalahannya. Hal ini juga menjadi jawaban atas reaksi

public terhadap pemerintah.

Secara terbuka Ashaari Muhammad membuat pernyataan, bertanggung

jawab atas kesalahannya dan juga berjanji untuk ikut bekerjasama dengan

pemerintah dalam upaya meredam munculnya Darul Arqom lagi. Pemerintah juga

memberikan peringatan agar tidak ada lagi keinginan untuk menghidupkan kembali

gerakan ini. Tetapi di sisi lain pemrintah juga memberikan kelonggaran untuk

mendaftarkan kelompok mereka, dengan syarat tidak membawa ajaran songsang

dan tidak menggunakan nama Darul Arqom. 195 Dengan pernyataan yang

193 Amnesty International 1994. Di akses dari www.amnesty.org pada tanggal 30/01/2016 194 Hendrik Meuleman, “Reactions And Attitudes Towards The Darul Arqom Movement in

Southeats Asia, h. 57 195 Abdul Hamid, “Gerakan Islam di Malaysia”, h. 124

73

diungkapkan oleh pemimpin Darul Arqom, maka terjawab sudah desakan-desakan

kelompok yang dilontarkan komentar terhadap pemerintah.

Pada 28 Oktober 1994, Ashaari Muhammad mengadakan pertemuan

dengan para petinggi Darul Arqom di perkampungan Sungai Panchala. Ashaari

Muhammad menyatakan, bahwa ia bukan lagi pemimpin Darul Arqom. Selanjutnya

pada 30 Oktober 1994 Muhammad Nazib petinggi Darul Arqom membuat

pernyataan secara resmi, yang menyatakan pembubaran Darul Arqom dan larangan

menggunakan nama atau antribut Darul Arqom untuk kepentingan apapun.196 Hal

ini dikuatkan oleh pernyataan Timbalan Darul Arqom yang sebelumnya

bersembunyi di Indonesia, Abdul Halim Abbas. Ia menyatakan di media TV3

Malaysia mengenai tamatnya Darul Arqom.

Disusul dengan pengumuman pembebasan anggota Darul Arqom yang

terakhir dari tahanan ISA yaitu Abdul Halim Abbas, Fakrhul Razi Ashaari dan Sabri

Abdul Rani oleh Timbalan Menteri Dalam Negeri, Megat Junid. Meski begitu,

pemerintah Malaysia masih memberikan harapan bagi pemimpin Darul Arqom

untuk mendaftarkan organisasinya. Tetapi dengan syarat tidak menggunakan nama

dan ajaran yang sama. Meskipun di kemudian hari muncul Rufaqa Corporation Sdn

jelmaan baru Darul Arqom.

Pemerintah juga mengadakan bimbingan konseling terhadap bekas anggota

Darul Arqom. Hal ini untuk membersihkan doktrin-doktrin Darul Arqom dianut

sebelumnya. Selain itu, Ashaari Muhammad juga akan ikut membantu pemerintah

dalam memulihkan mereka. Disanping itu juga Ashaari Muhammad memberi

jaminan bahwa dalam tempo tiga tahun ia akan mumulihkan semua mantan anggota

Darul Arqom di Malaysia. Program pemulihan ini juga didukung oleh Peresatuan

Ulama Malaysia (PUM), bahwa mantan anggota Darul Arqom bukan lagi menjadi

ancaman.

