geologi dan karakteristik sifat fisikbatuan beku andesitdi

13
Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta 108 Geologi Dan Karakteristik Sifat FisikBatuan Beku Andesitdi Desa WonokertoDan Sekitarnya, Kecamatan Leksono,Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah Hendrikus Alexander Wutun, Anshar Abdullah Jawil Magister Teknik Pertambangan Konsentrasi Geomeklanika UPN “Veteran” Yogyakarta 1 [email protected] Abstrak Secara administratif daerah penelitian terletak didaerah Wonokerrto dan sekitarnya Kecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah dan secara astronomis terletak pada 70 22’ 30” – 70 27’ 30”. Tujuan dari dilakukan pemetaan ini adalah untuk mengetahui kondisi geologi mencakup aspekaspek geomorfologi, stratigrafi, dan struktur geologi, serta untuk mengetahui karakteristik sifat fisik batuan beku andesit. Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini dibagi menjadi 4 bagian yakni pralapangan, pemetaan, analisis laboratorium, dan penyusunan draf. Secara fisiografis daerah penelitian termasuk ke dalam Zona Depresi serayu. Geomorfologi daerah penelitian terdiri atas 4 subsatuan geomorfik yaitu tubuh sungai (F1), dataran aluvial (F2), perbukitan bergelombang lemah terdenudasi (D1), perbukitan bergelombang kuat terdenudasi (F2). Mempunyai pola pengaliran subdendritik dan trelis. Stratigrafi daerah penelitian terdiri dari 5 satuan, secara berurutan dari yang tua ke muda yaitu satuan batupasir, satuan tuf, satuan batulempung, satuan breksi andesit, dan endapan campuran. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian yaitu struktur Sesar Naik Kemiriombo yang berarah utara selatan, Sesar Mendatar Kanan Kemiriombo dam Sesar Mendatar Kiri Panawaren serta dijumpai juga adanya kekar. Dari pengujian maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik sifat fisik batuan beku andesit adalah sebagai berikut: uji kuat tekan 628,32 kg/cm2, keausan agregat 20,58%, berat jenis dan penyerapan air 1,303 %. Kata kunci: karakteristik sifat fisik, andesit, Wonokerto. 1. Pendahuluan Daerah penelitian merupakan daerah yang mempunyai keanekaragaman litologi, morfologi, dan struktur geologi yang cukup kompleks. Hal ini dapat diketahui dari hasil interpretasi peta geologi regional dan survei geologi pendahuluan yang telah penyusun lakukan. Salah satu hal yang menjadi bahan pertimbangan bahwa daerah penelitian memiliki potensi geologi yang cukup menarik untuk dikaji lebih lanjut, terutama mengenai potensi bahan galian industri yang berkaitan dengan batuan gunungapi yaitu breksi andesit. Tujuan dari dilakukan pemetaan ini adalah untuk mengetahui kondisi geologi mencakup aspekaspek geomorfologi, stratigrafi, dan struktur geologi, serta untuk mengetahui karakteristik sifat fisik batuan beku andesit. 2. Metode Metodepenelitian dibagi atas 4 bagian besar, yaitu Pralapangan, pemetaan, analisis laboratorium, dan penyusunan draf. Tahap-tahap tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya dan susunannya saling melengkapi. 2.1 Metode Pengumpulan Data 1. Studi pustaka Penelitian pendahuluan dilakukan untuk mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan daerah penelitian yang akan dilakukan. Pencarian data sekunder dapat diperoleh dari interpretasi peta topografi, pembuatan peta geologi tentative, dan pembuatan peta geomorfologi tentative. Penelitian ini tetap memperhatikan hasil dari peneliti-peneliti terdahulu yang telah melaksanakan penelitian di daerah penelitian untuk mempermudah dalam pelaksanaan pemetaan geologi secara cepat dan tepat. 2. Penelitianlapangan Penelitian lapangan dibagi menjadi enam urutan pelaksanaan, yaitu perencanaan lintasan, jalur jalan atau sungai, pembuatan stratigrafi terukur,

Upload: others

Post on 02-Oct-2021

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Geologi Dan Karakteristik Sifat FisikBatuan Beku Andesitdi

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

108

Geologi Dan Karakteristik Sifat FisikBatuan Beku AndesitdiDesa WonokertoDan Sekitarnya, Kecamatan

Leksono,Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah

Hendrikus Alexander Wutun, Anshar Abdullah Jawil

Magister Teknik Pertambangan Konsentrasi Geomeklanika UPN “Veteran” Yogyakarta1

[email protected]

Abstrak

Secara administratif daerah penelitian terletak didaerah Wonokerrto dan sekitarnyaKecamatan Leksono, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah dan secara astronomisterletak pada 70 22’ 30” – 70 27’ 30”. Tujuan dari dilakukan pemetaan ini adalah untukmengetahui kondisi geologi mencakup aspek–aspek geomorfologi, stratigrafi, dan strukturgeologi, serta untuk mengetahui karakteristik sifat fisik batuan beku andesit. Metode yangdigunakan dalam penyusunan makalah ini dibagi menjadi 4 bagian yakni pralapangan,pemetaan, analisis laboratorium, dan penyusunan draf. Secara fisiografis daerah penelitiantermasuk ke dalam Zona Depresi serayu. Geomorfologi daerah penelitian terdiri atas 4subsatuan geomorfik yaitu tubuh sungai (F1), dataran aluvial (F2), perbukitanbergelombang lemah terdenudasi (D1), perbukitan bergelombang kuat terdenudasi (F2).Mempunyai pola pengaliran subdendritik dan trelis. Stratigrafi daerah penelitian terdiri dari5 satuan, secara berurutan dari yang tua ke muda yaitu satuan batupasir, satuan tuf, satuanbatulempung, satuan breksi andesit, dan endapan campuran. Struktur geologi yangberkembang di daerah penelitian yaitu struktur Sesar Naik Kemiriombo yang berarah utaraselatan, Sesar Mendatar Kanan Kemiriombo dam Sesar Mendatar Kiri Panawaren sertadijumpai juga adanya kekar. Dari pengujian maka dapat disimpulkan bahwa karakteristiksifat fisik batuan beku andesit adalah sebagai berikut: uji kuat tekan 628,32 kg/cm2,keausan agregat 20,58%, berat jenis dan penyerapan air 1,303 %.

Kata kunci: karakteristik sifat fisik, andesit, Wonokerto.

1. PendahuluanDaerah penelitian merupakan daerah yangmempunyai keanekaragaman litologi, morfologi,dan struktur geologi yang cukup kompleks. Hal inidapat diketahui dari hasil interpretasi peta geologiregional dan survei geologi pendahuluan yangtelah penyusun lakukan. Salah satu hal yangmenjadi bahan pertimbangan bahwa daerahpenelitian memiliki potensi geologi yang cukupmenarik untuk dikaji lebih lanjut, terutamamengenai potensi bahan galian industri yangberkaitan dengan batuan gunungapi yaitu breksiandesit.

Tujuan dari dilakukan pemetaan ini adalah untukmengetahui kondisi geologi mencakup aspek–aspek geomorfologi, stratigrafi, dan strukturgeologi, serta untuk mengetahui karakteristik sifatfisik batuan beku andesit.

2. MetodeMetodepenelitian dibagi atas 4 bagian besar,

yaitu Pralapangan, pemetaan, analisis laboratorium,

dan penyusunan draf. Tahap-tahap tersebut salingberkaitan antara yang satu dengan yang lainnya dansusunannya saling melengkapi.

2.1 Metode Pengumpulan Data1. Studi pustakaPenelitian pendahuluan dilakukan untukmempelajari segala sesuatu yang berhubungandengan daerah penelitian yang akan dilakukan.Pencarian data sekunder dapat diperoleh dariinterpretasi peta topografi, pembuatan peta geologitentative, dan pembuatan peta geomorfologitentative. Penelitian ini tetap memperhatikan hasildari peneliti-peneliti terdahulu yang telahmelaksanakan penelitian di daerah penelitian untukmempermudah dalam pelaksanaan pemetaangeologi secara cepat dan tepat.

