gejala simtomatik unsur hara essensial pada beberapa

35

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA
Page 2: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

JENIS TANAMAN

(Suatu Hasil Percobaan Laboratorium)

Oleh :

Ir. UTAMI, M.S

NIP : 195405271983032001

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2018

Page 3: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Akhirnya

penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah berupa Hasil Percobaan Laboratorium

yang berjudul : Gejala Simtomatik Unsur Hara Essensial Pada Beberapa Jenis

Tanaman.

Dengan terselesaikannya percobaan laboratorium ini, penulis mengucapkan

banyak terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua fihak yang telah

membantu kelancaran selama percobaan ini berlangsung, tentunya kami tidak

sebutkan satu per satu. Juga kepada Bagian Perpustakaan Fakultas yang telah

memberikan peminjaman buku-buku, sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

Penulis berharap semoga hasil dari percobaan ini dapat dipergunakan

sebagai bahan acuan untuk perobaan lebih lanjut. Besar harapan penulis semoga

karya ilmiah ini bermanfaat bagi yang memerlukannya.

Denpasar, 3 Juli 2018

Penulis

Page 4: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv

DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

1.1 Penanaman di Air atau di Pasir ................................................................ 3

1.2 Pengelompokan Unsur Hara dan Ketersediaannya bagi Tanaman........... 4

1.3 Fungsi Fisiologis Hara Mineral bagi Tanaman ........................................ 8

BAB II BAHAN DAN METODE ........................................................................ 11

2.1 Tempat Percobaan .................................................................................. 11

2.2 Alat dan Bahan ....................................................................................... 11

2.3 Perlakuan Percobaan .............................................................................. 12

2.4 Cara Kerja ............................................................................................... 12

BAB III HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN ................................. 17

3.1 Kekurangan Unsur Hara Nitrogen (N) ................................................... 17

3.2 Kekurangan Unsur Hara Fosfor (P) ........................................................ 17

3.3 Kekurangan Unsur Hara Kalium (K) .................................................... 18

3.4 Kekurangan Unsur Hara Kalsium (Ca) ................................................. 19

3.5 Kekurangan Magnesium (Mg) ............................................................... 20

3.6 Kekurangan Unsur Hara Sulfur atau Belerang (S) ................................. 21

3.7 Kekurangan Unsur Hara Tembaga (Cu) ................................................. 22

3.8 Kekurangan Unsur Hara Seng (Zn) ........................................................ 22

3.9 Kekurangan Unsur Hara Mangan (Mn) .................................................. 23

3.10 Kekurangan Unsur Hara Borium (B) ..................................................... 24

3.11 Kekurangan Unsur Hara Besi (Fe) ......................................................... 24

BAB IV KESIMPULAN ...................................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 28

Page 5: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

iv

DAFTAR TABEL

Table 1 Garam-Garam yang Dilarutkan dalam Air Murni oleh Sachs dan Knop

untuk Penanaman di Air............................................................................ 3

Table 2 Unsur Essensial bagi Sebagian Besar Tumbuhan Tingkat Tinggi dan

Konsentrasinya pada Jaringan (Berdasarkan Berat Kering) yang

Dianggap Memadai. .................................................................................. 7

Table 3 Fungsi Unsur Hara Makro dan Bentuk yang Tersedia bagi Tanaman ...... 9

Table 4 Fungsi Unsur Hara Mikro dan Bentuk Tersedia bagi Tanaman ............. 10

Table 5 Larutan Pokok (Stock) Unsur Hara sebagai Dasar Pembuatan Larutan

dalam Pelakuan. ...................................................................................... 14

Table 6 Perlakuan Defisiensi Unsur Hara dalam Sistim Larutan (Hidrofonik) ... 15

Page 6: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

v

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Posisi tanaman pada media larutan unsur hara..................................... 13

Page 7: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

1

BAB I

PENDAHULUAN

Diketahui bahwa dengan penambahan unsur melalui pemberian pupuk,

baik berupa pupuk buatan, pupuk kandang maupun pupuk hijau kedalam tanah,

akan dapat menaikkan produktivitas tanaman.Pertumbuhan tanaman dipengaruhi

oleh berbagai proses yang berada dalam tanaman seperti adanya sintesis organik

pada bagian-bagian tanaman yang mengandung klorofil atau zat hijau daun,

penyerapan unsur hara dan air yang dikerjakan oleh kegiatan tanaman.

Pertumbuhan akar akan cenderung meningkatkan penyerapan unsur hara dan air

yang akhirnya menunjang pertumbuhan bagian-bagian tanaman yang berada di atas

tanah. Jika fiksasi karbondioksida (CO2) terhalang, proses fotosintesis juga

terhalang oleh adanya gangguan selama pertumbuhan terutamanya pada fase

vegetatif akibat dari adanya kekurangan atau kelebihan unsur. Maka fungsi dan

pertumbuhan tanaman juga akan mengalami gangguan.

Baru kira-kira abad ke 19, para ahli mengetahui bahwa pertumbuhan

dan perkembangan dari tumbuh-tumbuhan dapat berlangsung dengan baik bila

tersedia unsur-unsur kimia tertentu yang disebut unsur-unsur hara esensiil.

Menurut seorang ahli fisiologi Perancis yang bernama Desaussara (dalam Suastika,

1987), mengatakan bahwa pertumbuhan tumbuhan tergantung dari penyerapan

nitrogen dan unsur-unsur tertentu oleh akar tumbuhan. Diperkirakan terdapat 60

unsur dalam jaringan tanaman, dan kira-kira ada 30 unsur telah dapat ditentukan,

namun tidak semua unsur yang terdapat dalam jaringan dibutuhkan untuk

pertumbuhan tanaman.

Page 8: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

2

Selanjutnya untuk mengetahui peranan unsur hara dalam tumbuhan dan

tanda defisiensinya, maka perlu dilakukan analisis tanah, analisis tumbuhan,

penelitian-penelitian di rumah kaca, pengamatan langsung di lapang dan

sebagainya. Analisis tanah dilakukan untuk mengetahui susunan kimia tanah

tempat tumbuh dari tumbuhan. Analisis tumbuhan dilakukan untuk memperkirakan

kebutuhan unsur hara pada tumbuhan, dengan cara mengukur konsentrasi unsur-

unsur yang ada dalam jaringan tumbuhan.

