gedung sugnature tower menara signature i kadek bagus widana putra
TRANSCRIPT
SISTEM UTILITAS
GEDUNG SIGNATURE TOWER
Oleh:
Nama (NPM) : I Kadek Bagus Widana Putra
NPM : 16309835
Mata Kuliah : Utilitas Bangunan
Dosen : Dr. Ruswandi Tahrir
UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
JULI 2012
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................................... 1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG ........................................................... 3
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN .................................................. 4
1.3 BATASAN MASALAH ....................................................... 5
1.4 METODOLOGI PENULISAN ............................................. 5
1.5 SISTEMATIKA PENULISAN ............................................. 6
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 GEDUNG BERTINGKAT ................................................... 7
2.2 BURJ KHALIFA (BURJ DUBAI) ........................................ 9
2.2.1 Sistem MEP .................................................................. 10
2.2.2 Sistem Pemadam Kebakaran ......................................... 11
2.2.3 Sistem Mobilitas ........................................................... 11
2.3 SISTEM UTILITAS GEDUNG ............................................ 12
BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 GEDUNG SIGNATURE TOWER ........................................... 13
3.2 ANALISIS STANDAR SISTEM UTILITAS UNTUK GEDUNG
SIGNATURE TOWER ............................................................ 17
3.2.1 Sistem Plumbing ........................................................... 17
2
3.2.2 Sistem Pemadam Kebakaran ................................. 22
3.2.3 Sistem Penghawaan .............................................. 24
3.2.4 Sistem Pencahayaan ............................................. 26
BAB 4 PENUTUP
4.1 KESIMPULAN ...................................................................... 29
4.2 SARAN ................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 30
3
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Pembangunan infrastruktur di kota Jakarta memang sangat
dinamis. Hampir setiap hari terdapat pembangunan gedung baru, yang
membuat kota Jakarta semakin sempit dan sangat sulit mencari lahan
kosong. Hal ini berimbas pada harga tanah Jakarta yang sangat mahal di
antara kota-kota lain di Indonesia. Oleh karena itu, sangatlah penting
diambil suatu cara untuk mengatasi penyempitan lahan tersebut. Salah satu
cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pembangunan
gedung bertingkat.
Saat ini gedung bertingkat bukan hanya dianggap sebagai solusi
dalam mengatasi kekurangan lahan yang ada. Tujuan pembangunannya
sudah berkembang ke bidang bisnis dan gedung bertingkat sebagai icon
suatu Negara. Dubai merupakan contoh Negara pertama yang
mengembangkan konsep pembangunan gedung bertingkat sebagai icon
Negara ini, terbukti dengan adanya Burj Dubai yang direncanakan oleh
Bradford lee Gilbert pada tahun 1887.
Jakarta sebagai pusat perekonomian di Indonesia juga tidak ingin
kalah dari perkembangan dunia yang ada. Direncanakan akan dibangun
Gedung Signature Tower yang berlokasi di kawasan SCBD (Sudirman
Central Business District), Jakarta, Indonesia. Gedung ini nantinya akan
4
menjadi gedung tertinggi ke lima di dunia, yang direncanakan rampung
sebelum tahun 2020. Gedung ini sendiri dibangun oleh pembisnis Tomy
Winata pemilik perusahaan PT. Danayasa Arthatama Tbk yang merupakan
anak perusahaan dari Artha Graha Network dengan total budget mencapai
18 triliun rupiah.
Melihat kemegahan dari gedung Signature Tower, tentunya tidak
akan terlepas dari perencanaan sistem utilitas di dalamnya. Perencanaan
system utilitas yang efektif dan efesien akan membawa kenyamanan bagi
pengguna gedung tersebut. Dalam makalah ini penulis akan
menginformasikan standar-standar sistem utilitas yang diperlukan dalam
perencanaan dan pengoperasian gedung ini. Sehingga diharapkan dapat
digunakan sebagai dasar perecanaan atau pengembangan dalam
peningkatan fasilitas kenyamanan dan keamanan yang ada di gedung
Signature Tower.
