geografis tasik dan gunungkidul
TRANSCRIPT
KOTA TASIKMALAYA
Geografis
Kota Tasikmalaya secara geografis memiliki posisi yang strategis, yaitu berada
pada 108 o 08' 38" - 108 o 24' 02" BT dan 7 o 10' - 7 o 26' 32" LS di bagian
Tenggara wilayah Propinsi Jawa Barat. Kedudukan atau jarak dari Ibukota Propinsi
Jawa Barat, Bandung + 105, wilayah Kota Tasikmalaya berbatasan dengan:
Sebelah Utara : Kab. Tasikmalaya dan Kab. Ciamis (dengan batas sungai
Citanduy)
Sebelah Barat : Kab. Tasikmalaya
Sebelah Timur : Kab. Tasikmalaya dan Kab. Ciamis
Sebelah Selatan : Kab. Tasikmalaya (batas sungai Ciwulan)
http://jabarprov.go.id/index.php/subMenu/kabupaten_slashkota/
profil_kabupaten_slashkota/detailprofil/18
Gambar 1 Peta Kota Tasikmalaya
Sumber: ps ilmu perencaanan wilayah IPB, 2008.
Iklim dan Topografi
Seperti halnya Kabupaten-kabupaten lain di Priangan, Tasikmalaya mengalami
iklim tropis hutan hujan. Kabupaten ini menerima curah hujan tahunan rata-rata
2,072 mm. Meskipun mendapatkan hujan deras, Kabupaten ini memiliki
temperatur yang sedang. Suhu rata-rata harian Kabupaten Tasikmalaya bervariasi,
berkisar antara 20 ° sampai 34 ° C di daerah dataran rendah dan 18 ° sampai 22 °
C di daerah dataran tinggi.
Demografi
penduduk Kota Tasikmalaya Tahun 2006 sebanyak 617.767 orang. Jumlah
penduduk ini mengalami pertumbuhan sebesar 1,56% bila dibandingkan dengan
jumlah penduduk Tahun 2005. Dilihat dari segi komposisinya, penduduk Kota
Tasikmalaya lebih banyak laki-laki dari pada perempuan yaitu terdiri dari 309.842
orang laki-laki dan 307.925 orang perempuan dengan sex ratio sebesar 100,62.
Pertumbuhan penduduk yang tinggi mengakibatkan naiknya kepadatan
penduduk pada Tahun 2006 yaitu sebesar 3.601 orang/km2. Kepadatan tertinggi
terdapat di Kecamatan Cihideung sebesar 13.775 orang/km2 dan terendah
terdapat di Kecamatan Kawalu yaitu sebesar 2.028 orang/km2. Kepadatan
penduduk juga dapat dilihat dari rata-rata penduduk per rumahtangga yang
mencapai 3,71 sehingga secara umum setiap rumahtangga memiliki 3 sampai
dengan 4 orang anggota dalam rumahtangga.
http://tasikmalayakota.go.id/home.php?show=penduduk
Ekonomi
Hampir 70%, pusat bisnis, pusat perdagangan dan jasa, dan pusat industri di
priangan timur dan selatan berada di kota Ini. Priangan Timur dan selatan yakni
membentang dari Kota Banjar di ujung timur jawa barat, Kabupaten Ciamis,
Kabupaten dan Kota Tasikmalaya, Kabupaten Garut, Kabupaten Sumedang,
Kabupaten Cianjur, Kabupaten dan Kota Sukabumi di ujung barat jawa barat,
Wilayah priangan timur dan selatan ini mencapai 40% total keseluruhan wilayah
Jawa Barat, itu artinya sepertiga lebih dari pusat perekonomian yang ada di Jawa
Barat berada di Kota ini. Oleh karena itu, sangat cocok bagi para investor baik itu
bidang perhotelan, sarana dan prasarana, pusat perbelanjaan untuk menanamkan
modalnya di kota priangan timur ini. Kota Tasikmalaya membuka peluang yang
sebesar - besarnya bagi para investor untuk berinvestasi di kota ini. Kota
Tasikmalaya sendiri berpenduduk sekitar 617 ribu sehingga sangat potensial untuk
dijadikan pangsa pasar investasi.
