gentra - unpad.ac.id · agenda kerjanya di kota bandung.* presiden joko widodo: perguruan tinggi...

10
GENTRA Online Newsletter Edisi 12, Sabtu, 16 September 2017 E- Newsletter Universitas Padjadjaran DIES NATALIS 1 Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo menerima penghargaan Anugerah Padjadjaran Utama dari Rektor Unpad usai menyampaikan orasi pada acara Puncak Perayaan Dies Natalis ke-60 Universitas Padjadjaran di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (11/09). (Foto: Tedi Yusup)* P residen Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo mengajak segenap elemen Universitas Padjadjaran untuk ikut mengantisipasi berbagai hal yang berkaitan dengan perubahan global. Saat ini, dunia menghadapi tantangan perubahan global yang begitu pesat. “Perguruan tinggi adalah yang paling siap hadapi perubahan,” ujar Presiden saat menyampaikan orasi dalam acara Puncak Perayaan Dies Natalis ke-60 Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (11/09). Salah satu antisipasi yang dilakukan perguruan tinggi adalah berani berubah. Presiden menjelaskan, selama bertahun-tahun keilmuan yang diajarkan di perguruan tinggi tidak banyak berubah. Jika melihat tantangan global, orientasi keilmuan juga harus menyesuaikan. Ia mencontohkan program studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis misalnya, saat ini harus mampu mengakomodasi tren dan kebutuhan global. “Fakultas Ekonomi itu menjadi, misalnya, ada jurusan logistik manajemen, ritel manajemen, toko online, karena produk (ekonomi)nya sudah berubah,” kata Presiden. Derasnya arus informasi di media sosial juga menjadi perubahan yang mesti diantisipasi. Kecepatan dan keterbukaan berbagai informasi di media sosial mengalahkan kecepatan media arus utama. Untuk itu, perguruan tinggi, termasuk Unpad, didorong untuk menyiapkan program keilmuan khusus terkait media sosial. “Inilah peran universitas, harus menyiapkan sumber daya manusia kita untuk bersaing dalam kompetisi. Kalau tidak akan sangat berbahaya,” ujarnya. Lebh lanjut Presiden mengungkapkan, pengelolaan media sosial saat ini dipandang penting. Mengingat saat ini dan masa depan, media sosial disinyalir menjadi ruang interaksi sosial. Adanya program studi khusus ini diharapkan dapat mengontrol masyarakat untuk bijak menggunakan media sosial. Siapkan Karakter Diperkirakan dalam 5 – 10 tahun ke depan, para ahli menyebut generasi Indonesia akan diisi dengan generasi Y dan milenial. Generasi ini yang akan memegang posisi kunci kemajuan bangsa. Sebagai negara terbesar ketiga dalam hal pengguna internet di dunia, masyarakat dan pemerintah harus mengintervensi penggunaan teknologi agar sesuai dengan koridor yang ditetapkan. Beragam informasi menyimpang akan berpengaruh pada kondisi sosial budaya. Presiden menyebut, informasi menyimpang akan menyebabkan masyarakat mudah terpancing emosi. “Masyarakat mudah tertipu berita bohong, hoax. Oleh sebab itu, universitas sebagai penjaga terdepan bisa ikut bersama-sama dengan pemerintah mengantisipasi berbagai hal yang berkaitan dengan itu,” kata Presiden. Pemberian pendidikan karakter,integritas, kejujuran, etos kerja, anti korupsi, toleransi, hingga persatuan dan kesatuan wajib diberikan kepada mahasiswa. Mahasiswa, lanjut Presiden, harus dibentengi agar tidak termasuk ke dalam kelompok yang mudah terhasut oleh derasnya arus informasi di jagat maya. Dalam kunjungan kerjanya ke Unpad, Presiden didampingi Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad juga meninjau pameran Foto Pembangunan Infrastruktur yang merupakan kerja sama Unpad dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP). Selain menyampaikan orasi, Presiden juga mendapat penghargaan Anugerah Padjadjaran Utama dari Rektor Unpad. Usai memberikan orasi, Presiden menyempatkan menjadi imam salat zuhur di Masjid Al-Jihad, Kampus Unpad dan melanjutkan agenda kerjanya di Kota Bandung.* PRESIDEN JOKO WIDODO: PERGURUAN TINGGI GARDA TERDEPAN MENGANTISIPASI PERUBAHAN BANGSA

Upload: phamdung

Post on 09-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

G E N T R AOnline NewsletterEdisi 12, Sabtu, 16 September 2017

E- Newsletter Universitas Padjadjaran

D I E S N ATA L I S 1

Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo menerima penghargaan Anugerah Padjadjaran Utama dari Rektor Unpad usai menyampaikan orasi pada acara Puncak Perayaan Dies Natalis ke-60 Universitas Padjadjaran di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (11/09). (Foto: Tedi Yusup)*

Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo mengajak segenap elemen Universitas Padjadjaran untuk ikut mengantisipasi berbagai

hal yang berkaitan dengan perubahan global. Saat ini, dunia menghadapi tantangan perubahan global yang begitu pesat.

“Perguruan tinggi adalah yang paling siap hadapi perubahan,” ujar Presiden saat menyampaikan orasi dalam acara Puncak Perayaan Dies Natalis ke-60 Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (11/09).

Salah satu antisipasi yang dilakukan perguruan tinggi adalah berani berubah. Presiden menjelaskan, selama bertahun-tahun keilmuan yang diajarkan di perguruan tinggi tidak banyak berubah. Jika melihat tantangan global, orientasi keilmuan juga harus menyesuaikan.

Ia mencontohkan program studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis misalnya, saat ini harus mampu mengakomodasi tren dan kebutuhan global. “Fakultas Ekonomi itu menjadi, misalnya, ada jurusan logistik manajemen, ritel manajemen, toko online, karena produk (ekonomi)nya sudah berubah,” kata Presiden.

Derasnya arus informasi di media sosial juga menjadi perubahan yang mesti diantisipasi. Kecepatan dan keterbukaan berbagai informasi di media sosial mengalahkan kecepatan media

arus utama. Untuk itu, perguruan tinggi, termasuk Unpad, didorong untuk menyiapkan program keilmuan khusus terkait media sosial.

“Inilah peran universitas, harus menyiapkan sumber daya manusia kita untuk bersaing dalam kompetisi. Kalau tidak akan sangat berbahaya,” ujarnya.

Lebh lanjut Presiden mengungkapkan, pengelolaan media sosial saat ini dipandang penting. Mengingat saat ini dan masa depan, media sosial disinyalir menjadi ruang interaksi sosial. Adanya program studi khusus ini diharapkan dapat mengontrol masyarakat untuk bijak menggunakan media sosial.

Siapkan KarakterDiperkirakan dalam 5 – 10 tahun ke depan, para

ahli menyebut generasi Indonesia akan diisi dengan generasi Y dan milenial. Generasi ini yang akan memegang posisi kunci kemajuan bangsa.

Sebagai negara terbesar ketiga dalam hal pengguna internet di dunia, masyarakat dan pemerintah harus mengintervensi penggunaan teknologi agar sesuai dengan koridor yang ditetapkan. Beragam informasi menyimpang akan berpengaruh pada kondisi sosial budaya.

Presiden menyebut, informasi menyimpang akan menyebabkan masyarakat mudah terpancing emosi. “Masyarakat mudah tertipu berita bohong, hoax. Oleh sebab itu, universitas sebagai penjaga terdepan bisa ikut bersama-sama dengan pemerintah mengantisipasi berbagai hal yang berkaitan dengan itu,” kata Presiden.

