garut dansekitarnya

Upload: iqbalwibowo

Post on 19-Jul-2015

266 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

kebanyakan wisata alam ma resort ajah... sebagai pertimbangan beberapa wisata yang ada di garut : 1. Candi cangkuang : masuk candi ini harus pakai rakit, bayarnya cm 3000 per orang, pi kalo orangnya dikit terpaksa harus sewa rakitnya, sekirat 40 rb... 2. Cipanas : ini cm t4 spa and resort ajah, tersedia kolam air panas, tarifnya bervariasi tergantung resort yang kita datangi, berkisar 10 rb - 25 rb... 3. Kawah papandayan dan kawah darajat, tiket masuknya kalo gak salah cm 5 rb ajah 4. Curug orok, tiket masuknya cm 3rb perak... 5. Kampung sampireun, ne mah wat kuliner ma foto ajah... 6. Kampung naga, 7. Kalo pengen wisata laut, ada pameungpeuk, ranca buaya, cilaut eureun, dll.. pi jarak pantai tuh lmyn jauh dari kota garut, jadi kalo mo k pantai mesti ngekhususin minimal 2 malam 1 hari, pantainya c masih alami, maklum lom terjamah modernisasi...

Kalo jalan2 di sekitar kota garut (point 1-6) bisa nginep di rumah MEWAH orang tuaq (baca : MEpet SAwaH), rumahnya di kelilingi sawah ma kolam ikan, jadi bagi yang suka mancing, bisa mancing di kolam trus bakar2 ikannya di malan hari sambil maen kartu :p

turun bus di 'ALUN-ALUN LELES'

Itten jumat boleh lah kyk gitu, tp plus mandi air panas donk...hihihi

Usul sabtunya ke luar kota garut aja, biar capek sekalian, ke pamengpeuk, rancabuaya, dll, wisata pantaaaaiii *keinginan pribadi*

Trus minggunya ke kawah papandyan, kawah derajat, beli batik garut, foto2 di sampieruen, wisata gunnnunnnng, curug, air panaaaasssss

Dari Lebak Bulus ke Garut membutuhkan waktu kurang lebih 4 jam. Bis kami mengantarkan kami ke terminal Garut. Sesampainya disana, kami pun mulai kelimpungan, bingung mau kemana dan naik apa. Kami memutuskan untuk mencari penginapan. Dari 108 kami mendapatkan dua buah nama hotel, dari dua itu, satu sudah gulung tikar, syukurlah hotel satu lagi masih buka loh. Hotel Augusta itu berada di Cipanas, tarif nya cukup murah, sekitar 350rb permalam, dan room service nya juga lumayan. Jika dari terminal Garut itu berarti naik dari 03 terus turun di simpang lima lanjut naek 04.

Setelah Check In, kami lagi lagi belum memutuskan mau kemana. Setelah diskusi dengan room boy nya, rencana ke papandayan ditunda sampai besok pagi, untuk hari ini kami memutuskan untuk ke Candi Cangkuang.

Perahu Kretek

Candi Cangkuang adalah Candi Hindu yang teramat jarang ditemukan di Jawa Barat. Candi ini terletak di pulau yang berada di tengah Situ Cangkuang. Situ Cangkuang terletak di kabupaten Leles. Jika dari tempat kami menginap naik 04 sampai di pertigaan kedua, lalu lanjut angkot 010 jurusan leles. Turun di alun alun Leles. Jangan membayangkan Candi ini seperti Borobudur, atau Candi candi yang besar lainnya. Sesampainya di Situ Cangkuang menggunakan andong, kami masih harus menyebrangi Situ menggunakan perahu tradisional yang disebut Kretek. Perahu ini menggunakan bambu panjang, memiliki atap dan tempat duduknya pun berhadap-hadapan, didorong oleh bambu yang cukup panjang untuk kedasar Situ. Situ ini sendiri dalamnya 2m , menjadi 1.5m setelah abu vulkanik masuk ke dalam Situ.Di tengah pulau itu, ada juga kampung adat pulo, saat kami kesana, kampung adat itu sepi atau mungkin penghuninya berada di dalam.

Gunung Papandayan dengan kedua Kawahnya yang mengempulkan asap

Esok harinya, kami pagi pagi bergegas untuk pergi ke Papandayang, setidaknya sebelum matahari tepat di atas kepala kami, karena selain panas bener, cahayanya juga gak pas buat kami kami yang lagi belajar photography. Kami pun berhasil sampai jam 10, walaupun sudah mulai panas tapi tidak sepanas ketika jam 12. Dari tempat kami menginap kami menggunakan 04, kemudian turun di Simpang Lima, dari sana naik Elf jurusan Cikajang, turun di desa Cisurupan, dan lanjut naik Ojek ke Pos. Dari Pos ke kawah papandayan sebenarnya bisa saja menggunakan jalur wisata, yaitu jalur yang memang sudah disiapkan untuk para wisatawan. Jalurnya pun hanya lurus, melewati bekas longsoran dari Gunung Papandayang ketika meletus 2002 kemarin. Tapi kami memilih menggunakan pemandu yang tersedia disana. Oleh pemandu kami diajak menaiki jalur yang sedikit (eh sedikit? banyak) sulit, jalur itu menggunakan jalur setapak menuju ke puncak salah satu bukit / gunung di sana. Jalurnya bukan main main, selain batu, dan kadang melalui jurang yang kalau kepeleset mungkin saya gak bisa nulis entry blog ini . Tapi ketika sampai di puncak bukit, semua kerja keras naik itu terbayar dengan view yang luar biasa Gunung Papandayan, hamparan longsoran yang menimbun serta gunung Ceremai di kejauhan. Papandayan sendiri mempunyai dua kawah, salah satu kawahnya baru terbentuk tahun 2002.

