gangguan pencernaan lemak

36
Gangguan Mencerna Lemak Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat Ryan Samuel Pierre Palenewen | 102011315 | C3 [email protected] Pendahuluan Pencernaan merupakan proses penyederhanaan bahan makanan berupa karbohidrat, protein, dan lemak, baik secara mekanis maupun kimia menjadi zat gizi seperti glukosa, asam amino, asam lemak dan gliserol agar mudah diserap tubuh. Pencernaan mekanis adalah pencernaan yang dilakukan oleh organ-organ pencernaan seperti gigi dan lidah. Sedangkan pencernaan secara kimia adalah pencernaan yang melibatkan enzim-enzim pencernaan. Proses pencernaan memerlukan bahan-bahan makanan sebagai bahan dasar. 1 Rumusan Masalah Seorang laki-laki berusia 40 tahun, mengeluh bila makan lemak agak banyak, perut terasa tidak enak (kembung dan rassa penuh). Oleh dokter diberi obat yang mengandung enzim pencernaan dan dianjurkan mengurangi lemak. Hipotesis Perut terasa kembung dan penuh karena adanya gas dan kandungan lemak yang berlebih. Tujuan

Upload: iryansamuel

Post on 28-Oct-2015

107 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Makalah pribadi yang membahas mengenai gangguan pencernaan lemak pada seorang bapak gemuk.

TRANSCRIPT

Page 1: Gangguan Pencernaan Lemak

Gangguan Mencerna LemakFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Terusan Arjuna No. 6, Kebon Jeruk, Jakarta Barat

Ryan Samuel Pierre Palenewen | 102011315 | [email protected]

Pendahuluan

Pencernaan merupakan proses penyederhanaan bahan makanan berupa karbohidrat, protein,

dan lemak, baik secara mekanis maupun kimia menjadi zat gizi seperti glukosa, asam amino,

asam lemak dan gliserol agar mudah diserap tubuh. Pencernaan mekanis adalah pencernaan

yang dilakukan oleh organ-organ pencernaan seperti gigi dan lidah. Sedangkan pencernaan

secara kimia adalah pencernaan yang melibatkan enzim-enzim pencernaan. Proses

pencernaan memerlukan bahan-bahan makanan sebagai bahan dasar.1

Rumusan Masalah

Seorang laki-laki berusia 40 tahun, mengeluh bila makan lemak agak banyak, perut terasa

tidak enak (kembung dan rassa penuh). Oleh dokter diberi obat yang mengandung enzim

pencernaan dan dianjurkan mengurangi lemak.

Hipotesis

Perut terasa kembung dan penuh karena adanya gas dan kandungan lemak yang berlebih.

Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk memperlihatkan bagaimana proses terjadinya pencernaan yang

sangat penting bagi tubuh manusia, bagaimana keterkaitan antar organ yang satu dengan yang

lainnya, dan enzim-enzim apa saja yang bekerja di keseluruhan proses pencernaan ini.

Struktur Makro Traktus Digestivus

Sistem pencernaan terdiri dari saluran pencernaan, yaitu tuba muskular panjang yang

merentang dari mulut sampai anus, dan organ-organ aksesoris, seperti gigi, lidah, kelenjar

saliva, hati, kandung empedu, dan pancreas. Saluran pencernaan yang terletak dibawah

diafragma disebut saluran gastrointestinal.2

Page 2: Gangguan Pencernaan Lemak

Mulut

Batas-batas mulut sebelah atas adalah palatum durum dan palatum molle. Sebelah bawah

adalah mandibula, lidah dan struktur lain pada dasar mulut. Sebelah lateral adalah pipi.

Sebelah depan adalah bibir. Sebelah belakang adalah lubang yang menuju ke faring.2

Dasar mulut dibentuk oleh lidah. Lekukan pada bagian depan dan samping lidah

merupakan tempat membrane mukosa direfleksikan dari lidah ke gusi. Dibawah lekukan

ini, glandula salivarus submandibular dan sublingual, dan beberapa otot kecil bekerja

pada lidah.2 Palatum durum dibentuk oleh sebagian maxilla di bagian depan dan os

palatinum di bagian belakang. Tulang dilapisi oleh periosteum dan membrane mukosa.

Palatum molle, dibentuk oleh otot dan jaringan ikat yang dilapisi membrane mukosa,

bersambung dengan palatum durum dibagian depan. Uvula adalah tonjolan lunak

Page 3: Gangguan Pencernaan Lemak

berbentuk kerucut yang menggantung pada garis tengah. Pada setiap sisi terdapat dua

arcus membrane mukosa dan diantaranya merupakan tonsil.2

Kelenjar Ludah

Kelenjar ludah terdiri dari glandula parotis, submandibularis dan sublingualis yang

merupakan sel-sel yang mensekresi saliva.2 Glandula parotis adalah kelenjar

berbentuk baji tidak beraturan terletak di bagian depan, bawah, dan belakang daun

telinga. Ductus parotis keluar dari batas anterior, berjalan horizontal melintasi pipi,

menembus lemak dan musculus buccinators, membuka di bagian dalam pipi di

seberang gigi molar 2 atas. Cabang-cabang nervus fascialis (cranialis VII) berjalan

kedepan melalui kelenjar mencapai otot wajah.2 Glandula submandibularis terletak

dibagian belakang dasar mulut tertutup dibawah angulus mandibula. Ductusnya

berjalan ke depan pada dasar mulut membuka ke dalam mulut bagian samping lidah.2

Glandula sublingalis terletak dibawah membrane mukosa dasar mulut dan tertutup di

bawah bagian depan lidah. Kelenjar ini memiliki sekitar 12 saluran kecil yang

membuka ke dalam dasar mulut.2

Faring

Faring adalah tabung fibromuskular yang melekat pada dasar tenggorokan di atas dan

berhubungan dengan oesophagus di bagian bawah. Faring terdiri dari tiga bagian,

nasofaring, orofaring, dan laringofaring. Laringofaring terletak dibelakang epiglottis dan

laring dan berhubungan denga oesofagus dibagian bawah. Makanan melewati orofaring

dan laringofaring lalu masuk ke dalam oesofagus.2

Esophagus

Esophagus merupakan suatu saluran yang panjangnya 25 cm terbentang dari pharynx

sampai gaster. Bagian terbesar esophagus terletak di daerah thorax. Bagian yang di

abdomen di bawah diaphragm disebut pars abominalis esophagei. Esophagus bersama

nervus vagus menembus crus dextrum diaphragm pada suatu lubang yang disebut hiatus

esophagei setinggi vertebrae thoracal 9 atau 10. Pars abdominalis esophagei membentuk

lekukan pada lobus kiri hepar (impression esophagei hepatis), dan masuk ke bagian

lambung yang disebut cardia ventriculi di belakang costae 7 sinistra. Peralihan esophagus

ke dalam lambung disebut ostium cardiacum. Esophagus ke depan berhubungan dengan

permukaan posterior lobus kiri hepar dank e belakang dengan crus sinistrum

Page 4: Gangguan Pencernaan Lemak

diaphragma.3 Pars abdominalis esophagei mendapat darah dari r. esophagei a. gastric

sinistra dan cabang-cabang a. phrenica inferior. Vena mengalirkan darah dari v. azygos

atau v. gastrica sinistra. Persarafan esophagus diurus oleh r. anterior et posterior n. vagus

(parasimpatis), dan dari sistem sympathicus melalui nervi splanchnici.3

Lambung

Lambung merupakan bagian yang paling lebar dari saluran pencernaan. Pada posisi

berbaring, lambung terletak di region hypochondriaca kiri, epigastrica dan umbilicalis.