Analisis ini dilakukan pada berbagai tingkat pertumbuhan dari berbagai

organ , oleh karena tiap-tiap tingkat pertumbuhan mempunyai kandungan dan

komposisi unsur hara yang brbeda. Apabila hanya menentukan atas dasar gejala-

gejala fisuil saja di lapang maka masih mengandung beberapa kelemahan karena

kekurangan unsur hara yang berbeda seringkali memberikan tanda yang hampir

sama atau kekurangan unsur hara tertentu dapat menunjukkan gejala yang spesifik

atau sebaliknya. Dwijoseputro (1980) mengemukakan bahwa kekurangan unsur

nitrogen umumnya menyebabkan daun-daun berwarna kuning , namun pada

tanaman tomat dijumpai daun berwarna ungu atau kemerahan. Hal ini disebabkan

oleh terganggunya pembentukan chlorofil dan sebaliknya pembentukan antocyanin

dipacu dengan cepat.

Sebagai contoh yang lain adalah adanya gejala chlorosis. Chlorosis

mencerminkan kurangnya atau tidak adanya chlorofil dari bagian-bagian yang

biasanya berwarna hijau. Hal ini dapat disebabkan oleh kekurangan dari salah satu

unsur-unsur berikut : N, Fe, Mg, P, Ca, K, S, CO2, H2O, atau kekurangan cahaya.

Jadi suatu kekurangan dari hampir semua unsur makro dapat mengakibatkan

Page 9: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

3

chlorosis walaupun molekul chlorofil hanya mengandung 5 macam unsur .

Adapun rumus kimia dari chlorofil adalah C55H72O5N4Mg.

1.1 Penanaman di Air atau di Pasir

Tanaman mengambil unsur-unsur dari tanah melalui akarnya, dan ini telah

dibuktikan olehSaussure(1804 dan Liebig, 1840 dalam Dwijoseputro,1980), yang

menemukan suatu fakta, bahwa banyaknya unsur-unsur yang diambil oleh suatu

tanaman itu ada pengaruh timbal balik. Unsur yang jumlahnya tersedikit dapat

menyebabkan tidak teresapnya unsur-unsur lain yang berlebih-lebihan, dan

selanjutnya pernyataan ini disebut sebagai HukumMinimum Liebig.

Terdapat metode baru yang diperkenalkan oleh Sachs (1860 dan Knop, 1865

dalam Dwijoseputro, 1980) ialah penanaman di air atau di pasir yang diberi larutan

garam-garaman tertentu. Suatu kendala yang terdapat pada penanaman di air

adalah karena kesukaran memberikan oksigen kepada akar yang dibutuhkan untuk

kebutuhan hidup sesuai dengan fungsinya. Dalam praktek hal ini dapat diatasi

dengan suatu pompa listrik kecil. Selanjutnya pada penanaman di pasir juga

terdapat kendala, yaitu sulitnya untuk membersihkan pasir dari unsur-unsur yang

tidak dikehendaki, dan dilihat dari segi ventilasinya cukup baik, karena disela-sela

butir pasir terdapat cukup udara.

Table 1 Garam-Garam yang Dilarutkan dalam Air Murni oleh Sachs dan Knop

untuk Penanaman di Air

Laturan Sachs Larutan Knop

Garam g/L Garam g/L

KNO3 0.1 Ca(NO3)2.4H2O 0.8

Ca(PO4)2 0.5 KNO3 0.2

MgSO4.7H2O 0.5 KH2PO4 0.2

CaSO4 0.5 MgSO4.7H2O 0.2

NaCl 0.25 FeSO4 sedikit sekali

FeSO4 sedikit sekali

Page 10: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

4

Tanaman-tanaman yang diberi larutan garam-garam seperti tersebut diatas

ternyata dapat tumbuh baik. Diketahui pula bahwa disamping unsur-unsur yang

tersebut diatas masih ada beberapa unsur lain yang meskipun dalam jumlah yang

sedikit tetap merupakan suatu keharusan. Dengan tidak adanya mikro elemen itu

tanaman tak akan mengalami pertumbuhan yang optimal. Dengan menanam suatu

tanaman diberbagai kombinasi larutan pokok ini dapatlah diteliti tentang baik

buruknya pertumbuhan tanaman percobaan.

1.2 Pengelompokan Unsur Hara dan Ketersediaannya bagi Tanaman

Unsur hara tanaman ada beberapa macam, sehingga untuk memudahkan

dalam mempelajarinya para ahli di bidang nutrisi tanaman mengelompokkan

berdasarkan keesensialitasnya bagi tanaman, berdasarkan jumlah yang dibutuhkan

dan berdasarkan mobilitasnya dalam floem.

Berdasarkan keesensialannya, hara dibedakan menjadi:

a. Hara esensial yaitu hara yang harus memenuhi 4 kriteria yaitu (1) tanpa

kehadirannya tanaman tidak dapat tumbuh (tidak dapat menyelesaikan siklus

hidupnya secara penuh), (2) berperan sangat penting dalam proses fisiologis

dan tidak dapat digantikan, (3) merangsang dan mengatur aktivitas enzim, dan

(4) komponen metabolisme esensial

b. Hara benefisial yaitu hara yang berfungsi menstimulir pertumbuhan tetapi tidak

esensial atau bersifat esensial untuk spesies tertentu. Unsur hara yang termasuk

kedalam hara benefisial adalah: Cobalt (Co), Natrium/Sodium (Na), Silikon

(Si), Nikel (Ni), Selenium (Se) dan Alumunium (Al) (Marschner, 1986)

c. Hara non esensial atau hara fungsional yaitu hara yang tidak mempunyai 4

kriteria esensial seperti diatas.

Page 11: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

5

Berdasarkan jumlah kebutuhan tanaman, hara esensial dibagi menjadi 2

kelompok yaitu hara makro adalah dibutuhkan dalam jumlah relatif banyak, yang

terdiri dari 9 unsur yaitu C, H, O, N, P, K, S, Ca dan Mg, dan hara mikro yaitu

dibutuhkan dalam jumlah relatif sedikit yang terdiri dari 7 unsur yaitu Fe, B, Mn,

Zn, Cu, Mo dan Cl . Dalam praktek pembagian ini tak banyak artinya karena sangat

tergantung jenis tanaman dan kondisi lingkungan. Berdasarkan mobilitasnya dalam

floem, hara terdiri atas hara mobil seperti K, Na, Mg, P, S, Cl dan Rb, hara

intermediate seperti Fe, Mn, Zn, Co dan Mo, dan hara immobil seperti Li, Cs, Sr,

Ba dan B.

