geokimia dan genesa placer emas

27
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, menuntut manusia untuk mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kehidupan manusia. Logam adalah salah satu kebutuhan manusia yang cukup penting, salah satu logam yang memiliki nilai jual yang tinggi dan relative stabil untuk investasi adalah emas. Di Indonesia sendiri potensi adanya logam mulia cukup tinggi karena kondisi geologi Indonesia yang dilewati oleh busur magmatic dunia. Dan karena letak Indonesia yang berada pada lingkungan tropis menyebabkan tingginya tingkat pelapukan termasuk pelapukan pada batuan. Karena hal tersebut banyak berkembang potensi endapan - endapan placer yang mengandung logam mulia, salah satunya adalah emas. Sebagai usaha dalam memanfaatkan potensi endapan placer emas di Indonesia, maka diperlukan adanya eksplorasi tambang jenis endapan placer ini. Dikarenakan kondisi lapangan eksplorasi yang intensif dengan pelapukan dan sedikit ditemukannya outcrop yang segar, maka perlu dilakukan pendekatan terhadap metode yang cocok untuk eksplorasi.

Upload: arif-rochman

Post on 18-Jan-2016

153 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: geokimia dan genesa placer emas

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, menuntut manusia

untuk mengembangkan sarana dan prasarana penunjang kehidupan manusia.

Logam adalah salah satu kebutuhan manusia yang cukup penting, salah satu

logam yang memiliki nilai jual yang tinggi dan relative stabil untuk investasi

adalah emas. Di Indonesia sendiri potensi adanya logam mulia cukup tinggi

karena kondisi geologi Indonesia yang dilewati oleh busur magmatic dunia.

Dan karena letak Indonesia yang berada pada lingkungan tropis

menyebabkan tingginya tingkat pelapukan termasuk pelapukan pada batuan.

Karena hal tersebut banyak berkembang potensi endapan - endapan placer

yang mengandung logam mulia, salah satunya adalah emas.

Sebagai usaha dalam memanfaatkan potensi endapan placer emas di

Indonesia, maka diperlukan adanya eksplorasi tambang jenis endapan placer

ini. Dikarenakan kondisi lapangan eksplorasi yang intensif dengan pelapukan

dan sedikit ditemukannya outcrop yang segar, maka perlu dilakukan

pendekatan terhadap metode yang cocok untuk eksplorasi.

Metode yang cocok salah satunya adalah metode eksplorasi geokimia.

Metode jenis ini dilakukan sebagai salah satu bagian survey awal dari sebuah

eksplorasi. Hal ini disarkan pada tujuannya yang mempersempit wilayah

eksplorasi guna mencari lokasi yang dapat dilakukan penambangan.

1.2. Maksud dan Tujuan

1.2.1. Maksud

Maksud dari penulisan laporan seminar ini adalah menjelaskan

mengenai karakteristik endapan placer emas, metode eksplorasi

geokimia, dan metode geokimia yang cocok dalam eksplorasi endapan

emas placer.

Page 2: geokimia dan genesa placer emas

1.2.2. Tujuan

Mengetahui proses terbentuknya endapan placer emas

Mengetahui konsep dasar dalam eksplorasi geokimia

Mengetahui metode geokimia yang digunakan dalam eksplorasi

endapan emas placer

1.3. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penulisan seminar ini adalah karakteristik dari

endapan placer emas, konsep dasar dari eksplorasi geokimia, dan metode

geokimia yang digunakan dalam eksplorasi endapan emas placer.

1.4. Metodologi Penulisan

Metode penulisan karya tulis ilmiah seminar ini dilakuakan dengan

metode studi pustaka atau literature dari buku maupun jurnal atau laporan

penelitian dari beberapa penulis. Metode penulisan dengan studi literature

dilakukan dengan pengumpulan data yang ada untuk kemudian dibuat suatu

kesimpulan.

1.5. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan laporan seminar yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup,

metode penelitian dan sistematika penelitian

BAB II KARAKTERISTIK ENDAPAN PLACER EMAS

Berisi tentang genesa endapan emas sekunder (placer), jenis dan

proses transportasi dan pengendapan, dan faktor konsentrasi emas.