Setelah tindakan pelarangan dan penahan terhadap pemimpin dan

anggotanya, Darul Arqom dibubarkan. Namun dari hasil pemantauan Judith Nagata

pada 1995 Darul Arqom masih aktif seperti dulu. Begitupun dalam penelitian

196 Abdul Hamid, h. 124

74

Ahmad Fauzi Abdul Hamid pada 1996, bekas organisasi Darul Arqom masih

terlihat aktif melakukan kegiatan seperti sediakala.197

Pada tahun 1997 Darul Arqom muncul kembali dengan nama baru yaitu

Rufaqa Corporation Sdn dengan sistem lama. Rufaqa merupakan pergantian nama

Darul Arqom yang pernah eksis. Di beberapa negara seperti Indonesia, dalam

laporan Gatra juga berkembang Rufaqa Coorporation di daerah Sumatra bersamaan

dengan kemunculannya di Malaysia. 198 Tetapi pemerintah malaysia pada tahun

1997 juga mengeluarkan pengharaman terhadap Rufaqa Corporation Sdh.n. Terkait

ajaran Darul Arqom yang coba dihidupkan kembali oleh bekas-bekas anggota Darul

Arqom. Dalam laporan Abdul Hamid ada 18 orang yang ditangkap 3 diantaranya

adalah seorang wanita.199

Di sisi lain sebagai sebuah gerakan keagamaan Darul Arqom yang berdiri

1968 telah banyak melalui beberapa fase. Sejak berkembangnya gerakan

kebangkitan kembali Islam di Malaysia, nama Darul Arqom tidak bisa

dikesampingkan. Meskipun sejarah kelam Darul Arqom diharamkan oleh

pemerintah, tetapi kontribusi dalam membentuk sebuah komunitas Islam mandiri

cukup jelas. Darul Arqom membawa perubahan sosial-ekonomi di kalangan

masyarakat Islam Malaysia. Meski pada kenyataannya model yang disuguhkan

Darul Arqom sukar untuk diterima oleh penguasa.

Awal kemunculan gerakan ini murni sebuah badan dakwah yang memiliki

cita-cita mulia, yaitu demi tegaknya masyarakat Islam. Namun perkembangannya

mengalami pergeseran dari gerakan dakwah murni yang apolitis menjadi politis.

Hal ini seperti rekayasa politik yang dilakukan oleh Ashaari Muhammad untuk

membentuk kekuatan besar bertahap diluar politik formal di Malaysia dalam rangka

menguasai pemerintahan. Sama seperti ungkapan Haji Abdullah, bahwah Darul

Arqom adalah gerakan yang terorganisir dengan agenda tertentu yaitu pembentukan

sebuah pemerintahan sendiri menuju sebuah negara.200

197 Abdul Hamid, “Gerakan Islam di Malaysia” h. 126 198 Setelah Abuya Memilih Tobat, di akses dari www.arsip.gatra.com pada tanggal

30/01/2016 199 Abdul Hamid, ‘Gerakan Islam di Malaysia”, h. 127 200 Haji Abdullah, Pemikiran Islam di Malaysia, h. 119

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah semua tahap dari penelitian ini dilakukan dari perumusan masalah,

hingga menemukan masalah. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat ditarik

kesimpulannya dalam beberapa hal mengenai gerakan Islam Darul Arqom di

Malaysia.

1. Darul Arqom didirikan oleh Ashaari Muhammad di Kelang Malaysia tahun

1969. Awal Kemunculan Darul Arqom hanya sebatas gerakan Islam yang

berhaluan dakwah Islamiah. Darul Arqom berkembang cukup signifikan, dalam

tempa 25 tahun sudah menyebar di beberapa negara Asia. Darul Arqom

medirikan usaha-usaha, pendidikan dan lembaga sosial.

2. Untuk Aqidah Darul Arqom masih berpegang terhadap Ahlus Sunnah, tetapi

mengenai Terekat, mereka mengikuti Tarekat Muhammadiyah yang dibawa

Syeikh Suhaimi. Mereka juga meyakini Syeikh Suhaimi yang telah meninggal,

hanya dighoibkan, dan akan muncul kembali sebagai Imam Mahdi. Darul

Arqom juga bersikap kritis terhadap pemerintah.

3. Pemerintah menilai ajaran Darul Arqom menyimpang, dan dapat menyesatkan

masyarakat luas. Pertumbuhan dan sikap kritis Darul Arqom terhadap

pemerintah dinilai dapat menganggu stabilitas politik Malaysia. Oleh karena itu,

pemerintah melarang keberadaan Darul Arqom di Malaysia. Pelarangan

tersebut meliputi peredaran buku-buku, membekukan lembaga-lembaga sosial,

serta menyita usaha milik Darul Arqom. Pemerintah juga melakukan

penangkapan dan penahanan terhadap sejumlah anggota serta pemimpin Darul

Arqom di bawah ISA.