Lambung mempunyai peritoneum visceral yang meliputi permukaan anterior dan

posterior. Kedua lapisan tersebut dari curvature minor ke arah hepar membentuk

ligamentum hepatogastrica yang merupakan bagian dari omentum minus. Ke bawah

kedua lapisan pada curvature major berhubungan dengan omentum gastrolienalis dan

mesocolon transversum, membentuk omentum majus.3

Lambung mempunyai dua lubang (ostium cardiacum dan pylorus), dua lengkungan

(curvature major dan minor) dan dua permukaan (fascies anterior dan posterior).

Lambung terdiri dari lima bagian, yaitu cardia, fundus, corpus, pars pyloric dan pylorus.

Cardia merupakan tempat masuknya esophagus ke dalam lambung. Fundus gastricus

yang berbentuk kubah merupakan nagian lambung yang berada di atas kiri dari ostium

cardiacum. Antara fundus dan pars abdominalis esophagei terdapat sudut tajam, disebut

incisura cardiac. Corpus gastricum yang merupakan bagian utama, terletak kurang lebih

vertical antara fundus dan incisura angularis beralih menjadi pars pyloric. Curvature

minor yang merupakan batas kanan lambung terbentang dari cardiac sampai pylorus.

Curvature major yang lebih besar terbentang dari incisura cardiac terus ke fundus dan

pinggir kiri lambung sampai pylorus. Pada curvature minor di batas antara corpus dengan

pars pyloric terbentuk sudut yang disebut incisura angularis. Pars pylorica terdiri dari

antrum pyloricum yang lebar disebelah proximalis dan canalis pyloricus yang lebih

sempit disebelah distalis yang berakhir pada pylorus. Pylorus merupakan daerah

terdapatnya penyempitan berupa sphincter yang umumnya berada dalam keadaan

kontraksi tonik. Sphincter pylori mempunyai otot sircularis tebal (musculus sphincter

pylori) yang mengatur aliran isi lambung ke duodenum.3

Gaster berhubungan dengan sejumlah alat, yaitu hepar diatas, kanan , dan depan,

diaphragm diatas, limpa ke arah kiri, pancreas, ginjal dan glandula suprenalis kiri

dibelakang, kebawah dengan colon dan omentum majus, serta dengan dinding depan

Page 5: Gangguan Pencernaan Lemak

abdomen dan thorax ke depan. Gaster mempunyai permukaan anterior dan posterior yang

bertemu pada curvature major dan minor. Fascies anterior diliputi oleh peritoneum

visceralis dari cavum pertonei dan berhubungan dengan lobus kiri hepar, diaphragm, iga-

iga dan dinding depan abdomen. Hubungan dengan costae dan dinding depan abdomen

tergambar pada apa yang disebut lapang lambung (magenfeld), yaitu hubungan lambung

langsung dengan dinding depan thorax dan dinding depan abdomen. Batas-batas lapang

lambung adalah pada hepar disebelah kanan, diaphragma dan paru-paru kiri disebelah

atas, limpa disebelah kiri dan mesocolon transversum dibawah. Bagian lapang lambung

yang berada dibelakang iga yang disebut ruang traube dengan batas-batasnya di medial

pada pinggir kiri sternum, diatas pada garis dari rawan iga 6 ke pinggir bawah rawan iga

9 pada medioclavicularis, dan dibawah pada arcus costarum.3

Facies posterior diliputi peritoneum visceral dari bursa omentalis yang tepat berada

dibelakang lambung. Hubungan fascies posterior dengan bursa omentalis dan sejumlah

alat membentuk palungan lambung, lekukan yang terbentuk oleh bursa omentalis,

bersama diaphragma, lien dan glandula suprarenalis kiri kearah atas, serta bagian atas ren

kiri, corpus dan cauda pancreas, dan mesocolon transversum kearah bawah. Fundus

lambung terletak pada kubah diaphragma.3

Lambung mendapat darah dari cabang-cabang arteria celiac, yaitu arteriae gastric

simistra et dekstra, gastro omentalis ( epiploica) dextra et sinistra, dan gestricae breves.

A. gastric sinistra yang merupakan cabang langsung dari a. celiac berjalan ke esophagus

dan turun kembali ke curvature minor. A. gastroomentalis dextra merupakan cabang dari

a. gastroduodenalis (yang merupakan cabang dari a. hepatica communis). A.

gastroomentalis sinistra dan a. gastricae breves merupakan cabang dari a. lienalis.3

Vena gastric dextra dan sinistra mengalirkan darah langsung ke dalam vena porta

hepatis, sedang v. gastroomentalis kiri dan venae gastricae breves masuk ke vena

lienalis, sedang v. gastroomentalis kanan masuk ke v. mesenterica superior terus ke v.

porta hepatica.3

Saluran limfe lambung mengikuti perjalanan arteriae sepanjang curvature major dan

minor sebagai nodi limphatici. gastroomentalis, nodi lymphatici. Gastrica,

pancreaticolienalis dan nodi lymphatici. pyloric (didepan caput pancreas) yang semuanya

dialirkan ke nodi lymphatici celiaca.3

Persarafan parasimpatis berasal dari cabang-cabang n. vagus, sedang yang dari sistem

simpatis berasal dari plexus celiacus. Serabut-serabut eferen dari sistem simpatis berasal

dari segmen thoracal 6-9.3

Page 6: Gangguan Pencernaan Lemak

Usus Halus

Intestinum tenue atau usus halus terdiri dari duodenum yang retroperitonealis dan

jejunum dan ileum yang intraperitonealis. Bagian usus kecil mulai distalis dari pylorus

yaitu awal duodenum, yang dilanjutkan pada flexura duodenojejunalis menjadi jejunum

dan seterusnya menjadi ileum sampai bermuara ke caecum.3

Duodenum

Duodenum merupakan bagian paling proximal usus halus. Dimulai pada pylorus dan

meluas sekitar 20-30 cm panjangnya ke distal, duodenum terfiksasi terutama dalam

posisi retroperitoneum.4 Duodenum dibagi ke dalam empat bagian. Bagian pertama

atau pars superior duodeni hampir selalu ditutupi oleh peritoneum. Peritoneum ini

terbentang ke sefalad untuk menjadi ligamentum hepatoduodenale dan

hepatogastricum. Di posterior inferior, perluasan peritoneum menutupi caput

pancreatic.4 Bagian kedua duodenum terletak dalam garis vertical yang terbentang dari

apex pars superior duodeni ke inferior menuju ke sepertiga bagian duodenum yang

horizontal. Bagian superiornya setinggi vertebra lumbalis pertama dan terbentang ke

vertebra lumbalis ketiga sebelum bersatu dengan bagian ketiga duodenum. Ia terletak

di kanan garis tengah, mempunyai kecekungan pada sisi kirinya dan dekat dengan

caput pancreatic. Pada dinding medial, ductus choleoduchus dan ductus pancreaticus

utama masuk melalui papilla vater. Ductus pancreaticus accesorius santorini bisa

masuk beberapa sentimeter proximal terhadap ampulla. Seluruh duodenum descenden

dalam posisi retroperitoneum.4 Bagian ketiga atau pars horizontalis duodeni

terbentang ke kiri dari sambungannya dengan duodenum descendens distal melintasi

garis tengah setinggi vertebra lumbalis ketiga. Ia juga terutama terletak dalam posisi

retroperineum. Tetapi ada lipatan peritoneum pada sambungan sepertiga tengah dan

distal dari bagian duodenum ini, yang membentuk pangkal mesenterium dari usus

halus serta mencakup nervus, vena dan arteria mesenterica superior di anterior

terhadap duodenum. Vena cava inferior dan aorta terletak dibelakang duodenum ini.4