Kecuali menurut kuantitas yang dibutuhkan tanaman, ada cara

pengelompokan lain yang menggunakan dasar berbeda yaitu seperti Mengel dan

Kirkby (1982) dalam Rai dkk (2010) mengelompokkan unsur hara tanaman

menjadi 4 kelompok menurut sifat biokimia dan fungsi fisiologi mereka yaitu

kelompok 1) terdiri dari C, H, O, N dan S. Unsur ini merupakan penyusun utama

bahan organik dalam proses enzimatik dan reaksi-reaksi oksidasi-reduksi.

Kelompok 2) terdiri dari P dan B. Unsur ini terlibat dalam reaksi transfer energi dan

esterifikasi dengan gugus-gugus alkohol di dalam tanaman. Kelompok 3) terdiri

dari K, Ca, Mg, Mn dan Cl. Unsur ini berperan dalam osmotik dan keseimbangan

ion. Juga memiliki fungsi-fungsi yang spesifik dalam konfirmasi enzim dan

katalisis. Dan kelompok 4) terdiri dari Fe, Cu, Zn dan Mo. Unsur ini hadir sebagai

chelate structural, dan memungkinkan terjadinya transportasi elektron melalui

perubahan valensi. Selain itu, unsur hara tanaman juga dapat dikelompokan

menjadi kelompok metal/logam seperti K, Ca, Mg, Fe, Zn, Mn, Cu dan Mo serta

kelompok non metal seperti N, P, S, B an Cl.

Page 12: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

6

Menjaga dan mengontrol nutrisi tanaman merupakan salah satu aspek yang

sangat fundamental dalam pertanian modern. Pengaruh menguntungkan

penambahan hara mineral ke dalam tanah untuk memperbaiki pertumbuhan

tanaman telah dikenal dalam pertanian sejak lebih dari 2000 tahun yang lalu.

Komposisi hara mineral dalam tubuh tanaman tidak dapat digunakan secara

langsung untuk menentukan apakah hara-hara tersebut merupakan hara esensial

bagi pertumbuhan tanaman.

Menurut Epstein (1972) dalam Rai dkk (2010), hara mineral dikelompokkan

sebagai hara esensiil paling tidak harus memenuhi 3 kriteria yaitu (1) tanpa

kehadiran hara tersebut maka tanaman tidak dapat menyelesaikan siklus hidupnya,

(2) fungsi hara tersebut tidak dapat digantikan oleh hara yang lain, dan (3) hara

tersebut secara langsung terlibat dalam metabolisme tanaman yaitu sebagai

komponen yang dibutuhkan dalam reaksi-reaksi enzimatis. Dengan demikian

sangatlah sulit untuk menggeneralisir apakah suatu hara mineral tertentu termasuk

esensial atau non esensial, karena hara mineral yang satu bisa bersifat esensial bagi

tanaman tertentu tetapi sebaliknya tidak esensial bagi jenis tanaman yang lain.

Untuk tanaman tingkat tinggi terdapat 13 jenis hara esensial yang terdiri atas

kelompok hara makro (N, P, K, S, Mg dan Ca) dan kelompok hara mikro (Fe, Mn,

Zn, Cu, B, Mo dan Cl). Selanjutnya Brown et al (1987) dalam Salisbury dan Ross,

1992, menyajikan daftar unsur hara esensial dan konsentrasinya dalam jaringan

yang diperlukan agar tumbuhan dapat tumbuh dengan baik (Tabel 2). Disebutkan

bahwa nilai konsentrasi tersebut menjadi pedomanyang berguna bagi para ahli

fisiologi, pengelola kebun dan petani, karena konsentrasi unsur-unsur dalam

jaringan (terutama dalam daun terpilih) lebih dapat dipercaya dari analisis tanah

Page 13: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

7

untuk menunjukkan apakah tanaman akan tumbuh lebih baik dan/atau lebih cepat

jika unsur tertentu diberikan lebih banyak.

Table 2 Unsur Essensial bagi Sebagian Besar Tumbuhan Tingkat Tinggi dan

Konsentrasinya pada Jaringan (Berdasarkan Berat Kering) yang Dianggap

Memadai.

(Brown et al (1987) dalam Salisbury dan Ross, 1992)

Unsur

(Lambang

kimia)

Bentuk yang

tersedia bagi

tumbuhan

Bobot

atom

Konsentrasi pada

jaringan kering Jumlah atom

dibandingkan

molibdnum mg/kg (%)

Molibdenum

(Mo) MoO4

2- 95,95 0,1 0,0000

1 1

Nikel (Ni) Ni2- 58,71 ? ? ?

Tembaga

(Cu) Cu- 63,54 6 0,0006 100

Seng (Zn) Zn2- 65,38 20 0,0020 300

Mangan

(Mn) Mn2- 54,94 50 0,0050 1000

Boron (B) H3BO3 10,82 20 0,002 2000

Besi (Fe) Fe3-, Fe2- 55,85 100 0,010 2000

Klor (Cl) Cl- 35,46 100 0,010 3000

Belerang (S) SO4- 32,07 1000 0,1 30000

Fospor (P) H2PO44- 30,98 2000 0,2 60000

Magnesium

(Mg) Mg2- 24,32 2000 0,2 80000

Kalsium (Ca) Ca2+ 40,08 5000 0,5 125000

Kalium (K) K+ 39,10 10000 1,0 250000

Nitrogen (N) NO3-, NH4

+ 14,01 15000 1,5 1000000

Oksigen (O) O2, H2O 16,00 450000 45 30000000

Karbon (C) CO2 12,01 450000 45 35000000

Hidrogen (H) H2O 1,01 60000 6 60000000

Hampir 90% dari seluruh berat segar tanaman herba adalah air, dan sisanya

10% berupa bahan kering terutama terdiri atas 3 elemen yaitu karbon, hidrogen dan

oksigen. Sebagian kecil dari bahan kering tersebut, tetapi merupakan fraksi yang

penting terdiri atas elemen-elemen lain yang secara absolut dibutuhkan untuk

pertumbuhan tanaman yaitu 13 elemen yang dikelompokkan sebagai hara essensial

bagi tanaman tingkat tinggi. Ke-13 hara essensial tersebut dibagi lagi menjadi 2

Page 14: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

8

kelompok berdasarkan atas banyaknya jumlah yang dibutuhkan tanaman yaitu hara

makro dibutuhkan dalam jumlah yang relatif banyak, biasanya dinyatakan dalam

persen per unit bahan kering yang meliputi N, P, K, Ca, Mg dan S, dan hara mikro

dibutuhkan dalam jumlah yang relatif sedikit, biasanya dinyatakan dalam ppm (part

per million) per unit bahan kering meliputi Fe, Mn, Zn, B, Mo, Co dan Cl.

