geofis makalah.doc

Upload: dimaanggaras

Post on 06-Mar-2016

249 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Metode geofisika ResistivitasDOSEN: BAGUS DEWANDRA

OLEH:

DIMAS ANGGARA

: 133610AGUNG FIRMANSYA : 133610

SITI DEFIYATUN

:133610

IQBAL MAULANA SIREGAR : 133610573 RAISYA

ARDI KURNIAWAN

DUMAI RINDU

DAVID TULUS PANDAPOTAN FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN GEOLOGIUNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

T.A 2013/2014 KATA PENGANTAR

BAB IPENDAHULUAN1.1 Teori DasarResistivitas atau tahanan jenis suatu batuan adalah suatu kemampuan batuan untuk menghambat jalannya arus listrik yang mengalir melalui batuan tersebut (Darling, 2005).Nilai resistivitas rendah apabila batuan mudah untuk mengalirkan arus listrik, sedangkan nilai resistivitas tinggi apabila batuan sulit untuk mengalirkan arus listrik. Log Resistivity digunakan untuk mendeterminasi zona hidrokarbon dan zona air, mengindikasikan zona permeabel dengan mendeteminasi porositas resistivitas, karena batuan dan matrik tidak konduktif, maka kemampuan batuan untuk menghantarkan arus listrik tergantung pada fluida dan pori Alat-alat yang digunakan untuk mencari nilai resistivitas (Rt) terdiri dari dua kelompok yaitu Laterolog dan Induksi. Yang umum dikenal sebagai log Rt adalah LLd (Deep Laterelog Resistivity), LLs (Shallow Laterelog Resisitivity), ILd ( Deep Induction Resisitivity), ILm (Medium Induction Resistivity), dan SFL.1.2 Perumusan MasalahAdapun makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

a. Apa itu resistivity?

b. Apa sajakah alat yang digunakan untuk melakukan metode resitivity?

c. Menghasilkan akuisisi data dan data proses seperti apakah resistivity?

d. Data intrepetasi apakah yang dihasilkan metode resistivity?

e. Bagaimanakah perkembangan metode resistivity?

1.3 Tujuan Penyusunan

Adapun tujuan dalam penyususnan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam mengenai metode resistivity dan menyelesaikan tugas Mata Kuliah Geofisika Umum dari dosen pengampu.

1.4 Metode Penyusunan

Adapun makalah ini disusun dengan metode pengumpulan sumber dari website, maka jika terdapat kesamaan ini bukanlah merupakan unsure kesengajaan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Sejarah

Metoda geofisika merupakan salah satu metoda yang umum digunakandalam eksplorasi endapan bahan galian. Meskipun eksplorasi mineral sudah dilakukan semenjak ratusan tahun yang lalu tetapi catatan ilmiah mengenai hal ini baru dimulai pada tahun 1556 manakala GeorgiusAgricola mempublikasikan De re Metalica. Berpangkal dari buku ini makabeberapa tahun kemudian eksplorasi mineral dan dunia pertambangan mulai menggunakan suatu landasan ilmu pengetahuan. Sejarah mencatat ternyata di dunia pertambangan ini pula kemudian berkembang ilmu-ilmulain yang sangat mendukung antara lain ilmu geologi dan geofisika.Meskipun perkembangan ilmu-ilmu tersebut sudah cukup lama namunaplikasi metode geofisika pada dunia pertambangan ternyata baru dimulaipada tahun 1893, ketika Von Wrede menmukan bahwa variasi medanmagnet bumi yang di ukur oleh Lamont menggunakan magnetic theodolite ternyata dapat di pakai untuk mengidentifikasi bodi dari suatu magneticore.

Sekitar 25tahun kemudian seorang professor bernama Robert Thalensmempublikasikan bukunya yang berjudul On The Examination of Iron Ore deposits by Magnetics Methodes Tahun-tahun sesudahnya adalahmaraknya aplikasi geomagnet di dunia pertambangan.

Metode geolistrik berkembang pada awal tahun 1900-an. Tetapi kemudianmulai banyak dipakai untuk keperluan eksplorasi pada tahun 1970-an.Metode yang pertama kali banyak dipakai di Indonesia adalah metodegeolistrik aturan Schlumberger dan Wenner. Pada metode ini pengambilandata V (beda potensial) dan I (kuat arus) dilakukan mengikuti konfigurasielektroda yang dibuat oleh Schlumberger (untuk aturan schlumberger) danWenner (untuk aturan Wenner).