1.2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk
menjelaskan standar-standar sistem utilitas yang diperlukan dalam
perencanaan dan pengoperasian gedung Signature Tower. Yang meliputi
sistem plambing, sistem pemadaman kebakaran, sistem penghawaan, dan
sistem pencahayaan.
5
1.3. BATASAN MASALAH
Pada makalah ini penulisan dibatasi pada standar-standar sistem
utilitas yang diperlukan dalam perencanaan dan pengoperasian gedung
Signature Tower. Yang meliputi sistem plambing, sistem pemadaman
kebakaran, sistem penghawaan, dan sistem pencahayaan.
1.4. METODOLOGI PENULISAN
Tahapan penulisan dalam makalah yang berjudul Sistem Utilitas
Gedung Signature Tower ini adalah sebagai berikut :
1. Studi Kepustakaan
Studi kepustakaan dimaksudkan untuk mendapatkan informasi dan
pengetahuan yang berhubungan dengan sistem utilitas yang
diperlukan pada gedung bertingkat.
2. Pengumpulan Data-Data
Pengumpulan data umum mengenai Gedung Signature Towe yang
dilakukan dengan cara browsing di internet.
3. Perencanaan Standar-Standar System Utilitas Yang Dibutuhkan
Gedung Signature Tower Dalam Memasksimalkan Kenyaman Dan
Kenyaman Penghuni Didalamnya.
6
1.5. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, tujuan penulisan,
batasan masalah, metodologi penulisan, serta sistematika
penulisan.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini menguraikan tentang dasar teori yang berhubungan
dengan permasalahan yang akan dibahas .
BAB 3 PEMBAHASAN
Bab ini menjelaskan mengenai Perencanaan Perencanaan
Standar-Standar System Utilitas Yang Dibutuhkan Gedung
Signature Tower Dalam Memasksimalkan Kenyaman Dan
Kenyaman Penghuni Didalamnya.
BAB 4 PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran mengenai pembahasan
pada bab-bab sebelumnya.
7
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. GEDUNG BERTINGKAT
Pembangunan gedung bertingkat merupakan salah satu solusi
dalam menhadapi masalah kelangkaan lahan. Luas bangunan dapat
ditingkatkan berkalilipat sesuai jumlah lantainya. Bangunan bertingkat
tinggi di Indonesia masih di dominasi di sekItar Jakarta, yang dimulai pada
tahun 1960 yaitu bangunan Bank Indonesia dengan ketinggian 6 lantai,
kemudian disusul oleh Hotel Indonesia dan hotel di Yogyakarta, dan
pelabuhan ratu. Baru pada tahun 1967 muncul bangunan Wisma
Nusantara dengan 32 lantai. Pada Tahun 1990an berdiri Gedung Pusat
Wisma BNI dan WIsma BNI yang terdiri dari 42 lantai dan 50 lantai serta
bangunan Apartemen Amartapura dengan ketinggian 52 lantai di LIPPO
Karawaci, tangerang, Banten.
Perkembangan gedung bertingkat tertinggi di dunia salah satunya
ditunjukkan dengan berdirinya Burj Dubai di Dubai. Bersumber dari
majalah Forbes, berikut ditampilkan 10 gedung bertingkat tertinggi di
dunia :
1. Burj Dubai , ( Lokasi Dubai ), dibangun pada tahun 2008/2009,
tinggi gedung 828 meter.
2. Taipei 101, ( Lokasi Taipei ), dibangun pada tahun 2004, tinggi
gedung 509 meter.
8
3. Towers Petronas ( Lokasi Kualalumpur ), dibangun pada tahun
1997, tinggi gedung 452 meter.
4. Sears Tower Chicago ( Lokasi Chicago USA ) dibangun pada
tahun1974, tinggi gedung 527 meter.
5. Wall Trade Center ( Lokasi New York ) dibangun pada tahun
1973, tinggi gedung 526 Meter.
6. Empire State ( Lokasi New York ) dibangun pada tahun 1931,
tinggi gedung 443 meter.
7. Chrysler ( Lokasi New York ) dibangun pada tahun 1929, tinggi
gedung 319 meter.