2. PenelitianlapanganPenelitian lapangan dibagi menjadi enam urutanpelaksanaan, yaitu perencanaan lintasan, jalur jalanatau sungai, pembuatan stratigrafi terukur,

Page 2: Geologi Dan Karakteristik Sifat FisikBatuan Beku Andesitdi

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

109

pemetaan detil, interpolasi batas satuan batuan danpembuatan sayatan geologi.

a. Perencanaan lintasanPerencanaan ini dilakukan dengan mengadakanpengenalan medan (recognize) sambil mencarisegala singkapan yang dapat digunakan dalampenelitian lebih lanjut. Tujuan lain dari recognizeyaitu untuk memilih jalur penampang stratigrafiterukur (measuring section) dengan singkapanyang baik dan dengan jalur yang tidak berbahaya.Persyaratan dalam perencanaan stratigrafi terukuryaitu:

1) Struktur sedimen harus dapat terlihat danterekam dengan jelas.

2) Batas-batas litologi terlihat dengan sangat baik.3) Satuan batuan secara umum dapat diketahui.4) Jalur jalan atau sungai

b. Penampang stratigrafi terukur (measuringsection)

Pembuatan stratigrafi terukur bertujuan untukmengetahui susunan setiap batuan, ketebalanmasing-masing satuan batuan, lokasi kontak antarasatuan batuan, penentuan proses sedimentasi,interpretasi sejarah geologi, penentuan lingkunganpengendapan, dan membantu dalam memecahkanmasalah-masalah geologi.

c. Pemetaan detilPelaksanaan pemetaan detil dilakukan denganpencarian data litologi, struktur geologi, mataairdan pengeplotan lokasi pada peta topografi.Pencarian data tersebut disertai denganpengeplotan data litologi, dan pengambilan sampelbatuan yang akan dianalisis di laboratorium sesuaikebutuhan, pengambilan foto struktur geologi,struktur sedimen, litologi, bentangalam, bahan-bahan galian, sesumber, bencana alam, dan segalasesuatu yang berkaitan dengan penelitian.

2.2 Metode Analisi Data1. Interpolasi batas satuan batuanDari hasil pemetaan detil, dengan pengeplotan datapada setiap stasiun pengamatan dan lokasipengamatan, selanjutnya dibuat interpolasi batassatuan batuan dengan menghubungkan setiap titikyang mempunyai ciri-ciri satuan batuan yangsama dengan berpedoman pada stratigrafi terukuryang telah dibuat dan atau dengan menggunakanmetode three point problem. Selain pembuatanpeta geologi, dibuat juga peta geomorfologiberdasarkan data bentangalam yang digunakandengan data yang terdapat pada peta geologi.

2. Pembuatan sayatan geologi

Pembuatan sayatan geologi bertujuan untukmembuat interpretasi lapisan batuan serta strukturgeologi yang terdapat pada permukaan dan bawahpermukaan. Selain itu, sayatan juga bertujuanuntuk mengetahui urutan batuan dari tua ke mudadan ketebalan lapisan batuan, sehingga dapatdibuat legenda pada peta geologi.

3. Penelitian di laboratoriumPenelitian laboratorium dilakukan selama dansetelah penelitian lapangan selesai. Untukmengetahui karakteristik andesit penyusun hanyamenggunakan beberapa metode analisis yangdilakukan adalah analisis petrografi, analisis beratjenis atau daya serap batuan terhadap air, analisiskuat tekan bebas.

4. Penyusunan draft laporanPenyusunan draft laporan ini berdasarkan atas datalapangan dan data laboratorium. Draft laporantersebut disajikan dalam bentuk peta lokasilintasan dan lokasi pengamatan, petageomorfologi, peta geologi dengan hasilpembahasan studi khusus yang diambil disertailampiran berupa hasil analisis petrografi, hasilanalisis struktur geologi, dan hasil analisis uji sifatfisik batuan beku andesit.

3. Hasil dan Pembahasan3.1 Geomorfologi Daerah Penelitian1. Subsatuan Geomorfik Tubuh Sungai

Subsatuan geomorfologi tubuh sungai adalahsatuan jenis morfologi yang erat hubungannyadengan aliran sungai. Sedangkan pengertiansungai di sini tidak termasuk di dalamnya alur-alur yang mengalir di lereng bukit dan gunung(ephemeral stream). Morfologi fluvial hanyamungkin dijumpai pada suatu daerah berstadiaerosi muda menjelang dewasa.Satuangeomorfologi ini menempati 2 % dari total luasdaerah penelitian, meliputi sepanjang aliranKali Serayu yang melewati daerah penelitian.Tubuh sungai ini berair sepanjang tahun dansangat berperan dalam proses sedimentasi didaerah tersebut. Bentuk topografi hampir rata(nearly flat) dan mempunyai bentuk lembahdominan “U”. Ketinggian ± 350 m di ataspermukaan laut, dan besar sudut kemiringandasar sungai (gradien stream) berkisar antara2°-10° (2%-22%).

2. Subsatuan Geomorfik Dataran Aluvial (F2)Subsatuan geomorfologi dataran aluvialmenempati ± 10% luas daerah penelitian,terletak tepat di tengah darah penelitiansepanjang Kali Serayu. Bentuk topografihampir rata-landai. Ketinggian minimum ± 350m dari permukaan air laut dan ketinggianmaksimum ± 440 m di atas permukaan air laut,dengan ketinggian rata-rata 390 m daripermukaan air laut dan besar sudut kelerenganantara 0°-10° (0%-10%). Daerah ini tersusun

Page 3: Geologi Dan Karakteristik Sifat FisikBatuan Beku Andesitdi

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

110

oleh material lepas berukuran lempung-kerikilsebagai hasil endapan Gunung Sumbing danSindoro serta hasil pelapukan batuan daridaerah sekitarnya.Subsatuan geomorfologi inidimanfaatkan sebagai daerah pemukiman danpersawahan. Secara geologi, terdapat duaproses yang membentuk subsatuangeomorfologi dataran ini yang tidak dapatterpisahkan, yaitu proses yang dipengaruhi olehpengendapan hasil erosi dari batuan yang lebihtua sebagai endapan aluvial, dan proses yangdipengaruhi oleh pengendapan materialfluviovulkanik dari Gunung Sumbing danSindoro yang berada di sebelah Timur.

3. Subsatuan Geomorfik PebukitanBergelombang Lemah Terdenudasi (D1)Subsatuangeomorfologipebukitanbergelombang lemah ini menempatiarea seluas ± 15% dari luas daerah penelitian.Subsatuan ini terdapat pada zona depresiserayu yaitu daerah Selokromo dan Gambaran,Kemiriombo, Sukoreno. Subsatuangeomorfologi dicirikan oleh morfologipebukitan bergelombang sedang, vegetasijarang-lebat, berupa pohon sengon, dan semakbelukar, dengan ketinggian minimum ±450 mdari permukaan air laut dan ketinggianmaksimum ± 550 m dari permukaan air laut,beda tinggi rata-rata 100 m, dan sudutkemiringan lereng sedang-curam, berkisarantara 10°-45° (22%-100%) dapat dilihat padagambar 2.6. Litologi yang menyusunnya adalahbreksi andesit, batupasir, dan tuf yang telahtertimbun oleh material lepas diatasnya. Semualitologi tersebut diinterpretasikan sebagaiproduk aktivitas vulkanisme tersier. Padasubsatuan geomorfik pebukitan bergelombanglemah masi dipengaruhi oleh proses-proseseksogenik.

4. Subsatuan Geomorfik PebukitanBergelombang Kuat Terdenudasi (D2)Subsatuan geomorfologipebukitanbergelombang kuat ini menempatiarea seluas ± 73% dari seluruh total luas daerahpenelitian, meliputi pegunungan Serayu Utaradan Serayu Selatan. Satuan geomorfologi inidicirikan oleh morfologi berelief tinggi, yangterdiri atas punggungan dan pebukitanbergelombang kuat dengan kemiringan lerengcuram, vegetasi lebat yang terdiri dari pohonpinus, sengon, semak belukar serta tanamanproduktif seperti salak, dengan ketinggianminimum ± 550 m dari permukaan air laut danketinggian maksimum ± 820 m dari permukaanair laut, dan kemiringan lereng sedang-curam,antara 30°-65° (16%-35%). Subsatuangeomorfologi ini didominasi oleh litologi

breksi andesit, batu pasir dan tuf yang telahterdenudasi lemah.