Resistivitas Batuan dan Mineral

Sifat listrik batuan adalah kelistrikan batuan jika dialirkan arus listrik ke dalamnya.Arus listrik ini dapat berasal dari alam itu sendiri akibat adanya ketidaksetimbangan atau arus listrik sengaja diinjeksikan ke dalam lapisan.Menurut Hendrajaya dan Arif (1990), sifat listrik batuan merupakan karakteristik dari batuan yang dialiri arus listrik ke dalam batuan tersebut.Arus l i s t r ik ini dapat berasal dari alam sendiri sebagai akibat dari ketidakseimbangan konsentrasiatau dapat juga berasal dari arus listrik yang dengan sengaja diinjeksikan kedalamnya. Arus listrik dapat dihantarkan ke dalam batuan dengan tiga cara yaitu: konduksi elektrolitik, konduksi dielektrik dan konduksi elektronik. Konduksi elektrolitik terjadi karena adanya pergerakan ion-ion elektrolit yang relatif lambat.Konduksi ini bergantung pada jenis ion, konsentrasi dan mobilitas ion, dimana cairan-cairan elektrolitik mengisi pori-pori batuan. Konduksi dielektrik terjadi jika batuan bersifat dielektrik terhadap aliran arus listrik yaitu, terjadi polarisasi muatan saat bahan dialiri arus listrik.Konduksi elektronik terjadi ketika batuan mempunyai banyak elektron bebas sehingga arus listrik dihantarkan dalam batuan tersebut oleh elektron-elektron bebas (Reynolds, 1997).Sifat dari mineral golongan logam mempunyai sifat konduktivitas listrik yang sangat baik dan mempunyai nilai resistivitas listrik yang rendah.Resistivitas merupakan suatu parameter yang bergantung pada sifat-sifat material penghantar.Resistivitas juga merupakan perbandingan antara kuat medan listrik dengan rapat arus, dengan teori arus dapat mengalir bila ada beda potensial atau diberikan medan listrik (dalam suatu konduktor). variasi nilai nilai resistivitas batuan dan mineralbumi ditunjukan dalam tabel di bawah ini:

Material RESISTIVITASpada 20 ()

UDARA 0

AIR ASIN 0,2

AIR TANAH0,5 200

LEMPUNG 1 100

PASIR 1- 1000

TEMBAGA1 1,7

MAGNESIUM4,2

BIJIH0,1 25

KHOROM13.2

ALUVIUM10 800

MANGAN 44 160

KERIKIL100 600

BATU PASIR 200 8000

BATU GAMPING 50 1 x 107

KARBON 3000

BATU GARAM(HALIT)30 1 x 1013

QUARTZ4 x 10 2 x 10

ANDESIT1,7 x 102 4,5 x 104

Tabel 2.1 Nilai resistivitas batuan dan mineral bumi

Menurut (Telford et al., 1990) nilai resistivitas batuan dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:

Konduktor baik : 10-8 < < 1 m

Konduktor pertengahan : 1 < < 107 m

Isolator : > 107 m

Batuan Beku

Batuan adalah material yang juga mempunyai daya hantar listrik dan nilai resistivitas tertentu. Batuan yang sama belum tentu mempunyai resistivitas yang sama. Sebaliknya nilai resistivitas yang sama bisa dimiliki oleh batuan-batuan berbeda, hal ini terjadi karena nilai resistivitas batuan memiliki rentang nilai yang bisa saling tumpang tindih. Para ahli geologi mengkasifikasikan batuan dalam tiga

kelompok dasar: beku (igneous), sedimen (sedimentary), dan metamorf 12 (metamorphic). Batuan merupakan campuran dari berbagai mineral dan senyawa, dan komposisinya sangat bervariasi (Bowles, 1989).