Pemberian pendidikan karakter,integritas, kejujuran, etos kerja, anti korupsi, toleransi, hingga persatuan dan kesatuan wajib diberikan kepada mahasiswa. Mahasiswa, lanjut Presiden, harus dibentengi agar tidak termasuk ke dalam kelompok yang mudah terhasut oleh derasnya arus informasi di jagat maya.

Dalam kunjungan kerjanya ke Unpad, Presiden didampingi Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad juga meninjau pameran Foto Pembangunan Infrastruktur yang merupakan kerja sama Unpad dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP).

Selain menyampaikan orasi, Presiden juga mendapat penghargaan Anugerah Padjadjaran Utama dari Rektor Unpad. Usai memberikan orasi, Presiden menyempatkan menjadi imam salat zuhur di Masjid Al-Jihad, Kampus Unpad dan melanjutkan agenda kerjanya di Kota Bandung.*

PRESIDEN JOKO WIDODO: PERGURUAN TINGGI GARDA TERDEPAN MENGANTISIPASI PERUBAHAN BANGSA

GE N T RAEdisi 12, Sabtu 16 September 2017

D I E S N ATA L I S2

PUNCAK PERAYAAAN DIES NATALIS KE-60, REKTOR SAMPAIKAN REFLEKSI PERJALANAN UNPAD

Genap berusia 60 tahun, Universitas Padjadjaran masih tetap berkomitmen melaksanakan apa yang dicita-citakan para

pendirinya dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Proses pendidikan yang diemban Unpad merupakan amanat dari para pendahulu untuk membuka kesempatan masyarakat mengenyam pendidikan tinggi.

Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad, dalam orasi ilmiahnya menyampaikan, tonggak sejarah penting yang telah dilalui Unpad saat ini adalah transformasi pengelolaan menjadi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Badan Hukum yang memiliki kewenangan pengelolaan akademik dan nonakademik. Perubahan status ini secara resmi tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 80 tahun 2014 dan PP Nomor 51 Tahun 2015.

Orasi ilmiah tersebut disampaikan Rektor saat acara Puncak Perayaan Dies Natalis ke-60 Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (11/09). Orasi ilmiah ini secara khusus dihadiri Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo, sejumlah menteri kabinet kerja, pimpinan daerah, beberapa rektor perguruan tinggi, serta pimpinan, guru besar, dan civitas academica Unpad.

Terkait dengan transformasi PTN Badan Hukum, Rektor memaparkan satu refleksi yang menjadi rongga penting pengelolaan Unpad. Pola Ilmiah Pokok “Bina Mulia Hukum dan Lingkungan Hidup dalam Pembangunan Nasional” merupakan refleksi Unpad yang saat ini masih relevan dalam menghadapi tantangan perubahan global.

“PIP ini sebagai kristalisasi wujud pemikiran, pengalaman, dan harapan mengenai jati diri keunggulan Unpad, yang dipandu oleh

kepemimpinan akademik Prof. Mochtar Koesoemaatmadja, Prof. Otto Soemarwoto, dan Prof. Didi Atmadilaga saat itu,” kata Rektor.

Gagasan ini, lanjut Rektor, sejalan dengan konsep Wawasan Nusantara yang juga merupakan refleksi pemikiran dan upaya Prof. Mochtar Koesoemaatmadja dalam memelihara batas kedaulatan NKRI. Konsep ini akhirnya diakui oleh konstitusi internasional sebagai batas kedaulatan NKRI.

Pemikiran lain yang penting dari PIP Unpad adalah peranan ekologi dalam pembangunan. PIP Unpad mampu menginspirasi dunia akademik untuk berperan aktif dalam upaya pecapaian pembangunan berkelanjutan.

“Salah satu wujud nyata dari semangat PIP Unpad adalah dukungan Unpad pada proses pengajuan UNESCO Global Geopark Ciletuh-Palabuhanratu di Sukabumi Selatan,” kata Rektor.

Di bidang kelembagaan universitas, Unpad juga melakukan transformasi pengelolaan kelembagaan, diantaranya dengan melakukan reformasi birokrasi merampingkan struktur dan pengalihan fungsi. Unpad saat ini telah menghilangkan jabatan struktural dan mentransformasikannya menjadi jabatan fungsional tertentu. Dengan dukungan reformasi birokrasi tersebut, lanjut Rektor, Unpad mampu mendorong peningkatan luaran kinerja akademik.

Sementara dari sisi akademik, Unpad setidaknya menjadi perguruan tinggi dengan jumlah pendaftar tertinggi se-Indonesia melalui jalur SNMPTN dalam 6 tahun terakhir. Hanya sekitar 6% peminat saja yang lulus seleksi di Unpad.

Tingginya jumlah peminat ini terus mendorong Unpad untuk meningkatkan kinerja pembelajaran dan penelitian. Rektor mengapresiasi luaran akademik yang dihasilkan para dosen dan mahasiswa. Ini terlihat berdasarkan data per September 2017, sebanyak 291 artikel ilmiah dosen Unpad telah dimuat pada jurnal internasional bereputasi.

“Jumlah tersebut melampaui jumlah publikasi sejenis yang tercatat pada akhir tahun 2016, yaitu sejumlah 244 artikel,” kata Rektor.

Selanjutnya, Rektor juga menyampaikan beberapa program unggulan Unpad, diantaranya Aliansi Strategis Universitas Padjadjaran – Jawa Barat (ASUP Jabar), program Profesor Masuk Desa, program pembebasan biaya Pendidikan Dokter dan Dokter Spesialis dalam rangka pemenuhan kebutuhan tenaga dokter dan dokter spesialis di daerah.

“Berbagai gagasan dari almamater dan implementasinya, kami dedikasikan bagi pembangunan berkelanjutan dalam rangka mewujudkan cita-cita Republik Indonesia,” kata Rektor.

Dalam acara puncak perayaan Dies Natalis diluncurkan buku “Menyongsong SDGs: Kesiapan Daerah-daerah di Indonesia”. Buku tersebut secara resmi diserahkan Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad Prof. Armida Salsiah Alisyahbana, PhD, kepada Presiden Joko Widodo. Selain itu, di luar Grha Sanusi Hardjadinata diselenggarakan pameran Foto Perjalanan dan Perkembangan Unpad serta Pameran Foto Pembangunan Infrastruktur yang merupakan kerja sama Unpad dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dam Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP).*

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad saat menyampaikan orasi ilmiah pada acara Puncak Perayaan Dies Natalis ke-60 Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (11/09). (Foto: Tedi Yusup)*

BOOK NOW !

ADDRESSCisangkuy 62, Bandung, 40114Phone: (022) 205 235 [email protected]

WORKING HOURS10:00 am to 11:00 pm on Weekdays11:00 am to 11:30 pm on Weekendswww. thesixtytwo.com/

GE N T RAEdisi 12, Sabtu 16 September 2017

D I E S N ATA L I S 3

Ketimpangan sosial di wilayah Jawa Barat disinyalir akibat Pemerintah kurang merespons dampak dari peningkatan

pembangunan. Berbagai terobosan kebijakan peningkatan pembangunan harus dikaitkan dengan kebijakan perencanaan sumber daya manusianya.

