gema edisi 36

17
MEDIA INFORMASI & KEBIJAKAN KAMPUS EDISI 36 JULIAGUSTUS 2008 TERBIT DWI BULANAN SEORANG Malik Fadjar memang benar benar tetap bagaikan magnet bagi dunia pen didikan di Indonesia. Terbukti suaranya, piki rannya masih tetap se gar, inspiratif dan ino vatif untuk layak disi mak dan di renungkan. Begitulah kirakira pu jian yang layak disandang saat mengunjungi UIN Malang beberapa minggu yang lalu (2/09). Dengan mengenakan kemeja putih, mantan Mendiknas era Mega wati tersebut langsung diajak Imam Supra yogo, Rektor UIN Ma lang untuk berdialog bersama dengan para dosen UIN Malang di ruang pertemuan per pustakaan pusat lantai 2. Meski dialog dimulai pada pukul 13.30, tidak mengurangi sedikitpun semangat mantan Rek tor UMM selama 16.5 tahun ini untuk berbi cara tentang pendidikan di Indonesia, khususnya pengembangannya UIN Malang ke depan. Menariknya, bapak yang mendirikan Rumah Baca Cerdas di Malang ini sangat apresiatif dengan UIN Malang. “Saya heran, saat saya masuk kampus ini, ada sinar (aura) yang memancar dari dalam, sepertinya ini mencer minkan apa yang ada di kampus ini,” ujar alum nus IAIN Malang (se karang UIN,red) tahun 1972 ini. Mengapa ia berucap seperti itu? Karena Bapak kelahiran Yogya karta 69 tahun yang lalu ini menganggap, bahwa kampus ini adalah kam pus harapan. Ia masih teringat uca pannya saat datang ke kampus ini beberapa tahun silam. “Saya tidak ingin kampus yang me gah ini menjadi kuburan cina, apalagi menjadi sarang kelelawar,” tam bahnya. Lebih lanjut ia menga jak seluruh audience un tuk membangun kekua tan, kompetensi dan networking. Karena dengan itu harapan, kemajuan kampus ini bisa diwujudkan. Namun, tambahnya, yangpalingberatuntuk merealisasikannya adalah Sumber Daya Manusia(SDM).“Bah kan bangsa ini se karang lagi diha dapkan dengan persoalan SDM,” jelasnya Dosen adalah salah satu sumber pengetahuan yang keberadaan nya tidak bisa digantikan oleh peran lain. Imam Suprayogo -WTOC )TCVKU Tidak hanya ribuan buku yang disumbangkan Duta Besar Saudi Arabiya Jakarta kepada UIN Ma lang, Seminggu yang lalu negeri penghasil minyak ini telah men datangkan 6 ton buah kurma di UIN Malang. Selanjutnya buah yang berkasiat tinggi itu dikelola langsung oleh Pusat Dakwah dan Pelayanan Ma syarakat UIN Malang. Menurut Uril Bahruddin ketua lembaga tersebut, buah sebanyak itu akan didistribu sikan ke mushalla, masjid dan ma drasah seJatim. (*) +51 Tingkatkan Mutu Pelayanan UIN SETELAH Mei yang lalu Komite Jaminan Mutu (KJM) UIN Malang bersama Sekreta riat ISO 9001:2000 mengada kan pelatihan ISO (Interna tional Standart Organization) 9001:2000, kemudian dilan jutkan dengan penyusunan dokumen oleh masingmasing unit, maka kemarin (10/9) menindaklanjuti dengan me ngadakan pertemuan untuk mengevaluasi dan mensin kronkan hasil penyusunan dokumen. Dokumendokumen yang te lah disusun oleh masingma sing unit dan fakultas disin kronkan terutama dengan Biro Administrasi Umum (BAU) dan Biro Administrasi Akade mik Kemahasiswaan (BAAK). Muhtadi Ridwan, Dekan Fa kultas Ekonomi yang sekaligus penanggung jawab acara tersebut menuturkan bahwa pertemuan itu hanya untuk mensin kronkan hasil ran cangan yang telah di buat oleh masingma sing unit dan fakultas yang ada. “Jika terda pat sesuatu yang tak sesuai dapat dilaku kan perbaikan,” je lasnya. Sementara itu, Rektor UIN Ma lang, NGEBUT: Peserta sedang melakukan sinkronisasi dokumendokumen menyongsong ISO 9001:2000 &T * &KOLCVK #JOCFKP /2F SemangatYang Tak Pernah Padam USIA lanjut bukan alasan untuk berhenti belajar. Dengan semangat tinggi Dr. Dimjati Achmadin, M.Pd. tengah membuktikan dengan gelar Doktor yang baru disandang nya. Sambutannya yang ramah saat ditemui oleh reporter Gema (08/09) membuat suasana semakin cair. Bagaimana kehidu pan dan juga kisahnya dalam menyele saikan program doktor? Berikut laporan Iffatun Nida, reporter Gema. Fakultas Humaniora dan Budaya (Hu daya) hari ini patut berbangga hati. Pasal nya Dekan fakultas tersebut baru saja me raih gelar doktornya di Universitas Negeri Malang. Ini membuktikan bahwa kakek em pat cucu ini tak pernah patah semangat untuk terus berjuang dan belajar /CNKM (CFLCT Ajak UIN Malang Bangun Image Trust Baca Ajak...hal 15 Baca Semangat...hal 15 Baca Tingkatkan...hal 15 &T &KOLCVK #EJOCFKP /2F /CNC[UKC 5KCR $WMC 5 FK 7+0 /CNCPI Gaung UIN Malang ternyata begitu familiar di negeri Jiran Ma laysia. Terbukti sebulan yang lalu para pejabat Universiti Teknologi Malaysia melakukan verifikasi sarana laboratorium di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang. Selengkapnya Baca hal. 9 INFOPUB 70+6+0(14/#5+ &#0 27$.+-#5+

Upload: syahiduzzaman

Post on 08-Jun-2015

785 views

Category:

Documents


11 download

DESCRIPTION

Tabloid dwi bulanan Universitas Islam Negeri (UIN) Malang

TRANSCRIPT

Page 1: gema edisi 36

MEDIA INFORMASI & KEBIJAKAN KAMPUS EDISI 36 JULI­AGUSTUS 2008

TERBIT D

WI B

ULANAN

SEORANG Malik Fadjar memang benar­ benar tetap bagaikan magnet bagi dunia pen­ didikan di Indonesia. Terbukti suaranya, piki­ rannya masih tetap se­ gar, inspiratif dan ino­ vatif untuk layak disi­ mak dan di renungkan. Begitulah kira­kira pu­

jian yang layak disandang saat mengunjungi UIN Malang beberapa minggu yang lalu (2/09). Dengan mengenakan

kemeja putih, mantan Mendiknas era Mega­ wati tersebut langsung diajak Imam Supra­ yogo, Rektor UIN Ma­ lang untuk berdialog bersama dengan para dosen UIN Malang di ruang pertemuan per­ pustakaan pusat lantai 2. Meski dialog dimulai

pada pukul 13.30, tidak mengurangi sedikitpun

semangat mantan Rek­ tor UMM selama 16.5 tahun ini untuk berbi­ cara tentang pendidikan di Indonesia, khususnya pengembangannya UIN Malang ke depan. Menariknya, bapak

yang mendirikan Rumah Baca Cerdas di Malang ini sangat apresiatif dengan UIN Malang. “Saya heran, saat saya masuk kampus ini, ada sinar (aura) yang memancar dari dalam, sepertinya ini mencer­ minkan apa yang ada di kampus ini,” ujar alum­ nus IAIN Malang (se­ karang UIN,red) tahun 1972 ini. Mengapa ia berucap

seperti itu? Karena Bapak kelahiran Yogya­ karta 69 tahun yang lalu ini menganggap, bahwa kampus ini adalah kam­ pus harapan. Ia masih teringat uca­

pannya saat datang ke kampus ini beberapa tahun silam. “Saya tidak ingin kampus yang me­ gah ini menjadi kuburan cina, apalagi menjadi sarang kelelawar,” tam­ bahnya. Lebih lanjut ia menga­

jak seluruh audienceun­ tuk membangun kekua­ tan, kompetensi dan networking. Karena dengan itu harapan, kemajuan kampus ini bisa diwujudkan. Namun, tambahnya,

yang paling berat untuk merealisasikannya adalah Sumber Daya Manusia (SDM). “Bah­ kan bangsa ini se­ karang lagi diha ­ dapkan dengan persoalan SDM,” jelasnya

Dosen adalah salah satu sumber pengetahuan yang keberadaan­ nya tidak bisa digantikan oleh

peran lain. Imam Suprayogo

Kurma Gratis Tidak hanya ribuan buku yang

disumbangkan Duta Besar Saudi Arabiya Jakarta kepada UIN Ma­ lang, Seminggu yang lalu negeri penghasil minyak ini telah men­ datangkan 6 ton buah kurma di UIN Malang. Selanjutnya buah yang berkasiat

tinggi itu dikelola langsung oleh Pusat Dakwah dan Pelayanan Ma­ syarakat UIN Malang. Menurut Uril Bahruddin ketua lembaga tersebut, buah sebanyak itu akan didistribu­ sikan ke mushalla, masjid dan ma­ drasah se­Jatim. (*)

ISO 9001:2000 Tingkatkan Mutu Pelayanan UIN SETELAH Mei yang lalu

Komite Jaminan Mutu (KJM) UIN Malang bersama Sekreta­ riat ISO 9001:2000 mengada­ kan pelatihan ISO (Interna­ tional Standart Organization) 9001:2000, kemudian dilan­ jutkan dengan penyusunan dokumen oleh masing­masing unit, maka kemarin (10/9) menindaklanjuti dengan me­ ngadakan pertemuan untuk mengevaluasi dan mensin­ kronkan hasil penyusunan dokumen. Dokumen­dokumen yang te­

lah disusun oleh masing­ma­ sing unit dan fakultas disin­ kronkan terutama dengan Biro Administrasi Umum (BAU) dan Biro Administrasi Akade­

mik Kemahasiswaan (BAAK). Muhtadi Ridwan, Dekan Fa­

kultas Ekonomi yang sekaligus penanggung jawab acara tersebut menuturkan bahwa pertemuan itu hanya untuk mensin­ kronkan hasil ran­ cangan yang telah di­ buat oleh masing­ma­ sing unit dan fakultas yang ada. “Jika terda­ pat sesuatu yang tak sesuai dapat dilaku­ kan perbaikan,” je­ lasnya. Sementara itu,

Rektor UIN Ma­ lang,

NGEBUT: Peserta sedang melakukan sinkronisasi dokumen­dokumen menyongsong ISO 9001:2000

Dr. H. Dimjati Ahmadin, M.Pd.

SemangatYang Tak Pernah Padam USIA lanjut bukan alasan untuk berhenti

belajar. Dengan semangat tinggi Dr. Dimjati Achmadin, M.Pd. tengah membuktikan dengan gelar Doktor yang baru disandang­ nya. Sambutannya yang ramah saat ditemui oleh reporter Gema (08/09) membuat suasana semakin cair. Bagaimana kehidu­ pan dan juga kisahnya dalam menyele­ saikan program doktor? Berikut laporan Iffatun Nida, reporter Gema. Fakultas Humaniora dan Budaya (Hu­

daya) hari ini patut berbangga hati. Pasal­ nya Dekan fakultas tersebut baru saja me­ raih gelar doktornya di Universitas Negeri Malang. Ini membuktikan bahwa kakek em­

pat cucu ini tak pernah patah semangat untuk terus berjuang dan belajar

Malik Fadjar

Ajak UIN Malang Bangun Image Trust

Baca Ajak...hal 15

Baca Semangat...hal 15

Baca Tingkatkan...hal 15 Dr. Dimjati Achmadin, M.Pd.

Malaysia Siap Buka S2di UIN Malang Gaung UIN Malang ternyata

begitu familiar di negeri Jiran Ma­ laysia. Terbukti sebulan yang lalu para pejabat Universiti Teknologi Malaysia melakukan verifikasi sarana laboratorium di Fakultas Sains dan Teknologi UIN Malang.

Selengkapnya Baca hal. 9

INFOPUB UNITINFORMASI DAN PUBLIKASI

Page 2: gema edisi 36

Universitas

GEMA Edisi: 36 Juli ­ Agustus 2008 2

B ARANGKALI hati ribuan wali m a h a s i s w a

baru yang hadir di aula gedung Sport Center terharu saat melihat wi­ sudawan/wisudawati tahfid al­Qur’an naik ke

atas panggung. Apre­ siasi dan penghargaan yang tinggi disampaikan oleh rektor saat mem­ berikan sambutan di de­ pan hadirin Temu Wali. Sungguh suatu kebang­ gaan besar bagi UIN Ma­

lang, di jaman yang cenderung hedonis ini masih bisa menghasil­ kan anak didik yang mam­ pu menjaga al­Qur’an, kitab suci dan pedoman hidup umat Islam. Pertemuan wali ma­

UIN Bagi­bagi Beasiswa

57 Penghafal al­Qur’an Meriahkan Temu Wali Maba

hasiswa (temu wali) ba­ ru memang biasa dila­ kukan seiring peneri­ maan mahasiswa baru setiap tahunnya. Na­ mun, kali ini (23/08) ada yang berbeda dari temu wali mahasiswa baru tahun sebelumnya. Sebab, sebanyak 57 mahasiswa yang juga mahasantri Ma’had Su­ nan Ampel Al­Ali UIN Malang diwisuda diku­ kuhkan bersamaan de­ ngan acara besar itu. Para hafidz yang di­

wisuda kali ini tidak ujuk ujuk begitu saja. Tetapi telah mengikuti ujian tah­ fidzul Qur’an. Ujian untuk calon wisuda penghafal al­Qur’an itu sudah dilak­ sanakan tanggal 14­29 Juni yang lalu. Ini jadi menarik ka­

rena kali pertama di­ lakukan di Jam’ilatul Qurra’ wal Huffadz (JQH) mahasiswa UIN Malang. Selama ini, para hafidz dan hafidzah tidak mendapatkan

penghargaan atau apre­ siasi secara simbolik dari civitas akademik. Untuk itulah Munjiyat, ketua JQH, mengu­ sahakan agar para peng­ hafal al­Qur’an selalu mendapatkan penghar­ gaan simbolik dari kam­ pus. Sehingga bisa men­ jadi motivasi bagi para mahasiswa lain, baik yang sudah hafal atau masih akan menghafal al­Qur’an. Solikin, ketua pelak­

sana Ujian dan Wisuda mengungkapkan bahwa untuk ang­gota yang diuji disyaratkan meng­ hafal secara lengkap di depan dewan penguji. Mereka yang berhasil menempuh ujian akan mendapat syahadah dari rektor UIN Malang dan Dewan Pengasuh Ma’had Al­‘Aly. Sebagaimana disam­

paikan Rektor UIN Ma­ lang dalam sambutan­ nya, prestasi mahasis­ wa tahfid ini patut di­

acungi jempol. Sebab, menghafal al­Qur’an bukan hal yang mudah. “Perlu ketekunan dan upaya penjagaan secara maksimal, apalagi, un­ tuk kalangan mahasis­ wa, yang notabene me­ miliki kegiatan sangat padat dan dituntut be­ lajar setiap saat,” te­ rangnya bangga. Menurutnya para ma­

hasiswa penghafal al­ Qur’an ini tidak pernah berbuat ulah saat kuli­ ah. Mereka semua ada­ lah mahasiswa yang pa­ tut dicontoh dan ditela­ dani. Sebab, selain me­ reka orang­orang yang pandai dan cerdas, me­ reka juga telah mengha­ rumkan nama kampus dan tidak pernah me­ ngacaukan kampus. “Mahasiswa semacam ini jauh lebih dibutuhkan banyak orang daripada mereka yang tidak meng­ hafal, tapi suka membuat kekacauan di kampus,” tambahnya. (aj/hef).