BAB III KONSEP DASAR EKSPLORASI GEOKIMIA

Berisi tentang konsep dasar geokimia dan kegunaannya dalam

eksplorasi mineral logam

Page 3: geokimia dan genesa placer emas

BAB IV METODE EKSPLORASI GEOKIMIA PADA ENDAPAN

PLACER EMAS

Berisi tentang metode geokimia apa saja yang digunakan dalam

eksplorasi endapan placer emas

BAB V KESIMPULAN

1.6. Kerangka Alur Penulisan

Eksplorasi Endapan

placer emas

Karakteristik endapan placer emas

Survei tanah

Metode ekplorasi geokimiaDalam eksplorasi endapan placer emas

Konsep dasar metode geokimiaeksplorasi

Sedimen sungai aktif (stream sedimen)

Konsentrat dulang Bulk Leach

Extractable Gold

Metode Percontohan Batuan

Tahapan Eksplorasi Lebih Lanjut

Page 4: geokimia dan genesa placer emas

BAB II

ENDAPAN PLACER EMAS

1.1. Pengertian Endapan Placer

Endapan placer merupakan hasil erosi dari logam primer yang

kemudian diendapkan di lembah, sungai, dan pantai di dalam sedimen

Kuarter. Yang mana pembentukan logam plaser dimulai dari proses

pelapukan batuan yang mengandung logam primer, kemudian tererosi,

terangkut oleh air, dan terakumulasi pada tempat-tempat yang lebih rendah

dari batuan induknya.

Logam primer terdapat didalam batuan yang keras seperti batuan

beku, metamorf, maupun batuan sedimen. Sedang logam plaser terdapat

didalam sedimen lepas yang belum kompak (Kuarter). Butiran logam yang

terdapat pada sedimen itu mudah untuk digali/ditambang, sehingga biaya

exploitasinya jauh lebih murah dibandingkan dengan exploitasi logam primer

yang terdapat didalam batuan keras, yang prosesnya harus dihancurkan dulu.

1.2. Klasifikasi Placer Berdasarkan Genesanya

Berdasarkan keterkaitan placer dengan teknis eksplorasi dan

penambangannya, Macdonald (1983) membagi lingkungan pengendapan

placer atas: benua, transisi dan laut; dimana yang pertama terdiri atas:

sublingkungan eluvial, koluvial, fluviatil, gurun, dan glasial.

1.2.1. Placer residual

Partikel mineral/bijih pembentuk cebakan terakumulasi

langsung di atas batuan sumbernya (contoh : urat mengandung emas

atau kasiterit) yang telah mengalami pengrusakan/peng-hancuran

kimiawi dan terpisah dari bahan-bahan batuan yang lebih ringan. Jenis

cebakan ini hanya terbentuk pada permukaan tanah yang hampir rata,

dimana didalamnya dapat juga ditemukan mineral-mineral ringan yang

tahan reaksi kimia.

Page 5: geokimia dan genesa placer emas

1.2.2. Placer eluvial

Partikel mineral/bijih pembentuk jenis cebakan ini diendapkan

di atas lereng bukit suatu batuan sumber. Di beberapa daerah

ditemukan placer eluvial dengan bahan-bahan pembentuknya yang

bernilai ekonomis terakumulasi pada kantong-kantong (pockets)

permukaan batuan dasar.

1.2.3. Placer sungai atau aluvial.

Jenis ini paling penting terutama yang berkaitan dengan bijih

emas yang umumnya berasosiasi dengan bijih besi, dimana konfigurasi

lapisan dan berat jenis partikel mineral/bijih menjadi faktor-faktor

penting dalam pembentukannya. Telah dikenal bahwa fraksi mineral

berat dalam cebakan ini berukuran lebih kecil daripada fraksi mineral

ringan, sehubungan : Pertama, mineral berat pada batuan sumber (beku

dan malihan) terbentuk dalam ukuran lebih kecil daripada mineral

utama pembentuk batuan. Kedua, pemilahan dan susunan endapan

sedimen dikendalikan oleh berat jenis dan ukuran partikel (rasio

hidraulik).

