gastritis,hirsutisme icha

35
PRESENTASI KASUS Gastritis Dan HIRSUTISME Disusun Oleh : Nama : Anissa Nadia Fathurahmi NIM : 030.00.021 Pembimbing : Dr.Tri Yanti Sp.A KEPANITERAAN KLINIK ANAK RSUD BEKASI 1

Upload: tommy-liu

Post on 17-Dec-2015

29 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

n

TRANSCRIPT

STATUS PASIEN

PRESENTASI KASUSGastritis

Dan

HIRSUTISME

Disusun Oleh :Nama : Anissa Nadia FathurahmiNIM: 030.00.021Pembimbing :

Dr.Tri Yanti Sp.A

KEPANITERAAN KLINIK ANAK RSUD BEKASI

PERIODE 15 DESEMBER 2008 21 FEBRUARI 2009FAKULTAS KEDOKTERAN TRISAKTI

JAKARTA, 2009PENGESAHAN

Dengan hormat ,

Presentasi kasus pada kepaniteraan klinik Ilmu Kesehatan Anak RSUD Bekasi periode 15 Desember 2008 21 Februari 2009 dengan judul GASTRITIS dan HIRSUTISME yang disusun oleh : Nama: Anissa Nadia FathurahmiNIM: 030.00.021Telah disetujui dan diterima hasil penyusunannya oleh Yth :Pembimbing :

Dr.Tri Yanti, Sp.A

Menyetujui , ( Dr.Tri Yanti,Sp.A )

STATUS PASIEN1. IDENTITAS

A. Identitas pasien

Nama : An. ZUmur : 11 tahun

Jenis kelamin : PerempuanAgama : Islam

Alamat : Jln. Teluk pucung TWA blok P21 No:21

RT:11 RW:32, BekasiMasuk RS : 18 Desember 2008B. Identitas Orang Tua

AyahIbu

Nama Tn. SNy. NUmur 44 tahun33 tahunPendidikan D3 SMPAgamaIslamIslam

PekerjaanPegawai negeriIbu Rumah Tangga

Perkawinan PertamaPertama

2. ANAMNESIS

Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan ibu dan ayah pasien pada tanggal 19 Desember 2008A. Keluhan Utama

Muntah muntah sejak 3 hari SMRSB. Keluhan Tambahan

Mual2x, nyeri ulu hati, tumbuh bulu2x yang lebat pada seluruh badan.C. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan muntah2x sejak 3 hari SMRS, frekuensi muntah sebanyak 3x/hari dengan konsistensi cairan dan makanan. Muntah dirasakan setiap kali pasien makan, selain itu pasien juga mengeluh mual - mual,dan nyeri pada ulu hati nya seperti ditusuk - tusuk .Pasien sudah membeli obat warung untuk keluhannya tetapi tidak sembuh, os juga mengeluh belum BAB sejak 3 hari yang lalu , BAK pasien normal.

Selain itu pasien juga mengeluhkan banyak pertumbuhan bulu2x yang berlebihan pada seluruh badan, ibu os mengaku bulu - bulu tersebut sudah mulai tumbuh sewaktu os baru lahir.

Ibu pasien merasa penyakit anaknya tidak ada perbaikan sehingga memutuskan untuk dirawat di RSUD BEKASI

D. Riwayat Penyakit Dahulu

Ibu pasien mengatakan bahwa pasien pernah menderita penyakit demam berdarah 11 bulan yang lalu dan pernah dirawat di RSUD BEKASI, os juga pernah menderita penyakit TBC dan sudah mendapat pengobatan selama 6 bulan sebelumnya dan ibu os mengaku pengobatan nya sampai tuntas. Riwayat alergi baik obat maupun makanan disangkal.

E. Riwayat Penyakit Keluarga

Menurut ibu pasien, tidak ada anggota keluarga lain yang mengalami sakit seperti ini. Di dalam keluarga juga tidak ada riwayat alergi makanan atau obat.3. RIWAYAT PASIEN

A. Susunan keluarga

Pasien merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Kakak pasien adalah perempuan berusia 15 tahun dan adik pasien adalah perempuan berusia 6 tahun. Ayah pasien adalah anak kedua dari sembilan bersaudara, sedangkan ibu pasien adalah anak keempat dari enam bersaudara. Kakek pasien dari pihak ayah sudah meninggal. Nenek pasien dari pihak ayah masih hidup. Kakek dan nenek pasien dari pihak ibu sudah meninggal. Baik nenek dan kakek dari kedua pihak ibu dan ayah dari pasien tidak menderita penyakit apapun.