Jurnal Fakultas ”Perlu Mendapat Perhatian” BEBERAPA tahun

yang lalu, bahkan dua se­ mester yang lalu banyak kalangan masih mem­ pertanyakan pengem­ bangan fisik UIN Malang yang kurang dibarengi pengembangan kualitas akademik dan pelayanan kepada mahasiswa. Saat ini geliat pe­

ngembangan akademik UIN Malang mulai te­ rasa. Lebih­lebih sete­ lah dikeluarkannya su­

rat keputusan Menteri Keuangan Nomor 68 tahun 2008 tentang pe­ netapan UIN Malang se­ bagai Badan Layanan Umum (BLU). Pening­ katan akademik menja­ di sebuah keniscayaan. Sesuai standar pela­

yanan minimum berda­ sarkan SK Menag no. 122 tahun 2007, pera­ lihan status itu menun­ tut UIN Malang mela­ kukan pembenahan dan

peningkatan di semua aspek, mulai tingkat ke­ hadiran dosen dalam mengajar, kepuasan mahasiswa terhadap pembelajaran, penye­ diaan peralatan kuliah dan laboratorium, per­ sentase dosen tetap yang bergelar doktor sampai akseptasi pasar terhadap lulusan. Sesuai data akademik

UIN Malang, dari tahun 2007 sampai 2008, da­

lam beberapa aspek mengalami peningka­ tan. Di antaranya ting­ kat kepuasan maha­ siswa terhadap pembe­ lajaran mengalami ke­ naikan dari 3 menjadi 3,2 (skala 1­4), penye­ diaan peralatan kuliah/ laboratorium dari 45 % meningkat menjadi 80 %, hasil penelitian dan buku­buku teks dosen yang dipublikasikan dari 50 judul per tahun

menjadi 60 judul, keha­ diran mahasiswa dalam kegiatan perkuliahan dari 85 %menjadi 88 %. Peningkatan yang pa­

ling tajam dan menggem­ birakan adalah jumlah dosen tetap yang ber­ gelar doktor, pada tahun 2007 sebesar 6 %, pada pertengahan 2008 me­ ningkat menjadi 15 %. Dari beberapa aspek

standar pelayanan mini­ mum tersebut dua as­

pek mengalami stagnasi (tetap), yaitu tingkat ke­ hadiran dosen mengajar antara tahun 2007 dan 2008 sama yaitu 80 %. Demikian juga rata­rata masa studi mahasiswa S­ 1 antara tahun 2007 dan 2008 tidak menga­ lami peningkatan yaitu rata­rata 10 semester. Saat memberikan penga­

rahan di depan para dosen Fakultas Tarbiyah

BARU kali ini, UIN Malang punya hajat besar bagi­bagi beasiswa. Beasiswa ini diambil dari dana DIPA. Tak tanggung­tanggung, pe­ nerima beasiswa mencapai ratusan. Menurut Jaiz Kumkelo selaku staf kemahasiswaan, terhitung ada 656 mahasiswa yang berhak menerima beasiswa. Syarat pengajuan beasiswa ini

adalah mahasiswa berprestasi, aktif dalam organisasi intra, pengu­ rus ma’had, dan tidak mampu. Selain itu, syarat pengajuan lainnya adalah IPK minimal 3, 00 dan berkelakuan baik. Semua PTA di bawah naungan

Depag mendapat dana beasiswa ini. Tujuannya adalah, dengan bea­ siswa, maka rendahnya minat lulu­ san SMA/ MA masuk ke PTA bisa diminimalisir. Dengan kata lain, dana itu adalah dana promosi untuk kuliah gratis. Diharapkan dengan dikucurkannya dana itu, seluruh PTA di bawah naungan Depag tidak akan kekurangan mahasiswa. Selain itu, dana beasiswa juga diberikan kepada PTA yang berkualitas dan

terus mengalami peningkatan aka­ demik. Salah satunya, UIN Malang. Melihat perkembangan UIN, baik

dari segi kuantitas, bangunan mau­ pun kualitas akademik, logikanya memang UIN layak mendapat dana pemberdayaan mahasiswa ter­ sebut. Oleh UIN Malang, dana itu didistribusikan pada mahasiswa yang telah terdaftar, bukan bagi ma­ hasiswa yang mau masuk. Lagipula, jumlah mahasiswa UIN terus me­ ningkat tiap tahunnya. “UIN tidak pernah mengalami krisis kuantitas mahasiswa,” ujar Abdul Aziz, se­ laku Staf Kemahasiswaan. Dana yang turun di UIN ini juga

disebabkan adanya bukti bahwa UIN Malang memang terus me­ ngalami peningkatan, khususnya di bidang karya tulis. Hal ini disam­ paikan oleh Dr. Roibin, M.Hi, sela­ ku Kemahasiswaan dalam sambu­ tan saat penyerahan dana DIPA (11/09). Depag mengakui, bahwa mahasiswa UIN Malang sering me­ nulis di media massa, dan itu ter­ bukti kongkrit. Karena itulah, dana yang dikucurkan cukup banyak.

Hal ini tentu kabar gembira bagi UIN Malang. Sebab, UIN Malang me­ mang benar­benar bisa membuktikan kemajuan itu ke pusat. Pengakuan ini akhirnya menguntungkan mahasiswa karena mendapat peluang beasiswa yang besar dan banyak jumlahnya. Semoga saja UIN Malang terus

maju, agar beasiswa terus menga­ lir. Sebab, pendidikan yang mahal akan menghambat proses belajar generasi bangsa. (aj/hef)

SELAMAT: Staf Kemahasiswaan sedang memeriksa data mahasiswa yang akan mendapat beasiswa

APRESIATIF: Rektor memberikan ucapan selamat kepada para Huffadz yang diwisuda.

Baca Jurnal...hal 15

Diterbitkan oleh: Unit Informasi dan Publikasi

(InfoPub) UIN Malang Penasehat:

Prof. Dr. H. Imam Suprayogo (Rektor UIN Malang) Penanggungjawab:

Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M. Si. Pemimpin Redaksi: M. Anwar Firdausy Sekretaris Redaksi:

Abdul Aziz Redaksi Pelaksana: Tarranita Kusumadewi,

Abdurrahman,AzizahHefni, Abadi Wijaya Reporter:

Shava Olieviati, Fatimatuz Zahro, Kurniatul Hasanah, Mudrikah, Iffatun Nida, Ema Kurniati, Citra Ayu Kumala Sari.

Sirkulasi dan Pemasaran: Arif Waluyo, BambangSuwiknyo

Alamat Redaksi: Jl.Gajayana No.50Malang65145

Telp. (0341)551354.Fax. (0341)572533

Media Informasi & Kebijakan Kampus

Page 3: gema edisi 36

Universitas

GEMA Edisi: 36 Juli ­Agustus 2008 3

Sertifikasi Guru:

Harus Profesional dan Sabar Dalam Mengajar

Padatnya Kegiatan, Membuat Peserta Opak Ngantuk KEGIATAN Opak 2008 yang cu­

kup padat membuat para peserta kele­ lahan dan mengantuk dalam mengi­ kuti season materi. Seperti yang ter­ pantau pada beberapa kegiatan dihari kedua. Materi tentang Keorganisasian yang disampaikan oleh Presiden BEM­ U rupanya tidak begitu menarik per­ hatian peserta. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya peserta yang tertidur (atau sengaja tidur) apa lagi di deretan kursi belakang. ”Capek mbak, sema­ lem tidut jam 1 ngerjain penugasan, tadi jam 4 udah bangun pesiapan Opak. Jadinya ngantuk,” keluh salah satu peserta dari jurusan Bahasa Arab yang enggan disebut namanya. (*)

Pasar Ramadhan Menjelang Buka

LAYAKNYA pasar, sepanjang jalan masuk gerbang UIN Malang ramai oleh remaja­remaja yang lalu­ lalang. Ada yang sengaja mencari santapan takjil, bahkan ada yang hanya sekedar jalan­jalan saja. Setiap sore nampak di depan pos ke­

amanan, dipadati oleh penjual dan pembeli takjil. Selain itu tempat ter­ sebut juga dijadikan tempat nongkrong. Seperti yang tengah dilakukan oleh

Hakim dan rekannya Munir, maha­ siswa jurusan bahasa Arab ini meman­ faatkan bulan Ramadhan dengan me­ ngais rizki berjualan menu takjil. ”Ya ketimbang cangkruan ga’ da gunanya, mending jualan saja,” ungkapnya di­ sela aktifitas melayani pembeli. (faz)

SERTIFIKASI guru dalam ja­ batan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) induk rayon IV UIN Malang tahun angkatan 2006 dan 2007 berlangsung di ge­ dung Sport Center (SC) UIN Malang (2/8) kemarin. Sebanyak 2386 peserta telah

lolos dengan rincian 620 peserta dari sekolah, 1737 peserta dari madrasah dan 29 peserta dari pon­ dok pesantren. Acara yang dibuka langsung oleh

Rektor UIN Malang, Imam Supra­ yogo, tersebut mengajak langsung pada peserta yang telah lulus di­ sertifikasi. Dalam pidatonya pem­ besar UIN tersebut tak henti­hen­ tinya meluapkan rasa bahagianya seraya mengucapkan selamat. “Saya mengucapkan selamat atas

keberhasilan bapak dan ibu seka­ lian,” ungkap Imam. Namun, ia juga menegaskan

bahwa sertifikasi jangan dijadikan tujuan untuk mendapatkan uang tunjangan saja, akan tetapi diha­ rapkan setelah adanya sertifikasi ini guru harus professional serta lebih meningkatkan kesabarannya. “Saya ingin guru­guru dan murid­ murid itu cerdas,” harapnya. Sementara itu, di tengah berja­

lannya acara tersebut juga dihadiri oleh Prof. Dr. H. Machasin, M.A mewakili Direktorat Jenderal Pen­ didikan Islam Departemen Agama RI. Dalam pidatonya yang singkat menyatakan sebagaimana yang di­ ungkapkan oleh Rektor UIN Ma­

lang. Pihaknya menghimbau bah­ wa dengan adanya program serti­ fikasi guru ini guru dapat lebih pro­ fesional lagi dalam mengajar. “Se­ hingga bukan semata­mata hanya untuk mendapatkan gaji tambahan saja,” pesannya pasti. “Pada dasarnya tujuan awal dari ser­

tifikasi bukanlah untuk memberikan tunjangan kesejahteraan kepada guru akan tetapi untuk mencetak guru yang profesional,” tambahnya lagi. Sebelum mengakhiri sambutan­

nya, Machasin, juga menyampai­ kan target pemerintah akan tenaga pengajar. “Diharapkan tahun 2014 minimal guru harus S­1 dan sudah disertifikasi,” paparnya.

Sementara itu, ketua LPTK induk rayon IV UIN Malang, Djunaidi Ghony, tampak sangat bahagia. Ia merasa bahagia karena peserta di­ klatnya sudah banyak yang lulus. Akan tetapi ribuan guru yang lolos sertifikasi tersebut tidak semuanya dipanggil satu persatu untuk dibe­ rikan penghargaan, Dekan Fakultas Tarbiyah tersebut lebih memilih mengambil perwakilan dari ma­ sing­masing daerah Se­Jatim saja. Pengukuhan secara simbolik itu

langsung dipimpin oleh Djunaidi Ghony yang berlangsung mulai pukul 09.00 sampai 11.30 di SC tersebut. Selamat dan sukses kepada 2386 guru sertifikasi. (ek)

SAC Bagi-Bagi Hadiah UIN Malang, (14/7), Self Acces Cen­

ter (SAC) memberikan apresiasi pada para pemenang lomba resensi film dan novel. Acara yang di helat oleh SAC ter­ sebut merupakan salah satu rangkaian acara Dies Maulidiyah SAC yang ke 4. Bertempat di kantor SAC yang berlo­ kasi di gedung perpustakaan lantai dua beberapa rangkaian acara dilaksana­ kan, mulai dari pengumuman peme­ nang, dialog interaktif bersama tiga na­ tive speaker sampai sharing dan have fun bersama mahasiswa asing. (ek)

LELAP: Peserta Opak tidur saat season

DIKUKUHKAN: Prof. Dr. Djunaidi Ghoni Memberikan pengukuhan pada peserta LPTK.

Page 4: gema edisi 36

Fakultas

GEMA Edisi: 36 Juli ­ Agustus 2008 4

FAKULTAS Syari’ah tahun ini mengadakan ujian lebih cepat bagi peserta PKLI (13/09). Ujian itu dilaksanakan 2 minggu setelah PKLI se­ lesai. Sedang penyera­ han pelaporan 1 ming­ gu sebelumnya. Ujian dilakukan di beberapa ruang yang ada di fa­ kultas, seperti Ruang Laboratorium Ilmu Fa­ lak, Laboratorium Hu­ kum, dan Perpustakaan Fakultas. Pelaksanaan ujian mi­

rip dengan ujian propo­ sal dan skripsi. Peserta tiap kelompok diuji oleh 3 dosen yang memiliki wilayah kompetensi masing­masing. Bukan

hanya itu, peserta ujian secara keseluruhan mengenakan jas alma­ mater, berkerudung pu­ tih bagi mahasiswi, dan berdasi bagi mahasiswa. Pelaksanaan ujian

yang dipercapat mem­ buat mahasiswa yang ikut PKLI pontang­pan­ ting dalam menyele­ saikan laporan. Pasal­ nya, laporan yang harus diserahkan terdiri dari 3 laporan, yaitu laporan praktek di lembaga pro­ fesi (Pengadilan Aga­ ma), laporan pengab­ dian masyarakat, serta laporan penelitian. Percepatan ujian, me­

nurut Nur Yasin, Ketua Pelaksana adalah untuk

lebih mendisiplinkan ma­ hasiswa. Sebab, sebelum­ nya ada laporan yang ber­ bulan­bulan tidak dikum­ pulkan. “Kami ingin ma­ hasiswa serius,” ujarnya. Keseriusan pengum­

pulan pelaporan ku­ rang. Selain itu, ujian ini juga mengantisipasi ada­nya peserta yang lalai atau tidak berkon­ tribusi dalam pem­ buatan lapora. “Dengan ujian ini, akan tampak

mahasiswa mana yang PKLI dengan serius, mana yang hanya ikut­ ikutan saja,” ujar Nur Yasin lagi Fakultas Syari’ah

membagi kelompok PKLI ke dalam 7 kelom­ pok yang masing­ma­ sing beranggotakan 10 orang. 7 kelompok itu tersebar di beberapa kota, seperti Malang Kota, Malang Kepanjen, Pasuruan, Bangil, Kediri,

Blitar dan Jombang. Kota­kota ini dipilih atas pertimbangan letak Pengadilan Agama yang bisa diajak kerjasama. Nyatanya, dengan

adanya kewajiban ujian ini, mahasiswa PKLI memang terlihat lebih serius dari tahun­tahun sebelumnya. Dari sis­ tem pelaporan saja, mereka lebih baik dan sistematis. “Bukan ha­ nya itu saja, mereka juga lebih memiliki tang­ gungjawab keilmuan,” tambah Nur Yasin. Respon mahasiswa

dengan adanya pro­ gram baru ini beragam. Ada yang sangat apre­ siatif, ada yang justru

Ujian Pelaporan PKLI Dipercepat sangat terbebani. Soni Alfan, Ketua Kelompok Kota Malang mengaku, ujian ini membuat se­ mangat teman­teman kelompoknya. “Mereka jadi tidak bisa main­ main,” katanya sambil tertawa. Lain Soni, lain lagi Kiki, Ketua kelom­ pok PKLI Blitar. Ia me­ mang tak memungkiri ini akan meningkatkan kua­ litas dan rasa tanggung­ jawab mahasiswa, namun ini juga berarti menambah beban mahasiswa. “Batas waktu pengumpulan yang terlalu cepat membuat kami sedikit pontang­pan­ ting, sekalipun akhirnya kami bisa memenuhi tar­ get,” jawabnya lega. (hef)