8. 40 Wall Street ( Lokasi New York ) dibangun 1929, tinggi
gedung 283 meter.
9. Metropolitan Life ( Lokasi New York ) dibangun 1909, tinggi
gedung 247 meter.
10. Singer ( Lokasi New York ) dibangun pada tahun 1908, tinggi
gedung 187 meter.
9
2.2. BURJ KHALIFA (BURJ DUBAI)
Gambar 2.1 Burj Khalifa (Burj Dubai)
Burj Khalifa yang sebelumnya bernama Burj Dubai, adalah sebuah
menara pencakar langit di Dubai, Burj Khalifa, adalah gedung tertinggi di
dunia yang pernah dibuat oleh sejarah manusia dengan ketinggian 828
meter (2.717 kaki) di atas permukaan laut yang terdiri dari 163 lantai.
Pembangunan gedung ini dilakukan oleh Emaar Properties dengan
waktu 5 tahun dan mengeluarkan biaya sekitar US $1,5 miliar, yang secara
resmi di buka pada tanggal 4 Januari 2010.
Burj Khalifa memiliki desain yang rumit. Bangunan bergengsi ini
telah dirancang untuk menampung 30.000 apartement , 9 hotel seperti The
Address Downtown Dubai, 3 hektar ruang parkir, dan banyak lainnya.
10
2.3. SISTEM UTILITAS BURJ KHALIFA
2.3.1 Sistem MEP (Mechanical, Electrical and Plumbing)
MEP pada Burj Khalifa dikoordinasikan secara baik pada tahap
desain dengan melibatkan arsitek, ahli struktural dan konsultan lainnya.
Berikut disajikan beberapa hal yang berkaitan dengan system MEP Burj
Khalifa :
a. Rata-rata supplai system air di menara dalam sehari mencapai 946.000
liter per harinya.
b. Fasilitas pendingin yang digunakan setara dengan 10.000 es kering
perharinya.
c. Energi panas yang terpapar pada Burj Dubai dimanfaatkan sebagai
sumber energi tambahan dalam proses pendinginan air di tower. Air ini
kemudian akan dikumpulkan dan dialirkan pada pipa tersendiri yang
berpusat pada tangki di basement.
d. Sistem pendinginan air yang ada mampu menghasilkan 15 juta gallon
air dingin per tahun, yang setara dengan volume air pada 20 kolam
renang Olimpic.
e. Kebutuhan listrik tertinggi pada tower mencapai 36 mW, yang setara
dengan 360.000 buah lampu berkekuatan 100 Watt yang beroperasi
secara simultan.
11
2.3.2 Sistem Pemadam Kebakaran
Dalam desain Burj Khalifa keselamatan dan kecepatan evekuasi
merupakan faktor utama yang diperhitungkan. Konstruksi beton
mengelilingi dinding bangunan, fasilitas bangunan dan lift pemadam
kebakaran pun direncanakan memiliki kapasitas hingga 5500 kg. Dan
disetiap 25 lantai juga terdapat udara pendingin yang akan terpompa saat
terjadi kebakaran.
2.3.3 Sistem Mobilitas
Pada Burj Khalifa terdapat 57 elevator dan 8 escalator. Setiap
elevator terdiri dari double deck dengan kapasitas 12-14 orang per cabin
nya. Berjalan dengan kecepatan 10 m / detik.
Lift telah diatur dalam zona untuk melayani pengguna yang
berbeda, dikenal sebagai suatu sistem langit lobi. Lobi langit adalah lantai
menengah di mana penduduk, tamu dan eksekutif akan berganti lift dari
lift ekspres ke lift lokal, yang berhenti di setiap lantai dalam segmen
tertentu dari bangunan.
Lift dikelompokkan untuk menyesuaikan dengan tata letak lantai,
menawarkan penumpang layanan ekspres langsung ke tujuan mereka
dengan melewati lantai lain. Lift layanan utama, diposisikan di pusat inti
dari Burj Khalifa, dimana merupakan lift tertinggi di dunia yang mencapai
ketinggian 504 meter.