76

B. Saran

Dari Kesimpulan tersebut, maka penulis merekomindasikan saran berikut :

Penelitian ini belum konprehenshif, penulis hanya melakukan penelusuran dan

pengumpulan data melalui studi berupa kajian terhadap buku-buku, jurnal yang

sangat terbatas. Menurut penulis tehnik tersebut belumlah cukup menggambarkan

tentang Darul Arqom secara utuh. Karena itu, bagi peneliti mahasiswa yang

berminat mengkaji gerakan Darul Arqom, disarankan untuk juga melakukan

wawancara terhadap mantan anggota Darul Arqom, dan wakil masyarakat,

pemerintah. Mengunjungi langsung ke Malaysia menelusuri arsip-arsip juga

diperlukan.

77

DAFTAR PUSTAKA

Aam, Ustazah Khadijah. Inilah Pandanganku, cet 1-Penchala (Malaysia :

Penerangan Al Arqom. 1988)

Abdullah, Taufik (Ed), Ensiklopedi Tematis Dunia Islam Asia Tenggara,

(Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002).

Abdullah, Taufik (Ed). Tradisi dan Kebangkitan Islam di Asia Tenggara.

(Penerjemah: Rochman Achwan. Jakarta : LP3ES, 1989)

Abdurahman & Gina Puspita, Abuya Syekh Ashaari Muhammad At Tamimi,

Diakah Mujaddin di Kurun Ini, (Jakarta : Giliran Timur, 2003).

Anwar, Zainah. Kebangkitan Islam di Malaysia, terj. (Jakarta:

LP3ES, 1990).

Abdullah, Haji Abdul Rahman, Pemikiran Islam di Malaysia: Sejarah dan

Aliran,(Jakarta: Gema Insani Press, 1997).

Buang, Ahmad Hidayat, “ Analisa Fatwa-fatwa Semasa Syariah di Malaysia,

Jurnal Syariah”. Volume 10, No 1, (2002).

Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.

(Jakarta : Balai Pustaka, 1988).

Dzar Mejar Abu, Taqwa Menurut Ustadz Hj Asaari Mohamad, (Malaysia:

Minda Ikhwan. 1998)

Esposito, John L. Identitas Islam Pada Perubahan Sosial-Politik. Terj.

(Jakarta : PT Bulan Bintang, 1986).

78

Gottschalk, Louis. Mengerti Sejarah. Terj. (Jakarta : UI Press, 1975)

Hamid, Ahmad Fauzi Abdul. Malaysia Daulah Pemuda Bani Tamim, (Slagor

Malaysia : Penerbit Minda Ihkwan. 1999).

Hamid, Ahnad Fauzi Abdul, “ Pemerintah dan Gerakan Islam di Malaysia,

Jurnal Pemikir Membangun Minda”. No. 01, (2001).

Hakim, Sudarnoto Abdul “Orientasi dan Dinamika Sosial Politik ABIM”,

(Disertasi : Program Pasca Sarjana UIN Syarif Hidatullah Jakarta,

2006).

Hakim, Sudarnoto Abdul. “Anwar Ibrahim tentang Masyarakat Multiras:

Problem dan Solusi, Jurnal Mimbar Agama & Budaya”. Volume

XIX, No. 3, (2002)

Hasbullah, Moeflich (Ed), Asia Tenggara Konsentrasi Baru Kebangkitan

Islam. (Bandung: PT. FokusMedia. 2003).

Helmiati. Islam Dalam Politik Malaysia, Disertasi Disertasi Program Pasca

Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2006.

