genesa secara umum timah

3
Genesa secara Umum Sumber timah yang terbesar yaitu sebesar 80% berasal dari endapan timah sekunder (alluvial) yang terdapat di alur-alur sungai, di darat (termasuk pulau-pulau timah), dan di lepas pantai. Endapan timah sekunder berasal dari endapan timah primer yang mengalami pelapukan yang kemudian terangkut oleh aliran air, dan akhirnya terkonsentrasi secara selekti berdasarkan perbedaan berat !enis dengan bahan lainnya. Endapan alluvial yang berasal dari batuan granit lapuk dan terangkut oleh air pada umumny a terbentuk lapisan pasir atau kerikil. "ineral utama yang terkandung pada bi!ih timah adalah cassiterite (Sn0#). $atuan pembaa mineral ini adalah batuan granit yang berhubungan dengan magma asam dan menembus lapisan sedimen (intrusi granit). &ada tahap akhir kegiatan intrusi, ter!adi peningkatan konsentrasi elemen di bagian atas, baik dalam bentuk gas maupun cair, yang akan bergerak melalui pori-pori atau retakan. 'arena tekanan dan temperatur berubah, maka ter!adilah proses kristalisasi yang akan membentuk deposit dan batuan samping. &embentuk an mineral kasiterit (Sn0#) dan mineral berat lainnya, erat hubunganny a dengan batuan granitoid. Secara keseluruhan endapan bi!ih timah (Sn) yang membentang dari "ynmar engah hingga &aparan Sunda merupakan kelurusan se!umlah intrusi batholit. $atuan induk yang mengandun g bi!ih timah (Sn) adalah granit, adamelit, dan granodiorit. $atholit yang mengandun g timah (Sn) pada daerah $arat ternyata lebih muda (khir 'retasius) daripada daerah imur (rias). &roses pembentuk an bi!ih timah (Sn) berasal dari magma cair yang mengandung mineral kasite rit (Sn0#). &ada saat intrusi batuan granit naik ke permukaan bumi, maka akan ter!adi ase pneumatolit ik, dimana terbentuk mineral-mineral bi!ih diantaranya bi!ih timah (Sn). "ineral ini terakumulasi dan terasosiasi pada batuan granit maupun di dalam batuan yang diterobosnya, yang akhirnya membentuk vein-v ein (urat), yaitu * pada batuan granit dan pada batuan samping yang diterobosnya. $erdasarkan tempat atau lokasi pengendapann ya endapan bi!ih timah sekunder dapat diklasiikasik an sebagai berikut * +. Endapan Elluvial Endapan elluvial adalah endapan bi!ih timah yang ter!adi akibat pelapukan secara intensi. &roses ini diikuti dengan disintegrasi batuan samping dan perpindahan mineral kasiterit (Sn0#) secara vertikal sehingga ter!adi konsentrasi residual. iri-ciri endapan elluvial adalah sebagai berikut * erdapat dekat sekali dengan sumbernya ersebar pada batuan sedimen atau batuan granit yang telah lapuk kuran butir agak besar dan angular +. Endapan 'ollovial Endapan bi!ih timah yang ter!adi akibat peluncuran hasil pelapukan endapan bi!ih timah primer pada suatu lereng dan terhenti pada suatu gradien yang agak mendatar diikuiti dengan pemilahan iri-cirinya * $utiran agak besar dengan sudut runcing $iasanya terletak pada lereng suatu lembah +. Endapan lluvial Endapan bi!ih yang ter!adi akibat proses transportasi sungai, dimana mineral berat dengan ukuran butiran yang lebih besar diendapkan dekat dengan sumbernya. Sedangkan mineral-mineral yang berukuran lebih kecil diendapkan !auh dari sumbernya. iri-cirinya * erdapat di daerah lembah "empunyai bentuk butiran yang membundar +. Endapan "iencan

Upload: arnu66

Post on 14-Oct-2015

70 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Genesa secara UmumSumber timah yang terbesar yaitu sebesar 80% berasal dari endapan timah sekunder (alluvial) yang terdapat di alur-alur sungai, di darat (termasuk pulau-pulau timah), dan di lepas pantai. Endapan timah sekunder berasal dari endapan timah primer yang mengalami pelapukan yang kemudian terangkut oleh aliran air, dan akhirnya terkonsentrasi secara selektif berdasarkan perbedaan berat jenis dengan bahan lainnya. Endapan alluvial yang berasal dari batuan granit lapuk dan terangkut oleh air pada umumnya terbentuk lapisan pasir atau kerikil.

Mineral utama yang terkandung pada bijih timah adalah cassiterite (Sn02). Batuan pembawa mineral ini adalah batuan granit yang berhubungan dengan magma asam dan menembus lapisan sedimen (intrusi granit). Pada tahap akhir kegiatan intrusi, terjadi peningkatan konsentrasi elemen di bagian atas, baik dalam bentuk gas maupun cair, yang akan bergerak melalui pori-pori atau retakan. Karena tekanan dan temperatur berubah, maka terjadilah proses kristalisasi yang akan membentuk deposit dan batuan samping.

Pembentukan mineral kasiterit (Sn02) dan mineral berat lainnya, erat hubungannya dengan batuan granitoid. Secara keseluruhan endapan bijih timah (Sn) yang membentang dari Mynmar Tengah hingga Paparan Sunda merupakan kelurusan sejumlah intrusi batholit. Batuan induk yang mengandung bijih timah (Sn) adalah granit, adamelit, dan granodiorit. Batholit yang mengandung timah (Sn) pada daerah Barat ternyata lebih muda (Akhir Kretasius) daripada daerah Timur (Trias).

