geo2 geo-pintar (geopark as integrated and smart tourism) konsep pariwisata modern gunung sewu...

9
PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8  Academia-Industry Linkage 15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA 9 GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM): KONSEP PARIWISATA MODERN GUNUNG SEWU SEBAGAI GLOBAL GEOP ARK NETWORK DALAM MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN Maghfira Abida 1*  Ayip Mukhlis 2  Eka Nofiana Khumaeroh 1 , Alifan Cahyana 3 , Eka Dhamayanti 1  1  Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadja Mada, Yogyakarta. 2  Jurusan Geografi dan Ilmu Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadja Mada, Yogyakarta. 3  Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Gadja Mada, Yogyakarta. *corresponding author: [email protected] ABSTRAK Geopark adalah sebuah kawasan dengan fenomena-fenomena geologi, arkeologi, ekologi dan bahkan budaya yang mengagumkan. Dalam geopark setidaknya harus terkandung 3 unsur penting yaitu:  Education, Economic, and Conservation. Salah satu geopark yang telah ada di Indonesia adalah Geopark Gunung Sewu. Kondisi keunikan tersebut terekspresikan dengan berbagai potensi baik dari  sisi biodiversity, ge odiversity, dan c ulture wisdom. Na mun, disadari bahwa sis tem tatanan masyara kat  seolah belum siap untuk mengoptimalkan potensi geopark tersebut. Maka disusunlah sebuah rancangan, Geo-PINTAR untuk membangun sistem yang mengintegrasikan seluruh site pariwisata di Geopark Gunung Sewu baik secara infrastruktur dan transportasi, edukasi dan keilmuan, manajemen kelembagaan dan perekonomian. Hal ini ditujukan untuk mengakselerasi kawasan Gunung Sewu dalam Global Geopark Networking sebagai pemicu peningkatan pariwisata, ekonomi, dan ilmu  pengetahuan untuk menghadapi Mas yarakat Ek onomi Asean (ME A). I. PENDAHULUAN Geopark  merupakan sebuah konsep baru yang dicetuskan oleh UNESCO pada awal tahun 2000-an yang kemudian pada tahun 2004 ditindaklanjuti dengan didirikannya Global Geopark Network  (GGN). Menurut UNESCO, Geopark  adalah sebuah kawasan dengan fenomena-fenomena geologi mengagumkan, tidak hanya geologi, akan tetapi juga meliputi arkeologi, ekologi, dan budaya. Geopark  merupakan konsep untuk menyejahterakan masyarakat lokal berbasis konservasi warisan geologi (geoheritage). Dalam Geopark  setidaknya harus terkandung 3 unsur penting yaitu: Education, Economic & Conservation. Berdasarkan hal diatas Gunung Sewu memiliki semua potensi untuk dijadikan kawasan Geopark  berkelas dunia. Gunung Sewu merupakan bagian dari zona pegunungan selatan Jawa yang terbentuk dari pengangkatan batuan karbonat berumur Miosen (25 juta tahun lalu) yang kemudian larut membentuk bentang alam karst. Luas kawasan Gunung Sewu terbentang dari Barat sampai ke Timur, dimulai dari Pantai Parangtritis hingga Teluk Pacitan. Luasnya mencapai 126.000 hektar dan mencakup 3 provinsi yakni Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Wonogiri Jawa Tengah, dan Kabupaten Pacitan Jawa Timur (Yuwono, 2011). Kabupaten Gunungkidul memiliki luas wilayah 1.485,36 km2 atau 46,63% dari luas wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan terdiri dari 18 kecamatan serta 144 desa. Gunungkidul merupakan bagian dari kawasan bentang alam karst tropis yang fenomenal yaitu Gunung Sewu yang membentang sepanjang 120 km dari Pantai Parangtritis selatan Yogyakarta hingga Teluk Pacitan, Jawa Timur. Kawasan Geopark  Gunung Sewu sendiri terdiri dari 33 situs, yang 30 situs geologi dan 3 situs non geologi. Wilayah kabupaten Gunungkidul memiliki banyak potensi, diantaranya sebagai objek ekowisata hutan & alam pegunungan, agrowisata pertanian, wisata pantai, goa, variasi flora dan fauna, keunikan budaya dan kehidupan masyarakat lokal serta budaya sejarah.