“Ketika berbicara pembangunan, tentu kita tidak lepaskan dari bagaimana kebutuhan masyarakat dan bagaimana masyarakat beradaptasi terhadap perubahan,” ujar Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jabar Ir. Yerry Yanuar dalam Konferensi Pembangunan Jawa Barat III di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Selasa (5/09).

Yerry mengatakan, beberapa progres pembangunan di Jabar saat ini otomatis akan mengubah budaya masyarakatnya. Jika tidak siap berubah, kemajuan pembangunan justru akan meningkatkan ketimpangan.

Di sisi lain, berdasarkan data angka partisipasi kasar (APK) Jabar versi United Nations Development Programme (UNDP), sumber daya manusia Jabar masih sulit bersaing, terlihat dari APK perguruan tinggi di Jabar hanya 17%.

Rendahnya tingkat partisipasi pendidikan menyebabkan sebagian SDM Jabar berlari ke sektor informal. Sisanya, lemahnya daya saing menyebabkan tingkat pengangguran di Jabar cukup tinggi.

Ironisnya, sebagai wilayah penyumbang peningkatan ekonomi Indonesia sebesar 60%, tingkat kemiskinan di Jabar masih cukup tinggi. Mengutip data UNDP, angka kemiskinan di pedesaan mengalami penurunan, namun justru mengalami peningkatan di wilayah perkotaan.

Apalagi, Jabar diprediksi mengalami peningkatan jumlah penduduk sebesar 52 juta jiwa pada 2025, dengan kecenderungan urbanisasi meningkat

menjadi 83%. Pada tahun itu pula, Jabar diprediksi mengalami bonus demografi.

Melihat kondisi tersebut, Yerry mengungkapkan, pembangunan sumber daya manusia juga harus dilakukan di samping pembangunan wilayah. Adaptasi masyarakat terhadap perubahan pembangunan di suatu wilayah harus diperhatikan.

Salah satu upayanya adalah pendekatan akses masyarakat terhadap pendidikan tinggi. Selain itu, perguruan tinggi juga diharapkan ikut berkontribusi menyelesaikan masalah ketimpangan di Jabar. Rektor Unpad Prof. Tri Hanggono Achmad menegaskan, perguruan tinggi harus mulai menunjukkan indikator keberhasilannya dalam memberikan dampak kuat bagi masyarakat.

Rektor menjelaskan setidaknya, ada dua kontribusi kuat yang ingin dicapai Unpad untuk Jawa Barat, yaitu penguatan ekonomi dan pengembangan budaya.

“Kami berkeyakinan untuk memulai dari Jawa Barat. Jawa Barat ini miniatur Indonesia. Kalau mau mendorong Indonesia pesat, maka harus membangun dulu Jawa Barat,” ujarnya.

Pada kesempatan tersebut hadir pula sebagai pembicara Bupati Garut H. Rudy Gunawan, S.H., M.H., M.P., Direktur Utama PDAM Tirta Wening Kota Bandung H. Sonny Salimi, M.T., Guru Besar FEB yang juga Direktur SDGs Center Unpad Prof. Dr. Armida Salsiah Alisyahbana, S.E., M.A., PhD, serta Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi Jabar Dr. Ir. Lukman Shalahuddin, M.Sc.

Selain itu, di lokasi yang sama ditampilkan pula beragam produk unggulan 11 Kota/Kabupaten di Jawa Barat, produk unggulan fakultas, serta gelar 60 produk unggulan Unpad dalam acara Research and Business Expo 2017.*

PEMBANGUNAN WILAYAH JAWA BARAT PERLU DIDUKUNG PEMBANGUNAN SUMBER DAYA MANUSIA

Kepala Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Provinsi Jabar Ir. Yerry Yanuar, saat menjadi pembicara kunci dalam Konferensi Pembangunan Jawa Barat III di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Selasa (5/09). (Foto: Tedi Yusup)*

Bonus Demografi yang diprediksi terjadi di Indonesia pada 2020-2030 harus menjadi perhatian seluruh pihak. Jika tidak,

peningkatan jumlah usia produktif dibanding angka usia ketergantungan ini akan memicu sejumlah masalah.

“Hati-hati dengan istilah Bonus Demografi. Itu hanya gambaran peningkatan usia produktif, tetapi jumlah usia produktif itu belum tentu sudah produktif,” ujar Guru Besar Sosiologi Pertanian Unpad Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA, saat menjadi pembicara dalam Sarasehan Mahasiswa Nasional bertajuk ‘Menghadapi Bonus Demografi’ di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Kamis (7/09).

Istilah Bonus Demografi didasarkan pada penurunan angka usia ketergantungan terhadap angka usia produktif. Meski terjadi peningkatan jumlah usia produktif, Prof. Ganjar menyebut kualitas generasi muda saat belum optimal untuk menunjang Bonus Demografi. Dari aspek tingkat pendidikan, sebagian besar tingkat pendidikan Indonesia berada pada level rendah.

Mengutip data Badan Pusat Statistik, angka partisipasi sekolah Indonesia sebagian besar hanya sampai 7-8 tahun. Sementara angka partisipasi kasar (APK) ke perguruan tinggi saat ini berada di angka 17,91. Di Jawa Barat sendiri, waktu lama tinggal di sekolahnya hanya sampai 8 tahunan saja.

Selain menghadapi Bonus Demografi, Indonesia juga akan menghadapi periode Aging Population, atau peningkatan jumlah usia penduduk di atas 64 tahun. Guru Besar FEB Unpad Prof. Armida Salsiah Alisyahbana, S.E., M.A., PhD, mengatakan, berdasarkan data BPS dan Bappenas awal 2014, proyeksi pertambahan kelompok Aging Population pada 2010– 2035 akan berjumlah 167,2 juta jiwa.

“Sedangkan, selama periode 2010-2035 jumlah penduduk 15 – 64 tahun bertambah 31 juta jiwa saja. Kita ramainya saat ini Bonus Demografi, padahal di saat yang sama kita juga menuju Aging Population,” kata Prof. Armida.

Lebih lanjut Prof. Armida mengatakan, berdasarkan proyeksi para ahli di Jepang, Indonesia saat ini tengah berproses menuju periode Aging Population dan puncaknya akan terjadi pada 2046 mendatang. Melihat data proyeksi ini, Indonesia termasuk cepat dalam memasuki periode Aging Population, mengalahkan negara-negara di kawasan Eropa yang membutuhkan waktu 100 tahun untuk menuju periode itu.

Walaupun kesiapan sumber daya manusia dalam menyongsong Bonus Demografi ini belum maksimal, Prof. Ganjar mendorong Pemerintah harus segera merespons. Salah satu strategi yang harus dikembangkan adalah penyediaan ruang-ruang pendidikan vokasi.

Dengan menitikberatkan pada pendidikan vokasi, masyarakat dapat memperoleh akses pendidikan

yang siap menghadapi tantangan dunia kerja. Pola pendidikan ini juga dapat dikaitkan dengan potensi dan strategi pengembangan wilayah.