Bagian keempat atau ascendens duodenum terletak di anterior kiri aorta. Ia berjalan

superior terhadap tingkat vertebra lumbalis kedua dan kemudian membelok ke

anterior dan kaudal. Pada tempat ini dia terfiksasi oleh ligamentum treitz (perluasan

crus dextrum diaphragm) dan berlanjut sebagai jejunum.4

Jejunum dan Ileum

Page 7: Gangguan Pencernaan Lemak

Jejunum dan ileum digantung dari suatu mesenterium, pangkalnya meluas sekitar 15

cm. dari ligamentum treitz. Setinggi L2 ke valve ileocaecalis di kuadran kanan bawah

setinggi L4-5. Sehingga jejunum cenderung terletak dalam kuadran kiri atas dan ileum

dalam kuadran kanan bawah abdomen. Ada perbedaan dalam mesenterium antara

usus halus proximal dan distal. Dalam mesenterium jejunum, lemak yang terkandung

di antara lembaran berakhir tepat sebelum mencapai batas usus, yang meninggalkan

area bening, yang melalui ini dapat terlihat pembuluh darah yang mendarahi jejunum.

Lemak dalam mesenterium ileum terbentang sampai dinding usus mesenterica,

sehingga menyebabkan visualisasi yang buruk bagi pembuluh darah.4 Vaskularisasi

duodenum dilakukan oleh dua sumber, yaitu truncus coeliacus yang secara berurutan

memberi cabang arteri hepatica, arteri gastroduodenalis dan arteria

pancreaticoduodenalis superior serta arteria mesenterica superior, oleh cabang

pancreaticoduodenalis inferiornya. Dua arteria pancreaticoduodenalis superior dan

inferior, membentuk suatu anastomosis dalam caput pancreatic. Ia memungkinkan

penyediaan darah yang kontinu ke caput pancreatic dan duodenum, bahkan jika salah

satu pembuluh darah yang melayani menyempit atau tersumbat.4

Usus halus mesenterica seluruhnya dilayani oleh arteria mesenterica superior melalui

12 sampai 15 cabang yang dicabangkan ke mesenterium. Ia membentuk arcade, yang

kemudian menimbulkan arteria lurus yang menyilang mesenterium langsung ke

dinding usus halus.4 Drainase vena duodenum dan usus halus mesenterica menuju ke

sistem vena porta. Duodenum di drainasse oleh vena pancreatica yang memasuki vena

mesenterica superior dan vena porta langsung. Drainase vena usus halus mesenterica

langsung ke dalam vena mesenterica superior.4

Colon

Colon mulai sebagai kantong yang mekar dan terdapat apendiks verniformis atau umbai

cacing. Apendiks juga terdiri atas keempat lapisan dinding yang sama seperti usus

lainnya, hanya lapisan submukosanya berisi sejumlah jaringan limfe. Sebagian terletak di

bawah saecum dan sebagian dibelakang saecum atau retrosaecum.4

Caecum terletak di daerah illiaca kanan dan menempel pada otot illiopsoas. Dari sini

colon naik melalui daerah sebelah kanan lumbal dan di sebut colon ascendens. Dibawah

hati berbelaok pada tempat yang disebut flexura hepatica, lalu berjalan melalui tepi

daerah epigastrik dan umbilical sebagai colon transverses. Di bawah limpa membelok

Page 8: Gangguan Pencernaan Lemak

sebagai flexura sinistra atau flexura lienalis dan kemudian berjalan melalui daerah kanan

lumbal sebagai colon descendens. Di daerah kanan illiaca terdapat belokan yang disebut

flexura sigmoid dan dibentuk colon sigmoideus, dan kemudian masuk pelvis besar dan

menjadi rektum.4 Struktur colon terdiri atas keempat lapisan dinding yang sama seperti

usus halus. Serabut longitudinal pada dinding berotot tersusun dalam tiga jalur yang

memberi rupa berkerut-kerut dan berlubang-lubang.4

Rektum

Rektum dimulai pada colon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal yang kira-kira 3

cm panjangnya. Saluran ini berakhir ke dalam anus yang dijaga otot internal dan

eksternal. Struktur rektum serupa dengan yang ada pada kolon, tetapi dinding yang

berotot lebih tebal dan membrane mukosanya memuat lipatan-lipatan membujur yang

disebut kolumna morgagni.4

Pankreas

Pankreas terletak dibelakang membrane peritoneum posterior dan terbentang dari

cekungan duodenum sampai hilum splenikum setinggi vertebra lumbalis kedua.

Pembagian daerah pancreas digambarkan sebagai caput (dan prosessus unsinatus) yang

dibatasi oleh lekuk-C duodenum, collum, yang terletak diatas pembuluh darah

mesenterica superior dan bagian distal kelenjar sisanya, yang dibagi menjadi corpus dan

cauda. Caput merupakan bagian organ tertebal dan kelenjar ini meruncingkan progresif

kea rah cauda. Collum membagi pancreas ke dalam bagian yang massanya kurang lebih

sama. Peritoneum yang menutupi collum, corpus dan cauda membentuk lantai posterior

bursa omentalis, anterior terhadap daerah ini terletak dinding posterior lambung. Di

belakang caput pancreas terletak vena cava inferior, vena renalis dan arteria renalis

dextra. Bagian medial prosessus unsinatus terletak tepat anterior terhadap aorta, dibawah

pangkal arteria mesenterica superior. Corpus pancreas terletak tepat anterior terhadap

glandula adrenalis sinistra serta cauda berakhir dalam daerah hilum splenikum bawah.