Hwang, Julie Chernov. Umat Bergerak Mobilisasi Damai Kaum Islam di

Indonesia, Malaysia, dan Turki. Terj. (Jakarta : Freedom Institut,

2009)

Khalimi. Ormas-Ormas Islam Sejarah, Akar Teologi dan Politik, (Jakarta :

Gaung Persada Press Jakarta, 2010)

Ibrahim, Ahmad dkk (Ed), Islam di Asia Tenggara: Perkembangan

Kontemporer, (Jakarta: LP3S, 1990).

79

Ibrahim, Ahmad. Konflik UMNO-PAS dalam Isu Islamasi, (Selangor : Ibs Buku

Sdn. Bhd. 1998).

Ilaihi, Wahyu & Harjani Hefni, Pengantar Sejarah Dakwah, (Jakarta:

Kencana, 2007)

Redaksi Ensiklopedi Indonesia, Ensiklopedi Indonesia Seri Geografi, (Jakarta:

PT Ichtiar Baru Van Hoeve).

Lee, Julian C.H. Islamization and Activist In Malaysia, Singapore : Institute of

Southeast Asian Studies, 2010.

Lapidus, Ira, M. Sejarah Sosial Umat Islam, Terj, (Jakarta : PT Raja Grafindo

Persada. 1999)

Muzani, Saiful (Ed).Pembangunan dan Kebangkitan Islam di Asia

Tenggara,(cet 1- Jakarta: LP3ES, 1993)

Muhammad, Ashaari. Barat di Ambang Maut. (Kuala Lumpur : Penerbit

Hikmah, 1993).

Muhammad, Ashaari. Buah Pikiran Ustaz Hj Ashaari Muhammad, Siri 1.

(Selangor : Penerbitan Minda Ikhwan. 2005).

Muhammad, Ashaari. Aqidah Mukmin Seri 1, (Kuala Lumpur : Shoutul Arqam,

1991).

Meuleman, Johan Hendrik. “Reactions And Attitudes Towards The Darul

Arqom Movement in Southeats Asia. Jurnal Studia Islamika”

volume 3, No 1, (1996).

Nurwahid, Hidayat. 2007. Pengantar Sejarah Dakwah. (Jakarta: Kencana.

2007)

80

Nasir, Badlihisham Mohd. “Pendidikan dalam Gerakan Islam di Malaysia: Satu

Tinjauan, Journal of Islam And Arabic Education” volume 2, No 1,

(2010).

Nazoha, Zaini. “undang-undang Penguatkuasaan Fatwa di Malaysia, Jurnal

Islamiah Universiti Kebangsaan Malaysia ” Volume 17, No 1,

(2005). Hal 26

Nurhasanah. “Kebijakan Pemerintah Malaysia terhadap Lembaga Keuangan

Islam”, (Disertasi : Program Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2006).

Ridho, Rusmin. Antropologi Agama, (Jakarta : 2015. Hal 68) cet-1

Wahab, Mazni Binti Abdullah. “Pentadbiran Fatwa Negeri Selangor : Kajian

Terhadap Enakmen Pentadbiran Perundangan Islam Selangor 1989”.

(Disertasi : Program Akademi Pengajian Islam Universiti Malaya

Kuala Lumpur, 2001).

Ya’cub, Tasman. Dakwah Islam Dalam Perspektif Ashaari Muhammad,

Disertasi Program Pasca Sarjana UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2006.

Yusoof, Farah wahida Mohd. Al-Arqam & Ajaran Muhammadiyah Satu

Penilaian. (Malaysia : Universiti Teknologi Malaysia, 2007).

Yunanto. Pendidikan Islam di Asia tenggara dan Asia Selatan. (Jakarta : The

Ridep Institute. 2005).

81

Zainal, Haji Mohd. Ali. Himpunan Fatwa Warta Kerajaan Negeri Malaka 1986

-2005, (2005 : Jabatan Mufti Negeri Malaka).

