gangguan pendengaran pada bayi dan anak

20
NOVERIO HARIS SETYAWAN SMF/Lab THT RSD. Dr. Soebandi JEMBER GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI DAN ANAK

Upload: rhyrhye-sawitri-arianti

Post on 12-Aug-2015

48 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

NOVERIO HARIS SETYAWAN

SMF/Lab THTRSD. Dr. Soebandi

JEMBER

GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI DAN ANAK

PENDAHULUAN Bekaitan dengan tumbuh kembang,

perkembangan embriologi, anatomi, fisiologi, neurologi, dan audiologi

Disertai keterbelakangan mental, gangguan emosional, afasia perkembangan

Gangguan pendengaran:Tuli sebagian Tuli total

PERKEMBANGAN AUDITORIKPerkembangan auditorik berkaitan erat

dengan perkembangan otak. Neuron korteks mengalami proses kematangan dalam waktu 3 tahun pertama kehidupan dan massa 12 bulan pertama kehidupan terjadi perkembangan otak yang sangat cepat

PERKEMBANGAN AUDITORIK PRANATALKoklea mencapai fungsi normal seperti

orang dewasa setelah usia gestasi 20 minggu

PERKEMBANGAN WICARABersamaan dengan proses maturasi fungsi

auditorik, berlangsung pula perkembangan kemampuan bicara

PENYEBAB GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYI/ANAK1. PRENATAL

Genetik Non genetik

seperti Infeksi pada kehamilan terutama pada awal kehamilan/trimester pertama (Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes, Sifilis), kekurangan zat gizi, kelainan struktur anatomi serta pengaruh obat-obatan yang dikonsumsi selama kehamilan yang berpotensi menggangu proses pembentukan organ dan merusak sel-sel rambut dirumah siput seperti salisilat, kina, neomycin, streptomisin, gentamisin, thalidomide barbiturate dll. Selain itu juga adanya malformasi struktur anatomi telinga.

2. PERINATALBeberapa keadaan yang dialami bayi pada saat lahir juga merupakan faktor resiko untuk terjadinya gangguan pendengaran seperti tindakan  dengan alat  pada saat proses kelahiran (ekstraksi vakum, tang forsep), bayi lahir premature (< 37 mgg), berat badan lahir rendah (< 2500 gr), lahir tidak menangis (asfiksia), lahir kuning (hiperbilirubinemia). Biasanya jenis gangguan pendengaran yang terjadi akibat faktor prenatal dan perinatal ini adalah tipe saraf / sensori neural dengan derajat yang umumnya berat atau sangat berat dan sering terjadi  pada kedua telinga

3. POSTNATALPada saat  pertumbuhan seorang bayi dapat terkena infeksi bakteri maupun virus seperti Rubella (campak german), Morbili (campak), Parotitis, meningitis (radang selaput otak), otitis media (radang telinga tengah) dan Trauma kepala, dapat menyebabkan tuli saraf atau tuli konduktif

PEMERIKSAAN PENDENGARAN PADA BAYI DAN ANAKSeorang bayi telah memiliki kesiapan

berkomunikasi yang efektif pada usia 18 bulan

Pemeriksaan:1. Behavioral observation audiometry (BOA)2. Timpanometri3. Audiometri bermain 4. Oto acoustic emission (OAE)5. Brainstem evoked response audiometry

(BERA)

1. Behavioral observation audiometry (BOA)Dinilai kemampuan anak dalam memberi respon

terhadapsumber bunyiAda 2:

Behavioral reflex audiometripengamatan respon yg bersifat refleks sebagai reaksi terhadap stimulus bunyi: mengejapkan mata, melebarkan mata, mengerutkan wajah, berhenti menyusu, denyut jantung meningkat, refleks moro

Behavioral response audiometripada bayi 5-6 bulan, stimulus akustik menghasilkan pola respon khas berupa menoleh atau menggerakkan kepala ke arah sumber bunyi diluar lapangan pandang

2. TimpanometriPemeriksaan lanjutan ini bertujuan untuk

mengetahui fungsi telinga tengahAbnormal petunjuk adanya gangguan

pendengaran konduktifProbe tone (sumbat liang telinga) tekanan

di liang telinga

3. Audiometri bermain Pemeriksaan yang juga berfungsi

mengetahui ambang dengar anak ini dapat dilakukan pada anak usia 2-5 tahun

Cara: Menggunakan audiometer yang menghasilkan bunyi dengan frekuensi dan intensitas berbeda. Bila anak mendengar bunyi itu berarti sebagai pertanda anak mulai bermain misalnya harus memasukkan benda ke kotak di hadapannya

4. Oto acoustic emission (OAE)Pemeriksaan ini dapat dilakukan untuk bayi yang

baru berusia 2 hari. Selain juga untuk orang dewasa. Pada bayi, pemeriksaan ini dapat dilakukan saat beristirahat/tidur

Tesnya tergolong singkat, tidak sakit, namun memberi hasil akurat

Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui fungsi sel rambut pada coklea/rumah siput. Hasilnya dapat dikategorikan menjadi dua, yakni pass dan refer. Pass berarti tidak ada masalah, sedangkan refer artinya ada gangguan pendengaran hingga harus dilakukan pemeriksaan berikut.

5. Brainstem evoked response audiometry (BERA)Pemeriksaan ini dapat dilakukan pada

semua usiaFungsinya, untuk mengetahui respons

ambang dengar seseorang. Pemeriksaan yang tergolong objektif ini mengharuskan anak dalam keadaan tidur, hingga anak harus dikondisikan tidur lebih dulu.

JENIS PEMERIKSAAN BERA LAINNYABERA tone burstBERA hantaran tulangAutomated auditory brainstem response

(AABR)

DETEKAI DINI GANGGUAN PENDENGARAN PADA BAYIDiprioritaskan pada bayi dan anak yg mempunyai

risiko tinggi terhadap gangguan pendengaranUntuk bayi 0-28 hari

Riwayat keluarga dg tuli sensorineural sejak lahirInfeksi masa hamilKelainan kraniofasialBBLSRHiperbilirubinemiaObat ototoksikMeningitis bakterialisAS 0-4 menit pertama, 0-6 menit kelimaVentilasi mekanik 5 hari atau lebih

Untuk bayi 29 hari – 2 tahunKecurigaan gangguan pendengaran, keterlambatan

bicara, bahasa, atau keterlambatan perkembanganRiwayat keluarga dg gangguan pendengaran yg

menetap sejak masa anak-anakInfeksi post natalInfeksi intra uterinFaktor risisko saat neonatus (ex: hiperbilirubin)Sindroma yg berkaitan dg gangguan pendengaran

progresifKelainan neuro degeneratifTrauma kapitisOtitis media

NEWBORN HEARING SCREENING (NHS)Baku emas pemeriksaan skrining

pendengaran pada bayi otoacoustic emission (OAE) dan automated ABR (AABR)

Ada 2 program NHS:Universal newborn hearing screeningTargeted newborn hearing screening