Sementara arteri splenika biasanya sedikit superior terhadap permukaan posterior corpus

dan cauda pancreas, vena splenica umumnya terletak di dalam alur sepanjang permukaan

posterior kelenjar ini serta menerima banyak cabang pankreatika yang halus.4

Page 9: Gangguan Pencernaan Lemak

Duktus koleodukus turun dibelakang duodenum bagian atas, kemudian berjalan ke dalam

permukaan posterior caput pancreas sebelum berakhir bersama dengan duktus

pankreatikus utama pada ampulla vateri dalam dinding medial duodenum.4

Pancreas menerima banyak suplai darah dari berbagai sumber arteri besar. Truncus

seliacus dan arteria mesenterika member cabang ke pancreas. Capus pancreas superior di

suplai oleh arteria pancreaticoduodenalis superior anterior dan posterior, yang berasal

dari arteria gastroduodenalis. Di inferior caput disuplai oleh arteri pancreatikoduodenalis

inferior anterior dan posterior, yang berasal dari arteria mesenterica superior. Arteria

splenica memberikan beberapa cabang arteri ke corpus dan cauda pancreas, yang

mencakup arteria pankreatika dorsalis, arteria pankreatika inferior dan arteria pankreatika

magna. di samping itu banyak cabang kecil dari arteria splenika, hepatica dan

gastroduodenalis memberikan aliran darah ke kelenjar. Aliran darah vena dari pancreas

akhirnya mengalir ke vena porta, dan hubungan vena porta dan vena mesenterica

superior ke pancreas sangat penting. Vena pancreatikus umumnya mengikuti pola arteria

dengan masing-masing vena terletak superficialis terhadap arteri. Drainase vena utama

terdiri dari vena porta suprapancreatika, porta retropancreatika dan vena splenika serta

vena mesenterica superior infrapancreatica.4

Hepar

Hati atau hepar adalah organ visceral terbesar dan terletak di bawah kerangka iga.

Beratnya 1500 g dan pada kondisi hidup berwarna merah tua karena kaya akan

persediaan darah. Hati menerima darah teroksigenasi dari arteri hepatica dan darah yang

tidak teroksigenasi tetapi kaya akan nutrient dari vena porta hepatica. Hati terbagi

menjadi lobus kanan dan kiri.4

Lobus kanan hati lebih besar dari lobus kirinya dan memiliki tiga bagian utama: lobus

kanan atas, lobus kaudatus, dan lobus kuadratus. Ligamen falsiform memisahkan lobus

kanan dari lobus kiri. Di antara kedua lobus terdapat porta hepatica. Jalur masuk dan

keluar pembuluh darah, saraf dan duktus. Dalam lobus lempengan sel-sel hati bercabang

dan beranastomosis untuk mambentuk jaringan tiga dimensi. Ruang-ruang darah sinusoid

terletak di antara lempeng-lempeng sel. Saluran porta, masing-masing berisi sebuah

cabang vena porta, arteri hepatica, dan ductus empedu membentuk sebuah lobules porta.4

Page 10: Gangguan Pencernaan Lemak

Kantung Empedu

Kantung empedu adalah kantong muscular hijau menyerupai buah pir dengan panjang 10

cm. Organ ini terletak di lekukan di bawah lobus kanan hari. Kapasitas total kandung

empedu kurang lebih 30 ml sampai 60 ml.3

Pasokan darah ke kantung empedu adalah melalui arteri kistika, yang merupakan cabang

dari arteri hepatica kanan. Drainase vena dari kandung empedu biasanya ke dalam

cabang kanan dari vena porta. Saraf muncul dari aksis seliak dan terletak du sepanjang

arteri hepatica. Sensasi nyeri diperantai oleh serat visceral, simpatis. Rangsangan motoris

untuk kontraksi kandung empedu dibawa melalui cabang nervus vagus dan ganglion

seliaka.3

Struktur Mikro Traktus Digestivus

Dinding saluran pencernaan tersusun dari 4 lapisan jaringan dasar dari lumen (rongga sentral)

kea rah luar. Komponen lapisan pada setiap regia bervariasi sesuai fungsi regia.5

Mukosa tersusun dari tiga lapisan yaitu:

Epithelium yang melapisi berfungsi untuk perlindungan, sekresi, dan absorpsi. Di

bagian ujung oral dan anal saluran, lapisannya tersusun dari epithelium skuamosa

bertingkat tidak terkeranisasi untuk perlindungan. Lapisan ini terdiri dari epithelium

selapis toraks dengan sel goblet di area tersebut yang dikhususkan untuk sekresi dan

absorpsi.

Lamina propria adalah jaringan ikat areolar yang menopang epithelium. Lamina ini

mengandung pembuluh darah, limfatik, nodulus limfe, dan beberapa jenis kelenjar.

Muskularis mukosa terdiri dari lapisan sirkular dalam yang tipis dan lapisan otot

polos longitudinal luar.5

Submukosa terdiri dari jaringan ikat areolar yang mengandung pembuluh darah, pembuluh

limfatik, beberapa kelenjar submukosal, dan pleksus serabut saraf, serta sel-sel ganglion yang

disebut pleksus meissner. Submukosa mengikat mukosa ke muskularis eksterna.5

Muskularis eksterna terdiri dari dua lapisan otot, satu lapisan sirkular dalam dan satu lapisan

longitudinal luar. Kontraksi lapisan sirkular mengkontriksi lumen saluran dan kontraksi

lapisan longitudinal memperpendek dan memperlebar lumen saluran.kontraksi ini

mengakibatkan gelombang peristaltis yang menggerakkan isi saluran ke arah depan.5

Page 11: Gangguan Pencernaan Lemak

Muskularis eksterna terdiri dari otot rangka di mulut, faring dan esophagus atas, serta

otot polos pada saluran selanjutnya.

Pleksus Aurbach (pleksus mienterikus) yang terdiri dari serabut saraf dan sel ganglion

para simpatis, terletak di antara lapisan otot sirkular dalam dan longitudinal luar.5

Serosa (adventisia) merupakan lapisan keempat dan paling luar juga disebut peritoneum

visceral. Lapisan ini terdiri dari membrane serosa jaringan ikat regang yang dilapisi

epithelium skuamosa simple. Di bawah area diafragma dan dalam lokasi tempat epithelium

skuamosa menghilang dan jaringan ikat bersatu dengan jaringan ikat di sekitarnya.5

Mulut (Rongga Oral)

Rongga oral adalah jalan menuju sistem pencernaan dan berisi organ aksesoris yang

berfungsi dalam proses awal pencernaan. Rongga vestibulum terletak diantara gigi, bibir

dan pipi sebagai batas luarnya. Rongga oral utama dibatasi gigi dan gusi di bagian depan,

palatum mole, dan durum dibagian atas, lidah dibagian bawah, dan orofaring di bagian

belakang.5

1. Bibir tersusun dari otot rangka (orbikularis mulut) dan jaringan ikat.

Permukaan luar bibir dilapisi kulit yang mengandung folikel rambut, kelenjar

keringat serta kelenjar sebasea

Area transisional memiliki epidermis transparan. Bagian ini tampak merah

karena dilewati oleh banyak kapiler darah

Permukaan dalam bibir adalah membrane mukosa.5

2. Pipi mengandung otot buksinator mastikasi, lapisan epitel pipi merupakan subjek

abrasi dan sek secara konstan terlepas untuk kemudian diganti dengan sel-sel baru

yang membelah dengan cepat.5

3. Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulum lingua.

Otot-otot ekstrinsik lidah berawal pada tulang dan jaringan luar lidah serta

berfungsi dalam pergerakan lidah secara keseluruhan.

Otot-otot intrinsik lidah memiliki serabut yang menghadap ke berbagai arah

untuk membentuk sudut satu sama lain.

