gatot

Upload: hendrik-genbelz

Post on 03-Mar-2016

269 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

aaapar rgsg

TRANSCRIPT

Slide 1

Dalam perencanaan sistem drainase suatu kawasan harus memperhatikan pola jaringan drainasenya. Pola jaringan drainase pada suatu kawasan atau wilayah tergantung dari topografi daerah dan tata guna lahan kawasan tersebut. Adapun tipe atau jenis pola jaringan drainase sebagai berikut.SikuDibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit lebih tinggi dari sungai.Sungai sebagai saluran pembuang akhir berada di tengah kota.

ParalelSaluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang. Dengan saluran cabang (sekunder) yang cukup banyak dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan kota, saluran-saluran akan dapat menyesuaikan diri.

Grid IronUntuk daerah di mana sungainya terletak di pinggir kota, sehingga saluran-saluran cabang dikumpulkan dulu pada sungai pengumpul.

AlamiahSama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola alamiah lebih besar.

RadialPada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala arah.

Jaring-jaringMempunyai saluran-saluran pembuang yang mengikuti arah jalan raya, dan cocok untuk daerah topografi datar.

Perencanaan sistem drainase1. Landasan PerencanaanPerencanaan drainase perkotaan perlu memperhatikan fungsi drainase perkotaan sebagai parasarana kota yang dilandaskan pada konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan. Konsep ini antara lain berkaitan dengan sumberdaya air, yang ada prinsipnya adalah mengendalikan air hujan supaya banyak meresap dalam tanah dan tidak banyak terbuang sebagai aliran, antara lain membuat : bagunan resapan buatan, kolam tandon, penataan landscape dan sempadan.

2. Tahapan PerencanaanTahap perencanaan drainase perkotaan meliputi :a. Tahapan dilakukan melalui pembuatan rencana induk, studi kelayakan dan perencanaan detail dengan penjelasan : Studi kelayakan dapat dibuat sebagai kelanjutan dari pembuatan rencana induk. Perencanaan detail perlu dibuat sebelum pekerjaan konstruksi drainase dilaksanakan.b. Drainase perkotaan di kota raya dan kota besar perlu direncanakan secara menyeluruh melalui tahapan rencana induk.c. Drainase perkotaan di kota sedang dan kota kecil dapat direncanakan melalui tahapan rencana kerangka sebagai pengganti rencana induk.

PERENCANAAN DRAINASE

2. Data dan PersyaratanSistem drainase perkotaan data dan persyaratan untuk perencanaannya sebagai berikut :a. Data primer merupakan data dasar yang dibutuhkan dalam perencanaan yang diperoleh baik dari lapangan maupun dari pustaka, mencakup : Data permasalahan dan data kuantitatif pada setiap lokasi genangan atau banjir yang meliputi luas, lama, kedalaman rata-rata dan frekuensi genangan. Data keadaan fungsi, sistem, geometri dan dimensi saluran1. Data daerah pengaliran sungai atau saluran meliputi topografi, hidrologi, morfologi sungai, sifat tanah, tata guna tanah dan sebagainya. Data prasarana dan fasilitas kota yang telah ada dan yang direncanakan.b. Data sekunder merupakan data tambahan yang digunakan dalam perencanaan drainase perkotaan yang sifatnya menunjang dan melengkapi data primer, terdiri atas : Rencana Pengembangan Kota Geoteknik Pembiayaan Kependudukan Institusi/kelembagaan Sosial ekonomi Peran serta masyarakat Keadaan kesehatan lingkungan permukimanPerencanaan hidrolika saluran harus memenuhi beberapa kriteria sebagai berikut :Karena alasan ekonomi penampang saluran harus dipakai penampang hidrolis terbaik, yaitu penampang dengan luas minimum tetapi mampu membawa debit maksimum.Bentuk penampang saluran bisa dipilih bentuk empat persegi panjang, trapesium, lingkaran, setengah lingkaran, atau kombinasi dari bentuk-bentuk tersebut.Hendaknya saluran dibuat dalam bentuk majemuk, terdiri dari saluran kecil dan saluran besar, guna mengurangi beban pemeliharaan.Kecepatan maksimum aliran agar ditentukan tidak lebih besar dari kecepatan maksimum yang diijinkan sehingga tidak terjadi kerusakan. Kecepatan maksimum ditentukan oleh kekasaran dinding dan dasar. Untuk saluran tanah V = 0,7 m/dt. Pasangan batu kali V = 2 m/dt dan pasangan beton V = 3 m/dt.. Kecepatan minimum aliran agar ditentukan tidak lebih kecil dari pada kecepatan minimum yang diijinkan sehingga tidak terjadi pengendapan yang memungkinkan tumbuhnya tanaman air. Kecepatan yang dapat mencegah tumbuhnya tanaman air, yaitu Vmin = 0,6 m/det.Saluran sebaiknya dibuat dengan lapisan atau pasangan yang dapat menahan erosi. Dengan alasan estetika saluran drainase pemukiman dan jalan raya sebaiknya dengan lapisan atau pasangan yang tahan erosi.Saluran drainase yang berada dekat muara sungai dan terpengaruh pasang surut air laut, perlu diperhitungkan pasang surut air laut dalam perencanaan. Mengingat apabila terjadi pasang akan terjadi aliran balik (back water effect).