Upload: retno-anjarwati

Post on 05-Jul-2018

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GEO2 GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM) KONSEP PARIWISATA MODERN GUNUNG SEWU SEBAGAI GLOBAL GEOPARK NETWORK DALAM MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN.pdf

8/15/2019 GEO2 GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM) KONSEP PARIWISATA MODERN GUNUNG SEW…

http://slidepdf.com/reader/full/geo2-geo-pintar-geopark-as-integrated-and-smart-tourism-konsep-pariwisata 1/9

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8

 Academia-Industry Linkage

15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

9

GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM): KONSEP

PARIWISATA MODERN GUNUNG SEWU SEBAGAI GLOBAL GEOPARK

NETWORK DALAM MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN

Maghfira Abida1* Ayip Mukhlis2 Eka Nofiana Khumaeroh1, Alifan Cahyana3, Eka Dhamayanti1 1 Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik, Universitas Gadja Mada, Yogyakarta.

2 Jurusan Geografi dan Ilmu Lingkungan, Fakultas Geografi, Universitas Gadja Mada, Yogyakarta.

3 Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Gadja Mada, Yogyakarta.

*corresponding author: [email protected]

ABSTRAKGeopark adalah sebuah kawasan dengan fenomena-fenomena geologi, arkeologi, ekologi dan bahkanbudaya yang mengagumkan. Dalam geopark setidaknya harus terkandung 3 unsur penting yaitu: Education, Economic, and Conservation. Salah satu geopark yang telah ada di Indonesia adalahGeopark Gunung Sewu. Kondisi keunikan tersebut terekspresikan dengan berbagai potensi baik dari

 sisi biodiversity, geodiversity, dan culture wisdom. Namun, disadari bahwa sistem tatanan masyarakat seolah belum siap untuk mengoptimalkan potensi geopark tersebut. Maka disusunlah sebuahrancangan, Geo-PINTAR untuk membangun sistem yang mengintegrasikan seluruh site pariwisata di

Geopark Gunung Sewu baik secara infrastruktur dan transportasi, edukasi dan keilmuan, manajemenkelembagaan dan perekonomian. Hal ini ditujukan untuk mengakselerasi kawasan Gunung Sewudalam Global Geopark Networking sebagai pemicu peningkatan pariwisata, ekonomi, dan ilmu

 pengetahuan untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

I. PENDAHULUAN

Geopark  merupakan sebuah konsep baru yang

dicetuskan oleh UNESCO pada awal tahun

2000-an yang kemudian pada tahun 2004

ditindaklanjuti dengan didirikannya Global

Geopark Network   (GGN). Menurut UNESCO,

Geopark   adalah sebuah kawasan dengan

fenomena-fenomena geologi mengagumkan,

tidak hanya geologi, akan tetapi juga meliputi

arkeologi, ekologi, dan budaya. Geopark  

merupakan konsep untuk menyejahterakan

masyarakat lokal berbasis konservasi warisan

geologi (geoheritage). Dalam Geopark  

setidaknya harus terkandung 3 unsur penting

yaitu: Education, Economic &  Conservation.

Berdasarkan hal diatas Gunung Sewu memiliki

semua potensi untuk dijadikan kawasan

Geopark  berkelas dunia.

Gunung Sewu merupakan bagian dari zona

pegunungan selatan Jawa yang terbentuk dari

pengangkatan batuan karbonat berumur

Miosen (25 juta tahun lalu) yang kemudianlarut membentuk bentang alam karst. Luas

kawasan Gunung Sewu terbentang dari Barat

sampai ke Timur, dimulai dari Pantai

Parangtritis hingga Teluk Pacitan. Luasnya

mencapai 126.000 hektar dan mencakup 3provinsi yakni Kabupaten Gunungkidul Daerah

Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Wonogiri

Jawa Tengah, dan Kabupaten Pacitan Jawa

Timur (Yuwono, 2011).

Kabupaten Gunungkidul memiliki luas wilayah

1.485,36 km2 atau 46,63% dari luas wilayah

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan

terdiri dari 18 kecamatan serta 144 desa.

Gunungkidul merupakan bagian dari kawasan

bentang alam karst tropis yang fenomenalyaitu Gunung Sewu yang membentang

sepanjang 120 km dari Pantai Parangtritis

selatan Yogyakarta hingga Teluk Pacitan, Jawa

Timur. Kawasan Geopark  Gunung Sewu sendiri

terdiri dari 33 situs, yang 30 situs geologi dan 3

situs non geologi. Wilayah kabupaten

Gunungkidul memiliki banyak potensi,

diantaranya sebagai objek ekowisata hutan &

alam pegunungan, agrowisata pertanian,

wisata pantai, goa, variasi flora dan fauna,keunikan budaya dan kehidupan masyarakat

lokal serta budaya sejarah.