Papilla adalah elevasi jaringan mukosa dan jaringan ikat pada permukaan

dorsal lidah. Papilla-papilla ini menyebabkan tekstur lidah menjadi kasar.

Page 12: Gangguan Pencernaan Lemak

Papilla fungiformis dan papilla sirkumvalata memiliki kuncup-kuncup

pengecap.

Sekresi berair dari kelenjar von ebner, terletak di otot lidah, bercampur

dengan makanan pada permukaan lidah dan membantu pengecapan.

Tonsil-tonsil lingua adalah agregasi jaringan limfoid pada sepertiga bagian

belakang lidah.5

Lambung

Dinding lambung mempunyai empat lapisan: tunica serosa di luar, selubung serabut otot

polos (tunica muscularis propia), tunica submukosa dan membrana mukosa. Membrane

mukosa di dalam yang membentuk lipatan-lipatan longitudinal yang menonjol sehingga

memungkinkan peregangan dinding lambung.

Lambung proksimal (corpus) mengandung banyak komplemen lambung sel parietalis,

sumber asam klorida (HCL) dan faktor intrinsik serta sel principalis sumber utama

pepsinogen. Jenis sel tambahan mencakup sel epitel permukaan, yang mensekresi

mucus dan bikarbonat ke dalam lumen lambung.6

Muskularis eksterna pada bagian fundus dan badan lambung yang mengandung lapisan

otot melintang (oblik) tambahan. Lapisan otot ini membantu keefektifan pencampuran

dan penghancuran isi lambung.6

Intestinum

Dinding usus halus dibagi ke dalam empat lapisan:

Tunica serosa atau lapisan peritoneum, tak lengkap di atas duodenum, tempat

sebagian besar bagian kedua dan ketiga tanpa pembungkus posterior. Tunica serosa

hampir lengkap dalam usus halus mesenterica, kekecualian pada sebagian kecil,

tempat lembaran visera dan mesenterica peritoneum bersatu pada tepi usus. 6

Tunica muscularis. Dua selubung otot polos tak bergaris membentuk tunica musularis

usus halus. Ia paling tebal di dalam duodenum dan berkurang tabalnya kea rah distal.

Lapisan luarnya stratum longitudinal dan lapisan dalamnya stratum circulare. Yang

terakhir membentuk massa dinding usus. Plexus myentericus saraf (auerbach) dan

saluran limfe terletak di antara kedua lapisan otot. 6

Page 13: Gangguan Pencernaan Lemak

Tela submucosa terdiri dari jaringan ikat longgar yang terletak di antara tunica

muscularis dan lapisan tipis lamina muscularis mucosa, yang terletak di bawah

mucosa. Dalam ruang ini berjalan jalinan pembuluh darah halus dan pembuluh limfe.

Di samping itu, di sini ditemukan neuroplexus Meissner. 6

Ada dua area dikhususnya dalam tingakt submucosa dan bagian spesifik usus halus:

Plaque Peyeri terutama ada di dalam ileum dan lebih banyak ke distal. Ia terdiri dari

agregasi lymphaticus yang dikelilingi oleh plexus lymphaticus di atas permukaan

antimesenterica usus. Limfosit yang berasal dari thymus dan yang berasal dari bursa

(sel T dan B) ada di dalam plak.

Glandula Brunner ada hampir seluruhnya di dalam duodenum, tetapi telah disebutkan

di dalam jejunum proksimal. Ia terpadat di proksimal dan menurun dengan penuaan.

Ia terdiri dari beberapa asinus yang bermuara ke dalam tubulus yang terbuka ke

permukaan mukosa atau lumen cryptus Lieberkhun. 6

Tunica mucosa usus halus, kecuali pars superior duodenum, tersusun dalam lipatan

sirkular tumpang tindih yang berinterdigitasi secara transversa. Masing-masing

lipatan ini ditutup dengan tonjolan vili. 6

Lipatan dan vili lebih banyak di dalam jejunum dibandingakan di dalam ileum, sehingga

bertanggung jawab bagi lebih besarnya permukaan absorpsi dalam bagian usus ini. Tiap

vilus dikelilingi pada basisnya oleh cryptus Leberkhun yang meluas ke bawah ke dalam

lamina propia. Ada kelenjar mukosa yang dilapisi dengan epitel toraks, yang dibagi ke

sel berdiferensiasi dan tak berdiferensiasi. Asal kesemua sel ini dari area sambungan di

antara cryptus dan vili. Sel berdiferensiasi menjadi (1) Paneth, (2) goblet dan (3) sel

APUD. Dua yang pertama bersifat eksokrin.6

Sel Paneth terutama terletak pada basis cyptus dan mengandung granula sekresi yang

terutama terdiri dari kompleks protein-karbohidrat.

Sel Goblet juga paling banyak pada bagian bawah cryptus dan mensekresi

mukolisakarida.

Sel APUD merupakan sel endokrin yang berasal dari ‘neural crest’ embrionik dan

terdiri dari tiga jenis, yaitu sel endokromafin, sel L dan sel S.6

Colon

Mukosa colon tidak mengadakan lipatan seperti plika sirkularis, dan tidak ditemukan vili

usus sesudah valvula ileosekal. Lamina propria colon serupa dengan yang ada pada usus

Page 14: Gangguan Pencernaan Lemak

halus. Limfonodulis selalu ada dan dapat meluas sampai ke dalam submukosa,

muskularis mukosa berkembang baik, terdiri atas serat-serat memanjang dan melingkar,

dan dapat member bekas halus serat kea rah permukaan. Submukosanya tidak ada yang

khas.7

Muskularis colon tersusun dari serat-serat memanjang mengelompok menjadi tiga pita

memanjang terpisah berjarak sama yang disebut taenia coli. Diantara taenia, serat-serat

otot polos memanjang membentuk lapis sangat tipis, dan tidak utuh. Lapis melingkar

dalam serupa dengang yang ada pada usus halus. Serosa colon agak lain karena memiliki

kumpulan sel-sel adipose mencolok di bawah mesotel yang membentuk tonjolan-

tonjolan yang disebut appendices epiploicae.7

Rectum

Mukosa rektum sama dengan pada colon, namun kriptinya agak lebuh panjang. Rektum

menyemoit mendadak di bagian akhir ampula dan berlanjut sebagai saluran anus.

Mukosa disini membentuk lipatan-lipatan memanjang, kolumna rektalis morgagni. Kripti

liebercuhn di daerah ini memendek dan hilang sama sekali sepanjang garis tak teratus di

atas lubang anus. Disini terdapat peralihan dari epitel selapis kolumnar menjadi epitel

berlapis gepeng. Lamina propria di sini mengandung pleksus vena besar yang sering

melebar menjadi varises dan dapat menonjol dari anus sebagai hemoroid. Lapisan otot

polos melingkar dari saluran anus sangat menebal, membentuk sfingter ani, distal

terhadapnya terdapat annulus melingkar dari otot rangka, yaitu sfingter otot eksternus.7

Hepar

Diameter hepatosit berkisar dari 18 sampai 30 mikron dan bersambung dengan vas

sinusoideum pada semua sisi kecuali satu sisi yang tertangkap jarring kepiler empedu.

