gangguan perkembangan bicara pada anak.docx

23
REFLEKSI KASUS JUNI 2015 GANGGUAN PERKEMBANGAN BICARA PADA ANAK NAMA : MUHAMMAD HAFIDZ STAMBUK : N 111 14 069 PEMBIMBING : dr. EFFENDY SALIM, Sp.A DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO

Upload: muhammad-hafidz

Post on 04-Sep-2015

303 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

REFLEKSI KASUSJUNI 2015

GANGGUAN PERKEMBANGAN BICARA PADA ANAK

NAMA : MUHAMMAD HAFIDZSTAMBUK : N 111 14 069PEMBIMBING : dr. EFFENDY SALIM, Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKORUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATAPALU2015BAB IPENDAHULUAN

Pertumbuhan dan perkembangan anak adalah proses yang dinamik dan berlangsung terus menerus mulai dari masa konsepsi sampai dengan dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan adalah dua hal yang berbeda yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Pertumbuhan adalah setiap perubahan atau bertambahnya jumlah dan ukuran tubuh baik fisik (anatomi) maupun struktur. Pertumbuhan berkaitan dengan perubahan kuantitas yaitu penambahan jumlah sel dan besar sel tubuh. Anak tidak hanya menjadi besar secara fisik tetapi ukuran dan struktur pertumbuhan otaknya juga bertambah akibat adanya pertumbuhan otak anak mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat dan berfikir. Pertumbuhan anak lebih banyak dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama masukan zat gizi daripada faktor genetik. Pertumbuhan dapat diukur dengan ukuran tinggi atau panjang dan ukuran berat badan. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diperkirakan dan diramalkan sebagai hasil proses pematangan. Perkembangan anak berhubungan dengan perubahan kualitatif yang meliputi beberapa dimensi perkembangan anak yaitu perkembangan mental, motorik, bahasa, sosial, emosi, dan perkembangan moral. Dalam proses perkembangan terdapat proses deferensiasi dari sel tubuh , jaringan, organ, sistem organ sehingga masing-masing dapat berfungsi dengan baik. Hal ini dapat dicontohkan dengan kemampuan bermain, berbahasa, termasuk juga perkembangan emosi dan tingkah laku sebagai suatu hasil interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Peristiwa pertumbuhan dan perkembangan berjalan seiring dan saling terkait, berkesinambungan dengan ritme laju tumbuh kembang yang tak selalu tetap. Pada saat dalam kandungan proses tumbuh kembang berlangsung pesat sekali demikian pula pada tahun tahun pertama kelahiran, kemudian menurun dan meningkat kembali pada usia 12 14 tahun menuju tahap dewasa.