Kota Tasikmalaya terletak di jalur utama selatan Pulau Jawa di wilayah provinsi
Jawa Barat. Kota ini juga memiliki perkembangan yang lebih baik dibandingkan
kota-kota besar lainnya yang cenderung stagnan atau jalan di tempat tanpa ada
pembangunan yang berarti atau signifikan. Oleh karena itu, para investor baik itu
investor lokal maupun asing yang akan menanamkan modalnya perlu melirik kota
ini sebagai salah satu kota yang sangat potensial dan strategis untuk
mengembangkan usaha. Bagi para investor lokal yang akan melakukan ekspansi
atau perluasan cabang dapat menjadikan kota ini sebagai salah satu pilihan
terbaik. Bagi investor asing yang akan menanamkan modalnya di Indonesia, kota
ini dapat dijadikan basis usaha baru.
Di Indonesia, kawasan potensial saat ini harus dikembangkan ke daerah-
daerah sehingga pembangunan dapat lebih merata, saat ini kawasan industri
hanya terpusat di Jabodetabek, Surabaya, Semarang dan Bandung, hal ini dapat
menyebabkan kawasan tersebut menjadi jenuh dan tidak terkendali. Oleh karena
itu, Kota ini dengan tangan terbuka membuka kesempatan yang sangat besar bagi
para investor untuk menanamkan modalnya di kota ini. Bidang-bidang yang sangat
potensial di kota ini diantaranya adalah bidang perhotelan, perbankan, pusat
perbelanjaan baru, pusat pendidikan, pusat wisata belanja dan pusat industri.
Sebagai kota besar yang berkembang pesat dan kota yang memiliki segudang
potensi alam, pusat belanja dan oleh-oleh, pusat budaya maupun seni, sebagai
tempat perhelatan acara-acara akbar seperti festival, kejuaraan nasional, pusat
kuliner, dan tujuan pendidikan utama, kota ini masih minim jumlah hotel yang
representatif dibandingkan kota-kota besar lainnya, oleh karena itu bidang
perhotelan sangat cocok untuk dikembangkan di kota ini. Kota Tasikmalaya masih
membutuhkan banyak jumlah hotel baru untuk lebih memajukan geliat ekonomi di
kota ini.
Tasikmalaya memiliki berbagai potensi yang belum dikembangkan secara
maksimal misalnya industri bordir yang sudah mendunia, tetapi sekarang
pemerintah kota mulai membuat suatu tempat pameran bordir untuk para
pengrajin Tasik, yang berlokasi di Kawalu.
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Tasikmalaya
Perhubungan
Kota Tasikmalaya terletak di jalur selatan Jawa Barat, Kota Tasikmalaya juga
memiliki terminal bus Tipe A, yang merupakan salah satu terminal bus terbesar di
Jawa Barat. Jalan Zaenal Mustafa atau HZ adalah jalan utama dan menjadi KM 0
( Kilometer 0) Kota Tasikmalaya dan menjadi sentra perekonomian di kota ini.
Pertanian dan Penggunaan Lahan
Penggunaan Lahan di Kota Tasikmalaya didominasi oleh kegiatan di sektor
pertanian seluas 73.47 %, yang mencakup penggunaan lahan untuk sawah seluas
36.54 %; tegal/kebun seluas 12.51 %; ladang huma seluas 3064; hutan rakyat
seluas 3.64 %, hutan negara seluas 2.18% dan kolam/empang seluas 3.9%.
Komoditi unggulan Kota ini yaitu perkebunan dengan komoditinya adalah
Kakao, kopi, kelapa, cengkeh, lada dan nilam.
http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/displayprofil.php?ia=3278
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
Geografis
Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang ada di Daerah
Istimewa Yogyakarta, dengan Ibukotanya Wonosari. Luas wilayah Kabupaten
Gunungkidul 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Propinsi Daerah
Istimewa YogyAkarta. Kota Wonosari terletak di sebelah tenggara kota Yogyakarta
(Ibukota Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta), dengan jarak ± 39 km. Wilayah
Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 18 Kecamatan dan 144 desa.
Letak Geografisnya 110O 21' sampai 110O 50' BUJUR TIMUR 7O 46' sampai
8O 09' LINTANG SELATAN Batas Wilayah Kabupaten Gunungkidul:
Sebelah Barat : Kabupaten Bantul dan Sleman (Propinsi DIY).
Sebelah Utara : Kabupaten Klaten dan Sukoharjo (Propinsi Jawa Tengah).
Sebelah Timur : Kabupaten Wonogiri (Propinsi Jawa Tengah).
Sebelah Selatan : Samudera Hindia
Iklim dan Topografi
Wilayah Kabupaten Gunungkidul termasuk daerah beriklim tropis, dengan
topografi wilayah yang didominasi dengan daerah kawasan perbukitan karst.