Batuan beku adalah batuan hasil pembentukan cairan magma, baik di dalam maupun di atas permukaan bumi, sehingga tekstur yang terbentuk sangat tergantung pada kondisi pembekuannya. Batuan beku ekstrusif (lelehan) terbentuk ketika batuan cair mengeras sesudah mencapai permukaan tanah. Ekstrusif yang paling banyak terdapat terbentuk pada saat gunung meletus. Ciri khas batuan beku adalah kenampakannya yang kristalin, yaitu kenampakan suatu massa dari unit-unit kristal yang saling mengunci (Interlocking) kecuali gelas yang bersifat kristalin. Struktur kristal dari batuan ekstrusif cenderung berbutir-halus sebagai akibat dari pendinginan yang cepat. Beberapa batuan vulkanis mungkin agak berpori (batu apung dan scoria) karena batu tersebut memadat ketika uap dan gas lainnya masih bergelembung (Endarto, 2005). Batuan beku diklasifikasikan menurut tekstur, dan komposisi mineralnya (Bowl e s , 1989). Tekstur batuan beku dihasilkan oleh perbedaan proses pembekuannya, sedangkan komposisi mineral batuan beku sangat tergantung pada komposisi kimia magma dan kondisi lingkungan proses kristalisasinya. Batuan beku yang mempunyai komposisi mineral didominasi oleh mineral-mineral tersebut disebut dengan tipe granitik. Batuan beku intermediate disusun oleh mineral-mineral yang terdapat di bagian tengah, salah satunya adalah batu andesit.Batuan andesit merupakan batuan beku yang mempunyai kandungan silika yang lebih tinggi dibandingkan dengan batuan basalt. Secara umum mempunyai warna yang menandakan dengan baik akan kandungan silika dari lava, dengan kandungan basalt yang terlihat gelap. Batuan andesit termasuk golongan batuan intermediet dengan kadar silika SiO3 adalah 57,5 %. Batuan ini umumnya akan menghasilkan tanah-tanah yang kaya dan subur karena mengandung unsur-unsur basa yang mudah mengalami proses pelapukan sehingga membentuk tanah dengan tekstur yang halus (Budi Sa nt o so, 1987). Metode Geolistrik Resistivitas Metode pengamatan geofisika pada dasarnya adalah mengamati gejala-gejala gangguan yang terjadi pada keadaan normal. Gangguan ini dapat bersifat statik dapat juga bersifat dinamik, yaitu gangguan yang dipancarkan ke bawah permukaan bumi. Metode geolistrik resistivitas merupakan salah satu metode yang paling umum digunakan dalam eksplorasi geolistrik. Metode ini digunakan untuk menggambarkan keadaan bawah permukaan dengan mempelajari resistivitas listrik dari lapisan batuan di dalam bumi, dimana bumi tersusun atas batuan yang memiliki daya hantar listrik yang berbeda-beda. Pada metode ini, arus listrik dialirkan ke dalam lapisan bumi melalui dua buah elektroda potensial. Dengan diketahuinya harga arus potensialnya maka bisa ditentukan nilai resistivitasnya. Menurut Loke (1995), data yang diperoleh di lapangan merupakan data nilai resistivitas bawah permukaan. Berdasarkan data tersebut kemudian dilakukan perhitungan inversi sehingga diperoleh variasi resistivitas dari suatu sistem pelapisan tanah yang berasosiasi dengan struktur geologi di bawah permukaan (Santoso, 2002). Berdasarkan nilai resistivitas struktur lapisan bawah permukaan bumi, dapat diketahui jenis material pada lapisan tersebut (Telford et al., 1990). Metode geolistrik juga dapat digunakan pada penyelidikan hidrogeologi seperti penentuan akuifer dan adanya kontaminasi, penyelidikan mineral, survei arkeologi dan deteksi hotrocks pada penyelidikan panas bumi (Reynold, 1997). Metode geolistrik resistivitas diterapkan dengan menggunakan sumber arus buatan yang diinjeksikan ke dalam tanah melalui ujung-ujung elektroda (Te l fo r d et al., 1990). Metode geolistrik resistivitas menghasilkan variasi perubahan nilai resistivitas (distribusi resistivitas) baik ke arah horisontal maupun vertikal.Metode geolistrik resistivitas efektif bila digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal.Ol e h karena itu metode ini jarang digunakan untuk eksplorasi minyak, tetapi lebih banyak digunakan dalam bidang geologi seperti penentuan kedalaman batuan dasar, pencairan reservoir air, juga dalam eksplorasi geothermal dan geofisika lingkungan (Tim Asisten Geofisika, 2004). Berdasarkan teknik pengukuran geolistrik, dikenal dua teknik pengukuran yaitu metode geolistrik resistivitas mapping dan sounding (drilling). Metode geolistrik resistivitas mapping merupakan metode resistivitas yang bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas lapisan bawah permukaan secara horisontal. Oleh karena itu, pada metode ini digunakan jarak spasi elektroda yang tetap untuk semua titik sounding (titik amat) di permukaan bumi. Metode geolistrik resistivitas sounding bertujuan untuk mempelajari variasi resistivitas batuan di bawah permukaan bumi secara vertikal. Pada metode ini, pengukuran pada suatu titik sounding dilakukan dengan jalan mengubah-ubah jarak elektroda. Perubahan jarak elektroda dilakukan dari jarak elektroda kecil kemudian membesar secara gradual. Jarak elektroda ini sebanding dengan kedalaman lapisan batuan yang terdeteksi. Semakin besar jarak elektroda, semakin dalam lapisan batuan yang terdeteksi. Pada pengukuran di lapangan, pembesaran jarak elektroda dapat dilakukan jika menggunakan alat geolistrik yang memadai. Dalam hal ini alat tersebut harus dapat menghasilkan arus yang besar atau arus yang cukup sensitif dalam mendeteksi beda potensial yang kecil di dalam bumi. Oleh karena itu, alat geolistrik yang baik adalah alat yang dapat menghasilkan arus listrik cukup besar dan mempunyai sensitifitas tinggi (Reynolds, 1997).