Dengan demikian disimpulkan susunan pedigree keluarga pasien adalah sebagai berikut :

B. Riwayat kehamilan dan persalinan

Ibu pasien mengaku KB suntik dan os merasa menstruasi nya terlambat lalu os baru menyadari dirinya hamil pada usia kandungan berumur 3 bulan. Selama kehamilan,ibu pasien rutin memeriksakan kehamilannya ke dokter. Dan ibu pasien menyatakan tidak pernah ada riwayat infeksi selama masa kehamilannya tidak mengkonsumsi obat-obatan maupun jamu2xan selama masa kehamilannyaPasien dikandung cukup bulan, lahir spontan dengan ditolong oleh dokter RSUD BEKASI. Setelah lahir, pasien langsung menangis, bergerak aktif, warna kulit kemerahan, dan tidak ada tanda-tanda sesak. Tidak ditemukan adanya kelainan congenital pada pasien tetapi ibu os mengaku tumbuh bulu2x halus pada pasien.KEHAMILANMorbiditas kehamilanIbu pasien ketika hamil tidak mengalami sakit yang berat

Perawatan antenatalIbu pasien rajin kontrol ke dokter

KELAHIRANTempat kelahiranRSUD BEKASI

Penolong persalinanDokter

Cara persalinanSpontan

Masa gestasi9 bln 10 hr

Keadaan bayi berat lahir : 3700 gram panjang : 50 cm lingkar kepala: - langsung menangis pucat (-) biru (-) kuning (-) kejang (-) nilai apgar: - kelainan bawaan: Timbul bulu- bulu halus yang berlebih

Kesan :Riwayat kehamilan dan persalinan baik.C. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan gigi pertama

: 6 bulanPsikomotortengkurap

: 4 bulan

Duduk

: 8 bulan

Berjalan

: 15 bulan

Bahasa :Ngoceh : 4 bulan

Bicara beberapa kata: 12 bulan

Psikososisal : Interaksi dengan keluarga : 5 bulan

Bermain bersama teman : 2 tahun

Kesan : riwayat pertumbuhan dan perkembangan baik

D. Riwayat imunisasi dasar

Jenis Imunisasi Dasar123

BCG

Hepatitis B

Polio

DPT

Campak

Kesan : riwayat imunisasi dasar kurang lengkapE. Riwayat makan dan minum

Usia 0 5,5 bulan : ASI

Usia > 5,5 bulan : bubur susu

Usia 9 - 12 bulan : bubur susu dan nasi tim

Kesan : kuantitas dan kualitas makanan cukup

F. Riwayat social ekonomi

Ayah pasien adalah seorang pegawai negeri dengan penghasilan kira kira sebesar Rp. 1.500.000 per bulan. Menurut ibu pasien, penghasilan tersebut cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari hari keluarga.

Kesan : keadaan sosial dan ekonomi cukup.G. Riwayat perumahan dan sanitasi lingkungan

Pasien tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dalam sebuah rumah berukuran kira kira 100 m2 dengan 3 kamar tidur, 2 kamar mandi, dapur, dan ruang tamu. Dindingnya terbuat dari tembok dengan lantai semen dan beratap genting. Jarak antara satu rumah dengan rumah lain berdempetan. Sinar matahari dan ventilasi cukup. Penerangan listrik PLN dan air untuk berbagai kebutuhan rumah tangga didapat dari Sanyo air tanah.Pembuangan air dari rumah tangga disalurkan ke septic tank. Sampah dikumpulkan dan langsung dibakar di depan rumah

Kesan : riwayat perumahan dan sanitasi baik.

PEMERIKSAAN FISIK ( Tanggal 19 Desember 2008 pukul 10.00)

AStatus Generalis

A.1. Pemeriksaan Umum

a. Keadaan umum dan kesadaran

Pasien tampak sakit ringan

Kesadaran compos mentis

b. Ukuran Antropometrik

Berat Badan : 30 kg

Panjang Badan : 146 cm

c. Tanda Vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Nadi : 100 x/menit, regular

Pernapasan : 28 x/menit Suhu tubuh : 36,5 oC (axilla)

A.2. Pemeriksaan Sistematis Kulit : seluruh permukaan badan tumbuh bulu2x yang lebata. Kepala : Normocephali, rambut hitam lebat, distribusi merata,

ubun-ubun besar tidak cekung.

b. Mata : Konjungtiva anemis -/-, sclera icteric -/-,

palpebra tidak cekung, air mata (+).

c. Telinga : normotia, secret (-/-), serumen (+/+).

d. Hidung : secret -/-, mukosa hiperemis -/-, konka oedem -/-,

deviasi septum (-)

e. Mulut : bibir, lidah, dan mukosa mulut tidak kering, sianosis (-),

faring hiperemis (-), lidah kotor (-).

f. Leher : KGB tidak teraba membesarg. Thorax :

- Jantung :

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba di sela iga V midclavicularis sinistra.