Puas dengan Papandayan, kami memanjakan diri dengan berendam di kolam air panas Cipanas Garut hampir semua wisata air panas di Jawa Barat bernama Cipanas, mungkin karena Ci itu Cai yang berarti air dalam bahasa Sunda , berendam di air panas konon katanya bisa membantu menyembuhkan beberapa penyakit.

Selesai berendam, berarti saat nya kami harus pulang ke Jakarta, dan berakhir pula Ndoyokan kami. Itinerary nya perjalanan ke Garut itu Bis dari Lebak Bulus Garut : Rp 35.000,Angkot dari Terminal Guntur menuju ke Penginapan : Rp 4.000/each penginapan Rp 350.000 / Night

Angkot dari penginapan menuju ke Candi Cangkuang Rp 12.000,- / each PP Dari alun alun Leles menuju ke Cangkuang pulang pergi sekitar: Rp 40.000,Dari pinggir Situ ke Pulau Rp: 15.000,Angkot ke Cisurupan : Rp 14.000 / each Cisurupan ke Pos Pengamatan Papandayan : Rp 30.000 / each PP Guide : Rp 50.000 Cisurupan ke garut kota : Rp 14.000 / each Garut Kota Cipanas : Rp 2.000 / each Aqua medic Pool Tirtagangga : Rp 25.000 / each Cipanas Simpang Lima : Rp 2.000 /each Simpang Lima Terminal Guntur : Rp 2.000 /each Terminal Guntur lebak bulu : Rp 35.000 /each

Pantai di Garut: Setelah semuanya beres, jam 7 pagi kita kan memulai petualangan kita berjalan menyusuri pantai.

Pantai berikutnya adalah Pantai Santolo, pantai dengan banyak batuan karang hitam, pantai ini terletak di pulau kecil tersendiri.

Dari pantai ini kita menyeberang dengan perahu nelayan menuju Terminal Pamengpeuk, atau tempat parkir dari obyek wisata Pantai Santolo. Disini terdapat Tempat Pelelangan Ikan, warung-warung, jadi buat yang belum bawa air minum, sebaiknya beli disini.

Dari terminal, perjalanan dilanjutkan menyusuri sepanjang pantai selatan Garut dari Pamengpeuk ke Cikelet. Setelah pantai, kita akan melewati padang penggembalaan sapi sampai dengan Pantai Karang Papak,

kemungkinan besar akan menjadi lokasi makan siang. Di pantai ini banyak penduduk/wisatawan memancing dan juga bermain air, karena bentuk pantainya berupa belokan dan ada karangnya, jadi ombak tidak terlalu besar.

Sungai pertama yang akan kita seberangi tidaklah terlalu lebar dan dalam, jadi pake sandal trekking aja, daripada pake sepatu basah, hehehe...

Sawah hijau membentang (moga-moga nanti belum panen) sangat indah dinikmati oleh mata setelah 'melulu' melihat pantai.

Lewat pantai lagi, sungai lagi, sawah lagi, akhirnya kita akan sampai di camping ground di Gunung Geder Cikelet. Di Gunung Geder ini pantainya menghadap barat, jadi lokasi yang pas untuk melihat sunset (moga-moga langit cerah). Yang mau mandi di sungai, boleh juga, ada sungai kecil deket camping ground. Pangandaran - Pamengpeuk Kondangan Trip January 8, 2009 Takjub ! acara kondangan Neni yang digabung travelling pantai selatan bisa terwujud. Hampir sebulan lebih sebelumnya, sohib saya sejak kuliah, Neni ngabarin rencana resepsi pernikahannya, mewanti-wanti saya supaya tidak ada acara dan bisa hadir ke Banjar, Ciamis pada tanggal 27 Desember 2008. Jauh-jauh hari saya mengajak teman-teman yang mau jalan ke Pangandaran sekaligus nemenin kondangan. Karin dan RIfa, temen kantor tim GUnung Kidul trip antusias mau. Tadinya mau nekat pergi bertiga, bawa mobil sendiri. Minggu-minggu berikutnya setelah rencana itu, Ama ngajak Trip ke Pamengpeuk, Garut Selatan pada tanggal yang sama. SEtelah diskusi, akhirnya saya dan Ama sepakat menggabung trip kondangan Pangandaran dengan Garut Selatan dengan jadwal tiga hari 26 -28 Desember. Itinerary fix nya baru jadi beberapa hari menjelang pergi. SEmpat bingung mengatur jadwal, karena jadwal kondangan yang tengah, serta tempat utama yang akan dikunjungi jaraknya berjauhan. Green Canyon di Pangandaran dan Pantai Santolo di Pamengpeuk, Garut Selatan. Sampai hari-hari terakhir menjelang pergi yang ikut tadinya enam orang, Saya, Karin dan RIfa dari IKPT serta Ama dengan dua orang teman kantornya di Electronic Solution, Dadang dan Diaz. Sehari sebelum berangkat peserta bertambah satu, Chika, tim hore saya dan Ama.