Pada acara tersebut hadir pula sebagai pembicara, Prof. Dr. Sutyastie Soemitro, M.S., Guru Besar FEB Unpad dan Alumni Unpad yang banyak berprestasi di kancah nasional maupun internasional Panji Aziz Pratama.*

MENAKAR DAMPAK NEGATIF BONUS DEMOGRAFI, KUALITAS KOMPETENSI USIA PRODUKTIF HARUS DITINGKATKAN

Guru Besar Fakultas Pertanian Unpad Prof. Dr. Ganjar Kurnia, DEA, (kedua dari kanan) saat menjadi pembicara dalam Sarasehan Mahasiswa Nasional “Menghadapi Bonus Demografi” di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Kamis (7/09). (Foto: Tedi Yusup)*

Penyelenggaraan Olimpiade Olahraga Tradisional (Ootrad) oleh Unpad tidak hanya untuk mengenalkan ragam olahraga

tradisional dari Jawa Barat saja. Ootrad yang telah digelar sejak 2007 lalu ini dilakukan sebagai dasar untuk penetapan standar baku terhadap olahraga tradisional itu.

Pencetus Ootrad Unpad Prof. Dr. Ir. Ganjar Kurnia, DEA, mengungkapkan, penetapan standar dilakukan agar olahraga tradisional tidak hanya menjadi media rekreasi, tetapi dapat menjadi kompetisi yang serius. Menurutnya, hingga saat ini tidak ada standar atau ukuran baku terhadap beragam olahraga tradisional.

“Di sinilah peran universitas. Kalau hanya sekadar rekreasi, tentunya dilaksanakan di tingkat RW juga bisa,” ujar Prof. Ganjar saat menjadi pembicara dalam Talkshow “Peran Budaya dalam Harmonisasi Kebinekaan Bangsa” di Bale Santika Unpad Kampus Jatinangor, Jumat (8/09).

Ia mencontohkan, salah satu cabang lomba Ootrad selama ini adalah lomba balap egrang. Di ajang tersebut, Unpad mengklasifikasikan lomba tersebut berdasarkan jarak, diantaranya 100 meter, 150 meter, 500 meter, hingga 1.000 meter. Ini bertujuan untuk mengukur daya tahan setiap peserta lomba dan berapa waktu yang harus ditempuh untuk menempuh jarak itu.

“Kalau standar ini dilakukan, ini bisa menjadi orientasi bagi tempat lain,” kata Prof. Ganjar.

Lebih lanjut Prof. Ganjar mengatakan, karena bersifat rekreasi maka proses penentuan juara

dalam lomba selama ini belum memiliki standar jelas. Untuk itu, Ootrad juga menetapkan pemenang dalam tiap lomba dilihat dari bagaimana ukuran seorang peserta dapat lolos menjadi juara.

Prof. Ganjar menyampaikan, menghidupkan olahraga tradisional tidak sekadar menyelenggarakan perlombaan dan mengenalkannya kepada masyarakat. Penetapan standar baku perlombaan diharapkan jadi acuan bagi penyelenggaraan kompetisi serupa di wilayah lainnya. Jika sudah menjadi acuan, maka Unpad akan menjadi pihak pertama yang telah menetapkan standar bagi olahraga tradisional.

Talkshow ini digelar sebagai bagian dari penyelenggaraan Ootrad ke-10 dan Festival Budaya dalam rangka Dies Natalis ke-60 Unpad. Para pembicara lain yang hadir dalam acara tersebut yaitu Dosen Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia Mustika Fitri, M.Pd., PhD, Ketua Umum DPP HPDKI Nasional Ir. Yudi Guntara Noor, dan Ketua Federasi Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (Brigjen TNI Purn.) Drs. H. Sjahlan Idris.

Selain talkshow olahraga tradisional, rangkaian Ootrad ke-10 ini juga menggelar Seminar Batik Nusantara yang digelar di Bale Santika Unpad, Jumat (8/09) siang. Seminar tersebut menghadirkan Prof. Setiawan Sabana, M.FA., Dr. sc.agr.Ir. Agung Karuniawan, M.Sc., Agr., Prof. Dr. Risdiana, M.Eng.*

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad secara resmi membuka gelaran Olimpiade Olahraga Tradisional

(Ootrad) ke-10 di Stadion Jati Padjadjaran kampus Jatinangor, Sabtu (9/09). Kompetisi olahraga tradisional yang menjadi bagian dari rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-60 Unpad ini diikuti oleh civitas academica, tenaga kependidikan, mitra kerja, dan masyarakat umum.

“Tahun ini secara strategis kita wujudkan apa yang telah dikomitmenkan dalam membangun budaya dan kebinekaan,” ujar Rektor saat memberikan sambutan.

Mengusung tema “Harmoni dalam Kebinekaan”, Ootrad ini merupakan refleksi dari tema besar Dies Natalis ke-60 Unpad yaitu “Sinergi Unpad dan Jawa Barat untuk Indonesia”. Ragam kebinekaan ini terlihat dari diusungnya identitas budaya dari berbagai wilayah di Indonesia melalui kostum adat yang dikenakan oleh para pimpinan universitas dan fakultas.

Tidak hanya kostum adat, setiap kontingen fakultas pun menampilkan berbagai ciri khas dan seni tradisi dari beberapa wilayah di Indonesia. Sebanyak 30 kontingen provinsi diwakili berbagai fakultas, unit kerja, serta mitra unpad dan masyarakat sekitar Jawa Barat.

Pembukaan gelaran Ootrad ini dilakukan dengan beberapa rangkaian kegiatan, yaitu unjuk kebolehan pesilat Cikalong, mendorong bola dengan tongkat bersama-sama, pemutaran gasing raksasa, penyalaan obor kompetisi oleh Rektor, serta penerbangan layang-layang Unpad.

Ada tiga kompetisi yang digelar dalam Ootrad kali ini. Tiga kompetisi tersebut Balap Egrang, Saptalomba, dan Ucamaintian. Selain kompetisi, juga digelar festival kuliner dan penampilan seni dari berbagai daerah, serta ekshibisi permainan Perepet Jengkol khas Jawa Barat. Acara berlangsung hingga sore hari.*

OOTRAD KE-10 UNPAD DIGELAR DENGAN MENGUSUNG KEBINEKAAN

Peserta pawai Aleut-aleutan pada Olimpiade Olahraga Tradisional (Ootrad) ke-10 Unpad yang digelar di Stadion Jati Padjadjaran Kampus Unpad Jatinangor, Sabtu (09/09). (Foto: Tedi Yusup)

OOTRAD UNPAD DIGELAR UNTUK TETAPKAN STANDAR BAKU OLAHRAGA TRADISIONAL

Para pembicara Talkshow “Peran Budaya dalam Harmonisasi Kebinekaan Bangsa” di Bale Santika Unpad Jatinangor, Jumat (8/09). (Foto: Tedi Yusup)*

D I E S N ATA L I S4

GE N T RAEdisi 12, Sabtu 16 September 2017

Gedung Rektorat Universitas Padjadjaran Lt.1Jl. Raya Bandung-Sumedang KM. 21 Jatinangor

Sumedang Jawa Barat 45363(022) 842 888 88 (ext. 1603)

Untuk info kerjasama media partnere-mail : [email protected]

ONLINE STREAMINGradio.unpad.ac.id www.kandaga.unpad.ac.id

Kandaga /kan.da.ga/ - (Bahasa Sunda) Tempat untuk menyimpan sesuatu yang sangat berharga

BELANJA SEKARANG!www.kkiammart.com

BELANJA DI KKIA MARTHemat belanjanya Hebat SHU-nya

Sejumlah civitas academica dan tenaga kependidikan Unpad mendapat penghargaan dalam rangka Dies Natalis ke-60. Penghargaan

ini diberikan atas dedikasi dan pengabdian yang telah dilakukan civitas academica dan tenaga kependidikan dalam memajukan Unpad. Penghargaan diberikan dalam acara Malam Apresiasi Dies Natalis Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (11/09) malam.