Page 2: GEO2 GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM) KONSEP PARIWISATA MODERN GUNUNG SEWU SEBAGAI GLOBAL GEOPARK NETWORK DALAM MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN.pdf

8/15/2019 GEO2 GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM) KONSEP PARIWISATA MODERN GUNUNG SEW…

http://slidepdf.com/reader/full/geo2-geo-pintar-geopark-as-integrated-and-smart-tourism-konsep-pariwisata 2/9

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8

 Academia-Industry Linkage

15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

10

Pemaparan diatas melandasi pengajuan

Gunungkidul yang merupakan bagian dari

kawasan Geopark   Gunung Sewu menjadi

Global Geopark Network kepada Organisasi

Pendidikan, Ilmu Pengetahuan danKebudayaan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)

yakni UNESCO beberapa waktu lalu. Namun,

Saat ini Geopark   Gunungkidul belum

memenuhi standar dan persyaratan UNESCO

sehingga belum berhasil menjadi bagian dari

GGN (Global Geopark Network ).

II. LOKASI DAN WAKTU

PENELITIAN

Kajian mengenai topik bahasan ini dilakukan

pada bulan januari- maret 2015. Lokasi

meliputi kawasan Geopark Gunung Sewu yang

secara administratif termasuk dalam kawasan

Kabupaten Gunungkidul.

KONDISI KEKINIAN, STATUS REGULASI,

KEBERPIHAKAN MASYARAKAT

o  Potensi dan Keberagaman Sumber Daya

Alam, Budaya, dan Keilmuan Gunungkidul

Kawasan karst Gunung kidul merupakan

salah satu kawasan karst terbaik di Pulau

Jawa pada khususnya dan dunia pada

umumnya. Kondisi bentang alam dengan

bentukan “conical hills” dan kekayaan

potensi di bawah tanah menjadi faktor

yang menarik dalam dunia ilmu

pengetahuan. Proses karstifikasi yang

terjadi sampai saat ini menghasilkanmorfologi berupa kerucut karst, lembah,

dan sistem gua bawah tanah. Selain

bentang alam yang khas, kondisi sosial-

ekonomi masyarakat Gunungkidul pun

sangat unik. Kehidupan Masyarakat

Gunungkidul sangat bergantung dengan

alam. Hal tersebut memunculkan ritual-

ritual sebagai ucapan syukur kepada alam

dan menjadi ciri khas tersendiri yang masih

dipertahankan masyarakat sampaisekarang. Berbagai macam ritual yang

berbasis etno-konservasi sebagai konsep

pelestarian sumberdaya alam yang

bersandar pada sistem pengetahuan lokal

seperti itu, sudah menjadi bagian dari

budaya Gunungkidul secara turun-

temurun.

Dari sisi arkeologi, kekompleksan kawasan

karst Gunungkidul membuka peluang untuk

penelitian terhadap sejarah perkembangan

masyarakat karst dan situs-situs yang

ditinggalkan. Bentuk situs arkeologi yang

dominan di Gunungkidul adalah situs gua

dan ceruk. Survei permukaan oleh PTKA

UGM, Puslitarkenas, dan Balai Arkeologi

Yogyakarta yang baru menjangkau sekitar

10 –15 % luas kawasan Gunungkidul, sudah

berhasil mengumpulkan lebih dari 100 gua

arkeologis (Yuwono, 2006). Potensi

arkeologis yang dimaksud meliputi artefak,

ekofak, dan fitur, potensi ini sangat luar

biasa jika dapat dikembangkan secara

maksimal.

Tantangan dalam proses akselerasi

Geopark Gunungkidul

Geopark Gunungkidul sendiri telah lama

dilirik sebagai salah satu potensi alam

Indonesia, hal ini dapat dilihat dari

berbagai usaha yang dilakukan baik oleh

Pemerintah maupun Masyarakat. Namun,

masih banyak ditemukan kekurangan dan

kelemahan sehingga dibutuhkan konsep

dan ide pengembangan yang efisien danefektif dalam menunjang akselerasi

Geopark Gunungkidul itu sendiri.