BAB IILAPORAN KASUSIDENTITASNama : An. LYJenis kelamin : laki lakiUmur : 4 tahun 11 bulanAlamat : PosoANAMNESISKeluhan utama : belum bisa bicaraRiwayat penyakit sekarang : Pasien datang ke poli anak dengan keluhan belum bisa bicara, keluhan ini diketahui ibu pasien saat umur pasien telah berumur 2 tahun. Ibu pasien telah mencoba mengajarkan untuk berbicara dengan cara menyebut benda benda yang sering dimainkan oleh pasien. Pasien tidak mengalami demam, pasien juga tidak mengalami batuk dan sesak. Ibu pasien mengaku tidak mengkonsumsi obat obatan serta tidak mengalami sakit saat sedang hamil. Riwayat penyakit sebelumnya :Pasien tidak memiliki riwayat penyakit kronis saat anak anak.Riwayat penyakit keluarga :Tidak ada riwayat keluarga yang mengeluhkan keluhan yang sama. Riwayat persalinan & kehamilan: G2P2A0, anak kedua dari dua bersaudara. anak lahir dirumah sakit. pasien lahir dengan spontan, dengan BBL 3100 gramKemampuan dan Kepandaian : Pasien belum bisa bicaraAnamnesis Makanan : ASI dari 0 bulan sampai 6 bulan Susu formula 6 bulan sampai 2 tahun Nasi 2 tahun sampai sekarangImunisasi: Imuniasi dasar lengkapPemeriksaan Fisik : Keadaan Umum: sakit sedangKesadaran: Compos mentisBerat badan: 17 kgPanjang badan : 105 cm Status Gizi: Z-score (0) (+1) SD (Gizi baik)Lingkar kepala : 50,5 cm (Normocephale)Tanda vital Denyut nadi : 96 x/menitTekanan darah : 100/60 mmHg.Suhu : 36,8oCPernapasan : 24 x/menitKulit: Ruam (-)Kepala: Normocephale Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), refleks cahaya (+/+) Hidung: Sekret (-), pernapasan cuping hidung (-/-) Telinga: Sekret (-/-) Mulut: bibir tidak tampak sianosis, lidah kotor (-), gusi normal, tonsil T1/T1 Leher: Pembesaran kelenjar getah bening (-) pembesaran kelenjar tiroid (-)Paru Inspeksi: Pergerakan dinding dada simetris bilateral, retraksi intercosta (-) Palpasi: vocal fremitus kanan=kiri Perkusi: sonor pada semua lapang paru Auskultasi : Bronkovesikuler +/+,Rhonki -/-,Wheezing -/-Jantung Inspeksi: ictus cordis tidak tampak Palpasi: ictus cordis teraba pada interkosta V linea midclavicula sinistra Perkusi: batas jantung normal Auskultasi: bunyi jantung I & II reguler, murmur (-)Abdomen Inspeksi: datar , distensi (-) Auskultasi: peristaltik usus (+) kesan normal Perkusi : timpani Palpasi: nyeri tekan (-)Anggota gerak Ekstremitas atas: akral hangat, edema (-/-) Ekstremitas bawah: akral hangat, edema (-/-)Tulang belakang: tidak ada kelainanOtot-otot: EutrofiRefleks: Refleks fisiologis (+), refleks patologis (-) RESUMEPasien datang ke poli anak dengan keluhan belum bisa bicara, keluhan ini diketahui ibu pasien saat umur pasien telah berumur 2 tahun. Ibu pasien telah mencoba mengajarkan untuk berbicara dengan cara menyebut benda benda yang sering dimainkan oleh pasien. Pasien tidak mengalami demam, pasien juga tidak mengalami batuk dan sesak. Ibu pasien mengaku tidak mengkonsumsi obat obatan serta tidak mengalami sakit saat sedang hamil. Pada Pemeriksaan Fisik kesadaranCompos mentis, Berat badan 17 kg gram, tinggi badan 105 cm, Status Gizi Z-score (0) (+1) SD (Gizi baik), Lingkar kepala 50,5 cm. Pada pemeriksaan tanda vital didapatkan Denyut nadi 96 x/menit, Tekanan darah 100/60 mmHg. Suhu 36,8oC, Pernapasan 24 x/menit.

Diagnosis kerja : Gangguan perkembangan aspek bicaraPemeriksaan penunjang : Test denver II : gangguan perkembangan pada bahasa.Terapi : Speech Therapy BAB IIIDISKUSIDefenisi gangguan tumbuh kembangSeringkali orang tua tidak menyadari ketika buah hatinya mengalami keterlambatan perkembangan. Perkembangan setiap anak memiliki keunikan tersendiri dan kecepatan pencapaian perkembangan tiap anak berbeda. Kisaran waktu pencapaian tiap tahap perkembangan umumnya cukup besar, misalnya seorang anak dikatakan normal jika ia dapat berjalan mulai usia 10 hingga 18 bulan, sehingga seringkali terjadi perbedaan perkembangan di antara anak yang seusia. Untuk itu, orang tua perlu mengenal tanda bahaya (red flag) perkembangan anak.Seorang anak dapat mengalami keterlambatan perkembangan di hanya satu ranah perkembangan saja, atau dapat pula di lebih dari satu ranah perkembangan. Keterlambatan perkembangan umum atauglobal developmental delaymerupakan keadaan keterlambatan perkembangan yang bermakna pada dua atau lebih ranah perkembangan. Secara garis besar, ranah perkembangan anak terdiri atas motor kasar, motor halus, bahasa / bicara, dan personal sosial / kemandirian. Sekitar 5 hingga 10% anak diperkirakan mengalami keterlambatan perkembangan. Data angka kejadian keterlambatan perkembangan umum belum diketahui dengan pasti, namun diperkirakan sekitar 1-3% anak di bawah usia 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan umum.Istilah keterlambatan perkembangan umum dapat digunakan untuk anak berusia di bawah 5 tahun, sedangkan retardasi mental umumnya dipakai untuk anak yang lebih tua dimana tes IQ dapat memberikan hasil yang lebih akurat dan dengan reliabilitas yang lebih baik. Anak dengan gangguan perkembangan umum tidak selalu mengalami retardasi mental di kemudian hari.Penyebab keterlambatan perkembangan umum antara lain gangguan genetik atau kromosom seperti sindrom Down; gangguan atau infeksi susunan saraf seperti palsi serebral atau CP, spina bifida, sindrom Rubella; riwayat bayi risiko tinggi seperti bayi prematur atau kurang bulan, bayi berat lahir rendah, bayi yang mengalami sakit berat pada awal kehidupan sehingga memerlukan perawatan intensif dan lainnya.(1)Tanda tanda gangguan perkembangan bicara pada anakKeterlambatan bicara dan bahasa dialami oleh 5-8% anak usia prasekolah. Agar dapat mengetahui kapan seorang anak terlambat bicara, terlebih dahulu kita perlu mengenal tahapan perkembangan bicara normal.5Usia 0-6 bulanSaat lahir, bayi hanya dapat menangis untuk menyatakan keinginannya. Pada usia 2-3 bulan, bayi mulai dapat membuat suara-suara sseperti aah atau uuh yang dikenal dengan istilah cooing. Ia juga senang bereksperimen dengan berbagai bunyi yang dapat dihasilkannya, misalnya suara menyerupai berkumur. Bayi juga mulai bereaksi terhadap orang lain dengan mengeluarkan suara. Setelah usia 3 bulan, bayi akan mencari sumber suara yang didengarnya dan menyukai mainan yang mengeluarkan suara.Mendekati usia 6 bulan, bayi dapat berespons terhadap namanya sendiri dan mengenali emosi dalam nada bicara.Cooingberangsur menjadibabbling, yakni mengoceh dengan suku kata tunggal, misalnya papapapapa, dadadadada, bababababa, mamamamama. Bayi juga mulai dapat mengatur nada bicaranya sesuai emosi yang dirasakannya, dengan ekspresi wajah yang sesuai.Waspada bila:tidak menoleh jika dipanggil namanya dari belakang, tidak ada babbling.