Penghargaan Satya Karya Bakti Kelas I diberikan kepada dosen dan tenaga kependidikan yang telah mengabdi selama 25 tahun. Penghargaan ini diberikan kepada 72 orang yang diwakili Drs. Yuyu Yohana Risagarniwa, PhD dan Elis Yuliansih, S.E.

Kategori Satya Karya Bakti Kelas II diberikan kepada dosen dan tenaga kependidikan yang telah mengabdi selama 15 tahun. Sebanyak 137 orang mendapat penghargaan tersebut, yang secara simbolis diberikan kepada Prof. Dr. Eng. I Made Joni, M.Sc., dan Sri Rakhmiyati, M.I.Kom.

Penghargaan Satya Karya Purnabakti diberikan kepada dosen dan tenaga kependidikan yang telah mencapai usia pensiun. Penghargaan ini diberikan kepada 72 orang yang diwakili oleh Prof. Dr. Endang Sutedja, dr., Sp.KK(K), dan Ir. Dhyana Melawati, M.Si.

Penghargaan selanjutnya Satya Karya Jasabakti diberikan kepada dosen dan tenaga kependidikan yang telah meninggal dunia dalam masa bakti aktif sebagai PNS di lingkungan Unpad. Penghargaan ini diberikan kepada 12 nama.

Satya Karya Bakti Pendidikan merupakan penghargaan yang diberikan Unpad kepada mantan pimpinan di lingkungan Unpad. Atas ketekunan dan kerja kerasnya, penghargaan ini diberikan kepada 3 orang, yaitu drg. Murnisari Darjan, M.S., Prof. Ramdan Panigoro, PhD, serta Drs. Tatang Suparman, M.Hum.

Penghargaan tenaga pendidik dan kependidikan berprestasi terdiri atas beberapa kategori. Untuk dosen berprestasi bidang sains dan teknologi

diberikan kepada Dr. rer. nat. Yudi Rosandi, S.Si., M.Si., (FMIPA), dan untuk bidang sosial humaniora diberikan kepada Dr. Adiatma Y.M. Siregar (FEB).

Kategori penghargaan tenaga kependidikan berprestasi terdiri dari tenaga administrasi akademik berprestasi oleh Achmad Ardhi Nugoro (FEB), pustakawan berprestasi oleh Sukamtini, S.Sos., (FEB), laboran berprestasi oleh Andri Hendrawan Adrianto, M.Si., (Fapet), dan arsiparis berprestasi oleh Gumelar Wibawa Sunda Rukmana, S.E., (DRPM). Selanjutnya, penghargaan adisiswa diberikan kepada Agung Muhammad Yusuf.

Penghargaan Satya Karya Bakti Padjadjaran diberikan kepada Prof. Ramdan Panigoro, PhD. Sementara untuk anugerah Mahaguru diberikan kepada Prof. Dr. Husein Hernadi Bachti. Penghargaan juga diberikan kepada tokoh masyarakat sekaligus Guru Besar FH Unpad Prof. Dr. Bagir Manan, S.H., M.CL.

Dalam acara tersebut diserahkan satu eksemplar buku hasil karya 44 guru besar aktif, pensiun, maupun emeritus di lingkungan Unpad. Buku berisi berbagai pemikiran guru besar untuk kemajuan Unpad ke depan. Buku tersebut secara simbolis diberikan oleh Ketua Dewan Profesor Unpad Prof. Dr. Sutyasti Soemitro, S.E., M.S, kepada Rektor Unpad.

Selain berbagai penghargaan di atas, BEM Kema Unpad juga memberikan sejumlah penghargaan kepada mahasiswa, BEM, himpunan mahasiswa, dan unit kegiatan mahasiswa terbaik. Sebanyak 10 penghargaan dari 4 kategori diberikan oleh BEM Kema Unpad.

Untuk kategori mahasiswa perorangan, penghargaan best entrepreneurship diberikan kepada Sidik Amin Mubarok. Penghargaan best educational experience & research diberikan kepada Larasati Amaranggana.

Untuk kategori BEM, subkategori best innovation & social movement diberikan kepada BEM Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Subkategori best

regeneration diberikan kepada BEM Fakultas Psikologi. Subkategori most favorite diberikan kepada BEM FMIPA.

Di tingkat himpunan mahasiswa, subkategori best innovation & social movement diberikan kepada Hima Klinik Tanaman. Subkategori best regeneration diberikan kepada Hima prodi Biologi. Subkategori most favorite diberikan kepada Hima Manajemen Komunikasi.

Pada tingkat UKM, subkategori best contributor diberikan kepada UKM English Speaking Union (ESU). Sementara subkategori most favorite diberikan kepada UKM IAAS LC Unpad.

Penghargaan lain diberikan kepada Fakultas Ilmu Budaya yang berhasil menjadi pengisi stan pameran terbaik dalam kegiatan Research & Business Expo yang digelar Selasa (5/09) lalu.*

SEJUMLAH PENGHARGAAN DIBERIKAN PADA MALAM APRESIASI DIES NATALIS UNPAD

Rektor Universitas Padjadjaran memberikan sejumlah penghargaan kepada civitas academica dan tenaga kependidikan di lingkungan Unpad pada acara Malam Apresiasi Dies Natalis Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (11/09) malam. (Foto: Tedi Yusup)*

Pengelolaan kawasan provinsi kepulauan seharusnya diatur dengan Undang-undang khusus. Namun, saat ini kewenangan provinsi

kepulauan hanya dijelaskan melalui tiga pasal dalam Undang-undang No. 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Ini berarti, kewenangan Provinsi Kepulauan masih belum banyak diperhatikan.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan Riau Drs. Raja Ariza, MM, mengatakan, kawasan provinsi kepulauan memiliki banyak keterbatasan pengelolaan. Keterbatasan dan berbagai hambatan ini menyebabkan tingkat kemajuan suatu provinsi kepulauan jauh tertinggal dibandingkan provinsi di daratan.

“Kita mengakui Indonesia adalah negara maritim, tapi kenapa kita tidak mengakui bahwa provinsi kepulauan ini harus diatur dengan aturan yang lebih khusus, bukan diatur oleh pasal saja,” ujar Raja saat menjadi pembicara dalam Workshop Masa Depan Provinsi Kepulauan di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Rabu (12/09).

Kegiatan ini digelar Pusat Unggulan Maluku Corner Unpad bekerja sama dengan BAPPEDA Provinsi Maluku. Selain Raja, turut hadir pembicara Pelaksana Tugas Dirjen Bina Pembangunan Daerah Kementerian Dalam Negeri Diah Indrayati, Asisten Ahli DPD RI Suwiditomo, dan Dosen FISIP Unpad Dra. Mudiyati Rachmatunnisa, PhD.

Sebagai provinsi yang daerahnya dipisahkan oleh laut, adanya Undang-undang khusus diharapkan dapat meningkatkan daya saing. Jika melihat capaian laju pertumbuhan ekonomi di tiap provinsi, pertumbuhan di wilayah provinsi kepulauan tidak mengami peningkatan signifikan. Penurunan angka kemiskinan cenderung melambat, terutama di wilayah pulau yang jauh dari ibu kota provinsi.

Di sisi lain, provinsi kepulauan merupakan garda terdepan teritorial Indonesia. Raja yang juga ketua Badan Kerja Sama Provinsi berciri Kepulauan, dari 8 provinsi yang terkategori provinsi kepulauan, beberapa diantaranya berbatasan langsung dengan negara tetangga.