Pengklasifikasian Saluran DrainaseMacam saluran untuk pembuangan air, menurut De Chaira dan Koppelmen (1994:74) dapat dibedakan menjadi :1. Saluran Air Tertutupa. Drainase Bawah Tanah Tertutup, yaitu saluran yang menerima air limpasan dari daerah yang diperkeras maupun yang tidak diperkeras dan membawanya ke sebuah pipa keluar di sisi tapak (saluran permukaan atau sungai), ke sistem drainase kota.b. Drainase Bawah Tanah Tertutup dengan tempat penampungan pada tapak, dimana drainase ini mampu menampung air limpasan dengan volume dan kecepatan yang meningkat tanpa menyebabkan erosi dan kerusakan pada tapak.2. Saluran Air Terbuka (Chow 1989:17)Merupakan saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas. Pada saluran air terbuka ini jika ada sampah yang menyumbat dapat dengan mudah untuk dibersihkan, namun bau yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan. Menurut asalnya, saluran dibedakan menjadi :a. Saluran Alam (natural), meliputi selokan kecil, kali, sungai kecil dan sungai besar sampai saluran terbuka alamiah.b. Saluran Buatan (artificial), seperti saluran pelayaran, irigasi, parit pembuangan, dan lain-lain. Saluran terbuka buatan mempunyai istilah yang berbeda-beda antara lain :Saluran (canal) : biasanya panjang dan merupakan selokan landai yang dibuat di tanah, dapat dilapisi pasangan batu/tidak atau beton, semen, kayu maupu aspal.Talang (flume) : merupakan selokan dari kayu, logam, beton/pasangan batu, biasanya disangga/terletak di atas permukaan tanah, untuk mengalirkan air berdasarkan perbedaan tinggi tekan.Got miring (chute) : selokan yang curam.Terjunan (drop) : seperti got miring dimana perubahan tinggi air terjadi dalam jangka pendek.Gorong-gorong (culvert) : saluran tertutup (pendek) yang mengalirkan air melewati jalan raya, jalan kereta api, atau timbunan lainnya.Terowongan Air Terbuka (open-flow tunnel) : selokan tertutup yang cukup panjang, dipakai untuk mengalirkan air menembus bukit/gundukan tanah.