12
2.4. SISTEM UTILITAS GEDUNG
Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan
yang digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan,
kesehatan, keselamatan, kemudahan komunikasi, dan mobilitas dalam
bangunan. Perancangan bangunan harus selalu memperhatikan dan
menyertakan fasilitas utilitas yang dikoordinasikan dengan perancangan
yang lain, seperti perancangan arsitektur, perancangan struktur,
perancangan interior, dan perancangan lainnya.
Perancangan utilitas bangunan terdiri dari beberapa perancangan
yang saling berhubungan, perancangan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Perancangan Plambing dan Sanitasi
2. Perancangan Pencegahan Kebakaran
3. Perancangan Pengudaraan atau Penghawaan
4. Perancangan Penerangan atau Pencahayaan
5. Perancangan Telepon
6. Perancangan CCTV dan Sekuriti Sistem
7. Perancangan Penangkal Petir
8. Perancangan Tata Suara
9. Perancangan Transportasi dalam Bangunan
10. Perancangan Landasan Helikopter
11. Perancangan Pembuangan Sampah
13
BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 GEDUNG SIGNATURE TOWER
Gambar 3.1 Gedung Signature Tower
Signature Tower adalah sebuah gedung bertingkat tinggi yang
direncanakan dibangun di tengah kawasan Sudirman Central Business
District (SCBD), Jakarta. Gedung ini akan dibangun oleh PT. Danayasa
Arthatama Tbk, anak usaha Artha Graha Network, milik Tomy Winata,
dengan budget hingga Rp 20 triliun.
Diinformasikan gedung ini nantinya akan menjadi gedung tertinggi
kelima di dunia, dengan ketinggian 638 meter dan terdiri dari 111 lantai,
pemanfaatan gedung ini di antaranya adalah digunakan untuk hotel
14
supermewah dan perkantoran. Jenis bangunan tertinggi ke lima ini adalah
menara yang rencananya akan diberi nama Signature Tower.
Gambar 3.2 Tampak Atas Gedung Signature Tower
Menara signature ini terdiri dari 111 lantai di atas tanah dan 6
lantai di bawah tanah yang meliputi 6 lantai basement untuk parkir mobil,
2 zona kantor dari 22 lantai, 22 apartemen, dan 22 lantai Hotel.
Gambar 3.3 Puncak Gedung Signature Tower
15
Menara Signature Jakarta merayakan semangat bangsa Indonesia
melalui penguatan tanggal Hari Nasional Kemerdekaan yaitu 17 Agustus
1945, dilihat pada setiap fasad menara. Pada puncak menara ini terdapat
mahkota yang mempunyai arti dari 17 Agustus 1945 dan pancasila. Di
malam hari libur nasional, direncanakan akan ada 17 daun yang akan
diuraikan dengan lampu LED putih, Louver 8 mendukung grills up
dinyalakan di lampu merah, tunas kaca bek tengah-menyala dalam cahaya
putih, dan puncak menara sentral diterangi dengan 45 LED merah dan
putih. Selama bukan hari liburan, pencahayaan akan dapat diubah untuk
menyesuaikan kebutuhan.
Gambar 3.4 Jembatan Antar Menara
16
Gmbar 3.5 Tampak Luar Menara Signature
Gambar 3.6 Bagian Dalam Menara Signature
17
Gambar 3.7 Bagian Halaman Menara Signature
3.2 ANALISIS STANDAR SISTEM UTILITAS UNTUK GEDUNG
SIGNATURE TOWER
Dalam perencanaan dan pengoperasian gedung ini dibutuhkan
sistem utilitas yang efektif dan efesien. Oleh karena itu, dibutuhkan
standar-standar minimum yang dapat dijadikan acuan dalam
pelaksanaanya.
Standar-standar yang akan dibahas dalam makalah ini meliputi
sistem plambing, sistem pemadaman kebakaran, sistem penghawaan, dan
sistem pencahayaan.