Usia 6-12 bulanPada usia 6-9 bulan, bayi mulai mengerti nama-nama orang dan benda serta konsep-konsep dasar seperti ya, tidak, habis. Saatbabbling, ia menggunakan intonasi atau nada bicara seperti bahasa ibunya. Ia pun dapat mengucapkan kata-kata sederhana seperti mama dan papa tanpa arti.Pada usia 9-12 bulan, ia sudah dapat mengucapkan mama dan papa (atau istilah lain yang biasa digunakan untuk ibu dan ayah atau pengasuh utama lainnya) dengan arti. Ia menengok apabila namanya dipanggil dan mengerti beberapa perintah sederhana (misal lihat itu, ayo sini). Ia menggunakan isyarat untuk menyatakan keinginannya, misalnya menunjuk, merentangkan tangan ke atas untuk minta digendong, atau melambaikan tangan (dadah). Ia suka membeo, menirukan kata atau bunyi yang didengarnya. Pada usia 12 bulan bayi sudah mengerti sekitar 70 kata.Waspada bila:bayi tidak menunjuk dengan jari pada usia 12 bulan, ekspresi wajah kurang pada usia 12 bulan.

Usia 12-18 bulanPada usia ini, anak biasanya sudah dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, dapat mengangguk atau menggelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan, menunjuk anggota tubuh atau gambar yang disebutkan orang lain, dan mengikuti perintah satu langkah (Tolong ambilkan mainan itu). Kosakata anak bertambah dengan pesat; pada usia 15 bulan ia mungkin baru dapat mengucapkan 3-6 kata dengan arti, namun pada usia 18 bulan kosakatanya telah mencapai 5-50 kata. Pada akhir masa ini, anak sudah bisa menyatakan sebagian besar keinginannya dengan kata-kata.Waspada bila:tidak ada kata berarti pada usia 16 bulan