Berdasarkan observasi yang dilakukan,

beberapa permasalahan Gunungkidul

dalam GGN diantaranya adalah :

  Pengembangan masih kurang

melibatkan masyarakat sehingga

sistem manajemen yang terbangun

menjadi bersifat parsial. Pemerintahtelah membuat konsep tersendiri dan

masyarakat pun berjalan sendiri

Page 3: GEO2 GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM) KONSEP PARIWISATA MODERN GUNUNG SEWU SEBAGAI GLOBAL GEOPARK NETWORK DALAM MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN.pdf

8/15/2019 GEO2 GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM) KONSEP PARIWISATA MODERN GUNUNG SEW…

http://slidepdf.com/reader/full/geo2-geo-pintar-geopark-as-integrated-and-smart-tourism-konsep-pariwisata 3/9

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8

 Academia-Industry Linkage

15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

11

mengakibatkan implementasi dan

aktualisasi program menjadi tidak

optimal.

 

Sistem informasi dan jaringantelekomunikasi yang terbatas tentu

menghambat pertumbuhan sosial dan

ekonomi masyarakat lokal diantaranya

mengakibatkan pemasaran dan

pengiklanan lokasi wisata menjadi

tidak masif, keengganan wisatawan

karena tidak adanya signal

telekomunikasi dan internet.

 

Akses transportasi umum maupunkondisi jalan raya yang kurang layak

baik dari segi keamanan yaitu jalan

yang curam dan berkelok membuat

perjalanan semakin jauh.

  Proses integrasi yang minim, sehingga

kebanyakan lokasi wisata di

Gunungkidul berkembang sendiri-

sendiri tanpa ada hubungan satu sama

lain.

  Sistem administrasi yang belum jelas,

sehingga proses investasi berjalan

lambat dan menghambat

perkembangan dari geopark   itu

sendiri.

III. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagaiberikut :

I. 

Apakah tantangan dan hambatan

dalam pengembangan Geopark  

Gunung Sewu dalam pencanangannya

sebagai salah satu Global Geopark

Network .

II. 

Bagaimana mengakselerasi

perkembangan ilmu pengetahuan,

konservasi, dan ekonomi lokal Gunung

Sewu melalui sistem pariwisata yang

edukatif

III. 

Bagaimana merancang manajemen

yang terintegrasi antara elemen

pemerintah, investor, akademisi, dan

masyarakat umum dalam

mengoptimalisasi potensi Geopark  Gunung Sewu sebagai kawasan

pariwisata modern

IV. STUDI KASUS

Baik pemerintah, masyarakat maupun pihak

terkait lainnya telah melakukan beberapa

usaha untuk meningkatkan kualitas Geopark  

Gunung Sewu sendiri. Usaha yang telah

dilakukan dalam pengembangan geopark  

sendiri dapat dirangkum seperti pada Tabel 1.

V. DISKUSI: SOLUSI YANG

DITAWARKAN

Pariwisata Berbasis Kearifan Lokal: Nature &

Culture Diversity

Kawasan karst Gunung Sewu telah melahirkan

bentang budaya tersendiri yang khas. Yuwono

(2006) menyebutnya sebagai masyarakat

karstik , yakni masyarakat yang segala

perilakunya terbentuk akibat konsekunsi dari

kondisi fisik kawasan karst. Kearifan-kearifan

lokal yang muncul di tengah-tengah

masyarakat menjadi sesuatu yang berharga

untuk diperkenalkan pada dunia. Budaya

etnokonservasi yang ada, keterikatan batin

penduduk dengan hewan peliharaan, serta

aneka produk olahan khas dari tanah marjinal

seperti tiwul dan gethuk menjadi ciri khas

masyarakat Gunung Kidul yang bernilai tinggi

Untuk mengenalkan kearifan lokal masyarakat

gunungsewu pada dunia internasional, tim

Geo-PINTAR  menjadikan desa wisata sebagai

basis utama pengembangannya. Saat ini di

Gunung Kidul sudah berdiri beberapa desa

wisata namun pengembangannya belum

maksimal. Beberapa contoh desa wisata itu

adalah: Desa wisata Nglanggeran, Desa wisata

Bobung, Desa wisata Bejiharjo, Mojo dan

Bleberan. Masing-masing desa wisata ini

Page 4: GEO2 GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM) KONSEP PARIWISATA MODERN GUNUNG SEWU SEBAGAI GLOBAL GEOPARK NETWORK DALAM MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN.pdf