Tabel 1: Kolom pembagian subsatuan geomorfik daerahpenelitian

(Sumber: Hendrikus, 2015)

3.2 Pola aliran daerah penelitianBerdasarkan hasil pengamatan di lapangan sertainterpretasi peta topografi, yang kemudiandilakukan pendekatan model pengaliran menurutklasifikasi dari Howard (1967), maka daerahpenelitian (Gambar 2.10) termasuk dalam polasebagai berikut:

Gambar 1. Peta pola aliran daerah penelitian(Sumber: Hendrikus, 2015)

1. Pola Aliran SubdendritikPola aliran subdendritik merupakan modifikasidari pola dendritik karena pengaruh topografi danstruktur. Pola ini mencerminkan resistensi batuanyang sama (homogenitas batuan) atau tanah yangseragam, pada pola ini ada perubahan topografi

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

110

oleh material lepas berukuran lempung-kerikilsebagai hasil endapan Gunung Sumbing danSindoro serta hasil pelapukan batuan daridaerah sekitarnya.Subsatuan geomorfologi inidimanfaatkan sebagai daerah pemukiman danpersawahan. Secara geologi, terdapat duaproses yang membentuk subsatuangeomorfologi dataran ini yang tidak dapatterpisahkan, yaitu proses yang dipengaruhi olehpengendapan hasil erosi dari batuan yang lebihtua sebagai endapan aluvial, dan proses yangdipengaruhi oleh pengendapan materialfluviovulkanik dari Gunung Sumbing danSindoro yang berada di sebelah Timur.

3. Subsatuan Geomorfik PebukitanBergelombang Lemah Terdenudasi (D1)Subsatuangeomorfologipebukitanbergelombang lemah ini menempatiarea seluas ± 15% dari luas daerah penelitian.Subsatuan ini terdapat pada zona depresiserayu yaitu daerah Selokromo dan Gambaran,Kemiriombo, Sukoreno. Subsatuangeomorfologi dicirikan oleh morfologipebukitan bergelombang sedang, vegetasijarang-lebat, berupa pohon sengon, dan semakbelukar, dengan ketinggian minimum ±450 mdari permukaan air laut dan ketinggianmaksimum ± 550 m dari permukaan air laut,beda tinggi rata-rata 100 m, dan sudutkemiringan lereng sedang-curam, berkisarantara 10°-45° (22%-100%) dapat dilihat padagambar 2.6. Litologi yang menyusunnya adalahbreksi andesit, batupasir, dan tuf yang telahtertimbun oleh material lepas diatasnya. Semualitologi tersebut diinterpretasikan sebagaiproduk aktivitas vulkanisme tersier. Padasubsatuan geomorfik pebukitan bergelombanglemah masi dipengaruhi oleh proses-proseseksogenik.

4. Subsatuan Geomorfik PebukitanBergelombang Kuat Terdenudasi (D2)Subsatuan geomorfologipebukitanbergelombang kuat ini menempatiarea seluas ± 73% dari seluruh total luas daerahpenelitian, meliputi pegunungan Serayu Utaradan Serayu Selatan. Satuan geomorfologi inidicirikan oleh morfologi berelief tinggi, yangterdiri atas punggungan dan pebukitanbergelombang kuat dengan kemiringan lerengcuram, vegetasi lebat yang terdiri dari pohonpinus, sengon, semak belukar serta tanamanproduktif seperti salak, dengan ketinggianminimum ± 550 m dari permukaan air laut danketinggian maksimum ± 820 m dari permukaanair laut, dan kemiringan lereng sedang-curam,antara 30°-65° (16%-35%). Subsatuangeomorfologi ini didominasi oleh litologi

breksi andesit, batu pasir dan tuf yang telahterdenudasi lemah.

Tabel 1: Kolom pembagian subsatuan geomorfik daerahpenelitian

(Sumber: Hendrikus, 2015)

3.2 Pola aliran daerah penelitianBerdasarkan hasil pengamatan di lapangan sertainterpretasi peta topografi, yang kemudiandilakukan pendekatan model pengaliran menurutklasifikasi dari Howard (1967), maka daerahpenelitian (Gambar 2.10) termasuk dalam polasebagai berikut:

Gambar 1. Peta pola aliran daerah penelitian(Sumber: Hendrikus, 2015)

1. Pola Aliran SubdendritikPola aliran subdendritik merupakan modifikasidari pola dendritik karena pengaruh topografi danstruktur. Pola ini mencerminkan resistensi batuanyang sama (homogenitas batuan) atau tanah yangseragam, pada pola ini ada perubahan topografi

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

110

oleh material lepas berukuran lempung-kerikilsebagai hasil endapan Gunung Sumbing danSindoro serta hasil pelapukan batuan daridaerah sekitarnya.Subsatuan geomorfologi inidimanfaatkan sebagai daerah pemukiman danpersawahan. Secara geologi, terdapat duaproses yang membentuk subsatuangeomorfologi dataran ini yang tidak dapatterpisahkan, yaitu proses yang dipengaruhi olehpengendapan hasil erosi dari batuan yang lebihtua sebagai endapan aluvial, dan proses yangdipengaruhi oleh pengendapan materialfluviovulkanik dari Gunung Sumbing danSindoro yang berada di sebelah Timur.

3. Subsatuan Geomorfik PebukitanBergelombang Lemah Terdenudasi (D1)Subsatuangeomorfologipebukitanbergelombang lemah ini menempatiarea seluas ± 15% dari luas daerah penelitian.Subsatuan ini terdapat pada zona depresiserayu yaitu daerah Selokromo dan Gambaran,Kemiriombo, Sukoreno. Subsatuangeomorfologi dicirikan oleh morfologipebukitan bergelombang sedang, vegetasijarang-lebat, berupa pohon sengon, dan semakbelukar, dengan ketinggian minimum ±450 mdari permukaan air laut dan ketinggianmaksimum ± 550 m dari permukaan air laut,beda tinggi rata-rata 100 m, dan sudutkemiringan lereng sedang-curam, berkisarantara 10°-45° (22%-100%) dapat dilihat padagambar 2.6. Litologi yang menyusunnya adalahbreksi andesit, batupasir, dan tuf yang telahtertimbun oleh material lepas diatasnya. Semualitologi tersebut diinterpretasikan sebagaiproduk aktivitas vulkanisme tersier. Padasubsatuan geomorfik pebukitan bergelombanglemah masi dipengaruhi oleh proses-proseseksogenik.

4. Subsatuan Geomorfik PebukitanBergelombang Kuat Terdenudasi (D2)Subsatuan geomorfologipebukitanbergelombang kuat ini menempatiarea seluas ± 73% dari seluruh total luas daerahpenelitian, meliputi pegunungan Serayu Utaradan Serayu Selatan. Satuan geomorfologi inidicirikan oleh morfologi berelief tinggi, yangterdiri atas punggungan dan pebukitanbergelombang kuat dengan kemiringan lerengcuram, vegetasi lebat yang terdiri dari pohonpinus, sengon, semak belukar serta tanamanproduktif seperti salak, dengan ketinggianminimum ± 550 m dari permukaan air laut danketinggian maksimum ± 820 m dari permukaanair laut, dan kemiringan lereng sedang-curam,antara 30°-65° (16%-35%). Subsatuangeomorfologi ini didominasi oleh litologi

breksi andesit, batu pasir dan tuf yang telahterdenudasi lemah.