Dengan demikian, provinsi kepulauan rentan terhadap ketahanan negara. Lemahnya infrastrukur penunjang pengawasan ditakutkan akan berdampak pada stabilitas negara.

Ia pun menambahkan, jika tidak ada UU khusus, pembangunan di wilayah kepulauan tidak akan berjalan cepat. Ia juga mendorong Pemerintah menyisihkan sebagian dari dana APBN untuk percepatan pembangunan.

Mudiyati Rahmatunnisa mengatakan, adanya UU khusus provinsi kepulauan dimungkinkan dilakukan. Pasal-pasal yang tercantum pada UU Nomor 23 Tahun 2014 belum memiliki perbedaan dengan provinsi di daratan. Ia menilai, pengelolaan provinsi kepulauan harus memiliki perlakuan yang spesifik.

Workshop ini juga diisi dengan sesi presentasi pemakalah dan poster dengan tema “inovasi, teknologi, dan humaniora, serta kebijakan yang adaptif dengan wilayah kepulauan”. Tema ini terbagi ke dalam tiga bidang ilmu, diantaranya perencanaan wilayah, ilmu alam dan terapannya, serta sosial ekonomi dan budaya.*

PROVINSI BERCIRI KEPULAUAN PERLU DIATUR OLEH UNDANG-UNDANG KHUSUS

Suasana Workshop “Masa Depan Provinsi Kepulauan” yang digelar dalam rangka Dies Natalis ke-60 Unpad di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Rabu (13/09). (Foto; Tedi Yusup)*

GE N T RAEdisi 12, Sabtu 16 September 2017

D I E S N ATA L I S 5

G A L E R IF OTO D I E S N ATA L I S U N PA D K E - 6 0

Para pembicara dalam Konferensi Pembangunan Jawa Barat III dalam rangka Dies Natalis ke-60 Universitas Padjadjaran, di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad Jatinangor, Selasa (05/09). Dalam kesempatan tersebut, Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unpad Kodrat Wibowo, PhD, (ketiga dari kiri), bertindak sebagai moderator konferensi.

Dalam rangka Dies Natalis ke-60, Unpad juga menggelar Seminar Batik Nusantara yang digelar di Bale Santika Unpad, Jumat (8/09) siang. Hadir sebagai pembicara Dr. H. Komarudin Kudiya, S.IP., M.Ds., Prof. Dr. Yuyus Suryana Sudarma, SE., MS., Prof. Dr. Tajudin Nur, M.Hum., dengan moderator Hj. Diana Sari, SE.,M.Mgt., PhD.

Sebanyak 31 anak dari wilayah Kec. Jatinangor dan sekitar menjadi peserta khitanan massal dalam rangka Dies Natalis ke-60 Unpad di Bale Kesehatan Unpad kampus Jatinangor, Sabtu (26/08).

Suasana Talkshow “Peran Budaya dalam Harmonisasi Kebinekaan Bangsa” di Bale Santika Unpad Jatinangor, Jumat (8/09).

Peserta pawai Aleut-aleutan pada Olimpiade Olahraga Tradisional (Ootrad) ke-10 Unpad yang digelar di Stadion Jati Padjadjaran Kampus Unpad Jatinangor, Sabtu (09/09).

Peserta Balap Egrang pada Olimpiade Olahraga Tradisional (Ootrad) ke-10 di Stadion Jati Padjadjaran kampus Jatinangor, Sabtu (9/09) yang diikuti oleh civitas academica, tenaga kependidikan, mitra kerja, dan masyarakat umum.

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad secara resmi membuka gelaran Olimpiade Olahraga Tradisional (Ootrad) ke-10 di Stadion Jati Padjadjaran kampus Jatinangor, Sabtu (9/09).

Bersamaan dengan acara Konferensi Pembangunan Jawa Barat III, ditampilkan pula beragam produk unggulan 11 Kota/Kabupaten di Jawa Barat, produk unggulan fakultas, serta gelar 60 produk unggulan Unpad dalam acara Research and Business Expo 2017.

Rektor Unpad, Prof. Tri Hanggono Achmad membuka Sarasehan Mahasiswa Nasional bertajuk ‘Menghadapi Bonus Demografi di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Kamis (7/09).

Unpad menyelenggarakan Unpad Bersyukur dalam bentuk Renungan Refleksi, Zikir dan Doa yang diselenggarakan pada hari Minggu (10/9) di Masjid Raya Unpad, Jatinangor. Acara tersebut diisi pula dengan pemberian Sumbangan Tebar Al-Quran dari IKA Unpad kepada DKM sekitar kampus Unpad Jatinangor.

Bersamaan dengan Puncak Perayaan Dies Natalis ke-60Unpad, digelar pula Pameran Foto Perjalanan dan Perkembangan Unpad serta Pameran Foto Pembangunan Infrastruktur yang merupakan kerja sama Unpad dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP).

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan Riau Drs. Raja Ariza, MM menjadi salah seorang pembicara pada Workshop “Masa Depan Provinsi Kepulauan” yang digelar dalam rangka Dies Natalis ke-60 Unpad di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Rabu (13/09).

Para dosen dan tenaga kependidikan berprestasi meraih penghargaan pada Malam Apresiasi Dies Natalis Unpad di Grha Sanusi Hardjadinata, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (11/09) malam.

Bersamaan dengan acara Workshop “Masa Depan Provinsi Kepulauan”, digelar pula pameran poster terkait pengembangan kewilayahan provinsi kepulauan di Indonesia di Bale Sawala Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Rabu (13/09).

Acara Malam Apresiasi, Senin (11/9) malam diisi pula dengan peragaan busana Batik Komar dan Azizah Dnyonyah Batik & Bordir Art oleh para mahasiswa, dosen dan ibu-ibu Dharma Wanita Unpad.

Puncak perayaan Dies Natalis ke-60 Unpad, Senin (11/9) di Grha Sanusi Hardjadinata Unpad, Jalan Dipati Ukur No. 35, Bandung, Senin (11/09) yang dihadiri secara khusus oleh Presiden Republik Indonesia Ir. H. Joko Widodo, sejumlah menteri kabinet kerja, pimpinan daerah, beberapa rektor perguruan tinggi, serta pimpinan, guru besar, dan civitas academica Unpad.

Infografik terpanjang tentang Perjalanan Ekonomi Indonesia 1945-2017 peraih rekor MURI ini turut dipajang di acara Dies Natalis ke-60 Unpad pada Senin (11/9) di Kampus Unpad, JL. Dipati Ukur No. 35 Bandung. Infografik tersebut diberikan oleh Kominfo, Kemenko Perekonomian dan Katadata kepada Unpad untuk dijadikan referensi dalam proses perkuliahan.

Universitas Padjadjaran mendapat penghargaan dari Perpustakaan Nasional Indonesia untuk kategori “Grey Literature” di sela penutupan

Indonesia International Book Fair (IIBF) 2017 di Jakarta Convention Center, Minggu (10/09) lalu.

Penghargaan kategori “Grey Literature” diberikan kepada penerbit Unpad atas keaktifannya

mengimplementasikan Undang-undang Nomor 4 Tahun 1990 tentang serah simpan karya cetak dan karya rekam. Dalam ajang itu, seluruh perguruan tinggi dinilai sejauh mana pelaksanaan UU tersebut dalam kegiatan kelembagaannya.