Perkusi : Redup

Auskultasi: Bunyi jantung I dan II regular, Murmur (-), Gallop (-)- Paru-paru :

Inspeksi : Pergerakan dada simetris dalam keadaan statis dan dinamis, retraksi sela iga (-).

Palpasi :Vocal fremitus simetris pada kedua lapangan paru.

Perkusi : Sonor

Auskultasi:Suara nafas vesicular, ronki (-/-), Wheezing (-/-).

h. Abdomen :

Inspeksi :Datar, umbilicus tidak menonjol.

Palpasi:Supel, hepar dan lien tidak teraba membesar, nyeri tekan (+) pada epigastrium

X

nyeri lepas (-), turgor kulit baik.

Perkusi: Timpani pada seluruh lapangan abdomen.

Auskultasi: Bising usus (+) normal. i. Ekstremitas : akral hangat, sianosis (-), oedem (-), petechiae(-), rash (-).B. STATUS GIZI

Berat Badan : 30 kg

Tinggi Badan : 146 cm

Berdasarkan standar Z scores berat badan anak perempuan usia 11 tahun adalah 41,5 kg (median) dan 52,4 kg (+1 SD) sementara berat badan pasien adalah 30 kg.

BB / UZ-scores= nilai anthropometris anak-median standar

selisih median dg + 1SD (tabel)

= 30 41,5 .

(52,4-41,5)

= - 11,5

10,9

= - 1,05

Kesimpulan : Gizi BaikBerdasarkan standar Z - scores tinggi badan anak perempuan umur 12 tahun adalah 151,5 cm (median) dan 158,3 cm (+1 SD), sementara tinggi badan pasien adalah 146 cm.

TB / U

= nilai antropometri - median standar

1 SD dari standar

= 146 151,5

(158,3 151,5)

= -5,5/6,8

= -0,80

Kesan = Tinggi badan Normal BB/TB = - 1,05

- 0,80

= 1,31

Kesan = Normal

Indikator BB/U

: Gizi baik

Indikator TB/U

: Normal Indikator BB/TB : Normal

Kesan : Keadaan Gizi anak Baik pada saat ini 4. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Hematologi

Hb12,7 g/dl

Ht37,9 %

Thrombosit421 ribu/ul

Leukosit6,3 g/dl

LED20 mm

HITUNG JENIS

Basofil0%

Eosinofil1 %

Batang3 %

Segment65 %

Limfosit30 %

Monosit1 %

Jumlah Eritrosit5,04 juta/ul

Hb12,9 g/dl

Jumlah Ht34,5 %

MCV78,4 fl

MCH25,6 pg

MCHC32,7 g/dl

Jumlah Trombosit407.000/ul

Kimia Darah

Diabetes

Glukosa Sewaktu58 mg/dl

Fungsi hati

SGOT20 U/l

SGPT5 U/l

Elektrolit

Na135 mmol/l

K3,4 mmol/l

Cl9,8 mmol/l

Imunoserologi

Widal

Salmonella typhi O1/40

Salmonella paratyphi AO1/80

Salmonella paratyphi BO1/40

Salmonella paratyphi CONegatif

Salmonella typhi H Negatif

Salmonella paratyphi AH1/40

Salmonella paratyphi BHNegatif

Salmonella paratyphi CHNegatif

5. RESUME

Pada anamnesa didapatkan :

Pasien adalah anak perempuan berusia 11 tahun, berat badan 30 kg, Pasien datang dengan keluhan muntah2x sejak 3 hari SMRS, frekuensi muntah sebanyak 3x/hari dengan konsistensi cairan dan makanan. Muntah dirasakan setiap kali pasien makan, selain itu pasien juga mengeluh mual - mual,dan nyeri pada ulu hati nya seperti ditusuk - tusuk . Ada riwayat TBC tetapi sudah diobati selama 6 bulan,os juga pernah menderita DBD 11 bulan yang lalu,os belum BAB sejak 3 hari yang lalu , BAK normal.

Pada pemeriksaan fisik ditemukan nyeri epigastrium dan pertumbuhan bulu yang

berlebih pada muka,tangan dan kaki.