3.2.1 Sistem Plambing
Penyediaan air baku bagi kebutuhan gedung bertingkat tentunya
bukan perkara yang mudah. Gedung Signature Tower memiliki ketinggian
hingga 638 meter. Berkaitan dengan keadaan air tanah di Jakarta yang
18
semakin hari semakin buruk, sudah pasti dalam perencanaan penyediaan
air baku di gedung ini membutuhkan teknologi canggih tersendiri.
Seperti yang kita ketahui dalam penyediaan air baku dengan sistem
pompa pada gedung tinggi hanya akan mampu mengalirkan air sampai ke
lantai 30, untuk lantai berikutnya dibutuhkan bak penampung dan pompa
di setiap 30 lantai, sehingga air dapat mengalir dengan baik pada kelipatan
30 lantai di gedung bertingkat. Jika sistem ini diterapkan pada Gedung
Signature Tower maka akan dibutuhkan kurang lebih 21 bak penampung
dan pompa. Melirik dari jumlah pompa yang ada, tentunya energy yang
dibutuhkan untuk memompa air akan sangat besar, ditambah lagi melihat
fungsi dari gedung ini yang akan dijadikan pusat perkantoran dan hotel
super mewah, sehingga air yang dialirkan harus selalu lancar agar tidak
mengganggu aktivitas di dalam gedung.
Disarankan dalam penyediaan air baku bagi Gedung Signature
Tower dibagi menjadi 3 sumber, yaitu berasal dari Air PAM, Air Tanah,
dan Air Re-Use yang masing masing memiliki tangki penyimpanan yang
berbeda-beda di bawah lantai dan pada lantai-lantai tertentu. Sistem
pengaliran air yang akan digunakan adalah kombinasi antara Sistem
Tangki Tekan dan Tangki Atap.
Sistem tangki tekan akan digunakan sebagai penyedia air otomatis
yang memanfaatkan tekanan dalam ruang tertutup untuk menghemat
energi yang dikeluarkan pompa. Sedangkan sistem tangki Atap akan
digunakan sebagai Penampung air sekaligus Pengalir air bagi daerah-
19
daerah yang tidak terjangkau oleh tangki tekan. Simulasi sistem kerja
Tangki tekan dan Tangki Atap dapat dilihat pada gambar berikut.
. Gambar 3.8 Sistem Tangki Tekan pada Gedung Bertingkat
. Gambar 3.9 Sistem Tangki Atap pada Gedung Bertingkat
20
Selain permasalahan pemenuhan air baku, cara pengolahan limbah dan
sistem Re-Use air juga diperlukan dalam gedung ini.
Untuk pengolahan limbah cair dapat diselesaikan dengan membuat unit-
unit Sewage Treatment Plant di beberapa titik. Teknologi yang digunakan dapat
berupa teknologi boiolgi, fisika maupun kimia. Beberapa contoh teknologi dalam
pengolahan limbah cair adalah Pengolahan Biofilter Aerob, Pengolahan Aerob-
Anaerob, Sistem IPAL, Teknologi Lumpur Aktif, Reactor Biologis Putar,
Biofilter Upflow, Proses Aerasi Kontak, dan masih banyak lagi lainnya.
Gambar 3.10 Sistem Pengolahan Air Limbah Sistem Aerob-Anaerob
Melalui proses Re-Use, air yang berasal dari sistem pengolahan limbah,
pada umumnya masih dapat digunakan sebagai air baku. Hasil olahan yang
diperoleh berkisar antara 40% - 60%. Salah satu teknologi Re-Use air yang
populer digunakan adalah teknologi Purification.
21
Gambar 3.11 Teknologi Purification pada Re-Use Air
Panas yang terpapar pada dinding gedung Signature Tower dapat
dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif pada gedung ini, beberapa
diantaranya adalah untuk energi pompa dalam penyediaan air baku, energi pompa
dalam pengolahan limbah di Sewage Treatment Plant, energi mesin dalam Sistem
Re-Use Air. Hal ini dapat diaplikasikan dengan penggunaan panel surya yang
dipasang di atap tempat pejalan kaki dan tempat-tempat lainnya yang
memungkinkan.