1.2.4. Placer pantai

Cebakan ini terbentuk sepanjang garis pantai oleh pemusatan

gelombang dan arus air laut di sepanjang pantai. Gelombang

melemparkan partikel-partikel pembentuk cebakan ke pantai dimana

air yang kembali membawa bahan-bahan ringan untuk dipisahkan dari

mineral berat. Bertambah besar dan berat partikel akan

diendapkan/terkonsentrasi di pantai, kemudian terakumulasi sebagai

batas yang jelas dan membentuk lapisan. Perlapisan menunjukkan

urutan terbalik dari ukurandan berat partikel, dimana lapisan dasar

berukuran halus dan/ atau kaya akan mineral berat dan ke bagian atas

berangsur menjadi lebih kasar dan/atau sedikit mengandung mineral

berat. Placer pantai (beach placer) terjadi pada kondisi topografi

berbeda yang disebabkan oleh perubahan muka air laut, dimana zona

optimum pemisahan mineral berat berada pada zona pasang-surut dari

Page 6: geokimia dan genesa placer emas

suatu pantai terbuka. Konsentrasi partikel mineral/bijih juga

dimungkinkan pada terrace hasil bentukan gelombang laut. Mineral-

mineral terpenting yang dikandung jenis cebakan ini adalah : magnetit,

ilmenit, emas, kasiterit, intan, monazit, rutil, xenotim dan zirkon.

1.2.5. Placer eoulin

Merupakan bentang alam yang dibentuk karena

aktivitas angin. Placer ini banyak dijumpai pada daerah gurun pasir.

Gurun pasir sendiri lebih diakibatkan adanya pengaruh iklim. Gurun

pasir diartikan sebagai daerah yang mempunyai curah hujan rata-rata

kurang dari 26 cm/tahun. Sedangkan cara transportasi oleh angin pada

dasarnya sama dengan transportasi oleh air yaitu secara melayang

(suspension) dan menggeser di permukaan (traction). Secara umum

partikel halus (debu) dibawa secara melayang dan yang berukuran

pasir dibawa secara menggeser di permukaan (traction). Pengangkutan

secara traction ini meliputi meloncat (saltation) dan menggelinding

(rolling).Pengendapan oleh angin, Jika kekuatan angin yang membawa

material berkurang atau jika turun hujan, maka material-material (pasir

dan debu) tersebut akan diendapkan.

1.3. Endapan Placer Emas

Pada laporan seminar ini akan dijelaskan pembentukan endapan

placer emas pada sistem sungai atau alluvial.

1.3.1. Asal dari endapan placer emas

Partikel dari emas yang ditemukan dalam endapan placer

berasal dari urat atau zona mineralisai pada bedrock, dimana lepas

karena pelapukan dipermukaan dan proses disintegration dari matriks

batuan (Olaf P. Jenkins, 1964) (gambar 1.1.A). Berdasarkan proses

terbentuknya, tidak semua endapan placer yang terbentuk dapat

dilakukan penambangan, tergantung lama waktu pelapukan yang

menghasilkan separasi yang menghasilkan kuantitas bijih emas yang

banyak dari bedrock. Hal ini juga di ikuti dengan proses erosi yang

Page 7: geokimia dan genesa placer emas

lebih aktif pada saat uplift (kondisi tektonik yang aktif). Ini adalah

kondisi yang ideal dimana bijih emas yang lepas akan tersapu oleh

material sedimen sungai kemudian terendapkan pada steram channel

dan terkonsentrasikan kedalam endapan placer yang kaya akan bijih

emas (gambar 1.1.b). Semakin tua umur endapan sungai yang

mengandung bijih emas, maka semakin banyak kandungan emas yang

ada.

Gambar 1.1. a.Sketsa penampang horizontal dari pembentukan endapan emas

placer b. sketsa peta dari perpindahan material yang kaya bijih emas.