Pada laboratorium ditemukan HT,MCH,MCV,GDS menurun dan Thrombosit dan LED,Widal S.thyphi O, parathyphi AO,BO,AH yang meningkat.6. DIAGNOSIS KERJA

- Gastritis- Hirsutisme7. PEMERIKSAAN ANJURAN

Endoskopi Histopatologi

Pemeriksaan hormon

DNA Chromosome USG Ro/thorax8. TERAPISuportif : Edukasi kepada orang tua dan keluarga mengenai penyakit pasien.

Kontrol ke poli endokrinologi untuk pengobatan hirsutisme.

Kontrol pola makan pasien.

IVFD KAEN 3A 14 tpm Rantin 2 x 1/2 ampul Vometa syrup 3 x 1 cth

Polysilane 3 x 2 cth

9. PROGNOSIS

Ad vitam: dubia ad bonam

Ad sanationam: dubia ad bonam

Ad functionam: dubia ad bonamANALISA KASUSPada pasien ini anak perempuan umur 11 tahun, berdasarkan anamnesa, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang didiagnosis Gastritis dan HirsutismeA. Diagnosis

Diagnosa gastritis ditegakkan berdasarkan :

I. Berdasarkan anamnesa pada pasien, yaitu:

Muntah muntah 3x/hari Mual - mual Nyeri pada perut kiri atas

Riwayat maag (+)

Pemeriksaan fisik

Nyeri tekan (+) epigastrium Tumbuh bulu- bulu yang berlebih di seluruh badan

Pemeriksaan penunujang HT,MCH,MCV,GDS menurun Thrombosit dan LED,Widal S.thyphi O, parathyphi AO,BO,AH yang meningkat.Rencana Diagnosa1. Adanya muntah- muntah dan mual-mual,nyeri pada perut kiri atas,riwayat maag2. Berdasarkan pemeriksaan fisik, didapati nyeri tekan epigastrium, pertumbuhan bulu- bulu yang berlebih pada seluruh badan3. Bersadarkan pemeriksaan penunjang, yaitu: HT,MCH,MCV,GDS menurun Thrombosit dan LED,Widal S.thyphi O, parathyphi AO,BO,AH yang meningkat.

Kesan : diagnosis GASTRITIS dan HIRSUTISME ditegakkan berdasar

Kriteria klinis yaitu muntah- muntah 3x/hr,nyeri tekan epigastrium,mual2x,riayat maag (+), pertumbuhan bulu yang berlebih pada seluruh badan. TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN

Gastritis adalah proses inflamasi pada mukosa dan submukosa lambung. Secara histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang pada daerah tersebut. Sel-sel radang dapat berupa leukosit PMN (akut) ataupun MN (kronis)

Gastritis merupakan gangguan kesehatan yang paling sering dijumpai di klinik, karena diagnosisnya sering hanya berdasarkan gejala klinis bukan pemeriksaan histopatologi.

Pada sebagian besar kasus inflamasi mukosa gaster tidak berkorelasi dengan keluhan dan gejala klinis pasien. Sebaliknya, keluhan dan gejala klinis pasien berkorelasi positif dengan komplikasi gastritis.

PEMBAGIAN GASTRITIS

Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa macam berdasarkan pada manifestasi klinis, gambaran histologi yang khas, distribusi anatomi dan kemungkinan patogenesis gastritis.

Secara manifestasi klinis, gastritis dapat dibagi menjadi akut dan kronik. Namun, keduanya tidak saling berhubungan, gastritis kronik bukan merupakan kelanjutan gastritis akut. Salah satu bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya dapat berbentuk penyakit berat adalah gastritis erosiva.

Update Sidney System membagi gastritis berdasarkan topografi, morfologi dan etiologi. Secara garis besar dibagi menjadi 3 tipe : 1. Monoahopik, 2. Atropik, 3. Bentuk khusus. Klasifikasi ini memerlukan tindakan gastroskopi, pemeriksaan histopatologi dan pemeriksaan-pemeriksaan penunjang untuk menentukan etiologinya..

Selain pembagian tersebut di atas, terdapat suatu bentuk kelainan pada gaster yang digolongkan sebagai gastropati. Disebut demikian karena secara histologik tidak menggambarkan radang.

ETIOLOGI

Beberapa penyebab utama dari gastritis adalah iritasi, infeksi, dan reaksi autoimun. Aspek iritasi lebih mengarah ke gastritis akut, sedangkan aspek infeksi dan reaksi autoimun lebih mengarah ke gastritis kronis.