2.2 Alat yang digunakan dalam metode Resistivit (Resistivity Meter)2.2.a GAMBARAN UMUM

Geolitrik merupakan salah satu metode geofisika untuk mengetahui perubahan tahanan jenis lapisan batuan di bawah permukaan tanah dengan cara mengalirkan arus listrik DC ( Direct Current) yang mempunyai tegangan tinggi ke dalam tanah.Injeksi arus listrik ini menggunakan 2 buah Elektroda Arus A & B yang ditancapkan ke dalam tanah dengan jarak tertentu. Semakin panjang jarak elektroda AB akan menyebabkan aliran arus listrik bias menembus lapisan batuan lebih dalam.

Aliran arus listrik tersebut akan menimbulkan tegangan listrik dalam tanah. Tegangan listrik yang terjadi dipermukaan tanah diukur dengan menggunakan multimeter yang terhubung melalui 2 buah Elektroda Tegangan M & N yang jaraknya lebih pendek dari pada jarak elektroda AB. Bila posisi jarak elektroda AB diubah menjadi lebih besar maka tegangan listrik yang terjadi pada elektroda MN ikut berubah sesuai dengan informasi jenis batuan yang ikut terinjeksi arus listrik pada kedalaman yang lebih besar. Kombinasi dari jarak AB/ 2, jarak MN/ 2 besarnya arus listrik yang dialirkan serta tegangan listrik yang terjadi akan di dapat suatu Harga Tahanan Jenis Semu ( Apparent Resistivity) yaitu tahanan jenis yang terhitung merupakan gabungan dari banyak lapisan batuan di bawah permukaan yang dilalui arus listrik

2.2.b KEGUNAAN ALAT

Untuk mengetahui karakteristik lapisan batuan bawah permukaan sampai kedalaman 300 m, sangat berguna untuk mengetahui kemungkinan adanya lapisan batuan yang merupakan lapisan pembawa air, umumnya yang di cari adalah Confined Aquifer yaitu lapisan Akifer yang diapit oleh lapisan batuan kedap air ( contohnya lapisan lempung) pada bagian bawah tanah & bagian atas. Confined aktifer ini mempunyai recharge yang relative jauh, sehingga ketersedian air tanah dibawah titik bor tidak terpengaruh oleh perubahan cuaca setempat. CONTOH CARA PENGUKURAN

Data metode eksprimen dan aplikasi penggunaan resisistivity terhadap Konfigurasi Wenner Array dalam pengukuran resistivitas tanah

Struktur tanah ini terdiri berbagai lapisan yang mengakibatkan nilai resistivitas tanah yang berbeda berdasarkan jenisnya. Banyak faktor yang mengakibatkan perbedaan nilai resistivitas antara lain: homogenitas tanah, kandungan mineral logam, kandungan aquifer (misalnya: air, minyak, dan gas), porositas, permeabilitas, suhu, dan umur geologi tanah. Faktor-faktor ini menunjukkan ketika dilakukan pengukuran maka yang terukur adalah nilai resistivitas kombinasi dari berbagai jenis tanah. Hal ini mengakibatkan nilai yang diukur disetiap titik memiliki nilai yang berbeda. Dalam ilmu geofisika terdapat beberapa metode untuk dapat mengetahui keadaan geologi bawah tanah, di antaranya metode resistivity, geomagnetic, dan seismic. Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan metode resistivity, metode resistivity ini merupakan ilmu yang mempelajari sifat resistivitas dari suatu lapisan tanah.