1.3.2. Proses lepasnya emas dari batuan induk (bedrock)

Pelapukan yang intensif dalam kurun waktu yang lama adalah

faktor utama yang berperan dalam proses lepasnya bijih emas dari

Page 8: geokimia dan genesa placer emas

bedform. Faktor utama dalam lepasnya bijih emas adalah perubahan

temperature, kedalaman muka air tanah, tingkat oksidasi, tingkat curah

hujan, efek grafitasi, kondisi vegatasi, kemiringan topografi dan

material yang menyusun batuan sumber. Pelapukan batuan biasanya

lebih cepat terjadi dibawah water table (muka air tanah) dan kondisi

daerah yang memikliki iklim tropis.

Untuk proses lepasnya bijih logam emas pada urat kuarsa

dijelaskan oleh A.H. Brooks (U.S Geological Survey Bulletin 328

pp.125-127) sebagai berikut : Pada urat kuarsa biasanya mengandung

jenis mineral yang mudah terdekomposisi, sebagai contoh adalah pirit,

oleh karena itu secara intensif akan hancur dan mineral yang resisten

seperti emas akan dapat lepas. Proses ini disebabkan pleh pengaruh

fisik seperti suhu yang cepat berubah.

1.3.3. Asosiasi mineral

Bijih logam yang berat (densitas) dan resisten terhadap

pelapukan kimia dan mekanik ikut menyertai dalam proses transportasi

endapan placer. Sebagai contoh dalam black sand secara umum

tersusun oleh mineral magnetite (United Sates Berau of mines dalam

geology of placer deposit, 1964) selain kandungan mineral magnetit

juga terdapat titanium mineral (ilmenit dan rutite), garnet, zircon,

hematite, cromit, olivine, epidote, pyrite, emas, monazite, limonite,

platinum, galena, metallic chopper, dan nails.

Dalam kasus diatas, banyaknya kuantitas mineral magnetite

yang berasosiasi dengan bijih emas menyebabkan masalah dalam

penerapan ilmu metalurgi. Sedangkan dalam penerapan ilmu geofisika,

keterdapatan mineral magnatit juga berpengaruh terhadap magnometer

yang akan mempengaruhi hasil eksplorasi.

Untuk itu perlu diketahui apakah mineral yang terdeposisi

memiliki umur yang sama ataukah berasal dari aliran yang lebih tua.

Perlu dilakukan studi lebih lanjut mengenai sumber bedrock dari

endapan placer yang ditemukan yang berpengaruh terhadap sumber

Page 9: geokimia dan genesa placer emas

dan mineral yang dibawa dan layer dimana mineral tersebut

terendapkan.

1.3.4. Trasportasi dan Deposisi

Proses transportasi dan deposisi dari emas di aliran sungai

tergantung terhadap velocity, dimana nilai velocity tergantung volume

dan banyaknya sedimen yang terangkut (Mr. Brooks).

Prinsip dalam konsentrasi mekanik dilakukan dengan cara

material hasil lapukan batuan dicuci secara perlahan oleh air kearah

downslope. Pergerakan aliran air akan menyapu lebih bersih matrik-

matrik tersebut sehingga melepas mineral-mineral dari matriknya,

mineral-mineral yang mempunyai berat jenis lebih besar akan

mengendap lebih dahulu atau bergerak relatif lebih dekat. Demikian

juga untuk gelombang dan arus pantai akan memisahkan minral-

mineral berat dari mineral yang lebih ringan dan memisahkan butiran-

butiran kasar dari butiran yang lebih halus. Laju pengendapan material

selain dipengaruhi oleh kecepatan pergerakan fluida, juga dipengaruhi

oleh perbedaan berat jenis, ukuran dan bentuk partikel.

Karakteristik fisik dan lingkungan pengendapan beberapa

mineral ekonomis endapan placer dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 2.1 Ciri fisik dan lingkungan pengendapan beberapa mineral ekonomis

endapan placer (Evans, 1993).

Page 10: geokimia dan genesa placer emas

Sebagaimana telah diketahui untuk peoses pengendapan placer

emas terdapat pada system fluvial. Untuk proses pengendapannya

sendiri dimulai dari sifat mineral emas yang memiliki tingkat resisten

yang tinggi, tidak akan hancur dengan mudah selama proses

transportasi dan memiliki masa jenis yang tinggi akan menyebabkan

material ini terendapkan bersamaan dengan residual soil atau

tertransport bersamaan dengan pasir dan kerikil pada material sungai.