Salah satu metode untuk menentukan unsur hara yang essensial bagi tanaman

dan berapa banyaknya adalah dengan menganalisis secara kimia semua unsur yang

dikandung oleh tumbuhan sehat dan berapa banyaknya unsur itu. Salisbury dan

Ross, 1992 menyebutkan berdasarkan hasil analisis modern terhadap daun yang

paling dekat dengan tongkol jagung muda atau daun bendera yang diambil dari

daun jagung di kebun yang dipupuk dengan baik menunjukkan adanya konsentrasi

3 unsur essensial tambahan pada jagung yaitu seng, tembaga dan boron.

1.3 Fungsi Fisiologis Hara Mineral bagi Tanaman

Secara fisiologis unsur hara yang diserap oleh tanaman akan memiliki fungsi

tertentu di dalam tanaman. Tubuh tanaman mengandung 90 jenis unsur dalam

jumlah kecil, namun dari 90 unsur itu hanya 16 unsur yang diketahui bersifat

essensial. Fungsi umum hara mineral adalah:

a. Sebagai bagian dari protoplasma dan dinding sel. Beberapa unsur hara

merupakan bagian yang penting dari molekul sel (misalnya S dalam protein, P

dalam ATP, Mg dalam klorofil, Ca dalam Kalsium pektat).

b. Mempengaruhi permeabilitas membran sitoplasma. Ca dan unsur-unsur yang

bervalensi 2 atau 3 mengurangi permeabilitas sedangkan unsur-unsur yang

bervalensi 1 menambah permeabilitas.

Page 15: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

9

c. Sebagai katalisator dalam reaksi kimia. Misal Fe, Cu dan Zn merupakan bagian

dari berbagai enzim (bagian prostetik), Fe sebagai bagian dari sitokrom, Mg,

Mn, Co dapat mempercepat atau memperlambat reaksi-reaksi enzimatik.

d. Sebagai penyangga kemasaman sel. Kation penting sebagai sistim penyangga

tumbuhan adalah K, Ca, Na dan Mg.

Table 3 Fungsi Unsur Hara Makro dan Bentuk yang Tersedia bagi Tanaman

Unsur hara Fungsi fisiologis Bentuk

tersedia

Carbon (C) Sebagai komponen dasar molekuler

karbohidrat, protein, lipid dan asam nukleik CO2

Oksigen (O)

Seperti halnya karbon, oksigen merupakan

penyusun senyawa-senyawa organik

tanaman

O2

Hidrogen (H)

Memegang fungsi sentral dalam proses

metabolisme tanaman. Penting dalam

keseimbangan ion dan sebagai unsur

pereduksi utama (reducing agent) misalnya

terlibat dalam proses reduksi nitrat menjadi

amoniak

H2O

Nitrogen (N)

Komponen penyusun banyak senyawa

organik penting di dalam tanaman (protein,

enzim, vitamin B complek, hormon, klorofil)

NH4+ dan

NO3-

Forfor (P)

Berfungsi dalam transfer energi,

metabolisme karbohidrat dan protein serta

transport karbohidrat di dalam sel daun

H2PO4- dan

HPO42-

Kalium (K)

Sebagai kofaktor dan aktifator enzim-enzim

dalam metabolisme karbohidrat dan protein,

serta membantu mengatur tekanan osmotik

dan keseimbangan ion di dalam tanaman.

K+

Kalsium (Ca)

Menyusun lamela tengah, menjaga kestabilan

integritas membran dan terlibat dalam proses

pembelahan sel.

Ca2+

Magnesium

(Mg)

Komponen penyusun klorofil, bertindak

sebagai kofaktor pada banyak reaksi

enzimatik, berfungsi mengatur pH sel

tanaman dan menjadi unsur perantara

(bridging element) pada sintesis protein.

Mg2+

Sulfur (S) Menyusun protein, terlibat dalam masalah

energi sel tanama

SO42- dan

SO2

Page 16: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

10

Pengaruh dan peranan tiap-tiap hara mineral bersifat spesifik bagi tanaman.

Fungsi unsur hara makro dan bentuk yang tersedia bagi tanaman tertera pada Tabel

3., sedangkan fungsi unsur hara mikro dan bentuk yang tersedia bagi tanaman

tertera pada Tabel .4

Table 4 Fungsi Unsur Hara Mikro dan Bentuk Tersedia bagi Tanaman

Unsur hara Fungsi fisiologis Bentuk

tersedia

Zat besi (Fe)

Sebagai komponen penyusun enzim yang

Fe, sebagai carier, terlibat dalam proses

metabolisme seperti fiksasi N, fotosintesis

dan transfer elektron.

Fe2+ dan Fe3+

Seng (Zn)

Komponen esensial beberapa enzim seperti

dehydrogenase, proteinase, peptidase,

karbonik anhydrase, alcohol dehydrogenase,

glutamic dehydrogenase, malic

dehydrogenase

Zn2+

Mangan (Mn)

Terlibat dalam sistim penyusunan O2 dalam

proses fotosintesis dan sebagai komponen

enzim arginase dan phosphotransferase.

Mn2+

Tembaga (Cu)

Sebagai penyusun beberapa enzim

diantaranya cytochrome oxidase, ascorbic

acid oxidase dan laccase

Cu2+

Boron (B)

Fungsi spesifik dari B belum diketahui

secara pasti, tetapi diduga terlibat dalam

metabolisme karbohidrat dan mensintesis

komponen-komponen penyusun dinding sel

tanaman.

H3PO3

Molibdenum

(Mo)

Dibutuhkan dalam proses asimilasi N dalam

tanaman, sebagai komponen esensial enzim

nitrat reduktase dan nitrogenase (enzim

fiksasi N2)

MoO42-

Khlor (Cl)

Berfungsi sebagai aktifator enzim-enzim

yang menguraikan air dalam proses

fotosintesis, berfungsi dalam menjaga dan

mengatur tekanan osmosis sel tanaman yang

tumbuh pada kondisi tanah yang memiliki

salinitas tinggi.