Jumat, pukul 7.30 pagi, kami kumpul di kantor saya. Avanza sewaan tampak penuh seperti akan pulang kampung, dimuati kami bertujuh plus ransel-ransel. Bahkann kado saya untuk Neni yang lumayan besar tidak muat lagi, setelah menimbangnimbang saya tinggal untuk diberikan di Jakarta saja. Karena acara packing mobil yang cukup lama, kami baru berangkat sekitar pukul 8.15. Sejak masuk Cikampek dari Cawang sampai Tambun sangat lancar, berhenti dulu di rest area KM 19 untuk isi bensin dan ke ATM.

setelah itu jalan agak padat merayap disekitar Karawang, yang ruas jalan tengahnya sedang diperbaiki. Selepas itu lancar lagi sampai keluar tol Cileunyi. Padat lagi menjelang Nagreg, tapi tidak terlalu parah. Cuaca berganti-ganti dari panas,mendung, gerimis, sampai hujan deras.Diaz, sang driver kita menyetir dengan nyantai, sehingga saya dan Karin yang duduk di jok belakang tidak mengalami gangguan mual. Tidak terasa hampir pukul 14.00 siang ketika memasuki Garut, mulai mencari tempat untuk makan siang. Untungnya cemilan cukup readystock sehingga masih nyantai cari tempat makan siang yang menggugah selera. Sampai Tasik belum juga singgah, sampai akhirnya kita berhenti di Restoran Gentong, selepas Tasik. Restoran bangunan kayu dengan kolam dan taman yang nyaman. Kita memesan ayam goreng kampung dan Gurame. Resto sangat ramai dengan mobil-mobil yg parkir sebagian besar plat B. akan melanjutkan perjalanan, hujan deras.

Tidak sampai satu jam kemudian sampai di gerbang bertuliskan Selamat Datang di Kota Banjar. Waktu menunjukkan pukul 16.00. Jadwal kita hari itu langsung ke Green Canyon, tetapi tidak terkejar. Green Canyon masih 1-1.5 jam lagi. Akhirnya kita memutuskan untuk langsung ke rumah Neni. Singgah dahulu di kantor Polres Banjar yang terletak dekat gerbang tersebut untuk numpang ke toilet. Setelah itu menuju Masjid Agung dan Alun-Alun kota Banjar. Saya menelpon Neni untuk minta dijemput. Tidak lama Anto, adik Neni datang dan memandu kami menuju rumahnya yang tidak jauh dari situ.

Rumah Neni tampak ramai oleh tamu, sesorean kami bertamu. MEnjelang magrib kami pamit menuju penginapan yang alhamdulillah disediakan Neni. Awal nya disediakan tiga kamar, Pas untuk kami bertujuh. Tetapi salah satu kamar tidak berAC. Demi kesamarataan akhirnya cewe-cewe bergabung dalam satu kamar, biar Diaz dan Dadang pakai kamar berAC. Malam itu Ama, Chika, Diaz dan Dadang muter-muter kota Banjar. Saya, Karin dan RIfa memilih untuk leyeh-leyeh di kamar. Banjar kota kecil yang sepi tidak cukup menarik kami bertiga malam itu. Sekitar pukul 21.00 peningapan ramai oleh kedatangan rombongan keluarga mempelai pria dari Jakarta. Saya sempat menemui Sigit, sang mempelai untuk mengobrol. Keesokan pagi,kami bersiap-siap menghadiri akad nikah. Jam 8.00 kita semua sudah rapi jali. Seru melihat teman-teman dalam rencana adventure masih menyelipkan kostum kondangan lengkap dengan selopnya.

Sekitar pukul 8.15, kami berangkat menuju gedung Graha Banjar Indah, yang tidak jauh dari penginapan. Gedung yang cukup luas itu tampak cantik berhiaskan bungabunga dan karpet merah. meja-meja catering tampak sudah rapi, satu kelompok Sanggar Musik Sunda tampak siap mengiringi acara. di depan panggung pelaminan, tampak barisan kursi-kursi menghadap meja akad nikah, sebagian besar sudah terisi. Seorang ibu setengah baya berkebaya rapi, mempersilakan kami duduk.Kami duduk mengikuti prosesi akad nikah dengan adat Sunda sampai selesai. Karena waktu kami yang mepet, seusai akad nikah, sekitar pukul 10.00 kami langsung pamit. Tidak menunggu resepsi yang akan dimulai pukul 11.00. Berangkat menuju Green Canyon. Sekitar 2 jam perjalanan,pukul 12.00 kami sampai di Green Canyon. Parkiran padat dengan mobil plat B. Saya nyaris tidak sadar bahwa itu di

Green Canyon, bukan di Kebun Binatang Ragunan!. Tempat wisata yang jaraknya terbilang jauh dari Jakarta ini padat seperti Ragunan. ditempat pemberangkatan perahu, orang berkerumun. Syukurnya siang itu terik, sebelumnya kami khawatir hujan, sehingga tidak bisa turun ke sungai. Kami beristirahat dulu untuk makan siang, sholat dan ganti baju, hanya saya dan Karin yg tetap dengan kostum kondangan. Sekitar pukul 13.30 kami membeli tiket perahu, dapat antrian no. 487, sedangkan perahu yang sedang jalan baru antrian 330an. Akhirnya kita ke Pantai Baru Karas yang tidak jauh dari situ.

Berfoto-foto sampai pukul 15.15, lalu kembali ke Green Canyon.Masih menunggu sekitar 45 menit lagi sampai nomor antrian kita tiba. Sekitar pukul 16.30 perahu kita baru diberangkatkan. Tetap antusias menyusuri sungai Cijulang, biarpun sudah terlampau lelah menunggu dan kepanasan. Matahari sudah mulai meredup. Menjelang masuk ke dinding tanah sudah agak gelap, tidak bagus untuk berfoto-foto.