Endapan placer mungkin terakumuluasi dekat dengan sumber, sebagai

konsentrasi dari zat sisa, atau tersapu menuju sungai dan terakumulasi

pada sand bar atau sisi dalam dari chanel sungai.

Menurut Matt Thornton (1979) perpindahan dan deposisi

endapan emas diansumsikan seperti gambar dibawah (gambar 1.2).

Dimana pada system fluvial bagian sisi dalam memiliki arus yang

rendah sehingga memungkinkan terjadinya deposisi bijih emas

bersama dengan metrial sungai yang berukuran kerikil (ukuran

tergantung kuat arusnya) yang tidak ikut tertransport.

Cebakan mineral yang terbentuk karena proses alluvial

memiliki bentuk tubuh bijih biasanya perlapisan tidak teratur, lensa-

lensa, dan bentuk tidak teratur lainnya. Sebaran bahan berharga juga

tidak merata. Pola persebaran bijih yang tidak merata didasarkan oleh

tidak selalu sedimen bagian bawah merupakan sedimen yang lebih tua

(gambar 1.3) karena pengaruh arus sungai yang berubah ubah dimana

terkadang terdapat kondisi arus sungai yang besar (banjir) menyapu

material sedimen yang sudah ada (lebih tua) sehingga terbentuk

material sedimen baru diantaranya, sesuai dengan perubahan kondisi

sungai (Matt Thornton, 1979).

Page 11: geokimia dan genesa placer emas

Gambar 1.2. Menunjukkan bagian dari sungai yang mengalami erosi dan

deposisi (Hickin : river geomorfology)

Gambar 1.3. Skema penampang yang menunjukkan hubungan umur endapan

alluvial (Geology of Placer deposit, 1964).

Page 12: geokimia dan genesa placer emas

BAB III

KONSEP DASAR GEOKIMIA EKSPLORASI

1.1. Definisi Geokimia

Pengertian geokimia secara tradisional adalah deskripsi kimia bumi

yang ditekankan pada distribusi unsur isotopnya pada atmosfir, hidrosfer,

kerak, mantel dan inti bumi (Fyfe, 1974), sedangkan secara modern diartikan

sebagai integrasi pendekatan kimia dan geologi dalam memahami masalah

bumi dan (matahari) sejak pembentukannya (Fyfe, 1974). Menurut

Goldschmidt (dalam Gunter Faure, 1998) Geokimia menekankan pada dua

aspek yaitu:

Distribusi unsur dalam bumi (deskripsi)

Prinsip-prinsip yang mengatur distribusi tersebut di atas (interpretasi)

Pada dasarnya definisi ini menyatakan bahwa geokimia mempelajari

jumlah dan distribusi unsur kimia dalam mineral, bijih, batuan tanah, air, dan

atmosfer. Tidak terbatas pada penyelidikan unsur kimia sebagai unit terkecil

dari material, juga kelimpahan dan distribusi isotop-isotop dan kelimpahan

serta distribusi inti atom.

1.2. Prinsip Dasar Prospeksi/Eksplorasi Geokimia

Pengertian geokimia eksplorasi/prospeksi geokimia diartikan sebagai

penerapan praktis prinsip-prinsip geokimia teoritis pada eksplorasi mineral

(Levinson, 1973 dalam Eego, 1997) dengan tujuan agar mendapatkan

endapan mineral baru dari logam-logam yang dicari dengan metoda kimia.

Metoda tersebut meliputi pengukuran sistematik satu atau lebih unsur kimia

pada batuan, stream sediment, tanah, air, vegetasi dan udara.

Metoda ini dilakukan agar mendapatkan beberapa dispersi unsur di

atas (di bawah) normal yang disebut anomali, dengan harapan menunjukkan

mineralisasi yang ekonomis. Anomali geokimia merupakan suatu

conto/kelompok conto yang mengandung satu atau lebih unsur dalam

konsentrasi di atas/ di bawah normal dari populasi tersampling, dimana

Page 13: geokimia dan genesa placer emas

karakter geokimia dan ruangnya dapat menunjukkan adany mineralisasi

(Joyce, 1984).