Sel hati mempertahankan pertukaran tetap dengan sistem vascular dan saluran saluran

empedu. Anatomi mikroskopik vas sinusoideum, ruang perisinusoid Disse dan hepatosist

menunjukkan hubungan erat aliran darah dengan hepatosit dan kanalikulus biliaris.

Lobulus hati terdiri dari vena sentralis dengan hepatosit menyebar dari vena sentralis.

Ruang Disse merupakan daerah di antara endotel vascular dan hepatosit serta merupakan

tempat primer pembentukan limfe. Unit asinus dibagi menjadi zona 1, 2, 3. Zona 1

menunjukkan daerah terdekat dengan vas sinusoideum dan aliran darah dalam unit asinus

Page 15: Gangguan Pencernaan Lemak

dari zona 1 ke 3. Kemudian, hepatosit zona 3, yang terletak lebih jauh dari vena sentralis.

Sel Kupferr (sel fagositik utama hati) juga ada di dalam ruang Disse. Sel ini merupakan

bagian sistem retikuloendotel dan bertanggung jawab bagi pengolah antigen asing dan

bakteri oleh hati. Sel ini juga bertanggung jawab bagi ambilan radionuklida dan

gambaran yang dihasilkan dengan sidik nuklir.8

Kandung Empedu

Seluruh permukaan kandung empedu, kecuali permukaan bagian hati, ditutupi oleh

serosa, yang menyatu dengan yang menutupi hati. Dinding nya terdiri atas lapis jaringan

ikat subserosa tipis, yang menutupi lapis otot polos. Disebelah dalamnya terdapat

mukosa, terdiri atas epitel dan lamina propria yang vaskuler. Mukosanya berlipat-lipat,

lipatan-lipatan mukosa tinggi-tinggi dan rapat-rapat pada kandung empedu yang

berkerut.7

Epitelnya adalah selapis sel kolumnar tinggi. Dengan inti lonjong dan sitoplasma yang

sedikit eosinofilik. Pada lamina propria didapati sinus Rokistansky Aschof. Kandung

empedu tidak memiliki tunika muskularis mukosa. Tunika muskularisnya tidak teratur.

Tunika subserosa berupa anyaman penyambung jarang dan terdapat duktus aberans

luschka. Tunika adventisia berupa membrane serosa.7

Pankreas

Pankreas merupakan kelenjar eksokrin yang mesnsekresikan enzim pencernaan, dan

endokrin yang mensekresikan hormone-hormaon yang penting untuk mengatur

metabolism karbohidrat. Pankreas adalah kelenjar asinus kompleks terdiri atas banyak

lobules kecil dibungkus jaringan ikat longgar, yang dilalui pembuluh darah, saraf, dan

duktus interlobular. Asinus itu bulat dan sedikit lonjong dan terdiri atas 40-50 sel

epithelial berbentuk pyramid sekitar lumennya yang sempit. Epitel duktus

ekskretoriusnya bervariasi dari epitel torak rendah bersel goblet sampai ke kubus. Duktus

interkalarisnya panjang-panjang dan tersusun dari epitel selapis gepeng.7

Mekanisme Kerja dan Fungsi Sistem Pencernaan Mulut

Pencernaan makanan secara fisik dan kimiawi dimulai dalam mulut. Selama pengunyahan,

geligi dengan berbagai ragam bentuk akan memotong, melumat, dan menggerus makanan,

Page 16: Gangguan Pencernaan Lemak

yang membuat makanan tersebut lebih mudah ditelan dan meningkatkan luas permukaannya.

Kehadiran makanan dalam rongga mulut (oral cavity) akan memicu refleks saraf yang

menyebabkan kelenjar ludah mengeluarkan ludah melalui duktus ke rongga mulut. Bahkan

sebelum makanan sesungguhnya berada di rongga mulut, ludah bisa dihasilkan sebagai

antisipasi karena adanya hubungan yang telah diketahui antara makanan dan waktu dalam

satu hari, aroma masakan, atau rangsangan lain.9

Pada manusia, lebih dari satu liter ludah disekresikan ke dalam rongga mulut setiap hari.

Terlarut dalam ludah adalah glikoprotein licin (kompleks karbohidrat-protein) yang disebut

musin, yang melindungi lapisan lunak rongga mulut dari kerusakan akibat gesekan dan

melumasi makanan suoaya lebih mudah ditelan. Ludah mengandung buffer yang membantu

mencegah pembusukan geligi dengan cara menetralkan asam dalam mulut. Zat antibakteri

dalam ludah juga akan membunuh banyak bakteri makanan yang memasuki mulut melalui

makanan.9

Pencernaan karbohidrat dimulai dalam rongga mulut. Ludah mengandung amylase, enzim

pencernaan yang menghidrolisis pati dan glikogen. Produk utama dari pencernaan oleh enzim

ini adalah polisakarida yang lebih kecil dan disakarida maltose. Lidah akan mengecap

makanan, mamanipulasinya selama pengunyahan, dan membantu membentuk makanan

menjadi sebuah bola yang disebut bolus. Selama penelanan lidah akan mendorong bolus ke

bagian belakang rongga mulut dan akhirnya ke dalam faring.9

Mekanisme Kerja dan Fungsi Sistem Pencernaan Faring dan Esophagus

Faring adalah persimpangan yang menuju ke esophagus dan trakea. Ketika makanan di telan,

bagian atas trakea akan bergerak keatas sehingga lubang pembukaannya, glottis, tertutup oleh

penutup dari tulang rawan, yaitu epiglottis. Penutupan lubang trakea akan melindungi sistem

respirasi terhadap masuknya makanan atau cairan selama penelanan.9

Esophagus mengalirkan makanan dari faring turun ke lambung. Gerakan peristaltis akan

mendorong bolus sepanjang esophagus yang sempit. Otot pada bagian paling atas esophagus

adalah otot lurik. Dengan demikian penelanan dimulai secara sadar, tetapi kemudian

gelombang kontraksi tak sadar oleh otot polos pada sisa esophagus selanjutnya akan

menggantikannya. Amylase ludah terus menghidrolisis pati dan glikogen sementara bolus

makanan lewat melalui esophagus.9

Mekanisme Kerja dan Fungsi Sistem Pencernaan Lambung

Page 17: Gangguan Pencernaan Lemak

Lambung merupakan organ yang besar dapat menyimpan keseluruhan makanan yang

dimakan dalam satu waktu, maka kita tidak perlu makan terus-menerus. Lambung dapat

meregang untuk menampung sekitar 2 liter makanan dan air.9

Epithelium yang melapisi ceruk-ceruk dalam pada dinding lambung mensekresikan getah

pencernaan, cariran pencernaan yang bercampur dengan makanan. Dengan komsentrasi HCl

yang tinggi, getah lambung mempunyai pH sekitar 2. Fungsi asam tersebut adalah

memecahkan matriks ekstraseluler yang mengikat sel satu sama lain pada materi daging dan

tumbuhan. Asam itu juga membunuh sebagian besar bakteri yang tertelan bersama dengan

makanan.9

Di dalam getah lambung juga terdapat pepsin, enzim yang memulai hidrolisis protein. Pepsin