FAKULTAS Psiko­ logi UIN Malang menda­ pat kehormatan sebagai tuan rumah dalam Per­ temuan Forum Komu­ nikasi (FORKOM) Psiko­ logi Se­Jatim yang ke­14 dan Himpunan Maha­ siswa Psikologi (HIMPSI) di ruang Rektorat (28/7). Ketua HIMPSI Jatim

periode 2008­2011, Dr. Seger Handoyo, yang saat ini tengah menjabat

sebagai Dekan Fakultas Psikologi UNAIR Surabaya, mengatakan bahwa selama 13 perte­ muan yang telah diada­ kan, baru pertemuan ke 14 inilah yang terme­ wah dan terbesar. “Pe­ sertanya banyak sekali,” Ujarnya bangga saat memberi sambutan. Pertemuan FORKOM

dan HIMPSI kali ini tampak lebih serius da­

lam meningkatkan kua­ litas sarjana psikologi ke depan. HIMPSI sebe­ lumnya terlalu disibuk­ kan dengan persoalan profesi psikolog saja. Kali ini banyak hal yang akan menjadi garapan HIMPSI, diantaranya adalah up dating data anggota dan menjaring anggota baru, identifi­ kasi pengembangan ke­ butuhan anggota, pe­

ngembangan kompe­ tensi psikolog, pelatihan metodologi kualitatif, melakukan kerjasama dengan media dan or­ ganisasi profesi lain serta memberikan pelayanan terhadap masyarakat. “HIMPSI adalah satu­

satunya himpunan pro­ fesi yang harus dibe­ sarkan, karena HIMPSI adalah satu­satunya himpunan profesi milik

psikologi,” harapnya. HIMPSI, tambah Seger, sebagai media untuk mengarahkan, dan me­ ngembangkan profesio­ nalitas lulusan psikologi, perlu adanya dukungan dari Perguruan Tinggi untuk sharing terutama bersama lulusannya. Sementara itu, Dekan

Fakultas Psikologi, Mul­ yadi, merasa senang se­ kali dengan adanya kerja

sama antara pihak Fakul­ tas dengan HIMPSI. “Saya harap, dengan

adanya kerjasama ini, informasi yang up to date dapat diakses oleh seluruh sarjana psiko­ logi UIN Malang. Sebab, akan memberi kemu­ dahan bagi lulusan psiko­ logi untuk mencari la­ pangan kerja,” terang­ nya penuh harap

Psikologi Gandeng HIMPSI

JALIN KERJASAMA: Dekan Fakultas Psikologi (Kanan) sepakat melakukan kerja sama dengan HIMPSI

Matematika Sosialisasikan Perubahan Kurikulum MERASA pusing dengan kurikulum yang ada, maha­ siswa matematika angkatan 2006 adakan diskusi dengan beberapa dosen matematika (06/07). Diskusi yang dilak­ sanakan di wisata alam Coban Rondo ini dihadiri oleh Sri Harini, ketua ju­ rusan matematika, Abdus­ sakir dan Wahyu Hengky Irawan, dosen matematika Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. Diakui oleh mahasiswa, terbentuknya kurikulum baru sejak2007kemarin,me­ rupakan awal kebingungan mereka. Akibat dari pe­ ngembangan kurikulum ini,

memang terdapat peru­ bahan beberapa matakuliah, seperti mata kuliah fisika, yang sebelumya ada fisika satu dan fisika dua, pada kurikulum 2007 hanya ada fisika dasar, dan masih banyak lagi perubahan matakuliah yang lain. ”Ma­ salahnya, bagaimana kalau kita hanya ingin mengulang fisika satu?,” tutur Muna­ waroh yang juga mengikuti acara diskusi tersebut. Menanggapi pertanyaan ini, Sri Harini menjelasakan, untuk mengulang fisika satu atau fisika dua, me­ mang harus mengulang fisika dasar. ”Akan tetapi,

jika yang ingin mengulang jumlah mahasiswanya lebih dari sepuluh, bisa memben­ tuk kelas sendiri dan bisa mengulang matakuliah se­ suai dengan keinginan ma­ hasiswa, ” tambahnya. Ditengah berjalannya dis­

kusi yang kadang diselingi tawa itu, ada juga maha­ siswa yang menanyakan prihal skripsi. Pasalnya, masih ada matakuliah wajib, yang baru dipasarkan di se­ mester delapan, sehingga sulit bagi mahasiswa untuk menuntaskan kuliahnya se­ lama empat tahun. ”Yang penting semua ma­

takuliah sudah ditempuh, ya

sudah bisa ambil skripsi,” jelas dosen yang akrap disapa Bu Rini ini. Sementara itu, Pak Hengky juga sedikit menje­ lasakan tentang bagaimana srategi belajar yang baik. ”Banyak membaca, mema­ hami, membuat peta kon­ sep, dan jangan lupa me­ ngerjakan soal­soal untuk menambah pemahaman,” jelasnya. Kesempatan ini juga digu­ nakan mahasiswa untuk me­ refresh otak. ”Sebenarnya yang lebih penting itu ya re­ freshingnya ini,” kelakar Imam, diiringi gelak tawa se­ luruh teman­temannya. (faz)

SOSIALISASI: Rini (tengah) menjelaskan kurikulum pada mahasiswa matematika.

Dengan ujian ini, akan tam- pak mahasiswa mana yang

PKLI dengan serius, mana yang hanya ikut-ikutan saja.”

Baca Piskologi...hal 15

Page 5: gema edisi 36

Fakultas

GEMA Edisi: 36 Juli ­Agustus 2008 5

Saintek Datangkan Ahli Nuklir “SEJAK tahun 1970­an,

Pemerintah sudah berupaya mempersiapkan diri untuk memanfaatkan PLTN sebagai salah satu pembangkit energi listrik di Pulau Jawa. Namun, karena terjadi ke­

celakaan pada tahun 1986 membuat pemanfaatan PLTN di tunda,”. Itulah yang tengah disam­

paikan oleh Anwar Budianto, peneliti energi nuklir asal Yogyakarta, saat mengisi seminar yang digelar oleh Azzam Islamic Research (AIR) Fakultas Saintek UIN Malang, di Aula Saintek lt. II (19/7) kemarin. Ia menegaskan bahwa,

studi introduksi PLTN sudah dilakukan mulai tahun 2001 hingga 2002 oleh Tim Na­ sional dengan bantuan IAEA, yaitu “Comprehen­ sive Assessment of Different Energy Sources for Electric­ ity Generation in Indonesia (CADES)” dengan menggu­ nakan berbagai perangkat

lunak yang tervalidasi. “Hasil akhir studi CADES

ini telah diserahkan kepada Presiden RI pada Agustus 2003. Hasil ini juga telah di­ bahas di PTE dan BAKOREN serta disempurnakan de­ ngan berbagai studi lain yang berkaitan,” tutur Anwar yang saat ini tengah menja­ bat sebagai dosen di Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir (STTN), BATAN Yogyakarta.

Kedatangannya di kampus hijau ini khusus membahas soal tenaga nuklir yang ren­ cananya akan dijadikan seba­ gai sumber alternatif masa depan bagi seluruh dunia. Dalam seminar yang ber­

tajuk “Nuklir Sebagai Sum­ ber Alternatif Energi Masa Depan” itu sengaja di usung untuk memberikan wacana dan sekaligus mengenalkan bagi seluruh dosen dan ma­

hasiswa UIN Malang khusus­ nya mahasiswa Saintek. Menurut Anwar, tenaga

nuklir merupakan salah satu tenaga alternatif yang saat ini mulai dilirik oleh seluruh dunia. Diawal penjelasannya, ia juga menegaskan bahwa tenaga nuklir sebenarnya bisa digunakan untuk tenaga apapun. “Tenaga Nuklir adalah tenaga dalam bentuk apapun yang dibebaskan dalam proses transformasi inti, termasuk tenaga yang berasal dari sumber radiasi pengion,” jelas Anwar. Baginya, tenaga nuklir

dapat memberikan banyak manfaat bagi kehidupan ma­ nusia, selain dapat digu­ nakan sebagai pembangkit tenaga listrik, nuklir juga bisa digunakan dalam ber­ bagai sektor energi pem­ bangkit. “Pengembangan konsep reaktor co­genera­ tion untuk produksi air ber­ sih/desalinasi, penggunaan panas proses (untuk indus­

tri, pencairan­gasifikasi ba­ tubara, produksi hidrogen, Enhance Oil Recovery, itu semua berasal dari tenaga nuklir,” ucapnya serius. Di tengah berjalannya se­

minar tersebut, Budianto sempat menyampaikan kelu­ hannya soal persepsi negatif masyarakat terhadap nuklir, banyak kalangan orang awam yang takut terhadap nuklir. “Selama ini nuklir hanya diasumsikan sebagai bahan peledak yang mema­ tikan, sehingga membuat ba­ nyak orang merasa ketaku­ tan,” tuturnya. Acara yang berlangsung se­

lama sehari tersebut men­ dapat sambutan hangat, baik dari civitas akademik maupun dari kalangan dosen. “seminar ini sangat menarik bagi saya, soalnya selama ini jarang ada seminar yang husus memba­ has tenaga Nuklir,” ungkap salah satu peserta seminar yang enggan menyebut namaya tersebut. (faz)

Anwar Budianto: menyampaikan materi dalam seminar yang diadakan Azzam Islamic Research (AIR) Fakultas Saintek.

FAKULTAS Sains dan Teknologi (Saintek) UIN Malang akhirnya mengambil langkah tegas terkait dengan pe­ ngembangan dan pene­ muan terbarunya soal teknologi tepat guna pada Badan Perenca­ naan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) se­ Jatim (29/8). Pertemuan itu diha­

diri orang­orang biro­ krat Fakultas Saintek UIN Malang dan BAP­ PEDA se­Jatim. Imam Tazi, ketua pelaksana kegiatan menegaskan, dari 19 BAPPEDA yang di undang yang bisa hadir sebanyak 11 BAP­ PEDA diantaranya dari Kediri, Malang, Pasu­ ruan, Probolinggo, Tu­ lungagung, Sidoarjo dan Surabaya. “Mereka kita undang tidak me­ lalui surat, tapi kita langsung menemui sambil mempresentasi­ kan maksud dan tujuan kegiatan yang akan di­ laksanakan,” tegasnya. Acara yang berlang­

sung selama satu hari tersebut khusus untuk melakukan kerjasama sekaligus mensosialisa­ sikan temuan­temuan teknologi tepatguna oleh dosen dan maha­ siswa Fakultas Saintek.

Namun untuk semen­ tara temuan teknologi yang dipresentasikan hanya berasal dari kala­ ngan dosen saja. “Perte­ muan ini hanya sebagai jalan untuk menjalin kerjasama dengan pihak BAPPEDA,” tuturnya. Dalam acara tersebut

tiap jurusan yang ada di Fakultas Saintek mulai dari jurusan Fisika, Kimia, Biologi, Teknik Arsitektur, Teknik In­ formatika dan Mate­ matika mempresentasi­

kan hasil temuannya di hadapan BAPPEDA se­ Jatim yang berlangsung seru di ruang rektorat lt. 1 tersebut. Keseriusan kerjasama

ini terbukti bahwa, se­ banyak 30 research dari kalangan dosen saintek langsung men­ dapat tanggapan serius dari BAPPEDA. Masa­ lahnya, banyaknya te­ muan tersebut mem­ buat pihak BAPPEDA kagum dan langsung meminta pihak Saintek

untuk secepatnya me­ ngajukan proposal pene­ litannya ke BAPPEDA. Namun, tambah

Imam, sebenarnya per­ temuan dengan BAP­ PEDA ini hanya sebatas mengenalkan dan mem­ promosikan temuan­te­ muan yang telah dilaku­ kan oleh dosen dan ma­ hasiswa Fakultas Saintek saja. “Saya tidak me­ nyangkan bahwa dari hasil pertemuan ter­ sebut ternyata pihak BAPPEDA menyuruh

kita untuk secepatnya meng follow up terhadap hasil research tersebut,” ungkapnya bahagia. Sementara itu, dekan

Fakultas Saintek, Su­ timan, sangat terharu melihat hasil research para dosen Saintek mendapat tanggapan yang serius. “Saya sangat bahagia sekali jika hasil research ini dapat ditindaklanjuti sehingga dapat memberikan man­ faat bagi masyarakat,” harapnya serius. (faz/aj)

Saintek Ajak Kerjasama BAPPEDA Se­Jatim

KERJASAMA: Sutiman (kiri) saat memberikan sambutannya di hadapan BAPPEDA se­Jatim di ruang Rektorat.

Beasiswa Hanya Untuk Mahasiswa Berprestasi

ADANYA program beasiswa bagi maha­ siswa yang berprestasi maupun yang tidak mampu, memang sangat membantu mahasiswa. Namun bagaimana jika beasiswa disalahguna­ kan? Saat digelar temu wali

mahasiswa baru di gedung Sport Center (23/8), Rektor UIN Ma­ lang Imam Suprayogo menegaskan bahwa beasiswa yang berlaku di UIN Malang ini hanya diperuntukkan bagi mahasiswa yang berprestasi tinggi saja. “Di kampus UIN ini mahasiswa tidak boleh mengajukan beasiswa hanya karena alasan miskin, dengan dilampiri surat keterangan tidak mampu dari lurah, maka di sini tidak akan di­ proses,” tegasnya Mahasiswa yang

layak mendapat bea­ siswa hanya mereka yang berprestasi. “Jadi mahasiswa yang miskin jika ingin mendapat bea­ siswa juga harus ber­ prestasi dulu,” ung­ kapnya tegas. “Jika yang miskin dikasi bea­ siswa kemudian malah tambah malas belajar, lah ini yang nantinya akan masuk neraka,” ung­ kapnya setengah ber­ canda, saat menanggapi beberapa pertanyaan dari wali mahasiswa. (aj)

Page 6: gema edisi 36

UKM

GEMA Edisi: 36 Juli ­ Agustus 2008 6

PN Borong Kejuaraan Wali Kota Cup

JUARA PERTAMA: Rahmat Hartono (kanan) saat menerima teropi kejuaraan Walikota Cup di Universitas Gajayana Malang.

OMIK Sepakat Mundur Dari

Kepanitiaan Opak MEPETNYA persia­

pan Opak, membuat Or­ ganisasi Mahasiswa In­ tra Kampus (OMIK) UIN Malang sepakat untuk mundur dari kepanitiaan Opak. Terbukti, yang harus tetap turun dalam kepanitian Opak tersebut adalah delegasi dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka, Menwa, KSR dan Simfoni. Saat presiden BEM

UIN Malang, As’ad, me­ ngajukan permohonan delegasi dari masing­ masing OMIK tersebut sepakat mundur dari ke­ panitiaan. Hanya ada beberapa perwakilan dari Unit Kegiatan Maha­ siswa (UKM) Pramuka, Menwa, KSR dan Sim­ foni. Sedangkan sepuluh UKM sepakat mundur. Alasan sementara,

Opak tidak digarap de­ ngan serius. Pasalnya, Surat Keputusan (SK) kepanitiaan Opak baru turun 12 hari sebelum hari H. Jika dibanding tahun kemarin, pelaksa­ naan Opak paling mepet

adalah periode ini. “Ini dipicu oleh mo­

lornya pelaksanaan kongres yang baru dilak­ sanakan bulan Juli ke­ marin. Sehingga ber­ dampak pada lambat­ nya SK kepanitian Opak,” jelasnya. Hal senada juga di­

ungkapkan oleh Nasi­ huddin, selaku penang­ gungjawab pelaksanaan Opak periode 2008 ini. Ia menegaskan bahwa, kemoloran turunnya SK hanya disebabkan perso­ lan OMIK yang terlambat melaksanakan kongres. “Jika kongresnya sesuai dengan hasil raker mungkin hal ini tidak akan terjadi,” bebernya. Sementara itu, BEM UIN

Malang menyikapi hal tersebut sebagai persoalan internal. “Secara kelem­ bagaan sebenarnya tidak ada masalah,” tuturnya. Meski disadari bahwa

hal tersebut ada kaitan­ nya dengan kongres, namun sangat tidak arif jika permasalahan ini terus dijadikan alasan. (aj)

LKP2M Sambut Ramadhan

RAMAI: Bursa buku di depan gedung Sport Center banyak diminati mahasiswa.