Prospeksi/eksplorasi geokimia pada dasarnya terdiri dari dua metode:

a. Metode yang menggunakan pola dispersi mekanis diterapkan pada mineral

yang relatif stabil pada kondisi permukaan bumi (seperti: emas, platina,

kasiterit, kromit, mineral tanah jarang). Cocok digunakan di daerah yang

kondisi iklimnya membatasi pelapukan kimiawi.

b. Metode yang didasarkan pada pengenalan pola dispersi kimiawi. Pola ini

dapat diperoleh baik pada endapan bijih yang tererosi ataupun yang tidak

tererosi, baik yang lapuk ataupun yang tidak lapuk. Pola ini kurang terlihat

seperti pada pola dispersi mekanis, karena unsur-unsurnya yang

membentuk pola dispersi bisa:

memiliki mineralogi yang berbeda pada endapan bijihnya (contohnya:

serussit dan anglesit terbentuk akibat pelapukan endapan galena)

dapat terdispersi dalam larutan (ion Cu2+ dalam airtanah berasal dari

endapan kalkopirit)

bisa tersembunyi dalam mineral lain (contohnya Ni dalam serpentin dan

empung yang berdekatan dengan sutu endapan pentlandit)

bisa teradsorbsi (contohnya Cu teradsosbsi pada lempung atau material

organik pada aliran sungai bisa dipasok oleh airtanah yang melewati

endapan kalkopirit)

bisa bergabung dengan material organik (contohnya Cu dalam umbuhan

atau khewan)

1.1.1. Dispersi

Dispersi geokimia adalah proses menyeluruh tentang transpor

dan atau fraksinasi unsur-unsur. Dispersi dapat terjadi secara mekanis

(contohnya pergerakan pasir di sungai) dan kimiawi (contohnya

disolusi, difusi dan pengendapan dalam larutan).

Tipe dispersi ini mempengaruhi pemilihan metode pengambilan

conto, pemilihan lokasi conto, pemilihan fraksi ukuran dsb. Contohnya

dalam survey drainage pertanyaan muncul apakah conto diambil dari

Page 14: geokimia dan genesa placer emas

air atau sedimen ; jika sedimen yang dipilih, haris diketahui apakah

pengendapan unsur yang dicari sensitif terhadap variasi pH (contohnya

adsorpsi Cu oleh lempung) atau kecepatan aliran sungai (contohnya

dispersi Sn sebagai butiran detrital dari kasiterit). Jika adsorpsi dari

ion-ion yang ikut diendapkan dicari dalam tanah atau sedimen, maka

fraksi yang halus yang diutamakan; jika unsur yang dicari hadir dalam

mineral yang resisten, maka fraksi yang kasar kemungkinan

mengandung unsur yang dicari.

1.2.1. Lingkungan Geokimia

Lingkungan geokimia primer adalah lingkungan di bawah zona

pelapukan yang dicirikan oleh tekanan dan temperatur yang besar,

sirkulasi fluida yang terbatas, dan oksigen bebas yang rendah.

Sebaliknya, lingkungan geokimia sekunder adalah lingkungan

pelapukan, erosi, dan sedimentasi, yang dicirikan oleh temperatur

rendah, tekanan rendah, sirkulasi fluida bebas, dan melimpahnya O2,

H2O dan CO2. Pola geokimia primer menjadi dasar dari survey batuan

sedangkan pola geokimia sekunder merupakan target bagi survey tanah

dan sedimen.

1.2.2. Mobilitas Unsur

Mobilitas unsur adalah kemudahan unsur bergerak dalam

lingkungan geokimia tertentu. Beberapa unsur dalam proses dispersi

dapat terpindahkan jauh dari asalnya, ini disebut mudah bergerak atau

mobilitasnya besar, contohnya: unsur gas mulia seperti radon. Rn

dipakai sebagai petunjuk dalam prospeksi endapan Uranium.

Mobilias unsur akan berbeda dalam lingkungan yang berbeda,

contohnya: F bersifat sangat mobil dalam proses pembekuan magma

(pembentukan batuan beku), cebakan pneumatolitik dan hidrotermal,

namun akan sangat tidak mobil (stabil sekali) dalam proses

metamorfose dan pembentukan tanah. Bila F masuk ke air akan

menjadi sangat mobil kembali.