Cl-

Page 17: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

11

BAB II

BAHAN DAN METODE

2.1 Tempat Percobaan

Percobaan ini dilakukan di rumah kaca Fakultas Pertanian Universitas

Udayana, mulai tanggal 2 Nopember 2017 sampai dengan 6 Januari 2018.

2.2 Alat dan Bahan

2.2.1. Alat

Alat-alat yang digunakan yaitu terdiri dari :

a. Bak/ember plastik berdiameter kira-kira 60 Cm sejumlah 12 buah

b. Pompa udara atau “air pump” untuk mengusahakan adanya aerasi larutan,

beserta kabel-kabel listrik dan selangnya.

c. Alat pengukur pH larutan.

d. Pisau /silet, kertas karbon, isolasi, kapas, penutup ember dibuat dari triplek dan

sudah dibuat lubang-lubang tanaman.

e. Beberapa jaringan plastik tempat aquades.

f. Gelas ukur dan sejumlah alat tulis.

2.2.2. Bahan

a. Bahan tanaman terdiri dari : biji kedelai, Jagung, mentimun,kacang panjang,

dan padi. Bahan tanaman ini disemaikan lebih dulu dalam media air dengan

kapas, dan setelah umur 10 hari dipindahkan dalam larutan unsur hara yang

telah dipersiapkan.

b. Aquades.

Page 18: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

12

c. Unsur hara essensiil dalam bentuk senyawa. Unsur-unsur hara yang digunakan

terdiri dari unsur : N, P, S, Ca, Mg, K, Fe, Cu, Mn, Zn, dan B. Adapun bentuk

senyawa dari masing-masing unsur tersebut terdapat pada Tabel 5.

2.3 Perlakuan Percobaan

Perlakuan percobaan berupa larutan hara yang terdiri dari 12 perlakuan

yaitu :

a. Perlakuan terdiri dari larutan unsur hara lengkap yaitu terdiri dari seluruh unsur

hara essensiil.

b. Perlakuan terdiri dari larutan tidak lengkap yaitu larutan masing-masing

perlakuan dengan pengurangan satu unsur essensiil antara lain : -N, -P, -K, -

Ca, -Mg, -Fe, -S, -Mn, -Cu,-Zn, dan –B. Sehingga jumlah perlakuan ada 12

unsur,

2.4 Cara Kerja

a. Penyiapan alat dan bahan percobaan antara lain sebagai berikut :

Pembuatan larutan pokok (stock) dalam satuan g per liter dan larutan unsur

hara dalam satuan ml larutan pokok per liter untuk masing-masing unsur hara

sebagaimana tertera pada Tabel 5.

b. Membuat larutan perlakuan, sesuai perbandingan dan perlakuan seperti yang

tercantum pada Tabel 5.

c. Bahan tanaman yang telah disemaikan dipilih dan ditanamkan pada masing-

masing perlakuan dan masing-masing perlakuan berisi sejumlah tanaman

yang dicobakan (ada 5 jenis tanaman).

Page 19: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

13

d. Pengamatan terhadap gejala kekurangan unsur hara pada beberapa jenis

tanaman dilakukan pada setiap hari . Hal-hal yang diamati meliputi saat

pemunculan atau penampakan gejala awal dan lanjut.

Posisi tanaman dalam bak percobaan seperti pada Gambar 1.

Gambar 1 Posisi tanaman pada media larutan unsur hara.

Keterangan:

a. Ember

b. Tanaman

c. Tripleks

d. Selang

e. Gelembung udara

f. Aerator (“air pump”)

g. Cuk listrik

h. Media larutan unsur hara.

Page 20: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

14

Table 5 Larutan Pokok (Stock) Unsur Hara sebagai Dasar Pembuatan Larutan

dalam Pelakuan.

Solt Stock Solution

g/liter

Nutrient Solution

1 stock/liter

Nutrien

Conc.ppm

KNO3 50.5 10 195 K

70 N

KH4Cl 38.1 10 50 N

126 Cl

Ca(NO3)2.4H2O 82.9 10 143 Ca

100 N

MgSO4.7H2O 49.3 10 49 Mg

64 S

KH2PO4 13.6 10 39 K

31 P

Mg(NO3)2.H20 33.3 10 49 Mg

70 N

NaNO3 42.5 10 70N

K2SO4 33.8 10 195 K

80 S

Ca(H2Po4)2.H2O 12.5 10 20 Ca

31 P

CaSO4.2H2O 1.72 200 30 Ca

64 S

MnCl2.4H2O 0.181 10 0.5 Mn

CuCl2.2H2O 0.0263 10 0.1 Cu

ZnCl2 (95%) 0.020 10 0.1 Zn

H3BO3 0.0562 10 0.1 B

H2MoO4.H2O 0.0019 10 0.01 Mo

Fe chelate (12% Fe) 8.30 20 20 Fe

Fe SO4 20 20 Fe

Page 21: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

15

Table 6 Perlakuan Defisiensi Unsur Hara dalam Sistim Larutan (Hidrofonik)

Stock Solution Milliliters stocks solution/5 liters nutrient solution

Complete -N -P -K -Ca -Mg -Fe

KNO3 50 - 50 - 50 50 50

KH4Cl 50 - 50 50 50 50 50

Ca(NO3)2 50 - 50 50 - 50 50

MgSO4 50 50 50 50 50 - 50

KH2PO4 50 50 - - 50 50 50

Mg(NO3)2 - - - - - - -

NaNO3 - - - 50 75 - -

K2SO4 - 50 - - - 50 -

Ca(H2Po4)2 - 50 - 50 - - -

CaSO4 - 1000 - - - - -

MnCl2

CuCl2 - - - - - - -

ZnCl2 - - - - - - -

H3BO3 - - - - - - -

H2Mo4 - - - - - - -

Fe chelate - - - - - - -

Micronutrient

mixture 50 50 50 50 50 50 50

Page 22: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

16

Table 7 Perlakuan Defisiensi Unsur Hara dalam Sistim Larutan (Hidrofonik)

(Lanjutan)

