gb. hubungan kerja pt dgn rumah saki

6
PEDOMAN POKOK PELAKSANAAN HUBUNGAN KERJA ANTARA RS HAPPY LAND MEDICAL CENTRE DENGAN PT TRIPILAR MEDIS JAYA BAB I. PENGERTIAN. Pasal 1. 1. Perusahaan adalah PT Tripillar Medis Jaya. 2. Pemegang Saham adalah pemegang saham PT Tripillar Medis Jaya 3. Rumah Sakit adalah RS Happy Land Medical Centre. 4. Direktur Utama adalah Direktur Utama PT Tripilar Medis Jaya. 5. Governing Board adalah Governing Board PT Tripilar Medis Jaya. 6. Direktur Rumah Sakit adalah Direktur RS Happy Land Medical Centre 7. Direksi Rumah Sakit adalah Direktur, Wakil Direktur Pelayanan, Wakil Direktur Administrasi Umu dan Keuangan BAB II. BIDANG ORGANISASI. Pasal 2. 1

Upload: tius

Post on 01-Oct-2015

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

word

TRANSCRIPT

PEDOMAN POKOK PELAKSANAAN HUBUNGAN KERJA ANTARA

RS HAPPY LAND MEDICAL CENTRE DENGAN PT TRIPILAR MEDIS JAYA BAB I.

PENGERTIAN. Pasal 1.

1. Perusahaan adalah PT Tripillar Medis Jaya.

2. Pemegang Saham adalah pemegang saham PT Tripillar Medis Jaya

3. Rumah Sakit adalah RS Happy Land Medical Centre.

4. Direktur Utama adalah Direktur Utama PT Tripilar Medis Jaya.

5. Governing Board adalah Governing Board PT Tripilar Medis Jaya.6. Direktur Rumah Sakit adalah Direktur RS Happy Land Medical Centre

7. Direksi Rumah Sakit adalah Direktur, Wakil Direktur Pelayanan, Wakil Direktur Administrasi Umu dan Keuangan

BAB II.

BIDANG ORGANISASI.Pasal 2.

Struktur Organisasi Rumah Sakit disusun oleh Direktur Rumah Sakit dan ditetapkan oleh Direktur Utama melalui Governing Board.

Pasal 3.

Direktur Rumah Sakit bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama melaui Governing Board. Pasal 4.

Rumah Sakit diwajibkan memberikan pelayanan kesehatan, perawatan dan pengobatan kepada masyarakat umum yang membutuhkan perawatan di rumah sakit, sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pasal 5.

Direktur Rumah Sakit diberi wewenang secara formal mengelola Rumah Sakit dan menentukan kebijaksanaan demi kelancaran pelaksanaan tugas pokok Rumah Sakit, sepanjang hal tersebut tidak bertentangan dengan kebijaksanaan umum Perusahaan.

Pasal 6.

Direktur Rumah Sakit diberi wewenang mengadakan hubungan kerja atau kontrak dengan pihak ketiga sesuai ketentuan-ketentuan, sepanjang tidak merugikan Rumah Sakit atau Perusahaan. BAB III. BIDANG PERSONALIA

Pasal 7.Direktur Rumah Sakit diangkat dan diberhentikan oleh Direktur Utama.

Pasal 8.

Uraian Tugas Direktur Rumah Sakit Ditetapkan oleh Direktur Utama.

Pasal 9.

Besarnya gaji, tunjangan dan fasilitas yang diberikan kepada Direktur Rumah Sakit ditetapkan oleh Direktur Utama.

Pasal 10.

Pengangkatan Pegawai

1. Pengangkatan pegawai Struktural ditetapkan oleh Direktur Utama.

2. Pengangkatan pegawai non Struktural, baik medis maupun non medis dilakukan oleh Direktur Rumah Sakit atas persetujuan Direktur Utama. Pasal 11.

Pemberhentian Pegawai

1. Pemberhentian pegawai Struktural dilkukan oleh Direktur Utama, dengan memperhatikan pendapat Direktur Rumah Sakit.

2. Pemberhentian pegawai non Struktural, baik medis maupun non medis, dilakukan oleh Direktur Rumah Sakit dan melaporkannya kepada Direktur Utama. Pasal 12.

Peraturan gaji pegawai ditetapkan oleh Direktur Utama, dengan memperhatikan usulan Direktur Rumah Sakit.

Pasal 13.

Pemberian tunjangan untuk kesejahteraan pegawai ditetapkan oleh Direktur Rumah Sakit dengan persetujuan Direktur Utama.

Pasal 14.

Pangkat/Golongan pegawai ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku di Perusahaan dengan memperhatikan usulan dari Direktur Rumah Sakit.

Pasal 15.

Ketentuan kepegawaian seperti cuti, kenaikan pangkat, kenaikan gaji berkala, hukuman jabatan, pendidikan, dan lain-lainnya ditetapkan sesuai ketentuan yang berlaku di Perusahaan.

Pasal 16.

Setiap akhir triwulan Rumah Sakit wajib mengirim laporan mengenai kepegawaian dan realisasi pengeluaran biaya pegawai seperti gaji, jaminan sosial dan lai-lainnya, ke Governing Board.

BAB IV.

BIDANG KEUANGAN.

Pasal 17.

1. Pengelolaan keuangan Rumah Sakit didasarkan atas anggaran dan ketentuan-ketentuan Perusahaan yang berlaku.

2. Setiap pembelanjaan untuk investasi harus mendapat persetujuan lebih dahulu dari Direktur Utama.

3. Rumah Sakit jika mengadakan perjanjian jangka pendek untuk keperluan yang bukan bersifat operasional serta memerlukan agunan, harus mendapat persetujuan dari Direktur Utama. Pasal 18.

1. Direktur Rumah Sakit diberi wewenang mencari dan menerima bantuan pihak ketiga.

2. Bantuan berupa apapun yang bersifat mengikat harus mendapat persetujuan tertulis dari Direktur Utama.

Pasal 19.

Seluruh biaya exploitasi Rumah Sakit maupun biaya penggajian pegawai dibebankan kepada keuangan Rumah Sakit.

Pasal 20.

Direktur Rumah Sakit wajib melaporkan kepada Direktur Utama mengenai pertanggung jawaban keuangan Rumah sakit secara berkala sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 21.

Setiap tahun pada bulan SeptemberRumah Sakit wajib membuat anggaran exploitasi (termasuk overhead) anggaran investasi dan anggaran kas untuk tahun berikutnya yang diajukan kepada Governing Board untuk disyahkan Direktur Utama.

BAB V.

BIDANG PENGAWASAN/PEMERIKSAAN

Pasal 22.

Pengawasan bidang organisasi, personil dan operasionil serta administrasi/ keuangan Rumah Sakit dilakukan oleh Governing Board.

Pasal 23.

Direktur Utama sewaktu-waktu dapat menugaskan Governing Board untuk memeriksa segala sesuatu yang berhubungan dengan pengelolaan Rumah Sakit.

Ditetapkan di : Yogyakarta

Pada tanggal : April 2015Direktur Utama.

Ir.Abdul Nasir.1