Infeksi dapat terjadi baik itu oleh bakteri ataupun virus. Kausa yang paling penting adalah infeksi Helycobacter pylori. Pada awal infeksi Helicobacter pylori, mukosa lambung akan menunjukkan respon inflamasi akut. Secara endoskopik sering tampak sebagai erosi dan tukak multiple antrum atau lesi hemorogik.

Terdapat beberapa jenis virus yang dapat menginfeksi mukosa lambung, misalnya enteric rotavirus dan calicivirus. Kedua jenis virus tersebut dapat menimbulkan gastroenteritis, tetapi secara histopatologik tidak spesifik. Hanya cytomegalovirus yang dapat menimbulkan gambaran histopatologi yang khas. Infeksi cytomegalovirus pada gaster biasanya merupakan bagian dari infeksi pada banyak organ lain, terutama pada immunocompromized.

Gangguan sistem imun dihubungkan dengan gastritis kronik setelah ditemukannya autoantibodi terhadap faktor intrinsik dan terhadap secretory canalicular structure sel parietal pada pasien dengan anemia pernisiosa. Antibodi terhadap sel parietal mempunyai korelasi yang lebih baik dengan gastritis kronik korpus dalam berbagai gradasi, dibandingkan dengan antibodi terhadap faktor intrinsik. Pasien gastritis kronik yang mengandung antibodi sel parietal dalam serumnya dan menderita anemia pernisiosa, mempunyai ciri-ciri menderita gastritis kronik yang secara histologik menunjukkan gambaran gastritis kronik atropik, predominasi korpus dan pada pemeriksaan darah menunjukkan hipergastrinemia. Pasien-pasien tersebut sering juga menderita penyakit lain yang diakibatkan oleh gangguan fungsi sistem imun.

Jamur Candida species, Histoplasma capsulatum dan Mukonaceae dapat menginfeksi mukosa gaster hanya pada pasien immunocompromized. Pasien yang sistem imunnya baik biasanya tidak dapat terinfeksi oleh jamur. Mukosa lambung bukan tempat yang mudah terkena infeksi parasit.

Iritasi dapat disebabkan oleh banyak hal, seperti obat-obatan, alkohol, ekskresi asam lambung berlebihan, muntah kronis dan menelan racun.

Gastritis erosiva biasanya akibat dari sakit yang parah atau dari obat-obatan. Stres, etanol, cairan empedu, Obat Anti Infalamasi Non Steroid (OAINS) mengganggu barier mukosa lambung, sehingga mudah terluka dengan asam lambung normal. OAINS mengganggu lapisan mukosa pelindung dengan menghambat aktivitas cyclooxygenase mukosa, menurunkan kadar prostaglandin mukosa. Keadaan klinis yang sering menimbulkan gastritis erosiva, misalnya trauma yang luas, operasi besar, gagal ginjal, gagal nafas, penyakit hati yang berat, renjatan, luka bakar yang luas, trauma kepala dan septikemia.

DIAGNOSIS

Kebanyakan gastritis tanpa gejala. Mereka yang mempunyai keluhan biasanya tidak khas. Keluhan yang paling sering dihubungkan dengan gastritis adalah nyeri panas dan pedih di ulu hati disertai mual kadang-kadang sampai muntah. Selain itu juga terdapat penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, tidak enak di perut bagian atas, muntah darah atau cairan berwarna coklat, ataupun terdapat darah saat buang air besar. Keluhan-keluhan tersebut sebenarnya tidak bisa berkorelasi baik dengan gastritis. Keluhan-keluhan tersebut juga tidak dapat digunakan sebagai alat evaluasi keberhasilan pengobatan. Pemeriksaan fisik juga tidak dapat memberikan informasi yang dibutuhkan untuk menegakkan diagnosis.Diagnosis ditegakkan berdasarkan pemeriksaan endoskopi dan histopatologi. Gambaran endoskopi yang dapat dijumpai adalah eritema, eksudatif, flat-erosion, raised-erosion, perdarahan, edematous rugae. Perubahan histopatologi meliputi degradasi epitel, hyperplasia foveolar, infiltrasi netrofil, inflamasi sel mononuklear, folikel limpoid, atropi, intestinal metaplasia, hyperplasia sel endokrin, kerusakan sel parietal. Pemeriksaan histopatologi sebaiknya juga menyertakan pemeriksaan kuman Helicobacter pylori.