Ke Green Canyon kali ini adalah yang kedua kali untuk saya, dulu tahun 2006 kesini juga ramai. Kali ini berharap lebih sepi sehingga lebih nyaman berfoto-foto, ternyata malah lebih ramai.Diaz dan Dadang ikut berenang. Saya kepengen, tapi melihat kondisi yang penuh dan sudah sangat sore, tidak memungkinkan untuk nyemplung. Sekitar pukul 18.00 kita sudah siap lagi untuk berangkat. Tujuan berikutnya adalah makan Seafood di Pangandaran. Kali ini posisi driver digantikan Karin. Sepanjang perjalanan gerimis dan langit mulai gepan dan udara mulai dingin. Kita semua sangat-sangat kelaperan. Antrian mobil tampak padat ketika memasuki gerbang Pangandaran sekitar pukul 17.00, selanjutnya menuju deretan rumah makan SEafood di pantai timur. Mencari sisa-sisa ruang parkir diantar padatnya mobil. Kami mencari warung yang ramai namun masih menyisakan bangku. Memilih ikan, cumi dan udang untuk dimasak bermacam-macam. Makan dengan lahapnya sampai tidak bersisa.Selesai makan kita bergegas lagi melanjutkan perjalanan. Sekitar pukul 21.00 kami berangkat dari Pangandaran menuju Cilawu Garut, untuk beristirahat di rumah kakaknya Dadang. Perjalanan yg cukup panjang dengan perkiraan akan sampai di CIlawu pukul 01.00 dini hari. Diaz kembali menyupir. Kita tidak akan melewati jalur berangkat (lewat Banjar & Malangbong), menuruti saran bapak tukang parkir di Green Canyon, lewat Green Canyon (Parigi) - Cijulang, menyusuri jalan kecil pinggir pantai sampai CIpatujah lalu menanjak ke utara sampai Singaparna. Ternyata jalan ini tidak lebih baik dan lebih cepat dibanding melewati jalan utama Banjar - Tasik. Jalannya sempit, sepi, mistis, melewati semak belukar dan hutan. Ditambah kondisi badan yang capek dan paranoid menjelang tengah malam. SEpanjang jalan kita menghibur diri dengan tebak-tebakan garing, nyanyi lagu-lagu dangdut yang norak, sampai berzikir. Rifa yang sejak berangkat mual-mual tampak tidak terhibur dengan kegilaan yg lain. Hanya sebentar dan sesekali menyahut, kalo obrolan berhubungan dengan Sinetron, sampe dijulukin Rifa Muksin (Muka Sinetron). Kondisi fisiknya diperparah dengan ketakutan akan bajing loncat dan jelangkung. Satu persatu mulai bertumbangan, nggak hanya RIfa. Setelah RIfa muntah untuk kesekian kali, disusul AMa, kemudian Karin. Seteleh menemukan daerah yang agak terang dengan jajaran rumah penduduk, kita minggir untuk bertukar posisi duduk. Tidak banyak membantu sebenarnya, karena full seat, , hanya Karin bertukar duduk dengan Dadang. Saya tetap di blakang, kali ini dengan Dadang, sedangkan Chika mencoba tabah diapit dua orang yang muntah, Rifa dan Ama dideretan bangku tengah. Tidak berapa lama melanjutkan perjalanan, kondisi Ama dan Karin membaik biarpun kita semua kelelahan. Rifa malah memburuk, ingin pingsan. Kita semua panik. akhirnya berhenti lagi untuk sejenak mengobati RIfa sebisanya. Saya terus menjaga pikiran agar tidak ikut tumbang. Mencium sedikit aroma muntah cukup merangsang untuk mual juga. Saya meminta Diaz untuk jalan pelan mencari warung kopi, minum hangat untuk memperbaiki kondisi perut. Setelah Rifa beres, kita melanjutkan perjalanan mencari warung kopi di daerah Cisoreang. Tidak tampak warung kopi, yang ada hanya penjual makanan gerobak pinggir jalan. Saya mengamati seksama, diantara gerobak-gerobak itu manakala ada termos air panas. Akhirnya kita menemukan tukang bubur ayam yang juga menyediakan teh panas. Badan kita semua rasanya sudah merindukan tempat untuk berbaring.

Saya celingak-celingkuk mencari tikar yg biasa digunakan tidur untuk si tukang penjual, hanya ada tikar kecil di emperan toko yang sempit, bangku kayu panjang tanpa sandaran akhirnya menjadi pilihan, lumayan untuk sejenak meluruskan punggung. Teh seduh hanyat menjadi penolong berarti pukul 01.00 dini hari itu. Belum ada tanda-tanda akan sampai ke tujuan. Dadang pun, sang tuan rumah tidak tau berapa lama lagikita akan sampai di Cilawu. Kita seperti tersesat di somewhere in nowhere. Sambil ngobrol-ngobrol saya celingukan mencari Karin, ternyata tuh anak sudah jadi sleeping beauty, tidur di bangku kayu panjang dengan bantal kumal dan sarung beraroma apek milik si tukang bubur :-D. Kita minum teh sambil ketawa ketiwi menghibur diri sekitar 20 menit, kemudian melanjutkan perjalanan. Badan dan pikiran mulai segar kembali, apalagi ketika akhirnya menemukan papan penunjuk jalan menuju Singaparna. Kami kembali nyanyi-nyanyi sambil cela-celaan. Menjelang pukul 02.00 belum juga sampai, kantuk menyerang lagi, akhirnya saya tertidur, sampai sadar lagi dibangunin karena sudah sampai di CIlawu, pukul 02.30. Rumah kakaknya Dadang terletak di pinggir jalan raya. Kami menurunkan barangbarang, kemudian dipersilakan masuk, langsung menuju kamar yang berada di lantai mezzanine. tanpa ba bi bu, begitu melihat kasur saya langsung tumbang. Pukul 06.00 begitu sinar matahari masuk kamar, kami terjaga, masih enggan untukbangun. Hangatnya matahari tidak cukup menggantikan dinginnya udara Garut. Akhirnya bergantian mandi dan berkemas lagi. Akhirnya kondisi badan kita bisa fit lagi setelah bisa beristirahat nyaman sekitar 4 jam. Kami beramah tamah dengan keluarga kakaknya Dadang serta bermain dengan ponakan Dadang yg lucu. Ditambah pula jamuan sarapan yang lengkap mulai dari kue-kue sampai nasi dan soto hangat. Persiapan yang prima menjelang perjalanan panjang berikutnya menuju Pamengpeuk. Sekitar pukul 09.00 kami pamit berangkat. Udara cerah melewati jalan raya yang ramai. Selepas Cilawu, jalan mulai berkelok-kelok dengan pemandangan seperti di Puncak. Semakin jauh jalan mulai menyempit, berkelok semakin tajam dan menanjak bukit. Kami singgah sejenak di Batu Numpang untuk berfoto.