Stock Solution Milliliters stocks solution/5 liters nutrient solution

-S -Mn -Cu -Zn -B -Mo

KNO3 50 50 50 50 50 50

KH4Cl 50 50 50 50 50 50

Ca(NO3)2 50 50 50 50 50 50

MgSO4 - 50 50 50 50 50

KH2PO4 50 50 50 50 50 50

Mg(NO3)2 50 - - - - -

NaNO3 25 - - - - -

K2SO4 - - - - - -

Ca(H2Po4)2 - - - - - -

CaSO4 - - - - - -

MnCl2

CuCl2 - - 50 50 50 50

ZnCl2 - 50 - 50 50 50

H3BO3 - 50 50 - 50 50

H2Mo4 - 50 50 50 - 50

Fe chelate - 50 50 50 50 -

Micronutrient

mixture 50 - - - - -

KNO3

Page 23: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

17

BAB III

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

3.1 Kekurangan Unsur Hara Nitrogen (N)

Hasil pengamatan pada beberapa jenis tanaman pada perlakuan kekurangan

N menunjukkan gejala sebagai berikut pada :

1. Jagung, daun bagian bawah menguning dan mengering dari pucuk ke arah

pangkal daun. Vena dan bagian-bagian ujung Nampak berwarna ungu. Daun

muda semakin lama semakin menjadi kuning pucat

2. Kedelai, helaian daun muda diantara vena menjadi kuning.

3. Kacang panjang, keseluruhan daun nampak hijau pucat keputihan.

4. Timun, terjadi penghambatan pertumbuhan , daun menjadi kuning.

5. Padi,daun-daun nampak berwarna kuning kehijauan.

Gejala umum yang terjadi akibat kekurangan N adalah pertumbuhan

tanaman terhadap (stunt) dan menjadi kuning. Gejala awal ditandai dengan daun-

daun bawah menjadi kuning atau chlorosis, namun daun-daun bagian atas tetap

hijau. Hal ini disebabkan oleh sifat unsur N yang mudah bergerak dari daun tua

atau organ lain ke bagian yang aktif seperti daun-daun muda, keadaan ini terjadi

bilamana yang dibutuhkan tanaman tidak cukup tersedia (kurang atau difisiensi)

(Tisdale et al., 1985).

3.2 Kekurangan Unsur Hara Fosfor (P)

Hasil pengamatan kekurangan unsur hara P pada beberapa jenis tanaman

seperti berikut, pada :

Page 24: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

18

1. Jagung, daun menjadi pucat (putih kehijauan) dimulai dari arah pangkal ke

pucuk. Tulang daun menjadi putih kehijauan.

2. Kedelai, daun pucuk menjadi hijau muda. Gejala spesifik lain tidak nampak.

3. Kacang panjang, seluruh daun menjadi kekuningan dan di akar terdapat bintil

akar dalam jumlah banyak.

4. Timun, daun-daun Nampak hijau muda.

5. Padi, terjadi pewarnaan kuning dari ujung ke pangkal daun.

Menurut Dwijoseputro (1980) gejala kekurangan unsur hara fosfor (P) tidak

cepat terlihat seperti yang terjadi pada kekurangan unsur hara N. Gejala yang

Nampak biasanya pertumbuhan terhambat, daun menjadi hijau tua, kadang-kadang

terjadi pembentukan antosianin. Pada helaian dan tangkai daun Nampak bagian-

bagian yang mongering dan akhirnya daun rontok. Namun menurut Purvis dan

Carulus (1964, dalam Setyono, 1986) gejala pertama kali daun Nampak berwarna

lebih pucat disbanding dengan daun normal. Pada daun tomat bagian bawah

diawali oleh pembentukan warna violet.

3.3 Kekurangan Unsur Hara Kalium (K)

Hasil pengamatan kekurangan unsur hara kalium (K) pada beberapa jenis

tanaman menunjukkan gejala sebagai berikut, pada :

1. Jagung,bagian vena daun bawah menjadi ungu dengan bagian ujung dan tepi

berwarna merah panta. Daun-daun muda yang baru muncul sebagian besar

berwarna ungu. Pada bagian daun yang lain terjadi pengeringan ujung ke

pangkal daun dan sisi tepi kearah tulang daun.

2. Kedelai, helaian daun muda Nampak menjadi kuning diantara vena daun

Nampak hijau pucat.

Page 25: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

19

3. Kacang panjang, gejala yang spesifik tidak tampak , hanya daun Nampak hijau

pucat.

4. Timun, daun muda Nampak hijau tua.

5. Padi, daun-daun muda menjadi etiolasi

Unsur hara kalium adalah salah satu unsur yang diperlukan dalam junlah

cukup besar. Unsur hara kalium (K) menurut Tisdale et al. (1985) berfungsi

sebagai translokasi asimilat , sintesis tepung (starch), mengaktifkan system kerja

enzim , berperan pula pada serapan N dan sintesis protein. Kekurangan unsur hara

K dapat berarti menghambat serapan hara N sehingga gejala yang nampak seperti

gejala kekurangan unsur N.

Menurut Dwijoseputro (1980) kekurangan unsur hara kalium (K) berakibat

terhambatnya proses fotosintesis dan bertambah giatnya proses respirasi pada

tanaman. Gejala yang Nampak pada kekurangan unsur hara K adalah daun menjadi

kuning, terdapat bercak-bercak kering (mati) di helaian daun atau sepanjang daun

dan pertumbuhan terhambat serta lemah. Kekuranganunsur hara K pada beberapa

tanaman budidaya berbeda yang dapat ditunjukkan oleh adanya pngeringan bagian

daun, perubahan warna, terhambatnya pertumbuhan baik daun, akar dan buah

(Anonimous, 1988)

3.4 Kekurangan Unsur Hara Kalsium (Ca)

Gejala yang Nampak akibat kekurangan unsur hara kalsium (Ca) pada

beberapa jenis tanaman , sebagai berikut, pada :

1. Jagung, ujung dan tulang daun berwarna ungu, terjadi pengeringan daun

dariujung ke pangkal daun.

2. Kedelai, daun-daun muda Nampak hijau kekuningan.

Page 26: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

20

3. Kacang panjang, daun-daun Nampak hijau muda. Gejala spesifik tidak

Nampak.

4. Timun, helaian daun Nampak menjadi kuning.

5. Padi, daun Nampak menjadi kuning kehijauan.

Kekurangan unsur hara kalsium (Ca) menunjukkan kegagalan tunas-tunas

muda atau bagian pucuk untuk berkembang, hal ini disebabkan terjadinya

penghentian aktifitas meristimatik pada titik tumbuh (Tisdale et al.., 1985). Dipihak

lain Dwidjoseputro (1980) mengemukakan bahwa kekurangan Ca menyebabkan

desentegrasi pada ujung-ujung batang, akar, daun-daun muda menjadi tidak normal

bentuknya. Selain itu dapat menyebabkan serapan Mg meningkat sehingga terjadi

keracunan Mg.