PENGOBATAN

Pengobatan yang dilakukan terhadap gastritis bergantung pada penyebabnya. Pengobatan sebaiknya meliputi pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko tinggi, pengobatan terhadap penyakit yang mendasari, dan menghentikan obat yang dapat menjadi kausa dan pengobatan suportif. Pada banyak kasus gastritis, pengurangan dari asam lambung dengan bantuan obat sangat bermanfaat. Penggunaan obat-obatan yang mengiritasi lambung juga harus dihentikan. Pengobatan lain juga diperlukan bila timbul komplikasi atau akibat lain dari gastritis.

Antibiotik digunakan untuk melakukan eradikasi Helicobacter pylori. Pada saat ini, indikasi yang telah disetujui secara universal untuk melakukan eradikasi adalah infeksi kuman Helicobacter pylori yang ada hubungannya dengan tukak peptik dan yang berhubungan dengan low grade B cell Lymphoma. Sedangkan pasien yang menderita dispepsia non tukak, walaupun berhubungan dengan infeksi kuman Helicobacter pylori eradikasi. Eradikasi dilakukan dengan kombinasi antara beberapa antibiotik dan proton pump inhibitor (PPI). Antibiotik yang dianjurkan adalah klaritomisin, amoksisilin, metronidazol dan tetrasiklin. Bila PPI dan kombinasi 2 antibiotik gagal, dianjurkan untuk menambah bismuth subsalisilat/subsitral.

Pada sebagian kecil pasien, perlu dilakukan tindakan yang bersifat invasif untuk menghentikan perdarahan yang mengancam jiwa. Tindakan-tindakan itu misalnya dengan endoskopi skleroterapi, embolisasi arteri gastrica sinistra, atau gastrektomi. Gastrektomi sebaiknya dilakukan hanya atas dasar indikasi absolut.Kategori obat pada gastritis adalah:

Antasid

Antasid mengandung alumunium/magnesium hidroksida, kalsium atau bismuth subsitrat. Mekanisme kerjanya menetralisir asam lambung secara lokal.

Kurang memuaskan karena waktu kerjanya singkat, tidak dapat diandalkan untuk menetralisir sekresi asam tengah malam. Ada resiko terjadinya rebound acid secretion, serta dapat menimbulkan efek samping seperti diare atau konstipasi.

Antagonis H2 reseptor

Tidak hanya mengurangi keasaman, tetapi juga menurunkan jumlah sekresi lambung.

Yang termasuk dalam golongan ini misalnya : simetidin, ranitidin, nizatidin, famotidin

Proton Pump Inhibitor (PPI)

Bekerja langsung pada pompa proton sel parietal dengan mempengaruhi enzim H, K, ATP-ase yang dianggap sebagai tahap akhir proses pembentukan asam lambung.

Termasuk di dalamnya omeprazole, lanzoprazole, pantoprazole, rabeprazole.

Cytoprotective agent

Melindungi jaringan mukosa lambung dengan cara meningkatkan ketahanan mukosa

Yang termasuk golongan ini adalah sukralfat.

PENCEGAHANCara terbaik untuk mengatasi gastritis adalah melakukan modifikasi gaya hidup seperti tidak menggunakan obat-obat yang mengiritasi lambung, makan teratur atau tidak terlalu cepat, mengurangi makan makanan yang terlalu merangsang, minum kopi dan soda dan yang terakhir kurangi stres.

Garam konsentrasi tinggi akan menyebabkan bakteri Helicobacter pylori menjadi lebih ganas. Hal ini dibuktikan dari penelitian yang dilakukan oleh dr. Hanan Gancz dan timnya. Garam menyebabkan 2 gen bersatu dengan sifat jahat bakteri dan menghasilkan sifat agresifHirsutisme

PENDAHULUAN Istilah hirsutisme terbatas pada pola pertumbuhan rambut berlebih yang androgen-dependent. Batasan hirsutisme sering dipakai apakah semata-mata hanya kelainan kosmetis atau merupakan gambaran penyakit sistemik yang mendasarinya. Evaluasi klinis penting untuk menetapkan apakah penderita memerlukan pengobatan atau suatu tindakan.