Sebagian besar pemandangan perpaduan seperti Puncak, Subang dan Ciwidey. Menjelang tengah hari belum juga sampai. Saya mulai mengantuk berat ketika jarak menuju Pamengpeukmasih sekitar 40 km lagi. Sekitar pukul 13.00 sampai di Pamengpeuk, tujuan pertama adalah Pantai Karang Taranye, namanya mirip dengan Karang Taraje di Banten Selatan. Pantai dengan hamparan pasir luas, semak-semak khas vegetasi pantai selatan dan hamparan karang berbentuk Taranye.

Matahari membakar ubun-ubun, tampak rombongan mahasiswa FK Unpad sedang akan berkemah disekitar lokasi. Kawanan sapi kurus tampak melepas dahaga di muara kecil. Dari tempat memarkir mobil, harus berjalan sekitar 300 meter menuju pantai dan mandaki bukit karang. Berfoto sambil menikmati pemandangan. Sekitar lima belas menit kita kembali lagi ke mobil dan beranjak lagi. Tipikal pemandangan di Pamengpeuk adalah sawah hijau yang berada di tepi pantai. Garis pantai menjadi pembatas warna biru laut dah hijau sawah. Sekitar setengah jam perjalanan melewati gerbang Pantai Santolo, tapi kita akan menuju tempat yang lebih jauh dulu, yaitu Cijayana. Pemandangan semakin eksotis selepas Santolo. Jalan lurus dengan alinyemen vertikal turun naik, di kanan jalan hamaran perbukitan hijau yang landai, dikiri jalan hamparan sawah hijau dan laut lepas Pantai Selatan. Jalan berada cukup tinggi dari permukaan laut, sangat cocok untukmelihat pemandangan indah ke segala arah. Kita tidak sabar untuk foto-foto. Tetapi kita akan makan siang dulu. Waktu hampir pukul 15.00, rencananya akan menuju Cikelet untuk makan seafood. Namun karena tidak sampai-sampai, akhirnya kita mampir di warung nasi sederhana. Hanya Diaz dan Dadang yang makan nasi, yang lainnya Indomie telor. Setelah sholat, kita melanjutkan perjalanan ke arah balik. Karin jadi driver lagi, dan saya duduk depan. Berfoto-foto di beberapa tempat favorit, salah satunya adalah jembatan dengan view RCTI oke.

Sekitar pukul 17.15 kita memasuki gerbang Pantai Santolo. Waktu di rumah kakaknya Dadang, kita mendapat password untuk bebas biaya masuk ke Pantai Santolo dari kakaknya Dadang. Kita disuruh mengaku tamunya Pak Sugeng dari LAPAN. Ternyata didalam komplek pantai Santolo terdapat kantor penelitian LAPAN. Menjelang gerbang masuk, Dadang baru teringat pesan kakaknya, dia yang duduk di belakang minta tuker duduk dengan saya. Saya bilang, biar saja nanti saya yang bilang ke petugas. Di gerbang pemeriksaan, saya bilang ke petugas Permisi Pak, kami dari Jakarta, tamunya Pak Sugeng kata petugas; LAPAN ya? saya yang Jaka Sembung bawa gitar, sempat bingung, saya pikir, password Pak Sugeng tidak manjur sehingga kita harus tetap membayar, bahkan dihitung delapan orang. Saya malah menjawab dengan; Tujuh sang petugas tampak bingung juga dengan berkata lagi LAPAN ? saya juga mengulang jawaban dodol tujuh. Si petugas lalu mengaunkan tangannya menyuruh mobil kita jalan. Saya dan si petugas sama-sama bingung. Karin yang sadar duluan, sambil menjalankan mobil perlahan dia bilang orang itu bukan nanya jumlah Mih. Hanya jeda beberapa detik, kita semua sadar dan teringat cerita kakaknya Dadang, bahwa pak Sugeng itu

orang LAPAN. Sontak kita ngakak rame-rame nggak brenti-brenti sampe sakit perut. Habislah semua mencela saya yang masih juga geli sendiri. Beberapa ratus meter dari gerbang tampak Pantai Santolo, pantai lengkung seperti busur dengan pasir yang cerah. Cukup ramai pengunjung. Kami berjalan menyusuri pantai sambil berfoto. Tidak lama lagi matahari akan tenggelam. Tidak sampai setengah jam kami bergegas untuk pulang. Menjelang gelap kita berangkat pulang langsung menuju Jakarta. Pembahasan lapan dan tujuh nggak habis-habis sepanjang jalan. Semua tampak fit malam itu , tidak seperti malam sebelumnya. Perjalanan juga cukup lancar. Menjelang Nagreg mulai macet. Diaz memutuskan ambil jalan alternativ melewati Majalaya. Menjelang Cileunyi sekitar pukul 22.30, singgah di POM Bensin untuk ke toilet. Setelah itu perjalanan dilanjutkan dengan ganti driver lagi ke Karin. Tidak jauh kemudian sudah masuk tol Cileunyi, Cipularang dan CIkampek lancar, keluar tol Cawang sekitar pukul 01.15. Saya, Karin dan RIfa turun di halte Carefour Cawang, ber say good bye ke semuanya. Kemudian berpencar pulang masingmasing.