Metode resistivity memiliki beberapa kelebihan yaitu bersifat tidak merusak lingkungan, pengoperasian mudah dan cepat, biayanya murah, dan dapat mengidentifikasi kedalaman sampai beberapa meter sehingga banyak dipakai dalam survei lingkungan di antaranya adalah untuk menentukan stabilitas lereng , survei daerah rawan longsor [3,4], dan investigasi pergerakan tanah (mass movement) [5]. Metode resistivity menerapkan medan potensial listrik untuk dapat mengetahui bentuk dari batuan tersebut, dalam metode geolistrik ini terdapat spesifikasi yaitu: self potential (SP) yaitu metode yang memanfaatkan listrik yang terdapat di alam, dan induced potential (IP) yaitu metode yang memanfaatkan potensial listrik yang diinduksikan ke lapisan tanahnya. Alat yang digunakan untuk mengetahui nilai suatu hambatan jenis suatu lapisan tanah disebut resistivity meter. Metode resistivitas yang digunakan pada penelitian ini menggunakan empat elektroda untuk pengukuran yang dikenal dengan teknik pengukuran four point probe. Arus listrik diinjeksikan kedalam lapisan tanah atau kedalam bumi melalui dua elektroda arus. Akibat dari aliran arus tersebut terjadi beda potensial di dalam tanah, beda potensial yang terjadi ini selanjutnya diukur oleh dua elektroda yang lain. Keempat elektroda disusun dengan jarak yang sama yang dikenal sebagai konfigurasi Wenner Array. Hasil pengukuran untuk jarak yang berbeda maka akan didapat nilai atau harga esistivitas masing-masing lapisan tanah yang berbeda. Lapisan tanah ini dianggap sebagai media penghantar arus listrik. Nilai dari resistivitas yang diamati secara tidak langsung adalah resistivitas dari suatu lapisan tanah tertentu. Namun nilai tersebut bukanlah nilai yang sebenarnya melainkan nilai resistivitas semu dari lapisan batuan. Nilai ini tidak boleh langsung diartikan nilai rata-rataya, resistivitas semu ini mengandung keterangan tentang sifat dari suatu lapisan tanah pada kedalaman tertentu. Alat pengukur resistivitas sudah banyak dijumpai dipasaran, tentunya dengan harga yang mahal. Oleh sebab itu, peneliti membuat prototipe alat dengan harga produksi yang lebih terjangkau. Prototipe alat berupa alat ukur resistivitas digital yang langsung terhubung denganelektroda dan menyimpan data hasil pengukuran tersebut pada PC, sehingga dapat membuatnya menjadi praktis dan efisien.

METODE EKSPERIMEN

Alat digunakan untuk mengukur resistivitas tanah yang memiliki kadar air yang berbeda. Tanah yang diukur

adalah tanah pasir yang dikondisikan supaya homogeny lalu kadar airnya divariasi dengan cara menambahkan air

ini sebanyak 10%, 15% dan 20% dari volume tanah yang digunakan. Pada setiap kondisi penambahan air dalam tanah dilakukan pengukuran dengan mengubah nilai arus yang diinjeksikan ke tanah dan mengubah jarak elektroda. Variasi jarak yang digunakan dalam penelitian kali ini yaitu dengan menggunakan variasi jarak mulai dari 6 cm, 9 cm, dan 12 cm. Pengukuran pertama menggunakan jenis tanah pasir dengan penambahan air 10% lalu mengatur jarakelektroda dan merubah nilai tegangan pada sumber arus

sehingga arus yang diinjeksikan dalam tanah berubah, seperti yang ada pada Gambar 3. Injeksi arus dalam tanah mengakibatkan beda potensial yang terukur pada elektroda tegangan. Dari nilai arus yang dinjeksikan dan teganan yang terukur dalam tanah akibat inkesi tersebut sehingga nilai dari hambatan jenis dari suatu tanah tersebut dapat diketahaui. Pengukuran ini dilakukan pada tanah dengan penambahan air 15% dan 20%. Kedalaman probe yang digunakan tidak diubah pada setiap kali pengambilan data. Jika kedalaman probe itu diubah kedalamannya maka akan berpengaruh pada nilai hambatan jenis yang didapatkan. Pengambilan data dilakukan sebanyak 10 kali untuk masing-masing perubahan kadar air dan tegangan sumber arus.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari hasil percobaan diketahui bahwa nilai arus yang diinjeksikan berbanding lurus dengan perubahan tegangan yang tejadi dalam tanah. Hal ini sesuai dengan perumusan pada konnfigurasi Wenner Array. Nilai resistivitas tanah pada setiap jenis tanah memiliki nilai rentang tidak memiliki nilai pasti, karena kondisi dan struktur tanah tidaklah sama sehingga tidak memiliki nilai pasti. Dari Tabel 1 juga diketahui bahwa nilai reistivitas tanah pasir adalah < 10000 m, nilai yang didapatkan dari percobaan ini sudah masuk dalam rentang nilai dari tanah jenis pasir. Alat ukur ini sudah dapat menunjukkan perbedaan nilai dalam setiap kondisi yang dilkukan pada saat percobaan. Hasil-hasil yan diperoleh dar i percobaan Gambar 4, 5, 6 dan 7 adalah hasil pengolahan data pengukuran resistivitas pada tiga kondisi tanah pasir yang berbeda dengan memberikan empat sumber tegangan yang berbeda yaitu 6 volt, 7 volt, 8 volt dan 9 volt. Hasil regresi data tegangan dibagi arus terhadap perubahan konfigurasi menghasilkan nilai resistivitas. Perubahan faktor konfigurasi dipengaruhi oleh jarak antar elektroda, yang mana dalam pengukuran ini dilakukan tiga kali perubahan jarak elektroda yaitu 3 cm, 6 cm dan 9 cm. Pada setiap pengukuran resistivitas tanah hasil yang didapatkan hasil yang berbeda untuk setiap penambahan kadar air. Hasil rata-rata pengukuran resistivitas tanah pasir dengan kadar air 10%, 15% dan 20% berturut-turut adalah 534.45 m, 394.05 m dan 262.45 m. Ada beberapa penyebab yang mengakibatkan nilai resistivitas tanah berbeda di antaranya adalah struktur tanahnya, suhu dari tanah tersebut. Selain itu juga kepadatan tanah yang kurang merata akan mempengaruhi porositas tanah. Porositas merupakan perbandingan2.2.c APLIKASI