Usia 18-24 bulanDalam kurun waktu ini anak mengalami ledakan bahasa. Hampir setiap hari ia memiliki kosakata baru. Ia dapat membuat kalimat yang terdiri atas dua kata (mama mandi, naik sepeda) dan dapat mengikuti perintah dua langkah. Pada fase ini anak akan senang mendengarkan cerita. Pada usia dua tahun, sekitar 50% bicaranya dapat dimengerti orang lain.Waspada bila:Tidak ada kalimat 2 kata yang dapat dimengerti pada usia 24 bulanUsia 2-3 tahunSetelah usia 2 tahun, hampir semua kata yang diucapkan anak telah dapat dimengerti oleh orang lain. Anak sudah biasa menggunakan kalimat 2-3 kata mendekati usia 3 tahun bahkan 3 kata atau lebih dan mulai menggunakan kalimat tanya. Ia dapat menyebutkan nama dan kegunaan benda-benda yang sering ditemui, sudah mengenal warna, dan senang bernyanyi atau bersajak (misalnya Pok Ami-Ami).Usia 3-5 tahunAnak pada usia ini tertarik mendengarkan cerita dan percakapan di sekitarnya. Ia dapat menyebutkan nama, umur, dan jenis kelaminnya, serta menggunakan kalimat-kalimat panjang (>4 kata) saat berbicara. Pada usia 4 tahun, bicaranya sepenuhnya dapat dimengerti oleh orang lain. Anak sudah dapat menceritakan dengan lancar dan cukup rinci tentang hal-hal yang dialaminya.Apabila terdapat salah satu tanda waspada di atas, bawalah anak Anda ke dokter anak. Secara umum, pada usia berapapun, bawalah anak ke dokter jika ia menunjukkan kemunduran dalam kemampuan berbicara atau kemampuan sosialnya.Penyebab terjadinya gangguan perkembangan bicaraKeterlambatan bicara dapat disebabkan gangguan pendengaran, gangguan pada otak (misalnya retardasi mental, gangguan bahasa spesifik reseptif dan/atau ekspresif), autisme, atau gangguan pada organ mulut yang menyebabkan anak sulit melafalkan kata-kata (dikenal sebagai gangguan artikulasi). Untuk menegakkan diagnosis penyebab keterlambatan bicara, perlu pemeriksaan yang teliti oleh dokter, yang terkadang membutuhkan pendekatan multidisiplin oleh dokter anak, dokter THT, dan psikolog atau psikiater anak.5Tata laksana keterlambatan bicara bergantung pada penyebabnya, dan juga melibatkan kerja sama antara dokter anak, dokter spesialis lain yang terkait, terapis wicara, dan tentunya orangtua.5

Intervensi Yang dapat dilakukan :Intervensi selanjutnya tergantung jenis gangguan tumbuh kembang dan faktor penyebabnya. Semakin kompleks gangguan tumbuh kembangnya dan etiologinya maka membutuhkan suatu tim yang lebih lengkap dan terkoordinir, antara lain dapat melibatkan spesialis anak, THT, mata, psikiter, rehabilitasi medik, ortopedi, psikolog, terapis wicara, fisioterapis, pendidik dan lain-lain.(4)Masa anak di bawah lima tahun merupakan periode penting dalam tumbuh kembang anak karena pertumbuhan dasar yang berlangsung pada masa balita akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan anak selanjutnya. Seperti diketahui bahwa tiga tahun (baduta) pertama merupakan periode keemasan (golden period), yaitu terjadi optimalisasi proses tumbuh kembang. Dalam pertumbuhan dan perkembangan anak memerlukan zat gizi agar proses pertumbuhan dan perkembangan berjalan dengan baik. Zat-zat gizi yang dikonsumi baduta akan berpengaruh pada status gizi baduta. Perbedaan status gizi baduta memiliki pengaruh yang berbeda pada setiap perkembangan anak, apabila gizi seimbang yang dikomsumsi tidak terpenuhi, pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak terutama perkembangan motorik yang baik akan terhambat.(5)

Gambar 1. Formulir Denver test II

Gambar 2. Tabel Perkembangan Tahun Pertama

DAFTAR PUSTAKA

1. Medise, Bernie Endyarni, 2013, Mengenal keterlambatan perkembangan pada anak, di akses dari http://idai.or.id/public-articles/seputar-kesehatan-anak/mengenal-keterlambatan-perkembangan-umum-pada-anak.html, pada tanggal 7 juni 2015.2. Hurlock, elizabeth, 2005, perkembangan anak. Jilid 1, penerbit airlangga.3. Pudjaji , H. 2009, Pedoman pelayanan medis. Ikatan dokter anak indonesia. IDAI4. Soedjatmiko, 2001, Deteksi Dini Gangguan Tumbuh Kembang Balita, di akses dari http://saripediatri.idai.or.id/pdfile/3-3-12.pdf, pada tanggal 7 juni 2015.5. Amanda Soebadi, 2013, keterlambatan bicara, diakses dari http://idai.or.id/public-articles/klinik/keluhan-anak/keterlambatan-bicara.html, pada tanggal 20 juni 2015.