3. Saluran Air Kombinasi, dimana limpasan air terbuka dikumpulkan pada saluran drainase permukaan, sementara limpasan dari daerah yang diperkeras dikumpulkan pada saluran drainase tertutup. Saluran Tertutup dan Saluran Terbuka Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua macam aliran yaitu aliran saluran tertutup dan aliran saluran terbuka. Dua macam aliran tersebut dalam banyak hal mempunyai kesamaan tetapi berbeda dalam satu ketentuan penting. Perbedaan tersebut adalah pada keberadaan permukaan bebas; aliran saluran terbuka mempunyai permukaan bebas, sedang aliran saluran tertutup tidak mempunyai permukaan bebas karena air mengisi seluruh penampang saluran.Penampang saluranadalah penampang yang diambil tegak lurus arah aliran, sedang penampang yang diambil vertikal disebut denganpenampang vertikal.Bentuk-bentuk penampang terdiri dari :A. Bentuk Penampang TrapesiumBentuk penampang trapezium adalah bentuk yang biasa digunakan untuk saluran-saluran irigasi atau saluran-saluran drainase, karena mempunyai bentuk saluran alam, dimana kemiringan tebingnya menyesuaikan dengan sudut lereng alam dari tanah yang digunakan untuk saluran tersebut.B. Bentuk Penampang Persegi Empat atau SegitigaBentuk ini merupakan penyederhanaan dari bentuk trapezium yang biasanya digunakan untuk saluran-saluran drainase yang melalui lahan-lahan yang sempit.C. Bentuk Penampang LingkaranBentuk ini biasanya digunakan pada perlintasan jalan, saluran ini biasa disebut gorong-gorong.Bentuk penampang saluran pada muka tanah umumnya ada beberapa macam antara lain; bentuk trapesium, empat persegi panjang, segitiga, setengah lingkaran. Beberapa bentuk saluran dan fungsinya dijelaskan pada tabel berikut ini;

Penampang Persegi Empat

Saluran terbuka berpenampang persegi empat pada umumnya merupakan saluran buatan terutama banyak digunakan untuk saluran drainase di perkotaan atau untuk flume (talang untuk jaringan irigasi). Dibanding dengan penampang trapesium, penggunaan saluran berpenampang persegi empat cenderung dihindari karena tebingnya yang tegak (vertikal). Dinding tegak memerlukan konstruksi yang lebih mahal daripada dinding yang mengikuti garis-garis kemiringan lereng alam tanah dimana saluran ditempatkan.Untuk keperluan saluran drainase perkotaan bentuk penampang persegi empat ini makin dipertimbangkan penggunaannya karena dua hal berikut ini :1. Terbatasnya lahan2. EstetikaUntuk pertimbangan ekonomi perlu dicari penampang yang paling baik.

Persamaan yang digunakan untuk menghitung dimensi saluran empat persegi panjang

Saluran terbuka yang mempunyai penampang trapesium adalah yang banyak digunakan di dalam praktek.Hal ini karena kemiringan tebing dapat disesuaikan dengan kemiringan lereng alam tanah yang ditempatinya. Untuk saluran buatan, faktor ekonomis juga menjadi pertimbangan,

Penampang TrapesiumBentuk penampang setengah lingkaran merupakan bentuk penampang terbaik dengan komponen geometri sebagai berikut:Penampang Berbentuk Setengah LingkaranPersamaan yang digunakan untuk menghitung dimensi saluran Penampang Trapesium

RANGKUMAN Saluran drainase harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis.Pelaksanaan pembangunan drainase tidak menimbulkan dampak sosial yang berat.Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang ada.Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan pemeliharannya.Drainase seharusnya mengalirkan air hujan ke badan sungai yang terdekat.Dalam perencanaan sistem drainase suatu kawasan harus memperhatikan pola jaringan drainasenya. Pola jaringan drainase pada suatu kawasan atau wilayah tergantung dari topografi daerah dan tata guna lahan kawasan tersebut.Penampang melintang saluran perlu direncanakan untuk mendapatkan penampang yang ideal dan efisien dalam penggunaan lahan. Penggunaan lahan yang efisien berarti dengan memperhatikan ketersediaan lahan yang ada.