DELAPAN dari sepuluh delegasi Pagar Nusa (PN) UIN Malang dikejuaraan Wali Kota Cup Pagar Nusa se­ Malang mampu mendomi­ nasi sebagai juara umum. Di antaranya Rahmat Har­

tono mahasiswa Jurusan Matematika asal Rembang sebagai Juara I, plus dino­ batkan sebagai Pesilat Ter­ baik 2008 tingkat dewasa se­ Malang, M. Firyus Abdillah meraih Juara I tingkat pra remaja, Tri Pendra, M. Luq­ man Hanif, dan Siti Romlah sebagai Juara II, sedangkan Labudda, Izza Fauziyah, dan Amaliana Alfinawati sebagai Juara III. Kejuaraan terbuka yang di­

gelar di Auditorium Univer­ sitas Gajayana Malang itu diikuti oleh 150 pesilat yang terdiri dari perwakilan PN Perguruan Tinggi se­Malang. Andri Setyo ketua PN UIN

Malang yang baru dilantik beberapa bulan yang lalu mengungkapkan rasa haru­ nya terhadap delapan ang­ gotanya yang mampu me­ raih juara. “Awalnya saya sa­ ngat tidak menyangka kalau akan meraih juara terbaik,

masalahnya lawan yang kita hadapi berasal dari PN se­ Malang,” tuturnya. Menurut Andri, dalam

pertandingan ini anggotanya melakukan pertandingan yang sangat sportif. Persia­ pan yang dilakukan selama tiga bulan itu dimulai dari per­ siapan fisik, pernafasan, ge­ rakan dasar, teknik pertandi­ ngan, dan seni ternyata tidak sia­sia. “Dalam pertandingan tidak

ada peserta yang menggu­ nakan jurus­jurus yang biasa digunakan oleh teman­te­ man PN, namun disini murni hanya menggunakan ke­ kuatan fisik, pernafasan dan teknik mengalahkan lawan,” jelas Andri mahasiswa Jurusan TI asal Blitar ter­ sebut. Kejuaraan yang ber­ langsung selama empat hari (24­27/7) tersebut sebagai ajang seleksi pesilat se­Kota Malang untuk didelegasikan dalam pekan olah raga ting­ kat provinsi (Porprov) men­ datang. “Jadi bagi peserta yang meraih juara 1 dan II harus mengikuti pembinaan yang diselenggarakan oleh IPSI (Ikatan Pencak Silat In­

donesia),” terangnya. “Kejuaraan kali ini bagi

kami menjadi kebanggaan tersendiri, pasalnya baru kali ini PN UIN Malang mampu meraih juara umum,” tandasnya gembira. Pada tahun 2006, kata Andri, PN UIN Malang hanya mampu mendapatkan 1 Trophy, itu­ pun Juara III Tingkat Re­ maja. “Dalam kejuaraan kali ini saya sangat berterima kasih kepada para pelatih PN yang selama ini telah men­ dampingi dan melatih dengan keras, sehingga kami mampu meraih juara umum dalam kejuaraan PN Wali Kota Cup,” paparnya. Bulan November menda­

tang PN UIN Malang akan menggelar invitasi PN se­ Jatim tingkat remaja. Acara tersebut untuk memeriah­ kan Dies Maulidiyah PN yang jatuh pada tanggal 11 September nanti. “Pertan­ dingan PN ini sudah biasa dilaksanakan setiap tahun untuk menjaring jawara PN terbaik dan menjalin tali silaturrahim antar PN se­ Jatim, “ jelasnya pasti. (*)

MENYAMBUT bu­ lan suci Ramadhan bagi umat muslim sudah barang tentu dapat di­ lakukan dengan berba­ gai cara, seperti yang tengah dilakukan oleh Unit Kegiatan Mahasiswa

(UKM) Lembanga Ka­ jian, Penelitian dan pe­ ngembangan Mahasiswa (LKP2M) Universitas Is­ lam Negeri Malang. Mereka menyambut

bulan suci kali ini de­ ngan menggelar ber­

bagai acara, dari acara bedah buku, apresiasai puisi, bursa buku murah, hingga buka bareng di LSM Anak Anjal Griya Ba­ ca Anak Bangsa Malang. Rentetan acara yang

dihelat mulai tanggal 11­22 September 2008 di samping gedung SC tersebut memiliki nilai tersendiri bagi komuni­ tas LKP2M.selain untuk menyambut bulan pe­ nuh hikmah ini, acara tersebut juga dijadikan sebagai lounching ke tiga majalah terbarunya yang bernamaRaisonD’etre dengan mendatangkan Pupung dari Wahana Lingkungan Hidup Indo­ nesia (WaLHI) dan Liga Alam, editor buku Wali Kota Malang.

Selain itu, juga se­ bagai wahana refleksi untuk mengajak masya­ rakat agar dapat memi­ liki rasa peduli terha­ dap lingkungan. “ini se­ ngaja kami gelar untuk mengajak orang lebih peduli terhadap lingku­ ngannya,” tutur Na­ nang, manager LKP2M saat ditemui di lokasi acara tersebut. Dalam acara tersebut,

pihaknya mengundang UKM penalaran Malang Raya, mahasiswa pe­ cinta alam se­Malang, dan seluruh OMIK yang ada di UIN Malang. “Mereka sengaja kami undang semua untuk dapat di ajak diskusi se­ kaligus buka bersama,” tuturnya. (aj)

SELAMA tiga hari (12­14 September) sebanyak 60 orang perwakilan dari ber­ bagai pensantren dan prak­ tisi pendidikan Islam se­In­ donesia mengikuti Seminar Nasional yang bertajuk “Pengembangan Pondok Pesantren Modern’ di Ho­ tel Pelangi dan di kampus UIN Malang. Menurut Barizi Ketua

Panitia pelaksana menga­ takan, tujuan kegiatan ini

untuk menghimpun pemi­ kiran dan gagasan aka­ demik yang aplikatif bagi pengembangan pondok pesantren modern. “Na­ mun secara substansi un­ tuk menghadapi isu­isu pendidikan yang faktual,” tambahnya. Disamping itu, aku dosen

asal Sumenep ini, secara khusus tujuannya untuk menggali dan menemukan sistem pondok pesantren

modern yang berparadigma monisme­holistik di era global. Hadir narasumber dalam

kegiatan tersebut Abd. A’la Basyir (pengasuh Pondok Pesantren an Nuqoyyah Madura), Salahuddin Wahid (pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng Jom­ bang), Ali Haedar (Unesa Surabaya), dan Imam Su­ prayogo (Rektor UIN Malang).

Selama tiga hari para “cendikiawan pesantren” telah berhasil menyepakati 25 rumusan penting yang nantinya akan menjadi kunci bagi pengembangan pesantren se­Indonesia. Pada akhir pertemuan itu, Barizi berharap lewat semi­ nar ini mampu menjadikan pesantren sebagai kontri­ butor dalam menghadapi kompentisi global secara il­ miah dan profesional. (*)

Pesantren Harus ”Akomodatif dan Adaktif”

Page 7: gema edisi 36

Kilas Balik

GEMA Edisi: 36 Juli ­Agustus 2008 7

Ratusan Kyai se­Indonesia Datangi UIN Malang MAJELIS Muasho­

lah yang beranggo­ takan ratusan, sebulan yang lalu mendatangi UIN Malang (17/07). Mereka langsung dite­ rima pihak rektorat di Gedung Halaqoh Ma’had Sunan Ampel al A’ly. Puluhan mobil yang di­

kendarai oleh ratusan kyai dan santri tersebut lan­ gsung menyemut di ha­ laman mabna Ibnu Sina. Menurut Imam Su­

prayogo Rektor UIN Malang, tujuan mereka hanya silaturrohim de­

ngan warga UIN Malang. Mereka (kyai) melihat persatuan itu penting

sekali, karena sekarang sudah banyak kyai­kyai yang sudah terkotak

dipartai­partai politik. “Namun khusus untuk

jama’ah ini, benar­be­ nar independen,” te­ gasnya. Jama’ah itu sendiri dipimpin oleh Habib Sholeh al Jupri dari Solo. Sedangkan koordinatornya adalah Imam Mawardi. Saat ditanya alasan

mereka ke sini, aku Imam, para kyai me­ nilai saat ini banyak perguruan tinggi yang sudah mulai diisi de­ ngan wacana libera­ lisme, sehingga mereka

(kyai ) merasa gelisah. Namun Imam Supra­

yogo membantah dengan diplomatis. “Tidak semua Perguruan Tinggi Islam itu begitu, seperti contoh­ nya di UIN Malang ini. Di sini kita gabungkan

tradisi perguruan tinggi dengan tradisi pesan­ tren. Sehingga kultur yang ada, sama seperti di pesantren seperti ke­ giatan sholat berja­ ma’ah, khotmil Qur’an dll. “Oleh karena itu isu­ isu liberalisme disini ya tidak ada,” belanya.

Menariknya dalam kesempatan yang sama, Syeh Muhammad bin Is­ mail al Makki al Yamani, salah satu dosen jami’ah di Jeddah juga hadir. Sehingga membuat per­ temuan di Halaqoh Ma’­ had Sunan Ampel al A’ly semakin hikmat. Harapan Imam semoga

dengan kebersamaan ini bisa dijadikan instrumen (misi) bagi lembaga pen­ didikan. Sehingga lembaga pendiikan menjadi keka­ yaan/warisan yang harus dijaga bersama. (*)

SILATURAHIM: Imam Suprayogo (tengah) bersebelahan dengan Syeh Muhammad bin Ismail al Makki al Yamani, dosen jami’ah di Jeddah.

Cados Dibaiat Dengan Al Qur’an

Satu Cados Dipending SEBANYAK 23 orang dipercaya untuk

menjadi Calon Dosen (Cados) UIN Malang ke­ marin (6/09) langsung diberikan Surat Keputusan (SK) Cados oleh Imam Suprayogo Rektor UIN Malang di Auditorium Rektorat lantai 5. Menariknya pada saat pemberian SK ter­

sebut, Imam juga menyertakan sebuah kitab suci al Qur’an kepada setiap Cados. “Sengaja saya baiat mereka dengan al Qur’an, agar mereka nanti mengembangkan isinya,” tegas­ nya. Apalagi pada kesempatan itu, mereka (Cados) langsung disaksikan oleh kedua orang­ tuanya. Dalam sambutannya yang berdurasi satu jam

tersebut, Imam mengajak kepada seluruh Cados untuk berjuang, meningkatkan harkat dan martabat agama Islam. “Jadi saudara (Ca­ dos) diangkat disini bukan hanya sekadar Calon Dosen, tapi lebih dari itu,” terangnya Ia juga menegaskan kepada para Cados untuk

mengikuti segala kegiatan di UIN. “Jadi saudara disini harus menyesuaikan dengan apa yang ada di UIN Malang,” jelasnya. Oleh karena itu, tambahnya, bagi Cados yang

tinggalnya masih jauh dengan UIN Malang, agar segera tinggal dilingkungan kampus ini. Lebih lanjut Imam Suprayogo juga me­

ngingatkan, bila selama beberapa hari ini para Cados merasa berat untuk bekerja di sini, di­ persilahkan mengundurkan diri. “Bila sampai 1 tahun ternyata suadara belum

menunjukkan perkembangan, lebih baik tidak usah disini,” ujarnya. Apalagi pada moment tersebut Imam sempat

dibuat kecewa dengan ulah salah seoarang Cados yang bernama M. Ali Wafa asal Sukoharjo Jateng yang tidak menunjukkan batang hidungnya alias absen, dengan alasan yang tidak jelas. Kasak­kusuk informasi yang di dapatkan

Gema, yang bersangkutan berhalangan hadir karena sedang sibuk terlibat panitia Pilkada yang lagi hangat. Ironisnya ia mewakilkan ke­ pada saudaranya. “Lebih baik kita tunda Sk­ nya atau kita batalkan dan dikembalikan ke Jakarta”, ujar Imam Suprayogo. (*)

Baiat: Imam Suprayogo memberikan al­Qur’an pada calon dosen UIN Malang.

Datang Dicela Pulang Jadi Tangisan “Berakit rakit ke hulu, berenang-renang

ketepian bersakit-sakit dahulu, bersenang- senang kemudian.” Begitulah kiranya

pepatah yang pantas mengiringi perjalanan peserta PKLI UIN Malang yang di tempatkan

di SMA Negeri 2 Batu.

LOMBA MADING : Salah satu acara sekolah yang dihelat oleh peserta PKLI UIN Malang.

PRAKTEK Kerja La­ pangan Integratif (PKLI) UIN Malang se­ mester ganjil yang baru saja dilaksanakan itu meninggalkan kena­ ngan tersendiri. Berikut laporan singkat warta­ wan Gema, Mudrika Ilma dari Fakultas Hu­ maniora dan Budaya Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris saat me­ ngikuti PKLI di SMA Negeri 02 Batu. PKLI yang hampir se­

rempak pelaksanaanya oleh seluruh fakultas pada 25 Juli 2008 ter­ sebut berakhir Minggu, 7 September 2008. Penyebaran maha­

siswa ke berbagai lokasi PKLI sesuai dengan profesi yang diikuti me­ rupakan salah satu pro­ gram setiap fakultas yang berada di kampus UIN Malang ini. Pro­ gram semesteran ini biasanya selalu diawali dengan pembekalan se­ lama beberapa hari ke­ mudian pelepasan dan penyerahan mahasiswa kepada lembaga yang bersangkutan. Pada hari terakhir juga ada agenda penarikan yang dilakukan oleh Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) di lembaga yang ditempati peserta PKLI. Menjadi seorang guru

bukan hal yang mudah, tetapi indah dan me­ nyenangkan bila dinik­ mati. Demikianlah yang dialami oleh peserta

PKLI dari kelompok TEFL (baca: pengaja­ ran) yang berjumlah 11 orang tersebut. Berpro­ fesi sebagai pengajar se­ lama kurang lebih satu bulan setengah di SMA Negeri 2 Batu mening­ galkan kesan dan pe­ ngalaman tersendiri bagi mereka. Rina Sari, M. Pd sebagai DPL (Dosen Pembimbing La­ pangan) memberikan pengarahan sebelum kelompok ini menga­ plikasikan ilmu pengaja­ ran dari Galuh Nur Rah­ mah, M, Ed. dan Drs. Langgeng Budianto, M. Pd. selaku dosen mata­ kuliah TEFL yang telah didapat selama perku­ liahan dengan jumlah empat SKS tersebut. Tidak sedikit kendala

yang dihadapi oleh pe­ serta PKLI ini saat me­ lakukan tugas profesi di sekolah yang mereka tempati sebagai lokasi pengajaran, SMA Ne­ geri 2 Batu. Saat dising­ gung tentang profesi yang mereka pilih saat PKLI, Nisa’, salah satu peserta PKLI yang berasal dari Ma­

lang mengatakan “Berat memang menjadi se­ orang guru, apalagi pada dasarnya keilmuan kita kan nonpendidikan, materi pengajaran ha­ nya kami dapatkan dari matakuliah TEFL yang hanya empat SKS itu.” Berawal dari tugas

dan tuntutan dari fakul­

tas, mau tidak mau pa­ serta PKLI ini harus menjalankan profesi sebagai guru, meski be­ kal keilmuan mengajar hanya berbobot empat SKS. “Tidak pede” de­ mikian perasaan awal yang dirasakan oleh pa­ ra peserta PKLI tersebut. Semakin besar tanta­

ngan yang didapatkan oleh para peserta PKLI tersebut, bukan sema­ kin menyusutkan sema­ ngat mereka, justru hal itu membuat se­mangat mereka semakin tinggi dan keinginan kuat me­ reka untuk membukti­ kan bahwa mahasiswa UIN Malang yang se­ dang ditugaskan me­ ngajar tersebut bisa melakukan yang ter­ baik. Tak lepas dari bimbingan dan duku­ ngan beberapa pihak, terutama Dosen Pem­ bimbing Lapangan (DPL) dan panitia pe­ nyelenggara PKLI fa­ kultas, serta kesabaran, keuletan dan kesunggu­ han mereka, akhirnya mereka mampu bera­ daptasi dengan lingku­

ngan dan masyarakat sekolah. Tidak cukup sampai di situ, berbekal jiwa sosial yang tinggi membuat mereka dite­ rima dengan baik di te­ ngah­tengah masyara­ kat sekolah. Bahkan mereka diberi kesem­ patan untuk mengisi beberapa materi tamba­ han nonkeilmuan yang mereka dalami (bahasa Inggris­red), diantaranya materi pembinaan BTQ (Baca Tulis al­Qur’an), Keputrian, dan Jurnalistik. Akhir yang indah, be­

gitulah kiranya yang terbersit dari hati para peserta PKLI pengaja­ ran yang berada di SMA Negeri 2 batu, saat ter­ akhir mereka mengin­ jakkan kaki di area pen­ didikan di kota dingin tersebut. Isak tangis dari para Guru dan be­ berapa karyawan sem­ pat terjadi saat acara perpisahan. “karena ikatan emosial kami su­ dah kuat” tutur Luluk, koordinator PKLI UIN Malang yang berprofesi di SMA Negeri 2 Batu tersebut. (Ka)