Hirsutisme sebagian besar ditentukan secara genetik, ras Mangoloid cenderung mempunyai rambut kepala yang kasar, serta mempunyai sedikit rambut badan, janggut, aksila, serta rambut pubis yang kasar dengan kecepatan pertumbuhan rambut tidak secepat pada ras Kaukasoid. Sedangkan rambut pada ras Kaukasoid lebih halus dibandingkan ras Mongoloid Jumlah rambut dan pola distribusinya ditentukan juga secara genetik. Dan juga ditemukan bahwa jumlah rambut pada tungkai bawah dan atas adalah tiga kali lebih banyak pada orang kulit hitam dibandingkan kulit putih , rambut dada laki-laki yang lebat lebih banyak pada ras Mediteran daripada ras Oriental.. Pembagian hirsutisme1.Hirsutisme idiopatik 2.Hirsutisme endokrinopati 2.1. Berasal dari kelenjar adrenal 2.1.1. Hiperplasi kelenjar adrenal kongenital 2.1.2. Sindrom adrenogenital pada dewasa 2.1.3. Adenoma/karsinoma kelenjar adrenal 2.2. Berasal dari ovarium 2.2.1. Sindrom SteinLeventhal 2.2.2. Tumor ovarium lainnya 2.3. Berasal dari kelenjar hipofisa 2.3.1. Adenoma hipofisa 2.3.2. Sindrom Cushing 2.3.3. Akromegali 2.4. Berasal dari kelanjar tiroid. 3.Hirsutisme karena obat. 4.Hirsutisme sekunder. HIRSUTIME Hirsutisme adalah pertumbuhan rambut terminal yang berlebih, bersifat androgen-dependent, pada perempuan dengan pola distribusi seperti pada laki-laki dewasa.Tampak pertumbuhan rambut dengan pola distribusi maskulin yaitu di atas bibir dan depan telinga. Dapat timbul pada semua usia, meningkat pada usia pertengahan. Selama kehamilan bisa terjadi hirsutisme, dan bertambah berat pada kehamilan berikutnya.

Kadar hormon androgen bebas atau yang terikat berhubungan dengan efek biologis, sedangkan protein pengikatnya sangat berperan. Hampir 75--80% hormon androgen mempunyai gugus 17--0H diikat dalam serum oleh sex-hormon binding globulin (SHBG).Hormon androgen yang terikat pada albumin 15--20%, dan hanya 1--3% dalam bentuk bebas. Kadar hormon testosteron dan SHBG diperiksa tiap 6--12 bulan, pada hirsutisme sebagai evaluasi klinis.Menurut Karp dan Herrman (1973) penderita yang mengeluh gangguan menstruasi dapat menderita hirsutisme setelah pubertas. Penelitian terhadap 47 perempuan penderita hirsutisme dengan menstruasi tidak teratur, ternyata 60% mengalami peningkatan kadar testosteron claim plasma.Hirsutisme idiopatik Pertumbuhan rambut berlebih yang bukan disebabkan peningkatan sekresi hormon androgen ataupun gangguan metabolik lainnya. Ditandai dengan riwayat keluarga yang mempunyai distribusi rambut serupa, riwayat menstruasi yang biasanya normal, umumnya tidak terdapat tanda virilisasi, bersifat generalisata, sekresi keringat dan sebum meningkat, tidak ditemukan tumor pelvis.Dalam menentukan penyakit ini, penyakit lain yang mendasarinya harus disingkirkan. Diduga penderita mempunyai folikel rambut yang hipersensitif terhadap kadar hormon androgen plasma yang normal.

Bila ukuran klitoris cukup besar, ataupun terjadi peningkatan kadar hormon testosteron dalam plasma, mungkin ada penyakit sistemik yang mendasarinya.Hirsutisme endokrinopati

Ditandai dengan keadaan maskulinisasi disertai kadar 17 ketosteroid dalam urin yang meningkat. Pertumbuhan rambut berlebih pada perempuan, sekitar 80% disertai kadar hormon androgen dalam serum yang meningkat.Penyebabnya adalah beberapa kelainan kelenjar, yaitu : 1.Kelenjar adrenal 1.1. Hiperplasi kelenjar adrenal kongenital Diturunkan secara resesif autosomal dan terdapat pada sekitar 10% penderita

hirsutisme. Bila masa awitan terjadi dalam uterus; saat lahir bayi dapat

mempunyai kedua jenis kelamin. Bila awitannya pada masa kanak-kanak,

ditandai dengan virilisasi dan pertumbuhan perokok. 12. Sindrom genitoadrenal pada dewasa mempunyai masa awitan setelah dewasa 1.3. Adenoma karsinoma kelenjar adrenal Terdapat tanda virilisasi dan peningkatan kadar 17 ketostemid dalam urin yang tidak dapat diobati dengan pemberian obat.2.Ovarium Jaringan testis yang tumbuh tidak pada tempatnya, yaitu pada ovarium dapat menyebabkan hirsutisme. Secara fenotip perempuan dengan genital hermaprodit, disertai kelainan kromosom. 2.1. Sindrom Stein--Leventhal Terdapat pembesaran ovarium bilateral. Produksi hormon androgen dari

ovarium dan kadar hormon testosteron dalan plasma meningkat, bila disertai

peningkatan kadar 17 ketosteroit dalam urin.