8/15/2019 GEO2 GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM) KONSEP PARIWISATA MODERN GUNUNG SEW…

http://slidepdf.com/reader/full/geo2-geo-pintar-geopark-as-integrated-and-smart-tourism-konsep-pariwisata 4/9

Page 5: GEO2 GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM) KONSEP PARIWISATA MODERN GUNUNG SEWU SEBAGAI GLOBAL GEOPARK NETWORK DALAM MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN.pdf

8/15/2019 GEO2 GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM) KONSEP PARIWISATA MODERN GUNUNG SEW…

http://slidepdf.com/reader/full/geo2-geo-pintar-geopark-as-integrated-and-smart-tourism-konsep-pariwisata 5/9

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8

 Academia-Industry Linkage

15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

13

Pusat informasi ini juga akan mendukung

segala aktivitas pengujung kawasan geopark .

VI. ACKNOWLEDGEMENT

GEO-PINTAR: Menjawab tantangan

penobatan Global Geopark Network  

Kawasan GEO-PINTAR merupakan kawasan

karst paling istimewa di Jawa yang mencapai

luasan 1.300 km2 dan terdiri dari 40.000 bukit

karst. Kawasan ini telah dinobatkan menjadi

anggota Global Geopark Network pada tanggal

19 September 2015 yang simposium yang

diadakan di Jepang. Penobatan ini menjadi

peluang serta tantangan dalam

mengembangkan aspek pariwisata yang

berkarakter, edukatif, dan nyaman. (Utomo,

2015)

Geopark merupakan sebuah konsep baru yang

dicetuskan oleh UNESCO pada awal tahun

2000-an yang kemudian pada tahun 2004

ditindaklanjuti dengan didirikannya Global

Geopark Network   (GGN). Menurut UNESCO,

Geopark adalah sebuah kawasan dengan

fenomena-fenomena geologi mengagumkan,

tidak hanya geologi, akan tetapi juga meliputi

arkeologi, ekologi, dan budaya. Geopark  

merupakan konsep untuk menyejahterakan

masyarakat lokal berbasis konservasi warisan

geologi (geoheritage). Dalam Geopark  

setidaknya harus terkandung 3 unsur penting

yaitu: Education, Economic, & Conservation.

Berdasarkan hal diatas Gunung Sewu memiliki

semua potensi untuk dijadikan kawasan

Geopark  berkelas dunia.

GEO-PINTAR: Yogyakarta sebagai Kota Wisata

Internasional

Global Geopark Network   (GGN) merupakan

suatu situs warisan dunia. Dengan

ditetapkannya Geopark  Gunung Sewu sebagai

GGN maka akan membeikan dampak terhadap

lokasi dimana GGN tersebut berada,khususnya Daerah Istimewa Yogyakarta, yang

selama ini dikenal sebagai kota pelajar akan

bertambah statusnya menjadi kota wisata

internasional.

Status tersebut bukanlah tanpa alasan.Geopark Gunung Sewu memiliki 13 site yang

terletak di Gunung Kidul, Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Dari sinilah pintu

gerbang dimulainya wisata alam Geopark

Gunung Sewu. Gerbang masuk, awal dari

semuanya, menjadi suatu poin plus untuk

kawasan Geopark yang berada di Gunung

Kidul, Yogyakarta. Tentulah sebelum menuju

ke kawasan Geopark Gunung Sewu, wisatawan

akan singgah di kota Yogyakarta lalu kemudian

melanjutkan perjalanannya berpetualang di

kawasan Geopark Gunung Sewu.

Sebagai kota pelajar, Yogyakarta tentulah

tidak diragukan lagi berisi orang-orang

terpelajar yang berasal dari seluruh wilayah

Indonesia, bahkan dari mancanegara juga.

Oleh karenanya muncul istilah “Geopark Go to

School, School Go to Geopark ”.

Implementasinya adalah membawa

pemahaman kepada para pelajar terhadap

upaya pelestarian lingkungan dan pemuliaan

warisan bumi.