Untung Jawa one day trip August 6, 2008 Sejak kembali ke rutinitas hidup di Jakarta awal tahun ini, terkadang kangen juga dengan rutinitas kerja di Aceh, yang banyak jalan-jalannya. Sebulan di Jakarta, gue udah ribut ngajakin teman2 travelling. Kangen dengan nyebrang-nyebrang pulau di Aceh, sekaligus juga belum pernah nyebrang ke Pulau Seribu, gue buat planning trip ke Pulau Pramuka. Banyak yang berminat, namun sampai bulan April trip itu belum juga terwujud. Di Akhir April, akhirnya nekat jalan dengan yang jadwalnya cocok, bertiga;Gue, Chika dan Nina. Trip kali ini begitu rencana dadakan dan lumayan sukses. Kamis, 26 April nantangin Chika untuk berangkat Sabtu, 28 April. Karena rencananya cuma berdua, tujuannya diganti bukan ke Pulau Pramuka, tapi Pulau Onrust yang bisa dijabanin satu hari. Tapi sampe malem sabtu masih bingung mau ke pulau apa dan nyebrang lewat mana. Jumat malem sabtu rencana masih ke P.Onrust dan nyebrang lewat Marina. Tapi tiba-tiba, gara-gara SMS-an ma Sari, rencana berubah. Belum lama, Sari abis jalan ke P.Untung Jawa. AKhirnya malem itu juga gw minta rute ke Untung Jawa dari Sari. Rencana ke Onrust via Marina dibatalin, diganti ke Untung Jawa, nyebrang via Tanjung Pasir, Tangerang. Rute yang dikasih Sari : Dari Kalideres naik angkot kearah Tangerang turun di Pintu Air, trus naik angkot ELF ke Kampung MElayu. dari Kampung Melayu naik angkot kecil ke Tanjung Pasir.

Sabtu, 28 April 2008, gue, Chika n Nina janjian di Terminal Blok M jam 08.00 pagi. Dari Blok M, nunggu bus yang ke Kalideres nggak dateng-dateng, akhirnya sekitar jam 09.00 ada patas AC yang ke Tangerang, kita naik. Sekitar pukul 10.00 kita sudah sampai di Tangerang. Turun di perempatan gede (lupa namanya) yang nggak jauh dari kantor Pemkot Tangerang. Waktu dikasih rute ma Sari, gw bolak-balik nanya, angkotnya no. berapa?. Ternyata didaerah sana nggak usah pake nomer angkot. Kalo naek langsung aja tanya sebutin nama tempat yang pengen kita datengin, ntar dikasih unjuk naik angkot yang mana. Dari perempatan itu, kita naik angkot sampe tempat ngetem Angkot ELf yang ke Kampung Melayu. Ternyata itu daerah adalah kawasan barat Bandara Soekarno Hatta. Setelah cukup lama ngetem, sekitar jam 10.30 angkotnya Jalan. Gue n Chika duduk di depan, sebelah supir niat liat-liat pemandangan. Asik juga sepanjang jalan ngobrol sambil liat-liat daerah yang blum pernah dilewatin. Ternyata jalurnya menyusuri bantaran sungai Cisadane. Lumayan lama juga perjalanan, sekitar satu jam sampai di daerah yang namanya Kampung Melayu.SEtelah gw amatin, di daerah itu banyak orang keturunan yang kulitnya agak legam. Gw baru inget, ternyata daerah itu adalah Teluk Naga, yang tiap Imlek sering diliput media, memberitakan sisi lain kehidupan kaum keturunan. Dipasar yang berjubel,tampak orang yang lalu lalang, naik motor sampai supir angkot, dengan wajah khas keturunan TIonghoa, namun dengan warna kulit yang lebih gelap dari kebanyakan yang sering kita lihat di Jakarta.

Dari pasar Kampung Melayu, kami naik angkot putih ke arah Tanjung Pasir. Pemandangannya mulai banyak kebun dan sawah-sawah. Melewati penangkaran buaya, yang gw pernah liat juga di TV. Tampak patung buaya yang cukup besar yang terbuat dari beton. Di tempat itu juga terdapat restoran yang menyajikan makanan olahan daging buaya. Sang supir angkot menawarkan apakah kami mau turun disitu, tapi kami lanjut. Sekitar jam 11.45, kami sampai di Tanjung Pasir, kawasan penyebrangan yang tidak terlalu ramai. Kami memasuki gerbang pelabuhan Tanjung Pasir dengan membayar Retribusi Rp 2000,-. Beberapa orang pemuda menawarkan naik perahunya untuk nyebrang. Di bibir pantai tampak beberapa perahu. Perut sudah keroncongan memasuki tengah hari, tapi perahu yang ngetem nggak keliatan tanda-tanda mau jalan. sekitar jam 12.30 akhirnya perahunya jalan dengan penumpang tidak sampai sepuluh orang. Sekitar jam 13.00 akhirnya sampai di pulau Untung Jawa. yang masih cukup bagus dan rapi. Berlabuh di dermaga

Suasana di pulau begitu tenang dan teduh. Dengan jarak yang tidak begitu jauh dari kota Tangerang ternyata ada suasana yang berbeda sekali. menikmati pemandangan sambil mencari tempat makan. Kita jalan pelan-pelan

Nggak mau gambling, makan di tempat yang direkomen Sari,Saung Sari Kuring. Pesen cumi bakar, cumi saus padang dan es kelapa muda. SEger Tapi obyek wisata disini nggak ada apa-apa, cuma pemandangan doang.Ada taman bermain namun kurang terawat. Abis makan, kita hanya jalan-jalan nikmatin pemandangan, foto-foto dan sesekali ngobrol dengan penduduk. Sebenarnya dari Untung Jawa bisa nyebrang rakit ke pulau sebelahnya, yaitu Pulau Rambut. Pulau itu hanya dihuni satwa dan dijadikan taman argasatwa. Tapi kita nggak kesana. Pulau Untung Jawa yang kecil dan sedikit penduduknya ini ternyata mempunyai makanan khas, yaitu Keripik Sukun. Biarpun dikerjakan sebagai produksi rumahan, namun mereka membuat kemasannya dengan plastik tebal yang disablon.ku Keripik Sukun yang renyah dan gurih. Ketika gue tanya ke penjualnya gimana cara bikinnya, dia tidak mau memberi tahu, katanya rahasia penduduk Untung Jawa :-D.