memecah ikatan peptide yang berdekatan dengan asam amino tertentu, sehingga memotong-

motong protein menjadi polipeptida yang lebih kecil. Pepsin dapat bekerja dalam suasana

yang sangat asam. pH getah lambung yang rendah mendenaturasi protein dalam makanan,

yang meningkatkan pemaparan ikatan peptidanya ke pepsin.9

Sel chief yang berlokasi di ceruk-ceruk lambung mensintesis dan mensekresikan pepsin

dalam bentuk inaktif yang disebut pepsinogen. Sel-sel parietal yang juga berada diceruk

mensekresikan HCl, yang mengubah pepsinogen menjadi pepsin aktif. Ketika sudah banyak

pepsinogen yang diaktifkan oleh HCl, terjadi suatu rentetan kimia karena pepsin itu sendiri

dapat mengaktifkan molekul pepsinogen yang lain.9

Karena HCl dan pepsinogen disekresikan dari jenis sel yang berbeda, kedua zat itu tidak

bercampur samia keduanya dibebaskan masuk ke dalam lumen lambung. Suatu lapisan

mucus yang disekresikan oleh sel epithelium akan membantu melindungi lapisan lambung

agar tidak tercerna oleh pepsin.9

Sekitar 20 detik sekali, isi lambung dicampur melalui kerja kontraksi otot polos. Sebagai

akibat pencampuran dan kerja enzim, makanan yang baru ditelan akan menjadi bubur nutrient

yang disebut kimus.9

Pada sebagian besar waktu, lambung akan menutup pada salah satu ujung nya. Pembukaan

dari esophagus sampai ke lambung, lubang jantung, secara normal berdilatasi hanya ketika

sebuah bolus yang digerakkan oleh peristaltis sampai. Kadang aliran balik kimus dari

lambung ke dalam ujung esophagus yang lebih rendah akan menyebabkan rasa terbakar pada

jantung (heart burn). Lubang jantung akan membuka sekali-sekali dengan datangnya

gelombang peristaltis yang mengirimkan bolus. Pada pembukaan dari lambung ke usus halus

terdapat sfingter pylorik, yang membantu mengatur aliran kim ke dalam usus halus.

Page 18: Gangguan Pencernaan Lemak

Dibutuhkan 2 sampai 6 jam setelah makan untuk mengosongkan lambung karena kimus

dialirkan sedikit-sedikit.9

Mekanisme Kerja dan Fungsi Sistem Pencernaan Usus Halus

Usus halus (small intestine) adalah bagian saluran pencernaan yang paling panjang. Usus

halus adalah organ dimana sebagian besar hidrolisis enzimatik makromolekul dalam makanan

terjadi. Organ ini juga bertanggung jawab dalam penyerapan sebagian besar nutrient ke

dalam darah. Pada umumnya fungsi usus halus adalah menerima dan mengabsorbsi kimus

dari lambung. Zat makanan yang telah halus akan di absorbsi di dalam usus halus, yakni

duodenum. Disini terjadi absorbsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin A, D, E dan K

dengan bantuan empedu dan asam folat. Emulsifikasi lemak. Garam empedu mengemulsi

globulus lemak besar dalam usus halus yang kemudian menghasilkan globulus lemak lebih

kecil dan area permukaan yang lebih luas untuk enzim. Absorbi lemak. Garam empedu

membantu absorbsi zat terlarut lemak dengan cara memfasilitasi jalurnya menembus

membran sel. Pengeluaran kolesterol dari tubuh. Garam empedu berikatan dengan kolesterol

dan lesiti untuk membentuk agrgasi kecil yang disebut micelle yang akan dibuang melalui

feses.9

Mekanisme Kerja dan Fungsi Sistem Pencernaan Usus Besar

Usus besar (colon) berhubungan dengan usus halus pada suatu perhubungan berbentuk T, di

mana sebuah sfingter mengontrol pergerakan materi makanan. Salah satu tangan berbentuk T

itu adalah sebuah kantung yang disebut saecum. Manusia memiliki saecum yang relative

kecil dengan penjuluran yang disebut appendiks, yang sesungguhnya tidak diperlukan.9

Fungsi penting colon adalah untuk menyerap kembali air yang telah masuk ke dalam saluran

pencernaan untuk berfungsi sebagai bahan pelarut berbagai getah pencernaan. Sebagian besar

reabsospsi terjadi bersama-sama dengan penyerapa nutrient dalam usus halus. Colon

menyelesaikan pekerjaan itu dengan menyerap kembali sebagian besar air yang masih tetap

berada didalam lumen. Buangan saluran pencernaan (feses) menjadi lebih padat, sementara

feses bergerak sepanjang colon dengan bantuan peristaltis. Pergerakan itu sangat lambat dan

umumnya memerlukan waktu sekitar 12 sampai 24 jam bagi materi untuk bergerak sepanjang

organ tersebut.9

Page 19: Gangguan Pencernaan Lemak

Bagian akhir colon disebut rektum, dimana feses disimpan sampai bisa dikeluarkan. Antara

rektum dan anus terdapat dua sfingter, yang satu bersifat sadar dan yang satunya tidak. Sekali

atau lebih setiap hari, kontraksi kuat colon itu akan menciptakan dorongan untuk defakasi.9

Mekanisme Kerja dan Fungsi Sistem Pencernaan Kandung Empedu

Fungsi utama kandung empedu adalah untuk memekatkan empedu dengan absorpsi air dan

natrium. Kandung empedu mampu memekatkan zat terlarut yang kedap, yang terkandung

dalam empedu hepatic sampai 5-10 kali dan mengurangi volumenya 80%-90%.10

Empedu disimpan dalam kandung empedu selama periode interdigestif dan diantarkan ke

duodenum setelah rangsangan makanan. Faktor-faktor yang bertanggung jawab untuk

pengisian dan pengosongan kandung empedu adalah hormonal, neural, dan mekanikal.

Memakan makanan akan menimbulkan pelepasan hormone duodenum, yaitu kolesistokinin

(CCK), yang merupakan stimulus utama bagi pengosongan kandung empedu. Lemak

merupakan stimulus yang lebih kuat. Reseptor CCK telah dikenal terletak dalam otot polos

dari dinding kandung empedu. Motilin, sekretin, histamine, dan prostaglandin, semua nya

terlihat mempunyai pengaruh yang berbeda pada proses kontraksi. Faktor neural yang

predominan dalam mengatur aktivitas motoris kandung empedu adalah stimulasi kolinergik

yang menimbulkan kontraksi kandung empedu. Pengisian kandung empedu terjadi saat

tekanan dalam duktus niliaris lebih besar daripada tekanan di dalam kandung empedu.10

Aliran empedu kedalam duodenum tergantung pada koordinasi kontraksi kandung empedu

dan relaksasi sfingter oddi. Makanan merangsang dilepasnya CCK, shingga mengurangi fase

aktivitas dari sfingter oddi yang berkontraksi, menginduksi relaksasi, oleh karena itu

memungkinkan masuknya empedu ke dalam duodenum.10

Lebih dari 80% asam empedu terkonjugasi secara aktif diabsorpsi dalam ileum terminalis.