Tabel 1: Kolom pembagian subsatuan geomorfik daerahpenelitian

(Sumber: Hendrikus, 2015)

3.2 Pola aliran daerah penelitianBerdasarkan hasil pengamatan di lapangan sertainterpretasi peta topografi, yang kemudiandilakukan pendekatan model pengaliran menurutklasifikasi dari Howard (1967), maka daerahpenelitian (Gambar 2.10) termasuk dalam polasebagai berikut:

Gambar 1. Peta pola aliran daerah penelitian(Sumber: Hendrikus, 2015)

1. Pola Aliran SubdendritikPola aliran subdendritik merupakan modifikasidari pola dendritik karena pengaruh topografi danstruktur. Pola ini mencerminkan resistensi batuanyang sama (homogenitas batuan) atau tanah yangseragam, pada pola ini ada perubahan topografi

Page 4: Geologi Dan Karakteristik Sifat FisikBatuan Beku Andesitdi

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

111

dan ada peran struktur tetapi sangat kecil. Polaaliran ini mengalir di bagian utara daerahpenelitian

2. Pola Aliran TrellisSecara umum pola aliran trelis berbentuk sepertipagar dengan banyak percabagan. Pola aliran inisangat dipengaruhi oleh struktur yang berkembangpada suatu daerah. Pada daerah penelitian strukturyang berpengaruh adalah adanya sesar naikKemiriombo dan juga sesar mendatar Kemiriombodan sesar mendatar Panawaren

3.3 Stratigrafi Daerah PenelitianBerdasarkan uraian di atas dan setelah melaluiberbagai pekerjaan lapangan dan pekerjaanlaboratorium, maka daerah penelitian dapat dibagimenjadi 5 satuan litostratigrafi tidak resmi.Berurutan dari satuan paling tua sampai yangpaling muda adalah: (1) Satuan Batupasir, (2)Satuan Tuf, (3) Satuan batulempung, (4) Satuanbreksi andesit, (5) Endapan aluvial.

1. Satuan BatupasirLitologi penyusun pada satuan batuan ini terdiriatas beberapa jenis batuan diantaranya batupasir,tuf pasiran, dan breksi polimik. Dengan pemeriansebagai berikut:a. BatupasirSecara megaskopis batupasir memiliki warnakuning kecoklatan; struktur masif dan berlapis;dengan tekstur ukuran butir pasir kasar sampaipasir halus, bentuk butir well rounded, kemastertutup, sortasi baik; dan berkomposisi matrikspasir sedang, semen silika. Dengan arah umumkedudukan batuan timur laut–barat daya.

Gambar 2. Kenampakan sayatan tipis batupasir di bawahmikroskop. (Sumber: Hendrikus A.Wutun, 2015)

Warna abu-abu kecoklatan, tidak menunjukkanadanya laminasi atau perlapisan, berukuran butirpasir halus–pasir sangat halus, sortasi buruk,kemas terbuka; dengan komposisi mineral sebagaiberikut: Feldspar (75%): Tidak berwarna-putihabu-abu, hadir sebagai fragmen berukuran (0,07–0,08) mm, belahan 1 arah, n=nkb, pleokroik kuatbentuk membulat tanggung, relief rendah, warnainterferensi putih abu-abu orde I. Kuarsa (20%):Tidak berwarna, abu keputihan pada nikol silang,dijumpai sebagai butiran berukuran (0,07-0.2) mm,pemadaman bergelombang. Gelas vulkanik (5%):

Tidak berwarna, termasuk dalam rock fragmen,dengan keping gip, berwarna violet Min. opak(10%): hitam, isotrop, relief tinggi, ukuran 0,06-0,08mm

b. Tuf pasiranLitologi tuf pasiran yang dijumpai dalam

satuan ini memiliki cirikhas pemerian sebagaiberikut: warna segar abu kekuningan dan warnalapuk coklat kemerahan; berstruktuf masif;memiliki tekstur bentuk butir subrounnded, ukuranbutir tuf kasar; dengan komposisi matriks tufkasar dan semen silikaan.

c. Breksi polimikWarnasegar keabuan, warna lapuk coklatkemerahan; berstruktuf masif; memiliki teksturukuran butir kerakal sampai pasir kasar, bentukbutir subrounded sampai rounded; dengankomposisi fragmen terdiri atas batuan beku andesityang ditandai dengan mineral penyusun berupahornblen, plagioklas dan gelas yang berstrukturafanitik dan hipokristalin. Selain itu jenis fragmenyang dijumpai adalah batu pasir dengan strukturmasif; memiliki tekstur ukuran butir pasir kasardan bentuk butir yang rounded, ada juga tuf kasaryang memiliki struktur masif; dan berkomposisigelas volkanik.

Satuan Batupasir merupakan satuan batuan tertua.Penyebaran batuan ini meliputi 13% tersebar diKabupaten Wonosobo, Desa Kemiriombo, DesaSukoreno sampai Desa Gambaran. Dari data yangdiperoleh diketahui bahwa tebal singkapan yangdapat dijumpai adalah ± 2m, penentuan umurdilakukan dengan cara melakukan kesebandingandengan Formasi Waturanda. Berdasarkankesamaan ciri fisiknya maka umur satuan iniadalah Miosen Awal–Miosen Tengah. Sisipanbatulempung hitam menandakan bahwa satuan initerendapkan di lingkungan darat.Hubungan satuanbatuan ini dengan satuan tuf diatasnya adalahselaras sedangkan hubungan dengan satuan dibawahnya tidak diketahui karena tidak tersingkapdi daerah penelitian.

2. Satuan tufLitologi penyusun pada satuan batuan ini terdiriatas beberapa jenis batuan diantaranya tuf,batupasir tufan, Andesit, dan breksi andesit.Dengan pemerian sebagai berikut:

a. TufTuf ini memiliki ciri sebagai berikut; warnasegar putih sampai abu – abu, warna lapukcoklat kemerahan; struktur masif; dengantekstur ukuran butir tuf halus sampai tuf kasar,sub rounded, sortasi baik; komposisi mineralterdiri atas gelas dan plagioklas.

Page 5: Geologi Dan Karakteristik Sifat FisikBatuan Beku Andesitdi

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

112

Gambar 3. Kenampakan sayatan tipis Tuf di bawahmikroskop. (Sumber: Hendrikus A.Wutun, 2015)

Warna abu-abu kehitaman-kehijauan, Masif;ukuran butir lempung-pasir, komposisi terdiri darigelas volkanik, plagioklas, kwarsa dan mineralopak. Tampak sebagian besar gelas telah terubahmenjadi mineral lempung, Plagioklas (28%):Tidak berwarna-putih- abu-abu, berukuran (0,1-0,8)mm, bentuk anhedral– subhedral, relief rendah,jenis Andesin An 44, Kuarsa (10%): tidakberwarna, relief rendah, indeks bias n<nkb,berukuran 0,08–0,2mm, pemadamanbergelombang, bentuk menyudut tanggung.Mineral opak (10%): Warna hitam, kedapcahaya, berukuran (0,06-0,2) mm, penyebarantidak merata. Gelas Volkanik (52%): Tidakberwarna, nikol silang berwarna gelap, dengankeping gip, berwarna violet.

b. BatupasirtufanBatupasirtufan yang dijumpai memiliki cirisebagai berikut: warna segar kuning kecoklatan,warna lapuk coklat kemerahan; berstruktur masif;memiliki tekstur ukuran butir pasir sedang sampaipasir halus, well rounded, kemas tertutup, sortasibaik; dengan komposisi matriks pasir tufan, semensilika.

c. AndesitAndesit dengan warna segar abu–abu, warna lapukcoklat kemerahan; betruktur masif; memilikitekstur derajat kristalinitas hipokristalin,granularitas fanerik, bentuk butir sub hedral,hubungan antara kristal inequigranular; danberkomposisi plagioklas dan biotit.

d. Breksi andesitWarna segar kuning kecoklatan, warna lapukcoklat kemerahan; berstruktur masif; memilikitekstur ukuran butir brangkal sampai pasir sedang,bentuk butir subrounded sampai rounded; dengankomposisi fragmen terdiri atas batuan bekuandesit, matriks pasir sedang, semen silika.Penyebaran tuf terbagi atas 2 daerah secaraterpisah, tuf yang pertama terletak pada arahbaratlaut meliputi Desa Gumiwang, DesaGarunglor, Desa Gunungtugel, Desa Pulus, hinggaDesa Pucung Wetan. Sedangkan tuf yang keduatersingkap di sebelah baratdayameliputi DesaPanawaren, Desa Tunggoro, Desa Sawangan, dansebagian desa Lipursari. Penyebaran batuan ini

mencakup hingga 21 %, tebal singkapan yangdapat dijumpai adalah ± 2 m. Satuan tuf ini tidakmemiliki fosil yang dapat digunakan untukmenentukan umur. Penentuan umur satuan batuanini dilakukan dengan cara melakukankesebandingan dengan Formasi Penosogan darigeologi regional. Berdasarkan kesamaan cirifisiknya maka umur dari satuan batuan ini adalahMiosen Tengah.