Page 15: geokimia dan genesa placer emas

Unsur yang berbeda yang ditemukan dalam suatu endapan bisa

memiliki mobilitas yang sangat berbeda, sehingga mungkin

tidak memberikan anomali yang sama secara spasial. Misalnya: Pb dan

Zn sangat sering terdapat bersama-sama (berasosiasi) di dalam

endapan bijih (di dalam lingkungan siliko-alumina), sedangkan dalam

lingkungan pelapukan Zn yang jauh lebih mobil daripada Pb akan

mudah mengalami pelindian, sehingga Pb yang tertinggal akan

memberikan anomali pada zona mineralisasinya. Contoh lainnya:

Emas yang tahan terhadap larutan akan tertinggal dalam gossan,

Galena terurai perlahan dan menghasilkan serusit dan anglesit yang

relatif tidak larut. oleh karena itu Pb cenderung tahan dalam gossan

1.2.3. Unsur Penunjuk

Karena unsur-unsur memperlihatkan mobilitas yang berbeda

(dikontrol oleh perbedaan stabilitas dan oleh lingkungan tempat

mereka bermigrasi) sering dilakukan penggunaan unsur penunjuk

dalam prospeksi suatu unsur. Unsur penunjuk adalah suatu unsur yang

jumlahnya atau pola penyebarannya dapat dipakai sebagai petunjuk

adanya mineralisasi. Alasan penggunaan unsur penunjuk antara lain:

Unsur ekonomis yang diinginkan sulit dideteksi atau dianalisis

Unsur yang diinginkan deteksinya mahal

 Unsur yang diinginkan tidak terdapat dalam materi yang diambil

(akibat perbedaan mobilitas)

Contohnya : Emas kelimpahannya kecil dalam bijih, oleh karena

itu pola dispersinya hanya mengadung kadar emas yang sangat rendah,

kurang dari batas minimal yang dapat dianalisis. Di lain pihak, Cu, As,

atau Sb dapat berasosiasi dengan emas dalam kelimpahan yang relatif

besar.

1.2.4. Anomali Geokimia

Bijih mewakili akumulasi dari satu unsur atau lebih diatas

kelimpahan yang kita anggap normal. Kelimpahan dari unsur khusus di

dalam batuan barren disebut background. Penting untuk disadari

Page 16: geokimia dan genesa placer emas

bahwa tak ada unsur yang memilikibackground yang seragam,

beberapa unsur memiliki variasi yang besar bahkan dalam jenis batuan

yang sama. Contohnya background nikel:

dalam granitoid kira-kira 8 ppm dan relatif seragam

dalam shale berkisar antara 20 - 100 ppm

dalam batuan beku mafik Ni rata-rata sekitar 160 ppm dan relatif

tidak seragam

dalam batuan beku ultramafik Ni rata-rata sekitar 1200 ppm dengan

variasi yang besar.

Tujuan mencari nilai background adalah untuk mendapatkan

anomali geokimia, yaitu nilai di atasbackground yang sangat

diharapkan berhubungan dengan endapan bijih. Karena sejumlah besar

conto bisa sajamemiliki nilai di atas background, maka ada nilai

ambang/nilai batas yang digunakan untuk menentukan anomali, yang

dikenal dengan sebutan threshold, yaitu nilai rata-rata plus dua standar

deviasi dalam suatu populasi normal. Semua nilai di atas nilai

threshold didefinisikan sebagai anomali.

1.2.5. Metode Geokimia dalam eksplorasi

Beberapa macam metoda geokimia yang dapat dilakukan dalam

eksplorasi mineral logam adalah :

1. Lithogeochemistry

Sedimen sungai

Tanah / soil

Batuan

2. Hydrogeochemistry

3. Biochemistry/Geobotany

4. Atmogeochemistry/Gas Surveys

Page 17: geokimia dan genesa placer emas

BAB IV

METODE GEOKIMIA DALAM EKSPLORASI ENDAPAN

EMAS PLACER

1.3. Pendahuluan