Wilayah selatan didominasi oleh kawasan perbukitan karst yang banyak terdapat
goa-goa alam dan juga sungai bawah tanah yang mengalir. Dengan kondisi
tersebut menyebabkan kondisi lahan di kawasan selatan kurang subur yang
berakibat budidaya pertanian di kawasan ini kurang optimal.
Curah hujan rata-rata pada Tahun 2010 sebesar 1.954,43 mm/tahun dengan
jumlah hari hujan rata-rata 103 hari/ tahun. Bulan basah 7 bulan, sedangkan bulan
kering berkisar 5 bulan. Wilayah Kabupaten Gunungkidul sebelah utara
merupakan wilayah yang memiliki curah hujan paling tinggi dibanding wilayah
tengah dan selatan. Wilayah Gunungkidul wilayah selatan mempunyai awal hujan
paling akhir.
Berdasarkan kondisi topografi Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 3 (tiga)
zona pengembangan, yaitu:
1. Zona Utara disebut wilayah Batur Agung dengan ketinggian 200 m - 700 m di
atas permukaan laut. Keadaannya berbukit-bukit, terdapat sumber-sumber air
tanah kedalaman 6m-12m dari permukaan tanah. Jenis tanah didominasi
latosol dengan bataun induk vulkanik dan sedimen taufan. Wilayah ini meliputi
Kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin, dan Kecamatan
Ponjong bagian utara.
2. Zona Tengah disebut wilayah pengembangan Ledok Wonosari, dengan
ketinggian 150 m - 200 mdpl. Jenis tanah didominasi oleh asosiasi mediteran
merah dan grumosol hitam dengan bahan induk batu kapur. Sehingga
meskipun musim kemarau panjang, partikel-partikel air masih mampu
bertahan. Terdapat sungai di atas tanah, tetapi dimusim kemarau kering.
Kedalaman air tanah berkisar antara 60 m - 120 m dibawah permukaan tanah.
Wilayah ini meliputi Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong
bagian tengah dan Kecamatan Semanu bagian utara.
3. Zona Selatan disebut wilayah pengembangan Gunung Seribu (Duizon
gebergton atau Zuider gebergton), dengan ketinggian 0 m - 300 mdpl. Batuan
dasar pembentuknya adalah batu kapur dengan ciri khas bukit-bukit kerucut
(Conical limestone) dan merupakan kawasan karst. Pada wilayah ini banyak
dijumpai sungai bawah tanah. Zone Selatan ini meliputi Kecamatan Saptosari,
Paliyan, Girisubo, Tanjungsari, Tepus, Rongkop, Purwosari, Panggang,
Ponjong bagian selatan, dan Kecamatan Semanu bagian selatan.
Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul tahun 2011 berjumlah 677.998 jiwa
yang terdiri dari laki-laki sebanyak 327.841 jiwa dan perempuan sebanyak 350.157
jiwa. Dengan luas wilayah 148.536 Ha yang didiami 677.998 jiwa maka rata-rata
kepadatan penduduk Gunungkidul adalah sebesar 456 jiwa/km2, laju pertambahan
penduduk sebesar 0,38% pertahun.
Berdasar data pencari kerja yang terdaftar di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan
Transmigrasi sampai pada tahun 2011, jumlah angkatan kerja adalah sebanyak
356.160 orang, sedangkan jumlah penganggur terbuka pada tahun yang sama
adalah sebesar 12.214 orang, yang mengalami penurunan dibanding tahun 2010
yang berjumlah 5.071 orang.
Sosial Budaya
Bentuk wilayah atau fisografi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pola kehidupan sosial budaya pada masyarakat. Unsur sosial budaya merupakan
salah satu instrumen penting dalam pembangunan, hal ini terkait perencanaan,
sasaran, dan capaian target kinerja pembangunan. Karakteristik sosial budaya
masyarakat Gunungkidul adalah masyarakat tradisional yang masih memegang
teguh budaya luhur warisan nenek moyang. Sehingga dalam melaksanakan
pembangunan, pemerintah berupaya untuk mengadopsi karakteristik sosial
budaya agar dapat berimprovisasi dengan kultur masyarakat yang ada.