Jam 15.30 kami balik ke dermaga. Sekitar jam 15.50, perahu beranjak pergi. Angin laut dan sinar matahari senja membuat mata ngantuk. Jalan pulang dengan rute yang sama. Namun habis turun ELF, kita naik angkot ke terminal Kalideres. Sampai di terminal Kalideres sekitar maghrib. Dari Kalideres naik patas AC yang lewat Semanggi, mulai Grogol udah kena macet. Baru saja merasakan ketenangan di pulau kecil di tengah laut, tidak lama kemudian sudah terjebak lagi ditengah-tengah macet.

Java-Vulkan Tour

JAVA Volcano Tour, explore the Volcano in Java Island, on this trip is very easy for Volcano tour in Indonesia JAVA Vulkan Tour, erkunden Sie die Java-Vulkan in Island, auf dieser Reise ist sehr einfach fr Vulkan tour in Indonesien Trip Duration : 17 Days Reisedauer: 17 Tage Grade : easy (no climbing) Schwierigkeitsgrad: leicht (ohne Klettern)

Price start from USD 1750 / person Min 2 Person Preis ab 1750 USD / Person Min. 2 Personen Included: Im Preis inbegriffen: Private Transport with air Condition Private Transport mit Klimaanlage All Accommodations Alle Unterknfte English Speaking Guide English Speaking Guide All Permit Entrance Alle Permit Eingang Softdrink, Aqua Softdrink, Aqua Meal with B,L,D Indication Mahlzeit mit B, L, D Anwendung

Day 1: Jakarta Carita Cracatoa 1. Tag: Jakarta Carita Cracatoa Pickup from Jakarta Transfer to Carita on W coast, then sail to Krakatau Volcano about 2 hours by speed boat, then Hiking to Krakatau Volcano, sail to Rakata Beach for Overnight in Tent. Pickup aus Jakarta Transfer zum Carita auf W Kste, dann Segel Krakatau Vulkan etwa 2 Stunden mit dem Schnellboot, dann Wandern zum Krakatau Volcano, Segel Rakata Beach fr bernachtung im Zelt. Day 2: Krakatau Carita Tag 2: Krakatau Carita Sailing back to Anak Krakatau and Snorkeling at Lagoon Cabe, afternoon sail back to Carita, Relaks Day, and visit Krakatau for observation Overnight in Carita Beach, at Hotel. Segeln zurck zur Anak Krakatau und Schnorcheln am Lagoon Cabe, nachmittags fahren zurck nach Carita, Relaks Tag, und besuchen Sie Krakatau zur Beobachtung bernachtung in Carita Strand, im Hotel. Day 3: Carita Tangkupan Perahu Bandung Tag 3: Carita Tangkupan Perahu Bandung Transfer by Private Car to Bandung, we will visit Mount Tangkuban Perahu for see the Active Volcanic, then continue to Bandung visit Geology Museum in Bandung City, overnight in Hotel Transfer mit Privatwagen nach Bandung, werden wir Mount Tangkuban Perahu fr finden Sie im Active Volcanic besuchen, dann weiter nach Bandung Besuch Geologie-Museum der Stadt Bandung, bernachtung im Hotel Day 4: Kawah Putih Cipanas Garut Tag 4: Kawah Putih Cipanas Garut

In the Morning we will visit Kawah Putih in South Bandung, then Transfer to Garut in West Java Am Morgen werden wir Kawah Putih in South Bandung besuchen, dann Transfer zum Garut in West-Java overnight in Cipanas Hot Spring, at Cipanas Garut bernachtung in Cipanas Hot Spring um Cipanas Garut // // Day 5: Mount Papandayan Kawah Kamojang Mount Galunggung Tasik. Tag 5: Papandayan Kawah Kamojang Mount Galunggung Tasik. Full days explore Papandayan Kawah Kamojang Geyser then transfer to Tasik, for visit Mount Galunggung, overnight in Tasik at Hotel Full Tag erkunden Papandayan Kawah Kamojang Geyser dann Tasik bertragen, fr den Besuch Mount Galunggung, bernachtung im Hotel Tasik

Day 6: Tasik Pangandaran Beach Batu Karas Tag 6: Tasik Pangandaran Beach Batu Karas In the morning driving to Pangandaran then visit Grand Canyon River for Canoing, then relaks day in Batu Karas Beach, overnight in Batu Karas Am Morgen Fahrt nach Pangandaran dann besuchen Grand Canyon River fr Kanu, dann relaks Tag in Batu Karas Beach, bernachtung in Batu Karas Day 7: Batu Karas Wonosobo Tag 7: Batu Karas Wonosobo Transfer from Batu Karas to Wonosobo city, we will overnight in Wonosobo Transfer von Batu Karas an Wonosobo Stadt, werden wir ber Nacht in Wonosobo Day 8 Dieng Plateu Volcano Complex - Borobudur Temple Tag 8 Dieng Plateu Volcano Complex Borobudur-Tempel Half day explore Dieng Volcano Complex visit Sikidang Crater, Colour Lake, Sileri Crater and Geothermal Energy Power, then transfer to Borobudur, overnight in Hotel in Borobudur Area Halber Tag erkunden Dieng Vulkan-Komplex besuchen Sikidang Krater, Farbe Lake, Sileri Krater und Geothermal Energy Power, danach Transfer zum Borobudur, bernachtung im Hotel in Borobudur Area Day 9: Borobodur sunrise Merapi Tour Yogya Tag 9: Borobodur sunrise Merapi Tour Yogya Borobodur Temple Merapi volcano and its surroundings Borobudur-Tempel Merapi Vulkan und seine Umgebung