MUDRIKA ILMA

Page 8: gema edisi 36

Ma’had

GEMA Edisi: 36 Juli ­ Agustus 2008 8

ADA yang lain pada Hari Jumat (5/08) dini hari sekitar pukul 02.30 WIB. Untuk meramaikan acara Mozaik Ramadhan, Divisi Ta’lim Wal Ibadah Mabna Ummu Salamah menyelenggarakan ge­ brak sahur yang biasanya dilaku­ kan oleh mabna putra. Dengan membawa peralatan

musik sederhana (gallon, botol air mineral, dan piring), 60 lebih ma­ hasantri bernyanyi membangun­ kan penghuni di area ma’had putri tersebut. Usai berkeliling, ke­ lompok gebrak sahur itupun se­ gera menyerbu kantin untuk me­ nyantap makan sahur. (iff)

Super PD LAZIMNYA seorang fotografer

menggunakan camera SLR/DSLR dalam membidik obyek. Namun tidak demikian bagi salah seorang mahasiswi ini. Ia tetap bersemangat dan mengusung percaya diri (PD) untuk mengabadikan Menko Infokom M. Nuh usai berdialog dengan civitas akademika UIN Malang di Gedung Sport Center (2/ 06). (*)

Grand Opening Shabahul Lughah

Langkah Awal Bi’ah Lughawiyah

JUM’AT malam(05/ 09) setelah shalat tarawih terdengar gemuruh yel­yel yang berasal dari maha­ santri putra. Suara yang sa­ ling bersautan itu berjalan berlahan­lahan dari mabna ma’had putra menuju ge­ dung Sport Center (SC). Ada apa gerangan? Ter­ nyata malam itu adalah grand opening shabahul lughah yang diadakan oleh divisi bahasa Ma’had Su­ nan Ampel Al­Aly (MSSA). Tak mau kalah, maha­

santri putripun melakukan hal yang sama. Mereka yang terdiri dari tiga mab­ na itu, Ummu Salamah (USA), Asma’ Binti Abu Bakar (Asbab)dan Fatima­ tuz Zahroh (Faza) berjalan dari mabna masing­masing menuju SC dengan iringan

yel­yel yang tak kalah seru. Pukul 21.10 acara di­

mulai oleh pembawa acara yaitu Syukron Makmun dan Rizkiana Mahardika. Keduanya adalah maha­ siswa dan mahasiswi ju­ rusan bahasa Inggris. Tak heran jika keduanya sangat fasih membawakan acara dengan menggunakan dua bahasa, Arab dan Inggris. Dalam sambutan sing­

katnya setelah membuka acara, dewan pengasuh MSAA KH Chamzawi ber­ pesan agar mahasantri ber­ semangat mengikuti sa­ bahul lughah. Menurutnya bahasa Arab dan bahasa Inggris adalah modal awal yang harus dimiliki ma­ hasiswa untuk siap terjun ke dunia globalisasi. Gufron Hambali, di­

rektur Program Khusus Pengembangan Bahasa Arab (PKPBA) yang juga memberikan sambutan mengungkapkan kebang­ gaannya terhadap antusias­ me mahasantri yang begitu besar dalam mengikuti acara malam itu. Menurutnya itu adalah potensi yang akan mudah dikembangkan da­ lam penguasaan bahasa nantinya, baik bahasa Arab maupun Inggris. Syahril Sidiq, SS, mu­

rabby dari divisi bahasa Ma’had Sunan Ampel Al­ Aly ketika diwawancarai di sela­sela acara mengatakan bahwa acaragrand opening Shabahul Lughah ini adalah tanda dimulainya kegiatan dari divisi bahasa yaitu shabahul lughah yang akan dilaksanakan 4

hari setiap minggunya yaitu hari Senin sampai Kamis. Melihat antusiasme ma­

hasantri yang luar bisa da­ lam menyambut kegiatan ini murabby mabna Ibnu Khaldun ini optimis ke­ giatan shabahul lughah nanti akan sukses. Apalagi divisi bahasa tiap­tiap mabna saat ini sudah dibe­ kali dengan training di sam­ ping ada buku panduannya. “Shabahul lughah meru­

pakan langkah awal me­ nuju bi’ah lughawiyah di ma’had Sunan Ampel Al­ Aly. Selain memperkaya kosa kata mahasantri, sha­ bahul lughah juga sebagai follow up kegiatan PKPBA yang merupakan program unggulan kampus UIN Ma­ lang,” tutur sarjana sastra Inggris ini optimis. (cit)

Workshop PSDM Musyrif-Musyrifah 2008

Dihadiri Syeh Dari Libanon KEPEMIMPINAN tanpa di­

bekali dengan beberapa skill pendukung akan menjadi boo­ merang bagi sang pemimpin itu sendiri. Oleh karena itu, Ma’had Sunan Ampel Al­Aly atau yang biasa kita sebut Ma’had UIN Malang, (3­4/7) lalu mengadakan Diklat Pe­ ngambangan Sumberdaya Mu­ syrif­Musyrifah (PSDM) de­ ngan mengusung tema “Kepe­ mimpinan Berbasis Jihad”. Diklat yang dihelat selama dua hari berturut­turut ini, ditujukan bagi para calon Musrif/ah (pengurus Ma’had) guna mem­ bekali mereka untuk mengha­ dapi dan mengurus para ma­ hasiswa baru UIN Malang pada tahun akademik2008/2009 yang akan bertempat tinggal di Ma’­ had selama satu tahun kedepan nantinya. Para peserta yang terdiri dari

125 orang tersebut digem­ bleng oleh para pemateri de­ ngan berbagai ilmu dan skill pendukung terutama yang berhubungan dengan leader­ ship dan sosial kemasyaraka­ tan. Mereka semua adalah ma­ hasiswa UIN Malang yang berada di semester tiga ke atas. Mahasiswa senior ini disiap­ kan untuk mendampingi ma­ hasiswa baru (junior) nantinya. Calon­calon pengurus Ma’­

had tersebut sudah melalui proses seleksi yang begitu ketat, hingga puncaknya mereka yang terpilih sebagai calon musyrif dan musyrifah serta wajib untuk mengikuti PSDM tersebut. Sebagai bekal tambahan bagi mereka. Acara yang bertempat di

gedung Halaqah Ma’had Su­

nan Ampel al­Aly UIN Malang tersebut menghadirkan Rektor UIN Malang saat pembukaan acara pada hari pertama, dalam sambutanya Imam Suprayogo memberikan pujian terhadap tema yang diangkat oleh pa­ nitia PSDM, ia menekankan pentingnya jiwa jihad dalam diri seorang pemimpin. Menurutnya, jihad merupakan salah satu faktor kemajuan suatu kepemimpinan. “Bangsa Indo­ nesia ini tidak maju­maju karena kepemimpinannya berbasis honorarium.” katanya yang

langsung disambut gelak tawa peserta. Demikian juga pada hari kedua Mudjia Rahardjo, selaku Purek I berkesempatan menje­ laskan tentang posisi ma’had dalam pengembangan UIN Ma­ lang. Ia menyebutkan bahwa salah satu peran ma’had ialah sebagai pusat pengembangan spiritual, akhlak, intelektual, dan kepribadian muslim. Acara annual (tahunan­red)

yang diadakan oleh para pe­ ngasuh dan pengurus Ma’had UIN tersebut, kali ini diketuai oleh Mujaiz Kumkelo, salah

satu dewan pengasuh Ma’had UIN. Saat di konfirmasi menge­ nai hal ini, bapak dua putra ini mengatakan bahwa peng­ gemblengan dan pemantapan sumberdaya (SDM) para calon Musyrifah ini dinilai sangat penting untuk dilakukan guna mengimbangi Visi dan Misi UIN Malang, Menurutnya, tujuan PSDM tidak hanya untuk mensosialisasikan struk­ tur ma’had. Tetapi juga seba­ gai pembekalan bagi musyrif dan musyrifah. Mereka diberi gambaran tentang permasa­ lahan­permasalahan di lapa­ ngan sekaligus penyelesaian­ nya. Misalnya permasalahan dalam bidang kebahasaan, ubudiyah, kesantrian, dan kea­ manan. “Mereka juga harus menghayati menjadi penggerak Ma’had dalam membangun cita­ cita UIN ke depan,” ujarnya. Kemampuan para calon mu­ syrif dan musyrifah tersebut, khususnya dalam bidang kebahasaan tampak saat pada hari kedua PSDM berlangsung, ketika mendapat kunjungan tamu dari Libanon Timur Tengah, Syeh Dr. Thariq al Lahham mereka dengan en­ theng berkomunikasi serta ber­ konsultasi dengan menggu­ nakan bahasa Arab. Bahkan Syeh yang berperawakan ting­ gi besar tersebut juga sempat memuji kemampuaan yang me­ reka miliki. “Bersemangatlah dalam menuntut ilmu dan ja­ ngan pernah menyerah untuk berjuang di jalan Allah” de­ mikian Syeh Dr. Thariq al Lah­ ham memotivasi para Musyrif dan Musyrifah Ma’had Sunan Ampel al­Aly. (ka/iff)

Mabna Putri Gebrak Sahur

Maba Perlu Sosialisasi Pergaulan

PERGAULAN mahasiswa baru UIN Malang membuat security woman resah. Pasalnya ma­ hasiswa­mahasiswi itu sering ter­ lihat duduk berdempetan. Lokasi­ nya tentu saja di teras gedung A maupun B. Liken, salah satu security wo­

manmencoba memaklumi hal ini. Menurutnya, mungkin para maha­ siswa baru belum tahu peraturan di universitas ini yang melarang pria­wanita (non muhrim) berdua­duaan. Ia menyarankan perlunya sosialisasi di tiap mabna tentang tata cara pergaulan. (iff)

Page 9: gema edisi 36

TEROPONG

GEMA Edisi: 36 Juli ­Agustus 2008 9

KESENIAN karawitan yang dimiliki UIN Malang, rupanya tidak hanya menarik perha­ tian sivitas akademika UIN sendiri, bahkan para maha­ siswa asing yang sempat ber­ kunjung di kampus UIN ini (14/7) sampai terlena saat Turmudzi, Purek II mem­ berikan sedikit penjelasan tentang seni karawitan kepada mereka. Bapak yang berka­ camata tersebut mengatakan

bahwa dalam seni musik kara­ witan nada­nadanya dibagi menjadi beberapa bagian dan akan menghasilkan bunyi yang berbeda. Ketiga mahasiswa asing; Allessia, Ana Maria, dan Eva hanya mengangguk­ang­ gukan kepala saat mendengar penjelasan Pak Tur yang meng­ gunakan bahasa Inggris itu. “Musik yang aneh, tapi in­

dah,” ungkap Allesia, maha­ siswa bule yang berasal dari

Italia itu dengan bahasanya seraya tersenyum kagum. Pe­ lestarian seni karawitan di UIN Malang tersebut banyak diminati oleh sivitas kampus sendiri, “Melihat dan mende­ ngarkan musiknya seolah UIN Malang ini mengingatkan saya pada nostalgia masa lalu,” ungkap seorang karyawan UIN Malang paruh baya sam­ bil berlalu meninggalkan per­ tunjukan tersebut. (ka/aj)

TERKESAN: Turmudzi Purek II Mengajari seni karawitan pada mahasiswa Italia.

Karawitan UIN Malang Tarik Perhatian Mahasiswa Italia

Pemrograman Lancar, Mahasiswa Senang PEMROGRAMAN

studi semi on­line se­ mester gasal tahun aka­ demik 2008/2009 ini telah mengalami kema­ juan yang cukup meng­ gembirakan dibanding­ kan semester sebelum­ nya. Hal ini dikarenakan pemrogaman dapat di­ akses di masing­masing fakultas. Sehingga ma­ hasiswa tidak perlu lagi berdesak­desakkan di BAK seperti semester lalu. Seperti diketahui bah­

wa pemrograman studi semi on­line kemarin masih carut­marut. Ma­ hasiswa dari berbagai jurusan berdesak­ desakan di kantor BAK dari pagi hingga sore hari bahkan ada be­ berapa mahasiswi yang pingsan. Peristiwa tersebut tidak lagi ditemui pada pe­ mrograman tahun ini. Pasalnya, mahasiswa melakukan pemogra­ man di fakultasnya ma­ sing­masing. Walaupun masih ada beberapa an­

trian dan satu dua kom­ puter yang macet di be­ berapa fakultas, hal ter­ sebut tidak mengurangi ketertiban mahasiswa. ”Pemrograman tahun

ini lebih efisien karena dilaksanakan di fakultas masing­masing. Se­ hingga tidak perlu antri lama­lama. Hal ini membuat mahasiswa nyaman dan semoga bisa lebih ditingkatkan untuk tahun­tahun yang akan datang,” tutur Zamroni, mahasiswa psikologi semester V. Beberapa mahasiswa

lain yang diwawancarai juga menyatakan ke­ puasannya dalam pe­ mrogaman studi tahun ini. ”Pemrogaman ta­ hun ini lebih baik dari tahun sebelumnya. Na­ mun, di Fakultas Saintek masih terdapat antrian yang lumayan panjang dalam pengambilan print out KRS di perpus­ takaan fakultas” tutur Khilfatin Nabawiyah, mahasiswi Jurusan Fisika semester V. (ct)

Malaysia Siap Buka S2 Teknologi Informatika di UIN Malang

KERJASAMA: Manan Bin Ahmad (kiri) dosen Universiti Teknologi Malaysia (UTM) disambut diruang Rektorat.

MAGNET UIN Ma­ lang ternyata berhasil memikat Universiti Teknologi Malaysia (UTM) untuk datang ke UIN Malang (07/8). Rombongan yang ter­

diri dari para pejabat dan mahasiswa negeri jiran tersebut diterima di ruang Rektorat oleh Mudjia Rahardjo, Tur­ mudi, Sutiman, dan be­ berapa Para pejabat dari jurusan Teknologi Informatika (TI). Menurut Manan bin

Ahmad salah satu pen­ syarah (dosen) UTM ke­ datangan ke UIN Malang untuk melihat lebih dekat infrastruk­ tur yang ada di UIN Ma­ lang. “Ternyata alat­ alatnya sudah menun­ jang sekali untuk didiri­ kan program S2 Teknik Informatika,” ujarnya

ketika mengunjungi La­ boratorim di Fakultas Sains dan Teknologi. Selanjutnya, menurut

Manan, bila tidak ada ha­ langan pada akhir tahun 2008 akan melakukan MoU dengan UIN Malang.