3. Satuan batulempungBatulempung merupakan satu–satunya litologipenyusun pada satuan ini. Batulempung padadaerah penelitian memiliki ciri–ciri warna segarabu kecoklatan; warna lapuk coklat kemerahan;berstruktur laminasi dan masif; ukuran butirlempung; dengan komposisi matriks lempung dansemen silika.

Gambar 4. Kenampakan sayatan tipis batulempung dibawah mikroskop. (Sumber: Hendrikus, 2015)

Warnaabu-abu kecoklatan, tidak menunjukanadanya laminasi atau perlapisan, berukuran butirpasir halus–pasir sangat halus, sortasi buruk,kemas terbuka; dengan komposisi mineral sebagaiberikut: Feldspar (5%): Tidak berwarna putih abu-abu, hadir sebagai fragmen berukuran (0,07–0,08)mm, belahan 1 arah, n=nkb, pleokroik kuat bentukmembulat tanggung, relief rendah, warnainterferensi putih abu-abu orde I. Kuarsa (5%):Tidak berwarna, abu keputihan pada nikol silang,dijumpai sebagai butiran berukuran (0,07-0.2) mm,pemadaman bergelombang. Gelas vulkanik (2%):Tidak berwarna, dengan keping gip, berwarnaviolet; Min. opak (1%): hitam, isotrop, relieftinggi, ukuran 0,06-0,08 mm. Lumpur (73%)sebagai masa dasar

Satuan batu lempung hanya menempati 3% yangdapat dijumpai pada daerah Desa Sawangan. Tebalsingkapan yang dijumpai adalah ±1,5 m.Penentuan umur satuan batuan ini dilakukandengan cara melakukan kesebandingan denganAnggota Lempung Formasi Ligung dari geologiregional. Berdasarkan kesamaan ciri fisiknya makaumur yang diperoleh adalah Pliosen Akhir-Plistosen dan dari komposisinya satuaniniterendapkan pada lingkungan darat.

4. Satuan breksiLitologi penyusun pada satuan batuan ini terdiriatas beberapa jenis batuan diantaranya breksi

Page 6: Geologi Dan Karakteristik Sifat FisikBatuan Beku Andesitdi

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

113

andesit, batupasir tufan, dan intrusi andesit.Dengan pemerian sebagai berikut:

a. Breksi andesitAnggota satuan breksi andesit ini memiliki warnasegar abu kecoklatan, warna lapuk coklatkemerahan; berstruktur masif; ukuran butir kerakalsampai pasir kasar, bentuk butir angular sampaisub rounded, kemas terbuka, sortasi buruk;komposisi batuan ini terdiri atas fragmen andesitdengan ciri warna segar abu cerah, warna lapukabu kehitaman; berstruktur masif; hipokristalin,porfiroafanitik, sub hedral, inequigranular; dengankomposisi mineral biotit, gelas, plagioklas,hornblende.

Gambar 5. Kenampakan sayatan tipis Breksi di bawahmikroskop(Sumber: Hendrikus, 2015)

Warna putih kecoklatan; masif; hipokristalin,porfiroafanitik, euhedral-sub hedral; dengankomposisi mineral sebagai berikut: Plagioklas(30%): abu-abu keputihan, berukuran (0,1-0,8)mm, Sub hedral-euhedral, relief rendah,menunjukkan kembaran polisyntetic (carlsbad-albit), sudut pemadaman 180 jenis Andesin An 36.Piroksen (5%) abu-abu kekuningan-kehijauan,indeks bias n>nkb, relief tinggi, pleokroismelemah, bentuk subhedral- anhedral, ukuran 0,1-0,6mm sudut belahan 2 arah 86(piroksen ortho)Hornblende (10%): Warnaabu-abu kecoklatan,berukuran (0,1-0,4) mm,n>nkb, belahan 2 arah,bentuk euhedral–subhedral, relief tinggi,pleokroime kuat, Mineral opak (5%):hitam, isotroprelief tinggi, ukuran <0,08-0,09 mm, bentukmembutir. Masa dasar (50%): terdiri atasplagioklas dan gelas, berukuran sangat halus, padanikol silang berwarna gelap, dengan keping gipberwarna violet.

b. Batupasir tufanSecara megaskopis batupasir tufan memiliki warnasegar abu kekuningan, warna lapuk, merahkecoklatan; berstruktur masif; memiliki ukuranbutir pasir sedanga sampai pasir halus, bentukbutir subrounded, kemas tertutup, sortasi baik;komposisi matriks berupa pasir yang bercampurtuf dengan semen silika.

c. Intrusi andesitIntrusi yang memotong breksi ini memiliki ciriwarna segar coklat cerah, abu kehitaman;

berstruktur masif; hipokristalin, fanerik, subhedral, inequigranular; memiliki komposisihornblende, gelas dan plagioklas.

Gambar 6. Kenampakan sayatan tipis Intrusi di bawahmikroskop(Sumber: Hendrikus, 2015)

Warna abu-abu kehitaman; berstruktur masif;dengan tekstur hipokristalin, fanerik, euhedral-subhedral; dengan komposisi mineral sebagaiberikut: Plagioklas (46%): putih-abu-abu ,n<nkb,relief rendah, non pleokroik, sudut pemadaman 15An 33 (andesin), indek bias n>nkb, bentuksubhedral-euhedral, kembaran polisyntetic(carlsbad-albit), zooning plagioklas, uniaxial,tersebar merata dalam sayatan. Piroksen (28%):kekuningan kehijauan, n>nkb, relief tinggi,pleokroisme lemah, bentuk subhedral-euhedral,ukuran 0,08-0,2mm. Hornblende (12%): abu-abukecoklatan-kuning pucat, ukuran 0,09-0,45mm,bentuk subhedral, relief tinggi, pleokroik lemah,warna interferensi biru orde III. Mineral opak(4%): hitam, isotrop relief tinggi, ukuran <0,08-0,09 mm, bentuk membutir. Olivin (5%): abu-abuberkabut berukuran 0,09-0,45mm, sub hedral,n>nkb, relief tinggi, non pleokroik, warnainterferensi biru orde III. Masa dasar (5%): terdiriatas gelas vulkanik dan plagioklas.

Pada dasarnya satuan breksi andesit yangtersingkapmerupakan satuan batuan denganpenyebaran yang paling luas mencapai 62%. Daridata lapangan yang diperoleh diketahui bahwatebal singkapan yang dapat dijumpai adalah ±1,5m

Penentuan umur satuan batuan ini dilakukandengan cara melakukan kesebandingan denganAnggota Breksi Formasi Tapak regional.Berdasarkan kesamaan ciri fisiknya maka umurdari satuan batuan ini adalah kuarter dan darikomposisinya maka satuan breksi andesit initerendapkan pada lingkungan darat.

Stratigrafi daerah penelitian dapat digambarkankedalam bentuk kolom stratigrafi sebagai berikut:

Page 7: Geologi Dan Karakteristik Sifat FisikBatuan Beku Andesitdi

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

114

Tabel 2. Stratigrafi Daerah Penelitian

(Sumber: Hendrikus, 2015)

3.4 Struktur Geologi Daerah PenelitianStruktur kekar yang dijumpai di lokasi

penelitian berupa shear joint yang terbentuk akibatadanya gaya kompresi. Sedangkan struktursekunder berupa shear dan gesh fracture tidakdijumpai di lapangan.