3.5 Kekurangan Magnesium (Mg)

Gejala yang Nampak akibar kekurangan Mg pada beberapa jenis tanaman,

sebagai berikut, pada:

1. Jagung, daun muda bagian ujunga tepid an vena berwarna ungu, dari ujunga

pangkal daun. Daun tua nampak mongering kea rah pangkal daun.

2. Keledai, daun-daun muda berwarna hijau muda kekuningan dan daun tua

menjadi kuning.

3. Kecang panjang, daun muda nampak menjadi hijau kekuningan dan terdapat

bintik akar sedikit.

4. Timun, daun tumbuh kerdil, warna hijau kekuningan.

5. Padi, daun-daun pucuk hijau, sedang daun di bawah menjadi kuning.

Magnesium merupakan unur pembentuk molekul klorofil. Kekurangan

unsur Mg mengakibatkan klorosis yang dimulai dari batang bagian bawah dan

Page 27: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

21

kerap kali diikuti dengan matinya bagian daun seluruhnya. Menguningnya daun

dimulai dari ujung kearah pangkal, tulang-tulang daun menjadi hijau

(Dwidjoseputro, 1980). Menurut Nelson dan Barber (1964, dalam Setiyono, 1986)

kekurangan Mg pada kedelai mengkibatkan daun menjadi kuning pucat diantara

venanya.

3.6 Kekurangan Unsur Hara Sulfur atau Belerang (S)

Kekurangan S pada beberapa jenis tanaman menunjukkan gelaja sebagai

berikut, pada:

1. Jagung, daun-daun tanaman menjadi klorosis yang jelas termasuk tulang daun.

2. Kedelai, daun menguning dari tepi ke arah tulang daun, gejala lebih lanjut daun

menjadi kering seluruhnya.

3. Kacang panjang, daun tidak menunjukkan gejala spesifik hanya daun tampak

pucat.

4. Timun, daun tampak hijau pucat tanpa gejala spesifik.

5. Padi, terjadi klorosis pada seluruh daun.

Kekurangan S secara nyata berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.

Gejala spesifik dari kekurangan S adalah daun-daun menjadi klorosis, pertumbuhan

terlambat (stunt). Pada tanaman kubis daun bagian bawah berwarna kemerahan

(Tisdale et al., 1985). Menurut Dwidjoseputro (1980) gejala kekurangan S hamper

serupa dengan kekurangan, yaitu daun-daun muda menjadi kuning, daun tua

menjadi pucat. Belum nampaknya gejala yang spesifik pada tanaman kacang

panjang san timun diduga fungsi unsur S dalam tubuh tanaman dapat di ganti oleh

fungsi unsur yang lain.

Page 28: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

22

3.7 Kekurangan Unsur Hara Tembaga (Cu)

Kekurangan Cu pada beberapa jenis tanaman menunjukkan gejala, sebagai

berikut, pada:

1. Jagung, daun muda terjadi etiolasi dan daun bagian bawah terjadi etiolasi dari

arah pangkal ke pucuk (ujung), pucuk daun tampak hijau muda dan akhirnya

terjadi etiolasi pada seluruh daun.

2. Keledai, daun menjadi kuning terutama diantara venanya. Tunas pucuk yang

akan berkembang mengering.

3. Kacang panjang, daun pucuk mengalami pengeringan dan terdapat bercak-

bercak ungu. Daun-daun yang terletak di bawah menjadi kuning.

4. Timun, daun pucuk menjadi kuning diantara vena-venanya.

5. Padi, terdapat bercak-bercak kuning di helaian daun yang akhirnya mengering.

Unsur Cu mempunyai peranan dalam proses-proses oksidasi-reduksi.

Kekurangan unsur Cu mengakibatkan mengkerut dan merananya ujung-ujung daun

dan akhirnya berakibat rontoknya daun (Dwidjoseputro, 1980). Menurut Tisdate et

al. (1985) kekurangan Cu mengakibatkan daun menjadi kuning dan ukuran daun

mengecil. Gejala umum pada banayak tanaman menunjukkan daun menjadi hijau

kebiruan, klorosis, mengkriting dan menyebabkan terakumulasinya besi (Fe) pada

tanaman jagung terutama bagian buku-buku batang.

3.8 Kekurangan Unsur Hara Seng (Zn)

Gejala yang nampak akibat kekurangan Zn pada beberapa jenis tanaman,

sebagai berikut, pada:

Page 29: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

23

1. Jagung, tulang-tulang daun menjadi ungu dari pangkal ke ujung daun. Terjadi

pengeringan daun dari ujung ke pangkal daun yang didahului oleh

menguningnya daun.

2. Kedelai, daun-daun pucuk menjadi kuning kehijauan diantara vena-venanya.

Daun tua nampak hijau tua.

3. Kacang panjang, daun-daun hanya tampak hijau pucat dan terdapat bintil akar

dalam jumlah cukup.

4. Timun, daun muda terlambat pertumbuhannya.

5. Padi, daun-daun pucuk menjadi kuning pucat.

Kekurangan Zn mengakibatkan ukuran daun mengecil dan pucuk

menumpuk (roset), pada jagung dan sorgum dikenal istilah tunas putih, untuk kapas

diistilahkan daun kecil (Tisdale et al., 1985). Menurut Dwidjoseputro (1980) terjadi

penghabatan pertumbuhan sebagai akibat kekurangan Zn.

3.9 Kekurangan Unsur Hara Mangan (Mn)

Gejala yang nampak akibat kekurangan Mn pada beberapa jenis tanaman,

sebagai berikut, pada:

1. Jagung, tulang daun dan vena daun menjadi ungu demikian pula tepi daun.

Pengeringan daun terjadi dan dimulai dari ujung ke pangkal daun.

2. Keledai, daun pucuk yang baru muncul terdapat bintik-bintik ungu dan daun

muda lainnya berwarna kuning kehijauan terutama antara vena.

3. Kacang panjang, helaian daun muda hijau kekuningan.

4. Timun, daun menjadi hijau kekuningan, tanaman tumbuh kerdil.

5. Padi, daun-daun muda menjadi etiolasi dengan bagian ujung mengering.

Page 30: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

24

Kekurangan Mn mempunyai pengaruh yang sama seperti kekurangan Fe

atau Mg yaitu terjadinya klorosis (Dwidjoseputro, 1980). Menurut Tisdale et al.,

(1975) gejala kekurangan Mn pertama kali tampak pada daun-daun pucuk. Menurut

Nelson dan Barber (1964, dalam Setiyono, 1986) pada kedelai terjadi klorosis

diantara vena-venanya. Seluruh helai daun berwarna putih kehijauan (klorosis)

kecuali tulang daunnya.