Hal senada juga dika­ takan Sutiman Bambang Sumitro Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, mereka (UTM, red) siap melakukan MoU untuk menyelenggarakan pro­ gram pascasarjana (S­2)

Teknik Informatika di UIN Malang. Dipilihnya UIN Ma­

lang, menurut mereka (UTM), karena UIN Ma­ lang memiliki prospek yang menjanjikan, di­ tambah lagi Simbol Ma­

lang sebagai Kota Pendi­ dikan sudah terlanjur menggaung di Malaysia. Mengapa UTM tidak

menyelenggarakan S­1 juga? Menurut Sutiman aturan pemerintah Ma­ laysia begitu ketat untuk mendirikan program tersebut, begitu juga di Dikti Indonesia, sehingga S­2 lah yang dipilih. Lebih lanjut, aku

bapak yang gemar ber­ sepeda angin ini, bila MoU sudah oke, se­ luruh tenaga dosen pe­ ngajarnya ditanggung oleh pihak UTM. Rencananya, tambah

Sutiman, nanti akan di­ buka satu kelas dengan kapasitas 30 maha­ siswa. “Kita batasi, ka­ rena ini program per­ tama (pengenalan),” te­ rang alumnus dari Jepang ini. (*)

UIN Malang Panen Doktor TARGET UIN

Malang untuk m e n j a d i k a n seluruh dosen bergelar doktor pada tahun 2010 bakal kesampaian. Pasalnya saat ini sudah ada 32 dok­ tor dan sebulan ke depan semakin ber­ tambah lagi. “Se­ karang kita sudah tidak malu lagi jika ditanya seseorang berapa doktornya di UIN Malang?” ujar Imam Suprayogo saat memberikan pe­ ngarahan dihada­ pan seluruh dosen UIN Malang di Gedung Rektorat lantai 5. (*)

Page 10: gema edisi 36

Lapsus

GEMA Edisi: 36 Juli ­ Agustus 2008 10

Ratusan MABA, Fakultas Sintek Terhipnotis

DISELAH pelaksanaan OPAK yang melelahkan, ternyata ada yang aneh saat berlangsungnya se­ ason materi kefakultasan. Tanpa sa­ dar, ratuasan mahasiswa fakultas saintek terhipnotis masal saat Ir. Mei hendra Darma MM. CHL asal House of development mind saat memberikan materi motivasi mela­ lui entrepreneurship (kewirausa­ haan), yang berlangsung di aula Sport Center (27/8) kemarin. Diakhir season, Hendra langsung

melakukan hipnotis masal dan me­ nyuruh peserta Opak duduk rileks dengan mata terpejam sambil me­ nangis tanpa sadar. Seperti yang di­ alami oleh Laila, mahasiswi jurusan Biologi, saat menangis ia merasa se­ tengah sadar kalau dirinya ter­ hipnotis oleh pemateri. (ek)

Peserta Opak 2008 Padati Muhadlarah

Islamiyah SELAIN mendapatkan ma­

teri­materi tentang akademik dalam Opak 2008 ini calon mahasiswa baru juga men­ dapat materi tentang nilai­nilai keislaman. Seperti kegiatan Muhadlarah Islamiyah setiap ba’da magrib, yang wajib di­

ikuti oleh seluruh peserta Opak 2008. kegiatan yang dilaksa­ nakan di masjid At­Tarbiyah ini cukup menarik karena selalu menghadirkan narasumber yang kompeten di bidangnya. Seperti halnya Muhadlarah Islamiyah yang dilaksanakan

pada hari selasa (26/8) yang cukup menyedot perhatian peserta. Karena, tema yang diangkat kali ini cukup me­ narik, yaitu ”Islam Inklusif, Pluralis, dan Moderat”. Sayangnya, KH. Muhdlar,

dari Pondok Pesantren Luhur, selaku narasumber dalam mu­ hadlarah tersebut berhala­ ngan hadir, sehingga terpaksa harus digantikan oleh KH. Badruddin, salah satu kyai Ma’had Al­Aly UIN Malang. Peserta yang hadir dalam

muhadlarah malam itu sangat banyak bahkan peserta sampai melebihi halaman masjid. Ter­ pal tambahan yang disiapkan panitia pun tidak mampu menampung banyaknya pe­ serta. Walaupun hanya bisa mendengarkan saja, para pe­ serta Opak tetap semangat me­ resume isi muhadlarah. Masa­ lahnya, mereka wajib me­ ngumpulkan hasil resume ter­ sebut keesokan harinya pada tim panitia Opak.

K.H Badruddin yang juga tidak diragukan keahlian beliau dalam berceramah menuturkan dengan gamblang tentang ba­ gaimana Islam menyikapi In­ klusifisme, pluralisme dan adanya kebhinekaan. ”Islam itu rahmatan lil alamin, tidak hanya bagi umat Islam saja, tapi juga kaum non muslim dan semua makhluk hidup ter­ masuk binatang dan tumbu­ han,” tutur beliau mengawali ceramah. Dalam ceramah tersebut be­ liau juga menuturkan bahwa umat Islam tidak boleh me­ musuhi ataupun berlaku kasar terhadap orang non muslim, ”Kecuali kaum kafir harby yang terang­terangan meme­ rangi Islam, maka kita tidak boleh mundur dan wajib mela­ wannya,” lanjut beliau. ”Jika ada orang yang takut ber­ gaul dengan orang non muslim maka sejatinya orang tersebut ragu terhadap keimanan dirinya sendiri,” jelasnya mantap. (ct)

KHIDMAT: Peserta Opak penuhi Masjid At Tarbiyah.

Pentas Study TK2 PENTAS teaterikal sudah men­

jadi bagian aktivitas UKM Teater K2, melalui pentas study “The Best OF Butho” yang digelar di samping gedung Sport Center tersebut dikhu­ suskan bagi anggota barunya. Melalui cerita Botho tersebut

mereka ingin merefleksikan kehidu­ pan masyarakat yang sangat buruk, dengan diumpamakan Butho se­ bagai simbolnya. Maghfur, penulis skenario terilhami pada sifat ma­ nusia “Pementasan ini menceritakan sosok manusia yang memiliki sifat katarsis, yaitu bisa memilih mana yang baik dan yang buruk,” bebernya. (ek)

Siswa-Siswi SMK Negeri IV

Adakan Pondok Ramadhan di MSAA UNTUK lebih memaknai datang­

nya bulan ramadhan ini, siswa­ siswi SMK Negeri IV Malang menga­ dakan kegiatan pondok Ramadhan di UIN Malang. Kegiatan yang di prakarsai oleh

guru­guru SMK Negeri IV yang bekerja sama dengan MSAA ini ber­ langsung selama empat hari, yaitu mulai tanggal 3­6 September 2008. “Saya senang dengan adanya ke­

giatan Pondok Ramadhan di kampus UIN karena mendapat banyak ilmu tentang keagamaan. Tapi kalau bisa untuk tahun depan acaranya lebih seru lagi atau ada buka bersama,” tutur Rahma Winata siswi kelas 1 salah satu peserta. (ct)

TEATERIKAL: Salah satu pementasan anggota muda Teater K2.

Opak Dinilai Berhasil

ORIENTASI Pengena­ lan Akademik (Opak) di UIN Malang kali ini diang­ gap cukup berhasil jika di­ banding tahun sebelum­ nya. Meskipun konsep aca­ ranya dadakan, namun, hal tersebut tak membuat ke­ hilangan inti dari dilaksa­ na­kannya Opak. Ketua pelaksana Opak,

Nasihuddin, menjelaskan bahwa Opak kali ini cukup rapi dan berhasil, terbukti mulai dari pelaksanaan­ nya sampai kedisiplinan mahasiswa dan panitianya sudah lebih baik jika di­ banding tahun kemarin. Namun, saat ditanya soal

persiapan yang mepet, bapak dari dua anak ter­ sebut menjawab, bahwa pelaksanaan Opak me­ mang sangat mepet sekali jika dibanding tahun sebe­ lumnya, meskipun Surat Keputusan (SK) dari Rek­ tor soal kepanitian di kala­ ngan mahasiswa baru tu­ run dua belas hari sebelum pelaksanaan Opak. “Na­ mun, pihak kampus sudah menyiapkan satu bulan se­ belum hari H,” tuturnya. Sementara itu, saat ber­

langsungnya Opak, per­ peloncoan di lapangan masih banyak ditemukan, terbukti dari segi pakaian dan jenis hukuman yang diberikan oleh disiplin

mahasiswa (Disma) masih menggunakan hukum per­ peloncoan yang tak sesuai dengan aturan dari Diknas. Padahal Diknas telah

menegaskan, bahwa orien­ tasi pengenalan lembaga akademik, baik tingkat SLTP, SLTA/SMA, mau­ pun Perguruan Tinggi ti­ dak boleh ada perpelon­ coan. Karena hal itu di­ nilai tidak memberikan pendidikan positif, tidak serius, dan hanya dijadi­ kan bahan tertawaan. Sayangnya, di UIN, per­

pelocoan pada even Opak sudah menjadi budaya. Fenomena ini sudah ter­ jadi sejak UIN masih ber­ bentuk STAIN. Untuk itu­ lah, budaya yang sudah berlangsung begitu lama ini sulit dihilangkan. Nasihuddin, Ketua Pe­

laksana Opak menegaskan, bahwa sebenarnya Opak kali ini ingin diarahkan pada hal­hal yang bersifat edukatif. Namun, ke­ nyataan di lapangan tidak semulus yang diharapkan. Pendamping Kelompok dan Disiplin Mahasiswa (Disma) masih menerap­ kan budaya lama, yaitu melakukan perpeloncoan terhadap mahasiswa baru. “sebenarnya arah Opak kali ini lebih menuju pada wa­ wasan yang bersifat edu­

katif, namun, soal hukuman yang kurang mendidik sudah barang tentu harus dihilangkan,” paparnya. Meskipun evaluasi selalu

dilakukan terhadap tim Disma. Tapi, tetap saja ada yang terlalu menekan ma­ hasiswa dalam memberik­ an kedisiplinan dan penu­ gasan setiap apel. Me­ nurut Nasihuddin, persoa­ lan yang paling mengkha­ watirkan saat berlangsung Opak adalah meningkat­ nya jumlah peserta yang sakit. Sakit yang dialami beragam, mulai dari jenis penyakit bawaan hingga sakit akibat kecapekan mengikuti pelaksanaan Opak selama 5 hari penuh (25­29/8). “Alhamdulillah, kualitas

maba yang sakit tahun ini relatif rendah jika dibanding tahun kemarin, pasalnya yang dirujuk kerumah sakit hanya satu orang saja,” tuturnya. Sementara itu, As’ad,

Presiden BEM UIN Ma­ lang, menegaskan bahwa Opak kali ini tidak bisa diartikan sebagai perpe­ loncoan saja. Karena me­ nurutnya, Opak kali ini sudah memiliki target yang sudah terkonsep. “Pena­ naman mental dan melatih kedisiplinan itu sudah se­ harusnya diterapkan pada mahasiswa baru. Supaya mereka bisa berani dan mandiri,” tegasnya. Saat berlangsung Opak

memang masih ada stress­ ing terhadap peserta. Na­ mun menurut As’ad, proses ini untuk memu­ dahkan panitia Opak dalam mengatur jalannya acara Opak. “Coba bayangkan saja, kalau tim Disma dan keamanan tidak mem­ berikan ketegasan pada Maba? Sudah barang tentu kita kesulitan mengatur 1662 mahasiswa baru yang memiliki background dan karakter yang berbeda­ beda.” belanya. (aj)

PATUH: Peserta Opak menerima hukuman dari Disma.

Page 11: gema edisi 36

Lapsus

GEMA Edisi: 36 Juli ­Agustus 2008 11

Ma’had Putri Akan Segera Punya Mushalla

MAHASANTRI putri patut berbangga, karena tak lama lagi mereka bisa menikmati indahnya sholat berjama’ah Se– Ma’had putri. Karena semenjak berdirinya bangunan megah ma’had putri yang terdiri dari empat unit tersebut, belum ada mushola yang layak untuk di gunakan ibadah. Selama ini, sholat jama’ah masih dilakukan di mabna.

Dan di targetkan, mushollah yang pembangunannya sudah sampai lantai dua itu akan selesai awal 2009 ini. (ek)

ORIENTASI Penge­ nalan Akademik (OPAK) di UIN Malang tidak selalu identik de­ ngan kekerasan. Untuk membuktikan hal itu maka para mahasiswa baru (Maba) juga dibe­ kali dengan ilmu agama pada pelaksanaan Opak 2008. Muhadloroh Islamiyah

di Masjid at­Tarbiyah yang diikuti 1662 ter­ sebut membuat masjid tidak mampu menam­ pung Maba, sehingga pa­ nitia Opak harus meng­ gelar karpet di samping dan depan masjid.

Muhadloroh yang membahas kajian isla­ miyah tersebut di hadiri oleh K.H. Ahmad Mu­ jayyid lulusan pondok gontor Ponorogo. De­ ngan penyampaiannya yang humoris membuat ribuan mahasiswa baru terhibur dan antusias untuk mengikuti muha­ dloroh tersebut hingga selesai (28/08). Dalam ceramahnya,

kyai yang beralamat di Mergosono tersebut menyampaikan inte­ grasi iman dan ilmu. Menurutnya iman tan­ pa ilmu adalah sesuatu

yang hambar dan tidak akan berjalan. “Jika se­ tiap manusia bisa me­ nyeimbangkan kedua­ nya maka dalil yang menjanjikan bahwa or­ ang yang berilmu akan diangkat derajatnya oleh Allah, akan men­ jadi nyata,” ujarnya. Namun ditengah cera­

mahnya, ia menyayang­ kan suatu hal, bahwa pada kenyataannya ke­ banyakan orang hati­ nya tidak tersentuh oleh iman kepada Allah. “Menanam iman di hati lebih sulit daripada me­ nanam ilmu di otak,”

K.H. Ahmad Mujayyid

Bekali Maba dengan Ilmu dan Iman

tandasnya. Dia juga menambah­

kan, tak banyak orang yang bisa mengaplikasi­ kan iman dalam kehidu­ pan sehari­hari. Menu­ rutnya, iman itu mem­ buat seseorang sadar diri akan kebutuhannya kepada Allah SWT. “Kalau Tuhan tidak

suka orang zina, ya ja­ ngan zina. Tuhan tidak suka orang mencuri, ya jangan mencuri. Tuhan tidak suka bohong, ya jangan bohong, sehingga harus ada keseimbangan antara ilmu dengan iman,” tegasnya. (iff)

”UNTUK mencapai kesuksesan pastilah bu­ tuh pengorbanan,” itu­ lah yang dikatakan oleh Prof. Dr. Djalaludin Rah­ mat, salah satu pakar ko­ munikasi asal Bandung saat menghadiri seminar nasional yang diikuti oleh 1662 mahasiswa baru di gedung Sport Center (27/8) kemarin. Seminar yang ber­

tajuk ”membentuk pri­ badi muslim berwawa­ san global” itu hanya dikhususkan bagi maha­ siswa baru saja. Sesuai dengan tema

tersebut, Djalaludin, menjelaskan bahwa kri­ teria muslim berwawa­ san global itu adalah se­ orang ilmuwan sufistik yang memiliki wawasan luas dengan misi men­ cerahkan serta memilki rasa peduli terhadap perkembangan lingku­

ngannya. Ia menegaskan bahwa

seorang sufi saat ini su­ dah jarang ditemukan lagi di masjid­masjid, akan tetapi mereka ba­ nyak ditemui di perusa­ haan­perusahaan, labo­ ra tor ium­ laborat o ­ rium. ”Kecintaan me­ reka pada ilmu pengeta­ huan dibarengi dengan kecintaan mereka pada Tuhannya, membuat sufi di zaman sekarang sulit ditemukan di­ masjid,” paparnya. Namun, dosen yang

suka mengajar statistik tersebut juga menya­ dari kalau setiap orang dalam menerima ilmu itu memiliki kemam­ puan yang berbeda­be­ da, ada yang cepat dan ada juga yang lambat ”Oleh karena itu alang­ kah baiknya

Prof. Dr. Djalaludin Rahmat

”Kesuksesan Itu Butuh Pengorbanan”

Imam Suprayogo:

Mencari Yang Terbaik SUDAH menjadi hal yang mendasar bagi para ma­ hasiswa UIN Malang untuk mengenal kampusnya soal almamater. Karena itu, tiap tahunnya mahasiswa baru (Maba) UIN Malang wajib me­ ngikuti pengenalan almamater pada acara Orientasi Pe­ ngenalan Akademik (Opak). Seperti yang terlihat di Gedung Sport Center pada hari pertama (25/08) Opak 2008. Para mahasiswa baru berkesempatan mende­ ngarkan paparan langsung tentang kampus bilingual ini dari Imam Suprayogo. Rektor yang selalu tampak bersemangat ketika berha­

dapan dengan mahasiswanya ini menguraikan tr adis i­ t radis i yang ada di UIN Malang dengan gamblang. Menurut Imam, konsep keilmuan di Universitas Is­ lam Negeri Ma­ lang ini dibangun atas dasar inte­ grasi ilmu eksak dan religi berdasarkan al­Qur’an dan Hadist. Ia pun menunjukkan simbol pohon keilmuan yang merupakan kebang­ gaan UIN Malang kepada seluruh Maba.