GEO-PINTAR: Berperan dalam menyambut

kebijakan Masyarakat Ekonomi ASEAN

Pertumbuhan sektor pariwisata ASEAN

merupakan tertinggi di dunia, sepanjang

periode 2005-2012 tumbuh rata-rata 8,3

persen per tahun atau di atas rata-rata

pertumbuhan pariwisata global yang hanya 3,6

persen per tahun. Bahkan tahun 2013 arus

kunjungan wisatawan ke negara ASEAN sudah

mencapai 92,7 juta atau meningkat 12 persen

dibandingkan tahun sebelumnya, sementara

pertumbuhan global hanya 5 persen. Potensi

kontribusi pariwisata terhadap perekonomian

kawasan ASEAN akan mencapai 480 miliar

dolar AS pada tahun 2013 sementarapertumbuhan investasinya sekitar 6,8 persen

per tahun. (Pangestu, 2014)

Page 6: GEO2 GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM) KONSEP PARIWISATA MODERN GUNUNG SEWU SEBAGAI GLOBAL GEOPARK NETWORK DALAM MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN.pdf

8/15/2019 GEO2 GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM) KONSEP PARIWISATA MODERN GUNUNG SEW…

http://slidepdf.com/reader/full/geo2-geo-pintar-geopark-as-integrated-and-smart-tourism-konsep-pariwisata 6/9

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8

 Academia-Industry Linkage

15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

14

Program Masyarakat Energi ASEAN bertujuan

untuk meningkatkan roda perekonomian serta

meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat

ASEAN agar mampu bersaing di kancah global.

Indonesia sebagai bagian dari Negara ASEAN

akan berperan aktif dalam memanfaatkan

peluang. Dengan semakin membaiknya

pariwisata ASEAN akan mendorong

meningkatnya kunjungan wisatawan

mancanegara dari kawasan ASEAN ke negara

anggota termasuk Indonesia, hal ini seiring

dengan diberlakukannya kebijakan single

destination  dan common visa  ASEAN.

(Pangestu, 2014)

Indonesia memiliki potensi pada sektor

pariwisata yang berperan penting dalam

pengembangan perekonomian negara.

Berdasarkan data United Nation World

Tourism Organization  (UNWTO) tahun 2013,

tentang World Tourism Rank , Indonesia

berada di urutan ketujuh di Asia Pasifik.

Sedangkan menurut data The Travel and

Tourism Competitiveness Index yang dilansir

World Economic Forum  (WEF) 2013, daya

saing pariwisata Indonesia naik empat tingkat

menjadi peringkat ke 70 di dunia. (Probo,

2014)

Masyarakat Energi ASEAN merupakan

momentum bagi Indonesia baik itu

pemerintah, swasta, dan lembaga pendidikan

yang bergerak di sektor pariwisata untuk

berani melahirkan SDM pariwisata yang

berkualitas agar mampu mendongkrak

pariwisata Indonesia yang bereksistensi tinggi

di kawasan ASEAN. Selain itu masyarakat

Indonesia juga harus mampu menanamkan jati

diri sebagai masyarakat yang sadar akan

wisata agar menjadi pendukung

perkembangan pariwista di Indonesia.

Dengan adanya GEO-PINTAR yang sebagai

kawasan pariwisata yang edukatif, manajemen

kelembagaan yang terintegrasi serta

infrastruktur yang memadai akan menjadi aset

berharga Indonesia dalama mengembangkan

sektor pariwisata berkelas internasional

 

DAFTAR PUSTAKAFaida, Wijayanti dkk, 2011, Rekonstruksi Hutan Purba di Kawasan Karst Gunung Sewu Dalam Periode

Sejarah Manusia, Jurnal Ilmu Kehutanan Vol. V Nomor 2 Tahun 2011.

LIPI, 2006, Laporan Perjalanan Gunung Sewu, Jakarta: Pusat Penlitian Biologi LIPI.

Pangestu, M.E., 2014, Menparekraf: Pariwisata Sudah Antisipasi MEA Sejak 2007.

http://m.republka.co.id/berita/nasional/umum/14/08/19/najet6/ Menparekraf-pariwisata-sudah-

antisipasi –mea-sejak-2007. (diakses pada tanggal 25 September 2015 pukul 16.23).

Probo, B., 2014, Menparekraf: Pariwisata Sudah Antisipasi MEA Sejak 2007.

http://m.republka.co.id/berita/nasional/umum/14/08/19/najet6/Menparekraf-pariwisata-sudah-

antisipasi –mea-sejak-2007. (diakses pada tanggal 25 September 2015 pukul 16.23).