Penghargaan ini diberikan langsung dari pihak Perpusnas kepada Direktur Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan (SDAP) Unpad Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr. Sp.A(K), M.Kes.

Saat diwawancarai Radio Unpad, Prof. Budi menjelaskan, “Grey Literature” merupakan seluruh karya ilmiah dan nonilmiah yang dihasilkan perguruan

tinggi atau lembaga induk lainnya dari setiap perpustakaannya. Karya tersebut antara lain skripsi, tesis, disertasi, makalah, publikasi internal dan eksternal, hingga beragam karya lainnya.

Upaya aktif Unpad dalam mengimplementasikan UU tersebut terlihat dari pemanfaatan portal daring (online) kandaga.unpad.ac.id untuk mendokumentasikan dan mengakses seluruh karya ilmiah yang dihasilkan civitas academica Unpad.

“Direktorat SDAP sudah mengembangkan sistem pencarian one search melalui portal kandaga, jadi semua produk dari civitas academica semuanya disimpan dalam Kandaga,” jelas Prof. Budi.

Portal Kandaga mengintegrasikan berbagai produk dan sistem penunjang pembelajaran, yakni repositori digital, e-journal, sistem e-resources, e-book, Unpad Library (LIMS), hingga penyediaan perkuliahan berbasis daring (e-learning).

Dalam sistem repositori, karya yang disimpan berupa skripsi, tesis, disertasi. tugas akhir, publikasi riset, hingga karya ilmiah lainnya yang ditulis oleh dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan. Berbagai buku yang telah diterbitkan Unpad Press juga dapat diakses oleh pengunjung portal melalui sistem e-book.

“Untuk jurnal sudah berlangganan 6 e-journal dan disimpan dalam summon yang ada di Kandaga,” ujarnya.

Sementara e-resources, lanjut Prof. Budi, merupakan sistem pencarian karya civitas academica Unpad dari berbagai jurnal nasional maupun internasional. Dengan integrasi sistem repositori dan e-resources, pencarian terhadap karya civitas academica Unpad akan lebih lengkap dan mudah.

Keunggulan lain dari portal ini adalah adanya sistem integrasi digital antara perpustakaan unpad dan seluruh fakultas melalui Unpad Library (LIMS). Prof. Budi menerangkan, melalui sistem ini satu fakultas dengan mudah dapat mencari berbagai referensi dari perpustakaan fakultas lain tanpa harus mendatanginya.

Prof. Budi mengatakan, portal satu pintu Kandaga ini merupakan terobosan pertama yang dilakukan perguruan tinggi di Indonesia. Portal ini dapat diakses secara umum dan dimana saja melalui komputer atau perangkat gawai.*

UNPAD TERIMA PENGHARGAAN “GREY LITERATURE” DARI PERPUSTAKAAN NASIONAL

Direktur Sumber Daya Akademik dan Perpustakaan (SDAP) Unpad Prof. Dr. Budi Setiabudiawan, dr. Sp.A(K), M.Kes., saat menerima penghargaan kategori “Grey Literature” dari Perpustakaan Nasional RI di acara penutupan Indonesia International Book Fair 2017 di Jakarta, Minggu (10/09).*

Pembangunan Science Techno Park (STP) atau Kawasan Sains dan Teknologi (KST) tahap awal di kampus Unpad akan dimulai dalam waktu

dekat. Pembangunan tahap pertama yang difasilitasi Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI ini akan membangun gedung pengelola STP.

“Memasuki tahun kedua, Alhamdulillah, akhirnya fasilitasi APBN melalui Kemenristekdikti akan diwujudkan (salah satunya) dengan pembangunan prasarana gedung pengelola STP Unpad,” ujar Pejabat Pembuat Komitmen Kemenristekdikti Fitri dalam rapat prakonstruksi pembangunan Gedung Pengelola STP Unpad di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad Kampus Jatinangor, Kamis (31/08).

Fitri menjelaskan, berdasarkan dokumen pengadaan di pihak Kemenristekdikti, gedung pengelola STP Unpad ini akan dibangun dua lantai dengan luas bangunan 488 meter persegi dan luasan lantai 946 meter persegi. Pelaksana pembangunan dilakukan PT. Ghories, sedangkan pengawas pembangunan dilakukan PT. Bumi Madani.

Fitri menjelaskan, berbagai spesifikasi yang tertuang dalam dokumen harus betul-betul terlaksana. Untuk itu, terkait aspek persetujuan material bangunan, pihak PT. Bumi Madani dapat langsung berkomunikasi dengan Unpad.

Pembangunan yang ditargetkan selesai Desember 2017 ini diharapkan dapat rampung tepat waktu. Aset gedung pengelola ini nantinya akan diserahterimakan Kemenristekdikti kepada Unpad.

“Karena Unpad sudah menjadi PTN BH, jadi aset itu akan tercatat oleh Unpad,” imbuhnya.

Senada dengan Fitri, Direktur Kawasan Sains dan Teknologi Kemenristekdikti Dr. Ir. Lukito Hasta P.,M.Sc., juga mengharapkan agar pembangunan gedung ini tidak melelwati batas waktu yang ditetapkan.

Sebagai fasilitator pembangunan, pembangunan ini menjadi salah satu capaian kinerja bagi Direktorat Kawasan Sains dan Teknologi Kemenristekdikti. “Jika mengalami kemunduran pembangunan, pimpinan akan melihat kami bahwa kami gagal dalam pengelolaan pembangunan STP secara nasional,” jelas Lukito.

Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik Unpad Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt., mengapresiasi pembangunan gedung pengelola STP tersebut. Pembangunan ini merupakan implementasi program strategis Kemenristekdikti dalam mendukung adanya kawasan sains dan teknologi di tingkat institusi pendidikan.

Selain menjadi gedung pengelola, gedung ini akan berfungsi sebagai wahana inkubator bisnis Unpad. Dr. Keri menuturkan, gedung ini bukan menjadi gedung pertama sekaligus terakhir yang dibangun di kawasan STP. Nantinya, gedung ini akan terintegrasi dengan gedung-gedung untuk klaster teknologi dan klaster humaniora dalam satu kawasan STP.*

PEMBANGUNAN GEDUNG PENGELOLA KAWASAN SAINS DAN TEKNOLOGI UNPAD AKAN SEGERA DIMULAI

Suasana Rapat Kick off dan Prakonstruksi pembangunan Kawasan Sains dan Teknologi (KST) Unpad di Bale Rucita Gedung Rektorat Unpad, Jatinangor, Kamis (31/08). (Foto: Tedi Yusup)*

D I E S N ATA L I S8

GE N T RAEdisi 12, Sabtu 16 September 2017

RAGA M

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad

menandatangani naskah Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Direktur PT. Mandiri Maslahat Masagi (Mahat Masagi) Dr. Farid Husin, Sp.OG(K), Dipl, M.Kes., di Bale Motekar, Jalan Banda No. 40, Bandung, Jumat (15/09).

Kerja sama dilakukan dalam rangka penugasan PT. Mahat Masagi untuk mengelola berbagai unit korporasi akademik milik Unpad. Penugasan pengelolaan ini meliputi pengelolaan Rumah Sakit Gigi dan Mulut, Klinik Kesehatan Unpad, hingga seluruh unit asrama yang berlokasi di Bandung, Jatinangor, Garut, dan Pangandaran.

“Pada prinsipnya kita menerima penugasan bagaimana agar PT.