Bersifat familial dan pada beberapa kasus sulit dipisahkan dengan kelainan

kelenjar adrenal. Pada sekitar 20% penderita mempunyai tanda virilisasi. 2.2. Tumor ovarium lainnya yang memproduksi hormon androgen,

yaitu : -- tumor sel Leydig -- tumor sel teka -- tumor sel hilar -- arenoblastoma -- kisadenoma ovarium -- tumor Krukenberg Mempunyai tanda maskulinisasi lebih ringan.

3. Kelenjar hipofisa 3.1. Adenoma hipofisa 3.2. Sindrom Cushing 3.3. Akromegali4. Kelenjar tiroid Hirsutisme pada penderita hipotiroid dewasa muda pernah dilaporkan oleh Perloff,

menghilang setelah 8 bulan pengobatan dengan hormon tiroid.. Hirsutisme karena obat Bermacam-macam pil KB mengandung hormon estrogen kadar rendah, dan progesteron kadar tinggi, bila menyebabkan hirsutisme dengan atau tanpa virilisasi.

Pernah dilaporkan pengobatan asma dengan inhalasi triamsinolon asetonid pada anak usia 8 tahun mengakibatkan kadar glukokortikoid dalam plasma meningkat, tanda hirsutisme, obesitas serta gangguan pertumbuhan badan.

Hirsutisme sekunder Sukar membedakan penyakit ini dengan hirsutisme idiopatik, kecuali bila ada tanda virilisasi. Ditandai dengan perubahan pola menstruasi, distribusi rambut linea alba dan presternal, akne dan riwayat infertilitas.Terjadi peningkatan kadar hormon androgen, sehingga sekresi hormon testosteron dari ovarium, kelenjar adrenal atau keduanya meningkat. Sila kadar testosteron bebas normal, kemungkinan ada hipersensitivitas organ target. Ternyata dan sekitar 30% penderita dengan tanda klinis cenderung hirsutisme sekunder, tidak ditemukan kadar hormon androgen abnormal dalam plasmaPENGOBATAN Pengobatan hirsutisme berdasarkan kelainan kosmetik atau merupakan penyakit sistemik yang mendasarinya. Medikamentosa Bertujuan menekan produksi hormon androgen dari kelenjar adrenal maupun ovarium, atau menghentikan kerja kelenjar adrenal pada folikel rambut, sehingga fase petumbuhan aktif rambut terminal lebih pendek dan rambut lebih tipis serta kurang berpigmen. Respons terhadap obat adalah lambat dan tidak selalu memberi hasil memuaskan. Umumnya dibutuhkan waktu 6--12 bulan untuk menentukan keberhasilan pengobatan1.Glukokortikoid Tujuannya untuk mengobati penderita hiperplasia kelenjar adrenal, pemakaian

secara rutin untuk bentuk selain hirsutisme tidak dianjurkan.2.Pil KB Mempunyai efek menekan hormon gonadotriopin, sehingga mengurangi ekskresi

hormon androgen dari ovarium. Estrogen akan meningkatkan kadar globulin yang

mengikat hormon seks, sehingga kadar hormon testosteron bebas dalam serum akan menurun menjadi normal.3.Antiandrogen Obat yang bersifat antiandrogen antara lain simetidin,siproteron asetat, spironolakton dan flutamid.

Operatif Tindakan pengangkatan tumor yang mensekresi hormon androgen.Mekanis Terutama dilakukan untuk mengobati hirsutisme idiopatik dan hipertrikosis. Caranya bervariasi dalam hal frekuensi,, biaya dan kenyamanan.

1.Cara temporer 1.1. Pemudaran rambut (bleaching) 1.2. Pencukuran rambut (shaving) 1.3. Epilasi (plucking/teezing dan waxinvl 1.4. Depilasi 1.5. Pemakaian amplas (hair removing gloves). 2.Cara permanen 2.1. Elektrolisis atau galvanisasi 2.2. Termolisis atau diatermi 2.3. Kombinasi elektrolisis dan termolisis 2.4. Tindakan bcdah pada tempat yang dikeluhkan 2.5. RadiasiKESIMPULAN Keadaan pertumbuhan rambut normal mempunyai rentangan luas, walaupun ada yang belum dapat diterima secara sosial. Seorang dokter harus pandai menetapkan bahwa keadaan yang dikeluhkan penderita bukanlah suatu keadaan abnormal, meskipun secara kosmetik tidak menyenangkan penderita.PASIEN

PAGE 24