Utomo, Y.W., 2015, Gunung Sewu Dinobatkan Sebagai Geopark Kelas Dunia. http:

//nationalgeographic.co.id/berita/2015/09/gunung-sewu-dinobatkan-sebagai-geopark-kelas-dunia.

(diakses pada tanggal 25 September 2015 pukul 16.15).

Yuwono, Edi.S, 2006, Perspektif Geoarkeologi Kawasan Karst Kasus Gunung Sewu, Jakarta: LIPI.

Yuwono, Edi. S, 2011, Napak Tilas Penghunian Awal Gunung Sewu, Yogyakarta: Ekspedisi Geograf

Indonesia.

Page 7: GEO2 GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM) KONSEP PARIWISATA MODERN GUNUNG SEWU SEBAGAI GLOBAL GEOPARK NETWORK DALAM MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN.pdf

8/15/2019 GEO2 GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM) KONSEP PARIWISATA MODERN GUNUNG SEW…

http://slidepdf.com/reader/full/geo2-geo-pintar-geopark-as-integrated-and-smart-tourism-konsep-pariwisata 7/9

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8

 Academia-Industry Linkage

15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

15

TABEL

Tabel 1. Beberapa usaha yang telah dilakukan untuk meningkatkan kualitas Geopark  Gunung Sewu

No. Kegiatan Fasilitas Kekurangan

1. Paket wisata Geopark  Gua

Pindul

Paket –paket wisata gua

pindul sepeti paket

eksklusif, famili, dan

gathering

#Paket wisata belum

memunculkan aspek edukasi

#Belum terdapat keterlibat

masyarakat dalam

pengembangan wisata

#Paket wisata hanya terbatas

di gua Pindul dan sekitarnya

2. Wisata Kampung Emas

Plumbungan Gunungkidul

Desa ini menyediakan

wisata penjelajahan desa,

edukasi dan pengenalan

terhadap kuliner dantradisi khas masyarakat

Gunungkidul

#Kurang adanya fasilitas yang

mendukung dan sumber

informasi yang terintegrasi.

#Pengelolahan masihsederhana dan terbatas

3. Booklet Pariwisata

GunungKidul

Informasi objek wisata

Gunungkidul,

penginapan, dan

transportasi

#Tidak ada informasi

mengenai biaya dan

bagaimana cara pemesanan

wisata

4. Aplikasi android peta wisata

Gunungkidul

Informasi tentang peta

wisata dan peta jalan

menuju objek wisata

#Tidak menyertakan informasi

mengenai objek wisata dan

cara memesan paket wisata

5. Wisata kuliner Ponjong Menyediakan makanan

khas Gunungkidul danwisata khas pedesaan

#Antar lokasi wisata belum

ada sistem integrasi yang baiksehingga terkesan berjalan

sendiri-sendiri

6. Wisata pantai Gunungkidul Menyediakan lokasi

wisata pantai yang

bervariasi

#Kurangnya fasilitas

pendukung di setiap pantai

#Kurangnya akses

penghubung yang cepat dan

efisien antara lokasi

Page 8: GEO2 GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM) KONSEP PARIWISATA MODERN GUNUNG SEWU SEBAGAI GLOBAL GEOPARK NETWORK DALAM MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN.pdf

8/15/2019 GEO2 GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM) KONSEP PARIWISATA MODERN GUNUNG SEW…

http://slidepdf.com/reader/full/geo2-geo-pintar-geopark-as-integrated-and-smart-tourism-konsep-pariwisata 8/9

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8

 Academia-Industry Linkage

15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

16

GAMBAR

Gambar 1. Optimalisasi Alur Edukasi Geologi yang Runtut dan Komprehensif

Page 9: GEO2 GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM) KONSEP PARIWISATA MODERN GUNUNG SEWU SEBAGAI GLOBAL GEOPARK NETWORK DALAM MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN.pdf

8/15/2019 GEO2 GEO-PINTAR (GEOPARK AS INTEGRATED AND SMART TOURISM) KONSEP PARIWISATA MODERN GUNUNG SEW…

http://slidepdf.com/reader/full/geo2-geo-pintar-geopark-as-integrated-and-smart-tourism-konsep-pariwisata 9/9

PROCEEDING, SEMINAR NASIONAL KEBUMIAN KE-8

 Academia-Industry Linkage

15-16 OKTOBER 2015; GRHA SABHA PRAMANA

17

Gambar 2. Konsep Penyediaan Infrastruktur Geo-PINTAR