Visit of Borobodur Temple Further excursions / observation of Merapi volcano depending on activity Besuch des Borobudur-Tempel Weitere Ausflge / Beobachtung des Vulkans Merapi in Abhngigkeit von Ttigkeit Day 10: Yogya City Tour Prambanan Temple Tawang mangu Tag 10: Yogya City Tour Prambanan Tempel Tawang mangu Yogya city tour then visit Prambanan Temple and transfer to Tawang Mangu. Yogya Stadtrundfahrt besuchen Sie dann Prambanan Tempel und Transfer zum Tawang Mangu. overnight in Hotel bernachtung im Hotel Day 11: Tawang Mangu Canti Ceto Candi Sukuh Kediri Tag 11: Tawang Mangu Canti Ceto Candi Sukuh Kediri Visit Ceto Temple, Sukuh Temple then Transfer to Kediri City, overnight in Hotel Besuchen Sie Ceto-Tempel, Tempel Sukuh dann Transfer zum Kediri City, bernachtung im Hotel Day 13: Kelud Volcano Malang Tag 13: Kelud Vulkan Malang Kelud volcano Vulkan Kelud Full day to observe the active lava dome of Kelud volcano, then transfer to Malang, overnight in Guest House, Batu Malang Ganzer Tag, um die aktive Lava-Dom des Vulkans Kelud beobachten, danach Transfer zum Malang, bernachtung im Gstehaus, Batu Malang Day 15: Malang Mount Bromo Cemoro Lawang 15. Tag: Malang Mount Bromo Cemoro Lawang Transfer to tumpang Village then by Jeep we drive using south route to Mount Bromo an adventurous jeep drive will bring us to the village of Cemoro Lawang, crossing the sand sea of the Tengger caldera. Transfer zum tumpang Village dann mit dem Jeep fahren wir mit Sd-Route zum Mount Bromo eine abenteuerliche Jeep fhrt uns zum Dorf Cemoro Lawang zu bringen, ber den Sand, Meer der Tengger Caldera. In Cemoro Lawang we will take our rooms in a comfortable family-run hotel, located right on the edge of the caldera with spectacular views on Bromo volcano. In Cemoro Lawang werden wir unsere Zimmer in einer komfortablen Familie zu-gefhrtes Hotel, direkt am Rand der Caldera mit einer spektakulren Aussicht auf Vulkan Bromo entfernt. The rest of the day is free, walk to Mount Bromo, overnight in Cemoro Lawang Village Der Rest des Tages ist frei, zu Fu zum Mount Bromo, bernachtung in Cemoro Lawang Village Day 16: Bromo Sunrise Sempol Village Tag 16: Bromo Sunrise Sempol Village early morning we drive by jeep for Bromo Sunrise over the caldera transfer to Ijen volcano am frhen Morgen fahren wir mit dem Jeep zum Bromo Sonnenaufgang ber der Caldera Transfer zum Ijen Vulkan

Jeep (or hike) to sunrise viewpoint transfer to Ijen Plateau, coffee plantations, hot bath in nearby natural hot volcanic springs. Jeep (oder zu Fuss) bis zum Sonnenaufgang Sicht Transfer zum Ijen Plateau, Kaffee-, heies Bad in der Nhe von natrlichen heien vulkanischen Quellen. Day 17: Kawah Ijen Ketapang Tag 17: Kawah Ijen Ketapang Early in the morning, well before sunrise, we drive a short way to the start of the trail that leads up to the active beautiful crater of Kawah Ijen volcano (about 1 hr climbing) with its famous blue acid lake (which is the most acid in the world!) and the hot, partly liquid sulphur deposits. Am frhen Morgen, lange vor Sonnenaufgang, wir fahren ein kurzes Stck an den Anfang des Pfades hinauf zum aktiven schnen Krater des Vulkans Kawah Ijen (ca. 1 Std. Aufstieg) mit dem berhmten blauen sauren See (die meisten Sure in der Welt!) und der heien, teilweise flssigen Schwefelablagerungen. The fumaroles are so hot that sulphur comes out as green vapor. After plenty of observation time, we leave the Ijen Plateau transfer to Ketapang for drive to Bali Die Fumarolen sind so hei, dass Schwefel kommt als grne Dunst. Nach der Beobachtung viel Zeit, verlassen wir den Transfer zum Plateau Ijen Ketapang fr die Fahrt nach Bali Climb and visit of Ijens crater, descend to the sulphur mining area and the turquoise acid crater lake. Aufstieg und Besichtigung des Kraters Ijens, den Schwefelgehalt Bergbaugebiet Abstieg und dem trkisblauen Sure Kratersee. In the afternoon transfer to Bali. Am Nachmittag Transfer nach Bali. Service including : Transportation, accomodation, meal, snack, fruits, soft drink, entrance permits, boat, expert guidance, aqua. Service inklusive: Transport, Unterkunft, Mahlzeiten, Snacks, Obst, alkoholfreie Getrnke, Eingang ermglicht, Boot, fachmnnisch, Aqua. The trip itinerary is very much dependent on the weather conditions and may make changes accordingly. Die Reise Route ist sehr abhngig von den Wetterverhltnissen und kann nderungen entsprechend. Plus 2-3 days, you can posible also visit Kali Baru Village, Sukamade to see Green Turtle, and see wildLife at Alas Purwo National Park Plus 2-3 Tage, knnen Sie posible besuchen Sie auch Kali Baru Village, Sukamade um zu sehen, Green Turtle, und sehen, wildlebenden Tieren in Alas Purwo National Park