Masyarakat Kabupaten Gunungkidul secara umum menggunakan bahasa lokal
(bahasa jawa) dalam berkomunikasi, sementara bahasa nasional (bahasa
Indonesia) secara resmi dipakai dalam lingkungan formal (kantor, pendidikan,
fasilitas umum, dan lain-lain). Organisasi kesenian sebagai budaya yang terus
dipupuk dan dilestarikan oleh masyarakat berjumlah 1.878 organisasi, dengan
tokoh pemangku adat berjumlah 144 orang. Sementara itu desa budaya yang
dikembangkan oleh pemerintah untuk menunjang kesejahteraan masyarakat
sebanyak 10 desa budaya, cagar budaya yang dimiliki sebanyak 5 buah serta
benda cagar budaya sejumlah 692 buah yang tersebar di wilayah Kabupaten
Gunungkidul.
Ekonomi
Secara makro ekonomi Kabupaten Gunungkidul perekonomiannya di dominasi
sektor pertanian dalam arti luas yang berkontribusi besar terhadap pembentukan
PDRB (33,84%). Prioritas utama sektor perekonomian adalah memacu
pertumbuhan ekonomi berbasis usaha kecil, menengah dan industri lokal. Sektor
ini diharapkan bisa menjadi motor pengerak bagi sektor lainnya akan tetapi
ternyata peranannya belum optimal, terbukti kontribusi PDRB Kabupaten
Gunungkidul masih didominasi dari sektor pertanian. PDRB Kabupaten
Gunungkidul atas dasar berlaku pada tahun 2011 sebesar Rp. 7.250.682,
kontribusi PDRB ini sebagian besar diperoleh dari sektor pertanian 33,84%, sektor
jasa-jasa 17,30%, dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran 14,60%. Upaya
pengembangan sektor perdagangan dan jasa di Kabupaten Gunungkidul terus
ditingkatkan.
Selain itu, untuk dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi, sektor lain yang
diharapkan propektif dapat memberikan kontribusi besar adalah sektor
keuangan,sewa dan jasa perusahaan. Perkembangan sektor ini tercermin dalam
meningkatnya jumlah koperasi aktif 204 unit dan pasar tradisional sebanyak 39
buah. Kondisi keuangan daerah saat ini semakin membaik, yang tercermin pada
peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2011 sebesar Rp.
54.462.418.772,18 yang mengalami kenaikan sebesar Rp. 11.920.387.383,57
(21,89 %) dibandingkan tahun yang lalu, sementara itu rasio PAD terhadap APBD
sebesar 5,77%. Penerimaan APBD pada tahun 2012 sebesar Rp.
879.921.168.345,86, sedangkan pengeluaran rutin/belanja tidak langsung Rp.
7.746.752.304.399,84 dan pengeluaran pembangunan/belanja langsung sebesar
Rp. 2328.575.807.431,5. Jumlah Dana Alokasi Khusus (pagu) Rp.
59.168.700.000,00 dengan realisasi sampai bulan Desember 2012 sebesar Rp.
59.156.800.000 atau 99,98%.
Kesehatan dan Pendidikan
Status gizi serta perilaku kesehatan masyarakat Kabupaten Gunungkidul
sampai pada tahun 2011 mengalami pasang surut, berdasarkan dari data Dinas
Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, saat ini terdapat rata-rata penduduk sakit per
tahun sebanyak 5.856 orang, sedangkan Prevalensi Balita Gizi Buruk sebanyak
0,73%. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pemerintah
senantiasa meningkatkan dan melakukan penambahan-penambahan fasilitas
kesehatan dengan cakupan yang semakin luas, dekat dengan masyarakat dan
dibutuhkan masyarakat. Peningkatan fasilitas tersebut berupa penambahan
polindes sebanyak 31 unit, puskesmas keliling sebanyak 42 unit, puskesmas
pembantu sebanyak 110 unit, Rumah Sakit Umum tipe C sebanyak 1 unit, dan
Laboratorium sebanyak 1 unit.
Sampai saat ini masyarakat masih mengandalkan sarana kesehatan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah melalui tempat pelayanan kesehatan
masyarakat di puskesmas atau fasilitas kesehatan milik pemerintah. Kebijakan
Pemerintah di bidang kesehatan dilaksanakan melalui peningkatkan aksesibilitas
dan kualitas pelayanan kesehatan, dengan tujuan sebagai berikut:
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang murah dan memadai, terutama bagi
masyarakat miskin, untuk meningkatkan produktivitas masyarakat.
2. Meningkatkan jumlah, jaringan, dan kualitas pusat kesehatan masyarakat.
3. Mengembangkan pengadaan, peningkatan, dan perbaikan sarana, prasarana,
dan tenaga kesehatan.
4. Mewujudkan lingkungan perumahan yang sehat dan sanitasi yang layak.
http://www.gunungkidulkab.go.id/home.php?mode=content&submode=detail&id=597#