Mahat Masagi dapat melakukan sesuatu dalam mengembangkan program korporasi bisnis universitas,” kata Farid.

Sebagai perusahaan korporasi miliki Unpad, maka segala bentuk perolehan pendapatan akan diterima Unpad. Dalam hal ini, PT. Mahat Masagi berperan sebagai pengelola administrasi, manajemen, hingga pengembangan sumber daya pengelola.

Wakil Rektor Bidang Tata Kelola, Perencanaan, dan Sistem Informasi Unpad Dr. Sigid Suseno, S.H., M.Hum., mengatakan, kerja sama ini merupakan upaya Unpad dalam mengembangkan sisi bisnisnya. Ini berkaitan dengan status Unpad sebagai Perguruan Tinggi Negeri (PTN) Badan Hukum yang mendorong kemandirian pengelolaan.

“Kerja sama ini lebih pada supporting bagaimana akademik ini bisa berjalan lebih efektif dan efisien,” kata Dr. Sigid.

Dalam acara penandatanganan PKS tersebut, hadir Wakil Rektor Bidang Riset, Pengabdian pada Masyarakat, Kerja Sama, dan Korporasi Akademik Unpad Dr. Keri Lestari, M.Si., Apt., Dekan FK Unpad Dr. Yoni Fuadah Syukriani, dr., M.Si., SpF., DFM, serta direktur RSGM, Klinik Padjadjaran, dan pengelola asrama Unpad.*

UNPAD JALIN KERJA SAMA DENGAN PT. MANDIRI MASLAHAT MASAGI

Rektor Universitas Padjadjaran Prof. Tri Hanggono Achmad menandatangani naskah Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Direktur PT. Mandiri Maslahat Masagi (Mahat Masagi) Dr. Farid Husin, Sp.OG(K), Dipl, M.Kes., di Bale Motekar, Jalan Banda No. 40, Bandung, Jumat (15/09). (Foto: Tedi Yusup)*

Universitas Padjadjaran menggagas pembentukan konsorsium rami nasional. Dukungan pembentukan konsorsium ini

untuk meningkatkan akselerasi riset pengembangan tanaman rami (Boehmeria nivea) di Indonesia.

Dosen Departemen Biologi FMIPA Unpad Asri Peni Wulandari, M.Sc., PhD menyampaikan, niat awal pembentukan konsorsium ini adalah untuk mempersatukan para peneliti lintas bidang ilmu. Saat ini, belum ada integrasi yang baik antar peneliti rami sehingga dikhawatirkan penelitian yang dilakukan akan tumpang tindih.

Hal tersebut disampaikan Asri dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Progres Riset Rami di Indonesia dan Perencanaan Menuju Sinergi Riset dan Konsorsium” yang digelar di Wisma Tambi, PT. Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jumat (8/09) lalu. Demikian disampaikan dalam rilis yang diterima Humas Unpad.

Akselerasi yang hendak dicapai melalui konsorsium adalah peningkatan hilirisasi riset di sektor industri. Di sisi lain, konsorsium ini juga akan mempertemukan para peneliti rami, unsur pemerintahan, hingga pelaku industri rami sehingga percepatan pengembangan komoditas ini dapat bersaing dengan produk dari luar negeri.

Dukungan konsorsium ini juga datang dari pihak Pemerintah Kabupaten Wonosobo. Tri Budi A, perwakilan Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, dan Transmigrasi Kabupaten Wonosobo mengatakan, konsorsium ini diharapkan dapat mendukung Wonosobo sebagai model percontohan pengembangan industri rami, mulai dari hulu hingga hilirnya.

“Kami berharap agar hasil-hasil penelitiannya di kampus supaya segera mungkin dapat diaplikasikan

di lapangan. Karena ini akan menjadi lapangan pekerjaan baru di daerah Wonosobo,” ujar Tri.

Selama ini Wonosobo telah menjadi sentra tanaman rami. Dikelola oleh perusahaan daerah CV Rabersa, pengolahan serat alam rami sudah sampai tahap produksi china grass. Sebanyak 5% serat alam saja yang dihasilkan saat panen tanaman rami. Sisanya merupakan limbah hijauan yang terdiri dari daun dan serpih kayu yang belum terkelola.

Potensi limbah tanaman rami ini telah menjadi fokus penelitian bagi para peneliti Unpad. Asri sendiri bersama tim Unpad telah menghasilkan tiga produk yang siap dihilirasi, yakni biostarter penghidrolisi getah tanaman rami, serat alam, dan biobriket rami.

Tiga hilirisasi ini siap diluncurkan sebagai produk unggulan Unpad dengan merek “Biodegum”, “FiPULP-rami” dan “TRAK” Briket.

Acara FGD ini dihadiri oleh para pemangku kepentingan dari berbagai sektor, dinataranya akademisi, pelaku bisnis, pemerintah, dan kelompok masyarakat. Para akademisi yang hadir merupakan peneliti dari berbagai perguruan tinggi yang sudah melaksanakan penelitiannya di Wonosobo.

Selanjutnya, para peneliti pun menyampaikan progres riset tentang rami, salah satunya peneliti dari Universitas Negeri Yogyakarta menyampaikan hasil penelitiannya tentang komposit material

berbahan baku rami untuk pembuatan baju anti peluru. Beberapa peneliti lainnya mempunyai akses untuk rencana kerja sama dengan industri otomotif dalam rancangan bahan material interior berbahan komposit rami.

Unpad sendiri akan memperkuat penelitian rami bersama Politeknik Negeri Semarang di bidang kajian terhadap permesinan pencetak briket, pengering serat dan briket, serta pengembangan mesin pemotong rami.*

DUKUNG DAYA SAING, UNPAD PELOPORI PEMBENTUKAN KONSORSIUM RAMI NASIONAL

Sejumlah peneliti rami dari berbagai perguruan tinggi Indonesia mengikuti Focus Group Discussion (FGD) bertajuk “Progres Riset Rami di Indonesia dan Perencanaan Menuju Sinergi Riset dan Konsorsium” yang digelar di Wisma Tambi, PT. Perkebunan Tambi, Wonosobo, Jumat (8/09) lalu.*

GE N T RAEdisi 12, Sabtu 16 September 2017

D I E S N ATA L I S 9

RAGA M

R E D A K S I G E N T R A

Telp. (022) 842 88888 Faks. (022) 842 88898

www.unpad.ac.id [email protected]

Pelindung : Rektor Universitas PadjadjaranPenasehat : Para Wakil Rektor Universitas PadjadjaranPenanggung jawab : Direktur Tata Kelola dan Komunikasi Publik/Kepala Kantor InternasionalPemimpin Umum : Sekretaris Direktorat Tata Kelola dan Komunikasi PublikWakil Pemimpin Umum : St. Intan Ratna DewiPemimpin Redaksi : MarliaReporter : Arief Maulana, Artanti Hendriyana, Winda Eka PutriFotografer : Tedi Yusup, Purnomo SidikSekretariat : Safa Annisaa, Derisa Ambar P, Rury RatnasariDistribusi : Atep Rustandi, Lilis Lisnawati

Direktorat Tata Kelola, Komunikasi Publik/Kantor InternasonalGedung Rektorat Universitas Padjadjaran

Jln. Raya Bandung – Sumedang Km. 21Jatinangor, Kab. Sumedang

B U K UC I V I TA S

AG E N D A

GE N T RAEdisi 12, Sabtu 16 September 2017