Gambar 3.12 Penerapan Panel Surya
22
3.2.2 Sistem Pemadaman Kebakaran
Terjadinya kebakaran merupakan hal yang patut diperhitungkan
dalam perencanaan setiap gedung. Semakin banyak jumlah lantai suatu
gedung (perkantoran/hotel), maka semakin banyak pula penghuni yang
akan menempati gedung tersebut. Jika dikaitkan dengan kecepatan
evakuasi, maka dibutuhkan perencanaan sistem kebakaran yang efektif,
efesien dan tepat dalam pembangunan Gedung Signature Tower di Jakarta.
Disarankan pada Gedung Signature Tower untuk memberikan
perhatian lebih terhadap fasilitas yang menunjang dalam pencegahan dan
penanganan kebakaran.
Seperti gedung dan menara umumnya sistem pemadaman
kebakaran pada menara signature ini harus dilengkapi oleh sistem
pemadaman otomatis dan sistem pamadaman secara manual.
Sistem pemadaman otomatis yang perlu ada pada menara signature
ini adalah sistem pendeteksi asap (smoke detector), alarm dan sistem
sprinkler. Sedangkan untuk sistem pemadaman api manual berupa alat
pemadam api ringan (APAR), hydrant dalam gedung, dan hydrant
halaman.
Sistem pendeteksi asap ini dibutuhkan untuk mendeteksi asap yang
berlebihan di setiap bagian dari bangunan ini, karena dirasa sangat janggal
apabila terdapat asap yang berlebihan di dalam gedung. Sehingga ketika
terjadi adanya asap yang berlebihan maka smoke detector ini berfungsi
sebagai pendeteksi adanya kebakaran yang akan membuat alarm
23
kebakaran berbunyi, dan seluruh pengguna menara signature ini dapat
mengetahui dan menyelamatkan diri.
Gambar 3.13 Smoke Detector
Sistem sprinkler pada menara signature ini harus dipasang yang
berfungsi sebagai pemadaman kebakaran otomatis jika terjadi kebakaran.
Jadi besarnya api dapat diminimalisir bahkan dipadamkan dengan
sprinkler.
Gambar 3.14 Sprinkler
Hydrant dalam gedung dan Hydrant halaman harus ada di titik-titik
yang mudah dijangkau dan tidak terhalang oleh apapun. Jadi ketika
kebakaran terjadi, api masih besar dan sistem sprinkler tidak dapat
24
mengatasinya, maka penggunaan hydrant dalam gedung sangat membantu
proses pemadaman ketika menunggu pemadam kebakaran datang.
Gambar 3.15 Hydrant
3.2.3 Sistem Penghawaan
Selain arah bangunan, ketinggian suatu gedung juga akan
mempengaruhi sistem pengudaraan alami dan buatan yang direncanakan.
Semakin tinggi gedungnya, maka kemungkinan terkena terpaan sinar
matahari akan semakin besar, sehingga gedung menjadi semakin panas
dan dibutuhkan pengudaraan buatan yang tepat.
Pada umumnya terdapat dua cara penghawaan atau pengudaraan,
yaitu secara alami dan secara buatan. Posisi gedung di kota Jakarta dapat
dijadikan salah satu pertimbangan dalam penentuan sistem
pengudaraannya, mengingat tingkat polusi di kota Jakarta yang begitu
tinggi sehingga menurunkan kualitas udara yang ada.
25
Penghawaan alamiah dapat ditimbulkan dari adanya jendela, pintu,
bukaan/void. Sedangkan untuk penghawaan buatan dapat menggunakan
AC split untuk ruangan-ruangan kecil dan kamar hotel, AC Sentral pada
ruangan besar, exhaust fan pada toilet. Penggunaan penghawaan buatan ini
untuk menunjang ketika penghawaan alamiah tidak dapat berfungsi secara
maksimal.
Gambar 3.16 AC Sentral System
26
3.2.4 Sistem Pencahayaan
Pencahayaan merupakan salah satu faktor untuk mendapatkan
keadaan lingkungan yang aman dan nyaman, sehingga berkaitan erat
dengan produktivitas manusia. Pencahayaan yang baik memungkinkan
orang dapat melihat objek-objek yang dikerjakannya secara jelas dan
cepat. Menurut sumbernya, pencahayaan dapat dibagi menjadi 2 macam,
yaitu pencahayaan alami dan pencahayaan buatan.