Gambar 7. Hasil Pengukuran Data Kekar(Sumber: Hendrikus, 2015)

Sesar mendatar Kemiriombo merupakan sesarmendatar dextral/menganan yang bisa dilihatmelalui data SRTM dan juga melalui petatopografi yang menunjukan adanya beda elevasiantara suatu kelurusan bukit dengan jenis litologiyang masih sama. Sesar ini berarah barat laut(WN)–tenggara (ES) yang memungkunkan arahtegasan utamanya yaitu utara–selatan.

Gambar 8. Struktur sesar mendatar kanan/dextralkemiriombo melalui kenampakan 2D(Sumber: Hendrikus, 2015)

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

114

Tabel 2. Stratigrafi Daerah Penelitian

(Sumber: Hendrikus, 2015)

3.4 Struktur Geologi Daerah PenelitianStruktur kekar yang dijumpai di lokasi

penelitian berupa shear joint yang terbentuk akibatadanya gaya kompresi. Sedangkan struktursekunder berupa shear dan gesh fracture tidakdijumpai di lapangan.

Gambar 7. Hasil Pengukuran Data Kekar(Sumber: Hendrikus, 2015)

Sesar mendatar Kemiriombo merupakan sesarmendatar dextral/menganan yang bisa dilihatmelalui data SRTM dan juga melalui petatopografi yang menunjukan adanya beda elevasiantara suatu kelurusan bukit dengan jenis litologiyang masih sama. Sesar ini berarah barat laut(WN)–tenggara (ES) yang memungkunkan arahtegasan utamanya yaitu utara–selatan.

Gambar 8. Struktur sesar mendatar kanan/dextralkemiriombo melalui kenampakan 2D(Sumber: Hendrikus, 2015)

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

114

Tabel 2. Stratigrafi Daerah Penelitian

(Sumber: Hendrikus, 2015)

3.4 Struktur Geologi Daerah PenelitianStruktur kekar yang dijumpai di lokasi

penelitian berupa shear joint yang terbentuk akibatadanya gaya kompresi. Sedangkan struktursekunder berupa shear dan gesh fracture tidakdijumpai di lapangan.

Gambar 7. Hasil Pengukuran Data Kekar(Sumber: Hendrikus, 2015)

Sesar mendatar Kemiriombo merupakan sesarmendatar dextral/menganan yang bisa dilihatmelalui data SRTM dan juga melalui petatopografi yang menunjukan adanya beda elevasiantara suatu kelurusan bukit dengan jenis litologiyang masih sama. Sesar ini berarah barat laut(WN)–tenggara (ES) yang memungkunkan arahtegasan utamanya yaitu utara–selatan.

Gambar 8. Struktur sesar mendatar kanan/dextralkemiriombo melalui kenampakan 2D(Sumber: Hendrikus, 2015)

Page 8: Geologi Dan Karakteristik Sifat FisikBatuan Beku Andesitdi

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

115

Gambar 9. Struktur sesar mendatar kiri/sinistralkemiriombo melalui kenampakan 2D(Sumber: Hendrikus, 2015)

Sesar mendatar Panawaren merupakan sesarmendatar sinistral/kiri yang bisa dilihat melaluidata SRTM dan juga melalui peta topografi yangmenunjukan adanya beda elevasi antara suatukelurusan bukit dengan jenis litologi yang masihsama. Hampir sama dengan sesar Kemiriombo,sesar Panawaren memiliki arah tegasan utamautara–selatan yang bisa dilihat dari arah sesar yangberarah timur laut (NE)–barat daya (SW).

Sesar naik Kemiriombo bisa dilihat melaluidata citra SRTM dan juga melalui peta topografiataupun berdasarkan kenampakan dilapangan yangmenunjukan adanya tebing curam dengan jenislitologi yang sama serta adanya drag fault yangmenunjukan indikasi sesar naik.

Gambar 10. Sesar naik kemiriombo melaluikenampakan 2D dan 3D, (Sumber: Hendrikus, 2015)

Struktur geologi daerah penelitian diperkirakanterbentuk pertama kali pada pada zaman tersieryang arah penunjuman relatif ke utara, danberkembang/mengalami peremajaan kembalisampai zaman kuarter, hal tesebut karena batuanyang berumur kuarter (breksi andesit danbatulempung) juga ikut terstrukturkan.

3.5 Karakteristik Sifat Fisik Batuan BekuAndesitDalam penelitian ini penulis hanya melakukan

beberapa analisis laboratorium seperti analisispetrografi, pengujian kuat tekan, pengujian beratjenis, dan pengujian keausan.

Gambar 11. Sayatan batuan beku andesit di bawahmikroskop polarisasi (Sumber: Hendrikus, 2015)

Bersasarkan hasil pengamatan maka diperolehdeskripsi batuan beku dengan warna putihkecoklatan, berstruktur masif; dengan tekstureuhedral–sub hedral, fanerik, inequigranular,dengan chiri menunjukan adanya venokris yangmenunjukan tekstur khusus porfiritik pada sayatan;komposisi mineral terdiri atas: Plagioklas (50%):pleokroik kuat pada nikol silang, relief sedang,n=nkb, kembaran albit, besar sudut pemadaman 27termasuk jenis plagioklas andesin An 49.zooningplagioklas, uniaxial. Piroksen clino (5%):kehijauan pada nikol silang, non pleokroik, n>nkb,relief tinggi, besar sudut belahan 830, biaxial tidakmenunjukan adanya ciri khusus. Hornblen (10%):coklat kemerahan pada nikol sejajar, coklatkehitaman pada nikolsilang belahan 2 arah,pleokroik lemah, n>nkb, relief tinggi, biaxial tidakmenunjukan adanya ciri khusus. Biotit (5%):coklat kemerahan pada nikol sejajar, coklatkehitaman pada nikolsilang belahan 2 arah,pleokroik lemah, n>nkb, relief tinggi, biaxial tidakmenunjukan adanya ciri khusus. Min. opak (10%):hitam, isotrop, relief tinggi, ukuran 0,06-0,08mm.Masa dasar terdiri atas gelas dan kristal(plagioklas) (20%).

Untuk pengujian kuat tekan dipakai contohbatuan berbentuk kubus dengan ukuran sama sisi ±5 cm x 5 cm x 5 cm dan kedua permukaan sisidibuat licin. Contoh batuan kemudian dimasukkanpada mesin uji, kemudian diberikan tekanan secaraperlahan-lahan sampai contoh batuan mulai pecah.

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

115

Gambar 9. Struktur sesar mendatar kiri/sinistralkemiriombo melalui kenampakan 2D(Sumber: Hendrikus, 2015)

Sesar mendatar Panawaren merupakan sesarmendatar sinistral/kiri yang bisa dilihat melaluidata SRTM dan juga melalui peta topografi yangmenunjukan adanya beda elevasi antara suatukelurusan bukit dengan jenis litologi yang masihsama. Hampir sama dengan sesar Kemiriombo,sesar Panawaren memiliki arah tegasan utamautara–selatan yang bisa dilihat dari arah sesar yangberarah timur laut (NE)–barat daya (SW).

Sesar naik Kemiriombo bisa dilihat melaluidata citra SRTM dan juga melalui peta topografiataupun berdasarkan kenampakan dilapangan yangmenunjukan adanya tebing curam dengan jenislitologi yang sama serta adanya drag fault yangmenunjukan indikasi sesar naik.

Gambar 10. Sesar naik kemiriombo melaluikenampakan 2D dan 3D, (Sumber: Hendrikus, 2015)

Struktur geologi daerah penelitian diperkirakanterbentuk pertama kali pada pada zaman tersieryang arah penunjuman relatif ke utara, danberkembang/mengalami peremajaan kembalisampai zaman kuarter, hal tesebut karena batuanyang berumur kuarter (breksi andesit danbatulempung) juga ikut terstrukturkan.

3.5 Karakteristik Sifat Fisik Batuan BekuAndesitDalam penelitian ini penulis hanya melakukan

beberapa analisis laboratorium seperti analisispetrografi, pengujian kuat tekan, pengujian beratjenis, dan pengujian keausan.