Sumber Online

Bahagian Penyelidikan JAKIM, Ashaari Muhammad Bukan Putra Bani Tamim,

diakses dari www.islam.gov.my tanggal 28/01/2016

Pemerintah Malaysia, The Second Malaysian Plan 1971-1975, (online)

www.epu.gov.my/en/second-malaysia-plan-1971-1975 di akses pada

tanggal 10/10/2015 jam 12:34

Website resmi majlis ulama Malaysia http://www.muftiselangor.gov.my di

akses pada tanggal 10/11/2015 jam 11:24 pm

Fatwa Perbincangan mengenai Pertumbuhan Al-Arqom dan Majalah-majalah

terbitanya, diakses dari web Pusat Islam Malaysia

www.mufti.kelantan.gov

Tan Sri Dato’ Seri Ahmad Sarji Bin Abdul Hamid. Larangan Terhadap

Penglibatan Pegawai-pegawai Awam Dan Agensi-agensi Kerajaan

Dalam Aktiviti-aktiviti Yang Berkaitan Dengan Al-Arqom. 1994,

(Online). (www.parlimen.gov.my/files/hindexs/pdf/dr-06051996.pdf

diakses pada tanggal 15 Juni 2015 jam 13:36)

MacDougall, John. Al Arqam, di akses dari arsip www.library.ohio.edu arsip

Jam 12:22 11Agust 1994

Beh Lih YI. Mendedahkan Punca Sebenar Rusuhan 13 Mei 1969. 2014,

(Online) (http://www.malaysiakini.com/news/67135 diakses pada

tanggal 15 Oktober 2015 jam 21: 04)

82

Arkib himpunan fatwa-fatwa mufti negeri sembilan www.muftins.gov.my di

akses 04/09/2016 jam 11:00

Sudarto, Tokoh Unik Ashaari Muhammad. 7 Desember 2006. Diakses dari

www.suaramerdeka.com pada jam 07:00 tgl 20/03/2016

Fatwa Terhadap Kumpulan Al-Arqam Pimpinan Haji Ashaari Muhammad. Di

akses dari website pemerintah www.islam.gov.my pada tanggal

30/01/2016

Fatwa Majelis Ulama Indonesia yang dikeluarkan pada 06 Rabi’ul Awwal 1415

H /13 Agustus 1994 M di Jakarta, di tandatangani oleh Dewan

Pimpinan Majelis Ulama Indonesia. KH Hasan Basri

Larangan terhadap buku Ashaari Muhammad. Diakses dari

www.malaysiakini.com pada 31/08/22016

Martin van Bruinessen, Gerakan Sempalan di kalangan Umat Islam Indonesia,

2015

(Online), (http://www.hum.uu.nl/medewerkers/m.vanbruinessen/pu

blications/gerakan_sempalan.htm diakses pada tanggal 25 September

2015).

Larangan Terhadap Penglibatan Pegawai-pegawai Awam dan Agensi-agensi

Kerajaan Dalam Aktiviti yang Berkaitan Dengan Al-Arqam, (online)

www.jpm.gov.my diakses pada tangga 27/12/2015

Ashaari Muhammad Telah Meninggal Dunia, (online) www.malaysiakini.com

diakses jam 12 siang, tanggal 17 Januari 2016

83

Ashaari Muhammad, Aurad Muhammadiyah : Sekaligus Menjawab Tuduhan

oleh Asahaari Muhammad, (online)

https://auradmuhammadiah.wordpress.com di akses pada tanggal

16/01/2016.

Datuk Halim Abdul Rahman. PAS, Kami Bukan Mungkir Janji, tapi Memang

Ditendang BN Keluar, (Online). Diakses dari

www.themalaysianinsider.com pada tanggal 15/12/2015 jam 21:08

Laporan Utama, Majalah Gatra, Edisi 28 Beredar Jum’at 21 Mei 2004. Diakses

dari www.arsip.gatra.com pada jam 21:22 tanggal 06/01/2016.

Amnesty International 1994. Di akses dari www.amnesty.org pada tanggal

30/01/2016

John Britto. Religious Conflict In Malaysia, 2011, (Online). Diakses dari

http://www.johnbritto.com/?p=25328 pada tanggal 15 Oktober 2015

jam 19:23