3.10 Kekurangan Unsur Hara Borium (B)

Gejala yang teramati pada beberapa jenis tanaman karena kekurangan B,

sebagai berikut, pada:

1. Jagung, daun pucuk menjadi kuning pucat, daun-daun muda menjadi kuning

dengan ujung dan tepi menjadi merah muda.

2. Kedelai, daun-daun muda berwarna kuning pucat, pada daun muda terdapat

bercak-bercak karat.

3. Kacang panjang, daun pucuk kuning dengan tanpa bintil akar.

4. Timun, daun berwarna kuning kehijauan.

5. Padi, daun-daun pucuk pucuk mengalami etiolasi, daun muda dan tua bagian

ujungnya mengering.

Borium adalah jaringan tanaman tidak mudah bergerak, sehingga gejala

kekurangan B pertama terlihat pada daun pucuk muda dan pada jaringan akar muda.

Pada tomat terjadi bintik-bintik hitam dibagian tumbuh (Purvis dan Carulus, 1964

dalam Setiyono, 1986).

3.11 Kekurangan Unsur Hara Besi (Fe)

Gejala yang nampak akibat kekurangan Fe pada beberapa jenis tanaman,

sebagai berikut, pada:

Page 31: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

25

1. Jagung, diantara vena daun terjadi warna kuning pucat terutama pada daun-

daun muda. Bagian ujung daun terjadi pengeringan.

2. Kedelai, daun-daun menjadi kuning pucat diantara venanya. Pada tahap awal

vena berwarna hijau dan selanjutnya menjadi kuning.

3. Kacang panjang, daun-daun hanya nampak hijau pucat.

4. Timun, belum nampak ada gejala spesifik.

5. Padi, daun-daun pucuk dan muda menjadi putih kehijauan (terjadi klorosis).

Kekurangan Fe nampak pada daun-daun muda menjadi klorosis terutama

diantara vena-venanya dan berkembang kearah tengah daun, bagian tengan daun

menjadi putih (Tisdale et al., 1985). Menurut Dwidjoseputro (1980) kekurangan Fe

segera menimbulkan klorosis, daun menjadi kuning atau pucat dengan vena tetap

hijau.

Dari hasil-hasil pengamatan gejala simtomatif kekurangan unsur-unsur hara

esensiil pada beberapa jenis tanaman menunjukkan adanay suatu kesamaan ataupun

perbedaan dengan gejala-gejala yang dikemukaan oleh Dwidjoseputro (1980),

Tisdale et al., (1985), Nelson dan Barber (1964 dalam Satijono, 1986) dan

Anonimus (1988). Gejala yang ditunjukkan dalam beberapa tinjauan bersifat umum

untuk semua jenis tanaman, hal ini memiliki kelemahan-kelemahan, yakni tidak

semua jenis tanaman memiliki kepekaan terhadap kekurangan unsur hara tertentu

sehingga tanaman yang toleran atau resisten memungkinkan kekurangan unsur

tersebut dapat diganti oleh unsur lain.

Penyerapan unsur hara tertentu dapat menyebabkan terhalangnya serapan

hara yang lain sehingga tanaman kekurangan unsur tersebut atau sebaliknya

kekurangan unsur tertentu menyebabkan memacunya serapan unsur yang lain atau

Page 32: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

26

kekurangan unsur yang lain. Keadaan demikian menyebabkan timbulnya gejala

simtomatif keracunan dan kekurangan unsur. Hal ini dapat menimbulkan kesamaan

dan perbedaan gejala simtomatif kekurangan unsur hara tertentu.

Setijono (1986) mengemukakan bahwa kekurangan atau kelebihan unsur

hara A akan dapat menyebabkan kelebihan atau kekurangan unsur hara B. Menurut

Dwidjoseputro (1980) kekurangan unusr Ca menyebabkan penyerapan Mg secara

berlebihan sehingga tanaman menunjukkan gejala keracunan. Untuk itu dalam

analisis data gejala simtomatif kekurangan unsur hara tertentu diperlukan

kecermatan dan pengalaman serta keterampilan.

Page 33: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

27

BAB IV

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengamatan gejala simtomatif pada beberapa jenis

tanaman dalam larutan unsur hara esensiil yang dirancang dalam suatu perlakuan

kekurangan salah satu unsur tertentu, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut:

1. Gejala simtomatif pada jagung, kedelai, kacang panjang, timun dan padi

menunjukkan gejala yang berbeda dalam kasus kekurangan salah satu unsur

hara tertentu.

2. Gejala kekurangan unsur tertentu pada beberapa tanaman menunjukkan gejala

yang hamper sama.

3. Gejala simtomatif kekurang unsur hara ternyata spesifik pada bagian tanaman.

4. Tanaman kacang panjang dan timun tidak menunjukkan gejala spesifik pada

perlakuan kekurangan unsur hara tertentu.

Page 34: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA

28

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 1988. Diagnosis dan Perbaikan Kahat Kalium pada Tanaman Utama. IPB – PATT IKI (Switz) _ IKF Amerika Utara.

Dwidjoseputro. D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta. 200p. Haryadi, M.M.S.S. 1979. Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta. Hakim. N dkk. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah, Universitas Lampung, 488 p. Rai, N., I Wayan Wiraatmaja. 2010. Nutrisi Tanaman. Program Studi

Agroekoteknologi Fakultas Pertanian UNUD. 122 p. Setiyono, S. 1986. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. Pend. Pasca Sarjana

KPK UGM – UNIBRAW. 84 p. Suastika, K. 1987. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Laboratorium Fisiologi

Tumbuhan Fakultas Pertanian Unud Denpasar. 116 p. Suseno, H. 1974. Fisiologi Tumbuhan. Metabolisme Dasar Departemen Botani

Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. 274 p. Salisbury, F. B., Cleon W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Penerbit ITB

Bandung . 343 p.

Tisdale, S., W.L. Nelson, J.D. Beaton. 1985. Scil Fertility and Fertilizers. Macmilan Publ. Co. Collier Macmilan Publ. New York – London. 754 p.

Page 35: GEJALA SIMTOMATIK UNSUR HARA ESSENSIAL PADA BEBERAPA