Dimulai dari akar kokoh po­ hon yang me­ nunjukkan sum­ ber ilmu, seperti k e m am p u a n berbahasa (In­ donesia, Arab, Inggris), ilmu alam, ilmu sosial, dan filsafat. Di­ lanjutkan de­ ngan batang

yang menggambarkan ilmu yang bersumber dari al­ Qur’an dan al­Hadits. “Saya ingin kalian fasih bahasa Arab dan bahasa Inggris, juga memahami isi al­Qur’an dan Hadist serta paham

disiplin ilmu kalian masing­ masing,” harapnya pasti. ribuan Maba yang hadir di

forum tersebut terlihat an­ tusias, terbukti beberapa kali mereka memberi applaus atas uraian yang dijabarkan oleh Rektor UIN Malang yang penuh dengan canda tawa tersebut. Keantusiasan Maba juga

nampak pada saat sesi ta­ nya­jawab. Tiga mahasiswa Fakultas Psikologi dan satu mahasiswi Fakultas Huma­ niora dan Budaya men­ dapat pujian dari Imam atas per tanyaan­per tanyaan mereka

Baca Mencari...hal 15

KEBUT: Pembangunan Mushalla ma’had putri yang berada di sebelah selatan gedung B.

Imam Suprayogo

Tegas: Prof. Dr. Djalaludin Rahmat, salah satu pakar ko­ munikasi saat mengisi seminar nasional.

Baca Kesuksesan...hal 13

Page 12: gema edisi 36

GEMA Edisi: 36 Juli ­ Agustus 2008 12

Memori

Sumpah PNS SEBANYAK 46 dosen dan kar­ yawan pada HUT RI ke­63 mela­ kukan sumpah PNS dihadapan seluruh dosen, karyawan dan mahasiswa baru UIN Malang. Sumpah PNS tersebut langsung dipandu oleh Saiful Mustofa dosen Fakultas Humaniora dan Budaya. Pada kesempatan itu Imam Suprayoga berpesan bahwa mereka (dosen) yang disumpah tidak hanya disaksikan para hadirin yang hadir pada HUT RI ini, tapi juga disaksikan oleh Allah.” Ini amanah yang harus dijalankan”, tambahnya. (*)

SEPENUH HATI

UNTUK meraih gelar Ma­ hasiswa aku harus berjuang dengan sepenuh hati. Tenaga dan pikiran, semua kukerah­ kan demi meraih jenjang pendidikan tinggi di kampus damai ini.

Page 13: gema edisi 36

GEMA Edisi: 36 Juli ­Agustus 2008 13

Peristiwa

SEMAKIN dekatnya peresmian gedung baru UIN Malang, pihak Uni­ versitas Islam Negeri (UIN) Malang mulai mempercantik infras­ trukturnya. Sebab, ren­ cananya, acara akan diresmikan langsung oleh Presiden RI, Bapak Susilo Bambang Yudho­ yono antara bulan Sep­ tember­Oktober men­ datang, Salah satu upayanya

UIN Mulai Percantik Diri

adalah dengan mem­ benahi infrastruktur ge­ dung, yaitu menyama­ kan warna cat gedung lama dengan gedung baru. Gedung A dan B yang mulanya berwarna hijau dan krem, akan diseragam­ kan dengan warna ba­ ngunan baru, yaitu abu­ abu. Dengan warna ba­ ngunan yang seragam, maka wajah kampus akan semakin enak dilihat.

Menurut Hasan, koor­ dinator pelaksana penge­ catan asal Pakisaji Malang, pengecatan gedung A dan B itu sudah dilakukan sejak 2006 kemarin. “Awalnya yang bekerja

ada empat orang, namun sekarang tinggal dua or­ ang saja,” tuturnya. Pengecatan bangunan

yang ditargetkan harus selesai sebelum peres­ mian tersebut sudah

menghabiskan seba­ nyak 160 pel atau 4000 kg cat. Pengecatan ge­ dung B memang hampir selesai. Tinggal gedung A sebelah timur saja yang belum rampung di­

garap. “Lebih rumit me­ ngecat gedung A dari­ pada gedung B. Soalnya, gedung A sebelah timur itu posisinya lebih tinggi dibandingkan gedung B,” paparnya. (aj)

KEBIASAAN tidur setelah sahur atau sho­ lat shubuh hampir dila­ kukan siapa saja, tak terkecuali mahasiswa. Tak peduli mahasiswa yang di ma’had, di kost atau di rumah. Selepas sholat shubuh, mereka langsung berangkat tidur. Tidur di waktu­

waktu itu menjadi ke­ asyikan tersendiri. Anehnya, kebiasaan ini hanya marak di lakukan saat Bulan Ramadhan. Saat ditanya reporter,

jawaban para ma­ hasiswa pun beragam. Irma, mahasiswi Sya­ ri’ah mengaku bahwa tidur subuh harus di­

lakukan. Sebab, kata­ nya, tanpa tidur, pikiran suntuk. Lain Irma, lain lagi

Rozi. Mahasiswa Hu­ daya semester VII ini mengaku bahwa tidur selepas subuh adalah kebiasaan yang harus ada di Bulan Rama­ dhan. “Puasa­puasa nggak tidur pagi itu se­ perti ada yang kurang!” ujarnya sambil tertawa. Walau tak semua ma­

hasiswa melakukan ke­ biasaan tidur ‘pagi’ rame­rame, namun di­ akui atau tidak, tidur ba’da sahur atau subuh berpengaruh besar pada aktifitas belajar mereka. Tidak sedikit yang bangun kesiangan, dan ujung­ujungnya terlambat masuk kelas. Bukan itu saja, keaktifan mereka di kelas tidak seperti biasanya. Me­ reka terlihat kurang bersemangat dan masih terbawa rasa kantuk. Bahkan, jam pelajaran

belum usai saja, ada beberapa mahasiswa yang meminta kelas di­ akhiri lebih cepat. Hawa puasa memang

rawan ‘kemalasan’ jika tidak disiasati dengan baik. Puasa memang te­ lah menyita sebagian besar energi kita. Yang biasanya bisa makan dan minum sesuai ke­ butuhan, kali ini tidak. Halangan ini tentu be­ ban yang berat, apalagi mahasiswa yang memi­ liki tingkat aktifitas yang tinggi. Namun, apakah puasa diwajibkan untuk menciptakan iklim malas di kalangan umat manusia? “Puasa di Bulan Ra­

madhan cuma datang sekali setahun. Eman­ eman kalau dilewatkan untuk malas­malasan!” Begitu pendapat Wawan, mahasiswa tar­ biyah semester VII yang kebetulan harus bekerja sebagai lay outer di beberapa koran dan penerbitan majalah Kota Malang. Ia me­ ngaku tak pernah tidur selepas sahur atau subuh dikarenakan banyak tanggungan tugas yang harus dirampungkan. Bukan hanya Wawan,

Sakti, mahasiswa psiko­ logi semester V pun se­ pendapat bahwa bulan puasa tidak semestinya dibuat untuk bermalas­

Melihat Aktifitas Perkuliahan di Bulan Ramadhan

Puasa Bukan Alasan Malas­malasan Kali ini, proses perkuliahan di Bulan Ramadhan sedikit berbeda. Tampak dimana­mana wajah mengantuk mahasiswa. Memasuki kelas, ada yang meneruskan tidur, ada yang duduk bermalas­malasan, atau ada yang

berbincang dan membaca buku. Saat kelas perkuliahan dimulai, tak sedikit dari mereka yang terlihat menguap atau bahkan tertidur. Kelas jadi tak

seramai dan seaktif biasanya. Bahkan, jam pelajaran belum usai, beberapa mahasiswa sudah minta segera dipulangkan...

AZIZAH HEFNI

malasan. Mahasiswa yang aktif menulis di media massa, baik re­ gional maupun nasional inipun mengaku tak pernah tidur di pagi hari “Banyak kegiatan positif yang bisa dilaku­ kan,” ujarnya. Semua niat memang

tergantung pelakunya. Bila sudah kuat, maka dalam kondisi dan sia­ tuasi apapun, tujuan itu akan dikejar dengan sungguh­sungguh. Bisa dibayangkan jika niat dan proses pencapaian­ nya itu dilakukan di Bu­ lan Ramadhan? Jelas tak terhitung nikmat dan pahala yang kan didapatkan. (*)

RENOVASI: Pengecatan gedung B untuk memperbaiki Infrastruktur.

sebelum belajar kita membaca surat fatihah yang khusus ditujukan pada pengarangnya,” ungkapnya. Sehingga, tambahnya lagi, ilmu mudah diserap

dan dipelajari. Pasalnya, bagi sufistik dunia bukanlah satu­satunya pijakan yang paling utama. Akan tetapi tujuan utamanya hanyalah untuk mencapai sesuatu yang luhur. ”Karena orang yang mencintai ilmu itu menyebabkan hilangnya kecintaan pada dunia sedangkan hilangnya kecintaan pada dunia mengantarkan kedekatan kita pada Tuhannya,” terangnya pasti. Di akhir ceramahnya, ia juga menghimbau agar

seluruh sivitas akademika UIN Malang tidak hanya mampu membanggakan keluarganya saja. ”Sebagai seorang mahasiswa janganlah kita bangga dengan mengatakan ’Inilah ayahku’ akan tetapi berkatalah ’inilah aku’ dengan segala potensi yang kalian miliki,” tandasnya (ek).

KESUKSESAN Sambungan dari halaman..11

Page 14: gema edisi 36

GEMA Edisi: 36 Juli ­ Agustus 2008 14

Kolom

Ramadhan dan Perubahan Prilaku BULAN Ramadhan

adalah oase perjalanan kehidupan manusia, se­ buah bulan yang me­ nyediakan kesejukan atas lelahnya manusia dalam menghadapi be­ ragam persoalan hidup. Puasa Ramadhan men­ jadi media ibadah yang menjanjikan sebuah langkah untuk mela­ kukan perubahan diri baik pikiran, sikap, per­ buatan atau bahkan mungkin yang lebih mendasar, Ramadhan menjadi media revolusi kepribadian, revolusi kejiwaan. Ramadhan memang

memberikan banyak ke­ sempatan kepada ma­ nusia untuk berubah. Ketika saya menanya­ kan kepada para maha­ siswa yang mengikuti kuliah Modifikasi Pri­ laku yang saya ajar­ke­ betulan saya menga­ jarnya pada setiap bu­ lan Ramadhan mereka dengan berkelakar memberikan jawaban bahwa Ramadhan me­ rubah banyak prilaku mereka, terutama pri­ laku makan­minum. Kata mereka, bukan

kuantitas yang beru­ bah, tapi hanya sekedar bergeser waktu saja. Kalau di luar bulan puasa mereka bebas un­ tuk makan kapanpun, sekarang harus diatur dalam waktu antara ma­ grib hingga menjelang subuh selama sebulan penuh. Kuantitas nyaris tak

berubah karena buka puasa adalah ajang balas dendam setelah seharian tidak makan dan minum. Prilaku berpacaran pun menu­ rut mereka juga be­ rubah (lebih santun

mungkin) karena me­ nyadari bahwa mereka sedang beribadah puasa. Apel dan jalan barengnya diganti de­ ngan buka puasa bareng atau ke masjid untuk me­ lakukan solat tarawih. Ketika siang hari di

bulan Ramadhan, saya mengamati prilaku or­ ang berjualan nasi pun juga berubah. Ada yang malu­malu menutupi sebagian tempat jualan mereka dengan se­ lembar kain yang mem­ bentang, namun bila di­ intip, di dalamnya tetap tersaji makanan meski tak selengkap ketika se­ lain bulan Ramadhan. Ada juga warung makan yang memberikan info pada pelanggannya: buka jam 16.00 hingga sahur atau sekedar ka­ limat “buka sore hari”. Gaung perubahan ke­

hidupan selama Rama­ dhan dan tidak hanya berkaitan dengan ma­ kan minum. Kalau kita amati, siaran televisi juga mendadak berubah sangat santun, agamis. Para artis tampak re­ ligius dengan gamis atau kerudung, sin­ etron­sinetron juga di­ penuhi dengan tema­ tema bernuansa islami. Tidak hanya itu, iklan­ pun dipenuhi dengan suasana religius meski tetap tampak mem­ bungkus pesan untuk mendongkrak keuntu­ ngan produk yang di­ iklankan. Hal yang sama kita

temui ketika berjalan di sepanjang jalan di da­ lam kota. Berbagai spanduk menawarkan potongan harga bila berbelanja di swalayan tertentu atau di mall. Perang diskon, mung­

kin begitulah ungkapan yang pas. Tidak heran kalau swalayan besar semacam Matahari atau Hero merasa sa­ ngat optimis bisa men­ dongkrak peraihan om­ set penjualan mereka hingga 50% di bulan Ramadhan dan hari Raya Idul Fitri diban­ dingkan hari­hari biasa. Tata letak dan or­

namen di swalayan pun dibuat sedemikian rupa supaya : prilaku membeli kita berubah lebih boros lagi!! Jadi, Ramadhan memang momen peruba­ han prilaku yang luar biasa besar. Semua orang tanpa pandang bulu me­ rasa perlu mengambil kesempatan untuk mela­ kukan perubahan ter­ masuk memperbesar pendapatan melalui kon­ sumerisme sistemik. Tapi ketika kita ber­

pikir lebih jernih, bagai­ mana sebenarnya kua­ litas puasa kita? Ba­ rangkali mudah saja memberikan jawaban sudah berapa kali kita puasa Ramadhan se­ panjang usia kita. Tapi bagaimana kualitas Ra­ madhan kita? Berhasil­ kah kita melakukan pe­ rubahan prilaku dalam

konteks yang sangat sempit dan instrumen­ tal semata, tapi benar­ benar telah melalui proses yang menja­ dikan kita berhasil me­ lakukan revolusi kepri­ badian dan keimanan hingga layak meraih derajat taqwa? Perta­ nyaan­pertanyaan itu sulit untuk dijawab, atau mungkin memang tak perlu dijawab ke­ cuali oleh realitas kua­ litas prilaku kita selepas Ramadhan hingga ber­ temu Ramadhan lagi. Dalam konteks ilmu

psikologi perspektif Behaviorisme, prilaku manusia merupakan hasil dari proses belajar hingga terbentuk se­ buah pola baik yang adaptif maupun yang tidak adaptif. Karena itu menurut Wolpe, se­ orang ahli behavioris­ me, jika sebuah peruba­ han prilaku atau modi­ fikasi prilaku akan dila­ kukan maka diperlukan sebuah proses belajar ulang untuk mengubah prilaku yang tidak adap­ tif. Kebiasaan­kebia­ saan yang tidak adaptif dilemahkan dan di­ hilangkan, prilaku adaptif ditimbulkan dan diku­ kuhkan. Dalam ukuran norma keagamaan, prila­ ku dan kebiasaan ini bisa dilihat apakah telah se­ jalan dengan Islam atau­ kah tidak. Namun tentu kebia­

saan yang tidak tepat atau bahkan tidak sesuai dengan ketentuan nilai yang kita yakini ini per­ lu kita ketahui sebelum kita lakukan perubahan. Karena itu kalau kebia­ saan untuk melakukan muhasabah atau eva­ luasi diri telah dimiliki, barangkali segala iba­

dah di bulan Ramadhan dapat ditempatkan sebagai media terapi untuk meningkatkan kualitas diri secara lebih optimal. Debu­debu dosa yang