Alat ini biasa digunakan untuk eksplorasi groundwater, investigasi geoteknik, studi lingkungan, survey geologi, mineral prospecting, arkeologi, hidrologi, dll.2.3 Data akuisisi dan data proses yang dihasilkan dalam metode Resistivity

2.3.a Metode Akuisisi Data Lapangan

Ada tiga macam cara pengukuran resistivitas yang biasa dilakukan dalam akuisisi data di lapangan. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda, ketiga cara tersebut yaitu Lateral Maping, Vertikal Sounding, dan Mise-a-la-masse.

a. Lateral Maping

Cara ini dilakukan untuk mengetahui kecenderungan harga reisitivitas di suatu areal tertentu. Setiap titik target akan dilalui beberapa titik pengukuran. Ilustrasi cara ini dapat dilihat pada gambar 4.

Pada gambar 5 disajikan skema akuisisi data secara mapping (dalam hal ini konfigurasi yang digunakan adalah konfigurasi Wenner). Untuk group pertama (n=1), spasi dibuat bernilai a. Setelah pengukuran pertama dilakukan, elektrode selanjutnya digeser ke kanan sejauh a (C1 dipindah ke P1, P1 dipindah ke P2, dan P2 ke C2) sampai jarak maksimum yang diinginkan.

b. Vertical Sounding (2D)

Cara ini digunakan untuk mengetahui distribusi harga resistivitas pada suatu titik target sounding di bawah permukaan bumi. Cara ini sering dinamakan Sounding 1D sebab resolusi yang dihasilkan hanya bersifat vertikal. Gambar 6 memberikan ilustrasi teknik pengukuran ini (dalam hal ini konfigurasi yang digunakan ialah Schlumberger).

Pada gambar 6, konfigurasi yang digunakan adalah Schlumberger. Pengukuran pertama dilakukan dengan membuat jarak spasi a. Dari pengukuran ini diperoleh satu titik pengukuran. Pengukuran kedua dilakukan dengan membuat jarak spasi antara C1 - P1 dan P2 C2 menjadi 2a dan diperoleh titik pengukuran berikutnya. Pengukuran terus dilakukan hingga area survey telah terlingkupi.

c. Resistivity 2D Teknik ini merupakan gabungan antar mapping dengan sounding. Dimana pengukuran sounding (1D) dilakukan setiap titik lintasan secara lateral atau lintasan mapping (1D) dilakukan setiap kedalaman (gambar 5). Pada Semester Break 2001 ini dilakukan metode ini. Pengolahan data resistivitas semu (hasil pengukuran) dengan menggunakan software Res2Dinv dimana permodelan dengan teknik inverse digunakan dalam software ini.

2.3.b PROSEDUR AKUSISI DATAProsedur akusisi data dilapangan:

1. Setting Lapangan Survey Prosedur setting lapangan bergantung dengan teknik akuisisi yang digunakan, pada SB 2001 ini digunakan vertical sounding 2D. Setelah melihat daerah survey (target kedalaman dan maksimum offset yang dapat digunakan atau jumlah patok), kita tentukan jarak tiap titik offset (47 patok dengan jarak tiap patok 2.5 m). Sehingga kita dapat menggambarkan konfigurasi elektroda (stacking chart) seperti pada gambar 6. Kemudian kita tentukan cara pengambilan data yang paling efektif (urutannya ditunjukkan oleh tanda panah). Gambar 7. Stacking Chart untuk Vertical Sounding 2D

2. Setelah itu kita buat form pengambilan data yang menggambarkan cara akusisi data dilapangan sesuai dengan prosedur 1.

3. Kita lakukan pengambilan data sesuai dengan cara kerja alat yang kita gunakan. Data arus (I) dan Potensial (V) yang kita peroleh dicatat dalam form akusisi.