Gambar 11. Sayatan batuan beku andesit di bawahmikroskop polarisasi (Sumber: Hendrikus, 2015)

Bersasarkan hasil pengamatan maka diperolehdeskripsi batuan beku dengan warna putihkecoklatan, berstruktur masif; dengan tekstureuhedral–sub hedral, fanerik, inequigranular,dengan chiri menunjukan adanya venokris yangmenunjukan tekstur khusus porfiritik pada sayatan;komposisi mineral terdiri atas: Plagioklas (50%):pleokroik kuat pada nikol silang, relief sedang,n=nkb, kembaran albit, besar sudut pemadaman 27termasuk jenis plagioklas andesin An 49.zooningplagioklas, uniaxial. Piroksen clino (5%):kehijauan pada nikol silang, non pleokroik, n>nkb,relief tinggi, besar sudut belahan 830, biaxial tidakmenunjukan adanya ciri khusus. Hornblen (10%):coklat kemerahan pada nikol sejajar, coklatkehitaman pada nikolsilang belahan 2 arah,pleokroik lemah, n>nkb, relief tinggi, biaxial tidakmenunjukan adanya ciri khusus. Biotit (5%):coklat kemerahan pada nikol sejajar, coklatkehitaman pada nikolsilang belahan 2 arah,pleokroik lemah, n>nkb, relief tinggi, biaxial tidakmenunjukan adanya ciri khusus. Min. opak (10%):hitam, isotrop, relief tinggi, ukuran 0,06-0,08mm.Masa dasar terdiri atas gelas dan kristal(plagioklas) (20%).

Untuk pengujian kuat tekan dipakai contohbatuan berbentuk kubus dengan ukuran sama sisi ±5 cm x 5 cm x 5 cm dan kedua permukaan sisidibuat licin. Contoh batuan kemudian dimasukkanpada mesin uji, kemudian diberikan tekanan secaraperlahan-lahan sampai contoh batuan mulai pecah.

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

115

Gambar 9. Struktur sesar mendatar kiri/sinistralkemiriombo melalui kenampakan 2D(Sumber: Hendrikus, 2015)

Sesar mendatar Panawaren merupakan sesarmendatar sinistral/kiri yang bisa dilihat melaluidata SRTM dan juga melalui peta topografi yangmenunjukan adanya beda elevasi antara suatukelurusan bukit dengan jenis litologi yang masihsama. Hampir sama dengan sesar Kemiriombo,sesar Panawaren memiliki arah tegasan utamautara–selatan yang bisa dilihat dari arah sesar yangberarah timur laut (NE)–barat daya (SW).

Sesar naik Kemiriombo bisa dilihat melaluidata citra SRTM dan juga melalui peta topografiataupun berdasarkan kenampakan dilapangan yangmenunjukan adanya tebing curam dengan jenislitologi yang sama serta adanya drag fault yangmenunjukan indikasi sesar naik.

Gambar 10. Sesar naik kemiriombo melaluikenampakan 2D dan 3D, (Sumber: Hendrikus, 2015)

Struktur geologi daerah penelitian diperkirakanterbentuk pertama kali pada pada zaman tersieryang arah penunjuman relatif ke utara, danberkembang/mengalami peremajaan kembalisampai zaman kuarter, hal tesebut karena batuanyang berumur kuarter (breksi andesit danbatulempung) juga ikut terstrukturkan.

3.5 Karakteristik Sifat Fisik Batuan BekuAndesitDalam penelitian ini penulis hanya melakukan

beberapa analisis laboratorium seperti analisispetrografi, pengujian kuat tekan, pengujian beratjenis, dan pengujian keausan.

Gambar 11. Sayatan batuan beku andesit di bawahmikroskop polarisasi (Sumber: Hendrikus, 2015)

Bersasarkan hasil pengamatan maka diperolehdeskripsi batuan beku dengan warna putihkecoklatan, berstruktur masif; dengan tekstureuhedral–sub hedral, fanerik, inequigranular,dengan chiri menunjukan adanya venokris yangmenunjukan tekstur khusus porfiritik pada sayatan;komposisi mineral terdiri atas: Plagioklas (50%):pleokroik kuat pada nikol silang, relief sedang,n=nkb, kembaran albit, besar sudut pemadaman 27termasuk jenis plagioklas andesin An 49.zooningplagioklas, uniaxial. Piroksen clino (5%):kehijauan pada nikol silang, non pleokroik, n>nkb,relief tinggi, besar sudut belahan 830, biaxial tidakmenunjukan adanya ciri khusus. Hornblen (10%):coklat kemerahan pada nikol sejajar, coklatkehitaman pada nikolsilang belahan 2 arah,pleokroik lemah, n>nkb, relief tinggi, biaxial tidakmenunjukan adanya ciri khusus. Biotit (5%):coklat kemerahan pada nikol sejajar, coklatkehitaman pada nikolsilang belahan 2 arah,pleokroik lemah, n>nkb, relief tinggi, biaxial tidakmenunjukan adanya ciri khusus. Min. opak (10%):hitam, isotrop, relief tinggi, ukuran 0,06-0,08mm.Masa dasar terdiri atas gelas dan kristal(plagioklas) (20%).

Untuk pengujian kuat tekan dipakai contohbatuan berbentuk kubus dengan ukuran sama sisi ±5 cm x 5 cm x 5 cm dan kedua permukaan sisidibuat licin. Contoh batuan kemudian dimasukkanpada mesin uji, kemudian diberikan tekanan secaraperlahan-lahan sampai contoh batuan mulai pecah.

Page 9: Geologi Dan Karakteristik Sifat FisikBatuan Beku Andesitdi

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

116

Gambar 12. Alat uji kuat tekan batuan(Sumber: Hendrikus, 2015)

Tabel 3. Hasil pengujian kuat tekan pada batuan beku andesit

NoSampel

Kode Sampellokasi Kuat tekan

(kg.f/cm2)Nama Koordinat

1 SK-AN 97 Selokromo373.650 mE

9.179.400 mN403.92

2 SK-AN 97 Selokromo373.650 mE

9.179.400 mN734.40

3 SK-AN 97 Selokromo373.650 mE

9.179.400 mN746.64

Rata -rata 628.32

Sumber: Lab Fisika BPIPBPJK, 201

Daya serap batuan terhadap air merupakanprosentase air yang terserap kepori terhadap batuankering. Besarnya daya serap bahan terhadap airdapat dihitung mengikuti petunjuk yang telahditetapkan oleh Dirjen Bina Marga (1976).

Serapan Air = x 100%

Keterangan:Berat SSD = Berat Sesudah DirendamBerat K. Oven = Berat Kering Oven

Tabel 4. Hasil pengujian serapan air/porositas padabatuan beku andesit

NoSampel

Kode Sampellokasi Serapan Air

(%)Nama Daerah Koordinat

1 SK-AN 97 Selokromo373.650 mE

9.179.400 mN1,296

2 SK-AN 97 Selokromo373.650 mE

9.179.400 mN1,311

Rata -rata 1,303

Sumber: Lab Fisika BPIPBPJK, 2015

Berat SSD – Berat K. Oven

BeratK. Oven

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

116

Gambar 12. Alat uji kuat tekan batuan(Sumber: Hendrikus, 2015)

Tabel 3. Hasil pengujian kuat tekan pada batuan beku andesit

NoSampel

Kode Sampellokasi Kuat tekan

(kg.f/cm2)Nama Koordinat

1 SK-AN 97 Selokromo373.650 mE

9.179.400 mN403.92

2 SK-AN 97 Selokromo373.650 mE

9.179.400 mN734.40

3 SK-AN 97 Selokromo373.650 mE

9.179.400 mN746.64

Rata -rata 628.32

Sumber: Lab Fisika BPIPBPJK, 201

Daya serap batuan terhadap air merupakanprosentase air yang terserap kepori terhadap batuankering. Besarnya daya serap bahan terhadap airdapat dihitung mengikuti petunjuk yang telahditetapkan oleh Dirjen Bina Marga (1976).