Proses pembentukan bijih timah (Sn) berasal dari magma cair yang mengandung mineral kasiterit (Sn02). Pada saat intrusi batuan granit naik ke permukaan bumi, maka akan terjadi fase pneumatolitik, dimana terbentuk mineral-mineral bijih diantaranya bijih timah (Sn). Mineral ini terakumulasi dan terasosiasi pada batuan granit maupun di dalam batuan yang diterobosnya, yang akhirnya membentuk vein-vein (urat), yaitu : pada batuan granit dan pada batuan samping yang diterobosnya.

Berdasarkan tempat atau lokasi pengendapannya endapan bijih timah sekunder dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

1. Endapan Elluvial

Endapan elluvial adalah endapan bijih timah yang terjadi akibat pelapukan secara intensif. Proses ini diikuti dengan disintegrasi batuan samping dan perpindahan mineral kasiterit (Sn02) secara vertikal sehingga terjadi konsentrasi residual.

Ciri-ciri endapan elluvial adalah sebagai berikut :

Terdapat dekat sekali dengan sumbernya

Tersebar pada batuan sedimen atau batuan granit yang telah lapuk

Ukuran butir agak besar dan angular

1. Endapan Kollovial

Endapan bijih timah yang terjadi akibat peluncuran hasil pelapukan endapan bijih timah primer pada suatu lereng dan terhenti pada suatu gradien yang agak mendatar diikuiti dengan pemilahan

Ciri-cirinya :

Butiran agak besar dengan sudut runcing

Biasanya terletak pada lereng suatu lembah

1. Endapan Alluvial

Endapan bijih yang terjadi akibat proses transportasi sungai, dimana mineral berat dengan ukuran butiran yang lebih besar diendapkan dekat dengan sumbernya. Sedangkan mineral-mineral yang berukuran lebih kecil diendapkan jauh dari sumbernya.

Ciri-cirinya :

Terdapat di daerah lembah

Mempunyai bentuk butiran yang membundar

1. Endapan Miencan

Endapan bijih timah yang terjadi akibat pengendapan yang selektif secara berulang-ulang pada lapisan tertentu.

Ciri-cirinya :

Endapan berbentuk lensa-lensa

Bentuk butiran halus dan bundar

1. Endapan Disseminated

Endapan bijih timah yang terjadi akibat transportasi oleh air hujan. Jarak transportasi sangat jauh sehingga menyebabkan penyebaran yang luas tetapi tidak teratur.

Ciri-cirinya :

Tersebar luas, tetapi bentuk dan ukurannya tidak teratur

Ukuran butir halus karena jarak transportasi jauh

Terdapat pada lapisan pasir atau lempung

Endapan timah sekunder termasuk salah satu jenis endapan placer yang mempunyai nilai ekonomis. Batchelor (1973) mengemukakan tentang evolusi Sunda land Tin Placer yaitu pembentukan endapan timah placer terjadi dalam kurun waktu yang lama sejak kala Miosen Tengah dengan ditandai mineralisasi primer tersingkap dengan skala yang besar. Tubuh pluton granit ini mengalami pelapukan laterit dalam (deep laterite weathering) yang mengakibatkan komposisi kandungan mineral yang tidak resisten lapuk meningalkan mineral-mineral berat termasuk kasiterit dalam matriks kaolin kemudian mengalami erosi membentuk endapan elluvial placer. Proses erosi berjalan terus yang menyebabkan endapan ini tertranspor lebih jauh membentuk endapan kolovial placer, kejadian ini terjadi pada Sunda Land Regolith selama Miosen bawah Pliosen Awal, tipe tipe endapan ini di Indonesia lebih dikenal dengan endapan timah kulit.

Proses ini dilanjutkan dengan proses mass wasting yang mengkibatkan terakumulasinya endapan kollovial pada dasar lereng kulit (base of hillslope), selama proses ini terjadi zona zona sesar dan kekar sehingga alterasi / ubahan hydrothermal tererosi. Akumulasi yang dibentuk dari hasil erosi ini mengandung bongkah bongkah regolith, karena kandungan air yang ada terlalu tinggi menyebabkan terjadinya debris flow membentuk endapan piedmont tin placer dengan ciri khas butiran timah yang kasar.

Endapan Piedmont Tin Placer mengalamireworkinglagi dan membentuk timah berukuran gravel yang tertransport pada lingkungan fluvial yang dikenal dengan Braided Stream Placer. Endapan ini mengalamireworkinglagi membentuk endapan Beach Placer dengan karakteristik endapan lebih tipis dan lebih luas dari pada endapan Braided Stream Placer. Variabel variable yang mempengaruhi konsentrasi (kekayaan) endapan timah placer adalah :

Batuan sumber (source rock) : ukuran , kadar, distribusi butiran dari daerah mineralisasi sebagai sumber.

Tektonik : membentuk morfostruktur permukaan bumi.

Iklim : mempengaruhi proses pada permukaan bumi yang meliputi pelapukan, erosi, transportasi dan sedimentasi.

Klasifikasi endapan timah placer yang didasarkan atas konsep lingkungan pengendapan sedimen dan proses yang terjadi (Osberger, 1968, dalam Batchelor, 1973). Aspek aspek ini mempengaruhi keberadaan dan terjadinya endapan placer, genesa endapan timah placer tergantung pada beberapa aspek diantaranya :

Sumber batuan yang mengandung endapan primer kaya akan kasiterit

Pelapukan yang kuat sehingga mampu membebaskan mineral kasiterit dengan mineral lainnya.

Gerakan masa batuan yang lapuk sepanjang lereng

Konsentrasi mekanis material lepas yang terjadi secara selektif dan diendapkan kedalam suatu cekungan.

Terhindar dari proses erosi selanjutnya