Pencahayaan alami adalah sumber pencahayaan yang berasal dari
sinar matahari. Sinar alami mempunyai banyak keuntungan, selain
menghemat energi listrik juga dapat membunuh kuman. Untuk
mendapatkan pencahayaan alami pada suatu ruang diperlukan jendela-
jendela yang besar ataupun dinding kaca sekurang-kurangnya 1/6 daripada
luas lantai.
Gambar 3.17 Pencahayaan Alami
27
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang dihasilkan oleh
sumber cahaya selain cahaya alami. Pencahayaan buatan sangat diperlukan
apabila posisi ruangan sulit dicapai oleh pencahayaan alami atau saat
pencahayaan alami tidak mencukupi.
Gambar 3.18 Pencahayaan Buatan
Dari penampakan desain di Gambar 3.1, dapat kita lihat bahwa
keseluruhan dinding dari bangunan dipenuhi oleh kaca-kaca. Penggunaan kaca itu
terdapat di setiap lantai, dinding pada jembatan penghubung menara signature
dengan pacific place, dan pada atap halaman menara signatur. Sehingga ketika
siang hari pencahayaan pada menara ini dapat dimaksimalkan dengan bantuan
pencahayaan alami.
28
Selain keempat hal diatas, masih terdapat bagian-bagian utilatas lain yang
harus diperhatikan dalam perencanaan dan pengoperasian gedung Signature
Tower di Jakarta. Seperti sistem mobilisasi yang akan sangat berguna dalam
pergerakan penghuni didalamnya, sistem penangkal petir, komunikasi, dan sistem
CCTV.
Gambar 3.19 Escalator
Gambar 3.20 Kamera CCTV
29
BAB 4
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
a. Gedung Signature Tower yang merupakan gedung tertinggi ke Lima di
Dunia yang akan menjadi icon baru Indonesia.
b. Agar penghuni merasa nyaman dan aman setidaknya diperlukan
standar-standar utilitas bangunan yang harus diterapkan dalam
perencanaan gedung Signature Tower di Jakarta.
c. Gedung Signature Tower memiliki sistem pencahayaan alami yang
kuat dan memiliki arti arsitektur yang tinggi bagi Indonesia.
4.2 SARAN
Selain keempat sistem utilitas yang telah dijelaskan, masih terdapat
bagian-bagian utilatas lain yang harus diperhatikan dalam perencanaan
gedung Signature Tower di Jakarta. Seperti sistem mobilisasi yang akan
sangat berguna dalam pergerakan penghuni didalamnya, sistem penangkal
petir, komunikasi, dan sistem CCTV.
30
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/25719/4/Chapter%20I.pdf
http://disnakertransduk.jatimprov.go.id/majalah-sdm-plus/58-edisi-128-agustus-
2011/524-aspek-k3-gedung-bertingkat
http://www.burjkhalifa.ae/observation-deck/ticket-information.aspx
http://www.kelair.bppt.go.id/Sitpa/Artikel/Limbahrs/limbahrs.html
http://skyscrapercenter.com/building.php?building_id=12333
http://f4iqun.wordpress.com/2007/08/01/perencanaan-instalasi-gedung-bertingkat/
http://kenray.wordpress.com/2010/01/22/sejarah-bangungunan-bertingkat-atau-
berlantai-banyak/
http://damarshare.blogspot.com/2011/06/burj-dubaikhalifa-gedung-tertinggi-
di.html
http://egg-animation.blogspot.com/2012/01/gambar-signature-tower-gedung-
tertinggi.html
http://info-proyek.blogspot.com/2012/03/signature-tower-jakarta.html
http://www.ada-blog.com/2012/03/10-gedung-tertinggi-di-dunia.html
http://khabuka.blogspot.com/2012/05/10-gedung-tertinggi-di-dunia.html