4. Kemudian data yang kita peroleh kita lakukan pengolahan awal dengan menghitung resistivitas semu tiap datum point seperti pada n(n+1)a. Kemudian data offset, n dan(persamaan 13, dengan harga k = resistivitas semu tersebut kita masukkan ke notepad dan di save sesuai aturan yang telah ditentukan oleh software.

2.4 Interpretasi Data

Data yang telah kita peroleh kemudian kita inversi ke dalam gambar. Inversi tersebut dapat dilakukan dengan software. Contohnya software RES2DINV dan software IPI2win. selain itu analisis data juga dapat dilakukan dengan matching curve.

Teknik matching curve merupakan suatu bagian dari proses penginterpretasian secara Vertical Electric Sounding (VES) yang diperoleh data berupa horizontal. Metode ini melibatkan suatu perbandingan dari pengukuran kurva pa dengan beberapa kurva induk.

Res2Dinv adalah program komputer yang secara automatis menentukan model resistivity 2 dimensi (2-D) untuk bawah permukaan dari data hasil survey geolistrik (Griffiths and Barker 1993). Model 2D menggunakan program inversi, yang terdiri dari sejumlah kotak persegi. Susunan dari kotak-kotak ini terikat oleh distribusi dari titik datum dalam pseudosection. Distribusi dan ukuran dari kotak secara automatis dihasilkan dari program maka jumlah kotak tidak akan melebihi jumlah datum point. Subroutine dari permodelan maju digunakan untuk menghitung nilai resistivitas semu, dan teknik optimasi least-squares non-linier digunakan untuk routine inversi. Program ini juga mendukung teknik forward modeling finite-difference dan finite-element. Program ini dapat digunakan untuk survei menggunakan Wenner, pole-pole, dipole-dipole, pole-dipole, Wenner-Schlumberger dan array dipole-dipole ekuator. Anda bisa memproses pseudosection hingga 650 electroda dan 6500 points pada satu waktu. Spasi elektroda terbesar hingga 36 kali spasi terkecil dalam satu set data. Selain survey normal dilakukan dengan elektroda-elektroda di permukaan tanah, program ini juga mendukung survey underwater dan cross-borehole. 2.5 Future Challenge

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan Berdasarkan dari pembahasan mengenai Pengolahan Data Geolistrik dengan Metode Schlumberger diatas dapat diambil kesimpulan, sebagai berikut:

1.Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari tentang komposisi dan struktur dari bagian dalam bumi. Hampir semua dari yang kita pahami tentang bumi di bawah permukaan yang terlihat dari pengamatan yang berhubungan dengan geofisika. Beberapa metode geofisika yang secara luas mempekerjakan untuk pekerjaan eksplorasi berupa seismik, gravitasi, geomagnet, geolistrik, georadar dan well logging.

a.Metode seismik ; mempunyai ketepatan serta resolusi yang tinggi dalam memodelkan struktur geologi bawah permukaan bumi

b.Metode gravitasi ; mempunyai kepadatan berbeda, dan mempunyai tarikan gravitasi lebih besar.

c.Metode geomagnet pada dasarnya mengukur besaran medan magnet bumi yang ditimbulkan oleh berbagai sumber baik yang ada di dalam perut bumi maupun adanya pengaruh dari luar, seperti radiasi matahari.

d.Metode geolistrik menghasilkan informasi pada lapisan yang mempunyai daya hantar listrik yang digunakan untuk memetakan bedrock di dalam airtanah untuk penentuan kadar garam.

e.Metode georadar untuk penentuan lokasi atau pemetaan bawah permukaan yang cukup dangkal, tidak merusak lingkungan dan memberikan gambaran bawah permukaan yang menerus.

f.Well loggingpada bawah tanah yang mempunyai tujuan utama untuk kedalaman dan volume dari kedudukan adanya hidro-karbon atau akuifer.

2.Geolistrik merupakan salah satu metode geo-fisika yang mempelajari sifat aliran listrik di dalam bumi dan bagaimana cara mendeteksi di permukaan bumi yang terjadi baik secara alamiah maupun akibat injeksi arus ke dalam bumi. Ada beberapa macam metode geolistrik, antara lain: metode potensial diri arus tellurik, magnetotellurik, elektromagnetik, IP (Induced polarization), resistivitas (tahanan jenis) dan lain-lain. Ada dua jenis penyelidikan tahanan jenis, yaitu:

horizontal profiling (HP), untuk mengetahui kecenderungan harga resistivitas di suatu daerah tertentu dan vertical electrical sounding (VES) untuk mendapatkan informasi tentang kedalaman atau ketebalan lapisan batuan dari harga resistivitas secara vertikal. Metode geolistrik lebih efektif jika digunakan untuk eksplorasi yang sifatnya dangkal, jarang memberikan informasi lapisan di kedalaman lebih dari 1000 atau 1500 kaki dengan salah satu keunggulan dari metode geolistrik ini adalah peralatan relatif murah, biaya survei relatif murah, waktu yang dibutuhkan relatif sangat cepat.