Akhirnya, kurang lebih separuh dari semua asam empedu yang diabsorpsi dalam usus dibawa

kembali melalui sirkulasi porta ke hati. Hanya sekitar 5% dari asam empedu yang

diekskresikan dalam feses.10

Enzim-enzim Pencernaan

Sistem pencernaan atau sistem digesti berupa saluran pipa panjang yang kenyal dan berkelok-

kelok mulai dari mulut, lambung, intestine sampai anus. Makanan yang akan dicerna

bergerak sepanjang saluran tersebut. Banyak enzim dan zat kimia lain yang berasal dari

berbagai macam organ tubuh berada dalam saluran ini.11

Page 20: Gangguan Pencernaan Lemak

Rongga mulut mengandung saliva yang disekresikan oleh 3 pasang kelenjar ludah, yaitu

kelenjar parotis, submaksilaris, dan sublingualis. Sekitar 99,3% saliva adalah air dan 0,7% zat

padat, yang berupa zat organik dan zat anorganik. Zat organik tersebut antara lain musin yang

berperan sebagai pelicin rongga mulut untuk menelan dan enzim ptyalin (salivary amylase)

yang dapat mengkatalisis hidrolisis makromolekul amilum.11

Lambung merupakan kantung yang terletak di rongga perut agak ke sebelah kiri. Getah

lambung disekresikan oleh chief sel dan sel parietal. Getah lambung yang mengisi lumen

lambung terdiri atas 99% air. Sisanya tersusun atas musin, garam-garam anorganik, dan

enzim pencernaan, yaitu pepsin, rennin, dan lipase lambung. HCl lambung yang diproduksi

oleh sel-sel parietal berperan sebagai activator pepsinogen menjadi pepsin dan membunuh

kuman-kuman atau bakteri-bakteri yang masuk ke dalam lambung bersama makanan.11

Usus halus terdiri atas duodenum, jejunum, dan ileum. Pada duodenum bermuara dua saluran,

yang berasal dari kandung empedu dan pancreas. Getah usus halus mengandung enzim-enzim

yang dihasilkan oleh kelenjar-kelenjar yang terdapat pada dinding usus halus, enzim-enzim

tersebut adalah 1.) Enterokinase: berperan sebagai activator tripsinogen dan erepsinogen; 2.)

beberapa peptidase, seperti aminopeptidase, tripeptidase, dan dipeptidase; 3.) disakaridase

yang memecah disakarida menjadi 2 molekul monosakarida, misalnya lactase, maltase, dan

sakrase; 4.) glukosidase dan fosdatase.11

Enzim-enzim yang disekresikan dari pancreas ke dalam usus halus antara lain

deoksiribonuklease, ribonuklease, steapsin (lipase pancreas), amylopsin (amylase pancreas),

dan tiga buah proenzim, yaitu tripsinogen, kemotripsinogen, dan prokarboksipeptidase.

Ketiga proenzim ini di dalam usus mengalami aktivitas yang masing-masing berubah menjadi

tripsin, kimotripsin, dan karboksipeptidase. Garam-garam natrium dari cairan empedu yang

masuk dalam intestine adalah natrium taurokolat dan natrium glikokolat yang ikut berperan

dalam proses pencernaan lemak dalam usus, sedangkan natrium bikarbonat membuat suasana

intestine menjadi alkalis sehingga enzim-enzim yang bekerja di situ dapat bekerja dengan

baik. Garam natrium ini diperoleh dari pancreas.11

Kesimpulan

Page 21: Gangguan Pencernaan Lemak

Sistem pencernaan yang berfungsi baik merupakan salah satu kunci menuju sehat. Karena itu,

sangat tepat jika sistem pencernaan harus benar-benar diperhatikan agar proses penyerapan

nutrisi (zat gizi) oleh tubuh tidak terganggu. Jika sistem pencernaan tidak berjalan baik,

sumber energi yang terdiri dari protein, lemak, dan karbohidrat tidak dapat diserap tubuh

sebagaimana mestinya.

Banyak hal bisa menyebabkan terjadinya gangguan pada sistem pencernaan seperti stress,

penyakit kronis, penambahan usia yang semakin tua dan lain sebagainya. Mengonsumsi

makanan yang optimal belum tentu mampu menjamin tubuh mendapatkan nutrisi yang

diperlukan dalam jumlah cukup. Diperlukan kemampuan mencerna yang baik untuk

memecah bagian-bagian makanan, kemudian menyerap nutrisi yang diperlukan untuk dibawa

ke sel jaringan.

Seluruh proses tubuh tergantung pada peranan enzim yang membantu pengaturan reaksi

kimia (katalisator) untuk membuat sel-sel bekerja sesuai dengan fungsinya. Semakin baik

enzim bekerja, semakin sehat dan energik yang kita rasakan. Sayangnya, banyak di antara

kita yang tidak menyadari, bahwa sistem tubuh sudah tidak bekerja dengan baik yang bisa

disebabkan karena beberapa alasan, yaitu tidak adanya mikronutrien yang diperlukan agar

enzim dapat bekerja sesuai tugasnya.

Dalam skenario, seorang bapak sering mengalami nyeri setelah makan lemak agak banyak.

Oleh dokter diberi obat yang mengandung enzim pencernaan dan diminta mengurangi

konsumsi makanan berlemak.

Saluran pencernaan yang terlibat dalam pencernaan lemak meliputi usus halus, hepar,

pancreas, dan empedu. Saluran dan organ-organ ini bekerja sama dengan hubungan timbal

balik satu sama lain.

Berdasarkan analisis hasil belajar mandiri, hipotesisnya adalah tuan pasien mengalami

gangguan pencernaan yang disebabkan oleh adanya gangguan pada pancreas yang

menyebabkan enzim lipase pankreas tidak tersekresi dengan baik.

Daftar Pustaka

Page 22: Gangguan Pencernaan Lemak

1. Susilowarno RG, Hartono RS, Mulyadi, et al. Biologi. Jakarta: Grasindo; 2007. h.

153.

2. Gibson J. Fisiologi dan anatomi modern untuk perawat. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;

2002. h. 185-89.

3. Widjaja IH. Anatomi abdomen. Jakarta: EGC; 2008. h. 52-9.

4. Sabiston DC. Buku ajar bedah. Jakarta: EGC; 1995. h. 543-4.

5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003. h. 281-3

6. Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. Biologi. Edisi ke-3. Jakarta: Penerbit

Erlangga, 2004. h. 30-5.

7. Fawcett DW. Buku ajar histology. Edisi 3. Jakarta: EGC; 2002. h. 259

8. Levine BA, Aust JB. Kelainan bedah usus halus. Dalam: Sabiston DC. Buku ajar

bedah. h. 544-7.

9. Campbell NA, Reece JB, Mitchell LG. Biologi. Edisi ke-5. Jakarta: Erlangga; 2004.

h. 30-6.

10. Schwartz SI. Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah. Jakarta: EGC; 2000. h. 456-7.

11. Sumardjo D. Pengantar kimia: buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan

program strata I fakultas bioeksakta. Jakarta: EGC; 2008. h. 20.

12. Pangkalan ide. Seri diet korektif-diet atkins. Jakarta: PT Elex Media Komputindo;

2007. h. 6.