Serapan Air = x 100%

Keterangan:Berat SSD = Berat Sesudah DirendamBerat K. Oven = Berat Kering Oven

Tabel 4. Hasil pengujian serapan air/porositas padabatuan beku andesit

NoSampel

Kode Sampellokasi Serapan Air

(%)Nama Daerah Koordinat

1 SK-AN 97 Selokromo373.650 mE

9.179.400 mN1,296

2 SK-AN 97 Selokromo373.650 mE

9.179.400 mN1,311

Rata -rata 1,303

Sumber: Lab Fisika BPIPBPJK, 2015

Berat SSD – Berat K. Oven

BeratK. Oven

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

116

Gambar 12. Alat uji kuat tekan batuan(Sumber: Hendrikus, 2015)

Tabel 3. Hasil pengujian kuat tekan pada batuan beku andesit

NoSampel

Kode Sampellokasi Kuat tekan

(kg.f/cm2)Nama Koordinat

1 SK-AN 97 Selokromo373.650 mE

9.179.400 mN403.92

2 SK-AN 97 Selokromo373.650 mE

9.179.400 mN734.40

3 SK-AN 97 Selokromo373.650 mE

9.179.400 mN746.64

Rata -rata 628.32

Sumber: Lab Fisika BPIPBPJK, 201

Daya serap batuan terhadap air merupakanprosentase air yang terserap kepori terhadap batuankering. Besarnya daya serap bahan terhadap airdapat dihitung mengikuti petunjuk yang telahditetapkan oleh Dirjen Bina Marga (1976).

Serapan Air = x 100%

Keterangan:Berat SSD = Berat Sesudah DirendamBerat K. Oven = Berat Kering Oven

Tabel 4. Hasil pengujian serapan air/porositas padabatuan beku andesit

NoSampel

Kode Sampellokasi Serapan Air

(%)Nama Daerah Koordinat

1 SK-AN 97 Selokromo373.650 mE

9.179.400 mN1,296

2 SK-AN 97 Selokromo373.650 mE

9.179.400 mN1,311

Rata -rata 1,303

Sumber: Lab Fisika BPIPBPJK, 2015

Berat SSD – Berat K. Oven

BeratK. Oven

Page 10: Geologi Dan Karakteristik Sifat FisikBatuan Beku Andesitdi

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

117

Ketahanan batuan terhadap aus ini diartikansebagai sifat daya tahan batuan tersebut terhadappengosokan bahan lain.Keausan tersebutdinyatakan dengan perbandingan antara beratbahan aus lewat saringan No 12, terhadap beratsemula dalam persen. Dalam pengujian dipakaibahan berupa bola-bola baja dengan diameter rata-rata 4,68 cm dengan berat antara 390-445 gram,yang terdapat pada mesin pengujian Los Angeles.

4 KESIMPULANBerdasarkan hasil analisis yang dilakukan dilaboratorium serta pengamatan dan penelitiandilapangan maka dapat disimpulkan bahwa kondisigeologi daerah Leksono dan sekitarnya adalahsebagai berikut:1. Geomorfologi daerah penelitian terdiri atas 4

subsatuan geomorfik, yaitu satuan geomorfikperbukitan bergelombang kuat terdenudasi(D2), perbukitan bergelombang lemahterdenudasi (D1), dataran aluvial (F2), tubuhsungai (F1). Dengan jenis pola pengaliransubdentritik dan trelis.

2. Stratigrafi daerah penelitian terdiri atas 4satuan batuan. Satuan batuan yang pertamasekaligus yang paling tua secara berurut adalahsatuan batupasir berumur tersier yangterendapkan pada lingkungan darat, denganketebalan diperkirakan lebih dari 750 mmeliputi 13 % dan tersebar pada daerahKemiriombo sampai Gambaran. satuan tufberumur tersier dengan tebal diperkirakan lebihdari 750 m mencakup higga 21 %, tersingkapdi dua lokasi berbeda, satuan batulempungberumur kuarter dengan ketebalan kurang lebih75 m dan menempati 3 %, satuan breksi andesitberumur kuarterdengan tebal lebih dari 250 mdan menempati 62 %, tersebar pada daerahLeksono sampai Gambaran serta endapancampuran yang terdiri atas material lepas yangterendapkan di sepanjang Kali Serayumenempati 1 %.

3. Struktur geologi daerah penelitian terdiri atasstruktur kekar dan sesar seperti Sesar NaikKemiriombo, Sesar Mendatar KananKemiriombo serta Sesar Mendatar KiriPanawaren. Struktur pada daerah penelitiandiperkirakan berumur kuarter, hal iniditunjukan dengan satuan batuan yang dilewatioleh struktur sesar dan kekar berumur mulaidari tersier sampai kuarter.

4. Setelah melakukan analisis sifat fisik padabatuan beku andesit maka diperoleh rata-ratahasil sebagai berikut: Uji kuat tekan = 628,32kg/cm2. Penyerapan air = 1,303 %, Berrat SSD= 6,646 kg, Berat kering oven = 6,560 kg,Keausan agregat (abrasi) = 20,58%. Sedangkanberdasarkan hasil analisis petrografi, sampelmemiliki ciri khas mineral intermediet ke arahbasa, bisa dilihat berdasarkan persen dan jenis

plagioklas serta kehadiran mineral basa sebagaivenokris.

Ucapan Terima KasihUcapan terima kasih penulis kepada orang tua,

dosen pembimbing, geodiamond ‘10 serta semuapihak yang telah membantu dalam menyelesaikanpaper ini

Daftar PustakaAdams, A. E., Mackenzie, W. S., Guildford, C.,

1984, Atlas of Sedimentary Rocks UnderThe Microscope, London: LongmanScientific & Technical

Asikin, S., 1974, Evolusi Geologi Jawa Tengahdan Sekitarnya Ditinjau dari Segi TeoriTektonik Dunia yang Baru, DisertasiDoktor, Departemen Teknik Geologi ITB,

Asikin, S., Lukman, K., Godnawa., Kastowo., 1987,Tatanan Stratigrafi dan Posisi TektonikCekungan Jawa Tengah Utara SelamaZaman Tersier, Pertemuan Ilmiah TahunanIAGI ke 46, Bandung

Bemmelen. Van R. W., 1949, The Geology ofIndonesia Vol. IA, Netherlands: MartinusNijhoff The Hague

Condon, W. H., 1996, Peta Geologi BersistemIndonesia Lembar Bajarnegara- Pekalongan1408-4, 1409-1, Jakarta: Pusat Penelitiandan Pengembangan Geologi

Howard, A.D., 1967, Drainage Analysis inGeologic Interpretation, AAPG Bulletin,vol.51.

Mackenzie, W. S., Donaldson, C. H., Guildford, C.,1982, Atlas of Igneous Rocks & TheirTextures, London: Longman Scientific &Technical

Martodjojo, S.,danDjuheini, 1996, SandiStratigrafi Indonesia, Jakarta: Ikatan AhliGeologi Indonesia

Purbo-Hadiwidjoyo, M. M., 2013, Kamus GeologiDan Ranah Rinangkun, Bandung: BadanGeologi Kementrian Energi Dan SumberDaya Mineral

Noor, Djuhari., 2010, Pengantar Geologi, Bogor:Pakuan University Press

Katili, J. A., Marks, P., 1963, Geologi. Jakarta:Departemen Urusan Research NasionalJakarta

Sukandarrumidi, 2009, Bahan Galian Industri,Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Sukandarrumidi, 2014, Pemetaan Geologi,Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Wutun, Hendrikus A., 2015, Geologi DanKarakteristik Sifat Fisik Batuan BekuAndesit Di Desa Wonokerto DanSekitarnya, Kecamatan Leksono,Kabupaten Wonosobo, Provinsi JawaTengah

Page 11: Geologi Dan Karakteristik Sifat FisikBatuan Beku Andesitdi

Prosiding Seminar Nasional XII “Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

118

Zuidam. Van, R.A., 1983, “Guide toGeomorphologic Aerial PhotographysInterpretation and Mapping”, Enschede

Page 12: Geologi Dan Karakteristik Sifat FisikBatuan Beku Andesitdi
Page 13: Geologi Dan Karakteristik Sifat FisikBatuan Beku Andesitdi