3. Pada konfigurasi Schlumberger idealnya jarak MN dibuat sekecil-kecilnya secara teoritis tidak

berubah. Perubahan jarak MN hendaknya tidak lebih besar dari 1/5 jarak AB. Kelemahan konfigurasi Schlumberger dalam pembacaan tegangan elektroda MN lebih kecil terutama ketika jarak AB yang relative jauh sedangkan keunggulan konfigurasi Schlumberger untuk mendeteksi adanya sifat tidak homogen lapisan batuan pada permukaan dengan membandingkan nilai resistivitas semu ketika terjadi perubahan jarak elektroda MN/2. Parameter yang diukur yaitu: jarak antara stasiun dengan elektroda-

elektroda (AB/2 dan MN/2), Arus (I) dan Beda Potensial (V).

4.Analisis data dilakukan dengan 2 (dua) cara yaitu: Matching Curve merupakan suatu bagian dari proses penginterpretasian secara Vertical Electric Sounding(VES) yang diperoleh data berupa horisontal.dan

Software IPI2win digunakan untuk memecahkan masalah-masalah geologi sesuai dengan kuva pendugaan yang dihasilkan. Perbandingan antara Macthing Curve dengan Software IPI2win jika dilihat dari perhitungan yang dilakukan secara manual yaitu dengan menggunakan metode curve matching, parameter ketebalan dan true resistivity dihitung satu persatu dari ujung awal kurva dengan memotong bagian kurva menjadi beberapa bagian. Hasil dari suatu casing sumur pengukuran tahanan jenis elektrik menghasilkan berupa log tahanan jenis. Korelasi merupakan salah satu kegunaan dalam penyelidikan struktural yang terjadi secara detail dengan log listrik pada penyelidikan stratigrafi secara umum. Dari

hasil pembandingan antara geolistrik dengan analisis log pada hasil interpretasi geolistrik menunjukkan adanya kesesuain secara relatif dengan data pengeboran dan log/sonde.

3.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.undip.ac.id/1609/1/SUDARYO_BROTO_dan_Rohima.pdf 26 Desember 2014 15:30 WIB

https://www.academia.edu/3714433/metode_geo 26-12-2014 15:32 WIBhttp://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=2&cad=rja&uact=8&ved=0CCEQFjAB&url=http%3A%2F%2Flib.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F20181628-S29468-Sandy%2520Akbar.pdf&ei=u0mpVKu6A8KUuASUzoLgCQ&usg=AFQjCNFUFraJP99G2IoSt19RuoPFEhpeqw&sig2=_hg3BZ-RgiWxyosCCGr5FA 26-12-2014 15:32WIB

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&uact=8&ved=0CCMQFjAC&url=http%3A%2F%2Fjurnal-online.um.ac.id%2Fdata%2Fartikel%2Fartikel6541F8D5ED93C849F7D2D746F7226884.pdf&ei=u0mpVKu6A8KUuASUzoLgCQ&usg=AFQjCNE8BFKEtjKl9lMJPbMCl3KuSsMPyQ&sig2=dISctT2aJ-Bks-obHxXEYg 26-12-2014 15:33WIB

http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=6&cad=rja&uact=8&ved=0CDQQFjAF&url=http%3A%2F%2Fdigilib.uin-suka.ac.id%2F10999%2F1%2FBAB%2520I%2C%2520V%2C%2520DAFTAR%2520PUSTAKA.pdf&ei=u0mpVKu6A8KUuASUzoLgCQ&usg=AFQjCNFHA_-pmHMr8V1G4TaXfMJxupTIxA&sig2=dBbiLkCB_JzMnOaAyteQJA 26-12-2014 15:35 WIB

https://www.facebook.com/permalink.php?id=556439677720174&story_fbid=596126670418141 26-12-2014 15:40 WIB

https://www.academia.edu/7142505/geofisika_metode_geolistrik_konfigurasi_schlumberger 26-12-2014 15:45 WIB

https://fitawidiyatun.wordpress.com/2013/01/08/metode-resistivitas/ 26-12-2014 15:46 WIB