melekat, kealpaan­keal­ paan yang mungkin te­ lah mengerak dalam jiwa, sebenarnya akan memperoleh peluang untuk dibersihkan ke­ mudian dikembangkan lagi pola prilaku baru selama bulan Rama­ dhan. Dengan kata lain, dilakukan proses pem­ bela­jaran ulang untuk membentuk prilaku baru. Suasana kondusif untuk memperbaiki diri yang ditawarkan oleh ramadan bisa menyum­ bangkan pengaruh pen­ ting terhadap keinginan untuk berbenah, mes­ kipun secara umum, te­ tap saja segala peru­ bahan itu mensyaratkan kemauan secara internal. Namun masalahnya,

seperti aspek kehidu­ pan yang lain, umum­ nya kita menjalani kehi­ dupan tanpa perenca­ naan termasuk ketika memasuki Ramadhan. Tak jarang kalau kemu­ dian semua ibadah da­ lam bulan Ramadhan hanya menjadi rutinitas tahunan yang tak me­ nyentuh hati sama sekali, apalagi menye­ babkan revolusi kepri­ badian hingga menaiki tangga takwa. Al Qur’an menjelas­

kan kepada kita bahwa Allah tak akan merubah suatu kaum hingga kaum itu sendiri yang merubahnya (surat ar Ra’du: 11). Artinya, sun­ natullah perubahan itu hanya akan terjadi ketika muncul motivasi internal dari orang yang meng­

hendaki perubahan. Ketika Allah menye­

diakan satu bulan dari duabelas bulan dalam setahun, yakni ra­ madan sebagai kesem­ patan luas untuk mela­ kukan pembenahan kualitas diri, itu tidak berarti bahwa kita akan berubah baik dengan sendirinya di dalam ra­ madan dengan peruba­ han yang berkualitas. Bukan berarti pula di

luar bulan ramadan ke­ sempatan untuk mem­ perbaiki diri itu tidak terbuka untuk kita. Ini hanya masalah momen­ tum, bukan penentu pe­ rubahan meski berpe­ ngaruh. Sepenuhnya penentu perubahan adalah kemauan indi­ vidu, sedangkan faktor eksternal hanyalah se­ buah penguat tamba­ han. Buktinya, Rama­ dhan pun masih mem­ beri peluang kita untuk diubah oleh keadaan misalnya oleh konsu­ merisasi (dan konsume­ risme) yang berdalih momentum ramadan. Masih ada banyak bi­

langan hari dalam Ra­ madhan tahun ini untuk membuat perubahan prilaku kita menjadi be­ nar­benar berkualitas. Tetapkan sasaran pe­ ningkatan diri, jadikan ibadah sebagai media untuk melakukan pem­ benahan, maksimalkan kesungguhan diri lalu mohonlah pada Allah agar kita termasuk orang yang akan memperoleh hikmah Ramadhan yaitu peningkatan derajat takwa. Jadi, hentikan semua kemaksiatan selama Ramadhan, dan setelah Ramadhan kita lanjutkan lagi untuk menghentikannya. (*)

Oleh:

Yulia Nafsihatin

Page 15: gema edisi 36

GEMA Edisi: 36 Juli ­Agustus 2008 15

Sambungan

SEMANGAT Sambungan dari halaman..1

Sosok pengajar ini ada­ lah pribadi yang sabar dan semangat di mata mahasiswa bimbingan­ nya. Tak heran banyak mahasiswa yang me­ ngagumi bapak lima anak ini. Kisah masa lalu­ nya bisa jadi merupakan salah satu faktor pemben­ tukan kepribadiannya. Dilahirkan di Kediri

pada tanggal 3 Oktober 1944 dalam keadaan yatim membuatnya tak pernah mengenal sosok seorang ayah secara langsung. Bahkan ia me­ ngaku pernah tinggal di sebuah panti asuhan yang banyak menga­ jarkan tentang simple life (pola hidup sederhana). Menjadi pengajar

bukan suatu hal yang ke­ betulan. Ia telah bercita­ cita menjadi guru sejak SD. Untuk membuktikan bahwa keinginannya tak hanya sekedar ucapan spontan seorang anak kecil, ia mengikuti seleksi ketat untuk

masuk ke PGA (Pen­ didikan Guru Agama). Ia pun menjadi salah satu dari dua orang yang lolos asal Kediri. Lika­liku di dunia pen­

didikan di mulai pada tahun 1963. Ia mengajar empat kelas sekaligus di Madrasah Wajib Belajar, daerah Tulungagung Se­ latan. Karena semangat yang masih membara, ia pun mendirikan Sekolah Diniyah al­Muttaqin di Tulungagung. Dalam wawancara di

sela kesibukannya, Dim­ jati yang pernah men­ dapat Surat Keputusan untuk menjadi Kepala Sekolah di PGA Negeri kota Sumenep ini tampak bersemangat dalam menceritakan di­ sertasinya. Cintanya terhadap al­

Quran merupakan suatu inspirasi yang mendasar dalam penyusunan disertasi. Bisa dibilang disertasi yang diberi judul Semantic and Stylis­ tic Analyses of Juz ’Amma (of The Holy Quran) En­ glish Translation by A. Yusuf Ali, T.B. Irving, and

N.J. Dawood tersebut adalah bukti dan curahan rasa cintanya. Disertasi ber­cover hi­ tam itu membahas ten­ tang terjemahan ayat al­ Quran dianalisis dari segi semantik dan gaya bahasanya. Menurut­ nya, al­Quran mempu­ nyai teks yang baik dan indah. Walau membutuhkan

waktu yang lama karena padatnya kegiatan dan juga sempat terhambat oleh masalah internal, dengan kesabaran, keule­ tan, serta keseriusan akhirnya disertasi itu da­ pat selesai. Bahkan waktu (lebih dari satu bulan) yang diberikan untuk revisi, dapat dise­ lesaikan dalam dua minggu. Dimjati yang men­

jabat sebagai ketua Ju­ rusan Bahasa Inggris tahun 1998 ini menga­ takan bahwa al­Quran sangat memenuhi stan­ dar tulisan secara scien­ tific. Karena ayat­ ayatnya mempunyai ke­ terkaitan (kohesi dan koherensi) satu sama

lain. Al­Quran juga mempunyai unsur­ unsur logis dan keinda­ han. ”Al­Quran itu be­ nar­benar sempurna,” tegas bapak yang ber­ tempat tinggal di Mulyo­ agung Dau Malang ini. Ia menjelaskan bahwa

al­Quran mempunyai lima bentuk kohesen. Diantaranya, leksikal kohesen yang meliputi si­ nonim, repetition, homo­ nim, hiponim, dan polisemi. Serta discourse kohesen yang dapat dilihat dari hubungan antar ayat, ketepatan kata ganti, dan substi­ tution. Keuletan dan keseriu­

san dekan yang juga per­ nah menjadi pembantu dekan I ini tampak dari perjuangannya untuk mencari referensi hingga keluar kota. ”Orang kuliah itu tidak hanya IQ yang berperan, tapi juga tabah, ulet, sabar, dan semangat. Yang terpenting ialah serius,” ujarnya mantap. Pak Dim, sapaan akrab

dekan yang pernah menulis Practical English Lesson itu dengan

bangga memperlihatkan List of Expert Triangulation dalam disertasinya. Ter­ nyata disertasi itu juga dibaca oleh beberapa guru besar beberapa perguruan tinggi. Prof. Asim Gunawan, M.A., Ph.D., guru besar Fakul­ tas Sastra Universitas In­ donesia, termasuk salah satunya . Dimjati yang beren­

cana akan menulis saat pensiun itu tak sepakat jika al­Quran dikatakan kitab sastra terbesar seperti buku karangan Nur Kholis Setiawan, sekalipun bahasanya indah. ”Keunggulan al­ Quran adalah dari Allah. Al­Quran itu firman,” tegasnya. Sebagai dekan Fakultas

Humaniora dan Budaya,

Dimjati berharap de­ ngan seiring waktu yang berjalan di fakultas ter­ sebut dapat mening­ katkan pelayanannya kepada para mahasiswa juga masyarakat sekitar. Ia pun berharap agar mahasiswa yang berada dalam naungan Fakultas Hudaya bisa mendapat kedudukan tinggi dan berguna serta bisa men­ jadi pengganti generasi tua dalam menjalankan kinerja di Fakultas Humaniora dan Budaya. Sebelum menutup wa­

wancara, suami dari Siti Sulaimani ini berpesan, bahwa sebagai sesama muslim, kita harus saling mencintai, meng­ hargai, dan yang terpen­ ting berbagi mawaddah (kasih sayang). (*)

Imam Suprayogo, da­ lam sambutannya ber­ pesan agar jangan me­ ngabaikan persoalan sepele, karena itu akan menjadi masalah yang besar jika tidak cepat­ cepat diselesaikan. “Mi­ salnya saja di ma’had, jumlah bantal kurang, kalau itu tidak segera dipenuhi maka akan menjadi masalah, ka­ rena mahasiswa perlu tidur,” ungkapnya. “Saya minta mulai

dari hal­hal yang kecil sampai yang besar ha­ rus sinkron. Mulai dari manajemen, adminis­ trasi, keuangan, dan lain sebagainya harus sinkron,” tegasnya. Hal senada juga di­

sampaikan oleh Sugeng

Listyo Wibowo, Ketua KJM UIN Malang. Ia optimis bahwa dengan adanya ISO ini UIN ke depan akan lebih baik dari sebelumnya. “ISO ini untuk merancang dan membahas permasa­ lahan dan perancangan secara mendetail hingga bentuk aplikasi dan solusinya,” jelasnya. Dalam acara tersebut

turut hadir pula Adi Gunawan, Surveyor Indonesa, salah satu konsultan yang men­ dampingi UIN Malang untuk mendapatkan sertifikat ISO 9001:­ 2000. Pada pertemuan kali ini, kedatangannya untuk melihat hasil rancangan dari masing­ masing unit dan fa­ kultas untuk disin­ kronkan sesuai dengan International Standart

Organization (ISO). Ia menekankan bahwa

dokumentasi dalam pe­ rencanaan harus sesuai dengan implementasi­ nya. “Kedetailan, param­ eter, target strategi, dan penanggungjawabnya siapa harus betul­betul jelas,” ungkap Adi pada peserta ISO yang berlang­ sung di gedung Rektorat lantai 4 kemarin.

“Anda tidak mencapai target tidak masalah,” lanjut Adi, “Yang ter­ penting harus ada con­ tinues improvement (perbaikan berkelanju­ tan, red). Masalahnya, hal itu untuk meng­up grade kekurangan­ke­ kurangan yang ada da­ lam sebuah organisasi,” ungkapnya lagi. Pencatatan arsip ke­

tidaksesuaian ke depan perlu diadakan sebagai improvement (perbai­ kan). Sehingga sasaran mutu baik SDM maupun sistem administrasi dari masing­masing unit dan fakultas dapat tercapai. “Sehingga sasaran mutu ini dapat tercapai sesuai dengan kebutu­ han pangsa pasar, serta kompetensi lulusan da­ pat diserap di dunia kerja,” harapnya. (ek)

TINGKATKAN Sambungan dari halaman..1

PN Sambungan dari halaman..6

Kejuaraan yang ber­ langsung selama empat hari (24­27/7) tersebut sebagai ajang seleksi pesilat se­Kota Malang untuk didelegasikan da­ lam pekan olah raga tingkat provinsi (Por­ prov) mendatang. “Jadi bagi peserta yang meraih juara 1 dan II harus me­ ngikuti pembinaan yang diselenggarakan oleh IPSI (Ikatan Pencak Silat Indonesia),” terangnya. “Kejuaraan kali ini

bagi kami menjadi ke­ banggaan tersendiri, pasalnya baru kali ini PN UIN Malang mampu meraih juara umum,” tandasnya gembira. Pada tahun 2006, kata Andri, PN UIN Malang hanya mampu menda­

patkan 1 Trophy, itu­ pun Juara III Tingkat Remaja. “Dalam kejua­ raan kali ini saya sangat berterima kasih kepada para pelatih PN yang se­ lama ini telah mendam­ pingi dan melatih de­ ngan keras, sehingga kami mampu meraih juara umum dalam ke­ juaraan PN Wali Kota Cup,” paparnya. Bulan November men­

datang PN UIN Malang akan menggelar invitasi PN se­Jatim tingkat remaja. Acara tersebut untuk memeriahkan Dies Maulidiyah PNyang jatuh pada tanggal 11 Septem­ ber nanti. “Pertandingan PN ini sudah biasa dilaksa­ nakan setiap tahun untuk menjaring jawara PN ter­ baik dan menjalin tali si­ laturrahim antar PN se­ Jatim, “ jelasnya pasti. (*)

PISKOLOGI Sambungan dari halaman..4

JURNAL Sambungan dari halaman..2

Namun, sampai saat ini kendala mahasiswa psikologi sendiri kurang begitu memahami pen­ tingnya HIMPSI. Ka­ rena itulah, untuk calon sarjana psikologi men­ datang diharuskan me­ ngikuti pelatihan yang langsung diisi oleh pe­ ngurus HIMPSI saat yu­ disium. “Ini sebagai media untuk mengenal­ kan sekaligus untuk penjaringan anggota baru HIMPSI,” tegas­ nya. Sehingga, lanjut­ nya, jika ada lulusan yang ingin bekerja atau

melakukan praktik, bisa lebih mudah dengan menunjukkan keanggo­ taannya sekaligus serti­ fikat yang didapat dari HIMPSI. Selain itu, bagi

anggota HIMPSI akan le­ bih diuntungkan, karena jika mereka mengikuti pelatihan, seminar, loka­ karya dan sejenisnya akan mendapatkan diskon. (aj)

AJAK Sambungan dari halaman..1

Menurutnya UIN Malang secara fisik sudah bisa ber­ bicara, bila dilihat dari luar, namun dari dalam tam­ bahnya, apa mampu kampus ini mencitrakan (image)? “Makanya kampus ini perlu membangun image

trust, dan itu dicerminkan oleh para dosen, karya­ wan, mahasiswa dan lain­lain”, tegasnya. Sehingga kelak, imbuhnya, kampus ini akan memiliki daya panggil. Pada akhir pembicaraannya, bapak yang bertujuh

saudara ini mengatakan salut kepada UIN Malang yang telah menerbitkan ratusan buku. “Buku­buku tersebut juga saya jadikan referensi”, ujarnya. (*)

Pembantu Rektor I, Prof. Dr. Mudjia Raharjo, M.Si menya­ yangkan satu hal yaitu pener­ bitan jurnal ilmiah fakultas. “Meski dalam banyak hal me­ ngalami kemajuan, namun ada satu hal yang perlu mendapat perhatian yaitu jurnal fakultas, tidak ada satupun jurnal yang dimiliki fakultas yang terakredi­ tasi,” ungkapnya menya­ yangkan. Karena itu dosen asal Blitar ini mengingatkan kepada tim akreditasi jurnal agar segera bekerja untuk pengurusan akre­ ditasi jurnal ilmiah.

Di akhir sambutannya pem­ bantu rektor bidang akademik itu mengingatkan kepada semua dosen khususnya para pimpinan fakultas bahwa ada beberapa program yang menjadi pr ioritas yaitu pe­ ngembangan kreativitas me­ ngajar dosen; peningkatan sikap akademik dosen; pening­ katan keterampilan mengajar dosen; pengembangan pengeta­ huan substantif dosen (spe­ sialisasi keilmuan); optimalisasi pusat penjaminan mutu; akreditasi jurnal; pengembangan pendidikan profesi; dan pengem­ bangan pusat kajian pendidikan Islam. (*)

Imam Suprayogo juga memberi nasihat kepada Maba, bahwa dalam hidup ini setiap orang harus melakukan yang terbaik. “Kalau mau mencari ilmu, carilah yang terbaik. Mencari pekerjaan, carilah yang terbaik,” harapnya. (iff)

MENCARI Sambungan dari halaman..11

Page 16: gema edisi 36
Page 17: gema edisi 36